ADAPTASI LAMUN
Oleh :
NAMA
: NURJIRANA
NIM
: L111 12 277
JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
A. PENDAHULUAN
Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut. Dalam bahasa Inggris disebut seagrass. Istilah seagrass hendaknya jangan dikelirukan dengan seaweed yang dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai rumput laut yang sebenarnya merupakan tumbuhan tingkat rendah dan dikenal juga sebagai alga laut. Secara struktural lamun memiliki batang yang terbenam didalam tanah, disebut rhizom atau rimpang. Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat tumbuhan lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak dan arus. Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni monoecious (dimana bunga jantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious dimana jantan dan betina berada pada individu
yang
berbeda.
Peyerbukan
terjadi
melalui
media
air
(penyerbukan
hydrophyllous. Padang lamun adalah ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun. Pada ekosistem ini banyak ragam biota yang yang hidup berasosiasi dengan lamun. Lamun mempunyai peran penting ditinjau dari beberapa aspek:
Keanekaragaman hayati: Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia diperkirakan diperkirakan memiliki 13 jenis lamun. Selain itu padang lamun juga merupakan habitat penting untuk berbagai jenis hewan laut, seperti: ikan, moluska, krustacea, ekinodermata, penyu, dugong, dll.
Kualitas air: Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air.
Perlindungan: Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai.
Ekonomi: Padang lamun menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat digunakan untuk menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk makanan, perikanan, bahan baku obat, dan pariwisata.
B. HABITAT LAMUN
Habitat Lamun atau yang lebih di kenal dengan kata seagrass merupakan habitat pantai yang sangat unik. dengan di tumbuhi oleh lamun (golongan macrophyte) yang dapat beradaptasi dengan den gan kondisi pantai yang labil, l abil, tumbuhan lamun memebrikan amat sangat banyak fungsi ekologis bagi organisme yang berasosiasi dengannya. Amat sangat banyak organisme yang secara ecologis dan biologis sangat tergantung pada keberadaan lamun. Namun sebelum kita lebih jauh membahas keunikan ekologis lamun, akan sangat bijaksana untuk mengenal lebih dekat tentang seagrass ini. Banyak orang awam mengenal kata seagrass sebagai "rumput laut" yang konotasinya kearah seaweed. Namun jika kita merunut lebih jauh tentang kedua tumbuhan ini akan sangat jauh perbedaanya. Sebagai tumbuhan sejati seagrass merupakan tumbuhan yang mempunyai akar (Ryzom dan serabut akar), batang, daun, bunga dan beberapa spesies berbuah. Berbeda dengan seaweed yang merupakan alga besar (Macroalga) yang tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Sebagai tumbuhan tingkat tinggi, seagrass mempunyai sistem reproduksi dan pertumbuhan yang khas.
Seperti layaknya padang rumput, seagrass dapat menyebar dengan perpanjangan ryzom (batang akar). Penyebaran seagrass terlihat sedikit unik dengan pola penyebaran yang sangat tergantung pada topografi dasar pantai, kandungan nutrient dasar perairan (substrate) dan beberapa faktor fisik dan kimia lainnya. Kadang terlihat pola penyebaran yang tidak merata dengan kepadatan yang relative rendah dan bahkan terdapat semacang ruang-ruang kosong di tengah padang lamun yang tidak tertumbuhi oleh lamun. dan kadang terlihat pola penyebaran yang berkelompok-kelompok. namun juga terdapat banyak pola penyebaran yang merata tumbuh hampir pada seluruh garis pantai landai dengan kepadatan yang sedang dan bahkan tinggi. Berbeda dengan seaweed, yang umunnya sangat memerlukan benda keras di dasar perairan sebagai susbtrat untuk melekat. namun memang ada juga banyak yang tumbuh dan menyebar secara alami dengan substrate dasar yang lunak.
C. BENTUK ADAPTASI PADA LAMUN
Lamun merupakan tumbuhan yang beradaptasi penuh untuk dapat hidup di lingkungan laut. Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukan termasuk toleransi terhadap salinitas yang tinggi, kemampuan untuk menancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam. Lamun juga memiliki karakteristik tidak memiliki stomata, mempertahankan kutikel yang tipis, perkembangan shrizogenous pada sistem lakunar dan keberadaan diafragma pada sistem lakunar. Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah ad alah hidrophilus hidrophil us yaitu kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air. Berikut merupakan bentuk – bentuk adaptasi pada lamun.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya. Contoh adaptasi morfologi pada lamun adalah sistem perakaran lamun yang seperti jangkar sehingga dapat tertancap kuat pada substratnya. Lalu batangnya yang terbenam ke dalam substrat atau disebut rhizome. Perpaduan antara akar dan rhizome ini membuat lamun dapat berdiri tegak meskipun diterjang oleh gelombang yang kuat. Selain itu, daun lamun tidak memiliki stomata namun dilengkapi dengan kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut.
2.
Adaptasi Fisiologi
Adapatsi fisiologi adalah penyesuaian makhluk hidup dengan cara melakukan fisiologis dalam tubuhnya. Contoh adaptasi fisiologi adalah tudung akar lamun yang dapat menyerap nutrient dan melakukan fiksasi nitrogen. Sementara itu, untuk dapat menjaga tubuhnya mengapung dalam kolam air, lamun dilengkapi dengan rongga udara.Yang paling penting dalam adaptasi lamun adalah cara reproduksinya yaitu hidrophilus. Ini merupakan cara penyerbukan dengan media air atau disebut polinasi di dalam air. Secara umum polinasi adalah proses jatuhnya serbuk sari (pollen) ke kepala
putik
(stigma)
sehingga
terjadi
pembuahan.
Penyerbukan ini melibatkan interaksi protein permukaan atau glikoprotein antara pollen dan stigma. Pada penyerbukan biasa, pollen akan melepaskan glikoprotein setelah menempel dengan stigma. Namun pada pollinasi dalam air, hal ini tidak dapat dilakukan karena protein akan larut. Adaptasi yang dilakukan lamun terjadi pada pollen dan stigma. Pollen mengalami perubahan bentuk dan ukuran, bersamaan dengan hilangnya lapisan dinding luar, sehingga memungkinkan pollen dibawa oleh arus selama berada dalam air. Sedangkan stigma mengeluarkan lapisan permukaan protein yang tidak menyebar di laut sehingga menciptakan media yang cocok untuk menangkap pollen selama proses hidrophilus. Selain itu pada daun lamun dimana strukturnya berbeda dengan daun pada tumbuhan darat, yakni seluruh permukaan daunnya dipenuhi oleh kutikela untuk melakukan fotosintesis karena kondisi daunnya yang selalu bergerak karena gerakan arus atau gelombang, sehingga mampu berfotosintesis diseluruh permukaan daun.
Gambar .1. perbedaan struktur daun pada (a)lamun dan (b)tumbuhan darat
3. Adaptasi Tingkah laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian tingkah laku makhluk hidup terhadap keadaan lingkungan sekitar. Contoh adaptasi kultural: lamun mengambil unsur hara terlarut melalui akar dan daun dengan mekanisme tergantung pada jenis unsur hara dan konsentrasinya. Jika konsentrasi unsur hara pada kolom air tinggi, maka
pengambilan melalui daun mungkin lebih dominan. Sebaliknya apabila nilai n ilai ambang amban g di kolom air rendah, pengambilan unsur hara akan lebih banyak dilakukan melalui akar. D. KESIMPULAN
Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut.
Lamun hidup pada daerah yang masih terjangkau oleh cahaya matahari, karena lamun merupakan tumbuhan yang berfotosintesis, sehingga membutuhkan cahaya matahari.
Salah satu hal yang paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air
Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukan termasuk
toleransi
terhadap
salinitas
yang
tinggi,
kemampuan
untuk
menancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam
DAFTAR PUSTAKA
http://web.ipb.ac.id/~dedi_s/index.php?option=com_content&task=view&id=23&Ite mid=51
http://kebutsemalam.blogspot.com/2013/03/bentuk-adaptasi-lamun-seagrass.html http://sriisetyawatii.blogspot.com/2012/03/adaptasi-lamun.html
http://orienttaking86.blogspot.com/2012/11/pengertian-lamun.html