PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG LPG MELALUI SMS GATEWAY MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ARDUINO PADA PT BANGUN INTI GEMILANG
SKRIPSI
Disusun Oleh : NIM
: 1133469632
NAMA : Muhammad Husni Farid
JURUSAN SISTEM KOMPUTER KONSENTRASI CCIT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER STMIK RAHARJA TANGERANG 2015/2016 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG LPG MELALUI SMS GATEWAY MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ARDUINO PADA PT BANGUN INTI GEMILANG Disusun Oleh :
NIM
: 1133469632
Nama
: Muhammad Husni Farid
Jenjang Studi : Strata Satu Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi : CCIT
Disahkan Oleh :
Tangerang, 1 Maret 2016
Ketua
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
Jurusan Sistem Komputer
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.pd)
NIP : 000594
NIP : 079010
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG LPG MELALUI SMS GATEWAY MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ARDUINO PADA PT BANGUN INTI GEMILANG Disusun Oleh :
NIM
: 1133469632
Nama
: Muhammad Husni Farid
Jenjang Studi : Strata Satu Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi : CCIT
Disahkan Oleh :
Tangerang, 1 Maret 2016
Ketua
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
Jurusan Sistem Komputer
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.pd)
NIP : 000594
NIP : 079010
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG LPG MELALUI SMS GATEWAY MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ARDUINO PADA PT BANGUN INTI GEMILANG Dibuat Oleh :
NIM : 1133469632 Nama : Muhammad Husni Farid
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Komputer CCIT
Tahun Akademik 2015 / 2016
Disetujui Oleh :
Tangerang, 1 Maret 2016 Pembimbing I
Pembimbing II
(Moch Ibnu Safari,M.Kom)
(Listina Nadhia .N, S.Kom)
NID : 14009
NID : 15016
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG LPG MELALUI SMS GATEWAY MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ARDUINO PADA PT BANGUN INTI GEMILANG
Dibuat Oleh : NIM : 1133469632 Nama : Muhammad Husni Farid Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Komputer
Konsentrasi CCIT
Tahun Akademik 2015/2016
Disetujui Penguji :
Tangerang, 1 Maret 2016 Ketua Penguji
Penguji I
Penguji II
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
(Hani Dewi Ariessanti,M.Kom)
((Ferry Sudarto, S.Kom,M.Pd)
NID : 99001
NID : 12003
NID : 10001
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini,
NIM
: 1133469632
Nama
: Muhammad Husni Farid
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi : CCIT
Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis s aya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan ge lar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.
Tangerang, 1 Maret 2016
(Muhammad Husni Farid) NIM : 1133469632
)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;
ABSTRAKSI
Semakin bertambahnya tingkat populasi masyarakat, membuat tingkat konsumsi masyarakat pada sumber daya alam juga meningkat. Dalam hal ini peningkatan terjadi pada penggunaan bahan bakar LPG (Liquefied Petroleum Gas), . Dengan pengguna bahan bakar LPG yang semakin meningkat, sehingga memungkinkan terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh kebocoran gas LPG. Namun tidak semua penyedia tabung gas LPG memberikan sistem keselamatan tambahan pada tabung LPG yang mereka jual. Sehingga dibutuhkan alat pendeteksi kebocoran gas LPG dan sistem yang dapat melakukan penanggulangan jika terjadi kebocoran tabung LPG. Untuk itulah dibuat alat pendekteksi kebocoran gas LPG dengan menggunakan sistem notifikasi SMS dengan menggunakan SIM900a, Sensor MQ-6 yang dapat mendeteksi gas LPG dan motor DC untuk menggerakkan exhaust untuk menetralisir udara saat terjadi kebocoran gas LPG, sehingga dapat memberikan peringatan jika pemilik tabung LPG sedang berada diluar rumah. Seluruh komponen tersebut dikontrol dengan menggunakan Arduino uno. Alat ini memiliki keunggulan karena mudah digunakan dan kompatibel dengan seluruh perangkat komunikasi yang berbasis SMS. Dengan diciptakannya alat ini, proses pemantauan tabung LPG dapat dilakukan dengan mudah dan aman. Dan alat ini dapat dikembangkan lagi menggunakan notifikasi berbasis internet.
Kata Kunci: LPG, Sensor MQ-6, SIM900a, Motor DC, SMS, Arduino Uno
ABSTRACT
The increasing level of the population, making the level of public consumption on natural resources is also increasing. In this case the increase occurred in the use of LPG (Liquefied Petroleum Gas),. With the LPG fuel is increasing, allowing the occurrence of fires caused by leakage of LPG gas. However, not all providers of LPG gas cylinders provide additional safety systems to the LPG they sell. So it takes a LPG gas leak detectors and systems that can perform countermeasures in case of leakage of LPG cylinders. For that created the tool pendekteksi leakage of LPG gas by using a system of SMS notifications using SIM900a, Sensor MQ-6 that can detect gas LPG and DC motors to drive the exhaust to neutralize the air when there is leakage of LPG gas, so as to provide a warning if the owner of LPG cylinders being are outside the home. All the components are controlled using the Arduino Uno. This tool has the advantage of being easy to use and compatible with all devices based on SMS communication. With the creation of this tool, the monitoring process of LPG cylinders can be easily and safely. And these tools can be developed using the Internet-based notifications.
Keywords: LPG, Sensor MQ-6, SIM900a, Motor DC, SMS, Arduino Uno
KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semest inya.
Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.
Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom Pembantu Ketua I Bidang Akademik.
4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
5. Bapak Moch. Ibnu Safari, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyusun laporan skripsi ini hingga selesai.
6. Ibu Listina Nadhia Ningsih, S.Kom. selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyusun laporan skripsi ini hingga selesai.
7. Kedua Orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
8. The Pillars, Kuhitech, Grup Sensor, dan teman - teman semua yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu per satu. Terima kasih atas seluruh bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi
Tangerang,1 Maret 2016
Muhammad Husni Farid NIM. 1133469632 pihak yang membutuhkan.
Daftar isi
1 BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah o 1.2 Perumusan Masalah o 1.3 Ruang Lingkup Penelitian o 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian o 1.4.1 Tujuan Penelitian 1.4.2 Manfaat penelitian 1.5 Metode Penelitian o 1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1.5.2 Metode Perancangan 1.5.3 Metode Pengujian 1.5.4 Metode Prototipe 1.6 Sistematika Penulisan o 2 BAB II 2.1 Teori Umum o 2.1.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.2 Konsep Dasar Monitoring 2.1.3 Konsep Prototipe 2.1.4 Konsep Dasar Flowchart 2.1.5 Konsep Dasar Pengujian 2.1.6 LPG ( Liquefied Petroleum Gas) 2.1.7 SMS Gateway 2.2 Teori Khusus o 2.2.1 Mikrokontroller 2.2.2 Arduino 2.2.3 Modul SIM900A 2.2.4 Sensor MQ-6 2.2.5 Modul Sensor Api 2.2.6 Motor DC 2.2.7 Relay 2.2.8 Buzzer 2.2.9 LCD ( Liquid Crystal Display 16x2) 2.3 Liteature Review o 3 BAB III 3.1 Tinjauan Organisasi o 3.1.1 Sejarah Singkat PT Bangun Inti Gemilang 3.1.2 Visi dan Misi PT Bangun Inti Gemilang 3.1.3 Wewenang dan Tanggung Jawab 3.1.4 Struktur Organisasi 3.2 Tata Laksana Sistem Yang Berjalan o 3.2.1 Prosedur Sistem Yang Berjalan 3.2.2 Rancangan Sistem Prosedur Yang Berjalan 3.3 Perancangan Alat o 3.3.1 Perangkat Keras ( Hardware) 3.3.2 Perangkat Lunak (Software) 3.4 Permasalahan Yang Di Hadapi dan Alternatif Pemecahan Masala h o 3.5 User Requirment o 3.5.1 Elisitasi Tahap I
4 BAB IV 4.1 Uji Coba o 4.1.1 Metode Black Box 4.1.2 Konfigurasi Pemasangan Alat 4.1.3 Pengujian Catu Daya 4.1.4 Pengujian Sensor MQ-6 4.1.5 Pengujian Sensor Api 4.1.6 Pengujian SIM900A 4.1.7 Pengujian LCD 16x2 4.1.8 Pengujian LED & Buzzer 4.1.9 Pengujian Relay & Motor DC 4.2 Flowchart o 4.3 Analisa o 4.4 Implementasi o 4.4.1 Schedule 4.5 Estimasi Biaya o 5 BAB V 5.1 Kesimpulan o 5.2 Saran o 6 DAFTAR PUSTAKA 7 LAMPIRAN-LAMPIRAN
3.5.2 Elisitasi Tahap II 3.5.3 Elisitasi Tahap III 3.5.4 Final Elisitasi
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM
DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan BlackBox Tabel 3.1 Perbandingan Prototipe Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III Tabel 3.5 Final Elisitasi Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Sistem Tabel 4.2 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor MQ-6 Tabel 4.4 Schedule Tabel 4.5 Estimasi Biaya
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Karakterisrik Sistem Gambar 2.2. Pembuatan Prototipe Evolisioner Gambar 2.3 Arduino Uno Gambar 2.4 Modul SIM900A Gambar 2.5. Datasheet MQ-6 Gambar 2.6 Modul Sensor Api Gambar 2.7. Motor DC Gambar 2.8. Relay Gambar 2.9. Buzzer & Skematik Buzzer
Gambar 2.10. LCD 16x2 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bangun Inti Gemilang Gambar 3.2 Perancangan Prototipe Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pendeteksian Kebocoran Gas LPG Gambar 3.4 Flowchart Sistem Pendeteksian Gas LPG Yang Diusulkan Gambar 3.5 Blok Diagram Gambar 3.6 Rangkaian Arduino Uno Gambar 3.7 Rangkaian Sesnor MQ-6 Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Api Gambar 3.9 Rangkaian Modul SIM900A Gambar 3.10 Rangkaian LCD 16x2 Gambar 3.11 Rangkaian Buzzer Gambar 3.12 Rangkaian LED Gambar 3.13. Rangkaian Relay Gambar 3.14 Rangkaian Motor DC Gambar 3.15. Rangkaian Catu Daya Gambar 3.16. Tampilan Listing Program Gambar 3.17. Program Arduino Gambar 4.1. Konfigurasi Sistem Gambar 4.2. Catu Daya Gambar 4.3. Sensor MQ-6 Gambar 4.4. Listing Program Pengujian MQ-6 Gambar 4.5. Sensor Api Gambar 4.6. Listing Program Pengujian Sensor Api Gambar 4.7. Modul SIM900A
Gambar 4.8. Pengujian SIM900A Gambar 4.9. LCD 16x2 Gambar 4.10 Listing Program Pengujian LCD 16x2 Gambar 4.11 Rangakaian LED & Buzzer Gambar 4.12 Listing program LED & buzzer Gambar 4.13 Rangakaian pengujian relay dan motor DC Gambar 4.14 Listing program pengujian relay dan motor DC Gambar 4.15 Flowchart Sistem Pendeteksian Gas LPG
BAB I PENDAHUL UAN
Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat berdampak pada meningkatnya kebutuhan manusia akan sumber daya energi. Dimana selama ini lebih banyak menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh alam sebagai sumber energi utama. Melalui sumber energi inilah manusia menggunakannya untuk keperluan sehari-hari, termasuk penggunaan LPG(Liquefied Petroleum Gas).
Selain digunakan untuk keperluan dapur, LPG juga bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor atau yang biasa disebut BBG(Bahan Bakar Gas). Bahkan menurut CNN Indonesia, pada tahun 2015 saja Pertamina melakukan impor 4,2 metrik ton LPG. Hal ini terkait dengan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap penggunaan gas LPG.
Namun dari banyak kelebihan yang bisa didapatkan dari pemanfaatan LPG, ada juga beberapa faktor berbahaya yang perlu diperhatikan. Seperti proses pemasangan tabung LPG
yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya kebocoran gas yang nantinya dapat memicu ledakan. Untuk itulah diperlukan alat yang dapat mendeteksi kebocoran gas dan memberikan notifikasi yang cepat supaya bisa dilakukan penanggulangan dini.
Pada PT Bangun Inti Gemilang yang merupakan salah satu perusahaan jasa konstruksi. Banyak rumah atau pun ruko(rumah toko) yang sudah mereka bangun tidak dilengkapi dengan sistem pemantauan kebocoran gas LPG. Padahal jika terjadi kebocoran gas hal ini akan sangat berbahaya karena dapat menyulut terjadinya kebakaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin merancang suatu alat yang dapat memantau keadaan tabung LPG dengan judul "PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG LPG MELALUI SMS GATEWAY MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ARDUINO PADA PT BANGUN INTI GEMILANG ".
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka dapat diurutkan permasalahan yang dihadapi, antara lain:
1. Bagaimana cara membuat Arduino agar dapat mendeteksi kobocoran tabung LPG ? 2. Bagaimana membuat Arduino agar dapat berkomunikasi dengan perangkat SMS gateway ? 3. Bagaimana membuat Arduino agar dapat memberikan informasi melalui SMS ?
Ruang Lingkup Penelitian Dalam penyusunan laporan ini, untuk tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan maka penulis memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1.
Perancangan dan pembuatan sistem pemantauan tabung LPG.
2.
Perancangan dan pembuatan sistem notifikasi SMS.Perancangan dan
pembuatan sistem notifikasi SMS.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.
Tujuan Individual
a. Untuk memenuhi syarat kelulusan skripsi.
b. Memberikan kepuasan karena dapat membuat alat yang bermanfaat bagi PT. Bangun Inti Gemilang.
2.
Tujuan Fungsional
a. Untuk menciptakan alat pemantauan tabung LPG.
b. Untuk menciptakan program sistem notifikasi SMS menggunakan Arduino.
3.
Tujuan Operasional
a. Membuat sistem yang dapat melakukan pemantau pada tabung LPG secara real time.
Manfaat penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelian ini adalah :
1.
Tujuan Individual
Mengetahui bagaimana cara merancang alat pendeteksi kebocoran tabung LPG dan sistem notifikasinya.
2.
Tujuan Fungsional
Memberikan keamanan bagi pemilik atau pengguna tabung LPG jika terjadi kebocoran pada tabung LPG miliknya.
3.
Tujuan Operasional
Memberikan kemudahan bagi pemilik atau pengguna tabung LPG untuk memantau keadaan tabung LPG miliknya.
Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data 1.
Metode Obervasi
Melalui pengamatan dan pengalaman yang didapat, penulis menyimpulkan bahwa para instansi menginginkan keamanan yang murah dan efisien.
2.
Metode Wawancara
Dalam metode ini penulis melakukan wawancara kepada stakeholder yaitu bapak Didik Prastowo selaku manager pada PT Bangun Inti Gemilang. Beliau ingin menciptakan alat pendeteksi kebocoran tabung LPG yang dapat memberikan notifikasi melalui SMS untuk tujuan peningkatan keselamatan bagi pemilik rumah.
3.
Metode Studi Pustaka
Metode ini di lakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber-sumber kajian. Landasan teori yang mendukung, data-data, atau informasi sebagai acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan, dan penyusunan laporan.
Metode Perancangan Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok . Metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.
Metode Pengujian Metode pengujian ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.
Metode Prototipe Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.
Sistematika Penulisan Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.
BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.
BAB IV : UJI COBA DAN ANALISA
Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan..
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI
Teori Umum Konsep Dasar Sistem 1. Definisi Sistem
Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya:
Menurut Mc Leod (2004) dalam Darmawan (2013:4)[1], “sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan.”
Menurut Hartono (2013:9)[2], “Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi suatu kesatuan.”
Menurut Taufiq (2013:2)[3], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:13)[4], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sis tem”.
2. Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antar sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya, batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Lingkugan Luar Sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara, lingkungan luar yang
merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistemtersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface, penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan.
5. Masukkan Sistem (Input) Energi yang dimasukkan kedalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal Input). Contoh, di dalam suatu unit sistem sistem komputer “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (Output) Hasil energi yang diolahdan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, kaluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi, informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal yang menjadi input bagi subsistem lain.
7.Pengolahan Sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic,jika deterministic,jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan t ujuan yang telah direncanakan.
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem Sumber : Sutabri (2013:13)
Sumber : Sutabri (2012:13)
3. Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:15 (2012:15))[4], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut di antaranya: sistem abstrak, siste m fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup, dan sistem terbuka.
1.
Sistem Abstrak ( Abstract Abstract System) System)
Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
2.
Sistem Fisik ( Physical System) System)
Adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.
3.
Sistem Tertentu ( Deterministic Deterministic System) System)
Adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya keluaranya dapat diramalkan.
4.
Sistem Tak Tentu ( Probabilistic System) System)
Adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.
5.
Sistem Tertutup (Closed (Closed System) System)
Adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berintraksi dan tidak ti dak dipengaruhi oleh lingkungan.
6.
Sistem Terbuka (Open (Open System) System)
Lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.
Konsep Dasar Monitoring Sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa dapat terjadi, sumber daya publik yang berkaitan, kebijakan dan juga dampak yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aktivitas mencatat secara terstruktur.
Ada beberapa definisi monitoring menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:
Menurut Khanna (2013)[5], “Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project .”
Menurut
Nikolaos
(2013)[6], “Monitoring
yaitu
kegiatan
dalam
melakukan
pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi.”
Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya. Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:
1. Menetapkan standar pelaksanaan. 2. Pengukuran pelaksanaan. 3. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Konsep Prototipe 1. Definisi Prototipe
Menurut Simarmata (2010:62)[7], “ Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan.”
Menurut Darmawan (2013:229)[1], “Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.”
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.
2. Jensi-Jenis Prototipe
Menurut Darmawan (2013:229)[1], jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Prototipe Evolusioner ( Prototype Evolusionary)
Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual.
2.
Prototipe Persyaratan ( Requirement Prototype)
Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka
inginkan.
Dengan
meninjau
prototipe
persyaratan
seiring
dengan
ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.
Langkah-langkah pembuatan Prototipe Evolusioner ( Prototype Evolutionary) ada empat langkah, yaitu :
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem. 2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator
aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping . Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator ) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru — menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan. 3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna. 4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.
Gambar 2.2 Pembuatan Prototipe Evolisioner
Sumber : Darmawan (2013:232)
Konsep Dasar F lowchart 1. Definisi F lowchart
Menurut Adelia (2011:116)[8], “ Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analyst dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart
biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.”
Menurut Sulindawati (2010:8)[9], “ Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengopersian.”
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan flowchart atau diagram alur adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk membuat algoritma, yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu diagram alur memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis. Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan artinya.
2. Jenis-Jenis F lowchart
Menurut Sulindawati (2010:8)[9], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:
1.
Flowchart Sistem (System Flowchart )
Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.
Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau
offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).
2.
Flowchart Paperwork ( Document Flowchart )
Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.
3.
Flowchart Skematik (Schematic Flowchart )
Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbolsimbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.
Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart .
4.
Flowchart Program (Program Flowchart )
Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart
Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
5.
Flowchart Proses ( Process Flowchart )
Flowchart Proses merupakan teknikmenggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.
Konsep Dasar Pengujian 1. Definisi Pengujian
Menurut Rizky (2011:237)[10], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.”
Menurut Simarmata (2010:301)[7], “Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.
Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing .
2. Definisi Black Box
Menurut Arie (2014)[11], “Black box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”
Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2 )[12], “ Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under t est (SUT) is tested without looking at the internal code structure.”
(Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.
Black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.
Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang 2. Kesalahan interface 3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas 4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 5. Kesalahan performa 6. kesalahan inisialisasi dan terminasi
Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:
1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji? 2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik? 3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu? 4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi? 5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem? 6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi si stem?
Sehingga dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak. 2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji. 3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi. 5. Melakukan pengujian. 6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan. 7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.
3. Metode Pengujian dalam Black Box
Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:
a. Equivalence Partioning
Equivalence Partioning merupakan metode uji coba black box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
b. Boundary Value Analysis
Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini Boundary Value Analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
c. Cause-Effect Graphing Techniques
Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:
1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing. 2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph. 3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan. 4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.
d. Comparison Testing
Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independen dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.
e. Sample and Robustness Testing
1.
Sample Testing
Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
2.
Robustness Testing
Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.
f. Behavior Testing dan Performance Testing
1.
Behavior Testing
Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
2.
Performance Testing
Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja
atau
kondisi
konfigurasi
program.
Spesifikasi
mengenai
performansi
didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
g. Requirement Testing
Spesifikasi
kebutuhan
yang
terasosiasi
dengan
perangkat
lunak
(input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
1. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. 2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
h. Endurance Testing
Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.
4. Kelebihan Black Box
Dalam uji coba black box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box
Kelebihan
Kelemahan
a) Black Box Testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat lunak
a) Ketika user melakukan Black Box Testing, user tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos pengujian
b) Black Box Testing dapat memilih subset test yang
secara efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini Black Box Testing dapat membantu memaksimalkan Testing Investment 5. Definisi White Box
Menurut Archarya (2013)
[13]
, White box testing is testing beyond the user interface
and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing .
(White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalah kontras dengan Black Box Testing).
Keuntungan pengujian white box
1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat. 2. Desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain. 3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika / aliran intern. 4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan. 5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat. 6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program. 7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).
Menurut Rizky (2011:262)[13], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.”
1.
Decision (Branch) Coverage
Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).
2.
Condition Coverage
Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.
3.
Path Analysis
Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.
4.
Executive Time
Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa
lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.
5.
Algorithm Analysis
Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat
LPG (Liquefied Petroleum Gas) Menurut Alireza (2014:547)[14], “ LPG is a flammable mixture of hydrocarbon gasses used as fossil fuel closely linked to oil; almost two thirds of the LPG that is used is extracted directly from the earth in the same way as natural gas. The rest is manufactured indirectly from petroleum drilled from earth in wells (crude oil).”
(LPG adalah campuran bahan yang mudah terbakar dari gas hidrocarbon yang digunakan sebagai bahan bakar fosil yang mirip dengan minyak; hampir dua per tiga dari LPG yang digunakan itu di ekstrak langsung dari bumi dengan cara yang sama dengan gas alam. Sisanya diproduksi langsung dari minyak bumi yang dibor dari sumur (minyak mentah)).
LPG merupakan campuran dua gas yang tidak beracun yang mudah terbakar, yang dikenal sebagai propana (C3H8) dan butana (C4H10). Propilena dan butylenes juga
tercampur didalamnya tapi dalam jumlah yang kecil. Awalnya gas LPG tidak berbau, hal ini membuat orang sulit untuk mendeteksi jika terjadi kebocoran, jadi sedikit campuran dari gas yang menyengat seperti Ethanethiol ditambahkan untuk membantu orang supaya dapat mencium bau kebocoran gas yang memiliki potensi berbahaya.
SMS Gateway 1. Definisi SMS Gateway
Menurut Wahana (2014:01)[15], “SMS Gateway adalah suatu platform yang menyediakan mekanisme untuk mengirim dan menerima SMS. SMS Gateway dapat berkomunikasi dengan perangkat lain yang memiliki SMS platform untuk menghantar dan menerima pesan SMS dengan sangat mudah. Hal ini dimungkinkan karena SMS Gateway juga dibekali tampilan antarmuka yang mudah dan standar.”
Menurut Wahana (2014:01)[15], Fitur yang biasa ditemukan pada SMS Gateway, antara lain:
1.
Auto Reply
Fitur ini biasa dijumpai pada program “Ketik REG”. Pada program tersebut anda diwajibkan mendaftar terlebih dahulu sebelum dapat menikmati layanan yang ditawarkan, format SMS pada saat mendaftar juga sudah ditetapkan. Jika format yang anda kirimkan salah, anda akan mendapat balasan bahwa format yang anda kirimkan salah.
2.
Pengiriman massal(Broadcast Message).
Fitur pengiriman masal ini sudah banyak disediakan pada model handphone sekarang. Namun pada fitur tersebut masih terdapat banyak kekurangan, yaitu SMS yang
dikirim haruslah sama. Jika anda ingin mengirim ke banyak orang sekaligus menyebutkan nama di dalam SMS anda, hal tersebut tidak dapat dilakukan. Dengan SMS gateway, hal tersebut dapat dilakukan.
3.
Pengiriman terjadwal
Fitur ini memungkinkan anda mengirimkan SMS pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Fitur ini biasa digunakan pada ucapan selamat ulang tahun maupun sebagai pesan pengingat.
Teori Khusus Mikrokontroller Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17 )[13], “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output’’.”
Menurut Syahwil (2013:53)[16], “Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.”
Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi –
instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.
1. Karakteristik Mikrokontroler
Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:
1. CPU (Central Procesing Unit) 2. RAM (Read Only Memory) 3. I/O (Input/Output)
Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.
2. Fitur-Fitiur Mikrokontroler
Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3 )[17], ada beberapa fitur yang pada umumnya ada dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :
1.
RAM
RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua data nya jika tidak mendapatkan catu daya.
2.
ROM
ROM disebut sebgaia kode memori karena berfungsi untuk temat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.
3.
Register
Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yangdigunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler
4.
Special Function Register
Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.
5.
Input dan Output Pin
Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
6.
Interrupt
Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan intrupsi, sehingga ketak program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan terlebih dan menjalakan program interupsi terlebih dahulu.
Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3)[17], Ada beberpa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut :
1.
Interrupt Eksternal
Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin inte rrupt.
2.
Interrupt Timer
Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
3.
Interrupt Serial
Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerima telah tercapai.
Arduino Menurut Syahwil (2013:60)[16], “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.”
Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.
Gambar 2.3 Arduino Uno
Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:
Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode. Upload
: Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.
New
: Membuat aplikasi baru.
Open
: Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.
Save
: Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board. Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :
1. Pin
Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.
2. 5V
Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.
3. 3,3V
Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA pin ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.
4. Memori
ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.
5. Input & Output
Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.
Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.
2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai. 3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output 4. PWM dengan fungsi analogWrite(). 5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa Arduino. 6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.
Modul SIM900A Modul GSM SIM900A untuk arduino bisa digunakan untuk mengirim / menerima pesan dan membuat / menerima panggilan seperti ponsel biasa dengan menggunakan kartu SIM dari sebuah provider jaringan seluler. Dengan cara menghubungkan modul GSM dengan papan arduino dan masukkan kartu SIM dari operator yang menyediakan cakupan GPRS.
Untuk bisa menghubungkan dengan jaringan seluler, shield membutuhkan kartu SIM yang dikeluarkan oleh provider jaringan seluler.
Gambar 2.4 Modul GSM SIM900A
Sumber : Datasheet Modul GSM SIM900A
Sensor MQ-6 Sensor ini biasa digunakan untuk alat pendeteksi kebocoran gas di lingkungan rumah tangga atau industri, sangat cocok untuk mendeteksi LPG, iso-butane, propane, & LNG. Dapat menghindari gangguan dari alkohol, asap masakan dan asap rokok.
Gambar 2.5 Datasheet MQ-6
Sumber : Datasheet MQ-6
Modul Sensor Api Modul ini sangat sensitive terhadap api dan radiasi. Modul ini juga bisa mendeteksi sumber cahaya normal dengan cakupan radius sekitar 760nm-1100nm. Jarak deteksi bisa mencapai 100cm.
Modul sensor api bisa mengeluarkan output analog ataupun digital. Bisa digunakan sebagai alarm kebakaran atau robot pendeteksi api.
Gambar 2.6 Modul Sensor Api
Sumber : Datasheet Flame Sensor Module
Motor DC Menurut Winarno dan Arifianto (2011:60)
[18]
Motor DC adalah jenis motor elektrik
yang bekerja pada arus searah. motor jenis ini sering digunakan pada robot bergerak, karena tipe motor dapat disesuaikan dengan kebutuhan robot . dengan penambahan gear jenis tertentu, motor ini dapat menghasilkan kecepatan tinggi atau torsi yang kuat. power supply yang digunakan berkisar antara 3-24 volt dengan arus sebesar 1 ampere.
Gambar 2.7 Motor DC
Relay Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis. Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay mer upakan “otak” dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. 2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut:
1. Kumparan elektromagnet 2. Saklar atau kontaktor 3. Swing Armatur 4. Spring (Pegas)
Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah:
1. Relay sebagai kontrol ON/OF beban dengan sumber tegang berbeda. 2. Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan. 3. Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda). 4. Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada kondisi tertentu.
Gambar 2.8 Relay & Skematik Relay
Buzzer Menurut Dadang (2011:36)[19], “Buzzer adalah sebuah speaker dengan nilai impedansi yang rendah, sehingga menghasilkan nada yang lebih keras dari pada speaker.”
Menurut Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5 )[20], bahwa “Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak- balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara”.
Gambar 2.9 Buzzer & Skematik Buzzer
LCD (Liquid Crystal Display 16x2) LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal – alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat
berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris. 2. Mempunyai 192 karakter tersimpan. 3. Terdapat karakter generator terprogram. 4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit 5. Dilengkapi dengan back light.
Gambar 2.10 LCD 16x2
Sumber : Datasheet LCD 16x2
Liteature Review Banyak penelitian sebelumnya dilakukan mengenai sensor gas dan sms gateway berbasis mikrokontroler. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan alat ini perlu dilakukan studi pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (literature review) ini yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Saefullah, Hadi Syahrial, Ari Santoso (2012), Jurusan Sistem Mahasiswa Pasca Sarjana, Universitas Budi Luhur Komputer, Jurusan sistem Komputer STMIK Raharja, Pasca Sarjana Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur, yang berjudul “Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas LPG menggunakan Mikrokontroller AT89S2051 Melalui Handphone Sebagai Media Informasi” Penelitian menjelaskan
kebakaran sering terdengar sebagai akibat tabung gas elpiji meledak, penyebab meledaknya tabung gas ini karena kebocoran pada selang, tabung atau pada regulatornya yang tidak terpasang dengan baik. Pada saat terjadi kebocoran akan tercium gas yang menyengat, gas inilah yang nantinya akan meledak apabila ada sulutan atau percikan listrik, atau rokok. Pada intinya ledakan dapat dihindarkan apabila terdapat penanganan dini saat gas keluar atau pada saat kebocoran gas terjadi. Pada penelitian ini dibuat sebuah program untuk mendeteksi kebocoran Gas dengan memanfaatkansensor gas TGS-2610. Pada saat sensor mendeteksi adanya bau gas maka sistem mengaktifkan buzzer sebagai simulasi penanganan dini. Selain itu, sistem ini juga dihubungkan dengan handphone, untuk memberi informasi bahwa kondisi gastelah berbahaya kepada pihak terkait. Hasilnya berupa sebuah alat yang mampu mengirim informasi berupa SMS ke pihak terkait, membunyikan buzzer sebagai peringatan dini ketika ruang terakumulasi gas yang berbahaya dan mematikannya jika kondisi ruang sudah aman dari gas.
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tias Harfiansyah Akbar [2010] dari Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma dalam bentuk jurnal dengan judul ” Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas Dengan Menggunakan Sensor Gas Figarro TGS 2610 Berbasis Mikrokontroler AT89S52” . Pada Jurnal ini penulis
menggunakan sensor gas Figarro TGS 2610 menggunakan mikrokontroller AT89S52 dengan media LCD sebagai outputnya.
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fahad Albahri [2013] dari STMIK Raharja sebagai bentuk Tugas Akhir dengan judul ” Pendeteksi Asap Rokok Untuk Lingkungan Bebas Asap Rokok Berbasis Mikrokontroler Atmega32u4” . Pada Tugas Akhir ini penulis
menggunakan sensor Mq-2, Atmega32u4, kamera, & LCD 16x2. Prinsip dari kerja sistem yang akan di rancang adalah sensor asap menjadi media inputan pada mikrokontroller ATmega32u4, dan aplikasi untuk menampilkan video dari webcam ataupun mengontrol pergerakan kamera menggunakan visual basic.net.
4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sigit Maulana Kuncoro [2013] dari STMIK Raharja sebagai bentuk Tugas Akhir dengan judul “SMS Sebagai Perubah Informasi Matriks LED Berbasis AVR ATmega8 Pada Perguruan Tinggi Raharja” . Pada Tugas
Akhir ini penulis menggunakan Mikrokontroler ATmega8 dan LED. LED-LED yang disusun dalam kolom dan baris disebut dengan Matriks LED. Matriks LED ini yang kemudian digunakan untuk memberikan informasi yang menarik kepada seluruh mahasiswa dan biasanya ditampilkan dengan efek tulisan berjalan. Dalam prosesnya mikrokontroler akan menerima data informasi berupa string melalui SMS (Short Message Service), string ini yang akan dirubah menjadi display pada Matriks LED.
5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Jazuli Nugroho [2012] dari STMIK Raharja sebagai bentuk Tugas Akhir dengan judul “Sistem Pengontrolan Pintu Air Otomatis Dan
Informasi Ketinggian Air Menggunakan SMS Gateway” . Pada Tugas Akhir ini penulis
bertujuan untuk membuat suatu alat yang dapat megontrol dan menerima informasi mengenai ketinggian air melalui sms. Sehingga akan lebih mempermudah proses buka/tutup pintu air dan penyampaian informasi jika ketinggian air sudah melewati batas aman.
Dari empat Literature Review yang ada, telah banyak penelitian mengenai pemantauan menggunakan sensor gas dan SMS sebagai media input/output. Di samping itu juga ada pembahasan mengenai perancangan alat pendeteksi kebocoran gas menggunakan sensor Figarro TGS 2610 dan sistem pendeteksi kebocoran menggunakan SMS berbasis mikrokontroller AT89S2051. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 5 (lima) literature review diatas yaitu dengan judul Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas LPG menggunakan Mikrokontroller AT89S2051 Melalui Handphone
Sebagai
Media
Informasi yang
menggunakan
jenis
penelitian
dan
pengembangan. Pada penelitian tersebut peneliti belum menggunakan atau memanfaatkan Arduino sebagai media pemrosesan dan sensor MQ-6 sebagai media input.
BAB III PEMBAHASAN
Tinjauan Organisasi Sejarah Singkat PT Bangun Inti Gemilang PT Bangun Inti Gemilang adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi rumah, ruko ataupun konstruksi bangunan lainnya.
Berdiri sejak tahun 2000, PT Bangun Inti Gemilang merupakan perusahaan konstruksi di Bogor yang dilengkapi dengan Klinik Arsitektur sebagai sarana pelengkap dalam divisi
perencanaan untuk menunjang Total Quality Management yang memberikan Total Quality Services bagi para pengguna jasa.
Hasil karya dari PT Bangun Inti Gemilang dapat terlihat pada sejumlah proyek pembangun dari beberapa kawasan perumahan mewah dan perkantoran di area Jabodetabek.
Visi dan Misi PT Bangun Inti Gemilang 1. Visi PT Bangun Inti Gemilang
Menjadi perusahaan kontraktor di bidang jasa kontruksi yang meliputi bidang perumahan, gedung, konstruksi baja dan jalan, interior serta developer dengan ditunjang Total Quality Management yang memberikan Total Quality Services bagi para pengguna jasa.
2. Misi PT Bangun Inti Gemilang
1. Memberikan pelayanan, mutu, dan kepuasan yang terbaik kepada pelanggan. 2. Membangun serta menciptakan citra terbaik perusahaan. 3. Serta turut berpartisipasi dalam pembangunan negara Republik Indonesia.
Wewenang dan Tanggung Jawab 1. Manager
Dalam perusahaan, pastinya menerapkan sistem atau SOP (standart operasional) yang akan dilakukan oleh seluruh karyawan masing-masing divisi. Dimana setiap divisi, memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya, dan tidak melewati SOP yang diterapkan oleh perusahaan. Instansi ini dipimpin oleh seorang Manager, seorang kepercayaan yang dipilih untuk mengatur segala aktivitas pekerjaan di PT. Bangun Inti Gemilang.
Dalam menyelenggarakan tugas, manager mempunyai tugas :
1. Memahami visi dan misi perusahaan. 2. Harus menjabarkan visi dan misi tersebut kepada tujuanan perusahaan. 3. Merumuskan tindakan-tindakan yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan. 4. Melakukan usaha untuk menyediakan resourcs dalam melaksanakan plan yang telah dibuat. 5. Memimpin pelaksanaa rencana agar para pegawai dapat bekerja dengan motivasi yang tinggi. 6. Mengendalikan pelaksanaa kegiatan serta penggunaan resource agar rencana yang dibuat dapat berjaan sebagaimana mestinya. 7. Bersiap untuk menghadapi kontingensi.
2. Sekertaris
1. Mengupayakan kelancaran dalam pelaksaan agenda kegiatan. 2. Mengkomunikasikan kebijakan perusahaan kepada pihak internal dan ekste rnal. 3. Melaksanakan kegitan kesekertariatan perusahaan. 4. Menyiapkan laporan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Melakukan pembinaan kepada pegawai sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku.
3. Kabag. Perencanaan & Pengendalian
1. Perencanaan sumberdaya urusan proyek. 2. Perencanaan anggaran proyek. 3. Perencanaan proyek. 4. Pengendalian jalannya proyek.
4. Kabag. Personalia & Keuangan
1. Mengurus bagian admiristrasi perusahaan. 2. Mengurus keuangan perusahaan, internal dan eksternal. 3. Mengurus perpajakan.
5. Kabag. Pemasaran
1. Memperkenalkan produk persusahaan kepada masyarakat. 2. Meningkatkan pendapatan bagi perusahaan. 3. Menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas perusahaan. 4. Menjalin hubungan baik dengan konsumen serta menjembatani antara perusahaan dan lingkungan eksternal.
6. Kabag. Teknik
1. Persiapan, pembuatan dokumen Ijin Membuat Bangunan. 2. Pengecekan bidang lahan.
Struktur Organisasi Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang dapat digunakan untuk kemudahan pengkoordinasian dan penyatuan usaha yang menunjukkan kerangka-kerangka dengan hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas, wewenang beserta tanggung jawab. Dan untuk menunjukkan rantai (garis) perintah perangkapan fungsi yang diperkan di dalam suatu oragnisasi. Sama halnya dengan PT. Bangun Inti Gemilang dengan mempunyai sebuah struktur organisasi manajemen yang dapat digambarkan, sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bangun Inti Gemilang
Tata Laksana Sistem Yang Berjalan Prosedur Sistem Yang Berjalan Prosedur pendeteksian kebocoran gas yang berjalan saat ini :
1. Pemilik masuk ke ruangan/tempat tabung LPG dipasang/digunakan 2. Pemilik memeriksa kondisi tabung LPG 3. Pemilik mencium bau gas LPG yang bocor 4. Pemilik melakukan tindakan pengamanan saat terjadi kobocoran gas LPG
Rancangan Sistem Prosedur Yang Berjalan 1. Perancangan Prototipe
Pendeteksi Kebocoran Tabung LPG Melalui SMS Gateway Menggunakan Sensor MQ-6 Berbasis Arduino Pada PT. Bangun Inti Gemilang, dalam perancangan prototipe ini
disusun dengan menyerupai miniatur interior dapur, yang nantinya alat akan diletakkan didalamnya. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: sensor MQ-6, sensor api, Arduino Uno, Buzzer, LCD16x2 dan modul SIM900A yang akan dirakit menjadi satu. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari plastik dan acrylic sebagai pembentuk miniatur interior dapur.
Gambar 3.2 Perancangan Prototipe
2. Metode Prototipe
Metode prototipe ini penulis menggunakan metode prototipe evolutionary yang artinya adalah suatu pengembangan suatu sistem yang sudah ada, perbandingan antar sistem yang sudah ada dengan sistem yang di usulkan akan di jelaskan di bawah ini.
Penelitian yang sudah ada No
Penelitian yang diusulkan
(Asep Saefullah1, Hadi Syahrial2, Ari Santoso3)
(Muhammad Husni Farid)
1
Menggunakan Sensor TGS-2610
Menggunakan Sensor MQ-6
2
Tidak mengguanakan Sensor Api
Menggunakan Sensor Api
3
Modem serial port sebagai perangkat pengirim SMS
Modul GSM SIM900A sebagai perangkat pengirim SMS
4
Menggunakan Mikrokontroler AT89S2051
Menggunakan Mikrokontroler Atmega 328
5
Tidak memiliki sistem penanggulangan dini terhadap kebocoran gas
Memiliki sistem penanggulangan dini kebocoran gas, berupa exhaust
6
Buzzer sebagai media alarm
Buzzer sebagai media alarm dan LCD 16x2 sebagai media monitoring sensor
3. Flowchart Sistem Yang Berjalan
Berikut adalah flowchart sistem pendeteksian kebocoran gas LPG yang berjalan pada gambar 3.3
Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pendeteksian Kebocoroan Gas LPG
Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart sistem pendeteksian kebocoran gas LPG pada umumnya yaitu terdiri dari:
1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem pendeteksian gas yang berjalan. 2. 1 (Satu) simbol proses yang menyatakan sebuah proses dalam mendeteksi gas LPG 3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah tercium aroma gas LPG. Jika “ya” maka akan langsung dilakukan tindak penanggulangan tapi jika “tidak” pemilik gas LPG akan mengulangi lagi pengecekan gas LPG.
4. Flowchart Sistem Yang Diusulkan
Berikut adalah flowchart sistem pendeteksian kebocoran gas LPG yang berjalan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Pendeteksian Gas LPG Yang Diusulkan
Dapat dijelaskan gambar 3.4 Flowchart sistem pendeteksian kebocoran gas LPG diusulkan pada PT Bangun Inti Gemilang diatas yaitu terdiri dari:
1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan.
2. 1 (satu) simbol input operation yang menyatakan proses pengambilan data oleh sensor. 3. 3 (tiga) simbol proses yang menyatakan sebuah proses Penyampaian informasi 4. 2 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jik a “ya” dan “tidak”, yaitu: Decisioan yang pertama Apakah gas dan api terdeteksi Jika “ya” data akan di proses tapi jika “tidak” maka akan dilakukan decision kedua yaitu Apakah gas atau api terdeteksi Jika “ya” data akan di proses tapi jika “tidak” maka akan kembali ke proses input data.
5. Cara Kerja Alat
Cara kerja alat pendeteksi kebocoran tabung LPG ini menggunakan sensor MQ-6 dan juga sensor api. Sehingga jika kebocoran tidak sempat ditanggulangi dan terjadi kebakaran, maka flame sensor akan mendekteksi dan langsung mengirimkan peringatan melalui sms. Modul SIM900A berfungsi untuk mengirimkan pesan sms ke nomor yang telah diinput kedalam arduino.
6. Blok Diagram
Berikut ini adalah diagram blok beserta alur kerja sistem pendeteksian kebocoran tabung LPG pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Blok Diagram
1. Sensor MQ-6 berfungsi sebagai pendeteksi kebocoran gas pada tabung LPG, dan akan mengirimkan data berupa analog output ke pin A0 pada Arduino Uno. 2. Sensor api berfungsi sebagai pendeteksi api, jika pada saat kebocoran gas terjadi percikan api. Sensor api akan mengirimkan data digital ke Arduino Uno melalui pin 10. 3. Arduino Uno merupakan media pemrosesan yang akan mengolah input data dari sensor MQ-6 dan sensor api. Yang kemudian akan melakukan output data melalui LCD dan modul SIM900A. 4. LCD akan menampilkan status dari kedua sensor melalui pin 2,3,4,5,6,7 Arduino Uno. 5. Modul SIM900A akan mengirimkan data berupa SMS dari Arduino Uno ke nomor yang telah ditentukan. 6. LED & buzzer akan aktif secara bersamaan saat sensor aktif. 7. Relay aktif saat sensor aktif, kemudian relay akan menggerakkan motor DC yang berfungsi sebagai exhaust.
Perancangan Alat
Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.5. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut: Alat yang di gunakan :
1. Laptop 2. Software Arduino 3. Software Fritzing ( Untuk Menggambar Schematik) 4. Software Microsoft Visio 2010 5. Solder Timah 6. Tang dan Obeng 7. Kabel Jumper 8. Papan PCB Bolong
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:
1. Rangkaian minimum sistem Arduino Uno 2. LCD 16x2 3. Catu Daya 4. Modul SIM900A 5. Modul sensor MQ-6 6. Modul sensor api 7. Modul relay 5v
Perangkat Keras (H ardware) 1. Rangkaian Sistem Arduino Uno
Gambar 3.6 Rangakain Arduino Uno
Keterangan :
1. Pin 2, 3, 4, 5, 6, 7. Berfungsi untuk mengirimkan data ke LCD 16x2. 2. Pin 8, 9. Berfungsi sebagai jalur penerimaan dan pengiriman data dengan modul SIM900a. 3. Pin 10. Berfungsi sebagai input data digital dari sensor api. 4. Pin A0. Berfungsi sebagai input data analog dari sensor MQ-6
2. Rangkaian Sensor MQ-6
Sensor MQ-6 adalah sensor yang berfungsi mendeteksi gas LPG. Sensor MQ-6 pada dasarnya memiliki 6 kaki yang terdiri dari A1, A2, B1, B2, H1 & H2(GND). Dimana pin kaki B1 dan B2 akan terhubung ke pin data Analog A0 pada Arduino Uno.
Gambar 3.7 Rangkaian Sensor MQ-6
3. Rangkaian Sensor Api
Pada rangkaian sensor api ini menggunakan modul sensor api dengan output berupa digital. Sehingga pada rangkaian ini sensor api dihubungkan ke pin digital 10 pada Arduino Uno.
Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Api
4. Rangkaian Modul SIM900A
Modul SIM900A adalah komponen yang berfungsi sebagai media pengirim SMS notifikasi ke nomor handphone yang telah ditentukan. Pada gambar 3.9 dapat dijelaskan, modul SIM900A terhubung dengan pin 8 dan 9 Arduino untuk menjadi media TX dan RX bagi SIM900A.
Gambar 3.9 Rangkaian Modul SIM900A
5. Rangkaian LCD
LCD karakter adalah suatu modul yang berfungsi sebagai display yang dapat menampilkan karakter alpha numeric yang memiliki 16 kolom dan 2 baris karakter. LCD ini memiliki warna dasar biru dan karakter berwarna putih dengan menggunakan backlight.
Gambar 3.10 Rangkaian LCD 16x2
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa rangkaian LCD menggunakan pin RS, E, DB4, DB5, DB6 dan DB7 yang masing – masing terhubung ke pin digital Arduino Uno 2, 3, 4, 5, 6 & 7. LCD ini nantinya akan menampilkan karakter huruf yang menyatakan status sensor MQ6 dan sensor api.
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara, bazzer ini akan mengeluarkan suara disaat sensor gas dan/atau
sensor api aktif, pada rangkaian ini bazzer menjadi satu rangkaian pararel dengan rangkaian led yang terhubung pada pin digital 11 dan 12 Arduino Uno.
Gambar 3.11 Rangkaian Buzzer
7. Rangkaian LED
LED berfungsi sebagai indikasi jika salah satu sensor aktif, LED merah untuk indikasi gas dan api, sedangkan LED kuning untuk indikasi gas atau api. rangkaian LED terhubung ke pin digital 11 dan 12 Arduino Uno.
Gambar 3.12 Rangkaian LED
8. Rangkaian Modul Relay
Pada rangkaian ini modul relay digunakan untuk menggerakkan motor DC, modul relay dihubungkan pada Arduino melalui pin 13. Yang nantinya pin ini akan menjadi switch on/off dari relay. Sehingga jika sensor aktif maka relay akan ada di posisi on dan juga sebaliknya.
Gambar 3.13 Rangkaian Relay
9. Rangkaian Motor DC
Motor DC yang digunakan pada rangakaian ini adalah motor DC 12 volt. Motor DC ini nanti akan menggerakkan kipas exhaust yang berfungsi untuk menetralisir udara jika terjadi kebocoran gas LPG.
Gambar 3.14 Rangkaian Motor DC
10. Rangkaian Catu Daya
Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 12 volt dan 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen mikrokontroler, sensor MQ-6, sensor api, LCD 16x2, modul SIM900A, relay dan motor DC. Rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.15.
Gambar 3.15 Rangkaian Catu Daya
Softw war e) Perangkat Lunak ( Soft Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software Arduino, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat.
1. Perancangan Software Arduino Uno
Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino 1.5.8 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan
yang digunakan dengan demikian baru sistem Arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.
Gambar 3.16 Tampilan listing program
Adapun bahasa pemrograman yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1.
include SoftwareSerial.h
2. include String.h 3.
include LiquidCrystal.h
: berfungsi untuk memanggil library software serial agar bisa berkomnukasi dengan modul modul SIM900A : berfungsi untuk memanggil library string : berfungsi untuk memanggil library liqiud crystal
4. LiquidCrystal lcd
: menetapkan pin dari LCD
5. String textForSMS
: isi dari konten notifikasi yang akan dikirim melalui SMS
6.
SoftwareSerial cellSerial
: menetapkan pin TX dan RX modul SIM900A
7. int led1, int led2
: untuk menetapkan pin dari LED 1 dan 2
8. int relay
: untuk menetapkan pin pengontrolan relay
9. int sensorApi
: untuk menetapkan pin input dari sensor api
10. 1int sensorGas
: untuk menetapkan pin input dari sensor gas
11. int sensorValueGas
: menentukan nilai awal dari sensor gas
12. int sensorValueApi
: menentukan nilai awal dari sensor api
Berikut Program yang di akan Upload pada Mikrokontroler Arduino Uno.
Gambar 3.17 Program Arduino
Permasalahan Yang Pemecahan Masalah
Di
Hadapi
dan
Alternatif
1. Permasalahan Yang Di Hadapi
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan bapak Didik Prastowo selaku Manajer dari PT Bangun Inti Gemilang, perlunya suatu media informasi yang dapat memberi peringatan dini dan dapat melakukan tindak pencehagan terhadap kebocoran tabung gas LPG.
Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Pendeteksian kebocoran gas masih menggunakan cara m anual 2. Berbahaya bagi pengguna tabung gas LPG 3. Belum ada sistem penganggulangan dini jika terjadi kebocoran gas LPG
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:
1. Membuat sistem pendeteksian gas LPG secara otomatis 2. Membuat sistem yang dapat mendeteksi api, karena kebocoran gas dapat menyulut terjadinya kebakaran. 3. Membuat sistem alarm dan notifikasi SMS jika terjadi kebocoran gas LPG dan kebakaran 4. Membuat sistem yang dapat melakukan penanggulangan dini terhadap kebocoran gas LPG
User Requirment Elisitasi Tahap I Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :
Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I
Fucntion Analisa Kebutuhan Saya ingin sitem dapat 1
Sistem yang sederhana
2
Sistem yang mudah dioperasikan
3
Bekerja secara embedded system
4
Sistem notifikasi yang real time melalui SMS
5
Sistem notifikasi real time melalui E-mail
6
Sistem notifikasi real time melalui Website
7
Sistem monitoring melalui LCD
8
Menghasilkan output peringatan melalui buzzer
9
Mampu mendeteksi gas LPG secara akurat
10 Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebocoran gas LPG 11 Mampu mendeteksi Api 12 Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebakaran Non Functional 1
Sistem berbasis pada Arduino Uno
2
Mudah untuk di maintence Bogor, 10 Oktober 2015 Penyusun
(Muhammad Husni Farid) NIM : 1133469632
Stakeholder
(Didik Prastowo)
Elisitasi Tahap II Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II
Function Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem dapat No Uraian
M D I
1
Sistem yang sederhana
V
2
Sistem yang mudah dioperasikan
V
3
Bekerja secara embedded system
V
4
Sistem notifikasi yang real time melalui SMS
V
5
Sistem notifikasi real time melalui E-mail
V
6
Sistem notifikasi real time melalui Website
V
7
Sistem monitoring melalui LCD
8
Menghasilkan output peringatan melalui buzzer
V
9
Mampu mendeteksi gas LPG secara akurat
V
V
10 Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebocoran gas LPG V 11 Mampu mendeteksi Api
V
12 Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebakaran
V
Non Fuctional Saya ingin sistem 1
Sistem berbasis pada Arduino Uno
V
2
Mudah untuk di maintence
V Bogor, 12 Oktober 2015
Penyusun
Stakeholder
(Muhammad Husni Farid)
(Didik Prastowo)
NIM: 1133469632 Keterangan :
M ( Mandatory)
: Dibutuhkan atau penting
D ( Desirable)
: Diinginkan atau tidak terlalu penting
I ( Imnessential )
: Diluar sistem atau dieliminasi
Elisitasi Tahap III Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :
1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ? 2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ? 3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?
Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :
1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. 2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan. 3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III
Functional Analisa Kebutuhan Saya ingin sistem dapat T
No Uraian
O
E
LMHLMHLMH
1
Sistem yang sederhana
V
V
V
2
Sistem yang mudah dioperasikan
V
V
V
3
Bekerja secara embedded system
V
V
V
4
Sistem notifikasi yang real time melalui SMS
5
Sistem monitoring melalui LCD
V
V
6
Menghasilkan output peringatan melalui buzzer
V
V
7
Mampu mendeteksi gas LPG secara akurat
V
8
Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebocoran gas LPG
V
V
V
9
Mampu mendeteksi Api
V
V
V
V
V
V V V V
10 Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebakaran
V
V
V
V
Non Functional Saya ingin sistem dapat 1
Sistem berbasis pada Arduino Uno
V
2
Mudah untuk di maintence
V
V
V V
Bogor, 15 Oktober 2015 Penyusun
(Muhammad Husni Farid) NIM : 1133469632
Final Elisitasi Tabel 3.5 Final Elisitasi
Fucntion Analisa Kebutuhan Saya ingin sitem dapat 1 Sistem yang sederhana 2 Sistem yang mudah dioperasikan 3 Bekerja secara embedded system
Stakeholder
(Didik Prastowo)
4 Sistem notifikasi yang real time melalui SMS 5 Sistem monitoring melalui LCD 6 Menghasilkan output peringatan melalui buzzer 7 Mampu mendeteksi gas LPG secara akurat 8 Mampu melakukan tindakan penanggulangan kebocoran gas LPG 9 Mampu mendeteksi Api Non Functional 1 Sistem berbasis pada Arduino Uno 2 Mudah untuk di maintence Penyusun
(Muhammad Husni Farid) NIM : 1133469632 Mengetahui, Pembimbing 1
Pembiming 2
(Moch. Ibnu Safari. M.Kom) NID : 14009
(Listina Nadhia .N , S.Kom) NID: 15016
Menyetujui, Stakeholder
(Didik Prastowo)
Kepala Jurusan
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd) NIP: 079010
BAB IV UJI COBA DAN ANALISA
Uji Coba Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.
Metode Black Box Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan prototipe Pendeteksi Kebocoran Tabung LPG Melalui SMS Gateway Menggunakan Sensor MQ-6 Berbasis Arduino Pada PT Bangun Inti Gemilang, untuk pengujian pada alat, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Sistem
No Skenario Pengujian
Tes Case
Hasil Yang Diharapkan
Hasil Kesimpulan Pengujian
1
LCD menampilkan pesan Mampu Mendekatkan sensor peringatan, salah satu mendeteksi gas MQ-6 dengan buzzer aktif, SMS dan memberi sumber gas peringatan terkirim, peringatan exhaust aktif
Valid
2
Mampu Mendekatkan sensor mendeteksi api dengan sumber api dan api memberi peringatan
LCD menampilkan pesan peringatan, salah satu buzzer aktif, SMS peringatan terkirim
Valid
3
Mendekatkan kedua sensor dengan sumber gas & api secara bersamaan
LCD menampilkan pesan Mampu peringatan, buzzer aktif, mendeteksi gas SMS peringatan terkirim, dan api exhaust aktif
Valid
Gambar 4.1 Pengujian Alat
Pada gambar diatas, dijelaskan bahwa pengujian dilakukan dengan menggunakan gas LPG pada tabung ukuran 3kg dalam kondisi ruangan dengan sir kulasi udara yang normal.
Konfigurasi Pemasangan Alat Dalam penerapan uji coba Pendeteksi Kebocoran Tabung LPG, tahapan – tahapan pemasangan konfigurasi hardware-nya seperti pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Konfigurasi Sistem
Pengujian Catu Daya
Gambar 4.3 Catu daya
Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya
Dari table diatas kita akan membuktikan nilai toleransi dari
a. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC AMS117, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC AMS117 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
toleransi = (5 – 4,95) x 100% = -0,01% 5 b. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC lpf3, dimana idealnya tegangan keluaran dari IClfp3 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:
toleransi = (3.3 – 3.30) x 100% = 0% 3,3 Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.
Pengujian Sensor MQ-6 MQ-6 adalah sensor yang biasa digunakan sebagai pendeteksi kebocoran gas di lingkungan rumah tangga atau industri, sangat cocok untuk mendeteksi LPG, iso-butane, propane, & LNG. Dapat menghindari gangguan dari alkohol, asap masakan dan asap rokok.
Gambar 4.4 Sensor MQ-6
Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sensor MQ-6 ini adalah :
Gambar 4.5 Listing Program Pengujian MQ-6
Dari hasil pengujian sensor MQ-6 diatas diperoleh
Tabel 4.3 Hasil pengujian sensor MQ-6
Keterangan :
1. Jarak (cm) : Jarak sensor dari suumber gas, dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm). 2. Nilai Kepekatan Gas LPG : Nilai kepekatan gas LPG dinyatakan dalam satuan ppm (part per milion), yang setiap ppm nya dihitung dalam kurun waktu 5 sekon, 10 sekon dan 15 sekon.
Pengujian Sensor Api Sensor ini sangat sensitive terhadap api dan radiasi. Modul ini juga bisa mendeteksi sumber cahaya normal dengan cakupan radius sekitar 760nm-1100nm. Modul sensor api bisa mengeluarkan output analog ataupun digital.
Gambar 4.6 Sensor Api
Adapun listing program yang digunakan pada pengujian sensor api ini adalah :
Gambar 4.7 Listing Program Pengujian Sensor Api
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor Api
Keterangan
1. Jarak (cm) : Jarak sensor dengan sumber api, dinyatakan dalam sentimeter (cm). 2. Status Sensor : Status sensor pada jarak yang sudah ditentukan.
Pengujian SIM900A SIM900A untuk arduino bisa digunakan untuk mengirim / menerima pesan dan membuat / menerima panggilan seperti ponsel biasa dengan menggunakan kartu SIM dari sebuah provider jaringan seluler. Dengan cara menghubungkan modul GSM dengan papan arduino dan masukkan kartu SIM dari operator yang menyediakan cakupan GPRS. Untuk
bisa menghubungkan dengan jaringan seluler, shield membutuhkan kartu SIM yang dikeluarkan oleh provider jaringan seluler.
Gambar 4.8 Modul SIM900A
Jalur yang digunakan SIM900A untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RX dan jalur TX dan juga memerlukan sumber daya, pada perancangan sistem ini menggunakan SIM900A yang memerlukan daya sebesar +5 volt DC.
Gambar 4.9 Pegujian SIM900A
Pengujian LCD 16x2 LCD pada sistem ini akan digunakan untuk menampilkan informasi secara langsung dari sensor MQ-6 dan sensor api. LCD yang digunakan adalah ukuran 16x2 dengan menggunakan pin 2, 3, 4, 5, 6 & 7 pada arduino untuk bisa menerima data.
Gambar 4.10 LCD 16x2
Berikut ini adalah contoh coding program yang digunakan.
Gambar 4.11 Listing Program Pengujian LCD 16x2
Gambar 4.12 Hasil Pengujian LCD 16x2
Pengujian LED & Buzzer Pada pengujian ini LED & buzzer berfungsi sebagai alarm notifikasi jika alat mendeteksi gas atau api. LED & Buzzer ditempatkan pada pin digital 11 d an 12.
Gambar 4.13 Rangkaian LED & Buzzer
Pada rangkaian di atas dijelaskan jika LED & buzzr akan aktif secara bersamaan jika telah mendapatkan perintah dari Arduino. Dibawah ini adalah listing program yang digunakan.
Gambar 4.14 Listing program pengujian LED & buzzer
Pengujian Relay & Motor DC Relay dan motor DC terhubung pada satu rangkaian, relay terhubung dengan pin digital 13 pada Arduino dan motor DC terhubung dengan pin NO pada relay. Sehingga pada saat relay mendapatkan perintah dari Arduino, maka relay akan langsung mengalirkan power ke motor DC. Relay menggunakan daya sebesar 5V sedangkan motor DC menggunakan daya 12v.
Gambar 4.15 Rangkaian pengujian relay dan motor DC
Listing program yang digunakan untuk mengontrol relay dan motor DC dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.16 Listing program pengujian relay & motor DC
F lowchart Berikut adalah flowchart sistem pendeteksian kebocoran gas LPG yang berjalan pada gambar 4.17.
Gambar 4.17 Flowchart Sistem Pendeteksian Gas LPG
Dapat dijelaskan gambar 4.17 Flowchart sistem pendeteksian kebocoran gas LPG diusulkan pada PT Bangun Inti Gemilang diatas yaitu terdiri dari:
1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem penyampaian informasi yang berjalan.
2. 1 (satu) simbol input operation yang menyatakan proses pengambilan data oleh sensor. 3. 4 (Empat) simbol proses yang menyatakan sebuah proses Penyampaian informasi 4. 2 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Decision yang pertama Apakah gas dan api terdeteksi Jika “ya” data akan di proses tapi jika “tidak” maka akan dilakukan decision kedua yaitu Apakah gas atau api terdeteksi Jika “ya” data akan di proses tapi jika “tidak” maka akan kembali ke proses input data.
Analisa Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah diuji coba dengan perangkat lunak yang telah diprogram ke dalam Arduino. Penulisan listing program menggunakan software Arduino Untuk lebih jelas mengenai pembahasan analisa program pada mikrokontoler yang akan dilakukan dapat dilihat di bawah ini.
#include
1. #include #include Coding ini berfungsi menghubungkan komunikasi data dengan SIM900A dan lcd 16x2.
LiquidCrystal lcd(2,3,4,5,6,7); 2. String textForSMS; SoftwareSerial cellSerial(8,9);
Coding
ini
berfungsi
untuk
mendeklarasikan
pin
yang
digunakan
untuk
berkomunikasi antara lcd 16x2 dengan arduino dan SIM900A dengan arduino. Serta menetapkan string untuk konten SMS.
int led1 = 11; // red led & buzzer int led2 = 12; // yellow led & buzzer 3. int relay = 13; // exhaust int sensorApi = 10; // sensor api int sensorGas = A0; // sensor gas Coding ini berfungsi untuk mendeklarasikan pin – pin yang digunakan oleh led, relay, sensor MQ-6 dan sensor api.
int sensorValueGas = 0; // deklarasi nilai awal 4. int sensorValueApi = 0; // deklarasi nilai awal Coding berfungsi untuk mendeklarasikan nilai awal dari sensor MQ-6 dan sensor api.
void setup() { // put your setup code here, to run once: pinMode(led1, OUTPUT); pinMode(led2, OUTPUT); 5. pinMode(relay, OUTPUT); pinMode(sensorApi, INPUT); cellSerial.begin(19200); // the GPRS baud rate Serial.begin(9600); lcd.begin(16,2);
Coding ini berfungsi untuk men set-up setiap perangkat dan sensor yang terhubung dengan arduino.
void SendTextMessage(String message) { cellSerial.print("AT+CMGF=1\r"); delay(100); cellSerial.println("AT + CMGS = \"+628170851528\""); delay(100); 6.
cellSerial.println(message);//isi pesan delay(100); cellSerial.println((char)26);//the ASCII code of the ctrl+z is 26, kode ini untuk perintah send delay(100); cellSerial.println(); Coding ini berfungsi untuk menetapkan nomor ponsel penerima pesan dan isi dari
pesan peringatan.
if(sensorValueGas > 300 && sensorValueApi < 1){ //indikasi AND, ji ka kedua sensor aktif // digitalWrite(led1, HIGH); digitalWrite(led1, HIGH); digitalWrite(relay, HIGH); 7.
textForSMS = "GAS & API telah terdeteksi, SEGERA LAKUKAN TINDAKAN KESELAMATAN !!!"; textForSMS = textForSMS;// Serial.println("Message:"); Serial.println(textForSMS);
SendTextMessage(textForSMS); lcd.setCursor(0,1); lcd.print("GAS&FIRE DETECT!"); Coding ini berfungsi untu menetukan nilai toleransi kepekatan gas untuk sensor MQ-6 dan sensor api, yang jika telah melebihi dari nilai yang telah ditentukan maka akan mengaktifkan SIM900A dan buzzer.
Implementasi Schedule 1.
Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber, melalukan observasi, wawancara dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 8 minggu dimulai dari 1 September s/d 25 Oktober 2015
Gambar 4.18 Pengumpulan data pada salah satu proyek PT Bangun Inti Gemilang
2.
Analisa Sistem
Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu (28 September s/d tanggal 26 Oktober 2015).
3.
Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan
selama 4 minggu yaitu antara minggu terakhir bulan Oktober hingga minggu ke-3 blan November.
4.
Pembuatan Program
Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 5 minggu yaitu dimulai dari minggu ke-1 bulan November 2015 sampai akhir minggu ke-1 bulan Desember 2015.
5.
Testing Program
Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 4 minggu yaitu dimulai dari pertangahan bulan November 2015 sampai dengan pertengahan bulan Desember 2015.
6.
Evaluasi Sistem
Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu minggu ke-1 bulan Desember 2015 sampai dengan minggu ke-2 bulan Desember 2015.
7.
Perbaikan Sistem
Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu yaitu pada awal bulan Desember 2015 di minggu ke-1 dan 2.
8.
Tesing User
Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2 minggu yaitu pertengahan bulan Desember 2015.
Gambar 4.19 Testing User
9.
Implementasi Sistem
Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 2 minggu bersamaan dengan testing user yaitu pada minggu ke-3 dan 4 Desmber 2015.
Gambar 4.20 Implementasi Pada PT Bangun Inti Gemilang
10.
Sistem
Dokumentasi
yang
dibuat
berlangsung.
Tabel 4.4 Schedule
didokumentasikan
selama
penelitian
dan
perancangan
Estimasi Biaya Tabel 4.5 Estimasi Biaya
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Dari hasil perancangan alat dan pembahasan prototipe pendeteksi kebocoran gas diatas dapat di ambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Prototipe ini dibuat menggunakan papan mikrokontroller arduino uno yang dihubungkan dengan sensor MQ-6 sebagai media input nya. Sensor MQ-6 ini berfungsi mendeteksi gas LPG, LNG dan sejenisnya. Dengan menggunakan sensor
ini, maka arduino dapat mendeteksi kebocoran gas secara efektif. Pada Uji coba yang telah dilakukan pendeteksian optimal sensor MQ-6 ini adalah pada jarak 5 cm. 2. Prototipe ini menggunakan modul SIM900A yang berfungsi sebagai SMS gateway, sehingga alat ini dapat terhubung dengan setiap perangkat mobile seluler untuk memberikan informasi melalui SMS. Kendala pada SIM900A lebih pada pemilihan jaringan operator seluler, semakin bagus kualitas jaringan yang disediakan maka semakin cepat pula pengiriman notifikasi. 3. Arduino yang telah diprogram menggunakan software Arduino 1.5.8, yang didalamnya telah disisipkan library Software Serial dan pesan SMS yang akan dikirim sebagai peringatan jika terjadi kebocoran gas LPG.
Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut :
1. Prototipe alat ini dapat terkoneksi dengan jaringan internet sehingga biaya komunikasi menjadi lebih murah. 2. Prototipe dikembangkan dengan modul suara sehingga alat ini dapat mengeluarkan peringatan berupa suara manusia. 3. Prototipe alat ini dapat memiliki sistem antisipasi kebocoran yang langsung terhubung dengan tabung LPG.
DAFTAR PUSTAKA 1. ↑ 1,0 1,1 1,2 .Darmawan, Deni. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung. 2. ↑ .Hartono, Bambang. 2013. "Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer". PT Asdi Mahasatya Offset : Jakarta. 3. ↑ .Taufiq, Rohmat. 2013. "Sistem Informasi Manajemen". Graha Ilmu Offset : Yogyakarta. 4. ↑ 4,0 4,1 Sutabri, Tata. 2012. “Analisis Sistem Informasi”. Andi Offset : Yogyakarta.
5. ↑ .Khanna, Ika Nur. 2013. “WirelessMon, Very Handle to Capturing your WiFi Network Access”. Diambil dari http://ilmukomputer.org 6. ↑ .Nikolaos Bourbakis, Konstantina S. Nikita and Ming Yang. 2013. “International Journal of Monitoring and Surveillance Technology Resarch”. Vol 1:2, ISSN:2166 7241, EISSN:2166-725X. IGI PA, USA. 7. ↑ 7,0 7,1 .Simarmata, Janner. 2010. “Rekayasa Perangkat Lunak”. Yogyakarta: CV Andi Offset. 8. ↑ .Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. “Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop”. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126. 9. ↑ 9,0 9,1 .Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. “Pengantar Analisa Perancangan Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010. 10. ↑ .Rizky. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya 11. ↑ .Sastra Hadiprawira, Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia. Bandung. 12. ↑ .Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer. ”Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering.ISSN- 2277-1956 Vol.2 13. ↑ 13,0 13,1 13,2 .Ar charya,Shivani. Pandya, Vidhi. 2013. “Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN- 2277-1956 Volume 2 No.1 14. ↑ .Baharodi, Ph.D., Alireza. 2014. "Natural Gas Processing : Technology and Engineering Design". USA: Elsevier Inc 15. ↑ 15,0 15,1 .Komputer, Wahana. 2014. "Mudah Membuat Aplikasi SMS Gateway dengan CodeIgniter". Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 16. ↑ 16,0 16,1 .Syahwil, Muhammad. 2013.”Panduan Mudah Simulasi & Praktek Mikrokontroler Arduino”.Yogyakarta:ANDI 17. ↑ 17,0 17,1 .Malik, Ibnu dan Mohammad Unggul Juwana. 2010. "ANEKA PROYEK Mikrokontroler PIC16F84/A". Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 18. ↑ Winarno dan Arifianto, Deni. 2011. “ Bikin Robot Itu Gampang”. Jakarta : PT Kawan Pustaka 19. ↑ .Sriwijaya, M.Si, Dedi Karsadi dan Drs.Dadang Subagja. 2011. “Solusi Cerdas Servis Ponsel”.Jakarta Selatan:PT Kawan Pustaka 20. ↑ .Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi.2012.”Perancangan Prototype sistem kontrol dan monitoring pembatas daya listrik berbasis mikrokontroler”.Jurnal IPTEK Vol.16, No.1
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A
A.1: Surat Pengantar Skripsi A.2: Surat Penugasan Kerja A.3: Form Validasi Skripsi A.4: KSTF