UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, TARAF KESUKARAN, DAYA BEDA DAN EFEKTIFITAS PENGECOH TES PILIHAN GANDA
UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, TARAF KESUKARAN, DAYA BEDA DAN EFEKTIFITAS PENGECOH TES PILIHAN GANDA
KEBERFUNGSIAN PENGECOH
Menganalisis fungsi pengecoh (dictractor) dikenal dengan istilah menganalisis pola penyebaran penyebaran jawaban jawaban butir soal soal pada soal bentuk pilihan ganda. ganda. Pola yang yang didaat adalah dengan dengan cara menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban butir soal atau yang tidak memilih pilihan manapun manapun (blangko). Pola penyebaran penyebaran jawaban butir soal dapat dapat ditentukan apakah pengecoh tersebut berfungsi dengan baik ataukan tidak daoat berfungsi sama sekali. Distraktor dapat berfungsi dengan baik jika 5% paling sedikit dipilih oleh pengikut tes. Berikut adalah cara menganalisis pengecoh: a) diterima karena sudah baik; b) Ditolah karena tidak baik; c) Ditulis kembali, karena kurang baik. Contoh: Pilihan A B Jawaban Kelompok 5 7 Atas Kelompok 8 8 Bawah Jumlah 13 15 O = Omitted (tidakmenjawab)
C
D
E
O
Jumlah
15
3
3
0
33
6
5
7
3
37
21
8
10
3
70
C* = kunci jawaban Pengecoh = A: 13/70 x 100% > 5% , berfungsi B: 15/70 x 100% > 5%, berfungsi D: 8/70 x 100% > 5%, berfungsi E: 10/70 x 100% > 5%, berfungsi Untuk tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban P = 0.8 dilihat dari segi Ometted (o) sebuah butr soal dikatakan baik jika presentase o nya < 10% Dilihat dari konstruksi butir soal terdiri dari dua bagian, yaitu pokok soal alternatif jawaban. Alternatif jawaban juga terdiri dari dua bagian, yaitu kunci tingkat rendah kemampuan peserta tes semakin banyak pengecoh atau makin tinggi tingkat kemampuan peserta akan semakin sedikit memilih pengecoh. Hal demikian dapat ditunjukkan dengan adanya korelasi yang tinggi, rendah atau negatif pada hasil analisis. Apabila proporsi peserta tes yang menjawab dengan salah atau memilih pengecoh kurang dari 0.025 maka pengecoh tersebut harus direvisi. Apabila oengecoh dictolak atau tidak ada yang memilih atau proporsi 0.00. Selain memperhatikan fungsi daya
tarik untuk dipilih oleh peserta tes, pengecoh soal juga perlu memperhatikan daya beda (koefisien korelasi) yang ditunjukkan oleh masing-masing alternatif jawaban. Setiap pengecoh diharapkan diharapkan memiliki daya beda beda negatif, artinya suatu pengecoh diharapkan lebih
sedikit dipilih oleh kelompok tinggi dibandingkan dengan kelompok bawah. Atau daya beda pengecoh tidak lebih besar dari daya beda kunci jawaban setiap butir soal. Menurut Depdikbud (1997) untuk menilai pengecoh (distraktor) dari masing-masing butir soal dapat dikategorikan sebagai berikut: Berikut adalah klasifikasi distraktor butir soal: Kategori Distaktor Baik Revisi Tidak Baik/Tolak