Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs)
Oleh: Christine Yohana Sianturi, S.Ked Devi Restina, S.Ked Fuad Iqbal Eka, S.Ked Wage Nurmaulina, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan sykur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainabel Development Goals (SDGs)”. Adapun salah satu tujuan pembuatan referat ini
adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi tercapainya perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk penulis, tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.
Bandar Lampung, Mei 2018
Penulis
2
KATA PENGANTAR
Puji dan sykur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainabel Development Goals (SDGs)”. Adapun salah satu tujuan pembuatan referat ini
adalah sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi tercapainya perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk penulis, tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.
Bandar Lampung, Mei 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul J udul ........................................................... .................................................................................. ............................................. .................................. ............ i Kata Pengantar ..................................... ........................................................... ............................................. ............................................. .................................. ............ 2 Daftar Isi .................................................. ........................................................................ ............................................ ............................................ ............................... ......... 3 BAB I. Pendahuluan ...................................................... ............................................................................ ............................................. ............................... ........ 4 1.1 Latar Belakang ........................................................ .............................................................................. ............................................. ........................... .... 4 1.2 Tujuan Penulisan .......................................... ................................................................ ............................................ ...................................... ................ 5 BAB II. Tinjauan Pustaka .......................................... ................................................................. ............................................. .................................. ............ 6 2.1 Definisi Millenium Mille nium Development Goals ................................... ......................................................... ............................... ......... 6 2.2 Definisi Sustainable Development Develop ment Goals .......................................... ................................................................. ....................... 8 2.3 Perkembangan Perkemban gan MDGs menjadi SDGs ........................................... .................................................................. ........................... .... 9 2.4 Perbedaan MDGs dan SDGs .......................................... ................................................................ .......................................... .................... 12 2.5 Tujuan, Target, Tar get, dan Indikator SDGs ......................................... ............................................................... ............................... ......... 16 BAB III. Telaah Kritis Jurnal ......................................... ............................................................... ............................................ ............................... ......... 44 BAB IV. Kesimpulan ...................................... ............................................................ ............................................. .............................................. ....................... 48 Daftar Pustaka ............................................................ ................................................................................... ............................................. .................................. ............ 49
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titik sejarah baru dalam pembangunan global dimulai dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015 di New York, Amerika Serikat. Sebanyak 193 kepala negara dan pemerintahan dunia hadir untuk menyepakati agenda pembangunan universal baru yang tertuang dalam dokumen berjudul Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable Development yang berisi 17 tujuan dan 169 sasaran yang berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030. Dokumen ini lebih dikenal dengan istilah Sustainable Development Goals atau SDGs.
SDGs merupakan kelanjutan dari Millennium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada akhir tahun 2015. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, baik dari segi substansi maupun proses penyusunannya. penyusunann ya. MDGs hanya berisi 8 tujuan, 21 sasaran, dan 60 indikator. Sasarannya hanya bertujuan mengurangi separuh dari tiap-tiap masalah pembangunan yang tertuang dalam tujuan dan sasaran. MDGs memberikan tanggung jawab yang besar pada target capaian pembangunan bagi negara berkembang dan kurang berkembang, tanpa memberikan peran yang seimbang terhadap negara maju. Beberapa perbedaan lain yaitu SDGs terbentuk melalui proses perumusan yang lebih partisipatif, mengakomodasi masalah secara lebih komprehensif, dan bersifat universal dengan memberikan peran dan tanggung jawab yang sama kepada masing-masing negara.
Berakhirnya MDGs pada 2015 masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada periode SDGs yang akan dilaksanakan sampai dengan 2030. Tujuan MDGs yang telah dilaksanakan selama periode 2000-2015 memang telah membawa 4
berbagai kemajuan. Sekitar 70 persen dari total indikator yang mengukur target MDGs telah berhasil dicapai oleh Indonesia. Akan tetapi, beberapa indikator yang mengukur target di bidang kesehatan masih cukup jauh dari capaian dan harus mendapatkan perhatian khusus. Target yang belum tercapai di antaranya adalah tingkat kemiskinan nasional. angka kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi gizi buruk, prevalensi HIV dan AIDS serta beberapa indikator terkait lingkungan.
SDGs terdiri dari 17 tujuan yang harus dicapai. Adapun tujuan-tujuan itu adalah mengakhiri
kemiskinan,
mengakhiri
kelaparan,
menjamin
kesehatan,
menjamin
pendidikan yang berkualitas, mencapai persamaan gender , menjamin ketersediaan air dan sanitasi yang baik, menjamin akses energi, menjamin pekerjaan yang layak dan perkembangan ekonomi, membangun infrastruktur, industri dan inovasi, mengurangi ketidaksetaraan dalam maupun antar negara, pembangunan komunitas dan kota yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, gerakan iklim, menjaga kehidupan di bawah air, menjaga kehidupan di darat, kedamaian, keadilan dan institusi yang kuat, serta kemitraan untuk tujuan bersama. Dua dari 17 tujuan SDGs yang berhubungan dengan sektor kesehatan adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usis, serta menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi bagi semua orang secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Karena itulah setiap pihak, terutama pembuat kebijakan perlu mendapatkan informasi yang cukup mengenai SDGs untuk mendorong keberhasilan program tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan peulisan laporan ini adalah sebagai berikut. 1. Memenuhi
tugas
kepaniteraan
klinik
Ilmu
Kedokteran
Komunitas
Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. 2. Menjelaskan tentang sejarah singkat, tujuan, target, indicator, perbedaan MDGs dan SDGs, serta penerapannya di Indonesia.
.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Millenium Development Goals (MDGs)
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Millenium adalah
suatu paradigma pembangunan global, yang dideklatasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium (KTT Milenium) oleh 189 negara amggota Perserikatan Bangsa bangsa di New York pada bulan September tahun 2000. Dasar hukum dikeluarkannya MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 55/2 tanggal 18 September 2000.
MDGs berisi delapan butir tujuan pembangunan yang diuraikan menjadi 18 target dan 48 indikator untuk pemantauan yang harus dicapai dalam kurun waktu 1990-2015. Targetnya adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, diadopsi oleh 189 negara, serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepa negara yang hadir dalam KTT Milenium. Adapun tujuan dan target MDGs adalah sebagai berikut: 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan a.
Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya kurang dari $1 (PPP) per hari menjadi setengahnya antara 1990 – 2015
b. Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi
setengahnya antara 1990 – 2015. 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua a.
Target 3: Memastikan pada 2015 semua anak-anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar.
6
3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan a.
Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
4. Menurunkan Angka Kematian Anak a.
Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 – 2015
5.
Meningkatkan Kesehatan Ibu a.
Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya a.
Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015
b. Target 8: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus
malaria dan penyakit lainnya pada 2015 7. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup a.
Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang.
b. Target 10: Menurunkan separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber
air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015 c.
Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020
8.
Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan a.
Target 12: Mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan keuangan yang terbuka, berdasarkan aturan yang jelas, terprediksi, tidak diskriminatif, komit pada tata pemerintahan, pembangunan dan pengurangan kemiskinan yang baik secara nasional dan internasional.
b. Target 13: Menanggapi kebutuhan khusus negara-negara belum berkembang
termasuk akses bebas tarif dan kuota ekspor mereka, meningkatkan penghapusan utang bagi negara-negara penghutang berat, pembatalan utang bilateral resmi dan menyediakan bantuan pembangunan lebih besar terhadap negara-negara yang komit pada pengurangan kemiskinan.
7
c.
Target 14: Menanggapi kebutuhan khusus negara-negara yang hanya berbatasan dengan daratan dan negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang melalui program aksi untuk pembangunan berkelanjutan.
d. Target 15: Menyelesaikan secara menyeluruh masalah utang negara-negara
berkembang melalui berbagai upaya nasional dan internasional agar utangnya dapat dilunasi dan dikelola secara berkelanjutan dalam jangka panjang. e.
Target
16:
Bekerja
sama
dengan
negara-negara
berkembang
untuk
mengembangkan dan melaksanakan strategi lapangan kerja yang layak dan produktif bagi generasi muda. f.
Target 17: Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan farmasi menyediakan akses yang lebih luas bagi obat-obatan penting dengan harga yang terjangkau di negara berkembang.
g.
Target 18: Bekerja sama dengan sektor swasta memperluas pemanfaatan teknologi baru khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
2.2 Definisi Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kelanjutan dari MDGs yang berakhir
pada tahun 2015. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah suatu dokumen yang berisikan kesepakatan 193 kepala negara dan pemerintahan dunia mengenai agenda pembangunan universal dan berkelanjutan berjusul Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable Development. Kesepakatan ini dibuat dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan September 2015 di New York, Amerika Serikat yang akhirnya menjadi menjadi titik sejarah baru dalam pembangunan global. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Sasaran yang berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030. SDGs merupakan kelanjutan Millennium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada akhir tahun 2015. Tujuan yang tertuang dalam SDGs adalah sebagai berikut: 1.
Mengakhiri segala bentuk kemiskinan
2.
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan.
3.
Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia
8
4.
Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
5.
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak perempuan
6.
Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi secara berkelanjutan
7.
Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern
8.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, kesempatan kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua
9.
Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan mendorong inovasi
10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara 11. Membuat kota dan pemukiman manusia yang adil, merata, aman, tangguh dan
berkelanjutan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya 14. Melestarikan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk
pembangunan berkelanjutan 15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan secara berkelanjutan
ekosistem darat, mengelola hutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan dan memulihkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati 16. Meningkatkan
masyarakat
yang
inklusif
dan
damai
untuk
pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan 17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan
2.3 Perkembangan MDGs menjadi SDGs
Millenium Development Goals (MDGs) telah menjadi suatu paradigma pembangunan hampir seluruh negara-negara di dunia sejak disepakati pada September 2000. Tujuan dan target MDGs memang tidak mengikat secara hukum, namun banyak negara-negara tetap memantau pencapaiannya melalui beberapa indikator pencapaian di negaranya masing-masing. Hal ini menunjukan komitmen masyarakat global terhadap pelaksanaan MDGs. 9
Evaluasi pun dilakukan oleh berbagai pihak terhadap pelaksanaan MDGs dalam empat belas tahun terakhir. Walaupun masih banyak hal yang belum dicapai, namun perlu diakui bahwa selama ini MDGs sudah membawa perubahan besar di dunia. MDGs telah menjadi saksi sejarah proses pengurangan kemiskinan terbesar dalam sejarah manusia. Penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per hari, sudah berkurang setengah miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30 persen, dengan sekitar tiga juta jiwa anak terselamatkan setiap tahunnya dibandingkan tahun 2000. Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya.
Pelaksanaan MDGs juga telah memberikan perubahan yang positif untuk Indonesia. Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya, tetapi sudah banyak target yang telah menunjukan kemajuan yang signifikan bahkan telah tercapai. Indonesia berhasil menurunkan proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dari 20,60 persen pada tahun 1990 menjadi 5,90 persen pada tahun 2008. Pemerintah juga telah berhasil menurunkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan yang signifikan pada indikator rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki SMA/MA/ Paket C dari 93,67 persen ada tahun 1993 menjadi 101,40 persen pada tahun 2011. Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di Indonesia sudah berhasil mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada tahun 1990 menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2011.
Pada tahun 2015 Millennium Development Goals (MDGs) yang dimulai pada tahun 2000 berakhir masa berlakunya dan digantikan oleh agenda pasca 2015. Pada tanggal 25 September 2015, berbagai negara yang tergabung dalam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat berbagai tujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi dan menjamin kemakmuran bagi semua orang sebagai bagian dari agenda perkembangan berkelanjutan yang baru melalui Sustainable Development Goals (SDGs). Setiap tujuan memiliki target spesifik yang harus dicapai pada tahun 2030.
Menurut T Brundtland Commission of the United Nations pada tahun 1987, yang dikatakan sebagai sustainable development atau pembangunan berkelanjutan adalah
10
pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang banyak di masa depan tanpa menyepelekan kemampuan generasi mendatang untuk menggapai segala kebutuhannya. Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan MDGs,
mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang universal untuk berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh warga dunia. Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang tertinggal, dan menjamin
bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal dibelakang.SDGs atau Global Goals menjadi suatu program yang lebih menyeluruh dan mendetail karena merupakan gabungan dari Global Sustainability Objects / GSO dan MDGs.
Gambar 1. Gambaran Sustainable Development Goals (SDGs) atau Global Goals
Istilah SDGs diusulkan untuk menjadi agenda pembangunan global pertama kali diusulkan oleh pemerintah Kolombia, Peru, Guatemala dan Uni Emirat Arab sebelum konferensi Rio+20 pada tahun 2012. SDGs diharapkan menjadi suatu agenda pembangunan yang akan menyelesaikan apa yang telah ditetapkan oleh MDGs dan agenda pembangunan yang mampu menghadapi tantangan lama dan baru yang semakin meningkat, setidaknya masalah perubahan iklim. SDGs juga diharapkan menjadi suatu 11
agenda transformasi yang akan membentuk kembali perkembangan global yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Sebagaimana hasil dari Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB 2012 (Rio20+) yang telah menegaskan bahwa semua komunitas internasional harus melakukan pembangunan global dengan cara dimana semua bangsa harus bertanggung jawab atas kesejahteraan manusia dan planet.
2.4 Perbedaan MDGs dan SDGs
SDGs merupakan kelanjutan Millennium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada akhir tahun 2015. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, baik dari segi substansi maupun proses penyusunannya. MDGs yang disepakati lebih dari 15 tahun lalu hanya berisi 8 Tujuan, 21 Sasaran, dan 60 Indikator. Sasarannya hanya bertujuan mengurangi separuh dari tiaptiap masalah pembangunan yang tertuang dalam tujuan dan sasaran. Berikut ini adalah gambara kelebihan dan kekurangan MDGs: 1. Kelebihan MDGs a. Menjadi referensi penting pembangunan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, untuk perencaan pelaksanaan pengembangan serta pembangunan masyarakat yang sejahtera. b. Mempersatukan misi dengan memperkuat komitmen dan kerjasama seluruh Negara antara negara maju dan negara berkembang dengan satu tujuan yaitu mensejahterahkan kehidupan masyarakat. c. Dalam isi MDGs dari setiap 8 tujuan terkandung “target -target” yang spesifik dan terukur. Sehingga akan memudahkan dalam monitoring dn evaluasi nantinya tinggal melihat indikator keberhasilan yang di sepakati dalam isi MDGs itu.
2. Kekurangan MDGs a. Untuk negara berkembang, kebijakan yang dicetuskan dengan beberapa indikator akan menjadi beban ganda yang menjadi tantangan yang berat dengan berbagai masalah yang melanda negara-negara berkembang seperti Indonesia, Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar.
12
b. Dengan target pencapaian MDGs yaitu tahun 2015, dari segi menejamen waktunya mungkin terlalu cepat dan tidak efisien. Dengan jangka waktu seperti itu, dan dihubungkan dengan masalah internal bagi negara berkembang tidak menutup kemungkinan bahwa target pencapaian MDGs sulit tercapai. c. Sebagian dari tujuan MDGs dalam penentuan evaluasi hanya berdasar pada data kuantitatif apakah data yan didapatkan mencapai target atau tidak. Tidak mengkaji aspek kualitas yang dihasilkan.
MDGs yang dirumuskan oleh negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan para pakar beberapa lembaga internasional berbeda dengan SDGs yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas. Sejak awal, SDGs dibuat melalui proses partisipatoris sangat inklusif dengan cara konsultasi langsung dengan semua kalangan (pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, pihak swasta, dan masyarakat filantropi), baik dari negara maju maupun berkembang. Terbukti sejak tahun 2013 Sekretaris Jenderal PBB memberikan ruang yang lebih luas kepada stakeholder
non-pemerintah
untuk
terlibat
dalam
proses
penyusunan
Agenda
Pembangunan Pasca-2015. Yakni melalui diadakannya forum konsultasi antarstakeholder dan my world survey, yang merupakan survey yang dilaksanakan oleh PBB sebagai bahan masukan untuk penyusunan SDGs. My world survey adalah global survey bertujuan untuk menangkap pandangan dan aspirasi warga untuk menentukan agenda baru yang baik untuk dunia yang lebih baik. Hasil survey ini yang kemudian dijadikan salah satu pertimbangan untuk menentukan ke- 17 tujuan yang ada di SDGs.
Hal tersebut berkontribusi pada adanya beberapa perbedaan penting antara MDGs dan SDGs. Pertama, SDGs dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip HAM, inklusivitas, dan antidiskriminasi. Kedua, dalam hal agenda, SDGs tidak hanya berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan masa sekarang, tetapi juga memerhatikan kebutuhan masa yang akan datang atau berkelanjutan. Ketiga, SDGs ditujukan untuk memastikan bahwa semua manusia dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahwa kemajuan ekonomi, sosial, dan teknologi terjadi selaras dengan alam/lingkungan. Keempat, SDGs juga dirancang untuk mendorong perdamaian agar terwujud masyarakat adil dan inklusif yang bebas dari rasa takut dan kekerasan. Kelima, SDGs mengutamakan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.
13
MDGs dan SDGs juga berbeda dalam hal jumlah tujuan dan indikator. Sebelumnya, pada MDGs ada 8 tujuan dan 60 indikator. Pada SDGs, jumlah tersebut bertransformasi menjadi 17 tujuan dan 232 indikator (revisi terakhir dari UNStats pada Maret 2017). Di antara 17 tujuan pada SDGs, ada 4 yang benar-benar tidak ada pada MDGs, yaitu tujuan 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), tujuan 10 (mengurangi ketimpangan), tujuan 11 (masyarakat dan kota yang berkelanjutan), dan tujuan 16 (perdamaian, keadilan, dan institusi yang kuat).
Perbedaan MDGs dan SDGs dapat dijabarkan sebaga berikut: 1.
SDGs Akan Lebih Transformatif untuk Planet Serupa dengan MDGs, memberantas kemiskinan ekstrem terletak pada jantung SDGs. Sementara masing-masing dari 17 goal yang diusulkan memiliki agenda tersendiri, mereka secara kolektif mengatasi banyak aspek kemiskinan global yang rumit--perbedaan menjadi semakin penting ketika lanskap politik dan lingkungan terus berubah.
2. Tujuan SDGs Akan Lebih Komprehensif Pada intinya, SDGs dan MDGs mempunyai target yang sama, namun SDGs berusaha untuk menggabungkan platform yang lebih luas dari tahun 2000. Terutama, tujuan tersebut menggunakan konsep keberlanjutan untuk merangkai agenda komprehensif yang jauh melampaui sektor sosial.17 goal SDGs memasukkan isu kualitas lingkungan (perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan deforestasi) dan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan (meningkatkan akses ke sumber-sumber energi berkelanjutan, membangun kota yang berkelanjutan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan). 3. SDGs Akan Mencari Pendekatan yang Lebih Integratif untuk Pembangunan Banyak dari tujuan MDGs yang dibuat diisolasi satu sama lain (kesehatan ibu, kelaparan, kesetaraan gender). The SDGs berusaha untuk membuka komunikasi dan usaha – usaha antar 17 goal tersebut untuk menyajikan agenda yang bersatu dan terpadu. 4. SDGs Akan Beroperasi pada Skala Universal MDGs difokuskan terutama pada bagaimana negara maju dapat meningkatkan secara finansial bantuan untuk negara berkembang.SDGs, bagaimanapun, berbicara tentang kemiskinan di semua negara (maju dan berkembang).Jika pemberantasan kemiskinan benar-benar jantung SDGs, maka harus ada dorongan yang universal dan 14
komprehensif untuk menemukan sebuah agenda yang berbicara tentang semua negara dan semua tingkat pembangunan ekonomi, untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal.
Gambar 2 dan Gambar 3. Perbedaan MDGs dan SDGs 15
2.5 Tujuan, Target, dan Indikator SDGs
Secara ringkas, tujuan, targer, dan indikator Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebagai berikut. 1. Menghapus Segala Bentuk Kemiskinan
Target: a. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber, termasuk melalui peningkatan kerjasama pembangunan, dalam rangka menyediakan sarana yang memadai dan dapat diprediksi bagi negara-negara berkembang, di negara-negara berkembang khususnya, untuk melaksanakan program dan kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan di semua dimensi. b. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional, regional dan internasional, berdasarkan strategi pembangunan pro-miskin dan sensitif gender, untuk mendukung percepatan investasi dalam pemberantasan kemiskinan
Indikator: a. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk semua orang dimanapun, dengan penghasilan kurang dari $ 1,25 per hari. b. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari berbagai usia yang hidup dalam kemiskinan di seluruh dimensi menurut definisi nasional. c. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara nasional dan pada tahun 2030 mencapai cakupan besar kaum miskin. d. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya kaum miskin, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, warisan, sumber daya alam, yang sesuai teknologi baru dan jasa keuangan, termasuk keuangan mikro. e. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka dalam situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem yang berkaitan dengan iklim dan guncangan ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya dan bencana
16
2. Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Peningkatan Gizi, dan Mencanangkan Pertanian Berkelanjutan
Target: a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama internasional yang disempurnakan, di infrastruktur pedesaan, penelitian dan penyuluhan pertanian, pengembangan teknologi dan tanaman dan bank gen ternak dalam rangka meningkatkan kapasitas produktif pertanian di negara-negara berkembang. b. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan paralel segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan semua langkah ekspor dengan efek setara, sesuai dengan amanat Putaran Pembangunan Doha c. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya pasar komoditas makanan dan turunannya dan memfasilitasi akses yang tepat terhadap informasi pasar, termasuk cadangan pangan, dalam rangka untuk membantu membatasi volatilitas harga pangan yang ekstrim
Indikator: a. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses oleh semua orang, khususnya orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan, termasuk bayi, untuk makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang tahun. b. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk mencapai, pada tahun 2025, target yang disepakati secara internasional pada stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui dan orang tua. c. Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat, petani keluarga, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama dengan tanah, sumber daya produktif lainnya dan masukan, pengetahuan, jasa keuangan, pasar dan peluang untuk penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian. d. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan menerapkan praktik tangguh pertanian yang meningkatkan produktivitas dan produksi, yang membantu menjaga ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir dan bencana lainnya dan semakin meningkatkan lahan dan kualitas tanah. 17
e. Pada
tahun
2020,
mempertahankan
keragaman
genetik
benih,
tanaman
dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan spesies liar yang terkait, termasuk melalui nyenyak dikelola dan beragam benih dan tanaman bank di tingkat nasional, regional dan internasional, dan mempromosikan akses dan adil dan merata berbagi manfaat yang timbul dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional terkait, seperti yang disepakati secara internasional.
3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Penduduk di Segala Usia
Target: a. Memperkuat pelaksanaan Organisasi Kesehatan Dunia Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau di semua negara. b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk penyakit menular dan tidak menular yang terutama mempengaruhi negara-negara berkembang, menyediakan akses ke obat-obatan penting dengan harga terjangkau dan vaksin, sesuai dengan Deklarasi Doha Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Masyarakat, yang menegaskan hak dari negara-negara berkembang untuk menggunakan dengan penuh ketentuan dalam Perjanjian tentang Aspek-aspek Perdagangan Hak Kekayaan intelektual mengenai fleksibilitas untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan, khususnya, menyediakan akses ke obat-obatan untuk semua. c. Substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, pengembangan, pelatihan dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di negara-negara yang kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang. d. Memperkuat kapasitas semua negara, di negara-negara berkembang, untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko kesehatan nasional dan global
Indikator: a. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. b. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang baru lahir dan anak di bawah 5 tahun, dengan semua negara yang bertujuan untuk mengurangi angka
18
kematian neonatal untuk setidaknya serendah 12 per 1.000 kelahiran hidup dan di bawah-5 kematian setidaknya serendah 25 per 1.000 kelahiran hidup. c. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit yang terbawa air dan penyakit menular lainnya. d. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur ketiga dari penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan dan meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan. e. Memperkuat
pencegahan
dan
pengobatan
penyalahgunaan
zat,
termasuk
penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan berbahaya dari alcohol. f.
Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas jalan
g. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional h. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan keuangan risiko, akses ke layanan perawatan kesehatan penting kualitas dan akses ke aman, efektif, berkualitas dan terjangkau obat esensial dan vaksin untuk semua. i. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah kematian dan penyakit dari bahan kimia berbahaya dan udara, air dan polusi tanah dan kontaminasi.
4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Adil dan Inklusif serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Seumur Hidup untuk Semua
Target: a. Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak, kecacatan dan sensitif gender dan menyediakan lingkungan belajar yang aman, non-kekerasan, inklusif dan efektif untuk semua b. Pada tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah beasiswa yang tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang dan negara-negara Afrika, untuk pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan teknologi informasi dan komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negaranegara maju dan negara berkembang lainnya
19
c. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-negara berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau kecil dan negara berkembang
Indikator: a. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki menyelesaikan bebas, adil dan kualitas primer dan pendidikan menengah yang mengarah ke hasil belajar yang relevan dan efektif b. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli dan pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar c. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi d. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan e. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak dalam situasi rentan f. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan menghitung g. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan
dan
keterampilan
yang
diperlukan
untuk
mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan, dunia kewarganegaraan dan penghargaan keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya untuk pembangunan berkelanjutan
20
5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Semua Perempuan dan Anak Perempuan
Target: a. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional b. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, informasi dan komunikasi
khususnya
teknologi,
untuk
mempromosikan
pemberdayaan
perempuan c. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-undangan berlaku untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkatan
Indikator: a. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak perempuan di mana-mana b. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan seksual dan jenis-jenis eksploitasi c. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak, awal dan pernikahan paksa dan mutilasi alat kelamin perempuan d. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah tangga melalui penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan sosial dan promosi tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluarga sebagai tepat secara nasional e. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang sama untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi dan masyarakat f. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak-hak reproduksi yang disepakati sesuai dengan Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan dan Beijing Platform for Action dan dokumen hasil peninjauan konferensi mereka
21
6. Menjamin Ketersediaan dan Manajemen Air dan Sanitasi secara Berkelanjutan
Target: a. Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan pembangunan kapasitas internasional dukungan untuk negara-negara berkembang dalam kegiatan air dan sanitasi-terkait dan program, termasuk pemanenan air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, daur ulang dan teknologi penggunaan kembali b. Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam meningkatkan pengelolaan air dan sanitasi
Indikator: a. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau untuk semua b. Pada tahun 2030, mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata untuk semua dan mengakhiri buang air besar terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan dan orang-orang dalam situasi rentan c. Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan dumping dan meminimalkan pelepasan bahan kimia berbahaya dan bahan, mengurangi separuh proporsi air limbah yang tidak diobati dan secara substansial meningkatkan daur ulang dan penggunaan kembali aman secara global d. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor dan menjamin penarikan dan pasokan air tawar untuk mengatasi kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah orang yang menderita kelangkaan air yang berkelanjutan e. Pada tahun 2030, menerapkan manajemen sumber daya air terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang sesuai f.
Pada tahun 2020, melindungi dan memulihkan ekosistem yang berhubungan dengan air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, dan danau akuifer
7. Menjamin Akses Terhadap Energi yang Terjangkau, Dapat Diandalkan, Berkelanjutan, dan Modern
Target: a. Pada tahun 2030, meningkatkan kerjasama internasional untuk memfasilitasi akses ke penelitian energi bersih dan teknologi, termasuk energi terbarukan, efisiensi 22
energi dan canggih dan teknologi bahan bakar fosil bersih, dan mempromosikan investasi di bidang infrastruktur energi dan teknologi energi bersih b. Pada tahun 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi untuk penyediaan layanan energi modern dan berkelanjutan untuk semua di negaranegara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang, dan negara-negara berkembang tanah-terkunci, sesuai dengan program masing-masing dari dukungan
Indikator: a. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan energi yang terjangkau, handal dan modern b. Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global c. Pada tahun 2030, dua kali lipat tingkat global perbaikan dalam efisiensi energi
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, tenaga kerja yang optimal dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua
Target: a. Meningkatkan Bantuan untuk dukungan Perdagangan untuk negara-negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya, termasuk melalui Kerangka Kerja Terpadu Peningkatan Perdagangan-Terkait Bantuan Teknis ke Negara Terbelakang b. Pada tahun 2020, mengembangkan dan mengoperasionalkan strategi global untuk pekerjaan pemuda dan melaksanakan Global Jobs Pact Organisasi Perburuhan Internasional
Indikator: a. Mempertahankan per pertumbuhan ekonomi kapita sesuai dengan keadaan nasional dan, pertumbuhan produk domestik khususnya, setidaknya 7 persen gross per tahun di negara-negara berkembang b. Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas ekonomi melalui diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi, termasuk melalui fokus pada nilai tambah tinggi dan sektor padat karya
23
c. Mempromosikan kebijakan pembangunan yang berorientasi yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses ke layanan keuangan d. Meningkatkan progresif, melalui 2.030, efisiensi sumber daya global dalam konsumsi dan produksi dan usaha untuk memisahkan pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan, sesuai dengan kerangka 10-tahun dari program pada konsumsi dan produksi berkelanjutan, dengan negara-negara maju memimpin e. Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua wanita dan pria, termasuk bagi orang-orang muda dan penyandang cacat, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya f. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi pemuda tidak dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan g. Mengambil tindakan segera dan efektif untuk memberantas kerja paksa, mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia dan menjamin pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, termasuk perekrutan dan penggunaan tentara anak, dan pada tahun 2025 akhir pekerja anak dalam segala bentuk h. Melindungi hak-hak buruh dan mempromosikan aman dan aman lingkungan kerja untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran, migran perempuan khususnya, dan orang-orang dalam pekerjaan berbahaya i. Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya lokal dan produk j. Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan memperluas akses ke perbankan, asuransi dan jasa keuangan untuk semua
9. Membangun Infrastruktur Tangguh, Mempromosikan Industrialisasi Inklusif dan Berkelanjutan dan Mendorong Inovasi
Target: a. Memfasilitasi pembangunan berkelanjutan dan tangguh infrastruktur di negaranegara berkembang melalui dukungan keuangan, teknologi dan teknis ditingkatkan untuk negara-negara Afrika, negara-negara berkembang, terkurung daratan negaranegara berkembang dan pulau kecil dan negara berkembang 24
b. Mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, penelitian dan inovasi di negara-negara berkembang, termasuk dengan memastikan lingkungan kebijakan yang kondusif untuk, antara lain, diversifikasi industri dan penambahan nilai komoditas c. Secara signifikan meningkatkan akses ke informasi dan teknologi komunikasi dan berusaha untuk menyediakan akses universal dan terjangkau ke Internet di negaranegara berkembang pada tahun 2020
Indikator: a. Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses terjangkau dan merata untuk semua b. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan, pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pangsa industri kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan dua kali lipat pangsa di negara-negara kurang berkembang c. Meningkatkan akses skala kecil industri dan perusahaan lainnya, khususnya di negara berkembang, untuk jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan integrasi mereka ke dalam rantai nilai dan pasar d. Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri untuk membuat mereka berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan adopsi yang lebih besar dari teknologi bersih dan ramah lingkungan dan proses industri, dengan semua negara mengambil tindakan sesuai dengan kemampuan masing-masing e. Meningkatkan penelitian ilmiah, meningkatkan kemampuan teknologi dari sektor industri di semua negara, di negara-negara berkembang, termasuk, pada tahun 2030, mendorong inovasi dan secara substansial meningkatkan jumlah penelitian dan pengembangan pekerja per 1 juta orang dan penelitian dan pengembangan belanja publik dan swasta.
25
10. Mengurangi Ketimpangan Dalam dan Antar Negara
Target: a. Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk negara-negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang tertentu, sesuai dengan kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia b. Mendorong bantuan pembangunan resmi dan arus keuangan, termasuk investasi asing langsung, untuk Serikat di mana kebutuhan paling besar, di negara-negara berkembang khususnya, negara-negara Afrika, pulau kecil yang sedang bekembang dan terkurung daratan negara-negara berkembang, sesuai dengan rencana dan program nasional mereka c. Pada tahun 2030, mengurangi kurang dari 3 persen biaya transaksi pengiriman uang migran dan menghilangkan koridor remittance dengan biaya yang lebih tinggi dari 5 persen
Indikator: a. Pada tahun 2030, progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan dari bagian bawah 40 persen dari populasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata nasional b. Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial, ekonomi dan politik dari semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, cacat, ras, etnis, asal, agama atau status ekonomi atau lainnya c. Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan dari hasil, termasuk dengan menghilangkan hukum yang diskriminatif, kebijakan dan praktik dan mempromosikan undang-undang yang tepat, kebijakan dan tindakan dalam hal ini d. Mengadopsi kebijakan, terutama fiskal, kebijakan upah dan perlindungan sosial, dan progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar e. Meningkatkan regulasi dan pengawasan pasar keuangan global dan lembagalembaga dan memperkuat pelaksanaan peraturan tersebut f. Menjamin perwakilan ditingkatkan dan suara untuk negara-negara dalam pengambilan keputusan berkembang di lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan internasional global dalam rangka untuk memberikan lembaga yang lebih efektif, kredibel, akuntabel dan sah
26
g. Memfasilitasi tertib, aman, teratur dan bertanggung jawab migrasi dan mobilitas orang, termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi direncanakan dan dikelola dengan baik
11. Membuat Kota dan Pemukiman Penduduk yang Inklusif, Aman, Tangguh, dan Berkelanjutan
Target: a. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang positif antara daerah perkotaan, per-perkotaan dan pedesaan dengan memperkuat perencanaan pembangunan nasional dan daerah b. Pada tahun 2020, secara substansial meningkatkan jumlah kota dan pemukiman manusia mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang terintegrasi dan rencana menuju inklusi, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, dan mengembangkan dan melaksanakan, sejalan dengan Kerangka Sendai untuk Risiko Bencana pengurangan 2015-2030, manajemen risiko bencana holistik di semua tingkatan c. Dukungan setidaknya negara-negara maju, termasuk melalui bantuan keuangan dan
teknis,
dalam
membangun
bangunan
berkelanjutan
dan
tangguh
memanfaatkan bahan lokal
Indikator: a. Pada tahun 2030, menjamin akses untuk semua untuk yang memadai, aman dan terjangkau perumahan dan pelayanan dasar dan upgrade kumuh b. Pada tahun 2030, menyediakan akses ke aman, terjangkau, dapat diakses dan berkelanjutan sistem transportasi untuk semua, meningkatkan keselamatan jalan, terutama dengan memperluas angkutan umum, dengan perhatian khusus pada kebutuhan mereka di rentan situasi, wanita, anak-anak, penyandang cacat dan orang tua c. Pada tahun 2030, meningkatkan urbanisasi inklusif dan berkelanjutan dan kapasitas untuk perencanaan pemukiman manusia partisipatif, terpadu dan berkelanjutan dan manajemen di semua negara d. Memperkuat upaya untuk melindungi dan menjaga warisan budaya dan alam dunia
27
e. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang yang terkena dan secara substansial mengurangi kerugian ekonomi langsung relatif terhadap produk domestik global yang kotor disebabkan oleh bencana, termasuk bencana yang berhubungan dengan air, dengan fokus pada melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan f. Pada tahun 2030, mengurangi per kapita dampak lingkungan yang merugikan dari kota, termasuk dengan membayar perhatian khusus untuk kualitas udara dan pengelolaan sampah kota dan lainnya g. Pada tahun 2030, menyediakan akses universal ke ruang aman, inklusif dan dapat diakses, hijau dan masyarakat, khususnya untuk perempuan dan anak-anak, orang tua dan penyandang cacat
12. Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Target: a. Dukungan negara-negara berkembang untuk memperkuat kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi mereka untuk bergerak ke arah pola yang lebih berkelanjutan konsumsi dan produksi b. Mengembangkan dan menerapkan alat untuk memantau dampak pembangunan berkelanjutan untuk pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya lokal dan produk c. Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang mendorong konsumsi boros dengan menghapus distorsi pasar, sesuai dengan keadaan nasional, termasuk dengan restrukturisasi pajak dan pentahapan keluar mereka subsidi berbahaya, bila ada, untuk mencerminkan dampak lingkungan mereka, dengan sepenuhnya memperhatikan kebutuhan khusus dan kondisi negara-negara berkembang
dan
meminimalkan
dampak
negatif
yang
mungkin
pada
perkembangan mereka dengan cara yang melindungi orang miskin dan masyarakat yang terkena dampak
Indikator: a. Mengimplementasikan kerangka 10 tahun dari program pada konsumsi dan produksi berkelanjutan, semua negara mengambil tindakan, dengan negaranegara maju memimpin, dengan mempertimbangkan perkembangan dan kemampuan negara-negara berkembang 28
b. Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan yang berkelanjutan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam c. Pada tahun 2030, membagi dua per kapita global yang sisa makanan di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kerugian makanan bersama produksi dan rantai pasokan, termasuk kerugian pasca panen d. Pada tahun 2020, mencapai pengelolaan ramah lingkungan dari bahan kimia dan semua limbah sepanjang siklus hidup mereka, sesuai dengan kerangka kerja internasional yang disepakati, dan secara signifikan mengurangi pembebasan mereka ke udara, air dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan e. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali f.
Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan untuk mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus pelaporan mereka
g. Mempromosikan praktik pengadaan publik yang berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional h. Pada tahun 2030, memastikan bahwa orang di mana-mana memiliki informasi yang relevan dan kesadaran untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup selaras dengan alam
13. Mengambil Tindakan Segera untuk Memerangi Perubahan Iklim dan Dampaknya
Target: a. Mengimplementasikan komitmen yang dilakukan oleh pihak negara maju ke Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim untuk tujuan memobilisasi bersama-sama $ 100.000.000.000 per tahun pada tahun 2020 dari semua sumber untuk memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang berarti dan transparansi dalam implementasi dan sepenuhnya mengoperasionalkan Dana Iklim Hijau melalui kapitalisasi sesegera mungkin b. Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas untuk perencanaan terkait perubahan iklim yang efektif dan manajemen di negara maju setidaknya
29
dan pulau kecil negara berkembang, termasuk fokus pada wanita, pemuda dan daerah dan masyarakat terpinggirkan
Indikator: a. Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya yang terkait dengan iklim dan bencana alam di semua negara b. Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan iklim ke dalam kebijakan nasional, strategi dan perencanaan c. Meningkatkan pendidikan, peningkatan kesadaran dan manusia dan kapasitas kelembagaan pada mitigasi perubahan iklim, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini
14. Melestarikan
Samudera,
Laut,
dan
Sumber
Daya
Kelautan
secara
Berkelanjutan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Target: a. Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan kapasitas penelitian dan transfer
teknologi
kelautan,
dengan
mempertimbangkan
Kriteria
Intergovernmental Oceanographic Commission dan Pedoman Transfer Teknologi Kelautan, dalam rangka meningkatkan kesehatan laut dan untuk meningkatkan kontribusi keanekaragaman hayati laut untuk pengembangan negara-negara berkembang, di pulau kecil khususnya negara berkembang dan negara-negara kurang berkembang b. Menyediakan akses untuk skala kecil artisanal nelayan untuk sumber daya laut dan pasar c. Meningkatkan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan sumber daya mereka dengan menerapkan hukum internasional sebagaimana tercermin dalam UNCLOS, yang menyediakan kerangka hukum untuk penggunaan konservasi dan berkelanjutan lautan dan sumber daya mereka, seperti yang diceritakan dalam ayat 158 dari Masa Depan Kami Ingin
Indikator: a. Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi pencemaran laut dari semua jenis, khususnya dari kegiatan berbasis lahan, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi 30
b. Pada tahun 2020, mengelola secara berkelanjutan dan melindungi laut dan pesisir ekosistem untuk menghindari dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat ketahanan mereka, dan mengambil tindakan untuk restorasi mereka untuk mencapai lautan yang sehat dan produktif c. Meminimalkan dan mengatasi dampak pengasaman laut, termasuk melalui kerjasama ilmiah ditingkatkan di semua tingkatan d. Pada tahun 2020, secara efektif mengatur panen dan akhir penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal dan praktek penangkapan ikan yang merusak dan melaksanakan rencana manajemen berbasis ilmu pengetahuan, dalam rangka untuk memulihkan stok ikan dalam waktu singkat layak, setidaknya ke tingkat yang dapat menghasilkan hasil maksimum yang lestari sebagaimana ditentukan oleh karakteristik biologis mereka e. Pada tahun 2020, menghemat setidaknya 10 persen dari pesisir dan laut daerah, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan berdasarkan yang terbaik informasi ilmiah yang tersedia f.
Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan overfishing, menghilangkan subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan ilegal dan menahan diri dari memperkenalkan subsidi seperti baru, mengakui bahwa perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan efektif untuk mengembangkan dan negara-negara kurang berkembang harus menjadi bagian integral dari Organisasi Perdagangan Dunia subsidi perikanan negosiasi
g. Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat ekonomi ke Pulau Kecil Negara-negara berkembang
dan
negara-negara
kurang
berkembang
dari
pemanfaatan
berkelanjutan sumber daya laut, termasuk melalui pengelolaan perikanan berkelanjutan, budidaya dan pariwisata
31
15. Melindungi, Berkelanjutan
Memulihkan,
dan
Meningkatkan
terhadap
Ekosistem
Darat,
Pemanfaatan
Mengelola
Hutan
secara secara
Berkelanjutan, Memerangi Desertifikasi, dan Menghentikan dan Memulihkan Degradasi Lahan dan Menghentikan Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Target: a. Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya keuangan dari semua sumber untuk melestarikan dan penggunaan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang berkelanjutan b. Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber dan di semua tingkatan untuk membiayai pengelolaan hutan berkelanjutan dan memberikan insentif yang memadai untuk negara-negara berkembang untuk memajukan manajemen tersebut, termasuk untuk konservasi dan reboisasi c. Meningkatkan dukungan global untuk upaya untuk memerangi perburuan dan perdagangan spesies yang dilindungi, termasuk dengan meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk mengejar peluang mata pencaharian yang berkelanjutan
Indikator: a. Pada tahun 2020, menjamin konservasi, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem air tawar darat dan pedalaman dan layanan mereka, khususnya hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional b. Pada tahun 2020, mempromosikan pelaksanaan manajemen berkelanjutan dari semua jenis hutan, menghentikan deforestasi, memulihkan hutan yang rusak dan secara substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi global c. Pada tahun 2030, memerangi penggurunan, memulihkan lahan kritis dan tanah, termasuk tanah yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha untuk mencapai dunia degradasi lahan-netral d. Pada
tahun
2030,
menjamin
konservasi
ekosistem
gunung,
termasuk
keanekaragaman hayati, dalam rangka meningkatkan kapasitas mereka untuk memberikan manfaat yang penting untuk pembangunan berkelanjutan e. Mengambil tindakan segera dan signifikan untuk mengurangi degradasi habitat alami, menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan, pada tahun 2020, melindungi dan mencegah kepunahan spesies terancam
32
f. Mempromosikan pembagian yang adil dan merata dari keuntungan yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik dan mempromosikan akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, seperti yang disepakati secara internasional g. Mengambil tindakan segera untuk mengakhiri perburuan dan perdagangan satwa dilindungi flora dan fauna dan alamat permintaan dan pasokan produk satwa liar h. Pada
tahun
2020,
memperkenalkan
langkah-langkah
untuk
mencegah
pendahuluan dan secara signifikan mengurangi dampak dari spesies asing invasif di darat dan air ekosistem dan mengendalikan atau membasmi spesies prioritas i. Pada tahun 2020, mengintegrasikan ekosistem dan keanekaragaman hayati nilainilai ke dalam perencanaan nasional dan daerah, proses pembangunan, strategi pengurangan kemiskinan dan rekening
16. Meningkatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan Akses terhadap Keadilan bagi Semua, dan Membangun Institusi yang Efektif, Akuntabel dan Inklusif di Semua Tingkatan
Target: a. Memperkuat lembaga-lembaga nasional yang relevan, termasuk melalui kerja sama internasional, untuk membangun kapasitas di semua tingkatan, khususnya di negara berkembang, untuk mencegah kekerasan dan memerangi terorisme dan kejahatan b. Mempromosikan dan menegakkan hukum dan kebijakan non-diskriminatif bagi pembangunan berkelanjutan
Indikator: a. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan tingkat kematian terkait di mana-mana b. Mengakhiri penyalahgunaan, eksploitasi, perdagangan dan segala bentuk kekerasan terhadap dan penyiksaan anak-anak c. Mempromosikan aturan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua
33
d. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi terlarang keuangan dan lengan arus, memperkuat pemulihan dan pengembalian aset curian dan memberantas segala bentuk kejahatan terorganisir e. Substansial mengurangi korupsi dan suap dalam segala bentuknya f. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel dan transparan di semua tingkatan g. Pastikan responsif, inklusif, partisipatif dan perwakilan pengambilan keputusan di semua tingkatan h. Memperluas dan memperkuat partisipasi negara-negara berkembang di lembagalembaga pemerintahan global i. Pada tahun 2030, memberikan identitas hukum bagi semua, termasuk pendaftaran kelahiran j. Menjamin
akses
publik
terhadap
informasi
dan
melindungi
kebebasan
fundamental, sesuai dengan undang-undang nasional dan perjanjian internasional
17. Memperkuat Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan
Target: Keuangan
a. Memperkuat mobilisasi sumber daya dalam negeri, termasuk melalui dukungan internasional untuk negara-negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas dalam negeri untuk pajak dan pengumpulan pendapatan lainnya b. Negara-negara maju untuk melaksanakan sepenuhnya komitmen bantuan pembangunan resmi mereka, termasuk komitmen oleh banyak negara maju untuk mencapai target 0,7 persen dari ODA / GNI ke negara-negara berkembang dan 0,15-0,20 persen dari ODA / GNI untuk setidaknya negara-negara maju; penyedia ODA didorong untuk mempertimbangkan menetapkan target untuk menyediakan setidaknya 0,20 persen dari ODA / GNI ke negara-negara berkembang c. Memobilisasi sumber daya keuangan tambahan untuk negara-negara berkembang dari berbagai sumber d. Membantu negara-negara dalam mencapai keberlanjutan utang jangka panjang melalui kebijakan terkoordinasi yang bertujuan meningkatkan pembiayaan utang, utang dan restrukturisasi utang, yang sesuai berkembang, dan mengatasi utang luar negara-negara miskin yang terjerat utang untuk mengurangi tekanan utang 34
e. Mengadopsi dan menerapkan rezim promosi investasi bagi negara-negara berkembang
Teknologi
a. Meningkatkan Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama regional dan internasional segitiga dan mengakses ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dan meningkatkan pengetahuan berbagi atas dasar persetujuan bersama, termasuk melalui peningkatan koordinasi antar mekanisme yang ada, khususnya di tingkat PBB, dan melalui mekanisme fasilitasi teknologi global b. Mempromosikan pengembangan, transfer, diseminasi dan penyebaran teknologi ramah lingkungan untuk negara-negara berkembang yang menguntungkan, termasuk persyaratan konsesi dan preferensi, sebagaimana disepakati c. Sepenuhnya mengoperasionalkan bank teknologi dan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi mekanisme pembangunan kapasitas bagi negara-negara kurang berkembang pada 2017 dan meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya informasi dan teknologi komunikasi
Pembangunan Kapasitas
a. Meningkatkan ditargetkan
dukungan
pembangunan
internasional kapasitas
di
untuk
melaksanakan
negara-negara
efektif
berkembang
dan untuk
mendukung rencana nasional untuk menerapkan semua tujuan pembangunan yang berkelanjutan, termasuk melalui Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama segitiga
Perdagangan
a. Mempromosikan, aturan berbasis, terbuka, sistem perdagangan multilateral yang universal non-diskriminatif dan adil di bawah Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk melalui kesimpulan dari perundingan di bawah nya Doha Development Agenda b. Secara signifikan meningkatkan ekspor negara-negara berkembang, khususnya dengan maksud untuk menggandakan pangsa negara-negara berkembang 'dari ekspor global pada tahun 2020 c. Menyadari pelaksanaan tepat waktu bebas bea dan akses pasar kuota bebas secara abadi untuk semua negara-negara berkembang, yang konsisten dengan keputusan 35
Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk dengan memastikan bahwa aturan preferensial asal berlaku untuk impor dari negara-negara paling maju yang transparan dan sederhana, dan berkontribusi untuk memfasilitasi akses pasar
Masalah Sistemik Kebijakan dan Koherensi Kelembagaan
a. Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk melalui koordinasi kebijakan dan koherensi kebijakan b. Meningkatkan keterpaduan kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan c. Menghormati ruang kebijakan masing-masing negara dan kepemimpinan untuk membangun dan menerapkan kebijakan untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan
Kemitraan Multi-Stakeholder
a. Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan, dilengkapi dengan kemitraan multi-stakeholder yang memobilisasi dan berbagi pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber daya keuangan, untuk mendukung pencapaian tujuan
pembangunan
berkelanjutan
di
semua
negara,
di
negara-negara
berkembang khususnya b. Mendorong dan mempromosikan publik yang efektif, kemitraan masyarakat publik-swasta dan sipil, membangun pengalaman dan resourcing strategi kemitraan
Data, Monitoring dan Akuntabilitas
a. Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas untuk negara-negara berkembang, termasuk negara-negara yang kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang, meningkat secara signifikan ketersediaan berkualitas tinggi, tepat waktu dan data yang dapat dipercaya dipilah berdasarkan pendapatan, jenis kelamin, usia, ras, suku, migrasi status, kecacatan, lokasi geografis dan karakteristik lain yang relevan dalam konteks nasional b. Pada tahun 2030, membangun inisiatif yang ada untuk mengembangkan pengukuran kemajuan pembangunan berkelanjutan yang melengkapi produk domestik bruto, dan mendukung statistik peningkatan kapasitas di negara-negara berkembang 36
Gambar 4. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)
Dari beberapa tujuan di atas, terdapat tiga tujuan prioritas SDGs, yaitu: 1. Mengakhiri kemiskinan yang ekstrem Meskipun angka kemiskinan telah berkurang lebih dari setengahnya pada tahun 1990, namun faktanya satu dari lima orang di negara berkembang masih hidup kurang dari $1.25 per hari. Kemiskinan bukan hanya soal kekurangan pendapatan, namun juga termasuk kelaparan dan malnutrisi, akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya yang terbatas, serta diskriminasi sosial. Jika persoalan kemiskinan ini dapat diakhiri, maka persoalan kelaparan dan malnutrisi, akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya yang terbatas, serta diskriminasi sosial dapat teratasi. Apabila semuanya sudah dapat teratasi maka kesejahteraan pun dapat dicapai baik di negara tersebut, maupun di dunia.
2. Melawan ketidaksetaraan & ketidakadilan. Dalam rangka memenuhi tujuan pertama untuk mengakhiri kemiskinan, maka diperlukan suatu kesetaraan dan keadilan. Sampai saat ini ketidaksetaraan masih berlanjut, dan kesenjangan yang besar masih ada dalam akses kesehatan, pelayanan pendidikan, dan pelayanan lainnya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi pun masih belum cukup untuk mengurangi kemiskinan jika tidak inklusif dan tidak melibatkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kemudian, fakta pun menunjukan bahwa di negara berkembang, lebih dari 75% dari populasi pendapatannya tidak didistribusi secara merata dibanding tahun 1990.
37
Berdasarkan ketiga paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesetaraan dan keadilan itu penting, karena dengan adanya kesetaraan dan keadilan maka kemiskinan akan berakhir akibat pembangunan ekonomi yang inklusif dan pendistribusian pendapatan yang merata, sehingga tidak ada lagi kesenjangan dalam mengakses kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya.
3. Menanggulangi perubahan iklim Perubahan iklim memengaruhi setiap negara di setiap benua. Hal ini mengganggu perekonomian nasional dan memengaruhi kehidupan perorangan, komunitas, dan juga negara. Saat ini semua orang merasakan dampak yang signifikan dari perubahan iklim seperti perubahan pola cuaca, naiknya permukaan air laut, dan peristiwa cuaca ekstrem. Faktanya, untuk setiap 1 derajat kenaikan suhu, hasil gabah menurun sekitar 5 persen. Jagung, gandum, dan hasil gabah lainnya mengalami penurunan yang signifikan pada tingkat global yaitu 40 megaton per tahun pada tahun 1981 dan 2002.
Jika perubahan iklim ini tidak ditanggulangi maka akan timbul banyak penyakit dan bahkan KLB akibat dari perubahan pola cuaca yang tidak sewajarnya, kemudian akibat dari kenaikan suhu maka perekonomian pun akan terganggu seperti contoh di atas. Dalam jangka panjang bila tidak ditanggulangi maka diperkirakan akan memengaruhi keberlangsungan peradaban selanjutnya. Namun, agar tercapainya penanggulangan terhadap perubahan iklim ini diperlukan solusi yang perlu dikoordinasikan di tingkan internasional dan diperlukan kerjasama internasional karena emisi dimana saja dapat memengaruhi daerah dimana saja pula.
Selain tiga tujuan prioritas di atas, beberapa perhatian khusus yang harus dilakukan adalah di sektor kesehatan, seperti: 1. Pemberantasan Kemiskinan Pemberantasan kemiskinan yaitu mengakhiri segala bentuk kemiskinan Akses semesta terhadap jaminan sosial a. Peningkatan persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN bidang kesehatan b. Kepersertaan penerima bantuan iuran (PBI)melalui jaminan kesehatan nasional (JKN/Kartu Indonesia Sehat)
38
2. Nol Kelaparan Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan a. Peningkatan akses pangan yang aman bergizi dan mencukupi b. Penurunan Stunting,wasting dan overweigh pada balita c. Pemenuhan kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui serta lansia
Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019
pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan produksi pangan pokok;
stabilisasi harga bahan pangan; perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat;
mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan;
peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama petani, nelayan, dan pembudidaya ikan
salah satu terobosan yang ditempuh sejak awal Repelita VI adalah pengembangan Pojok Gizi (POZI) di puskesmas yang merupakan upaya untuk mengoptimalkan pelayanan gizi, baik kualitas maupun kuantitasnya
Pelaksanaan POS GIZI
Pelaksanaan sampai saat ini: Perbaikan kualitas konsumsi pangan masyarakat masih rendah karena harga pangan yang masih tinggi sehingga masyarakat yang tingkat ekonominya rendah tidak bisa mengkonsumsi pangan yang berkualitas. Pemerintah membuat kegiatan POS GIZI yang di danai APBN, dimana petugas gizi membuat menu sehat selama 12 hari dan diberikan kepada anak yang mengalami gisi kurang/buruk. Kemudian dilakukan pemantauan terhadap berat badan anak.
3. Kesehatan Yang Baik Menjamin Kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia a. Penurunan AKI, AkBa, AKN b. HIV/ AIDS, TB, Malaria
39
c. Akses kepada pelayanan Kesehatan reproduksi (termasuk KB dan pencegahan Kehamilan pada remaja) d. Kematian akibat PTM dan pengendalian tembakau e. Penyalahgunaan NAPZA dan alkohol f. Kematian dan cidera kecelakaan lalu lintas g. Universal Health Coverage h. Kontaminasi dan Polusi Air, Udara, TAnah i. Penanganan Krisis dan kegawatdaruratan kesehatan
Kebijakan pemerintah
Pelayanan kesehatan yang baik dimana masyarakatnya hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam wilayah kesatuan Negara RI
Pembangunan
kesehatan
diselenggarakan
dengan
strategi
pembangunan
profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan dan didukung oleh sistem pengamatan, Informasi
dan
manajemen yang handal.
Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
Pelaksanaan sampai saat ini: Sampai saat ini unit fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas) pada umumnya sudah tersedia di setiap kecamatan, dan seluruh masyarakat bisa menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas secara gratis karena ada kebijakan pemerintah yang disebut Total Convert , yaitu kebijakan dimana masyarakat dapat berobat secara gratis di puskesmas walaupun tidak terdaftar sebagai anggota BPJS. Sayangnya, FKTP pada umumnya untuk sarana dan prasarana termasuk obat masih banyak yang tidak lengkap, sehingga masyarakat menjadi memilih pelayanan kesehatan swasta. Bagi masyarakat mampu mungkin itu bukan masalah, tetapi bagi masyarakat miskin mereka lebih memilih tidak berobat
40
medis dan akhirnya pergi ke dukun sehingga masih ditemukan adanya kematian Ibu dan Bayi.
4. Kesetaraan Gender Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan anak perempuan a. Pemenuhan hak pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk Kb b. Pendidikan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi untuk wanita dan remaja
Kebijakan pemerintah
Kegiatan Safari KB
Adalah pemasangan KB secara gratis yang dilaksanakan
pada momen tertentu seperti KB Kes TNI, bagi grender yang tidak terdaftar BPJS bisa mendapatkan pelayanan secara gratis
Kegiatan program PKPR (Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Petugas Puskesmas telah melaksanakan kegiatan ini pada sekolah sekolah mengenai pendidikan reproduksi dan pusksmas menyediakan layanan konsultasi dengan petugas PKPR melalui sms center
Pelaksanaan. sampai saat ini: Kegiatan ini sampai saat ini tetap terlaksana setiap tahunnya
5. Air Bersih dan Sanitasi Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terkait : a. Akses kepada air bersih b. Akses sanitasi dasar layak
Kebijakan Pemerintah: Sampai 2019 Indonesia harus mencapai Universal akses yaitu 100% akses air bersih dan sanitasi (jamban,sampah,SPAL) 0% daerah kumuh.
41
Pelaksanaan Sampai Saat ini: Pemerintah kab/kota membuat kebijakan untuk sanitarian di Puskesmas yaitu harus mengODF kan 1 Nagari/Kelurahan dalam 1 Tahun.
Saat ini menggunakan dua pendekatan yaitu berbasis masyarakat dan berbasis institusi. Pendekatan berbasis masyarakat digunakan untuk skala lingkungan atau komunitas, sedangkan pendekatan berbasis institusi digunakan untuk skala daerah dengan lintas sektor. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat (Edukasi Advokasi, Sosialisasi, Promosi dan Kampanye). 2. Peningkatan Kepedulian, Komitmen dan Kesiapan Pemda (Advokasi Pemda (Eksekutif & Legislatif)). 3. Peningkatan Kelembagaan & Kompetensi SDM (Bantuan teknis kelembagaan dan Peningkatan Kapasitas SDM (Regulator & Operator)). 4. Peningkatan Sumber Pendanaan. 5. Kerjasama lintas sektor dan kemitraan (Sinkronisasi lintas sektor dalam implementasi/pendanaan). Misalnya dengam KORAMIL dalam gerakan seribu jamban
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayahnya melakukan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
42
Upaya Kesehatan Masyarakat:
Upaya Pelayanan Masyarakat Esensial
Pelayanan Promosi Kesehatan (Promkes);
Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
Pelayanan Kesehatan Ibu,anak dan keluarga Berencana;
Pelayanan Gizi - Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan Olahraga
Upaya kesehatan Jiwa
Upaya Kerja dan Indra
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah
Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Upaya Kesehatan Tradisional
Upaya Kesehatan Lansia
Upaya Kesehatan Perorangan, Pelayanan Kefarmasian dan Pelayanan Pemeriksaaan Penunjang:
Layanan Umum dan 24 Jam dan Kegawatdaruratan
Layanan Gigi dan Mulut
MTBS
Lansia
Layanan KIA dan KB
Konseling Gizi dan Menyusui
Klinik Sanitasi
Klinik TB Paru
Layanan Farmasi
Layanan Laboratorium
PONED
Puskesmas Kelurahan (Poskeskel)
43
BAB III TELAAH KRITIS JURNAL
Program Kemitraan Bidan dan Dukun sebagai Good Governance Innovation Akselerator Pencapaian Millennium Development Goals (MDGs)
Partnership Program as a Midwife and Healer Good Governance Innovation Accelerator Achieving the Millennium Development Goals (MDGs)
Latar Belakang :
Pada penelitian dijelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, termasuk di Kabupaten Trenggalek. Penurunan angka kematian ibu dan neonatal merupakan salah satu indikator target Millennium Development Goals (MDGs), yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, sedangkan untuk daerah Kabupaten Trenggalek sendiri terdapat 22 kematian ibu dan 164 kematian bayi dari 10.993 kelahiran hidup pada tahun 2001 dan masih terdapat 1.653 kelahiran yang ditolong dukun bayi. Jurnal tersebut juga menjelaskan mengenai jumlah dukun bayi yang lebih banyak, yaitu dua kali lebih banyak jumlah bidan. Jurnal tersebut bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun bayi di Kabupaten Trenggalek yang dicanangkan sebagai upaya akselerasi pencapaian MDGs melalui upaya penurunan AKI dan AKB.
Metode:
Penelitian yang dijelaskan dalam jurnal ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Pada jurnal ini, dilakukan analisis data primer dan data sekunder. Data primer yang didapat dengan wawancara pada beberapa informan, seperti Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, para staf pengelola program Bidang Kesehatan 44
keluarga dan Gizi, bidan di desa, kepala puskesmas, dukun bayi, ibu hamil, serta beberapa masyarakat umum di Kabupaten Trenggalek pada bulan Agustus-September tahun 2012. Data sekunder berupa dokumen yang berhubungan dengan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan MDGs yang berkaitan dengan AKI dan AKB dan didapat dari instansi tersebut, surat kabar, dan bahan-bahan kepustakaan lain.
Hasil dan Pembahasan
Semua hal yang relevan dibahas pada pembahasan. Hal yang dikemukan pada hasil tidak sering diulang. Dalam penjabaran subbab hasil dijelaskan mengenai proses terbentuk hingga proses evaluasi yang dilakukan, namun data-data yang dijabarkan mengenai penelitian ini dapat dikatakan kurang. Pembahasan dilakukan dengan menjabarkan uraian mengenai data dan kebijakan dalam bidang kesehatan di Kabupaten Trenggalek. Pembahasan sudah cukup baik, jelas, terstruktur, dan penjabaran dilakukan dengan lengkap dan aplikatif.
Pada jurnal ini dijelaskan mengenai sejarah terbentuknya program kemitraan, tantangan yang ditemui, dan tahapan pelaksanaan program, dimulai dari studi banding, penyusunan materi dan kegiatan program, hingga evaluasi di tingkat kabupaten. Program kemitraan ini tidak berdiri sendiri. Empat puluh empat puskesmas difasilitasi dengan bidan yang terlatih, Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi dasar), serta adanya kebijakan Jampersal (Jaminan Persalinan).
Seperti yang diketahui, semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka akan diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut. Kemitraan ini menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, yang berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada. Selain itu, tingginya AKI dan AKB juga ditekan dengan adanya program jampersal yang meingkatkan jumlah ibu hamil yang memutuskan untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan. Sehingga pogram ini berhasil menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Trenggalek dari 200,13 pada tahun 2001 menjadi 103 pada tahun 2010, untuk AKI dan dari 183 pada tahun 2001 menjadi 111 pada tahun 2011 untuk AKB.
45
Pada jurnal ini dijelaskan bahwa dalam kemitraan ini harus selalu memegang prinsip saling menghargai keahlian setiap mitra, keterbukaan, dan saling menguntungkan. Membangun kemitraan ini sangat penting karena dapat membawa berbagai dampak positif seperti peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan yang akhirnya meningkatkan kepercayaan kepada para bidan desa, peningkatan pengetahuan para ibu dan dukun tentang perawatan kesehatan ibu dan anak, dan sebagainya.. Hal lain yang dapat dipelajari adalah pentingnya pendekatan budaya, kegigihan tenaga kesehatan, kontinuitas, dan kerjasama berbagai pihak demi berlangsungnya suatu program dan tercapainya target yang diinginkan.
Kesimpulan
Program Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek menjadi salah satu terobosan dinas kesehatan setempat yang berhasil menurunkan AKI dan AKB sehingga menunjang proses akselerasi pencapaian MDGs. Program ini berhasil menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Trenggalek dari 200,13 pada tahun 2001 menjadi 103 pada tahun 2010, untuk AKI dan dari 183 pada tahun 2001 menjadi 111 pada tahun 2011 untuk AKB. Metode pendekatan holistik, lintas sektoral, lintas program, dan multidisiplin merupakan metode yang tepat karena permasalahan kesehatan merupakan permasalahan yang kompleks. Selain itu, program kesehatan bisa berjalan tanpa harus meninggalkan unsur kebudayaan setempat, yang dalam hal ini adalah penghormatan terhadap peran dukun oleh masyarakat serta penghargaan terhadap masing-masing peran, yaitu bidan sebagai penolong persalinan dan dukun sebagai pendamping. Oleh karena itu, program kemitraan ini sangat berpeluang untuk direplikasi di daerah lain karena beberapa wilayah di Indonesia memiliki karakter yang hampir serupa terkait dengan budaya persalinan.
Analisis VIA
a. Validity Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data primer yang didapat dari wawancara mendalam pada informan, meliputi pada beberapa informan, seperti Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, para staf pengelola program Bidang Kesehatan keluarga dan Gizi, bidan di desa, kepala puskesmas, dukun bayi, ibu hamil, serta beberapa masyarakat umum di Kabupaten Trenggalek. Sumber data yang dijadikan pembahasan topik yang diangkat mengandung survey, riset, dan teori kepustakaan. Sumber kepustakaan berjumlah 14 kepustakaan terdiri dari data
46
nasional maupun daerah, laporan kementrian kesehatan maupun dinas yang terkait, serta beberapa jurnal peneilitian mengenai topik terkait.
b. I mportance Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Pada penelitian dalam jurnal ini menjelaskan mengenai fakta bahwa penurunan AKI belum sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini dapat diketahui dengan masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia, terutama di Kabupaten Trenggalek, yaitu terdapat 22 kematian ibu dan 164 kematian bayi dari 10.993 kelahiran hidup pada tahun 2001, serta masih 1.653 persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Jurnal ini juga menunjukkan bahwa jumlah dukun bayi yang dua kali lipat lebih banyak dari jumlah bidan, yaitu 449 dukun bayi dan 186 bidan pada tahun 2001, padahal hasil penelitian dari 97 negara menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara pertolongan persalinan dengan kematian ibu, dimana angka tersebut akan berkurang jika cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat. Jurnal ini
tidak
hanya membahas mengenai gambaran program kemitraan secara rinci, namun juga menjelaskan mengenai kesulitan yang ditemui dan solusi agar dapat mencapai target yaitu membangun kemitraan antara bidan dan dukun untuk mencapai tujuan MDGs. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa program kesehatan bisa berjalan tanpa harus meninggalkan unsur kebudayaan setempat, yang dalam hal ini adalah
penghormatan
terhadap peran dukun oleh masyarakat serta penghargaan terhadap masing-masing peran, yaitu bidan sebagai penolong persalinan dan dukun sebagai pendamping.
c. Applicability Penelitian pada jurnal ini dapat diaplikasikan mengingat bahwa beberapa wilayah di Indonesia memiliki karakter yang hampir serupa terkait dengan budaya persalinan, yaitu penggunaan jasa dukun. Program ini merupakan satu terobosan dinas kesehtaan yang berhasil menurunkan AKI dan AKB sehingga menunjang proses akselerasi pencapaian MDGs, dimana bidan berperan sebagai penolong persalinan, dan dukun sebagai pendamping. Namun dikarenakan program MGDs telah selesai maka data dan program ini juga dapat menjadi dasar untuk mencapaian program selanjutnya yaitu program Sustainable Development Goals (SDGs).
47
BAB IV KESIMPULAN
1. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebuah dokumen berisi kesepakatan negara-negara di dunia untuk terlibat dalam pembangunan universal yang berkelanjutan, yang dibuat sebagai perbaikan dari konsep Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015.
2. Pembangunan nasional harus sejalan dengan pembangunan global, dimana Indonesia telah memiliki prioritas pembangunan, sesuai dengan program dan priotitas dalam Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015 – 2019 yang dibuat dengan mengacu pada SDGs. 3. Perhatian Khusus Sektor Kesehatan dalam TArgerSDGs adalah pemberantasan kemiskinan, nol kelaparan,kesehatan yang baik, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi layak. 4. Program yang ada di Puskesmas Way Kandis dibuat dengan memperhatikan indikator target SDGs, termasuk dalam rangka menurunkan angka kematian anak, dan meningkatkan angka kesehatan ibu yang terdapat dalam upaya kesehatan masyarakat, maupun upaya kesehatan perorangan, pelayanan kefarmasian dan pelayanan pemeriksaaan penunjang.
48