1
Humanisme dan Para Kritikusnya F. Budi Hardiman Humanisme adalah sebuah topik yang ‘licin’. Kata itu bukanlah sebuah istilah denga dengan n peng pengert ertian ian tungg tunggal al yang yang mudah mudah disep disepak akati ati.. Oran Orang g keba kebany nyaka akan n di Indones Indonesia ia mendeng mendengar ar istilah istilah ini sebagai sebagai barang barang asing asing yang yang dicangk dicangkokan okan ke dalam dalam bahasa bahasa kita. kita. Kalanga Kalangan-ka n-kalan langan gan religiu religius, s, khususny khususnya a yang yang meyakin meyakinii eksk eksklu lusi sivi vita tas s
jala jalan n
kese kesela lama mata tan n
menu menuru rutt
dokt doktri rin n
mere mereka ka,,
meng mengan angg ggap ap
humanisme sebagai musuh berbahaya yang harus ditangkal. ebaliknya bagi mereka yang dicekik oleh doktrin-doktrin doktrin-doktrin !anatik agama, humanisme merupakan lorong pembebasan yang memberi mereka na!as untuk hidup. "opik humanisme juga sangat dekat dengan kita, jika menginsya!i bah#a para pendiri negara kita memandang penting paham ini untuk me#adahi pluralisme dalam masyarakat kita dan mencantumkannya sebagai sila ke-$ %ancasila. &egitu dekat sekaligus begitu jauhnya kita dari paham ini, begitu kaburnya di kepala orang banyak, sehingga kita memuji atau mencercanya tanpa mengerti apa yang kita puji dan cerca serta mengapa kita puji dan cerca. 'ntuk 'ntuk merek mereka a yang yang mencer mencerca ca human humanism ism,, ilust ilustras rasii berik berikut ut mungki mungkin n ber!aedah. (ulu dan di mana pun, sebelum modernitas, setiap suku bangsa atau setiap setiap bangsa bangsa menurut menurut tanah tanah dan darah darah memanda memandang ng diri sebagai sebagai manusia, manusia, sementar sementara a orang-or orang-orang ang di luar diangga dianggap p liar, liar, barbar barbar atau atau ‘bukan ‘bukan manusia manusia’. ’. )tnosentrisme macam itu bahkan mendapatkan legitimasi sakral dalam agamaagama dunia manakala orang-orang di luar umatnya disebut ‘ka!ir’ * sebuah varian dari ‘bukan manusia’. udah sejak dini dalam sejarah peradaban, peradaban, bangsa +unani unani dan dan oma# oma#ii kuno kuno meyak meyakink inkan an bang bangsasa-ba bangs ngsa a lain lain akan akan adany adanya a kemanusiaan universal. ‘anusia’ memang muncul dalam tradisi agama-agama dunia dunia dan dari #ahyu #ahyu yang yang mereka mereka terima, terima, namun #ahyu #ahyu illahi illahi hanya hanya dapat dapat ditangk ditangkap ap oleh mereka mereka yang yang beriman beriman kepadan kepadanya, ya, sehingg sehingga a ‘manusi ‘manusia’ a’ versi versi #ahyu itu berciri partikular. ‘anusia’ yang dibela oleh para leluhur humanisme
2
tersebut berciri kodrati, dimengerti le#at akal belaka tanpa melibatkan #ahyu illahi. egala yang dapat ditangkap oleh akal manusia dapat diterima oleh semua manusia yang berakal, maka ‘manusia’ yang dimengerti para leluhur humanisme ini sungguh sungguh-sun -sunggu gguh h univers universal al dan tidak tidak tinggal tinggal partiku partikular lar seperti seperti ‘manusia ‘manusia’’ dalam agama-agama. agama-agama. (i aman enaisans enaisans gagasan gagasan +unani +unani oma#i oma#i tentang kemanus kemanusiaan iaan universa universall itu dibangk dibangkitka itkan n kembali kembali dan berkemba berkembang ng bersama bersama dengan modernitas kita sehingga kita sekarang dimampukan untuk mengatasi etnosentrisme dengan suatu ide abstrak, yakni humanitas. %restasi-prestasi peradaban yang disumbangkan oleh humanisme &arat kita nikmati bersama de#asa ini. Humanisme tidak hanya mendasari ide dan praksis praksis hak-hak hak-hak asasi manusia, manusia, civil society society , dan negara hukum demokratis, melainkan juga mendorong aksi-aksi solidaritas global yang melampaui negara, ras, ras, agama agama,, kelas kelas sosia sosial, l, dst., dst., seba sebaga gaima imana na ditun ditunju jukka kkan n dalam dalam berba berbagai gai kegiatan institusi %&&. /agasan tentang toleransi agama adalah prestasi lain yang yang disumban disumbangka gkan n oleh humanism humanisme e %encerah %encerahan an )ropa )ropa abad ke-01 ke-01 kepada kepada peradaban peradaban modern. %eradaban modern itu sendiri, dengan berbagai institusinya institusinya yang bekerja secara rasional, seperti sains, teknologi, pendidikan, birokrasi dan pasar pasar kapital kapitalis, is, dibang dibangun un di atas premispremis-pre premis mis humanis humanisme. me. "anpa peranan peranan abstra abstraksi ksi keman kemanus usiaa iaan n univ univers ersal al dan dan rasion rasional alita itas s manus manusia, ia, siste sistem m huku hukum m modern yang memungkinkan kerjasama antarbangsa dan membangkitkan rasa tanggungja#ab global terhadap perdamaian dan keutuhan ekologis kiranya akan sulit dibayangkan. Keyakinan rasional akan adanya akal bersama umat manusia ini melandasi melandasi berbagai berbagai perjuangan perjuangan untuk menegakkan menegakkan keadilan dan perdamaian sampai sampai de#asa de#asa ini. (alam arti arti ini humanisme humanisme tidak tidak tinggal tinggal menggan menggantung tung di langit-langit abstrak2 ide itu memberi !aedah praktis dalam kehidupan kita. 'ntuk mereka yang terlalu memuji humanisme dan memperlakukannya sebagai sebagai berhala berhala intelekt intelektual ual yang yang dikira dikira akan akan menyelam menyelamatka atkan n hidup hidup mereka, mereka, kritik-kritik terhadap humanisme yang dilontarkan banyak pemikir sejak paruh pertama abad ke-$3 yang lalu akan membantu mencelikkan mata mereka. Kuliah umum saya saya ini akan akan dipersem dipersembah bahkan kan baik kepada mereka mereka yang yang mencuri mencurigai gai huma humani nism sme e
seb sebagai agai
musu musuh h
berba erbaha hay ya
maup maupun un
kepa kepada da
mere mereka ka
yang ang
3
memujanya sebagai berhala intelektual. (alam segala hal di dunia ini kiranya tidak ada sesuatu yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya buruk sehingga akal kita masih diberi kesempatan untuk memilih dan mengambil yang baik. Hal itu juga terjadi dengan humanisme. humanisme. "idak "idak berlebihan berlebihan kiranya kiranya menyatakan menyatakan bah#a tugas tugas kita di sini adalah memahami memahami kemanus kemanusiaan iaan secara lebih baik baik dengan dengan mengeluarkannya dari jepitan antihumanisme dan humanisme itu sendiri.
1. Mengakarkan Manusia di Dunia-Sini aril arilah ah kita kita mulai mulai deng dengan an sebu sebuah ah pertan pertanya yaan an seder sederha hana. na. eng engapa apa humanism humanisme, e, suatu suatu paham paham yang yang menitik menitikbera beratka tkan n pada pada manusia, manusia, kemampua kemampuannkemampu kemampuan an kodrati kodratinya nya dan nilai-ni nilai-nilai lai kehidup kehidupan an dunia# dunia#ii ini tumbuh tumbuh dalam dalam sejarah peradaban4 Kita dapat mulai menja#ab perkara ini dari aman antik kare karena na bang bangsa sa +unani nani kuno kuno deng dengan an sist sistem em pend pendid idik ikan anny nya, a, paidea, yang ang mengo mengolah lah bakatbakat-ba baka katt kodra kodrati ti manus manusia ia dan dan bang bangsa sa oma# oma#ii kuno kuno denga dengan n gagas gagasann annya ya tent tentang ang manus manusia ia sebag sebagai ai animal animal rationale rationale
dipandang dipandang sebagai
peletak dasar humanisme universal. 5kan tetapi para leluhur peradaban &arat itu tidak menghadapi persoalan dengan sistem teror religius seperti yang dihadapi keturun keturunan an mereka mereka di 5bad 5bad %erteng %ertengahan ahan,, sehingg sehingga a humanism humanisme e kritis kritis dalam dalam pengertian modern tidak muncul di sana. Humanisme kritis itu dimulai dengan ger geraka akan umanisti pada pada ama aman n ena enais isan ans s abad abad ke-0 ke-06 6 samp sampai ai ke-0 ke-07 7 dan dan memuncak pada humanisme %encerahan )ropa abad ke-01. Kita perlu melihat melihat gerakan gerakan humanis humanis modern modern itu sebagai sebagai upaya untuk untuk mengh menghar arga gaii kemba kembalili manu manusia sia dan dan keman kemanusi usiaa aanny nnya a deng dengan an membe memberik rikan an pena!siran-pena!siran rasional yang mempersoalkan monopoli ta!sir kebenaran yang dahulu kala dipegang oleh kombinasi ajaib agama dan negara. Kekristenan 5bad %ertengahan, %ertengahan, le#at 5gustinus 5gustinus dari Hippo, memang telah menambahkan menambahkan aspek adikodrati pada pemahaman tentang manusia yang berkembang di aman kuno, namun sebagaimana diketahui le#at sejarah, ta!sir religio-politis itu pada giliranny gilirannya a mendomin mendominasi asi masyarak masyarakat at sehingg sehingga a manusia manusia dan kemanus kemanusiaan iaannya nya dialienasikan dialienasikan dari kedunia#iannya kedunia#iannya yang otentik. Kekristenan Kekristenan memusatkan memusatkan diri
4
pada pada kese keselam lamata atan n ji#a ji#a manus manusia ia dan dan sejau sejauh h itu seben sebenar arny nya a juga juga sebua sebuah h humanisme, 0 namun manakala doktrin keselamatan berubah menjadi alat kontrol atas kebebasan individu, yang penting di sini tidak lagi manusia nyata, melainkan agama. (i )ropa 5bad %ertengahan ditemukan di mana-mana terlalu banyak agama, terlalu banyak ketakutan akan perkara-perkara di balik kubur, namun terlalu sedikit perhatian dan penghargaan terhadap kehidupan di dunia yang nyata nyata ini. ini. Human Humanis isme me tumbu tumbuh h baga bagaii tunastunas-tu tuna nas s muda muda di tenga tengah-t h-ten engah gah himpitan bangunan usang 5bad %ertengahan yang mulai retak di sana-sini. Humanisme Humanisme modern m odern yang mengambil sikap kritis terhadap terhadap monopoli ta!sir kebenaran yang dipegang oleh persekutuan ajaib negara dan agama itu mekar seiring seiring dengan dengan perkemba perkembanga ngan n !ilsa!at !ilsa!at dan ilmu pengeta pengetahua huan n modern. modern. Kaum Kaum humanis ditandai oleh pendekatan rasional mereka terhadap manusia yang tidak terbur terburu-b u-buru uru melaku melakuka kan n ‘hubu ‘hubunga ngan n singk singkat’ at’ denga dengan n otorit otoritas as #ahy #ahyu u illah illahi, i, melainkan lebih dahulu le#at penelitian yang cermat atas ciri kedunia#ian dan alamiah alamiah manusia. manusia. Kebuday Kebudayaan aan tampil tampil ke depan depan mengges menggeser er agama. agama. anusia anusia terutama terutama dimenger dimengerti ti dari dari kemampua kemampuan-ke n-kemamp mampuan uan alamiah alamiahnya nya,, seperti seperti minat minat intelektualnya, intelektualnya, pembentukan pembentukan karakternya, karakternya, apresiasi apresiasi estetisnya. estetisnya. %erhatian %erhatian lalu diumpahk diumpahkan an pada pada tolerans toleransi, i, vitalita vitalitas s ji#a, ji#a, keeloka keelokan n raga, raga, persaha persahabat batan an dst. emua emua itu dicaku dicakup p dala dalam m kata kata humanus.$ 'paya 'paya seperti seperti itu dimulai dimulai dengan pendamaian antara !ilsa!at 8khususnya 5ristoteles dan %lato9 dan Kitab uci, kesusastraan kesusastraan +unani +unani kuno dan ajaran-ajaran ajaran-ajaran #ahyu, sebagaimana sebagaimana dapat kita temuk temukan an pada pada /iova /iovann nnii %ico %ico della della iran irando dolla lla 8067:8067:-;69 ;69 atau atau kadan kadang g juga juga dengan mendukung sistem heliosentrisme yang ditentang otoritas religius #aktu itu, sebagaimana dilakukan oleh /iordano &runo 80<61-07339 yang lalu dikejarkejar sebagai bidaah dan dibakar di oma. /erakan humanis ini mulai di Italia, lalu merambat dengan cepat ke =erman, %rancis, &elanda, dst. ulit ulit dipasti dipastikan kan mana yang yang lebih lebih dahulu dahulu berper berperan an dalam dalam moderni modernisas sasii &arat, &arat, human humanism isme e atau atau ilmu ilmu penge pengeta tahu huan an moder modern, n, namun namun kita kita tidak tidak perlu perlu meragukan bah#a keduanya saling bahu membahu dalam mengokohkan suatu 1
Lih. Heidegger, Martin, “Letter on Humanism”, dalam: Martin Heidgger Heidgger Basics Writtings Writtings,, Routledge & Kegan Paul, London, 1!", h. 2#1. 2 Lih. $%ssmann, ilhelm, Deutsche ilhelm, Deutsche Kulturgeschic Kulturgeschichte hte im Grundriss Grundriss, Ma' Hue(er )erlag, *smaning, 1!", h. +2.
+
cara berpikir rasional yang menempatkan manusia dan rasionalitasnya sebagai pusat segala sesuatu. en> (escartes meletakkan dasar !iloso!is untuk tendensi baru ini le#at penemuan subyektivitas subyektivitas manusia dalam tesisnya tesisnya je pense donc don c je suis 8aku berpikir, maka aku ada9. ?iri ini lalu disebut ‘antroposentrisme’, untuk
menegaskan menegaskan sikap kritisnya terhadap terhadap teosentrisme teosentrisme 5bad %ertengahan. %ertengahan. alah satu hal penting yang yang kerap luput dari perhatian perhatian adalah hubungan hubungan khas antara antara perkembangan ilmu-ilmu alam modern dan humanisme modern yang semakin skeptis terhadap agama. Isaac @e#ton 8076:-0A$A9 dengan !isikanya memberi kita suatu suatu keyakin keyakinan an rasional rasional bah#a bah#a alam alam bekerja bekerja secara secara mekanist mekanistis is seperti seperti sebuah arloji, dan akal budi manusia dapat menyingkap hukum-hukum yang bekerja di belakang proses-proses alamiah. asionalisme dan empirisme abad ke-0A ke-0A bahkan bahkan sampai sampai pada pada suatu suatu tilikan tilikan yang yang mencerah mencerahkan kan bah#a bah#a hukumhukumhukum alam itu tidak lain daripada hukum-hukum hukum-hukum akal budi itu sendiri, : sehingga semak semakin in dalam dalam kita kita menyi menying ngkap kap prose proses s kerja kerja akal akal kita, kita, semak semakin in luas luas pula pula pengetah pengetahuan uan kita tentang tentang cara cara kerja kerja semesta. semesta. Kaitann Kaitannya ya dengan dengan humanis humanisme me yang yang kritis kritis terhadap terhadap otorita otoritas s #ahyu #ahyu juga jelas karena karena pencera pencerahan han mengena mengenaii korelasi antara hukum alam dan hukum akal budi itu juga ditemukan oleh para pemikir abad ke-01 di #ilayah moralitas. Kaum agnotis, the deists ataupun ateis pada pada masa masa itu itu yang ang bany banyak ak menu menuli lis s buku buku-b -buk uku u kont kontro rove vers rsia iall menc mencob oba a meyakinkan para pembaca mereka bah#a kekuasaan "uhan tidak lagi dapat dilac dilacaki aki pada pada mukji mukjiatat-muk mukji jiat at@y @ya, a, melai melainka nkan n pada pada arloj arlojii semest semesta a yang yang mencermi mencerminka nkan n suatu suatu desain desain illahi. illahi. 6 Kare Karena na itu juga juga morali moralitas tas tidak tidak harus harus diturun diturunkan kan dari dari #ahyu@ #ahyu@ya, ya, melaink melainkan an cukup cukup disimpu disimpulkan lkan dari dari asas-as asas-asas as di dalam akal budi kita sendiri dan mekanisme alam. Balu tidak perlu dijelaskan panjan panjang g lebar lebar bah# bah#a a sesua sesuatu tu sepe seperti rti huku hukum m alam alam juga juga beker bekerja ja di dalam dalam transaksi pasar, sebagaimana ditemukan oleh 5dam mith dan kaum !isiokrat. (itinjau (itinjau dari sisi tertentu tertentu,, humanis humanisme me seperti seperti berupay berupaya a untuk untuk merebut merebut manu manusi sia a
dari dari
alie aliena nasi si
oleh oleh
obse obses si
masy masyar arak akat at
pad pada
duni duniaa-sa sana na
dan dan
mengakar mengakarkan kannya nya kembali kembali ke dunia-s dunia-sini. ini. Be#at Be#at ilmu-ilmu ilmu-ilmu alam alam dan ilmu-ilmu ilmu-ilmu kemanusiaan, sejak abad ke-0A dalam empirisme Inggris sampai abad ke-0; 3
Lih. itterli, -rs, Die ‘Wilden’ ‘Wilden’ und die ‘Zivilisierten’ ‘Zivilisierten’ , .H. e/0, Mn/hen. 11, h. 212 Lih. *(id., h. 2!
4
dalam romantisme %rancis, gerakan ini menyuburkan penelitian-penelitian atas apa yang yang disebut disebut ‘manusia ‘manusia alamiah alamiah’. ’. anusia anusia alamiah itu bukanla bukanlah h makhluk makhluk berdosa berdosa asal yang diusir diusir dari dari !irdaus !irdaus yang yang lalu membutuhka membutuhkan n rahmat rahmat "uhan "uhan untuk keselamatannya, melainkan suatu makhluk yang memiliki kebebasan dan akal, sekaligus juga * seperti binatang * didorong oleh naluri-nalurinya. %ara teoretikus kontrak dari Hobbes sampai ousseau ingin menjelaskan ‘mekanisme sosial’ dengan mekanisme kepentingan-diri atau kepentingan sosial yang pada akhirn akhirnya ya dapat dapat dikemb dikembali alikan kan pada pada kece kecende nderu rung ngan an nalur naluriah iah untuk untuk menca mencari ri kenikmatan dan menghindari rasa sakit. (alam biologi abad ke-01, klasi!ikasi makhluk hidup yang dilakukan oleh ?arl von Binn> hanyalah a#al dari upaya melihat manusia sebagai salah satu spesies he#an, < sebelum ?harles (ar#in di abad ke-0; le#at teori evolusinya sama sekali meruntuhkan gambaran sakral tentang manusia yang berabad-abad berabad-abad diimani dalam agama. Humanisme seakan berkata bah#a manusia berasal dari dunia-sini dan bukan roh dunia-sana yang terperangkap dalam daging.
2. Menimbang Humanisme Ateistis Ateistis Humanisme kerap disejajarkan dengan ateisme, sekularisme atau bahkan !ilsa!at !ilsa!at &arat &arat itu sendiri sendiri.. 5ngga 5nggapan pan seperti seperti itu tidak tidak seluruh seluruhnya nya tepat, tepat, karena karena humanism humanisme e memiliki memiliki cakupan cakupan yang yang lebih lebih luas luas dan dalam dalam daripad daripada a sekedar sekedar human humanism isme e ateist ateistis. is. (i sini sini dapa dapatt dida! dida!tar tar,, misaln misalnya ya,, human humanis isme me Krist Kristian iani, i, humanisme Islam, humanisme humanisme kultural, kultural, humanisme humanisme eksistensial-teis eksistensial-teistis tis dst. yang memak memakna naii penti penting ngny nya a keman kemanus usia iaan an dan dan kehid kehidup upann annya ya di duniadunia-sin sinii tanpa tanpa mengesampingkan kepercayaan akan "uhan. Kiranya justru kalangan-kalangan agamal agamalah ah yang yang paling paling geto getoll membe memberi ri penge pengerti rtian an semp sempit it itu itu karen karena a merek mereka a berangkat dari suatu kecurigaan terhadap pendekatan-pendekatan rasionalistis seba sebaga gaii anca ancama man n bagi bagi iman iman akan akan #ahy #ahyu u illa illahi hi.. %eng %enggu guna naan an akal akal dala dalam m beragama dianggap dapat menerjang batas-batas doktriner dan bahkan dapat menggiring pada kesangsian terhadap otoritas sakral dan tradisi religius yang +
Lih. *(id., h.213
!
dijaga dijaga selama selama berabadberabad-aba abad. d. =ika kita mengikut mengikutii ulasan ulasan di atas, atas, akan akan jelas jelas bah#a humanisme yang mereproduksi kecurigaan terhadap agama itu berbalas kecuriga kecurigaan an terhada terhadapny pnya a yang yang pada pada giliran gilirannya nya menyempit menyempitkan kan pengert pengertiann iannya ya pada ateisme dan sekularisme. udah barang tentu sikap saling curiga itu tidak menolong dan bahkan merugikan kemanusiaan itu sendiri. emua emua humanism humanisme e dapat dapat dipand dipandang ang sebaga sebagaii suatu suatu upaya upaya intelekt intelektual ual yang gigih untuk memaknai kemanusiaan dan keterlibatan manusia di dalam duniany dunianya. a. 'paya 'paya ini dilakuka dilakukan n dengan dengan menggal menggalii tradisi tradisi kultura kultural, l, seperti seperti yang yang terjadi dalam humanisme enaisans, untuk mengimbangi obsesi pada aspekaspek adikodrati manusia sebagaimana banyak ditekankan oleh agama. 'ntuk lepas dari dogmatisme agama, tidak jarang humanisme memilih strategi yang lebih lebih tegas, tegas, yaitu yaitu mendekat mendekatii gejalagejala-geja gejala la manusia manusia dengan dengan ilmu-ilmu ilmu-ilmu empiris empiris yang yang beruj berujun ung g pada pada penj penjela elasa sann-pen penjel jelas asan an natur naturali alist stis is tenta tentang ng manusi manusia, a, seba sebaga gaim iman ana a bany banyak ak diju dijump mpai ai pada pada para para !isi !isiok okra rat, t, the kaum the deis deists ts, dan kau materialis di abad ke-01. (alam upayanya untuk merebut manusia dari ta!siranta!siran ta!siran teosentr teosentris is agama, agama, humanism humanisme e bahkan bahkan juga mengamb mengambilil strategi strategi yang yang ekstrem dengan menolak keyakinan religius dan peranannya dalam kesadaran manusia, sebagaimana sebagaimana dilakukan oleh para humanis ateistis yang baru saja kita bahas. %ertanyaan kita di atas harus kita ja#ab sekarangC 5pakah kontribusi humanisme ateistis bagi pemahaman tentang manusia dan kemanusiaannya4 ejauh kita mengambil segi positi!nya, radikalisasi ‘moral rasional’ rasional’ adalah sumbangan pertama kaum humanis ateistis. oral rasional adalah moral yang tidak diturunkan dari #ahyu dan tradisi religius, melainkan dari akal belaka. oral yang imanen pada kemanusiaan kita ini menjadi proyek lama sejak Kant dan the deists di abad ke-01. %ara humanis %encerahan ini masih menerima eksistensi
"uhan, meskipun peranan@ya sangat minimal dalam sejarah, jika tidak ingin mengatakan tidak ada sama sekali. &isa dikatakan bah#a humanisme ateistis memba#a moral rasional itu sampai ke tepian akhir imanensi manusia untuk menemukan prinsip-prinsip prinsip-prinsip kebaikan yang murni manusia#i manusia#i tanpa transendensi. transendensi. oral oral rasiona rasionall seperti seperti ini dapat dapat memberi memberi platform bersama suatu masyarakat yang ditandai oleh persaingan berbagai doktrin religius. oral rasional itu tidak
"
dikhususkan pada iman religius tertentu, maka membantu toleransi 7 di dalam masyarakat modern yang semakin kompleks. umbang umbangan an kedua kedua humanism humanisme e ateisti ateistis s adalah adalah kritik kritik agama agama itu sendiri sendiri sebagai sebagai suatu suatu pendek pendekatan atan rasiona rasionall untuk untuk memurnik memurnikan an iman religius religius.. 5teisme 5teisme adalah satu hal, tetapi kritik agama adalah hal lain. Orang yang percaya pada "uhan dapat meman!aatkan kritik agama tanpa harus mengambil sikap ateistis. Kritik agama membantunya untuk memeriksanya untuk mengambil jarak kritis terhadap penghayatannya. ebagai pandangan dunia total, agama mengklaim kebenara kebenaran n absolutn absolutnya ya sehingg sehingga a tak seoran seorangpun gpun berani berani memperso mempersoalk alkanny annya. a. 5kalpun dikebiri demi iman yang buta yang pada gilirannya gilirannya menginduk menginduk pada otoritas otoritas yang yang disakra disakralkan lkan.. Keadaa Keadaan n itu tidak tidak bisa disebu disebutt manusia# manusia#i, i, karena karena bakat-bakat rasional manusia ditindas. &agaikan bubuk mesiu yang meletus dan meng mengga gang nggu gu teli teling nga, a, krit kritik ik agam agama a meng menggu guga gah h oran orang g bera beraga gama ma untu untuk k * meminjam istilah Kant * Dterjaga dari tidur dogmatisEnya. &eta &etapa papu pun n suci suciny nya, a, agam agama a meli meliba batk tkan an bany banyak ak hal hal yang ang bers bersi! i!at at manusia#i dan dunia#i, sepertiC imajinasi sosial manusia, kepentingan kelasnya, sistem pengetahuannya, tradisi kulturalnya. (engan hanya percaya saja, yaitu tanpa juga berpikir, berpikir, gambaran tentang "uhan lama kelamaan dipercaya dipercaya sebagai sebagai "uha "uhan n itu send sendiri iri,, pada padaha hall gamba gambaran ran tenta tentang ng@y @ya a diban dibangu gun n oleh oleh sejar sejarah ah,, kekuasaan dan kebudayaan manusia. Feuerbach, arG, ?omte, @ietsche dan artre benar bah#a sesuatu yang dihasilkan oleh pikiran telah mengasingkan manusia dan memasung kebebasannya. ereka menyebut itu D"uhanE, tetapi kita menyebutnya dengan lebih tepat, yaituC gambaran tentang "uhan. =ika yang dipers dipersoa oalka lkan n adala adalah h gamba gambaran ran "uha "uhan, n, kriti kritik k agama agama merek mereka a akan akan sanga sangatt menolong menolong umat beragama beragama untuk untuk membersi membersihka hkan n imannya imannya dari dari delusi-d delusi-delus elusi. i. (alam arti ini humanisme ateistis justru dapat menjadi jalan untuk mengakui transendensi dan kemutlakan "uhan yang berada di luar gambaran-gambaran kita kita..
&ukan ukan
"uhan, han,
mela melain inka kan n
gamb gambar aran an
"uhan han
yang ang
keli keliru rula lah h
yang ang
sesunggu sesungguhny hnya a telah telah mereka mereka bunuh. bunuh. =ika =ika berhalaberhala-ber berhala hala pikiran pikiran disemba disembah h
ida0 mengheran0an (aha di 5aman Pen/erahan a(ad 0e61", saat 7ro8e0 untu0 mendasar0an moral rasional ini dimulai, ide toleransi 9uga (er0em(ang.
sebagai sebagai theos, untuk menjadi seorang teis sejati, diperlukan sikap ateis, yakni menolak meyakini theos palsu itu. &erk &erkem emba bang ngny nya a
ilmu ilmu-i -ilm lmu u
empi empiri ris s
yang ang
mene meneli liti ti
agam agama a
kira kirany nya a
merupakan sumbangan ketiga yang bersi!at pragmatis dari humanisme ateistis. =auh sebelum munculnya para ateis itu, apa yang disebut ilmu agama tidak kurang daripada suatu teologi yang menjelaskan, membenarkan dan membela iman sendiri. (e#asa ini dunia ilmu dan pendidikan tinggi telah memiliki dan menge mengemba mbang ngka kan n berba berbaga gaii ilmu ilmu empiri empiris s dan dan perca percaba banga ngan n merek mereka, a, sepe seperti rti psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama, sejarah agama-agama dst. yang yang memperla memperlakuk kukan an gejalagejala-geja gejala la agama, agama, seperti seperti mistik, mistik, trance, bahasa roh, penyembuhan le#at iman, kemartiran dst. sebagai gejala-gejala manusia#i yang yang dijel dijelask askan an seca secara ra rasio rasiona nall dan dan empiri empiris. s. Human Humanism isme e ateis ateistis tis bany banyak ak mendorong peralihan sudut pandang dari ‘perspekti! penghayat’ ke ‘perspekti! pengamat’ yang banyak membantu mengembangkan etos riset ilmiah tentang agama yang hari ini dimiliki dunia ilmu. &ersama dengan moral rasional dan kritik agama, ilmu-ilmu empiris tentang agama banyak membantu umat beragama sendiri sendiri dalam dalam menghay menghayati ati imanny imannya a secara secara de#asa de#asa tanpa tanpa mengesam mengesamping pingkan kan peranan akal. Ini terjadi dalam banyak studi baik di kalangan Katholik maupun %rotesta %rotestan n di &arat &arat untuk untuk merekon merekonstru struksi ksi suatu suatu teologi teologi yang yang sesuai sesuai dengan dengan kompleks kompleksitas itas dunia dunia modern modern kita dan karenan karenanya ya juga juga menolong menolong penghay penghayatan atan iman yang lebih trans!ormati! dan toleran.
3. Kritik-kritik atas Humanisme Humanism Humanisme e sebaga sebagaii suatu suatu proyek proyek peradaba peradaban n memiliki memiliki karir karir yang yang tidak tidak diduga oleh para perintisnya perintisnya karena ia menjadi eksklusivistis eksklusivistis dalam kolonialisme dan totalitarianisme. Kemanusiaan disempitkan pada peradaban peradaban tertentu, ras tertentu atau kelas sosial tertentu, sehingga manusia konkret ditindas dengan pembenar pembenaranan-pemb pembenar enaran an antropos antroposent entris. ris. anusia anusia konkret konkret diremehk diremehkan an dan digilas oleh kekuatan-kekuatan asing yang bernama peradaban, ideologi atau teror teror yang yang semua semua itu hanya hanya mungkin mungkin tumbuh tumbuh dalam dalam antropo antroposent sentrism risme e yang yang
1#
diajarkan humanisme. (engan kolonialisme dan totalitarianisme itu, de#asa ini munc muncul ul sika sikap p skep skepti tis s yang yang belu belum m pern pernah ah terj terjad adii sebe sebelu lumn mny ya terh terhad adap ap humanisme modern. Kita sedang menapaki suatu era yang dapat kita sebut ‘pas ‘pasca ca-h -hum uman anis isme me’. ’.
Kita Kita
mema memang ng
meni menikm kmat atii
hasi hasill-ha hasi sill
posi positi ti!!
gera geraka kan n
humanisme seperti seperti telah saya sebut pada permulaan kuliah ini. Ketika berbicara berbicara tentang hak-hak asasi manusia, misalnya, mau tidak mau mengandaikan banyak hal yang merupakan prestasi gerakan humanisme modern, seperti penghargaan terhadap kebebasan, kebebasan, rasionalitas rasionalitas dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. universal. %ada saat yang sama kita tahu bah#a konsep kemanusiaan universal dan ciri kedunia#ian yang diba#anya mengandung bahaya yang sama besarnya dengan konsep "uhan dari agama manapun, jika konsep-konsep itu dimengerti secara eksklusivistis eksklusivistis dengan menyingkirkan menyingkirkan manusia konkret dalam segala keberlainan kultural, ras, jender maupun kelasnya. (ilema dalam humanisme itu mendesak kita kita untu untuk k meni menimb mban ang g ulan ulang g makn makna a manu manusi sia a dan dan kema kemanu nusi siaa aan n dala dalam m humanisme. Kita akan masuk dalam kritik-kritik atas humanisme dan kemudian memberikan pendirian kita sendiri. (i dala dalam m sebu sebuah ah tuli tulisa sann nnya ya,, Gehe Geheim imni nis s der Sprach Sprache e Johan Johann n Pete Peter r Hebels 8ahasia &ahasa =ohann %eter Hebel9, !ilsu! besar abad ke-$3, artin
Heidegger, menulis * saya kutip aslinya * D Eigentlich Eigentlich spricht die Sprache, Sprache, nicht der Mensch Mensch.. er Mensch Mensch spricht spricht erst, erst, insofe insofern rn er je!eil je!eils s der Sprache Sprache ent" spricht.E 8sesungguhnya bahasa berbicara, bukan manusia. anusia berbicara
baru sejauh ia selalu sesuai dengan bahasa9. A anusia memang berbicara, yaitu menut menuturk urkan an baha bahasa sa,, tetapi tetapi baha bahasa sa harus harus dide didenga ngark rkan an lebi lebih h dahu dahulu, lu, baru baru kemudian ia bisa berbicara. +ang didengarkan itu tak lain daripada bahasa yang meneguhk meneguhkan an hakikat hakikatnya nya.. &ahasa &ahasa primordia primordiall yang yang membuat membuat manusia manusia menjadi menjadi manusia itu adalah bahasa ibu, bahasa yang dituturkan dalam sebuah komunitas konkret. =ika demikian, manusia dan kemanusiaan ditemukan atau * lebih tepat * dibuat le#at percakapan, percakapan, yaitu yang dituturkan dituturkan oleh suatu kelompok. kelompok. (engan mengucap mengucapkan kannya nya lagi dan lagi, lagi, manusia manusia dan kemanusi kemanusiaan aan menjadi menjadi semakin semakin nyata. (alam arti ini kita boleh mengatakan bah#a manusia belum ada sebelum !
Heidegger, Martin, “$eheimnis der 7ra/he ;ohann Peter He(els”, dalam:
11
enaisans karena ia belum menjadi tema tuturan sebagaimana terjadi dalam !ilsa!at dan ilmu-ilmu kemanusiaan modern. 1 %andan %andangan gan Heidegg Heidegger er itu ikut ikut menanda menandaii linguistic turn di dalam !ilsa!at abad ke-$3 yang yang melihat melihat humanism humanisme e sebaga sebagaii perkara perkara diskursu diskursus s yang yang tidak tidak hanya dituturkan dalam sebuah !orum, melainkan menjadi pusat tuturan dan pengetahuan suatu aman, yaitu modernitas. ejak a#al tadi kita terlibat dengan kata-kata abstrak DmanusiaE dan DkemanusiaanE yang menjadi pokok persoalan dalam humanisme. Kata-kata yang terus dituturkan oleh ilmu-ilmu kemanusiaan itu memiliki memiliki asal-us asal-usul ul meta!isi meta!isis s sekalig sekaligus us juga juga mendasar mendasarii suatu suatu meta!is meta!isika. ika. ‘Kemanusiaan’ adalah sebuah diskursus tentang ‘hakikat’ yang dapat kita sebut Dmet Dmeta! a!is isik ika a
kema kemanu nusi siaa aanE nE..
(ala (alam m
meta meta!i !isi sika ka
kema kemanu nusi siaa aan n
itu itu
menu menuru rutt
Heidegger humanisme melupakan hubungan ‘hakikat’ itu dengan ‘5da’ 8 Sein9.; Hakikat tidak sama dengan ‘5da’, melainkan bagaimana ‘5da’ menyingkapkan dirinya akan juga menentukan bagaimana ‘hakikat’ itu ditangkap. Humanisme merupakan bagian dari sejarah pemahaman tentang ‘5da’ yang menjelaskan ‘hakikat’ sebagai sesuatu yang permanen, tertata rasional dan universal seperti alam semesta yang ditemukan oleh @e#ton. %ara kritikus humanisme di abad ke-$3 ingin membebaskan membebaskan manusia dari meta!isi meta!isika ka kemanusi kemanusiaan aan yang yang memahami memahami anusia anusia sebagai sebagai pusat pusat kenyataa kenyataan. n. "idak "idak dapat dapat dipungk dipungkiri iri bah#a bah#a perkemba perkembanga ngan n baru dalam dalam sains sains kontemp kontemporer orer yang banyak mempersoalkan pandangan dunia @e#tonian ikut mempengaruhi skeptisisme terhadap meta!isika kemanusiaan itu. (alam mekanika kuantum dan teori relativitas, misalnya, gambaran dunia yang deterministis dibantah dengan indete indetermi rmini nisme sme.. Keny Kenyata ataan an alamia alamiah h itu sendi sendiri, ri, parti partike kel, l, bukan bukanlah lah suatu suatu substans substansii seperti seperti yang yang dicari dicari dalam dalam meta!is meta!isika, ika, melainka melainkan n suatu suatu gerak gerak yang yang selalu berubah. &agaimana konstruksi teoretis tentang obyek alamiah itu juga mene menent ntuk ukan an
baga agaiman imana a
oby obyek
itu itu
mena menamp mpak akka kan n
diri. iri.
=ika =ika
demi demiki kian an,,
antrop antropos osent entris risme me selam selama a berab berabadad-ab abad ad juga juga dapa dapatt dilih dilihat at sebaga sebagaii suatu suatu konstr konstruks uksii meta! meta!isi isis s yang yang membu membuat at kita kita secara secara intel intelek ektua tuall tero terobse bsesi si untu untuk k "
a8a 7ernah men8inggung hal ini saat mem(ahas 7andangan Mi/hel >ou/ault dalam: udi Hardiman, >., >., Menuju Masyaraat Komuniatif Komuniatif , Kanisius, ?og8a0arta, 2##, h. 24!. Lih. Heidegger, Martin, “Letter on Humanism”, dalam: Martin Heidgger Heidgger Basics Writtings Writtings,, Routledge & Kegan Paul, London, 1!", h. 2#2.
12
meng mengun ungg ggul ulka kan n
univ univer ersa sali lita tas s
kema kemanu nusi siaa aan, n,
dan dan
itu itu
dila dilaku kuka kan n
deng dengan an
meminggirkan kebudayaan, agama, jender, dst. eta!isika kemanusiaan yang mendasari humanisme modern lalu ditantang sekurangnya dari tiga arah yang sejak sejak a#al a#al diban dibangun gun oleh oleh human humanism isme, e, yaitu yaitu meta! meta!isi isika, ka, kebu kebuday dayaan aan dan dan masyarakat. asing-masing di#akili oleh =acues (errida, ichard orty, @iklas Buhmann. (errida belajar banyak dari Heidegger untuk melepaskan manusia dari meta!isi meta!isika ka kemanus kemanusiaan iaan.. Filsu! Filsu! %rancis %rancis kontempo kontemporer rer ini memberi memberi penjela penjelasan san yang yang lebih lebih rinci rinci menge mengena naii keada keadaan an manu manusia sia setel setelah ah dilep dilepask askan an dari dari pusat pusat kenyataa kenyataan n dan menjadi menjadi ‘tetangg ‘tetangga a 5da’ 5da’ itu 8ingat 8ingat ‘tetang ‘tetangga’ ga’ tidak tidak menyirat menyiratkan kan suat suatu u hira hirark rkii
makn makna, a, mela melain inka kan n
kese keseta tara raan an makn makna9 a9.. %ert %ertam amaa-ta tama ma dia dia
menghentikan seluruh upaya untuk menemukan makna asli dari segala sesuatu yang menjadi obsesi peradaban &arat sejak ada !ilsa!at, yaitu menghentikan penca pencaria rian n ‘haki ‘hakika kat’. t’. %enca %encaria rian n human humanis isme me akan akan ‘kodra ‘kodrat’ t’ manus manusia ia deng dengan an demikian juga dihentikan. engapa4 &ukan hanya bah#a pencarian itu sia-sia, melainkan juga bah#a upaya itu * dengan segala ketulusannya sekalipun * akan membangun suatu reim makna yang bersi!at hirarkis yang akan meminggirkan hal-hal yang tidak dapat dimasukkan ke dalam makna yang dianggap asli itu, kolonialisme kolonialisme dan totalitarianisme totalitarianisme yang kita bahas di atas4 &ukankah dari oposisi antara asli dan tak asli, hakiki dan tak hakiki, muncul marginalisasi, alienasi, repres represii dan dan destr destruks uksii atas atas the other sebagaii ‘yang ‘yang tidak tidak asli’ asli’ sebaga sebagaiman imana a other sebaga dilakukan tuan-tuan penjajah, komunis dan nai4 'ntuk menghentikan pencarian hakikat * dalam topik kita di sini anusia dengan huru! huru! besar dan melepaskan melepaskan manusia dari pusat kenyataan kenyataan - (errida mela melak kukan ukan
suat suatu u
her hermene meneut utik ik
8pen 8pena! a!si sira ran9 n9
radi radika kall
yang ang
dise disebu butn tny ya
‘dekonstruksi’. (ekonstruksi bukanlah destruksi, melainkan suspensi makna atau diff#rance, yaitu menunda untuk mengembalikan sesuatu pada makna aslinya.
Keman Kemanusi usiaa aan n tidak tidak bisa bisa dikemb dikembali alika kan n pada pada satu satu titik titik primor primordia dial, l, misal misalny nya, a, ‘kemanusiaan universal versi humanisme’, karena titik primordial itu tidak ada. =ika tahta tempat segala makna ditentukan itu kosong, tidak ada lagi metare!erensi yang menjadi ukuran untuk menentukan sesuatu itu asli atau tidak.
13
akna lalu tidak lagi diasalkan pada makna induk yang dianggap menduduki tahta itu, melainkan dihasilkan dengan apa yang disebut ‘intertekstualitas’, yaitu menghubu menghubung-h ng-hubu ubungk ngkan an makna makna yang yang satu satu dengan dengan makna makna yang yang lain secara secara interpretati!. elakukan dekonstruksi atas meta!isika kemanusiaan lalu berarti memahami manusia tidak dengan cara mengasalkannya dari suatu makna induk tentang kemanusiaan, misalnya kemanusiaan yang dianggap telah ditemukan oleh oleh
huma humani nism sme, e,
mela melain inka kan n
den dengan gan
meng menghu hub bungung-h hubun ubungk gkan an
seca secara ra
interpretati! pemahaman yang satu dengan yang lain tentang manusia tanpa maksud untuk mencari dan memulihkan hakikat universalnya. (engan ungkapan lain, anusia dengan huru! besar diganti dengan manusia-manusia dengan huru! kecil m yang berdiri setara. %ertukaran dengan m ini memiliki implikasi yang yang jauhC jauhC Kemanus Kemanusiaan iaan universa universall versi versi humanism humanisme e didesent didesentrali ralisas sasikan ikan dan dipl diplur ural alis isas asik ikan an.. 'ntu 'ntuk k mema memaha hami mi manu manusi sia a kita kita tida tidak k bisa bisa lain lain kecu kecual alii mena mena!!sirk sirkan an
berbag rbaga ai
pemah mahaman man
$ultural
tent tentan ang g
man manusia usia
denga engan n
mengandaikan kesetaraan mereka. &ersama &ersama dengan seluruh seluruh !ilsu! !ilsu! kontemp kontempore orerr yang yang melakuk melakukan an linguistic seperti rti struk struktur turali alis s dan dan pasca pasca struk struktur turali alis, s, orty orty,, seora seorang ng prag pragmat matis is turn, sepe 5merika erikat, erikat, memandang memandang humanisme humanisme sebagai sebagai perkara kontigensi kontigensi bahasa. bahasa. engacu pada ittgenstein dan tradisi hermeneutik, hermeneutik, dia menolak !ungsi bahasa sebagai sebagai deskrip deskripsi si dunia, dunia, seolahseolah-ola olah h dunia dunia ada di luar bahasa. bahasa. enurutn enurutnya ya bahasa menciptakan dunia, dan sejarah tidak lain daripada perubahan semenamena dari language game yang satu ke yang lain, maka kenyataan juga berubah menurut perubahan language game itu.03 etuju dengan (errida yang menolak makna makna asli atau hakikat hakikat,, orty orty menolak menolak adanya adanya ‘kosaka ‘kosakata ta akhir’ akhir’ yang yang dapat dapat dipa dipaka kaii seba sebaga gaii tolo tolok k ukur ukur bagi bagi keb kebenar enara an
langua language ge games games, sebab tak
seorang seorangpun pun memiliki memiliki sudut sudut pandang pandang yang yang mengata mengatasi si sejarah, sejarah, sebagai sebagaimana mana dikira telah dimiliki oleh para humanis yang yakin telah melihat kemanusiaan lebih hakiki daripada orang-orang orang-orang lain. Kita berada di dalam language game dan mend mendun unia ia di dala dalamn mnya ya,, maka maka baga bagaim iman ana a kema kemanu nusi siaa aan n dime dimeng nger erti ti juga juga tergantung pada kontingensi bahasa. Ilmu pengetahuan, seni, kebudayaan dan 1#
Lih. Rort8, Ri/hard, Kontingen!" Ri/hard, Kontingen!" Ironie Ironie und #olidarit$t #olidarit$t , uhr0am7, >ran0@urt a.M., 1", h.2
14
politik bagi orty bergerak dalam horion language games yang terus berubah dalam sejarah. %enolak %enolakan an orty orty terhadap terhadap kosakat kosakata a akhir akhir memiliki memiliki konsekue konsekuensi nsi bah#a bah#a pandangan humanisme tentang adanya ‘inti diri’ yang tetap dan universal, seperti kesadaran kesadaran atau akalnya, akalnya, juga harus ditolak. anusia bergerak atau * lebih tepat * ‘merangkak’ ‘merangkak’ di dalam language games, maka kediriannya juga dicetak oleh dan beruba berubah h sesuai sesuai berbag berbagai ai pemakaia pemakaian n meta!or meta!or yang yang silih silih bergant bergantii dalam dalam sejarah. +ang ditolak di sini adalah antroposentrisme Kant yang menempatkan subyek subyek sebagai sebagai kosakata kosakata akhir akhir yang yang seolah seolah berada berada di luar language games . D%and D%andan anga gan n Kant Kant tenta tentang ng kesad kesadar aranE anE,, begit begitu u katan katanya ya,Em ,Ememb embua uatt kedir kedirian ian menjadi menjadi "uhanE "uhanE.. 00 +ang sebe sebena narny rnya a terja terjadi di menur menurut ut orty orty adala adalah h bah# bah#a a penemuan akal sebagai hakikat manusia dalam humanisme tidak lain daripada penemuan bahasa baru atau meta!or baru yang juga akan berubah lagi pada suatu ketika dengan ditemukannya meta!or lain. emua argumentasi orty ini ditujukan untuk melepaskan manusia dari meta!isika kemanusiaan yang dianut oleh humanisme sehingga manusia tidak lagi berada di pusat kenyataan. %ertanyaan kita laluC 'ntuk apakah decentring ini4 &agi orty decentring of subject subject ini4 hal itu bersang bersangkuta kutan n dengan dengan masalah masalah pragmatis pragmatis yang yang sebenarn sebenarnya ya mendasar mendasarii humanisme modern, yaitu solidaritas sosial. Ia berpendapat bah#a selama kita masih masih meyaki meyakini ni adan adanya ya ’inti ’inti diri’ diri’ atau atau anus anusia ia deng dengan an huru! huru! besa besarr itu, itu, keyakinan itu justru akan menghalangi solidaritas kita dengan orang-orang lain. "uan "uan-t -tuan uan penja penjajah jah,, oran orang-o g-oran rang g nai nai dan dan komun komunis is meyak meyakini ini adany adanya a ‘inti ‘inti bersama’ kemanusiaan yang justru tidak mereka temukan pada para korbannya. =ika =ika mere mereka ka men mengan ganiay iaya
oran orangg-or ora ang itu, itu, mere mereka ka tida tidak k mera merasa sa tela telah h
menganiaya manusia. Konsep subyek seperti yang dianut Kant dan humanisme menurut menurut orty orty juga tidak tidak banyak banyak berguna berguna untuk untuk membang membangkitk kitkan an solidari solidaritas tas dengan para korban. Orang menolong para tetangga +ahudinya bukan karena merek mereka a adala adalah h Dmakh Dmakhluk luk rasio rasional nalE, E, melain melainka kan n karen karena a merek mereka a samasama-sa sama ma penduduk ilano, anggota serikat buruh, bapak atau ibu dari anak-anak anak-anak mereka yang ang masi masih h keci kecill dst. dst.0$ enur enurut ut orty orty untuk untuk memba membang ngkit kitka kan n solid solidar arita itas s 11
*(id., h. 3 Lih. *(id., h. 3#!
12
1+
kemanusiaan kemanusiaan tidak perlu dirumuskan secara meta!isis, melainkan dialami secara secara sent sentim imen enta tal. l. (i sini sini ort orty y mela melanj njut utka kan n hasi hasill deko dekons nstr truk uksi si (err (errid ida a atas atas kemanusiaan. kemanusiaan. =ika hakikat universal universal manusia ditolak, memahami manusia harus secara secara intertek intertekstu stual, al, dan intertek intertekstua stualita litas s secara secara konkret konkret bagi bagi orty orty berarti berarti sentim sentimen ental talita itas, s, yaitu yaitu suatu suatu kemam kemampu puan an untuk untuk menga mengaba baika ikan n perb perbeda edaan an-perb perbed edaa aan n suku suku,, agam agama, a, ras, ras, adat adat dst. dst. kare karena na mamp mampu u meli meliha hatt dan dan ikut ikut meras merasak akan an kesama kesamaan an-ke -kesa samaa maan n dalam dalam pend pender erita itaan an dan dan pelec peleceh ehan an yang yang dialami orang lain. Kemampuan sentimental inilah yang membuat orang-orang di seberang lautan juga bisa Dtermasuk ke dalam kitaE. eta!isika kemanusiaan harus harus dilam dilampa paui ui denga dengan n $emanus $emanusiaa iaan n sentim sentiment ental al yang memperluas horion kemanusiaan le#at Drasa kekitaanE. alah seorang kritikus di =erman kontemporer yang menolak humanisme demi demi menye menyelam lamatk atkan an kemaj kemajemu emukan kan adala adalah h @ikla @iklas s Buhma Buhmann nn.. &erbe &erbeda da dari dari (errida dan orty yang melibatkan diri dengan hermeneutik makna, Buhmann bergerak dalam teori sistem. 5ntroposentrisme yang disebutnya ‘teori-teori )ropa tua’ bercokol tidak hanya dalam meta!isika dan kebudayaan modern, melainkan juga dalam pandangan tentang masyarakat masyarakat yang sudah dianut sejak 5ristoteles, 5ristoteles, melalui teori-teori kontrak memuncak pada Hegel. (alam pandangan kuno itu, masyarak masyarakat at terdiri terdiri dari manusia manusia-man -manusi usia, a, dan manusia manusia berada berada pada pada pusat pusat masyarakat, yakni bah#a manusia adalah asal dan tujuan masyarakat, maka masyarakat masyarakat ada demi manusia. Buhmann mengambil jarak terhadap pandangan itu. =ika (ar#in dengan teori evolusinya telah mengeluarkan manusia dari pusat alam semesta, dan Freud dengan psikoanalisisnya telah mengeluarkan manusia dari pusat pusat kesadar kesadaran, an, Buhmann Buhmann dengan dengan teori teori sistemny sistemnya a ingin ingin mengelua mengeluarkan rkan manusia dari pusat masyarakat. Buhmann melontarkan kritiknya atas humanisme dengan caranya yang khas, yaitu memahami manusia bukan sebagai bagian masyarakat, melainkan sebagai sebagai bagian bagian lingkun lingkungan gan masyarak masyarakat. at. (alam (alam teori teori sistemny sistemnya a termasy termasyhur hur disti distings ngsii antar antara a siste sistem m 8 System9 dan dan ling lingku kun ngan gan 8 %m!elt 9. 9 . ist istem em sela selalu lu merup merupak akan an redu reduksi ksi komple kompleks ksita itas, s, maka maka lingk lingkung ungan an selal selalu u lebih lebih kompl komplek eks s daripad daripada a sistem. sistem. asyarak asyarakat at adalah adalah suatu suatu sistem, sistem, sistem sistem komunika komunikasi. si. Kalau Kalau
1
demikian, demikian, manusia manusia tidak tidak berada berada di dalam dalam masyarak masyarakat, at, melainkan melainkan di luarny luarnya, a, yaitu dalam lingkungan. engapa4 Karena manusia bukan sistem komunikasi saja. anusia terdiri dari banyak sistem, antara lain2 sistem-sistem organis 8otak, pencernaan, hormon, otot, dst.9, sistem-sistem psikis 8kesadaran9 dan sistemsistem semiotis 8komunikasi atau bahasa9. Hanya sebagian saja dari manusia yang masuk ke dalam masyarakat, yaitu komunikasinya, tetapi komunikasi itu pun akan bergerak sendiri sebagai sistem yang mereproduksi dirinya. Buhmann menye menyebu butt kemam kemampu puan an sistem sistem untuk untuk mengha menghasil silkan kan diriny dirinya a itu ‘ autopoiesis& . Kare Karena na komu komuni nika kasi si,, begi begitu tu menj menjad adii sist sistem em,, lepa lepas s dari dari penu penutu turn rnya ya dan dan menghasilkan menghasilkan dirinya, sistem sistem komunikasi itu subjectless. Komunikasi tidak lagi bisa diasalkan pada manusia2 ia menjadi anonim, sehingga kita dapat berkata bah#a bah#a buka bukan n manus manusia ia-ma -manu nusia sia yang yang berk berkomu omunik nikasi asi dalam dalam masya masyara rakat kat,, melain melainka kan n komun komunika ikasi si berk berkomu omunik nikas asii deng dengan an komun komunik ikasi asi.. anus anusia ia versi versi humanisme, yaitu subyek atau kesadaran, adalah sistem psikis, suatu sistem tersendiri yang juga autopoietis yang berada di luar masyarakat, yaitu di dalam lingkungan bagi sistem komunikasi. (i dalam pemikiran Buhmann decentring of subject terjadi terjadi dalam dua arti. %ertama, manusia tidak lagi dipahami sebagai pusat masyarakat karena ia 'ua sistem psikis tidak memiliki kedudukan istime#a di atas sistem-sistem lainnya, melainka melainkan n sedera sederajad jad dengan dengan mereka. mereka. Karena Karena itu, demikian demikian tulis tulis Buhmann Buhmann,, Dmanusia Dmanusia tidak tidak lagi lagi merupak merupakan an ukuran ukuran masyarak masyarakat. at. /agasan /agasan humanism humanisme e ini tidak tidak dapa dapatt berla berlanju njut.E t.E0: (i dala dalam m kompl kompleks eksita itas s sosia sosiall pasca pasca human humanis isme me menurutnya tidak ada ukuran yang menjadi pusat segalanya2 tiap sistem memiliki ukurannya masing-masing yang tidak dapat diukur oleh suatu * sebut saja * ‘meta-norma’ ‘meta-norma’ sebagai ukuran terakhir. terakhir. Kedua, desentralisasi desentralisasi subyek berarti juga memah memahami ami manusi manusia a bukan bukan sebag sebagai ai kesad kesadar aran an atau atau rasio rasional nalita itas s belak belaka, a, sebag sebagaim aiman ana a dianu dianutt oleh oleh human humanism isme. e. anus anusia ia seba sebaga gaii indiv individu idu adal adalah ah semac semacam am ‘masy ‘masyara arakat kat’’ yang yang terdi terdiri ri atas atas bany banyak ak siste sistem m di dalam dalamny nya, a, maka maka humanisme yang menentukan kemanusiaan pada rasionalitasnya rasionalitasnya adalah musuh berbahaya bagi kemajemukan. Karena berkat kemajemukan internalnya manusia 13
Luhmann, Ai0las, #ocial #ystems, #ystems, tan@ord -niBersit8 Press, tan@ord, 1+, h. 213.
1!
berada dalam lingkungan dan bukan dalam masyarakat, ia tidak akan dapat ‘dihabisi’ ‘dihabisi’ oleh rasionalitas rasionalitas ataupun moralitas yang dituturkan sistem komunikasi. =adi, =adi, manusia manusia bisa irrasional irrasional dan immoral immoral terhada terhadap p sistem sistem komunika komunikasi si atau masyarak masyarakat, at, karena karena ia berada berada di luarnya luarnya,, yaitu yaitu menjadi menjadi bagian bagian lingkun lingkungan. gan. Keadaan itulah yang disebut kebebasan.
4. Humanisme Lentur ungguh tidak adakah yang masih dapat dibela dalam ide humanisme itu4 (i sini kita perlu membedakan membedakan antara dua aspek dalam humanisme. humanisme. 5spek 5spek pert pertam ama a
adal adalah ah
keku kekuat atan an
krit kritis is-n -nor orma mati ti!n !nya ya
yang yang
mamp mampu u
mene menela lanj njan angi gi
kekuat kekuatan an-ke -keku kuata atan n asing asing yang yang menin menindas das manus manusia ia dan dan keman kemanusi usiaa aanny nnya. a. itu bera berangk ngkat at dari dari suatu suatu kepr kepriha ihatin tinan an terha terhadap dap nilai nilai-ni -nilai lai Humani Humanisme sme etis etis itu keman kemanus usiaa iaan n dan dan ingin ingin melin melindun dungi gi martab martabat at manusi manusia a dari dari kese# kese#en enang angan an apapun, termasuk kese#enangan yang dapat muncul dari agama, ideologi, sains dan pandangan dunia lainnya yang bisa menjadi eksklusivistis. 5spek normati! dan kritis dari humanisme ini dapat membuat kita #aspada terhadap berbagai bent bentuk uk peni penind ndas asan an kebe kebeba basa san n dan dan pele pelece ceha han n akal akal manu manusi sia a yang ang bisa bisa meny menyel elin inap ap
dari dari
pemb pemben enar aran an-p -pem embe bena nara ran n
sakr sakral al
agam agama a
dan dan
keku kekuat atan an
hegemo hegemoni nialn alnya ya.. "uhan uhan yang yang ditola ditolak k oleh oleh bany banyak ak human humanis is ateist ateistis, is, seper seperti ti Feuerbach, @ietsche dan artre, adalah juga "uhan yang ditolak oleh banyak orang yang memiliki kede#asaan iman. 5spek kedua * bukan sesuatu yang normati!, melainkan !aktual - adalah kenyataan kenyataan bah#a humanisme bagaimanapun bagaimanapun sebuah ‘isme’, dan sebagai ‘isme’ ia dapat dapat dilambun dilambungka gkan n menjadi menjadi sebuah sebuah meta!isi meta!isika ka kemanusi kemanusiaan aan yang yang tidak tidak hany hanya a
menj menja adi
tota total, l,
mela melain ink kan
juga juga
menj menjad adii
‘keb ‘keben enar aran an
kaku kaku’’
yang ang
eksklusivistis dan hegemonial. (e#asa ini kita memiliki hak istime#a yang tidak dimiliki para pendahulu kita di masa lalu untuk menyadari bagaimana agama, !ilsa!at, dan gagasan-gagasan besar lain yang mengklaim membela manusia dan kebeb kebebasa asanny nnya a telah telah ikut ikut bers bersala alah h terha terhadap dap manus manusia ia itu send sendiri iri,, manak manakala ala mere mereka ka masu masuk k ke dala dalam m kete keterl rlib ibat atan an seja sejara rahn hny ya. (i dala dalam m pand pandan anga gann-
1"
pandangan dunia itu, entah itu dari agama 8!ideisme9, sains 8saintisme9, ataupun !ilsa!at 8humanisme9, bercokol suatu inti dogmatis atau * seperti telah kita sebut * ‘kebenaran ‘kebenaran kaku’ yang narsistis, narsistis, triumphalistis, triumphalistis, eksklusivistis eksklusivistis dan bahkan patologis. Keyakinan akan kebenaran kaku itu telah memba#a manusia ke suatu tempat yang tidak ingin dituju oleh seorangpun yang masih memiliki akal sehat. eta!i eta!isik sika a keman kemanus usiaa iaan, n, sepe seperti rti juga juga !anati !anatism sme e agama agama,, adala adalah h * sepe seperti rti dianalisis oleh Hermann &roch - gejala hipertro!i hipertro!i 8membengkaknya9 8membengkaknya9 sebuah nilai yang mengklaim dirinya sebagai pandangan dunia total yang meminggirkan atau menyingkirkan segala yang berbeda dari dirinya. +ang dapat kita terima di sini adalah aspek kritis dan normati! humanisme yang bagaikan ‘roh’ senantiasa #aspada terhadap berbagai bentuk hegemoni, tidak hanya dari agama, melainkan juga dari sains dan !ilsa!at, yang menindas manu manusi sia a
dan dan
baka bakatt-ba baka katt
kodr kodrat atin iny ya
yang ang
tumb tumbuh uh dari ari
akal akalny nya, a, rasa rasa
perasaa perasaanny nnya, a, dan juga naluri-n naluri-nalu aluriny rinya. a. 5spek 5spek kritis-n kritis-norma ormati! ti! ini bermuki bermukim m di dalam akal manusia sebagai nilai-nilai kemanusiaan dan dalam hati manusia sebag sebagai ai ‘pera ‘perasa saan an keman kemanus usiaa iaan’ n’ yang yang bahk bahkan an sangg sanggup up menila menilaii hiper hipertro tro!i !i human humanism isme e dalam dalam nais naisme me dan komun komunism isme e sebaga sebagaii ‘kejah ‘kejahata atan n mela# mela#an an kemanusiaan’. +ang kita tolak adalah hipertro!i nilai humanisme menjadi menjadi meta!isi meta!isika ka kemanus kemanusiaan iaan.. (engan (engan penerima penerimaan an dan penolak penolakan an itu kita kita sedang sedang membela suatu bentuk pendirian yang berupaya untuk melepaskan manusia dari ta#ana ta#anan n meta!isi meta!isika ka kemanusi kemanusiaan aan dengan dengan cara menyelama menyelamatkan tkan aspek aspek kritiskritisnormat normati! i! human humanism isme e yang yang de#a de#asa sa ini nyat nyata-n a-nya yata ta telah telah ikut ikut memba membang ngun un kesadara kesadaran n akan akan persaud persaudaraa araan n umat manusia manusia yang yang melampau melampauii kebuday kebudayaanaankebudayaan kebudayaan dan agama-agama. Karena bertumpu pada kekuatan kritis-normati! human humanism isme, e, pendi pendiri rian an itu itu adala adalah h sebu sebuah ah human humanism isme e juga juga yang yang #asp #aspada ada terhadap totalisasi dan homogenisasi oleh meta!ika kemanusiaan. Humanisme seperti itu tidak menolak kemungkinan kebenaran agama dan tidak berpegang pada kebena kebenaranran-keb kebenar enaran an kaku kaku dari dari !ilsa!at !ilsa!at 8antrop 8antropose osentri ntrisme9 sme922 ia adalah adalah sebuah sebuah bingka bingkaii pengetah pengetahuan uan yang yang ‘lentur’ ‘lentur’ tempat interse$si berba berbagai gai fragmen kebenara kebenaran n agama, agama, !ilsa!a !ilsa!att dan sains. Kita lalu boleh boleh menyebut menyebut pendiri pendirian an itu suatu ‘humanisme lentur’.
1
Kritik-k Kritik-kriti ritik k atas humanisme humanisme dari dari orang-o orang-orang rang yang kita bahas bahas di atas, atas, yaitu dari Heidegger, (errida, orty dan Buhmann, telah membantu kita untuk membongkar bahaya homogenisasi yang diba#a oleh meta!isika kemanusiaan. &agi &agi mereka, mereka, humanis humanisme me bersi!at bersi!at teroris teroristis tis karena karena meninda menindas s kemajemu kemajemukan kan.. 5kan tetapi kita menganggap menganggap keharusan keharusan untuk menghentikan menghentikan humanisme humanisme sepenuhnya sebagai berlebihan. ekurangnya dua alasan ini dapat kita pikirkan. %ert %ertam ama, a, sika sikap p krit kritis is mere mereka ka atas atas huma humani nism sme e dimu dimung ngki kink nkan an oleh oleh suat suatu u keprihat keprihatina inan n yang yang mendasar mendasarii humanis humanisme, me, yaitu yaitu bagaiman bagaimana a menyelama menyelamatkan tkan manusia dari berbagai hegemoni, yang kali ini secara ironis dipraktikkan oleh humanisme. Keprihatinan Keprihatinan itu melekat pada aspek kritis-normati! dari humanisme yang di atas kita sebut humanisme etis. epenuhnya menghentikan menghentikan humanisme berart berartii juga juga mence mencekik kik ‘nya# ‘nya#a’ a’ yang yang mengg mengger erakk akkan an kritik kritik-kr -kriti itik k itu sendir sendirii sehingga kritik-kritik itu menggag m enggagalkan alkan tujuannya sendiri. Kedua, kritik-kritik kritik-kritik atas humanisme itu sangat sensiti! terhadap setiap upaya totalisasi yang diba#a oleh universa universalisa lisasi si kemanus kemanusiaan iaan.. %enolak %enolakan an mereka mereka terhada terhadap p universa universalitas litas kerap kerap disertai disertai kebutaa kebutaan n terhadap terhadap bahaya bahaya dari dari sikap sikap mereka mereka sendiri sendiri yang yang condong condong memuja partikularitas dan heterogenitas, seolah-olah tidak ada sama sekali yang universa universall dalam dalam kemanus kemanusiaa iaan. n. @arsisme @arsisme global global yang yang diidap diidap oleh humanism humanisme e eksklusivistis peradaban )ropa di sini ditukar dengan narsisme regional aneka kemanusiaan yang takut membangun kebersamaan. Karena dua alasan ini kita tida tidak k ingi ingin n meng menghe hent ntik ikan an sepe sepenu nuhn hnya ya ide ide huma humani nism sme. e. Kita Kita hany hanya a akan akan menghent menghentikan ikan sebagia sebagian n saja, saja, yaitu yaitu meta!isi meta!isika ka kemanus kemanusiaan iaan yang yang membuat membuat humanisme menjadi eksklusivistis dan menindas kemajemukan. Humani manis sme
len lentur
adalah
sua suatu
human manisme isme
tanpa npa
meta eta!isik isika a
kemanusiaan. Jersi ini tidak bertanya, ukuran-ukuran manakah yang harus kita tetapkan agar seseorang atau suatu kelompok termasuk ke dalam kemanusiaan kemanusiaan kita, yaitu ‘orang-orang seperti kita’, melainkan bertanya, bagaimana mencapai titik temu bagi berbagai ukuran yang dimiliki oleh berbagai orang atau kelompok sehingga kita dan mereka dapat mengantisipasi suatu kemanusiaan yang akan data datang ng.. Huma Humani nism sme e yang ang kita kita bela bela itu itu tida tidak k hany hanya a meni mening ngga galk lkan an vers versii
2#
eksklusi eksklusivis vistis tis dari dari humanis humanisme me modern, modern, melainka melainkan n juga juga kritis kritis terhada terhadap p versi versi sekularistisnya yang menyangkal semua kebenaran agama. (ua hal berikut berikut menandai menandai humanism humanisme e lentur lentur.. %ertama %ertama,, kelentur kelenturanny annya a menyatakan keyakinannya bah#a universalitas kemanusiaan itu mungkin, bukan sebagai sebagai ukuran ukuran yang yang ditetapk ditetapkan an sebelum sebelumnya nya secara secara monologa monologal, l, melaink melainkan an sebagai suatu visi yang diperjuangkan secara dialogal. eorang humanis yang sudah terbebas dari meta!isika kemanusiaan tidak akan memahami tetangganya, pemeluk agama lain atau pendatang asing dengan mengukur mereka dari kodrat umum yang ia yakini sebelumnya, melainkan dengan memasukkan sebanyak mungkin perbedaan untuk memperkaya memperkaya perspekti!nya perspekti!nya tentang menjadi manusia. Itulah ‘intertekstualitas’ dalam humanisme yang mencoba memahami manusia tidak dengan menurunkannya dari suatu hakikat atau kodrat, melainkan dengan menganyam berbagai teks atau pena!siran tentang manusia. Humanisme lentur menyelam menyelamatka atkan n intuisi intuisi kita seharisehari-hari hari yang yang menyebut menyebut sikap sikap toleran toleran terhada terhadap p perbedaan sebagai ‘manusia#i’, dan sikap kaku yang menyekat-nyekat sesama manusia dalam pagar-pagar suku, agama, ideologi, kelas dst. sebagai ‘tidak manusia#i’. Keterbukaan terhadap perbedaan itu juga diiringi oleh kemampuan untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan suku, agama, kelas atau ideologi di antara antara kita karena karena merasak merasakan an kesamaa kesamaan-ke n-kesama samaan an dalam dalam kenyataa kenyataan n bah#a bah#a kita manusia mudah terluka. (alam humanisme lentur intertektualitas (errida berpadu dengan sentimentalitas orty. Kedua, kelenturannya juga menyatakan tidak hanya keyakinannya akan pote potens nsii epis episte temi mis s agam agamaa-ag agam ama a yang ang dapa dapatt bert bertum umpa pang ng tind tindih ih deng dengan an kebenara kebenaran-k n-keben ebenaran aran yang yang dicari dicari dalam dalam !ilsa!at !ilsa!at dan sains, sains, melainka melainkan n juga juga respekn respeknya ya pada pada batas-ba batas-batas tas antara antara iman religius religius dan rasiona rasionalitas litas.. eoran eorang g humanis yang berhasil menolak godaan meta!isika kemanusiaan akan menerima religios religiositas itas sebaga sebagaii salah salah satu satu dimensi dimensi hidupny hidupnya a tanpa tanpa terjerum terjerumus us ke dalam dalam !ide !ideis isme me.. (ia (ia beri berima man n deng dengan an menc mencar arii peng penger erti tian an,, dan dan meng menger erti ti tanp tanpa a menghala menghalau u keyakin keyakinan. an. 5kalny 5kalnya a tidak tidak dibeba dibebani ni oleh tugas tugas untuk untuk membukti membuktikan kan eksistensi "uhan karena menyadari bah#a tugas seperti itu justru menyangsikan kemah kemahak akua uasa saan@ an@ya ya.. "ugas ugas akal akal bagi bagi seor seorang ang human humanis is pasca pasca meta!i meta!isik sika a
21
kemanusiaan adalah menunjukkan bah#a manusia itu terbuka terhadap sesuatu yang yang melampau melampauii dunia dunia ini, dan ini dilakuka dilakukan n tanpa tanpa menyangk menyangkal al kedunia# kedunia#ian ian manusia. &aginya kebebasan diraih bukan dengan menyingkirkan "uhan, karena justru misteri@ya misteri@ya memberi ruang untuk kebebasan, melainkan le#at keinsya!an akan kontingensi hidupnya. Istilah-istilah, seperti kontigensi ganda 8Buhmann9, kont kontig igen ensi si baha bahasa sa dan dan diri diri 8or 8orty ty99 atau atau diff#rance 8(errida9 8(errida9 menunjukkan menunjukkan bagaiman bagaimana a kebeba kebebasan san tidak tidak lagi lagi dimenger dimengerti ti dalam dalam kosakata kosakata !ilsa!at !ilsa!at subyek, subyek, seol seolah ah-o -ola lah h
man manusia usia
ada adalah lah
pusa pusatt
yang ang
mene menent ntuk ukan an
sega segala lany nya a
dan
menciptakan menciptakan segalanya, segalanya, melainkan melainkan sebagai sebagai kemungkinan-kemu kemungkinan-kemungkinan ngkinan untuk melampaui diri, sebagai keberanian-keberanian untuk mengambil risiko, sebagai kema kemamp mpua uan n
untu untuk k
memb member eri. i. (eng (engan an bers bersik ikap ap mode modera ratt
terh terhad adap ap akal akal,,
kebebasan, dan iman, humanisme yang tanpa narsisme dan triumphalisme kita bela disini menemukan kembali makna ‘kemanusia#ian’ di antara puing-puing meta!isika kemanusiaan.
Dr. F. Budi Hardiman. Hardiman . %enulis dan pengajar !ilsa!at di program pasca sarjana "F. (riyarkara =akarta. &uku terbarunya D(emokrasi (eliberati!E akan segera diterbitkan oleh %enerbit Kanisius, +ogyakarta.
akalah akalah ini disampaik disampaikan an dalam rangkaian rangkaian Kuliah Kuliah 'mum Demikirkan Demikirkan 'lang Humanisme HumanismeEE di Komunitas alihara, abtu 0: =uni $33;, ma$alah ini mili$ (alam dan tida$ untu$ dimuat di mana pun