Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Pencemaran Udara dan Kesehatan
Disusun oleh: Kelompok IV 1. Asep Sugandi 2. Melawati 3. Rosnawati 4. Dessy Suryaningsih 5. Tika Yuliana
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani kepada kami sehingga, makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya. Dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pencemaran Udara dan Kesehatan juga karena pentingnya untuk membahas mengenai Program Langit Biru. Akan tetapi, bukan tidak mungkin dalam penyusunan makalah ini tidak terdapat kesalahan. Maka dari itu, penyusun mohon maaf jika masih ada kekurangan dalam penyajiannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Serang, 31 Oktober 2011
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................................
1
A.
Latar Belakang................................................................................
1
B.
Tujuan ............................................................................................
1
PEMBAHASAN .......................................................................................
2
A.
Pengertian Program Langit Biru.....................................................
2
B.
Tujuan Program Langit Biru ...........................................................
2
C.
Emisi Sumber Bergerak ..................................................................
3
D. Emisi Sumber Tidak Bergarak ........................................................
4
E.
Upaya Pendukung Program Langit Biru .........................................
5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................
7
BAB II
A.
Kesimpulan.....................................................................................
7
B.
Saran ..............................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
8
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pencemaran udara menjadi masalah yang serius terlebih tahun-tahun terakhir ini terutama di kota-kota besar. Upaya pengendalian pencemaran termasuk pencemaran udara pada dasarnya adalah menjadi kewajiban bagi setiap orang. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas udara sejak tahun 1992 telah melaksanakan Program Langit Biru sebagai upaya untuk mengendalikan pencemaran udara baik yang berasal dari sumber bergerak maupun tidak bergerak, yang selanjutnya dikukuhkan dengan Kepmen LH No. 15/1996 tentang Langit Biru. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 2/2002 maka Program Langit Biru menjadi bagian kegiatan dari program Kementerian Lingkungan Hidup dalam mengembangkan sistem penaatan terhadap sumber pencemaran emisi sumber bergerak.
B.
Tujuan
Program langit biru ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas bahan bakar dan mempromosikan teknologi kendaraan dan industri yang rendah emisi. Tujuan lain dari program ini adalah menyelaraskan antara kebijakan pembangunan dengan tata ruang. Jadi dalam sebuah kota tidak bisa semuanya dibangun menjadi jalan atau dialokasikan untuk kawasan industri, tapi harus ada peruntukan ruang terbuka hijau.
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Program Langit Biru
Pemerintah Indonesia melalui Kepmen LH No. 15/1996 telah mencanangkan program Langit Biru. Program langit biru adalah suatu program pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan tidak bergerak. Program langit biru dapat dilaksanakan di tingkat pusat maupun di tingkat kabupaten / kota madya. Program langit biru merupakan salah satu cara menanggulangi efek dari pencemaran udara. Di dalam program tersebut terdapat banyak program sebagai pendukung pencegahan pencemaran udara. Salah satunya adalah program car free day (CFD).
B.
Tujuan Program Langit Biru
Program langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak
yaitu
kendaraan
bermotor.
Demikian
disampaikan
Dirjen
Perhubungan Darat, Ir. Iskandar Abubakar, Msc saat membuka seminar bertema Pengendalian Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, tanggal 31 Mei 2005, di Ruang Mataram kantor pusat Departemen Perhubungan. Program langit biru ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas bahan bakar dan mempromosikan teknologi kendaraan dan industri yang rendah emisi. Tujuan lain dari program ini adalah menyelaraskan antara kebijakan pembangunan dengan tata ruang. Jadi dalam sebuah kota tidak bisa semuanya dibangun menjadi jalan atau dialokasikan untuk kawasan industri, tapi harus ada peruntukan ruang terbuka hijau.
2
C.
Emisi Sumber Bergerak
Sumber bergerak adalah sumber emisi yang tidak tetap pada suatu tempat (Kepmen LH No. 15/1996). Program langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi darikandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karenaperbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin. Di daerah perkotaan pencemaran gas buang kendaraan bermotor yang semakin hari semakin bertambah akan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, perlu menumbuhkan masyarakat untuk ikut mendukung program ini. Memang pelaksanaan program ini tidaklah hanya tanggung jawab Pemkot semata, namun perlu keterlibatan oleh berbagai fihak baik masyarakat, industri, usahawan transportasi, dan industri kendaraan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah kota adalah menata manajemen lalu lintas yang baik. Mengusahakan lalu lintas yang lebih lancar untuk menghindari kemacetan. Kemacetan disadari memberi andil terhadap meningkatnya emisi gas buang kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan kendaraan yang bergerak pada kecepatan rendah akan mengeluarkan lebih besar gas buang.
3
D.
Emisi Sumber Tidak Bergarak
Sumber Tidak Bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat (Kepmen LH No. 15/1996). Kegiatan industri merupakan sumber polusi udara yang tidak bergerak yang harus mendapatkan perhatian untuk dapat ditangani secara serius. Kegiatan industri yang menyatu dengan kegiatan rumah tangga di pemukiman, merupakan sumber polusi udara bagi masyarakat setempat. Pengaturan dan penetapan kawasan industri sering tidak diindahkan baik oleh industriawan atau masyarakat sendiri. Misalnya dalam suatu kawasan industri, karena para pekerja menginginkan dekat dimana dia bekerja, maka berkembanglah kawasan pemukiman disekitarnya. Atau sebaliknya industri didirikan didalam kawasan pemukiman dengan pertimbangan fasilitas dan aksesnya yang strategis dan jangkauan tenaga kerja mudah. Oleh karena itu penegakan hukum perlu dilakukan oleh pemerintah kota. Kita tetap harus berpedoman pada prinsip pengelolaan lingkungan hidup
”Siapa
yang
mengotori
dialah
yang
bertanggung
jawab
membersihkan”. Kewajiban pembuatan dokumen dan pelaksanaan UKL
(upaya kelola lingkungan) dan UPL (upaya pemantuan lingkungan) harus dilakukan, atau bahkan jika dalam skala besar pembuatan dokumen dan pelaksanaan AMDAL (Analisis mengenai dampak lingkungan) harus dilakukan. Upaya-upaya mengurangi polusi udara seperti pengaturan cerobang asap, pemasangan filter udara, pemilihan sumber energi yang ramah
lingkungan
dan
penghijauan
kawasan
industri
harus
terus
diupayakan. Menciptakan langit biru dilingkungan kita merupakan kewajiban bagi kita semuanya. Kesadaran akan pentingnya udara bersih perlu ditanamkan bagi segenap warga termasuk para industriawan.
4
E.
Upaya Pendukung Program Langit Biru
Dalam jangka panjang perlu dipikirkan upaya-upaya : (a) aturan usia kendaraan,
(b)
penggunaan
bahan
bakar
ramah
lingkungan,
(c)
pengembangan teknologi otomotif ramah lingkungan. Nampaknya pada saatnya perlu adanya aturan pembatasan usia kendaraan, seperti kendaraan usia tua di atas 20 tahun tak boleh beroperasi. Dengan demikian mobil yang bebas bergerak di jalanan akan berkurang jumlahnya dan semuanya haruslah ramah lingkungan. Kendaraan yang telah berusia tua banyak proses pembakarannya tidak sempurna, sehingga berpotensi menimbulkan polusi. Upaya pemanfaatan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan perlu terus kita galakan seperti bahan bakar yang bebas Pb demikian juga penggunaan bahan bakar gas. Angkutan umum masal pun haruslah kendaraan yang tak berpolusi, seperti harus menggunakan gas. Demikian juga perlu dimulai penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan pribadi. Pengembangan bio-energi adalah sangat tepat yang lebih ramah lingkungan, Bioenergi yang sekarang baru digalakan mempunyai beberapa kelebihan yaitu
merupakan bahan bakar beroksigen, sehingga akan
mengurangi emisi CO dan jelaga hitam pada gas buang atau lebih ramah lingkungan, dan tidak mengandung belerang dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami, sehingga ramah lingkungan. Disamping itu pengembangan teknologi otomotif ramah lingkungan yang telah dilakukan oleh industri kendaraan bermotor perlu terus diupayakan, yaitu untuk penyempurnaan dari segi desain maupun perlengkapan treatment emisi gas buang. Dengan masuknya produk sepeda motor dengan energi listrik dengan menggunakan aki perlu direspon dalam rangka mengurangi gas buang kendaraan. Di kota-kota di Cina yang saya ketahui seperti di Bejing, Guangzou dan Guangzi penggunaan sepeda ontel
5
dan sepeda motor listrik jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan BBM. Mereka diberikan jalur sendiri sehingga tidak terkesan semrawut. Disaat pagi dan sore hari para pegawai nampak berbondongbondong untuk berangkat dan pulang bekerja, namun tidak terkesan adanya kebisingan dan polusi udara sama sekali.
6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Upaya-upaya mengurangi polusi udara seperti pengaturan cerobang asap, pemasangan filter udara, pemilihan sumber energi yang ramah lingkungan dan penghijauan kawasan industri harus terus diupayakan. Menciptakan langit biru dilingkungan kita merupakan kewajiban bagi kita semuanya. Kesadaran akan pentingnya udara bersih perlu ditanamkan bagi segenap warga termasuk para industriawan.
B.
SARAN
Untuk mewujudkan program langit biru, diperlukan penanganan menyeluruh, berkesinambungan, dan terintegrasi dengan bidang lain. Melakukan pembenahan sistem manajemen transportasi, infrastruktur jalan dan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi suatu yang harus diprioritaskan.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14082-chapter1pdf.pdf. Diakses pada 31 Oktober 2011. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 1996 Tentang : Program Langit Biru www.menlh.go.id/langitbiru. Diakses pada 15 Oktober 2011. Kompas. Mimpi Langit Biru. Edisi 03 Desember 2009 http://langitbiru.menlh.go.id/index.php?module=detailprog&id=5. Diakses pada 31 Oktober 2011.
8