Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup
Pencemaran Lingkungan, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim
Disusun Oleh: Anna Rahmadianty
3315133609
Fadhil Cahyo Prabowo
3315130922
Hadist Rafidah Deli
3312130940
Dosen : Drs. Agung Purwanto, MSi NIP: 196402021991021001 Mata Kuliah: Pendidikan Lingkungan Hidup
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Lingkungan Hidup yang berjudul Pencemaran Lingkungan, Pemanasan Global, dan perubahan Iklim dengan baik. Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini khususnya untuk Bapak Drs. Agung Purwanto, MSi selaku Dosen Pendidikan Lingkugan Hidup.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik pada kessempatan yang akan datang. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan kami agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, terutama penulis sendiri sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan dan kehidupan masyarakat.
Jakarta, Februari 2014
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................ i Daftar Isi ....................................................................................................................................ii Daftar Gambar ......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2 1.3. Tujuan.............................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3 2.1 Pencemaran Lingkungan .................................................................................................. 3 2.2 Pemanasan Global .......................................................................................................... 15 2.3 Perubahan Iklim ............................................................................................................. 21 BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 25 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 25 3. 2 Saran .............................................................................................................................. 25 Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 26 Lampiran .................................................................................................................................. 27
ii
Daftar Gambar Gambar 1. Siklus Bahan Pencemar dalam Lingkungan............................................................. 5 Gambar 2. Lingkungan Perairan yang tercemar ........................................................................ 8 Gambar 3. Proses terjadinya Hujan asam ................................................................................ 11 Gambar 4. efek gas rumah kaca ............................................................................................... 16
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan berbagai masalah, mulai dari masalah dalam keluarga, lingkungan tetangga atau masyarakat, masalah pengangguran, kemiskinan, kesehatan dan sebagainya, selain itu ada juga permasalahan yang bersifat fisik yang merupakan lingkungan hidup manusia. Masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik saat ini antara lain adalah pemanasan global, pencemaran lingkungan, perubahan iklim yang terjadi secara drastis dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Pada saat ini pencemaran berlangsung dimana-mana dengan laju begitu cepat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kecenderungan pencemaranakhir-akhir ini mengaruh kepada dua hal yaitu: (1) Ke arah hubungan senyawa-senyawa kimi tertentu yang semakin meningkat, terutama pembakaran minyak bumi secara nyata saat ini sudah merubah sistem alami pada sekala global. (2) Ke arah meningkatnya penggunaan bahan berbahaya beracun (B3) oleh berbagai kegiatan industri dengan pembuangan limbahnya ke lingkungan. Akibatnya timbul masalah-masalah yang bersifat global misalnya pemanasan global (global warming), pencemaran lingkungan perubahan iklim, dan sebagainya. Pada saat ini, pencemaran berlangsung dimana-mana dengan laju yang begitu cepat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kecenderungan pencemaran terjadi terutama sejak perang dunia kedua yang mengarah pada dua hal yaitu, pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industri dan transportasi. Yang lainnya akibat penggunaan berbagai produk bio ksida dan bahan-bahan berbahaya aktivitas manusia. Sebelum adanya kegiatan industri dan transportasi yang banyak mengeluarkan bahan pencemaran ke lingkungan air yang disebabkan oeh limbah domestik akibat kegiatan manusia telah merupakan faktor yang penting yang menentukan kesejahteraan/kesehatan manusia. Pencemaran fatal terjadi terhadap sumber air minum sering menyebabkan penyakit-penyakit dengan perantara air (waterborne deases) yang terlah membinasakan penduduk disejumlah kota. Banyak persediaan air perkotaan masih mempunya bakteri-bakteri patogen dengan
1
konsentrasi tinggi terutama di pemukiman penduduk yang sangat padat dan kumuh serta pemukiman yang dekat dengan bantaran sungai. Sekaran ini beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskiun dalam konsentrasi yang masih rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat: Hg, Pb, Cd, As, dan sebagainya. Pencemaran lingkungan sudah terjadi pula dilingkungan udara dan tanah dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain disebabkan oleh aktivitas manusia (antropogemik) juga dapat ditimbulkan oleh kegiatan alami seperti kebakaran hutan karena kemarau panjang, letusan gunung berapi dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa penyebab terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah? 2. Komponen apa yang terkandung dalam air, udara, dan tanah yang tercemar? 3. Bagaimana dampak dari pencemaran air udara tanah? 4. Apa yang menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim? 5. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat pemanasan global dan perubahan iklim?
1.3. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan serta pemahaman pembaca mengenai pencemaran lingkungan, pemanasan global, dan perubahan iklim.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pencemaran Lingkungan Pencemaran Lingkungan, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara. 2.1.1 Pencemaran Air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air. Pada umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada faktor berikut. a. Suhu Air. Kegiatan industri atau kegiatan lainnya yang memerlukan pendinginan mesin, umumnya didinginkan dengan menggunakan air. Bila tidak ada proses pendinginan sebelumnya. Air sisa yang panas dibuang sebagai limbah dan dapat mencemari lingkuan perairan.
3
b. Keasaman (pH) Air. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Setiap mahluk hidup membutuhkan pH air yang berbeda-beda. Perubahan pH air tersebut, dapat mengganggu kehidupan mahluk hidup. Oleh sebab itu, pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah pH air dan mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup, dapat dikatakan dapat mencemari perairan tersebut. c. Warna, Bau, dan Rasa. Pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah warna, bau, dan rasa. Bahan buangan tersebut dapat larut dalam air menjadi koloid atau mengendap. Bahan yang dapat larut, sulit untuk dipisahkan kembali. Bahan yang menjadi koloid, wujudnya melayang-layang dalam air sehingga masih dapat disaring menggunakan saringan halus dan yang mengendap dapat dipisahkan. d. Jasad Renik. Air dapat dicemari oleh jasad renik yang dapat menggannggu kesehatan. Penularan dapat juga melalui air. Pembuangan tinja orang sakit ke sungai atau danau dapat mencemari air. Bila air tersebut digunakan orang lain tanpa diolah dengan baik terlebih dahulu, maka orang tersebut dapat juga tertular penyakit. Perairan yang subur menyebabkan tanaman air tumbuh dengan subur dan tumbuh hingga jumlahnya tak terkira, sehingga air menjadi kekurangan oksigen dan ikan sulit bernafas, dan bila ikan itu mati, akan menyebabkan pembusukan dan dihinggapi virus dan bakteri. e. Bahan-Bahan Kimia. Adanya bahan-bahan kimia, seperti minyak, herbisida, dan insektisida dapat mencemari air. Penggunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman pertanian juga dapat mencemari perairan. Demikian industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air, begitu limbahnya di buang begitu saja kealam tanpa diolah terlebih dahulu. Sumber Pencemaran dan Jenis-Jenis Bahan Pencemaran Setelah perang dunia ke II telah terjadi pertumbuhan yang mengejutkan dalam dunia industri yang menggunakan industri yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetik. Banyak dari bahan-bahan kimia ini telah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan air. Seperti limpasan (run off) dari peptisida dan herbisida yang berasal dari daerah pertanian atau perkebunan dan buangan limbah industri ke permukaan air. Yang lebih serius lagi adlaah terjadi rembesan kedalam air tanah dari bahan-bahan pencemar yang berasal dari penampungan limbah kimia dan “landfills”, kolam penampungan atau kolam pengolahan limbah dan fasilitas-fasilitas lainnya.
4
Gambar 1. Siklus Bahan Pencemar dalam Lingkungan Sumber: (Manahan, Stanley E., 1994) Gambar diatas memberikan ilustrasi bagaimana rute yang utama dari perpindahan (interchange) bahan-bahan kimia melalui komponen biotik atau organisme, terestial, udara, dan lingkungan air. Dan siklus bahan pencemar tampak bahwa manusia sendiri termasuk dalam organisme yang melepaskan bahan pencemar ke lingkungan terutama dalam bentuk buangan proses biokimia dalam tubuhnya (Wardhana W.A., 2004). Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti :
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
5
Komponen Pencemaran Air Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak disertai dengan program pengololaan limbah yang baik akan memungkinkan terjadinya Pencemaran air, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air (Achmad, 2004). Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemar air ikut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. Komponen pencemaran air dikelompokan sebagai berikut. 1. Bahan buangan padat Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal. 2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. 3. Bahan buangan anorganik Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll. 4. Bahan buangan cairan berminyak Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. 5. Bahan buangan berupa panas Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan 6
dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. 6. Bahan buangan zat kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi : a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya) Bahan buangan berupa sabun dan deterjen didalam air dapat mengganggu karena beberapa alasam: 1. Larutan sabun akan menaikan pH air sehingga mengganggu kehidupan organisme didalam air. Detergen yang menggunakan bahan non-fosfat akan menaikan pH air sampai 10,5-11. 2. Bahan
anti
mengganggu
septik
yang
kehidupan
ditambahkan
mikroorganisme
kedalam didalam
sabun/deterjen air,
bahkan
juga dapat
mematikan. 3. Ada sebagian bahan sabun maupun deterjen yang tidak dapat dipecah degradasi) oleh mikroorganisme yang ada didalam air. Keadaan ini sudah barang tentu akan merugikan lingkungan. b. Bahan pemberantas hama (insektisida) Bahan insektisida didalam air sulit dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun bisa hal itu akan berlangsung pada waktu yang cukup lama. Waktu degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun. Bahan insektisida seringkali dicampur senyawa minyak bumi sehingga air yang terkena bahan buangan pemberantasan hama ini permukaannya akan tertutup lapisan minyak. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan menyebabkan turunnya oksigen didalam air (Wardhana W.A., 2004). c. Zat warna kimia Hampir semua zat warna bersifat racun karena zat warna tersusun dari unsur/ senyawa kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Zat warna tersusun dari; Zat warna = Chromogen + Auxochrome Chromogen adalah senyawa aromatik yang berisi chromopore, yaitu zat pemberi warna yang berasal dari radikal kimia. Agar zat warna dapat masuk dan meresap dengan baik ke dalam bahan yang akan diberi warna diperlukan bantuan dari auxochrome, yaitu radikal yang memudahkan terjadinya pelarutan: -COOH atau – SO2H. Auxochrome dapat juga berupa kelompok pembentuk garam: -NH2 atau 7
OH-. Zat warna dapat juga diperoleh dari senyawa anorganik dan mineral alam seperti yang digunakan pada cat, sering juga disebut pigment. Selain bersifat racun, zat warna kimia juga apabila masuk ke dalam tubuh manusia juga akan bersifat cocarcinogenik, yaitu ikut merangsang (penyebab) tumbuhnya kanker. Oleh karena itu pembuangan zat warna kimia ke air lingkungan sangatlah merugikan dan berbahaya. Zat warna kimia juga akan mempengaruhi pH air lingkungan. d. Zat radioaktif. Walaupun secara alamiah radioaktivitas lingkungan sudah ada sejak terbentuknya bumi ini, termasuk didalam air, namun kalau sampai terjadi kenaikan radioaktivitas air lingkungan, berarti ait lingkungan telah tercemar oleh zat radioaktif (Wardhana W.A., 2004).
Gambar 2. Lingkungan Perairan yang tercemar Sumber: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com
Dampak Pencemaran Air Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu : 8
1. Dampak terhadap kehidupan biota air Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu. 2. Dampak terhadap kualitas air tanah Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut. 3. Dampak terhadap kesehatan Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri,
Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
4. Dampak terhadap estetika lingkungan Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
2.1.2 Pencemaran Udara Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu. Unsurunsur tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09%), Oksigen (21,94%), Argon (0,93%), arbon dioksida (0,032%), dan lain-lain. Jika ke dalam udara tersebut masuk atau dimasukan zat asing yang berbeda dengan penyusunan udara dalam keadaan normal, maka dapat dikatakan udara tersebut telah tercemar.
9
Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan manusia.
Zat-Zat Pencemar Udara Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas No
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan Pencemar Karbon Monoksida (CO)
NOx
Sox
NO2 NO
Karakteristik
Sumber
Tidak berbau, tidak Letusan gunung api. berasa, dan tidak Pembakaran bahan bakar berwarna fosil (batu bara, minyak, oli, solar). Aktivitas transportasi dan industri. NO : tidak berwarna, tidak berbau NO2: bau yang sangat menyengat & warnanya coklat kemerahan Bereaksi dengan udara yang mengandung uap air terbentuk asam sulfat (hujan asam)
Gas buangan hasil pembakaran generator pembangkit listrik. Pembakaran bahan bakar (mobil, pesawat terbang, motor). Pembakaran batu bara, minyak,gas alam. Kebakaran hutan Pembakaran bahan bakar fosil dan batu bara. Pengilangan minyak tanah. Industri logam.
Dampak/Akibat yang ditimbulkan Gejala pusing, sakit kepala, pandangan kabur, kehilangan daya pikir sesaat, sulit bernapas, bahkan kematian.
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti emphysema, penyakit pembuluh darah jantung, bronchitis, dan lain-lain. Menimbulkan gangguan terhadap pertumbuhan tanaman.
Hujan asam dapat menyebabkan korosi (pengkaratan), kerusakan SO2 pada tanaman. SO3 Menimbulkan gangguan kesehatan seperti iritasi mata, saluran pernapasan, padangan kabur. Berupa gas, cairan, Kegiatan transportasi Udara yang tercemar oleh HC Hidrokarbon dan padatan. (pesawat terbang, mesin menyebabkan korosi, pengkaratan (HC) diesel, kereta api, kapal pada mesin, sehingga tersumbat. laut). Pembakaran batuDampak pada manusia bara. Pembakaran kayu. menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan. Dapat berupa zat Letusan gunung api. Uap Mempengaruhi kesehatan manusia partikel padat, zat cair, air dari sumber panas bumi berupa timbulnya penyakit paru10
maupun gabungan dipegunungan. keduanya. Pembakaran batu bara. Penambangan. proses -abu industri. Kebakaran hutan -debu -uap air
paru, iritasi mata, iritasi saluran pernapasan. Menimbulkan gangguan pada hewan dan tumbuhan.
Salah satu akibat pencemaran udara oleh gas adalah hujan asam
Gambar 3. Proses terjadinya Hujan asam Sumber: http://www.chem-is-try.org Atmosfir dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi dalam perjalanan jauh itu atmosfir bertidak sebagai reaktor kimia yang kompleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereksi dengan molekulmolekul uap air di atmosfir menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal hujan asam (Lutfi, 2009). Hujan asam telah menimbulkan masalah besar di daratan Eropa, Amerika Serikat dan di Negara Asia termasuk Indonesia. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama mengasakan (acidification) danau dan sungai. Ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau mati” (Lutfi, 2009)..
11
3
Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Penyebab Pencemaran Tanah Secara garis besar pencemaran tanah dapat disebabkan oleh: 1. Faktor internal, yaitu yang disebabkan oleh peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi yang memuntahkan debu, pasir, batu dan bahan vulkanik lainnya yang menutupi dan merusakkan daratan sehingga tanah menjadi tercemar. Pencemaran karena faktor internal ini tidak terlali menjadi beban pemikiran dalam masalah lingkungan karena dianggap sebagai musibah bencana alam. 2. Faktor eksternal, yaitu pencemaran tanah arena ulah dan aktivitas manusia. Pencemaran tanah karena faktor eksternal merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan sungguh-sungguh agar tanah tetap dapat memberikan daya dukung alamnya bagi kehidupan manusia. Komponen Pencemaran Tanah 1. Limbah domestic Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. 12
1.1. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,
keramik, kaleng-kaleng dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. 1.2 Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2. Limbah industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. 2.1 Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll. 2.2 Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, 13
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya: 1. Pada kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian 14
bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
2.2 Pemanasan Global 2.2.1 Pengertian Pemanasan Global Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. a. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
2.2.2 Penyebab Pemanasan Global Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yang terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan 15
penggundulan hutan serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
Gambar 4. efek gas rumah kaca Sumber: http://smart-pustaka.blogspot.com
Efek Gas Rumah Kaca yang Semakin Besar Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar adalah karena dalam jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi menerima energi 16
dari matahari. Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar.Proses ini disebut sebagai efek GRK yang semakin besar.Iklim menyesuaikan diri terhadap selubung GRK yang lebih tebal dengan "pemanasan global" pada permukaan bumi dan pada atmosfer bagian bawah. Kenaikan temperatur tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan lain, seperti tutupan awan dan pola angin. Beberapa perubahan ini dapat mendukung terjadinya pemanasan (timbal balik positif), sedangkan yang lainnya melakukan hal yang berlawanan (timbal balik negatif). Berbagai interaksi tersebut sangat menyulitkan para ahli untuk menentukan secara tepat bagaimana iklim akan berubah dalam beberapa dekade ke depan.
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Bahan bakar fosil yang dibentuk dari jasad tumbuhan dan hewan yang telah lama mati merupakan sumber tunggal penyebab GRK dari aktivitas manusia. Pembakaran batu bara, minyak dan gas bumi melepaskan milyaran ton karbon ke atmosfer setiap tahunnya (yang seharusnya tetap berada jauh di dalam kerak bumi), juga metana dan nitrous oksida dalam jumlah besar. Akan lebih banyak karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer ketika pohonpohon ditebang dan tidak ditanami kembali.Sementara itu, ternak-ternak dalam jumlah besar akan mengemisikan metana, begitu pula pertanian dan pembuangan limbah, sebab penggunaan pupuk dapat menghasilkan nitrous oksida. Gas-gas dengan waktu hidup/waktu tinggal yang lama seperti CFC, HFC dan PFC, yang digunakan pada alat pendingin ruangan dan lemari pendingin (kulkas) juga merupakan gas yang berbahaya jika berada di atmosfer. Kegiatan-kegiatan manusia yang mengemisikan GRK ke atmosfer saat ini sangat banyak dilakukan dan sangat esensial dalam ekonomi global serta merupakan bagian dari gaya hidup manusia saat ini.
Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek yang menembus atmosfer bumi kemudian berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang di pantulkan kembali ke atmosfer.Namun sayangnya tidak semua gelombang panjang yang di pantulkan kembali oleh bumi dapat menembus atmosfer menuju angkasa luar karena di hadang dan diserap oleh gasgas yang berada di atmosfer yang di sebut GAS RUMAH KACA (GRK). Peristiwa alam ini di kenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK).Masalah timbul ketika aktivitas manusia 17
menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca secara segnifikan, sehingga menyebabkan akumulasi panas di atmosfer yang mempengarui sestem iklim global. Hal ini menyebabkan. Hal itu menyebabkan naiknya temperatur rata-rata bumi yang di kenal sebagai pemanasan global. Pemanasan global pada akhirya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa variabel iklim suhu udara dan curah hujan. Jenis apa saja yang di golongkan sebagai Gas Rumah Kaca (GRK)
ada 6 jenis gas sebagai GRK: 1. Karbondioksida(CO2) yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil ( minyak bumi, batu bara dan gas alam). 2. Metana(CH4) berasal dari areal persawahan, pelapukan kayu, timbunan sampah, proses industri dan ekploitasi bahan bakar fosil. 3. Nitrous Oksida(N2O) yang berasal dari kegiatan petani / pemupukan, transportasi dan proses industri. 4. Hidroflourakarbon(HFCs)berasal dari sistem pendingin, aerosol, foam, pelarut dan pemadam kebakaran. 5. Perflourokarbon(PFCs) berasal dari proses industri. 6. Sulfurheksaflourida(SF6) berasal dari proses industri 2.2.3 Dampak Pemanasan Global Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan biogeofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir. Dampak-dampak lainnya : · Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati · Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir · Mencairnya es dan glasier di kutub. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan · Kenaikan permukaan laut hingga 18
menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm. · Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia · Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan · Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk). Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
Menurut Laporan “Stern Review on the Economics of Climate Change yang merupakan laporan terbesar dan paling banyak diketahui serta didiskusikan di seluruh dunia yang disusun oleh Sir Nicholas Stern, Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris dalam dalam www.perubahaniklim.net dampak pemanasan global menurut kenaikan suhu udara setiap 1 derajatnya yaitu; Suhu Udara Naik 1 ºC
Beberapa gletser kecil di Andes menghilang seluruhnya dan mengancam persediaan air bagi 50 juta orang
Kenaikan moderat hasil panen sereal di wilayah beriklim sedang
Setidaknya 300.000 orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit akibat perubahan iklim (terutama diare, malaria, dan kekurangan gizi), akan tetapi ada pengurangan angka kematian pada saat musim dingin di wilayah yang lebih tinggi (Eropa Utara, AS)
Lapisan es di belahan bumi utara mencair dan menyebabkan kerusakan jalan-jalan dan bangunan-bangunan di sebagian Kanada dan Rusia
Setidaknya 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk Terumbu Karang Great Barrier terbesar di dunia yang terletak di timur laut Australia
Arus Teluk melemah
Suhu Udara Naik 2 ºC
Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika bagian Selatan dan Mediterania
Hasil panen merosot tajam di wilayah-wilayah tropis (5-10% di Afrika)
40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika
Sekitar 10 juta orang lebih menderita banjir setiap tahunnya
15-40% spesies terancam punah; spesies Kutub Utara, misal beruang kutub dan karibau, kemungkinan besar bisa punah 19
Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali
Suhu Udara Naik 3 ºC
Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi sekali setiap 10 tahun; 1-4 miliar orang lebih menderita kekurangan air, sementara 1-5 miliar orang di tempat lain menderita banjir
150-550 juta orang kelaparan
1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi; penyakit seperti malaria tersebar luas ke wilayah-wilayah baru
1-170 juta lebih orang di pesisir pantai menderita banjir
20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini, 25-60% mamalia, 30-40% burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan; hancurnya Hutan Amazon
Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya Lapisan Es Antartika Barat
Suhu Udara Naik 4 ºC
Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania
Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India
Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia (misalnya di sebagian Australia)
80 juta orang lebih menderita malaria di Afrika 7-300 juta orang lebih di pesisir pantai menderita banjir setiap tahunnya. Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara; hutan hujan Amazon mati; menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter
Suhu Udara Naik Di Atas 5 ºC Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik lebih dari 5 atau 6ºC bila emisi gas rumah kaca terus bertambah dan menimbulkan bahaya besar pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut. Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya di luar perkiraan manusia.
20
2.3 Perubahan Iklim Iklim merupakan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang, yang sifatnya terus menerus dan jangka panjang. Misalnya, ada musim hujan di Indonesia yang berlangsung pada bulan September hingga Maret, dimana hujan akan terus menerus. Lalu ada juga musim kemarau. Iklim adalah pola cuaca yang berlangsung dalam jangka panjang. Cuacanya sendiri akan selalu berubah-ubah sifatnya bervariasi. Hanya saja, dalam jangka panjang manusia dapat memprediksi trendnya. Akan tetapi jika perubahannya terlalu drastis, maka dapat dikatakan dapat terjadi perubahan iklim. Iklim sendiri memiliki sifat-sifat yang melekat dalam
dirinya
sendiri,
antara
lain,
presifitasi
(penguapan),
curah
hujan
dan
temperatur. Perubahan iklim adalah perubahan sifat-sifat dasar iklim dalam jangka panjang, bak penguapan, curah hujan dan temperaturnya. Hal-hal ini sifatnya saling mempengaruhi satu dengan yang lain dalam satu sistem iklim. Ada perubahan iklim yang sifatnya lokal, ada yang sifatnya global. Misalnya, padang pasir di Timur Tengah, ada pembalikan iklim yang mendorong terjadinya padang pasir. Padahal dahulu di sana diperkirakan ada hutan, Mengapa? Karena di bawahnya ada minyak, yang berasal dekomposisi makhluk hidup. Perubahan lahan subur tersebut menjadi tanda adanya perubahan iklim yang terjadi Tandanya terjadi perubahan iklim Setelah ada penelitian, sejak tahun 1880an hingga sekarang temperaturnya naik sebesar 0,51derajat. 0,5 terjadi dalam waktu 30 tahun terakhir. Berdasarkan penelitian menggunaakn es dan juga batu-batuan, sebelum tahun 1880an, konsentrasi CO2 cenderung stabil. Hanya saja semakin hari, konsentrasinya semakin naik. Komponen suhu juga diukur dan cenderung menunjukkan pada trend peningkatan. Kesimpulannya, kenaikan rata-rata temperature global, dalam dua dekade terakhir, adalah puncak suhu terpanas dibandingkan 400 tahun terakhir. Pada tahun 2000-2009 merupakan dekade terpanas yang tercatat sejak tahun 1880.
Antisipasi terhadap Perubahan Iklim Adaptasi (penyesuaian) Adalah upaya menyesuaikan berbagai kegiatan terhadap perubahan iklim. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisasi dampak yang telah terjadi, mengantisipasi resiko, sekaligus mengurangi biaya yang harus di keluarkan akibat perubahan iklim.
21
Hal yang dapat dilakukan: 1. Memahami kondisi cuaca dan memahami gerakan angin sebelum beraktifitas. Misalnya dalam melaut, berkendaraan, bepergian dll. 2. Penyesuaian pola tanam yang mengikutyi perubahan musim 3. Tidak menggali tanah yang miring di lereng bukit atau gunung untuk mencegah longsor 4. Bagi yang bertempat tinggal di dekat pantai agar mewaspadai air laut. 5. Mmembudidayakan hidup bersih dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya untuk mencegah banjir karena tersumbatnya aliran air. 6. Membuat bak / kolam untuk menampung hujan dan membuat sumur resapan. Mitigasi ( Pencegahan ) 1. Membudayakan gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah. 2. Penebangan pohon harus di ikuti dengan penanaman kembali bibit pohon yang saama dalam jumlah yang lebih banyak. 3. Hindari membakar sampah. 4. Jangan membuka lahan dengan membakar. 5. Hemat energi dengan mematikan lampu dan peralatan listrik jika tidak di perlukan, menggunakan lampu hemat energi, dan tidak membiarkan pintu terbuka terlalu lama. 6. Menggunakan kertas dua sisi, mendaur ulang kertas, dan menggunakan barang-barang daur ulang. 7. Membawa tas belanja sendiri untuk menghindari penggunaan kantong plastik. 8. Hindari penggunaan lift atau excalator untuk naik maupun turun paling tidak 2 tingkat, Biasanya menggunakan tangga agar lebih sehat dan hemat listrik ( untuk kantor dan fasilitas umum ). 9. Mendesain bangunan dengan sirkulasi udara dan pencahayaan alami, sehingga meminimalkan penggunaan AC dan penerangan listrik. 10. Mengganti chiller ( sejenis alat yangalat yang di gerakkan oleh listrik yang berfungsi untuk mendinginkan suhu air sesuai dengan yang di inginkan) dengan refrigerant non CFC dapat menghemat energi 35%. 11. Usahakan menggunakan transportasi umum dan kendaraan yang ber bahan bakart ramah lingkungan seperti gas dan biodesel. 22
12. Untuk jarak dekat usahakan menggunakan kendaraan bermotor, tetapi dengan berjalan kaki atau bersepeda. 13. Rawatlah mesin secara berkala agar emisi gas buang kendaraan baik. 14. Tidak melebihi kapasitas penumpang kendaran Anda. 15. Membeli produk-produk lokal untuk mengurangi transportasi barang-barang import. 16. Periksalah tekanan ban secara teratur. Tekanan ban yang akurat dapat menghemat bahan bakar minyak. 17. Istirahatkan kendaraan anda dua hari seminggu. 18. Bagi industri selalu memantau emisi gas buang limbahnya. Dampak Perubahan Iklim Saat suhu permukaan bumi terus meningkat, berbagai bencana akan terjadi pada bumi dan kehidupan kita, diantaranya: 1.
Air bersih susah didapat (hanya 1 dari 5 penduduk dunia yang dapat memperoleh air bersih). Diperkirakan kondisi ini semakin buruk pada 2080, saat itu sekitar 3 milyar orang kekurangan air bersih
2.
Sekitar 20-30% spesies menghadapi kepunahan.
3.
Mencairnya hamparan es di Greenland mengakibatkan peningkatan tinggi permukaan air laut sekitar 6 meter. Untuk menghadapi hal ini, sejumlah negara seperti Belanda sudah menggelar kompetisi merancang rumah terapung.
4.
Banjir menggenangi kawasan dataran rendah yang merupakan kawasan lahan subur untuk pertanian seperti Bangladesh, Maldives,dan lokasi kota-kota di pinggir pantai seperti Jakarta.
5.
Semakin tingginya frekuensi dan intensitas hujan badai dan angin topan
6.
Terjadi migrasi besar-besaran karena banyak wilayah tidak dapat menopang kehidupan
7.
Ancaman terhadap kesehatan manusia. Ledakan berbagai penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. Di Eropa pada 2003 saja, sekitar 20.000-30.000 orang kehilangan nyawa karena gelombang panas.
8.
Proses penggurunan karena kekeringan yang berkepanjangan
9.
Gagal panen akibat kekeringan sehingga terjadi kelaparan besar-besaran.
10.
Terjadi pengungsian besar-besan akibat hilangnya mata pencaharian.
11.
Nelayan sulit mendapatkan ikan karena kerusakan terumbu karang di seluruh dunia akibat suhu air laut meningkat.
12.
Kebakaran hutan semakin sering terjadi. 23
Kenaikan suhu ekstrim di beberapa wilayah. Seperti suhu di Kalimantan yang biasanya sekitar 35°C, naik menjadi 39°C. di Sumatra, dari suhu rata-rata 33-34°C menjadi 37°C. Sementara Jakarta dari 32-34°C berubah menjadi 36°C. Fakta-fakta dasar ini sangat akrab dengan sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat di Negara berkembang yang harus segera beradaptasi demi kelangsungan hidup mereka. Pemanasan global dan perubahan iklim mempersulit kehidupan masyarakat rentan, padahal sumbangan mereka terhadap emisi gas rumah kaca sangat sedikit dibandingkan Negara-negara indusri. Pemanasan Global dan perubahan Iklim yang menyertainya merupakan masalah modern yang sangat rumit, untuk dapat mengatasinya harus melihat secara menyeluruh, masalah kemiskinan, pembangunan ekonomi global dan pertambahan populasi. Tidak mudah mengatasinya.
Terlebih lagi saat dimensi keadilan ditinggalkan. (Anonim, (n.d),
http://www.csoforum.net).
24
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari berbagai uraian di atas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat mengolah dan memanfaatkan lingkungan dengan baik. Dampak pencemaran lingkungan selain berdampak pada kehidupan bumi juga pada kesehatan manusia. Pemanasan global yang dapat menyebabkan perubahan iklim telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya. Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
3. 2 Saran Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi dengan stop pencemaran dan stop global warming. Karena kita hanya punya 1 bumi .
25
Daftar Pustaka
Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi. Amsyari, F. (1986). Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Cunningham, W. Cunningham, M. A. (2002). Principles of Environmental Science: Inquiry and Applications. North America: McGraw-Hill. Glencoe. (1997). Science Problem II. United States of America: McGraw-Hill . Manahan, Stanley E. (1994). Environmental Chemistry (6th ed.). Boston: Lewis Publisher. Wardhana W.A. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi. Wardhana, W.A. (2010). Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: Andi. Anonim. (n.d.). Dampak Perubahan Iklim. Dikutip maret 12, 2014,Pukul 23:50 dari selamatkan Bumi: www.perubahaniklim.net Anonim. (n.d). Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Dikutip Maret12, 2004, Pukul 23.01, dari Climate Justice http://www.csoforum.net Krisno, A. (2012). Pencemaran air. Dikutip Februari 17, 2014, Pukul 11:12, dari Pondok Ilmu: http://aguskrisnoblog.files.word press.com Lutfi, Achmad. (2009). Dikutip Februari 19, 2014, Pukul 17:29, dari http://www.chem-istry.org Prasetijo, B. (2010). Gas rumah kaca. Retrieved Februari 19, 2014, Pukul 17:40, dari smart pustaka: http://smart-pustaka.blogspot.com
26
Lampiran
Cover Text Book
27
28