SKENARIO KEPENDUDUKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUT BERKELANJ UTAN AN Oleh Emil Salim Seminar Nasional Kependudukan & Kongres IPADI IX Jakarta, 17 Oktober 2013
[email protected]
TANTANGAN KEPENDUDUKAN Indonesia hadapi 5 Tantangan Mega-Demografi:
Penduduk 238 juta jiwa (2010) ke 295 juta (2030); Struktur kependudukan 2010 usia < 15 th = 28%, usia > 60-plus th = 8%, penduduk usia kerja = 64%; Sampai 2030 penduduk cari kerja bertambah besar;
Pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban;
Mobilitas penduduk yang timpang;
Disparitas penduduk miskin;
PERTAMBAHAN PENDUDUK
Pertambahan penduduk didominasi di pulau Jawa dan Sumatera menampung 80% penduduk RI, yang merangsang pengembangan infrastruktur, investasi dan pembangunan di Jawa-Sumatera; Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto juga terpusat di Jawa-Sumatera dgn 80% PDB nasional; Pertumbuhan penduduk berlangsung di pesisir sepanjang Selat-Malaka, Selat Karimata, Lautan Jawa, Selat Sunda, Selat Bali dan Selat Selebes;
STRUKTUR USIA KEPENDUDUKAN
Tingkat fertilitas yg cepat turun menghasilkan “Demographic Window of Opportunity” dan menurunkan working-age population sesudah 2030; Penduduk usia lanjut kian bertambah sekitar 18 juta berusia 60 thn-plus. Bagian besar memiliki pendapatan rendah dan terdiri dari perempuan. Pembiayaan sosial kelompok Lansia jadi soal pelik; Perempuan mayoritas penduduk, namun tertinggal dibandingkan lelaki dalam pendidikan dan kapasitas pengembangan dan perlakuan diskriminatif umum;
PERTAMBAHAN KUALITAS PENDUDUK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia = 6-6,5% selama 2005-2012 dgn dominansi non-tradable growth; Sektor pertanian, pertambangan & manufaktur terhadap PDB turun dlm masa 2004-2012, memberi ciri pembangunan: “low job growth”; Rendahnya kualitas penduduk terungkap dlm rendahnya “Total Productivity Factor” sehingga hasilkan “low-quality job growth”; Hasil patent, penelitian & innovasi penduduk Indonesia masih rendah;
MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk sangat ditentukan oleh fasilitas infrastruktur & konektifitas, yg umumnya terpusat di Jawa-Sumatera, yg miliki daya tarik penduduk; Dalil “ship follow trade” dorong kapal berorientasi ke Jawa-Sumatera. Propinsi Gorontalo, NTT & Papua Barat hanya punya masing2 1 perusahaan general cargo dgn 1 unit kapal ladeni masing2 propinsi; Jalan darat lancar di Jawa-Sumatera. Di RI-Timur roundtrip jarak 100 mil-laut makan waktu 2 minggu yg dilayani 55 kapal perintis;
DISPARITAS PENDUDUK MISKIN
Kuantitas penduduk di bawah garis kemiskinan terdapat terutama di Jawa-Sumatera. Namun dalam “kedalaman/keparahan kemkiskinan” terdapat di RI-Timur, Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah; Dgn ukuran “kemiskinan-non-income” jumlah terbesar ada di RI-Timur & kawasan RI-rural; Low-job growth akibatkan pendapatan high-income tumbuh lebih cepat dari low-income group sehingga tingkat ketimpangan Gini-koeffisien: naik ke 0,41
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Tiga-jalur Pembangunan Berkelanjutan mencakup:
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif;
Pengembangan Social dengan equity;
Pengembangan linkungan dalam kendala daya dukung lingkungan secara berkelanjutan;
Dilaksanakan dengan Tata-Kelola Pembangunan baik (good governance) dalam ruang kerjasama pembangunan global; Tolok ukur: Total Faktor Productivitas Indonesia;
TANGGUNG-JAWAB CERDIK-PANDAI Dalam negara berkembang yg sedang membangun: Menjadi partisipan aktif menanggulangi tantangan; Sebagai intelektual punya tanggung-jawab sosial aktif menjalankan fungsinya selaku “social critic” yang konstruktif; Sebagai ilmuwan memelopori proses pembaharuan pembangunan dgn mengembangkan kombinasi ilmu baru menanggapi tantangan semangat zaman; Sebagai warga Indonesia berfihak pada sang miskin yang lemah untuk didongkrak jadi anak bangsa bermartabat;