GRISEOFULVIN
AKTIVITAS JAMUR Griseofulvin yang bersifat fungisidal efektif terhadap berbagai jamur dermatofit seperti Trichophyton, Trichophyton, Epidermophyton, Epidermophyton, dan Mycrosporum dan Mycrosporum.. Menurut laporan, mekanisme kerja obat ini mirip dengan kolkisin dan alkaloid vinka, yang menghambat mitosis sel muda dengan mengganggu sintesis dan polimerasi asam nukleat. FARMAKOKINETIK Griseofulvin ini kurang baik absorpsinya di saluran pencernaan bagian atas karena tidak laurt dalam air, namun meningkat absorpsinya kalau diberikan bersamaan dengan makanan berlemak. Griseofulvin dimetabolisme di hati yang metabolit utamanya adalah 6metilgriseofulvin. Waktu paruh griseofulvin adalah sekitar 24 jam. Sekitar 50% dosis oralnya dikeluarkan bersama urin dalam bentuk metabolit selama 5 hari. Obat ini pada k ulit yang sakit tinggi afinitasnya, dimana akan dihimpun dalam sel pembentuk keratin yang nanti akan muncul bersamaan dengan sel yang baru. Setelah menyatu akan berikatan dengan k eratin membentuk sel baru yang resisten terhadap serangan jamur. Sel yang beru tersebut akan tumbuh sehingga sel yang mengandung jamur terkelupas diganti dengan sel baru yang normal. Griseofulvin ini ditemukan dalam lapisan tanduk sekitar 4- 8 jam setelah pemberian obat. Kadar penyebaran obat ini banyak dari keringat dan kehilangan cairan transepidermal dalam stratum korneum. EFEK SAMPING Efek samping yang disebabkan oleh obat ini jarang timbul yang berat, namun didapatkan leukopenia dan granulositopenia jika dosis diberikan sangat besar dan lama. Untuk itu, selama pemberian griseofulvin lebih baik sambil dilakukan pemeriksaan darah. Dilaporkan 15% terjadi sakit kepala, artalgia, neuritis perifer, demam, pandangan kaburm insomniam menurunnya fungsi motorik, pusing dan sinkop. Pada saluran pencernaan dapat terjadi mulut kering, mual, muntah, diare dan flatulensi. Dapat terjadi juga albuminuria dan silideruria tanpa terjadi kelainan pada ginjal. Di kulit dapat terjadi urtikaria, fotosensitivitas, eritema multiforme, vesikula dan erupsi. Meningkatnya metabolism warfarin karena terinduksinya enzim mikrosom. Jika diberikan dengan barbiturate akan menghambat penyerapan griseofulvin. INDIKASI Griseofulvin diberikan untuk penyakit jamur di kuilit, rambut dan kuku untuk karena jamur yang sensitif. Untuk infeksi tangan dan kaki, kuku tangan dan kuku kaki, infeksi
Trycophytin rubrum dan mentagovites, serta untuk h yperkeratosis yang dimana pada penatalaksanaannya perlu ditambah zat keratolitik. POSOLOGI Di Indonesia griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet berisi mikrokristal sebanyak 125 dan 500 mg., sedangkan ultramikrokristal sebanyak 330 mg. Dosis anak sebanyak 5- 15 mg/ kgBB/ hari, sedangkan untuk dewasa sebanyak 500- 1000 mg/ hari dosis tunggal.