BAB I PENDAHULUAN
Nematoda merupakan kelas cacing yang mempunyai jumlah spesies terbanyak di antara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. Infeksi nematoda di mata jarang terjadi namun tidak sedikit parasit kelas ini yang dapat ditemukan ditemukan di rongga dan bola mata, yang paling terkenal adalah Loa loa yang mengakibatkan loias loiasis is atau atau loai loaiasi asiss atau atau calabar calabar swelling. swelling. Meskipun Meskipun vektor yang membawa membawa cacing ini sejauh ini terbatas hanya ditemukan di hutan hujan Afrika, namun deng dengan an sema semaki kin n bany banyak akny nyaa perg perger erak akan an manu manusi siaa dari dari dan dan ke daer daerah ah itu itu memungkinkan meningkatnya risiko penyebaran atau penemuan penyakit ini di negara lain, tak terkecuali Indonesia. ,! "erikut adalah tinjauan pustaka yang akan membahas penyakit loiasis.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Nematoda merupakan kelas cacing yang mempunyai jumlah spesies terbanyak di antara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. #acing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit $host parasite relationship%. "esar dan panjang cacing nematoda beragam& ada yang panjangnya beberapa milimeter, ada pula yang melebihi satu meter. Nematoda mempunyai kepala, ekor, dinding, rongga badan dan alat-alat lain yang agak lengkap, dengan sistem pencernaan, ekskresi dan reproduksi yang biasanya terpisah. 'ada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang vivipar dan yang berkembang biak secara partenogenesis. #acing dewasa tidak bertambah banyak di dalam badan manusia. (eekor cacing betina dapat mengeluarkan telur atau larva sebanyak !) sampai !)).))) butir sehari. *elur atau larva tersebut dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. +arva biasanya mengalami pertumbuhan diikuti pergantian kulit. "entuk infektif dapat memasuki badan manusia dengan berbagai cara. Ada yang masuk secara aktif, ada pula yang tertelan atau masuk melalui gigitan vektor. alam 'arasitologi edokteran, nematoda dibagi menjadi nematoda usus yang hidup di rongga usus dan nematoda jaringan yang hidup di jaringan berbagai alat tubuh. *erdapat banyak nematoda jaringan yang dapat menginfeksi mata, namun yang paling terkenal adalah Loa loa yang mengakibatkan loiasis. !
2
A. Definisi dan Etiologi +oiasis adalah penyakit infeksi parasit pada kulit dan mata yang disebabkan
oleh cacing Loa loa yang ditransmisikan oleh vektor lalat dari genus Chrysops, yang dikenal juga sebagai lalat mangga $Chrysops dimidiata% dan lalat rusa $Chrysops silacea% $ambar %. Loa loa juga dikenal sebagai cacing mata Afrika karena manifestasi klinis spesifik infeksinya adalah migrasi cacing dewasa ini di bawah konjungtiva mata dari individu yang terkena. +alat vektor parasit menggigit di siang hari dan gigitannya dikenal sangat menyakitkan karena lalat ini harus merobek kulit untuk meminum darah. 'anjang lalat ini berkisar antara / 0 !) milimeter.,1,/ 'enyakit ini dikenal juga sebagai loaiasis, loa loa filariasis, calabar swelling, atau tropical swelling.2
ambar . #acing Loa loa dan vektor penular loiasis, lalat genus Chrysops.
B. Epidemiologi dan Penyebaan !eogafis +oiasis umumnya tidak dikenal diluar daerah endemiknya, yang merupakan
daerah lalat C. silacea dan C. dimidiata yang mempunyai tempat perindukan di hutan hujan dengan kelembaban tinggi. +alat-lalat ini menyerang manusia yang sering masuk hutan, sehingga penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pria dewasa. +oiasis pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-3 pada seorang budak asal ongo yang dibawa ke Amerika. 'enyakit ini kemudian menghilang di
3
Amerika pada akhir masa perbudakan dan saat ini hanya terdapat secara eksklusif di Afrika dimana penyakit ini terpusat pada area hutan hujan lebat di Afrika tengah. "eberapa daerah asal penyakit ini meliputi Nigeria, amerun, dan (udan (elatan.!,1,3 "erdasarkan
survei
terbaru
yang
dilakukan African
Program
for
Onchocerciasis Control $A'4#%, penyakit ini ditemukan dengan prevalensi yang tinggi pada dua area pusat yang luas& pusat di barat meliputi tenggara Nigeria, selatan amerun, abon, barat ongo, daratan pesisir Angola, 5epublik emokratik ongo $5%, barat dari 5epublik Afrika *engah $5A*% dan selatan #had. *itik pusat di timur meliputi wilayah timur 5A*, selatan dari (udan (elatan dan timur laut 5. Area dengan prevalensi rendah terbentang dari barat daya "enin sampai barat dari 6tiopia dan dari utara Angola sampai wilayah pusat #had $ambar !%. 'ada area-area endemis ini terdapat wilayah dengan hutan hujan lebat dimana terdapat biotop yang mendukung perkembangan vektor penyakit ini yaitu lalat Chrysop. Meskipun begitu, ada beberapa daerah di 7ona savana dengan deretan pepohonannya dimana terdapat prevalensi loiasis yang sangat tinggi. 8al ini diduga dikarenakan timbulnya penyakit ini di daerah tersebut masih tergolong baru sehingga orang-orang yang tinggal di daerah ini tidak memiliki pertahanan imun yang sama dengan orang-orang yang tinggal di daerah dengan hutan hujan yang lebat.1,3
4
ambar !. istribusi geografis Loa loa di Afrika. ". #ofologi dan Da$ Hid$p #acing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, yang betina berukuran /) 0
9) : ),/ mm dan yang jantan berukuran 2) 0 21 : ),2/ 0 ),12 mm. Mikrofilaria $ambar 2% mempunyai sarung berukuran !/) 0 2)) mikron : 3,;/ mikron, dapat ditemukan dalam urin, dahak dan kadang-kadang ditemukan dalam cairan sumsum tulang belakang. !
5
ambar 2. Mikrofilaria L. loa dalam pewarnaan iemsa di bawah mikroskop
aur hidup cacing ini terbagi dua yaitu pada vektor lalat dan pada hospes definitif berupa manusia $ambar 1%. Mikrofilaria L. Loa diingesti Chrysop betina saat menghisap darah dari manusia yang terinfeksi. Mikrofilaria ini kemudian menembus membran peritrofik dan dinding saluran cerna untuk mencapai hemokel lalat tersebut, terutama pada jaringan lemak di perut.
6
dewasa. #acing dewasa ini kemudian berjalan di bawah kulit ke arah jaringan ikat yang lebih dalam atau ke arah konjungtiva mata. #acing betina kemudian mengeluarkan mikrofilaria yang akan beredar dalam darah pada siang hari $diurna%. 'ada malam hari mikrofilaria tersebut berada dalam pembuluh darah paru. =ika lalat lain menggigit pada siang hari, maka mikrofilaria yang beredar di darah akan kembali terhisap oleh lalat dan siklusnya pun berlanjut. 1
ambar 1. aur hidup cacing L. loa.
D. Patologi dan !e%ala Klinis #acing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria
yang beredar di dalam darah seringkali tidak menimbulkan gejala. #acing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan seringkali menimbulkan gangguan bila melewati konjungtiva mata berupa iritasi pada mata, mata sembab, sakit mata, dan pelupuk mata menjadi bengkak sehingga mengganggu penglihatan $ambar /%.
7
'ada saat-saat tertentu penderita menjadi hipersensitif terhadap antigen atau lisisnya mikrofilaria yang dikeluarkan oleh cacing dewasa ini dan akan menyebabkan reaksi radang yang bersifat temporer. elainan khas ini dikenal dengan calabar swelling atau fugitive $ambar 3%. 6dem jaringan yang tidak sakit dan bersifat non-pitting ini sering terjadi di tangan atau lengan dan sekitarnya. *imbulnya secara spontan dan menghilang setelah beberapa hari atau minggu sebagai respon hipersensitifitas hospes terhadap parasit.!,1 'erlu diingat bahwa jarak antara penularan vektor sampai munculnya manifestasi klinis dapat memakan waktu paling cepat ! bulan sampai bahkan belasan tahun, dimana pada sebuah kasus jarak terlama yang dilaporkan adalah / tahun. 'enyakit ini menjadi berbahaya bila cacing dewasa kemudian bermigrasi dan masuk ke otak dan selaputnya sehingga menyebabkan meningitis atau ensefalitis atau gabungan keduanya.!,9
8
ambar /. #acing dewasa pada mata yang mengakibatkan injeksi di kornea.
ambar 3. ambaran calabar swelling . E. Diagnosis iagnosis dari penyakit ini umumnya mudah namun menantang dikarenakan
sebagian besar penderita bersifat asimtomatik, amikrofilaremik, atau tidak memiliki riwayat jelas pernah digigit oleh vektor penular. 'enegakan awalnya harus dilakukan dengan anamnesis gejala yang sesuai dan diperkuat dengan
9
riwayat bepergian ke daerah endemik. (ecara klinis, pasien umumnya datang dengan calabar swelling yang gatal, adanya keluhan sesuatu yang bergerak di permukaan
bola
mata
pasien,
atau
ditemukannya
cacing
di
jaringan
subkonjungtiva mata atau di jaringan subkutan baik dengan atau tanpa tindakan pembedahan.1 'emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah melakukan funduskopi untuk melihat apakah terjadi komplikasi ke retina atau bagian lain dari mata. 'engambilan darah tepi untuk pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan siang hari saat mikrofilaria beredar di pembuluh darah sistemik. iagnosis dapat ditegakan jika didapatkan gambaran mikrofilaria secara mikroskopis pada pewarnaan iemsa $ambar 2%. 'emeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
serologis
untuk
mendeteksi
adanya
imunoglobulin
spesifik
antiparasit L. loa dengan teknik enzym-lined immunosorbent assays $6+I(A%. 1,/ &. Tatala'sana 'rinsip penatalaksanaan loiasis dibagi menjadi dua, yaitu secara medikamentosa dan operatif. *erdapat tiga agen antihelmintes utama yang biasanya digunakan dalam pengobatan loiasis, yaitu diethylcarbama7ine $6#%, Ivermectin $I>M% dan albenda7ole $A+"%. iantara ketiganya hanya 6# yang bersifat makrofilarisidal dan dapat dianggap sebagai terapi definitif pada kasuskasus loiasis. 'ada )-!/? kasus harus dilakukan lebih dari satu course pengobatan dengan 6# untuk mencapai penyembuhan menyeluruh. *atalaksana dengan 6# juga menurunkan mikrofilaremia dengan cepat. *erapi dengan A+" dosis !)) mg dua kali sehari selama ! hari diteliti dapat memiliki efek embriotoksik bagi L. loa dan bahkan makrofilarisidal. 'emberian I>M single dose $/) @gkg% menurunkan mikrofilaremia sebesar 9) 0 ;) ? dalam 2 hari
10
pertama. (elain efeknya pada parasit, I>M juga mempunyai efek menguntungkan lain pada manifestasi klinis loiasis, dan nampak mencegah timbulnya calabar swelling berulang selama beberapa bulan. Namun kita harus menggarisbawahi bahwa pemilihan terapi ini bergantung pada densitas mikrofilarial pasien, dengan memeriksa sediaan mikroskopis apusan darah tepi $/) @+% dengan pewarnaan iemsa yang diambil pada siang hari antara pukul ).)) pagi sampai 3.)) sore. 'erlu diingat bahwa 6# dan I>M memiliki efek ensefalopati yang fatal bila diberikan pada pasien yang memiliki densitas B 2).))) 0 /).))) mfm+ darah. angguan fungsional tanpa perubahan kesadaran dapat terjadi pada pemberian 6# pasien dengan densitas B !))) mfm+, atau pemberian I>M pada pasien dengan densitas di atas ;))) mfm+. 'enggunaan A+" pada pasien loiasis umumnya bersifat aman. Cntuk itu, pedoman berikut dapat digunakan dalam administrasi antihelmintes pasien loiasis&/,9 . 6# dapat diberikan pada pasien dengan densitas mikrofilarial di bawah !))) mfm+. 'emberian pertama selama 2-1 minggu dan mulai dengan dosis rendah $2 atau 3 mghari jika mf ada di darah, atau /) mghari jika pasien amikrofilaremik% yang dibagi ke ! sampai 2 kali pemberian. osis digandakan setiap hari sampai 1)) mghari $atau ;-) mgkghari% ! sampai 2 kali pemberian. =ika pasien tidak sensitif dengan 6#, diberikan A+" $!)) mg dua kali sehari selama ! hari%. !. I>M $dosis tunggal /) @gkg% direkomendasikan pada pasien dengan densitas mikrofilarial antara !))) 0 ;))) mfm+, dan dapat diulang dengan interval -2 bulan. I>M juga dapat diberikan pada densitas ;))) 0 2).))) mfm+ namun pasien harus dirawat inap selama 2 hari pertama dan
11
diobservasi ketat, atau dengan pemberian A+" $!)) mg dua kali sehari selama ! hari% untuk menurunkan mikrofilaremia. 2. A+" disarankan sebagai tatalaksana paling efisien pada pasien dengan densitas di atas 2).))) mfm+. 6fek samping pemberian obat-obatan iniDwalaupun dengan densitas mikrofilaria
yang rendahDtermasuk
gatal,
nyeri persendian,
ensefalitis,
perdarahan retina, dan bahkan kematian./ 'rinsip kedua adalah pembedahan dengan melakukan ekstraksi cacing dewasa dari jaringan subkonjungtiva atau subkutis. #ara ini paling baik dilakukan jika cacing sudah dalam bentuk dewasa dan terletak superfisial serta mudah dijangkau, namun kurang efektif karena hanya menghilangkan satu dari kemungkinan banyak cacing lain di bagian tubuh lain. / !. Pognosis dan Pen(ega)an 'rognosis pada kasus ini bergantung pada letak cacing dan pemilihan terapi yang sesuai dengan keadaan pasien. Cmumnya penyakit ini tidak mengancam nyawa, kecuali cacing dewasanya masuk dan menginfeksi jaringan selaput otak atau otak itu sendiri. ari segi penglihatan, penyakit ini jarang mengakibatkan penurunan penglihatan yang irreversibel, kecuali pada kasus-kasus langka dimana terjadi gangguan pada mata bagian dalam. eberhasilan terapi bergantung pada pemilihan terapi yang tepat dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi./ 'encegahan utama dalam kasus ini adalah menghindari tempat endemik dimana aktivitas vektor diketahui banyak terjadi. (elain itu juga dengan menghindari gigitan dari vektor itu sendiri, dengan cara kontrol vektor maupun memakai perlindungan yang memadai terutama pada siang hari. (ejauh ini tidak ditemukan vaksin untuk mencegah munculnya penyakit ini, namun dengan
12
pemberian kemoprofilaksis 2)) mg 6# setiap minggu dapat mencegah terjadinya loiasis.1
13
BAB III PENUTUP
ari banyaknya cacing yang dapat menginfeksi mata, yang paling terkenal adalah Loa loa. +oiasis adalah penyakit infeksi parasit pada kulit dan mata yang disebabkan oleh cacing Loa loa yang ditransmisikan oleh vektor lalat dari genus Chrysops. 'enyakit ini terdapat secara eksklusif di Afrika, dan umumnya mengenai orang-orang yang sering keluar masuk hutan hujan. Manifestasi klinis khas berupa ditemukannya cacing dewasa di subkonjungtiva atau subkutis dan calabar swelling dapat muncul dalam jangka waktu paling cepat dua bulan sampai belasan tahun dari penularan pertama oleh vektor. iagnosis ditegakan dengan anamnesa keluhan dan riwayat berkunjung ke daerah endemik, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah sampai serologi. *erapi yang diberikan dapat berupa medikamentosa dengan memilih di antara tiga obat antihelmintes sesuai densitas mikrofilaria, serta pembedahan. 'rognosis penyakit ini bergantung dengan letak cacing dewasa dan pemilihan obat yang tepat. 'encegahan paling utama adalah menghindari gigitan vektor dan dapat juga dengan kemoprofilaksis dengan regimen 6# 2)) mg per minggu.
14
DA&TA* PUSTAKA
. 4tranto , 6berhard M+. Eoonotic helminths affecting the human eye. 'arasit >ectors. !)F1&1. !. Anonimus. "uku ajar parasitologi kedokteran edisi keempat. =akarta& (taf 'engajar epartemen 'arasitologi <CI. !). 2. =ames G, "erger *. AndrewsH diseases of the skin& clinical dermatology !th edition. (aunders 6lsevier. !)3. 1. yapong =, "oatin ". Neglected tropical diseases - sub-saharan africa. (wit7erland& (pringer International 'ublishing. !)3. /. "aucom 8", "erry-#aban #(, #arlton , "eaman +A. !)2. 4cular loiasis in a C( soldier. *rop Med (urg. !)2F&2. 3. Eoure 8 et al. *he geographic distribution of +oa loa in Africa& results of large-scale implementation of the 5apid Assessment 'rocedure for +oiasis
7.
$5A'+4A%. '+o( Negl *rop is. !)F/&e!). "oussines M. +oiasis& new epidemiologic insights and proposed treatment strategy. =ournal of *ravel Medicine. !)!FJ&2.
15