a. Kara Karakt kter eris isti tik k
•
Nama Dagang
: Putauw, Baby Dust, Brown Sugar, , smack, junk, china
ehirte chiva, black tar, spee balling, ope, brown, og,negra, no, white hores, • •
•
• •
stu!!. Nama Paten Nama Kimia
: Diasetilmor!in :"#$,%$&'(,)'iehyro'*,#'epo+y'('methylmorphinan'
-,%'iol iacetate Struktur Kimia
:
umus Kimia : /010- N2 N2# 3enis heroin yang sering iperagangkan : . Bubuk putih Diperj Diperjual ualbel belika ikan n alam alam kantun kantung'k g'kant antung ung yang telah telah ikema ikemass secara khusus engan ukuran -+,# cm, berisi 44 mg bubuk engan kaar heroin berkisar antara '45. Paa saat ini kaar heroin alam bubuk cenerung meningkat, rata' rata berkisar -#5. Biasanya bubuk tersebut icampur engan gula, susu bubuk atau kanji. Banyak iperjualbelikan i aerah 6sia. 0. Bubuk co coklat
-.
Bentuk, kemasan an kaar heroin mirip engan bubuk putih, hanya warnanya yang coklat. Banyak iapatkan i aerah 7e+ico. Black 8ar Banyak iperjualbelikan i 9S6. arna hitam isebabkan oleh metoe prosesing. Bentuknya kecil'kecil seperti kacang an lengket. Kaar heroin ialamnya berkisar 04')45. Pemakaian biasanya ilarutkan engan seikit air kemuian ihangatkan iatas api. Setelah ilarutkan apat imasukkan ke alam alat suntik.
Gambar Jenis Heroin •
/ara pemakaian
:
;njeksi ;njeksi secara intravena, subkutan atau intra muskular. ;njeksi lebih praktis an e!isien untuk heroin kaar renah. ;njeksi secara intravena apat menimbulkan e!ek e!oria alam (') etik. ;njeksi intra muskuler e!eknya lebih lambat yaitu #') menit. Ketika akan menyuntikkan heroin ke alam tubuh, pertama'tama heroin i larutkan ke alam air lalu ipanaskan, cara ini ilakukan untuk menghasilkan larutan li. ;njeksi berulang apat merusak vena, menyebabkan trombosis an abses.
Gambar 2.3 Pemakaian secara Injeksi
b.
Dihirup Bubuk heroin itaruh i aluminium !oil an ipanaskan iatas api,
kemuian asapnya ihirup melalui hiung. 1eroin terabsorbsi melalui membrane mucus hiung. ?!ek puncak engan penggunaan secara ihirup@ihisap biasanya irasakan alam 4'# menit.
Gambar 2.4 Pemakaian secara Inhalan
c.
Dihisap melalui pipa atau sebagai lintingan rokok Penggunaan heroin engan kaar tinggi biasanya engan cara ihirup atau
ihisap. Penggunaan heroin secara ihisap atau ihirup "chasing the ragon& saat ini meningkat untuk menghinarkan e!ek yang terjai akibat penyuntikan. Penggunaan secara ihisap lebih aman ibaningkan ihirup, oleh karena masuk ke alam tubuh secara bertahap sehingga lebih muah ikontrol.
Gambar 2.5 Pemakaian secara Dihisap
b. Sejarah singkat 1eroin seikitnya suah ikenal oleh manusia sejak %444 tahun lalu, an ikenal berasal ari pohon kebahagiaan. Paa aba ke'( atau ke'), iuga peagang 6rab membawanya ke /ina an igunakan sebagai bahan pengobatan. Setelah itu, orang'orang ;nggris an Portugis memasok /ina engan opium an menempatkan ;nggris sebagai heroin terbesar i unia. Baru paa tahun )(* orang membuat heroin ari pohon opium. Ketika itu, heroin ijual sebagai pengganti mor!in yang aman an tiak menimbulkan kecanuan. Namun akhirnya isaari bahwa heroin juga menyebabkan ketergantungan yang tinggi, kemuian i ;nggris ilarang paa tahun A04 engan unang'unang, Dangerous Drug 6ct. c. ?piemiologi Prevalensi penggunaan heroin mungkin jauh lebih tinggi aripaa yang ilaporkan alam survei, karena survei tergantung paa pelaporan iniviu an kemungkinan tiak mencapai orang'orang pengguna heroin yang suah berat. 7enurut Penyalahgunaan at
i 6S an Substance Abuse and Mental Health Services
Administration "S671S6& 04 National Survey on Drug Use and Health "NSD91&, %04.444 orang ilaporkan menggunakan heroin alam satu tahun terakhirC 0).444 atau 4,5 merupakan pengguna heroin yang berusia 0 an lebih tua, seangkan *0%.444 merupakan orang yang ketergantungan heroin. Sekitar ().444 orang yang berusia 0 atau lebih tua ilaporkan menggunakan heroin untuk pertama kalinya alam 0 bulan terakhir. 9sia rata'rata paa penggunaan pertama aalah 0#,# tahun paa tahun 04. 7enurut National ;nstitute on Drug 6iction "N;D6&, laki'laki lebih mungkin
ibaningkan perempuan untuk melaporkan penggunaan heroin selama masa hiup mereka. 7enurut laporan 040 ari United Nations Office on Drug and Crime "9N2D/&, Prevalensi global penggunaan heroin iperkirakan 4,-'4,#5 ari populasi berusia #'%* tahun, atau -'0 juta orang. Penggunaan heroin tampaknya meningkat i beberapa negara 6sia an 6!rika, tetapi tampaknya menjai stabil an mungkin menurun i ?ropa, karena kebangkitan opioi sintetis seperti !entanil, sebagai obat pilihan. Sekitar -'(5 ari pasien yang irawat karena overosis heroin harus masuk rumah sakit karena komplikasi seperti pneumonia, eema paru nonkariogenik, an komplikasi in!eksi. Sebagian besar kematian ari overosis heroin terjai paa pengguna jangka panjang, biasanya i awal ekae ketiga kehiupan mereka. 8ingkat kematian lebih tinggi paa pasien yang menggunakan alkohol an obat'obatan lainnya seperti benoiaepin an kokain. Kematian paling sering isebabkan oleh kegagalan perna!asan atau sesak napas. . Pato!isologi 1eroin merupakan opioi semisintetik yang sangat aikti! yang berasal ari mor!in. Ketika igunakan secara intravena, e!eknya -'# kali lebih kuat ari senyawa inuknya an mampu memoulasi persepsi nyeri an menyebabkan eu!oria. 7irip engan mor!in, heroin an metabolitnya memiliki mu, kappa, an aktivitas reseptor elta. Secara umum, stimulasi reseptor mu menghasilkan analgesia, eu!oria, epresi SSP, epresi pernapasan, an miosis. Stimulasi elta an kappa reseptor juga menghasilkan analgesia, tetapi reseptor kappa sebagian besar terlibat alam analgesia spinal. 1eroin, mirip engan mor!in an narkotika lainnya, mengurangi respon otak terhaap perubahan P/20 an hipoksia, sehingga mengakibatkan epresi pernapasan. 1al ini juga mengurangi resistensi pembuluh arah peri!er "yang mengakibatkan hipotensi ringan&, menyebabkan vasoilatasi ringan pembuluh arah kulit "yang mengakibatkan !lushing&, an merangsang pelepasan histamin "yang mengakibatkan pruritus&. ?!ek penghambatan 1eroin paa re!leks baroreseptor menyebabkan braikaria, bahkan bisa sampai hipotensi. 1eroin juga menurunkan motilitas lambung, menghambat e!ek asetilkolin paa usus kecil, an mengurangi gelombang penorong kolon, sehingga waktu yang ibutuhkan untuk mengosongkan lambung lama sekitar 0 jam, yang paa akhirnya menyebabkan sembelit.
2nset aksi, e!ek puncak, an urasi ari aksi bervariasi tergantung engan metoe yang igunakan. Pasien mengalami e!ek heroin alam waktu '0 menit ketika isuntikkan intravena an alam waktu #'-4 menit ketika isuntikkan intramuskuler. ?!ek puncak terapeutik an toksin heroin umumnya icapai alam waktu 4 menit ketika isuntikkan intravena, alam waktu -4 menit ketika isuntikkan secara intramuskuler atau ketika ihisap, an alam waktu A4 menit ketika isuntikkan subkutan. ?!ek analgesik biasanya berlangsung -'# jam. 1eroin engan cepat ikonversi menjai %'monoacetylmorphine "%'767& engan hati, otak, jantung, an ginjal an tiak apat ieteksi alam arah paa saat pengambilan arah. %'767 kemuian iubah menjai mor!in. 7or!in imetabolisme oleh hati an iekskresikan sebagai prouk glukuronia atau alam bentuk bebasnya oleh ginjal. aktu paruh mor!in jauh lebih panjang ari heroin "yaitu, 0'- jam&. Sejumlah kecil %'767 yang tiak iubah akan iekskresikan alam urin sampai 0* jam setelah penggunaan heroin. Karena %'767 hanya berasal ari heroin, eteksi alam urin apat berarti bahwa pasien menggunakan heroin atau %'767. e. 8ana an gejala Sistem sara! pusat • . 6nalgesia Khasiat analgetik iasarkan atas - !aktor: a. 7eningkatkan ambang rangsang nyeri. b. 7empengaruhi emosi, alam arti bahwa mor!in apat mengubah reaksi yang timbul menyertai rasa nyeri paa waktu penerita merasakan rasa nyeri. Setelah pemberian obat penerita masih tetap merasakan "menyaari& aanya nyeri, tetapi reaksi khawatir takut tiaklagi timbul. ?!ek obat ini relati! lebih besar mempengaruhi komponen e!ekti! "emosional& ibaningkan sensorik. c. 7emuahkan timbulnya tiur. 0. ?!oria Pemberian mor!in paa penerita yang mengalami nyeri, akan menimbulkan perasaan e!oria imana penerita akan mengalami perasaan nyaman terbebas ari rasa cemas. Sebaliknya paa osis yang sama besar bila iberikan kepaa orang normal yang tiak mengalami nyeri, sering menimbulkan is!oria berupa perasaan kuatir isertai mual, muntah, apati, aktivitas !isik berkurang an ekstrimitas terasa berat.
-.Seasi Pemberian mor!in apat menimbulkan e!ek mengantuk an lethargi. Kombinasi mor!in engan obat yang bere!ek epresi sentral seperti hipnotik seati! akan menyebabkan tiur yang sangat alam. *.
Perna!asan
Pemberian mor!in apat menimbulkan epresi perna!asan, yang isebabkan oleh inhibisi langsung paa pusat respirasi i batang otak. Depresi perna!asan biasanya terjai alam ( menit setelah ijeksi intravena atau -4 menit setelah injeksi subkutan atau intramuskular. espirasi kembali ke normal alam 0'- jam. #.
Pupil
Pemberian mor!in secara sistemik apat menimbulkan miosis. 7iosis terjai akibat stimulasi paa nukleus ?inger estphal N. ;;;. %.
7ual an muntah
Disebabkan oleh stimulasi langsung paa emetic chemoreceptor trigger one i batang otak. •
Sistem Syara! Peri!er a) Saluran cerna
Paa lambung akan menghambat sekresi asam lambung, mortilitas lambung berkurang, tetapi tonus bagian antrum meninggi. Paa usus beasr akan mengurangi gerakan peristaltik, sehingga apat menimbulkan konstipasi. b) Sistem kariovaskular
8iak mempunyai e!ek yang signi!ikan terhaap tekanan arah, !rekuensi maupun irama jantung. Perubahan yang tampak hanya bersi!at sekuner terhaap berkurangnya aktivitas baan an keaaan tiur, 1ipotensi isebabkan ilatasi arteri peri!er an vena akibat mekanisme epresi sentral oleh mekanisme stabilitasi vasomotor an pelepasan histamin. c) Kulit
7engakibatkan pelebaran pembuluh arah kulit, sehingga kulit tampak merah an terasa panas. Paa pemeriksaan akan gambaran Eskin'poppingE. Seringkali terjai pembentukan keringat, kemungkinan isebabkan oleh bertambahnya perearan arah i kulit akibat e!ek sentral an pelepasan histamin.
d) 8raktus urinarius
8onus ureter an vesika urinaria meningkat, tonus otot sphinkter meningkat,sehingga apat menimbulkan retensi urine.
7enurut national ;nstitute Drug 6buse "N;D6&, ibagi menjai e!ek jangka penek "shortterm& an e!ek jangka panjang "long term&. 8abel 0.0 ?!ek jangka penek an jangka panjang ari heroin Short term
=ong term
Felisah
6iksi
Depresi perna!asan
1;>, hepatitis
Gungsi mental berkabut
Kolaps vena
7ual an muntah
;n!eksi bakteri
7enekan nyeri
Penyakit paru "pneumonia,
6bortus spontan
8B/& ;n!eksi
jantung
an
katupnya Pengaruh heroin terhaap wanita hamil: •
7enimbulkan komplikasi serius, abortus spontan, lahir prematur
•
Bayi yang lahir ari ibu pecanu narkotik memiliki resiko tinggi untuk terjainya S;DS "Suen ;n!ant Death Synrome&
•
Bayi yang lahir ari ibu pecanu narkotik apat mengalami gejala with rawl alam
0*'-% jam setelah lahir. Fejalanya bayi tambah gelisah, agitasi, sering
menguap, bersin an menangis, gemetar, muntah, iare an paa beberapa kasus terjai kejang umum.
!. Penegakan iagnosis ;enti!ikasi ari at psikoakti! yang igunakan apat ilakukan berasarkan
' ata laporan iniviu, ' analisis objekti! ari spesimen urin, arah, an sebagainya ' bukti lain "aanya sampel obat yang itemukan paa pasien, tana an gejala klinis, atau ari laporan pihak ketiga&. Selalu ianjurkan untuk mencari bukti yang menguatkan lebih ari satu sumber, yang
berkaitan engan penggunaan at. Diagnosis berdasarkan PPDGJ III F!." In#oksikasi ak$#
Peoman Diagnostik ;ntoksikasi akut sering ikaitkan engan: tingkat osis at igunakan "ose'epenent&,
iniviu engan konisi organik tertentu yang men asarinya "misal insu!isiensi ginjal atau hati& yang alam osis kecil apat menyebabkan e!ek intoksikasi berat yang tiak proporsional. Disinhibisi yang aa hubungannya engan konteks sosial perlu ipertimbangkan
"misalnya isinhibisi perilaku paa pesta atau upacara keag amaan&. ;ntoksikasi akut merupakan suatu konisi peralihan yang timbul akibat penggunaan
alkohol atau at psikoakti! lain sehingga terjai gangguan kesaaran, !ungsi kogniti!, persepsi, a!ek atau perilaku, atau !ungsi an respon psiko!isiologis lainnya. ;ntensitas intoksikasi berkurang engan berlalunya waktu an paa akhirnya e!eknya menghilang bila tiak terjai penggunaan at lagi. Dengan emikian orang tersebut akan kembali ke konisi semula, kecuali jika aa jaringan yang rusak atau terjai komplikasi lainnya.
F!. Pengg$naan %ang &er$gikan
Peoman Diagnostik 6anya pola penggunaan at psikoakti! yang merusak kesehatan, yang apat berupa !isik
"seperti paa kasus hepatitis karena menggunakan obat melalui suntikan iri seniri& atau mental "misalnya episoe gangguan epresi sekuner karena konsumsi berat alkohol&. Pola penggunaan yang merugikan sering ikecam oleh pihak lain an seringkali isertai
berbagai konsekuensi sosial yang tiak iinginkan. 8iak aa sinrom ketergantungan "G+.0&, gangguan psikotik "G+.#& atau bentuk
spesi!ik lain ari gangguan yang berkaitan engan penggunaan obat atau alkohol.
F!.2 'indrom (e#ergan#$ngan
Peoman Diagnostik Diagnosis ketergantungan yang pasti itegakkan jika itemukan - atau lebih gejala i bawah ini ialami alam masa tahun sebelumnya : "a& aanya keinginan yang kuat atau orongan yang memaksa "kompulsi& untuk menggunakan at psikoakti!C "b& kesulitan alam mengenalikan perilaku menggunakan at, termasuk sejak mulainya, usaha pengehentian, atau paa tingkat seang menggunakanC "c& penghentian atau pengurangan penggunaan at menimbulkan keaaan putus at, engan perubahan !isiologis tubuh yang sangat tiak menyenangkan, sehingga memaksa orang tersebut menggunakan at tersebut lagi atau yang sejenis untuk menghilangkan gejala putus at tersebut. "& terbukti aanya toleransi, berupa peningkatan osis at psikoakti! yang iperlukan guna memperoleh e!ek yang sama yang biasanya iperoleh engan osis lebih renahC "e& secara progresi! mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain isebabkan penggunaan at psikoakti!, meningkatnya jumlah waktu yang iperlukan untuk menapatkan atau menggunakan at atau untuk pulih ari akibatnyaC "!& tetap menggunakan at meskipun ia menyaari aanya akibat yang merugikan kesehatannya, seperti gangguan !ungsi hati karena minum alkohol.
F!.3 (eadaan P$#$s a#
Peoman Diagnostik Keaaan putus at merupakan salah satu inikator ari sinrom ketergantungan "G+.0&
an iagnosis sinrom ketergantungan at harus turut ipertimbangkan. Fejala !isik bervariasi sesuai engan at yang igunakan. Fangguan psikologis "misalnya
an+ietas, epresi, an gangguan tiur& merupakan gambaran umum ari keaaan putus at ini. Hang khas ialah pasien akan melaporkan gejala putus at akan merea engan
meneruskan penggunaan at.
F!.4 (eadaan P$#$s a# dengan Deliri$m
Peoman Diagnostik Suatu keaaan putus at "G+.-& isertai komplikasi elirium. 8ermasuk: Delirium 8remens, yang merupakan akibat ari putus alkohol absolut atau
relati! paa pengguna yang ketergantungan berat engan riwayat penggunaan yang lama. 2nset biasanya terjai sesuah putus alkohol. Fejala proromal khas berupa : insomnia, gemetar an ketakutan. 2nset apat iahului
oleh kejang setelah putus at. 8rias klasik ari gejalanya : Kesaaran berkabut an kebingungan, 1alusinasi an ilusi yang hiup, yang mengenai salah satu pancainera 8remor berat Biasanya itemukan juga waham, agitasi, insomnia atau siklus tiur yang terbalik, an
aktivitas otonomik yang berlebihan. F!.5 Gangg$an Psiko#ik
Peoman Diagnostik Fangguan psikotik yang terjai selama atau segera sesuah penggunaan at psikoakti!
"biasanya alam waktu *) jam&, bukan merupakan mani!estasi ari keaaan putus at engan elirium atau suatu onset lambat. >ariasi pola gejala ipengaruhi jenis at yang igunakan an kepribaian pengguna at.
F!.* 'indrom +mnesik
Peoman Diagnostik Sinrom amnesik yang isebabkan oleh at psikoakti! harus memenuhi kriteria umum
untuk sinrom amnesik organik "G4*& Syarat utama untuk menentukan iagnostik aalah :
a. gangguan aya ingat jangka penekC gangguan sensasi waktuC b. tiak aa gangguan aya ingat segera, tiak aa ganggua n kesaaran, an tiak aa gangguan kogniti!C c. aanya riwayat atau bukti yang objekti! ari penggunaan alkohol atau at yang kronis "terutama osis tinggi&.
F!., Gangg$an Psiko#ik -esid$al a#a$ nse# /amba#
Peoman Diagnostik 2nset ari gangguan harus secara langsung berkaitan engan penggunaan alkohol atau
at psikoakti!. Fangguan !ungsi kogniti!, a!ek, kepribaian, atau perilaku yang isebabkan oleh alkohol
atau at psikoakti! yang berlangsung melampaui jangka waktu khasiat psikoakti!nya "e!ek resiual at tersebut terbukti secara jelas&.