RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja (RK3K) Proyek merupakan gambaran untuk memenuhi komitmen perusahaan yaitu, untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan seluruh komunitas yang berhubungan dengan seluruh kegiatan Proyek Peningkatan Jalan dengan cara mengendalikan setiap risiko terhadap Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) sehingga akan dihasilkan proses kerja dan produk yang berkualitas, sehat dan aman baik terhadap manusia maupun lingkungan. Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000, OHSAS 18001 dan ISO 14001 yang dituangkan dalam prosedur yang dapat digunakan untuk melihat, memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektifitas, mengetahui ketaatan atau kepatuhan petugas selama proses pelaksanaan proyek.
Tujuan yang akan dicapai dari Sistim Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja ini antara lain : Segi kesehatan dan keselamatan kerja :
1) Memenuhi
semua persyaratan dan ketentuan peraturan Kesehatan &
Keselamatan Kerja yang terkait.
2)
Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk mengurangi risiko ketidak sesuaian terhadap Kesehatan & Keselamatan Kerja.
3) Dapat meningkatkan kepedulian karyawan terhadap Kesehatan & Keselamatan Kerja.
4)
Mengurangi atau menghilangkan menghilangkan sama sekali adanya kecelakaan dan sakit akibat kerja untuk mencapai "zero accident" (tanpa terjadi kecelakaan), untuk memenuhi harapan serta kepuasan pelanggan sebagai bentuk komitmen.
5) Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya risiko kerugian material akibat terjadinya kecelakaan kerja.
Dalam mencapai visi menjadi Perusahaan Industri Konstruksi yang handal dan terkemuka, seluruh direksi dan manajemen PT . Karya Abadi Pratama berkomitmen untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan menetapkan halhal sebagai berikut : a. Mematuhi dan memenuhi semua peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang relevan terkait dengan kegiatan perusahaan untuk tercapainya kepuasan pelanggan. b. Mencegah terjadinya bahaya yang dapat mengakibatkan cidera, sakit akibat pekerjaan, pencemaran dan mengendalikan penggunaan sumberdaya alam serta aspek lainnya yang berdampak negatif terhadap lingkungan. c. Menjamin seluruh karyawan dan partner bisnis lainnya kompeten dengan cara memberikan pelatihan yang memadai sesuai dengan tugas-tugasnya dan memastikan lingkungan kerja bebas dari minuman keras, narkoba dan segala jenis senjata ilegal. d. Konsisten melaksakan peningkatan secara berkesinambungan terhadap penerapan sistem manajemen dan menjadikan kebijakan ini sebagai kerangka acuan dalam menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan.
Identifikasi Bahaya dan Pengendalian resiko : 1. Menyiapkan input penentuan HIRADC yang berupa UU, Kepmen, Perda, Dokumen Kontrak, dokumen lain yang terkait. 2. Melakukan identifikasi bahaya baik untuk pekerjaan rutin maupun non rutin baik dalam kondisi normal,abnormal maupun darurat. 3. Melakukan tinjauan awal untuk mengidentifikasi semua potensi bahaya yang terkandung dalam suati aktivitas dengan memperkirakan potensi bahaya
yang
terjadi.
4. Melakukan identifikasi dengan melihat kondisi lapangan/ruang kerja/tempat kera dan lingkungan sekitarnya serta memperhitungkan kondisi desain sebelum dilakukan pencegahan nantinya. 5. Melakukan observasi dan wawancara kepada personil terkait dalam suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam
mengenai
kemungkinan adanya bahaya yang terjadi. 6. Setelah diperoleh data potensi bahaya yang mungkin terjadi atau aspek lingkungannya, kemudian diperkirakan resikonya atau dampaknya jika terjadi kecelakaan kerja atau perubahan pada lingkungan dari suatu aktifitas perusahaan. Membuat daftar semua potensi bahaya yang telah teridentifikasi dan disusun sesuai
prioritas
tingkat
keparahannya.
Nama Perusahaan Kegiatan
: PT.KARYA ABADI PRATAMA : Peningkatan Jalan Cikande - Bandung tahun 2016
NO.
URAIAN PEKERJAAN
(1) I
(2)
1.2 Mobilisasi 1.8.(1) Pemeliharaan serta perlindungan lalu lintas
III 3.1.(10) 3.4.6
1. Galian Tanah Untuk Pelebaran 2. Pembersihan Semaksemak
IDENTIFIKASI BAHAYA (3) 1.Kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja akibat penyimpanan peralatan dan bahan atau material kurang memenuhi syarat. 2. Kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat kegiatan pembongkaran tempat kerja, mobilisasi alat-alat berat serta pengamanan pelindungan lalu lintas.
1. Terluka karena terkena alat penggali. 2. Terluka karena pecahan material. 3. Terluka Karena terjatuh atau terpeleset. 4. Tertusuk benda 5.Terluka karena alat-alat pembersih semaksemak
SASARAN K3 PROYEK (4) 1. Tidak Ada kecelakaan 2. Safety Assesment 98% 3. Semua Personil wajib menggunakan APD
1. Safety Assesment 98% 2. Semua Personil wajib menggunakan APD
Halaman 1 /2 PENGENDALIAN RISIKO K3 (5) 1.Menyediakan kantor lapangan dan tempat tinggal pekerja yang baik. Menyediakan lahan, gudang dan bengkel yang memenuhi syarat. 2.Memasang rambu peringatan K3, barikade dan safety line. 3. Menyusun instruksi kerja. 4. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
1. Memasang rambu peringatan, memakai peralatan pengaman (APD) sesuai persyaratan safety. 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
PROGRAM SUMBER DAYA (6) 1.Safety Induction 2.Safety Inspection 3.Safety Talk 4. SDM (diisi dengan jumlah SDM yang diperlukan dan kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan). 5. SDM menyusun instruksi kerja. 6. Sosialisasi instruksi kerja (2 kali) dalam sehari. 7.Memberikan Materi/modul terkait K3 1.Safety Induction 2.Safety Inspection 3.Safety Talk 4. SDM (diisi dengan jumlah SDM yang diperlukan dan kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan). 5. SDM menyusun instruksi kerja. 6. Sosialisasi instruksi kerja (2 kali) dalam sehari. 7.Memberikan Materi/modul terkait K3
IV 4.2.(1)
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A 4.2.(2a) 2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B 4.2.(2d) 3. Timbunan Bahu Jalan (Agregat Kelas B)
V 5.1.1 5.1.2 5.3.(3) 5.3.(1) 5.3.(4) 5.3.(5)
PEK. PRKERASAN BERBUTIR & BETON SEMEN: 1. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas A 2. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas B 3. Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (K-125) 4. Perkerasan Beton Semen (K-400) P= 1290 M' 5. Baja Tulangan untuk perkerasan beton 6. Acuan untuk perkerasan Beton
1. Terjadi iritasi pada kulit dan paru-paru akibat debu agregat yang kering. 2. Terjadi kecelakaan pada saat dump truck menurunkan agregat. 3. Terluka oleh mesin penghampar (Grader) karena pengoperasian tidak benar. 4. Terjadi kecelakaan akibat tertabrak lalu lintas, Gangguan lalu lintas penduduk sekitar.
1. Tidak Ada kecelakaan 2. Safety Assesment 98% 3. Semua Personil wajib menggunakan APD
1. Dilakukan penyiraman hamparan, Pemasangan rambu lalu lintas, Pembuatan jalan sementara untuk warga, Memakai peralatan pengaman safety (APD). 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
1.Safety Induction 2.Safety Inspection 3.Safety Talk 4. SDM (diisi dengan jumlah SDM yang diperlukan dan kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan). 5. SDM menyusun instruksi kerja. 6. Sosialisasi instruksi kerja (2 kali) dalam sehari. 7.Memberikan Materi/modul terkait K3
1. Terjadi iritasi pada mata, kulit dan paru paru. 2. Terluka oleh alat-alat pengecoran (kerekan, peluncur muatan, dll). 3. Kecelakaan atau terluka akibat jarak antara pekerja yang satu dan lainnya tidak dalam jarak yang aman. 4. Terluka pada saat perakitan, bending dan pemotongan pembesian 5.Terpercik serpihan beton cor.
1. Tidak Ada kecelakaan 2. Safety Assesment 98% 3. Semua Personil wajib menggunakan APD
1. Pekerja harus memakai baju kerja, sarung tangan, helm, atau topi baja, kaca mata pengaman dan sepatu safety, menjaga jarak aman antara pekerja. 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
1.Safety Induction 2.Safety Inspection 3.Safety Talk 4. SDM (diisi dengan jumlah SDM yang diperlukan dan kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan). 5. SDM menyusun instruksi kerja. 6. Sosialisasi instruksi kerja (2 kali) dalam sehari. 7.Memberikan Materi/modul terkait K3
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut: a. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; b. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3; c. UU RI No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. d. UU RI No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan mengenai tenaga kerja. e. UU RI No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. f. UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. g. UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. h. Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. i. Peraturan Menteri PU No.09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen dan Keselamatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU. j. Keputusan bersama Menakertrans dan Menteri PU No. Kep-174/MEN/86 dan No.104/KPTS//1986 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
a) Kecelakaan : Tidak ada kecelakaan b) Pelatihan : Dasar-dasar K3L, P3K, Pemadaman Api, Tanggap Darurat, K3 Perancah, Mengendarai Mobil c) Pemenuhan Undang-undang : 100% terpenuhi d) Implementasi SMK3 : 100% e) Safety Assesment : 98% f) Customer Complaint (K3) : Tidak ada (0) g) Penggunaan APD : Semua personil wajib APD sesuai dengan jenis pekerjaan (wajib Helm dan Sepatu)
a) Safety Induction : Seluruh Tenaga Kerja Baru Mandor Subkontraktor dan Tamu. b)
Safety Inspection : Inspeksi K3L dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Sistem Manajemen Mutu K3L diimplementasikan Inspeksi dilakukan setiap hari dengan waktu yang tidak ditentukan.
c)
Safety Talk : Dilakukan setiap hari Selasa jam 07.45 s/d 08.30 WIB
Kontraktor dengan sepengetahuan Pengguna Jasa harus mendemontrasikan integrasi dari masalah K3 didalam penyusunan proyeknya melalui : 1. Peran dan tanggung jawab K3 dalam setiap tingkat organisasi pada lokasi kerja, perhatian lebih akan diberikan pada aspek akuntabilitas pada stap supervisor lapangan kontraktor dengan menunjuk pengawas K3 dan spesialis dari berbagai area kerja. 2. Jumlah dari pertemuan manajemen K3. 3. Jumlah dari pertemuan toolbox. 4. Mengenali dan menetapkan target Zero Lost Time Injury ( LTI )/Nihil Hari Kerja Hilang akibat kecelakaan untuk proyek berdasarkan i mplementasi dan penetapan semua prosedur K3 secara tegas didalam organisasi kontraktor. 5. Membuat Performance pencapaian K3 termasuk jumlah jam kerja aman yang telah dicapai. 6. Menetapkan program penyadaran keamanan dengan menggunakan poster, tanda, publikasi, program insentif keamanan diseluruh area. 7. Membuat perencanaan Keselamatan (Safety Plan) yang terintegrasi pada semua lini pekerjaannya termasuk mobilisasi dan demobilisasi dari peralatan dan material yang diperlukan.
Pengendalian Operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang mencakup seluruh pengendalian pekerjaan : Peningkatan Jalan Cikande – Bandung antara lain : 1) Upaya Pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan. I. Pekerjaan Umum 1. Mobilisasi Dan Pemeliharaan Serta Perlindungan Lalu Lintas Sebelum melakukan pekerjaan diatas pekerja diwajibkan mematuhi peraturan keselamatan kerja dan Dalam melindungi pekerja dari kecelakaan lalulintas maka dari pihak management sistem Keselamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan menempatkan rambu-rambu keselamatan kerja seperti :
NO. (1) 1.
URAIAN PEKERJAAN (2) Mobilisasi dan Pemeliharaan serta perlindungan lalu lintas
PENGENDALIAN RISIKO K3 1.
2. 3. 4.
(5) Menyediakan kantor lapangan dan tempat tinggal pekerja yang baik. Menyediakan lahan, gudang dan bengkel yang memenuhi syarat. Memasang rambu peringatan K3, barikade dan safety line. Menyusun instruksi kerja. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
Perlengkapan Safety yang digunakan berdasarkan kegunaannya :
III. Pekerjaan Tanah Dalam melindungi pekerja dari Pekerjaan Tanah maka dari pihak management sistem Kes elamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan diwajibkan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :
NO. (1) III 3.1.(10) 3.4.6
URAIAN PEKERJAAN (2) 1. Galian Tanah Untuk Pelebaran 2. Pembersihan Semaksemak
PENGENDALIAN RISIKO K3 (5) 1. Memasang rambu peringatan, memakai peralatan pengaman (APD) sesuai persyaratan safety. 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
Dalam melindungi pekerja dari Pekerjaan Peleb. Perkerasan & Bahu Jalan maka dari pihak management sistem Keselamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan diwajibkan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :
NO. IV 4.2.(1)
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A 4.2.(2a) 2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B 4.2.(2d) 3. Timbunan Bahu Jalan (Agregat Kelas B)
PENGENDALIAN RISIKO K3 1. Dilakukan penyiraman hamparan, Pemasangan rambu lalu lintas, Pembuatan jalan sementara untuk warga, Memakai peralatan pengaman safety (APD). 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
V. PEK. PRKERASAN BERBUTIR & BETON SEMEN: Dalam melindungi pekerja dari Pekerjaan Perkerasan Berbutir & Beton Semen maka dari pihak management sistem Keselamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan diwajibkan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :
NO.
V 5.1.1 5.1.2 5.3.(3) 5.3.(1) 5.3.(4) 5.3.(5)
PENGENDALIAN RISIKO K3
PEK. PRKERASAN BERBUTIR & BETON SEMEN: 1. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas A 2. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas B 3. Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (K-125) 4. Perkerasan Beton Semen (K-400) P= 1290 M' 5. Baja Tulangan untuk perkerasan beton 6. Acuan untuk perkerasan Beton
1. Pekerja harus memakai baju kerja, sarung tangan, helm, atau topi baja, kaca mata pengaman dan sepatu safety, menjaga jarak aman antara pekerja. 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
2) Rencana Penunjukan Personil yang akan ditugaskan menjadi penanggung jawab kegiatan SMK3 Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Jabatan
: MANAGER PROYEK
Bertindak untuk dan atas nama
: PT. Karya Abadi Pratama
ANDRY CHANIAGO, ST
3) Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja Keselamatan kerja adalah usaha untuk melaksanakan pekerjaan tanpa mengakibatkan kecelakaan, dengan kata lain membuat suasana kerja atau lingkungan kerja yang aman dan bebas dari segala macam bahaya disamping dicapainya hasil yang menguntungkan. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar pekerja dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan . Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan terjadi karena ada penyebabnya antara lain manusianya dan peralatannya. Penyebab kecelakaan ini harus diantisipasi untuk menghindari tejadinya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman antara lain : 1. Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan. 2. Mengetahui bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Dengan mengetahui kedua hal tersebut di atas, maka akan tercipta lingkungan kerja yang aman dan tidak akan terjadi kecelakaan baik manusia maupun peralatannya. Keselamatan kerja sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan antara lain untuk : 1. Menyelamatkan Pekerja dari : -Penderitaan sakit/cacad dari pekerjaan yang akan dikerjakan. -Kehilangan waktu karena pekerja mendapatkan musibah kecelakaan -Pekerja tidak disiplin dalam menerapkan K3 3. Menyelamatkan perusahaan dari : -Kehilangan tenaga kerja akibat kecelakaan kerja sehingga adanya korban jiwa -Pengeluaran biaya akibat kecelakaan -Melatih Pekerja pentingnya K3 -Terhambatnya waktu karena terhentinya kegiatan akibat kecelakaan 4) Rencana Prosedur / Petunjuk kerja yang perlu disiapkan ALUR BAGAN KECELAKAAN BERAT
ALUR BAGAN KECELAKAAN KORBAN JIWA
5) Rencana Program pelatihan / Sosialisasi sesuai pengendalian risiko. II.
Pekerjaan Umum
2. Mobilisasi Dan Pemeliharaan Serta Perlindungan Lalu Lintas Sebelum melakukan pekerjaan diatas pekerja diwajibkan mematuhi peraturan keselamatan kerja dan Dalam melindungi pekerja dari kecelakaan lalulintas maka dari pihak management sistem Keselamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan menempatkan rambu-rambu keselamatan kerja seperti :
NO. (1) 1.
URAIAN PEKERJAAN (2) Mobilisasi dan Pemeliharaan serta perlindungan lalu lintas
PENGENDALIAN RISIKO K3 3.
4. 3. 4.
(5) Menyediakan kantor lapangan dan tempat tinggal pekerja yang baik. Menyediakan lahan, gudang dan bengkel yang memenuhi syarat. Memasang rambu peringatan K3, barikade dan safety line. Menyusun instruksi kerja. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
Perlengkapan Safety yang digunakan berdasarkan kegunaannya :
VI. Pekerjaan Tanah Dalam melindungi pekerja dari Pekerjaan Tanah maka dari pihak management sistem Kes elamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan diwajibkan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :
NO. (1) III 3.1.(10) 3.4.6
URAIAN PEKERJAAN (2) 1. Galian Tanah Untuk Pelebaran 2. Pembersihan Semaksemak
PENGENDALIAN RISIKO K3 (5) 1. Memasang rambu peringatan, memakai peralatan pengaman (APD) sesuai persyaratan safety. 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
Dalam melindungi pekerja dari Pekerjaan Peleb. Perkerasan & Bahu Jalan maka dari pihak management sistem Keselamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan diwajibkan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :
NO.
PENGENDALIAN RISIKO K3
IV 4.2.(1)
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A 4.2.(2a) 2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B 4.2.(2d) 3. Timbunan Bahu Jalan (Agregat Kelas B)
1. Dilakukan penyiraman hamparan, Pemasangan rambu lalu lintas, Pembuatan jalan sementara untuk warga, Memakai peralatan pengaman safety (APD). 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
VIII. PEK. PRKERASAN BERBUTIR & BETON SEMEN: Dalam melindungi pekerja dari Pekerjaan Perkerasan Berbutir & Beton Semen maka dari pihak management sistem Keselamatan kerja memberikan penjelasan K3 dan diwajibkan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti :
NO.
V 5.1.1 5.1.2 5.3.(3) 5.3.(1) 5.3.(4) 5.3.(5)
PENGENDALIAN RISIKO K3
PEK. PRKERASAN BERBUTIR & BETON SEMEN: 1. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas A 2. Perbaikan Lapis Pondasi Agregat Kelas B 3. Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (K-125) 4. Perkerasan Beton Semen (K-400) P= 1290 M' 5. Baja Tulangan untuk perkerasan beton 6. Acuan untuk perkerasan Beton
1. Pekerja harus memakai baju kerja, sarung tangan, helm, atau topi baja, kaca mata pengaman dan sepatu safety, menjaga jarak aman antara pekerja. 2. Menyusun instruksi kerja. 3. Melakukan pelatihan kepada pekerja.
6) Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan. ALUR BAGAN KECELAKAAN BERAT Flowcart Kecelakaan antara lain :
ALUR BAGAN KECELAKAAN KORBAN JIWA
PENANGGUNG JAWAB K3
.................................
SEKSI EMERGENCY/KEDARURATAN
.................................
SEKSI KEBAKARAN
SEKSI P3K
.................................
.................................
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 serta Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Serang, 13 April 2016 PT. Karya Abadi Pratama
Ttd
Andry Chaniago, ST Manager Proyek