etiap kali musim hujan datang, Kota Mataram selalu dilanda banjir. Penyebab Penyebab banjir ini salah satunya disebabkan sungai dan saluran pembuangan yang tidak berfungsi optimal. Bagaimana tidak, sungai dan saluran pembuangan sudah tertutup sampah.
***
PEMERI!"# PEMERI!"# Kota Mataram kerap berdalih, banjir yang melanda Kota Mataram disebabkan oleh banjir kiriman dari $ilayah terdekat seperti %ombok Barat. amun, dalih ini tak lantas membuat pemerintah hanya berdiam diri dan tidak melakukan upaya apapun.
Beberapa ren&ana telah di$a&anakan untuk men&egah dan menghadapi persoalan banjir ini. amun, semua hanya sekedar $a&ana tanpa ada realisasi yang nyata. Mulai dari ren&ana pembangunan bendungan, pengerukan sedimen sungai, hingga men&egah pembuangan sampah di sungai atau saluran drainase.
'ayangnya, semua ren&ana tersebut tidak banyak yang terlaksana sesuai harapan. Buktinya, hingga saat ini belum ada ad a bendungan, normalisasi kali yang dijanjikan (inas P) Kota Mataram juga belum ada kejelasannya. ang ang terakhir, upaya pemerintah men&egah pembuangan sampah di kali atau saluran drainase nampaknya menemui jalan terjal. Masyarakat masih menjadikan sungai dan saluran drainase sebagai tempat pembuangan sampah. . Banjir memutuskan jalur transportasi
(ampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat. "kibat genangan air pada jalan j alan yang &ukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk puso + &ontainer tidak bisa mele$ati jalan tersebut. 'elain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun dapat terganggu Banjir dapat men&emari lingkungan sekitar kita
'aat banjir datang tidak hanya air, ai r, tetapi juga memba$a serta sampah, kotoran, limbah pabrik + kimia, ki mia, minyak oli, bensin, solar, minyak tanah, dsb-, dan masih banyak lagi. 'elain dapat men&emari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.
. Banjir dapat mendatangkan masalah + gangguan kesehatan penyakit-
Banjir menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. 'elain itu umumnya makanan dan minuman yang sehat akan lebih susah ditemukan terjadi kera$anan pangan- dan juga karena terlalu sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.
Pengertian '!"!E /0 !#E "R!. 'ebenarnya apa sih state of the art '/!"- dalalm penelitian itu1 'aya ambil pengertian bebas dari $ikipedia 2 !he state of the art is the highest le3el of de3elopment, as of a de3i&e, te&hni4ue, or s&ienti5& 5eld, a&hie3ed at a parti&ular time. It also applies to the le3el of de3elopment as of a de3i&e, pro&edure, pro&ess, te&hni4ue, or s&ien&e- rea&hed at any parti&ular time usually as a result of modern methods. (ari pengertian di atas, intinya '/!" adalah pen&apaian paling tinggi dari sebuah proses pengembangan bisa berupa de3i&e, prosedur, proses, teknik atau sains-. (alam hubungannya dengan penelitian mahasis$a. 'ebuah proposal atau hasil penelitian yang mempunyai '/!" adalah hasil penelitian itu bisa menjadi pen&apaian paling tinggi dalam masalah yang akan diselesaikan. Bisa itu merupakan hasil penelitian yang menggunakan metode paling baru, alat paling baru, atau metode yang paling &anggih yang bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam penelitian. !entu saja masih alam koridor bah$a penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
!etapi dalam hemat saya, pada aras penelitian '6, '/!" ini menjadi lebih 7eksibel. '"ya pribadi sebenarnya lebih menekankan bah$a penelitian yang dilakukan harus mempunyai kontribusi. Kontribusi disini bisa berma&am bentuk seperti, menyelesaikan permasalahan di sebuah instansi atau perusahaan tentu yang belum pernah dilakukan oleh orang lain atau dengan penambahan 3ariabeldengan alat dan atau metode yang paling mutakhir dan appropriate. Bisa juga berbentuk menyempurnakan penelitian sebelumnya, bisa menyempurnakan atau melanjutkan. (engan memilih satu dari dua bentuk tersebut saya pikir &ukuplah sebagai '/!" pada Ma4om 'arjana. 8ika saya melihat se&ara obyektif, sebenarnya ide9ide yang dikemukakan mahasis$a dalam proposalnya, banyak yang sudah &ukup bagus. Idenya banyak yang original, dan bisa dibilang mempunyai kontribusi dan '/!". !etapi permasalahannya kadang mahasis$a kurang bisa menyampaikan bahasanya dalam bentuk tulisan yang &ukup bisa :merayu; pemba&a bah$a dia mempunya '/!" dan ini original. '/!" paling gampang didapat dari men&ari hasil penelitian baik yang berupa laporan penelitian atau artikel di jurnal, kemudian sampaikan
bagaimana penelitian tersebut mendukung penelitian "nda. "rtinya "nda harus bisa menunjukkan posisi penelitian "nda dalam peta penelitian yang begitu luas, sama seperti harus bisa menunjukkan posisi jogja di atlas dunia. yang "nda perlu ingat bah$a buat mahasis$a, idealnya, !" atau skripsi adalah karya seni yang harus bisa dibanggakan, dan tidak boleh ada yang menyamai. Karna karya 'eni dibuat oleh tangan dengan penuh perasaan dan tanggung ja$ab, jadi nilai rasanya luar biasa tinggi dan pasti susah untuk ditiru. 8ika ada sebuah hasil karya yang tidak unik artinya gampang ditiru- itu bukan sebuah karya seni atau merupakan hasil fabrikasi. Ketinggian hasil karya seni inilah yang disebut dengan '!"!E /0 !#E "R!. oleh 2
Kebijakan Permukiman
"R"#" KEBI8"K" PE>EMB">" PERM)KIM" P"(" K"<"'" R"<" %/>'/R (I K/!" P"(">
(edi #ermon6-, 'antun R.P. 'itorus?-, Manu$oto@-, "linda 0. Medrial Aain-
"B'!R"=!
!he main obje&ti3es of this resear&h are to e3aluate and formulate landslide haCard le3el Cone and to formulate the dire&tion of poli&y of land use and dire&tion of settlement de3elopment in landslide haCard area. E3aluation and formulation of landslide haCard le3el in Padang &ity, &ondu&ted using >eographi& Information 'ystem >I'- te&hni4ue and M"0098apan model for landslide. 0ormulation of poli&y dire&tion of land use and dire&tion settlement de3elopment in landslide haCard $as &ondu&ted des&ripti3ely from the result of the resear&h data beforehand and priority of poli&y dire&tion $as analysed using "nalyti&al #ierar&hy Pro&ess "#P-. !he resear&h result, sho$ that there $e re four landslide haCard Cone le3els in Padang &ity, namely lo$ 6,D6@ ha-, medium 6,?D ha-, high ?F,D6 ha-, and eGtremely high F,D@@ ha-, respe&ti3ely. Poli&y dire&tion to pre3enting the de3elopment of settlement area at high and highest landslide haCard Cone must be prohibited.
Key$ords2 landslides, poli&y of landslide haCard Cones
PENDAHULUAN Longsor merupakan suatu fenomena alam yang selalu berhubungan dengan datangnya musim hujan, terjadi secara tibatiba dalam !aktu yang relatif singkat pada suatu tempat tertentu dengan tingkat kerusakan yang sangat berat, bahkan kehilangan nya!a penduduk yang bermukim di sekitarnya "#itorus, $%%&'( )enurut Utoyo et al( "$%%*' dan +anuti et al( "$%%', bencana longsor selain diakibatkan oleh karakteristik !ilayah, juga disebabkan oleh akti-itas manusia dalam hal pemenuhan kebutuhannya tanpa memperhatikan keberlanjutan dari sumberdaya alam( De!asa ini, bencana longsor sering terjadi dan menghancurkan permukiman serta sarana dan prasarana lainnya( Hal ini menimbulkan kerugian harta dan ji!a penduduk yang bermukim pada daerah tersebut, sehingga perlu penataan kembali permukiman penduduk ke ka!asan yang bebas longsor ".irdin, $%%*/ #yahrin, $%%/ #uryani dan )arisa, $%%0/ dan )artono et al(, $%%0'( *'
Dosen 1urusan 2eografi 34# UNP dan )ahasis!a Program Doktor P#L 4P5 5ogor
$'
Dosen Departemen 4lmu 6anah dan P#L 4P5 5ogor
'
Dosen Arsitektur Landscape dan P#L 4P5 5ogor
7'
5APENA# 1akarta dan Dosen P#L 4P5 5ogor
Pusat .ulkanologi dan )itigasi 5encana 2eologi "$%%0', secara umum menjelaskan bah!a 4ndonesia tergolong pada daerah ra!an longsor dengan 8*9 titik lokasi ra!an longsor yang setiap tahunnya mengakibatkan kerugian akibat bencana tanah longsor sekitar :p( 9%% milyar, sedangkan ji!a yang terancam sekitar * juta ji!a( Propinsi yang tergolong ra!an longsor adalah; 1a!a 6engah "$< lokasi', 1a!a 5arat "$<& lokasi', #umatera 5arat "*%% lokasi', #umatera Utara "0 lokasi', =ogyakarta "% lokasi', >alimantan 5arat "$ lokasi', dan sisanya tersebar di N66, :iau, >alimantan 6imur, 5ali, 1a!a 6imur, #ula!esi Utara, dan Papua( #elama
tahun $%%$%%0, longsor
yang
terjadi mencapai *% kali dan
menghancurkan permukiman penduduk( >orban ji!a yang meninggal dunia 7** orang, korban lukaluka *78 orang, rumah hancur $0& unit, rumah rusak *(907 unit, rumah terancam longsor $(789 unit, lahan petani rusak <0* ha, dan jalan terputus 8$% m(
Propinsi #umatra 5arat sebagai salah satu propinsi yang ra!an longsor memiliki luas ? 7$($8< km$( Pada tahun *8<* jumlah penduduk $(<8$($$* ji!a, diantaranya 9&@ tinggal di desa( >epadatan penduduk ratarata && ji!akm$ dan kenaikan jumlah penduduk ratarata sekitar $@ setiap tahunnya( Pada 6ahun $%%&, jumlah penduduk #umatera 5arat ? 7(<7&(<<& ji!a dengan kepadatan penduduk ratarata **$ ji!akm$( >onsentrasi permukiman sebagian besar terdapat di >ota Padang, >ota 5ukitinggi, >abupaten Padang Pariaman, Agam, Limapuluh >ota, #olok, dan >abupaten 6anah Datar "Pempro- #umbar, $%%<'( >ota Padang merupakan ibu kota propinsi #umatera 5arat dengan tipe relief datarberbukit( Dinamika
permukiman akibat perubahan penggunaan lahan terus terjadi, umumnya
berkembang ke daerah pinggiran bagian timur, utara, dan selatan kota dengan karakteristik fisik yang rentan terhadap bencana longsor( >ota Padang a!alnya merupakan suatu permukiman
kecil, secara spasial mempunyai lokasi yang strategis bagi kegiatan
perdagangan( #eiring dengan perjalanan !aktu, >ota Padang mengalami perkembangan sebagai akibat pertambahan penduduk, perubahan sosioekonomi dan budayanya, serta interaksinya dengan kotakota lain dan daerah sekitarnya "#andy, *8<9'( 5>#P55 >ota Padang "$%%<' menjelaskan bah!a dalam rentang tahun *89%$%%< sudah terjadi ? % kali longsor melanda >ota Padang yang banyak menimbulkan kerugian harta, benda, dan ji!a penduduk( Lokasi kejadian longsor terdapat di ka!asan 2unung Padang, yaitu di 5ukit Lantiak, 5ukit 2ado2ado, 5ukit )ata Air, dan 5ukit Air )anis( #elain itu, longsor juga terjadi di 5ukit 2aung, Lubuk )inturun, #itinjau Laut, 4ndarung, dan 5ungus 6eluk >abung( 5encana tanah longsor yang terjadi di 5ukit Lantiak pada tahun *888 mengakibatkan &< orang meninggal dunia dan puluhan rumah hancur( 6ahun $%%% dan $%%* longsor kembali terjadi di 5ukit Lantiak yang mene!askan puluhan ji!a( 5encana tersebut tergolong pada bencana tanah longsor yang cukup parah, sehingga dianggap sebagai bencana daerah #umatera 5arat dan Nasional( #ejalan dengan otonomi daerah, dimana >ota Padang diberi !e!enang dalam mengatasi permasalahan penataan ruang, terutama penataan ruang untuk
permukiman, pemerintah daerah berke!ajiban mengeluarkan suatu kebijakan
penggunaan lahan untuk permukiman, terutama pengembangan permukiman pada ka!asan ra!an longsor, agar tercipta rasa aman bagi masyarakat( 5ertolak dari hal tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk merumuskan BonaBona ka!asan tingkat bahaya longsor dan merumuskan arahan kebijakan pengembangan permukiman pada ka!asan ra!an longsor di >ota Padang(
)E6CDE PENEL464AN )etode untuk merumuskan Bonasi tingkat bahaya longsor dilakukan melalui pendekatan keruangan dengan simulasi model )A331apan ")inistry of Agriculture 3orestry and 3ishery1apan' "ain, $%%$', yaitu dengan model; 65L P ? "LU' ? $ "#' ? $ "#6' ? 2 ? L3 Dimana; P
; +urah Hujan/
LU
; Penggunaan Lahan/
#
; Lereng/
#6
; 1enis 6anah/
2
; 6ipe 2eologi/
L3
; 5entuklahan
65L
; 6ingkat 5ahaya Longsor
Analisis data dilakukan dengan 24# yang terdiri dari 7 tahap, yaitu "*' tahap tumpangsusun data spasial, "$' tahap editing data atribut, "' tahap analisis tabuler, dan "d' presentasi grafis "spasial' hasil analisis( )etode yang digunakan dalam tahap analisis tabuler adalah metode scoring( #etiap parameter penentu tingkat bahaya longsor diberi skor tertentu, dan kemudian pada setiap unit analisis skor tersebut dijumlahkan( Hasil penjumlahan skor selanjutnya dikalsifikasikan untuk menentukan tingkat bahaya longsor( >lasifikasi tingkat bahaya longsor berdasarkan jumlah skor parameter longsor( Perumusan kebijakan pengembangan permukiman pada ka!asan ra!an longsor dilakukan secara deskriptif berdasarkan pada hasilhasil penelitian yang telah dilakukan( Prioritas kebijakan dilakukan dengan teknik analisis AHP "Analysis Hierarchi Process'( 6ahaptahap yang dilakukan dalam analisis AHP adalah sebagai berikut; "*' penyusunan hierarki, untuk menguraikan persoalan menjadi unsurunsur dalam !ujud kriteria dan alternatif yang disusun
dalam bentuk hierarki, "$' penyusunan kriteria, digunakan untuk membuat keputusan yang dilengkapi dengan bentuk alternatif yang terkait masingmasing kriteria tersebut untuk dipilih sebagai keputusan tercantum pada tingkatan paling ba!ah, "' penilaian kriteria dan alternatif, untuk melihat pengaruh strategis terhadap pencapaian sasaran yang dinilai melalui perbandingan berpasangan( Nilai dan definisi pendapat kualitatif berdasarkan skala perbandingan ")arimin, $%%0', dan "7' penentuan prioritas, menggunakan teknik perbandingan berpasangan "pair!ise comparisons' untuk setiap kriteria dan alternatif( Nilai nilai perbandingan relatif tersebut diolah dengan menggunakan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif yang ada( #elanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat konsistensi penilaian dengan menggunakan penghitungan 4nconsistency :atio(
HA#4L DAN PE)5AHA#AN )odel bahaya longsor yang telah di analisis memberikan gambaran -isual yang nyata terhadap distribusi tingkat bahaya longsor di lokasi penelitian( Dari model bahaya longsor, diperoleh 7 Bona tingkatan bahaya longsor, yaitu; "*' Bona tingkat bahaya longsor rendah "*9(&* ha', meliputi >ecamatan Padang 6imur, Padang Utara, Padang 5arat, Nanggalo, >oto 6angah bagian barat, >uranji bagian barat, Lubuk 5egalung bagian utara, 5ungus 6eluk >abung bagian barat, "$' Bona tingkat bahaya longsor sedang "*0($0& ha', meliputi >ecamatan >oto 6angah bagian tengah, >uranji bagian tengah, Pauh bagian barat, Lubuk >ilangan bagian barat dan timur, Padang #elatan bagian timur, 5ungus 6eluk >abung bagian tengah, "' Bona tingkat bahaya longsor tinggi "$<(&*7 ha', meliputi >ecamatan >oto 6angah bagian utara, >uranji bagian timur, Pauh bagian utara, Lubuk >ilangan bagian timur, Padang #elatan bagian barat, 5ungus 6eluk >abung bagian timur, dan "7' Bona tingkat bahaya longsor sangat tinggi "<(& ha', meliputi >ecamatan >oto 6angah bagian timur, >uranji bagian utara, Pauh bagian timur, Padang #elatan bagian tengah, Lubuk 5egalung bagian 5arat(
2ambar *( 6ingkat 5ahaya Longsor >ota Padang "$%%8'
Permukiman terus berkembang pada ka!asanka!asan ra!an longsor, terutama pada ka!asan dengan tingkat bahaya longsor rendah "*9(&* ha', tingkat bahaya longsor sedang "*0($0& ha', tingkat bahaya longsor tinggi "$<(&*7 ha', dan tingkat bahaya longsor sangat tinggi "<(& ha'( Pada tahun *890, luas lahan yang digunakan untuk permukiman pada ka!asan tingkat bahaya longsor rendah adalah 7(<$% ha, tahun *887 meningkat menjadi &(870 ha, dan tahun $%%& meningkat menjadi 8(%&$ ha( Lahan yang digunakan untuk pemukiman pada ka!asan tingkat bahaya longsor sedang pada tahun *890 adalah 9<7 ha, tahun *887 meningkat menjadi $(%90 ha, dan tahun $%%& meningkat menjadi $(987 ha( Pada tahun *890, luas lahan yang digunakan untuk pemukiman pada ka!asan tingkat bahaya longsor tinggi adalah <*7 ha, tahun *887 meningkat menjadi $(*$0 ha, dan tahun $%%& meningkat menjadi $(980 ha( Lahan yang digunakan untuk pemukiman pada ka!asan tingkat bahaya longsor sangat tinggi pada tahun *890 adalah $79 ha, tahun *887 meningkat menjadi 8% ha, dan tahun $%%& meningkat menjadi *(<0< ha "Hermon, $%%8'( 6erjadinya peningkatan luas lahan pemukiman pada ka!asanka!asan dengan tingkat bahaya longsor tinggi dan sangat tinggi disebabkan oleh lemahnya kontrol pemerintah dalam pengendalian kebijakan tata ruang !ilayah kota ":6:F >ota'( Hasil analisis tingkat bahaya longsor dengan tingkat kesesuaian lahan untuk permukiman di lokasi penelitian, diperoleh Bona ka!asan untuk pengembangan permukiman, yaitu; *( ona A, yaitu ka!asan pengembangan permukiman yang sesuai untuk permukiman dengan tingkat bahaya longsor rendah $( ona 5, yaitu ka!asan pengembangan permukiman yang sesuai untuk permukiman dengan tingkat bahaya longsor sedang ( ona +, yaitu ka!asan yang tidak dibolehkan mengembangkan permukiman( Hal ini disebabkan oleh kesesuaian lahan untuk permukiman memiliki tingkat kesesuaian lahan tidak sesuai untuk permukiman dengan -ariasi tingkat bahaya longsor sedangsangat tinggi( Distribusi ka!asan untuk pengembangan permukiman pada ka!asan ra!an longsor di >ota Padang dapat dilihat pada 6abel *( 6abel *(
Distribusi >a!asan untuk Pengembangan Permukiman pada >a!asan :a!an
Longsor di >ota Padang
ona 6ingkat >esesuaian Lahan 6ingkat 5ahaya Longsor Distribusi >a!asan A #esuai :endah >ecamatan >oto 6angah bagian barat, Padang Utara, Nanggalo bagian barat, Padang 5arat, Padang 6imur, Lubuk 5egalung bagian utara, dan 5ungus 6eluk >abung bagian barat 5 #esuai #edang >ecamatan >oto 6angah bagian tengah, Nanggalo bagian timur, >uranji bagian barat, Pauh bagian barat, Lubuk >ilangan bagian utara, Lubuk 5egalung bagian timur, Padang #elatan bagian barat dan timur, 5ungus 6eluk >abung bagian utara dan selatan + 6idak #esuai #edang #angat 6inggi >ecamatan >oto 6angah bagian tengah, selatan, dan timur( >ecamatan >uranji bagian utara, selatan, dan timur( >ecamatan Pauh bagian tengah, utara, selatan, dan timur( >ecamatan Lubuk >ilangan bagian timur dan utara( >ecamatan Padang #elatan bagian barat dan tengah( >ecamatan Lubuk 5egalung bagian selatan dan barat( >ecamatan 5ungus 6eluk >abung bagian timur dan utara( #umber; Hasil Analisis Data Penelitian "$%%8'
ona A, merupakan ka!asan yang dapat dioptimalkan untuk pengembangan permukiman, karena relatif aman dari bencana longsor( ona 5, merupakan ka!asan yang bisa digunakan untuk
pengembangan
permukiman,
tetapi harus
diringi
dengan tindakantindakan
pencegahan longsor( Hal ini disebabkan karena tingkat bahaya longsor pada Bona 5 tergolong sedang, dimana longsor dapat terjadi * kali dalam setahun terutama pada lahan yang mempunyai kemiringan G*0@( 6ingkat kesesuaian lahan pada Bona A dan Bona 5 adalah sesuai untuk permukiman(
>ambar ?. Aona Pengembangan Permukiman pada Ka$asan Ra$an %ongsor di Kota Padang ?HH-
%uas lahan yang sudah digunakan untuk permukiman pada Cona " "6- adalah .HD? ha dan luas keseluruhan Cona " 6.D6@ ha, sehingga Cona " "?- yang masih bisa dikembangkan untuk permukiman adalah .6 ha. %uas lahan yang digunakan untuk permukiman pada Cona B B6- adalah ?.HH, ha dan luas keseluruhan Cona B 66.HH ha, sehingga Cona B B?- yang masih bisa dikembangkan untuk permukiman dengan beberapa tindakan pen&egahan longsor adalah .?@,? ha. 'edangkan Cona = yang telah digunakan sebagai lahan permukiman seluas .D, ? ha. Karakteristik Cona = yang tidak sesuai untuk permukiman dan berpotensi &ukup besar terjadinya longsor, maka permukiman pada Cona = .D?,? ha- perlu direlokasi se&ara bertahap ke Cona " atau Cona B. "rahan penataan dan pengembangan permukiman pada ka$asan ra$an longsor dapat dilihat pada !abel ?. !abel ?. "rahan Penataan dan Pengembangan Permukiman pada Ka$asan Ra$an %ongsor di Kota Padang
Aona %uas ha"rahan Pengembangan Permukiman "rahan Penataan " 6.D6@ Permukiman
"6 .HD? !elah digunakan
"? .6
Rekomendasi Pengembangan 6. Penga$asan Ka$asan
?. Pengendalian Pemanfaatan
Ka$asan B 66.HH Permukiman !erbatas
B6 ?.HH, !elah digunakan 6. Penga$asan Ka$asan ?. Pengendalian Pemanfaatan Ka$asan B? .?@,? Rekomendasi Pengembangan Bersyarat @. "nalisis >eologi dan Kestabilan %ereng . Rekayasa !eknis untuk Memperke&il Kemiringan %ereng . Menerapkan !eknik Jegetatif D. !erasering
F. 'istem (rainase yang !epat = @. #utan %indung
=6
6@,?
!elah digunakan untuk permukiman Relokasi =? ?. !elah digunakan untuk permukiman Relokasi =@ 6.FF !elah digunakan untuk permukiman Relokasi = @.H@@, #utan %indung Penga$asan dan Pengendalian yang Ketat dari Pemerintah 'umber2 #asil "nalisis (ata Penelitian ?HHKet2 "6, Cona " yang telah digunakan untuk permukiman "?, Cona " yang belum digunakan untuk permukiman B6, Cona B yang telah digunakan untuk permukiman B?, Cona B yang belum digunakan untuk permukiman =6, Cona = tidak sesuai, bahaya longsor sedang- telah digunakan untuk permukiman
=?, Cona = tidak sesuai, bahaya longsor tinggi- telah digunakan untuk permukiman =@, Cona = tidak sesuai, bahaya longsor sangat tinggi- telah digunakan untuk permukiman =, Cona = tidak sesuai, bahaya longsor sedang9sangat tinggi- belum digunakan untuk
permukiman
Aona " diperlukan penga$asan ka$asan dan pengendalian pemanfaatan ka$asan yang digunakan untuk permukiman. "rahan penataan pada Cona B juga lebih difokuskan dalam hal penga$asan ka$asan dan pengendalian pemanfaatan ka$asan yang digunakan untuk permukiman. 'elain itu perlu dilakukan analisis geologi dan kestabilan lereng, rekayasa teknis untuk memperke&il kemiringan lereng, menerapkan teknik 3egetatif, terasering, dan sistem drainase yang tepat. "rahan penataan pada Cona = adalah untuk hutan lindung dan lahan9lahan yang telah digunakan untuk permukiman harus direlokasi karena tidak sesuai dengan pola peruntukan ruang untuk permukiman di Kota Padang. Perumusan kebijakan dilakukan se&ara komprehensif yang didasarkan pada distribusi tingkat bahaya longsor dan arahan spasial pengembangan permukiman pada ka$asan ra$an longsor. "lternatif kebijakan pengembangan permukiman pada ka$asan ra$an longsor di Kota Padang adalah sebagai berikut2 6. Menyusun Cona9Cona tingkat bahaya longsor untuk mengembangkan sistem peringatan dini ben&ana longsor ?. Menyusun Cona9Cona peruntukkan lahan untuk permukiman yang berbasis tingkat bahaya longsor. @. Men&egah pengembangan permukiman pada ka$asan9ka$asan yang tidak diperuntukkan untuk permukiman terutama pada Cona tingkat bahaya longsor tinggi dan Cona tingkat bahaya longsor sangat tinggi. . 'osialisasi Cona9Cona ka$asan tingkat bahaya longsor pada masyarakat agar tidak mengembangkan permukiman pada Cona ka$asan tingkat bahaya longsor tinggi dan tingkat bahaya longsor sangat tinggi. . Menyusun ren&ana pen&egahan longsor pada berdasarkan pada Cona9Cona ka$asan setiap tingkat bahaya longsor. D. Melakukan kontrol yang tegas dan bermuatan hukum terhadap pengembangan permukiman pada ka$asan9ka$asan dengan tingkat bahaya longsor tinggi dan sangat tinggi.
F. Membentuk dan mengembangkan manajemen ben&ana longsor di Kota Padang. . Melakukan relokasi se&ara bertahap dan berkesinambungan pada masyarakat yang bermukim di ka$asan dengan tingkat bahaya longsor tinggi dan sangat tinggi ke ka$asan9ka$asan yang diperuntukkan untuk permukiman. Pemilihan prioritas kebijakan berdasarkan pada besarnya bobot nilai eigenpada setiap alternatif alternatif kebijakan. Men&egah pengembangan permukiman pada ka$asan9ka$asan yang tidak diperuntukkan untuk permukiman terutama pada Cona tingkat bahaya longsor tinggi dan Cona tingkat bahaya longsor sangat tinggi memiliki nilai bobot terbesar H,FH-. Kemudian se&ara berturut9turut diikuti oleh menyusun Cona9Cona tingkat bahaya longsor untuk mengembangkan sistem peringatan dini ben&ana longsor H,DHH-, mengembangkan manajemen ben&ana longsor H,?-, menyusun Cona9Cona peruntukkan lahan untuk permukiman yang berbasis tingkat bahaya longsor H,HH-, dan melakukan relokasi se&ara bertahap dan berkesinambungan pada masyarakat yang bermukim di ka$asan dengan tingkat bahaya longsor tinggi dan sangat tinggi ke ka$asan9ka$asan yang diperuntukkan untuk permukiman H,-. Kebijakan pengembangan permukiman pada ka$asan ra$an longsor di Kota Padang diprioritaskan pada kebijakan, yaitu2 6. Men&egah pengembangan permukiman pada ka$asan9ka$asan yang tidak diperuntukkan untuk permukiman terutama pada Cona tingkat bahaya longsor tinggi dan Cona tingkat bahaya longsor sangat tinggi. ?. Menyusun Cona9Cona tingkat bahaya longsor untuk mengembangkan sistem peringatan dini ben&ana longsor. @. Membentuk dan mengembangkan manajemen ben&ana longsor di Kota Padang. . Menyusun Cona9Cona peruntukkan lahan untuk permukiman yang berbasis tingkat bahaya longsor. . Melakukan relokasi se&ara bertahap dan berkesinambungan pada masyarakat yang bermukim di ka$asan dengan tingkat bahaya longsor tinggi dan sangat tinggi ke ka$asan9ka$asan yang diperuntukkan untuk permukiman.
KE'IMP)%" (" '"R" PenConasian ka$asan ra$an longsor di Kota Padang menghasilkan Conasi tingkat bahaya longsor, yaitu2 6- tingkat bahaya longsor rendah, luas ka$asan 6.D6@ ha dengan kondisi tanah sangat stabil sehingga ka$asan ini aman dari ben&ana longsor, ?- tingkat bahaya longsor sedang, luas ka$asan 6.?D ha dengan kondisi tanah kurang stabil sehingga longsor berpeluang terjadi 6 kali dalam setahun pada ka$asan dengan kemiringan lereng 6L, @- tingkat
bahaya longsor tinggi, luas ka$asan ?F.D6 ha dengan kondisi tanah tidak stabil sehingga peluang terjadinya longsor 69? kali dalam setahun, dan - tingkat bahaya longsor sangat tinggi, luas ka$asan F.D@@ ha dengan kondisi tanah sangat sering mengalami longsor karena longsor lama dan longsor baru masih aktif bergerak akibat &urah hujan tinggi dan erosi yang kuat, sehingga berpeluang longsor ? kali dalam tahun. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan yang diprioritaskan adalah men&egah pengembangan permukiman pada ka$asan9ka$asan yang tidak diperuntukkan untuk permukiman terutama pada Cona tingkat bahaya longsor tinggi dan Cona tingkat bahaya longsor sangat tinggi. 'ehingga, pengembangan permukiman baru sebaiknya dilakukan pada ka$asan9ka$asan Cona "? dan Cona B? yang relatif aman dari bahaya longsor. Permukiman yang berada pada Cona = disarankan untuk direlokasi pada ka$asan9ka$asan Cona "? dan Aona B? yang relatif aman dari bahaya longsor.
("0!"R P)'!"K" BK'PBBN Badan Kesejahteraan 'osial Penanggulangan Ben&ana dan Banjir Kota Padang. ?HHF. %aporan Ben&ana Kota Padang. BK'PBB. Kota Padang =anuti, P., .=asagli, and R. 0anti. ?HH@. %andslide #aCard for "r&haeologi&al #eritage2 !he =ase of !harros in Italy. %andslides e$s. 6+62 H9@ #ermon, (. ?HH. (inamika Permukiman dan "rahan Kebijakan Pengembangan Permukiman pada Ka$asan Ra$an %ongsor di Kota Padang 'umatera Barat. (isertasi '@. 'ekolah Pas&asarjana IPB. Bogor Marimin. ?HH. !eknik dan "plikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. >ramedia
eologi. ?HH. >erakan !anah di Ke&amatan %imo Koto Padang Pariaman. 'umatera Barat. J'I 'andy, I.M. 6F. Kota di Indonesia. Publikasi o.6?@. (irektorat !ata >una !anah. (itjen "graria. (epdagri. 8akarta 'itorus, '.R.P. ?HHD. Pengembangan %ahan Berpenutupan !etap sebagai Kontrol terhadap 0aktor Resiko Erosi dan Ben&ana %ongsor. Makalah. %okakarya Penataan Ruang sebagai
'uryani, R.%. dan ". Marisa. ?HH. "spek9"spek yang Mempengaruhi Masalah Permukiman di Perkotaan. Program 'tudi "rsitektur. 0akultas !eknik )'). Medan 'yahrin, ". ?HH@. Pengaturan #ukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan. Pustaka Bangsa Press )toyo, B.'., E. "n$ar, I.M. 'andy, R.'. 'aefulhakim, dan #. 'antoso. ?HH6. "nalisis Keterkaitan antara Pertumbuhan reen 'pa&e in 'outheast "sian Mega9=ities $ith 'pe&ial Referen&e to 8akarta Metropolitan Region 8"B/!"BEK-. (o&toral (egree Program. (epartment of "gri&ultural and En3ironmental Biology >raduate '&hool of "gri&ultural and %ife '&ien&es. !he )ni3ersity of !okyo. 8apan