2.2 family centered maternity care Salah satu aspek terpenting keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada unit keluarga. Secara empiris, kesehatan anggota keluarga berhubungan erat dengan kualitas kehidupan dalam sebuah keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat ddddan merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya. Keluarga yang didalamnya mempunyai beragam fungsi seperti fungsi fisik, psikologis, reproduksi, sosial, dan fungsi ekonomi merupppakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam kesehariannya (Friedman,2003). Lebih konkrit dijelaskan oleh Gillies (1994) bahwa saat perawatan difokuskan pada keluarga, efektivitas perawatan terbukti meningkat. Keluarga adalah salah satu institusi masyarakat yang paling penting. Keluarga mengemban tanggung jawab utama dalam memperkenalkan dan mensosialisasikan individu. Keluarga meneruskan latar belakang budaya dasar suatu keluarga kepada anggotaanggotanya. Guna memberikan perawatan yang aman, komprehensif dan holistik dalam konteks proses keperawatan, perawat memerlukan pemahaman yang baik tentang keluarga sebagai suatu institusi dalam masyarakat. Pemberian layanan keperawatan khususnya keperawatan maternitas juga berfokus pada keluarga (family (family centered maternity care). Keperawaatan maternitas yang berfokus pada keluarga adalah pelayanan profesional, bermutu, mengakui serta berfokus pada adaptasi terhadap kebutuhan fisik dan psikososial ibu, keluarga dan bayinya. Melalui perspektif keperawatan maternitas, keluarga dipandang sebagai unit dasar masyarakat dalam memberikan dukungan selama periode kehamilan, melahirkan, dan masa nifas sampai membesarkan anak. Konsep keperawatan maternitas berfokus pada keluarga juga diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan ibu dan keluarga pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, mempromosikan dan melindungi kesejahteraan ibu dan bayinya dengan melibatkan keluarga dan lingkungan dalam intervensi keperawatan baik intervensi edukasi maupun kebutuhan ibu pada saat menjalani kehamilan, persalinan dan nifas (Pilliteri,2003). Keberhasilan implementasi asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga meliputi pengetahuan bahwa pemberian asuhan bermutu tinggi memerlukan upaya tim yang terdiri atas ibu dan jeluarganya. jeluarganya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keperawatan maternitas berfokus pada keluarga (family (family centered maternity care) care) merupakan bentuk pemberian asuhan keperawatan pada klien yang berfokus pada keluarga sebagai sistem pendukung dalam pemenuhan kebutuhan ibu dan bayi pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. 2.2.1 falsafah family center ed mate materr nity ni ty care (FCMC) Falsafah merupakan keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan. Falsafah menjadi ciri utama pada suatu komunitas, baik komunitas berskala besar maupun skala kecil, salah satunya adalah profesi keperawatan (Meleis, 2007). Falsafah keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga adalah nilai yang menjadi pedoman dalam memberikan layanan keperawatan pada klien melalui proses keperawatan. Falsafah family centered maternity care menurut May & Mahlmeister (1990) menyatakan bahwa: 1. Keluarga dapat membuat keputusan sendiri jika diberikan informasi yang adekuat dan dukungan profesional dari petugas kesehatan. Artinya keluarga mempunyai hak dalam segala keputusan yang menyangkut kesehatan anggota keluarganya. Petugas kesehatan mempunyai peranan penting dalam menguatkan persepsi keluarga melalui informasi yang tepat dan dukungan yang adekuat dalam membantu keluarga membuat keputusan. 2. Kelahiran adalah peristiwa yang normal atau sehat. Dalam perspektif FCMC, kelahiran merupakan sebuah proses yang normal dan dinamis dengan terjadinya perubahan fisik, emosional, dan sosial dalam keluarga. 3. Kelahiran adalah proses proses awal hubungan keluarga yang penting. Proses melahirkan merupakan langkah awal sebuah keluarga mengalami perubahan peran sehingga
masa yang disebut chieldbearing ini merupakan masa yang penting bagi hubungan keluarga dalam menjalankan peran masing-masing anggota keluarga. Falsafah tersebut kemudian dikembangkan oleh Reeder, Martin & Koniak (1997) yang meliputi: 1. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu meyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilannya sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. 2. Pengalaman reproduksi bukanlah pengalaman pribadi seorang ibu saja melainkan keluarga. Peran petugas kesehatan adalah mempersiapkan keluarga untuk aktif berpartisipasi sepanjang periodeperinatal: prekonsepsi, kehamilan, persalinan dan kelahiran, serta masa menjadi orang tua. 3. Chieldbearing Chieldbearing adalah salah satu tahap perkembangan dalam kehidupan individu sehingga semua kebutuhan pada tahap perkembangan ini penting untuk dipenuhi oleh keluarga. 4. Perubahan fisiologis dan adaptasi selama chieldbearing cenderung membuat keluarga rentan terhadap proses perubahan dan adaptasi yang terjadi . Periode ini merupakan periode transisi peran menjadi orang tua yang harus dijalani dengan informasi yang adekuat dari petugas kesehatan dan kesadaran keluarga untuk menjalani tugas keluarga pada tahap perkembangan chieldbearing. 5. Budaya dan beberapa akses sosial dapat mempengaruhi hasil reproduksi dan proses chieldbearing dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan sosial ekonominya sehingga perawat penting untuk memperhatikan aspek sosial budaya ini dalam memberikan memberika n asuhan keperawatan. keperawata n. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa falsafah yang mendasari konsep keperawatan maternitas berfokus pada keluarga meliputi: 1. Peristiwa kelahiran merupakan peristiwa normal dan sehat dalam kehidupan suatu keluarga serta awal tahap perkembangan baru bagi suatu hubungan keluarga. 2. Pengalaman reproduksi dan proses proses melahirkan merupakan bagian dari keluarga sehingga perlu dukungan yang adekuat dari keluarga untuk memenuhi tugas dalam tahap perkembangan ini. 3. Adaptasi selama periode persalinan dan merawat bayi menjadikan keluarga rentan karena merupakan periode transisi peran orang tua sehingga membutuhkan dukungan yang adekuat dari seluruh anggota keluarga dan petugas kesehatan. 2.2.2 bentuk tindakan dalam family centered center ed mat matern ernity ity care c are (FCMC) Pelayanan keperawatan maternitas yang terus berkembang dari pelayanan tradisional menjadi berpusat pada keluarga menjadikan tindakan tersebut dapat diterapkan diarea manapun baik di rumah sakit maupun di rumah. Beberapa bentuk implementasi family centered maternity care yang bisa diterapkan di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan yang lain yaitu: 1. Melaksanakam kelas prenatal untuk mempersiapka mempersiapk a ibu dan keluarga dalam merencanakan merencanakan kehamilan, kelahiran, dan merawat bayi. 2. Melibatkam keluarga dalam proses pemeriksaaan kehamilan dan persalinan. 3. Kehadiran keluarga saat ibu harus dilakukan tindakan operasi. 4. Penggunaan rooming-in yaitu menggabungkan ruang rawat ibu dan bayi agar tercipta bounding attachment antara ibu dan bayi. 5. Kontak orang tua dan bayi sedini mungkin jika kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik tanpopa komplikasi.
6. Kunjungan keluarga keluarga tidak ketat. Dalam artian keluarga mempunyai mempunyai akses yang adekuat untuk bersama dengan ibu dan bayi apabila kondisi ibu dan bayi dalam keadaan optimal. 7. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan ibu dan bayi. 8. Pemulangan secepat mungkin. Hal ini ditujukan agar ibu dan bayi tidak berada berada terlalu lama di rumah sakit sehingga meminimalkan resiko infeksi dan mengembalikan ibu dan bayi ke tengah-tengah keluarga di rumah. 9. Follow-up di rumah. Peran petugas kesehatan adalah melakukan tindak lanjut dengan tim kesehatan dikomunitas dikomunitas untuk memantau kondisi kondisi ibu, bayi dan keluarga saat di rumah. Tindak lanjut perawatan dirumah merupakan salah satu bentuk implementasi kepeeawatan maternitas yang berfokus pada keluarga. Peran petuvas kesehatan sangat penting untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan ibu dan bayi serta bagaimana keterlibatan anggota keluarga ketika di rumah dalam merawat ibu dan bayi. Dalam perspektif model FCMC, ibu dianggap sebagai “perawat” bagi bayinya sehingga peran petugas kesehatan adalah memfasilitasi ibu agar mampu merawat bayinya secara mandiri dengan melibatkan keluarga. Perawat penting untuk memperhatikan pengaruh sosial budaya yang berkembang dimsyarakat khususnya yang dianut oleh keluarga dalam perawatan ibu melahirkan, nifas, dan perawatan bayi sehingga perawatan yang dilakukan optimal. Segala bentuk implementasi dalam keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga yang telah dijelaskan diatas pada dasarnya mempunyai tujuan agar terjadi satu kesatuan sistem yang saling mendukung antara ibu dan keluarga dalam proses persalinan, nifas, dan dalam perawatan bayi baru lahir. Dengan adanya dukungan yang adekuat dari keluarga diharapkan kondisi perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang dialami selama periode ini dapat berjalan optimal dan sehat sesuai dengan tahap mengasuh anak ( childbearing ) childbearing ) yang didalamnya selain mengasuh bayi, juga memenuhi seluruh anggota keluarganya.