CEKUNGAN KUTAI II.1. Geologi Regional
Lapangan Lapangan penelitian penelitian secara regional regional termasuk termasuk dalam fisiografi fisiografi Cekungan Cekungan Kutai, Kutai, Kalimantan Timur. Cekungan Kutai merupakan salah satu Cekungan Tersier Kalimantan Timur yang dibatasi sebelah barat oleh Paparan Stabil Sunda dari Kalimantan Barat yang merupakan komplesks batuan dasar pra-Tersier, batuan beku dan metamorf yang telah stabil, dibagian baratlaut oleh dibatasi oleh Tinggian Kuching, disebelah utaranya terletak terleta k Cekungan Tarakan yang antara keduanya dipisahkan oleh pegunungan eratus memisahkan Cekungan Tarakan yang antara keduanya dipisahkan oleh Busur angkalihat. Pada bagian Selatan, pegunungan eratus memisahkan Cekungan Kutai dengan subcekungan Barito dan subcekungan Pasir. Pada bagian Selatan !uga dibatasi oleh Patternosfer "rch yang merupakan batuan dasar yang menun!am ke arah Timur # Tenggara, sedang pada bagian timur Cekungan Kutai membu!ur selat akasar. Sedimen Tersier di Cekungan Kutai menerus keselatan dengan Cekungan Barito dan Paparan Paparan Patter Patternos nosfer fer,, demikia demikiann pula pula Cekung Cekungan an Taraka Tarakan. n. Strati Stratigra grafi fi cekung cekungan an ini pada pada umumnya menun!ukkan daur trangresi yang diikuti dengan regresi, namun terdapat $ariasi khusus tiap cekungan.
Tatanan Tektonik Daerah Mahakam
Tatanan tektonik cekungan kutai dapat diringkas sebagai berikut %&ambar '.(.)*. + "al Synrift %Paleosen ke "al osen* Sedimen tahap ini terdiri dari sedimen alu$ial alu$ial mengisi mengisi topografi /-S0 dan //-SS0 //-SS0 hasil dari trend rifting di Cekungan Cekungan Kutai darat. ereka menimpa di atas basemen kompresi Kapur akhir sampai aal Tersier berupa laut dalam sekuen. + "khir Synrift Synrift %Tengah %Tengah sampai "khir osen* osen* Selama periode ini, sebuah transgresi besar ter!adi di Cekungan Kutai, sebagian terkait dengan rifting di Selat akassar, dan terakumulasinya shale bathial sisipan sand. + "al Postrift %1ligosen ke "al iosen* Selama periode ini, kondisi bathial terus mendominasi dan beberapa ribu meter didominasi oleh akumulasi shale. 2i daerah structural shallo area platform karbonat berkembang + "khir Postrift %iosen Tengah ke Kuarter* 2ari iosen Tengah dan seterusnya se3uence delta prograded secara ma!or berkembang terus ke laut dalam Selat akassar, membentuk se3uence 2elta ahakam, yang merupakan bagian utama pembaa hidrokarbon pada cekungan. Berbagai !enis pengendapan delta on # dan offshore berkembang pada formasi Balikpapan dan Kampungbaru, termasuk !uga fasies slope laut dalam dan fasies dasar cekungan. 2an !uga hadir batuan induk dan reser$oir yang sangat baik dengan interbedded sealing shale. Setelah periode ini, proses erosi ulang sangat besar ter!adi pada bagian sekuen Kutai synrift.
Tatanan Tektonik Daerah Mahakam
Tatanan tektonik cekungan kutai dapat diringkas sebagai berikut %&ambar '.(.)*. + "al Synrift %Paleosen ke "al osen* Sedimen tahap ini terdiri dari sedimen alu$ial alu$ial mengisi mengisi topografi /-S0 dan //-SS0 //-SS0 hasil dari trend rifting di Cekungan Cekungan Kutai darat. ereka menimpa di atas basemen kompresi Kapur akhir sampai aal Tersier berupa laut dalam sekuen. + "khir Synrift Synrift %Tengah %Tengah sampai "khir osen* osen* Selama periode ini, sebuah transgresi besar ter!adi di Cekungan Kutai, sebagian terkait dengan rifting di Selat akassar, dan terakumulasinya shale bathial sisipan sand. + "al Postrift %1ligosen ke "al iosen* Selama periode ini, kondisi bathial terus mendominasi dan beberapa ribu meter didominasi oleh akumulasi shale. 2i daerah structural shallo area platform karbonat berkembang + "khir Postrift %iosen Tengah ke Kuarter* 2ari iosen Tengah dan seterusnya se3uence delta prograded secara ma!or berkembang terus ke laut dalam Selat akassar, membentuk se3uence 2elta ahakam, yang merupakan bagian utama pembaa hidrokarbon pada cekungan. Berbagai !enis pengendapan delta on # dan offshore berkembang pada formasi Balikpapan dan Kampungbaru, termasuk !uga fasies slope laut dalam dan fasies dasar cekungan. 2an !uga hadir batuan induk dan reser$oir yang sangat baik dengan interbedded sealing shale. Setelah periode ini, proses erosi ulang sangat besar ter!adi pada bagian sekuen Kutai synrift.
Model Pengendapan Delta Mahakam
2elta merupakan garis pantai yang men!orok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan kemampuan pendistrib pendistribusian usian kembali kembali oleh proses proses yang ada pada cekungan cekungan pengendap pengendapan an %lliot, (456 dalam "llen, (447* enurut Boggs, (457 %2alam "llen, (445*, delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk oleh proses sedimentasi flu$ial yang memasuki tubuh air yang tenang %&ambar 8.'.)*. 2ataran delta menun!ukkan daerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas %9pper 2elta Plain* didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan oleh pengaruh laut terutama penggenangan tidal. 2elta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem flu$ial. Ketika sungai # sungai pada sistem flu$ial tersebut, terbentuk pula morfologi delta yang khas dan dapat dikenali pada setiap sistem yang ada. orfologi delta secara umum terdiri dari tiga yaitu delta plain, delta front dan prodelta
odel Lingkungan Pengendapan 2elta ahakam %"llen (445* Potensi idro!ar"on Daerah Delta Mahakam
Pembahasan Pembahasan pengelolaan pengelolaan 2elta ahakam ahakam oleh Perusahaan Perusahaan asing sedang sedang hangat hangat saat ini, hal ini tak lain karena potensi gas dan minyak sangat tinggi didaerah ini. 2elta ahakam dan seki sekita tarny rnyaa memp mempun unya yaii pote potens nsii batu batuba bara ra yang relat relatif if beru beruku kura rann anta antara ra lign lignit it samp sampai ai bituminous, punya punya potensi tinggi dalam minyak, gas dan Kondensat.
&rafik Produksi Perusahaan "sing dalam Pengelolaan 2i 2elta ahakam 2elta mahakam purba !uga men!adi daerah incaran para pengusaha batubara selain formasi tan!ung, dan berau di ilayah kisaran Kalimantan Timur.
:eferensi - "llen,&.P, Chambers, ;.L.C,(445, Sedimentation in the odern and iocene ahakam 2elta, -
B.
Tehnik
Pantai,
Beta
1ffset, =ogyakarta,
(444,
p.'47.
- TT< Team. )>(>-)>().2elta ahakam 0orkfield :eport.;akarta PT ?ploration Think Tank
%Tidak
2iterbitkan*
- :anai!aya, 2.".S., . 9sman, .K. "disaputra, /.". Kristanto dan =. /o$iadi, )>>>. Peny Penyeli elidi dika kann &eol &eolog ogii dan dan &eof &eofis isik ikaa Kelau Kelauta tann Pera Peraira irann 2elt 2eltaa aha ahaka kam, m, Kalim Kaliman antan tan Timur, Lembar Peta (4(@. Laporan
.>57 57.) .)>> >>>. >.
Tidak idak diter iterbbitka itkann
:ostyati.)>>'. Foraminifera Foraminifera
Sedimen
dala dalam m i im min Dasar
Timur.; Timur.;akarta;urnal
Laut
K. Delta
"dis "disap aput utra ra
dan
2.
Mahakam,Kalimantan Mahakam,Kalimantan
&eologi
Kelautan
-:oberts, A. A., )>>(, Late uaternary Stratigraphy and Sedimentology of the 1ffshore ahakam ahakam 2elta, ast ;9:/"L ;9:/"L &1L1&< &1L1&< )>>5
(7' Kalimantan
KL"9T"/ KL"9T"/ olume olume 6, /o. ', 2esember 2esember
%
""P&
"nnual eeting.
- Sto Storms, rms, ;.." ..".., :. . Aooge oogenndoor doorn, n, :. ".C. .C. 2am 2am, ".;. ".;.DD. Aoiti oitinnk and and S.B. .B. Kroonenberg, )>>@,
Late ate-Ao -Aolocene
e$o e$olution
of
the ahakam
delta,
ast
Kalimantan, , ()
II.1.1. #tratigra$i Regional
enurut Marks et all (1982), stratigrafi regional Cekungan Kutai bagian Tenggara
dari yang tertua sampai yang termuda, sebagai berikut 1.. %ormasi Pamal&an . '. %ormasi (e"&l& Gro&p ) %ormasi (alikpapan Gro&p *. %ormasi Kamp&ng (ar& Gro&p +. %ormasi Mahakam Gro&p
Pada daerah telitian merupakan formasi Balikpapan, formasi ini tersusun atas batupasir dan batulempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping, dan batubara. "dapun umur dari formasi ini adalah iosen Tengah bagian baah # iosen "tas bagian baah. Dormasi ini merupakan endapan regresif perenggang delta sampai daratan delta %delta plain*. Ketebalannya diperkirakan sekitar (>>> # (@>> meter, yang mempunyai hubungan men!ari dengan Dormasi Bebulu dan ditumpangi secara selaras oleh Dormasi Kampung Baru. Dormasi Balikpapan dibagi men!adi tiga bagian yaitu Dormasi Klandasan, Dormasi Badak Baah, dan Dormasi Badak "tas, yang merupakan hasil pengendapan di lingkungan delta plain. Dormasi #formasi ini banyak yang men!adi reser$oar bagi lapangan minyak di cekungan Kutai.
II.1.'. #tr&kt&r Geologi
enurut arshall, ". %(477* secara regional daerah Kalimantan Timur terdiri dari struktur antiklin yang rapat dan sinklin yang lebar dengan arah umum 9tara Timur Laut # Selatan Barat 2aya. Semakin ke arah timur struktur geologinya semakin sederhana. Semua lapangan minyak di Cekungan Kutai terletak pada sumbu antiklin dari barat timur. Perlipatan regional ini ter!adi pada "khir iosen Tengah dan berhubungan dengan pergerakan lempeng tektonik selat akasar ke arah Barat yang ditahan oleh tinggian Kuching.
II.'. #edimentologi Delta Mahakam
2elta ahakam terbentuk pada muara Sungai ahakam yang terletak di pantai timur Pulau Kalimantan, antara >F)>G LS dan ((7F8>G LT. 2elta ini terbentuk pada tahap akhir transgresi Aolosen selama @>>> sampai dengan 7>>> tahun yang lalu. Selama aktu itu delta telah berkembang ma!u %progradasi* dan membentuk sistem delta yang melingkupi daerah seluas H @>>> kmI,termasuk (>>> kmI delta lain. 2elta ahakam adalah daerah dimana terdapat beberapa lapangan minyak besar, yang tersusun oleh rangkaian endapan deltaik iosen. !llen, (198") telah melakukan penelitian atau studi terhadap delta ahakam modern, karena delta ahakam modern mempunyai karateristik yang hampir sama dengan delta ahakam iosen sehingga dapat memberikan gambaran pembentukan reser$oar batupasir iosen di daerah ini. 2alam pembentukan suatu delta, akan berkembang pola-pola morfologi yang masing #masing merupakan produk lingkungan pengendapan yang berbeda. Komponen morfologi delta antara lain delta lain, delta front, dan rodelta. Tiga proses pokok yang mengontrol pembentukan delta yaitu proses flu$ial, tidal dan gelombang air laut. Berdasarkan ketiga parameter ini, delta ahakam yang merupakan delta dengan pengaruh proses flu$ial dan tidal yang relatif sama atau seimbang, termasuk dalam tipe flu#ial $ tide delta.
II.'.1. Aspek , aspek Um&m #edimentasi Delta
L%ell, (19&') mendefinisikan delta sebagai tempat akumulasi sedimen flu$ial yang diendapakan di muara sungai. 2alam pengertian umum, delta didefinisikan sebagai suatu kenampakan pantai atau garis pantai yang terbentuk akaibat adanya material # material sedimen yang dibaa oleh air sungai dan diendapkan di muara sungai tersebut. Sebuah delta terbentuk dan berkembang !ika akumulasi sedimen # sedimen yang berasal dari sungai pada tepi cekungan lebih cepat dibandingkan dengan penyebaran sedimen oleh proses # proses yang berasal dari cekungan penerima. "tas dasar perkembangan pola morfologi dan komponen sedimnennya, !llen (198") membagi delta men!adi tiga bagian, yaitu (.
Delta lain erupakan daratan delta yang dibangun oleh endapan flu$ial, diendapkan di atas bagian delta yang lebih marin (delta front). Bagian ini membentuk dataran landai beraa yang disusun terutama oleh sedimen berbutir halus seperti serpih, serpih organik dan batubara. 2ataran tersebut digerus secara erosional sampai bagian dasarnya oleh alur- alur (distriutar% hanel) yang membentuk pola percabangan yang menyalurkan air dan sedimen. "lur # alur ini adalah tempat pengendapan pasir %channel fill sand*, yang merupakan reser$oar yang baik.
2.
Delta front erupakan paparan laut dangkal dengan kemiringan ke arah laut, yang mengakumulasi sedimen ke arah laut memalui alur # alur (distriutaries). 9mumnya pemasukan pasir ke delta front melalui alur # alur ini membentuk endapan gosong muara sungai (distriutar% mouth ar). Pola fasies dan ukuran endapan ini tergantung pada intensitas akti$itas laut terhadap pantai dan kecepatan pemasukan sedimen oleh sungai. 2iantara endapan tersebut, diendapakan lumpur lanauan dan pasiran, yang semakin meningkat kandungan lumpurnya ke arah lepas pantai.
'.
*rodelta *rodelta merupakan perselingan antara gosong pasir (sand ar) dan endapan lumpur, tetapi umumnya berupa Jona lumpur tanpa pasir. ona ini sangat dipengaruhi oleh proses pasang
surut air laut yang hanya mengakumulasi lempung dan lanau. Prodelta sulit dibedakan dengan endapan paparan (shelf deosit), tetapi pada umumnya lebih tipis dan lebih bersifat marin.
II.'.'. Delta Mahakam Miosen
2elta ahakam iosen telah mengalami beberapa fase pengisian sedimen. Pada kala 1ligosen di daerah ini mulai mengendapkan sekuen trangresif berupa marine shale.Pada iosen Tengah sampai Pliosen ter!adi pengendapan sedimen delta sampai flu$ial dengan tebal lebih dari @>>> meter dengan pola pengendapan sekuen regresif. :angkaian deltaik disusun oleh beberapa siklus delta dengan ketebalan masing - masing siklus berkisar antara '> # 5> meter. Siklus ini disusun oleh endapan delta berupa batubara dan endapan transgresif berupa marine shale, yang ditutupi oleh serpih odelta. Kemudian diatasnya diendapkan endapan regresif yang terdiri dari batupasir mouth ar dan serpih pasiran, batupasir distriutar% hannel, sla%s, serpih organik dan batubara. Puncak siklus ditandai dengan lapisan batubara yang relatif tebal, ditutupi oleh marine shale atau endapan karbonat yang menun!ukkan akti$itas tektonik regional atau peristia kenaikan muka air laut global. Selama iosen Tengah sampaai Pliosen terbentuk rangkaian lipatan berarah timur laut # barat daya sepan!ang pantai Kalimantan Timur dan di lepas pantainya. Pembentukan lipatan ini ter!adi bersaman dengan pengendapan sedimmen dari arah barat. "nalisa fasies dari batuan inti (ore rok) menun!ukkan baha delta ahakam dipengaruhi oleh sistem flu#ial dan tidal dengan tidak adanya pengaruh gelombang air laut. Sifat #sifat umum morfologi dan sedimentologi delta ahakam iosen menun!ukkan kesamaan dengan delta ahakam modern (!lle,198"). Lumpur deltaik yang kaya akan bahan organik di delta front dan prodelta serta serpih organik dan batubara di delta plain merupakan batuan induk bagi pembentukan hidrokarbon yang terperangkap pada antiklin. :eser$oar utama di cekungan delta ahakam terdapat pada batupasir distriutar% hannel di delta alain dan mouth ar di delta front .
II.'.). Delta Mahakam Modern
2elta ahakam modern terletak di muara Sungai ahakam, pantai timur Kalimantan. 2elta ini merupakan delta Aolosen yang berprogradasi di atas permukaan endapan transgresif Aolosen se!ak @>>> # 7>>> tahun yang lalu, dan telah mencakup daerah hampir seluas @>>> kmI, dengan tebal sedimen sekuen regresif delta antara @> #7> meter (!llen,198"). 2elta ahakam modern menun!ukkan morfologi berbentuk kipas asimetris, yang terbentuk akibat pengaruh campuran dua sistem, yaitu antar sistem flu#ial dan tidal . 2elta ahakam modern berprogradasi di atas permukan endapan transgresif Aolosen, membentuk pola sedimen regresif yang ukuran butirnya mengkasar keatas (oarsenin+ uard), tersusun atas pengendapan sedimen rodelta, delta front dan delta lain yang $ertikal sebagai progradasi ke arah laut. Batas luar rodelta berada pada kedalaman 7> meter dan delta front terletak pada kedalaman > # (> meter dari muka air laut. "lur # alur (hannel) pada delta lain membentuk pola percabangan sungai ke laut, menggerus $egetasi pada delta lain sampai delta front dengan kedalaman sekitar )> meter.
II.). Tin-a&an Um&m apangan (adak
Lapangan Badak terletak di delta Sungai ahakam , ber!arak kira # kira @@ km di sebelah timur laut kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada posisi geografis ((7))G'>M BT, >)'G'>M LS dan ((7)7G'>M BT , >F(@G>M LS.
II.).1. #e-arah apangan (adak
Lapangan Badak pertama kali ditemukan oleh Auffco >> feet sampai dengan kedalaman ()>>> feet. Sampai sekarang masih dilakukan pengeboran sumur pengembangan serta pemeliharaan sumur # sumur lama dengan tu!uan untuk meningkatkan produksi. II.).'. Kondisi Geologi apangan (adak
Lapangan Badak merupakan bagian dari delta ahakam, yang se!arah sedimentasinya dimulai dari iosen sampai sekarang. Pada akhir masa iosen terbentuk delta dibaah permukaan sungai ahakam. 2elta ini terbentuk dan bergerak dari arah barat ke arah timur setelah terangkatnya daerah bagian barat yang terangkat sedikit demi sedikit %pengangkatan dari daerah tinggian Kuching* dari batas datarannya, kemudian beregresi ke arah timur sehingga terbentuk lipatan # lipatan, dan salah satunya adalah lipatan Badak.
II.).). #tratigra$i apangan (adak
Stratigrafi lapangan Badak berumur iosen # Aolosen, dicirikan oleh perselingan antara serpih, batulanau dan batupasir yang merupakan endapan delta. Aidrokarbon ditemukan dalam perlapisan batupasir delta dari Dormasi Balikpapan. Dormasi Balikpapan ini terdiri dari batuan klastik seperti batupasir,batulanau, dan shale, dengan perlapisan batugamping berselang # seling dan batubara. Sedimen klastik ini diendapkan pada beberapa Jona dari lingkungan delta selama iosen Tengah sampai iosen "khir. -in et al (19"') membagi urutan stratigrafi Lapangan Badak men!adi tiga urutan berdasarkan $ariasi fasies batuannya, yaitu Loer adak se/uene dan Middle adak se/uene yang termasuk dalam Dormasi Balikpapan, serta 0er adak Se/uene yang termasuk dalam formasi Kampung Baru. a.
Loer Badak Se3unce %Sekuen Badak Baah* Terdapat pada inter$al kedalaman (.>)( ft sampai 7@8> ft, dan termasuk dalam formasi Balikpapan. Sekuen ini tersusun atas batulanau dan sisipan serpih, lapisan batugamping dan interkalasi batupasir kuarsa. 9mumnya batupasir yang terdapat memiliki pola mengkasar ke atas, tidak menerus dan padat dengan semen karbonat, yang menandakan baha pengendapannya ter!adi pada lingkungan distal delta front .
.
Middle adak Se/une ( Sekuen adak Ten+ah) iddle Badak Se3uence masih termasuk dalam Dormasi Balikpapan, terdapat pada kedalaman )8@> ft # 7@8> ft. Sekuen ini tersusun atas litologi batupasir kuarsa lebih melimpah dan tebal, batulanau, shale, dan lapisan batubara. Batupasir ini umumnya berupa clean sand dan lebih potous dibanding dengan batupasir yang berada ditempat yang lebih
dalam. Dasies se3uencenya menun!ukkan lingkungan pengendapan roimal delta front faies. c.
9pper Badak Se3uence %Sekuen Badak "tas* Sekuen ini terletak paad kedalaman )8@> ft hingga ke permukaan dan merupakan Dormasi Kampung Baru. Sekuen ini tersusun atas batupasir kuarsa, beberapa lapisan batulanau, batulempung, dan lignit yang melimph hingga mencapai 87 N dari ketebalan sekuen. Dosil fauna tidak ditemukan, sekuen ini merupakan ciri lingkungan delta lain faies.
II.).*. #tr&kt&r Geologi apangan (adak
Lapangan Badak terletak pada u!ung utara sekitar 5> km dari rangkain antiklin Badak # Aandil. 2aerah ini berupa antiklin landai yang asimetri dan relatif condong ke arah timur laut # barat daya dengan sayap yang relatif ter!al dibagian tenggara. Berdasarkan peta struktur hasil interpretasi seisimik menun!ukkan baha klosur $ertikal berkembang seiring dengan bertambahnya kedalaman atau menun!ukkan pertumbuhan s%nsedimentar% struture. Selama periode aktu pengendapan batuan penyusunnya berkembang pula struktur geologi pada daerah ini.
(A( III DA#AR TE/RI
"kumulasi hidrokarbon di baah permukaan dapat dideteksi melalui tahap # tahap penyelidikan geologi dibaah permukaan yang telah banyak dilakukan oleh perusahaan perusahaan minyak di dunia.Tahap # tahap penyelidikan geologi baah permukaan merupakan salah satu metode yang penting dalam e?plorasi dan e?ploitasi minyak dan gas bumi. Produksi minyak dan gas bumi yang terus menerus dapat mengakibatkan cadangan makin menciut, dan dengan harapan baha dengan dilakukannya eksplorasi disuatu daerah yang diperkirakan terdapat akumulasi hidrokarbon maka dapat diadakan in$entarisasi mengenai !umlah cadangan dan sampai kapan minyak bumi ini akan habis.
III.1. /G MEKANIK
Log merupakan suatu data yang didapat melalui hasil rekaman suatu lubang bor dari permukaan sampai kedalaman tertentu. Prinsip dasar dari log adalah mengukur parameter fisik yang meliputi porositas, ke!enuhan hidrokarbon, ketebalan lapisan yang permeabel. Berdasarkan sifat #sifat fisika yang diukur log mekanik dapat dibagi atas tiga yaitu log listrik, log radioaktif dan log sonik. =ang termasuk dalam log listrik antara lain log SP dan log resisti$itas, sedangkan yang termasuk dalam log radioaktif antara lain log &:, log densitas dan log netron.
Logging merupakan salah satu tahap dalam melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi yang bertu!uan untuk menentukan letak kedalam Jona produktif dan mengetahui kondisi struktur dan startigrafis suatu daerah dengan cara melalukan korelasi antara sumur pemboran yang di!adikan sebagai dasar dalam pembuatan peta baah permukaan.
III.1.1. og #inar Gamma 0Gamma Ra og2
Log sinar gamma adalah log yang mengukur intensitas radiasi sinar gamma yang dipancarkan secara alamiah oleh batuan. Sumber radiasi sinar gamma di dalam batuan berasal dari peluruhan potasium, uranium, dan thorium. 2ari ketiga unsur tersebut potasium lebih banyak di!umpai dibanding dengan unsur radioaktif lainnya. Log ini terekam pada track (dengan satuan "P<. /ilai radioakti$itas yang diukur sangat tergantung dari macam batuannya. Pada batuan sedimen , unsur radioaktif banyak terkonsentrasi pada serpih atau lempung, sehingga dalam log &: besar kecilnya intensitas radioaktif akan menun!ukkan ada tidaknya kandungan serpih atau lempung, yang !uga berperan dalam peker!aan korelasi dan e$aluasi kandungan serpih di dalam suatu formasi.
III.1.'. og #P 0#pontaneo&s Potensial2
=aitu log listrik yang digunakan untuk mengetahui beda potensial yang timbul antara lumpur pemboran dengan batuan insitu pada formasi disekitar lubang bor. Log SP direkam pada track ( bersamaan dengan log &: dengan satuan mili$olt. Pada shaly section, log SP mencapai maksimum ke arah kanan. Log SP hanya dapat menun!ukkan lapisan permeabel, namun tidak dapat mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi.
III.1.). og Tahanan 3enis 0Resisti4it og2
Log tahanan !enis yaitu log listrik yang dipakai untuk mengukur tahanan !enis batuan secara langsung dari dasar sumur samapi ke permukaan. Secara umum tahanan !enis suatu batuan didefinisikan sebagai kemampuan dari batuan untuk menghambat arus listrik yang melalui batuan tersebut. Tahanan !enis batuan adalah kebalikan dari daya hantarnya. ;ika
tahanan !enis batuan besar maka batuan tersebut mempunyai daya hantar kecil. Daktor yang mempengaruhi tahanan !enis batuan adalah kandungan fluida dan faktor formasi batuan.
III.1.*. og Densitas
Log densitas merupakan suatu tipe log porositas yang mengukur densitas elektron suatu formasi. Prinsip pencatatan dari log densitas adalah suatu sumber radioaktif % oalt34 atau esium 15" * yang dimasukkan kedalam lubang bor mengemisikan sinar gamma kedalam formasi. 2idalam formasi sinar tersebut akan bertabrakan dengan elektron dari formasi. Pada setiap tabrakan sinar gamma akn berkurang energinya. Sinar gamma yang terhamburkan dan mencapai detektor pada suatu !arak tertentu dari sumber dihitung sebagai indikasi densitas formasi. ;umlah tabrakan merupakan fungsi langsung dari !umlah elektron didalam suatu formasi. Karena itu log densitas dapat mendeterminasi densitas elektron formasi dihubungkan dengan densitas bulk sesungguhnya dalam grEcc. Aarga Ob tergantungdari densitas matrik batuan, porositas dan densitas fluida pengisi formasi.
III.1.+. og Netron 0Compensated Ne&tron og2
Log netron merupakan tipe log porositas yang mengukur kosentrasi ion hidrogen didalam suatu formasi. 2i dalam formasi bersih dimana porositas diisi air atau minyak, log netron mencatat porositas yang diisi cairan. /etron energi tinggi yang dihasilkan oleh suatu sumber kima % campuran ameriium dan er%llium* ditembakkan kedalam formasi. 2idalam formasi, netron bertabrakan dengan atom # atom penyusun formasi, sebagai akibatnya netron kehilangan energinya. Kehilangan energi maksimum akan ter!adi pada saat netron bertabrakan dengan atom hidrogen karena kedua materi tersebut mempunyai massa yang hampir sama. Karena itulah !umlah kehilangan energi maksimum merupakan fungsi dari kosentrasi hidrogen dalam formasi, karena dalam formasi yang sarang hidrogen terkosentrasi didalam pori-pori yang terisi cairan, maka !umlah kehilangan energi dapat dihubungkan dengan porositas formasi.
III.1.5. og #onik
Log sonik merupakan suatu log porositas yang mengukur inter$al aktu leat (6t) dari suatu gelombang suarakompresional untuk melalui satu feet formasi.
III.'. ANAI#A DATA /G MEKANIK
2alam menganalisa suatu log mekanik dapat dibagi men!adi tiga yaitu analisa log untuk interpretasi lingkungan pengendapan, anlisa log secara kualitatif dan analisa log secara kuantitatif.
III.'.1. Analisa og &nt&k Interpretasi ingk&ngan Pengendapan Delta
tipis bataulanau dan batupasir. ndapan delta front litologinya terutama terdiri dari batupasir, sedangakan endapan delta lain terdiri atas bataupasir, lumpur dan akumulasi bataubara. Berdasarkan kontak dasarnya (ase ontat), endapan pasir delta dapat dibedakan men!adi dua kelas utama (Serra an !ott,1984, -et7 et al, 19"", #ide !llen, 198") yaitu
(. Tie sekuen ar Tipe ini dicirikan dengan bidang dasar yang bergradasi dari serpih, serpih pasiran,
selang
# seling antar serpih dengan pasir, sampai pasir murni %lean sand *. Pada log &:, tipe ini mempunyai bentuk kur$a corong (funnel), dan banyak fi!umpai pada fasies delta front yang merupakan suatu progradasi bar seperti distriutar% mouth ar atau tidal ar . Biasanya sekuen ini ditutupi dengan batugamping, semen karbonat, serpih organik atau bataubara. Sekuen bar yang lebih tipis dapat !uga di!umpai pada delta lain.
2
Tie sekuen hannel Tipe ini dicirikan dengan bidang dasar erosi (erosi#e ase) yang ta!am dan bergradasi keatas dari pasir sampai serpih. Pada sekuen stratigraphi dengan perubahan yang ta!am akan memberikan kur$a berbentuk tabung (%lindrial *, sedangkan perubahan yang bergradasi akan memberikan bentuk intermediate. 9ntuk perubahannya yang menerus memberikan bentuk kur$a lonceng (ell). Tipe sekuen ini banyak di!umpai pada fasies delta lain. Sekuen suatu delta adalah merupakan gabungan dari tipe sekuen ar dan sekuen hannel
III.'.'. Analisa og K&alitati$
"nalisa yang dilakukan yaitu untuk mengetahui Jona mana yang bersifat permeable atau Jona impermeable. Selain itu untuk mengetahui !enis litologi yang ada pada data log dan Jona mana yang termasuk Jona porous dan Jona tidak porous. 2ari Jona # Jona yang permeable dan porous akan didapatkan !enis kandungan fluida yang terkandung dalm suatu reser$oar, yaitu apakah berupa gas, minyak atau air. Pada e$aluasi kualitatif ini parameter # parameter yang die$aluasi anatara lain
(.
;enis litologi, !enis litologi pada Jona reser$oar dapat ditentukan berdasarkan kenampakan defleksi log tanpa melakukan perhitungan, dan dapat menentukan porositas dan permeabilitas yang nantinya akan dikaitkan dengan kandungan fluidanya.
).
;enis fluida reser$oar, diperoleh dari analisa porositas dan permeabilitas pada litologi yang ada.
5.
Batas # batas &1C (+as oil ontat), &0C (+as ater ontat),dan 10C (oil ater ontat).
III.'.).Analisa og K&antitati$
"nalisa log secara kuantitaif dimaksudkan untuk mengetahui sifat # sifat fisik batuan yang meliputi porositas, permeabilitas, serta untuk mengetahui kuantitas dan !enis kandungan batuan yang terdiri dari ke!enuhan hidrokarbon. Sehingga hasil analisa tersebut dapat digunakan dalam pembuatan peta gross sand, net sand, dan net pay.
III.'.).1. Porositas 062
Porositas % * merupakan fraksi ruang pori yang terdapat pada suatu batuan, atau merupakan perbandingan $olume rongga # rongga pori terhadap $olume total seluruh batuan. /ilai porositas dari suatu formasi dapat ditentukan dari log netron, densitas, "dapun perhitungan mencari harga porositas adalah sebagai berikut (.
2engan menggunakan log densitas Log densitas mengukur bulk density (), dimana parameter ini dapat digunakan untuk menghitung porositas setelah diperhitungkan dengan densitas matriks (ma) dan densitas fluida (f) dalam satuan gEcc :umus yang digunakan D : (ma $ ) ; (ma $ f)
).
2engan menggunakan log netron Log netron dipengaruhi oleh !umlah hidrogen di dalam suatu formasi, selain itu !uga dipengaruhi oleh !enis batuan, salinitas, suhu fluida, dan tekanan formasi. 9ntuk shal% formation , penambahan serpih akan mempengaruhi porositas batuan. :umus yang digunakan < : < $ (
III.'.).'. Tahanan 3enis Air %ormasi 0R72
Tahanan !enis formasi merupakan tahanan !enis air yang terdapat dalam formasi sebelumformasi tersebut ditembus oleh bit pemboran. "ir yang terdapat didalam formasi disebut connate ater. Cara untuk menentukan resiti$itas air formasi adalah dengan menggunakan persamaan > : >mf ( >o ; >o ) dimana, :
resisti$itas air formasi , dalam Qm
:mf resisti$itas mud filtrate, dalam Qm :o
resisiti$itas hidrokarbon, dalam Qm
:?o resisiti$itas formasi pada flushed Jone, dalam Qm
III.'.).). Resisti4itas %ormasi 0Rt2
:esisti$itas formasi %:t* merupakan harga tahanan !enis dari formasi yang cukup !auh dari lubang bor dan tidak terpengaruh oleh pemboran atau Jona in$asi, sehingga tahanan !enis tersebut merupakan harag tahanan !enis aktual. Aarga tahan !enis ini dapat langsung dibaca pada log tahanan !enis dengan alat yang dalam %LL2E Laterolog deep* atau dari log induksi %
III.'.).*. Tahanan 3enis 8ona Ter&sir 0R9o *
Aarga tahanan !enis dari Jona terusir %:?o* ini dapat dibaca pada log SDL %icrospherical Docused Log* atau dari log LL %icro Laterolog*
III.'.).+. Ke-en&han Air %ormasi 0#72
Ke!enuhan air didefinisikan sebagai fraksi dari pori suatu batuan yang mengandung atau terisi oleh air. Setelah pemboran, formasi disekitar lubang bor terkontaminasi %flushed* oleh mud filtrate. Bila hydrocarbon bearing formation yang terletak di dekat lubang bor memiliki resisti$itas rendah, maka sebaliknya di Jona yang semakin men!auh men!auh dari lubang bor mempunyai harga resisti$itas yang semakin tinggi. Pada kedalaman yang tidak dipengaruhi air filtrat %unin$aded Jone* batuan sepenuhnya berisi kandungan aal, sehingga pengukuran # pengukuran pada Jona ini dipengaruhi oleh air formasi, kandungan hidrokarbon dan karakteristik batuan itu sendiri. 9ntuk menentukan !enis kandungan fluida pada Jona tersebut dilakukan berdasarkan perhitungan harga S, yang secara tidak langsung !uga menun!ukkan nilai SAC %ke!enuhan Aidrokarbon* S?@ : 1 $ S
(ER:t S ------------------------------------------------=l ( 1 =l;2 ) B>l
dimana, :t
tahanan !enis formasi porositas
A
Ba.>
: tahanan !enis air formasi a (
>,5 untuk batupasir
untuk batugamping
)
III.). K/REA#I DATA /G
enurut Koesoemadinata (1982), korelasi adalah suatu operasi dimana satu titik
dalam suatu penampang startigrafi disambungkan dengan titik # titik yang lain pada penampang # penampang starigrafi lainnya dengan pengertian baha titik # titik tersebut terdapat dalam bidang perlapisan yang sama. Sedangkan dalam Sandi Strati+rafi Cndonesia (1993) disebutkan korelasi adalah penghubung titik #titik kesamaan aktu atau penghubung satuan # satuan startigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan aktu. enurut Koesoedinata %(47(* dikenal ) metode korelasi yaitu (.
etode 1rganik etode Korelasi organik merupakan peker!aan menghubungkan satuan # satuan stratigrafi berdasarkan kandungan fosil dalam batuan %biasanya foraminifera plantonik*. =ang biasa digunakan sebagai marker dalam korelsi organik adalah asal munculnya suatu spesies dan punahnya spesies lain. ona puncak suatu spesies, fosil indeks, kesamaan dera!at e$olusi dan lain-lain.
).
etode "norganik Pada metode korelasi anorganik penghubungan satuan # satuan stratigrafi tidak didasarkan pada kandungan organismenya %data organik*. Beberapa data yang biasa dipakai sebagai dasr korelasi antara lain
a.
Key Bed %lapisan penun!uk* Lapisan ini menun!ukkan suatu penyebaran lateral yang luas, mudah dikenal baik dari data singkapan, serbuk bor, inti pemboran ataupun data log mekanik. Penyebaran $ertikalnya
dapat tipis ataupun tebal . Lapisan yang dapat di!adikan sebagai ke% ed antara lain abu $ulkanik, lapisan tipis batugamping terumbu, lapisan tipis serpih %shale break*, lapisan batubara E lignit. b.
Aorison dengan karakteristik tertentu karena perubahan kimiai dari massa air akibat perubahan pada sirkulasi air samudra seperti Jona # Jona mineral tertentu,Jona kimia tertentu, suatu kick dalam kur$a resisti$itas, sifat radioakti$itas yang khusus dari suatu lapisan yang tipis.
c.
Korelasi dengan cara meneruskan bidang refleksi pada penampang seismik.
d.
Korelasi atas dasar persamaan posisi stratigrafi batuan
e.
Korelasi atas dasar aspek fisikElitologis. etode korelasi ini merupakan metode yang sangat kasar dan hanya akurat diterapkan pada korelasi !arak pendek.
f.
Korelasi atas dasar horison siluman (anthom hori7on)
+.
Korelasi atas dasar maimum floodin+ surfae, ma?imum flooding surface merupakan suatu permukaan lapisan yang lebih tua dari lapisan yang lebih muda yang menun!ukkan adanya penigkatan kedalaman air secara tiba # tiba.
Sebagian besar peker!aan korelasi pada industri minyak dan gas bumi menggunakan data log mekanik. Tipe # tipe log yang biasa digunkan antara lain log penafsiran litologi %&amma :ay,SP* yang dikombinasikan dengan log resisti$itas atau log porositas %densitas,netron,dan sonik*. Pemilihan tipe log unutk korelasi tergantung pada kondisi geologi yang bersangkutan. Kombinasi log SP dan resisti$itas biasa digunakan pada cekungan silisiklastik sementara untuk cekungan karbonat digunakan log &: plus resisti$itas atau &: plus netron. Langkah # langkah dalam korelasi log mekanik (.
enentukan horison korelasi dengan cara membandingkan log mekanik dari suatu sumur tertentu terhadap sumur yang lain dan mencari bentuk # bentuk atau pola yang sama atau hampir sama.
2.
enentukan lapisan penun!uk %marker bed* untuk setiap log yang khas bentuknya yang yakin akan kesamaan aktunya.
5.
enentukan rekaman log dengan lintasan yang telah ditentukan digantung pada bidang datum %datum plane*, dan korelasi dilakukan lapisan demi lapisan.
'.
Pemilihan sumur # sumur yang akan digunakan dalam korelasi diusahakan agar bersifat representatif terutama untuk mengetahui penyebaran batuan secara lateral. Korelasi dibagi men!adi dua yaitu korelasi struktur dan korelasi stratigrafi. Korelasi struktur dibuat dengan cara menempatkan lapisan pada keadaan yang sekarang, sehingga akan memberikan gambaran posisi batuan setelah mengalami akti$itas tektonik %misalnya struktur sesar, kekar, dan lipatan*, sedangkan korelasi stratigrafi dibuat dengan cara menempatkan atau menggunakan suatu lapisan penun!uk %marker bed* pada kedudukan yang sama.
III.*. PEMETAAN (A:A PERMUKAAN
Pemetaan baah permukaan dapat dikatakan sebagai peker!an # peker!aan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode khusus untuk merekam informasi geologi baah permukaan yang hasil rekamannya %data* kemudian diolah dan ditafsirkan sehingga kita mendapatkan gambaran yang kebih !elas tentang geologi baah permukaan. Pada peta permukan hanya berhadapan dengan satu bidang permukaan, yang dapat dipetakan adalah sifat # sifat geologi, keadaan geologi, dan topografi. Sedangkan pada peta baah permukaan kita berhadapan dengan se!umlah berbagai macam bidang permukaan ataupun inter$al # inter$al anatar dua bidang permukaan tersebut. Bidang permukaan ini biasanya adalah bidang perlapisan, ketidakselarasan, patahan, dll. Peta baah permukaan adalah peta yang menggambarkan bentuk maupun kondisi geologi baah permukaan, yang bersifat kuantitatif % menggambarkan suatu garis yang menghubungkan titik # titik yang bernilai sama atau garis isoEkontur* dan dinamis %yaitu kebenaran peta tidak dapat dinilai atas kebenaran metode tetapi atas data yang ada, dan seaktu # aktu akan dapat berubah !ika ditemukan data # data yang baru*.
III.+.1. Peta Kont&r #tr&kt&r 0#t&!t&ral Co&nto&red Map2
Peta kontur struktur merupakan peta yang menun!ukkan kedalaman dari Jona lapisan batuan yang sama, dibuat berdasarkan data # data yang diperoleh dari sumur pemboran eksplorasi, baik selama atau setelah dilakukan pemboran. Peta ini memperlihatkan kondisi struktur puncak %top* dan dasar %base* dari Jona batupasir. Peta ini dibuat berdasarkan data # data korelasi yang dilakukan pada setiap sumur # sumur pemboran.
III*..'. Peta %asies 0%a!ies Map2
Peta fasies adalah peta yang menggambarkan suatu perubahan secara litologi dan paleontologi yang ter!adi pada saat pengendapan yang menun!ukkan kesamaan litologi dan paleontologi. 2i lingkungan delta, dalam peta fasies akan mencerminkan penyebaran lateral dari setiap sekuen batupasir yang terbentuk pada suatu Jona reser$oar, antar lain berupa sekuen chanel atau sekuen bar, yang !uga akan mencerminkan !enis lingkungan pengendapan dari setiap sekuen batupasir tersebut.
III.*.). Peta Kete"alan Total (at&pasir 0Gross #and Map2
&ross sand map adalah peta yang menggambarkan penyebaran batupasir dengan cara menghubungkan titik- titik yang mempunyai ketebalan yang sama, dan dibuat berdasarkan data ketebalan batupasir yang ada pada setiap sumur pemboran. Ketebalan batupasir diperoleh dari ketebalan Jona batupasir dari semua kur$a log yang ada. 2alam penarikan garis kontur untuk peta ini harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain (.
&eologi regional daerah yang dipetakan, untuk menentukan lingkungan pengendapan secara regional batupasir tersebut.
).
Karakteristik kur$a log mekanik dari sumur-sumur pemboran yang menun!ukkan $ariasi dan perkembangan batupasir yang dipetakan.
'.
Kandungan fluida yang ada tiap sumur yaitu pada Jona-Jona reser$oir yang dipetakan apakah tubuh batupasirnya saling berhubungan atau tidak.
III.*.*. Peta Reser4oar 0Net #and Map2
Peta ini menggambarkan ketebalan batupasir yang terisi hidrokarbon %minyak atau gas*, yang ketebalannya diperoleh dari analisa petrofisik batuan pada Jona batupasir. Ketebalan ini didapat setelah dikoreksi terhadap kandungan shale pada tubuh batupasir tersebut.
III.*.+. Peta Net Pa
Peta net pay dibuat berdasarkan batas # batas penyebaran fluida yang diplot dalam peta netsand dan ditampalkan terhadap peta kontur struktur. Peta ini menggambarkan penyebaran dan $ariasi ketebalan dari hidrokarbon yang terperangkap dalam reser$oar. Batas # batas penyebarannya adalah dengan menentukan daerah # daerah gas atau oil # ater contact dan peta ini selan!utnya akn digunakan sebagai dasar untuk perhitungan cadangan.
III.+. PERITUNGAN CADANGAN IDR/KAR(/N #ECARA ;/UMETRIK
Pengertian cadangan adalah !umlah $olume minyak dan gas bumi di dalam reser$oar. Cadangan mempunyai dua pengertian yaitu cadangan terhitung dan nyata terdapat di dalam reser$oar, dapat berupa oil in lae (C*) atau +as in lae (-C*), serta cadangan yang mempunyai nilai ekonomis dalam arti dapat diproduksi secara ekonomis %disebut sebagai reser#e*. Perbandingan antara C* dan reser#e disebut reo#er% fator (>F). Klasifikasi cadangan hidrokarbon , berdasarkan ats dera!at ketidak pastian dari perhitungannya, menurut S*E (1988) cadangan minyak bumi dapat dibedakan men!adi tiga , yaitu (.
Cadangan terbukti (ro#ed reser#es)
Cadangan terbukti adalah $olume minyak bumi yang diperkirakan dapat diperoleh dari reser$oar yang ada dengan tingkat keyakinan yang tinggi pada kondisi ekonomi dan potensi yang sedanag berlangsung. 2.
Cadangan tereka (roale reser#es) Cadangan tereka adalah cadangan minyak bumi dengan tingkat keyakinanya lebih rendah dari cadangan terbukti. Cadangan ini termasuk cadangan yang didasarkan dari operasi yang sedang berlangsung.
'.
Cadangan terkira (ossile reser#es) Cadangan terkira adalah cadangan minyak bumi yang memiliki dera!at kepastian yang paling rendah dan hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Cadangan hidrokarbon merupakan fungsi dari aktu sehingga estimasinya harus dilakukan secara periodik. Ketetapan estimasi tergantung paad !umlah dan kualitas data yang digunakan. 9ntuk estimasi cadangan hidrokarbon terdapt lima metode estimasi cadangan yang sering digunakan (@amell,19"5), antara lain
(.
stimasi dengan cara $olume %$olumetric estimation*
).
Kesetimbangan bahan %material balance*
'.
Kur$a penurunan produksi %production decline kur$e*
8.
Perbandingan dengan cadangan pada reser$oar lain yang mempunyai kemiripan kondisi geologi dan kondisi reser$oar yang lain.
@.
Perbandingan dengan data dari formasi yang sama pada lapangan yang berbeda etode $olumetrik lebih ditekankan pada pendekatan data # data geologi baah permukaan. etode ini lmerupakan metode yang menghitung cadangan ditempat hidrokarbon pada kondisi asli reser$oar. etode material alane dipakai untuk mengu!i kebenaran metode $olumetrik, hal ini dilakukan karena kurangnya informasi geologi sehingga penting
untuk mengukur $olume reser$oar secara keseluruhan. stimasi cadangan hidrokarbon dengan cara $olumetrik memerlukan parameter # parameter tertentu meliputi $olume reser$oar yang mengandung hidrokarbon, porositas batuan, presentase pori batuanyang terisi oleh hidrokarbon dan berapa persen hidrokarbon yang dapt diambil. 9ntuk menetukan initial in lae dengan metode $olumetrik, terlebih dahulu dicari #olume ulk %B* dari reser$oar yang ditempati oleh fluida. 9ntuk itu diperlukan data log unutk mengetahui ketebalan formasi produktif. Kalkulasi secara $olumetrik didasarkan terutama pada peta baah permukaan, data log, data core, dan data 2ST (drill stem test) "dapun parameter yang diperlukan untuk perhitungan besarnya cadangan minyak dan gas bumi secara $olumetrik adalah
Porositas %*
Ke!enuhan air %S*
Ketebalan lapisan batuan resr$oar
Luas batuan reser$oar
Dormation $olume factor %DD* Peta yang diperlukan dalam perhitungan cadangan antara lain peta kontur struktur top lapisan, gross sand map % peta ketebalan total batupasir*, peta net sand %peta ketebalan total pasir bersih* dan peta net pay . "da tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung B reser$oar dari net a% isoah ma, yaitu metode piramidal, metode trapeJoidal dan metode grafis (?e%sse,1991). Setelah B didapat selan!utnya menghitung initial oil in lae.
Pada metode grafis, luas masing # masing daerah yang dibatasi oleh kontur peta isopach diplot $ersus ketebalan yang dinyatakan oleh kontur tersebut. B reser$oar adalah luas areal dibaah kur$a (are feet)
(A( I; ANAI#A DATA DAN PEM(AA#AN
Langkah ker!a yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut (.
Studi geologi regional daerah penelitian, yaitu dengan melakukan ka!i pustaka yang menyangkut kondisi geologi daerah penelitian.
2.
Pembagian tubuh batupasir serta korelasi pada Jona C>(5B dan Jona C>)>" berdasarkan data # data log sumur pemboran di lapangan Badak..
'.
Pembuatan peta facies Jona C>(5B.
'.
Pembuatan peta kontur struktur top sand Jona C>(5B.
&.
Pembuatan peta net sand Jona C>(5B
3.
Pembuatan peta net pay Jona C>(5B.
7.
Perhitungan cadangan %$olumetrik*, berhubung dengan keterbatasan aktu penelitian, maka perhitungan ini hanya dilakukan perhitungan $olume bulk dari Jona C>(5B berdasarakan dari peta reser$oir yang dibuat.
Berikut ini akan di!elaskan lebih detail mengenai analisa dan hasil pembahasan untuk setiap langkah penelitian .
I;.1. Korelasi Reser4oar 8ona C<1=( dan 8ona C<'
Sebelum melakukan pemetaan baah permukaan yang harus dilakukan pertama kali yaitu korelasi detail dari tiap # tiap Jona yang kan dipetakan. 2ata log yang dipakai untuk korelasi yaitu data log &:, log SP, log resisti$itas, log densitas, log porositas, dan log sonic. Banyaknya sumur yang dikorelasikan pada Jona C>(5B dan Jona C>)>" yaitu '@ sumur yang terletak pada lapangan Badak pada bagian selatan. =ang di!adikan sebagai dasar atau patokan dalam korelasi yaitu sumur (4( di lapangan Badak. Ke '@ sumur tersebut adalah -
Bdk >>7>
- Bdk >6)>
- Bdk (>)>
- Bdk (7>>
-
Bdk >)(>
- Bdk >68>
- Bdk (>'>
- Bdk (7)>
-
Bdk >))>
- Bdk >65>
- Bdk (>8>
- Bdk (76>
-
Bdk >'>>
- Bdk >7@>
- Bdk (>5>
- Bdk (55>
-
Bdk >'4>
- Bdk >75>
- Bdk ((>>
- Bdk (4(>
-
Bdk >86>
- Bdk >74>
- Bdk ((7>
-
Bdk >84>
- Bdk >5'>
- Bdk ()4>
-
Bdk >@>>
- Bdk >5@>
- Bdk (87>
-
Bdk >@8>
- Bdk >4)>
- Bdk (6>>
-
Bdk >@6>
- Bdk >45>
- Bdk (66>
Secara umum pada bagian baah dan bagian atas dari Jona tersebut terdapat lapisan batubara yang memiliki karakteristik pola log yang khas dengan penyebaran lateral relatif luas, sehingga lapisan batubara tersebut dapat dipakai sebagai marker stratigrafi %datum C>(7 T dan C>)> T*, sehingga lapisan inilah yang dipakai sebagai horison acuan atau bidang datum untuk pemetaan kontur struktur pada Jona C>(5B didaera penelitian. Korelasi
dilakukan dengan menghubungkan tubuh # tubuh batupasir dengan pola yang sama men!adi satu tubuh reser$oar.
I;.'. Analisa Data #e!ara K&alitati$
<.).(. Lingkungan Pengendapan Pada Jona C>(5B, berdasarkan data rekaman lognya dapat disimpulkan baha daerah penelitian diendapkan pada lingkungan delta plain dan upper delta front, yang dibuktikan oleh karakteristik bentuk kur$a log yang menun!ukkan (.
Terdapatnya lapisan tipis batubara pada bagian atas dan baah Jona C>(5B.
2.
Banyak ditemukan sisipan serpih atau batulempung.
<.).)..
<.).'. enentukan Kandungan Dluida Penentuan adanya hidrokarbon dapat dilihat dari pola # pola kur$a lognya, dimana setelah ditemukan lapisan batupasir dari log &:, Log SP, maupun log sonic. Setelah ditentukan lapisan batupasirnya kemudian mengamati kombinasi kur$a log densitas dan log neutron. "danya hidrokarbon akan menyebabkan pembacaan log densitas men!adi menurun karena minyak dan gas memiliki densitas lebih kecil bila dibandingkan dengan air, sedangkan pola log neutron kehadiran hidrokarbon menyebabkan pembacaan log men!adi
menurun, sehingga akan ter!adi cross o$er antara keduanya yang dapat menandakan adanya kehadiran hidrokarbon dimana crosso$er yang besar menandakan gas sedangkan minyak menengah dan air lebih kecil akan tetapi selain itu perlu !uga dilihat pembacaan log resisti$itasnya dimana kehadiran hidrokarbon akan menun!ukkan resisti$itas yang rendah, sehingga hal tersebut dapat pula di!adikan acuan untuk menentukan batas # batas contactnya ona C>(5B adalah salah satu Jona batupasir yang merupakan salah satu reser$oir baru %ne pool* dari pengeboran sumur Badak (4( dengan menghasilkan minyak H ')' bopd, solution gas H (>5> mcfd dan air H )8' bpd, dilihat dari kenampakan log densitas, log soniknya, log resisti$itasnya besar dan !uga dari berdasarkan data perhitungan petrofisika %lumping* dengan ketebalan net sand (@,@ ft dan net pay (),@ ft diperkirakan bagian baah dari batupasir ini merupakan kontak antara minyak dan air. Sedangkan pada sumur Bdk >)(>, Bdk >))>, Bdk >'>>, Bdk >'4>, Bdk >@>>, Bdk (>)>, Bdk (87>, dan Bdk (6>> tidak ada kandungan hidrokarbonnya %0T* alaupun didalam perhitungan petrofisik %lumping* terdapat ketebalan net paynya, tetapi dilihat dari kur$a lognya tidak menun!ukkan adanya suatu kandungan hidrokarbon yaitu dimana log resisti$itasnya rendah dan tidak menun!ukkan crosso$er antara log densitas dan log neutron.
I;.). Analisa Data og K&antitati$
2alam analisa data log secara kuantitatif, dilakukan perhitungan parameter petrofisik dari reser$oir yaitu perhitungan porositas, permeabilitas, dan ke!enuhan air yang nantinya parameter # parameter tersebut dipakai dalam perhitungan cadangan. 2alam hal ini perhitungan parameter # parameter tersebut menggunakan softare yang telah tersedia di
S % 0ater Saturation* >,6@>
-
cl % Shale olume * >,)5>
-
Porosity >,>7> # >,@>> 2engan hasil data terlampir, tabel (
I;.*. Pemetaan (a7ah Perm&kaan
Peta baah permukaan yang dibuat meliputi peta fasies, peta kontur struktur, peta net sand, dan peta reser$oar sand.
<.8.(. Peta Dasies Berdasarkan pada bentuk #bentuk kur$a log &: dapat ditentukan lingkungan pengendapan dari Jona C>(5B pada masing #masing sumur, apakah itu adalah channel atau yang lainnya, kemudian berdasarkan pada analysa tersebut dibuat !uga peta fasies yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan peta # peta selan!utnya. "nalisa fasies pengendapan daerah telitian berdasarkan peta ini adalah channel, bar, dan crea$ase splay. Pada daerah telitian terdapat tiga chanel utama dengan terdapatnya crea$ase splay %limpahan ban!ir* disekitar tubuh channel dengan bentuk yang relatif lon!ong dan bar yang berada diantara channel # channel tersebut. Pemisahan atau penyatuan !aringan alur batupasir yang menyusun daerah ini ditentukan berdasarkan (.
Berkembang atau tidaknya batupasir di suatu sumur pada Jona tersebut.
).
Kemiripan bentuk kur$a log listrik yang relatif mencerminkan karakteristik litologi di lapangan.
'.
Korelasi batupasir dengan tebal yang relatif maksimum merupakan sumbu alur utama pengendapan batupasir dengan penyebaran lateral.
8.
Karakteristik fasies berdasarkan rekaman log listrik.
<.8.). Kontur Struktur Peta kontur struktur pada Jona C>(5B dibuat dengan menggunakan batas atas %top sand* dari batupasir pada masing # masing sumur yang dikorelasikan pada lapangan Badak. Peta ini menggambarkan kedalaman puncak batupasir pada masing # masing Jona, dimana
caranya adalah dengan menghubungkan titik # titik kedalaman top sand yang sama diukur pada T2SS, dengan skala grafis ( (>.>>> dan inter$al kontur @> ft. 2ata kedudukan top dan bottom Jona batupasir C>(5B disetiap sumur dapat dilihat pada tabel ). Tabel ). Kedalaman top sand dan bottom sand Jona C>(5B /o 0ell
9T - U 9T -=
T1P T2 B1T T2 T1P T2SS B1T T2SS %ft*
%ft*
%ft*
%ft*
(
Bdk >>7> @887'7.4 446>@@>
6@(4.)(
6@)).46
-6'4'.6)
-6'47.'8
)
Bdk >)(> @855(7.' 44@4@)'
6868.4(
6856.6@
-68'7.87
-68@4.(5
'
Bdk >))> @85465.@ 44@4@48
66(5.@(
66'8.@5
-6@8>.5
-6@@@.48
8
Bdk >'>> @877'6.( 446'6>>
6''(
6'8>.@)
[email protected]
-@[email protected]@
@
Bdk >'4> @85>@'.( 446>(@8
6')5.5
6''8.''
-6)47.''
-6'>).5@
6
Bdk >86> @87@(4.( 44@5@8)
684).4)
6@>>.)5
-6868.)6
-687(.6(
7
Bdk >84> @8786(.4 44@76)(
665(.>5
67(@.('
-66@).4)
-6656.48
5
Bdk >@>> @86788.@ 44@6675
65>>.64
65().('
-67@4.)
-677>.68
4
Bdk >@8> @864@(.4 44@576>
6@'7.)8
6@8'.'5
-6875.('
-6858.)7
(> Bdk >@6> @85>@'.8 44@5>75
6@77.>8
6@47.(5
-6@@8.5)
[email protected])
(( Bdk >6)> @84(').) 44@576)
[email protected])
677(.'4
-67').))
-678'.77
() Bdk >68> @88'@>
446>4'8
6@'7.@5
6@8>.46
-68@(.4)
-68@@.)4
(' Bdk >65> @87487.( 44@67@'
[email protected]
677(.5'
-67'@.8@
-678(.@4
(8 Bdk >7@> @8@[email protected] 44@7'8@
6676.76
6657.('
-6@68.@7
[email protected]
(@ Bdk >75> @8@[email protected] 446>((>
68@6.'8
6868.68
-6'8@.)4
-6'@'.@@
(6 Bdk >74> @845'8
44@4@(>
6555.@(
654'.'4
-656>.7
-656@.@7
(7 Bdk >5'> @8687'.@ 44@4((5
6@6).(7
[email protected](
-68'7.46
-688>.64
(5 Bdk >5@> @88@('.4 44@755(
675'.(8
675@.))
-66)@.78
-66)7.5)
(4 Bdk >4)> @85(7).5 44@55@(
6886.@6
68@(.85
-68)'.6@
-68)5.@7
)> Bdk >45> @85'6@.@ 44@57@6
6@)'.4)
6@@(.7'
-684'.87
-6@)(.)7
)( Bdk (>)> @86(8'.8 44@4855
66(7.@'
66)(.58
-68@(.('
-68@@.88
)) Bdk (>'> @8784).) 44@4)5@
6'45.8
6845.47
-6'@4.6@
-6'7>.)(
)' Bdk (>8> @87)@>.5 44@6445
67)8.(6
67)8.78
-6657.@@
-6655.('
)8 Bdk (>5> @8@)'7
6854.78
684).5'
-6'46.58
-6'44.4'
)@ Bdk ((>> @86@[email protected] 446>>@4
688(.4
68@>.@8
-6'>5.'
-6'(6.4
)6 Bdk ((7> @86>54.5 446>>77
6857.@)
684'.@5
-6'86.77
-6'@).5'
)7 Bdk ()4> @85@'4.' 44@5@86
6@54.>(
66>'.85
-6@@8.(5
[email protected]
)5 Bdk (87> @85(56.8 44@4666
6'@'.4
6'6>.56
-6')).>8
-6')5.44
)4 Bdk (6>> @85'7@.( 44@4>7@
686).4@
687>.7@
-68'@.)
-688).44
'> Bdk (66> @874)).6 446>575
6(84.5(
6(@8.6(
-6((7.88
-6()).)8
'( Bdk (7>> @87757.4 44@7'>5
6684.>4
66@'.@'
-66(>.)5
-66(8.7(
') Bdk (7)> @85'5(.) 44@4'')
68''.'5
68'@.5)
-6'4'.64
-6'46.('
'' Bdk(76> @85>(5.6 44@5864
6@').4
6@''.(4
-6@>8.5
-6@>@.(
'8 Bdk (55> @877>'
44@58>'
6@5(.6(
6@[email protected]
-6858.6
-6855.57
'@ Bdk (4(> @85@4>.4 44@4(>6
66)4.'@
6687.6'
-687'.6@
-684(.4'
446>85@
Berdasarkan pola kontur yang diteliti diketahui baha struktur geologi yang berkembang di Jona penelitian adalah struktur perlipatan antiklin dengan arah relatif timur laut # barat laut, yang didapat dari hasil korelasi antar sumur # sumur dilapangan badak.
<.8.'. Peta net sand % net sand isopach* 9ntuk membuat peta net sand maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu harga ketebalan batupasir bersihnya, untuk mendapatkan harga ketebalan pasir bersih maka dilakukan proses lumin+ , yaitu perhitungan dengan menggunakan komputer untuk didapatkan data petrofisik Jona C>(5B yang meliputi porositas, ke!enuhan air, dan $olume batulempung, dimana hasil perhitungan tersebut didapat dari data log untuk kedalaman top sand dan bottom sand pada masing # masing Jona. Aarga cut off yang sudah ditentukan oleh pihak
>,6@>
- cl
>,)5
- Porosity >,>7 # >,@ Besarnya ketebalan bersih batupasir pada Jona C>(5B setelah dikoreksi terhadap kandungan serpih atau lempung, dapat dilihat pada tabel '. Tabel '. Ketebalan net sand dan net pay Jona C>(5B /o
0ell
/et sand %ft*
/et pay %ft*
(
Bdk >>7>
>
>
)
Bdk >)(>
(4,@
'.@
'
Bdk >))>
(@,(8
().>)
8
Bdk >'>>
5,>@
7.5@
@
Bdk >'4>
8,86
(.@
6
Bdk >86>
-
-
7
bdk >84>
-
-
5
Bdk >@>>
(>.88
'.48
4
Bdk >@8>
6,(8
>
(>
Bdk >@6>
-
-
((
Bdk >6)>
-
-
()
Bdk >68>
-
-
('
Bdk >65>
-
-
(8
Bdk >7@>
5,@>
>
(@
Bdk >75>
7,@>
>
(6
Bdk >74>
),@>
>
(7
Bdk >5'>
-
-
(5
bdk >5@>
-
-
(4
Bdk >4)>
-
-
)>
Bdk >45>
)6,48
7.@
)(
Bdk (>)>
-
-
))
Bdk(>'>
@
>
)'
Bdk (>8>
-
-
)8
Bdk (>5>
-
-
)@
Bdk ((>>
-
-
)6
Bdk ((7>
-
-
)7
Bdk ()4>
-
-
)5
Bdk (87>
6.46
8.45
)4
Bdk (6>>
'.)@
)
'>
Bdk (66>
).@
>
'(
Bdk (7>>
'.87
(.@
')
Bdk (7)>
>
>
''
Bdk (76>
>.)4
>
'8
Bdk (55>
(
>
'@
Bdk (4(>
(@.@
().@
'@
Bdk (4(>
(@.@
().@
Ketebalan batupasir disetiap sumur untuk Jona batupasir C>(5B didaerah penelitian menun!ukkan baha (.
/ilai ketebalan pasir pada rangkaian sumur # sumur dari arah timur ke barat daya semakin menurun.
).
Pada sumur # sumur dibagian timur mempunyai ketebalan yang lebiht besar dibanding ketebalan sumur- sumur disekitarnya. Kedua hal tersebut menun!ukkan baha alur batupasir makin menipis ke arah barat daya, yang mengindikasikan baha energi sedimentasi ke arah tersebut semakin berkurang
<.8.@. Peta net oil pay
Peta net pay dibuat untuk mengetahui geometri penyebaran dari reser$oir yang mengandung hidrocarbon. 9ntuk hal tersebut diperlukan peta kontur struktur puncak lapisan batupasir pada masing # masing Jona yang kemudian ditampalkan dengan peta net sand. Setelah ditampalkan antara peta kontur struktur top sand dan peta net sand, ditentukan batas 10C % 1il 0ater Contact* untuk tank yang bersangkutan. 9ntuk tank Jona telitian berada pada kedalaman 6856 ft T2SS pada sumur Bdk (4(. "danya 10C dapat diperkirakan dari data lognya !uga dari hasil perhitungan petrofisik %lumping*, dimana pada data lumping nilai net sand dari Bdk (4( adalah (@.@ sedangkan harga net paynya yaitu ().@, sehingga dapat diketahui baha harga aternya '.
I;.+. Perhit&ngan ;( 0 ;ol&me (&lk dari C<1=( Reser4oir2
"danya kandungan hidrokarbon harus dibuktikan dengan analisa kuantitatif, terutama untuk menentukan porositas dan ke!enuhan air %S* serta ke!enuhan hidrokarbon berdasarkan analisa petrofisika. Aarga S dapat digunakan sebagai patokan untuk menetukan ada tidaknya inter$al lapisan batuan yang mengandung hidrokarbon.
Sebenarnya tidak ada
harga S yang pasti untuk menentukan kandungan hidrokarbon karena setiap lapangan minyak mempunyai karakteristik batuan yang mungkin berbeda harga S0-nya terhadap lapangan lainnya. elihat kenyataan tersebut maka sangat sulit untuk mengambil batasan yang !elas dari kisaran S. Perhitungan $olume reser$oar dilakukan dengan menggunakan peta ketebalan gas produktif % net gas pay map*. Pada penelitian kali ini, penulis hanya melakukan perhitungan B %olume Bulk* secara grafis berdasrkan pada peta reser$oir yang dibuat, dengan berdasarkan data ketebalan, oil ater contact, dan luas dari peta reser$oir dengan menggunakan softare %mapV*, hasil yang diperoleh adalah sbb Tabel 8. Aasil perhitungan $olume reser$oar pada Jona batupasir C>(5B %B* /o. (
Tank (
Positi$e "rea %acree* )>.4
Positi$e olume %acree ft* )(@.>>
Aasil perhitungan B ini selan!utnya akan digunakan untuk perhitungan $olumetric cadangan, baik untuk menghitung initial oil in place %<1
(A( ;. KE#IMPUAN
Aasil analisa data log sumur di lapangan Badak yang menembus Jona reser$oar C>(5B menghasilkan beberapa peta baah permukaan yang meliputi peta fasies, peta kontur struktur top sand, , net sand, dan net pay. Pada peta fasies yang ada lingkungan pengendapan dari batupasir C>(5B adalah channel, bar dan crea$ase splay. 2iantara alur #alur utama atau channel sand terdapat endapan limpahan ban!ir %crea$ase splay* yang di!umpai di beberapa tempat dengan lebar ber$ariasi dan penyebaran lateral berbentuk lon!ong. Pada peta penampang kontur struktur daerah penelitian, menun!ukkan baha untuk Jona C>(5B merupakan suatu struktur perlipatan yaitu perlipatan antiklin dengan sumbu arah relatif timur laut # barat laut. Sedangkan dari data korelasi stratigrafi secara keseluruhan menun!ukkan semakin berkurangnya kandungan pasir ke arah barat daya daerah penelitian dan semakin bertambah kandungan lempung. Sehingga dapat disimpulkan baha arah pengendapan sedimen pada Jona C>(5B adalah ke arah barat daya dengan energi semakin berkurang 2ari interpretasi petrofisik dan data lognya kandungan fluida pada batupasir Jona C>(5B sumur Bdk (4( adalah minyak dan air, sedangkan pada sumur lainnya yang dikorelasi tidak terdapat adanya kandungan hidrokarbon. ;adi dapat disimpulkan baha minyak yang terkandung pada Jona C>(5B yang terdapat pada sumur Bdk (4( menempati area seluas )>.4 acree dan B %$olume bulk* sebesar )(@.>> acree feet.
DA%TAR PU#TAKA
"llen, &P., (457, Deltai Sediment in The Modern and Mioene Mahakam Deta, Total ?ploration Laboratory, Pessac, Perancis
Aarsono, "., (448, *en+antar E#aluasi Lo+, 3 th re#., Sclumberger 2ata Ser$ices, ;akarta
Kosoemadinata, :. P., (45>, &eologi inyak dan &as Bumi, edisi ke-),
Kosoemadinata, :. P., (478, Teknik *en%elidikan -eolo+i aah *ermukaan, Pedoman Praktikum &eologi inyak dan &as Bumi,
Kutai Basin Study, (4 Teori> Konsep dan Metodologi Teknik Permanent #!atterer 0P#?IN#AR2 Didalam Pemetaan De$ormasi Perm&kaan (&mi
:ate This
(.
Se!arah
Perkembangan
etode
PS-
Perkembangan PS--an untuk pengukuran deformasi pada permukaan bumi. Kemudian PS-
).
Tu!uan
Penerapan
etode
PS-
Tu!uan dari penerapan metode PS-
Komparasi
etode
2
dan
PS-
Sebagai perbandingan penerapan metode 2>(W "dam et
al,
)>>'W
Panagiotis
a.
et
al,
)>>5*
sebagai
etode
berikut 2
(. enghasilkan tingkat akurasi sub meter namun akan meningkat hingga fraksi milimeter per tahun apabila digunakan kombinasi teknik pengukuran geodesi lainnya %&PS dan Sipat 2atar*. ). enggunakan pasangan data yang lebih sedikit dibandingkan teknik PS->5*, (> pasangan citra S": %Baek ;. et al., )>>5*, 8 pasangan citra S": %Dang . et al., )>>5*
dan
lain
sebagainya.
'. Lebih mudah dalam melakukan co-registration karena hanya proses penyatuan sistem koordinat
antar
citra
dalam
satu
pasangan.
8.
etode
PS-
(. enghasilkan tingkat akurasi hingga milimeter per tahun dari pengolahan citra radar dengan metode PS-
$alidasi
akhir
sa!a.
). enggunakan pasangan data S": yang lebih banyak dalam rentang aktu maksimal 7 tahun se!ak dilakukannya akuisisi data pada daerah penelitian %0oraattanamateekul ;. et al., )>>'*. Penggunaan pasangan citra radar pada teknik ini antara lain (7 pasangan citra S": dari )5 pasang yang direncanakan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan estimasi PS->'*, '' pasangan citra S": %Derreti ". et al., (444*, )> pasangan citra S": %lias P. et al., )>>4* dan lain sebagainya. '. Lebih sulit melakukan co-registration karena selain proses co-registrasi umumnya !uga harus dilakukan tes homogenitas dalam rangka memisahkan dan menemukan pantulan yang diakibatkan
deformasi
dan
aktifitas
atmosfer.
8.
dalam
8.
konsep
etodologi
irregular
Pemrosesan
grid. PS-
9ntuk tahapan pengolahan PS-
/.,
)>>'W
Derretti.,
)>>(
et
2ata
al*
,
sebagai
berikut
Proses pertama adalah dengan pemilihan daerah penelitian dimana pasangan citra radar %SLC* yang memenuhi syarat koherensi digunakan. 2imana perlu diperhatikan kondisi spektralnya karena kualitas spektral ini akan mempengaruhi inteferogram yang akan dihasilkan. 9ntuk kebutuhan data dalam metode PS->'*.
b.
Processing
Pada tahap ini dilakukan pemilihan citra master dan sla$e dengan parameternya adalah efektif baseline, tanggal akuisisi, frekuensi centroid 2oppler dan kondisi iklim pada saat akuisisi data. Kondisi atmosfer diperlukan untuk mengidentifikasi apabila ter!adi sinyal atmosfer yang kuat didalam citra radar tersebut. Selain itu, didlam pemrosesan data
2
Processing
Selama pemrosesan 2
dilakukan
proses
co-registration
pada
kedua
d.
citra
tersebut. Calibration
Pada metode PS-
loss
dapat
direduksi
Permanent
seminimal
Scatterer
mungkin. 2etection
"nalisis temporal dari fasa differensial terbatas pada titik pantulan dengan nilai S/: tinggi dan perilaku gelombang pantul yang stabil dalam !angka aktu lama %umumnya obyek buatan manusia*. Proses identifikasi PS->(*. Bertu!uan untuk menemukan sebanyak mungkin pantulan yang disebabkan oleh pola penurunan muka tanah %deformasi* dan pola atmosfer secara rapat berdasarkan konsep spasial. Aal ini untuk menghindari adanya titik pantulan yang tidak baik kualitasnya dimana hasilnya akan berupa grid tak beraturan %irregular grid*. Tahapan yang penting lainnya adalah proses ekstraksi data dan kon$ersi data dari f.
raster
men!adi
data
$ektor. stimation
Berdasarkan fasa 2>'*. 2ilakukan estimasi relatif antara titik pantulan yang berdekatan
satu dengan lainnya sehingga akan mereduksi pengaruh atmosfer dan kesalahan orbit. Selain itu estimasi relatif yang diselesaikan dengan teknik hitung perataan yang ditransformasikan dalam bentuk peta global deformasi )2 akan membantu dalam penyusunan periodogram la!u deformasi. 9mumnya didalam proses estimasi ini !uga dilakukan $alidasi data PS-
Teknologi In#AR
/0 P:1
:adar atau :adio 2etection and :anging adalah suatu alat yang sistemnya memancarkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio dan gelombang mikro. Pantulan dari gelombang yang dipancarkan tadi digunakan untuk mendeteksi obyek. Pengamatan dilakukan terhadap intensitas gelombang radio yang diterima sensor dan aktu yang diperlukan gelombang mulai saat dipancarkan, dipantulkan oleh obyek, dan diterima
kembali oleh sensor. 0aktu yang diperlukan oleh gelombang tersebut dinamakan time delay, kemudian apabila dikalikan dengan kecepatan cahaya akan menghasilkan )? !arak. Pada permukaan bumi pulsa gelombang radar dipancarkan kesegala arah, sebagian pantulannya diterima kembali oleh sensor. Pantulan ini memiliki intensitas yang lebih lemah dibandingkan ketika dipancarkan dan memiliki polarisasi yang spesifik $ertikal atau horisontal tidak harus sama dengan ketika pertama dipancarkan. Setiap gelombang elektromagnetik memiliki fenomena yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Karakteristik gelombang ini berhubungan dengan
frekuensi. :adar menggunakan spektrum gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi '>> AJ hingga '> &AJ atau pan!ang gelombang ( cm hingga (meter dengan polarisasi gelombang single $ertikal atau horiJontal plane.
Citra radar yang diperoleh
merepresentasikan !umlah energi pantul yang diterima oleh sensor. Besar kecilnya pan!ang gelombang yang digunakan berpengaruh pada citra yang diperoleh. Semakin besar pan!ang gelombangnya maka semakin kuat daya tembus gelombangnya. Aal ini berlaku dengan catatan baha semakin tinggi nilai konstanta dielektriknya maka semakin sulit untuk ditembus. YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY YYYYYYYYYYY# Pen!itraan dengan RADAR
Pencitraan radar dilakukan kearah samping relatif terhadap arah terbang ahana yang digunakan, baik itu pesaat atau satelit. 1leh sebab itu, radar dalam melakukan pencitraan memiliki geomteri tersendiri. &eometri pencitraan radar diantaranya yaitu
#ntheti! Apert&re Radar
Synthetic "pertur :adar %S":* adalah salah satu kelas spesifik dari radar. 2inamakan sintetik karena tidak menggunakan antena pan!ang secara spesifik seperti pada :eal "perture :adar %:":*. Konsepnya adalah memanfaatkan frekuensi dari sinyal radar sepan!ang !alur spektrum untuk membedakan dua penyebaran pada pancaran antena. Daktor yang menentukan pada proses ini adalah kepanduan radar, yaitu fasa seperti halnya amplitudo gelombang yang diterima dan disimpan utnuk digunakan pada proses selan!utnya. 2alam hal ini fasa tersebut harus stabil pada periode mengirim dan menerima sinyal. Aal ini menyebabkan
tercipta
kesan
seolah-olah
digunakan
antena
pan!ang
dengan
mengkombinasikan informasi dari berbagai gelombang yang diterima. Tidak seperi :": yang memiliki kelemahan, S": menggunakan prinsip 2opler. Pen!alaran gelombang memiliki frekuensi tertentu dan apabila diperoleh suatu frekuensi dengan cara menerapkan prinsip 2opler, maka frekuensi tersebut dinamakan frekuensi 2opler. Perbedaan frekuensi yang ter!adi akan mengakibatkan hasil citra untuk tiap ob!ek berbeda tanpa perlu menggunakan antena yang pan!ang. Pada saat ahana bergerak meleati target sambil melakukan pencitraan, maka obyek terekam pada selang aktu tertentu dengan frekuensi yang berbeda beda. Drekuensi yang tertinggi adalah obyek yang memiliki !arak relatif terdekat dengan sensor.
Inter$erometri! #ntheti! Apert&re Radar 0In#AR2
harus dapat terlihat dengan !elas atau memiliki resolusi citra yang tinggi sehingga dapat dilakukan interpretasi dan identifikasi yang sesuai. Selain itu citra harus memiliki posisi tiga dimensi yang cukup sehingga daerah yang akan dipetakan dapat diketahui topografinya. Kedua hal tersebut hanya dapat dipenuhi oleh teknik
etode pencitraan
Teknik
Sensor pada satelit :S-( dan :S-) melakukan penginderaan ke arah samping kanan dengan sudut masuk sebesar )' dera!at dan tegak lurus arah lintasan. Aal ini menyebabkan pada saat satelit bergerak pada posisi naik dari selatan ke utara yang disebut !uga ascending sensor mengarah ketimur, sebaliknya saat descending dari arah utara keselatan sensor mengarah ke barat. "pabila dicitrakan oleh suatu sensor, dua titik di permukaan bumi yang memiliki !arak dan aJimut tertentu kemungkinan kedua titik tersebut muncul pada satu piksel yang sama, padahal kedua titik tersebut kenyataannya memiliki tinggi yang berbeda, namun men!adi tidak dapat dibedakan. 9ntuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya sensor lain %sensor kedua* yang dapat menun!ukkan adanya perbedaan ketinggian diantara kedua titik tersebut. Sensor kedua melakukan pencitraan dengan posisi berbeda dengan sensor pertama. Pada masing-masing citra untuk titik yang sama akan mempunyai nilai fasa yang berbeda. Beda fasa itulah yang merupakan fungsi tingginya. Beda fasa ini memiliki nilai pada rentang minus phi hingga positif phi, sehingga hanya dapat diukur dengan ambiguitas ) phi. YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY YYYYYYYYYYY# Garis Dasar 0(aseline2
2alam menentukan beda fasa salah satu hal yang menentukan adalah pencitraan kedua yang dibedakan dengan pencitraan pertama oleh garis dasar %baseline*. &aris dasar ini disebut !uga dengan nama garis dasar interferometrik. &aris dasar interferometrik satelit :S dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Semakin pendek garis dasar interferometrik maka pengaruh terhadap perubahan tinggi akan semakin besar. Aal ini disebabkan dengan meningkatnya pan!ang garis dasar interferometrik, maka derau fasa !uga akan semakin meningkat sehingga ter!adi ketidaksesuaian antara citra utama dengan citra kedua. YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY YYYYYYYYYYY# Parameter ang mempengar&hi sinal "alik radar
Setelah dipancarkan melalui sensor, gelombang radar kemudian dipantulkan oleh permukaan bumi dan diterima kembali oleh sensor. &elombang pantulan tersebut disebut !uga istilahnya
sebagai sinyal balik. "da dua parameter yang memperngaruhi sinyal balik yaitu parameter sistem dan parameter permukaan. Pada parameter sistem yang dapat mempengaruhi sinyal balik adalah pan!ang gelombang, polarisasi, dan sudut balik. Sementara itu parameter permukaan berhubungan dengan hal-hal seperti kondisi permukaan daerah yang dicitrakan meliputi kekasaran permukaan, geometri permukaan, dan sifat dielektrika. Terdapat tiga kemungkinan akibat interaksi pancaran gelombang radar dengan permukaan bumi yaitu dihamburkan obyek, dipantulkan secara spekular, atau dipantulkan sempurna. YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY YYYYYYYYYYY# Aplikasi?aplikasi In#AR