Materi Pelatihan PENGENALAN STANDARD GAMBAR TEKNIK DAN ANGKA TOLERANSI MENURUT STANDARD ISO
Disusun oleh : Andes Rifano
Materi Pelatihan PENGENALAN STANDARD GAMBAR TEKNIK DAN ANGKA TOLERANSI MENURUT STANDARD ISO A.
PENDAHULUAN Gambar teknik merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari orang teknik kepada orang teknik lainnya, oleh karena itu gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik. Untuk menyamakan bahasa diantara orang teknik maka Organisasi Internasional (ISO) membuat standard dalam berbahasa atau menggambar teknik. Pada struktur organisasi ISO bagian yang membidangi pengaturan tentang gambar teknik adalah TC10, pada bagian ini standard atau tatacara menggambar diatur dan ditentukan dari mulai Dasar-dasar umum untuk gambar teknik, Huruf-huruf ISO (ISO 3098) Ukuran dan tata letak dari kertas gambar (ISO 5455), penentuan toleransi geometric (ISO/R 1661) sampai dengan contoh-contoh praktis dari penunjukkan pada gambar (ISO/R 1661).
B.
BATASAN Pada materi ini pembahasan hanya dibatasi pada “Pemberian Ukuran dan Angka Toleransi” dengan mengadopsi dari 4 klausul ISO (International Organization For Standardization), yaitu : 1. ISO 2768 : Toleransi Umum 2. ISO 286-2 : Batas dan Suaian Toleransi dan Penyimpangan 3. ISO 129-1 : Indikasi Toleransi dan Dimensi 4. ISO 406 : Toleransi Linier dan Sudut
C.
ISI MATERI 1. ISO 2768 “Toleransi Umum” Ukuran dengan toleransi yang ditentukan dalam ISO 2768 “Penyimpangan ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan angka toleransi”. Tabel ISO 2768-1 “Toleransi Umum untuk Pengukuran Linier dan Sudut”
Batas Toleransi untuk Ukuran linier Batas ukuran (mm)
Kelas Toleransi M (Medium) C (Crude) Sedang Kasar (mm) (mm) ± 0.10 ± 0.15
0.5 – 3
F (Fine) Halus (mm) ± 0.05
V (Very Crude) Sangat kasar (mm) -
>3–6
± 0.05
± 0.10
± 0.20
± 0.50
> 6 – 30
± 0.10
± 0.20
± 0.50
± 1.00
> 30 – 120
± 0.15
± 0.30
± 0.80
± 1.50
> 120 – 400
± 0.20
± 0.50
± 1.20
± 2.50
> 400 – 1000
± 0.30
± 0.80
± 2.00
± 4.00
> 1000 – 2000
± 0.50
± 1.20
± 3.00
± 6.00
> 2000 – 4000
-
± 2.00
± 4.00
± 8.00
Halaman 2 dari 22 Oleh : Andes Rifano
Batas Toleransi untuk Ukuran Sudut Batas ukuran (mm) – 10
F (Fine) Halus (mm)
Kelas Toleransi M (Medium) C (Crude) Sedang Kasar (mm) (mm) o ±1 ± 1o 30’
V (Very Crude) Sangat kasar (mm) ± 3o
> 10 – 50
± 30’
± 1o
± 2o
> 50 – 120
± 20’
± 30’
± 1o
> 120 – 400
± 10’
± 15’
± 30’
> 400
± 5’
± 10’
± 20’
Batas Toleransi untuk Lengkungan Radius dan Tinggi Kemiringan Batas ukuran (mm) 0.5 – 3
Kelas Toleransi F (Fine) M (Medium) C (Crude) V (Very Crude) Halus Sedang Kasar Sangat kasar (mm) (mm) (mm) (mm) ± 0.20 ± 0.40
>3–6
± 0.50
± 1.00
>6
± 1.00
± 2.00
2. ISO 286-2 “Batas dan Suaian Toleransi dan Penyimpangan” Pada point sebelumnya sudah dibahas mengenai penentuan nilai toleransi jika terdapat ukuran tanpa pencantuman angka toleransi. Pada point ini akan dibahas mengenai pemberian nilai toleransi dan penulisan toleransi menggunakan symbol ISO. 2.1 Informasi umum Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah perbedaan ukuran antara ke dua harga batas (two permissible limits) dimana ukuran atau jarak permukaan / batas geometri komponen harus terletak. Untuk setiap komponen perlu didefinisikan suatu ukuran dasar (basic size) sehingga ke dua harga batas (maksimum dan minimum, yang membatasi daerah toleransi; tolerance zone) dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini sedapat mungkin dinyatakan dalam bilangan bulat. Besar dan tanda (positif atau negative) penyimpangan dapat diketahui dengan cara mengurangkan ukuran dasar terhadap harga batas yang bersangkutan. Berdasarkan pertimbangan pentingnya komponen dengan bentuk silinder serta untuk mempermudah pembahasan, selanjutnya hanya akan dilihat pada komponen silindrik. Tetapi system ini dapat juga digunakan untuk komponen-komponen yang tidak silindrik. Dengan demikian, istilah lubang (hole) dan poros (shaft) disini dapat diartikan secara lebih luas dengan maksud untuk menunjukkan “ruang kosong” dan “ruang padat” yang dibatasi oleh dua buah muka atau bidang singgung. Contoh, lebar alur dan tebal pasak. Gambar dibawah ini menunjukan poros dengan lubang berpasangan. Masing-masing pasangan mempunyai toleransi ukuran / dimensi yang mengacu pada ukuran dasar yang sama. Mereka diimajenasikan menempel pada bagian bawahnya. Dengan demikian, muncul istilah “bawah” dan “atas”, misalnya penyimpangan bawah lubang dengan notasi EI (huruf capital) dan penyimpangan bawah bagi poros dengan notasi ei.
Halaman 3 dari 22 Oleh : Andes Rifano
Gambar disamping adalah diagram skematik untuk penggambaran toleransi dimensi / ukuran dengan tujuan mempermudah penggambaran toleransi, dengan catatan bahwa sumbu komponen ditetapkan selalu terletak dibawah. Misalkan kedua penyimpangan lubang adalah positif, sementara kedua penyimpangan poros adalah negative. Posisi daerah toleransi, baik untuk lubang maupun untuk poros, dapat terletak diatas maupun dibawah garis nol. Contoh berikut menunjukkan posisi daerah toleransi poros dengan notasi yang menunjukkan penyimpangannya.
Posisi daerah toleransi poros terhadap garis nol bias terletak disebelah atas, bawah, memotong, atau menempel. Perhatikan tandanya (positif atau negative). Hal yang sama berlaku juga bagi lubang, hanya notasi penyimpangannya ditulis dengan huruf capital. 2.2 Suaian Apabila dua buah komponen akan dirakit (assembling), hubungan yang terjadi, yang ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometric sebelum mereka disatukan, disebut suaian (fit). Disebabkan oleh letak atau posisi daerah toleransi lubang relative terhadap daerah toleransi poros, dapat ditemukan tiga jenis suaian yang mungkin terwujud yaitu : A) Suaian longgar (Clearance Fit) yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran (clearance), “daerah toleransi lubang selalu terletak diatas daerah toleransi poros”. B) Suaian Paksa (Interference Fit) Yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan (Interference), “daerah toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros”. C) Suaian Pas (Transition Fit) yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan, “daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling berpotongan (sebagian saling menutupi) Halaman 4 dari 22 Oleh : Andes Rifano
International Organization for Standardization (ISO) telah menetapkan dua buah system suaian yang dapat dipilih yaitu, system suaian berbasis poros (shaft basicsystem) atau system suaian berbasis lubang (hole basic system) Gambar berikut ini akan menjelaskan bagaimana ke tiga jenis suaian tersebut dapat tercapai dengan menggunakan dua system suaian. Apabila system suaian berbasis poros yang digunakan, penyimpangan atas toleransi poros selalu berharga nol (es=0). Sebaliknya, untuk system suaian berbasis lubang, penyimpangan bawah toleransi lubang yang bersangkutan selalu bernilai nol (EI=0)
2.3 Simbol ISO Untuk Toleransi, Penyimpangan dan Suaian Dalam menentukan toleransi ukuran (dimensional tolerance) untuk suatu ukuran dasar, ada dua hal yang harus ditetapkan, pertama posisi daerah toleransi terhadap garis nol dan kedua besarnya daerah toleransi itu sendiri. Penjelasannya adalah sebagai berikut : a) Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar (berubah mengikuti perubahan ukuran dasar). Penyimpangan ini dinyatakan dengan simbl satu huruf (untuk beberapa hal, bias dipakai dua huruf). Huruf capital (besar) digunakan untuk menyatakan penyimpangan bagian lubang (ukuran dalam) sedangkan huruf biasa (kecil) diberlakukan bagi poros (ukuran luar). b) Toleransi, harganya / besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar. Symbol yang dipakai untuk menyatakan besarnya toleransi adalah suatu angka (sering disebut dengan angka kualitas). Suatu ukuran yang diberikan toleransi harus dinyatakan (dituliskan) dengan ukuran dasarnya kemudian diikuti dengan symbol yang terdiri atas huruf dan angka, Contoh : Artinya : suatu poros dengan ukuran dasar 45 mm, posisi daerah toleransi 45 g7 (penyimpangannya terhadap ukuran dasar) mengikuti aturan kode huruf g (posisi daerah toleransi) serta nilai toleransinya mengikuti aturan kode angka 7 (angka kualitas). Arti kode g7 adalah, jika lubang pasangannya dirancang menuruti system suaian berbasis lubang (misalnya 45 H6) akan terjadi suaian longgar. Bisa diputar/digeser tetapi tidak bisa dengan kecepatan putar tinggi. Suaian tidak bergoyang / bergetar. Juga dapat diartikan poros tersebut cukup dibubut tetapi perlu dilakukan dengan seksama (jika terpaksa perlu digerinda). Dimensi juga perlu dikontrol dengan teliti karena untuk ukuran dasar 45 mm dengan kualitas 7 maka nilai toleransinya hanya 25 µm. Posisis daerah toleransi terhadap garis nol dan angka (kualitas) toleransi untuk lubang maupun poros akan menentukan jenis suaian yang terjadi apabila mereka disatukan (dirakit). Oleh karena itu, bagi suatu komponen yang berpasangan apabila ukurannya dinyatakan dengan symbol toleransi ISO, secara langsung jenis suaiannya dapat diketahui (longgar, paksa atau pas) dengan hanya melihat symbol ISO yang tercantum pada gambar. Penulisan suatu suaian dilakukan dengan menyatakan ukuran dasarnya (ukuran dasar poros harus sama dengan ukuran dasar lubang) Halaman 5 dari 22 Oleh : Andes Rifano
kemudian diikuti dengan penulisan symbol toleransi dan angka kualitas. Symbol untuk lubang harus dituliskan terlebih dahulu, sebagai contoh : Artinya, untuk ukuran dasar 45 mm, lubang dengan penyimpangan H berkualitas 45 H8/g7 toleransi 8, berpasangan dengan poros dengan penyimpangan g dan berkualitas toleransi 7. Untuk suaian 45 H8/g7 karena lubang mempunyai penyimpangan H berarti EI = 0. Dengan demikian, suaian tersebut mengikuti system suaian berbasis lubang. Karena penyimpangan poros adalah g, yang berarti es < 0, maka daerah toleransi lubang selalu terletak diatas daerah toleransi poros. Jadi, suaian yang terjadi adalah jenis suaian longgar.
Gambar 2.3
2.4 Proses pemesinan dan kualitas toleransi yang mungkin dapat dicapai Kualitas Toleransi, IT :
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
Bubut < ø 200 Bubut > ø 200 Bubut Revolver (Turret) Koter (Boring) Koter + Reamer Freis Kecil Freis Besar Sekrap Gergaji Gurdi (Drilling) Gurdi Radial Gerinda Rata Vertikal Gerinda Rata Horisontal Gerinda Silindrik non Senter Gerinda Silindrik Honing Pada kolom yang dihitamkan berarti angka toleransi/kualitas yang dimaksud bisa dicapai dengan perancangan proses yang baik dan pelaksanaan yang seksama. Disebelah kiri kolom yang dihitamkan kualitasnya lebih mudah untuk dicapai. Mesin modern yang baik brlum tentu bias mencapai kualitas yang diharapkan, sebab keahlian perancang proses dan keterampilan operator masih tetap paling menentukan. Jika dipergunakan dengan baik dan dilengkapi dengan perkakas Halaman 6 dari 22 Oleh : Andes Rifano
potong yang memadai mungkin mesin perkakas modern (CNC) mampu mencapai angka kualitas yang lebih kecil dari yang ditunjukkan pada table ini. 2.5 Contoh pengertian symbol toleransi a) 45 g7 Ukuran Dasar : 45 mm Angka kualitas : 7 = 25 µm (Lihat table 1.A ; Toleransi standar untuk diameter s.d. 500mm) Simbol toleransi : g ; untuk poros (Lihat gambar 2.3)
es = -9 µm (Lihat table 2.A ; Penyimpangan fundamental untuk poros ≤ 500 mm) ei = -9 – 25 = -34 µm Sehingga arti dari 45 g7 sama dengan 45 -0.009/-0.034 atau 45 𝑔7
−44.991 −44.966
b) 60 H8/k7 Ukuran Dasar : 60 mm Angka kualitas : 8 = 46 µm (untuk lubang) dan 7 = 30 µm (untuk poros) Simbol toleransi : H (untuk lubang) dan k (untuk poros) LUBANG poros EI = 0 ei = +53 ES = 46 – 0 = 46 µm es = 30 + 53 = 83 µm 60 +0.046/0 60 +0.083/+0.030 Min : 60.000 Min : 60.030 Max : 60.046 Max : 60.053
Halaman 7 dari 22 Oleh : Andes Rifano
LEMBAR SOAL UJIAN
Nama : ………………………….. Bagian : ………………………….
Materi
: 1) ISO 2768 : Toleransi Umum 2) ISO 286-2 : Batas dan Suaian Toleransi dan Penyimpangan Waktu : 45 menit Sifat ujian : Buka buku/catatan Kerjakan langsung pada lembar soal ujian !
Nilai : ________________
1.
Berilah nilai toleransi pada gambar dibawah ini sesuai standard ISO 2768
2.
Buatlah gambar skematik dan tentukanlah nilai toleransi minimum dan maksimum dari ukuran berikut ini sesuai standard ISO 286-2 a. 56 f6 d. 80 H8/s7 b. 44 R3 e. 60 P7/h6 c. 112 H7 d. 125 H4/f7 Halaman 8 dari 22
Oleh : Andes Rifano
3. ISO 129-1 “Indikasi Toleransi dan Dimensi” ISO 129 ini menetapkan prinsip-prinsip umum pemberian dimensi dan berlaku untuk segala jenis gambar teknik. 3.1 Informasi umum a) Semua dimensi, simbol dan pernyataan lain harus dicantumkan sehingga dapat terbaca dari bawah atau sisi kanan (arah baca utama) dari gambar. b) Dimensi adalah salah satu dari beberapa jenis persyaratan geometris, yang dapat digunakan untuk mendefinisikan fitur atau komponen dengan jelas dan tegas. c) Semua informasi dimensi harus lengkap dan ditampilkan langsung pada gambar, kecuali informasi ini ditentukan dalam dokumentasi yang berhubungan langsung. d) Setiap fitur jarak atau yang berhubungan dengan fitur hanya ditampilkan atau ditulis satu kali saja. e) Dimensi linier ditulis dalam satuan yang sama, simbol satuan dapat dihilangkan asalkan ada pernyataan pada gambar atau dokumen tersebut mengenai satuan yang digunakan. 3.2 Peletakkan dimensi a) Dimensi harus ditempatkan pada bagian yang menunjukkan fitur tersebut secara jelas.
b) Untuk memudahkan dalam membaca, jika terdapat beberapa fitur atau objek yang digambarkan dalam jarak dekat, penulisan dimensi dibagi beberapa kelompok terpisah.
3.3 Satuan dari dimensi a) Dimensi dicantumkan hanya menggunakan satu satuan dimensi dengan menggunakan satuan berdasarkan SI (Standard Internasional) b) Batas penyimpangan dinyatakan dalam unit yang sama dengan ukuran dasar. 3.4 Elemen-elemen pada dimensi a) Secara umum elemen-elemen pada dimensi ditunjukkan pada gambar dibawah ini Halaman 9 dari 22 Oleh : Andes Rifano
b) Garis dimensi harus digambarkan dengan garis tipis kontinyu. Berikut ini beberapa contoh penulisan garis dimensi, untuk dimensi linier sejajar dengan panjang yang akan diukur (Gambar b.1), sudut dimensi atau dimensi busur sebagai busur lingkaran di sekitar titik sudut atau pusat busur (Gambar b.2) dan jari-jari yang dihasilkan dari pusat geometris dari radius (Gambar b.3). Jika ruang terbatas, garis dimensi pada anak panah dapat ditulis terbalik (lihat gambar 2.2 – a)
(Gambar b.1)
(Gambar b.2)
(Gambar b.3)
c) Jika gambar yang ditampilkan terputus, maka garis dimensi yang ditampilkan tetap kontinyu atau tidak terputus
d) Perpotongan garis dimensi dengan garis dimensi lainnya harus dihindari, tetapi jika tidak dapat dihindari, garis tersebut ditampilkan tanpa terputus atau tetap kontinyu.
e) Garis dimensi dapat ditampilkan dengan tidak penuh, jika : Lambang atau pernyataan diameter ditampilkan (Gambar e.1) Hanya sebagian dari fitur simetris yang ditampilkan pada gambar (Gambar e.2) Fitur yang ditampilkan dengan setengah terpotong dan setengah penuh (Gambar e.1) Fitur referensi untuk dimensi tidak diperlihatkan pada lembar gambar dan tidak dibutuhkan untuk diperlihatkan (Gambar e.3) Halaman 10 dari 22 Oleh : Andes Rifano
Terdapat pusat referensi pada gambar konstruksi (Gambar e.4)
Gambar e.1
Gambar e.3
f)
Gambar e.2
Gambar e.4
Extension line (Garis perpanjangan) harus digambar dengan garis tipis secara continue, garis ini harus ditarik tegak lurus sesuai dengan panjang fisiknya.
g) Garis perpanjangan dapat ditarik secara langsung, tetapi harus sejajar satu dengan yang lain.
h) Garis perpotongan (intersection line) digunakan untuk memberikan batas dimensi untuk contur fitur yang hilang akibat proses.
Halaman 11 dari 22 Oleh : Andes Rifano
i)
Garis perpanjangan (extension line) dapat terganggu atau terputus oleh garis atau permyataan lain, pada gambar dibawah ini garis perpanjangan terputus oleh garis dimensi linier dan sudut dan nilai dari dimensi.
j)
Nilai suatu dimensi harus diletakkan sejajar dengan garis dimensi, berada ditengah dan tidak boleh terpotong oleh garis atau pernyataan lain, penulisan nilai dimensipun harus jelas dan menggunakan karakter huruf yang sesuai sehingga mudah untuk dibaca.
Untuk pengecualian dapat dilihat pada point selanjutnya, Nilai pada baris dimensi miring dan Nilai sudut dimensi harus berorientasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
k) Nilai suatu dimensi dapat diletakkan pada posisi khusus atau pengecualian dari point sebelumnya, Jika : Ruang terbatas sehingga nilai dimensi diletakkan diluar salah satu anak panah (Gambar k.1) Garis dimensi terlalu pendek, maka nilai dimensi diletakkan pada garis referensi melalui garis leader yang menempel pada garis dimensi (Gambar k.1) Ruang tidak memungkinkan, sehingga penempatan sejajar dengan garis dimensi tidak dapat dilakukan, maka nilai dimensi dapat ditempatkan diatas perpanjangan horizontal dari garis dimensi (Gambar k.2) Pada running dimension (dimensi berjalan), nilai-nilai dimensi harus ditunjukkan dekat dengan tanda panah (Gambar k.3)
Halaman 12 dari 22 Oleh : Andes Rifano
Gambar k.1
Gambar k.2
Gambar k.3
l)
Dimensi pada fitur dapat dituliskan terpisah dari garis dimensi atau gambar terkait. Penulisan dapat berupa dokumen terpisah yang terkait atau dalam bentuk table pada kertas gambar tersebut.
3.5 Elemen-elemen pada toleransi a) Ketika suati gambar menggunakan aturan toleransi umum, misalnya ISO 2768-1 atau 2768-2, maka aturan toleransi tersebut harus dicantumkan pada kepala gambar. b) Penulisan simbol-simbol toleransi dan nilai penyimpangan harus ditulis dengan besaran huruf yang sama mengikuti ukuran dasar. c) Ciri-ciri dari toleransi dimensi yaitu adanya simbol toleransi atau batas penyimpangan atau batas dimensi. d) Semua toleransi digunakan untuk membuat pernyataan dari suatu fitur pada gambar teknik. e) Komponen-komponen dari toleransi dimensi harus ditunjukkan dalam urutan sebagai berikut : Ukuran dasar Batas penyimpangan f) Batas penyimpangan ditulis dengan cara menunjukkan penyimpangan atas diatas penyimpangan bawah (Gambar f.1), atau dengan menunjukkan penyimpangan atas sebelum penyimpangan bawah pada baris yang sama dan dipisahkan oleh garis miring (Gambar f.1).
Gambar f.1
Gambar f.2
Halaman 13 dari 22 Oleh : Andes Rifano
g) Jika salah satu dari dua penyimpangan adalah nol, maka ditunjukkan hanya dengan angka nol.
h) Jika angka toleransinya adalah simetris dengan ukuran dasar, maka batas penyimpangan dicantumkan hanya sekali dengan didahului tanda “±”
i)
Batas dimensi dapat dinyatakan dengan angka maksimum dan angka minimum.
j)
Untuk membatasi dimensi hanya dengan satu arah saja, dapat dinyatakan dengan penambahan “min.” atau “max.” pada nilai dimensinya.
3.6 Pernyataan untuk dimensi khusus a) Untuk menyatakan bentuk dari sebuah fitur dimensi dapat dengan menggunakan simbol dari bentuk tersebut dengan diikuti nilai dimensinya, berikut ini simbol yang dapat digunakan : Ø : Diameter ; R : Radius ; : Square ; Sø : Spherical diameter ; SR : Spherical radius ; : Arc ; t = : Thickness. b) Berikut ini adalah contoh penggunaan simbol-simbol untuk menyatakan bentuk dari dimensi khusus dan tata cara penulisannya.
Halaman 14 dari 22 Oleh : Andes Rifano
c) Aturan tersebut juga sama-sama berlaku untuk dimensi sudut, kecuali bahwa satuan dari sudut ukuran dasar serta batas penyimpangan harus selalu ditunjukkan (lihat Gambar 43-46). Jika sudut ukuran dasar atau batas penyimpangan sudut dinyatakan dalam derajat-menit atau derajat-menit-detik, nilai menit atau detik harus tampilkan oleh 0° atau 0° 0', sebagaimana yang berlaku.
d) Jika terdapat fitur dengan jarak yang sama dan seragam, maka penulisan dimensi dapat disederhanakan.
Halaman 15 dari 22 Oleh : Andes Rifano
e) Jarak linier dan sudut berulang dapat ditandai dengan jumlah jarak dan nilai dimensi atau sudut dipisahkan oleh simbol "×". Jika atedapat kemungkinan keraguan antara panjang ruang dan jumlah jarak, satu jarak dapat diukur dan nilai dimensi dicantumkan.
f)
Untuk menunjukkan jarak terulang pada dimensi sudut dapat dilihat pada gambar berikut :
g) Penulisan sudut dan jarak dapat diabaikan, jika gambar sudah dirasa mencukupi atau jelas.
h) Jika fitur dari gambar dan dimensi diulang sudah jelas dan memiliki dimensi yang sama, maka dimensi dapat ditampilkan hanya sekali.
i)
Jarak antara fitur pada lingkaran dapat diukur atau ditentukan dengan menunjukkan atau mencantumkan jumlah dari fitur tersebut.
Halaman 16 dari 22 Oleh : Andes Rifano
j)
Fitur yang memiliki kesamaan nilai dimensi, maka penunjukkan dimensi dapat dengan hanya mencantumkan jumlah fitur dan dipisahkan dengan nilai dimensinya dengan menggunakan tanda “x”.
k) Untuk meminimalkan pengulangan nilai dimensi dapat ditulis satu kali pada bagian terpisah dari fitur, atau jika gambar yang diperlihatkan sudah memiliki kejelasan ukuran atau dimensi maka penulisan jumlah fitur dan penulisan pengulangan leader line dapat diabaikan.
l)
Untuk dimensi yang memiliki kesimetrisan fitur dapat ditunjukkan hanya 1 kali, biasanya fitur simetrisnya tidak perlu diberikan garis dimensi dan nilai dimensi. Untuk gambar yang hanya ditampilkan setengah atau sebagian ataupun gambar penuh, jika gambar tersebut adalah simetris maka symbol simetris harus dicantumkan dikedua ujung garis tengan (center line).
Halaman 17 dari 22 Oleh : Andes Rifano
m) Dimensi tambahan (Auxiliary dimensions) atau dimensi referensi atau dimensi tambahan dalam gambar adalah hanya untuk informasi saja. Nilai dimensi tersebut dituliskan dalam tanda kurung dan tidak memerlukan angka toleransi. 3.7 Pengaturan Dimensi a) Garis dimensi ditulis dengan dapat dengan cara paralel, rantai atau dimensi berjalan (running dimension) atau dalam kombinasi. b) Garis Dimensi disusun paralel dalam satu, dua atau tiga arah ortogonal atau konsentris.
c) Dimensi berjalan digunakan jika terdapat keterbatasan ruang atau keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan khusus, nilai dimensi dapat ditempatkan pada : Dekat dengan anak panah, pada garis ekstensi dari dimensi tersebut (Gambar c.1 dan c.2). Dekat dengan anak panah, diatas garis dimensi dan tertulis dengan jelas (Gambar c.3).
Halaman 18 dari 22 Oleh : Andes Rifano
(Gambar c.1)
(Gambar c.2)
(Gambar c.3)
d) Penulisan dimensi dengan cara raintai harus ditulis dan disusun dalam satu baris dimensi
e) Mentode penulisan dimensi dengan cara kombinasi atau gabungan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Halaman 19 dari 22 Oleh : Andes Rifano
4. ISO 406 “Toleransi Linier dan Sudut” Penulisan Ukuran dan toleransi yang ditentukan dalam ISO 406 “Toleransi Dimensi Linier dan Sudut”. 4.1 Penyimpangan atau toleransi ditulis dalam satuan yang sama dengan ukuran dasar. 4.2 Penyimpangan atas dan bawah harus ditulis dengan jumlah decimal yang sama (Gambar 1), kecuali jika salah satu penyimpangan adalah nol (Gambar 2).
4.3 Penulisan penyimpangan menggunakan simbol ISO dicantumkan dengan urutan sebagai berikut : a) Ukuran dasar b) Simbol toleransi Jika dari penulisan standar menggunakan simbol ISO (Gambar 3), perlu mencantumkan nilai toleransi (Gambar 4) atau batas dari ukuran (Gambar 5), informasi tambahan ini harus ditampilkan dalam tanda kurung.
4.4 Penulisan penyimpangan dengan tidak menggunakan simbol ISO dicantumkan dengan urutan sebagai berikut : a) Ukuran dasar b) Nilai penyimpangan + 0,1 30 - 0,2
Gambar 6
Jika salah satu nilai penyimpangan adalah nol, maka dapat ditulis hanya dengan angka nol saja (Gambar 7). 30
+ 0,1 0
Gambar 7
Jika toleransinya adalah simetris dari ukuran dasar, maka nilai penyimpangan dapat ditulis datu kali saja dengan menggunakan tanda ± (Gambar 8) 30 ± 0.1
Gambar 8
4.5 Penulisan nilai suatu dimensi juga dapat dibatasi hanya dengan satu arah batas penyimpangan (jika diperlukan), dengan mencantumkan “min.” atau “max.” (Gambar 9). 30,5 min.
Gambar 9
4.6 Penulisan suatu penyimpangan atau batas ukuran atas harus ditulis di posisi atas dan batas ukuran bawah ditulis pada bagian lebih bawah, terlepas dari apakah toleransi lubang atau poros. 4.7 Penulisan angka toleransi untuk gambar dari bagian yang dirakit dengan menggunakan simbol ISO seperti, penulisan simbol toleransi untuk lubang harus ditempatkan sebelum toleransi untuk poros Halaman 20 dari 22 Oleh : Andes Rifano
(Gambar 10) atau diatasnya (Gambar 11) simbol toleransi harus didahului oleh ukuran dasar dan penulisan ukuran dasar hanya satu kali saja.
Gambar 10
Gambar 11
Jika diperlukan nilai toleransi dapat ditulis dalam tanda kurung (Gambar 12)
Gambar 12
4.8 Untuk penyederhanaan, dimensi dapat ditulis hanya dengan menggunakan satu baris dimensi (Gambar 13)
Gambar 13
4.9 Dimensi untuk setiap komponen dari bagian yang dirakit harus didahului oleh nama (Gambar 13) atau item referensi (Gambar 14) dari komponen, kedua contoh tersebut adalah dimensi untuk lubang yang ditempatkan pada poros.
Gambar 14
4.10 Aturan yang diberikan untuk indikasi toleransi pada dimensi linier sama-sama berlaku untuk dimensi sudut, hanya saja perbedaan pada satuan sudut dasar dan turunannya. Besar penyimpangan harus selalu ditunjukkan, Jika suatu nilai penyimpangan dinyatakan dalam menit pada sebuah derajat atau dalam detik pada sebuah derajat maka penulisan penyimpangan haruslah 0o atau 0o0’ atau 0o0’0” (lihat Gambar 15 s/d Gambar 18).
Gambar 15
Gambar 17
Gambar 16
Gambar 18
Halaman 21 dari 22 Oleh : Andes Rifano
LEMBAR SOAL UJIAN
Nama : ………………………….. Bagian : ………………………….
Materi
:
1) ISO 129-1 : Indikasi Toleransi dan Dimensi
Nilai :
2) ISO 406 : Toleransi Linier dan Sudut Waktu : 30 menit Sifat ujian : Buka buku/catatan Kerjakan langsung pada lembar soal ujian ! 1.
________________
Perhatikan gambar dibawah ini, berilah tanda (kotak) pada penulisan dimensi yang sudah benar atau tanda (oval) pada penulisan dimensi yang salah dan perbaiki, juga lengkapi lah jika ada kekurangan penulisan dimensi sesuai ISO 129-1 dan 406.
Halaman 22 dari 22 Oleh : Andes Rifano