TUGAS MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM KELOMPOK: 1. 2. 3. 4.
TIWI NUR ASTUTI FIKRI IMAM FADLI HANIFA ULY AMRINA RETNO PRAPTI UTAMI
(17728251011) (17728251012) (17728251013) (17728251014)
A. Model Konsep Kurikulum KOMPONEN KURIKULUM
TUJUAN
SUBJEK AKADEMIK
Pemberian pengetahuan pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dalam proses penelitian. Siswa diharapkan dapat memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang bisa terus dikembangkan dalam
DESAIN/MODEL KONSEP/PENDEKATAN KURIKULUM HUMANISTIK REKONSTRUKSI SOSIAL TEKNOLOGI/ BERBASIS KOMPETENSI Mengubah pandangan dan Memberikan Penguasaan pengalaman pengalaman secara perilaku yang yang ada di kompetensi yang intrinsik untuk masyarakat menjadi lebih dirumuskan dalam tercapainya baik membentuk perkembangan perkembangan dan perilaku, perbuatan, perbuatan, Sebagai wahana dalam kemerdekaan atau kecakapan usaha mengatasi masalah pribadi keterampilan yang masalah yang ada di dapat diamati atau masyarakat diukur
TERPADU
Mengembangkan kemampuan peserta didik didik yang merupakan gejala tingkah laku dari adanya pengalaman pengalaman belajar Menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi bagi peserta didik. didik.
masyarakat yang lebih luas. ISI/KONTEN
Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan de-ngan pelajaran lain. Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu. Integrated
Partispasi, kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar. Integrasi, adanya interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan. Relevasi, adanya kerelevanan isi kurikulum antara kebutuhan, minat dan kehidupan murid. Pribadi anak, memberikan tempat utama pada pribadi anak untuk berkembang dan beraktualisasi potensi secara utuh. Tujuan, memiliki tuuan mengembangkan pribadi yang utuh.
Mencakup mengenai masalah-masalah sosial yang terdapat masyarakat agar peserta didik dapat mengenal dan menyelesaikan permasalahan permasalahan tersebut ( problem solver ).
Mencakup rencanarecana penggunaan berbagai alat dan media, juga modelmodel pengajaran yang banyakmelibatkan penggunaan alat.
Komponen masukan yaitu kurikulum dititikberatkan pada mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan tertentu Komponen proses yaitu kurikulum dititikberatkan pada pembentukkan konsep berpikir dan cara belajar yang diarahkan kepada pengembangan peta kognitif Komponen produk yaitu kurikulum dititikberatkan pada pembentukkan
curriculum, dalam integrated warna disiplin ilmu sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegaiatan atau kehidupan tertentu. Guru diharapkan Guru membantu para siswa METODE/PENGAL Metode ekspositori dan membangun hubungan menemukan minat dan AMAN BELAJAR inkuiri. Pada emosional yang baik kebutuhannya dalam kegiatan metode tersebut, dengan peserta didik pleno maupun kelompok ide-ide sehingga peserta didik untuk memecahkan masalah diberikan oleh dapat sosial yang dihadapi. guru lalu mengaktualisasikan Kegiatan yang dilakukan dielaborasi oleh diri dan antara lain: peserta didik mengambangkan 1. Survei kritis terhadap suatu sehingga dapat potensi yang dimiliki. masyarakat mereka kuasai. 2. Studi yang melihat hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi nasional atau internasional 3. Studi pengaruh sejarah dan kecendurungan situasi ekonomi lokal 4. Uji coba kaitan praktik politik dengan
tingkah laku spesifik.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan adadua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak dan perangkat keras. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1. penegasan tujuan 2. pelaksanaan pengajaran 3. pengetahuan tentang hasil.
Memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematik. Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan pemberian tanggung jawab dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok
EVALUASI
TOKOH PENGEMBANG
perekonomian 5. Berbagai pertimbangan perubahan politik 6. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya Evaluasi pada Evaluasi kurikulum Evaluasi pada kurikulum Evaluasi pada kurikulum humanistik lebih rekonstruksi sosial lebih kurikulum teknologi subjek akademik menekankan proses menjurus pada tercapainya dapat dilakukan kapan menggunakan yang dilakukan. Guru kecakapan hidup (life skill ). saja. Ketika siswa bentuk evaluasi diharapkan Evaluasi pada kurikulum telah mempelajari yang bervariasi mengetahui respon rekonstruksi sosial mencakup suatu topik/subtopik, disesuaikan peserta didik terhadap spektrum yang luas, yaitu ia dapat mengajukan dengan tujuan kegiatan mengajar dan kemampuan peserta didik diri untuk dievaluasi. dan sifat mata dapat mengamati apa dalam menyampaikan Fungsi evaluasi ini pelajaran. yang sudah dilakukan permasalahan, kemungkinan antara lain sebagai Misalnya pada peserta didik untuk pemecahan masalah, umpan balik: bagi bidang studi melihat umpan balik pendefinisan kembali siswa dalam humaniora lebih setelah kegiatan pandangan mereka tentang penyempurnaan banyak belajar dilakukan. dunia, dan kemauan penguasaan suatu digunakan mengambil tindakan atas satuan pelajaran bentuk uraian suatu ide. (formatif), bagi (essay test ) dari program semester tes objektif. (sumatif), serta bagi guru dan pengembang kurikulum. Bentuk evaluasi umumnya obyektif tes. Ivan Pavlov, Albert Bandura, Skinner
Kolb, Honey & Mumford, Habernas
Harold Rug, John Dewey
B. F. Skinner
Evaluasi pada kurikulum terpadu memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya. Guru perlu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
Wolfinger
C. Jelaskan 3 model pengembangan kurikulum, mulai dari pengembangannya, prosedur pengembangan serta kelebihan dan kekurangan. Selanjutnya analisis model pengembangan yang mana yang sekarang diterapkan di Indonesia.
1. Model Tyler Model Tyler berusaha untuk menjawab pertanyaan yang merupakan pilar dari kurikulum yakni tujuan, isi/ pengalaman belajar, organisasi pengalaman belajar serta evaluasi. Model Tyler dapat dilihat dari tabel berikut.
Bagan 1
Tahap prosedur pengembangannya terdiri dari a. Menentukan Tujuan Menentukan tujuan yakni berusaha untuk menggambarkan arah pendidikan yang dituju dan jenis kemampuan apa yang harus dimiliki siswa setelah proses pendidikan. Klasifikasi tujuan dari kurikulum dibagi menjadi 3 yakni 1) Teori ilmu pengetahuan (disipline oriented) 2) Model humanistik/ pengembangan pribadi ( Child Centerd) 3) Perbaikan kehidupan masyarakat (Society Center) b. Menentukan Pengalaman belajar Pengelaman belajar yaitu aktifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana siswa mereaksi terhadap lingkungan. Terdapat prinsip dalam menentukan pengalaman belajar
1) Harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 2) Harus memuaskan siswa, yakni siswa merasa senang dalam pembelajaran dan sesuai dengan perkembangan siswa. 3) Harus melibatkan siswa 4) Satu pengalaman belajar dapat mencapai lebih dari satu tujuan. c. Mengorganisasi pengalaman belajar Pengalaman belajar dapat diwujudkan dalam bentuk mata pelajaran atau berupa program. Pengorganisasian dapat dilihat secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal adalah merupakan satu jenis pengalaman belajar dilakukan dalam berbagai tingkat kelas yang berbeda. Horizontal berusaha mengghubungkan satu bidang kajian dengan bidang kajian lainnya yang masih dalam satu tingkatan. Terdapat 3 prinsip dalam pengorganisasian pengalaman belajar agar berjalan efektif. 1) Kesinambungan (continuity), Pengulangan secara terus menerus jenis pengalaman untuk membentuk kemampuan yang ingin dibentuk. 2) Urutan isi ( sequence), Penambahan kedalaman dan keluasan bahan disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. 3) Integrasi (integration), mengkaitkan pokok bahasan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. d. Menentukan Evaluasi Fungsi dari evaluasi adalah untuk menilai sejauh mana tingkat pencapaian dari tujuan. Kriteria untuk ketercapaian tujuan dapat dengan melihat apakah terjadi suatu perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk melihat ketercapaian dapat dilakukan evaluasi yang bersifat sumatif sedangkan untuk melihat efektifitas proses dapat dilihat dari evaluasi yang bersifat formatif.
Kelebihan dan kekurangan model Tyler Kelebihan:
Sederhana, evaluator dapat memfokuskan kajian evaluasinya hanya pada dimensi hasil belajar sedangkan dimensi dokumen dan proses tidak menjadi fokus evaluasi
Dengan tata urutan pengembangan kurikulum dari tujuan, formulasi isi, aktivitas belajar, sampai pada evaluasi sejauh mana tujuan-tujuan tersebut dicapai, merupakan daya tarik tersendiri dari model ini.
Kekurangan:
Tidak sejalan dengan pendidikan karena hanya fokus pada hasil belajar dan mengabaikan dimensi proses.
Terlalu berlebihan menekankan pada formula hasil seperti mementingkan tujuan perilaku (behavior objectives).
2. Model Taba Taba menggunakan pendekatan desentralisasi yakni pendekatan akar rumput (grass roots aproach) bagi perkembangan kurikulum. Taba berpendapat bahwa kurikulum dirancang oleh guru bukan oleh pihak admin/pemerintah. Hal ini disebabkan guru lebih mengetahui kondisi keadaan siswa. Model Taba menekankan pada pengembangan secara induktif yang merupakan kebalikan dari model tradisional. Karakteristik dari Taba, guru memiliki peran yang aktif mengembangkan kurikulum dan memposisikan sebagai inovator dalam kurikulum. Langkah – langkah dalam model Taba: a. Producing Pilot Units (membuat unit percontohan) Mengadakan
unit-unit
eksperimen
menghubungkan antara teori dan praktik. percontohan adalah 1) Diagnosa kebutuhan 2) Merumuskan tujuan 3) Pemilihan isi 4) Organisasi isi 5) Pemilihan pengalaman belajar 6) Organisasi kegiatan pembelajaran 7) Mengevaluasi 8) Melihat sekuens dan keseimbangan
oleh
guru.
Pada
tahap
ini
berusaha
Adapun langkah-langkah membuat unit
b. Testing Experimental Units (menguji unit percobaan). Menguji kembali di kelas atau di tempat lain dengan berbagai situasi dan kondisi belajar untuk mengetahui validitas kepraktisannya serta menghimpun data untuk penyempurnaan c. Revising and Consolidating (revisi dan konsolidasi). Pada tahap ini dilakukan perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data yang dihimpun oleh sebelumnya. Kemudian dilakukan konsolidasi untuk menarik kesimpulan secara umum dan konsistensi teori yang digunakan. d. Developing a framework (pengembangan kerangka kerja). Pada tahap ini dikaji ulang oleh para ahli kurikulum dan profesional. Para ahli kurikulum dan profesional harus menjawab 4 pertanyaan berikut ini 1) Apakah lingkup isi telah memadai 2) Apakah isi telah tersusun secara logis 3) Apakah pembelajaran telah membeikan peluang terhadap pengembangan intelektual, keterampilan dan sikap. 4) Apakah konsep dasar sudah terakomodasi e. Installing and disseminating new units(memasang dan menyebarkan unitun it baru) Pada tahap ini dilakukan penerapan dan perluasan program ke sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tentang kesulitan serta permasalahan guru-guru di lapangan. Oleh karena ini perlu diperhatikan tentang kesiapan di lapangan yang berkaitan dengan aspekaspek kurikulum.
Kelebihan dan kekurangan model Taba Kelebihan:
Menghindari kebingungan dimana para pendidik dan para pengembang kurikulum memberikan suatu jalan yang tidak berbelit-belit dan mempunyai pendekatan waktu yang efisien sehingga bisa menemukan atau melakukan tugas kurikulum dengan baik.
Menekankan pada peranan dan nilai tujuan-tujuan (objectives), model ini membuat para pengembang kurikulum bisa berpikir serius tentang tugas mereka.
Kelemahan:
Latar belakang pengalaman dan kurangnya persiapan diri seorang pendidik untuk berpikir dan mengembangkan pemikirannya secara logis dan sistematis akan mengalami kesulitan dalam menggunakan model ini.
Kurang jelasnya hakikat belajar mengajar, karena seringkali pembelajaran justru terjadi di luar tujuan-tujuan tersebut.
3. Model Oliva Model oliva berprinsip bahwa kurikulum harus sederhana, komprehensif dan sistematis. Secara garis besar terdapat siklus terdiri atas uraian filosofis, uraian penjabaran umum, tujuan pembelajaran umum ( goals) dan tujuan pembelajaran khusus (objektives), desain perencanaan, implementasi dan evaluasi. Langkah-langkah model kurikulum ini dikenal sebagai The Tweleve – Components , tetapi dapat diuraikan menjadi 17 langkah yaitu : a. Merinci kebutuhan-kebutuhan peserta didik secara umum b. Merinci kebutuhan-kebutuhan masyarakat c. Menuliskan pernyataan filosofis dan tujuan pendidikannya d. Merinici kebutuhan-kebutuhan perserta didik di sekolah masing-masing e. Merinci kebutuhan-kebutuhan komunitas tertentu f. Merinci kebutuhan-kebuthan yang berkaitan dengan mata pelajaran g. Merinci kebutuhan instisional h. Merinci tujuan kurikuler i.
Mengorganisasi dan mengimplementasikan kurikulum
j.
Merinci tujuan pembelajaran umum
k. Merinci tujuan pembelajaran khusus l.
Memilih strategi-strategi pembelajaran
m. Memulai menyeleksi strategi-strategi evaluasi n. Melaksanakan strategi-strategi pembelajaran o. Melakukan seleksi terakhir atas strategi-strategi evaluasi p. Mengevaluasi dan memodifikasi komponen-komponen pembelajaran q. Mengevaluasi dan memodifikasi komponen-komponen kurikulum
Kelebihan dan kekurangan model Oliva Kelebihan:
Dapat digunakan untuk penyempurnaan kurikulum, membuat keputusan dalam merancang
suatu
program
kurikulum,
dan
mengembangkan
program
pembelajaran secara lebih khusus.
Langkah model ini jelas dan lengkap pada setiap tahapnya (model oliva berprinsip bahwa kurikulum harus sederhana, komprehensif dan sistematis).
Semua terlibat aktif dalam penerapannya, pemerintah, guru dan masyarakat.
Kelemahan:
Diperlukan pengawasan yang menyeluruh pada setiap langkah penerapan model ini di lapangan agar semua tahap terlaksana dengan baik.
Perlu adanya interaksi dan komunikasi yang baik agar hasilnya memuaskan, karena melibatkan banyak pihak.
Kurikulum di Indonesia yang berkembang saat ini adalah kurikulum 2013 revisi tahun
2017. Kurikulum sekarang ini merupakan penyempurnaan/revisi dari kurikulum 2013. Berangkat dari kurikulum 2013 perkembangannya merupakan atas inisiatif pemerintah untuk menghadapi tantangan baik berupa internal dan maupun eksternal dan merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yakni KTSP yang dinilai terdapat kekurangan. Bedasarkan hal tersebut dalam hal ini menurut analisis kami kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang memiliki sifat sentralisasi karena atas inisiatif dari pemerintah. Dalam perkembangan kurikulum 2013 secara umum disusun dalam bagan kerangka kerja sebagai berikut:
Berdasarkan bagan kerangka kerja dalam penyusunan kurikulum 2013, terlihat hampir mirip mendekati model pengembangan kurikulum Olivia yakni pada tahap awal terapat merupakan analisis dari kebutuhan baik dari peserta didik secara umum kemudian kebutuhan masyarakat dan pernyataan filosofis. Hal ini terlihat pada kerangka penyusunan kurikulum 2013 pada poin kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan dan kebutuhan. Kemudian selanjutnya pada kerangka diturunakan menjadi standar kompetensi lulusan yakni merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut: 1. perkembangan psikologis anak, 2. lingkup dan kedalaman materi, 3. kesinambungan, dan 4. fungsi satuan pendidikan. Kemudian diturunkan menjadi kerangka kurikulum hingga seterusnya sampai pada bagan.
Dalam hal ini untuk mengkonstruksi standar kompetensi lulusan dan seterusnya jika dikaitkan berdasarkan Olivia maka untuk mengkontruksi hal tersebut terdapat hal yang dirincikan seperti merinici kebutuhan-kebutuhan perserta didik dengan memperhatikan perkembangan psikologis anak, merinci kebutuhan-kebuthan yang berkaitan dengan mata pelajaran yakni mencakup lingkup dan kedalaman materi, kesinambungan dan seterusnya. Walaupun menurut kami terdapat tidak terlalu serupa atau tidak terlalu tereksplisit tampak seperti pada bagan contohnya merinci kurikuler, namun kami berpendapat bahwa kurikulum 2013 mengadobsi dari model Olivia.
Daftar Pustaka Hamalik, Oemar. (2013). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kurniawan, Deni. (2012) Model dan Organisasi Kurikulum. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Model_Pengenbamgan_Kurikulum.pdf [13 Februari 2018] Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tarunasena. (2012). Book Report Oliva. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196808281998021TARUNASENA/artikel/Book%20report%20%20Oliva.doc [13 Februari 2018]
Tersedia: