LAPORAN PENDAHULUAN CHOLELITIASIS
I. ANATOMI FISIOLOGI A. Anatomi Kandung empedu bentuknya
seperti
kantong,
organ
berongga
yang
panjangnya sekitar 10 cm, terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara antara lobus lobus hati hati kanan kanan dan kiri. kiri. Kandung Kandung empedu empedu merupa merupakan kan kantong kantong berong berongga ga
berbentuk bulat lonjong seperti buah advokat tepat di bawah lobus kanan hati. Kandung Kandung empedu empedu mempunyai mempunyai fundus, korpus, dan kolum. kolum. Fundus Fundus bentuknya bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung kandung empedu yang sedikit memanjang di atas tepi hati. Korpus Korpus merupakan bagian terbesar dari kandung empedu. Kolum adalah bagian yang sempit dari kandung empedu yang terletak antara korpus dan daerah duktus sistika. Empedu Empedu yang yang disekre disekresi si secara secara terusm terusmener enerus us oleh hati masuk ke salura saluran n empedu yang kecil dalam hati. !aluran empedu yang kecil bersatu membentuk dua
saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang segera bersatu bersatu membentuk membentuk duktus duktus hepatikus komunis. komunis. "uktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. B. Fisio isiolo log gi
Kandung empedu berperan sebagai resevoir empedu dengan kapasitas sekitar #0 ml. Kandung empedu mempunyai kemampuan memekatkan empedu. $ntuk membantu proses ini, mukosanya mempunyai lipatan % lipatan permanen yang satu sama lain saling berhubungan. !ehingga permukaanya tampak seperti sarang tawon. !el sel thorak yang membatasinya juga mempunyai banyak mikrovilli. Empedu dibentuk oleh selsel hati ditampung di dalam kanalikuli. Kemudian disal salurkan
ke
duktus
biliaris
term erminalis
yang ang
terletak
di
dala alam
sep septum
interlobaris. !aluran ini kemudian keluar dari hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri. Kemudian keduanya membentuk duktus biliaris komunis. &ada saluran ini sebelum mencapai doudenum terdapat cabang ke kandung empedu yaitu duktus sistikus yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu sebelum disalurkan ke duodenum. duodenum.
Fungsi kandung empedu, yaitu ' 1
a. (empat empat menyimp menyimpan an cairan cairan empedu empedu dan memeka memekatka tkan n cairan cairan empedu empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. )airan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati. b. *aram empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. +emoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi menjadi bilirubin bilirubin pigmen utama dalam empedu- dan dibuang ke dalam
empedu. Kandung empedu mampu menyimpan 0/0 ml empedu. "iluar waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Empedu hati tidak
dapat segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. "alam kandung empedu,
pembuluh limfe dan pembuluh pembul uh darah dara h mengabsorpsi mengabs orpsi air dari da ri garamgara gar amgaram m anorganik,
sehingga empedu dalam kandung empedu kirakira lima kali lebih pekat dibandingkan empedu hati. Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif dan
diantarkan ke duodenum setelah rangsangan makanan. &engaliran cairan empedu diatur oleh faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu, empedu, dan tahanan tahanan sfingter sfingter koledokus. koledokus. "alam keadaan puasa, empedu yang diproduksi diproduksi akan
dialihalirkan ke dalam kandung empedu. !etelah makan, kandung empedu berkontraksi, sfingter relaksasi, dan empedu mengalir ke duodenum. duodenum. emakan emakan makanan akan menimbulkan menimbulkan pelepasan hormon duodenum, duodenum, yaitu kolesistokinin ))K-, yang merupakan stimulus utama bagi pengosongan kandung
empedu, lemak merupakan stimulus yang lebih kuat. 2eseptor ))K telah dikenal terletak dalam otot polos dari dinding kandung empedu. &engosongan maksimum terjadi dalam waktu 30140 menit setelah konsumsi makanan. Empedu secara primer terdiri dari air, lemak, organik, dan elektrolit, yang normalnya disekresi oleh
hepatosit. 5at terlarut organik adalah garam empedu, kolesterol, dan fosfolipid. !ebelum makan, garamgaram empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. akanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu 2
berkontraksi. !ebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan. Empedu memiliki fungsi, yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak, berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol, garam empedu
meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan, garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya, bilirubin pigmen utama dari empedudibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan, serta obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari
tubuh. *aram empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan
dialirkan kembali ke dalam empedu. !irkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik . !eluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 1014 kali6hari. "alam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar kolon-. "i dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. 7eberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja. +anya sekitar #8 dari asam empedu yang
disekresikan dalam feses. II. KONSEP DASAR A. Pengetian Kolelitiasis6koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung empedu, atau
pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol. 9illiams, 4007atu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak dan fosfolipid &rice : 9ilson, 400#-. Kolelitiasis kalkuli6kalkulus,batu empedu- merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu vesika felea- yang memiliki ukuran, 3
bentuk dan komposisi yang bervariasi. Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 0 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu ' obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik. 7atu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran. 7atu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu kolangitis-. ;ika saluran
empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan
infeksi di dalam saluran. 7akteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.
mengendap dan menimbulkan batu. =nfeksi tersebut misalnya tifoid atau tifus. Kuman tifus apabila bermuara di kantong empedu dapat menyebabkan peradangan lokal yang
tidak dirasakan pasien, tanpa gejala sakit ataupun demam. >amun, infeksi lebih sering timbul akibat dari terbentuknya batu dibanding penyebab terbentuknya batu.
semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis, dan infeksi percabangan bilier. . 7atu )ampuran 7atu ini merupakan campuran antara batu kolesterol dengan batu pigmen atau dengan substansi lain kalsium karbonat, fosfat, garam empedu, dan palmitat-, dan biasanya berwarna coklat tua
B. Etiologi enurut ansjoer 400/- terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Kolelitiasis
yaitu' diantara jenis kelamin, umur, berat badan, makanan, faktor genetik, aktifitas fisik dan infeksi. 7erikut ini akan dijelaskan tentang faktorfaktor penyebab Kolelitiasis, antara lain' 1. ;enis Kelamin 9anita mempunyai resiko kali lipat untuk terkena Kolelitiasis dibandingkan dengan pria, ini dikarenakan oleh hormon Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan ekskresi kolestrol oleh kandung empedu, penggunaan pil kontrasepsi dan terapi hormon Estrogen- dapat meningkatkan kolestrol dalam kandung empedu dan penurunan aktifitas pengosongan kandung empedu. 4. $mur 2esiko untuk terkena Kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. ?rang dengan usia @ /0 tahun lebih cenderung untuk terkena Kolelitiasis dibandingkan dengan orang yang usia lebih muda. . 7erat 7adan ?rang dengan berat badan tinggi mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi Kolelitiasis, ini dikarenakan dengan tingginya 7ody ass =ndeA 7=- maka kadar kolestrol dalam kandung empedu pun tinggi, dan juga mengurangi garam empedu serta mengurangi kontraksi atau pengosongan kandung empedu. . akanan =ntake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu #. Faktor *enetik ?rang dengan riwayat keluarga Kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat keluarga /.
Kekurangan aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya Kolelitiasis, ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit berkontraksi. B. =nfeksi 7akteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan batu, mucus meningkatkan viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi.
enurut ansjoer
a- >yeri hebat mendadak pada epigastrium atau abdomen kuadran kanan atas, nyeri dapat menyebar ke punggung dan bahu kanan. b- &enderita dapat berkeringat banyak dan *elisah c- >ausea dan muntah sering terjadi. d- =kterus, dapat di jumpai di antara penderita penyakit kandung empedu dengan persentase yang kecil dan biasanya terjadi pada obstruksi duktus koledokus. ?bstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum akan menimbulkan gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak lagi di bawa ke dalam duodenum akan di serap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit dan membran mukosa bewarna kuning. Keadaan ini sering di sertai dengan gejala gatalgatal yang mencolok pada kulit. e- &erubahan warna urine dan feses. Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urine bewarna sangat gelap. Feses yang tidak lagi di warnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu, dan biasanya pekat. 4. *ejala kronis *ejala kolelitiasis kronis mirip dengan gejala kolelitiasis akut, tetapi beratnya nyeri dan tandatanda fisik kurang nyata. &asien sering memiliki riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati, atau flatulen yang berlangsung lama.enurut 2eeves 4001- tanda dan gejala yang biasanya terjadi adalah' a- >yeri di daerah epigastrium kuadran kanan atas b- &ucat biasanya dikarenakan kurangnya fungsi empedu c- &using akibat racun yang tidak dapat diuraikan d- "emam e- $rine yang berwarna gelap seperti warna teh f- "ispepsia yang kadang disertai intoleransi terhadap makananmakanan berlemak g- >ausea dan muntah h- 7erkeringat banyak dan gelisah i- >ausea dan muntahmuntah j- "efisiensi Citamin <,",E,K
B. Pato!isiologi
7
Etiologi merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu empedu. !ejumlah penyelidikan menunjukkan bahwa hati penderita batu empedu kolesterol menyekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol &rice < : 9ilson, 400-. 7atu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. &ada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam menjaga solubilitas empedu. 7ila empedu menjadi bersaturasi tinggi supersaturated- oleh substansi berpengaruh kolesterol, kalsium, bilirubin-, akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lamakelamaan kristal tersebut bertambah ukuran, melebur dan membentuk batu. Faktor predisposisi merupakan pembentukan batu empedu ' 1. 7atu kolesterol $ntuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan faktor utama ' a- !upersaturasi atau penumpukan kolesterol didalam kantung empedu b- 7erkurangnya kemampuan kandung empedu c- >ukleasi atau pembentukan nidus cepat. Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa empedu pasien dengan kolelitiasis mempunyai Dat yang mempercepat waktu nukleasi kolesterol promotor- sedangkan empedu orang normal mengandung Dat yang menghalangi terjadinya nukleasi. &roses degenerasi dan adanya penyakit hati &enurunan fungsi hati &enyakit gastrointestinal *angguan metabolisme al absorpsi garam empedu &enurunan sintesis pembentukan- asam empedu &eningkatan sintesis kolesterol 7erperan sebagai penunjang iritan pada kandung empedu !upersaturasi kejenuhan- getah empedu oleh kolesterol &eradangan dalam &eningkatan sekresi kolesterol kandung empedu 8
Kemudian kolesterol keluar dari getah empedu &enyakit kandung empedu kolesistitis&engendapan kolesterol 7atu empedu 1. 7atu kalsium bilirunat pigmen cokelat7atu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini ' bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. &igmen bilirubin- pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam empedu. 7ilirubin terkonjugasi karna adanya enDim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang atau tidak adanya enDim glokuronil tranferase tersebut yang akan mengakibatkan presipitasi6pengendapan dari bilirubin tersebut. =ni disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi. &igmen bilirubin- tak terkonjugasi dalam empedu
4. 7atu pigmen hitam 7atu pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. &otogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. $mumnya batu pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steril. 7atu kandung empedu dapat berpindah ke dalam duktus koledokus melalui duktus sistikus. "idalam perjalanannya melalui duktus sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu secara parsial ataupun komplit sehingga 9
menimbulkan gejala kolik bilier. &asase berulang batu empedu melalui duktus sistikus yang sempit dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan sehingga dapat menimbulkan peradangan dinding duktus dan striktur.
10
C. Mani!estasi
*ejalanya bersifat akut dan kronis, *angguan epigastrium' rasa penuh, distensi abdomen, nyeri samar pada perut kanan atas, terutama setelah klien konsumsi makanan berlemak 6 yang digoreng. (anda dan gejalanya adalah sebagai berikut ' 1. >yeri dan kolik bilier, jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi. &asien akan menderita panas, teraba massa padat pada abdomen, pasien dapat mengalami kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kanan atas yang menjalar kepunggung atau bahu kanan , rasa nyeri disertai mual dan muntah akan bertambah hebat dalam waktu beberapa jam sesudah makan dalam porsi besar. &asien akan gelisah dan membalikbalikkan badan, merasa tidak nyaman, nyerinya bukan kolik tetapi persisten. !eorang kolik bilier semacam ini disebabkan oleh kontraksi kandung empedu yang tidak dapat mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. "alam keadaan distensi bagian fundus kandung empedu akan menyentuh dinding adomen pada daerah kartilago kosta sembilan dan sepuluh bagian kanan, sehingga menimbulkan nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika inspirasi dalam. 4. =kterus. 7iasanya terjadi obstruksi duktus koledokus. ?bstruksi pengaliran getah empedu keduodenum akan menimbulkan gejala yang khas ' getah empedu tidak dibawa keduodenum tetapi diserap oleh darah sehingga kulit dan mukosa membran berwarna kuning, disertai gatal pada kulit. . &erubahan warna urine tampak gelap dan feses warna abuabu serta pekat karena ekskresi pigmen empedu oleh ginjal. . (erjadi defisiensi vitamin <"EK. "efisiensi vitamin K dapat mengganggu pembekuan darah yang normal. ;ika batu empedu terus menyumbat saluran tersebut akan mengakibatkan abses, nekrosis dan perforasi disertai peritonitis generalisata. D. Pemei"saan 1. Gaboratorium a- Geukosit ' 14.000 % 1#.000 6iu > ' #000 % 10.000 iu-. b- 7ilirubin ' meningkat ringan, > ' H 0, mg6dl-. c-
' 1B % 11# unit6100ml-.
4. 2ontgen abdomen 6 pemeriksaan sinar I 6 Foto polos abdomen
11
"apat dilakukan pada klien yang dicurigai akan penyakit kandung empedu.
memudahkan visualisasi
langsung stuktur
bilier dan
memudahkan akses ke dalam duktus koledukus bagian distal untuk mengambil batu empedu, selain itu E2)& berfungsi untuk membedakan ikterus yang disebabkan oleh penyakit hati ikterus hepatoseluler dengan ikterus yang disebabkan oleh obstuksi bilier dan juga dapat digunakan untuk menyelidiki gejala gastrointestinal
pada
pasienpasien
yang
kandung
empedunya
sudah
diangkat.E2)& ini berisiko terjadinya tandatanda perforasi6 infeksi. #. Kolangiografi (ranshepatik &erkutan &emeriksaan kolangiografi ini meliputi penyuntikan bahan kontras langsung ke dalam percabangan bilier. Karena konsentrasi bahan kontras yang disuntikan itu relatif besar, maka semua komponen pada sistem bilier tersebut, yang mencakup duktus hepatikus dalam hati, keseluruhan pajang duktus koledokus, duktus sistikus dan kandung empedu, dapat dilihat garis bentuknya dengan jelas. /. &emeriksaan &encitraan 2adionuklida atau kolesentografi "alam prosedur ini, peraparat radioktif disuntikan secara intravena. Kemudian diambil oleh hepatosit dan dengan cepat ekskeresikan kedalam sinar bilier. emerlukan waktu panjang lebih lama untuk mengerjakannya membuat pasien terpajan sinar radiasi. E. Penatala"sanaan
1. >on &embedahan farmakoterapi, dieta-
&enatalaksanaan pendukung dan "iet adalah' istirahat, cairan infus, >*(, analgetik dan antibiotik, diet cair rendah lemak, buah yang masak, nasi, ketela, kentang yang dilumatkan, sayur non gas, kopi dan teh.
12
b-
$ntuk makanan yang perlu dihindari sayur mengandung gas, telur, krim, daging babi, gorengan, keju, bumbu masak berlemak, alkohol.
c-
Farmakoterapi
asam ursedeoksikolat
urdafalk- dan
kenodeoksiolat
chenodiol, chenofalk- digunakan untuk melarutkan batu empedu radiolusen yang berukuran kecil dan terutama tersusun dari kolesterol. ;arang ada efek sampingnya dan dapat diberikan dengan dosis kecil untuk mendapatkan efek yang sama. ekanisme kerjanya menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan sekresinya sehingga terjadi disaturasi getah empedu. 7atu yang sudah ada dikurangi besarnya, yang kecil akan larut dan batu yang baru dicegah pembentukannya. "iperlukan waktu terapi / % 14 bulan untuk melarutkan batu. d-
&elarutan batu empedu tanpa pembedahan ' dengan cara menginfuskan suatu bahan pelarut manooktanoin 6 metil tersier butil eter - kedalam kandung empedu. elalui selang 6 kateter yang dipasang perkuatan langsung kedalam kandung empedu, melalui drain yang dimasukkan melalui ((ube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan pada saat pembedahan, melalui endoskopi E2)&, atau kateter bilier transnasal.
e-
Ektracorporeal shockwave lithotripsy E!9G-. etode ini menggunakan gelombang kejut berulang yang diarahkan pada batu empedu dalam kandung empedu atau duktus koledokus untuk memecah batu menjadi sejumlah fragmen. *elombang kejut tersebut dihasilkan oleh media cairan oleh percikan listrik yaitu pieDoelektrik atau muatan elektromagnetik. Energi disalurkan kedalam tubuh lewat rendaman air atau kantong berisi cairan. !etelah batu pecah secara bertahap, pecahannya akan bergerak
perlahan
secara spontan dari kandung empedu atau duktus koledokus dan dikeluarkan melalui endoskop atau dilarutkan dengan pelarut atau asam empedu peroral.
4. &embedahan =ntervensi bedah dan sistem drainase. a-
Kolesistektomi ' dilakukan pada sebagian besar kolesistitis kronis 6 akut. !ebuah drain ditempatkan dalam kandung empedu dan dibiarkan menjulur 13
keluar lewat luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan serosanguinus, dan getah empedu kedalam kassa absorben. b- inikolesistektomi ' mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar cm, bisa dipasang drain juga, beaya lebih ringan, waktu singkat. c-
Kolesistektomi laparaskopi
d- Kolesistektomi endoskopi' dilakukan lewat luka insisi kecil atau luka tusukan melalui dinding abdomen pada umbilikus . &endidikan pasien pasca operasi ' a-
7erikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala komplikasi intra abdomen yang harus dilaporkan ' penurunan selera makan, muntah, rasa nyeri, distensi abdomen dan kenaikan suhu tubuh.
b-
!aat dirumah perlu didampingi dan dibantu oleh keluarga selama 4 sampai J jam pertama.
c-
Guka tidak boleh terkena air dan anjurkan untuk menjaga kebersihan luka operasi dan sekitarnya.
d- asukan nutrisi dan cairan yang cukup, bergiDi dan seimbang. e-
F. Kom#li"asi
1. Komplikasi yang umumnya terjadi ' a- ?bstruksi duktus sistikus b- Kolik bilier c- Kolesistitis akut d- &erikolesistitis e- &eradangan pankreas pankreatitis-angga f- &erforasi g- Kolesistitis kronis h- +idrop kandung empedu i- Empiema kandung empedu j- Fistel kolesistoenterik k- 7atu empedu sekunder &ada 4/8 penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagil- =leus batu empedu gallstone ileus4. Komplikasi post op laparatomi kolelitiasis a- &erdarahan b- =nfeksi c- Kerusakan organ internal d-
ASUHAN KEPERA%ATAN 14
A. Peng"a&ian
1. 7iodata a- =dentitas klien eliputi ' nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, tindakan medis. b- =dentitas &enanggung jawab c- eliputi ' nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien, sumber biaya. 4. Gingkup asalah Keperawatan Keluhan utama ' klien dengan post laparatomy ditemukan adanya keluhan nyeri pada luka post operasi, mual, muntah, distensi abdomen, badan terasa lemas. . 2iwayat Kesehatan a- 2iwayat Kesehatan !ekarang 2iwayat kesehatan sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan teknik &2!(. b- 2iwayat Kesehatan "ahulu Kaji apakah klien pernah menderita penyakit sebelumnya dan kapan terjadi. 7iasanya klien memiliki riwayat penyakit gastrointestinal. c- 2iwayat kesehatan Keluarga Kaji apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa dengan klien, penyakit turunan maupun penyakit kronis. ungkin ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit gastrointestinal. . 2iwayat &sikologi 7iasanya klien mengalami perubahan emosi sebagai dampak dari tindakan pembedahan seperti cemas. #. 2iwayat !osial Kaji hubungan klien dengan keluarga, klien lain, dan tenaga kesehatan. 7iasanya klien tetap dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar. /. 2iwayat !piritual &andangan klien terhadap penyakitnya, dorongan semangat dan keyakinan klien akan kesembuhannya dan secara umum klien berdoa untuk kesembuhannya. 7iasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivitas akibat kelemahan dan nyeri luka post operasi. B. Kebiasaan seharihari &erbandingan kebiasaan di rumah dan di rumah sakit, apakah terjadi gangguan atau tidak. Kebiasaan seharihari yang perlu dikaji meliputi ' makan, minum, eliminasi 7uang
terganggu, 7<7 dan 7yeri utrisi Kurang dari kebutuhan tubuh b6d ketidakmampuan
pemasukan nutrisi, faktor biologis . 2isiko infeksi b6d imunitas tubuh menurun, terpasangnya alat invasif. . Kurang perawatan diri b6d kelemahan #. Kurang &engetahuan tentang penyakit, diet dan perawatannya b6d mis interpretasi informasi C. Ren'ana Ke#ea(atan
No
1
Diagnosa Ke#ea(atan >yeri akut b6d agen injuri fisik
T)&)an * Kiteia
Ren'ana
Hasil Ke#ea(atan !etelah dilakukan Mana&emen n+ei ,
4
Ketidakseimbangan !etelah dilakukan nutrisi kurang dari asuhan keperawatan kebutuhan tubuh L jam klien menunjukan status nutrisi adekuat dengan K+' 1- 77 stabil, 4- nilai laboratorium terkait normal, - tingkat energi adekuat, - masukan nutrisi adekuat
4- )ek riwayat alergi. - (entukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. - onitor ((C #- 7erikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul. /- Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping. Mana&emen N)tisi 1- Kaji adanya alergi makanan. 4- Kaji makanan yang disukai oleh klien. - Kolaborasi team giDi untuk penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan kebutuhan klien. -
Monito N)tisi 1- onitor 77 jika memungkinkan 4- onitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan. - ;adwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu klien makan. - onitor adanya mual muntah. #- onitor adanya gangguan dalam input makanan misalnya perdarahan, bengkak. /- onitor intake nutrisi dan kalori. B- onitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan. 2isiko infeksi b6d !etelah dilakukan Kontol in!e"si ' imunitas tubuh asuhan keperawatan 1- 7ersihkan lingkungan setelah menurun, prosedur L jam tidak dipakai pasien lain. invasive. terdapat faktor 4- 7atasi pengunjung bila perlu. risiko infeksi dan - =ntruksikan kepada pengunjung dg K+' untuk mencuci tangan saat 1- (idak ada tanda berkunjung dan sesudahnya. tanda infeksi - *unakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan. #- Gakukan cuci tangan sebelum dan 17
sesudah tindakan keperawatan. /- *unakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung. B- &ertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat. J- Gakukan dresing infus dan dan kateter setiap hari !esuai indikasi 3- (ingkatkan intake nutrisi dan cairan 10- 7erikan antibiotik sesuai program.
!indrom defisit self !etelah dilakukan care b.d kelemahan askep ...... jam <"Gs terpenuhi dg K+' 1- Klien bersih, tidak bau 4- Kebutuhan seharihari terpenuhi
18
Pote"si tea-a# in!e"si 1- onitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. 4- onitor hitung granulosit dan 97). - onitor kerentanan terhadap infeksi. - &ertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. #- =nspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas. /-
#
Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan kognitif keluarga
!etelah dilakukan askep L jam pengetahuan keluarga klien meningkat dg K+' 1- Keluarga menjelaskan tentang penyakit, perlunya pengobatan dan memahami perawatan 4- Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat dilakukan tindakan
10- 7eri reinforcement atas upaya dan keberhasilan dalam melakukan self care Menga&a"an #oses #en+a"it 1- Kaji pengetahuan keluarga tentang proses penyakit 4- ;elaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda gejala penyakit - 7eri gambaran tentaang tanda gejala penyakit kalau memungkinkan - =dentifikasi penyebab penyakit #- 7erikan informasi pada keluarga tentang keadaan pasien, komplikasi penyakit. /- "iskusikan tentang pilihan therapy pada keluarga dan rasional therapy yang diberikan. B- 7erikan dukungan pada keluarga untuk memilih atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik. J- ;elaskan pada keluarga tentang persiapan 6 tindakan yang akan dilakukan
O
DAFTAR PUSTAKA
&rice <. !ylvia, lorraine 9ilson. 400#. Patofisiologi konsep-konsep klinis proses proses penyakit, edisi 6, olume !. ;akarta ' E*) !meltDer, ). ! : 7are, *. 7. 400/. Buku Ajar "eperawatan #edikal Bedah. ;akarta ' E*) 9ilkinson, ;udith . ancy 2. 401. Buku $aku Diagnosisi "eperawatan, %disi &. ;akarta ' E*)
20