LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA DI RUANG POLI ANAK RSUP DR. KARIADI SEMARANG
DISUSUN OLEH :
WANDA WANDA DWISETIA DWI SETIA ARDIANA P.17420113077
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2015
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA
A. DEFINISI
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang dan s istem limpatik (ong, 2000). Leukemia adalah keganasan organ pembuat darah, sehingga sumsum tulang didominasi oleh limfoblas yang abnormal. Leukemia limfoblastik akut adalah keganasan yang sering ditemukan pada masa anak-anak (2!-"0# dari seluruh keganasan pada anak), anak laki lebih sering ditemukan dari pada anak perempuan, dan terbanyak pada anak usia "-$ tahun. %aktor risiko ter&adi leukimia adalah faktor kelainan kromosom, bahan kimia, radiasi faktor hormonal,infeksi virus (Ribera, 200'). Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). ifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. uga ter&adi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, gin&al dan kulit. B. KLASIFIKASI 1. Le!e"#$ %e&$'$ ""
e*ara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel asal yaitu + $. Le!e"#$ A!(
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia akut memiliki per&alanan klinis yang *epat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam $- bulan. 1. Le!e"#$ L#")*%#(#! A!( +LLA,
LL merupakan &enis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.
2.
Le!e"#$ M#e-*%#(#! A!( +LMA,
L merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. L merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering ter&adi. L atau Leukemia /onlimfositik kut (L/L) lebih sering ditemukan pada orang deasa (!#) dibandingkan anak-anak (1!#). ermulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai " bulan dengan durasi ge&ala yang singkat. ika tidak diobati, L/L fatal dalam " sampai bulan. . Le!e"#$ K'*/#!
Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau ter&adi karena keganasan hematologi. 1. Le!e"#$ L#")*%#(#! K'*/#% +LLK,
LL3 adalah suatu keganasan klonal limfosit 4 (&arang pada limfosit 5). er&alanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang ber&alan lambat dari limfosit ke*il yang berumur pan&ang. 2. Le!e"#$ G'$/-*%#(#!M#e-*%#(#! K'*/#! +LGKLMK,
L637L3 adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang. L637L3 men*akup 20# leukemia dan paling sering di&umpai pada orang deasa usia pertengahan ($0-!0 tahun). bnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada '0-'!# penderita L637L3. ebagian besar penderita L637L3 akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblas7promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel darah merah yang amat kurang. 2. Le!e"#$ L#")*-$%(#! A!( +LLA,
%4 (%ren*h-meri*an-4ritish) dibuat klasifikasi LL berdasarkan morfologik untuk lebih memudahkan pemakaiannya dalam klinik, antara lain sebagai berikut+ a. L-1 terdiri dari sel-sel limfoblas ke*il serupa dengan kromatin homogen, nu*leus umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit b. L-2 pada &enis ini sel limfoblas lebih besar tapi ukurannya bervariasi, kromatin lebih besar dengan satu atau lebih anak inti *. L-" terdiri dari sel limfoblas besar, homogeny dengan kromatin berbe*ak, banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan bervakuolisasi
. ETIOLOGI
1. 6enetik a. keturunan 1. danya enyimpangan 3romosom 8nsidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma 9on, sindroma 4loom, %an*oni:s nemia, sindroma 3leinfelter. 3elainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau ;-group 5risomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy. 2. audara kandung 9ilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-kasus leukemia akut ter&adi pada tahun pertama kelahiran.
bat-obatan a. 4ahan 3imia aparan kromis dari bahan kimia (misal + ben?en) dihubungkan dengan peningkatan insidensi leukemia akut b. >bat-obatan >bat-obatan anti neoplastik (misal + alkilator dan inhibitor topoisomere 88) dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan L. 3loramfenikol, fenilbuta?on, dan metho@ypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum tulang yang lambat laun men&adi L
D. PATOFISIOLOGI
3omponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (R4;) dan leukosit atau sel darah putih (4;) serta trombosit atau platelet. eluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. el batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya men&adi *ikal bakal sel yang terbagi sepan&ang &alur tunggal khusus. roses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan ter&adi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada pro@imal epifisis pada tulang-tulang yang pan&ang. LL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. 4iasanya di&umpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga hampir men&adi sel normal. 9era&at kementahannya merupakan petun&uk untuk menentukan7meramalkan kelan&utannya. ada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-kadang leukopenia (2!#). umlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit.
E. PATHWA
F. MANIFESTASI KLINIS
1. nemia+ mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada 2. noreksia, kehilangan berat badan, malaise ". /yeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanya ter&adi pada anak $. 9emam, banyak berkeringat pada malam hari(hipermetabolisme) !. 8nfeksi mulut, saluran napas, selulitis, atau sepsis. enyebab tersering adalah gramnegatif usus . erdarahan kulit, gusi, otak, saluran *erna, hematuria C.
G. KOMPLIKASI
1. erdarahan
2. 8nfeksi ". embentukan batu gin&al dan kolik gin&al. $. nemia !. asalah gastrointestinal.
H. A%$/ !ee'$$($/
1. engka&ian keperaatan a. 8dentitas b. Riayat 3esehatan 1)
2)
3eluhan Gtama + demam, lesu dan malas makan atau nafsu makan berkurang, pu*at (anemia) dan ke*enderungan ter&adi perdarahan. Riayat kesehatan sekarang, masa lalu, keluarga
") Riayat prenatal, intranatal, postnatal, riayat tumbuh kembang dan imunisasi $) ola ersepsi - mempertahankan kesehatan !) ola /urisi + nak sering mengalami penurunan nafsu makan, anore@ia, muntah, perubahan sensasi rasa, penurunan berat badan dan gangguan menelan, serta pharingitis. 9ari pemerksaan fisik ditemukan adanya distensi abdomen, penurunan boel sounds, pembesaran limfa, pembesaran hepar akibat invasi sel-sel darah putih yang berproliferasi se*ara abnormal, ikterus, stomatitis, ulserasi oal, dan adanya pmbesaran gusi (bisa men&adi indikasi terhadap a*ute monolyti* leukemia) ) ola Hliminasi + nak kadang mengalami diare, penegangan pada perianal, nyeri abdomen, dan ditemukan darah segar dan fae*es berarna ter, darah dalam urin, serta penurunan urin output. ada inspeksi didapatkan adanya abses perianal, serta adanya hematuria. C) ola 5idur dan 8strahat + nak memperlihatkan penurunan aktifitas dan lebih banyak aktu yang dihabiskan untuk tidur 7istrahat karena mudah mengalami kelelahan. ) ola 3ognitif dan ersepsi + nak penderita LL sering ditemukan mengalami penurunan kesadaran (somnolen*e) , iritabilits otot dan Asei?ure a*tivityB, adanya keluhan sakit kepala, disorientasi, karena sel darah putih yang abnormal berinfiltrasi ke susunan saraf pusat.
')
ola ekanisme 3oping dan tress + nak berada dalam kondisi yang lemah dengan pertahan tubuh yang sangat &elek. 9alam pengka&ian dapt ditemukan adanya depresi, ithdraal, *emas, takut, marah, dan iritabilitas. uga ditemukan peerubahan suasana hati, dan bingung.
10) ola eksual + ada pasien anak-anak pola seksual belum dapat dika&i 11) ola
2.986/> 3HHR5/ a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh b. 8ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia *. Resiko terhadap *edera+ perdarahan berhubungan dengan penurunan ¨ah trombosit d. Resiko tinggi kekurangan volume *airan berhubungan dengan mual dan muntah e. erubahan membran mukosa mulut+ stomatitis berhubungan dengan efek samping , agen kemoterapi f. erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis g. /yeri berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia h. 3erusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas i. erubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia
". RH/;/ 3HHR5/
N O 1
DIAGNOSA TUJUAN KEPERAWATAN K'#(e'#$ H$%#- : Resiko infeksi b.d 3lien bebas dari tanda menurunnya sistem pertahanan tubuh dan ge&ala infeksi • enun&ukkan kemampuan untuk • men*egah timbulnya infeksi umlah leukosit dalam batas normal enun&ukkan perilaku • hidup sehat
•
INTER6ENSI I/)e&(#*/ */('*- +K*/('*#/)e!%#,
4ersihkan
lingkungan
setelah dipakai pasien lain 8nstruksikan
pada
pengun&ung untuk men*u*i tangan saat berkun&ung dan setelah berkun&ung meninggalkan pasien I/)e&(#*/ P'*(e&(#*/ +'*(e!%# (e'$$ #/)e!%#,
onitor tanda dan ge&ala infeksi sistemik dan lokal
•
onitor hitung granulosit, 4;
•
onitor kerentanan terhadap infeksi
•
artahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
•
4erikan
peraatan
kuliat
pada area epidema •
8nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
•
8speksi kondisi luka 7 insisi bedah
•
2
8ntoleransi aktivitas b7d K'#(e'#$ H$%#- : E/e'89 M$/$8e"e/( 4erpartisipasi dalam >bservasi adanya pembatasan fatigue aktivitas fisik tanpa klien dalam melakukan disertai peningkatan aktivitas tekanan darah, nadi dan 9orong anak untuk RR. mengungkapkan perasaan ampu melakukan terhadap keterbatasan 3a&i adanya fa*tor yang aktivitas sehari hari (9Ls) se*ara mandiri menyebabkan kelelahan onitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi se*ara berlebihan onitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas onitor pola tidur dan lamanya tidur7istirahat pasien
"
Resiko terhadap *edera7perdarahan yang berhubungan dengan penurunan ¨ah trombosit
A&(##(9 Te'$9 3olaborasikan dengan 5enaga Rehabilitasi edik dalammeren*anakan progran terapi yang tepat. 4antu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan 4antu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan so*ial 4antu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan 4antu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek 4antu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai 4antu klien untuk membuat &adal latihan diaktu luang 4antu pasien7keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas ediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas 4antu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan onitor respon fisik, emoi, so*ial dan spiritual 5u&uan + klien tidak 6unakan semua tindakan menun&ukkan bukti-bukti untuk men*egah perdarahan khususnya pada daerah perdarahan ekimosis ;egah ulserasi oral dan re*tal 6unakan &arum yang ke*il
pada saat melakukan in&eksi
enggunakan sikat gigi yang
$
lunak dan lembut Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi *epat, dan pu*at)
3olaborasikan
pemberian
*airan 8= •
onitor status nutrisi
•
4erikan *airan 8= pada suhu ruangan
•
9orong masukan oral
•
4erikan
penggantian
nesogatrik sesuai output •
9orong
keluarga
untuk
membantu pasien makan •
5aarkan sna*k ( &us buah, buah segar )
•
3olaborasi dokter &ika tanda *airan berlebih meburuk
•
mun*ul
tur kemungkinan tranfusi
•
!
erubahan membran mukosa mulut + stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi
K'#(e'#$ H$%#- : 3etidakseimbangan danya peningkatan berat nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b7d badan sesuai dengan pembatasan *airan, diit, tu&uan dan hilangnya protein 4erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan ampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 5idak ada tanda tanda malnutrisi 5idak ter&adi penurunan berat badan yang berarti
ersiapan untuk tranfusi
8nspeksi mulut setiap hari 5u&uan + pasien tidak mengalami mukositis untuk adanya ulkus oral oral 6unakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator beru&ung kapas, atau &ari yang dibalut kasa 4erikan pen*u*ian mulut yang sering dengan *airan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat 6unakan pelembab bibir
N('#(#*/ M$/$8e"e/( 3a&i adanya alergi makanan 3olaborasi dengan ahli gi?i untuk menentukan ¨ah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. n&urkan pasien untuk meningkatkan intake %e n&urkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin ; 4erikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gi?i) onitor ¨ah nutrisi dan kandungan kalori 4erikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 3a&i kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan N('#(#*/ M*/#(*'#/8 44 pasien dalam batas normal onitor adanya penurunan berat badan onitor tipe dan ¨ah aktivitas yang biasa dilakukan onitor interaksi anak atau orangtua selama makan onitor lingkungan selama makan adalkan pengobatan dan tindakan tidak selama &am makan onitor kulit kering dan perubahan pigmentasi onitor turgor kulit onitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah onitor mual dan muntah onitor kadar albumin, total protein,
;atat
&ika lidah magenta, s*arlet
C
berarna
P$#/ M$/$8e"e/( /yeri b.d efek fisiologis K'#(e'#$ H$%#- : ampu mengontrol nyeri dari leukemia Lakukan pengka&ian nyeri (tahu penyebab nyeri, se*ara komprehensif mampu menggunakan termasuk lokasi, karakteristik, tehnik nonfarmakologi durasi, frekuensi, kualitas dan untuk mengurangi nyeri, faktor presipitasi men*ari bantuan) >bservasi reaksi nonverbal elaporkan baha nyeri dari ketidaknyamanan 6unakan teknik komunikasi berkurang dengan menggunakan terapeutik untuk mengetahui mana&emen nyeri pengalaman nyeri pasien ampu mengenali nyeri 3a&i kultur yang (skala, intensitas, mempengaruhi respon nyeri frekuensi dan tanda Hvaluasi pengalaman nyeri nyeri) masa lampau enyatakan rasa nyaman Hvaluasi bersama pasien setelah nyeri berkurang dan tim kesehatan lain 5anda vital dalam rentang tentang ketidakefektifan normal kontrol nyeri masa lampau 4antu pasien dan keluarga untuk men*ari dan menemukan dukungan 3ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pen*ahayaan dan kebisingan ilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) 3a&i tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi &arkan tentang teknik non farmakologi 4erikan analgetik untuk mengurangi nyeri Hvaluasi keefektifan kontrol nyeri 5ingkatkan istirahat 3olaborasikan dengan dokter
&ika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil onitor penerimaan pasien tentang mana&emen nyeri A/$-8e%#& A"#/#%('$(#*/ 5entukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan dera&at nyeri sebelum pemberian obat ;ek instruksi dokter tentang &enis obat, dosis, dan frekuensi ;ek riayat alergi
ilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu 5entukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri 5entukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal ilih rute pemberian se*ara 8=, 8 untuk pengobatan nyeri se*ara teratur onitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 4erikan analgesik tepat aktu terutama saat nyeri hebat Hvaluasi efektivitas analgesik, tanda dan ge&ala (efek samping)
3erusakan intergritas kulit b7d edema dan menurunnya tingkat aktivitas
K'#(e'#$ H$%#- : 8ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) 5idak ada luka7lesi pada kulit
P'e%%'e M$/$8e"e/( n&urkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
erfusi åan baik
obilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua &am enun&ukkan pemahaman dalam proses sekali onitor kulit akan adanya perbaikan kulit dan men*egah ter&adinya kemerahan sedera berulang >leskan lotion atau ampu melindungi kulit minyak7baby oil pada daerah dan mempertahankan yang tertekan kelembaban kulit dan onitor aktivitas dan peraatan alami mobilisasi pasien
'
erubahan
proses pasien atau keluarga 1) elaskan alasan setiap keluarga berhubungan menun&ukkan prosedur yang akan pengetahuan tentang dengan mempunyai anak dilakukan pda anak prosedur diagnostik atau 2) adalkan aktu agar yang menderita leukemia terapi keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff ") 4antu keluarga meren*anakan
masa
depan, khususnya dalam membantu anak men&alani kehidupan yang normal $) 9orong keluarga untuk mengespresikan perasaannya
mengenai
kehidupan anak sebelum diagnosa anak
dan
untuk
hidup !) 9iskusikan keluarga
prospek bertahan bersama bagaimana
mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan pengobatan kemungkinan tambahan )
terhadap dan terapi untuk
men&elaskan hal-hal yang tidak
sesuai
dengan
kenyataan yang ada
I. REFERENSI
hidayat, alimul a?is. 200. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. akarta + alemba edika. ong, 9onna L dkk. 200'. 4uku a&ar keperaatan pediatrik vol 2. akarta + H6; Fuliani rita, uriadi. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. akarta + erpustakaan /asional R8
http://arinkuu.blogspot.com/2012/06/leukemia-limfoblastik-akutall.html http://juwitazhewitha.blogspot.com/2014/02/makalah-dan-askepleukemia.html