Sejarah Tapaktuan Aceh Selatan PENDIDIKAN ACEH > BLOG > WISATA > BUDAYA > SEJARAH TAPAKTUAN ACEH SELATAN
Ilham Ma Maret 9, 2017 8:25 am
Sejarah Seja rah Tapak Tuan
Tapaktuan, Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Aceh. Aceh selatan terletak di daerah selatan maka nya maka nya nama nya nya Ace Aceh h Sela Selata tan. n. Pembentukan Pembentukan Aceh Selatan baru disahkan UndangUndang Nomor 7 Tahun 1956 pada 4 November 1956. Aceh Selatan berbat asan langsung dengan Samudera Hindia, iklim di daerah aceh selatan itu panas. Aceh Selatan berbatasan dengan Abdya (Aceh Barat Daya) di sebelah Barat. Dan di sebelah Timur, berbatasan langsung dengan Kota Subulussalam dan Aceh Singkil. Serta di Sebelah Utara berbatasan dengan Aceh Tenggara. Kabupaten Aceh Selatan seperti terjepit karena diapit oleh Pegunungan Bukit Barisan dan Samudra Hindia. Luas nya wilayah Aceh Selatan sekitar 7% dari luas Provinsi Aceh. Terdiri dari 18 kecamatan mulai dari Labuhan Haji Barat sampai ke Trumon Timur. Aceh Selatan banyak didiami oleh masyarakat Minangkabau yang lebih dikenal dengan Aneuk Jamee. Mereka telah merantau sejak sej ak abad ke 15. Kota Tapaktuan dari ketinggian, terlihat daerah Tapaktuan berbentuk teluk. tel uk. Itulah Kota Tapaktuan juga disebut TALUAK. Pada zaman dahulu, ada sebuah kisah Perperangan Tuan Tapa Tapa dengan Seekor Naga. Kota Tapak Tapak Tuan terlihat indah karena lokasinya yang dekat dengan laut, Ciri khas dari dar i Kota Tapaktuan Tapaktuan adalah adanya a danya sepasang tapak kaki yang berjauhan seperti tapak orang yang melangkah berbekas pada tanahnya dan sampai
sekarang merupakan salah satu objek wisata di Kota Tapaktuan. Pada waktu itu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Teuku Tuan. Dalam sejarah, tak diketahui darimana asal Teuku Tuan ini. Tapi diceritakan bahwa Teuku Tuan ini adalah tokoh yang berperan dalam asal-usul Kota Tapak Tuan. Teuku Tuan itu memiliki tinggi sekitar 7 meter. Dia hidup menyendiri di sebuah lereng gunung, setiap hari manusia bertubuh tinggi itu selalu berzikir di dalam gua. Setiap detik nya ia tidak pernah lupa menyebutkan nama Allah, dia sering mendapat rasat dan ilmu-ilmu gaib dari Allah karena sering mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah. Tapi Teuku Tuan itu di sebut Tuan Tapa, karna dia sering bertapa di dalam gua. Tiba-tiba pertapa gelisah dan mendapat rasat yang kurang baik, jantungnya berdebar-debar. Suatu hari datanglah dua ekor binatang ke gua dimana Tuan Tapa berada. “Masya Allah,Siapa gerangan kalian? Binatang atau jin”ujar Tuan Tapa masih dalam keterkejutannya “Selamat Pagi Tuan,kami adalah sepasang naga yang diusir dari sebuah negri di sebrang lautan yang disebut Negri Cina. Kami adalah Naga Jantan dan Betina”ujar Naga Jantan “Apa kesalahan kalian hingga diusir?Apa pula tujuan dan maksud kalian datang kemari?”Tanya Tuan Tapa. “Kami diusir karena tidak mempunyai anak.Bangsa kami beranggapan bahwa kami berdua adalah pembawa sial dan tidak patut tinggal disana. Bila nanti kami mempunyai anak,baru kami diizinkan kembali ke sana. Untuk itu mohon izinkanlah kami menetap disini”ucap Naga Betina “Baiklah,aku mengizinkan kalian tinggal disini.Namun ada syarat-syarat yang harus kalian patuhi”kata Tuan Tapa “Apa syarat-syaratnya tuan?”tanya Naga Jantan “Pertama kal ian tidak boleh menggangu ketenanganku saat bertapa.Kedua,kalian tidak boleh membuat kekacauan disini .Yang terakhir kalian tidak dibenarkan menggangu tumbuh- tumbuhan dan binatang-binatang yang ada. Namun,kalian boleh makan tumbuhtumbuhan dan bintang sebanyak yang kalian butuhkan untuk kelangsungan hidup”kata Tuan Tapa Mendengar syarat-syarat yang diajukan oleh Tuan Tapa itu,kedua naga tersebut bermusyawarah.Beberapa saat kemudia Naga Jantan berucap”Baiklah kami menyetujui persyaratan tersebut.Namun dimanakah kami akan tinggal? “Tempat tinggal kalian tidak jauh dari sini.Jaraknya sekitar enam kali panjang tubuh kalian.Yaitu sebuah gunung di sebelah Timur “Baiklah,Terima kasih atas kemurahan hati Tuan. Kami akan berangkat sekarang”ujar kedua naga itu Kedua naga tersebut berenang menuju ke gunung yang diceritakan Tuan Tapa.Gunung itu sekarang berada di kawasan lembah Gunung Naga,Letaknya sekitar 6km dari timur kota Tapaktuan.Namun,Ketika sampai di gunung tersebut betapa terkejutnya kedua naga tersebu t ketika Tuan Tapa terlihat sudah berdiri di hadapan mereka. “Wah,kapan Tuan Tapa kemari?Bukankah Tuan Tapa tadi berada di gua di muara sungai?Padahal kami sudah berenang dengan sekuat tenaga,tetapi ti ba-tiba Tuan Tapa sudah berada disini mendahului kami.Atau Tuan Tapa ternyata ada 2?”Tanya naga Jantan dengan nada heran “Sebenarnya aku sudah berada disini daritadi,hanya aku manusia yang tinggal disini.Maksudku datang kesini untuk memberi tahu kalian bahwa di sekitar tempat inilah kalian boleh tinggal.Kalian boleh mendaki gunung dan di gunung tersebut banyak gua yang bisa kalian pilih sebagai tempat berlindung. Nah sekarang aku pergi dulu ketempat pertapaan”kata Tuan Tapa meninggalkan kedua Naga i tu “Sungguh ajaib Tuan Tapa itu.Dia pasti bukan orang sembarangan.Ia adalah orang sakti”ucap Naga Jantan kepada
naga betina “Ya,tuan tapa memiliki kelebihan ketimbang manusia biasa lainnya”ucap naga Betina “Baiklah,ayo kita naik ke gunung”ucap naga Jantan ,Kedua naga itu naik ke gunung,dan batu-batu dan tanah yang dilalui kedua naga itu berjatuhan ke pantai.Saat ini,jalan bekas kedua naga itu disebut “Gunung Jalan Naga” Keesokan harinya,kedua naga itu berniat jalan-jalan di laut Aceh Selatan itu sekaligus mencari makan. “Bagaimana jika kita mencari makan di daerah Timur,suamiku?”tanya Naga Betina“Boleh lah”ucap naga Jantan. Kedua naga itu berenang dengan kecepatan yang menakjubkan menikmati keindahan laut itu.Hiuhiu ikut berenang cepat menghindari kedua Naga itu. Ada sedikit hiu yang mencoba melukai tubuh kedua naga itu. Namun bagaimana mungkin kawanan hiu melukai naga?Kulit naga dipenuhi sisik-sisik besar dan tebal untuk melindungi tubuhnya Saat asyik berenang kedua naga itu melihat benda-benda kecil berwarna merah yang mengapung di permukaan air laut. Benda itu jumlahnya puluhan ribu berserakan di laut.Kedua naga itu mendekati benda itu dan ternyata benda itu adalah buah Pinang “Banyak sekali pinang itu suamiku”ucap Naga betina “Benar,sebaiknya kita berinama Air Pinang”ucap Naga Jantan. Hingga saat ini daerah itu masih ada dan bernama Desa Air Pinang. Mereka melanjutkan perjalanan,dan kemudian menyedot sekawanan ikan-ikan yang berada di sekitar batu karang dengan mudahnya. Saat sedang asyik menghisap ikan kecil itu tiba-tiba sebuah bukit kecil terbang menuju ke tepi pantai. Melihat kejadian aneh itu kedua naga itu berhenti memangsa ikan “Apakah bukit itu betul-betul terbang,atau ini hanya mimpi?”ucap naga Jantan “Ya,bukit itu benar-benar terbang suamiku”ucap naga Betina. Tidak lama kemudia bukit itu turun perlahan tidak jauh dari tempat kedua naga itu.Saat ini daerah itu masih ada dan menjadi pemukiman yang bernama Pemukiman Terbangan.Daerah itu termasuk dal am Kecamatan Kluet Utara,17 km dari Tapak Tuan.Kedua naga itu kemudia melanjutkan memangsa ikan-ikan kecil itu dan tidak lama kemudian mereka balik menuju gunung tempat mereka tinggal. Suatu hari seperti hari-hari sebelumnya, kedua naga itu kembali berenang ke laut mencari makan, sekarang mereka pergi ke barat. Mereka meluncur menyusuri kawasan pinggir pantai menuju ke daerah barat. Mereka membelah ombak lautan yang bergulung-gulung. “Hari ini ombak agak besar, suamiku! Seru Naga Betina. “Tidak mengapa, istriku. Kita perlu melihat-lihat daerah baru. Mungkin di daerah itu kita akan melihat hal-hal yang aneh seperti yang kita saksikan di daerah timur,” kata Naga Jantan. Setelah kedua naga berenang beberapa saat , mereka melihat sekelompok udang besar yang sedang berenang menuju ke muara sungai. “Cepat, suamiku! Ayo kita kejar sekelompok udang besar itu!” seru Naga Betina. Kedua naga itu berenang semakin cepat. Setelah dekat dengan kelompok udang, dihirupnya air laut kuatkuat sehingga seluruh udang masuk ke dalam perut mereka. Hingga sekarang, tempat itu disebut Desa Air Berudang dan termasuk salah satu desa di Kecamatan tapaktuan. Ketika kedua naga itu hendak pulang kembali ke gua, dari tengah lautan, mereka mendengar suara tangis bayi. Suara tangis itu semakin lama semakin keras dan jelas. “Oh, suara itu seperti datang dari tengah laut, Suamiku. Ayo, kita berenang ke sana!” seru Naga Betina. Begitu sampai di tengah laut, kedua naga itu sangat terkejut. Mereka melihat seorang bayi sedang terapung-apung di dalam sebuah ayunan yang terbuat dari anyaman rotan. Anehnya, ayunan rotan itu tidak kemasukan ai r. “Padahal anyaman ayunan rotan ini jarang-jarang, tapi kok tidak kemasukan air, ya? Kalau begitu, bayi ini pasti bukan bayi
sembarangan,” kata Naga Betina. Yang mengherankan kedua naga tersebut, begi tu mereka tiba di tempat peristirahatannya, ternyata Tuan Tapa sudah berdiri di depan pintu gua. “Apakah kalian sudah memeriksa bayi itu baik-baik? Sudahkah kalian periksa apakah bayi itu laki-laki atau perempuan?” tanya Tuan Tapa. “Sudah, Tuan. Bayi yang kami temukan seorang bayi perempuan dan di telapak kaki kakan bayi ini terdapat tahi lalat sebesar lingkaran pusatnya,” sahut Naga Betina. “Tapi …, kami belum tahu dengan apa memberi makan bayi ini, Tuan,” kata Naga Jantan. “Itulah yang akan kusampaikan. Bayi itu bukan keturunan binanatang seperti kalian. Dia adalah anak manusia yang harus dirawat dengan baik,” kata Tuan Tapa. “Lalu, bagaimana cara merawatnya, Tuan?” tanya Naga Betina sambil menatap bayi itu penuh kasih sayang. “Cara merawatnya sangat mudah. Benda ini harus kalian isapkan kepada bayi itu setiap dia menangis. Benda ini adalah pengganti air susu yang kuambil di atas puncak gunung sana, ujar Tuan Tapa sambil menunjuk ke utara, tempat gunung yang biru dan menjulang tinggi.Benda itu adalah sebuah dot bayi yang sudah diisi susu. Kemudian, Tuan Tapa menjelaskan kepada kedua naga bahwa untuk menjaga keselamatan sang bayi dari gangguan binatang liar dan buas, ia memerintahkan seekor harimau untuk menjaganya setiap hari. Harimau itulah yang akan selalu setia mengawasi bayi tersebut hingga dewasa dan menjadi seorang putri.Gadis itu sekarang telah memiliki wajah yang sangat cantik.Ia bermata jeli,hidungnya mancung,dan kedua pipinya berlseung pipit.Rambutnya panjang hitam dan legam dan sedikit ikal.Kulinya kuning langsat,mulus,dan licin tanpa tandingan.Ia diberi nama putri naga. Hari demi hari dilalui putri naga itu demikianlah keadaan sang Putri, ia terhibur selalu dengan sikap kedua naga itu dan penjagaan dari sang Harimau yang setia mengawasinya.Suatu hari,ia bertanya kepada dirinya sendiri kenapa ia berbeda dengan orang tuanya Ia bertanya kepada harimau yang selalu menjaganya,namun harimau itu menjawab”Saya tidak tahu tuan Putri.Saya ditugaskan Tuan Tapa hanya untuk menjaga dan mengawal tuan Putri” Karena tidak puas dengan jawaban harimau,ia menanyakan kepada daun-daun kering yang berjatuhan “Saya sendiri tidak tahu kenapa harus berubah warna dari hijau menuju kuning kecokelatan,kemudian jatuh dari dahan dan atuh ke bumi.Untuk itu coba tuan putri Tanyakan pada sang Awan”ucap daun itu. Kemudian Tuan Putri itu bertanya kepada sang Awan. “Oh tuan Putri saya ini hanya sekumpulan dari air yang mengalir lewat berbagai sungai besar dan kecil di atas bumi.Untuk itu tanyakan saja pada bumi” Kemudian ia bertanya kepada bumi,dan medesak bumi untuk menjawab pertanyaannya “Saya ini sama dengan daun,harimau ataupun sang awan,Kami samasama makhluk ciptaan Tuhan.Saya tidak begitu tahu asal-usul putri.Coba putri tanyakan saja kepada Tuan Tapa” Saat itu juga Putri Naga itu bergegas pergi menuju ke tempat Tuan Tapa,namun tiba-tiba Tuan Tapa itu sudah berdiri didepan sang Putri itu “Wahai putri bungsu.Kamu adalah anak seorang raja.Ketika kamu masih bayi,kamu hanyut di tengah lautan.Saat kamu terapung-apung di lautan kedua naga itu datang menyelamakanmu dan mengangapmu sebagai anaknya.Tidak lama lagi orang tuamu akan menjemputmu”ucap Tuan Tapa “Oh tuan Tapa yang sakti.Betulkah ayah saya seorang raja dan nama saya adalah putri bungsu?” “Benar ayahmu adalah raja
kerajaan Asralanoka,didekat pulau India.Kamu diberi nama putri bungsu karena kamu paling kecil diantara tiga bersaudara”ujar Tuan Tapa Mendengar perkataan Tuan Tapa itu sang putri Bungsu langsung pergi meninggalkan Tuan Tapa Beberapa hari kemudia datanglah orang tua asli putri tersebut dan meminta izin Tuan Tapa untuk bersedia mengambil kembali anak mereka.Tuan Tapa menyuruh agar meminta izin kepada kedua naga i tu sebagai sang penyelamat putri tersebut.Orang tua kandung putri itu pun meminta izin kepada kedua naga itu.Namun kedua naga itu menolak.Mengetahui hal itu Tuan Tapa pun ikut campur tangan “Putri itu adalah anak dari manusia dan bukan keturunan kalian wahai sang naga.Kalian tidak berhak untuk melarangnya pergi bersama orang tua kandungnya”ucap Tuan Tapa. “Tidak,kamilah yang membesarkan dan merawak putri ini.Kami berhak memilikinya”ucap naga Jantan. Kedua naga itu tetap bersikukuh menolak hal itu.Dan kedua naga itu berencana membawa putri itu bersama mereka menuju ke Negeri Cina.Namun Tuan Tapa tidak membiarkan hal itu terjadi sehingga terjadilah perkelahian sengit antara kedua makhluk sakti tersebut. Naga Jantan menyerang Tuan Tapa dengan ekornya sehingga Tuan Tapa terbanting dalam lembah.Naga Jantan menghampiri Tuan Tapa dan terus menyerang kembali dengan ga nas sambil mengerang dan membuka mulutnya lebar-lebar.Tuan Tapa berusaha menghindari seti ap serangan yang dilayangkan oleh Naga Jantan.Ada serangan Naga Jantan yang mengenai kaki Tuan Tapa dan Tuan Tapa pun sempat terlempar ke laut.Melihat kakinya berdarah,Tuan Tapa pun marah dan menggunakan tongkatnya.Ketika Naga Jantan mengeluarkan serangan berikutnya,Tuan Tapa menyambutnya dengan libasan tongkatnya. Tubuh Naga pun terpelanting ke udara dan jatuh berkeping-keping di pantai.Darah dari tubu h naga yang hancur itu tumpah ke mana-mana.Hingga saat ini bekas tubuh naga yang berupa gumpalan darah dan hati itu masih dapat dilihat di pantai Desa Batu Hitam dan Batu Merah,sekitar 3km dar kota Tapaktuan dalam bentuk batu. Sekarang Naga Betina pula menyerang Tuan Tapa, tapi serangan itu dapat dipatahkan oleh Tuan Tapa, meskipun tongkat dan topi Tuan Tapa sempat tercampak ke l aut, dan hingga sekarang tongkat dan topi itu masih ada dan telah menjadi batu yang terdapat di kawasan pantai Tapaktuan. Sementara Naga Betina yang hendak melarikan Putri Bungsu gagal. Malah hewan itu mengamuk sambil melarikan diri ke negeri Cina. Dalam pelariannya itulah Naga Betina membelah sebuah pulau di kawasan Bakongan hinga menjadi dua bagian, dan hingga sekarang pulau itu bernama Pulau Dua. Bahkan hewan itu mengamuk sambil memporak porandakan sebuah pulau. Pulau itu terpecah-pecah hingga 99 buah. Itulah hingga kini disebut Pulau banyak yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil. Sejak kejadian itu Tuan Tapa jatuh sakit.Dan seminggu kemudian meninggal dunia.Jasadnya dikburkan di dekat Gunung Lampu(tepatnya di Kelurahan Padang,Tapaktuan).Sang putri berhasi l kembali bersama orangtuanya namun mereka menetap di Aceh Selatan.Menurut cerita merekalah asal usul masyarakat kota Tapaktuan.Dari kejadian itulah,ibu kota Aceh selatan diberi nama Tapaktuan,artinya telapak kaki Tuan Tapa. Di Kota Tapaktuan terdapat Sejarah- zaman dulu dan objek-objek wisata, misalnya: 1. Peperangan Tuan Tapa dan Dua Ekor Naga, 2. Mesjid Tuo 3. Makam Tuan Tapa
4. Pulau Dua 5. Air Terjun Tingkat Tujuh 6. Air Terjun Air Dingin 7. Gunung Terbang 8 Gunung Putri Tidur 9. Lubuk Simerah 10. Gua Kalam 11. Pasie Situmpuak 12. Tapak Tuan Tapa 13. Jambo Hatta 14. Batu Berlayar 15. Taman RTH, Dll Di Kota Tapaktuan terdapat Masjid Agung Istiqamah yang berada di dekat Kantor bupati lama. Sedangkan di tengah-tengah Kota Tapaktuan terdapat pelabuhan yang lumayan besar, di pelabuhan tersebut sering datang kapal-kapal yang mengangkut semen-semen untuk di kirim ke daerah sekitar Aceh Selatan. Demikianlah sejarah Kota Tapaktuan, Aceh Selatan . Makanan Khas Tapak Tuan
Setiap daerah pasti memiliki makanan khas tersendiri. Biasanya makanan itu memiliki nama yang unik dan rasa yang lezat di mulut, membuat orang tertarik untuk membuat atau berkunjung ke daerah tersebut. Makanan khas Aceh sudah terkenal gulai pliek U, Sedangkan daerah Tapaktuan Aceh Selatan memiliki makanan khas seperti lauk panggang pacak (ikan panggang bumbu santan), lauk sambam samba kecap (ikan panggang yang di bungkus dengan daun pisang pakai sambal kecap). Dan gulai taleh (talas), gulai pakis maupun gulai asam duran (gulai durian). Yang paling populer adalah samba batokok dan samba gunuang runtuh. Samba batokok itu sambal ikan teri kering gongseng yang di memarkan pakai ulekkan yang terbuat dari batu gilingan cabe dengan bumbu dasar asam sunti, cabe merah, bawang merah yang di haluskan dan di tumis. Uniknya samba gunuang runtuh, begitu sederhana hanya dengan bahan dasar kelala parut yang di campur dengan cabe hijau. Bila di tempatkan di dalam wadah, kelapa parut yang sudah di olah menjadi sambal yang mengundang selera itu bentuknya mirip kepala gunung, kemudian runtuh ketika ambil pakai sendok maka di sebutlah samba gunuang runtuh. Menurut dosen Akademik Parawisata Medan selama beberapa kali mengunjung ke Kota Tapaktuan dia mengaku ada beberapa jenis makanan khas yang memiliki potensi untuk di tonjolkan dan berpeluang di susupkan ke daftar menu kekayaan wisata kul iner. Jika ini mampu dieksploitasi artinya Tapaktuan tidak hanya memiliki kekayaan objek wisata alam yang indak dan unik tapi pengunjung dapat menikmati aneka makanan khas Tapaktuan.Makanan khas Tapaktuan juga populer di luar negri, Kodrat wisnu yang biasa di kenal panggilan Babe mengungkapkan itu ketika melakukan kunjungannya ke Lhok Rukam, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat bersama tujuh dosen lainnya.
Menurut nya, dia punya kesan tersendiri terhadap samba gunuang runtuh dan samba batokok yang di gemarinya namun yang mengagetkan adalah, pada beberapa tahun lalu ketika berkunjung ke Vietnam, dia uga mendapati samba gunuang runtuh dan samba batokok di sebuah restoran Kota Ho chi minh. Ini membuktikan dua jenis makanan khas tapaktuan itu diam-diam ternyata sudah di kenal pila di luar negri. Babe semakin yakin bahwa kedua jenis sambal spesik itu berpeluang emndapat tempat di dalam daftar bisnis kuliner melengkapi paket-paket kunjungan wisata Tapaktuan di masa yang akan datang. Tapaktuan terkenal akan pala yang tumbuh hampir di setiap hutan di Aceh Selatan. Pala juga terkenal pada orang-orang eropa terdahulu, mereka menjadikan sebagai rempah masakan, juga dapat diolah menjadi berbagai makanan ringan, obat-obatan juga dapat diolah menjadi sirup yang dapat disuguhkan untuk para tamu yang datang di hari lebaran. Salah satu hasil olahan buah pala yaitu kue pala, kue ini menjadi ciri khas Aceh Selatan disamping rasa yang manis kue ini juga mengandung rasa asam yang dihasilkan dari rasa dasar buah pala. Kue ini banyak dijual di kedai-kedai pinggir jalan sampai toko-toko besar yang dijual hampir di seluruh daerah aceh. Kue Pala yang juga merupakan salah satu kuliner khas nya Aceh Selatan banyak di nikmati oleh orangorang yang berada di luar Aceh Selatan. Hal ini membuat pamor kue khas Aceh Selatan ini mendapat tempat di hati pecintanya yang berada di Aceh Selatan sendiri maupun yang berada di luar Aceh Selatan. Kue ini sangat tepat dijadikan sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke kampung halaman.Dilihat dari segi bentuk dan tekstur nya, kue pala terdapat dua jenis yaitu jenis kue basah dan kue kering. Kue kering ini biasanya dilumuri dengan gula pasir putih dan terdiri dari berbagai warna. Hal ini untuk membuat pamornya semakin menarik dan mempercantik tampilannya. Banyak yang lainnya yang juga diolah dari buah pala seperti selai pala, keripik pala dan lainnya. Semua ini dapat anda temui di Aceh Selatan. Bagi anda yang belum mencobanya dapat mencobanya sekarang pasti anda ketagihan, dan bagi anda yang berada di luar Aceh Selatan maupun di luar aceh, tidak ada salahnya bila anda mencoba travelling ke kota naga ini. Budaya Tapak Tuan
Budaya Tapaktuan yaitu pawai budaya dengan menampilkan tiga etnis adat ciri khas Aceh Selatan masing-masing adat Aceh, Aneuk Jame dan adat Kluet dalam rangka memeriahkan Hari ulang tahun (HUT) ke 70 kabupaten Aceh selatan, mendapat sambutan meriah oleh masyarakat setempat. Ratusan masyarakat tampak heboh di lokasi pawai yang menempuh rute mulai start dari taman RTH, Jalan merdeka, Simpang terapung,Jalan j enderal sudirman dan kembali lagi ke Taman RTH, Kota Tapaktuan. Untuk menyaksikan langsung adat dan budaya yang ditampilkan oleh masing-masing peserta. Pawai budaya ini setelah menampilkan pakaian dan peralatan adat yang digunakan oleh kalangan masyarakat yang bekerja di masing-masing bidang seperti petani,nelayan,pegawai,perangkat desa dan TNI/Polri, juga menampilkan adat dan budaya tiga etnis ciri khas Aceh Selatan yaitu Aceh,Aneuk jame dan Kluet. Pawai adat dan budaya tersebut diikuti oleh 18 kecamatan sekabupaten aceh Selatan dimana masingmasing kecamatan minimal mengikut sertakan sebanyak 28 orang dengan perincian 2 orang dari unsur Keujruen Blang dan unsure Ketua Seuneubok (Ketua Petani di Desa) dengan memakai pakaian adat
Keujruen Blang dan Seuneubok, 3 orang dari unsur Petani dengan memakai pakaian adat petani, 2 orang dari unsur Panglima Laot dengan memakai pakaian adat Panglima Laot, 3 orang dari unsur nelayan dengan memakai pakaian adat nelayan dilengkapi peralatan nelayan, 3 orang dari unsur Kepala Desa (Keuchik) dengan memakai pakaian adat Keuchik, 3 orang dari unsur Tuha Pheut dan 2 orang unsur Imum Mukim dengan memakai pakaian adat masing-masing. Sementara 10 orang peserta lagi berasal dari kalangan masyarakat umum dengan berpakaian bebas.“Terhadap Kecamatan yang berlokasi di pedalaman yang tidak memi liki wilayah perairan laut sehingga secara otomatis tidak memiliki nelayan dan Panglima Laot, maka dapat menggantikannya dengan 3 orang masyarakat yang bekerja sebagai Petani perkebunan rakyat seperti petani sawit atau pala serta 2 orang pawang hutan atau ketua seuneubok,” Untuk pawai tiga etnis cirikhas Aceh Selatan masingmasing Aceh, Aneuk Jame dan Kluet, khusus menampilkan adat perkawinan mulai dari prosesi meminang odoh, akad nikah, pesta sampai antar linto (pengantin laki-laki) dan antar darabaro (pengantin perempuan) masing-masing etis baik adat Aceh, Aneuk Jame maupun Kluet yang diterapkan di tengahtengah masyarakat setempat selama ini. Dia menjelaskan, setelah menempuh rute perjalanan pawai yang telah ditentukan, ketika sampai di depan panggung utama yang terdapat di Jalan Jenderal Sudirman depan SMAN 1 Tapaktuan, masing-masing peserta menampilkan atraksi adat dan budaya yang disaksikan langsung oleh Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra SH, Wakil Bupati Kamarsyah SSos MM, pejabat Forkopimda, Sekda dan pejabat Kepala SKPK serta tamu undangan lainnya. Menurutnya, terhadap seluruh peserta yang tampil dalam pawai adat dan budaya itu dilakukan penilaian secara khusus oleh tim juri yang telah di tunjuk. Bagian yang dinilai adalah dari segi jumlah peserta yang mengikuti pawai, kerapian barisan dan kerja sama penampilan, kelengkapan acesoris dan nilai seni saat berlangsungnya aksi atraksi di depan panggung utama. “Maksud atau tujuan digelarnya pawai adat dan budaya ini, selain untuk memeriahkan HUT ke-70 Aceh Selatan, juga untuk mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa di Aceh Selatan memiliki potensi adat dan budaya yang beraneka ragam yang telah ada sejak zaman dulu dan terus digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Kekayaan adat dan budaya ini harus dilestarikan sehingga tidak hilang akibat pengaruh perkembangan zaman,” Adat pernikahan Aceh selatan, ketika para tamu undangan hadir, pengantin wanita duduk sendiri di pelaminan siang harinya. Pengantin pria baru akan tiba pada malam hari selepas isya dengan membawa seserahan oleh iring-iringan pengantin yang terdiri dari kerabat, ketua adat, dan tetangga si mempelai pria.Acara ini dinamakan intat linto. Setelah berbalas pantun di depan pintu, pengantin pria dan beberapa perwakilan dari iring-iringan pengantin masuk untuk menikmati makan malam yang telah disediakan pihak pengantin wanita. Pengantin duduk di depan pelaminan sementara pihak iring-iringan duduk lesehan menikmati makanan. Sementara yang tidak mendapat jatah masuk dapat menikmati hidangan di halaman rumah dan duduk di kursi di bawah tenda yang telah disediakan.Dan yang berbeda lagi, walaupun malam sudah larut, ternyata pengantin pria tidak menginap di rumah pengantin wanita, mereka kembali pulang karena besoknya akan ada acara intat dara baro dari pihak wanita. Dan acara intat dara baro tersebut dilakukan setelah pihak
mempelai pria menjemput dulu mempelai wanita dan nantinya baru sama-sama ke rumah mempelai pria dengan membawa beberapa makanan yang manis-manis. Setelah pengantin diantarkan, sama seperti sebelumnya, perwakilan dari iring-iringan pengantin wanita uga ikut masuk dan makan bersama pengantin, sementara yang lainnya makan di pekarangan rumah dengan hidang di meja prasmanan. pengantin pria hanya boleh pulang ke rumah pengantin wanita pada malam hari, ketika pagi menjelang si pria harus pulang kembali ke rumah orang tuanya dan kembali lagi saat malam menjelang. Demikian budaya Aceh selatan. Penulis: Novriana Ratih Kasmita