BIOMASSA
BIOENERGI NUSANT NUSANTARA ARA
www.bioenerginusantara.com
BAHAN BAKU & TEKNOLOGI KONVERSI UNTUK ENERGI
TERBARUKAN
(Kajian Pustaka dan Gagasan Aplikasi di Indonesia)
BIOENERGI NUSANT NUSANTARA ARA
www.bioenerginusantara.com
TERIMAKASIH KEPADA: •
PT.. BERJAYA GEMILAN PT GEMILANG G ENERGI
atas spons sponsor or dan fasi fasilita litass perj perjalan alanan an ke Erop Eropaa pada tanggal 1-19 Juni 2014 untuk mempelajari dan menjalin kerjasama dengan pengusaha industri Jerman, Jerma n, Swiss, S wiss, Austr Austria, ia, dan d an Beland Be landaa di bida bidang ng energi en ergi terb terbaruk arukan. an. • PT PT.. COCOMAS INDONE INDONESIA SIA atas kesediannya menggunakan konsep survei biomassa ini di enam wilayah di Provinsi Riau pada bulan September hingga Desember 2014.
Arti kel ini disaj Artikel disajikan ikan kepad kepadaa publik yang berba berbahasa hasa Indone Indonesia sia seca secara ra grat gratis is untuk memper memperluas luas cakrawala dan minat pada pendayagunaan biomassa sebagai bahan baku energi terbarukan. Kepada para pembaca yang berminat memberikan donasi untuk artikel ini, dipersilakan disampaikan PT.. Insan Fajar Mandiri Nusantara melalui rekening perusahaan di Bank Mandiri Cabang kepada: PT Pajajaran Bogor: 133-0012474011.
Hasil donasi ini akan disampaikan kepada PAUD Insan Mandiri pendidikan anak usia dini dari kalangan masyarakat sederhana di kelurahan Tegal Lega, Bogor yang membayar biaya sekolah anaknya Rp1.000,-/hari.
BIOENERGI NUSANT NUSANTARA ARA
www.bioenerginusantara.com
TERIMAKASIH KEPADA: •
PT.. BERJAYA GEMILAN PT GEMILANG G ENERGI
atas spons sponsor or dan fasi fasilita litass perj perjalan alanan an ke Erop Eropaa pada tanggal 1-19 Juni 2014 untuk mempelajari dan menjalin kerjasama dengan pengusaha industri Jerman, Jerma n, Swiss, S wiss, Austr Austria, ia, dan d an Beland Be landaa di bida bidang ng energi en ergi terb terbaruk arukan. an. • PT PT.. COCOMAS INDONE INDONESIA SIA atas kesediannya menggunakan konsep survei biomassa ini di enam wilayah di Provinsi Riau pada bulan September hingga Desember 2014.
Arti kel ini disaj Artikel disajikan ikan kepad kepadaa publik yang berba berbahasa hasa Indone Indonesia sia seca secara ra grat gratis is untuk memper memperluas luas cakrawala dan minat pada pendayagunaan biomassa sebagai bahan baku energi terbarukan. Kepada para pembaca yang berminat memberikan donasi untuk artikel ini, dipersilakan disampaikan PT.. Insan Fajar Mandiri Nusantara melalui rekening perusahaan di Bank Mandiri Cabang kepada: PT Pajajaran Bogor: 133-0012474011.
Hasil donasi ini akan disampaikan kepada PAUD Insan Mandiri pendidikan anak usia dini dari kalangan masyarakat sederhana di kelurahan Tegal Lega, Bogor yang membayar biaya sekolah anaknya Rp1.000,-/hari.
BIOENERGI NUSANT NUSANTARA ARA
www.bioenerginusantara.com
Daftar Isi
03
Kata Pengantar
04
Daftar Gambar
-
Daftar Tabel
-
Daftar Lampiran
-
1
PENDAHULUAN
1.1 1.2 1.3 1.4 2
3
Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Ruang Lingkup Pembahasan
05 05 06 06 07
2.1 Pengumpulan Pustaka dari Jurnal dan dan Buku Acuan 2.2 Penyusunan Kerangka Tulisan 2.3 Penulisan, Revisi dan Publikasi
08 08 10 10
PENGERTIAN BIOMASSA
10
METODOLOGI PENULISAN
BIOENERGI NUSANT NUSANTARA ARA
www.bioenerginusantara.com
PENGANTAR
P
emahaman yang baik dan menyeluruh tentang biomassa akan mengantarkan anda pada sebuah kemampuan dan kearifan untuk mengelola energi terbarukan bagi kesejahteraan masyarakat. Kemampuan adalah penguasaan pilihan teknologi yang mampu mengkonversi biomassa menjadi beragam ber agam bentuk energi dengan tingkat efisiensi yang tinggi, sedangkan kearifan akan bertumpu pada strategi pengelolaan sumberdaya alam yang tidak dieksploitasi secara berlebihan hanya dengan argumentasi pemenuhan kebutuhan energi.
Pengalaman umat manusia terhadap penggunaan energi fosil (minyak bumi, gas, dan batubara) telah memberikan catatan tersendiri terhadap kerusakan lingkungan sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energinya untuk pemanasan rumah, kenyamanan, dan transportasi serta industri. Pengalaman itu mengantarkan pada upaya mencari pilihan energi yang akrab lingkungan, dapat diperbaharui, dan terjangkau secara ekonomi. Pilihan itupun telah mengarah pada penggunaan energi yang bersumber pada energi surya, panas bumi, hidro, energi laut (gelombang laut, pasang surut, dan suhu laut), dan biomassa. Biomassa merupakan sumber energi yang langsung terkait dengan peradaban umat manusia. Peradaban manusia itu ditandai dengan penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin maju berkat penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh para peneliti.
BIOENERGI NUSANT NUSANTARA ARA
www.bioenerginusantara.com
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi bagi penduduk dunia terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, perkembangan industri, peningkatan sarana transportasi, serta beragam peningkatan kebutuhan terhadap kenyamanan dan gaya hidup manusia yang membutuhkan energi.
Pemenuhan terhadap energi itu sebagian besar berasal dari energi fosil, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Akibatnya, terjadi kelangkaan sumber energi tersebut, bahkan jika pun ada sumbernya harus dibayar mahal dengan mengorbankan kepentingan fungsi dan pelayanan lingkungan dengan investasi peralatan dan biaya operasional yang sangat mahal. Fungsi lingkungan yang harus dikorbankan jika mengeksplorasi sumber minyak dan gas adalah kehilangan fungsi hutan, pencemaran sungai dan laut, terganggunya mata rantai kehidupan dan sebagainya. Pada sisi lain tapi kasus yang sama, peningkatan investasi dan biaya operasional akan berdampak pada harga dan gas yang semakin tinggi. Beban dan kerugian yang semakin berat dalam penyediaan energi fosil ini, telah menyadarkan manusia untuk mengalihkan sumber energinya ke energi yang ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui yaitu energi terbarukan. Ragam energi tersebut berasal dari energi matahari, angin, hidro, gelombang dan arus laut, panas bumi, serta biomassa.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Peranan biomassa ini terus bertambah sering dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi konversi dan pemanfaatan yang membawa pada peningkatan kuantitas dan kualitas produk bioenergi yang setara dengan standar bahan bakar konvensional.
1.2 Tujuan
Tujuh tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini yaitu: 1. Mempelajari fungsi dan manfaat, serta karakteristik biomassa untuk sebagai bahan baku energi terbarukan. 2. Mempelajari perbedaan manfaat atau penggunaan biomassa secara tradisional dengan modern, dan upaya mempromosikan pemikiran biomassa modern. 3. Mempelajari dan mengindentifikasi jenis tumbuhan tanaman Indonesia yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku biomassa dan sistem mata rantai penyediaanya. 4. Mendayagunakan konsep keberlanjutan (sustainability) untuk mendukung suplai dan penggunaan biomassa sebagai bahan baku bioenergi. 5. Mempelajari ragam proses konversi biomassa menjadi produk bioenergi seperti biosolid, bio-oil, dan biogas. 6. Mempelajari ragam teknologi konversi biomassa menjadi energi terbarukan dan strategi pemilihannya.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Pilihan untuk mendayagunakan biomassa ini adalah untuk memperkuat argumentasi bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai penyedia bahkan pengekspor bahan baku bioenergi. Namun demikian, terlebih dahulu mampu mendukung pemenuhan energi nasional sebelum melakukan ekspor energi untuk tidak mengulangi pengalaman pada energi tidak terbarukan (energi fosil).
1.4.2 Subsistem Mata Rantai Penyediaan Biomassa
Pada bagian ini, penulis menyajikan komponen-komponen yang menjalin mata rantai penyediaan biomassa (biomass supply chain), mulai dari kondisi biomassa berada di lapangan, diangkut dengan berbagai moda transportasi, kemudian disimpan di gudang, mengalami pra perlakukan sebelum proses atau dikonversi di pabrik, sampai dengan pengemasan biomassa tersebut sebagai produk bioenergi.
1.4.3 Subsistem Teknologi Konversi Biomassa
Penjelasan prinsip-prinsip dasar konversi biomassa, kemudian pemilihan teknologi konversi yang tepat sehingga biomassa dapat digunakan sebagai bahan baku energi dan beragam produk bioenergi.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Pada pengumpulan bahan pustaka ini, penulis terbantu oleh piranti pengelola buku digital CALIBRE yang dapat diperoleh di http://.calibre.com, dan perolehan buku dan jurnal ilmiah dari laman http://gen. lib.rus.ec/, serta perolehan khusus jurnal ilmiah di http://www.sciencedirect.com/.
2.2 Penyusunan Kerangka Tulisan
Kerangka tulisan makalah ini disajikan dalam bentuk skema seperti pada Gambar 3, sedangkan penyajian isi tulisan menggunakan kerangka pikir seperti pada Gambar 2.
2.3 Penulisan, Revisi dan Publikasi
Penulisan dan revisi dilakukan secara bertahap dengan mengikuti kerangka penulisan. Dalam tahapan revisi, penulis berkesempatan mengikuti perkembangan teknologi konversi biomassa di Eropa sebagai kawasan negara yang lebih moderen menggunakan biomassa sebagai sumber energi. Kunjungan itu membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas pada alternatif teknologi konversi biomassa, ragam produk dan kebutuhan bioenergi, serta fasilitas pembiayaan pembangkit listrik dari lembaga keuanganEropa.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Bioenergi adalah energi terbarukan yang didapatkan dari sumber biologis, baik yang berasal dari tanaman/tumbuhan maupun dari tanaman. Dalam definisi yang lebih sempit, bioenergi adalah sinonim dari biofuel, yang merupakan bahan bakar turunan dari sumber biologis. Dalam cakupan yang lebih luas, bioenergi mencakup juga biomassa. Bioenergi adalah energi yang dihasilkan dari biomassa, tetapi bioenergi bukanlah biomassa itu sendiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Biomassa).
Bioenergi mencakup biomassa mencakup pengertian biomassa dan biofuel. Pengertian biofuel merupakan istilah yang disusun berdasarkan tiga wujud energi terbarukan berbasis biomassa dalam bentuk cair yang disebut biodiesel, berwujud padat disebut biosolid, dan dalam wujud gas disebut biogas. Biomassa, istilah ini dalam industri penghasil energiakan merujuk pada sumber bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industri. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar seperti jerami, sekam, batok kelapa, tandan kosong dan cangkang sawit, dan limbah kayu.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Kendati ada sedikit perbedaan sudut pandang dalam menyatakan definisi biomassa namun dalam makalah ini semuanya diasumsikan sama karena dipakai sebagai sumber bahan baku energi.
Biofuel
Terjemahan lugas biofuel adalah bahan bakar cair. Namun demikian, berdasarkan penjelasan Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Biofuel), Bahan bakar hayatiataubiofueladalah setiap bahan bakar baikpa datan,cairanataupungasyangdihasilkan dari bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol danester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Biodiesel
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.2 Biomassa Tradisional dan Modern
Dalam pengunaan biomassa, dibedakan menjadi dua kelompok yaitu biomassa tradisional dan biomassa modern. Prespektif biomassa tradisional mengacu pada belum adanya jaminan penyediaan kembali biomassa melalui upaya penanaman kembali tanaman bahan baku atau pemanfaatan limbah pertanian. Sementara itu, biomassa modern mengacu pada telah ada upaya penanaman atau pemanfaatan bahan yang berasal dari sistem budidaya komoditi pertanian, kehutanan atau limbah kota. Jadi pembeda dari dua kelompok tersebut adalah kriteria kelestarian. Definisi berikut ini akan membedakan pengertian biomassa tradisional dan biomassa modern, kemudian dirangkum dalam Tabel 1. dengan menggunakan delapan indikator yaitu terminologi/ istilah, tujuan penggunaan, efisiensi konversi energi, teknologi konversi, perlakuan, produk tambahan, pengguna dan implikasinya.
3.2.1 Biomassa Tradisional
Biomassa padat, termasuk kayu bakar yang dikumpulkan, arang, residu pertanian dan hutan, dan kotoran hewan, yang biasanya diproduksi tapi tidak berkelanjutan dan BIOMASSA TRADISIONAL.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Tabel 1. Delapan Indikator Pembeda BIOMASSA Tradisional dan BIOMASSA Modern NO
INDIKATOR
BIOMASSA TRADISIONAL
BIOMASSA MODERN
1.
Terminologi/Istilah
Tidak ada penggantian tanaman secara nyata di lapangan melalui budidaya.
Ada pergantian biomassa secara tindakan nyata melalui budidaya Menghasilkan listrik, biofuel untuk
2.
Tujuan Penggunaan
Memasak dan menghangatkan ruangan
kendaraan dan mesin, penghangat ruangan
3.
Efisiensi Konversi Energi Rendah
Tinggi
4.
Teknologi Konversi
Pembakaran langsung
Gasifikasi, pyrolysis, thermolysis,
5.
Perlakuan
Hanya untuk pengeringan pra penggunaan biomassa.
Pengeringan, pembuatan pelet, disangrai (torrified), dan lain-lain
6.
Produk Tambahan
hanya abu
Gas, biosolid, biofuel
7.
Pengguna
Rumah tangga, negara-negara miskin dan sedang berkembang
Industri, pabrik pembangkit listrik, dan pemukiman, negara-negara maju
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Tabel 2. Posisi Indonesia dalam Pemanfaatan BIOMASSA (WEO, 2013).
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
f.
Karena sistem dan teknologi ini mampu mengolah sumber biomassa dari limbah pertanian, limbah pemukiman atau kota, limbah industri pengolahan produk pertanian, maka kondisi tersebut memungkinkan untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui tindakan mengurangi dampak pencemaran dan penyebab peningkatan gas-gas penyebab efek rumah kaca. g. Untuk membangun prespektif barupada sistem pertanian (agribisnis dan agroindustri) di Indonesia. Prespektif baru itu adalah pembangunan dan pengembangan energi terbarukan berbasis pada produk dan limbah agroindustri, tanpa mengabaikan kepentingan nasional pada pangan dan papan. Demirbas (2008) merangkum pendapat para ahli energi dengan memberikan tiga alasan pentingnya biomassa sebagai bahan baku bioenergi. Pertama, biomassa adalah sumber daya terbarukan yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan di masa depan. Kedua, biomassa memiliki sifat lingkungansangat positif sehingga tidak ada pelepasan karbon dioksida ke atmosfer dan memiliki kandungan sulfur yang sangat rendah. Artinya, biomassa bukan kontributor penyebab perubahan global. Ketiga, biomassa memiliki potensi ekonomi yang nyata seiring dengan peningkatan harga bahan bakar fosil di masa mendatang. Penggunaan biomassa telah diramalkan oleh Hall (1980) akan menjadi alternatif penting dalam penyediaan energi dimasa mendatang. Ramalan ini tertuang pada Tabel 3 yang menjelaskan beberapa manfaat dan masalah dalam pemanfatan biomassa tersebut, dan sekarang persoalan tersebut sudah
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Hall (1982) juga telah berpendapat bahwa faktor utama yang akan menentukan apakah skema biomassa dapat diimplementasikan di negara tertentu adalah a) sumberdaya biomassa, b) teknologi yang tersedia dan infrastruktur untuk konversi, distribusi dan pemasaran, dan c) kemauan politik yang dikombinasikan dengan penerimaan sosial dan ekonomi viabilitas (Hall, 1982).
3.4 Karakteristik Biomassa
Ketika biomassa dijumpai di lapangan, secara umum dapat diidentifikasi karakteristiknya seperti jenis dan ukuran yang tidak seragam karena berasal dari berbagai sumber, kadar air yang tinggi, kandungan energi yang rendah. Kondisi alami ini akan mengakibatkan biaya transportasi biomassa akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan batubara, minyak, dan gas. Kendati identifikasi karakteristik biomassa secara kasat mata tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah dan murah namun tidak mampu memberikan informasi kuantitatif yang sangat diperlukan dalam strategi dan program kerja teknis dalam pengelolaan biomassa sebagai bahan baku bioenergi. Pengelolaan terpenting adalah melakukan pengubahan energi yang rendah menjadi materi berenergi tinggi melalui proses fisik, biologi, dan kimia atau kombinasinya serta pemilihan teknologi konversinya.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
lebih penting daripada batubara. Bagian utama dari bahan bakar ini kemudian diuapkan sebelum fase gas homogen pembakaran sementara char sisanya dibakar heterogen. Jumlah pengaruh zat terbang sangat dekomposisi dan pembakaran perilaku termal. Ini berbeda dengan kandungan karbon utama biomassa karena beberapa karbon hilang dalam hidrokarbon dengan volatil. Karbon Tetap (Fixed Carbon)
Kadar karbon tetap adalah karbon ditemukan dalam bahan yang tersisa setelah bahan yang mudah menguap. Hal ini berbeda dengan kandungan karbon utama biomassa karena beberapa karbon hilang dalam hidrokarbon dengan volatil. Kadar Abu (Ash)
Kadar abu biomassa adalah residu dari sisa pembakaran yang bersifat tidak mudah terbakar. Ini merupakan mineral massal setelah karbon, oksigen, sulfur dan udara yang telah terjadi selama proses pembakaran. Beberapa elemen yang hadir dalam bentuk biomassa abu setelah pembakaran dikenal sebagai unsur pembentuk abu. Mereka ada dalam bentuk garam, tersimpan dalam struktur karbon (abu melekat) atau setelah diperkenalkan ke bahan bakar saat panen dan transportasi dalam bentuk debu atau tanah liat (ash entrained). Semua jenis biomassa memiliki kandungan abu yang rendah dibandingkan dengan batubara. Namun,
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.4.3 Analisis Elemen Biomassa
Analisis elemen biomassa merupakan analisa unsur konstituen organik utama yang diperlukan untuk perancangan bahan biomassa. Dalam analisis ini, ditemukan elemen karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Unsur-unsur tersebut membentuk senyawa makromolekul alami seperti selulosa (C6H12O6), hemiselulosa (C5H8O4), lignin, pati dan protein dari jaringan tumbuhan. Beberapa penelitian lebih lanjut dari unsur-unsur utama termasuk klorin (Cl), alkali dan abu membentuk unsur-unsur seperti aluminium (Al), silikon (Si), kalsium (Ca), besi (Fe), kalium (K), magnesium (Mg), natrium (Na) dan fosfor (P). Kekhawatiran lain studi unsur elemen dalam biomassa seperti logam berat: arsen (As), barium (Ba), kadmium (Cd), cobalt (Co), kromium (Cr), tembaga (Cu), mangan (Mn), molibdenum (Mo), nikel (Ni), timbal (Pb), titanium (Ti), vanadium (V), seng (Zn). Relevansi penelitian logam berat terletak pada prediksi emisi, pemanfaatan abu dan aerosol formation.Both ini penelitian lebih lanjut yang mahal dan tidak penting untuk membuat suatu gambar kasar dari perilaku bahan bakar biomassa selama pembakaran.
3.4.4 Nilai Kalori
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Contoh kasus:
Contoh kasus yang disajikan pada artikel ini terbagi dalam beberapa kelompok yaitu tanaman pangan seperti padi, jagung, singkong; tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, karet dan kakao, tebu; tanaman hutan seperti bambu, gmelina, acacia; limbah hutan seperti plywood, papan kayu keras (hardwood), kayu lunak (softwood), bahan yang mengandung partikel kayu. Data disajikan pada Lampiran 1.
3.5 Sumber-Sumber Biomassa
Berdasarkan kerangka pikir Demirbas (2001)sumber biomassa dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu (1) limbah; (2) produk kehutanan; (3) tanaman energi; dan (4) tanaman akuatik.
3.5.1 Limbah
Pada kelompok ini, limbah yang menjadi salah satu sumber biomassa dapat diperoleh dari limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah industri kehutanan, serta limbah organik dari pemukiman/ perkotaan.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.5.2 Biomassa Kehutanan
Biomassa kehutanan dapat dibagi menjadi tiga sumber penting yaitu: (1) serasah hutan, (2) limbah penebangan, dan (3) limbah industri kayu hutan. 1. Serasah hutan terjadi dari komponen pohon seperti daun, ranting, dan dahan, bahkan pohon yang telah tua dan tidak berfungsi atau mati dan jatuh ke lantai hutan. 2. Limbah penebangan merupakan sisa batang, ranting, dan dahan yang terjadi setelah penebang pohon. Sisa biomassa ini umumnya masih segar karena kadar airnya tinggi sehingga perlu waktu atau sedikit upaya supaya lebih kering. 3. Limbah industri kayu umumnya ditemukan di sentra pengolahan kayu hutan dalam bentuk serbuk gergaji, potongan kulit kayu, atau potongan kayu yang tidak lagi bernilai ekonomi.
3.5.3 Tanaman Energi
Tanaman yang khusus dibudidayakan dan didedikasikan khusus untuk bahan baku energi sebagai prioritas pertama, kemudian untuk penyediaan pangan sebagai prioritas kedua. Tanaman ini antara lain singkong tahunan, jagung atau tebu yang ditanam khusus untuk pembuatan etanol. Tanaman yang digunakan untuk biooil seperti jarak.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Dalam rangka pemanfaatan biomassa itu, harus memperhatikan terlebih dahulu kelengkapan dan keterkaitan setiap mata rantai penyediaannya. Jika ada satu mata rantai yang hilang atau tidak terkait dan tidak berfungsi maka sudah dapat dipastikan bahwa sistem produksi bioenergi atau pemanfaatan biomassa tersebut akan terganggu. Berdasarkan kajian pustaka terkait dengan perencanaan dan penggunaan biomassa, maka ada sembilan komponen yang menyusun mata rantai penyediaan, penggunaan, dan produk biomassa disajikan pada Gambar 5, yang terbagi menjadi sembilan tahap yang dimulai dari identifikasi biomassa, perhitungan biomassa, kemudian pada pengemasan biomassa. Kesembilan tahap ini merupakan bagian dari perencanaan biomassa (biomass planning). Ringkasan disajikan pada Tabel 4. Tabel. 4. Tahapan Umum dalam Perencanaan Pembangunan Mata Rantai Sistem Penyediaan Biomassa Sebagai Bahan Baku Bioenergi NO
1
KELOMPOK KEGIATAN Identifikasi Biomassa (Biomass Identification)
RINCIAN KEGIATAN
• • • •
Penentuan lokasi atau wilayah penghasil biomassa Identikasi jenis tanaman penghasil bahan baku biomassa, terutama yang termasuk dalam katagori limbah Hindari penggunaan biomassa untuk pangan Bagian tanaman yang digunakan sebagai biomassa Penentuan kriteria biomassa digunakan, (kualitas:
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Rincian penjelasan kesembilan komponen perencanaan biomassa adalah sebagai berikut:
3.6.1 Identifikasi Biomassa (Biomass Identification)
Langkah awal dalam perencanaan biomassa ini dilaksanakan ketika sebuah sistem membutuhkan bahan baku untuk energi atau untuk menghasilkan produk bioenergi. Identifikasi biomassa akan memandu pengguna untuk menentukan pilihan jenis biomassa yang tersedia dan memenuhi persyaratan sebagai baku energi terbarukan. Penentuan pilihan tersebut untuk menghindari pertentangan kebutuhan biomassa untuk pangan dan papan atau kebutuhan lain. Pilihan dilakukan pada suatu bentang vegetasi atau lahan dimana banyak dijumpai jenis biomassa, baik yang dibudidayakan oleh masyarakat seperti komoditi kelapa sawit, jagung, padi, karet, kakao, atau hutan tanaman industri maupun yang tersedia secara alami di hutan.
3.6.2 Taksasi Biomassa (Biomass Assessment)
Dalam penyediaan biomassa, harus dipahami bahwa ada empat kelompok ketersediaan biomassa yang harus dipahami. Keempat ketersediaan itu adalah Ketersediaan potensial yang meliputi ketersediaan
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam pada bagian taksasi biomassa ini yaitu penentuan (1) potensi agroekologi suatu wilayah dalam produksi biomassa; (2) kapasitas produksi yang saat ini sedang dikerjakan oleh masyarakat atau petani; (3) kemampuan petani untuk menyediakan biomassa pada mata rantai berikutnya. Penggunaan data citra satelit yang dikombinasikan dengan sistem informasi geografi (SIG) sangat menguntungkan dan mendukung taksasi biomassa pada suatu wilayah. Teknik ini perlu juga didukung oleh pengukuran beberapa lokasi contoh untuk mendapatkan persamaan matematika sebagai faktor konversi antara kondisi di citra dengan kondisi di lapangan. Tucker (1980) mengatakan bahwa metode pendugaan potensi biomassa tanpa ada kerusakan/ merusak, harus memenuhi kriteria yaitu harus akurat, cepat, minimum kalibrasi, liputan vegetasi atau citra tidak dipengaruhi oleh kabut, angin, awan, bahkan kondisi topografi lokal. Kemudian, peralatan yang digunakan juga harus ringan, kokoh, mudah dibawa dan tidak mahal. Teknik penggunaan citra dan SIG juga memberikan batasan wilayah kajian secara jelas, posisi dan infrastruktur pendukung, serta dapat dikombinasikan dengan informasi sosial ekonomi wilayah kajian yang diperlukan dalam analisis sistem suplai biomassa sebagai bahan baku energi terbarukan. Algoritma penggunaan teknologi data penginderaan jauh dengan pengukuran/data lapangan untuk perencanaan sistem suplai biomassa disajikan pada Gambar 7.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Dukungan Sosial dan Ekonomi Wilayah
Identifikasi tata guna lahan n Identifikasi dan delinasi vegetasi n Delinasi batas wilayah n
Perhitungan Potensi Biomassa sebagai bahan baku industri dan pabrik bioenergy
Analisa Perencanaan Suplai Biomassa
Analisa Citra Satelit
Sisten Suplai Biomassa untuk Industri Bioenergi & Pembangkit Listrik
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Pola pengelolaan sistem transportasi juga perlu diperhatikan pilihannya, pengelolaan sendiri atau melakukan kontrak kerjasama pengangkutan biomassa dengan perusahaan lain. Pilihan penggunaan moda transportasi (kapal, truk, atau kereta) juga akan menentukan kuantitas dan kualitas biomassa, serta waktu penerimaan biomassa tersebut ke tahapan berikutnya.
3.6.5 Penyimpanan Biomassa (Biomass Logistics)
Penyimpanan biomassa diartikan dengan istilah stockfile, yang dapat berwujud areal terbuka (lapangan penumpukan bahan baku) ataupun areal tertutup (gudang bahan baku). Pada tahap ini sudah dapat dipastikan kuantitas dan kualitas biomassa yang tersedia dan siap digunakan pada proses pengolahan. Biomassa yang disimpan di lokasi penyimpanan diharapkan tidak berkurang jumlah dan kualitasnya, serta dijaga dari bahaya kebakaran dan kebanjiran ataupun proses penguraian (dekompoisisi) oleh bakteri atau mikroba lainnya.
3.6.6 Pra Perlakuan Biomassa (Biomass Pretreatment)
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Kendati pra perlakuan biomassa dapat dilakukan pada tingkat petani atau pengumpul namun akan mengurangi ragam (jenis dan jumlah) masukan biomassa sehingga terjadi sistem produksi bioenergi yang sama dengan industri lainnya, karena hanya terkonsentrasi pada satu produk tertentu dan akan menyisakan limbah di lokasi sumber.
3.6.7 Pengolahan Biomassa (Biomass Processing)
Proses pengolahan biomassa menjadi produk energi (biosolid, biofuel, biogas) sangat tergantung pada target bisnis pihak perusahaan. Pengolahan biomassa akan dilkukan ini akan lebih rinci dibahas pada bagian lain di makalah ini.
3.6.8 Produk Biomassa (Biomass Product)
Produk biomassa yang telah diolah melalui proses konversi akan menghasilkan tiga kelompok produk yaitu biosolid, biogas, dan biofuel.
3.6.9 Pengemasan Produk Biomassa (Biomass Packaging)
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.7.1 Penetapan Acuan Survei •
Pihak pemilik proyek pembangun pembangkit listrik dan pabrik bioenergi harus menetapkan lokasi,
jangka waktu survei, kriteria lembaga pelaksana, kriteria personil pelaksana survei, pelaporan, dan anggarannya. •
Pihak pemilik proyek berhak untuk melakukan kompetisi secara terbuka terhadap target survei
tersebut. •
Pihak pemilik proyek membentuk tim kerja untuk melakukan pemilihan, pengarahan, kendali dan
menerima laporan serta menilai hasil kerja Tim Survei.
3.7.2 Penetapan Acuan Survei •
Pihak pemilik proyek pembangun pembangkit listrik dan pabrik bioenergi harus menetapkan lokasi,
jangka waktu survei, kriteria lembaga pelaksana, kriteria personil pelaksana survei, pelaporan, dan anggarannya. •
Pihak pemilik proyek berhak untuk melakukan kompetisi secara terbuka terhadap target survei
tersebut. •
Pihak pemilik proyek membentuk tim kerja untuk melakukan pemilihan, pengarahan, kendali dan
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.7.5 Penetapan Acuan Survei •
Pihak pemilik proyek pembangun pembangkit listrik dan pabrik bioenergi harus menetapkan lokasi,
jangka waktu survei, kriteria lembaga pelaksana, kriteria personil pelaksana survei, pelaporan, dan anggarannya. •
Pihak pemilik proyek berhak untuk melakukan kompetisi secara terbuka terhadap target survei
tersebut. •
Pihak pemilik proyek membentuk tim kerja untuk melakukan pemilihan, pengarahan, kendali dan
menerima laporan serta menilai hasil kerja Tim Survei.
3.7.6 Kriteria Lembaga Pelaksana Survei •
Lembaga pelaksana survei biomassa harus memenuhi standar dasar legalitas perusahaan dengan
membuktikannya melalui kelengkapan dokumen seperti:profil perusahaan, akte hukum, siup, situ, dan perizinan lainnya •
Dalam prol perusahaan tercantum pengalaman yang terkait dengan target survei biomassa.
3.7.7 Kriteria Personil Pelaksana Survei
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.7.8 Penguatan Metodologi Survei
Tim Survei harus memiliki metode survei yang jelas, sistematis, logis, dan mampu dilaksanakan di lapangan berdasarkan ketersediaan anggaran dan tenaga yang terlatih. Penguatan metodologi survei ditekankan pada penambahan informasi dari lapangan yang akan memperkuat analisis survei ini.
3.7.9 Tahapan Pelaksanaan dan Kendali Kualitas
Tahap pelaksanaan survei, harus terungkap dengan jelas faktor-faktor penentu: (1) deskripsi biomassa (jenis biomassa, kondisi basah atau kering, asal tanaman, hasil panen atau biomassa replanting), (2) waktu, (3) biaya, (4) pelaku-penyuplai dan pengguna lokal dan pengguna pesaing, (5) sarana, (6) moda transportasi, (7) daerah asal sumber, (8) jarak tempuh, serta (9) mekanisme kerjasama dalam setiap mata rantai suplai biomassa. Tahapan tersebut harus juga terdokumentasikan dalam bentuk dokumen data dan foto. Kendali kualitas harus dilakukan pada setiap mata rantai penyediaan biomassa tersebut dengan berpatokan bahwa perpindahan setiap bahan baku biomassa dari tempat asalnya ke pabrik akan
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
biomassa. Zona penyangga merupakan wilayah penyedia biomassa yang dikoordinasikan dengan pihak kedua melalui kontrak kerjasama. Zona pendukung merupakan wilayah penyedia biomassa dimana pelaku bisnis lain terlibat sebagai pesaing, dan ketersediaan biomassanya tidak dilakukan kontrak kerja kerjasama. Pemilahan ini juga sangat memperhitungkan aspek ekonomi, terutama biaya angkut dan harga dasar pembelian biomassa dari daerah sumber. Gambar 9. memilah ketiga zona.
Zona Pendukung
Zona Penyangga
Zona Inti
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
3.7.11 Pelaporan dan Publikasi
Pelaporan dan publikasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Pelaporan merupakan kewajiban akhir dari suatu survei. Tetapi untuk publikasi harus dilandasi kesepakatan dengan penyandang dana survei atau pemilik proyek.
4. PROSES DAN TEKNOLOGI KONVERSI BIOMASSA 4.1 Proses Konversi Biomassa
Proses konversi biomassa menjadi energi melalui dua lintasan yaitu (1) dekomposisi kimia, dan (2) penghancuran/penguraian secara biologi. Sedangkan teknologi untuk pendayagunaan biomassa dibagi menjadi empat kelompok dasar yaitu (1) proses pembakaran langsung, (2) proses termokimia, (3) proses biokimia, dan (4) proses agrokimia (Demirbas, 2001 and 2004).
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
b.1 Pirolisa Biomassa (Biomass Pyrolysis)
Pirolisa biomassa merupakan pembakaran pada ruang tertutup dan tidak bersinggungan langsung dengan udara bebas. Temperatur pemanasan pada proses ini berkisar 500oC dan akan mengubah biomassa menjadi tiga bagian yaitu gas, biochar, dan crude oil (bio-oil). Ada tiga macam pirolisa, yaitu pirolisa konvensional ataupirolisa lambat (slow phyrolisis), pirolisa cepat (fast pyrolisis), serta Pirolisa kilat (flash phrylosis) yang sangat tergantung pada waktu dan temperatur yang bersentuhan langsung dengan ukuran biomassa pada proses konversi. Pada tabel berikut ini disajikan perbedaan indokator untuk tiga kelompok pirolisa pada biomassa.
Tabel 5. Perbedaan Indikator dari Tiga Tipe Pirolisa INDIKATOR
Temperatur Pirolisa (Pyrolysis temperature-K) Laju Pemanasan (Heating rate-K/s)
Pirolisa Konvensional
Pirolisa Cepat
Pirolisa Kilat
550 - 950
850 - 1250
1050 - 1300
0.1-1
10-200
>1000
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
b.3 Hidrogenasi Biomassa (Biomass Hydrogenation)
Hidrogenasi biomassa merupakan proses konversi biomassa untuk menghasilkan hidrogen.
b.4 Likuifaksi Biomassa dan Likuifaksi Katalitik (Biomass liquefaction (Low and High Pressure Liquefactions) and Catalytic Liquefaction)
Proses pengubahan atau konversi biomassa menjadi bahan bakar cair dengan melibatkan katalis, kondisi ini dimungkinkan pada suhu rendah tapi dengan tekanan tinggi.
b.5 Ekstraksi Aliran Superkritis and Ekstraksi Aliran Superkritis Katalitik (Supercritical Fluid Extraction and Catalytic Supercritical Fluid Extraction)
Proses ini hampir sama dengan likuifaksi biomassa namun fokus kinerja konversi energi biomassa tersebut sangat mengandalkan karakteristik katalisnya yaitu suhu kritis atau pada tekanan kritisnya.
Proses Konversi Biokimia
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
4.2 Perkembangan Teknologi Konversi Biomassa
Berdasarkan kajian Demirbas (2004), perkembangan teknologi konversi biomassa menjadi berbagai bentuk energi dapat dicatat sebagai berikut: 1. Pembangkit listrik berbasis biomassa dengan cara pembakaran langsung; 2. Pembakaran campuran biomassa dengan batubara (Co-firing with coal); 3. Konversi biologi biomassa dan limbah; 4. Pemadatan biomassa (Biomass densification (briquetting); 5. Pemenuhan kebutuhan domestik masak-kompor dan peralatan pemanas; 6. Konservasi energi di rumah tangga dan industri; 7. Energi surya fotovoltaik dan biomassa berbasis listrik perdesaan; 8. Konversi biomassa untuk minyak pirolitik atau bio-ahan bakar untuk kendaraan; 9. Konversi biomassa menjadi metanol dan etanol untuk mesin pembakaran internal; 10. Ekstraksi biomassa untuk mendapatkan bahan diekstrak; 11. Pengolahan air limbah menggunakan biomassa; 12. Biomassa hidrolisis dan fermentasi dari produk hidrolisis; 13. Ekstraksi bahan bakar agrokimia; 14. Bio-fotolisis; 15. Konversi minyak nabati untuk bio-diesel; 16. Digester anaerobik untuk limbah lumpur dan limbah hewan;
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
4.3 Strategi Pemilihan Teknologi Konversi Biomassa 12 Kriteria Penentu
Berdasarkan pengalaman tim penulis dalam memilih teknologi yang tepat dan terjangkau untuk diterapkan di Indonesia. Ada 12 kriteria yang diterapkan dengan mengkaji sembilan jenis teknologi konversi biomassa menjadi energi terbarukan. Negara penghasil teknologi tersebut umumnya berasal dari Eropa seperti Kanada, Inggris, Perancis, Denmark, dan yang terbanyak adalah Jerman. Tabel berikut ini merupakan contoh dari penerapan kriteria tersebut dalam memilih teknologi konversi biomassa. Tabel 6. Dua Belas (12) Kriteria untuk Mendukung Pilihan Teknologi Konversi
NO
KRITERIA
PENJELASAN
1
Negara Produsen
Umumnya adalah Jerman, Belanda, Perancis, Kanada, Polandia, Swiss, dan Inggris.
2
Tipe Produk Teknologi: a. Steel Kiln
Tipe tipe reaktor sepert contoh ini harus anda perhatikan dengan baik untuk mengidentifikasi dan
BIOENERGI NUSANTARA
5
a. Produk Utama b. Produk Tambahannya (Volarisation Co-product)
www.bioenerginusantara.com
Ada tiga produk utama yang harus diperhatikan yaitu bichar/biocoal, gas, dan biooil. Jika salah satu produk terpilih maka dua produk lainnya disebut produk tambahan, panas yang timbul dari proses konversi juga merupakan produk tambahan.
6
Produk Produk: a. Kuantitas Produk/hari (kg) b. Kualitas Produk
Semakin banyak produk dengan ciri seragam, maka teknologi tersebut semakin baik. Dalam bioenergi, kualitas produk dinnyatakan dalam satuan MJ/kg atau kcal/kg, dan semakin tingginya maka semakin baik kualitas produk dari teknologi pengolah tersebut.
7
Modus Pemanasan
Modus pemanasan yang terjadi umumnya berasal dari proses kimia atau pada saat pembakaran. Kondisi ini perlu diidentifikasi dengan baik supaya mamapu menempatkan alat tambahan sebagai penangkap panasnya jika ingin dimanfaatkan sebagai sumber energi lagi.
8
Produk Panas
Produk panas harus diidentifikasi secara kuantitatif dan
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
5. EFISIENSI KONVERSI Efisiensi Konversi adalah Rasio antara output energi yang berguna dari perangkat konversi energi terhadap input energi ke dalamnya. Misalnya, efisiensi konversi modul PV adalah rasio antara listrik yang dihasilkan dan total energi matahari yang diterima oleh modul PV. Jika 100 kWh radiasi matahari yang diterima dan 10 kWh listrik yang dihasilkan, efisiensi konversi adalah 10%. KONVERSI TERMOKIMIA NO
INDIKATOR
PEMBAKARAN
GASIFIKASI
PIROLISA
LANGSUNG
1
Tipe Produk
- Panas (800-1.000oC) - Energi Mekanik - Listrik melalui pembakaran di boiler
-
Gas Panas Metanol Hidrogen Listrik
2
Kemampuan Produksi Energi (MW)
100-3.000 MW
30-60 MW 3-10.000 MW
-
Gas Panas Metanol Hidrogen Listrik
Fleksibel dengan kombinasi
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
6. BIOMASSA: PANGAN VERSUS ENERGI DAN KEBERLANJUTAN 6.1 Biomassa: Pangan versus Energi
Tidak terjadi pertentangan antara biomassa untuk pangan, energi, atau untuk papan (fiber) jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Prioritas hasil pertanian komoditi pangan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. 2. Biomassa untuk energi lebih mengutamakan bahan baku limbah 3. Pilihan untuk energi atau untuk papan (fiber) didasarkan pada pemenuhan lebih dulu kebutuhan, kemudian nilai ekonomi melalui produksi dan penjualan produk bioenergi. Sarin (2012) memberikan beberapa alternatif solusi untuk menghindari konflik kepentingan antara pangan dan energi: a. Gunakan campuran bidiesel secara optimum. b. Kembangkan sumberdaya biofuel yang membutuhkan lahan-lahan kurang subur. c. Gunakan teknologi terakhir seperti bioteknologi yang mampu menghasilkan tanaman dengan karakteristik gen yang mampu menghasilkan lebih banyak biofuel. d. Dayagunakan lahan-lahan kosong e. Keluarkan kebijakan dan aturan yang tepat.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
6.2 Keberlanjutan Suplai Biomassa
Keberlanjutan suatu usaha yang terkait dengan pendayagunaan sumberdaya alam dapat terjamin jika manajemennya mampu memaduserasikan tiga prinsip dasar yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. National Research Council, Amerika Serikat (2010), dalam buku yang berjudul “Toward Sustainable Agricultural Systems In The 21st Century”. Mengungkapkan bahwa keberlanjutan harus dipilah dan diserasikan lagi dengan empat pilar penting yaitu kelayakan ekonomi, kemampuan memenuhi panganpapan-bahan bakar (food,fiber-fuel), lingkungan dan sumberdaya, serta terjadi peningkatan kualitas hidup bagi masyrakat. Prinsip dari empat pilar tersebut disajikan pada Gambar 12. Penerapan konsep keberlanjutan ini pada tingkat pengambil keputusan, baik pada tingkat pejabat di pemerintahan maupun pada level direksi, sebaiknya lebih rinci lagi. Aspek neraca air (water balance), neraca energi (energy balance), emisi rumah kaca (greenhouse gas emmision), kemampuan menyerap karbon, pemurnian air, resiko bencana, dan penetapan kawasan konservasi merupakan contoh pertimbangan dari sisi lingkungan. Aspek ekonomi menekankan pada produksi pangan, papan, dan produk industri lainnya. Aspek sosial seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan semangat kerja, kenyamanan dengan sarana rekreasi adalah bagian dari pertimbangan tersebut. Pertimbangan tiga pilar menjadi pertimbangan multi kriteria dan prioritas tetap mempertahankan
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Berdasarkan penelusuran informasi di internet, dua kelompok utama yang disajikan pada bagian ini yaitu (1) Lembaga internasional yang didirikan oleh lebih dari satu negara, baik pada tingkat regional atau kawasan seperti Uni Eropa maupun pada tingkat dunia yang dibangun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau kelompok negara-negara maju. (2). Lembaga penelitian atau perusahaan yang menyediakan informasi perkembangan kebijakan, informasi pasar, teknologi dan aspek lain yang terkait dengan energi terbarukan khususnya pendayagunaan biomassa.
NO 1.
NEGARA DAN NAMA LEMBAGA Lembaga Internasional – R & D IEA – The Internationa l Energy Agency (Badan Energi Internasion al). Sebuah lembaga internasional yang didirikan oleh negara-negara produsen – negara konsumen untuk mengkaji empat aspek penting dari energi, ketahanan energi, pembangunan ekonomi, kepedulian lingkungan, dan peran seluruh negara-negara dunia untuk peduli pada energi dan lingkungan.
IEA Bioenergy – The Internationa l Energy Agency (Badan Energi Internasional khusus Bioenergi) ETDE- Energy Technology Data Exchang e merupakan laman (website) yang diterbitkan oleh IEA terkait dengan informasi dan publikasi berbagai
ALAMAT LAMAN
http://www.iea.org/
http://www.ieabio energy.com/
http://www.etde.org/ dan
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Inggris
Biomass Reseach Centre adalah lembaga riset bidang energi terbarukan berbasis pada biomassa. Lembaga ini milik Pemerintah Inggris dan masih dapat diakses oleh publik kendati sudah tidak dibiayai lagi.
http://www. biomassenergycentre.org.uk
Amerika Serikat
Pusat Energi Terbarukan dan Pendayagunaan Biomassa (The Centers for Renewab le Energy and Biomass Utilization ) merupaka n lembaga penelitian yang berlokasi di Universitas Dakota Utara, USA (North Dakota University) dan dimiliki EERC – Energy and Enviromental Reseach.
http://www.undee rc.org/ renewables
Biomass Magazine:
Majalan ini diterbitkan di Amerika Serikat dan khusus membahas hampir semua aspek pendayagunaan biomassa sebagai bahan baku energi terbarukan. Laman ini juga menyajikan versi digital dan dapat diunduh oleh pembacanya. NREL-National Renewable Energy Laboratory merupakan lembaga penelitian miliki pemerintah Amerika Serkat yang khusus melakukan
http://biomassmagazine. com/
http://www.nrel.gov/ biomass/
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
DAFTAR PUSTAKA Buku Acuan
Ruppert, Hans, M. Kappas, and Jens Ibendorf. 2013. Sustainable bioenergy production-- an integrated approach. Dordrecht: Springer. http://dx.doi.org/10.1007/978-94-007-6642-6. Seifert, T. (ed.), Bioenergy from Wood: Sustainable Production in the Tropics,Managing Forest Ecosystems 26, DOI 10.1007/978-94-007-7448-3__1.
Artikel dari Jurnal Ilmiah
Demirbas, A. 2001. Biomass resources fasilities and biomass conversion processing for fuels and chemicals. Energy Conversion and management 42: 1357-1378. Demirbas, A 2004. Current Technologies for the Thermo-Conversion of Biomass into Fuels andChemicals, Energy Sources, 26:8, 715-730, DOI: 10.1080/00908310490445562.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Raboni, M. and G. Urbini. 2014. Production and use of biogas in Europe: a survey of current status andperspectives. Ambiente & Água - An Interdisciplinary Journal of Applied Science. Rev. Ambient. Água vol. 9 n. 2 Taubaté - Apr. / Jun. 2014. Seuring, S. and L. Preuss. 2008. From a literature review to a conceptual framework for sustainablesupply chain management. Journal of Cleaner Production 16 : 1699–1710. Sonal, Ruhi, Biomass Gasification: Economic Viability and Social Aspects of Rural Electrification (October, 10 2009). Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1486607 orhttp://dx.doi. org/10.2139/ssrn.1486607 Tucker, C. J. 1980. A critical review of remote sensing and other methods for non-destructive estimation of standing crop biomass. Grass and Forage Science 35:177-182. van der Stelt, M.J.C. et al., 2011. Biomass upgrading by torrefaction for the productionof biofuels: A review.Biomassand bioenergy 35: 3748-3762. Voivantas, D., D. Assimacopoulos, E. G. Koukios. 2001. Assessment of biomass potential for power production: a GIS based method. Biomass and Bioenergy 20: 101-112. Wolfsmayr, U.J. and Rauch P. 2014. The primary forest supply chain: A literature review. Biomass and bioenergy 60: 203-221.
BIOENERGI NUSANTARA
www.bioenerginusantara.com
Biofuel International
Majalah ini dapat diakses dilaman http://www.biofuels-news.com/. Alamat Lengkap: Horseshoe Media Ltd, Marshall House, 124 Middleton Road, Morden, Surrey. SM4 6RW Registered in England No. 5635474. VAT GB 867 9796 31 - See more at: http://www.biofuels-news. com.
Biomass
Majalah ini dapat diakses dilamanhttp://www.bbiinternational.com Biodiesel
Majalah ini dapat diakses dilamanhttp://www.bbiinternational.com Ethanol