c Dalam dunia usaha, modal merupakan sesuatu yang penting. Modal tersebut dapat bersifat material, atau immaterial ( , , dan sebagainya). Untuk memenuhi kebutuhan modal, seorang pengusaha bisa menggunakan modal sendiri atau meminjam kepada pihak lain seperti bank dengan akad . Untuk melakukan pinjaman tersebut biasanya diperlukan beberapa syarat, di antaranya kelayakan usaha, adanya kepercayaan (), dan adanya jaminan. Berkaitan dengan jaminan ini, dapat dibedakan dalam jaminan perorangan ( ) dan jaminan kebendaan. Jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang yang memberikan hutang/ ( ) dengan seorang pihak ketiga sebagai penjamin ( ) yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si berhutang/ ( ). Jaminan ini bahkan dapat diadakan di luar atau tanpa sepengetahuan si berhutang tersebut ( ). Sedangkan jaminan kebendaan dapat diadakan antara (pemberi hutang) dengan nya (Peminjam), tetapi juga dapat diadakan antara dengan seorang pihak ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si berhutang ( ). Soal jaminan, sebagaimana tersebut di atas, di dalam ajaran Islam dikenal dengan konsep yang termasuk juga di dalam jenis (tanggungan). Metodologi penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data sekunder, teknik pengumpulan data studi kepustakaan ( ), instrumen penelitian yaitu ,
! Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Apakah pengertian 2. Apakah landasan hukum 3. Bagaimanakah rukun dan syarat 4. Macam-macam 5. Bagaimanakah pelaksanaan 6. Bagaimanakah kebolehan dan batas tanggung jawab penanggung 7. Bagaimanakah pembayaran (orang yang menjamin) 8. Termasuk ke dalam jenis golongan apakah aqad 9. Bagaimanakah aplikasi dalam Perbankan Syariah
" #$ Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari penulisan, yaitu: 1. Mengetahui arti 2. Mengetahui landasan hukum 3. Mengetahui rukun dan syarat 4. Mengetahui macam-macam 5. Mengetahui pelaksanaan 6. Mengetahui kebolehan dan batas tanggung jawab penanggung 7. Mengetahui pembayaran (orang yang menjamin) 8. Mengetahui termasuk golongan manakah jenis aqad 9. Mengetahui aplikasi dalam Perbankan Syariah
% menurut bahasa berarti (jaminan), (beban), dan (tanggungan). Secara istilah, sebagaimana yang dinyatakan para ulama fikih selain Hanafi, bahwa adalah, "Menggabungkan dua tanggungan dalam permintaan dan hutang´. Definisi lain adalah, "Jaminan yang diberikan oleh penanggung ( ) kepada pihak ketiga²pihak yang memberikan hutang/ ²( ) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua² pihak yang berhutang/ ²atau yang ditanggung ( )´. Dengan kata lain, adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung ( ) kepada pihak ketiga²yang menerima jaminan²( ) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua²pihak yang dijamin ( ). Pada asalnya, adalah padanan dari , yang berarti penjaminan sebagaimana tersebut di atas. Namun dalam perkembangannya, identik dengan ( , jaminan diri), sedangkan identik dengan jaminan yang berbentuk barang/harta benda. Konsep ini agak berbeda dengan konsep yang juga bermakna barang jaminan, namun barang jaminannya dari orang yang berhutang (dirinya sendiri). Ulama madzhab fikih membolehkan kedua jenis kafalah tersebut, baik diri maupun barang. & ÷ ÷÷ ÷ Dasar hukum untuk akad kafalah ini dapat dilihat di dalam al-Qur¶an dan as-Sunnah, sebagai berikut: 1. Al-Qur'an Dalam al-Qur¶an surat Yusuf (12): 66, Nabi Ya'kub berkata: Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikun kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kembali kepadaku
Selanjutnya pada ayat 72 surat yang sama Allah SWT. berfirman: "Penyeru-penyeru itu berkata "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." 2. As-Sunnah Jabir bin Abdullah ra. Berkata:
˸Ϧϣ˶ ˸ϢϜ˵ Β˶ Σ ˶ Ύ˴λ ϰ˴Ϡϋ ˴ ˸Ϟϫ˴ ϝ ˴ Ύ˴Ϙϓ˴ Ύ˴Ϭ˸ϴϠ˴ϋ ˴ ϲ ˴ Ϡ˶˷μ ˴ ϴ˵ϟ˶ Γ˳ ί˴ Ύ˴ϨΠ ˴ Α˶ ϲ ˴ Η˶ ˵ Ϣ˴ Ϡ͉γ ˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡλ ˴ ϲ ͉ Β˶ Ϩ͉ϟ ϥ ͉ ˴ Ύ˴ϳ ϲ ͉ Ϡ˴ϋ ˴ Ύ˴Ϥϫ˵ :Γ˴ Ω˴ Ύ˴Θϗ˴ ˸ϮΑ˵˴ ϝ ˴ Ύ˴Ϙϓ˴ ˬ˸ϢϜ˵ Β˶Σ ˶ Ύ˴λ ϰ˴Ϡϋ ˴ ˸ϮϠ͊λ ˴ :ϝ ˴ Ύ˴Ϙϓ˴ ˬ˶ϥ˴έΎ˴Ϩ˸ϳΩ˶ ˸Ϣό˴ ϧ˴ :˸Ϯϟ˵Ύ˴Ϙϓ˴ ˮ˳Ϧ˸ϳΩ˴ Ϣ˴ Ϡ͉γ ˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ ˴ Ϳ ˵ ϰ͉Ϡλ ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ ˴ ϰ͉Ϡμ ˴ ϓ˴ ϝ ˴ Ύ˴ϗ ˬ˶Ϳ ϝ ˴ ˸Ϯγ ˵ έ˷ Kepada Nabi Saw. pernah didatangkan sesosok jenazah agar beliau menshalatkannya. Lalu beliau bertanya, ³Apakah ia punya hutang?´ Para Sahabat berkata, ³Benar, dua dinar.´ Beliau bersabda, ³Shalatkan teman kalian!´ Kemudian Abu Qatadah berkata, ³Keduanya (dua dinar itu) menjadi kewajibanku, ya Rasulullah.´ Nabi saw. pun lalu menshalatkannya (HR Ahmad, Abu Dawud, anNasa¶i dan al-Hakim). Imam al-Bukhari meriwayatkan hadis ini dari Salamah bin al-Akwa¶ dan disebutkan bahwa utangnya tiga dinar. Di dalam riwayat Ibn Majah dari Abu Qatadah, ia ketika itu berkata, ³* (Aku yang menanggungnya).´ Di dalam riwayat al-Hakim dari Jabir di atas terdapat tambahan sesudahnya: Nabi bersabda kepada Abu Qatadah, ³Keduanya menjadi kewajibanmu dan di dalam hartamu sedangkan mayit tersebut terbebas?´ Abu Qatadah menjawab, ³Benar.´ Lalu Nabi saw. menshalatkannya. Saat bertemu Abu Qatadah Rasul saw. bertanya, ³Apa yang telah dilakukan oleh dua dinar?´ Akhirnya Abu Qatadah berkata, ³Aku telah membayar keduanya, ya Rasulullah.´ Nabi saw. bersabda, ³Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya.´ (HR al-Hakim). Rasulullah SAW. bersabda: "Hutang itu harus ditunaikan, dan orang yang menanggung itu harus membayarnya." (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi dan dishakhihkan oleh Ibnu Hibban).
" & %' ÷ ÷÷ ÷
Adapun rukun sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa lileratur fikih terdiri atas:
1.Y Pihak penjamin/penanggung p dengan syarat (dewasa), berakal
2.Y 3.Y
4.Y
5.Y
sehat, berhak penuh melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya, dan rela p dengan tanggungan tersebut. Pihak yang berhutang/yang dijaminp dengan syarat sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin dan dikenal oleh penjamin. Pihak yang berpiutang/yang menerima jaminan p dengan syarat diketahui identitasnya, dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa, dan berakal sehat. wbyek jaminan p merupakan tanggungan pihak/orang yang berhutang p baik berupa utang, benda, orang maupun pekerjaan, bisa dilaksanakan oleh pejamin, harus merupakan piutang mengikat p yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan, harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya, tidak bertentangan dengan syari'ah (diharamkan). Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz ijab dan kabul itu berarti menjamin.
( )* ) ÷ ÷÷ ÷ M. Syafi'i Antonio memberikan penjelasan tentang pembagian kafalah sebagai berikut: 1. , adalah jaminan diri ( ) dari si penjamin ( ). Sebagai contoh, dalam praktik perbankan untuk bentuk adalah seorang nasabah yang mendapat pembiayaan (murabahah) dengan jaminan nama baik seorang tokoh/pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang barang apa pun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan. 2. ( harta) adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh penjamin/ dengan pembayaran (pemenuhan) berupa harta atau pelunasan hutang orang lain. Sebagai contoh jaminan pelunasan hutang si mayit oleh Abu qatadah ( ). 3. , adalah jaminan yang diberikan untuk menjamin pengembalian barang sewaan pada saat masa sewanya berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk keperluan nasabahnya (yang dijamin) dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan penyewaan (penerima jaminan). Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposito/tabungan, dan pihak bank diperbolehkan memungut uang biaya administrasi kepada nasabah tersebut (yang dijamin oleh bank).
4. adalah jaminan yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu dan untuk tujuan/kepentingan tertentu. Dalam dunia perbankan, kafalah model ini dikenal dengan bentuk (jaminan prestasi). 5. , Bentuk ini merupakan penyederhanaan dari , di mana jaminan dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan tujuan tertentu pula. + ÷ ÷÷ ÷ Kafalah dapat dilaksanakan dengan tiga bentuk, yaitu, ° p ° p dan ° ( ).
a.Y ° atau adalah tanggungan yang ditunaikan seketika, seperti seorang berkata, ³Saya tanggung si Ahmad dan saya jamin si Ahmad sekarang´ yang menunjukkan menurut para ulama, seperti : Aku tanggung, atau Aku jamin, atau Aku tanggulangi, atau Aku sebagai penanggung untukmu, atau penjamin, atau hakmu padaku, atau Aku berkewajiban, atau kepadaku, ucapan itu semua sebagai pernyataan . Apabila sudah dinyatakan berlangsung, maka si penjamin mengikat pada hutang dalam penyelesaian seketika itu juga atau ditangguhkan atau dicicil. b.Y ° atau , adalah menjamin sesuatu dengan dikaitkan pada sesuatu, seperti seorang berkata ³ Jika kamu menghutangkan pada anakku, aku yang akan membayarnya.´ Atau ³Jika kamu ditagih oleh A, maka aku yang akan membayarnya.´ c.Y ° atau adalah tanggungan yang harusa dibayar dengan dikaitkan pada suatu waktu, seperti ucapan seseoarng ³Apabila ditagih pada bulan Ramadhan, aku yang menanggung pembayaran hutangmu´ , c-! & # . ÷ Hukum (menanggung seseorang) adalah boleh apabila orang yang ditanggung memiliki tanggung jawab atas hak (menyangkut hak manusia) Misalnya menanggung orang yang mendapat hukuman ! . Hukuman itu merupakan tanggung jawab yang hampir sama dengan tanggung jawab atas harta benda. Maksud menanggung disini adalah, menanggung orangnya agar tidak melarikan diri menghindari hukuman, bukan menanggung hukuman atas orang itu. Menanggung orang yang dihukum, akibat dosa terhadap hak Allah SWT yaitu tidaklah sah. " adalah sanksi terhadap suatu kemaksiyatan yang telah ditetapkan kadarnya oleh syara¶ guna mencegah kemaksiyatan yang serupa. Misalnya, dihukum karena berzina, homoseksual, menuduh berzina, meminum khamar, murtad, pembegal, dan mencuri.
Bahkan kita diperintahkan untuk menghalangi perbuatan-perbuatan tersebut serta memberantasnya sekuat tenaga. Nabi Saw., bersabda : ³Tidak ada dalam ´ (HR. Al-Baihaqi) Jika orang yang ditanggung (yang akan dihukum) meninggal dunia, orang yang menanggung tidak dikenai hukuman , seperti apa yang sedianya akan dijatuhkan kepada orang yang ditanggung. Ia tidak harus menggantikannya sebagaimana kalau menanggung harta benda. / ' `÷ 0 1 $ Apabila orang yang menjamin ( ) memenuhi kewajibannya dengan membayar hutang orang yang ia jamin, dan pembayaran itu atas perintah/izin . Maka ia boleh meminta kembali uang dengan jumlah yang sama kepada orang yang ia jamin ( ). Dalam hal ini keempat imam madzhab bersepakat. Namun mereka berbeda pendapat, apabila penjamin ( ) sudah membayar hutang/beban orang yang ia jamin ( ) tanpa perintah/izin orang yang dijamin. Menurut as-Syafi¶i dan Abu Hanifah bahwa membayar hutang orang yang dijamin tanpa izin darinya adalah sunnah, penjamin ( ) tidak punya hak untuk minta ganti rugi kepada orang yang dijamin ( ). Contohnya seperti kasus Abu Qatadah ra. yang membayar hutang si mayit. Menurut Mazhab Maliki, penjamin ( ) berhak menagih kembali kepada orang yang dijamin ( ). Ibnu Hazm berpendapat bahwa tidak berhak menagih kembali kepada orang yang dijamin ( ) atas apa yang telah dia bayarkan, baik dengan perintah/izin maupun tidak. Kecuali orang yang dijamin meminta diqardhunkan (aqad hutang ke penjamin). Dan itu berarti si penjamin boleh menagih kembali atas apa yang dia bayarkan.
2 ÷÷ ÷ # & ÷ ÷
Menurut Adiwarman A. Karim, dilihat dari segi ada atau tidaknya kompensasi/keuntungan, fiqih muamalah terbagi menjadi dua bagian, yakni akad (akad kebaikan) dan akad (akad bisnis). Akad adalah segala macam perjanjian yang bertujuan mencari keuntungan, karena bersifat komersil, contohnya adalah akad jual-beli, (sewa-menyewa) Sedangkan akad adalah segala macam perjanjian yang menyangkut
(transaksi nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil. Akad ini dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad ini, pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apa pun kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad adalah dari Allah Swt., bukan dari manusia. Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada nya untuk sekedar menutupi biaya operasional administrasi ( # ) yang dikeluarkannya ketika melakukan akad tersebut. Namun ia tidak boleh sedikit pun mengambil laba dari akad itu. Contoh akad-akad adalah pinjaman (), gadai ( ), pengalihan hutang-piutang ( ), penjaminan ( ), titipan ( ), dan lain-lain. Masih menurut Adiwarman, jika akad sudah disepakati, maka akad tersebut tidak boleh diubah menjadi akad , karena dikhawatirkan terjadi riba jahiliyah, sebaliknya, jika akad sudah disepakati, maka akad tersebut boleh diubah menjadi akad . 2
& ÷ ÷ Akad ini adalah akad-akad untuk mencari keuntungan akhirat, karena itu bukan akad bisnis. Jadi, akad ini tidak dapat digunakan untuk tujuan-tujuan komersil. Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan laba tidak dapat mengandalkan akadakad untuk mendapatkan laba. Bila tujuan kita adalah mendapatkan laba, maka gunakanlah akad yang bersifat komersil, yakni akad Fungsi dari akad adalah sebagai akad pelengkap dari akad yakni untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, sebagai contoh, ketika terjadi akad jual-beli /angsuran mobil (akad ), maka biasanya timbul akad yaitu gadai akta tanah sebagai jaminan barang, atau jaminan orang pihak ketiga yakni jaminan atas diri ( ) nama baik dan ketokohan pemuka masyarakat ( ).
Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap () ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad . Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul, seperti biaya administrasi dan biaya . 3 4 ÷ ÷÷ ÷& %' ! Sebagaimana dimaklumi, bahwa p adalah jaminan yang diberikan bank atas permintaan nasabah (pengelola proyek) untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain (pemilik proyek) apabila nasabah (pengelola proyek) yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya. Di samping itu, jaminan (penanggungan) tersebut bisa bersifat kebendaan, seperti hak tanggungan dan jaminan serta jaminan perorangan p Jaminan perorangan (termasuk di dalamnya badan hukum = ) dalam praktek perbankan diberikan dalam bentuk bank garansi, sebagaimana diatur dalam SE Dir BI nomor: 23/7/UKU, tanggal 18 Maret 1991. Bank garansi yang diterbitkan suatu bank merupakan pernyataan tertulis untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan (pemilik proyek) apabila di kemudian hari pihak yang dijamin (pengelola proyek) tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan (pemilik proyek) sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah ditentukan. wleh karena itu, di dalam mekanisme bank garansi terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu bank sebagai penjamin, nasabah pengelola proyek sebagai yang dijamin atas permintaannya, dan penerima jaminan (pemilik proyek). Bank dalam pemberian garansi ini, biasanya meminta kepada nasabah pengelola proyek setoran jaminan sejumlah tertentu (sebagian atau seluruhnya) dari total nilai obyek yang dijaminkan. Bank juga dapat mensyaratkan nasabah pengelola proyek untuk menempatkan sejumlah dananya sebagai Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip /titipan Karena hal tersebut, bank boleh mendapatkan pengganti biaya gaji karyawan bank dan biaya administrasi.
# " c 4 Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung ( ) kepada pihak ketiga (yang menerima jaminan) ( ) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (pihak yang dijamin) ( ). Akad ini berlandaskan dalil baik dari al-qur¶an maupun as-sunnah dan memiliki rukun-rukun yang harus dipenuhi. Secara garis besar, dibagi menjadi dua bagian yaitu dengan jiwa ( ) dan dengan harta ( ). Kafalah dapat dilaksanakan dengan tiga bentuk, yaitu, ° p ° p dan ° ( ). Hukum (menanggung seseorang) adalah boleh apabila orang yang ditanggung memiliki tanggung jawab atas hak (menyangkut hak manusia). Tidak menyangkut hak Allah Swt.( ). Jika orang yang menjamin memenuhi kewajibannya dengan membayar hutang orang yang ia jamin, dan atas perintah/izin yang dijamin, maka ia boleh meminta kembali uang dengan jumlah yang sama kepada orang yang ia jamin. Jika tidak atas perintah orang yang dijamin, maka penjamin ( ) tidak punya hak untuk minta ganti rugi kepada orang yang dijamin ( ). Akad termasuk akad , yaitu akad kebaikan/nirlaba, namun boleh meminta ganti biaya operasional yang dikeluarkan ketika melakukan akad ini. Dengan adanya pihak yang dijamin/pengelola proyek ( ) dapat menyelesaikan proyek dengan ditanggung pengerjaannya dan bisa selesai dengan tepat waktu atau efisien dengan jaminan pihak ketiga (bank/ ) yang menjamin pengerjaannya. Sedangkan dengan adanya pihak yang menerima jaminan/pemilik proyek ( ) menerima jaminan dari penjamin (dalam hal ini bank/ ) bahwa proyek yang diselesaikan oleh nasabah pengelola proyek tadi dapat selesai dengan tepat waktunya dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya
# %# c
Al-Qur¶an Al-Karim. Abdullah, Muhammad Hussain. `$ %. Beirut: Darul Bayariq, 1990. Antonio, M. Syafi¶i. & ' ` ( . Jkt: Tazkia Cendekia, 2009. Asyur, Ahmad Isa. $ °° (terj). Solo: Pustaka Mantiq, 1995. Dewan Syari'ah Nasional. " $`')°&% `'). Jkt: 2001. Karim, Adiwarman. *
%' Jkt: Gema Insani, 2001. . & % $ Jkt: Raja Grafindo Persada, 2004. Sabiq, Sayyid. $ '
. Bandung: PT. Alma¶arif, 1987. Siamat, Dahlan. + ° Edisi III. Jkt: Fakultas Ekonomi UI, 2001. Subekti, R. , ( ° " % Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991. Suhendi, Hendi. $ ° . Jkt: PT Raja Grafindo Persada, 2010. Y