1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proktitis adalah peradangan pada lapisan mukosa rektum yang dapat terjadi secara akut maupun kronis yang umum terjadi di seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelompok ekonomi dan dan usia. 1 Dalam Dalam sebuah sebuah studi studi epidem epidemiol iologi ogi penyak penyakit it usus usus inflam inflamasi asi di Indone Indonesia, sia, 1065 kasus colitis proktitis didiagnosis dari tahun 165 sampai 1!". Didominasi laki#laki, dengan rasio 1.$%1 laki#laki untuk perempuan. &ahunan tingkat insiden lebih tinggi di perkotaan dari pada di daerah pedesaan. &ingkat insiden tahunan mening meningkat kat tiga tiga kali lipat dari dari ',! per 10 menjad menjadii 6,6 per 10 dalam dalam periode periode tertentu, yang mempengaruhi semua kelompok umur lebih dari 1$ tahun, baik perkotaan maupun pedesaan dan di kedua jenis kelamin, artinya faktor perilaku yang yang menjad menjadii akar akar masalah masalah utama. utama. Perilak Perilaku u seksua seksuall menyim menyimpan pang g masyarak masyarakat at seperti hubungan seksual sesama jenis (homoseksual) dan hubungan seksual yang berganti#ganti pasangan dapat menimbulkan Proktitis. *ahkan tidak jarang pasien datang kembali kembali dalam kondisi yang lebih buruk dan mengalami mengalami komplikasi. komplikasi. +al ini juga disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan penyakit Proktitis melalui hubungan seksual sehingga masyarakat terlambat menyad menyadari ari penyaki penyakitny tnya. a. elain elain itu perilak perilaku u masyarak masyarakat at yang yang mengon mengonsum sumsi si makana makanan n yang yang tidak tidak dimasak dimasak matang matang dan tidak tidak terjami terjamin n kebersi kebersihan hanny nyaa juga juga menjadi masalah terhadap terjadinya Proktitis. -leh karena itu, perlu dilakukan kegiatan#kegiatan yang dapat mencegah prilaku masyarakat yang menyebabkan Proktitis.1,'," *erb *erbag agai ai
maca macam m
tind tindak akan an
penc penceg egah ahan an
tela telah h
dike dikemb mban angk gkan an
untu untuk k
mengendalikan tingkat prealensi proktitis yang terus meningkat di Indonesia, diantaranya diantaranya membuat leaflet#leaflet leaflet#leaflet berisi informasi bah/a hubungan seksual menyimpang (homoseksual dan hubungan seksual yang berganti#ganti pasangan) dapat dapat menyeba menyebabka bkan n Prokti Proktitis, tis, melakuk melakukan an penyulu penyuluhan han untuk untuk mening meningkat katkan kan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang bersih dan dimasak dengan matang, membuat seminar bagi masyarakat mengenai Proktitis sehingga
2
dapat mengetahui penyebab terjadinya Proktitis, cara mencegah Proktitis, dan mengen mengenali ali gejala gejala#ge #gejala jala Prokti Proktitis tis sehing sehingga ga dapat dapat
mencega mencegah h keterla keterlamba mbatan tan
berobat yang menyebabkan terjadinya komplikasi dll. a alaupun laupun sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun prealensi proktitis di Indonesia tetap tetap tinggi, tinggi, hal ini diseba disebabka bkan n kurang kurangnya nya pengeta pengetahua huan n dan kesada kesadaran ran dari dari masyarakat itu sendiri.1
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fiiologi
&ractus gastrointestinal berakhir pada sebuah segmen yang pendek, yaitu canalis ani ( saluran anus) bagian tepi luar anus memiliki batas yang tidak jelas tetapi biasanya kulit pada saluran anus dapat dibedakan dengan kulit perianal disekelilingnya berdasarkan penampakanya yang basah dan tidak berambut. ormalnya canalis ani dipertahankan dalam posisi menutup oleh kerja otot sfingter ani eksterna yang dikendalikan oleh kemauan (olunter) dan sfingter ani interna yang berda diluar kendali kemauan (inolunter), sfingter ani interna merupakan peluasan selubung muskular dinding rectum. 2rah canalis ani yang secara kasar sama dengan arah garis yang menghubungkan anus dengan umbilicus harus diperhatikan dengan cermat. *erbeda dengan rectum yang berda diatasnya, saluran tersebut dipersarafi oleh serabut saraf sensorik somatik sehingga jari tangan atau alat yang dimasukkan kedalam anus dengan arah yang salah akan menimbulkan rasa nyeri.1 3analis ani dipisahkan dengan rectum yang berada diatasnya oleh linea serata yang menandai perubahan dari kulit menjadi membran mukosa. ambungan ( junction) anorektal yang sering dinamakan linea pektinata atau linea dentata ini juga merupakan batas yang memisahkan antara pasokan saraf somatik dan saraf isceral. *atas tersebut dapat dilihat pada pemeriksaan proktoskopi,tetapi tidak bisa diraba.1 Diatas sambungan anorektal, rectum menggelembung dan mengadakan rotasi kearah posterior kedalam rongga pada daerah coccygeus serta sacrum. Pada pria terdapat tiga lobus kelenjer prostat yang mengelilingi uretra. Dua buah lobus laeralis berada pada dinding anterior rectum , tempat lobus kelenjer tersebut teraba sebagai bangunan yang bundar serta berbentuk seperti jantung dengan panjang sekitar ',5 cm. 4edua lobus lateralis dipisahkan oleh alur atau sulkus medialis yang dangkal dan juga dapat diraba. obus ketiga, atau lobus medialis, terletak disebelah anterior uretra dan tidak bisa diperiksa. esikula semilunaris
4
yang bentuknya mirip dengan telinga kelinci dan berada di atas kelenjer prostat, normalnya juga tidak dapat di raba.
1
Pada /anita biasanya seriks uteri dapat diraba melalui dinding anterior rectum. Dinding rectum mengandung tiga lipatan yang mengarah kedalam dan dinamakan alula ( katup) +ouston. alula yang letaknya paling rendah terkadang dapat diraba dan biasanya berada pada sisi tubuh sebelah kiri. ebagian besar rectum yang dapat diakses dengan pemeriksaan colok dubur ( rectal toucher) tidak memiliki permukaan peritoneal dan anda dapat menjangkaunya dengan ujung jari tangan anda. Dengan demikian, anda dapat mengenali gejala nyeri tekan pada inflamasi peritonel atau nodularitas.1
2.2 Etiologi
7aktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan penyakit ini adalah melakukan hubungan se8 dengan sesama jenis (homose8ual) sehingga mendapat infeksi gonorrhoe (kencing nanah), Herpes Simplex Virus, Treponema pallidum, Human Imunodefficiency Virus, Candida, dan C. Trachomatis. Proktitis juga dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri Giardia, Entamoeba, Campylobacter , Shigella dan +epatitis 2. Inflammatory o!el "iseases, seperti penyakit 3rohn9s atau colitis ulseratif (ulkus kronik yang sering berulang pada usus besar) juga dapat menyebabkan terjadinya Proktitis. 4ondisi#kondisi seperti diersion, iskemia dan terpapar radiasi dapat menyebabkan Proktitis. Penyebab lain yang tidak diketahui disebut juga Proktitis idiopatik.'," ecara garis besar etiologi proktitis dibedakan menjadi% •
Proktitis yang disebabkan radang usus (misalnya, kolitis ulseratif, penyakit
•
3rohn).'," Proktitis infeksius, seperti Clostridium difficile dan Salmonela sp. (Dalam kebanyakan kasus, inflamasi rektum yang disebabkan oleh infeksi peradangan
•
cenderung menyebabkan inflamasi pada kolon juga.). '," Proktitis dikarenakan kondisi jinak, seperti diersi, iskemia, dan proktitis radiasi.'
5
2.! Pato"iiologi
*erbagai faktor yang dapat menyebabkan proktitis diantaranya disebabkan oleh irus atau bakteri yang menyebabkan respon imun dalam menfagositosis dan membasmi benda asing yang masuk sehingga dapat menyebabkan terus berlangsungnya peradangan dalam dinding rektum. Pada permulaan penyakit, timbul edema dan kongesti mukosa. :dema dapat mengakibatkan kerapuhan hebat sehingga dapat terjadi perdarahan akibat trauma ringan, seperti gesekan ringan pada permukaan. Pada penyakit yang kronis dapat menimbulkan tero/ongan dalam mukosa. ;ukosa kemudian terkelupas dan menyisakan daerah tidak bermukosa (tukak). &ukak mula#mula tersebar dan dangkal tetapi pada stadium yang lebih lanjut, permukaaan mukosa yang hilang dapat menjadi luas sehingga mengakibatkan hilangnya jaringan, protein, dan darah dalam jumlah banyak. *egitu pula dengan terapi radiasi pada penyakit tertentu hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan sel#sel mukosa rektum sehingga terjadi iritasi rektum dan kerusakan saraf di rektum. 4erusakan saraf di rektum dapat menimbulkan spasme sfingter otot anal dan rasa ingin defekasi yang mendesak yg tidak dapat di kontrol, banyak kelainan patologis yang dapat ditimbulkan. 1
2.# $ani"etai Klini
penuh> atau bisa mengalami sembelit (tidak
•
dapat memiliki gerakan usus).
•
disertai spasme dan rasa sakit saat buang air besar. ?ika mengalami perdarahan berat yang berhubungan dengan proktitis,
•
mungkin menyebabkan anemia (karena kehabisan darah). eseorang yang anemia biasanya memiliki kulit pucat, lekas marah, lemah, pusing , kuku rapuh, dan sesak napas.
6
•
Perdarahan rektum cenderung ber/arna merah terang dan persisten tetapi jarang parah. Perdarahan bisa berlangsung selama beberapa minggu atau
•
lebih. Perubahan pada kebiasaan buang air besar cenderung terjadi, biasanya dengan penurunan olume dan peningkatan konten mukoid. Pasien akan mengeluh diare ringan dengan banyak lendir. Diare ringan adalah keluhan
• • • •
yang paling umum. Pasien dapat melaporkan tenesmus atau urgensi fekal. Diare berat umumnya jarang terjadi. 4onstipasi dapat terjadi jika peradangan parah. Pasien juga dapat mengeluh kram abdominal. +al ini disebabkan oleh inflamasi pada pelis.
*ila melakukan anamnesis pasien, pertanyaan harus mencakup ri/ayat I*D, radiasi panggul, ri/ayat perjalanan, dan ri/ayat seksual (termasuk pertanyaan mengenai seks anal). tatus +I pasien juga penting untuk dicatat. 2namnesis juga harus mencakup daftar obat yang digunakan (misalnya, 2IDs, antibiotik). =i/ayat I*D atau penyakit gastrointestinal lain dalam keluarga juga sangat penting untuk ditanyakan. 1," ebuah tinjauan sistematik dibutuhkan untuk meninjau setiap gejala sistemik yang dapat berhubungan dengan proktitis, seperti I*D dan gangguan kolagen askular. elain itu, mengidentifikasi pasien yang mengalami gangguan sistem imun juga penting, karena beberapa infeksi (misalnya, cytomegalo#irus, cryptosporidiosis) yang dapat menyebabkan proktitis hanya mempengaruhi pasien dengan gangguan sistem imun. 1,'," Penemuan pada pemeriksaan fisik mungkin tidak bermakna. yeri tekan abdomen dapat terlihat pada I*D, colitis yang infeksius, dan proktitis iskemik. " Dengan proktitis yang disebabkan oleh penyakit menular seksual, dapat ditemukan gejala#gejala sebagai berikut.',5 •
%onore (proktitis gonokokal)% Penyebab utama adalah melalui hubungan seks
anal. 4eadaan ini mungkin tidak memiliki gejala. ?ika ada gejala, seperti rasa sakit, gatal , keluar cairan berdarah atau nanah seperti nanah atau diare .
7
•
Si"ili (proktitis sifilis)%
nyeri rektal. ifilis terjadi dalam " tahap% a. &ahap Primer% rasa sakit yang terlokalisir ditemukan di lokasi kontak seksual. uka ini kurang lebih satu inci. elama tahap akut dari infeksi, kelenjar getah bening di pangkal paha akan menjadi sakit, terlihat tegas, dan kenyal. b. &ahap ekunder% pada tahap ini sifilis akan menghasilkan luka di sekitar anus dan rektum, serta ruam akan menyebar yang mungkin muncul diseluruh tubuh terutama pada tangan dan kaki. c. &ahap ketiga% tahap ini biasanya muncul lambat dalam perjalanan penyakit sifilis dan kemudian akan menyebar mempengaruhi sebagian besar hati dan sistem saraf. •
&'lam(dia (proktitis klamidia)% Proktitis akibat infeksi ini terjadi dari '0@
kasus proktitis. Proktitis klamida mungkin tidak menunjukkan gejala, tapi tidak menutup kemungkinan tedapat gejala ringan, atau gejala parah.
Dengan proktitis disebabkan oleh irus, umumnya memiliki gejala#gejala% Her)e im)lek % +erpes simple8 biasanya menyebabkan
•
proktitis, tetapi tipe 1 juga dapat memicu penyakit. eperti penyebab lain, mungkin tidak menunjukkan gejala. +erpes proktitis disertai dengan rasa sakit pada anal dan nyeri tekan serta sembelit. ;ukosa yang rapuh atau luka kecil dapat dilihat dalam dinding sekitar anus. *erbeda dengan penyebab lain dari proktitis, jika seseorang memiliki herpes, seseorang tersebut juga mungkin akan mengalami retensi saluran kemih, impotensi, dan nyeri di bagian bokong dan paha.
8
•
K*til d*+*r% penyebabnya adalah irus yang dikenal sebagai
human papillomairus (+P) menimbulkan kutil dubur, yang digambarkan sebagai pertumbuhan jaringan lunak di sekitar anus. 4util ini dapat mempengaruhi bagian ba/ah rektum.
Proktitis yang disebabkan karena trauma pada anorektal &rauma ke anus atau rektum, bisa menjadi penyebab potensial proktitis. *iasanya terlihat trauma seperti benda asing masuk ke dalam anus. *enda asing termasuk penis selama hubungan anal. =etak kecil dapat dilihat pada lapisan anus atau dubur. angat penting untuk memberitahu dokter jika mungkin berisiko proktitis. 4adang#kadang, benda asing masih mungkin ada dalam rektum. -rang dengan trauma anorektal juga mungkin memiliki infeksi yang menyertainya sebagai akibat dari risiko tinggi perilaku seksual. "
Proktitis yang disebabkan oleh radiasi Proktitis radiasi merupakan komplikasi dari radiasi paling umun terjadi pada abdomen ba/ah dan pelis. Proktitis radiasi memberi komplikasi sekitar A5@ pasien yang melakukan radiasi pada daerah pelis oleh karena penyakit. &erapi radiasi digunakan untuk mengobati kanker prostat pada pria dan kanker pada organ ke/anitaan seperti leher rahim dan rahim. =ektum dekat dengan organ# organ dan beresiko kerusakan dari radiasi. $ Bmumnya gejala timbul dalam /aktu ' tahun setelah penyinaran, gambaran klinis pada proktitis mungkin tidak ada keluhan dan tanda dikulit, tetapi pada pemeriksaan rectum didapati spasme yang nyeri. Pada minggu pertama, rektoskopi usus memperlihatkan edema, iritasi, dan kemerahan serta mudah berdarah. 2khirnya muncul reaksi akut mukosa dimana mukosa menjadi rata, pucat, dan hipotrofik dengan teleangiektasia. ;ungkin terbentuk ulkus, fistel, atau striktur. 4adang ulkus mirip dengan yang terdapat pada keganasan. $ Proktitis radiasi menimbulkan perdarahan, tenesmus, spasme,
dan
inkontinensia. 4elainan dapat mengalami progresi selama beberapa tahun dengan
9
pembentukan fibrosis berdasarkan kelainan obliteratif arteri. ?ika pendarahan parah dapat menyebabkan kelemahan, pusing, palpitasi, dan tanda#tanda anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah. $
2., Pemerikaan Fiik Pemerikaan -olok d*+*r re-tal to*-'er/
Pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat kita peroleh informasi penting untuk menegakan diagnosa. &etapi pemeriksaan ini sering terabaikan. Penemuan pada pemeriksaan fisik mungkin tidak bermakna. yeri tekan abdomen dapat terlihat pada I*D, colitis yang infeksius, dan proktitis iskemik. Pemeriksaan colok dubur tidak dapat dilakukan karena nyeri tekan. ?ika hal ini terjadi dan harus diperiksa, diperlukan tindakan di ba/ah pengaruh anestesi. 1
2.0 Pemerikaan La+oratori*m 1. Te dara' lengka) &es lengkap ini dilakukan untuk mengealuasi kehilangan darah atau infeksi.
-rang dengan proktitis mungkin memiliki jumlah sel darah putih tinggi yang terjadi bila ada peradangan atau tubuh memerangi infeksi. ?ika mencurigai adanya masalah pembekuan darah, mungkin dilakukan pemeriksaan darah yang lebih spesifik.1 2. Te tina &es tinja dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dan screning P; ( penyakit menular seksual) yang terkait dengan proktitis. Bntuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan boleh juga sampel tinja diambil dengan jari bersarung dari rectum. Bntuk pemeriksaan biasa dipakai tinja se/aktu, jarang dipakai tinja '$ jam untuk pemeriksaan tertentu. ?ika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar#besarnya untuk menemui kelainan. elain itu pada test tinja ini dapat dinilai /arna, bau, konsistensi, lendir dan darah. eperti test darah samar sangat penting sekali untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dpat dinyatakan secara makroskopis atau mikroskopis. "
10
!. Bio)i Dokter juga dapat mengambil biopsi atau sepotong kecil ja ringan dari dubur untuk
menguji penyakit atau infeksi. Penemuan histologis biasanya konsisten dengan peradangan. amun, penemuan histologis terinci yang menuju etiologi seringkali tidak
memungkinkan.
Inflamasi
yang
parah
dapat
merusak
penemuan
histopatologis spesifik dari penyakit#penyakit lain, seperti I*D atau C difficile. ;engenai etiologi infeksi, colitis diersi, atau proktitis radiasi, histologi inflamasi tidak bersifat patognomonik. alah atu pengecualian adalah kolitis 3; pada pasien dengan gangguan sistem imun.",$,5 2. Pemerikaan 3adiologi
Bmumnya, tidak ada pemeriksaan radiologi yang diperlukan jika inflamasi diketahui terbatas pada rektum dan anus. amun, jika terdapat kemungkinan I*D (baik penyakit 3rohn ataupun kolitis ulseratif) atau iskemia, maka diperlukan pemeriksaan radiologi lebih lanjut. 1. Endo-o)i ebuah tabung cahaya dengan kamera dile/atkan melalui anus dan digunakan
untuk melihat permukaan dubur dan kolon gambar di proyeksikan di layar t dan diperbesar untuk mengidentifikasi perubahan. C Proktoskopi Deteksi kelainan ! 10 cm dari anus C =ektosigmoidoskopi Deteksi kelainan '0 '5 cm dari anus C 4olonoskopy Dapat mencapai seluruh kolon
11
2. Ano-o)( &es ini memungkinkan pemeriksaan canalis ani dan rektum ba/ah melalui
pembukaan anus menggunakan alat khusus yang disebut anoskopi. " !. Fle4i+le igmoido-o)( dan -olono-o)( 4edua tes tersebut digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit 3rohn9s. &es tersebut sama, tapi pada colonoskopi digunakan untuk melihat secara keseluruhan bagian colon dan rektum, sedangkan pada sigmoidoskopi digunakan hanya untuk melihat bagian ba/ah colon dan rektum. yarat melakukan pemeriksaan tersebut pasien harus diet rendah cairan selama 1#" hari sebelum diperiksa. Pada kedua pemeriksaan ini kita dapat melihat inflamasi, perdarahan, atau ulkus pada dinding kolon. " #. 56ra( a+domen dan )el7i. +al ini dapat dilakukan dengan kombinasi barium enema. Dalam proses ini, bahan kontras (barium cair) dimasukkan ke dalam kolon melalui anus. etelah kolon dilapisi dengan barium, radiolog mengambil gambar E#ray dari kolon.
,. US% &es pencitraan menggunakan gelombang suara untuk menyediakan gambar
kolon. 2lat ini dapat membantu dalam mengesampingkan gangguan lain, seperti penyakit inflamasi usus. Bntuk prosedur, alat yang disebut transduser yang memancarkan gelombang suara disepanjang abdomen. Informasi yang ditangkap oleh transduser tersebut dikirim ke komputer yang menghasilkan gambar.1,",$ 0. A+domen &om)*teri8ed Tomogra)'( &T/ -an. &erkadang 3can digunakan untuk menyingkirkan kondisi#kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan proktitis. &es ini menggunakan teknologi canggih E#ray untuk menghasilkan gambar penampang kolon, dan mungkin dapat mendeteksi penebalan dinding kolon. 3& can abdomen dan pelis juga dapat menunjukkan fistel entero#enterika dan penebalan dinding
12
usus yang konsisten dengan penyakit 3rohn. Pada proktitis iskemik, 3& can abdomen dan pelis dengan kontras oral atau intraena dapat dilakukan. Penemuan yang paling umum adalah penebalan bentuk dinding yang terikat pada rektum dan kolon sigmoid, yang terkait dengan mendendapnya lemak perirektal.1,"
2.9 Diagnoi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dengan pro$tos$op atau sigmoidos$op dan hasil pemeriksaan dari contoh jaringan lapisan rektum. Pemeriksaan laboratorium bisa menemukan jenis kuman, jamur atau irus yang menjadi penyebabnya. Daerah lain dari usus juga bisa diperiksa dengan menggunakan $olonos$opi atau barium enema. 4olonoskopi penuh dianjurkan untuk pasien dengan proktitis, karena spesimen biopsi yang diperoleh dari sisi kanan kolon dapat menunjukkan tanda#tanda I*D, seperti metaplasia sel. 1,",$
2.: Di""erenial Diagnoa Di7erti-*liti Penyakit Dierticulitis adalah penyakit usus besar dimana muncul kantong#
kantong gelembung diluar usus besar.
terjadi pada orang tua, namun juga bisa terjadi di usia muda. Fi*ra anal 7isura 2nal adalah retak atau robeknya jaringan sensitif pada dubur yang disebabkan oleh keluarnya feses (tinja) yang keras dan besar.
13
dapat terjadi pada semua umur namun paling sering terjadi pada bayi, anak# anak dan orang de/asa di atas 60 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki#laki.
2.1; Penatalakanaan $edi
Pengobatan medis proktitis tergantung pada etiologi. ?ika idiopatik atau terkait dengan I*D, maka steroid, sulfasalaFine, produk asam 5#aminosalisilat (5# 22), dan bahkan obat imunosupresif dapat digunakan. *anyak dari produk# produk ini yang tersedia sebagai obat oral serta enema dan suposituria. &erapi kombinasi menggunakan kedua#duanya baik obat oral maupun obat topikal, seperti 5#22, telah terbukti lebih efektif daripada modalitas lain yang digunakan sebagai obat tunggal.1,' ?ika penyebabnya adalah infeksi, pengobatan ditargetkan terhadap patogen yang bertanggung ja/ab. ?ika penyebabnya adalah bakteri maka diberikan antibiotik, sedangkan jika penyebabnya irus maka diterapi antiirus. ;eskipun infeksi irus yang diakibatkan karena berhubungan seksual melalui anal tidak dapat dihilangkan dengan pemberian antiirus, setidaknya antiirus tersebut dapat mengontrol gejala#gejala yang ditimbulkan. " Proktitis akibat infeksi Salmonella sp. biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, dan penggunaaan antibiotik tidak diperlukan. Gang dibutuhkan oleh pasien adalah asupan cairan yang adekuat dan keseimbangan elektrolit serta pera/atan suportif." Proktitis Shigella biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi durasinya dapat dipersingkat dengan penambahan antibiotik. Penggunaan 2ntibiotik selama 1 minggu dapat berupa ampisilin, tetrasiklin, ciproflo8acin, dan trimetoprim#sulfa (lebih disukai).1 Proktitis %ersinia juga dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak boleh diobati dengan antibiotik kecuali terjadi septisemia sistemikH dalam kasus ini, antibiotik (misalnya, trimetoprim#sulfa, aminoglikosida, tetrasiklin, sefalosporin generasi ketiga) harus digunakan. Campylobacter sp. juga biasanya dapat sembuh sendiri. E histolytica umumnya diobati dengan metronidaFol dan iodouinol. 1
14
C difficile umumnya diobati dengan metronidaFol intraena atau oral, atau ankomisin oral. ;utasi C difficile yang lebih agresif yang terlihat, mungkin memiliki perjalanan yang lebih progresif menuju septisemia dan colitis toksik. Pada pasien yang nampaknya tidak respon terhadap metronidaFole dan mengalami leukositosis (jumlah leukosit lebih dari '0.000Jm), terapi harus beralih ke ankomisin oral. Penghentian dari setiap antibiotik lainnya harus dilakukan jika situasi klinis memungkinkan. Pasien dengan kolonisasi C difficile memiliki kecenderungan untuk rekurensi, sehingga kapan saja mereka mendapatkan antibiotik, mereka harus menyadari kemungkinan diare. 1 ?ika proktitis disebabkan oleh karena trauma anorektal, aktiitas yang dapat menyebabkan inflamasi harus dihentikan. Penyembuhan biasanya berlangsung sekitar $#6 minggu. -bat#obatan yang biasa digunakan seperti anti diare dan pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen.",$ Pengobatan proktitis radiasi didasarkan pada gejala. Proktitis radiasi hanya menyebabkan gejala ringan seperti perdarahan yang sedikit atau tenesmus yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. *agi pasien dengan perdarahan berat atau persisten, terapi termal dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan dan inflamasi. &ermal terapi dilakukan melalui sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi dan menyinari mukosa rektal yang terinfeksin dengan heat probe, atau laser. 2rgon plasma koagulasi adalah yang paling sering digunakan pada terapi termal untuk menghentikan perdarahan pada proktitis radiasi. " Pengobatan medis proktitis radiasi meliputi terapi oral dan terapi rektal. -bat oral termasuk 5#22 dan metronidaFoleH terapi rektal termasuk 5#22, hidrokortison, sukralfat, dan formalin. Dalam hal penggunaan enema steroid, hidrokortison tampaknya lebih efektif dalam mengurangi gejala dan juga dalam menyembuhkan perdarahan rektum dibandingkan dengan steroid lainnya, seperti betametason. ementara enema asam lemak rantai pendek, seperti butirat, memiliki beberapa manfaat yang terbukti dalam proktitis jenis lain, dan belum ada penelitian yang membuktikan efek menguntungkan pada proktitis akibat radiasi. Penelitian menunjukkan enema sukralfat menjadi terapi medis yang paling efektif untuk proktitis radiasi bila diberikan dua kali sehari selama " bulan. 1,'
15
Dalam perjalanan proktitis jenis apapun, obat antispasmodik dapat membantu dalam mengurangi keluhan abdominal. elain itu, terapi diet rendah residu dan pelunak feses dapat memberi manfaat karena rapuhnya mukosa rektal dan kerentanannya terhadap terjadinya kerusakan oleh isi feses. 1
2.11 Penatalaksanaan Pembedahan Pembedahan diindikasikan untuk terapi medis yang gagal, displasia yang terlihat pada spesimen biopsi, dan adanya kanker. Pembedahan jarang diindikasikan untuk proktitis akibat infeksi. &ujuan terapi adalah untuk mengobati infeksi yang menyebabkan peradangan. Dalam kasus yang jarang, sepsis mungkin memerlukan reseksi bedah sebagai manuer untuk menyelamatkan ji/a. Indikasi untuk pengobatan proktitis seperti radiasi atau diersi juga didasarkan pada gejala. Perdarahan rektum dan diare persisten memerlukan pemeriksaan, termasuk proktoskopi rigid dan atau kolonoskopi. 1
Jika penyakit timbul dari penyakit kronis pembedahan mun!kin diperlukan. "anyak #aktor yan! ikut bermain saat memutuskan
kapan
pembedahan
harus
dilakukan
dan
pembedahan didaerah mana yan! harus dilakukan. $ntuk seba!ian besar kasus proktitis pera%atan medis sudah &ukup memadai. 'amun untuk proses penyakit tertentu pera%atan bedah lebih memadai untuk dilakukan.1 Bntuk
pasien
dengan
kolitis
ulseratif
yang
membutuhkan
terapi
pembedahan, proktokolektomi total harus dilakukan dan rekonstruksi dengan kantong ileum dapat menjadi pilihan. Pada pasien dengan kolitis 3rohn parah atau proktitis yang parah, pilihan berkisar mulai dari diersi fekal, proktektomi, dan proktokolektomi total berdasarkan perluasan dari proses penyakit yang terjadi. 1
16
Pada penyebab infeksius akibat proktitis, penanganan bedah jarang diperlukan. Dalam kasus kolitis C difficile yang parah, suatu kolektomi subtotal mungkin diperlukan. 1 Bntuk pasien dengan proktitis radiasi yang diperberat dengan pendarahan refraktori, terapi endoskopik tampaknya lebih efektif daripada terapi medisH terapi endoskopi juga menghasilkan lebih sedikit morbiditas dibandingkan terapi bedah. ecara khusus, argon plasma coagulation (2P3) telah terbukti lebih unggul daripada formalin dan penanganan laser endoskopik. &erapi endoskopi lainnya seperti metode termal endoskopi, yang menghancurkan telangiektasia untuk menghentikan pendarahan. ?ika, setelah tindakan medis dan endoskopi, perdarahan yang signifikan masih terjadi, diersi fekal secara laparoskopi harus dilakukan.1," Proktitis radiasi jarang menjadi sangat parah hingga mengalami ulserasi dan membentuk fistel rektourethra. Dalam kasus#kasus seperti ini, diersi fekal dan urinaria sementara harus dilakukan sampai peradangan mereda. Dan setelah itu terapi definitif dapat dilakukan. Pemilihan utama dari prosedur bedah adalah pendekatan perineum dengan memperbaiki defek pada flap otot dan mukosa.'
1. 3in-ian Intrao)erati"
&eknik bedah yang baik merupakan hal penting untuk diperhatikan. 4etika melakukan pembedahan pelis, amat penting untuk mengetahui bidang anatomis dan struktur yang berdekatan penting dalam menghindari cedera. erus presakralis berada di aspek anterior dari sakrum. araf#saraf ini biasanya dapat diidentifikasi di promontorium sakral, kira#kira 1 cm arah lateral menuju midline tubuh. Perhatikan inerasi parasimpatis ke organ urinaria dan genitalia dan rektum pada sisi lateral rektum. Persarafan parasimpatis di daerah ini berasal dari neri erigentes. Diseksi yang terlalu ke lateral dapat mengganggu persarafan parasimpatis didaerah tersebut. Pertahankan bidang diseksi sepanjang rektum posterior. Dengan prinsip# prinsip yang sama dari eksisi mesorektal total, bidang di luar mesorektum tetapi di
17
atas fasia presacral adalah bidang yang benar untuk diseksi. Diseksi terlalu anterior akan memasuki mesorektum tersebut. Diseksi terlalu dalam melalui fasia presacralis berisiko untuk perdarahan presacral. Pertahankan bidang diseksi yang benar sepanjang rektum anterior. ?elas, struktur penting ada di perempuan (agina) dan laki#laki (prostat, esikula seminalis). &etap memperhatikan jalannya ureter sepanjang rektum lateralis saat diseksi masuk ke pelis.
2.12 Kom)likai.!
Perdarahan berat dan anemia. 4eadaan ini menimbulkan bentuk sel darah merah lebih sedikit atau lebih kecil daripada biasanya, dimana hal ini menunjukkan kurangnya oksigen yang diba/a ke sel#sel tubuh 2bses. 4eadaan ini menimbulkan nyeri, pembengkakan, area yang berisi pus dan nanah akibat infeksi Blkus pada dinding mukosa rektum 7istula ani, dimana munculnya hubungan antar jaringan yang abnormal dari dua bagian dalam pada anus ke rektum
2.1! Prognoi.1
Dalam fase akut, sebagian besar proktitis memiliki hasil klinis dan prognosis yang baik. &erutama jika proktitis infeksius dapat diobati dengan tepat, cenderung tidak terjadi rekurensi. Bntuk penyakit yang lebih kronis, seperti I*D, hasil dan prognosis berariasi. ?elas, pada proktitis dan kolitis ulseratif yang diobati dengan obat# obatan, sekitar $0#A0@ kasus tidak memerlukan pembedahan. ?ika operasi proktokolektomi dilakukan, pasien sudah sembuh dari penyakit. *erbeda halnya pada kasus 3rohn9s disease. Pada keadaan ini dapat terjadi pada semua bagian dari
18
traktus gastrointestinal bahkan setelah proktektomi, rekurensi penyakit 3rohn berkisar dari $5@ hingga 0@. Proktitis diersi umumnya memiliki hasil klinis dan prognosis yang baik setelah diersi dibalik. +asil dan prognosis proktitis radiasi berariasi tergantung pada tingkat keparahan proktitis. +asil berkisar dari membutuhkan pera/atan medis dalam bentuk enema hingga pembedahan. &ingkat komplikasi untuk penanganan bedah dilaporkan setinggi A5@.
BAB III KESI$PULAN
Proktitis merupakan peradangan pada lapisan mukosa rektum yang dapat terjadi secara akut maupun kronis. Proktitis lebih banyak menyerang laki#laki daripada perempuan, /alaupun penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usia dan jenis kelamin.
19
Proktitis bisa disebabkan oleh karena infeksi akibat hubungan seksual, infeksi mikroorganisme, akibat sekunder dari Inlammatory o!el "isease seperti 3rohn9s disease dan kolitis ulseratif, serta proktitis radiasi.
DAFTA3 PUSTAKA
1. tein : D, Kafar . Proctitis and 2nusitis. ;ed cape (serial online) '01"
2ugust
(dikutip
10
;ei
'015).
2ailable
http%JJemedicine.medscape.comJarticleJ1'10#oerie/.
from
20
'. Proctitis.
;ayo
3linic.
http%JJ///.mayoclinic.orgJdiseases#
conditionsJproctitisJbasicsJdefinitionJcon#'00'A!55.
2ccesed
;ay
5,
'015. ". *ethesda . Proctitis. e/ Gork% ational Digestie Diseases Information 3learinghouseH '01' $. harma *, et al. =adiation Proctitis. ?I23; '005H 6(')% 1$6#51 5. Blceratie Proctitis, Proposed
upon
&yne
+
7ondation
&rust,
Department
of