Direct Instruction
sebagai Model Pembelajaran Behavioristik
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Desain pembelajaran yang baik beranjak dari pemahaman yang utuh dan mendalam terhadap teori pembelajaran yang ada. ada. Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar belajar behaviorisme, behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan dan teori belajar konstruktivisme. Ketiga teori belajar ini memiliki karakteristik masing-masing. Teori behavioristik merupakan dasar dari ketiga teori belajar tersebut. Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
1|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Winataputra dalam Sugiyanto (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Terdapat begitu banyak model pembelajaran yang merupakan
pengembangan dari ketiga teori belajar tersebut.
Direct Instruction merupakan contoh dari
model pembelajaran yang berlandaskan pada teori belajar behavioristik. Untuk lebih jelasnya akan dirincikan sebagai berikut.
A. Teori Belajar Behavioristik Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar. Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi. Ada beberapa tokoh teori belajar behaviorisme. Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
2|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid. Metode behaviorisme ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung.
B.
Direct Instruction
sebagai Model Pembelajaran Behaviorisme
Model pembelajaran langsung secara empirik dilandasi oleh teori belajar yan berasal dari rumpun perilaku (behavioral family), khususnya dikembangkan oleh training behavioral psikologists. Teori belajar perilaku menekankan pada perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang dapat diobservasi. Menurut teori ini belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik dari lingkungan (slavin, 2003:165). Prinsip penggunaan teori perilaku ini dalam belajar adalah pemberian penguatan yang akan meningkatkan perilaku yang diharapkan. P enguatan melalui umpan balik pada setiap tahapan tugas yang diberikan kepada pebelajar merupakan dasar praktis penggunaan teori ini dalam pembelajaran. Para ahli psikologi perilaku memfokuskan pada cara-cara melatih seseorang untuk menguasai sejumlah keterampilan kompleks yang melibatkan kerja yang akurat dan presisi dan melibatkan koordinasi dengan orang lain. Prinsip pembelajaran langsung difokuskan pada
3|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
konseptualisasi kinerja pebelajar ke dalam tujuan yang akan dicapai melalui pelaksanaan tugas-tugas yang harus dilakukan, dan pengembangan aktivitas latihan untuk memantapkan penguasaan setiap komponen tugas yang diberikan. Istilah directive digunakan untuk menekankan pembelajaran dalam mencapai tujuan bahwa siswa dapat meniru perilaku-perilaku atau keterampilan yang dimodelkan atau diperagakan atau diinstruksikan oleh guru.
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Direct atau directiv e Instruction) Direct Instruction atau pembelajaran langsung digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pola-pola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan dibawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru. Tujuan utama model direktif adalah memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku dihubungkan dengan pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur, dan berorientasi akademik. Guru berperan sebagai penyampai informai, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Info rmasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika uru menginginkan siswa menguasai informai atau keterampilan tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999), akan tetapi jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh dan melatihkan keterampilan berpikir lainnya, maka model ini kurang cocok.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks atau tahapan pembelajaran. Di samping harus memperhatikan sintaks, guru yang akan
4|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
menggunakan model pembelajaran langsung juga harus memperhatikan variabelvariabel lingkungan lainnya, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu, dan dampak netral dari pembelajaran. Fokus akademik diartikan sebagai prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakuikan siswa , selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran , dan meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu.
Sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut. 1. Orientasi Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa : a) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa; b)
mendiskusikan
atau
menginformasikan
tujuan
pelajaran;
c)
memberikan
penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; d) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan e) menginformasikan kerangka pelajaran. 2. Presentasi Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa : a) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek; b) pemberian contoh-contoh konsep; c) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; d) menghindari disgresi; e) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
5|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
3. Latihan terstruktur Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah. 4. Latihan terbimbing Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengasah kemampuan iswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. 5. Latihan mandiri Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Borich dalam Udin S, (1992:107) mengemukakan sintaks pembelajaran langsung sebagai berikut. 1. Reviu harian
Pengecekan pekerjaan yang lalu Pengarahan ulang
2. Penyajian bahan baru
Memberi pandangan umum Menjabarkan langkah khusus
3. Membimbing kegiatan siswa
Memberikan penegasan
Memberi umpan balik khusus
Mengecek penertian
Melanjutkan kegiatan
4. Memberikan koreksi dan umpan balik
Memberi koreksi Memberi umpan balik
6|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
5. Memberi latihan bebas 6. Reviu mingguan dan bulanan Slavin (2003:222) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut. 1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pembelajaran kepada siswa. Dalam fase ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan. 2. Mereviu pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam fase ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa. 3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep dan sebagainya. 4. Melaksanakan bimbingan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam fase ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok. 6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap halhal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan. 7. Memberikan latihan mandiri. Dalam fase ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. Berdasarkan sintaks di atas, model pembelajaran langsung mengutamakan pendekatan deduktif, dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Suasana pembelajaran terkesan lebih terstruktur dengan peranan guru yang lebih dominan.
3. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran IPA Untuk memahami model pembelajaran langsung dalam pembelajaran IPA pelajarilah contoh persiapan mengajar berikut ini.
7|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
Contoh Model Pembelajaran Langsung Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semetster
:
VI/1
Aspek
:
Benda dan Sifatnya
Kompetensi Dasar
:
Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan
benda dipengaruhi oleh berbagai faktor (termasuk suhu dan waktu).
Materi Pokok
:
Kondisi yang mempengaruhi perubahan pada benda antara
lain suhu dan waktu.
Waktu
:
Indikator
2 x 35 menit :
Mendeskripsikan perubahan berbagai benda dengan kondisi
yang berbeda, misal suhu dan kelembaban.
Untuk mencapai indikator tersebut, siswa harus mampu menggunakan termometer, dengan demikian indikator tambahan adalah: a. Menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan termometer; b. Memperagakan cara menggunakan termometer.
Sintaks
Kegiatan Guru-Siswa
Pembelajaran Orientasi
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran:
Misalnya: Anak-anak hari ini kalian akan belajar dan berlatih menggunakan termometer, setelah pelajaran selesai kamu diharapkan dapat:
Menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan termometer;
Memperagakan cara menggunakan termometer.
Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan dan pentingnya mempelajari penggunaan termometer. Guru menginformasikan hal-hal yang harus diperhatikan siswa dalam
8|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k
pelajaran.
Presentasi
Guru menunjukkan termometer dan menjelaskan nama dan jenis termometer kemudian menjelaskan urutan langkah-langkah cara menggunakan termometer.
Guru mendemosntrasikan cara mengukur suhu zat cair dengan termometer.
Guru meminta seorang siswa menyebutkan kembali urutan langkahlangkah menggunakan termometer sesuai dengan apa yan telah dijelaskan.
Guru meminta seorang siswa mengulang peragaan menggunakan termometer.
Latihan terstruktur
Guru meminta siswa melakukan kegiatan mengukur suhu zat cair dengan kondisi suhu zat cair berbeda-beda dibawah instruksi guru dan pengawasan guru.
Latihan terbimbing
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan pengukuran suhu berbagai zat cair dengan kondisi panas dan tidak dipanaskan dan suhu campuran air panas dengan air dingin.
Latihan mandiri
Guru memberikan kesempatan kepada siswa melakukan pengukuran suhu berbagai zat cair.
Penutup
Guru mengadakan tanya jawab untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa
.
9|Direct
I n s t r u c t i o n
s e b a g a i M o d e l
P e m b e l a j a r a n B e h a v i o r i s t i k