Dasar penggunaan serangga sebagai indikator memperkirakan waktu kematian Tubuh yang membusuk merupakan mikrohabitat yang baik sebagai sumber makanan bagi beberapa organisme seperti bakteri, jamur, hewan pemakan bangkai. Dalam hal ini serangga merupakan yang paling dominan. Serangga Serangga yang terdapat pada mayat biasanya biasanya menunjukkan menunjukkan spesies tertentu yang hidup pada daerah tertentu. Sebagai contoh, di Hawaii, terdapat satu spesies yang hanya ada di daerah tersebut, begitu juga di daerah tropis. Namun dengan perkembangan zaman, zaman, perpin perpindah dahan an spesi spesies es dapat dapat terjad terjadii dengan dengan mudah. mudah. Sehingga Sehingga spesie spesiess yang yang awalny awalnyaa ditemukan di satu daerah, dapat ditemukan juga di daerah lain. Serangga yang tertarik pada mayat, secara umum dapat dikategorikan menjadi empat kelompok : 1. Spesies Necrofagus ni merupakan spesies yang biasanya memakan memakan jaringan tubuh mayat. !ang !ang termasuk termasuk dalam spes spesie iess ini ini Dipt Dipter eraa "#al "#alii iiph phor orid idae ae dan dan Sarc Sarcoph ophagi agidae dae$$ dan dan #ole #oleopt opter eraa "Sil "Silph phid idae ae dan Dermestidae$. Spesies dalam kelompok ini adalah yang paling signi%ikan untuk memperkirakan waktu kematian selama stadium awal pembusukan.& 2. Parasit dan predator yang memakan spesies necrofagus 'enuru 'enurutt Smith, Smith, kelomp kelompok ok ini adalah adalah kelompo kelompok k kedua kedua terbany terbanyak ak yang yang ditemu ditemukan kan pada pada mayat.!ang termasuk kelompok ini adalah #oleoptera "Silphidae, Staphylinidae dan Histeridae$, Dipter Dipteraa "#alli "#alliphor phoridae idae dan Strati Stratiomy omyida idae$ e$ dan parasi parasitt Hymenop Hymenopter tera. a. (ar)a (ar)a Dipter Diptera, a, yang yang meru merupak pakan an necr necro% o%agu aguss pada pada awal awal perk perkem emba banga nganny nnyaa akan akan menj menjadi adi pred predat ator or pada pada akhi akhir r & perkembangannya. 3. Spesies Omnifora !ang termasuk kategori ini adalah semut, tawon dan beberapa kumbang yang memakan jaringan tubuh mayat serta serangga tertentu. Dalam jumlah besar mereka dapat menurunkan waktu pembusukan dengan memakan spesies necro%ag.& 4. Spesies lainnya *ategori ini termasuk spesies yang menggunakan mayat sebagai habitat mereka, seperti pada kasus #ollembola, laba+laba dan kelabang. *ategori ini meliputi cari pada %amili caridae, (ardoglyphidae,-interschmidtiida, yang memakan jamur yang tumbuh pada mayat. Dan juga berhubungan dengan amasida dan ctinedida, ctinedida, termasuk 'acrochelidae, /arasitidae, /arholaspidae, #heyletidae dan 0aphignathidae yang memakan & kelompok carinedanNematoda.
Perkembangan ar!a Diptera (alat akan tertarik tertarik pada jasad tubuh segera setelah kematian. kematian. (alat yang pertama kali tertarik dengan jasad umumnya adalah blow flies "berukuran besar, agak metalik, sering kali terlih terlihat at dekat dekat makanan makanan atau atau tempat tempat sampah$ sampah$,, akan tetapi pada beberap beberapaa bagian bagian dari dari dunia dunia lalat flesh flies yang yang terl terleb ebih ih dahu dahulu lu tert tertar arik ik deng dengan an jasa jasad. d. Blow Blow flies tergol tergolong ong pada %amilyCalliphoridae %amilyCalliphoridae,, ordo Diptera. ordo Diptera. /ada tahun 1234, ditemukan 15 spesies dari #alliphoridae dan Sarc Sarcop opha hagi gida daee yang yang dite ditemu muka kan n pada pada maya mayatt di -ashin shingt gton on.. /ene /eneli liti tian an ini ini menj menjad adii dasar yang digunakan untuk memperkirakan usia belatung yang didapat didapat padamayat. padamayat. 6elakangan 6elakangan ini, para para peneliti peneliti mulai mengulang mengulang dan memperba memperbaiki iki
penelitian tentang siklus perkembangan dan ukuran belatung yang dipengaruhi oleh suhu. Data yang paling banyak ditemukan dalam %orensik adalah spesies diptera. Serangga merupakan hewanberdarah dingin, sehingga temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh suhu sekitar lingkungan. *etika suhu lingkungan meningkat, laju pertumbuhan serangga lebih cepat, sedangkan ketika suhu lingkungan menurun, laju pertumbuhan serangga menjadi lebih lambat. /erkembangan dari serangga dapat diperkirakan, analisis dari serangga paling tua yang terdapat pada jasad, disertai dengan pengetahuan meng enai kondisi meteorologis dapat digunakan untuk menentukan berapa lama serangga berkoloni di jasad, sehingga dapat menentukan lama kematian.& /ada penelitian tentang penguraian, akti)itas lalat biasanya dimulai 17 menit segera setelah kematian, tapi hal ini tidak selalu sama pada beberapa kasus seperti pada kasus tenggelam dan mayat dibungkus, akti)itas lalat bisa lebih lambat. 8aktor iklim seperti cuaca yang berawan, turun hujan, dapat menghambat atau menghentikan akti)itas lalat dewasa. (alat jantan dan betina memerlukan makanan protein sebelum o)ari dan testis berkembang dan oogenesis dan spermatogenesis terjadi. Blow flies berkembang dimulai dari telur melalui instar stages 1, instar stages 2, instar stages 3, pupa dan dewasa. (alat yang terbang akan hinggap pada mayat dan menetaskan sampai 577 telur dan sampai 5777 untuk sepanjang hidupnya. Stadium pertama lar)a akan ditetaskan dari telur ./ada stadium ini lar)a sangat rentan dan mudah mengalami kekeringan. (ar)a tidak dapat keluar dari kulit yang membungkusnya, sehingga mereka bergantung pada cairan protein sebagai asupan makanan, karena itu lalat betina akan menaruh telur pada tempat yang memudahkan akses makanan bagi telur. (uka merupakan sumber protein yang sangat baik, terutama darah, sehingga luka 9 luka merupakan tempat bertelur yang paling pertama. pabila pada jasad tidak ada luka, lalat betina akan menaruh telur di dekat ori%icium atau pada lapisan mukosa dikarenaka n jaringan tersebut lembab dan lebih mudah dipenetrasi bila dibandingkan dengan epidermis normal. Daerah wajah umumnya dikolonisasi lebih dahulu, kemudian daerah genital, hal ini disebabkan karena daerah genital hampir selalu ditutupi oleh pakaian. /ada kasus 9 kasus pemerkosaan benda 9 benda seperti darah dan semen akan menarik perhatian lalat dengan cepat.5 Setelah melewati waktu 9 waktu tertentu, dipengaruhi oleh suhu dan jenis spesies, lar)a stadium 1 akan melepas kutikula dan mulutnya, dan memasukiinstar stage 2atau lar)a stadium &. (ar)a stadium & berukuran lebih besar, lebih bisa bertahan hidup dan dapat mempenetrasi kulit dengan mengeluarkan enzim proteolitik dan menggunakan mulutnya yang lebih kuat. Stadium ini adalah waktu bagi lar)a untuk makan kemudian berkembang memasuki instar stages 3, meninggalkan kutikula dan mulut yang dipakai selama stadium &. (ar)a stadium tiga memiliki siklus hidup yang lebih panjang dari lar)a stadium satu dan dua dan akan bertumbuh menjadi +4 kali ukuran awal. /ada instar stage 3 lar)a menjadi banyak makan dan berkumpul sebagai satu masa yang besar sehingga dapat menghasilkan panas yang signi%ikan. *umpulan lar)a ini dapat menghabiskan banyak jaringan dalam waktu yang singkat. /ada stadium ini bagian penyimpanan makanan yang terletak di foregut dapat terlihat dengan warna hitam dan bentuk o)al pada jaringan translusent dari belatung.1
Setelah periode makan yang intensi%, instar stage 3 akan memasuki stadium nonfeeding stage atau wandering stage. /ada stadium ini tidak ditemukan perubahan %isik, walaupun terjadi perubahan %isiologis pada organ internal, tetapi dapat ditemukan perubahan sikap yang signi%ikan. *etika lar)a memasukinonfeeding stage, lar)a akan menjauh dari sumber makanan dan mencari tempat yang sesuai untuk menjadi pupa. Tempat itu antara lain adalah tanah disekitar, karpet, rambut atau baju dari jasad. (ar)a mungkin akan mengubur diri beberapa sentimeter didalam tanah atau merangkak bermeter 9 meter untuk mendapatkan tempat yang cocok untuk menjadi pupa. /ada stadium ini disebut dengan ;prepupa<./ada akhir stadium ini lar)a akan memendek dan menjadi translusen. /upasi akan dimulai sejak belatung prepupa mulai berkontraksi. 6elatung tidak akan mengelupaskan kutikula yang tumbuh pada instar stage 3, akan tetapi kutikula tersebut akan menghilang sedikit demi sedikit dan serangga akan mensekresikan sejumlah substansi kedalam kutikula yang akan membuat warna pupa menjadi keras dan berwarna hitam untuk membentuk puparium. 6agian yang disebut dengan pupa adalah serangga yang hidup, dengan bagian kantung pupa yang mengalami pengerasan atau puparium yang berguna sebagai struktur non)ital yang membungkus serangga. kan tetapi pada umumnya yang dianggap sebagai pupa adalah bagian puparium dan serangga yang hidup dalamnya, sedangkan kantung pupa yang ditinggalkan setelah lalat terbang disebut sebagai kantung pupa.5 Didalam kantung pupa yang mengalami pengerasan, serangga bermetamor%osis atau berubah menjadi lalat dewasa. /ada masa ini, jaringan 9 jaringan imatur akan rusak dan akan digantikan dengan jaringan yang matur. Setelah selesai lalat dewasa akan merobek ujung kantung pupa dengan memperbesar dan mengkontraksikan ptilinum "kantung yang berisi darah yang terdapat pada kepala$. 6agian ujung dari kantung pupa atau operkulum akan robek dan membelah menjadi dua bagian. (alat dewasa yang baru akan meninggalkan kantung pupa dan robekan operkulum sebagai bukti bahwa sudah melewati siklus dengan sempurna. (alat yang baru keluar dari pupa tidak memiliki warna biru metalik atau kehijauan seperti pada lalat dewasa. Sayap dari lalat baru keluar terlipat lipat, dengan kaki yang tinggi, kurus, dan lemah, badan berwarna abu 9 abu dan bagian kepala belum terbentuk sempurna karena adanya ptilinum yang belum mengalami retraksi. /ada stadium ini lalat sangat mudah dimangsa dan walaupun tidak dapat terbang lalat tersebut dapat berlari dengan cepat dan akan bersembunyi hingga sayapnya kering dan dapat terbang. Setelah itu tubuh lalat akan terlihat berwarna hijau metalik. (alat dewasa yang terbang merupakan tanda %orensik yang signi%ikan karena mengindikasikan bahwa siklus dari lalat blow flies telah lengkap terjadi pada jasad. (alat yang dapat terbang tidak dapat digunakansebagai identi%ikasi karena tidak bisa dibedakan antara lalat yang baru datang atau sudah berkembang, tetapi lalat yang baru saja keluar dari pupa dan belum dapat terbang dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kematian. Ditemukannya pupa yang kosong juga mengindikasikan bahwa siklus dari lalat pada jasad telah lengkap.Seluruh siklus hidup dari lalat dapat diprediksi. Siklus tersebut sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, spesies, nutrisi, kelembapan dan lain 9
lain. kan tetapi dari semua %aktor diatas yang paling berpengaruh adalah temperatur . *etika menggunakan perkembangan lalat untuk menentukan waktu kematian perlu mengetahui beberapa hal antara lain: a. Stadium tertua dari blow flies yang ber"ubungan dengan #asad Sangatlah penting untuk mengetahui sampai sejauh mana siklus hidup dari lalat yang sudah terjadi. Seperti halnya temperatur yang mempengaruhi perkembangan serangga, serangga yang mengalami perkembangan paling depan adalah serangga yang pertama kali mencapai jasad. Tidak ada gunanya menentukan lar)a yang berada pada instar stage 2 bila dapat ditemukan pupa kosong. /upa yang kosong mengindikasikan bahwa ada serangga yang sudah menyelesaikan siklus hidupnya. pabila pada pemeriksaan didapatkan lar)a pada stadium instar stage 3 pemeriksa harus memeriksa daerah baju, rambut dan sekitarnya untuk menentukan apakah sudah ada lar)a yang memasuki nonfeeding stage. pabila ditemukan lar)a pada nonfeeding stage pemeriksa harus mencari apakah ada pupa atau tidak. 6ila tidak ditemukan pupa maka pemeriksa dapat mengambil kesimpulan bahwa stadium terdepan yang dialami lalat adalah nonfeeding stageatau prepupal third instar stage.& Penguraian 6anyak penelitian tentang penguraian yang dilakukan di seluruh negara dan kondisi lingkungan yang berbeda. 'ayoritas dari penelitian dilakukan pada daerah tropis dan subtropis./enelitian tersebut membagi proses penguraian ke dalam lima stadium. : 1. Fresh Stage $Stadium awal% Stadium ini dimulai saat kematian dan berakhir dengan adanya pembengkakan. Serangga yang pertama kali ditemukan adalah lalat dari %amili #alliphoridae dan Sarcophagidae. 6etina dewasa akan mencari mayat, kemudian memakan dan menetaskan telur disekitar mayat,umumnya dimulai dari bagian kepala dan anogenital. (ukamerupakan tempat kedua yang menarik bagi spesies daerah tropis di Hawaii, tetapi juga dapat menjadi tempat utama.5 2. Bloated Stage $Stadium Pembengkakan% /embusukan merupakan komponen utama dari penguraian, dimulai dari stadium ini. as diproduksi dari akti)itas metabolik oleh bakteri anaerobik yang menyebabkan sedikit pengembangan dari abdomen dan pada akhirnya mayat akan tampak seperti balon. Temperatur tubuh yang meningkat selama stadium ini mengakibatkan proses pembusukan dan akti)itas metabolik oleh lar)a Diptera yang memakannya. #alliphoridae sangat menyukai mayat pada stadium ini. Saat mayat membengkak, cairan dipaksa keluar dari rongga+rongga tubuh dan meresap ke dalam tanah. #airan ini berkombinasi dengan produksi amoniak yang berasal dari akti)itas metabolik lar)a diptera, menyebabkan tanah di bawah mayat tersebut menjadi alkalin dan binatang yang tinggal pada tanah tersebut menjauh.5
3. Decay Stage $Stadium peng"ancuran% /ada stadium ini dimulai dengan pengelupasan kulit, menyebabkan keluarnya gas dan mayat mulai mengempis. /ada akhir dari stadium ini, lar)a Diptera telah menghabiskan hampir seluruh daging mayat. Sedangkan pada #alliphoridae dan Sarcophagidae pada akhir stadium penghancuran, telah menyelesaikan stadium perkembangan mereka dan telah meninggalkan mayat untuk kemudian masuk dalam stadium pupa.5
4. Post Decay Stage $Stadium setela" peng"ancuran% dapun sisa yang tertinggal berupa kulit, kartilago dan tulang , Diptera tidak lagi menjadi spesies yang dominan. #oleoptera mendominasi stadium ini. Selain dari peningkatan spesies ini, juga terjadi peningkatan parasit dan predator dari kumbang.5 &. Skeletal Stage $Stadium skeletal% /ada stadium ini hanya tertinggal tulang dan rambut, sudah tidak terdapat daging bangkai dan mulai kembalinya binatang yang tinggal pada tanah di bawah mayat tersebut. Tidak ada ketentuan lamanya stadium ini, stadium ini dapat ditentukan lamanya dari )ariasi binatang normal pada tanah serta kondisi lokal di mana mayat ditemukan./ada dasarnya, perkiraan usia dari belatung yang ditemukan pada mayat dapat menunjukan waktu minimal sejak kematian. 'isalnya jika usia belatung diperkirakan lima hari maka kesimpulannya kematian seharusnya telah terjadi paling sedikit lima hari tetapi kematian juga dapat terjadi = hari, hari atau lebih. Dasar ilmu %orensik entomologi adalah mengukur lama serangga berkoloni pada jasad, bukan menentukan waktu terjadinya kematian. Telur lalat dapat diletakkan pada jasad dalam hitungan menit atau 1 hari kemudian jika jasad dalam keadaan terkubur, terbungkus atau berada pada lokasi dengan temperatur yang rendah sehingga menghambat kolonisasi serangga. 6ila kondisi dilingkungan memungkinkan untuk terjadinya kolonisasi segera setelah kematian, terdapat hal 9 hal lain yang dapat mempengaruhi proses kolonisasi, contohnya pada satu kasus dimana seseorang dibunuh dimusim panas, ketika siang hari dan ditinggal dalam keadaan berlumuran darah, maka dapat diperkirakan bahwa serangga akan segera berkoloni dalam hitungan menit pada jasad. kan tetapi hal itu belum tentu benar. /ada kasus 9 kasus tertentu serangga memang menaruh telur pada jasad dalam hitungan menit, tetapi mayoritas dari telur yang pertama kali diletakkan akan dimakan oleh predator Vespa sp. Dalam jumlah yang besar Vespa sp. dapat memakan semua telur yang diletakkan pada hari pertama, sehingga saat pemeriksaan yang dilakukan pada beberapa hari kemudian hanya akan didapatkan spesimen dalam usia yang muda. Selain itu terdapat kemungkinan penyimpangan waktu sebesar 1 hari dalam menentukan waktu maksimum setelah kematian ditentukan berdasarkan serangga yang ditemukan pada jasad. Hal ini dapat
menyebabkan kesalahan yang signi%ikan. Sebagai contoh pada satu kasus seseorang ditemukan 5 hari kemudian dalam keadaan meninggal, artinya waktu lama minimal kematian yang diperkirakan olehentomologisnya adalah & hari, hal itu adalah benar walaupun tidak benar 9 benar tepat. *arena itu menentukan waktu minimal kematian lebih aman dan terjamin oleh entomologis. Hal 9 hal yang biasa digunakan sebagai acuan oleh entomologis adalah waktu minimal kematian dan perkembangan siklus serangga. 6eberapa serangga mungkin akan berkembang lebih lama dari perkiraan karena itu menggunakan waktu minimal kematian dapat meningkatkan keakuratan./erkiraan waktu kematian sangat penting untuk kepentingan in)estigasi dalam mendukung atau menolak kesaksian. Sebagai contoh pada kasus ditemukannya jasad yang sudah mengalami dekomposisi, kemudian seseorang datang dengan kesaksian bahwa dia baru saja melihat kejadian pembunuhan yang terjadi pada jasad tersebut> dapat dipastikan bahwa kesaksiannya tidak dapat digunakan. /ada kasus lain dapat ditemukan dua kesaksian yang subjekti% dan sangat bertolak belakang, dengan menggunakan bukti 9 bukti entomologi yang bersi%at objekti% maka akan dapat diketahui kesaksian mana yang benar.& 'olonisasi pada (asad ?asad dari suatu hewan atau manusia merupakan sumber nutrisi yang mem%asilitasi perubahan ekosistem yang cepat. Dalam hitungan menit atau bahkan detik setelah kematian, serangga "terutama blow flies$ akan hinggap di jasad untuk membentuk koloni. Seiring dengan proses dekomposisi, jasad semakin tidak menarik bagi koloni yang pertama dan menarik serangga lainnya. /erubahan biologis, kimia dan %isik akan menarik serangga lain dan mengubah komposisi koloni yang akan terus terjadi hingga tidak ada nutrisi yang dapat digunakan dari jasad. ?enis serangga yang akan membentuk koloni pada jasad dipengaruhi oleh keadaan nutrisi pada jasad, keadaan geogra%is, habitat, musim, kondisi meteorologis. Selain itu, juga dapat memperkirakan waktu kematian berdasarkan adanya %akta bahwa serangga yang ditemukan pada tubuh akan berganti seiring berjalannya waktu dan terjadinya proses pembusukan. Tidak hanya jenis serangga pada tubuh mayat saja yang dapat digunakan untuk menentukan waktu kematian, jika tubuh mayat terbaring pada tanah untuk beberapa periode waktu, serangga dan hewan tidak bertulang belakang lainnya yang ada pada tanah di bawah mayat tersebut juga akan berganti. ?umlah spesies akan berkurang setelah komunitas baru dari spesies lain berkembang. /engetahuan tentang kejadian ini dapat memungkinkan para entomologis untuk memperkirakan seberapa lama tubuh terbaring pada lokasi ditemukannya. 6enda 9 benda lain yang dapat digunakan untuk kepentingan entomologis antara lain adalah kulit lar)a, %esesdan membrana peritropik yang berasal dari Coleoptera : Dermestidae. 'embran peritropik memberi garis pada bagian perut dari serangga dan terbuang bersamaan ketika serangga tersebut de%ekasi pada kasus 9 kasus terkadang dapat ditemukan dilokasi sekitar jasad hingga bertahun 9 tahun.1
)*+S*S
/enyakit myiasis itu adalah in%estasi lar)a lalat yang menyerang jaringan hidup tuannya, baik itu jaringan hidup atau mati.selama penyerangan, lar)a ini juga memakan jaringan+jaringan sel. /enyerangan belatung ini disebabkan oleh belatung ordo Dipter sub+ordo #yclorrapha yang berasal
dari
perkembangbiakan
lalat
bot%lies,
blow%lies,
dan
%lesh%lies.
Salah satu penyebabnya sama seperti yang tadi dikatakan , tapi selain itu juga banyak %aktor lain mengingat lar)a ini berukuran kecil setelah dikeluarkan oleh lalat pembawa. Namun %aktor utama yaitu adanya (@* yang bercampur bakteri. Pengertian )iasis
'iasis adalah istilah yang digunakan untuk adanya in%rksi pada organ atau jaringan tubuh manusia atau hewan oleh lar)a+lar)a lalat (maggot). @ntuk suatu periode tertentu, lar)a+lar)a itu memakan jaringan yang hidup atau mati atau makanan yang sudah dicerna oleh inang. 'iasis banyak ditemukan pada hewan, tetapi sangat jarang pada manusia. n)estasi lar)a lalat pada manusia dapat terjadi apabila seseorang menelan buah atau makanan yang kebetulan mengandung telur atau lar)a lalat atau juga dapat terjadi pada orang+orang yang hidup didaerah kumuh dan kotor. 6erbagai istilah miasis yang terjadi pada mamalia disesuaikan dengan lokasi tempat terjadinya in%estasi lar)a lalat. Sebagai contoh, dalam tubuh hewan atau manusia dapat terjadi miasis lambung, miasi perut, miasis dubur, miasis saluran kencing, miasis telinga, miasis mata, miasis kulit, miasis hidung " Hardwood A ?ames, 122$. 6iasanya lar)a mengin%estasi organ atau jaringan tubuh hewan, tetapi sering terjadi lar)a+ lar)a itu membuat liang dalam kulit sedemikian rupa dan lar)a+lar)a masuk kedalam liang tersebut. 6entuk miasis yang demikian disebut reeping m!iasis atau ;miasis penjilat< atau ;perangkak<. ?ika lar)a+lar)a yang mengin%estasi organ atau jaringan tubuh mengisap darah, bentuk ini disebut sanguini"orous m!iasis. Dari aspek paratisme miaasis dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu miasis %akultati% dan miasis obligat. 6entuk miasis yang terjadi secara tidak sengaja disebut aidental m!asis atau miasis yang terjadi secara kebetulan. 6entuk miasis yan terjadi secara kebetulan dapat terjadi pada manusia bila mana seseorang secara tidak sengaja menelan atau memakan buah atau makanan yang didalamnya terdapat telur atau lar)a lalat. Dalam hal ini akan teradi miasis pencernaaan "entri m!asis$ yang dapat ditunjukkan dengan gejala kesakitan seperti muntah, mual, pusing, sakit perut, diare, dan lain+lain. Namun, dalam banyak kasus telur atau lar)a yang termakan manusia dapat mati selama proses pencernaan atau keluar melalui anus tanpa menyebabkan kesekitan.
'iasis anus juga dapat terjadi terutama pada anak+anak yang biasa bermain ditempat+ tempat yang kotor dan tidak membersihkan diri atau mandi dengan baik. (ar)a+lar)a dapat masuk kedalam lubang anus dan mengin%estasi organ tersebut. 6entu miasis ini banyak terdapat pada hewan ternak seperti sapi, domba, babi, dan ternak+ternak lain.