RECTO VERSO
Bismillahirrahmanirrahim
-chioPenulis Jangan Sadarkan Cewek! Spesialis berantakin emosi cewek-cewek, ngebongkar kedok cowok setan biar cewek sadar, bahwa selama ini Cuma dimanfaatin oleh cowok yang katanya cinta!
Mempersembahkan
-abay
Penulis Melawan dengan Cinta Spesialis menghimpun kembali emosi cewek yang diberantakin -chio-, biar cewek-cewek pada sadar bahwa masih ada kesempatan untuk berbenah menjadi cewek yang
BURIED ALIVE
(dari mulai sandal swallow, Rumi, Nietzche,
Al Qaida Hingga M.O.G.S.A.W)
jauh lebih mulia: Perempuan Bidadari Kami memang beda! Tapi jika kami bersama, rasakan kedahsyatannya! kedahsyatannya! Karena kami adalah RECTOVERSO!
Membuka kerjasama bagi kawan-kawan yang mau menjadi EO untuk pelatihan Kepenulisan Kreatif dan Unik serta cara
karya
menerbitkan buku sendiri, talkshow, atau diskusi buku bisa kontakke: 0813.488.45152
Divan Semesta
200
1
Jangan Sadarkan Mahasiswa
Judul
-chio11x16 cm
BURIED ALIVE (dari mulai sandal swallow, Rumi, Nietzche,
Al Qaida Hingga M.O.G.S.A.W) Penulis Penerbit
Mahasiswa yang menjadi kelompok elit di masyarakat, dikupas dari berbagi sudut di sini. Berbagi macam jenis mahasiswa, organisasi dan pemikirannya.
: Divan Semesta : Anomali –buku unik-
Desainer kover : kamarmini Pemeriksa aksara : budi saputra Cetakan ke :1 Pertamakali terbit April 2010/Jumadil Awwal 1431
SEGERA TERBIT:
REVOLUSI DARI RUMAH KAMI
ISBN
Karya Abay Seperti aku, tentu kau juga sudah jengah
Kami membuka kerjasama untuk menjadi distrik-semacam agentuntuk menyebarkan, menjualkan karya anakanak badaiotak. Majalah mini dan buku. Juga untuk kerjasama bazar serta bedah buku dan atau majalah.
membincangkan pernikahan dalam suasana merah
jambu.
Mari
bersamaku,
membincangkan dengan warna merah menyala. Ya,
Informasi lebih lanjut bisa ke e-mail dan fs :
[email protected] blog : anomalibadaiotak.multipl anomalibadaiotak.multiply.com y.com cp : 0852 652 654 67
pernikahan
adalah
tungku
yang
memanaskan perjuangan. Hingga kelak, kita akan berkata: Rabbi, revolusi ini , berawal dari rumah kami!
anomali –buku.unik Jl. Purwanggan No. 71 Pakualaman Yogyakarta ‐
majalah mini badaiotak terbit setiap bulan. 72 halaman, 24 halamannya warna. Berisikan
artikel-artikel
yang
memberikan sudut pandang baru,
Tanggapan, saran, dan masukan, serta komentar lainnya terhadap karya-karya anakanak badaiotak juga bisa melalui alamat diatas. Atau sms dengan format: BA_Nama_Asal/Universitas_koment... BA_Nama_Asal/Universitas_koment...
dan ‘membadaiotak’mu kawan. Sirkulasi, untuk mendapatkan dan menjadi distrik (agen) karya2 kita : 0852.368.26780
2
199
Jangan Sadarin Jilbaber! -chio- / Cetakan 2 / 232 halaman / 11x16cm Seri ketiga dari serial ‘Jangan Sadarin’. Setelah ‘Jangan sadarin Cewek!’ dan Jangan Sadrin cowok!’. Buku yang menguak berbagai hal tentang mereka, para jilbaber. Dengan pembahsan yang tak terduga!
Melawan dengan Cinta Abay / 216 halaman / 12x17,5 cm Buku kedua setelah ‘Menggenggam Bara Islam’ dari Abay. Bagi mereka yang ingin mengenal lebih baik penyampaian pemahaman dan pendekatan kepada asuhannya, buku ini memberikan tuntunan yang sederhana, aplikatif, argumentatif, serta contoh yang menarik.
Perempuan Bidadari
Daftar Isi Buku, divan, dan secangkir gula jawa – 6 SHOUT! – 10 PROLOG – 13
kuncir kecil / 200 halaman, 11x16cm Sebentuk pelangi yang menemani Dialah perempuan bidadari.
Hidup Akan Kupiting Tuhan! – 22 Freud dan Sendal Swallow – 25
Jangan Sadarkan Cewek! -chio- / 11x16 cm Perubahan ke lima dari ‘Jangan Sadarin Cewek!’. Bab-bab baru yang semakin memperkaya sudut pandang yang perlu diketahui para cewek dari cowok bejad di sekeliling mereka!
Mencari Syamsuddin at Thabriz – 31 Murtadlah – 38 RASCAL BROTHER – 42 Kompy Easy – 47 Seiris Luka – 51 Monster di Dalam Tubuhku – 54 Berada di Golongan Mana? – 56
198
3
Memory Remains (Ingatlah Kambing) – 58
Karya-karya
Lelaki Pelompat – 61 Everlasting Smile – 64 Setan? – 69 Di hadapan-Nya Semata – 70 Efek Samping – 76 Secangkir Air Telaga – 78 Anak-anak badaiotak adalah mereka yang telah bersedia menyumbangkan tulisan, pemikirannya ke majalah mini badaiotak.
Berjuang Bunuh Diri – 82
[email protected]
War Lord – 89 KELINGKING – 95 Pemilu : Pencuri – 98 BELAJAR MELANGKAH – 99 Ana adalah Muhammad Aku adalah Muhammad! – 103 Kembali Keperaduan – 106 Lets Start a Revolution from Our Bed – 114 Twilight – 119
Harakah el-Qalam adalah Forum Diskusi Kepenulisan yang berfokus kepada pelatihan keterampilan menulis unik, presentasi karya, dan menebitkan buku. Info lebih lanjut untuk menjadi anggota dan mendirikan distrik di daerahmu
Emosa – 127
-0852.652.654.67-
Islamisasi Ilmu – 129 Kristen Tidak Pernah Mengaku Muslim dan Muslim Tidak Pernah Mengaku Kristen – 131 Wahyu Lebah? – 133 Miserable Asylum – 135 4
197
seperti Aftermath The Roots of Madinah, Cupumanik hingga
Maka Asuransi Itu Apa? – 143
Punk Muslim.
Cara Menghancurkan Islam – 145
Divan yang kadang namanya pernah dipelesetkan
Nyalakan Tanda Bahaya? – 149
menjadi Ranjang Jagad juga membuat tulisan yang mellow teramat melayu seperti lagu-lagunya ST 12 atau The
dan.. mati
Massive,
Uncivilized – 155
hingga membuat tulisan-tulisan yang sengaja
dibuat brutal agar terlihat keren.
Wajah Penghuni Surga – 162
Terkait hal yang terakhir ini, selama sepuluh tahun terakhir tulisannya tersebar di zine/ majalah independent.
Nietzche dalam Diriku – 164
Dimulai dari membuat Rebellion zine, bersama sahabat-
Merindukan Keberanian Itu – 184
sahabatnya ia membuat Zine No Compromise, menjadi
Buried alive – 189
Immortal – 169
kontributor sekaligus editor Openmind: minimagz yang mati segan hidup tak mau (gara-gara banyak distro yang belum bayar tunggakan haha. Bener Li?) hingga Sa’I zine, Rise,
Penulis - 195
Mainview Wake up! Dan yang tak bisa disebutkan lainnya.
Ia juga aktif posting tulisan ke divansemesta.blogspot.com Karya-karya anakanak badaiotak – 197
sebagai pelarian. Divan sangat senang jika ada yang menghubunginya
Harakah el-Qalam – 197
di email:
[email protected]. Ia sangat senang, jika mengenal banyak orang untuk saling berbagi pengetahuan, karena baginya, semakin banyak teman, semakin banyak
Rectoverso – 204
yang bisa dihutangi, dan semakin banyak orang yang datang ke rumahnya di Bogor, maka semakin ia bahagia, karena ia memiliki sebuah kata mutiara bahwa: tamu adalah budak, sebuah kata mutiara yang tak mungkin lekang oleh zaman.
196
5
Penulis Divan Semesta, seorang lelaki yang dilahirkan di kota Bogor. Di kehidupan kesehariannya, ia adalah bapak dari dua ‘malaikat’. Setiap pagi, dari senin hingga sabtu, dari ten to five, bekerja di divisi pengembangan sumber daya manusia sebuah perusahaan yang kantornya di dekat kuburan. Hobi dia bertamasya lima tahun sekali ketika pemilu
Buku, Divan, da Secangkir Gula Jawa oleh budi saputra
tiba, melakukan direct action atau aksi langsung, menghina kantor pajak, mencuri ketika haknya dicuri, mengisi salah satu rubrik di Voice of Islam-nya mediaislamnet.com membajak film-film Quentin Tarantino dan Tom Hanks, memboikot ‘produk-produk Zionis’, mendengarkan lagulagu bertempo cepat yang dikatakan orang bisa membuat kuping berdarah, seperti Rufio, RATM, Rancid, Koil, Anti Flag, The Used, Alone at Last, SATCF, Begundal
Padepokan Gula Jawa.
Di padepokan pntgm, kamar keduaku, pernah suatu masasampai sekarang masih, hampir setiap hari membuat minuman dengan berbagai jenis eksperimen, tapi bahan utamanya sama: gula jawa (orang sumatera menyebutnya gula merah). Kecanduan yang menyenangkan. Seperti halnya diantara kawan-kawanku yang sering kubajak kamarnya. 6
Lowokwaru, dsb. yang kebanyakan darinya mengajak mabok sampe mampus atau membenci agama.
Dulu ia tak memiliki alternative namun kini ia mulai menemukan band-band yang liriknya sesuai dengan hati dia, seperti M.O.G.S.A.W (Messenger of God, Sallallahua’laihi Wassallam) yang dibawakan Purgatory , atau lagu lagu lain
dari band thrash, epik metal, grunge hingga melodicore 195
yang selalu menginjak bara. Kami telah menginjak bara
Mereka menjadi kecanduan tissu karena pernah sekali
itu.”
waktu aku membawa dan menggunakannya di kamar “Tapi sakit kek!”
mereka. Mereka yang awalnya tak pernah menggunakan
“Jangan manja. Kau harus menahannya.”
tissu, setelah sekali mencoba, jadi ketergantungan. Haha...
“Aku mau jadi orang biasa saja!”
maafkan aku kawan.
“Jangan!” katanya sambil berpura-pura menyundut bara rokok di pahaku, “kalau kau mengambil jalan biasa,
Kerlingan pertama.
aku … kakekmu ini bakal malu. Kau tidak punya pilihan.
Pertama kali ketemu tulisannya Kang Divan Semesta di
Kau keturunanku. Orang lain boleh begitu, tapi kau tidak!
ruang penjaga masjid yang sekaligus kantor LDKnya ISI
Pilihan berjalan di atas bara, di jalan terjal, di titian ‘Dela
Yogyakrata. Majalah ukuran kecil, yang kita-sama-tahu-
Rosa’ bukan hanya akan membuatku bangga, tapi membuat
apa-namanya, yup, openmind. Edisi 14, yang kovernya
sesuatu yang indah itu bangga.”
gundam dan bernuansa biru. Itu tahunan lalu, pertama
“Siapa yang indah itu Kek?”
berstatuskan mahasiswa. Sekarang, saat menuliskan ini aku
“Tuhan … Allah yang setiap hari kau sembah!”
masih mahasiswa lho. Artikel Kang Divan itu yang pertama adalah Syair dalam Hati Anakmu, membuatku menemukan sebuah gaya
penulisan yang sampai sekarang pun masih membuatku heran akan pemilihan kata-katanya. Haha. Satu lagi, Persahabatan yang merupakan tulisan dari belasan sms,
yang baru bisa aku pahami dan membuat tertawa beberapa tahun sesudah membacanya pertama kali... (aku tahu kalian akan penasaran, jadi segera kontak sirkulasi badaiotak buat dapatin majalahnya) Sebagai seorang yang baru mulai ‘membaca’ ketika mahasiswa, bisa dikatakan aku beruntung menemukan buku-buku unik, majalah aneh, fiksi-fiksi kelas tinggi pada 194
7
awal petualangan pemikiranku. Sehingga percepatan laju
Mahatma untuk bebaskan masyarakat India dari pajak
pemikiranku enak. Bisa dikategorikan buku-buku yang
garam yang mencekik, tidak akan muncul Tan Malaka yang
kutemui
memilih bunuh diri kelas dan tinggalkan penghasilannya
adalah
buku-buku
puncak
pada
bidangnya.
Setidaknya menurut versiku, ya. Malangnya, saat kita telah mencapai puncak-puncak
sebagai petinggi perkebunan di Deli, tidak akan Trotsky menemui Frida Kahlo di Meksiko, maka tidak akan ada
karya itu, buku-buku yang sebenarnya juga bagus akhirnya
kematian Munir karena boleh jadi, Munir hanya akan hidup
menjadi kurang daya tariknya karena terbandingkan dengan
santai menjadi PNS, atau pegawai bank. Maka … tidak akan
buku puncak tadi. Tentu saja dari setiap kategori yang
ada
kurasakan. Enaknya, kita sudah mengalami ektase yang
perjuangkan
melayangkan pemikiran. Dampak lainnya, kita jadi merasa
memperjuangkan haknya sebagai seorang pribadi). Tidak
sulit untuk menemukan bahan bacaan lain. Kenikmatan
akan ada perjuangan jika seluruh masalah diselesaikan
selalu ingin mencapi puncaknya, kan.
dengan maaf dan pengampunan.
Mat
Kancil, hak
kakek
dan
kolektif
veteran
perang
(yang
berarti
yang juga
Lama sudah aku tidak membaca. Buku-buku yang
Andai kakek masih bisa bicara, dia akan panggil saya,
membuat puas mata terhadap kovernya, ternyata isinya tidak
“Kakek, kami yang reot ini tinggal menunggu waktu yang
berhasil mengikatku untuk melahapnya sampai huruf
tersisa,” ia mengepul asap. ”Nak, hidup ini seperti
terakhir. Sekedar pemuas dahaga mata sebagai anak yang
permainan estafet. Jika dulu kami berlari, sekarang
kuliah di jurusan desain grafis. Banyak buku yang akhirnya
giliranmu!”
terbeli, terbaca selintas, tak terselesaikan, dan tak sampai ke
“Saya tidak yakin sanggup Kek.”
hati.
“Kalau ditanya sanggup atau tidak, pasti tidak ada yang sanggup karena jalan yang kami, dan jalan yang
Egois dan idealis.
nantinya harus kau pilih memang jalan bara. Kau kenal
Egois itu kata lainnya idealis, bagaimana?
Iqbal?“
Dengan semangat untuk bisa membaca karya yang bermutu
“Tentu kenal Kek.”
lagi, kami berusaha menerbitkan buku ini. Alhamdulillah
“Bagus untukmu! Kau mengenalnya dan kau pasti
pada lamaran pertama kang Divan menyambut baik.
pernah dengar bahwa hidup yang paling indah adalah hidup
Diminta sebuah naskah, kang Divan memberikan dua. Nah, 8
193
hutang
yang
tidak
pernah
dilakukan
(hutang
yang
seharusnya ditanggung para bangkir).
yang kedua masih dalam proses. Perlahan kita merangkak sebelum berjalan kemudian berlari seperti halnya kanak-
Kakek saya pasti sedih, belum lagi kakek-kakek kalian yang ikut diterjunkan di pedalaman waktu membebaskan
kanak mencintai proses bergeraknya hari demi hari dengan tertawa. Jadi mesti sabar ya.
Papua, waktu melakukan pertempuran dengan pasukan
Proses kelahiran buku ini sederhana, selain karena
jenderal Malaby. Kakekku dan kakekmu berusaha rebut hak
Kang Divan juga sudah mempunyai koleksi tulisan, kami
yang rakyat yang dirampas.
juga tidak sabar agar kawan-kawan di negeri ini untuk bisa
Bayangkan jadinya jika mereka tidak menuntut, tidak berjuang
karena
memaafkan
kelakuan
sok
mandor
kolonialis Belanda? Memaafkan hak-hak yang telah
ikut berdiskusi lewat buku ini. Maklum, tipikal pembaca yang tidak tahan kalau ada buku yang disuka lalu tidak direkomendasikan ke kawan-kawan.
dirampas sementara sesuatu yang dirampas tetap ada di
Sebut aku egois, karena ingin bergairah membaca
tangan si perampas, memaafkan kelaliman seseorang yang
buku lagi, aku jadi meminta seseorang untuk menyerahkan
dilakukan selama tigapuluh dua tahun atas pembantaian
naskah
Tanjung Priok, Lampung, atas perjanjian yang dilakukan
menyebarkannya ke banyak orang. Karena aku ingin orang
dengan lintah darat IMF, Free Port, World Bank, atas
tahu bahwa seleraku tidak main-main. Supaya kalian juga
birokrasi yang disulap menjadi fasilitator bisnis raksasa
bisa merasakan apa yang kualami!
tulisannya,
berusaha
menerbitkan,
dan
keluarganya, atas intimidasi keputusan bernama NKKBKK, memaafkan seribu anggota MPR, DPR atas kejahatan
Nb: Sembari menunggu openmind 1924 yang masih
birokrasi, korupsi yang menjijikan, serta ribuan kasus yang
digoreng mas ali, kita nikmati dulu hidangan pembukanya
terkait dengannya. Bayangkan?
Kalau memaafkan akan menyelesaikan semuanya, kalau maaf akan tuntaskan rasa perih, rasa linunya kesakitan
Yogyakarta, 1 april 2010
antar generasi, kalau maaf akan hilangkan himpitan dan
Saat skripsi tidak lagi terlihat seksi.
kembalikan nyawa yang sudah ditumpas, maka tidak akan ada ada perjuangan rakyat China untuk bebaskan diri dari kolonialisme Inggris, maka tidak akan ada longmarch 192
9
makanan di punggungnya. Makanan itu ia bagikan untuk anak buahnya yang kelaparan. Kakekmu cukup gila!” Saya todong teman kakek untuk terus cerita, katanya begini. “Pernah pula, kakemu dipanggil pejabat militer untuk diberi kenaikan pangkat dan uang. Seandainya pangkat dan gaji anak buah yang ikut bertempur dengannya dulu tidak dinaikan, ia tidak mau nerima. Ia menolak!” Mendengar cerita veteran perang tentang kakek membuat saya bangga. Ternyata saya keturunan pejuang. Keturunan dari seorang lelaki yang miliki solidaritas tinggi,
SHOUT! Benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa keinginan, angan-angan manusia itu amat tinggi, tapi keinginan itu dibatasi oleh umur kita. Saya, yang manusia, bukan kukang atau jerapah memahami benar apa yang dikatakan manusia mulia itu. Keinginan saya membumbung mendobrak atap asbes rumah. Keinginan saya tinggi, tetapi tubuh saya semenjak kecil lemah. Akibat terlalu banyak mengkonsumsi senyawa kimia buatan sejak balita atau orok, tubuh saya menjadi cepat letih dan sakit. Itu yang menyebabkan saya merasa waktu menjadi sempit --karena disamping fokus bekerja saya
lelaki yang mau angkat senjata hengkangkan kolonialisme Belanda, lelaki yang senantiasa memenuhi hak masyarakat atas tanah air yang sudah dirampas, hak manusia untuk menjadi individu yang setara dihadapan mental inlander dan tuannya yang berasal negerinya Wilhelmina. Betapa bangganya. Berpikir ke zaman sekarang, bagaimana rasanya jika kakek masih hidup kemudia dia menyaksikan negeri yang ia ikut sumbang saham kemerdekaannya ternyata di jajah bangsanya sendiri, komoditi sumberdaya alamnya di lokalisir untuk kepentingan anak cucu pejabat dan don corleonnya nya pejabat, bagaimana rakyat yang dulu di hinadinakan karena kebodohan yang di tanamkan kolonial, kini dibodohi oleh mafia peradilan, di tipu untuk membayar
membutuhkan banyak waktu untuk tetirah. 10
191
yang terkubur, ‘buried alive’ , semoga buku ini bisa menjadi salah satu trigger, sebagai pemantik untuk menjadi lebih baik sebagai persiapan menuju akhir yang tak mungkin kita hindari.
Buried alive
Allah Maha Besar dan kita maha kecil, kawan.
TULISAN ekstrimis tertera di topinya. Photo hitam
putih itu nampak membanggakan bagi keturunannya, terutama saya. Mat kancil julukannya. Seorang kakek yang hingga saat ini hidupnya nampak misterius, bahkan di mata keluarga dan anak-anaknya. Kehidupan pribadi Mat Kancil nampak tenggelam di hadapan kisah luar biasa yang sering diceritakan rekan-rekannya yang masih hidup. Kisah-kisah yang diceritakan nampaknya ada yang berupa mitos, ada pula yang benar-benar terjadi karena cerita diperkuat oleh banyak orang yang menceritakannya. Yang berhubungan dengan mitos, ialah bagaimana kakek sampai di pulau Jawa. Konon ia menggunakan rakit kayu (seperti getek) bersama tiga orang temannya. Di tengah lautan dua orang temannya mati (entah karena apa). Karena ditengah lautan tidak ada makanan, kakek memakan tubuh dua orang temannya, nyaem! Alasan mengapa dia sampai pergi ke pulau Jawa, pun menjadi teka-teki. Ada yang bilang, kepergiannya untuk hindari polisi Belanda karena dia menikam seorang aparat sampai mati. 12
189
pertempuran yang sungguh bermakna. Tak pernah sekalipun aku melibatkan nyawaku untuk itu. Aku, Kamu setidaknya yang hidup di negeri ini merasakan situasi yang secara general bisa dikatakan damai. Perang dunia ke dua, sudah jauh dibelakang, perang di Moro, Afghan, Gaza, sebagian besar kita belum pernah merasakannya. Situasi itu rasanya jauh di sana. Kita tidak benar-benar merasakan perang, dan tidak ada kepastian apakah kita akan terlibat di dalamnya, meski kita sudah meniatkannya. Dan, wanita berbeda. Jam sudah menunjukkan pukul 21.23. Suara yang
PROLOG
hampir serupa dengan suara blower yang katanya itu alat untuk menyedot darah yang berceceran di meja operasi. Selaris suara menyelinap dan aku tersenyum. Ia telah lahir. Anakku, yang bernama Nyala terlahir ke dunia. Dan aku masih berada di bangku panjang ini, usai Ira menunaikan jihadnya.
Di Jakarta akhir April 2010 lalu sebuah gigs atau perhelatan musik komunitas berlangsung. Para pemuda, Punk Muslim, Mongerz Infantry, Berandalan Puritan
berkumpul. Kebanyakan dari mereka menggunakan kaus hitam dengan tema-tema seperti jihad: mujahid bukan
Di dunia yang damai ini, ketika lelaki tidak menjadi semestinya lelaki, maka apa yang bisa dibanggakan olehnya saat berada dihadapan seorang wanita yang setidaknya pernah satu kali dalam kehidupannya turun ke medan laga dan membiarkan alam untuk melakukan mekanismenya menyilet rahim perlahan-lahan? Aku sungguh merindukan keberanian itu. Ya Allah ampunilah aku.
Madinah melekatkan emblem bendera Palestina di lengan,
188
13
teroris,
hingga
Khilafah .
Ombat
vokalis
Tengkorak
menggunakan kaus bergambar Abdullah Azzam: mujahid besar abad 21, Thufail Al Ghifari dari The Roots of sementara frontman Aftermath mengenakan baju bertulis khat Allahu Akbar .
Islam bukan saja memiliki konsepsi tetapi contoh yang luar
piramida yang dibangun menggunakan erangan dan darah.
biasa panjang yang dengan bangga bisa kita bandingkan.
Seorang pendeta Teotihuakan pun melakukan hal yang
Sebagai contoh sederhana mari kita bandingkan
sama, menjadi bidan kelahiran musim semi dengan
antara tokoh Islam dengan tokoh-tokoh dari negeri Laruku,
mewadalkan seorang putrid kepala suku, dan menggunakan
Jepang.
kulit tubuhnya sebagai ritual persembahan.
Siapa yang tak kenal Musashi. Seorang tokoh epos
Proses persalinan hampir selalu dimaknai oleh
Jepang yang memiliki keahlian pedang, dan kelihaian dalam
kesakitan.
Asumsi
Marx
setidaknya
dapat
dipahami
begitu banyak pertarungan. Hebatkah Musashi? Tentu saja,
demikian. Untuk melihat pagi, manusia harus mengarungi
tetapi khasanah kita pun memiliki tokoh sekaliber Musashi
malam, ujar penyair Lebanon. Manusia-manusia hebat pun
yang terlibat dalam epos-epos menggentarkan jiwa.
tidak dilahirkan dari lautan yang tenang, tetapi lautan yang
Saya tidak akan menyebutkan Khalid bin Walid.
bergelora: lautan yang digulung oleh taufan. Dan gunung-
Sory saja, beliau sudah terlalu sering di buat contoh. Mari,
gunung pun memuntahkan laharnya untuk menggemburkan
mari saya kenalkan dengan Musanna yang menjadikan
tanah.
dirinya sebagai tameng agar pasukan muslim mundur sebelum mengalahkan Persia. Mari saya kenalkan dengan
Di ruang itu aku melihat sebuah salib. Judas yang
Muhammad al Fatih yang menjadikan gelondongan kayu
terpaku pada dinding rumah sakit itu terlihat menyeramkan.
sebagai ‘air’ untuk menyeberangkan ratusan kapal di
Ada syahadat Kristiani tertera di atasnya: INRI. Di rungan
pengunungan Byzantium untuk merobohkan tembok kokoh
itu,
imperium pertama dunia Kristen: Konstantinopel. Mari saya
Tenaganya
kenalkan dengan Malahayati, mujahidah Aceh yang
berhadapan dengan kontraksi yang ia alami, saat berupaya
memimpin pasukan Inong Balee, pasukan para janda yang
melahirkan Nyawa. Yang aku ketahui saat itu, aku tak
dengan keberanian dan kerapihan strateginya mengalahkan
mungkin merasakan kesakitan yang dirasakannya.
istriku
mengerang terkuras.
hampir
Untuk
setiap
yang
menit
kedua
sekali.
kalinya
ia
Aku kembali mengenang masa-masa di Malang, saat
pasukan Cornelius de Houtman di kisaran abad ke-16, atau Black Widows, pasukan janda dari Rusia yang hingga saat
bukaan pertama terjadi, aku lantas menyalakan motor
ini menggetarkan pemerintah Rusia.
tahun tujuh puluh kebanggaanku.
16
185
Mereka, yang saya sebutkan beberapa adalah para panglima. Seperti halnya panglima di dunia kuno, mereka black and blue
Merindukan Keberanian Itu
atau lebam bernanah darah di medan
pertempuran, tetapi --lebih dari itu-- mereka lebih gila dalam pengertian positif ketimbang Musashi. Mereka bukan hanya piawai memainkan alat-alat
Ruang persalinan itu terang. Suara Kotak dan lagu baru mereka yang kubenci sudah beberapakali diputar. Aku
pertempuran, mereka memobilasi ribuan, puluhan ribu, bahkan ratusan ribu orang mirip taiko Hideyoshi. Melakukan hal itu bukan sesuatu yang gampang.
masih berada di ruangan itu sejak pukul 10 pagi. Sudah 12 jam lebih, mendengarkan erangan, melihat sedikit demi
Bayangkan, bahkan seorang CEO, orang nomor satu di
sedikit darah merembes di pangkal paha.
tempat saya bekerja sampai sakit, memikirkan bagaimana memanage potensi tigaratus orang untuk menggolkan visi,
senantiasa
lantas bagaimana dengan pengaturan ribuan, belasan ribu,
menggambarkan perasalinan sebagai sesuatu yang agung.
ratusan ribu orang untuk menundukkan jazirah Arabia yang
Seribu satu metafora untuk proses itu. Hancurnya poros
besar,
Jepang-Italia-German pada perang dunia, merupakan siklus
menembus Persepolis: dunia benderang yang merupakan
kelahiran. Siklus yang memakan korban, demi munculnya
jantungnya Persia. Bukankah itu tampak sebagai sebuah
sebuah hegemoni yang kekuatannya merasuk hingga alam
keajaiban?
Sejarah
peradaban
manusia
merangsek
hingga
ke
Mesopotamia
hingga
bawah sadar di bawah bisikan kartu kredit dan fiat money
Kita buat perbandingan lagi.
untuk memenuhi naluri materialistic.
Mao adalah pemimpin sekaligus pendiri RRC yang
Kelahiran-kelahiran peradaban, pun hampir selalu
dikagumi oleh orang kiri Komunis. Tak mungkin disangkal,
seperti itu. Seakan de-javu: tumpahnya darah menjadi
ia adalah salah satu individu terbesar yang mampu
tumbal munculnya klan-klan atau kerajaan. Munculnya dinasti Umayah setelah darah seorang lelaki ksatria
memobilisasi dan memimpin ribuan orang untuk melakukan long march yang panjangnya melebihi longmarch Hanibal.
tertumpah dan tercerabutnya kepala keturunan Ali di
Ia pun bahkan mampu memobilisasi ratusan juta orang di
Karbala hingga berdiri dan eksisnya segitiga mistik 184
17
bawah kepemimpinannya. Akan tetapi bagaimana jika kita lihat dari sisi moralnya?
menyalakan fikiran dan hati kita?! Benar-benar terahir. Saya mau ngajak kamu semua.
Mao sebagai pemimpin tak ubahnya seperti kaisar, raja, tuan tanah feodal yang dulu ia benci. Jika dilihat ke dalam, kehidupan Mao bergelimang
“Ngajak apa?” “Ngajak mancing di telaga Kautsar yang ada di padang Mahsyar. Mau ikut nggak?”
harta, bahkan diwarnai oleh banyak skandal seks antara
“Nggak mau!”
dirinya dengan wanita di partai (banyak buku mengungkap
“Kok gitu?”
hal ini). Itulah mengapa, Mao tidak layak disandingkan dengan Umar, atau tiga Khalifah awal lain, apalagi dengan Rasulullah yang agung dan mulia. Berhadapan dengan Umar saja, Mao, hancur lebur. Mengenai hal ini (keagungan Umar), Husain Haikal mengetengahkan bahwa pada suatu waktu seorang raja
“Iyalah! Saya nggak mau diajak! Saya maunya ngajak! Lagian saya nggak mau mancing.” “Terus ngapain?” 1)
“MOTAS! ” 1)
Pent, Sunda: menangkap ikan dengan cara di racun
(agar hasilnya berlimpah)
Persia yang mengenakan baju kebesaran dari sutera dan mahkota bertahta permata kebingungan mencari Umar. Pasalnya, Umar, lelaki mulia yang tangannya menggenggam kekuasaan besar itu, tidak mengisyaratkan kemegahan seorang pemimpin dalam pikiran Kisra. Umar hadir sebagai sosok biasa. Jauh dari bersahaja. Pakaian Amirul mukminin berasal dari kain yang lusuh dan mantel usang. Istirahatnya pada waktu itu pun tidak di ranjang, tidak dikipasi oleh para pelayan. Tidur siangnya seperti tidurnya para pedagang buah yang sering kita temui bergeletakan di lantai masjid usai menunaikan salat dzuhur . Di waktu lainnya, Umar pernah diprotes.
18
183
dengan aktivitas teror, dan pembunuhan terhadap orang-
“Untuk apa aku mengikuti perintahmu, sementara
orang tak bersalah untuk meraih tujuan: menciptakan
kamu berbeda dengan diriku!” tegur seorang lelaki pada
ketakutan. Jihad dilekatkan dengan aktivitas brutal yang
Umar.
tidak berpihak pada kemanusiaan.
Tidak seperti raja-raja Parsi, tidak seperti kaisar tiran
Adab-adab jihad yang sesungguhnya memanusiakan manusia, serta tujuan jihad yang sebenarnya yakni tegaknya Islam yang akan memelihara kehidupan dan membebaskan
Caligula atau Nero yang menjadikan rakyat yang protes menjadi kornet, Umar malah balik bertanya. “Apanya yang berbeda?”
manusia dari penindasan, berusaha dinafikan. Akibatnya
“Pakaianmu demikian besar menutupi tubuhmu
kentara. Umat Islam, di satu negeri-dengan negeri lainnya
yang tinggi!” sindir lelaki itu. “Kamu membagi sehelai kain
tidak lagi menyala saat saudaranya dipadamkan. Umat Islam
pada rakyat, sementara di satu sisi kamu malah mengambil
amnesia.
dua kain untuk dijadikan pakaian. Ini tidak adil!”
Silahkan. menggunakan
Manusia strategi
boleh
canggih
membuat yang
makar,
Umar, lelaki yang memiliki tubuh lebih besar dan
memanfaatkan
lebih tinggi dari orang kebanyakan itu tersenyum. Ia
propaganda dan ideologi kata untuk menghancurkan keyakinan kita! Tetapi siapakah yang lebih besar makarnya, Allah kah atau manusia?!
memanggil anaknya. Setelah dijelaskan bahwa kain yang dipakainya adalah kain sambungan jatah sang anak, lelaki itu berkata
Saat ini saya melihat api kemuliaan --yang semula--
dengan singkat.“Kalau begitu, aku patuh padamu!”
hanya dikemukakan di sudut-sudut kampus, lorong-lorong
Ini adalah contoh keteladanan yang agung.
masjid dan dibawah pohon yang rindang mulai tersebar. Api
Di hadapan moralitas dan kecintaan Umar terhadap
kembali menyala, menggunakan sumbu kata-kata. Stiker
rakyatnya, Mao jatuh, ia mengkerut seperti balon atau paru-
“Hidup mulia atau mati syahid”, kini dicetak dan ditempel
paru tertusuk yang koyak terkena udara. Itulah Islam, itulah dien yang sudah berjalan beribu
di dalam agenda para pemuda, di atas speedometer NSR, di kaca depan kijang Inova hingga pintu jati rumah bergaya Eropa Mediterania. Lantas, kapan kata-kata itu memasuki kesadaran kita?
tahun dengan contoh-contoh yang menggetarkan, itulah mengapa saya, dan kawan-kawan berada di Urban Garage Festival begitu bangga dengannya.
Kapan api kemuliaan itu, membakar aliran darah serta 182
19
Kumpulan tulisan yang kamu pegang ini, adalah –
dirobohkan, kemudian Byzantium di taklukan. Kecintaan
juga—bukti kebanggaan saya. Akan tetapi tulisan ini
akan kematian itulah yang mendorong ratusan ribu orang
bukanlah penelaahan empistemolog yang cocok untuk
berjalan
kalangan pemikir. Ini hanyalah kumpulan tulisan ringan
membuktikan ancaman Khalifah Mu’tasim Billah “Aku
yang kadang mirip pamphlet dan bernuansa propagandis.
akan mengirimkan pasukan yang kepalanya ada di
Cara menikmatinyapun berbeda: jangan terlalu banyak
Amuriyah, sementara ekornya masih berada di Baghdad!”
berpikir, baca cepat, nikmati seperti membaca novel. Oleh
manakala seorang muslimah dizalimi oleh penguasa
karena itu saya ucapkan: selamat membaca dan menemukan
Romawi. Kecintaan akan kematian itulah yang menjadikan
hikmah di dalamnya.
Ain Jalut sebagai saksi dipukul mundurnya pasukan barbarian
dari
Baghdad
Mongolia
menuju
yang
Amuriyah
mengguncangkan
untuk
dunia.
Kecintaan akan kematian itulah yang menjadikan negerinegeri kaum muslimin tidak pernah tunduk di bawah kezaliman imperialis dari sejak kolonialisasi Aceh oleh Belanda, hingga perjuangan muslim Moro dan intifada Palestina yang melegenda. Kini ketika teknologi komunikasi mutakhir telah menjadikan setiap etnies dan ras manusia menjadi "publik dunia”, Amerika selaku negara adidaya memanfaatkannya menyetir opini dunia. Kini setelah keruntuhan Soviet, Islam dianggap sebagai ancaman terbesar. Amerika dan sekutunya mulai melihat bahwa jihad merupakan pemahaman yang mengacaukan
kepentingan.
Jihadlah
yang
dianggap
menyebabkan umat Islam di berbagai negeri melakukan resistensi terhadap kepentingan terselubung mereka. Maka sejak saat itulah propaganda menyetir publik dunia dimulai. Jihad dilabelisasi sedemikian rupa. Jihad didekatkan 20
181
Carlyl sebagai the great man who always act like a thunder , berkata di bawah bendera pasukan perangnya. Ia menjanjikan kemuliaan jika tigaratus-an orang yang mengikuti perang di dataran Badar untuk hidup dan memenangkan perang melawan kaum jahiliah yang despotik dan tiran. Jika peserta perang Badar meninggal dunia maka ia akan menjadi syuhada. Bukan hanya gelar itu saja. Surga yang berisi bidadari bermata elok, taman-taman yang dialiri sungai, buah-buahan nan segar, serta berbagai macam kenikmatan abadi lain akan menjadi balasannya. Janji Pencipta melalui manusia mulia itu melegenda dan dimonumenkan oleh sejarah manusia. Janji itu menjadi api yang menjadikan setiap muslim yang memahami sirah nabawiahnya berbondong-bondong maju ke medan perang dengan suka cita. Mereka bercita-cita mati untuk menjadi syuhada (karenanya cara berperang mereka tidak seperti
HIDUP
orang yang mencari kehidupan di alam yang fana). Kecintaan akan kematian untuk menjadi syuhada itulah yang membuat Islam ditakuti sekaligus dikagumi oleh pasukan manapun yang ada dunia. Kecintaan akan kematian untuk menjadi syuhada itulah yang menjadikan Persia bukan saja dipukul mundur, melainkan dikalahkan oleh pasukan berani mati yang benar-benar mencari mati di siang dan malam hari. Kecintaan akan kematian itulah yang menyebabkan dinding Konstantinopel setebal belasan meter 180
21
kelaparan. Menggunakan pidato politiknya ia mengagitasi bahwa rakyat Rusia harus memenangkan pertarungan antar kelas untuk keluar dari penderitaan yang menindas .
Akan Kupiting Tuhan!
“Kemenangan rakyat adalah kehancuran Tsar!” teriak Lenin berapi-api, “dan kehancuran Tsar berarti kehancuran mata rantai kapitalisme oleh komunisme! Kita disini berkumpul
Tuhan lupa hingga ia menyisipkan pelangi di antara
untuk memajukan Rusia dan menjadikannya sebagai sinar
awan. Dulu ia pernah berjanji tidak lagi mengirimkan banjir
peradaban yang akan memunculkan masa ketika semua
bah ke atas dunia. Dan pelangi itu merupakan penanda agar
manusia diperlakukan sama! Karenanya, revolusi harus
tuhan tidak menyalahi janjinya.
terjadi. Sekarang! Dan saat ini!”
Sahabatku tersenyum membaca kisah itu. “Jika tuhan pelupa,” ujarnya, “bisa-bisa orang yang menghabiskan hidupnya untuk beribadah dan menjauhi tabu memiliki kemungkinan untuk dicelup di dalam wajan
Pada saat seru menyeru terjadi, di antara kerumunan seseorang mengacungkan telunjuknya. “Jika kami berhasil meruntuhkan Tsar, rakyat akan jaya?”
neraka.” Dan siapapun pasti tidak mau mengibaratkan
“Benar!”
dirinya dengan sosis Mr. Celup.
“Lantas, sebaliknya. Apa yang partai janjikan jika
"Bagaimana dengan orang yang seumur hidupnya menghabiskan diri dengan perbuatan cela?” sahabatku
rakyat tumpas dan mati dibantai Tsar?” Mendengar pertanyaan itu Lenin bungkam. Ia tidak bisa menjanjikan apa-apa, karena dalam pandangan partai
kembali bertanya. “Bisa-bisa tuhan malah mengirimkan dia ke neraka.
komunis yang dipimpinnya, manusia mati hanya akan
Sebab tuhan bisa lupa. Dan kalaupun tuhan tidak lupa…dia
menjadi materi. Tidak ada surga dan neraka. Yang ada
bisa kita dipiting. Setelah dipiting tinggal diancam… Tuhan,
hanya materi. Ia tidak bisa menjanjikan apa-apa.
masukan aku ke surga! Kalau nggak … lu gua piting lagi.
Seribu tigaratus tahun yang lalu, kejadiannya berbeda. Seeorang lelaki dari trah Ismail yang mulia tidak merasa
Mau? Mau? Mau?” Masalah piting memiting ini memang diberitakan
kebingungan sepertihalnya Lenin. Di bawah angkasa
dalam Bible. Diceritakan bahwa seorang nabi pernah
Arabia, lelaki yang sosoknya dikatakan sejarawan Thomas
22
179
saja menghambat dirinya, melainkan membuat orang-orang
memiting tuhan dan tuhan mencicit ketakutan --bukan
menjadi ragu, untuk ikut atau mendukung orang-orang yang
hanya oleh smackdown-an melainkan juga karena datangnya
hendak berperang demi kemanusiaan.
fajar.
Demi Allah, saya masih meyakini diantara kita masih terdapat orang-orang yang menganggap, bahwa di sisi
Tuhan macam mana yang takut oleh fajar, oleh cahaya?
usaha
Content Bible atau Injil memang luar biasa aneh. Saat
memperjuangkan kebenaran! Jika dalam peperangan itu
membacanya tak ubah, si pembaca seperti halnya dibawa ke
tumpas, maka ia akan berpora dengan menyenandungkan
dalam Illias, Odissey dan dongeng-dongeng pagan Yunani.
Tuhannya
kemenangan
adalah
sebuah
stanza:
Tak heran jika di Eropa dan Amerika kemudian
Jika badanku Tiran tumbangkan!
didominasi oleh pamahaman anti tuhan dan agnostisme. Tak
aku tidak merasa kalah!,
heran, sungguh masuk akal, sebab kitab suci yang pernah
Karena kalahku bukan dalam kejahatan
menjadi ruh Byzantium itu diisi oleh kisah nabi yang dibuat
Melainkan dalam ruang kebenaran
mabuk arak lantas anaknya gantian menyetubuhi sang nabi;
Akulah pengembara kesejatian IMMORTAL,
ada lagi kisah bagaimana nabi tergoda oleh wanita yang
meski dalam kesunyian
dianggapnya sundal dan yang luar biasanya ia mengetahui
***
bahwa sundal itu merupakan janda anaknya –yang merupakan leluhur Kristus.
Hwarakadah! Sudah berapa lembar saya mengetik?
Sudah?
Satu? Dua atau empat halaman? Ahm, sebaiknya saya
Belum, masih banyak lagi, karena kita harus membaca
hentikan saja ya. Namun sebelum semuanya berakhir, ada
verses yang menceritakan tegaknya zakar menyerupai
baiknya saya sempilkan sebuah kisah.
kekekaran zakar kuda (aku tidak menyarankan untuk
Konon, Stalingrad pernah menjadi saksi bagaimana seorang lelaki berdiri, menyerukan pemberontakan terhadap Tsar Nicolas. Di lapangan kota itu, seorang lelaki bernama
membayangkan). Belum lagi yang bercerita mengenai buah dada yang ranum seperti rangkaian buah kurma. Uf .
Illich Ullyanov --yang kemudian dikenal dengan sebutan
Aku tak tahu mengapa orang-orang situs faith freedom
Lenin- berdiri untuk membakar amarah ribuan massa yang
demikian melecehkan Al Quran, sementara kitab suci
178
23
mereka luar biasa melecehkan derajat kemanusiaan. Apa
tolong malah bilang:
mereka tidak pernah membaca kitab sucinya sendiri? Apa
“Jihad yang paling pol diantara yang pol adalah
tidak pernah terbetik dalam pikiran mereka bahwa kitab suci
melawan hawa nafsu! Bekerja dan belajar yang sungguh-
yang mereka pegang adalah kitab suci yang tercemar. Dan
sungguh, adalah jihadnya pelajar dan mahasiswa!! Berusaha
hal lain lagi yang membuatku sulit mengerti adalah: di saat
yang keras dalam mencari nafkah, adalah jihad bagi para
teks sebuah kitab suci berisi teks-teks yang menjauhkan
suami untuk menghidupi istri dan keluarganya.”
manusia dari kemanusiaannya, kalangan Islam Liberal atau Anand Khrisna mengatakan bahwa seluruh agama itu sama.
Apa nggak keselek? Pemikiran lah yang menggerakan seorang manusia.
Aku tak habis pikir.
Jika dalam fikiran, seseorang meyakini bahwa jihad
Bagaimana dengan kamu?
mengangkat senjata itu tidak perlu, maka dia tidak akan bergerak. Ia bahkan tidak mau sekedar-berucap, untuk mendukung orang yang berangkat menunaikannya. Dan betapa menyedihan manakala saya melihat permainan media merasuki pikiran kita. Dalam diskusi kecil di sebuah kampus, seorang mahasiswa pernah berkata: “Takdir manusia sudah ditentukan Tuhan dalam wilayah kematian. Manusia sudah terdaftar kapan waktunya meninggalkan dunia ataupun berangkat menuju alam baka. Orang banyak menganggap bahwa kemenangan dalam peperangan, ditentukan dari berapa banyak, jumlah orang yang dimatikan atau dikalahkan. Jika seperti itu kejadiannya maka sesungguhnya kemenangan dan kekalahan sudah ditentukan. Lantas, jika kemenangan dan kekalahan sudah ditentukan, untuk apa kita berangkat berperang?” s Ia bukan bertanya. Ia mempertanyakan sesuatu yang sudah diyakininya. Saya pikir, pemikiran seperti itu bukan
24
177
Pertanyaan lain dalam hal ini, “Apa Rasulullah dan sahabatnya menghentikan perang setelah ucapkan: jihad terbesar adalah jihad menahan hawa nafsu? Tentu tidak di sana maksudnya. Menahan hawa nafsu itu meliputi banyak hal.
Freud dan Sendal Swallow
Menahan diri untuk tidak mencuri. Menahan diri untuk tidak dengki dan iri hati. Menahan hawa nafsu untuk tidak
Saat melihat jaket yang melekat dipunggungnya
berangkat seandainya, seruan jihad mengangkat senjata
hampir menghilang, aku teringat akan kisah antara kami
berkumandang adalah sebentuk jihad juga, yang tidak perlu
satu tahun yang lalu.
dipisahkan.
Di sebuah kamar kosan dengan empat orang sebagai
Dampaknya besar jika pemisahan dilakukan. Orang-
penghuninya, aku beanyak bertanya karena aku memang
orang yang semula ingin mengangkat senjata akan berfikir
berniat ingin mengetahui orientasi seksual sahabatku itu.
dua kali karena dalam pandangan mereka, jihad melawan
Lantas aku bercerita mengenai bagaimana seorang banci
‘hawa nafsu’ dianggap “lebih besar” ketimbang jihad
BIP pernah berbisik tepat dibalik telinga yang jarang
mengangkat senjata.
kubersihkan.
Kalau maunya begitu bagaimana dengan nasib ratusan wanita yang dipenjara dan diperkosa ramai-ramai dipenjara Jaslik? Bagaimana dengan nasib bayi-bayi, dan anak-anak
“Mas… masnya ganteng kayak Ari Wibowo. Bukannya gede rasa. Bagiku bisikan itu seperti kerusuhan yang dibuat badai Katrina.
Palestina dan Iraq saat di bombardir oleh militer Amerika,
Kontan saja, setelah selesai mencat rambutku yang panjang
dan Zionis Israel? Bagaimana perasaan saudara-saudari kita
aku langsung pergi. Aku tak peduli meski ia menawariku
yang
creambath gratis.
ditindas saat mengetahui pikiran kita mengalihkan
upaya untuk menolong mereka? Bagaimana jika dunia
Aku pun melanjutkan pancingananku dengan cerita
dibalik: keluarga kita ditindas, ibu tercinta kita dicungkil
mengenai
matanya, istri kita yang sedang hamil diperkosa, perutnya di
penunggu, alias polisi hutan Sukamantri.
belah, dicacah-cacah. Lalu, ketika meminta pertolongan pada orang yang mengaku saudara, 176
eh, yang dimintai
bagaimana
aku
pernah
dipegang-pegang
Bagiku itu benar-benar kejadian yang mengerikan. Mengerikan, bukan dalam artian ngeri terhadap orientasi 25
mancing di telaga Kautsar.
untuk memiliki orientasi seksual yang sama dengan orang
O, mengerikan. O, mengkhawatirkan. Mungkin itu
yang melakukan pelecehan terhadapnya.
yang dikatakan orang ketika saya bicarakan kematian dan
Apakah itu terjadi dengan diriku?
jihad berulang kali dalam tulisan ini. Ada apa dengan diri
Bisa jadi.
saya? Apakah saya psikopat? Apa karna hal ini mama dan papa perlu periksakan anaknya ke klinik psikologi yang terkenal di seantero Daerah Istimewa Yogyakarta?
Dan
malam
kemarin
sesuatu
yang
lumayan
mendebarkan terjadi. Sahabatku itu datang ke rumahku untuk menginap.
Hei! jangan anggap orang yang berkeinginan untuk
Et, jangan dulu menyimpulkan. Nah, sebelum beranjak ke
jihad itu gila. Kalau saya dianggap gila, beranikahkah
peraduan karena benar-benar kecapean hari itu, aku melihat
katakan gila kepada manusia yang menghabiskan masa
dia tengah menonton Nanny Diary. Iseng aku bertanya
kenabiannya dengan memimpin puluhan kali jihad?
tentang kasus Ryan si homreng psikopat dari Jombang
Yeah, saat ini orang-orang banyak yang anggap jihad
padanya. Dari sana, obrolan pun sambung menyambung
itu konsep ala fasis yang menyeramkan. Jihad adalah
hingga akhirnya ia mengatakan bahwa banyak artis yang
tindakan bar-bar. Dan saya faham jika jihad dalam konsep
homoseks. “Hampir seratus prosen, Mas!” ungkapnya.
perang
tengah
didekonstrusi
menggunakan
disiplin
hermeuneutika.
Aku tahu, prosentase yang dibuatnya itu ngawur, tapi aku penasaran.
Beberapa orang dari kalangan Islam ‘protestan’
Aku bertanya. “Bagaimana dengan Saiful Jamil?”
berkata bahwa konsep jihad jangan diartikan secara tekstual.
“Biseks!”
Jihad itu segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-
“Tora Sudiro?”
sungguh di jalan Allah. Jihad itu bukan hanya perang,
“Biseks. Liat aja, pas Extravaganza dia berusaha
“Lagipula Rasulullah pernah bilang kalau jihad yang paling besar itu, adalah melawan hawa nafsu.” Pemikiran
untuk
memutarkan
“Bagaimana kalau Aming?” konsep
jihad
mengangkat senjata, menjadi jihad “menahan hawa nafsu” kini diangkat media massa yang mensupport gerakan liberalisasi Islam bertepatan ketika umat Islam tidak tahan 174
memasukan ide-ide orientasi seksnya. “Apalagi dia.” Wah seru juga. Lalu kubuat daftar-daftar di dalam pikiran. “Bagaimana kalau Dedy Mizwar?” 27
Dia serius menjawab “Nggak!”
sana saya bakal jemput De”
Aku tertawa.
“Gimana cara jemputnya?”
“Komeng?”
“Gak usah dipikirin. Pokoknya skenarionya gini: pas
“Nggak.”
orang-orang lagi stress dihisab, diem-diem saya jemput De’.
“Aduy?”
Di sana … di tempat orang lain lagi bingung, kita tamasya.
“Siapa Aduy?”
Kita mancing ikan, atau buat rakit supaya bisa ke tengah
“Temennya Komeng.”
telaga Kautsar.” De diam, “Mau gak?”
“Nggak tau.”
De’ mengangguk,
“Hm, gimana dengan SBY?!”
”Aa?”
“Nggak … SBY nggak. Tapi kalau Yusuf Kalla ada
“Ya?”
indikasi.”
“Kalau udah di surga jangan lupain De’ ya?”
Aku tergelak. Dan sahabatku itu membuka folder berisi gambar sahabat-sahabatku. sahabat-sahabatku.
“Masa lupa? Pokonya, nanti pas ada panggilan untuk segera masuk surga, saya tengokin kepala, kasih isyarat,
“Sutiyoso?”
ajak De’ masuk surga sama-sama. Disana kita gandengan
Dia berpikir lama. “Sutiyoso nggak, tapi dia
tangan sambil ngegaya kayak Charlie Chaplin. Kita teriakin
kayaknya dia suka maen cewek. Pejabat-pejabat itu banyak
orang-orang, termasuk ke si Chibi, sama sahabat De’ yang
yang aneh mas. Ada ustad juga yang kemungkinan homo
lagi jongkok nunggu antrian. Woiiiiii … Liat nih! …
seks. Namanya ….” Hm, ustadnya siapa, itu rahasia antar
Cihuy! … Cihuy! …. Masuk surga oy!”
aku dengannya.
“Aa’?”
“Kalau George Bush bagaimana?”
“Ya?”
“Nggak.”
“Kayaknya si Chibi bakal sirik!”
“Kalau Quraisy Shihab?” “Nggak.”
“Pasti!” Dan, jam sepuluh malam itu mata kami berkaca-kaca.
“Ali Openmind?”
Jadi! Inti ceritanya, saya punya cita-cira mati dalam
“Nggak mungkin.”
jihad, dapat tiket masuk surga tanpa t anpa tes, dan sewaktu masuk padang Mahsyar, saya bisa dapet ‘dispensasi’ buat ajak De’ 28
173
emosional apalagi pas sok-sokan ucapkan,“Saya mau mati
Aku melihat layar computer dan menunjukkan
saat perang! Fisabilillah! Dan pas waktunya tiba, De tinggal
sahabatku yang tak pernah bertemu dengannya. “Dia
di rumah. Jaga anak. Beri mereka pemahaman yang baik!”
Gilang?”
“Saya nggak mau ditinggalin!Saya mau ikut!” dia
“Ini mas Gilang?”
merajuk.
“Iya!”
“Ah cewek di rumah aja! Kalau saya mati, cari suami
“Hah… mukanya kayak homo mas!”
yang baik. Nanti saya kasih surat wasiat supaya De nikah lagi ma si ...”
Aku benar-benar tertawa: mentertawakan wajah Gilang dan statementnya.
Belum sempat beritahu siapa yang bakal jadi pengganti saya, dia marah, “Nggak mau!”
“Emangnya seseorang bisa dilahirkan dengan wajah homo?”
Saya ketawa, “Saya punya impian besar jadi syuhada
“Nggak sih. Tapi saya tahu indikasinya.” Dan
di medan perang. Saya mau kasih syafaat ke empat puluh
obrolan yang mengerikan pun terjadi. “Mas juga punya
orang. Dan kamu” saya tunjuk dia, “ termasuk salah satu
kemungkinan, jatuh kepelukan homo,” dengan santainya dia
diantaranya.” dia masih denger lanturan saya yang kemana-
berkata seperti itu. Jreng. Jreng. Alarm survival ku berbunyi.
mana, “Gimana rasanya dihisab di padang Mahsyar ya?” Dia senyum, “Perbandingannya gampang. Kalau
“Masa sih?”
nunggu hasil UMPTN aja hati kita kelimpungan, apalagi kalau kita nunggu penghisaban? Nunggu hasil kita bakal
“Iya, tinggal membukanya. Tapi itu kalau Masnya mau.”
dicemplungin ke neraka atau masukin ke surga. Pasti degdegan!”
Aku pun tersenyum. Kupikir kata-katanya memang gambaran kata-kata yang dulu pernah kami sama-sama
“Kalau bayangin malaikat ngelempar muka pake buku
sepakati. Bisa jadi di dalam diriku ada kemungkinan seperti
kejahatan, apalagi kalau nyerahinnya pake kaki, pake
yang diutarakannya. Tapi kami akan menahannya sekuat
nendang segala, serem juga”
tenaga.
Sahabat saya diam. “De’?”.
***
“Ya?.”
Seluruh manusia memiliki hasrat tetapi tidak semua
“Nanti, kalau di padang Mahsyar kita ketemuan. Di 172
hasrat harus terpenuhi. Adakalanya pengendalian terhadap 29
hasrat
itu
akan
menaikan
derajat
seseorang
dalam
pandangan Allah.
sepuluh malam itu, saya dan dia seperti biasa asyik bicarakan macam-macam hal: tentang ngupil bisa buat
Oh ya, jangan menuduhku homoseks.
nikmat; kenapa aransemen Paint the Sky -nya Enya bisa buat
Jika dikalkulasikan ketertarikanku terhadap wanita
tenang jiwa; kenapa dan aneka macam kenapa lainnya
mencapai 99%. Yang satu persennya itu tidak membuatku
sampai nggak tau awalnya gimana, saya dan dia, tiba-tiba
tersiksa. Jadi jangan coba-coba berkhotbah padaku tentang
bicarakan sebuah padang, dimana seluruh amal perbuatan
konsepsi Freud karena Freud sudah lama menjadi pagan.
sekecil tablet hisap vitamin c sampai sebesar pegunungan
Tahukah benda apa Sendal swallowku!
yang
Freud
sembah?
Cartenz Pyramida bakal dikalkulasikan. Saya bilang padanya, kalau saya tidak takut dengan masa ketika saya nanti berada di sana. Dengan yakin saya kayakan padanya, “Biar banyak dosa, saya bakal masuk surga!” Seperti biasa. Karena tipikalnya mirip orang Surabaya, statement saya langsung di caplok, “Yakin amat?!” “Mesti yakin dong!” kata saya sok gagah, “Keyakinan itu doa! Keyakinan itu pertanda kalau kita berbaik sangka sama Yang ciptakan manusia.” Dia diam. Setelah cukup lama, ganti saya yang bertanya. “Tau orang yang paling pengecut sedunia nggak?” Sambil nyecap teh panas di gelas kalengnya, dia gelengkan kepala. “Orang yang paling pengecut itu orang yang punya anggapan kalau jihad fisik nggak perlu! ‘Yang penting nahan hawa nafsu.’ Kalau ada cowok yang begitu, berarti cowok itu looser,” entah kenapa malam itu saya jadi
30
171
Seorang teman kuliah bertanya, “Kok pengen mati di umur semuda itu?” Saya jawab sekenanya, “Ya pengen. Supaya wajah saya selalu tampak muda.” Teman saya kebingungan. “Dalam ingatan!” kata saya menjelaskan. Sebenarnya, terus terang saja. Alasan pengen mati
Mencari Syamsuddin at Thabriz
muda --dalam bayangan itu--, bukan seperti yang saya katakan pada teman yang motonya muda foya-foya, tua
Entah, saya tidak mengingat judul filmnya apa, tetapi yang jelas malam itu saya tidak merubah-rubah saluran
kaya raya dan mati masuk surga itu. Bukan, bukan yang selucu itu. Kematian yang selalu
televisi seperti lazimnya. Sebuah film tampak di layar
diinginkan adalah kematian ketika pikiran saya berada
liquid , menarik sekali dan pemainnya anak-anak kecil yang
dalam puncak kedewasaan. Sekitar umur empat puluhan.
benar-benar cantik yang tentu saja menarik.
Saat itu saya berharap dikasih kesempatan, berhadapan
Sebuah film yang bercerita tentang bagaimana
dengan helikopter Apache (yang mungkin di tahun 2020
menghidupkan mimpi, bahwa dunia ini tidak hanya bisa
sudah kuno). Saat pilotnya menekan tombol pelepas rudal,
dinikmati oleh indera, tetapi oleh fantasi, dan di pertengahan
saya bidik dan lepaskan peluru RPG. “Bum!” Hancurlah
muncullah sebuah dialog unik.
helikopter dan cerailah kontrak pernikahan hidup saya
Seorang anak lelaki ditanya. “Kenapa wajahmu muram?”
dengan dunia. Kalau saat itu utang saya lunas, niat saya ikhlas untuk
“Karena aku malas pergi ke gereja,” jawabnya santai.
yang di Atas, dan ninggalin keluarga bukan untuk lari dari
“Untuk apa pergi ke tempat yang tak kau percaya?” ia
permasalahan dunia, maka jasad saya yang nantinya jadi
menambahkan.“Aku senang-senang saja pergi ke tempat
serpih remah-remah mudah-mudahan dimandikan malaikat.
itu,” sang anak perempuan menyela. “Karena aku tidak
Ciluk ba! Horey saya ketemu om Ridwan.
membebani diriku untuk percaya atau tidak.”
Saya pengen syahid. Kenapa? Ceritanya panjang. Saya pernah berbincang dengan garwa
2
saya. Jam
Lantas anak lainnya mempertanyakan. “Mengapa kau tidak mempercayai Tuhan? Bukankah itu dosa dan kau akan masuk neraka”
170
31
Anak perempuan yang ditanya tersenyum riang. “Aku yakin Tuhan tidak disibukkan untuk memperhatikan kita, karena Tuhan sudah sibuk mengurus hukum alam.” Sahabat yang duduk disampingku terpengaruh oleh
Immortal
senyum perempuan kecil yang riang itu. “Rupanya hal itu yang ingin dimasukkan penulis scenario.” Sahabatku berkomentar
sambil
memandang
diriku.
Aku
tak
Kematian, adalah sesuatu yang membuat kita berlari-
memandangnya. Kami sama-sama tahu bahwa dunia
berlari-berlari sampai tidak sadar, bahwa satu saat kita akan
memang diisi oleh pertarungan ide dan salah satu syarat
tersandung batu, aduh! dan batu itu merupakan umur
untuk survive /memenangkan hidup adalah: kita tak boleh
penghabisan kita.
cengeng. Kita tak boleh cengeng, mengeluh tentang banyak
Sejauh mana manusia lari, entah ke Antartika atau
sekali pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak bisa kita
Sedna,
jawab.
kemudian masuk merogoh nafas kita yang tersisa. Oleh
kematian
akan
mendatangi
dan
mengepung
Untuk menjawab pertanyaan sang anak perempuan
karenanya janganlah bercita-cita hidup selamanya di dunia
aku yakin kalian bisa menjawabnya. Bagi kita pertanyaan
(seperti highlander misalnya) karena mustahil banget
itu terlalu gampang dan tidak mungkin membuat gamang
terjadinya.
karena kita mempercayai bahwa sang Pencipta memiliki
bagaimana keadaannya, kere atau kaya, pintar atau bloon,
satu sistem untuk tetap memonitoring pengakuan keimanan
lugu atau begajulan, cita-cita itu bakal kesampaian.
manusia (perhatikan statement: Tuhan tidak disibukkan
Percaya.... Tapi masalahnya mati yang bagaimana?
Bercita-citalah
untuk
mati,
sebab
entah
untuk memperhatikan kita karena tuhan sudah sibuk
Kadang, pertanyaan yang terkesan standar macam
mengurus hukum alam) tanpa harus Ia terbungkuk,
begitu sulit untuk dijawab. Bukan apa-apa selain karena
terjangkit asthma dan terkena tbc seperti halnya satpam tua
pertanyaan standar menyangkut kematian, senantiasa butuh
yang kebanyakan menghisap bako (tembakau) sembari
perenungan yang otomatis perlu jawaban.
memonitoring situasi melalui CCTV.
Secara
pribadi
saya
sudah
menjawab,
bahkan
menentukan (atau lebih tepatnya mengangan-angankan) saya mati ketika saya mengalami pubertas ke-dua. 32
169
kini saat yang tepat bagiku untuk kembali mempelajari
Allah memiliki sistem yang --kita yakini-- sangat
kandungan Quran: mempelajari kandungannya sehingga aku
canggih untuk dapat melakukan multitasking, memonitoring
bisa merasakan bagaimana nikmatnya merenung, bagaimana
banyak hal dan hal ini sudah dijawab dalam Al Quran.
rasanya tertawa atau terseguk ketika ayat-ayat Quran dialunkan.
Ada-ada saja manusia jika berbicara dan bertanya
Di danau filsafat aku telah berenang terlalu jauh. Aku harus
***
kembali
ke
tepian.
mengancingkan pakaian, menuju lepas pantai, dan meminta bantuan
sahabat-sahabatku
untuk membimbing, menuju samudera luas tak berbatas itu...
tentang kegaiban. Diantara manusia ada yang menginginkan untuk menjadi malaikat, dan ada pula yang menginginkan menjadi Tuhan. “Enak ya jadi Allah,” kata seorang pria sambil menjentikkan rokok putih pada asbak bambu. “Memang
untuk mencintai hidup
kenapa?”
tanya
temannya.
“Dimana
enaknya?”
…dan belajar mencintai sisi yang lainnya: kematian.
“Ya enaklah jadi Allah, soalnya kita bisa liat cewekcewek yang mandi telanjang di jamban. Bisa ngelongok toket yang disembunyiin beha.”
Kedua orang pria itu ngakak. Lalu, selang beberapa detik kemudian petir menyalak, glegar! Mereka berlari. Wajah keduanya pias. Dan setelah lari cukup jauh mereka istirahat sambil mengangkat tangan di kepala, ya hampir mirip dengan gaya jongos ketika bertemu preangeplanter majikannya, sambil menguik. “Itu kenapa ya? Kenapa bisa ada petir ya?” “Allah marah kali ke kita,” kata temannya. Kedua orang itu merinding. *** Aneh, aneh saja manusia. 168
33
Ketika bermain judi acapkali kita melihat orang-orang mengoyang-goyang bahu sebelah kirinya. Hal itu mereka
Kini ketika umurku beranjak di dua delapan, aku
lakukan, katanya, supaya malaikat salah menuliskan
mendapatkan
perilaku
akui
kembali, Memperhatikan bagaimana sahabat-sahabatku
keburukannya. Temanku yang lain pernah diajak bermain
beberapakali kupergoki menangis karena alunan al Quran
judi.
yang mereka katakan luar biasa.
yang
secara
tidak
langsung
mereka
“ Hayu, hayu, ayo, ayo,” katanya. “Kita ke bawah atap seng. Kita judeng , maen judi disana!”
jawabannya.
Aku
kemudian
merenung
Sahabatku Heri bahkan pernah menangis terseguk, menghentikan bacaan shalatnya ketika ia membaca surat
Saat teman-temannya bertanya kenapa, keluarlah
yang mengisahkan tentang bagaimana keterpisahan ibu
pernyataan bahwa kalau maen judi di bawah seng aman
dengan anak, anak dengan suami: meski dalam satu barisan
sebab, “Nggak mungkin keliatan Tuhan,” sambil menunjuk
tidak ada yang sanggup menolong karna kesempatan untuk
ke atas.
tolong menolong telah ditutup oleh hari penghisaban. Setiap
Dan awan pun bertumbukkan. Guntur menggelegar.
manusia
Sahabatku yang lain, mengatakan bahwa cerita
eksistensinya.
diharuskan
mempertanggungjawabkan
mengenai peristiwa munculnya guntur itu kebetulan, tetapi
Kisah mengenai keadilan, mengenai penghapusan
aku mengatakan tak tahu. Bisa kebetulan bisa pula teguran.
nepotisme di tuangkan dengan sangat indah di sana. Dan
Wallahualam.
sahabatku itu menangkap banyak ayat-ayat al Quran
Bagaimanapun juga (adanya teguran atau kebetulan)
melebihi daya tangkapku terhadapnya.
seseorang yang mengaku beriman tak pantas untuk
Bukan hanya sahabatku yang itu saja yang mengalami.
mengungkapkan hal-hal yang terkesan menyepelekan
Aku bisa mengatakan Mahdi seorang pria muda yang
sesuatu yang diagungkan olehnya (atau menyepelekan
pengaruh Quran terhadapnya melebihi influence Zarathustra
perbuatan-Nya). Biasa sajalah berbicara, tak usah terlalu
pada diriku. Atau sahabat-sahabat yang lainnya.
gaya. Karena gaya seperti itu tak berguna bahkan untuk
Benar apa yang Khusnul sampaikan. Kadang influence
megeroposkan keyakinan seorang manusia, ya setidaknya
sebuah buku tergantung pada kondisi kejiwaan seseorang.
manusia seperti kita.
Dan ketika magnum opusnya Nietzche telah menghabiskan sekitar empat tahun masa eksistensialis ku, sepertinya … 34
167
seorang temanku bernama Khusnul dengan santainya
Seorang ustad di suatu acara kajian radio pernah
mengatakan, bahwa apresiasiku terhadap Nietzche wajar
mengatakan bahwa kita harus berhati-hati dengan omongan,
karena, “keadaan keadaan mental yang pas dengan Spoke of
karena omongan bisa membuat kita murtad/keluar dari
Zarathustra- nya Nietzche.”
Islam berkali-kali. Omongan seperti itu mampu membuat
Aku merasa sebuah hijab terbuka setelah beberapa
hati menjadi batu atau seperti halnya besi, menjadi karat.
tahun, aku tak bisa mendeskripsikan perasaan apa yang
Mungkin, dipikir orang-orang yang suka guyon
kualami ini. Aku mulai merenung kembali mengapa Spoke
tentang Tuhan, ustad radio tersebut tidak pernah berpikir
of Zrathustra benar-benar mempengaruhi diriku..
ekstrem dalam melakukan pengembaraan. Inti kata, sang
Di akhir umur 23 aku sungguh mengagumi diri. Benarlah yang dituliskan Ade dalam Belajar Nakal (buku yang luar biasa).
ustad tidak pernah memiliki keberanian. Mungkin saja, tapi tidak untuk Ibrahim. Sang ustad yang rutin mengisi acara di radio dengan gelar Lc. Di
Pada kisaran umur itu aku merasa tak terkalahkan, aku memiliki sahabat yang luar biasa dan aku semakin merasa di atas, seperti rajawali, aku merasa tak ada satu pun yang sanggup menjatuhkan logika berpikirku. Aku berada di tengah kemabukan atas diriku sendiri.
belakang namanya. Suaranya seringkali terdengar saat aku merebahkan tubuhku di peraduan. Suara lelaki yang konon lulusan Yaman itu terdengar lembut dan tegas tetapi ia tidak terkesan seperti tukang khotbah yang yang dari mulutnya keluar api. Ia terdengar
Dan pada umur 24 aku pun berkenalan dengan Spoke of
santai, jawaban-jawabannya sarat oleh ilmu bahkan tidak
Zarathustra.
hanya itu saja, aku merasa ia memang seorang pemikir yang
Cocoklah sudah.
menggali banyak perenungan mengenai ketuhanan bukan
Mabuklah sudah.
saja dari Al Quran dan hadist tetapi melalui pengalaman
Aku mabuk oleh kekuatanku sendiri.
hidupnya.
Pada kreatifitasku.
“Ustadz, kenapa Allah menurunkan para nabi? Kenapa
Pada diriku.
Allah tidak turun sendiri untuk membereskan permasalahan
Disanalah fase aku benar-benar mencintai hidup.
dunia?” Tanya seseorang padanya. “Kalau dia yang turun
Amor fati!
sendiri permasalahan di dunia ini pasti beres sudah.”
Aku mencintai diri dan hidupku ini. 166
35
Sang Ustadz sepenuhnya terkendali, tak ada emosi. “Pernyataan semacam itu, sudah ada sejak zaman dahulu
bahasa Arab. Maka –masih menurutnya-- aku menjadi sangat keliru ketika menilai al Quran dari terjemahannya.
kala. Memang bukan pertanyaan kenapa Allah tidak
Maka
diturunkan tetapi mengenai malaikat,” ” ujarnya. “ Al Quran
berpikirku.
menjelaskan
bagaimana
orang-orang
kafir
bertanya
aku
pun
mengajaknya
mendatangi
alam
“Jika jawabanmu hanya seperti itu kupikir Spoke of
mengapa malah kamu (nabi) yang diturunkan Allah.
Zarathustra-nya Nietzche akan menjadi semakin indah jika
Padahal kamu tidak berbeda. Kamu manusia yang sama
aku mengerti bahasa ibunya (kalau tidak salah bahasa
seperti kami! Mengapa tidak malaikat saja yang diturunkan
German).
Allah?”
”Bagaimana tidak indah, jika penterjemahannya
“Pertanyaan orang zaman sekarang mungkin terkesan
menjadi sesuatu yang sangat indah. Kurasa, tastenya
lebih canggih karena mereka bukan saja menginginkan
Nietzche mungkin hanya bisa disamakan oleh Saad atau
malaikat membereskan masalah, melainkan menginginkan
perkataan-perkataannya imam Ali (karena terjemahannya
Allah yang langsung datang ke hadapan (mereka).”
demikian indah).
Sang Ustadz, mengambil nafas. Saat
itu
saya
mulai
Aku bukannya menafikan Quran sebagai sebuah
berpikir
bahwa
ia
akan
kebenaran pada saat itu, karena aku memahami bahwa
menambahkan jawaban: jangankan manusia seperti kita,
kebenaran al kitab tersebut bisa ditelusuri melalui otentisitas
Musa sang utusan terpilih saja tak mampu melihat kilau
dan kandungan-kandungan keajaiban yang ada di dalamnya
cahaya-Nya . Ternyata, tidak. Ia menjawab di luar perkiraan.
(coba baca Membumikan dan Wawasan Qurannya Dr.
“Pertanyaan itu (mengapa tidak Allah saja yang turun/malaikat) sebenarnya tidak ada bagi Allah. Ia tidak
Quraisy Shihab). Aku hanya menganggap bahasa Al Quran tidak
suatu
memberikan memberikan banyak influence , pengaruh, yang
perbuatan. Karena, yang akan ditanya itu adalah dirimu.
diawali dari apresiasi bahasa. Kalau tidak salah baca, hal
Yang akan ditanya itu adalah manusia. Kita!” (jawaban ini
yang kurasakan ini pun pernah dirasakan Goenawan
sama persis dengan bunyi sebuah ayat al-quran)
Mohammad.
akan
pernah
ditanya
mengapa
ia
melakukan
Tapi aku bukanlah kakek tua Goen. Aku masih mempercayai, aku masih mengimani Al Quran… dan ketika 36
165
Dalam bahasa kasar ala bandung Cicadas, mungkin kalimat sederhananya adalah: Kumaha aing we sia. Dasar tutut! Gimana Gue aja lo, dasar bekicot!
Itu benar, karena Allah memang lebih berkuasa atas
Nietzche dalam Diriku
kita. Karena Allah tidak sama dengan manusia ciptaannya yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Sampai saat ini Nietzche masih mempengaruhiku.
Jawaban
itulah
yang
membuat
saya
memiliki
Demkian dengan Soren, Berdayev (tetapi tidak untuk
keinginan untuk menemui sang Ustad. Jawaban itulah yang
Sartre). Namun si filsuf palu, si rajawali gila yang cakar
membuat saya menyimpulkan bahwa dia sudah pernah
terkuatnya adalah Spoke of Zarathustra itulah yang paling
melalui titik ekstrem di dalam pemikiran dan melakukan
merubah diriku (mungkin lebih tepatnya –secara general---
pengembaraan dalam diskusi-diskusi teologis yang filosofis.
menguatkan diri untuk mempercayai diri sendiri, berada
Seperti halnya Jalaluddin Rumi, yang tak lekang untuk mencari sahabat sekaligus guru tercintanya Syamsuddin at
diatas lutut dan kaki sendiri). Saking cantik dan menariknya Nietzche, aku bahkan
Thabriz, maka akan saya peringatkan kalian, bahwa orang-
pernah mengatakan bahwa kitab yang paling indah di dunia
orang seperti yang seperti saya ceritakan itu sangatlah
itu bukan Al Quran. Alasannya sederhana, aku muslim dan
langka, dan karena keterbatasan edisinya, carilah mereka,
sayangnya aku tak merasakan cita rasa seperti halnya ketika
temuilah mereka dimanapun kau berada.
aku
merasakan
kecantikan
Spoke
of
Zarathustranya
Nietzche. Temanku
mengatakan
sebaiknya
aku
mempertimbangkan apa yang kuakui, meski pun ia tahu bahwa
dengan
pengakuan
itu
bukan
berarti
aku
memurtadkan diri. Ia mengetahui benar bahwa aku hanya berusaha untuk jujur pada diriku sendiri. Dan lagi-lagi ia pun mengatakan bahwa sangatlah wajar jika aku tidak merasakan taste nya al Quran karena aku tidak mengerti 164
37
Setahu saya mereka hanya berkata, beraktivitas sesuai dengan kadarnya, mempraktikkan dan mengamalkan ilmu yang mereka ketahui. Merekalah penghuni-penghuni surga
Murtadlah
yang wajahnya bahkan bisa kita lihat. Termasuk wajah anak-anak yang kita cintai. Jika bercermin, dulu, wajah kita pernah seperti
Di pelataran itu, ia datang tiba-tiba. Seorang pria yang di antara telunjuk dan jempolnya terdapat symbol yang kukenal: the eye of Amon Raa, mata dewa tertinggi dalam
mereka, seperti wajah anak-anak kita. Ketika kita beranjak dewasa, dan tua, lantas kenapa kemudian wajah kita menjadi belewuk , kumal, seperti ini? Mudah-mudahan kita masih sempat mensucikan wajah
mitologi Mesir. Pria itu pernah berkata, bahwa Islam merupakan
kita sebelum berhadapan dengan-Nya. Amin.
produk sebuah: budaya Arab sebelum Islam muncul. Pria yang penampilannya sangat biasa dan bercelana jeans serta tubuhnya berbalut kaus hitam itu menambahkan bahwa hal tersebut bisa disimpulkan dari hal yang sangat sederhana, yakni ritual hajji. “Orang Arab sebelum Muhammad turun, sudah lebih dulu melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah.” Dan itu artinya Islam merupakan sebuah produk akulturasi. “Setiap agama, termasuk Islam selalu berevolusi,” tutupnya gamblang. Saya sempat berbicara banyak dengannya, dan kami merasa cukup dekat hingga bisa melakukan komunikasi yang saya anggap sehat dan sangat baik untuk orang yang baru saja bertemu. Pria itu pun meminjamkan sebuah buku Hakim Bey, yang hingga hari ini belum saya kembalikan
38
163
karena saya tak tahu harus mengembalikannya kemana bahkan ke siapa, karena saya bahkan lupa namanya. Sebelum
Wajah Penghuni Surga
bertemu
dengannya,
sayapun
pernah
menemukan ungkapan yang disampaikan pria itu di dalam beberapa buku, dan kini, beberapa tahun kemudian saya kembali berhadapan lagi dengan pertanyaan itu lagi melalui
Menimang-nimang anak, adalah kegiatan yang biasa
seorang pria yang berbeda.
wajahnya yang berbinar, bersih membuat hati yang kusam
Saya pikir munculnya statement seperti itu -setidaknya-- lebih baik karena tujuannya adalah transaksi
menjadi cemerlang.
(diskusi yang sehat), bukan mengeluarkan makian Ragunan
dilakukan orangtua seperti saya. menimang Nyala, melihat
Bahagianya menjadi bapak dua orang anak. Dalam keadaan seperti itu saya suka membayangkan penghuni
yang mengasosiasikan Islam dengan cacian binatang seperti yang dilakukan oleh beberapa situs.
surga itu ya, seperti mereka. Manusia-manusia yang telah
Bagi saya itu lebih baik karena berbincang ketimbang
hilang kedengkian, kebencian (tidak atas nama Allah),
mengeluarkan makian-makian yang justru tampak sebagai
kejahilan di dalam hati dan perbuatannya sehingga wajah
produk histeria. Dan orang yang histeris itu sekilas tampak
yang
berani, namun sesungguhnya mereka itu lemah: ketakutan.
merupakan
proyektor
sifat
itu,
merefleksikan
Kembali pada maksud menuliskan hal ini ialah:
kemurnian. Beberapa kali saya bertemu dengan orang-orang yang
Ada beberapa ritual Islam yang memang merupakan
sikapnya santun, wajahnya teduh. Seseorang yang memaksa
perjalanan sejarah yang panjang mengenai ritual ketauhidan
kita menyatakan ketakziman. Tidak, saya tidak bicara
dan ada pula yang memang merupakan produk ritual Islam
tentang orang yang disebut ustad, atau apalah. Yang saya bilang itu orang biasa. Yang dalam pembicaraan berkobar-
yang muncul pada saat Muhammad diangkat sebagai rasul untuk menyempurnakan. Ketika dikatakan bahwa ritual
kobar seringnya ia diam. Mereka mengetahui benar kapan
Islam mengenai tawaf sudah muncul dan dilakukan oleh
bicara dan kapan diamnya. Orang yang ilmunya tidak cukup
orang-orang jahiliah , saya akan mengatakan, bahkan jauh
tinggi jika dibandingkan sejuta satu macam teori yang
sebelum zaman jahiliah ritual tawaf sudah dilakukan oleh
dihapal banyak orang.
Ibrahim. Mungkin sama halnya dengan ritual shalat. 162
39
Lantas muncul pertanyaan Apakah dengannya membuktikan Islam merupakan hasil kreasi manusia?
Maka
bayangkan
puluhan
orang
yang
sudah
mempersaksikan diri untuk tidak menumpangi bus tersebut akan berbicara-mempromosikan keburukan pelayanan bus
Tidak bisa dikatakan demikian, karena menurut
tersebut, sedangkan sebuah teori mengungkapkan bahwa
sejarah pula, agama tauhid adalah agama yang sama
pelayanan baik hanya akan dipromosikan kehadapan 3
diturunkan oleh Allah, maka wajar saja jika terdapat satu
orang sementara pelayanan buruk orang. Bayangkan
kemiripan. Justru, jika tidak ada kemiripan, atau garis
bagaimana bentuk tanggung jawab memiliki korelasi
penghubung atau sidik jari antara satu ritual ketauhidan di
terhadap perusahaan atau bisnis yang kita kembangkan.
sebuah masa dengan masa sesudahnya, maka hal itu bisa
Bagi sebuah perusahaan tanggung jawab adalah
menimbulkan pertanyaan pula, kok tidak sama, kalau agama
sesuatu yang harus menjadi core value. Apabila dalam
tauhid kan seharusnya sama.
sebuah perusahaan berkumpul individu-individu yang tidak
Al-Qur’an menyebut orang-orang terdahulu yang
bertanggung jawab maka tunggulah kehancurannya.
mengesakan Allah sebagai orang-orang yang lurus. Ini
Ingatlah sebuah kalimat mulia yang mengatakan
kuncinya, setelah agama tauhid sebelum Islam turun, setelah
bahwa sejarah akan dipergilirkan. Manusia-manusia yang
rasulnya wafat, Ibrahim, Daud, Musa, Isa, maka agama-
uncivilized akan digantikan oleh masyarakat baru yang
agama itu terdistorsi.
mulia. Dan salah satu bentuk kemuliaan adalah bentuk
Sejarah mengenalkan kepada kita konsep ketauhidan
pertanggungjawaban.
Hanya
individu,
masyarakat,
nasrani kemudian berubah menjadi trinitas dalam perjalanan
perusahaan, dan negara yang memiliki penduduk mulia
sejarahnya. Maka, turunlah Islam untuk menyempurnakan.
sajalah yang mampu menjalani 'evolusi'. Pertanyaan
Islam datang untuk membersihkan ritual-ritual agama yang
pamungkas sebelum saya menutup tulisan ini, ialah,
sudah tercampur dengan hawa nafsu manusia. Ketika Islam
maukah, maukah kita melakukan evolusi jiwa dengan
datang, berhala-berhala yang merupakan produk budaya
bertanggung jawab terhadap apa yang kita perbuat?
Arab disingkirkan (termasuk ritual haji yang sudah terdistorsi) Islam mempurifikasi, mensucikan kembali ajaran dan ritual agama samawi sebelumnya dan bahkan mengembangkan dan memperbaharuinya, menyempurnakan 40
161
Jiwa yang tercemar oleh kesombongan dan kedengkian
kemudian menutup perubahan itu dengan sebuah jaminan
harus dibilas, dicuci. Dan ketidakmauan seseorang untuk
bahwa Islam melalui tuntunan Al Quran konsepsinya akan
bertanggung jawab adalah kekotoran yang menghalangi
dijaga hingga akhir zaman (agama samawi sebelum islam
kebenaran. Karena ketidakmauan untuk bertanggung-jawab
tidak mendapatkan jaminan seperti ini. Mengapa? Oh maaf
itu berasal dari kesombongan untuk tidak mengakui bahwa
saja saya belum bertemu Allah untuk bertanya tentang hal
kebenaran sudah datang di hadapan hati dan pikiran
itu)
seseorang, tetapi seseorang itu menafikannya, seseorang
Inilah sedikit hal yang sering saya utarakan, bahwa
berlari menjauhi padahal nurani dia selalu memanggilnya
apakah kesamaan atau kemiripan ritual kemudian bisa
untuk kembali.
menjadi alasan yang cukup untuk membuktikan bahwa
Ketidakmauan
untuk
bertanggung
jawab
akan
Islam merupakan produk budaya, apalagi budaya
merugikan siapapun juga yang mempraktikannya. Dan hal
Arab? Karena budaya Arab jahiliah sebelum zaman rasul
ini langsung saya rasakan di bis Malam yang mengantarkan
adalah penyembahan pagan Latta Uzza sementara Islam
kami pulang. Puluhan penumpang sebuah bis malam jurusan
menghilangkannya, karena budaya sebelum masa Rasul
Malang-Bogor kecewa, karena staff bus eksekutifnya tidak
adalah berjudi, mengundi anak panah, mengubur anak-anak
mau bertanggung jawab bahkan untuk meminta maaf
wanita, melakukan riba, merampok, ‘telanjang’ bagi wanita
setelah kenyamanan kami terganggu oleh air ac yang bocor
dan lain sebagainya sementara Islam kebalikannya.
di kursi lima orang penumpang, serta toilet yang baunya
Jadi, kamu-teman-temanku, saudaraku, jangan murtad
sangat menyengat juga atas mesin mogok yang terjadi tiga
hanya karena ungkapan bahwa Islam adalah produk budaya.
kali.
Murtadlah kalau kau bisa membuktikan bahwa Al Quran Ketidakmauan untuk bertanggung jawab, meminta
maaf staff bus itu sungguh mengecewakan sehingga
(fundamen terkuat) adalah ciptaan Muhammad, ciptaan manusia. Mampukah?
beberapa penumpang mengatakan dengan suara yang keras, "cukup sekali saja naik bus ini!" Saya yang sudah tiga kali naik bus ini pun kecewa karena selama ini tidak terjadi perbaikan oleh management. Tidak ada pembelajaran berarti sebagai bukti tanggung jawab yang dilakukan. 160
41
dengan
keberanian
yang
bersumber
dari
pertanggungjawaban. Masyarakat,
RASCAL BROTHER
hakim,
sanak
kerabat
pria
yang
terbunuhpun mendecakkan lidahnya. Mereka terkagumkagum atas bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan sang pembunuh. Dan cerita ini berakhir mengharukan
Di awal pertemuan dengannya, segala ‘news peak’
karena ketika eksekusi akan dilaksanakan, keluarga yang
tentang dirinya hilang. Maklumlah namanya Christina
terbunuh berdiri, mereka bersepakat untuk mengampuni
Sitindjak, sehigga saya berpikir akan berhadapan dengan
sang pembunuh. Cara pandang manusia dibentuk oleh lingkungan
wanita Kristen berwajah persegi dengan dialek yang kental dari Toli Toli atau pulau Samosir.
meski pada dasarnya pertanggung jawaban harus diserahkan
Di waktu lalu itu saya benar-benar mempersiapkan
secara eksistensialis pada individu, karena apa yang masuk
diri menghadapinya. Dan ketika pada saatnya tiba, ketika
dan mempengaruhi cara pandang kita tergantung didiri kita
pintu ruangan interview terbuka, saya dihadapkan pada
sendiri. Alhamdulillah saya dibimbing oleh keluarga yang
seorang wanita berwajah manis yang rambutnya terlindung
baik, dibimbing oleh bacaan-bacaan yang memperkenalkan
oleh kerudung.
saya akan bentuk tanggung jawab entah dari rasulullah,
Satu persepsi yang telah saya bangun di pikiran,
kisah
para
sahabat
yang
mulia,
penjelajahan
Old
runtuh. Dan saat ia berbicara… ya, ampun logatnya Sunda.
Shatterhand dalam Winnetou atau Karabennemsi, atau
Di detik itu pun saya merasa nyaman sehingga ketika dia
bahkan melalui filsafat eksistensialisme yang dipaparkan
menguji dengan beberapa pertanyaan, saya merasa bisa
oleh Kierkegaard atau bahkan Nietzche. Beruntung pulalah
menjawab dengan baik.
kita yang sudah mampu melakukan salah satu tahapan terkecil dalam melakukan pencarian terhadap kebenaran.
Itu kesan pertama.
Dalam buku-bukunya Thabatabai dan Khomainiy,
*** Entah bagaimana kami membicarakan permasalahan
juga
Murtadha
acap
menyatakan
bahwa
pencarian
teologi di ruangannya. Banyak pertanyaan liar yang ia
kebenaran harus diawali dengan pesucian jiwa. Jiwa harus
ajukan mengenai keberagamaannya. Ia pernah meniti
dibersihkan dari unsur-unsur yang menghalangi cahaya.
42
159
Kami membelanjakan uang untuk membeli makanan bagi
wilayah yang sama dengan wilayah yang pernah saya teliti
nurani kami. Kami tak pernah merugi. Kami merasa
dan gali. Dan lagi-lagi saya tersenyum ketika dengan
semakin kaya.
sertamerta ia mengutap-ngutip Freud, dan bahkan olala
Dan cerita itu hanyalah sebuah awalan.
(lagi-lagi) si filsuf palu Nietzche.
Dalam sebuah kisah yang pernah saya baca, di masa
Perbincangan itu membuat mata saya berkaca-kaca.
para sahabat Rasul, ada seorang lelaki yang diajukan ke
Hm, bukan hanya karena Nietzche-nya, tetapi karena saya
pengadilan
Untuk
merasa memiliki resonansi yang sama, merasa memiliki
menegakan order, maka sang pembunuh kemudian dijatuhi
teman dialog di tempat kerja yang nuansanya kering seperti
hukuman mati dan sebelum hukuman mati dilaksanakan
‘savana’.
karena
melakukan
pembunuhan.
sang hakim pengadilan memberikan sang terdakwa untuk mengajukan keinginan terakhirnya. Lelaki yang bersalah itu kemudian meminta izin untuk pamit kepada keluarganya, dan sang hakim pun
Saya masih hendak melanjutkan cerita wanita yang sering saya panggil Mam dan dia memanggil saya My Son itu. Tapi saya hendak menceritakan sebuah kejadian dulu. ***
mengizinkan, setelah sebelumnya member perintah pada
Tahukah kamu? Shout out di blog saya membuat
pria itu untuk kembali pada hari eksekusi. Setelah
terharu. Saya merasa di perhatikan. Entah dari mana teman-
menyetujui sang terdakwa pergi –entah mengapa-- tanpa
teman mengetahui keadaan saya selama dua hingga tiga
kawalan.
minggu belakangan ini. Di luar itu saya khawatir kalau --sy-
Waktu berlalu, ketika hari eksekusi tiba, masyarakat dan sanak kerabat yang ditinggalkan menanti datangnya sang terdakwa. Mereka berpikir pria itu akan melarikan diri.
- tidak mampu memberikan perhatian yang sama ketika teman-teman tengah berada di kondisi yang saya alami. Beberapa minggu lalu, badan saya meriang.
Maka munculah teriakan-teriakan yang menyalahkan sang
Sehabis pulang dari sebuah seminar, di malam
hakim atas tidakan gegabahnya (membiarkan sang terdakwa
harinya saya merasa panas. Saking panasnya saya hampir
tanpa kawalan). Akan tetapi teriakan itu mereda sebab di
tidak bisa tidur. Seperti biasa, saya hanya menganggap itu
menit menit terakhir sebelum eksekusi dilaksanakan, sang
demam semata. Maka saya telan dua butir obat pereda.
terdakwa datang dengan ketabahan. Pembunuh itu datang
Keesokan hari tidak ada perubahan. Badan saya masih panas, tapi saya memaksa. Sy harus melawan dan
158
43
sore harinya panas sudah berkurang. Lalu saya menjemput
Maaf karena saya harus ke Sangkal Putung. Kaki saya
teman, pergi ke Voice of Islam .
retak.”
Waku itu kami pulang sekitar jam setengah
Saya
terhenyak,
sebab
kami
harus
segera
sepuluhan. Dan sesampainya di rumah saya juntai.
meninggalkan Malang. Dengan menyesal kemudian saya
Keesokan hari ketika membuka baju saya merasa aneh.
memberitahukan bahwa Di Malang, kami tengah berlibur.
Tubuh saya dipenuhi bercak dari mulai dada, pergelangan
Waktu cuti saya habis, dan malam ini kami harus pulang.
tangan, pangkal paha sampai telapak kaki.
Sebagai bentuk tanggung jawab saya pun mentrasfer uang
“A’ kena campak.” jelas cewek saya.
kepadanya. Tak hanya itu saja, saya pun menguras atm
Ternyata bukan. Dokter memvonis saya terkena
untuk mengganti kerusakan motor yang saya pinjam.
demam berdarah. Seru! Saya dirawat seminggu. Dan
Dalam liburan itu saya akhirnya mengeluarkan biaya
sepulangnya dari rumah sakit dokter memvonis saya terkena
yang sangat tak terduga. Di bulan Oktober ini akhirnya saya
liver. Ini makin seru!
hanya memiliki beberapa ratus ribu untuk bertahan karena
“Kamu perbaiki dulu pola konsumsinya,” ujar dokter yang namanya Djunaedi.
tabungan yang sayangnya tidak bisa diuangkan segera dalam bentuk uang. "Kita mendadak jatuh miskin," istri
“Oke Dok. Terus apa yang nggak boleh dimakan untuk sementara?”
saya tertawa renyah saat mengetahui kondisi keuangan keluarga kami. Saya pun mengiyakan dan mengatakan
“Jauhi gorengan, kopi, yang pedas-pedas, dan terlalu asam.”
dengan optimis bahwa, "Kita masih memiliki kesehatan dan akal De’." Dan istri saya pun menambahkan kalimat yang
Lantas saya makan apa? Disekeliling saya semua di goreng. Ya, dikit mah nggak apa-apa kali (tapi itu di dalam hati)
kurang. “Bukan hanya itu,” ucapnya. “Kita tidak hanya memiliki kesehatan dan akal, tetapi kita memiliki Allah.” ***
Saya pun berbenah. Pola konsumsi saya perbaiki.
Saat memandangi kota Malang dari balik jendela bis
Alhamdulillah , di hari seninnya saya sudah bisa kerja
malam, kami bersyukur. Kami tak merasa rugi atas apa yang
dengan syarat bahwa dalam minggu ini saya harus
kami tanggung. Kami telah membelanjakan uang kami
dikasihani.
dengan sesuatu yang luar biasa. Kami menguras tabungan untuk membeli makanan immaterial immaterial bagi nurani. 44
157
sampai di hadapannya, ia sudah menuding. "Mas ini bagaimana?! Kok belok tiba-tiba!" protesnya sengit.
Menggunakan surat dokter sebagai jurus silat, saya katakan
Sebenarnya saya sudah menyalakan lampu motor, tetapi saya lupa apakah saya berbelok tiba-tiba atau tidak. Karenanya, saya hanya diam. Saya memilih untuk tidak berargumentasi. Saya meminta maaf, padanya. Saya bertanggung
jawab
dengan
tak
membantah
Pada minggu itu kerjaan saya sepenuhnya di meja.
apapun
pada atasan, saya tidak boleh bergerak ekstrem hilir mudik ke setiap departemen seperti yang biasa saya lakukan Oke. Dan pada hari Jumatnya. Tepat hari ini, sebuah peristiwa terkait atasan saya itu terjadi lagi. ***
perkataan pria itu, meski bisa jadi dia pun salah: motornya
Hanya ada sedikit orang yang hadir waktu itu. Saya
terlalu cepat, atau dia sedang melamun dan beraneka macam
pun memesan segelas teh dan beberapa gelas kopi untuk
kemungkinan lainnya untuk meringankan tanggung jawab
trainer yang saya undang, Siang itu, diskusi berjalan baik.
menjadi tanggung jawab bersama.
Dan ketika diskusi sedang seru-serunya, atasan saya datang.
Tetapi itu hanya bisa jadi. Kemungkinan bahwa dia salah bukanlah sebuah kebenaran. Kemungkinan tentunya berbeda dengan kebenaran.
Bukannya duduk, dia malah melihat ke meja dan bertanya mengenai cangkir yang paling dengan tubuh saya. “Ini kopi siapa?”
Saya tidak mau menyalahkan orang. Dan entah
“Kopi saya Bu.”
karena diam itu wajah lelaki itu melunak. Saya memberikan
Mimik wajahnya tiba-tiba berubah.
tisu basah untuk membersihkan lukanya. Ada keikhlasan
Atasan saya cemberut.
tampak di wajah dan matanya.
“Bandel nih anak!”
Singkat kata, kami pun saling meminta maaf. Ia
Saya ketawa.
mengikhlaskan kejadian itu. Dan setelah mengusap anak-
Dan rupanya tidak sampai di situ. Selesai diskusi ia
kami yang masih menangis ia pun pergi setelah saya
masuk
memberinya kartu nama. “Kalau ada apa-apa tolong
“Ki Jaka kalau Divan minta kopi, jangan di kasih!”
hubungi saya.
Saya bengong. Walah, saya di diboikot!
Cerita nii masih berlanjut, ketika kami tengah mengemas pakaian dan barang, pria itu pun mengirimkan short message pada saya. “Mas bisa datang ke tempat saya? 156
ke
pantry
dan
mewanti-wanti.
*** Sampai di rumah, saya menceritakan pada istri saya. Mendengar
boikot
memboikot 45
itu
dia
langsung
menyemprot. Saya pun mengabarkan semprotan itu pada wanita yang saya yakin kalian tahu siapa. “Td sy cerita ke Ira, ditegur ma Ibu
gara-gara
minum kopi dan diboikot langsung atas kerjasama dengan Ki Jaka. Dan dengan simple nya Ira bilang: “Bagus
Uncivilized
sukurin!” Ira malah seneng. Yah sebaiknya sy memang absent u ngopi, seenggaknya 2 bulan ke depan atau sampai sy sembuh livernya :D. Honestly… thanks.”
Nama motornya sesuai dengan cepatnya kejadian yang kami sekeluarga rasakan: Thunder. Ya, seperti
Tak lama kemudian ia membalas SMS saya.
halilintar motor itu menghantam knalpot motor yang kami
“U re welcome. Cause ure my bro! And we luv u
pinjam dari seorang kawan. Akibatnya, istri saya yang
Divan”.
tengah mengandung melayang, jatuh di aspal. Demikian
Jawab saya:
pula dengan anak kami.
“Its mean a lot. Hope I can do the same thing in a
Saat itu, tak ada lagi yang saya ingat selain ucapan
difference moment. I pray for your health and pray
astagfirullah serta reflek untuk memastikan bahwa keluarga
prosperity for your family and our gang. Happy shalat
saya baik-baik saja. Alhamdulillah, istri saya hanya benjol
Mahgrib Mam.
dan memar di kepala. Sementara seperti banyaknya kecelakaan yang dialami anak-anak kecil, anak kami tidak
Ok, Son, balasnya. (Kami memang suka sok-sokan
kurang satu apapun. “Anak kecil biasanya dilindungi
English nggak jelas)
malaikat,” ucap seorang sahabat, tetapi saya mengangkat
Oalah. Saya tiba-tiba teringat akan sahabat-sahabat
tangan, saya tidak faham tentang hal gaib seperti itu.
saya terutama Ali … mungkin saya telah menemukan
Sedangkan kondisi saya? Kaki kiri saya lebam di tabrak
sahabat baru. Saya tak tahu. Mudah-mudahan kalian juga
ban, sementara kulit kanan mengelupas berdarah digerus
menemukan hal yang sama di sana. Love u all, God rascal!
aspal. Usai memastikan kami sekeluarga baik-baik saja, saya langsung menemui pria yang menabrak motor yang kami pinjam. Saya melihat kakinya bengkak. Sebelum saya
46
155
Kompy Easy Saat
media
massa
pertama
kali
memberitakan
munculnya Tsunami di Aceh, saya melihat televisi dengan santai sambil ngopi. Di kepala saya muncul bisikan. O korbannya puluhan orang. O baru seratusan. Dan seiring
pertambahan waktu korban terus bertambah, dan saya mulai terhenyak saat hitungan kematian bergerak ke angka ribuan,
dan.. MATI
kemudian berlanjut ke puluhan ribu, dan sesaknya tak tertahan ketika angka itu mencapai ratusan ribu. Dan saya menyimpulkan: inilah sesak yang dihasilkan oleh statistik. Anehnya, sekitar tahun 2000-an, saya pernah datang ke kampus membawa potongan gambar (gambarnya saya laminating). Pada hari itu mata saya sembab. Saya melihat tubuh bocah Palestina di bolongi peluru tentara Zionis. Photo tragis Muhammad al Durra dan Baba-nya itu, saya perlihatkan ke teman-teman satu jurusan. Reaksi mereka biasa-biasa saja. Saya sedih. Mengapa hanya saya yang menangis? (sepertinya). Saya menyepi di bawah tangga kampus, sambil sesekali melihat photo itu. Saya melihat wajah ayah yang bersahaja melindungi anaknya. Saya melihat kekhawatiran.
154
47
Saya melihat bagaimana Ayahnya berusaha melindungi al
Kita dikesimpangkan dan terus dikesampingkan oleh
Durra di punggungnya. Saya melihat perasaan menyesal dan
imperialism kasat mata. Kita tak sadar, bahwa di balik dunia
putus asa.
ini terdapat sebuah tatanan yang berusaha mengendalikan
Di dalam dada ini ada yang bergemuruh.
diri kita. Kita adalah puppet sementara master nya tengah
Rasa geram, ketidakmampuan, kebencian kemudian
mengendalikan dan perlahan-lahan menghancurkan diri kita
menuntun saya untuk bersujud. Dan dalam sujud itu saya
dengan
ilusi.
Kita
tengah
dialihkan
dari
kekuatan
menangis sepuasnya.
sesungguhnya. Cakra kita tengah dipisahkan dari cakra
Allah maha besar. Saya benar-benar yakin, benar-
pasukan pembawa bendera hitam ar raya. Cakra kita tengah
benar mengetahui, bahwa doa yang terlantun pada saat itu
direduksi media pengikut lelaki bermata satu yang mampu
merupakan salah satu doa terikhlas, terkhidmat yang pernah
menghidupkan
saya keluhkan ke Allah.
kepemimpinannya para pengikutnya dilimpahi makanan,
orang
mati,
yang
di
bawah
Fakta yang pernah terjadi beberapa tahun sebelum
minuman dan kelezatan syahwat dari ketinggian piramida
Tsunami di Aceh muncul itu, membuat keyakinan saya
Mason. Dan kita terus diam … padahal seperti kalimat
sedikit terpupus. Bahwa kematian --dalam pandangan saya--
pembuka yang sengaja kuletakkan di awal paragraph bahwa
hanyalah statistik tidak sepenuhnya benar: pemaknaan
sesungguhnya manusia terbit dari rahim ibu dalam
terhadap kematian memang tergantung pada pasang-
kesendirian, dan terbenam pula di dalam kesendirian.
surutnya keimanan.
Bahwa kita akan sendiri di alam kubur lalu dibangkitkan ***
Jumat sekitar satu bulan yang lalu, saat saya tengah
untuk dimintai pertanggung jawaban sebagai pribadi …. satu persatu.
mendengar Walk the Line-nya Rufio, Ira memberikan kabar.
“Faizaajaaatisakkah yauma yafirrul maru min akhiiih
Fardan, anak sepupu kami meninggal dunia. Anak yang
wa
umurnya hampir tiga tahun itu ditemukan mengambang, di
Abasa33-37)
ummihii
waabiihi
wasoohibatihii
halaman belakang, di sebuah kolam ikan.. Kami tak pernah menyangka, apalagi sebelumnya (pada hari minggu) saya pernah mentertawakan rambut
48
153
wabaniih.”(QS.
nyesak ketika menyaksikan aneka bencana di monitor
merasuk hingga ke alam immaterial kita. Imperialisme
komputer, hp atau layar televisi. Dan setelah sesak, --atau
bukan urusan cekok mencekoki lagi ideologi dalam situasi
bahkan sebelum kita benar-benar sesak--, seharusnya kita
mengumpulkan anak-anak muda untuk dirasuki ide Leninis.
mengantisipasi, entah dengan mengalokasikan zakat untuk
Mendoktrinasi di tengah kebun disinari cahaya teplok atau
mensuport dana perang, memberikan bantuan pengobatan…
di auditorium-auditorium Universitas Indonesia pencetak
doa dan seribu satu macam cara untuk merasakan
ekonom-ekonom Kapitalis Liberal. Tidak hanya sekasat itu!
penderitaan.
Imperialisme masuk melalui infotainment, game entah
Saya cemas. Benar benar cemas. Jika kita memang kita tidak memiliki hati yang mudah
macam Zuma hingga game yang dicangkokkan ke dalam handphone, Play Station atau game online, video klip
terketuk maka Allah akan menurunkan bencana ‘genosida,’
Madonna, hingga Rihanna, Koil hingga Anti Flag. Media
kelumpuhan, keterlantaran, kefakiran tepat dihadapan mata,
jaringan sosial yang dikendalikan oleh jemari kita: Black
hanya untuk menyadarkan bahwa saudara kita disana pernah
berry, Yahoo Messenger, Twitter memalingkan kita dari
mengalami hal yang sama. Dan terkutuknya, tangan kita
tujuan akhir yang seharusnya kita usahakan untuk kita
tidak pernah berada di pundak mereka. Jangankan tangan,
capai. Manusia, yang disebut creator kedua pada akhirnya
pikiran pun tidak.
mencipta untuk menghamba.
Disinilah salah satu ujian keimanan berada karena keimanan
adalah
ikatan
teknologi yang mengalihkan sementara kita kehilangan
persahabatan dalam kompi Easy, Band of Brothers Melebihi
prioritas. Kita memeras waktu bukan untuk mengucurkan
ikatan
madu: memeras waktu hanya untuk menghasilkan sesuatu
pernikahan,
sebuah
ikatan.
menerabas
kemanusiaan, klan dan kebangsaan.
Melebihi
Kita menghabiskan umur kita, menjadi tua di hadapan
melankolisnya
ikatan
yang kosong. Itulah mengapa, kita merasa menang dengan Olimpiade , kita berbangga memenangkan peperangan dalam game online
pertandingan bulu tangkis di ajang
melawan gamer China, atau bahkan Israel. Kita adalah generasi digital yang dihidupkan untuk menjadi pahlawanpahlawan di dunia maya. Menjadi penembak terbaik di dalam 50
Counter
Strike.
Kita 151
adalah
generasi
yang
menginginkan berada di alam cahaya itu dan
kekal
selamanya.” “Lalu?” tanyaku. “Tak lama kemudian Malaikat diperintahkan oleh sang
Seiris Luka
Pencipta menuju neraka. Dan usai berada disana malaikat pun bercerita, bahwa Neraka itu sangat mengerikan. Tempat manusia yang zalim dan ingkar makan dari pohon berduri,
Seorang pria di tempat kerjaku terlihat sok dari cara
dan memamah nanah. Neraka itu sangat mengerikan,
berjalan dan bahu yang ditegak-tegakan. Tapi toh itu
dimana bahan pembakar tungkunya adalah bara yang
kelihatannya, dan aku tak pernah menjatuhkan vonis
terbuat dari tubuh, belulang manusia dan bebatuan. Neraka
padanya.
itu sangat mengerikan dan manusia tak mungkin mau jika berada di dalamnya.” “Lantas,”
pria
Siang itu ia berhenti di antara dua bilik ruangan. Aku melihat kekhawatiran terpatri di wajahnya dan tiba-tiba pria
itu
melanjutkan.
“Malaikat
memperhatikan jalan yang menghubungkan ke dua tempat tersebut. Malaikat meringis. Ia hampir menangis kala
itu mengeluh: “Kenapa sih kita tidak menggalang dana… untuk solidaritas?”
menyaksikan ternyata jalan menuju Surga adalah jalan
Tentunya solidaritas Palestina. Lalu aku mendekat.
kedisiplinan, jalur tempaan, jalan yang teramat terjal dan
Aku berusaha mencairkan suasana. Berusaha ‘memutar’
terlihat mengerikan, sementara jalan penghubung menuju
untuk
neraka adalah jalan yang ditaburi aneka khayal, ditamburi
menguasainya (dan sesungguhnya menguasai diriku juga)
dendang bebunyian, tumpahan payudara dan bongkahan rayuan para pria yang menyihir khayal.”
menahan
diri
dari
magnet
perasaan
yang
“Mas, Mer-C juga buka sumbangan,” sahutku. “Tapi, kalau Mas mau nyumbang senjata, ada jalurnya juga kok.”
“Jalan itu sangat sulit…”
Ia kemudian diam.
“Dan?”
“Sekarang dingin ya Mas, apalagi di sana,” lanjutku
“Dan malaikat pun menangis… ia menangis.”
menambahkan.
The Arrival, sebuah film documenter, memfilmkan
dengan baik apa yang akan kutuliskan, bahwa lawan telah 150
51
“Iya,”
ia
menerawang.
“Masya
Allah…”
Aku
melihatnya tersekat. “Orang-orang disana bahkan sudah memakan rumput, Mas!” Aku tak sanggup untuk melanjutkannya.
Nyalakan Tanda Bahaya?
Sekarang aku bisa melihat sisi dirinya yang sama rapuh dengan yang kumiliki. Ya, kami memang rapuh. Tapi itu memang sudah sepantasnya.
Aku
percaya,
pertempuran
terbesar
adalah
pertempuran di dalam hati, karena sesungguhnya manusia
***
terbit dari rahim ibu dalam kesendirian, dan terbenam pula
Usai menggorganisasikan beberapa konsep yang baru
di dalam kesendirian. Masing-masing dari kita adalah
saja dilimpahkan atasan, aku beranjak menuju pantry ,
individu soliter. Individu yang akan dimintai berdiri
tempatku biasa menyeduh kopi.
bershaf-shaf untuk diadili sendiri. Karenanya, betapapun
Di dalam ruangan yang hangat itu aku merasa betah. Bukan, bukannya sok-sokkan proletar atau sok-sokan
hiruk pikuknya bersama dengan orang yang dianggap satu ide, satu pikiran.
merakyat. Tidak. Aku seperti itu karena aku memang
“Jika kami bersama, nyalakan tanda bahaya!”
merasa nyaman. merasa hangat.
Tidak!
Sambil menyeduh kopi, Pa Kosim salah seorang office boy tersenior mendadak masuk sambil bicara:
Jika
itu
hanya
pengandaian
sebab
sesungguhnya kita tidak benar-benar bertarung bersama: kita tengah bertarung sendirian, melawan musuh yang
“Keur neangan jelema, eh , lagi mencari orang eh.” ia tergopoh-gopoh.
berusaha mengendalikan kita dari alam pikiran. Satu bulan lalu, dini hari di ketinggian 900 dpl,
“Keur naon pa? Untuk apa?” tanyaku. “ Baturan urang boga elmu, temen saya punya ilmu… elmu ngilangkeun jelema , ilmu ngilangin orang.”
“Keur naon ngaleungitkeun jelema? ngilangin orang?”
Untuk apa
seorang pria bercerita padaku. “Van,” ucap pria itu. “Pada satu saat malaikat diminta untuk mengunjungi surga. Usai mengunjungi tempat itu ia kemudian mengatakan bahwa surga merupakan tempat segala keindahan. Malaikat itu berpikir, pastilah manusia
52
149
Quran sanggup berdiri dengan sendiri dan melakukan
“Keur ngebom Israel atuh! Keur ngasupan jelema nu
pembenaran. Kanon itu hadir seperti seorang lelaki yang
mawa bom ka pabrik senjata! Atawa keur ngabom satelit!
dikisahkan dalam sejarah: melemparkan tamengnya karena
Untuk ngebom Israel dong! Untuk nyelundupin manusia
keyakinannya tidak ditunjang oleh tameng atau baju zirah
yang bawa bom ke pabrik senjata atau ngebom satelit.”
melainkan ditunjang oleh kemampuan diri. Hal ini menumbuhkan kekaguman banyak pengelana,
Lantas salah seorang office boy lain yang biasa menjadi kurir uang ke bank nimbrung.
menyebabkan diriku mengagumi, dan tunduk dihadapan
“Kumaha mun urang nyokot duit management. Duitna
pencipta-Nya. Menyatakan kepercayaan mutlak seperti
dipake keur ngirim duit ka Palestina. Gimana kalau kita
ketika Abu Bakar mengatakan persaksian tanpa cacat saat
ngambil uang management. Uangnya kita pake ngirim ke
Rasul menyatakan bahwa ia telah melakukan perjalanan
Palestina.”
mengarungi sebuah alam yang hingga saat ini sulit diukur dengan jarak cahaya.
Mendengar itu aku sama sekali tidak ingin tertawa. Aku yakin, sang office boy tidak akan melakukan apa yang
Bagaimanapun demikian, manusia tetap memerlukan
ia katakan. Dan aku pun berusaha menghindari kegaiban
tameng dan baju zirah, karena kita, manusia, selalu
yang tak jelas juntrungan-nya (terkait menghilangkan
mendambakan jembatan-jembatan logika yang di dalam
orang), tapi… terus terang hal itu membuatku terharu.
agama disebut hikmah atau irfan. Logika hanyalah armor atau baju zirahnya.
Aku mulai menyadari wajah-wajah yang seolah tak terpengaruh tragedi ternyata menyimpan beban kegetiran. Wajah yang terkesan biasa saja itu ternyata menyimpan kepedihan… Memendam luka yang sama. Seiris luka yang sama… di dada…
148
53
dengan susunan ilmu yang dibangun secara sistematis dan holistik. Tanpa hal itu, penyerangan-penyerangan kecil tidak
Monster di Dalam Tubuhku
harus ditanggapi. Turunkan saja, pasukan baji yang sama untuk membuat kacau suasana. Para mujtahid melakukan hal itu, para penulis –
Orang tertawa, mengikik seperti kuda saat aku
mungkin kamu-- membuat lapisan perlindungan kedua, membakar besi analogi, menempa bijih baja argumentasi
mengatakan “Ya, Tuhan, di dalam tubuhku ada monster.”
yang berasal dari logika sosiologi, antropologi, filsafat dan
Mereka berkata sambil lalu.
keadaan natural manusia serta alam semesta.
“Mengapa tidak kau keluarkan saja monster itu dari
Kita bisa melihat An Nabhani dengan konsep naluri dan kebutuhan pokok manusianya, kita bisa melihat
tubuhmu?” “Monster di dalam tubuhku tidak bisa dikeluarkan,
bagaimana Thabattaba’i dan pemikir-pemikir Iran mencuri
tidak bisa kujadikan dendeng kering raksasa, tidak bisa
saripati filsafat untuk mengembangkan kekuatan tameng itu
kujadikan daging giling gula-gula yang kugoreng untuk
dengan menguliti mitos Promotean ataupun buah keabadian.
dijadikan kudapan. Monster ini tidak mungkin terbunuh
Kita bisa melihat bagaimana Harun Yahya melakukan
kecuali aku dibunuh.
penelaahan
Saat
ini,
aku
hanya
bisa
menggiringnya
lalu
membiarkannya tersiksa sepi di dalam sel.
terhadap
eksistensi
manusia
dan
simpul
kehidupan yang telah terajut dan harus kita uraikan. Kita bisa mengamati ribuan, bahkan belasan ribu, atau mungkin
Kadang, suatu waktu monster itu marah, murka,
jutaan orang di masa lalu dan masa yang akan datang
menendang-nendang bagian terdalam dari tubuhku, tapi aku
menguatkan Islam yang sesungguhnya tidak usah dikuatkan. Karena apa?
selalu berusaha menahannya. Aku tak tahu sampai kapan mampu menahannya, tapi kuharap sampai mati saja.” Lalu, saat orang-orang mulai memahami bentuk
Karena
sudah
kukatakan,
memerlukan
diriku
untuk
pembelaan.
monster itu, orang-orang mulai bergunjing. “Sok benar 54
147
keyakinanku
melakukan
tidak
pembelaan-
Anand Khrisna, Ghandi, dan para penyeru Pluralisme berlindung di balik baju zirah, menebar-nebarkan pancingan
orang-orang yang berusaha memenjarakannya! Munafik benar!
agar manusia sibuk memakan dan berargumen bukan
Lalu ku jawab:
tentang yang inti. Berdialog bukan tentang sesuatu yang
“Di
asasi dan runut.
setiap
mengerikan.
tubuh
Bukannya
manusia munafik
terdapat ketiika
monster kita
tahu
Kebenaran kemudian bergeser: keindahan retorika
keberadaan monster itu. tetapi kita mengurungnya, kita
menjadi kebenaran yang kuat, padahal di dunia ini ada
memenjarakannya. Munafik adalah hak preogatif yang
banyak yang memproteksi diri: mengecoh pemangsa dengan
didefinisikan agama: bagi seseorang yang mengetahui
menampilkan warna atau mimik wajah yang seram, dan
kebenaran tetapi ia mencela dengan perbuatan.”
melalui National Geographic atau ensiklopedia biologi,
Jika kau merasakan ada yang monster yang sama:
orang awam mengetahui bahwa binatang-binatang itu tidak
yang
memiliki kekuatan yang nyata.
menanduk bagian tubuhnmu yang lemah, mengigit-ngunyah
Filsafat
materialisme
sepenuhnya
hampir
sama.
Lemah di awal pembentukan ide fundamentalnya, hingga kemudian aliran-aliran berfikirnya melakukan penyerangan-
mengaum-aum,
yang
mengerung,
mencakar,
hati yang bukan liver itu, maka aku sang pemilik monster yang sama hanya bisa mengatakan: “Meski
tersiksa
diawalnya,
Bertahanlah
hingga
penyerangan terhadap Islam seperti halnya susunan baji
kematianmu tiba. Bertahanlah …dan tolonglah untuk
dalam manuver orang-orang German awal, saat mereka
mempertahankan diriku juga. Oke?”
menyerang legion perang Romawi. Menyerang, kiri kanan, kanan kiri, bukan pada runutan logika berpikirnya.
(Malam yang membuatku susah tidur.
Kuberi nasihat pada agen-agen Komunis, Free Mason, atau
Anarko:
Hancurkanlah
kepercayaan
"i am not crazy cause i take the right pil" (JEW)
terhadap
keberadaan Tuhan, patahkan argumentasi Al Quran dengan keajaiban-keajaiban di dalamnya, maka, jika bisa demikian, kita akan menyaksikan kehancuran agama samawi tersebut. Tanpa hal itu, penyerangan-hanyalah penyerangan kecil tak berarti karena kepercayaan inti Islam hampir mirip 146
55
Berada di Golongan Mana? Ada teman saya perokok dan dia mengatakan rokok itu makruh.
Cara Menghancurkan Islam Dalam pertempuran, disamping menggunakan tameng, para ksatria masa lalu melindungi diri dengan baju zirahnya.
Ada teman saya perokok tetapi dia mengatakan rokok itu haram.
Teologi abad kegelapan, hingga Heggelian jika diibaratkan, bisa demikian.
Ada yang tidak merokok dan mengatakan merokok itu
Teologi dibangun atas logika-logika filsafat yang terkesan sophisticated dan dalam konteks ke-Indonesiaan
haram Dan ada yang tidak merokok tetapi mengatakan rokok itu makruh.
kita bisa melihat bagaimana Sindunatha, Frans Magnis meramunya. Tetapi, apakah memang sesuatu yang menjadi
Kita berada digolongan mana?
inti yang dilindungi bisa melindungi dirinya? Apakah inti yang dilindungi memiliki kesehatan paripurna ataukah
A
seperti keong, yang memiliki cangkang kuat tetapi lemah di
Digolongan yang menghukumi rokok karena hawa
dalam?
nafsu yang membela mati-matian aktivitas merokok,
Para penyerang, yang mengetahui substansi ini tidak
melebihi pembelaan terhadap genosida Israel atas Palestina
akan silap oleh tameng dan baju zirah yang dikenakan.
(berlebihan tidak yah?) padahal, dimalam hari asap rokok
Mereka hanya mementingkan substansi, menyerang hanya
yang dihisapnya dalam membuatnya sesak nafas dan
pada yang inti karena mereka paham tameng-tameng itu
bengek, dan sebentar lagi TBC, tetapi tetap saja dia
hanyalah besi-besi rapuh itu hanya pengalih. Di hadapan
mengatakan merokok itu makruh.
filologi dan hermeuneutika, Bible remuk menjadi remahremah.
56
145
Logika saya mengenai asuransi dengan sistem yang
Duh
sombong
sekali.
Kesombongan
adalah
menakjubkan, modern, dan tampak rumit itu, hanya tertuju
merendahkan orang lain dan menafikan kebenaran (fakta
pada satu kesimpulan:
kejahatan rokok terhadap diri dan orang lain)
Jika yang menang dalam judi adalah pihak yang mendapat uang, maka dalam asuransi pihak yang terkena
B
bala, bencana atau kecelakaanlah yang menang.
Golongan yang menghukumi merokok haram karena
Maka asuransi itu apa?
faktanya, tetapi kita acapkali merokok dan acapkali menyesali apa yang kita lakukan. Kita menghukumi merokok itu haram, tetapi kita menyesal karena kita belum bisa melepaskan diri dari candu nikotinnya. Duh patut dikasihani. C Atau kita berada digolongan yang ketiga? Hm … bersyukurlah atas keadaanmu itu, tapi tolong jangan mencaci maki, cobalah menggunakan cara yang baik, santun. Berbahagialah untukmu. Berbahagialah. D Dan apabila berada di golongan yang keempat. Hm, rasanya kamu tidak mengetahui banyak tentang aktivitas merokok yang sudah merenggut jutaan nyawa manusia melebihi penggabungan korban HIV dan ebola.
144
57
Memory Remains (Ingatlah Kambing)
Maka Asuransi Itu Apa? Banyak yang tak mengerti kenapa saya tidak mau kerja di asuransi. Lebih dari artian itu, saya tidak mau
Pernahkah kau merasa tegang saat duduk di tukang
melamar
dan
tidak
tertarik
(bahasa
halusnya)
cukur? Melihat bagaimana pisau cukur di kibas-kibaskan
mengasuransikan diri (kalau saya sudah jadi penulis artis
pada lembaran kulit, kemudian pisau itu mendatangi
yang asuransikan jari untuk mengetik), asuransikan mobil
kepalamu. Nah, pada saat itu apa yang kau bayangkan, apa
(meski saya belum punya mobil), dan rumah (apalagi. Tapi
yang kau rasakan?
doakan saja).
Tiap orang mungkin beda, tetapi pada umumnya --aku
Orang tak mengerti, tapi saya mengerti mereka, karena
yakin-- merasakan tegang. Merasa, “hm, apa aku harus
saya pernah ada dalam posisi itu: posisi ketika saya tak
mempercayainya?
terlalu banyak pertimbangan. Hidup ini pilihan. Timbang
(mempercayai
tukang
cukur
itu)”
Sementara tanggal delapan kemarin kita baru saja melihat bagaimana ustad di kampung menyembelih kambing.
menimbang adalah kegiatan yang selalu kita lakukan. Titik penting, titik yang utama dalam kehidupan saya -
Apa yang Kau bayangkan ketika tukang cukur memain-mainkan pisau itu di dekat leher kita, bagaimana jika tukang cukur itu ternyata seorang yang pernah kita gampar, kita ludahi.
- dalam masalah timbang menimbang asuransi ini-dilandaskan motif teologi. Mungkin saya kuno, tapi tak mengapa disebut kuno, karena kuno dan tidak kuno, modern tidak modern manusia
Mungkin kau berpikir, kita berhak khawatir jika kita memang tempramental. Oke, tapi ingat, walau pun dalam
yang membuat, dan adakalanya kuno dan modern di setiap zaman itu berbeda.
seumur hidup marahmu biasa saja maka itu pun tak masuk hitungan.
Sebab,
bagaimana
jika
tukang
cukur
itu
pendendam sementara kita tidak tahu bahwa kita pernah 58
143
Pemilu adalah juga sebuah opera sabun yang nyata
melakukan kesalahan padanya. Dan tiba, tiba sreeeeeeeet
mengenai negara yang di dalamnya terdapat banyak
darah muncrut … crut…. crut , kita jatuh, tangan dan kaki
manusia yang sakit jiwa.
kita kejang seperti kambing dan sapi yang orang-orang
Di sekeliling saya, disekeliling kamu banyak orang-
kurbankan saat Idul Adha.
orang yang sakit. Kerapuhan itu bukan hanya dari benturan-
Bagaimana rasanya memiliki air mancur dileher? Euh!
benturan pemikiran melainkan –pula-- dari propaganda
Atau bagaimana kalau memang, kita yakin seratus
penghambaan terhadap benda.
persen bahwa kita memang manusia yang baik hati sejak
Usaha menanam kebajikan harus disertai managerial
TK, SD, hingga perguruan tinggi dan di saat bekerja,
mental agar pada saat menggenggam bara itu kita tak harus
bahwa: kita tidak pernah terlibat perbincangan emosional
menjadi "sakit" karenanya.
dengan orang lain.
Inilah akhirnya…
Oke-oke kau memang hebat. Tapi, apa kau pernah berpikir bahwa orang baik itu tidak dijamin akan
Note:
mendapatkan kebaikan seumur hidupnya?
Nietzche itu menjadi gila karena emosinya labih, mentalnya
Ada banyak kasus, wanita baik yang tinggal di desa,
keropos. Ia memiliki “idealisme” mengenai manusia dan
eh
masyarakat, tetapi “idealisme” itu bertubrukan dengan
selangkangan lawan jenisnya sembarangan. Asal bolong,
kenyataan. Dan ia tak berhasil memanage-nya. Nietzche
asal ada kesempatan maen embat . Daripada maen sendiri,
gila. Ia terpejara dalam filsafatnya.
pikirnya.
dinikahi oleh lelaki yang sukanya mengencingi
Atau, ada lelaki yang … ah banyak sekali kasus seperti itu. dan jika kembali pada pembicaraan kita, bagaimana jika pada saat tukang cukur yang saat ini tengah memain-mainkan pisau cukurnya itu, tiba-tiba disambangi temannya. Dan perbincangan terjadi: “ Eh si goblog! Kumaha kamari eh? Eh, gila, gimana kemaren?!”
142
59
“Naon eh goblag-goblog. Bagong siah! Naon nu kamari? Apaan
goblok-goblok,
babi
Lu,
apa
yang
kemaren? ”
Celakalah mereka yang menginjeksikan pemikiran tetapi tidak mempersiapkan mental yang kuat untuk menghadapi kegalauan.
“Pan sia kaasupan? Kan Lu kemaren kemasukan? ”
Jika di dalam jiwa kita terdapat keinginan melakukan
Nah, begitulah saudara,
perubahan sosial: jangan jadikan orang-orang disekeliling
Bagaimana jika tukang cukur yang saat ini tengah
kita sebagai robot.
memainkan pisau di lehermu itu ternyata memiliki riwayat
Jangan anggap mereka seperti halnya benda yang bisa
kerauhan atau kerasukan? Dan bagaimana jika kerauhan itu
sembarang dimasukan chip program. Jangan sembarang
terjadi saat dia memegang pisau cukur?
menjadikan mereka manusia yang dikepalanya hanya ada
Bagaimana dengan nasibmu? Kalau kau mau tahu (kalau tidak mau tahu tentunya kau tidak akan membaca tulisan ini bukan?) hal itulah yang selalu ku rasakan setiap kali mencukur.
kata-kata lawan-lawan tanpa berpikir melawan yang seperti apa. Apa yang ingin saya bagi pun, tidak hanya terjadi di kalangan pergerakan. Di perusahaan-perusahaan orang-
Tidak se-dramatis itu memang. Tapi sejujurnya aku
orang terlihat rapih, berdasi, yang wanita harum tetapi
merasakan kekhawatiran yang sukar ku jabarkan dalam
banyak dari mereka yang sakit, lebih mementingkan lux-nya
bentuk tulisan. Dan kupikir, keimanan pun tak jauh seperti
sebuah
itu: beriman dengan benar ibarat kita menyerahkan
mengatakannya when you get what you want not what you
kepercayaan penuh pada “Sang Tukang Cukur,” untuk
need. Banyak orang-orang yang memperbincangkan orang
merapihkan penampilan kita lahir dan batin. Dan jika kita
lain. Perbincangan itu dianggap kritik padahal mereka tidak
salah memilih sang tukang cukur, maka kita sudah tahu
memahami bahwa kritik adalah sebuah hal yang indah:
konsekuensinya.
bukan ucapan dengki.
Ingatlah tulisan ini saat hendak mencukur rambutmu saudara!
materi
ketimbang
Sinetron-sinetron Kapitalisme
rekaan
Multivisionnya tempat
Chris
Raam adalah
kita
martin
Punjabi refleksi
senyata-
nyatanya
Ingatlah Idul adha!
kedengkian, penyakit hati, syakwasangka menjadi diraja di
Mbeeeeeeeeeeee….
dalamnya. 141
tinggal.
dengan
Ingatlah wahai kambing!
60
dunia
fungsi.
Semua
unsur
seperti sebuah siaran yang keluar dari speaker radio lawas. Menyedihkan sekaligus mengharukan. Saya bersimpati. Apa yang terjadi pada contoh kecil dalam hidup saya, dan beberapa kisah yang diceritakan
Lelaki Pelompat
sahabat saya, lagi-lagi berawal dari benturan ide yang luar biasa keras. Seseorang yang di dalam dirinya tertanam ideologi kemudian memahami bahwa lingkungannya maka dengan
keberadaan
ideologi
ia
berarti
ia
tengah
menggenggam sebuah bara.
Saya memandangnya, dengan pandang kekaguman. Lelaki itu, dekil, kulit legam, badan kerontang namun kelihatan sehat.
Di awal perubahan pemikirannya (atau selanjutnya)
Berusaha sampai di tempat saya biasa menunggu
seseorang akan terkejut. Ia akan menyalahkan sistem yang
kereta, ia gunakan rel besi sebagai tumpuan. Hap! Satu
diberlakukan atas dirinya, atas masyarakat di sekitarnya. Ia
hentakan membuatnya meloncat demikian tinggi. Ia
memiliki kemungkinan besar untuk menyalahkan dirinya.
mendarat di dekat tempat saya duduk.
Dalam kasus-kasus di atas, penyalahan diri itu sampai
Saya tak pernah mampu meloncat setinggi itu.
pada penyalahan diri yang radikal. Ketika menyaksikan
Penumpang kereta yang lainnya pun tak pernah saya lihat
realita tak sesuai dengan idealisasinya, seseorang akan
mampu
merasa sedih bahkan menangis.
menjadikan tangan sebagai tumpuan untuk bisa sampai ke
melakukannya.
Biasanya
kami
lebih
dahulu
Disaat seperti ini persiapan mental diperlukan.
tempat kami duduk menunggu. Jika ingin membayangkan
Jawaban-jawaban, “Lawan aja! Guru kamu salah!” atau,
lebih detail apa yang kami lakukan (supaya kami sampai di
“Tentang saja orang tuamu!” karena pola pikir mereka yang
ruang terbuka tempat tunggu kereta), ibaratkan kami
–dianggap--
tanpa
berpose maling yang kepergok (seperti dalam film atau
mempertimbangkan strategi baik dan buruk (sesuai dengan
malah seperti kambing yang nyangsang, menyangkut di atas tembok). Nah, pemuda itu tidak melakukan seperti yang
rusak
merupakan
pola
melawan
etika Islam atau tidak). Pola seperti ini akan mengakibatkan munculnya
kami lakukan. Dia punya style .
generasi generasi perlawanan dengan jiwa yang luar biasa rapuh. Hal ini menakutkan. 140
61
Tak berapa lama kereta datang menjemput, saya
Ini sebuah pengalaman buruk. Sungguh, saya berniat
menelusup ke dalam. menyisip di antara ratusan penumpang
menceritakan banyak hal lain, namun cerita ini akan
lainnya.
menjadi panjang. Dan saya hanya akan merangkumnya agar
Setelah melewati beberapa stasiun, gerbong mulai sepi. Pemuda pelompat yang beberapa waktu lalu saya
kalian tidak perlu membaca lama untuk mengerti apa yang ingin saya bagi.
perhatikan, datang. Ia membawa sapu.
***
Sejak awal saya sudah menyangka pemuda itu
Menurut teman saya, hal yang pernah dialami wanita
menggantungkan hidupnya dari uang yang beredar di atas
itu pernah pula menjangkiti anak muda di sebuah sekolah di
gerbong, di sepanjang rel kereta. Yang saya tidak sangka,
Bogor. Seorang murid sekolah terkenal di Bogor berteriak
justru wajah dia yang sehat, tiba-tiba (di atas gerbong)
naik ke atas meja di saat pelajaran indoktrinasi (kalau nggak
berubah mengharukan.
salah PPKn). Teriakan anak muda itu seperti halnya
Ia mulai menyapu kulit jeruk, menyapu gelas plastik, debu dan bungkus permen sepanjang satu hingga dua meter
teriakan-teriakan dalam demonstrasi. Akal
pria
muda
itu
hilang.
lalu meminta kepada penumpang yang terjaga --atau pura-
Semenjak kasus itu muncul, pergerakan yang jaringannya
pura terjaga.
termasuk paling kuat di Bogor di cut off .
Di sepanjang bangku gerbong, yang saya tempati, tak
Sahabat lainnya pernah pula menceritakan hal yang
ada satu orang pun yang memberikan dia uang, kecuali satu
sama mengenai penghuni rumah sakit jiwa Bandung. Yang
orang bapak.
luar biasa, di dalamnya terdapat banyak orang-orang
Si bapak memberi lelaki itu uang receh alumunium, --
pergerakan.
ternyata bukan. Lelaki yang jago lompat itu merogoh
Ada pula seorang pria (yang kami kenal) di kala sakit
bungkus permen Relaxa, men-check uang yang diberi si
menyebut-nyebut nama tokoh yang menjadi ideologi sebuah
bapak.
partai.
Tiba-tiba Ia berdiri. Mimiknya tampak murka. Ia lalu
Pria malang itu berteriak parau di bangsal rumah sakit.
berjalan cepat. Di dekat sambungan gerbong, dilemparnya
Ia berkisah tentang perjuangan, mengenai rumitnya keadaan
uang recehan pemberian si bapak.
dan kekacauan. Matanya seperti kosong. Teriakannya
62
139
kardus untuk saya miliki, mengirim buah-buahan dan acap
Lelaki itu menghilang. Penumpang tercengang. Receh
mengirim surat nasihat dengan gambar-gambar pertarungan.
menggelinding tepat di bawah kaki saya. Receh dua ratus
Dalam gambarnya ia hampir selalu menyertakan pria dan wanita yang tengah memegang pedang.
rupiah. Saya tiba-tiba teringat senyum anak-anak kecil.
Luar bisanya lagi, pedang itu mengucurkan darah. Tes, tes. Mengingatnya kadang membuat saya merinding.
Mendadak saya teringat pengamen dewasa, teringat Pak Ogah yang sering tersenyum mendapat uang meski seratus
Sampai saat ini saya merasa tidak nyaman dengan keadaannya. Saya tidak tahu nasib wanita itu seperti apa, karena saya tidak mengetahui alamat kontaknya.
rupiah. Dalam pandangan saya sekarang, lelaki pelompat itu tidak tampak keren lagi.
Saya khawatir apa yang dirasakannya itu muncul dari tukar pemikiran yang kami lakukan. Tukar pemikiran itu bukan tentang perasaan tetapi mengenai konsep perubahan yang antara kami tidak memiliki kesamaan. Dan selanjutnya saya tidak bisa mengkontrol apa yang terjadi. Di satu sisi saya merasa bersalah karena –saya merasa—akalnya yang hampir hilang dikarenakan benturan pemikiran (yang bagi saya biasa saja), tapi ternyata mengacaukan pikirannya. Dia
yang
ingin
merubah
saya
tidak
pernah
meyakinkan ketika berdialog (karena tipe dia bukan tipe seorang pembicara). Teman-temannya kemudian datang. Pemikiran saya tetap nggak bisa digoyang, Atasannya datang. Dan hal ini terus menerus terjadi selama berkali kali. Hingga kemudian sang kakak wanita malang itu mendatangi saya. 138
63
Dulu saya pernah berurusan dengan seorang wanita. Pemikirannya luar biasa. tapi tidak seimbang dengan perkembangan psikologi dan mentalnya.
Everlasting Smile Pada basement sebuah mall di kota Bogor, saya pernah khilaf meninggalkan sebuah helm yang harganya mahal sekali. Sepulang berbelanja, eh, helm itu raib dari tangkai setang motor. Jika helm itu milik sendiri, tidak mengapa. Tetapi, yang menjadi masalah adalah: helm tersebut pinjaman. Apa yang harus saya lakukan? Saya lantas mencari security room untuk membuat pengaduan.
Sampai di security room, saya langsung di hadang seorang satpam berpakaian rapih dan bertubuh tegap. Sebelum saya bertanya, satpam tersebut lebih dulu melayangkan pertanyaan. “Ada apa Pak?” dengan suara yang lembut tapi tidak merendahkan wibawa. “Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya lagi terkesan gentle . Magic word pertama (apa yang bisa saya bantu) yang
ia lontarkan membantu meredakan kisruh di hati saya. Maka dengan suara yang sama tenangnya saya pun menjawab. “Helm saya hilang.” 64
Setahun kemudian, kakak si wanita itu datang dan menanyakan dengan wajah merah bara. Saya mewajarkan sikapnya karena mungkin saya pun bakal bersikap sama jika adik saya lost control dan orang yang menyebabkan hal itu ada di hadapan saya. “Divan,” tanyanya. “Pernah meminang Fifi ( cieh namanya. Ini nama samaran)?” dan saya jawab nggak pernah. Si Fifi itu bukan tipe saya. “Tapi Fifi bilang kamu pernah mengkhitbah dia, meminangnya!” Saya melihat keganjilan yang membuat terang. Saya mengelus dada, untung saya bersikap netral ketika adiknya wanita itu menceritakan, jika dia pernah diintip oleh teman saya. Dan masih menurut pengakuannya, teman yang dituduh tukang ngintip tersebut pernah ia pukul gara-gara perilaku tak senonohnya. Saya yang kebetulan pernah dekat dengan lelaki yang dituduhnya, tidak pernah sekalipun melihatnya bersikap cabul. Saya anggap dia tak memiliki bakat. Saya lantas menggali-gali lagi kebelakang apa yang pernah terjadi: bagaimana wanita itu mengirim buku satu 137
Setelah kejadian itu saya mulai berprasangka pada anak-anak muda yang suka nongkrong di jalan.
Sang satpam tersenyum. Senyumnya terkesan ikhlas, mungkin malah melebihi senyum anak-anak muda hasil
Ternyata persangkaan itu di luar perkiraan.
pelatihan institusi kepribadian macam John Robert Power.
Beberapa bulan kemudian, saya mendapat kabar
“Ini helm Bapak?” ujarnya.
bahwa bibi saya pernah bertanya langsung pada anak-anak di atas mengenai peristiwa penjambretan itu. Anak-anak muda itu ketawa. “Biarin aja nggak usah ditolongin,” kata mereka. Lantas
muncullah
Saya terperangah. Dan makin terperangah, ketika dia melanjutkan perkataannya dengan sopan. “Saya khawatir helm Bapak di curi orang jadi saya sengaja mengamankannya. Saya memang salah, tidak
keluhan
terhadap
sikap
individualistik si wanita: entah jutek atau judesnya, entah
memberitahukan
Bapak.
Mudah-mudah
Bapak
bisa
memaafkan saya.”
pandangannya yang melecehkan (menurut anak itu) dan
Saya terperangah.
sebagainya.
Hanya kata terima kasih yang saya utarakan saat itu.
“Insomnia,” kata Ira menawarkan kemungkinan.
Saya menyesal tidak mengucapkan pujian untuknya. Saya
“Insomnia? Siapa yang insomnia?” tanya saya.
menyesal, bahkan hingga saat ini, sebab saya tidak memiliki
“Itu … orang yang hilang ingatan…?”
kesempatan untuk bertemu dengannya lagi. Sejak saat itu
“Oh si mbak itu amnesia.”
satpam tersebut hilang.
Saya tergelak.
Saya hanya berharap senyum dan sikap elegan sang
Ini bukan hanya amnesia. Lebih dari sekedar amnesia …
satpam membawa dirinya ke jenjang karir yang lebih menjanjikan.
Wanita itu tidak sadar bahwa dirinya sakit. Dan orang sakit itu banyak. Lantas saya dan Ira mulai menderetkan
Senyum…
nama sahabat, teman-teman dan keluarga.
Dalam dunia yang serba disekularisasikan saat ini,
Ternyata dunia tempat saya berada dikelilingi oleh banyak orang-orang sakit.
senyum memang menjadi alat yang bisa mengkatrol penjualan
***
perusahaan
sebuah
barang
terutama
atau
yang
pelayangan dan jasa. 136
65
meningkatkan
bergerak
dalam
omset bidang
Sedemikian pentingnya senyum dan sikap elegan dalam pelayanan, berbagai perusahaan bahkan bersedia menggelontoran uang puluhan juta hanya dalam empat atau bahkan dua jam pelatihan.
Miserable Asylum
Senyum memang sesuatu yang di butuhkan. Senyum akan mendatangkan konsumen, yang berarti pula akan mendatangkan keuntungan.
WANITA
itu kurus. Wajahnya selalu ditekuk.
Pekerja yang selalu tersenyum merupakan intangible
Bertemu orang pun jarang tersenyum. Saya tidak begitu
asset sebuah perusahaan. Tetapi, apakah senyum yang
aneh dengan kelakuaannya sebab ibu saya pernah bercerita
diberikan pada konsumen memang merupakan senyum yang
mengenainya.. Waktu di awal-awal mencari kosan, wanita
tumbuh dari dasar hati seorang pekerja? Masalahnya di
tersebut keliatan galak sekali: judes dan jutek . Melihat
sana.
kamar pun kepalanya seperti mendongak. Lihat kanan lihat Dalam
dunia
yang
disekularisasikan
saat
ini,
kiri minim kata-kata lalu pergi. Tapi beberapa waktu
pelatihan-pelatihan senyum dalam perangkat grooming,
kemudian dia membawa uang untuk menyewa ruangan
greeting dan courtesy training , lebih diutamakan untuk
kosan.
mendekatkan calon konsumen dengan produk sebuah perusahaan. Senyum
Itu baru kejadian yang pertama, kejadian lainnya banyak (termasuk yang terakhir ini saya dengar)
menjadi
sebuah
teknik
instan
dalam
menjaring uang.
Lalu saya pun mendengarkan cerita lainnya. Beberapa waktu lalu wanita itu pernah di jambret
Perusahaan tak peduli. Yang penting senyum yang
(handphone-nya). Sialnya kejadian itu tepat di tanjakan
terpampang di setiap pekerjanya sesuai dengan Internasional Standar Organization yang merupakan
rumah ibu saya.
jaminan dalam mendatangkan profit. Senyum kemudian
ada reaksi dari sekitar. Anak-anak muda yang biasa menjaga
dikapitalisasikan!
compact disc, penunggu warung kelontong juga tukang
Wanita itu berteriak-teriak meminta tolong tapi tidak
parkir tidak beranjak dari tempatnya. Mereka cuma melihat.
66
135
Dalam kasus lebah tadi, wahyu melingkupi tuntunan
Hm, jika sebuah perusahaan berpemikiran bahwa
Allah kepada lebah dalam hal penyerbukan, pencarian
senyum dapat menaikan omset, maka tidak apa-apa, itu
bunga, kegiatan reproduksi dan lainnya.
urusan mereka.
Wahyu dalam pengertian yang sakral/pengertian
Seharusnya, pekerja di sebuah perusahaan memahami
risalah kenabian/kerasulan tentu berbeda dengan wahyu
bahwa senyum bukanlah semata urusan nyaman di pandang
dalam pengertian mekanisme alam lebah,
atau bahkan melejitkan pendapatan, sebab jika seperti itu,
Wahyu di dalam pengertian yang sacral, yakni risalah yang diberikan Allah kepada nabinya sudahlah berakhir (di dalam Islam) karena dalam momentum haji wada Rasulullah pernah berkata bahwa tidak rasul setelahku.
ada nabi dan
maka senyum yang kita pasang hanyalah bernilai material belaka. Dalam philosopi pemikiran Islam, sesuatu yang artificial
(palsu)
hanya
akan
sampai
pada
derajat
keduniawian.
Lantas Mirza Ghulam Ahmad siapa?
Berbanding terbalik dengannya, senyum yang ikhlas bukan saja akan menuai panen kebaikan di dunia, akan tetapi merupakan salah satu perangkat untuk menaikan derajat manusia di sisi Tuhan. Mengapa bisa seperti itu? Karena senyum merupakan pelayanan manusia untuk sesamanya. Karena senyum merupakan sarana penyucian. Karena senyum merupakan derma. Karena senyum adalah –juga-- upaya manusia untuk saling berbagi energi ketuhanan. Ingatkah kita akan kisah seorang yang saleh dalam pandangan
dirinya,
tetapi
kesalihan
tersebut
tidak
menyelamatkan ia, dan –ternyata-- yang menyelamatkan dirinya hanyalah air mata (yang tidak sampai segelas) yang justru menjadi pembuka pintu pintu rahmat Tuhan.
134
67
Maka, mudah-mudahan senyum yang ikhlas yang akan menjadi pembuka pintu ampunan Tuhan saat kita tengah tergeletak menunggu untuk bertemu dengan-Nya. Mudah-mudahan senyum yang ikhlas akan menjadi
Wahyu Lebah?
jalan bagi kita menuju ampunan-Nya.
“Saya tak berani katakan bahwa wahyu sudah terhenti di tangan Muhammad. Di dalam Al Quran lebah diberi wahyu, dituntun wahyu Tuhan untuk membantu proses penyerbukan; membuat madu dan lain sebagainya. Lebah saja diberi wahyu, apalagi manusia.” Ketika kasus kenabian Ghulam Mirza Ahmad muncul, salah satu argumentasi yang dikemukakan macam demikian. Padahal, statement seperti itu tidak mengena, sebab wahyu di dalam Islam memiliki beberapa definisi. Sama halnya dengan ruh. Dalam Quran ruh itu bisa didefinisikan sebagai: Jibril (ruhul kudus), al-Quran itu sendiri, Isa binti Maryam, atau idraksillahbillah , yakni keterikatan, keterhubungan selalu antara hamba dengan Allahnya, juga ruh dalam pengertian “sesuatu yang menggerakan manusia” yang biasa kita sebut jiwa atau nyawa. Wahyu dalam pengertian argumen di paragraph awal,
adalah
hukum
alam/mekanisme
dilakukan oleh mahluk hidup. 68
133
alamiah
yang
Intinya: dulu kita (muslim) tidak ingin diperlakukan demikian (di ban, dilarang), tapi kenapa sekarang kita (muslim) memperlakukan jemaat Ahmadiyah seperti halnya Kristen dan Yahudi ketika Islam muncul? Kalau tidak mau
Setan?
diseperti itukan (dulu), kenapa sekarang kita men-seperti itukan Ahmadiyah? Statement seperti itu, sebenarnya sudah salah di awal.
“Setan!” teriak supir angkutan yang saya tumpangi pada supir angkutan 02.
Ilustrasi samawi
di
historis
awal
tidak
perkembangan bisa
agama-agama
direlevansikan
dengan
perkembangan Ahmadiyah, sebab: di masa lalu, Kristen
Supir angkutan kota nomor sepuluh ini, mungkin merasa diri pembalap. Di kibasnya beberapa angkutan kota 02 lain.
tidak pernah mengaku sebagai agama Yahudi, dan Islam
Motor hampir di tabraknya.
pun tidak pernah mengaku sebagai agama Kristen.
Kopling diturunkan.
Ahmadiyah berbeda. Jema’ah ini bukan Islam karena pokok akidahnya berbeda dengan Islam, tetapi mengatasnamakan jema’atnya sebagai jema’at Islam. Wajar jika banyak muslim yang menjadi brutal, padahal kalau Ahmadiyah mengklaim sebagai agama (baru) tentunya lain soal.
Motor masih melaju di depan. Gas digerung. Angkutan kota ini menyusul motor, lalu memepetnya. Lagi-lagi teriakan setan terdengar! Lebih dari lima kali saya mendengar gerutuan setan dari mulut si sopir.
Sikap brutal bisa diredam, dan Ahmadiyah sebagai agama bisa hidup tenteram, setidaknya di republik ini.
Kasihan, dia pasti tidak sadar, karena ketika berteriak setan, sesungguhnya yang setan itu dirinya. “Setan!!!” Nah kali ini yang ngomong siapa? Saya atau supir angkotnya?
132
69
Di hadapan-Nya Semata Sudah
seharusnya
demikian
bukan?
Seseorang
menghisap kuat, menikmati benar putik sari kehidupan, menikmati segala sesuatu yang atomik dalam hidup dan menganalisanya?
Dalam melakukan pembelaan terhadap jemaah
Ini pembelajaranku. Nyawa, anakku memiliki perbedaan konsumsi informasi dengan zamanku. Aku tahu, zaman hilangnya khurafat, pun, belum tentu hilang dari zamannya. Se-luarbiasanya, segigantiknya kekuatan teknologi, manusia akan tetap tergoda untuk berpaling pada hal-hal yang konyol. Pada
Kristen Tidak Pernah Mengaku Muslim dan Muslim Tidak Pernah Mengaku Kristen Ahmadiyah, biasanya orang-orang menggunakan ilustrasi historis yang menunjukan bahwa segala macam protes mengenai jema’ah Ahmadiyah seharusnya tidak dilakukan. Hal ini di landasi sejarah bahwa pada awalnya pun Kristen di intimidasi oleh Yahudi setelah agama tersebut keluarkan perjanjian baru (perjanjian ke dua antara manusia dan tuhan). Intimidasi pun terjadi atas nama agama
satu
waktu,
di
masa
kecilku,
sambil
menggunakan kopeah, menyelempangkan kain sarung, aku berlari kencang melintasi pohon matoa. Menderu, deru mengigit mulutku kuat-kuat. Kuayun, kulempar kaki sejauh-jauhnya: berlari super kencang karena kekhawatiran akan hantu pocong.
70
Kristen
ketika Islam mengeluarkan perjanjian baru ke tiga dalam bentuk Al-Qur’an. Landasan
itulah
BAKORPAKEM
untuk
yang menjadikan mem-ban, melarang
usaha jemaat
Ahmadiyah dianggap sebagai sebagai sikap yang dirilis sekumpulan orang dungu yang tidak mempelajari dan mengerti sejarah. 131
Islamisasi ilmu, mungkin bisa dilebarkan menjadi Islamisasi lagu.
Kalian pun pernah demikian bukan? Satu dua kali, atau bahkan tak terhitung berlari, memejamkan mata,
Bukan hanya lagu Kita Bersama, yang di dalamnya
kesulitan tidur hanya karena cerita jerangkong, genduruwo
terdapat lirik: Kita muda dan berbahaya, yang selalu
atau buto ijo yang menjadi penghuni pohon, jembatan,
mengingatkan saya akan our bond as a brother , tapi, lagu-
rumah kosong, atau danau.
lagu yang lainnya.
Kita semua, pernah merasakan hal itu.
Setiap mendengar Burgerkill, biasanya shalat saya
Pramudia Ananta Toer, menceritakan dengan baik
serius. Mendengar lirik The Used, atau MCR, atau Rancid
tentang hal ini dalam Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (kalau
tidak membuat kepercayaan terhadap pemikiran Islam
tidak salah). Ia menceritakan ketakutan, ketakutan yang
tergerus.
mengakibatkan kita tidak mempercayai diri kita sendiri.
Kau (di dalam lirik lagu) yang biasanya merupakan pemujaan cowok kepada cewek di dalam lagu-lagu genre emo saya ganti dengan hal yang dalam pengertian saya
positif, atau apalah (saya yakin kamu mengerti). Sekarang, ada sebuah pertanyaan yang tersisa, apa
“komunisasi”,
Islam Islam
itu
di-sekularisasi,
dikomoditi,
mengkomodisasi mereka?
ataukah
menjadi basis antropologi. Sedikit
banyaknya
demikian.
Ketakutan
pada
akhirnya menjadi tanaman rambat. Tanpa kita sadari
yang telah kita Islamisasi, teman dan sahabat? Akankah
Membuat kita tidak taat terhadap filosofi dasar yang
ketakutan itu memperpanjang, membesarkan diri. Kita menjadi takut berdiri mengemukakan pendapat
Islam kita
di-
di depan kelas. Ada tujuh macam pergulatan, keragu-
yang
raguan, keringat dingin di permukaan tangan sebelum kita berhadapan dengan dosen atau seseorang yang nama dan tindak tanduknya tidak berkesesuaian atau bertubrukan dengan perilaku dan cara pandang diri kita. Eksistensi
kita,
tercerabut,
mitos
menguasai:
menyimpulkan sesuatu yang saharusnya tidak disimpulkan sebelum kita benar-benar menemukan faktanya. Lantas, kita menjadi gentar hanya karena seorang menulis makian di blog yang mengatakan orang lain anjing 130
71
dan ngentot sembarangan atau hanya karena tato dan dandanannya menjadi mesin foto kopi punk rock norak macam band Kominas . Kita menjadi ragu pada seseorang yang konon
Islamisasi Ilmu
katanya, pernah melempar molotov cocktail, pernah digebuk sekaligus melawan aparat saat demo, pernah berkelahi, membadik seseorang.
Naquib al Atas adalah ilmuwan humaniora yang
Dan kita menjadi kerdil dihadapan informasi yang disajikannya. Padahal, di dalam blog, di dalam zine, di Myspace orang bisa berbual tentang apa saja.
menjadi salah satu garda terdepan hutan
bakau penahan
tsunami orientalisme di dunia Islam. Ada sebuah konsep menarik yang disampaikan oleh
Kehidupan kita, masa lalu kita, dikuasai oleh mitos-
dia, mengenai Islamisasi ilmu.
mitos keseharian yang membuat kepribadian kita tidak kuat
Jika kalian membaca buku dia, mungkin akan seperti
seperti seharusnya. maka larislah buku-buku pengembangan
astronot NASA yang tengah berusaha menerabas atmosfer
menjadi rujukan, bukan sebagai perbandingan.
bumi.
Aku dan kamu, saat ini mungkin tengah dan berkutat, membasmi ketakutan-ketakutan tak berdasar yang masih ada. Itu bagus. Dan aku tidak ingin hal ini berlaku pada anak-anakku. Anak-anak kita juga.
Jika belum terlatih, penumpang yang ada di dalamnya pasti mengalami guncangan yang membuat kepala pening. Saya pribadi belum pernah, membaca buku ilmuwan asal Bogor itu sampai tuntas. Namun, saya yakin sebenarnya konsepsi dia menarik dan sebenarnya sangat sederhana.
Hingga beberapa bulan yang lalu, anakku Nyawa,
Islamisasi ilmu itu bisa dijelaskan, seperti halnya
tidak pernah takut menghadapi gelap. Baginya gelap
ketika saya mendengarkan lagu Superman is Dead (SID)
hanyalah gelap saja. Tidak lebih dari itu.
berjudul Kita Bersama.
Ia
tidak
mengidentifikasi Tanyakanlah
pernah
mengenal
mahluk-mahluk
padanya
apa
itu
kata-kata yang
arwah
untuk
Lirik-lirik lagu SID tidak pernah meracuni pemikiran
jelas.
saya. Lirik itu saya olah di kepala, dan diartikan oleh
gentayangan.
pengalaman so called struggle yang tengah saya dan kawan-
tak
Tanyakanlah pada dia apa itu genderuwo. Ia takkan tahu. 72
kawan lakukan. 129
bahwa ia bersandar pada sebuah keyakinan yang ditemukan oleh orang lain.
pengasuh menakut-nakuti anak kami dengan mengatakan.
Lalu dimana artinya: letak pertanggung-jawaban terhadap diri? Dimana artinya mencela konsepsi Islam dalam mengikuti ijtihad sementara ia sendiri hanyalah seorang
atheis,
Memang, dulu, kami pernah memergoki seorang
agnostic
yang
wilayah
kajian
penelitiannya hanya di dalam lingkup humaniora?
dan
“Nanti ada pocong! Nanti ada pocong!” karena Nyawa tidak mau menelan oat sarapannya. Aku tak pernah mau, Nyawa mengenal hal-hal -yang kalau pun ada-- tak pernah berguna itu. Kami segera mengisolasi ingatannya, menegur sang pengasuh, dan semenjak itu aku tak pernah mendengar ketakutan-ketakutan yang tak berdasar muncul dari mulut mungilnya. Tak pernah pula, dengan sengaja, kami menyetel sinetron. Melihat sinetron pun hanya sekilas pada saat memindah-mindahkan
saluran
televisi
untuk
mencari
channel yang memang berguna.
Dan hancurlah semua ketika Nyawa melihat orangorang menggunakan seragam hantu. Meski hanya sekilas (beberapa menit), jangan tanya imbasnya. Nyawa menjadi sulit tidur malam hari. Lamakelamaan ia menjadi takut terhadap gelap, selalu meminta ditemani ke kamar mandi dan mengambil buku bacaan di perpustakaan kecil tempat kami. Ia menjadi begitu penakut, jika harus sendiri. Hingga saat ini tayangan terkutuk itu mungkin masih ada di kepala Nyawa, tetapi, semenjak melakukan dialog dengannya,
perlahan
Nyawa
mulai
melupakan
ketakutannya, karena bila --tak sengaja-- ia melihat 128
73
tayangan
sinetron-sinetron
sialan
itu,
kami
acapkali
mengatakan figuran-figuran yang diposisikan sebagai mahluk halus sebagai badut. “Nyawa,” ujarku pada satu ketika. “Badut-badut
Emosa
yang Nyawa liat, tingginya segimana? Cuma segini kan? (aku membuat ukuran), cuma setinggi televisi kan?” Nyawa berpikir.
Acapkali orang mendengung-dengungkan, bahwa
“Sekarang, coba berdiri.” Ia mengikuti saranku.
orang Islam yang mengikuti ijtihad ulama itu bodoh.
Aku lalu membandingkan tinggi badannya dengan ukuran tinggi televisi.
“Berpikirlah dengan kekuatan pikirmu, gali dirimu!” Ujar mereka. Bertanggung jawablah terhadap diri.”
“Nah,” aku memandang matanya. “Sekarang, lebih tinggi mana, badut atau Nyawa?” Nyawa tersenyum.
Padahal jika mengikuti arus berpikir yang so called ilmiah itu, pada kenyataannya mereka pun taklid atau
“Tinggi Nyawa,” katanya hampir berteriak.
dicucuk hidungnya oleh ilmuwan yang menghasilkan
Dan sejak dialog itu Nyawa mulai menemukan
penemuan.
keberaniannya. Aku
Mereka tidak pernah berkutat dalam laboratorium,
sungguh
ingin
membebaskan
dia
dari
membuktikan
dengan
penginderaan
mereka
sendiri.
kekhawatiran yang tak beralasan. Membebaskan anak-
Mengutip atom, quark atau meson padahal kebanyakan dari
anakku dari kekhawatiran yang pernah aku dan kamu alami.
mereka tidak pernah melihatnya.
Aku tahu, sepenuhnya tak mungkin bisa karena ketakutan itu
sebenarnya
fitrah.
setidaknya
menjadi penghamba Dawkins si penerus Darwin. Ia mencela
meminimalisir untuk membangun akar yang menghunjam,
agama, sementara ia tidak pernah melakukan terobosan
membangun sebuah sistem yang memiliki pertahanan dan
ilmiah. Ia hanya membaca lalu mengutip, membaca lalu
kemampuan
mengutip dan tidak lupa meyakininya.
memperbaiki
aku
Saya pernah melihat seorang dosen di UI yang
bisa
untuk
Tetapi,
informasi
dan
membersihkan diri dari kejahatan yang nantinya akan ia hadapi.
Inilah si rambut gondrong sang ahli humaniora. Ahli yang tidak mengetahui dirinya. Ahli yang tidak mengetahui
74
127
pengusaha mau buat kerjasama kayak ‘koperasi’ boleh aja. Asal halal silahkan.
Sebagai orangtuanya, kami hanya ingin --di masa depan--, Nyawa dan adiknya, dan sahabat-sahabat hanya
Kamu tau nggak, kenapa Marx buat teori nilai yang nggak jelas itu?
boleh khawatir karena kekahawatiran itu adalah fakta, bukan isapan jempol belaka.
Kalau kamu nganggap Marx itu hebat, silahkan saja
Nyawa, dan adiknya kelak, tidak berhak menjadikan
tidak jadi soal bagi saya. Tapi saya mencoba memberi
kekuatan manusia sebagai mitos, ia tidak boleh melebih-
sebuah kemungkinan lagi. Bahwa, apa yang diungkap Marx
lebihkan kekuatan teknologi musuh-musuh dien-nya hingga
tentang kerja bisa jadi karena dia emang nggak bisa kerja.
menimbulkan ketakutan yang berkarat seperti orang-orang
Bahwa Marx secara tidak sadar menggunakan alam bawah sadarnya akibat penyesalan tidak mampu menafkahi keluarga hingga menelurkan konsep yang luar biasa radikal. Bisa jadi.
yang pada akhirnya menghamba pada negara dan isme kepanjangan Zionisme dan Freemason. Mereka hanya boleh khawatir secara wajar, dan untuk kemudian, mengkonversi kekhawatiran itu menjadi
Hehehe. Itu nggak usah diambil hati kan saya bilang bisa jadi.
sebuah strategi dan aksi. Mereka hanya boleh takut jika berhadapan dengan kesalahan diri di hadapan Tuhan-nya. Di hadapan Allah semata.
126
75
ekploitasi. Dan definisi ekploitasi seperti yang diutarakan kalangan leftist harus dianggap sambil lalu saja. Dianggap sambil lalu karena memang devinisi nilai
Efek Samping
lebih seperti yang diutarakannya
tidak mencerminkan
keadilan sama sekali. Dan yang menjadi pertanyaan, jika tidak mengambil
Kalau di tilik-tilik, pada isaran tahun 1999-2003/2004 kondisi keimanan saya lumayan canggih.
untung sama sekali, bagaimana orang leftist mau berjualan? Apa mau mengumpulkan uang, dan setiap orang
Saat itu merasa siap mati. Saya tidak khawatir, karena
memiliki ‘saham’ sehingga semua sama bekerja dan sama
saya menganggap Allah benar-benar dekat, entah sebagai
menanam uang, seperti konsep Koperasi Restoran Indonesia
Sahabat untuk berbagi, atau sebagai Tuhan.
di Prancis?
Dan diatas tahun itu, yang ada hanyalah radikalisme
Di dalam Islam ada konsep seperti itu pula tetapi ada
pemuda, radikalisme ideologi, keinginan untuk eksis dan
pula konsep orang yang tidak memiliki modal, atau
berkoar-koar, berkobar.
memiliki modal tapi tidak mau mengembangkan usaha
Saya masih ‘malu’ untuk mengakui bahwa di dalam
sendiri dan dia bekerja untuk orang lain. Tidak ada larangan untuk bekerja dalam bidang yang
diri saya terdapat keinginan untuk ‘terlihat’ become a famous idol of resistance, sementara hati kecil ini saya
diperkenankan. Menjadi buruh yang halal itu bukan suatu
borgol, saya sudutkan.
kejahatan tapi bisa menjadi kemuliaan.
“Manusia memang membutuhkan pengakuan,” ucap seseorang yang nafasnya bau Gudang Garam. Perkataan kawan saya itu memang manis, terasa
Nah sekarang, buat para leftist , kalau orang nggak punya modal? Mau dapet uang buat usaha sendiri dari mana? Nunggu terus sampe mampus?
renyah, kelihatan bijak. Tapi renyah, manis, bijak dari sudut
Makanya kalau ada yang mengatakan saya tidak mau
pandang apa? Jika tak menyebabkan datangnya rahmat dan
diperbudak oleh kerjaan karenanya saya tidak mau menjadi
pahala, untuk apa?
buruh! Maka saya katakan kamu diperbudak oleh logika
Kita mungkin pernah mendengar, bahwa ujian
mu! Kamu terlalu banyak makan tulisan kekiri-kirian.
pertama orang-orang besar bukanlah diosol-osol, diadu-adu,
Kemana aja sih kamu ini? Mau jadi buruh mau jadi
76
125
Tentu, eksploitasinya tidak seperti devinsi eksploitasi dalam kepala si leftist itu.
tetapi disanjung-sanjung sampai tinggi sampai tak bisa bernafas lagi, karena jiwa ini terbang jauh menuju atmosfer.
Eksploitasi dalam pandangan Islam adalah apabila
Karena jiwa ini melayang tinggi membuat sesak.
pekerjan yang di berikan pada buruh, entah dari segi waktu
Tak baik, tak boleh. Saya bukan orang besar. Saya
dan materi yang didapatkan akan menjauhkan manusia dari
hanya orang kecil yang berusaha untuk membakar
hubungan dengan Allah.
keinginan akan semerbaknya sebuah nama. Karenanya, kini,
Jika seseorang terus menerus bekerja, yang karena kerjaannya itu ia tidak bisa meluangkan waktu untuk
saya berusaha tak peduli dengan ‘eksibionisme’ secular mengenai manusia harus eksis secara total.
beribadah, apabila terus menerus bekerja sehingga ia tidak
Dalam konsep saya yang sekarang: eksis itu tidak
bisa merenungkan hidupnya dan membagi waktunya untuk
berharga apabila pencapaiannya diawali, dilalui oleh
kehidupan keluarga, maka disanalah eksploitasi terjadi. Dan
keinginan untuk menjadi eksis. Eksis itu harus muncul
lain sebagainya.
alamiah. Harus muncul dari valensi . Karena valensi
Jika devinisi keadilan dan ekploitasi diserahkan pada
(menjadi terkenal karena usaha, bakat, karena kecedasan,
anak muda leftist itu, bahwa mengambil untung sebuah
skill ) itu merupakan efek samping. Bukan tujuan. Tapi efek
komoditas yang kita jual, maka kita bertindak tidak
samping.
manusiawi, karena mengambil kerja lebih yang tidak kita bayar… maka kalau tidak mengambil untung, bagaimana caranya memberi gaji? Bagaimana membedakan antara orang yang memiliki modal, yang ia (pemilik modal itu) berpikir, dan bekerja dengan orang yang tidak punya modal dan bekerja? Secara kasat matapun hal ini jelas berbeda. Jadi merupakan sebuah kewajaran di dalam kehidupan jika ada yang mendapatkan rizki lebih dan yang tidak. Hanya saja rizki lebih itu memang bukan didapatkan dari hasil
124
77
Apa dia akan mati-matian mengatakan: “Islam itu memperjuangkan keadilan dan sosialismemarxis-komunisme pun memperjuangkan keadilan!?
Secangkir Air Telaga
Keadilan adalah jargon, setiap ide pasti akan mengatakan demikian, tetapi apakah setiap ide memiliki
Kemarin saya merasa kehidupan yang saya jalani,
devinisi keadilan yang sama. Jika pembagian waris yang
sempit. Saat alami kesempitan ini, saya membuka kembali
adil dalam Islam adalah demikian dan demikian, bagaimana
file-file cerita yang saya miliki.
adil menurut Sosialisme-Komunisme-Marxisme. Di bagi
Saya membaca kisah tentang seorang lelaki yang disuruh menabur garam yang ia genggam pada sebuah
rata? Jika keadilan adalah emansipasi wanita dan pria untuk bekerja dan anak-anak di masukan ke dalam kamp negara
cawan kaca. Sang guru menyuruhnya untuk minum air garam itu. “Pleh!” sembur si lelaki, “rasanya asin!” Usai mempraktikan apa yang diperintahkan, si lelaki jalan bersama-sama sang guru menemui sebuah telaga. Sesampainya di sana, si guru mengambil segenggam garam lalu menaburkannya di tepian telaga. Muridnya kemudian mengambil secangkir air telaga.
untuk dididik (yang sayangnya dalam sejarah dikelola oleh wanita juga) apakah keadilan ini sama dengan Islam: bahwa kewajiban keluarganya,
laki-laki dan
adalah sang
mencari
istri
hanya
nafkah
untuk
berkewajiban
membesarkan anak (termasuk mencari pengetahuan untuk mendidik sang anak) maka dimanakah kesamaan antara sosialisme-marxisme-dan Islam? Apalagi jika dibenturkan dengan teori nilai lebih yang
“Bagaimana rasanya?” Rasanya tawar.
–menurut teman sahabat saya itu—menjadikan Islam yah
Sang murid kebingungan, sebab orang sehat manapun
mirip-mirip dengan kapitalisme.
pasti mengetahui jawabannya, namun, di balik praktik itu ternyata ada sesuatu yang subtil. Sang guru menjelaskan.
Jawaban saya, mirip memang, karena di dalam Islam pun tidak dipermasalahkan jika seseorang mengambil
“Muridku, kesulitan adalah garam kehidupan. Jika kau
keuntungan dari penjualan asal tidak berlebihan dan si
menemukan kesulitan maka jangan jadikan hatimu seperti
penjual tidak diperkenankan untuk mengeksploitasi pekerja.
78
123
Sementara, saat ini, pada tahun 2008 ini saya
cawan. Jadikanlah hatimu seperti telaga. Menjadi dalam,
mendapatkan ungkapan Islam merupakan wajah lain dari
menjadi luas hingga kesulitan (garam) yang kau temukan
kapitalisme.
dan kau minum akan terasa tawar. Ayo luaskanlah hatimu
Bingungnya alam berpikir dalam menyamakan Islam dengan Sosialisme atau Islam merupakan wajah lain dari Kapitalisme,
membuat
saya
tersenyum.
Sebab,
permasalahan ini sudah jauh-jauh hari saya selesaikan. Dan saya yakin sahabat saya itupun telah menyelesaikannya. Ia hanya sedikit resah.
jika bertemu kesulitan!” Setelah membaca tulisan itu, hati saya masih terasa sempit. Ada apa? Mungkin karena saya tengah membutuhkan bukan sekedar tulisan tapi pengalaman. Apa yang harus saya gali?
Bagaimana mungkin Islam itu sosialis atau Islam itu kapitalis, sementara Islam itu agama langit, sementara sosialis dan kapitalis itu agama bumi. Agama yang dibuat oleh pemikir di muka bumi. Bagaimana mungkin bisa menyamakannya? Namun, jika saya hanya berpendapat demikian tentu selesai sudahlah tulisan ini. Tidak, lebih dari itu.
Tak sadar saya mengetuk-ngetuk batu pada rel kereta. Di rel nomor tujuh, kereta ekonomi datang. Saya tidak lagi berpikir apa-apa. yang saya tahu saat itu, saya harus bisa duduk. Lokomotif
kereta
melewati
tubuh
saya,
untuk
kemudian gerbongnya. Sebelum kereta berhenti benar, saya meloncat,
Sebenarnya saya hanya ingin sedikit berbagi alat agar
mengambil pegangan terdekat, lalu menelusup masuk ke
kita tahu maksud orang-orang yang menguliti ‘ scalp’
dalam gerbong, sementara orang lain masih menunggu
kapitalisme dengan mengatasnamakan Islam selaku teologi
kereta berhenti.
pembebasan yang saat ini sudah menjadi hysteria masal, seperti histeria anak-anak muda meliahat Edward Cullum dalam Twilight . Coba tanyakan saja pada mereka, kenapa kalian hanya mengkritik kapitalisme sementara kalian tidak mengkritik sosialisme, marxisme sebagai ide yang juga harus dikritik.
Dengan mudah saya mendapat bangku untuk saya duduki (jangan dicontoh). Saat itu lah saya merasa bahagia. Saya senang dengan apa yang saya dapatkan: tempat duduk. Saya merasa keluar sebagai pemenang. Dan saya terkejut, karena sebenarnya setiap hari saya merasa bahagia.
Lihat saja, imbasnya saat kau menanyakan itu. 122
79
Hanya saja saya lupa. Saya alpa terhadap hal-hal yang
tidak akan mengetengahkan agama sebagai candu. Islam
remeh, yang partikular atau atomik.
pun demikian.”
Setiap hari seharusnya saya bahagia, memenangkan seleksi
duduk diatas
gerbong yang
(dimulai
“Demikian bagaimana.”
dari
mendengarkan pengumuman kereta akan berlabuh di rel
“Islam adalah agama pembebasan. Agama keadilan. Islam adalah teologi pembebasan.”
nomor berapa), sementara, calon penumpang lainnya gagal seleksi, terlambat menuju jajaran paling depan rel kereta. Ini artinya mereka mendapat peluang tidak duduk
Saya tertawa. Teologi pembebasan itu sekuler, sementara Islam tidak layak untuk disandingkan, dibuat untuk memenuhi kekeringan spiritualitas penganut agama
lebih banyak ketimbang saya. Dan saya telah memenangkan
sosialis
seleksi itu, dan saya menambah kemenangan itu dengan
pembebasan akan mengkerdilkan Islam.”
lebih dulu bersiaga, berinisiatif, karena ilmu peringan tubuh yang saya pelajari dari climbing wall semasa SMA. Setiap hari sebenarnya saya bahagia. Tapi saya lupa.
marxis!
Menyamakan
islam
dengan
teologi
Dan kami pun terus bertentangan hingga berdentamdentam. ***
Dan saya hampir saja melupakan kebahagiaan menang
Baru baru ini sahabatku mengirimkan sebuah surat
seleksi itu. ketika di stasiun Citayam seorang nenek
elektronik. Ia merayakan kesahnya mengenai ungkapan:
bongkok masuk ke gerbong.
Islam itu wajah lain dari kapitalisme. Ungkapan itu
Sial, tempat yang sudah susah saya dapatkan harus
dilontarkan temannya dengan mengatakan:
saya berikan untuk nenek bongkok itu. Sial. Saya tak punya
“Klo kita ngambil untung dari suatu komoditas yang
pilihan.
kita
jual
(M'=M2-M1)
maka
sebenernya
kita
telah
Saya merasa sedikit kesal --tapi itu hanya sementara. Sifat manusiawi, hewanilah yang membuat saya berpikir seculas itu. Saya pun berdiri. Ada sesuatu beban yang hilang. Dalam sekejap saya pun merasa bahagia kembali, karena saya telah menangkan pertarungan yang ada di dalam diri saya sendiri. (mengenang Depok)
memperlakukan kaum buruh dengan tidak manusiawi.
80
121
soalnya nilai-lebih yang kita ambil adalah kerja-lebihmereka-yang-tidak-kita-bayar.” Duhai. Dulu di taun 2006 ketika saya bertemu dengan pria berambut panjang bak vokalis Dragon Force itu, Islam dikatakan perwujudan dari sosialisme. Islam itu kiri sejak asal muasal, sejak Nabi Adam.
berkhutbah menyuarakan, bahwa IMF dan privatisasi merupakan sumber kejahatan yang membuat masyarakat marjinal tidak menikmati kesehatan, pangan, pendidikan -yang kalaupun tidak gratis sudah seharusnya dibuat murah. Ia
menjadikan
ayat
Al-Qur’an
sebagai
batu.
Dilemparkannya batu itu, pletak! Mengenai kepala-kepala yang tak sadar mengenai bahaya neo liberal. Ia
sertakan
analisis-analisis
kelas
yang
kaum
pergerakan sudah paham asal muasalnya dari mana. Hal inilah yang kemudian membuat saya, tertarik untuk berdiskusi dengannya. “Apa pandanganmu tentang Marx?” “Apa salahnya dengan Marx?” tanya dia membalikan pertanyaan, seolah ia memang sudah mengetahui maksud di balik pertanyaan itu. “Bukankah Marx tidak mempercayai agama?” tanya saya mengujinya.
BERJUANG
Ia tersenyum gemilang. “Itu salahnya Bung! Marx tidak membenci agama. Ia hanya melihat praktik agama kristiani yang salah. dari hal itu jangan dianggap Marx membenci agama.” “Jadi Marx sesungguhnya tidak membenci agama?” “Benar. Kalau seandainya agama mainstream di zamannya berperan seperti agama Kristen yang dijadikan landasan perjuangan di amerika latin, sudah pasti Marx
120
81
Twilight
Bunuh Diri The M.O.G I can feel Allah Your Existance innersoul can I be one of your love to serve you I give my life all my life Im yours, your martyr
Pria itu membuat banyak orang mabuk. Hanya sedikit yang bersikap seperti orang Indian bangsawan, seperti Winetou atau Klekih Petra, yang mampu menahan gesture tubuh dan warna muka yang menunjukkan kekaguman. Mau tidak mau gaya bertutur pria berambut panjang ikal bak anggota band metal tahun 1990-an itu, memang
(M.O.G.S.A.W. Purgatory)
luar biasa.
Lelaki tua berambut putih itu serak. Kacamatanya ia tanggalkan. Dan terdengarlah senguk yang mengharukan. Lamat-lamat ia mengucap, “Ya, Rasulullah, ya Rasulullah!” Dan isak kembali terdengar. Di hadapannya, aku tak mengeluarkan setitik air mata. Aku hanya tersenyum dan mengatakan padanya bahwa itulah bukti sang pencinta. Setelah meredakan emosi. Lelaki tua itu melanjutkan kisah manakala seorang pria Yahudi buta yang setiap pagi petang mulutnya tak henti menghina dan menyeru agar tak seorangpun dari kaumnya, orang di sekelilingnya, tertarik kepada keagungan Muhammad. 82
Jika kebanyakan intelektual kebanyakan bergaya dingin, hingga mengakibatkan banyak orang terkantukkantuk, pria ini tidak. Ia merogoh hati dan mengombang-ambingkan pikiran. Ia menyitir ayat berkenan tentang kezaliman yang dilakukan terhadap anak yatim dan tak beribu. Aroaytalladzi yukadzibubiddiin. Ujarnya. Diselingi
gaya bertutur dengan tangan keatas ketika ingin menyeru dan mengaduk-aduk perasaan dengan mengarahkan tangan ke arah jantungnya saat berbicara tentang ketertatihan kalangan miskin tertindas. Mau tidak mau pria ini harus diakui sebagai orang yang
brilian
dalam
melakukan 119
permainan
kata.
Ia
Akan tetapi, yang ingin saya sampaikan adalah bahwa
Pria tua Yahudi dan buta itu tak pernah tahu bahwa
perubahan bisa berawal dari mana saja --di samping
Rasulullah yang memberi makan mulutnya setiap hari
tentunya termasuk dari pemilihan umum (tapi sayangnya
menggunakan roti manis yang dicelup ke dalam susu.
saya bukan hanya tidak percaya orang-orangnya melainkan
Pria tua Yahudi itu tak tahu, ia terus meracau hingga
konsep pemerintahannya). Tapi bagi saya—pemilu-- itu
kematian Rasulullah. Dan ketika Abu Bakar melanjutkan
tetap saja di samping. Di pinggir, di pojokkan, yang berarti
pekerjaan Rasul: dengan memberi makan pria Yahudi
memilih akan tetap saya tirikan.
menggunakan tangannya sendiri, maka pria Yahudi itu serta
Karena, tetap saja ada banyak hal bisa saya/kamu lakukan selain mencontreng. Kamu kan bisa memilih untuk diam dirumah, bercumbu dengan istri. Saya
bisa
mengajak
anak
merta meludahkan makanannya. “Gerak tangan yang setiap hari memberiku roti itu tidak sekasar tangan mu!” Pria yahudi buta itu melolong.
main,
melihat
dam
Katulampa, ngulik lagu-lagu The Used yang baru saja teman
“Rotinya pun tidak selezat dan semanis yang diberikan olehnya setiap hari!” Ia pun bertanya. “Siapa kamu?”
saya bajak, atau membaca 40 hadist yang dijelaskan Imam
“Aku sahabatnya,” Kata Abu Bakar.
Komaini (semoga Allah merahmatinya) yang sahabat-
“Lantas, siapa lelaki yang setiap hari memberiku
sahabat saya menganggapnya kafir, atau mengagendakan
roti?!”
tanggal delapan ke depan untuk bertamasya bersama
”Lelaki itu telah meninggal. Dialah Muhammad.”
sahabat dan kawan-kawan yang memiliki persamaan
Pria Yahudi buta itu terkejut, ia pun bersimpuh
pemahaman politik untuk berjemur sambil tertawa-tawa di dekat air terjun yang sudah puluhan kali saya kunjungi.
Muhammad O’ Muhammad betapa agungnya dikau,
Dan bukankah Newton melakukan perubahan hanya karena ia melihat apel jatuh, bukankah Archimides menemukan
kaidah
yang
merubah
dunia
dari
menangis dan bersyahadat. hingga lelaki tua yang menceritakan dirimu,yang ada di hadapanku kembali terisak.
bak
mandinya…
***
Ya, perubahan bisa dilakukan bahkan semenjak kita bangun dari tempat ngiler dan mengucek mata.
Aku tak yakin apa yang diceritakannya berasal dari hadist yang bisa dipertanggung jawabkan atau tidak. Aku tidak memfokuskan diri pada hal itu, aku cukup terharu
118
83
Saya tidak pernah menganggap pemilu itu ada, tidak menganggapnya sebagai pesta kecuali pesta dugem di diskotik yang memiliki pengaruh buat orang lain tetapi tidak untuk saya dan keluarga.
Ingatkah kau akan Muhammad yang menjahit pakaian dan sepatu usang tanpa bantuan istrinya? Tahukah kau suatu saat, beliau ditanya oleh salah satu istrinya:
Jika kamu menilik saya, mempertanyakan statement
“Siapakah yang paling engkau cintai?”
saya itu dengan detail, jujur saja bahwa sebenarnya
“Yang aku cintai adalah yang aku beri cincin.”
keterkaitan antara pemilu dengan kehidupan, sebenarnya
Dan setelah rasulullah meninggal, istri-istrinya baru
nyata.
mengetahui bahwa mereka semua diberi cincin oleh
Kebijakan pemerintahan di masa lampau, masa kini
rasulullah.
dan masa yang akan datang akan mempengaruhi kondisi
Tahukah kau, akan kisah yang lain: kisah yang
yang ada: berupa kenaikan bahan bakar minyak, rusaknya
disesaki oleh kisah heroisme diri dan sahabat-sahabat
moralitas birokrasi, dan bobroknya mentalitas bangsa ini
pilihannya (ketika gigi serinya patah dan tanggal, tubuhnya
yang kerjanya buang sampah sembarangan.
koyak, sahabat-sahabatnya mengiklaskan tangan untuk
Itu dari sesi negatifnya, dan sisi positifnya pun ada,
dipapas pedang, badan dan punggung untuk dilembing,
nyata, … terlebih, jika kita menggunakan teknik daripada,
kisah tragis kala ia menceritakan bahwa cucunya akan
yah dari pada. Dari pada di zaman Megawati yang sumber
dibunuh dan ternyata Husainlah yang dipenggal dan
daya alam kita banyak diprivatisasi, yah mending milih
kepalanya diarak di Karballa, kisah yang menyerupai
presiden dari partai x atau partai xxx yang gak begitu
Nyanyian Roland, kisah heroik yang bahkan tidak hanya
parah dalam melakukan privatisasi.
hidup dan diceritakan.
Mungkin itu ada benarnya.
Tahukah kau akan kisah mengenai kesedihan kala ia
Ujar salah seorang yang kamu kenal. “Golput merupakan
sebentuk
ketidakberdayaan,
pelarian
dari
tanggung jawab," katanya.
ditinggalkan Khadijah yang agung, ditinggal pamannya Abu Thalib, dan saat di Thaif ia meminta perlindungan dari ancaman dan ia disambut oleh lemparan batu dan tahi unta.
Dan sebaliknya bagi dia, memilih menjadi sebuah tindakan patriotik yang dengannya berarti kita ikut
Ia didera rantai kemalangan yang saling terkait. Bagaimana dengan kisah mengenai pengabdian ketika ia memeluk pinggang sahabat kulit hitamnya ketika
116
85
Kita tak mengenal kesederhanaan Muhammad SAW karena kita dilibas oleh hasrat berkuasa seperti Nero, Corleone hingga Free Mason.
Lets Start a Revolution from Our Bed
Kita
tak
mengenal
penghancuran
strata,
selain
berkiblat pada Uncle Tom Cabins, I Have a Dream- nya Martin Luther King hingga Obama yang menjadi penguasa Negara zalim Amerika. Kita, dan kita… O kita tak mengenal Rasulullah Muhammad secara
Saya tidak mau ambil pusing dengan pemilu. Bukan
detail, padahal dari dirinya, kita bisa menemukan betapa
saya saja, Ira, istri saya itu sama sekali tidak pernah masuk
demikian kompleks dan demikian lengkapnya khasanah
bilik untuk menyoblos atau mencoreng di ajang pemilu, dan
sejarah kita: penuh nuansa, penuh hasrat, dedikasi, darah
sepertinya bapak saya juga.
dan strategi, penuh cinta dan terkadang keajaiban.
Mengapa sepertinya? Karena bapak saya pernah
Dan itu hanya satu kisah, bagaimana dengan kisah-
masuk ke dalam kamar setelah melihat debat calon presiden,
kisah
sambil mencak-mencak.
Rasulullah
Saya tak tahu apakah tanggal 8 nanti beliau bakal mencontreng atau tidak, tapi kemungkinanya tidak. Kalau ibu saya? Saya tidak tahu, tapi yang jelas, bapak punya andil untuk mempengaruhi pemahaman ibu saya itu.
orang-orang
di
sebagai
sekelilingnya
poros:
kisah
dan
para
menjadikan
sahabat
yang
pemberani dan agung, kisah dibakarnya perahu di selat Giblaltar, kisah Al Fatih mengenai berjalannya perahu di bebukitan untuk menghancurkan dinding Byzantium, kisah pasukan
musuh
yang
kakinya
dirantai
menjelang
Saya terhibur dengan sikap beliau, pasalnya dari dulu
ditundukkannya negeri Persepolis Parsi, kisah pasukan para
kami memang sedikit bergesekan dalam masalah politik,
janda di Aceh yang menghancurkan armada laut Belanda.
sampai kami pernah bersitegang di hadapan kakak adik, dan
Kisah dan kisah lainnya….
ibu sementara saya tetap mempertahankan kekeras-kepalaan saya.
O’ Kita tak bisa menangis. kita tak pernah bisa menangis haru, seperti lelaki tua itu… karena kita tidak tahu
Tapi itu sudah berlangsung lama dan saya tidak pernah
khasanah kita sendiri.
berbicara intensif dengan bapak. 114
87
Ini adalah sebuah tragedi. Ketika kita hendak dibunuh, ketika leher hendak digergaji mesin, kita malah mengasah belati untuk melakukan bunuh diri. Kita tengah bunuh diri kawan: membunuh diri dengan tak mengenal khasanah dan peradaban sendiri.
memberi andil bagi perkembangan renaissance deisme di kalangan kaum muslimin. Aku harus berhati-hati. Maka … kini, jika berhadapan denganku bersikap santun (normallah) membicarakan Al Quran dan Allah. Hati-hati! karena inilah fase perubahanku. Inilah masa
Ya, Rasulullah, rangkum kami di telaga kautsarmu!
kelahiranku
Ya Rasulullah…
Kelahiranku sebagai seorang muslim fundamentalis!
88
kembali.
113
terhadap zamannya. “Tetapi ia tidak boleh terlalu jujur dalam keyakinannya agar jangan dianggap fanatik . Vikaris jenderal (wakil uskup) boleh tersenyum bila agama diserang, uskup boleh tertawa , sedangkan kardinal boleh
War Lord
menyetujuinya dengan ramah dan riang.” Tulisan chamfort, seorang pengaram epigram (sindiran tajam), memang agak berlebihan demi memperoleh ketajaman kata, tetapi kata-
Seorang teman kerja mengatakan bahwa ia tidak yakin
kata itu memuat cukup banyak kebenaran hingga orang jujur
dengan apa yang telah terjadi di negeri Sherazade saat
menjadi gelisah …” (Abad Pencerahan,. 34-35)
saya bertanya mengenai riot yang terjadi di sana. Namun
Dan hal ini,
“… memberi umpan kepada kegiatan
propaganda para pilosof.” ( Abad Pencerahan 34 )
bagi dia, konflik yang terjadi di belahan bumi—termasuk Iran—akan bisa kita fahami jika kita memahami karakter ideologi.
Jika dimasa lalu dunia Kristen telah menuai badai
Kemudian perbincangan
kami
berlanjut
dalam
dengan perilaku ‘ramah tamah’ tersebut, kali ini aku tidak
tataran konsepsi yang sangat Muthharri sekali dan bagi
mau menjadi batu-bata.
saya terlihat seperti konsepsi Annabhani dan Marxis.
Paham pluralisme, yang diusung kalangan Islam
“Ideologi memiliki perangkat untuk
melindungi
‘protestan’ mempercepat arahnya. Aku tidak mau ikut andil
ideologinya,” ungkap pria yang pernah mengambil S-2
membentuk orde sekular.
Teknik Sipil di negeri beer atau pilsener itu.
Aku tak mau menjadi kerikil, aku tak mau menjadi
Berdasar kerangka ideologis itu, konflik di Iran
adukan semen, aku tak mau menjadi tiang penyangga
akan terlihat menjadi sebuah kewajaran, sebab ideologi
kebangkitan deisme yang berarti kebangkitan sekularisme di
hampir mirip dengan Tuhan: selalu ingin meng-esakan
negeri ini.Aku tak mau bersikap seperti paus ataupun pastur
dirinya.
yang disebut dalam ensiklopedia itu. Ah, aku tak mau lagi. Apa yang kulakukan, yang kusebarkan melalui sikap so called toleran kadang bisa
Idelogi media kapitalis sekularistik ataupun yang komunis atau kita
112
sosialisme libertarian seperti
itu
juga:
tidak mau diduakan, tidak mau dipoligami maka—jika mengerti
motif
ini—bisa 89
'diwajarkan'
ketika
Malam sebelum kuniatkan tidur aku membaca
Kekerasan bisa jadi merupakan penegakan izzah
ensiklopedia yang didalamnya ada kisah mengenai Newton,
karena Islam adalah filosofi kehidupan yang memiliki
sang deis serta perkembangan gereja, aliran berpikir dan
sisi kelemah-lembutan dan ketegasan. Karena, Muhammad
perubahan cara pandang dunia hingga Eropa mengelupas
sang guru alam semesta bukanlah hanya orang suci yang
diri dari cangkang dan memproklamirkan diri menjadi
menyikapi permasalahan serius dunia dengan sabar.
‘manusia dewasa’.
Di
Sialnya aku tidak meminjam ensiklopedia remeh temeh, tapi Pustaka Life Time.
sisi
kelembutan dan sifat
pengampunannya,
Muhammad adalah seorang War Lord . Ia adalah juga seorang kombatan.
Ensiklopedia yang dari dulu hingga saat ini kusanjungsanjung karena jarang ditandingi oleh tulisan lain yang
Catatan Kaki Korengan:
mengisahkan sebuah abad.
[0] Bagaimana mau percaya jika tayangan pers
Inilah sialnya. Buku yang baru kupinjam dari salah
menayangkan infotainment dianggap sebagai jurnalisme?
seorang teman SMA-ku itu membuatku kembali menulis.
Kebanyakan media massa diisi oleh orang-orang yang tidak
Padahal, sehari sebelumnya aku keracunan jamur.
faham analisa mengenai fakta. mereka hanya ingin melihat
Tahulah bagaimana siksa yang diakibatkan keracunan
apa yang ingin mereka lihat.
(meski taraf rendah). Memakan jamur kuping yang kupikir salah
dalam
mengolah
bumbunya,
membuatku
mengeluarkan cairan bukan saja dari knalpot tapi juga dari mulut.
[1] Meledakan pemancar bukan untuk mematikan sipil. [2] Tidak ada kosa kata bom syahid –di dalam pikiran saya-- kecuali di bom, dirudal seperti Ahmad Yassin yang
Hoek …muntahan pertama yang keluar irisan jamur,
muntahan kedua bawang. Dan di malam hari hingga dini hari cairan terus keluar.
insya Allah menjadi syahid. Saya
tidak
menyetujui
adanya
bomber karena
justifikasi hadist yang acapkali di gunakan untuk aksi-aksi
Aku lemas, dan rekan-rekan di tempatku kerja menanyakan keadaanku.
tersebut tidak memiliki jembatan logis antara realitas aksi seseorang di masa rasulullah dengan pelaziman meledakkan
Kujawab dengan tersenyum seolah bukan menjadi masalah, “Saya keracunan.” Lemas, tetapi ensiklopedia itu 108
diri dengan alasan apapun. Dan 'serunya' lagi, kalau ditelaah,
ulama-ulama
yang 93
menyatakan
kebolehan
melakukan penggunaam bom manusia pada kenyataannya, tidak pernah melakukan aksi tersebut.
Dulu aku bisa mempraktikkan teori bahwa sebuah sebuah ide yang akan terus mengganggu kecuali kau
Tapi toh hal tersebut hanya permasalahan cabang
memenjarakannya dalam tulisan, atau lebih maju dari itu:
dalam Islam Itu bukan permasalahan yang fundamental
memenjarakannya dalam secarik dua carik kertas prinan-
macam akidah.
printer Canon 1800 atau apalah.
Ada yang lebih penting lagi bahwa pihak yang tidak
Aku bisa melakukannya, mempraktikannya, tapi
melazimkan bom tersebut (bukan hanya saya) dan pihak
beberapa waktu ini aku malah mempraktikan apa yang
yang melazimkan memiliki satu visi bahwa kita sedang dijajah dan dizalimi. Kita memiliki common enemy. Saya
dikatakan Eiji Yoshikawa melalui tokohnya sebelum
menghormati
kalangan
mujahidin.
Saya
mendoakan
bomber-bomber manusia di wilayah konflik seperti Ayat al Arasy dipandang oleh Allah hanya salah mengikuti ijtihad dan saya benar-benar mendoakan cewek cantik itu syahid.
menjadi Taiko. Kasarnya, tokoh itu mengatakan begini, “Hei, kalau udah cape molor aja ! Udah tidur aja kaya bangke keledai!”
Well, lain kali saja aku menuangkan pikiran ke dalam cetakan itu, lain waktu saja…satu dua…ada domba terbang… ada penguin berjalan melewati kasur melewati kaki anakku, nyawa, nguik di telinga istriku … lewat beberapa penguin, dan aku tertidur. Berhasil! Hingga malam ini, semuanya tidak berlangsung seperti biasa.
Aku
hanya
bisa
menjauhkan
tapi
tidak
menghilangkan pikiran-pikiranku. Aku hanya mengalihkan. Dan ketika ada sebuah pantik yang mengejutkan maka keinginan untuk menuangkan pikiran --meski dalam keadaan letih-- muncul kembali. Kali ini lebih kuat. Lebih berbobot, lebih berlemak. Proteinnya melebihi DHA yang anakku konsumsi ketika dalam kandungan. 94
107
Kembali Keperaduan
KELINGKING
Sudah beberapa kali aku melewatkan ide-ide di
Saya tak habis pikir, orang Bumi Putera itu hendak
kepalaku. Aku yakin itu akan mengganggu alam bawah
menggolkan
sadarku, tapi aku terlalu capai.
Diajaknya saya bicara tentang keuntungan mengambil
Ya ya, aku tak mau membuat pembenaran. Memang benar capai, tapi rasanya tidak perlu sampai membuat aku tidak bisa menulis. Aku tidak berada di zaman revolusi industri ketika anak anak dan pemuda yang bangun dan bekerja pada jam empat pagi dan keluar dari pabrik enam jam setelah entog, anak bebek dan ayam pulang kandang, yah sekitar jam 24.00 malam. mungkin bekerja di pabriknya Robert Owen, seorang yang
berdedikasi
Proposal
sudah
ia
serahkan.
asuransi di perusahaannya. Saya tidak fokus, atau lebih tepatnya tidak memiliki kehendak untuk fokus terhadap omongannya. Alih-alih
mendengarkan
saya
justru
lebih
memfokuskan pada tangannya. Jari tangan sales Bumi Putera itu jorok sekali. Sudah kukunya panjang, coklat pula.
Setidaknya, kalau pun aku hidup di zaman itu, aku sosialis
asuransi.
untuk
memuliakan
waktu
senggang pekerja.
“Kalau tembus, Bapak nanti saya beri persenan.” Bujuknya. “Wah saya tidak main seperti itu” Jawab saya. Terbata-bata, lelaki itu menjelaskan, bahwa ia tidak
Ya, ya, aku memang capai tapi rasanya bukan itu alasan utama untuk tidak menulis. Ya, ya aku terlalu memanjakan tubuh. Setiap pulang, aku letih dan aku hanya ingin istirahat. Dan itu selalu
mengambil uang perusahaan untuk diberikan ke saya. “Cuma memberi uang terimakasih, kok.” Ia berdalih. “Persenan itu dari keuntungan yang saya dapat. Saya tidak korupsi kok.”
kebablasan.
106
95
Buat saya itu memang bukan korupsi tapi suap. Dan rupanya,
omongan
yang
saya
selentingkan
makin
membuatnya tidak nyaman. Mimiknya mulai berubah.
Untunglah kami sama-sama berpikir fair, bahwa ada permainan gramar di dalam anna. So… anaa Muhammad?
Saya tidak ambil pusing mengenai manuver apapun
Tidak! Anaa Divan
yang kemudian dia lakukan dalam usaha memperbaiki
And who’s beside me?
pencitraan atau imagenya. Ya, fokus saya tidak kesana.
Al Arief Muchlis (teman yang menanyakan hal itu)
Fokus sy cuma ke kelingkingnya. Jorok!
Dan siapakah Kamu?
“Begini saja, nanti proposal ini saya sampaikan ke
Sudah terdevinisikankah dirimu.
departemen yang bersangkutan,” saya memungkas. Lantas, saya meminta kartu namanya.
(di sebuah Gazebo)
Lelaki itu berdiri. Kami berjabat tangan. Ia mengucap salam. Motor membawanya pergi. Saat kembali ke dalam ruangan, saya masih berpikir: jika
orang
ingin
menggolkan
proposalnya
kenapa
penampilannya asal-asalan? Penampilan yang tidak baik itu
terkait dengan kelingkingnya. Kelingking sales itu demikian kotor. Lha, bukankah saya terlanjur bersalaman dengannya? Huedew! Tun inji! Gilani!
*** Usai memberikan proposal, saya beranjak ke mushola. Di dalam mushola ada dua orang dalam satu saf . Tahiat awal berlangsung. Saya bersiap-siap, nah loh, saya melihat ada dua buah telunjuk di bawah saya yang warnanya hitam. Allahhu Akbar, kata imam. Lah kelingking imam warnanya hitam pula. Oladalah , di ruangan itu cuma jari saya saja yang bersih. 96
105
Hal ini sepertinya cocok dengan konsepsi Budhisme
Shalat hari ini jadi tak khusyu. Rupanya orang-orang
yang pernah kupelajari. Bahwa didalam aliran Budha
pada ikut pemilu. Duh, saya benar-benar lupa bahwa pemilu
terbesar ada statement yang mengatakan “Jadilah Budha!”
itu diadakan.
Budha adalah Nirwana. Nirwana adalah kondisi tercerahkan. Bukankah suasana cerah selalu menentramkan? Ah, Budhisme memang berbeda dengan Islam, tetapi ada beberapa ajarannya yang memiliki irisan dengan pemaknaan yang kucari di dalam khasanah keyakinan yang kuanut. Tapi, harus kuakui itu hanya pemaknaan. Lantas, tahukah selanjutnya apa yang kutemukan? Aku menelepon sahabatku … “Ri, ana dalam syahadat sama nggak dengan ana dengan penyebutan aku dalam bahasa Arab?” Dan dengan jelas dan yakinnya dia mengatakan. “Jelas beda. Ana dalam syahadat yang bermakna sesungguhnya, menggunakan susunan alif nun. Jadi a---n--n---a bukan a---n---a. Sedangkan ana bermakna aku,
susunan hurufnya alif nun alif .” “Lu yakin?” “Insya Allah yakin!” Hm, hm. Inilah titik penting mempelajari bahasa Arab
untuk menjelaskan kebingungan yang aku dan temanku dapat. Untungnya aku dan temanku itu tidak sok tahu seperti Darmogandul
dan
104
Ghotoloco.
97
Pemilu : Pencuri “Memilih untuk tidak memilih memang merupakan alasan
Ana adalah Muhammad Aku adalah Muhammad!
yang Demokratis. Seorang lulusan Oxford bertanya: Tetapi bukan dengan alasan sampah macam itu kita
“Apa makna ana dalam syahadat? Apa makna ana dalam syahadat itu sama dengan ana aku.”
melakukannya!.
Ia pun kemudian melanjutkan. “Jika ana itu aku, Memilih untuk tidak memilih merupakan alasan teologis! Sebab kita muslim! Stay Moslem, don’t vote!"
berarti ana Muhammad, bermakna aku adalah Muhammad.” Lulusan Oxford itu bertanya pada temanku. Dan temanku bertanya padaku.
Itu kalimat seram yang berasal dari sahabat-sahabat saya.
Lantas aku berpikir bahwa seseorang harus “menjadi” Muhammad dalam kehidupannya.
"Mari bertamasya saat hari pemilu tiba!
Aku adalah Muhammad bukan berarti aku duplikat
Jangan biarkan pemilu mencuri hari libur kita!"
Muhammad, kloningnya penghulu para rasul yang mulia itu.
Itu kata saya.
menyerupai tingkah laku al Amin.
Aku
seharusnya
berusaha.
Ana
harus
tekun
Jika tidak --dan
sejujurnya tak mungkin bisa karena sejarah hidupku kacau balau, dan aku baru melakukan start, maka dengan sisa bonus umurku yang tanpa garansi ini--, aku harus berusaha menjalani apa yang dilakukannya, bersusah payah untuk memasukan ajarannya ke dalam kehidupanku. 98
103
Ia
memang
menginginkan
itu.
Ia
memang
membutuhkannya. Maka, merapatlah perlahan. Hubungi sahabat-sahabat yang masih merindukanmu. Kau tahu? Kami tidak pernah menutup pagar ikatan
Belajar Melangkah
persahabatan ini. Kami sengaja membuka pintu itu agar kau mengetahui
tempatmu
kembali.
Bahwa
kami
selalu
merindukanmu. Perlahanlah
Baru-baru ini seorang sahabat menceritakan bahwa tak
usah
terlalu
hardcore
dalam melangkah. Mainkan saja musik lawas Atomic Kitten yang
tempat kerjanya seakan Al Catraz. Ia merasa terpenjara. Ia
easy listening . Dan apabila dunia yang engkau dan aku
dia alami bukan dikarenakan ia kekurangan uang.
tempati masih seperti ini, maka mari kita belajar bertarung lagi.
telah mencapai titik didihnya. Kulminasi kekecewaan yang Dalam hal material --setidaknya dalam sudut tetangga memandang-- ia telah mendapatkan lebih dari segalanya. Tetapi ia merasa kurang. Ada sisi yang tidak bisa ia lepaskan: panggilan jiwanya. Untuk pribadi , saya tak tahu apakah saya telah menyambut panggilan jiwa saya. Saya tidak tahu tetapi secara general saya merasa nyaman atas apa yang saya dapatkan. Dan ini bukan dikarenakan saya telah menyesap semua yang ada di diagram Maslow. Tapi saya tidak peduli apa hidup saya harus di cocokkan dengan piramida tersebut atau tidak, karena bagi saya ketika istri saya telah mengatakan
bahwa
apa
yang
saya
lakukan
sedikit
banyaknya sudah benar, dan dia memiliki impian yang sederhana sama halnya dengan impian saya, maka permasalahan dunia, --dalam tanda kutip-- telah saya selesaikan. 102
99