KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji dan Syukur kami panjatkan ke Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehina kami dapat menyusun makalah ini denan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. !alam makalah ini kami akan membahas menenai "#$K$% A!AT K&K&'$AR(AAN). %aka %akala lah h ini ini telah telah dibu dibuat at den denan an berb berba aai ai *bse *bser+ r+asi asi dan dan bebe beberap rapaa bantuan dari berbaai pihak untuk membantu menyelesaikan tantanan dan ham hambata batan n sela selam ma men mener erja jaka kan n maka makala lah h ini. ini. leh leh kare karena na itu, itu, kami kami menuapkan terima kasih yan sebesar-besarnya kepada semua pihak yan telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekuranan kekuranan yan mendasar pada makalah ini. leh karena itu kami menundan pembaa untuk memberikan saran saran serta serta kritik kritik yan yan dapat dapat memban membanun un kami. kami. Kritik Kritik k*nstru k*nstrukti kti dari pembaa sanat kami harapkan untuk penyempurnaan penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata sem*a makalah ini dapat memberikan manaat bai kita semua.
%edan, /ebruari 0123
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 1
DAFTAR ISI
KATA KATA PENGANTAR....... PENGANTAR.............................. .............................................. .............................................. ........................................1 .................1 DAFTAR DAFTAR ISI...................................... ISI............................................................. .............................................. ..............................................2 .......................2 BAB I PENDAHULUAN..... PENDAHULUAN............................ .............................................. .............................................. ....................................3 .............3
4. 'AT 'ATAR 5&'AKAN( 5&'AKAN( %ASA'A#... %ASA'A#........ .......... .......... .......... .......... .......... .......... .............. ................... ...............6 .....6 44. P&R%ASA'A P&R%ASA'A#AN.. #AN....... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..............3 .........3 BAB II................................... II.......................................................... .............................................. ........................................................ ................................. ...5 I.
TINJAUAN PUSTAKA..................... PUSTAKA............................................ .............................................. ......................................5 ...............5
II. PEMBAHASAN.......................... PEMBAHASAN................................................. .............................................. .............................................6 ......................6
A. P&N(&RT P&N(&RT4AN 4AN K&'$AR(A K&'$AR(A !AN #$K$% #$K$% A!A A!AT T K&'$AR(A.. K&'$AR(A...........7 .........7 1. KELUARGA.. KELUARGA....... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................. ................6 ......6 2. HUKUM ADAT ADAT KELUARGA... KELUARGA........ .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ...........7 ....7 5. K&!$!$KAN K&!$!$KAN PR45A!4 PR45A!4 S&5A(A S&5A(A44 AN((T AN((TA A K&'$AR(A.. K&'$AR(A....... .............8 ........8 9. #$5$N(AN #$5$N(AN ANAK ANAK !&N(AN !&N(AN RAN( RAN( T$A !AN K&RA5A K&RA5AT TN:A. N:A..20 .20 1. HUBUNGAN HUBUNGAN ANAK ANAK DENGAN DENGAN ORANG TUA....... TUA............ .......... .......... .......... .......... .............1 ........12 2 2. HUBUNGAN HUBUNGAN ANAK ANAK DENGA DENGAN N KERABA KERABAT... T........ .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............1 .......15 5 3. PEMELIHARA PEMELIHARAAN AN ANAK YATIM YATIM (PIATU)/P (PIATU)/PERW ERWAL ALIAN..... IAN............... .................18 .......18 BAB III PENUTUP............................. PENUTUP.................................................... .............................................. ..........................................23 ...................23
4. K&S4%P$'AN K&S4%P$'AN..... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .............. ............06 ...06 44. SARAN.... SARAN......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................. .............03 ...03 DAFTAR DAFTAR PUSTAKA................... PUSTAKA.......................................... ....................................................................... ................................................ .25
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 2
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH Keluara adalah unit masyarakat terkeil yan terdiri dari ayah, ibu, dan se*ran anak atau lebih. Keluara yan terdiri dari indi+idu-indi+idu selanjutnya akan berkemban menjadi kesatuan ketetanaan yan akan membentuk suatu masyarakat yan lebih k*mpleks lai yaitu masyarakat adat lalu masyarakat adat tersebut bersatu dan membentuk masyarakat desa dan terkumpul dalam suatu ikatan masyarakat atau wara neara. Keluara yan terbentuk akan menikatkan pertalian-pertalian darah yan disebut keturunan dimana keturunan di keluara yan satu denan yan lain akan berbeda. Keluara yan telah menjadi baian dalam masyarakat adat memiliki beberapa aturan-aturan yan wajib dilaksanakan dan laranan-laranan yan wajib dijauhi. Ketidakpatuhan pada aturan-aturan yan telah ada dalam masyarakat adat biasanya akan menimbulkan sanksi s*sial. Sanksi yan timbul tidak selamanya hanya berbentuk sanksi s*sial namun jua bisa berupa denda. #al itu terantun pada adat yan berlaku dalam masyarakat yan bersankutan. #ukum adat keluara yan akan dibahas seara jelas dan rini disini membiarakan hal-hal yan tidak jauh dari kedudukan pribadi dalam masyarakat atau kerabatnya, hubunan anak denan *ran tua dan kerabat, beserta hal-hal lain menenai keluara pada umumnya.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 3
II.PERMASALAHAN 2. Apakah yan dimaksud denan keluara dan hukum adat keluara; 0. 5aaimana kedudukan pribadi sebaai an*ta keluara; 6. 5aaimana hubunan anak denan *ran tua dan kerabatnya;
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 4
BAB II I. TINJAUAN PUSTAKA 4ndi+idu-indi+idu yan termasuk ke dalam keluara tersebut memiliki berbaai hubunan-hubunan tertentu satu denan yan lainnya. #ubunanhubunan tersebut banyak diatur *leh hukum adat dan dikenal sebaai hukum adat keluara atau kekeluaraan. Terdapat beberapa *ran yan telah menemukakan tentan hukum adat kekeluaraan, antara lain adalah sebaai berikut< /erri 'ee =0120>. ?udul presentasi #ukum Adat Kekeluaraan =@erwantshaps Reht>. !i dalam presentasi ini dibahas tentan penertian hukum adat keluara, kedudukan manusia, hubunan anak denan *ran tua dan keluaranya, dan status anak dalam keluara menurut adat. #ilman #adikusuma =0116>. ?udul buku 4lmu Penantar #ukum Adat 4nd*nesia. !i dalam penkajiannya tentan hukum adat keluara, ia menjelaskan tentan baaimana kedudukan pribadi sese*ran sebaai an*ta kerabat, kedudukan anak terhadap *rantua dan sebaliknya kedudukan anak terhadap kerabat dan sebaliknya dan masalah perwalian anak. !alam tinjauan pustaka yan telah ada ini, dapat dilihat bahwa pada intinya hukum adat kekeluaraan banyak membahas tentan kedudukan pribadi sese*ran terhadap kerabatnya, hubunan anak dan kerabat, status anak, dan lain sebaainya. leh karena itu, di dalam makalah ini akan lebih dik*nsentrasikan dalam hal-hal yan telah diuraikan di atas.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 5
II.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KELUARGA DAN HUKUM ADAT KELUARGA 1. KELUARGA
4stilah keluara mempunyai dua arti yaitu arti sempit dan arti luas, yaitu< -
!alam arti sempit keluara adalah g!"# =bahasa 5elanda> atau #$%&' '*"&+ =bahasa 4nris> yaitu merupakan kesatuan kemasyarakatan terkeil yan *ranisasinya didasarkan pada perkawinan denan an*ta inti se*ran laki-laki sebaai ayah dan se*ran perempuan
-
sebaai ibu dan idealnya adalah ditambah anak-anak. Adapun keluara dalam arti luas adalah kerabat = '*"&"> yaitu kesatuan kemasyarakatan dalam hukum adat yan an*tanya terdiri atas keluara inti ditambah saudara dari pihak ibu dan pihak beserta keturunannya.
$ntuk menhindari kesalahpahaman istilah maka dalam hukum adat diunakan istilah kekerabatankesanaksaudaraan karena tidak hanya menatur hubunan hukum seara timbal balik antara suami denan istri dan hubunan hukum seara timbal balik antara *ran tua denan anak, tetapi jua menatur hubunan hukum antara anak denan kerabatsaudara ayah dan saudara ibu. 2
1 Wilbert !. K*lkman dkk., H$,$* T#-'#g O'#g H$,$* K&$'g' D'# H$,$* W'" D" B&'#0' D'# I#0#"', Pustaka 'arasan, 5ali, 0120, hlm. 276
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 6
Keluara yan merupakan indi+idu-indi+idu yan terikat dalam satu keturunan mempunyai hak dan kewajiban tertentu yan berhubunan denan kedudukannya dalam keluara yan bersankutan. %isalnya b*leh ikut menunakan nama keluara, b*leh ikut menunakan dan berhak atas baian kekayaan keluara, wajib salin memelihara dan salin membantu, dapat salin mewakili dalam melakukan perbuatan hukum denan pihak ketia dan lain sebaainya. Keturunan dalam keluara dapat bersiat< 2. L$$, apabila *ran se*ran merupakan lansun keturunan dari yan lain, misalnya antara bapak dan anakB antara kakek, bapak dan anak, disebut lurus ke bawah kalau rankaiannya dilihat dari kakek, bapak ke anak, sedankan disebut lurus ke atas kalau rankaiannya dilihat dari anak, bapak ke kakek. 0. M#+"*'#g '-'$ %''#g apabila antara kedua *ran atau lebih itu terdapat adanya ketunalan leluhur, misalnya bapak ibunya sama =saudara sekandun>, atau sekakek nenek dan lain sebaainya. 0
2. HUKUM ADAT KELUARGA
4stilah lain hukum adat keluara menurut beberapa ahli <
Pr*. !r. %r. 5arend Ter #aar, 5Cn menyebutnya sebaai #ukum Kesanak-SaudaraanB
!jaren Saraih, S.# menyebutnya sebaai #ukum KeluaraB dan
2 An*nim, H$,$* A0'- K&$'g', http<pinkyredpurple.bl*sp*t.*m01221Dhukumadat-keluara.html, diakses tanal 28 /ebruari 0123, jam 20.23 W45
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 7
Pr*. #. #ilman #adikusuma, S.# menyebutnya sebaai #ukum Adat Kekerabatan. Sederhananya, hukum adat keluarakekerabatan dapat dideinisikan
sebaai hukum adat yan menatur tentan baaimana kedudukan pribadi sese*ran sebaai an*ta kerabat =keluara>, hubunan anak dan *ran tua, kedudukan anak dan kerabat, dan masalah perwalian anak. 6
3 /erri 'ee, H$,$* A0'- K,&$'g''# (4'#-%' R%-), 5atam, hlm. 6
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 8
B. KEDUDUKAN PRIBADI SEBAGAI ANGGOTA KELUARGA
ranpribadi atau disebut jua # dalam bahasa 4nris adalah seala sesuatu yan dapat memper*leh hak dan kewajiban hukum. !enan kata lain *ran merupakan penanun hak dan kewajiban hukum dalam hubunan pamrih. %anusia sebenarnya mendapatkan status *ran, badan pribadi atau # sejak manusia lahir. leh karena itu, sejak bayi manusia itu mempunyai kewenanan berhak =kewenanan hukum berhak> tetapi belum mempunyai kewenanan bertindak =keakapan hukumbertindak>. %anusia yan masih bayi dapat dikatakan status ke*ranannya belum purna atau lenkap. Kepurnaan status *ran seara n*rmaliter akan datan setelah dia matan jiwa dan raanya. %enurut hukum adat, pada prinsipnya manusia menjadi an*ta keluara dan masyarakat mendapatkan status badan pribadi atau *ran sebaai subjek hukum yaitu sejak saat ia lahir dan hidup di dunia. !enan kata lain bahwa pada asasnya kewenanan hukum sese*ran =g"0 > diper*leh sejak sese*ran lahir di dunia dan hidup bersama yan satu denan yan lainnya. Adapun keakapan hukumkeakapan bertindak sese*ran di dalam hukum adat diapai seara penuh ketika ses*ran dewasa denan iri-iri, yakni< a. Kuat awe =sudah mampu bekerja sendiri>B b. 9akap menurus harta benda dan keperluannya sendiriB dan . 9akap melakukan seala peraulan dalam kehidupan kemasyarakatan serta mempertanunjawabkannya.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 9
!enan kata lain, hukum adat tidak menenal perbedaan yan tajam antara *ran yan sama sekali tidak akap melakukan perbuatan hukum denan *ran yan dikatakan akap melakukan perbuatan hukum = ,''*>. #al ini karena keakapan bertindak dalam hukum adat diper*leh seara beransuransur sesuai denan perkembanan jiwa dan raa dan menapai kesempurnaan jika telah kawin serta berumah tana dan memiliki keluara sendiri.3 Pada dasarnya, manusia dilahirkan ke dunia mempunyai nilai-nilai yan sama seperti nilai hidup =nyawa>, kemerdekaan, kesejahteraan, keh*rmatan, dan kebendaan, tetapi kehidupan masyarakat, adat budaya serta penaruh aama yan dianut *leh manusia menyebabkan penilaian terhadap manusia menjadi tidak sama.D 9*nt*hnya< !i dalam kehidupan masyarakat di 5ali yan may*ritas beraama #indu, ada pembedaan kasta*l*nanwansa, yaitu< -
5rahmana =Keturunan Pendeta>B Ksatria =Keturunan 5ansawan>B Wiesha =Keturunan PenusahaPedaan>B dan Sudra =Rakyat ?elata>.7
!enan demikian, adanya perbedaan pribadi sese*ran dalam kehidupan masyarakat,
maka
berbeda
pula
hak-hak
dan
kewajiban
serta
4 Wilbert !. K*lkman dkk., O. "- ., hlm. 276-273 5 #ilman #adikusuma, P#g'#-' I&*$ H$,$* A0'- I#0#"', %andar %aju, 5andun, 0116, hlm. 012 6 /erri 'ee, O. "- ., hlm. 3-D
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 10
kewenanannya
dalam
kemasyarakatan
hukum
adatnya.
Setelah
kemerdekaan sudah banyak terjadi perubahan, tetapi jika masalahnya menyankut ajaran aama sesuai denan apa yan telah diuraikan di dalam kitab sui, maka masalahnya menjadi sensiti =peka>, keuali dalam aama 4slam yan tidak membedakan umatnya, selain berdasarkan taEwanya.F
7 #ilman #adikusuma, O. "- ., hlm. 010
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 11
C. HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANG TUA DAN KERABATNYA 1. HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANG TUA
Pada umumnya se*ran anak lahir dari sepasan suami istri dalam suatu ikatan perkawinan sehina merupakan anak sah dan sekalius sebaai anak kandun namun ada jua kasus yan menyimpan yaitu ketika ada anak yan lahir bukan sebaai anak sah tetapi sebaai anak tidak sah, anak tiri dan anak ankat. !apat dikatakan bahwa sejak lahir anak-anak tersebut mempunyai hubunan hukum denan *ran tuanya. G Anak kandun memiliki kedudukan yan terpentin di dalam setiap masyarakat adat. !i sampin *leh *ran tuanya anak itu sebaai enerasi penerus, anak itu jua dipandan sebaai wadah =tempat tumpuan> dimana semua harapan *ran tuanya kelak, jikalau *ran tuanya nanti sudah tidak mampu lai seara isik untuk menari nakah sendiri. 8 a. Anak sah %enurut hukum adat, anak sah adalah anak yan lahir di dalam perkawinan yan sah, dalam arti bahwa ia mempunyai ibu wanita yan melahirkan dan berayah pria yan merupakan suami ibunya =tanpa tenan waktu
kelahiran
anak tersebut>21.
!enan demikian
8 Wilbert !. K*lkman dkk., O. "- ., hlm. 277 9 /erri 'ee, O. "- ., hlm. G 10 !jamanat Sam*sir, H$,$* A0'- I#0#"' (E,"-#" 0'&'* D"#'*",' P,*'#g'# H$,$* 0" I#0#"'), Nuansa Aulia, 5andun, 0126, hlm. 0F1
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 12
penertian ini menjadi tidak bertentanan denan apa yan diatur di dalam pasal 30 $$ N*. 2 Tahun 28F3 tentan P*k*k-P*k*k Perkawinan yan di dalamnya tidak denan jelas menatur adanya tenan waktu kelahiran anak. #al ini berbeda denan ketentuan di dalam hukum 4slam maupun #ukum Perdata 5arat =5W> yan keduanya sama-sama menenal tenan waktu kelahiran. %enurut hukum 4slam tenan waktu kelahiran adalah 7 bulan setelah menikah, sedankan tenan waktu kelahiran dalam K$#Perdata adalah 2G1 hari setelah perkawinan. Ketentuan tenan waktu kelahiran baik menurut hukum 4slam maupun K$#Perdata tersebut meman rasi*nal yaitu bahwa jika anak sudah 7 bulan dalam kandunan maka jika lahir di dunia maka menurut ilmu ked*kteran *ran tubuhnya sudah lenkap sehina jika lahir prematur bisa hidup. b. Anak tidak sah %enurut hukum adat, apabila se*ran istri melahirkan anak sebaai akibat hubunan elap denan se*ran laki-laki bukan suaminya, maka si suami menjadi ayah dari anak yan dilahirkan tadi, keuali apabila suami berdasar alasan-alasan yan dapat diterima *leh masyarakat hukum adat, men*laknya. !i dalam hukum adat tidak ada aturan sebaaimana dikenal dalam hukum 4slam yan menetapkan waktu tidak lebih dari 7 bulan setelah menikah, sebaai syarat kelahiran anak aar diakui sebaai anak yan sah. Anak yan dilahirkan setelah pereraian, menurut hukum adat
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 13
mempunyai ayah bekas suami wanita yan melahirkan tadi, apabila kelahirannya terjadi dalam betas-batas waktu menandun. Terhadap anak di luar perkawinan, hukum adat di berbaai daerah tidak mempunyai pandanan yan sama. Akan tetapi pada dasarnya, hal itu terela dan hukum adat mempunyai berbaai ara untuk menatasi itu. Pertama-tama pada lembaa kawin paksa =seperti di Sumatera dan 5ali> dimana laki-laki yan menyebabkan kehamilan si wanita, dipaksa untuk menawininya dan terhadapnya dapat dijatuhi hukuman adat, apabila hal itu tidak dipatuhinya. 22 %enurut hukum adat =jua hukum 4slam dan $$ N*. 2 tahun 28F3>, bahwa setiap anak yan lahir mempunyai ibu, *leh karena itu mempunyai
hubunan
keperdataan
denan
ibuwanita
yan
melahirkannya, baik ia dilahirkan di dalam perkawinan maupun di luar perkawinan. !enan demikian se*ran anak dikatakan sebaai anak tidak sah berarti ia tidak mempunyai hubunan keperdataan denan laki-laki penyebab kelahirannya karena lahir di luar perkawinan. !enan kata lain bahwa ia adalah anak tidak sah bapaknya. 20
11 S*edhary* S*imin, H$,$* O'#g 0'# K&$'g', Sinar (raika, ?akarta, 0121, hlm. 68 12 Wilbert !. K*lkman dkk., L%. "-
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 14
2. HUBUNGAN ANAK DENGAN KERABAT
5entuk kekerabatan masyarakat salin terkait denan hukum, sementara hukum
menentukan
bentuk kekerabatan.
$ntuk
menentukan
bentuk
kekerabatan suatu masyarakat dapat dilihat dari bentuk apa hukum perkawinan dan kewarisan dalam keluara yan masyarakat tersebut terapkan.26 %embiarakan tentan hubunan anak denan keluara=kerabat> pastilah harus terlebih dahulu memahami apa saja sistem kekeluaraan atau keturunan yan berlaku di 4nd*nesia. %aam-maam sistem kekeluaraan dapat dilihat di bawah ini< 2. $nilateral <
Sistem kekeluaraan dimana masyarakatnya hanya
menarik satu aris keturunan. Ada 0 maam yaitu< a. Patrilineal < #ubunan kekeluaraan ditarik
dari
aris
keturunan ayah saja. 9*nt*h < %asyarakat Tapanuli, Nias, %aluku $tara, %aluku Selatan, Sumatera $tara.
Patrilineal terbai menjadi< - Patrilineal murni< 5atak, Nias - Patrilineal beralih-alih< 5ali, 'ampun, 5enkulu
13 :aswirman. H$,$* K&$'g' (K'',-"-", 0'# P, D,-"# I&'* 0'# A0'0'&'* M'+'','- M'-"&"#'& M"#'#g,''$), PT. Rajaraind* Persada, ?akarta, 0122, hlm. 2FF
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 15
b. %atrilineal
<
keturunan ibu. 9*nt*h < 0. Parental
#ubunan
kekeluaraan
ditarik
dari
aris
%asyarakat %inankabau =Sumatera 5arat>.
< Sistem kekeluaraan dimana masyarakatnya dapat
menarik aris keturunan baik dari aris ayah =laki-laki> maupun aris ibu =perempuan>. 9iri-iri parental< %enarik aris keturunan dari pihak laki-laki maupun perempuan. • Kedudukan anak laki-laki denan anak perempuan sama. • Tidak menenal klan. • !ianut *leh sebaian besar masyarakat 4nd*nesia. •
9*nt*h< %asyarakat ?awa, Kalimantan. 23
14 An*nim, H$,$* A0'- K&$'g', http<pinkyredpurple.bl*sp*t.*m01221Dhukumadat-keluara.html, L%. "-
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 16
#ubunan anak denan para kerabat berdasarkan sistem kekeluaraan diatas dapat diuraikan sebaai berikut< -
!alam masyarakat matrilineal Pada tertib matrilineal, yan terpentin bai anak adalah kel*mp*k wansa ibunya. Ketentuan tersebut tidak berarti bahwa klan ayah =yan melalui aris perempuan> tidak berarti bai si anak. (*l*nan kerabat ayah =bak*baki> akan mempunyai peran< a %ewakili berbaai upaaraB b %embantu dalam keperluan hidup si anakB %endapat pri*ritas dalam hal memilihkan j*d*hB d !apat men*per harta kekayaan suatu kerabat yan akan punah.
-
!alam masyarakat patrilineal !alam susunan kekerabatan yan bersiat patrilineal, ayah memean peranan terpentin bai si anak. Namun demikian bukan berarti baian ibu tidak berarti bai si anak 2D, karena pada dasarnya hubunan se*ran anak dan ibu tidak dapat dipisahkan satu denan yan lainnya.
15 Wilbert !. K*lkman dkk., O. "- ., hlm. 27F
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 17
-
!alam masyarakat parental !alam masyarakat yan menanut aris keturunan ayah-ibu ini, hubunan anak denan keluara dari pihak ayah ataupun denan keluara dari pihak ibu adalah sama eratnya ataupun sama derajatnya. 27 #ak waris, kewajiban memberikan nakah dan semua hubunan hukum berintensitas sama pada keduanya.
3. PEMELIHARAAN ANAK YATIM (PIATU)/PERWALIAN -
Timbulnya Perwalian dan :an 5erhak Tampil Sebaai Wali !alam hukum adat, perwalian dapat terjadi jika dalam suatu keluara, *ran tuanya tinal se*ran atau bahkan keduanya tidak ada =meninal>. Perwalian akan terjadi denan sendirinya =*t*matis>, artinya tidak melalui pr*ses denan menajukan perm*h*nan kepada penadilan melainkan< a. !alam wilayah yan bertata kewansaan parental< ?ika salah satu tidak ada atau meninal maka salah satu yan masih hidup akan terus melanjutkan kekuasaan *ran tua. ?ika kedua *ran tua meninal maka yan wajib menurus dan memelihara anak adalah kerabat-kerabat dari salah satu di antara kedua kel*mp*k kerabat yan berkepentinanberkemampuan terbaik.
16 S*er*j* Winj*dip*er*, P#g'#-' 0'# A'9A' H$,$* A0'- , PT. (unun Aun, ?akarta, 28G6, hlm. 22D
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 18
b. !alam wilayah bertata kewansaan khusus matrilineal dan patrilineal< ?ika yan meninal adalah salah satu *ran tua maka< 2. ran tua yan masih hidup dapat melanjutkan sendiri "kekuasaan *ran tua) di
bawah
naunan *t*ritas
kerabatnya. 0. ran tua yan masih hidup menyerahkan anaknya ke dalam linkunan kekuasaan kerabatnya sendiri. ?ika kedua *ran tua meninal maka kekuasaan atas anak atau anak-anak =pemeliharaan diri maupun harta bendanya> akan jatuh ke tanan kepala-kepala atau penetua-penetua kerabat yan sudah menuasai seluruh keluara.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 19
-
Perbandinan Perwalian %enurut Ketentuan #ukum Adat !enan $$ N*. 2 Tahun 28F3 2F
Sist! H"#"! A-(t
Ti!$"%&'(
S'()(t P)*(%i(&
karena kematian
tanpa
perm*h*nan
menel*la
penadilanB
menatur
harta
anak
tanpa
ke *t*matis dalam
K*(+i$(& ,(%i
berada
dan
perwalian keharusan
kerabat
menin+entarisirB adanya siat salin
UU N.1 T/& 10
kematian penabutan
dan keku
asaan *ran tua
peraya harus denan per harus m*h*nan ke pena
menin+entarisir
dilan
harta
anak
menatat
dan keluar
masuknya harta
17 Wilbert !. K*lkman dkk., O. "- ., hlm. 27G
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 20
-
Penankatan Anak Penankatan anak adalah perbuatan menambil anak *ran lain
untuk dimasukkan ke dalam keluara sendiri sehina hubunan antara *ran yan menambil anak denan anak yan diambil timbul hubunan hukum kekeluaraan yan sama seperti hubunan yan ada di antara *ran tua denan anak kandunnya sendiri. %aksud dan tujuan penankatan anak< a. !alam masyarakat patrilineal dan matrilineal dimaksudkan untuk meneruskan aris keturunan =laki-laki atau perempuan>. b. !alam masyarakat parental, penankatan anak dimaksudkan untuk melenkapi jenis kelamin, teman hari tua, membantu usaha, paninan dan kemanusiaan =men*l*n anak terlantar>. Akibat hukum penankatan anak< !alam masyarakat patrilineal dan matrilineal penankatan anak berakibat memutus hubunan hukum denan *ran tua kandun. !enan demikian ia tidak mewaris harta *ran tua kandun, ia berstatus sebaai ahli waris *ran tua ankatnya. !alam masyarakat parental, penankatan anak berakibat tidak memutus hubunan hukum denan *ran tua kandun. !enan demikian ia mewaris baik dari *ran tua kandun maupun *ran tua ankatnya. 2G
18 I"0 , hlm. 278-2F1
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 21
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 22
BAB III PENUTUP I.
KESIMPULAN
2
Keluara merupakan indi+idu-indi+idu yan terikat dalam satu keturunan mempunyai hak dan kewajiban tertentu yan berhubunan denan kedudukannya dalam keluara yan bersankutan. #ukum adat keluara hukum adat yan menatur tentan baaimana kedudukan pribadi sese*ran sebaai an*ta kerabat =keluara>, hubunan anak dan *ran tua, kedudukan anak dan kerabat, dan masalah
perwalian anak. 0 %enurut hukum adat, pada prinsipnya manusia menjadi an*ta keluara dan masyarakat mendapatkan status badan pribadi atau *ran sebaai subjek hukum yaitu sejak saat ia lahir dan hidup di dunia. !enan kata lain bahwa pada asasnya kewenanan hukum sese*ran = g"0 > diper*leh sejak sese*ran lahir di dunia dan hidup bersama yan satu
6
denan yan lainnya. Setiap anak yan terlahir ke dunia seara *t*matis memiliki hubunan hukum denan *ran tuanya, namun ada beberapa halanan seperti kelahiran anak yan tidak sah yan dapat memutus hubunan hukum denan *ran tuanya. $ntuk menentukan bentuk kekerabatan suatu masyarakat dapat dilihat dari bentuk apa hukum perkawinan dan kewarisan dalam keluara yan masyarakat tersebut terapkan.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 23
%asalah perwalian dan tujuan penankatan anak berbeda tata aranya bedasarkan sistem kekeluaraan yan dianut apakah itu patrilineal dan matrilineal atau parental.
II.
SARAN
2. Saran kami kepada pembaa aar lebih banyak membaa dan menari tau reerensi di buku dan internet untuk memperluas wawasan menenai penertian dan istilah dari keluara ataupun hukum adat keluara. 0. Saran kami kepada masyarakat dimanapun berada seharusnya kedudukan setiap pribadi dianap sama karena pada dasarnya setiap manusia itu derajatnya
sama. Perbedaan
masyarakat dalam tiap kasta
harus
dihapuskan karena suatu saat akan menimbulkan keemburuan s*sial. 6. Saran kami untuk pemerintah, seharusnya pemerintah lebih meneaskan kepada masyarakat aar setiap kelahiran anaknya seera diatatkan dalam atatan sipil dan dibuatkan akte kelahiran aar status hukum san anak di dalam neara menjadi jelas.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 24
DAFTAR PUSTAKA A. B"#"$"#"4
#adikusuma, #., 0116, P#g'#-' I&*$ H$,$* A0'- I#0#"', 9et. 0, %andar %aju, 5andun. K*lkman, W. !. dkk., 0120, H$,$* T#-'#g O'#g H$,$* K&$'g' D'# H$,$* W'" D" B&'#0' D'# I#0#"', 9et. 2, Pustaka 'arasan, 5ali. Sam*sir, !., 0126, H$,$* A0'- I#0#"' (E,"-#" 0'&'* D"#'*",' P,*'#g'# H$,$* 0" I#0#"'), 9et. 2, Nuansa Aulia, 5andun. S*imin, S., 0121, H$,$* O'#g 0'# K&$'g', &disi Re+isi, Sinar (raika, ?akarta. Winj*dip*er*, S., 28G6, P#g'#-' 0'# A'9A' H$,$* A0'- , 9et.7, PT. (unun Aun, ?akarta. :aswirman, 0122, H$,$* K&$'g' (K'',-"-", 0'# P, D,-"# I&'* 0'# A0'- 0'&'* M'+'','- M'-"&"#'& M"#'#g,''$), 9et. 2, PT. Rajaraind* Persada, ?akarta.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 25
B. ,$sitSit"s I&t)&t4
An*nim, "#ukum Adat Keluara), --://"#,+0$&.&g-.%*/2;11/;5/$,$*9'0'-9,&$'g'.-*& , diakses tanal 28 /ebruari 0123, jam 20.23 W45.
C. L(i&%(i&4
'ee, /., H$,$* A0'- K,&$'g''# (4'#-%' R%-). Presentasi dari mahasiswa $ni+ersitas Putera 5atam, 5atam.
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Kel 5) 26