uruh mikroorg PENGONTROLAN
INFEKSI
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Mahasiswa akan dapat: a. Menjel Menjelas askan kan penger pengertia tian n infeksi infeksi b. Menget Mengetahu ahuii penyeb penyebab ab infek infeksi si c. Menget Mengetahu ahuii sifat sifat infek infeksi si d. Memaha Memahami mi rant rantai ai infe infeksi ksi e. Menget Mengetahu ahuii pros proses es infe infeksi ksi f. Menjel Menjelas askan kan infek infeksi si nosoko nosokomia miall g. Menget Mengetahu ahuii konsep konsep aseps asepsis is h. Memahami Memahami proses proses pengen pengendalia dalian n infeksi infeksi i.
Asuha As uhan n kepe keperaw rawata atan nd deng engan an infeks infeksii
PENDAHULUAN Keseha Kesehatan tan yang yang baik baik tergan tergantu tung ng sebag sebagian ian pada pada lingku lingkunga ngan n yang yang aman. Praktisi atau teknisi yang memantau atau mencegah penularan infeksi membantu membantu melindungi melindungi klien dan pekerja pekerja kesehatan kesehatan dari penyakit. penyakit. Setiap Setiap tahun diperkirakan 2 juta pasien mengalami infeksi saat dirawat di Rumah Sakit. Hal ini terjadi karena pasien yang dirawat di Rumah Sakit mempunyai daya
tahan
tubuh
yang
melema emah
sehingga
mikroorga mikroorganism nisme e penyebab penyakit penyakit menjadi menjadi
resistensi
terhadap
turun, turun, adanya peningkata peningkatan n
papar paparan an terhad terhadap ap berbag berbagai ai mikro mikroorg organi anism sme e dan dilak dilakuka ukanny nnya a prosed prosedur ur invasive terhadap pasien di Rumah Sakit. Mikroorganisme bisa eksis di setiap tempat, dalam air, tanah, permukaan tubuh seperti kulit, saluran pencernaan dan area terbuka lainnya. Infeksi yang di derita pasien karena dirawat di Rumah Sakit, dimana sebelumnya pasien tidak mengalami infeksi tersebut dinamakan infeksi nosokomial. Menurut Patricia C Paren, pasien dikatakan
mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi. Infeksi Infeksi nosokomi nosokomial al bisa bersumbe bersumberr dari petugas petugas kesehatan kesehatan,, pasien pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan Rumah Sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosoko nosokomia miall antara antara lain: lain: faktor faktor intern internal al (seper (seperti ti usia, usia, pengg pengguna unaan an obat, obat, penyak penyakit it penyer penyerta, ta, malnut malnutris risi, i, koloni kolonisa sasi si flora flora normal normal tubuh, tubuh, perso personal nal hygiene yang rendah, perilaku personal dll) serta faktor eksternal (seperti banyak banyaknya nya bany banyak akny nya a
petuga petugas s keseha kesehatan tan yang kontak kontak langsung langsung dengan dengan pasien pasien,, pros prosed edur ur
inva invasi sif, f,
lama lama
ting tingga gall
di
RS, RS,
ling lingku kung ngan an
yang yang
terkontam terkontaminas inasii dll). dll). Dengan Dengan cara cara memprakti mempraktikkan kkan teknik teknik pencegah pencegahan an dan peng pengen enda dali lian an
infe infeks ksi, i,
pera perawa watt
dapa dapatt
meng menghi hind ndar arka kan n
peny penyeb ebar aran an
mikroorganisme mikroorganisme terhadap klien. Infeksi adalah adalah proses proses invasif oleh oleh mikroorganism mikroorganisme e dan berpoliferasi berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995). Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adal adalah ah inva invasi si dan dan mult multip ipli lika kasi si mikr mikroo oorg rgan anis isme me dala dalam m jari jaring ngan an tubu tubuh, h, khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme komp kompet etit itif if,,
toks toksin in,,
repl replik ikas asii
intr intras asel elul uler er
atau atau
reak reaksi si
anti antige genn-an anti tibo bodi di..
Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi. Mikroorg Mikroorganis anisme me yang bisa menimbul menimbulkan kan penyakit penyakit disebut disebut pathogen pathogen (age (agen n
infe infeks ksi) i),,
seda sedang ngka kan n
mikr mikroo oorg rgan anis isme me yang yang tida tidak k
meni menimb mbul ulka kan n
penyak penyakit/ it/ker kerus usaka akan n dis disebu ebutt asimt asimtoma omatik tik.. Penyak Penyakit it timbu timbull jika jika patho pathogen gen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika peny penyak akit it bisa isa ditu ditula lark rkan an dari dari satu satu oran orang g ke oran orang g lain lain,, peny penyak akit it ini ini meru merupa paka kan n
peny penyak akit it
ker keragam gaman
dala dalam m
menu menula larr
( contagius). contagius) .
vir virulen lensi/ke i/keg ganas anasa an
Mikro Mikroorg organi anism sme e
dan dan
jug juga
menyebabkan beratnya suatu penyakit yang disebabkan.
TIPE MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
mempu mempunya nyaii
berag eragam am
dala alam
•
Bakteri Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dan dapat hidup hidup didala didalamn mnya, ya, bakter bakterii bis bisa a masuk masuk melal melalui ui udara, udara, air, air, tanah, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
•
Virus Virus Virus terutam terutama a berisi berisi
asam nuklea nukleatt (nucleic ( nucleic acid ), ), karenanya harus
masuk dalam sel hidup untuk diproduksi. •
Fungi Fungi terdiri dari dari ragi dan jamur jamur
•
Parasit Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda. arthropoda.
TIPE INFEKSI •
Kolonisasi Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang yang
mene meneta tap/ p/fl flor ora a
resi reside den. n.
Mikr Mikroo oorg rgan anis isme me
bisa bisa
tumb tumbuh uh
dan dan
berkemba berkembang ng biak tetapi tetapi tidak tidak dapat dapat menimbul menimbulkan kan penyakit. penyakit. Infeksi Infeksi terj erjadi
ketika
mikroorganisme
mengin menginvas vasi/m i/meny enyera erang ng
bagia bagian n
yang
tubuh tubuh
menetap
host/m host/manu anusia sia
tadi
sukses
yang yang
siste sistem m
pertahan pertahananny annya a tidak tidak efektif efektif dan patogen patogen menyebab menyebabkan kan kerusaka kerusakan n jaringan. •
Infeksi Infeksi lokal
: spesifik spesifik dan terbatas terbatas pada bagain bagain tubuh tubuh dimana dimana mikroorganisme mikroorganisme tinggal.
•
Infe Infeks ksii sis siste temi mik k
: terj terjad adii bila bila mik mikro roor orga gani nism sme e meny menyeb ebar ar ke ke bagi bagian an tubuh tubuh yang yang lain lain dan menimb menimbul ulkan kan kerusa kerusakan kan..
•
Bakterimia
: terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya
bakteri •
Septikemia
: m ul ultiplikasi b ak akteri d al alam d ar arah s eb ebagai h as asil dari infeksi sistemik
•
Infeksi ak akut
: in infeksi ya yang mu muncul da dalam wa waktu si singkat
•
Infeksi Infeksi kronik kronik
: infeksi infeksi yang terjadi terjadi secara secara lambat lambat dalam dalam periode periode yang lama (dalam hitungan bulan sampai tahun)
RANTAI INFEKSI Proses Proses terjadiny terjadinya a infeksi infeksi seperti seperti rantai rantai yang saling saling terkait terkait antar antar berbagai berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host/ pejamu yang rentan.
Agen Infeksi
Host/ Pejamu
Reservoir
Portal de Entry
Portal de Exit
Cara Penularan
•
AGEN INFEKSI Microorg Microorganis anisme me yang termasuk termasuk dalam agen infeksi infeksi antara antara lain bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan flora transi transient ent maupu maupun n reside resident. nt. Organi Organism sme e transi transient ent norma normalny lnya a ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan obyek atau orang lain dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan, kecuali dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan deterjen biasa kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme dapat
menyebabkan infeksi tergantung pada: jumlah microorganisme, virulensi (kema (kemampu mpuan an menye menyebab babkan kan penyak penyakit) it),, kemamp kemampuan uan untuk untuk masuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari host/penjamu.
•
RESERVOAR (sumber mikroorganisme) mikroorganisme) Adalah Adalah tempat tempat dimana dimana mikro mikroor organ ganism isme e patoge patogen n dapat dapat hidup hidup baik baik berkem berkemban bang g biak biak atau atau tidak. tidak. Yang Yang bis bisa a berper berperan an sebaga sebagaii reserv reservoir oir adalah adalah manus manusia, ia, binat binatang ang,, makana makanan, n, air, air, serang serangga ga dan benda benda lain. lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia, misalnya di kulit, mukosa, cairan maupun drainase. Adanya microorganisme patogen dalam tubuh tidak selalu selalu menyebabka menyebabkan n penyakit penyakit pada hostnya. hostnya. Sehingga Sehingga reservoi reservoirr yang di dalamnya terdapat mikroorganisme patogen bisa menyebabkan orang lain menjadi sakit (carier). Kuman akan hidup dan berkembang biak biak dalam dalam reserv reservoa oarr jika jika karakt karakteri eristi stik k reserv reservoar oarnya nya cocok cocok dengan dengan kuma kuman. n. Kara Karakt kter eris isti tik k
ters terseb ebut ut yait yaitu u oksi oksige gen, n, air, air, su suhu hu,, pH, pH, dan dan
pencahayaan.
•
PORTAL OF EXIT (jalan keluar) Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan jalan keluar keluar (port (portal al of exit exit untuk untuk masu masuk k ke dalam dalam host host dan menyeb menyebabk abkan an infeksi. infeksi. Sebelum Sebelum menimbul menimbulkan kan infeksi, infeksi, mikroorg mikroorganis anisme me harus harus keluar keluar terlebih terlebih dahulu dahulu dari reservoar reservoarnya. nya. Jika reservoa reservoarnya rnya manusia manusia,, kuman kuman dapat dapat keluar keluar melalui melalui saluran saluran pernapas pernapasan, an, pencerna pencernaan, an, perkemih perkemihan, an, genitalia, kulit dan membrane mukosa yang rusak serta darah.
•
CARA PENULARAN Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan berbagai cara seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahnya darahnya;kont ;kontak ak tidak langsung langsung melalui melalui jarum jarum atau balutan balutan bekas bekas luka penderita penderita;; peralata peralatan n yang terkonta terkontamina minasi; si; tepat; melalui vektor nyamuk atau lalat.
•
PORTAL MASUK
makanan makanan yang diolah tidak tidak
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh. Kulit Kulit merup merupaka akan n barier barier pelind pelindung ung tubuh tubuh terhad terhadap ap masuk masuknya nya kuman kuman infeksius. Rusaknya kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute atau jalan yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.
•
DAYA TAHAN HOSPES (MANUSIA) Seseorang Seseorang terkena terkena infeksi infeksi bergantu bergantung ng pada kerentana kerentanan n terhadap terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap terhadap patogen. patogen. Meskipun Meskipun seseoran seseorang g secara secara konstan konstan kontak kontak dengan dengan mikroo mikroorga rganis nisme me dalam dalam jumlah jumlah yang yang besar, besar, infek infeksi si tidak tidak akan akan terjad terjadii sampai sampai individu individu rentan rentan terhadap terhadap kekuatan kekuatan dan jumlah jumlah mikroorg mikroorganis anisme me ters terseb ebut ut..
Bebe Bebera rapa pa
fakt faktor or
yang yang
memp mempen enga garu ruhi hi
kere kerent ntan anan an
tubu tubuh h
terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta .
PROSES INFEKSI Infe Infeks ksii terj terjad adii seca secara ra prog progre resi siff dan dan bera beratn tnya ya infe infeks ksii pada pada klie klien n terg tergan antu tung ng
dari dari
ting tingka katt
infe infeks ksi, i,
pato patoge gene nesi sita tas s
mikr mikroo oorg rgan anis isme me
dan dan
kerent kerentan anan an penjam penjamu. u. Dengan Dengan proses proses perawa perawatan tan yang yang tepat, tepat, maka maka akan akan memini meminima malis lisir ir penyeb penyebara aran n dan memini meminima malka lkan n penyak penyakit. it. Perkem Perkemban bangan gan infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan. Berbagai komponen dari sistem imun memberikan jaringan kompleks mekanism mekanisme e yang sangat baik, baik, yang jika utuh, utuh, berfungs berfungsii memperta mempertahanka hankan n tubuh terhadap terhadap mikroorg mikroorganis anisme me asing asing dan sel-sel sel-sel ganas. ganas. Pada beberapa keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik maupun nonspesifik bisa gagal dan hal tersebut mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes. Orangoran orang g yang yang mend mendap apat at infe infeks ksii yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh defi defisi sien ensi si dala dalam m pertahanan dari segi hospesnya disebut hospes yang melemah. melemah . Sedangkan orang-ora orang-orang ng dengan dengan kerusakan kerusakan mayor mayor yang berhubun berhubungan gan dengan dengan respon respon imun spesifik disebut hospes yang terimunosupres terimunosupres..
Efek dan gejala nyata yang berhubungan dengan kelainan pertahanan hospes bervariasi berdasarkan pada sistem imun yang rusak. Ciri-ciri umum yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan hospes hospes yang yang melema melemah h adalah adalah:: infeks infeksii berula berulang, ng, infeksi kronik, ruam kulit, diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya kerentana kerentanan n terhadap terhadap kanker tertentu. tertentu. Secara Secara umum proses infeksi adalah adalah sebagai berikut: •
Periode inkubasi Interval Interval antara antara masuknya masuknya patogen ke dalam dalam tubuh tubuh dan munculn munculnya ya gejala pertama. Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu, mumps/gondongan mumps/gondongan 18 hari
•
Tahap prodromal Interval Interval dari awitan tanda tanda dan gejala gejala nonspesi nonspesifik fik (malaise (malaise,, demam demam ringan ringan,, keleti keletihan han)) sampa sampaii gejala gejala yang yang spesif spesifik. ik. Selam Selama a masa masa ini, ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
•
Tahap sakit Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi. Contoh: demam dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mump mumps s
dima dimani nife fest stas asik ikan an
deng dengan an
saki sakitt
teli teling nga, a,
dema demam m
ting tinggi gi,,
pembengkakan kelenjar parotid dan saliva. •
Pemulihan Interval saat munculnya gejala akut infeksi
PERTAHANAN TERHADAP INFEKSI Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi. Flora normal tubuh yang ting tingga gall di dala dalam m dan dan luar luar tubu tubuh h meli melind ndun ungi gi sese seseor oran ang g dari dari bebe bebera rapa pa patogen. patogen. Setiap Setiap sistem sistem organ organ memiliki memiliki mekanism mekanisme e pertahana pertahanan n terhadap terhadap agen infeksius. Flora normal, sistem pertahanan tubuh dan inflamasi adalah pertahanan nonspesifik yang melindungi terhadap mikroorganisme. mikroorganisme. •
Flora normal Secara normal tubuh memiliki mikroorganisme yang ada pada lapisan perm permuk ukaa aan n dan dan di dala dalam m kuli kulit, t, sali saliva va,, muko mukosa sa oral oral dan dan salu salura ran n gastro gastroint intest estina inal. l. Manus Manusia ia secara secara norma normall mengek mengekskr skresi esi setiap setiap hari hari
tril trilyu yuna nan n
mikr mikrob oba a
melal elalui ui
usus us us..
Flor Flora a
norm normal al
bias biasan anya ya
tida tidak k
menyebab menyebabkan kan sakit tetapi tetapi justru justru turut turut berperan berperan dalam dalam memelih memelihara ara keseha kesehatan tan.. Flora Flora ini bersa bersaing ing dengan dengan mikro mikroor organ ganism isme e penyeb penyebab ab penyakit
unuk
mendapatkan
makanan.
Flora
normal
juga
mengekskresi substansi antibakteri dalam dinding usus. Flora normal kulit menggunakan menggunakan tindakan protektif dengan meghambat meghambat multiplikasi multiplikasi organisme yang menempel di kulit. Flora normal dalam jumlah banyak mempertahankan mempertahankan keseimbangan yang sensitif dengan mikroorganisme lain lain untu untuk k
mence encega gah h
infe infeks ksi. i.
Seti Setiap ap fakt faktor or yang yang mengg enggan angg ggu u
keseimbangan ini mengakibatkan individu semakin berisiko mendapat penyakit infeksi. •
Pertahanan sistem tubuh Sejum Sejumlah lah sis sistem tem organ organ tubuh tubuh memili memiliki ki pertah pertahana anan n unik unik terhad terhadap ap mikroorganisme. mikroorganisme. Kulit, saluran pernafasan dan saluran gastrointestinal sangat sangat mudah mudah dimasuki dimasuki oleh mikroorg mikroorganis anisme. me. Organism Organisme e patogen patogen dengan dengan mudah mudah menempel menempel pada permukaan permukaan kulit, diinhalas diinhalasii melalui melalui pern pernaf afas asan an atau atau dice dicern rna a mela melalu luii maka makana nan. n. Seti Setiap ap sist sistem em orga organ n memiliki memiliki mekanism mekanisme e pertahan pertahanan an yang secara secara fisiologis fisiologis disesuai disesuaikan kan deng dengan an stru strukt ktur ur dan dan
fung fungsi siny nya. a. Beri Beriku kutt
ini ini
adal adalah ah meka mekani nism sme e
pertahankan normal terhadap infeksi:
N o 1.
Mekanisme pertahanan Kulit a. Permukaan, utuh b. Pergantian paling luar c. Sebum
2.
3.
Faktor pengganggu pertahanan
lapisan
yang
lapisan
kulit
Mulut a. Lapisa Lapisan n mukos mukosa a yang yang utuh utuh b. Saliva Saluran pernafasan a. Lapis apisan an silia ilia di jala jalan n nafa nafas s bagian bagian atas atas dis diseli elimut mutii oleh oleh mukus b. Makr Makrof ofag ag
Luka abrasi, luka pungsi, daerah maserasi Mandi tidak teratur Mandi berlebihan
Laserasi, trauma, cabut gigi Higi Higien ene e oral oral yang yang tida tidak k baik baik,, dehidrasi Merokok, karbondioksida & oks oksigen igen kons konsen enttrasi asi ting tingg gi, kurang lembab, air dingin Merokok
4.
Saluran urinarius a. Tindakan pembilasan aliran urine
dari
b. Lapisa Lapisan n epitel epitel yang yang utuh utuh
5.
6.
•
Salu aluran ran gas gastro troint intesti estina nall a. Keasa Keasaman man sekr sekresi esi gast gaster er b. Peri Perist stal alti tik k yang yang cepa cepatt dala dalam m usus kecil
Obstru Obstruksi ksi aliran aliran norma normall karena karena pemasang pemasangan an kateter, kateter, menahan menahan kencing, obstruksi karena pertumbuhan tumor. Mem Memasukka kkan kat kateter eter urine, ine, pergerakan kontinyu dari kateter dalam uretra. Pemberian antasida Melam Melambat batnya nya motil motilita itas s karena karena peng pengar aruh uh feka fekall atau atau obst obstru ruks ksii karena massa
Vagina a. Pada Pada pube puberi rita tas, s, flor flora a norm normal al Antib Antibiot iotik ik dan kontr kontrase aseps psii oral oral menyebabkan sekresi vagina mengganggu flora normal unt untuk menc encapai apai pH yang yang rendah
Inflamasi Inflamasi merupakan reaksi protektif vaskular dengan menghantarkan cairan, cairan, produk produk darah darah dan nutrien nutrien ke jaringan jaringan interstisia interstisiall ke daerah daerah cidera cidera.. Proses Proses ini menetr menetrali alisas sasii dan menge mengelim limina inasi si patoge patogen n atau atau jarin jaringa gan n mati mati (nekro (nekrotik tik)) dan memul memulai ai cara-c cara-car ara a perbai perbaikan kan jarin jaringa ga tubu tubuh. h.
Tand Tanda a
nyer yeri/n i/nyeri yeri
infl inflam amas asii
teka tekan, n,
dan
term termas asuk uk hilan langnya nya
beng bengka kak, k, fungs ungsii
kemer kemerah ahan an,, bagi bagia an
pana panas, s,
tubu tubuh h
yan yang
terinflam terinflamasi. asi. Bila inflamas inflamasii menjadi menjadi sistemik sistemik akan muncul muncul tanda tanda dan gejala gejala demam demam,, leukos leukosita itas, s, malais malaise, e, anorek anoreksia sia,, mual, mual, munta muntah h dan pembesaran pembesaran kelenjar limfe. Respon Respon inflam inflamas asii dapat dapat dicetu dicetuska skan n oleh oleh agen agen fisik, fisik, kimiaw kimiawii atau atau mikroorganisme. mikroorganisme. Respon inflamasi termasuk hal berikut ini: a. respon respon selule selulerr dan dan vaskul vaskuler er Arteriol Arteriol yang menyuplai menyuplai darah darah yang terinfeksi terinfeksi atau yang cidera berd berdil ilat atas asi, i,
memu memung ngki kink nkan an
lebi lebih h
bany banyak ak
dara darah h
masu masuk k
dala dala
sirkulasi sirkulasi.. Peningkata Peningkatan n darah darah tersebut tersebut menyebabk menyebabkan an kemerahan kemerahan pada inflamasi. Gejala hangat lokal dihasilkan dari volume darah yang meningka meningkatt pada area yang inflamasi. inflamasi. Cidera Cidera menyebab menyebabkan kan nekrosis nekrosis jaringan jaringan dan akibatnya akibatnya tubuh tubuh mengelua mengeluarkan rkan histamin histamin,,
bradikinin, prostaglandin dan serotonin. Mediator kimiawi tersebut meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil. Cairan, protein dan sel memasuki ruang interstisial, interstisial, akibatnya muncul edema lokal. Tanda Tanda lain inflamasi inflamasi adalah adalah nyeri. nyeri. Pembengkak Pembengkakan an jaringan jaringan yang teri terinf nfla lama masi si
meni mening ngka katk tkan an
teka tekana nan n
pada pada
ujun ujung g
syar syaraf af
yang yang
mengakibatkan nyeri. Substansi kimia seperti histamin menstimuli ujung ujung syaraf. syaraf. Sebagai Sebagai akibat akibat dari terjadinya terjadinya perubaha perubahan n fisiologi fisiologis s dari dari infla inflamas masi, i, bagian bagian tubuh tubuh yang yang terken terkena a biasan biasanya ya mengal mengalam amii kehila kehilanga ngan n fungsi fungsi semen sementar tara a dan akan akan kembal kembalii norm normal al setela setelah h inflamasi berkurang. b. pembentuk pembentukan an eksudat eksudat inflama inflamasi si akumulasi cairan dan jaringan mati serta SDP membentuk eksudat pada daerah inflamasi. Eksudat dapat berupa serosa (jernih seperti plasma), sanguinosa (mengandung sel darah merah) atau purulen (mengandung SDP dan bakteri). Akhirnya eksudat disapu melalui drainase limfatik. Trombosit dan protein plasma seperti fibrinogen membentu membentuk k matriks matriks yang berbentuk berbentuk jala pada tempat tempat inflamas inflamasii untuk mencegah penyebaran. c. perb perbai aika kan n jar jarin inga gan n Sel yang rusak akhirnya digantikan oleh sel baru yang sehat. Sel baru mengalami maturasi bertahap sampai sel tersebut mencapai kar karakter kteriistik tik
struk truktu turr
dan dan
bentu entuk k
yan yang
sama
denga engan n
sel
sebelumnya •
Respon imun Saat mikroorganisme masuk dalam tubuh, pertama kali akan diserang oleh monosit. Sisa mikroorganisme mikroorganisme tersebut yang akan memicu respon imun. Materi asing yang tertinggal (antigen) menyebabkan rentetan respon respon yang yang mengub mengubah ah susun susunan an biolog biologis is tubuh. tubuh. Setela Setelah h antige antigen n masuk dala tubuh, antigen tersebut bergerak ke darah atau limfe dan memulai imunitas seluler atau humural. 1. Imun Imunit itas as selu selula larr Ada kelas limfosit, limfosit, limfosit T (CD4T) (CD4T) dan limfosit limfosit B (sel B). Limfosit Limfosit T memainkan peran utama dalam imunitas seluler. Ada reseptor
antige antigen n pada pada membra membran n permu permukaa kaan n limfos limfosit it CD4T. CD4T. Bila Bila antige antigen n bertemu dengan sel yang reseptor permukaannya sesuai dengan antigen, maka akan terjadi ikatan. Ikatan ini mengaktifkan limfosit CD4T untuk membagi diri dengan cepat untuk membentuk sel yang peka. Limfosit yang peka bergerak ke daerah inflamasi, berikatan dengan dengan antig antigen en dan melepa melepaska skan n limfok limfokin. in. Limfok Limfokin in menari menarik k & menstimulasi menstimulasi makrofag untuk menyerang antigen 2. Imun Imunit itas as hum humor oral al Stimulasi sel B akan memicu respon imun humoral, menyebabkan sintesa imunoglobulin/antibodi imunoglobulin/antibodi yang akan membunuh antigen. Sel B plasma dan sel B memori akan terbentuk apabila sel B berikatan dengan dengan satu satu antige antigen. n. Sel B mensi mensinte ntesi sis s antibo antibodi di dalam dalam jumlah jumlah besar untuk mempertahankan imunitas, sedangkan sel B memori untuk mempersiapkan mempersiapkan tubuh menghadapi menghadapi invasi invasi antigen. 3. Antibodi Meru erupakan
protein
bermoleku ekul
besar,
terbagi
menjadi
imunoglobulin A, M, D, E, G. Imunoglobulin M dibentuk pada saat kontak awal dengan antigen, antigen, sedangkan IgG menandakan menandakan infeksi infeksi yang terakhir. Pembentukan antibodi merupakan dasar melakukan imunisasi. 4. Kompl omplem emen en Merupakan senyawa protein yang ditemukan dalam serum darah. Kom Komplem lemen
diakt iaktiifkan kan
saat aat
antig ntigen en
dan
anti antib bodi odi
ter terika ikat.
Komple Komplemen men diakti diaktifka fkan, n, maka maka akan akan terjad terjadii serang serangkai kaian an proses proses katalitik. 5. Inte Interrfer feron Pada saat tertentu diinvasi oleh virus. Interferon akan mengganggu kemampuan virus dalam bermultiplikasi. bermultiplikasi.
Infeksi Nosokomial Nosokomial berasal dari kata Yunani nosocomium, nosocomium , yang berarti rumah sakit. Maka, kata nosokomial artinya "yang berasal dari rumah sakit" kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu terkena hama penyakit.Menurut Patricia C Paren, pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum
mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan Rumah Sakit Unit perawatan intensif (UPI) merupakan area dalam RS yang berisiko tinggi terkena Inos. Alasan ruang UPI berisiko terjadi infeksi nosokomial: •
Klien Klien di ruang ruang ini ini memp mempuny unyai ai peny penyaki akitt kriti kritis s
•
Peralata Peralatan n invasif invasif lebih lebih banyak banyak digunakan digunakan di ruang ruang ini
•
Prosed Prosedur ur inv invasi asiff lebih lebih banyak banyak dil dilaku akukan kan
•
Seringka Seringkali li prosedu prosedurr pembedah pembedahan an dilakuk dilakukan an di ruang ruang ini karena karena kondisi kondisi darurat
•
Pengg Pengguna unaan an antibi antibioti otik k spek spektru trum m luas luas
•
Tunt Tuntut utan an tinda indaka kan n yang yang cepa cepatt mem membuat buat pera perawa watt lupa lupa mela melaku kuka kan n tehnik aseptik
Infe Infeks ksii iatr iatroi oige geni nik k meru merupa paka kan n jeni jenis s inos inos yg diak diakib ibat atka kan n oleh oleh pros prosed edur ur diagno diagnost stik ik (ex:in (ex:infek feksi si pada pada trakt traktus us urinar urinarius ius yg terjad terjadii setela setelah h ins insers ersii kateter). Inos dapat terjadi secara eksogen dan endogen. Infeksi eksogen didapa didapatt dari dari mikro mikroorg organ anism isme e ekster eksternal nal terhad terhadap ap indivi individu, du, yang yang bukan bukan merupa merupakan kan flora flora norma normal. l. Infeks Infeksii endoge endogen n terjad terjadii bil bila a sebagi sebagian an dari dari flora flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan. Faktor yang berpengaruh pada kejadian infeksi klien: •
Jumlah Jumlah tenaga tenaga keseha kesehatan tan yang kontak kontak langsu langsung ng dng pasien pasien
•
Jenis Jenis dan jumlah jumlah prosed prosedur ur invas invasif if
•
Tera Terapi pi yang yang dite diteri rim ma
•
Lamanya nya per pera awatan atan
Penyebab infeksi nosokomial meliputi: Traktus urinarius:
Pemasangan kateter urine
Sistem drainase terbuka
Kateter dan selang tdk tersambung
Obstruksi pada drainase urine
Tehnik mencuci tangan tidak tepat
Traktus respiratorius: respiratorius:
Peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi terkontaminasi
Tdk tepat penggunaan tehnik aseptif saat suction
Pembuangan sekresi mukosa yg kurang tepat Tehnik mencuci tangan tidak tepat
Luka bedah/traumatik: bedah/traumatik:
Persiapan kulit yg tdk tepat sblm pembedahan
Tehnik mencuci tangan tidak tepat
Tdk memperhatikan tehnik aseptif selama perawatan luka
Menggunakan larutan antiseptik yg terkontaminasi terkontaminasi
Aliran darah:
Kontaminasi Kontaminasi cairan intravena saat penggantian
Memasukkan obat tambahan dalam cairan intravena
Perawatan area insersi yg kurang tepat
Jarum kateter yg terkontaminasi terkontaminasi
Tehnik mencuci tangan tidak tepat
Asepsis Asepsis Asepsis berarti berarti tidak tidak adanya adanya patogen patogen penyebab penyebab penyakit. penyakit. Tehnik Tehnik aseptik aseptik adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan klien sedapat mungkin bebas dari mikroorganisme. Asepsis terdiri dari asepsis medis dan asepsis beda bedah. h.
Asep As epsi sis s
medi medis s
mikr mikroo oorg rgan anis isme me..
Cont Contoh oh
dima dimaks ksud udka kan n tind tindak akan an::
untu untuk k
menc mencuc ucii
menc menceg egah ah
tang tangan an,,
peny penyeb ebar aran an
meng mengga gant ntii
line linen, n,
menggunaka menggunakan n cangkir cangkir untuk untuk obat. obat. Obyek dinyataka dinyatakan n terkontam terkontaminas inasii jika mengandun mengandung/did g/diduga uga mengandu mengandung ng patogen. patogen. Asepsis Asepsis bedah, bedah, disebut disebut juga tehnik tehnik steril steril,,
merupa merupakan kan prose prosedur dur untuk untuk membu membunuh nuh mikro mikroor organ ganism isme. e.
Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme mikroorganisme dan spora, tehnik ini digunakan untuk tindakan invasif. Obyek terkontaminasi jika tersentuh oleh benda tidak steril. Prinsip-prinsip asepsis bedah adalah sebagai berikut:
Segala alat yang digunakan harus steril
Alat yang steril akan tidak steril jika tersentuh
Alat yang steril harus ada pada area steril
Alat yang steril akan tidak steril jika terpapar udara dalam waktu lama
Alat yang steril dapat terkontaminasi oleh alat yang tidak steril
Kulit tidak dapat disterilkan
Tehnik isolasi Merupa Merupakan kan cara cara yang yang dibuat dibuat untuk untuk menceg mencegah ah penyeb penyebara aran n infeks infeksii atau atau mikroorganisme yang bersifat infeksius bagi kesehatan individu, klien dan pengunjung. Dua sistem isolasi yang utama adalah:
Centers for disease control and prevention (CDC) precaution
Body Subtance Isolation (BSI) System
CDC meliputi prosedur untuk:
Category-Specific Category-Specific Isolation precaution
Disease-Specific Disease-Specific Isolation
Universal precaution
Category-Specific Category-Specific Isolation precaution meliputi: 1.
Strict isolation
Untuk wabah dipteri pneumonia, varicella
Untuk mencegah penyebaran lewat udara
Perlu ruangan khusus, pintu harus dalam keadaan tertutup
Setiap orang yang memasuli ruangan harus menggunakan gaun, cap dan sepatu yang direkomendasikan direkomendasikan
Harus menggunakan masker
Harus menggunakan sarung tangan
Perlu cuci tangan setiap kontak
Menggunakan disposal
2. •
Contact isolation Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpes simplex, rubela scabies
•
Mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak
•
Perlu ruangan khusus
•
Harus menggunakan gaun jika ada cairan
•
Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien
•
Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
•
Perlu cuci tangan setiap kontak
•
Menggunakan disposal
3.
Respiratory isolation
Untuk epiglotis, meningitis, pertusis, pneumonia dll
Untuk mencegah penyebaran infeksi oleh tisu dan droplet pernapasan karena batuk, bersin, inhalasi
Perlu ruangan khusus
Tidak
perlu gaun
Harus memakai masker
Tidak
perlu menggunakan sarung tangan
Perlu cuci tangan setiap kontak
Menggunakan disposal 4.
Tuberculosis isolation
Untuk TBC
Untuk mencegah penyebaran acid fast bacilli
Perlu ruangan khusus dengan tekanan negatif
Perlu menggunakan gaun jika pakaian terkontaminasi
Harus memakai masker
Tidak
perlu menggunakan sarung tangan
Perlu cuci tangan setiap kontak
Bersi Bersihka hkan n dis dispos posal al dan dis disin infek fektan tan meskip meskipun un jarang jarang menyeb menyebabk abkan an perpindahan penyakit 5.
Enteric precaution
Untuk Untuk hepatitis hepatitis A, gastroen gastroenterit teritis, is, demam demam tipoid, tipoid, kolera, kolera, diare diare dengan dengan penyebab infeksius, encepalitis, meningitis
Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan feces
Perlu runagn khusus jika kebersihan klien buruk
Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi terkontaminasi
Tidak
perlu masker
Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
Perlu cuci tangan setiap kontak
Menggunakan disposal 6.
Drainage/ se secretion precaution
Untuk drainasi lesi, abses, infeksi luka bakar, infeksi kulit, luka dekubitus, konjungtivis
Mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung maupun tidak langsung dengan material tubuh
Tidak
perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk
Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi
Tidak
perlu masker
Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
Perlu cuci tangan setiap kontak
Menggunakan disposal 7.
Blood/ body fluid precaution
Untuk hepatitis b, sipilis, AIDS, malaria
Mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung maupun tidak langsung dengan cairan tubuh
Tidak
perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk
Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi terkontaminasi
Tidak
perlu masker
Perlu sarung tangan jiak menyentuh darah dan cairan tubuh
Perlu cuci tangan setiap kontak
Menggunakan disposal
Disease-Specific Isolation
Untuk pencegahan penyakit specifik
Contoh tuberkulosis paru
Kamar khusus
Gunakan masker
Tidak perlu sarung tangan
Body Subtance Isolation (BSI) System Tujuan
Mencegah transmisi silang mikroorganisme mikroorganisme
Melindungi tenaga tenaga kesehatan dari dari mikroorganisme mikroorganisme dari klien
Elemen BSI
Cuci tangan
Memakai sarung tangan bersih
Menggunakan gaun, masker, cap, sepatu, kacamata
Membuang semua alat invasif yg telah digunakan
Tempat linen sebelum dicuci
Tempatkan diposibel pada sebuah plastik
Cuci dan sterilkan alat yang telah digunakan Tempatkan semua specimen pada plastik sebelum ditranport ke
laboratorium
Pencegahan infeksi di rumah:
Cuci tangan Jaga kebersihan kuku
Gunakan alat-alat personal
Cuci sayuran dan buah sebelum dimakan
Cuci alat yang akan digunakan
Letakkan alat-alat yang terinfeksi pada plastik
Bersihkan seprei
Cegah betuk, bersin, bernapas langsung dengan orang lain
Perhatian pada tanda dan gejala infeksi
Pertahankan intake
Proses Keperawatan Pengkajian Perawat mengkaji hal-hal dibawah ini: a. Status mekanisme pertahanan
Pertahanan primer tidak adequat (kulit/mukosa rusak, jaringan trauma, obstruksi aliran limfe, gangguan peristaltik, penurunan mobilitas)
Pertah Pertahana anan n sekun sekunder der tidak tidak adequ adequat at (penu (penurun runan an Hb, supres supresii SDP, SDP, supresi respon inflamasi, leukopenia)
b. Kere Kerent ntan anan an klie klien n
Usia Bayi Bayi memp mempun unya yaii
pert pertah ahan anan an yang yang lema lemah h
terh terhad adap ap infe infeks ksi, i, lahi lahirr
mempunyai antibody dari ibu, sedangkan system imunnya masih imatur. Seiring bertumbuhnya anak, sistem imun semakin matur, namun bayi masih rentan terhadap organisme penyebab demam, infeksi usus, dan penyakit infeksius lainnya (mumps dan campak). Dewasa awal sistem imun telah memberikan pertahanan pada bakteri yang menginvasi. Pada usia usi a lanjut lanjut,, karena karena fungs fungsii dan organ organ tubuh tubuh mengal mengalam amii penuru penurunan nan,, system imun juga mengalami mengalami perubahan.
Status nutrisi Pengurangan asupan protein dan dan nutrien lain seperti karbohidrat menyebabkan penurunan pertahanan tubuh. Perawat mengkaji asupan diet klien dan kemampua kemampuan n klien untuk mengkonsu mengkonsumsi msi makanan (ada tidak gangguan dalam proses menelan maupun sistem pencernaannya).
Stress Tub Tubuh uh bere beresp spon on terh terhad adap ap stes stess s emos emosii atau atau fisi fisik k mela melalu luii sind sindro rom m adaptasi umum. Jika stess terus berlangsung, kadar kortison yan tinggi menyebabkan daya tahan tahan tubuh menurun.
Hereditas Kelainan hereditas tertentu mengganggu pertahanan individu terhadap infeksi.
Proses penyakit Klien yang sakit pada system imun berisiko terutama terhadap infeksi. Klien yang mengalami sakit komplek (komplikasi) lebih berisiko terhadap infeksi.
Terapi
medis
Beberapa obat dan terapi medis mempengaruhi system imun. Perawat perlu mengkaji obat yang dikonsumsi dikonsumsi klien.
c. Pena Penamp mpil ilan an klin klinis is Tanda dan gejala infeksi bisa berupa infeksi lokal maupun sistemik. Perawat perlu mengkaji tanda yang muncul pada klien. d. Data Data lab labor orat ator oriu ium m Perawat mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium laboratorium klien.
Diagnosa •
Risiko infeksi b.d gangguan imunitas
•
Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan
•
Risiko cidera b.d gangguan imunitas
•
Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi
•
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebiasaan diet yg buruk
•
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan fungsi GI
Perencanaan Tujuan umum dari perawatan termasuk hal berikut:
Pencegahan paparan terhadap organisme infeksius
Memantau & menurunkan penyebaran infeksi
Mempertahankan resistensi terhadap infeksi
Klien & keluarga belajar tentang kontrol infeksi
Implementasi
Pencegahan penyakit (menghancurkan (menghancurkan reservoar infeksi, mengontrol portal keluar dan masuk, menghindari tindakan penularan, mencegah bakteri menemukan tempat untuk tumbuh)
Tindakan perawatan akut (pemberian antibiotik yg tepat dan tindakan perawatan lainnya)
Kontrol agen infeksius: infeksius:
Pembersihan Membuang semua material asing seperti kotoran dan materi organic dari suatu obyek.
Desinfeksi Merupakan proses memusnahkan bakteri, kecuali bagian spora
Sterilisasi Penghancuran dan pemusnahan selanisme, termasuk spora.
Kontrol reservoar
Mandi secara teratur
Mengganti balutan yang basah atau kotor
Benda terkontaminasi dibuang pada tempat yang tepat
Jarum terkontaminasi dibuang pada tempat yang tepat
Luka bedah dirawat dengan benar
Perawatan botol & kantong k antong drainase
Pertahankan larutan dalam botol
Pengendalian penularan: •
Cuci tangan
•
Menghindari penggunaan penggunaan alat yg sama pada beberapa pasien
•
Menghindari benda kotor menyentuh seragam perawat
•
Instruksikan pengunjung untuk cuci tangan sebelum mengunjungi klien
•
Biasakan klien untuk cuci tangan
Kontrol terhadap portal masuk •
Mempertahankan integritas kulit & membran mukosa
•
Kulit dijaga tetap lembab
•
Pengaturan posisi
•
Lakukan hygiene oral
•
Hati-hati dlm merawat luka
•
Hati-hati dalam membuang alat-alat medis sekali pakai
Perlindungan terhadap penjamu yang rentan: •
Tindakan isolasi
•
Pertahankan status nutrisi
•
Pertahankan personal hygiene
•
Berikan dukungan sosial pd klien yg diisolasi
•
Lingkungan protektif
Perlindungan terhadap pekerja: •
Gown
•
Masker
•
Sarung tangan
•
Kacamata pelindung
•
Pengumpulan spesimen
•
Membungkus barang atau linen
Evaluasi Evaluasi tindakan/implementasi tindakan/implementasi yang telah dilakukan, apabila tindakan belum bisa menyeles menyelesaikan aikan masalah masalah maka tindakan tindakan keperawat keperawatan an diterusk diteruskan, an, bila masalah sudah teratasi, tindakan dihentikan.
Misalnya, jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien. Tidak menggunakan menggunakan satu alat secara berturut-turut berturut-turut pada beberapa beberapa pasien pasien tanpa dibersihkan dibersihkan denga dengan n baik baik lebi lebih h dahul dahulu u sete setela lah h dipa dipaka kaii pada pada seor seoran ang g pasi pasien. en. Mema Memand ndik ikan an dan dan memb member ersi sihka hkan n pasie pasien n jang jangan an diang diangga gap p peke pekerj rjaa aan n ruti rutin n yang yang haru haruss dise disele lesa saik ikan an selekasnya, selekasnya, tetapi harus dikerjakan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab akan keselamatan keselamatan pasien
terhadap
ancaman
infeksi
nosokomial.
Untuk ikut serta mencegah timbulnya resistensi bakteri dan fungi terhadap antibiotik, gunakanlah gunakanlah antibiotik antibiotik secara bertanggung jawab, yaitu hanya terhadap bakteri dan fungi yang rentan, dan dalam jumlah yang memadai serta di bawah pengawasan dokter.
Asepsis From Wikipedia, the free encyclopedia
Asepsis is the practice to reduce or eliminate contaminants (such as bacteria bacteria,, viruses viruses,, fungi,, and parasites fungi and parasites)) from entering the operative field in surgery or medicine or medicine to prevent infection.. Ideally, a field is "sterile" — free of all contaminants — a situation that is infection difficult to attain. However, elimination of infection is the goal of asepsis, not sterility. Antiseptis is a term used sometimes as a synonym, but also applies to the uses of antiseptics. Antiseptics are agents that reduce or kill germs chemically and are applied to skin and wound surfaces. In contrast, disinfectants are chemicals applied to inert surfaces and are usually too harsh to be used on biological surfaces. Antibiotics kill specifically bacteria and work biochemically; they can be used externally or internally.
History The first step in asepsis is cleanliness, a concept already espoused by Hippocrates Hippocrates.. The modern modern concept concept of asepsi asepsiss evolved evolved in the 19th centur century. y. Semmelweis showed showed that washing the hands prior to delivery reduced puerperal fever . After the suggestion by Louis Pasteur , Lister introduced the use of carbolic acid as an antiseptic and reduced surgical surgical infections infections rates. rates. Lawson Tait went went from from antise antisepsi psiss to asepsi asepsis, s, introd introduci ucing ng princ principl iples es and practi practices ces that that have remained remained valid valid to this this day. day. Ern Ernst st von Ber Bergma gmann nn introduced the autoclave autoclave,, a device used for the sterilization of surgical instruments.
Methods
Today's Today's techni techniques ques includ includee a series series of steps steps that that comple complemen mentt each each other. other. Foremo Foremost st remains good hygienic practice. The procedure room is laid out according to specific guidel guideline ines, s, subjec subjectt to regula regulatio tions ns concern concerning ing filter filtering ing and airflow airflow,, and and kept kept clea clean n between surgical cases. A patient who is brought for the procedure is washed and wears a clean gown. The surgical site is washed, possibly shaved, and skin is exposed to a germicide (i.e., an iodine solution such as betadine betadine). ). In turn, members of the surgical team wash hands and arms with germicidal solution. Operating surgeons and nurses wear sterile gowns and gloves. Hair is covered and a surgical mask is worn. Instruments are sterilized through autoclaving, or, if disposable, are used once. Irrigation is used in the surgical site. Suture material or xenografts have been sterilized beforehand. Dressing material is sterile. Antibiotics are often not necessary in a "clean" case, that is, a surgical proc procedu edure re wher wheree no infe infect ctio ion n is appar apparen ent; t; howe however ver,, when when a case case is consi conside dere red d "contaminated," they are usually indicated. Dirty and biologically contaminated material is subject to regulated disposal.
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
PENDAHULUAN Tindaka Tindakan n ope operas rasii ata atau u pem pembed bedahan ahan merupa merupakan kan pen pengal galama aman n yang yang sulit sulit bag bagii hapir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan memb me mbah ahay ayak akan an ba bagi gi pa pasi sien en.. Ma Maka ka ta tak k he hera ran n jika jika seri sering ngka kali li pa pasi sien en da dan n keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselam keselamata atan n jiwa jiwa akibat akibat segala segala mac macam am prosedu prosedurr pem pembeda bedahan han dan tindak tindakan an pembiusa pemb iusan. n. Perawat Perawat mem mempuny punyai ai peranan peranan yang yang sangat sangat pen pentin ting g dal dalam am set setiap iap tind tindak akan an pem pembe beda daha han n bai baik k pa pada da ma masa sa sebel sebelum um,, sela selama ma ma maupu upun n sete setelah lah operasi. operasi. Intervensi Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempe mempersiapk rsiapkan an klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan keberhasilan pembed pembedahan ahan sangat tergantung tergantung pada setiap setiap tahapa tahapan n yang dialami dan saling ketergantunga ketergantungan n antara tim tim kese kesehat hatan an yang yang te terk rkai aitt (dokt (dokter er bed bedah, ah, do dokt kter er an anst stes esii dan pe pera rawa wat) t) di samp sampin ing g pe pera rana nan n pa pasi sien en yang yang koop kooper erat atif if sela selama ma pros proses es pe peri riop oper erat atif if.. Ada 3 faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan yang dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut faktor pasien merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit penyakit tersebut tersebut tidaka tidakan n pem pembed bedaha ahan n adalahha adalahhall yang yang bai baik/b k/benar enar.. Tetapi Tetapi bag bagii pasien pasien sendir sendirii pembedah pemb edahan an mung mungkin kin merupa merupakan kan hal yang yang pal paling ing men menger gerika ikan n yang yang pernah pernah
mereka mereka ala alami. mi. Men Mengin gingat gat hal terebu terebutt dia diatas tas,, mak maka a sangatl sangatlah ah pent pentig ig unt untuk uk meli me liba batk tkan an
pasi pa sien en
dalam da lam set setia iap p
langk langkah ah-l -lan angk gkah ah
peri pe riope opera rati tif. f. Tind Tindak akan an
peraw perawat atan an pe peri riope opera rati tiff yang yang ?b ?ber erkes kesina inamb mbung ungan an da dan n tepat tepat akan akan sanga sangatt berpenga berpengaruh ruh terhad terhadap ap suksesn suksesnya ya pem pembeda bedahan han dan kesembu kesembuhan han pasien pasien..
KONSEP DASAR KEPERAWATAN PERIOPERATIF Tindakan operasi atau pembedahan, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa peristiwa kompleks kompleks yang menega menegangkan. ngkan. Kebanyakan prosedur bedah dilakukan dilakukan di kama kamarr op oper eras asii ruma rumah h saki sakit, t, me mesk skip ipun un be bebe bera rapa pa pros prosed edur ur yang yang lebi lebih h sederhana tidak memerlukan hospitalisasi dan dilakukan di klinik-klinik bedah dan da n un unit it be beda dah h am ambu bula lato tori ri.. In Indi divi vidu du de deng ngan an ma masa sala lah h kese keseha hata tan n yang yang memerlukan intervensi pembedahan mencakup pula pemberian anastesi atau pembiusan yang meliputi anastesi lokal, regional atau umum. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang kian maju. Prosedur tindakan pem pe mbed eda ahan
pun
menga gallam amii
kem emaj aju uan
yang
sag aga at
pesa satt.
Dimana
perkembangan perkembangan teknologi mutakhir telah mengarahkan mengarahkan kita pada penggu penggunaan naan prosedur bedah yang lebih kompleks dengan penggunaan teknik-teknik bedah mikro (micro surgery techniques) atau penggunaan laser, peralatan by Pass yang lebih canggih dan peralatan monitoring yang kebih sensitif. Kemajuan yang sama juga ditunjukkan dalam bidang farmasi terkait dengan penggunaan obatobatan anstesi kerja singkat, sehingga pemulihan pasien akan berjalan lebih cepat cepat.? .? Ke Kema maju juan an da dala lam m bidan bidang g te tekni knik k pe pemb mbed edaha ahan n da dan n tekn teknik ik an anast astes esii tentunya harus diikuti oleh peningkatan kemampuan masing-masing personel (terkait dengan teknik dan juga komunikasi psikologis) sehingga outcome ?yang diharapkan
dari
pasien
bisa
tercapai.
Perubahan tidak hanya terkait dengan hal-hal tersebut diatas. Namun juga diikuti oleh ole h peruba perubahan han pada pel pelayan ayanan. an. Untuk Untuk pasienpasien-pas pasien ien den dengan gan kasus-k kasus-kasus asus tertentu, tertentu, misalnya : hernia. hernia. Pasien dapat mempersiapkan mempersiapkan diri dengan menjalani menjalani pemerik peme riksaa saan n dig dignos nostik tik dan persia persiapan pan praoper praoperati atiff lain lain sebelum sebelum masu masuk k rumah rumah sakit sakit.. Ke Kemu mudia dian n jika jika wakt waktu u pe pemb mbed edaha ahann nnya ya tela telah h tiba tiba,, ma maka ka pa pasie sien n bisa bisa langsun lan gsung g mend mendata atangi ngi rumah rumah sakit sakit unt untuk uk dilakuk dilakukan an prosed prosedur ur pem pembed bedahan ahan.. Sehing Seh ingga ga akan akan me memp mper ersi sing ngkat kat wakt waktu u pe pera rawa wata tan n pasie pasien n di ruma rumah h sakit sakit..
Kepe Ke perrawat awatan an
peri pe riop oper erat atif if
merup erupak akan an
ist istilah ilah
yang ya ng
digu diguna naka kan n
untuk ntuk
meng me nggam gambar barka kan n kera keraga gama man n fu fungs ngsii keper keperaw awat atan an yang yang be berk rkai aita tan n de denga ngan n penga pen gala lama man n pem pembe beda daha han n pa pasi sien en.. Isti Istila lah h pe peri riope opera rati tiff ad adal alah ah suat suatu u isti istila lah h gabu ga bung ngan an yang yang me menc ncak akup up tiga tiga fa fase se pe peng ngal alam aman an pe pemb mbed edah ahan an,,
yait yaitu? u?
preoperative preoperative phase, intraoperat intraoperative ive phase dan post operative phase. MasingMasingmasing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan deng an urutan urutan perist peristiwa iwa yang yang mem memben bentuk tuk pen pengal galama aman n bed bedah ah dan mas masing ing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan dilakukan dilakukan oleh perawat dengan menggun menggunakan akan proses keperawatan keperawatan dan standar prak prakti tik k
kepe kepera rawa wata tan. n.
Disa Disamp mpin ing g
pera pe rawa watt
kegi kegiat atan an
peri pe riop oper erat atif if ini ini
juga juga
meme me merl rluka ukan n du duku kung ngan an da dari ri tim tim keseh kesehat atan an lain lain yang yang be berk rkom ompet peten en da dalam lam perawat perawatan an pasien pasien sehingg sehingga a kepuas kepuasan an pasien pasien dapa dapatt tercap tercapai ai sebagai sebagai suatu suatu bentuk
pelayanan
prima.
?
Beriku Berikutt adalah adalah gam gambar baran an umu umum m mas masing ing-ma -masin sing g tah tahap ap dal dalam am keperaw keperawata atan n perioperatif Phases of Surgery Phase Description Typical activities.
PRE OPERATIVE Begins with decision for surgery and ends when the patient in trans transfe fere red d to th the e op oper erat atin ing g room room;; aims aims to prepa prepare re pa pati tien entt for for surger surgery y Pre Pre operative patient teaching, skin preparation, medication medica tion administration.
INTRA OPERATIVE Begins when patient is laced on the operating room bed and ends when the patient transferred to the postanesthesia care unit (PACU); aims to protect the patiens during surgery Surgical asepsis, minimazing traffic flow, maintaning patient safety.
POST OPERATIVE Begins when the patient admitted to the PACU and ends when surgery related nursing care is no longer required; aims to alliviate the patien pat ient?s t?s pai pain n and nau nausea sea and suppor supportt the pat patien ientt unt untilil normal normal physiol physiologi ogic c respons responses es return return Mon Monito itorin ring g fluid fluid intake intake dan out output put,, assesin assesing g cardia cardiac c and respiratory function, meeting nutritional and activity needs, providing guidace and return
to
functional
level.
Fase pra operatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah
dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pra operatif dan menyiapkan pasien untuk anstesi yang diberikan dan pembedahan. Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup ? pemasangan IV cath, pemberian medikasi intara intaraven vena, a, mel melaku akukan kan pem pemant antauan auan kondis kondisii fisiol fisiologi ogis s meny menyelu eluruh ruh sepanj sepanjang ang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Contoh : memberikan dukungan psikologis selama induksi anstesi, bertindak sebagai perawat scrub, at atau au mem emba bant ntu u men enga gattur po pos sisi isi pa pas sien ien d atas atas meja eja ope pera rasi si de deng nga an menggunakan
prinsip-prinsip
dasar
kesimetrisan
tubuh.
Fase pasca pasca operati operatiff dim dimula ulaii deng dengan an mas masukn uknya ya pasien pasien ke ruang ruang pem pemuli ulihan han (recovery room) dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup aktivitas keperawaan mecakup renatang aktivitas yang luas lua s selama selama period periode e ini. ini. Pad Pada a fas fase e ini fokus peng pengkaj kajian ian meliputi meliputi efe efek k age agen n anste anstesi si da dan n me mema mant ntau au fu fung ngsi si vita vitall serta serta me menc nceg egah ah komp kompli likas kasi. i. Akti Aktivi vita tas s keprawa keprawatan tan kem kemudi udian an berfok berfokus us pada pen pening ingkat katan an pen penyem yembuha buhan n pasien pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan.? Cont Contoh oh
Akti Aktivi vittas
Kep eper era awat watan
dala da lam m
Perran Pe
Peraw erawat at
Perio eriope pera rattif
FASE FASE PRAO PRAOPE PERA RATI TIF F FASE FASE INTR INTRAO AOPE PERA RATI TIF F FASE FASE POST POSTOP OPER ERAT ATIF IF Pengkajian: Rumah/Klinik: 1. Melakukan pengkajian perioperatif awal 2.Merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. 3.Melibatkan keluarga dalam wawancara. 4.Memastikan kelngkapan pemeriksaan pra operatif
5.Mengkaji kebutuhan klien terhadap transportasi dan perawatan pasca operatif
Unit Bedah : 1. Melengkapi pengkajian praoperatif 2.Koordianasi penyuluhan terhadap pasien dengan staf keperawatan lain. 3. 3.Me Menj njel elas aska kan n
fa fase se-f -fas ase e
dala da lam m
perriode pe iode
peri pe riop oper erat atif if
dan da n
halha l-ha hall
yang yang
diperkirakan terjadi. 4.Membuat rencana asuhan keperawatan. Ruang
Operasi
:1.Mengkaji
tingkat
kesadaran
klien.
2.Menelaah ulang lembar? observasi pasien (rekam medis) 3.Mengidentifikasi pasien
4.Memastikan
daerah
pembedahan
Perencanaan :1. Menentukan rencana asuhan 2. Mengkoordinasi pelayanan dan sumber-sumber yang sesuai (contoh: Tim Operasi) . Dukungan Psikologis : 1. Me Memb mber erit itahu ahuka kan n pa pada da klien klien apa yang yang terj terjad adii
2.Me 2.Menen nentu tuka kan n
status sta tus? ? psikol psikologis ogis 3. Mem Member berikan ikan isyara isyaratt sebelum sebelumnya nya ten tentan tang g rangsangan
yang
merugikan,
seperti
:
nyeri.
4.
Mengkom Men gkomuni unikasi kasikan kan sta status tus emo emosio sional nal pasien pasien pada ang anggot gota a tim kesehatan yang lain yang berkaitan. Safety Management : 1. Atu Aturr posisi posisi klien klien : a. Keseja Kesejajar jaran an fun fungsi gsional onal.b. .b.Pem Pemaja ajanan nan area area pembedahan pembeda han c. Mempe Mempertahank rtahankan an posisi sepanjang prosedur operasi operasi 2. Memasang alat grounding ke pasien
3. Memberikan dukungan fisik 4. Memastikan bahwa jumlah spongs, jarum da instrumen tepat. Pemantauan Fisiologis : Melakukan balance balance cairan cairan 2. Memantau kondisi kondisi cardiopulmo cardiopulmonal nal 3. 1. Melakukan Pemantauan
terhdap
perubahan
vital
sign
Dukung Dukungan an Psik Psikol olog ogis is (sebe (sebelum lum induk induksi si dan bila bila pasie pasien n sada sadar) r) 1. Memberikan dukungan emosional pada pasien 2. Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi 3. Mengkaji status emosional klien 4.
Meng Me ngko komu muni nika kasi sika kan n
stat status us
emos em osio iona nall
klie klien n
kesehatan.
Penatalaksanaan Keperawatan :
1. Melakukan prosedur? keselamatan bagi klien 2. Mempertahankan lingkugan aseptik dan terkontrol 3. Mengelola sumber daya manusia secara efektif. Komunikasi dari Informasi Intra operatif : 1. Menyebutkan nama pasien 2. Menjelaskan jenis pembedahan yang dilakukan
?
kepa kepada da
tim tim
3. Menggam Menggambarkan barkan faktor-fakt faktor-faktor or intraoperat intraoperatif, if, meliputi meliputi pemasangan pemasangan drai drain n at atau au kat katet eter er,, kekam kekambu buha han n pe peri rist stiw iwaa-per peris isti tiwa wa yang yang tidak tidak diperkirakan. 4. Menjelaskan pembatasan fisik dan keterbatasan fisik yang dialami pasien. 5. Menerangkan gangguan akibat pembedahan 6. Melaporkan tingkat kesadaran praoperatif klien 7. Mengkomunikasikan tentang peralatan yang diperlukan. Pengkajian Pasca operatif di Rocovery Room : Mene Me nent ntuk ukan an
res espo pon n
sege se gerra
pasi pa sien en
terh erhad adap ap
pemb pe mbed edah aha an
Unit Bedah : 1. Me Meng ngev eval aluas uasii ef efekt ektiv ivit itas as dari dari asuh asuhan an keper keperaw awat atan an di ruan ruang g
operasi. 2. Menentukan tingkat kepuasan pasien 3. Mengevaluasi produk-produk yang digunakan pada pasien di ruang operasi. 4. Menetukan
status
psikologi
pasien
5.
perencanaan
pemulangan
Rumah/Klinik
:
Membantu
dalam
1. Kaji Kaji persep persepsi si pasien pasien ten tentan tang g pem pembed bedahan ahan dal dalam am kaitann kaitannya ya dengan agen anastesi, damapak pada citra tubuh, penyimpangan dan da n
imm im mob obiilisa lisasi si
2.
Tent Tentka kan n
perrse pe seps psii
kelua eluarrga
ten enttan ang g
pembedahan. PEMBEDAHAN : INDIKASI DAN KLASIFIKASI Tind Tindak akan an
pemb pe mbed edah ahan an
dila dilaku kuka kan n
den enga gan n
diantaranya adalah : 1. Diagnostik : biopsi atau laparotomi eksplorasi
berb be rbag agai ai
ind ndik ikas asi, i,
2. Kuratif Kuratif : Eksisi Eksisi tumor atau mengangakat apendiks apendiks yang mengalami inflamasi 3. Reparatif : Memperbaiki luka multipel 4. Rekonstruktif/Kosmetik : mammoplasty, atau bedah plastik 5. Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, conto contoh h : pe pema masa sang ngan an sela selang ng ga gast stro rost stom omii yang yang dipas dipasan ang g un untu tuk k mengkomponsasi terhadap ketidakmampuan menelan makanan. Menurut Menu rut urgensi urgensi dilakuk dilakukan an tindaka tindakan n pem pembed bedahan ahan,, maka tindak tindakan an pembedahan dapat diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan, yaitu : 1. Kedaruratan/Emergency. Pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan mungkin mengancam jiwa. Indikasi dilakukan pembedahan tanpa di tunda. Contoh : perdarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus, fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sanagat luas. 2. Urgen. Pasien membutuhkan perhatian segera. Pembedahan dapat dilakukan dalam 24-30 jam. Contoh : infeksi kandung kemih akut, batu ginjal
atau
batu
pada
uretra.
3. Diperl Diperlukan ukan.. Pasien Pasien harus harus men menjal jalani ani pem pembed bedaha ahan. n. Pem Pembed bedaha ahan n dapatt direnc dapa direncanak anakan an dal dalam am beb bebeapa eapa min minggu ggu ata atau u bul bulan. an. Contoh Contoh : Hiperplasia Hiperplasia prostat tanpa obstruksi obstruksi kandung kemih. Gangguan tyroid, tyroid, katarak. 4.
Elek Elekti tif. f. Pa Pasi sien en
haru ha rus s
diop dioper eras asii
keti ketika ka
dipe diperl rluk ukan an..
Indi In dika kasi si
pembedah pemb edahan, an, bila bila tidak tidak dilaku dilakukan kan pem pembeda bedahan han mak maka a ida idak k terlal terlalu u memb me mbah ahay ayak akan an..
Cont Contoh oh
:
perb pe rbai aika kan n
Scar Scar,,
hern he rnia ia
sede sederh rhan ana, a,
perbaikan vaginal. 5. Piliha Pilihan. n. Kep Keputu utusan san ten tentan tang g dilakuk dilakukan an pem pembed bedahan ahan disera diserahkan hkan sepenuhn sepenuhnya ya pad pada a pasien. pasien. Ind Indikas ikasii pem pembeda bedahan han merupak merupakan an piliha pilihan n prib pribad adii da dan n bias biasan anya ya te terk rkai aitt de deng ngan an este esteti tika ka.. Cont Contoh oh : be beda dah h
kosm ko smet etiik.nS k.nSed edan angk gkan an pembedahan
menu me nurrut
di
bagi
fak akttor
res esik ikon onya ya,, menjadi
tinda indaka kan n :
1. Mino Minor. r. Me Meni nimb mbul ulka kan n traum trauma a fisi fisik k yang yang mini minima mall de deng ngan an resi resiko ko kerusakan yang minim. Contoh : incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi 2. Mayor. Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat serius. Contoh : Total abdominal histerektomi, reseksi colon, dll. TAHAPAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF Keperawatan perioperatif dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu : a. Keperawatan Pre Operatif b. Keperawatan Intra Operatif c. Keperawatan Post Operatif
KEPERAWATAN PRE OPERATIF ________________________________________________________ _____________________ A. PENDAHULAN Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. B. PERSIAPAN KLIEN DI UNIT PERAWATAN I. PERSIAPAN FISIK Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu : a. Persiapan di unit perawatan b. Persiapan di ruang operasi
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara lain : a. Status kesehatan fisik secara umum Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain. ?Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih awal. b. Status Nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan d an berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian. c. Keseimbangan cairan dan elektrolit Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium serum (normal : 135 -145 mmol/l), kadar kalium serum (normal : 3,5 ? 5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 ? 1,50 mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obatan
anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa. d. Kebersihan lambung dan kolon Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang menbutuhkan operasi CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas. Maka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan NGT (naso gastric tube). e. Pencukuran daerah operasi Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman. Daeran yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin (pubis) dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya : apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi pemasangan plate pada fraktur femur, hemmoroidektomi. Selain terkait daerah pembedahan, pencukuran pada lengan juga dilakukan pada pemasangan infus sebelum
pembedahan. ? f. Personal Hygine Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memeberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene. g. Pengosongan kandung kemih Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter. Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperluka untuk mengobservasi balance cairan. h. Latihan Pra Operasi Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi, seperti : nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan. Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain : 1. Latihan nafas dalam 2. Latiihan batuk efektif 3. latihan gerak sendi 1. Latihan Nafas Dalam Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : -Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Letakkan tangan diatas perut
−
Hirup udara sebanyak-banyaknya
−
dengan menggunakan hidung
dalam kondisi mulut tertutup rapat. Tahan nafas
−
beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-
lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut. Lakukan hal ini berulang kali (?15
−
kali)
Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.
−
2. Latihan Batuk Efektif Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara : Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika −
batuk. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali) −
Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka −
dan tidak hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi. −
Ulangi lagi sesuai kebutuhan.
−
Jika selama batuk daerah
−
operasi terasa nyeri, pasien bisa
menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk. 3. Latihan Gerak Sendi Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setalah operasi. Banyak pasien yang tidak
berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus us us (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri. Status kesehatn fisik merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien yang akan mengalami pembedahan, keadaan umum yang baik akan mendukungh dan mempengaruhi proses penyembuhan. Sebaliknya, berbagai kondisi fisiologis dapat mempengaruhi proses pembedahan. Demikian juga faktor usis/penuaan dapat mengakibatkan komplikasi dan merupakan faktor resiko pembedahan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mempersiapkan fisik pasien sebelum dilakukan pembedahan/operasi. Faktor resiko terhadap pembedahan antara lain : 1. Usia Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut mempunyai resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua sudah sangat menurun . sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh karena belum matur-nya semua fungsi organ. 2. Nutrisi Kondisi malnutris dan obesitas/kegemukan lebih beresiko terhadap pembedahan dibandingakan dengan orang normal dengan gizi baik terutama pada fase penyembuhan. Pada orang malnutisi maka orang tersebut mengalami defisiensi nutrisi yang sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka. Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain adalah protein, kalori, air, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin A, Vitamin K, zat besi dan seng (diperlukan untuk sintesis protein).
Pada pasien yang mengalami obesitas. Selama pembedahan jaringan lemak, terutama sekali sangat rentan terhadap infeksi. Selain itu, obesitas meningkatkan permasalahan teknik dan mekanik. Oleh karenanya dehisiensi dan infeksi luka, umum terjadi. Pasien obes sering sulit dirawat karena tambahan beraat badan; pasien bernafas tidak optimal saat berbaaring miring dan karenanya mudah mengalami hipoventilasi dan komplikasi pulmonari pascaoperatif. Selain itu, distensi abdomen, flebitis dan kardiovaskuler, endokrin, hepatik dan penyakit biliari terjadi lebih sering pada pasien obes. 3. Penyakit Kronis Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, PPOM, dan insufisiensi ginjal menjadi lebih sukar terkait dengan pemakian energi kalori untuk penyembuhan primer. Dan juga pada penyakit ini banyak masalah sistemik yang mengganggu sehingga komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi. 4. Ketidaksempurnaan respon neuroendokrin Pada pasien yang mengalami gangguan fungsi endokrin, seperti dibetes mellitus yang tidak terkontrol, bahaya utama yang mengancam hidup pasien saat dilakukan pembedahan adalah terjadinya hipoglikemia yang mungkin terjadi selama pembiusan akibat agen anstesi. Atau juga akibat masukan karbohidrat yang tidak adekuart pasca operasi atau pemberian insulin yang berlebihan. Bahaya lain yang mengancam adalah asidosis atau glukosuria. Pasien yang mendapat terapi kortikosteroid beresiko mengalami insufisinsi adrenal. Pengguanaan oabat-obatan kortikosteroid harus sepengetahuan dokter anastesi dan dokter bedahnya. 5. Merokok Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami gangguan vaskuler, terutama terjadi arterosklerosis pembuluh darah, yang akan meningkatkan tekanan darah sistemiknya. 6. Alkohol dan obat-obatan Individu dengan riwayat alkoholic kronik seringkali menderita malnutrisi dan masalah-masalah sistemik, sperti gangguan ginjal dan hepar yang akan meningkatkan resiko pembedahan. Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang seringkali dialami oleh pemabuk. Maka sebelum dilakukan operasi darurat perlu dilakukan pengosongan lambung untuk
menghindari asprirasi dengan pemasangan NGT. II. PERSIAPAN PENUNJANG Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah tidak meungkin bisa b isa menentukan tindakan operasi yang harus dilakukan pada pasien. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG, dan lain-lain. Sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan penyakit yang diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi maka dokter anstesi berperan untuk menentukan menen tukan apakan kondisi pasien layak menjalani operasi. Untuk itu dokter anastesi juga memerlukan berbagai macam pemrikasaan laboratorium terutama pemeriksaan masa perdarahan (bledding time) dan masa pembekuan (clotting time) darah pasien, elektrolit serum, Hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks dan EKG. Dibawah ini adalah berbagai jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan pada pasien sebelum operasi (tidak semua jenis pemeriksaan dilakukan terhadap pasien, namun tergantung pada jenis penyakit dan operasi yang dijalani oleh pasien). pa sien). Pemeriksaan penunjang antara lain : a. Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti : Foto thoraks, abdomen, foto tulang (daerah fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan (computerized Tomography Scan) , MRI (Magnrtic Resonance Imagine), BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy, Mammografi, CIL (Colon in Loop), EKG/ECG (Electro Cardio Grafi), ECHO, EEG (Electro Enchephalo Grafi), dll. b. Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksan darah : hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju enap darah), jumlah trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit ele ktrolit (kalium, natrium, dan chlorida), CT ?BT, ureum kretinin, BUN, dll.? Bisa juga dilakukan pemeriksaan pada sumsun tulang jika penyakit terkaut dengan kelainan darah.
c. Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya dilakukan untuk memastikan apakah ada tumor ganas/jinak atau hanya berupa infeksi kronis saja. d. Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD) Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula darah pasien dalan rentang normal atau tidak. Uji KGD biasanya dilakukan dengan puasa 10 jam (puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi)? dan juga dilakukan pemeriksaan KGD 2 jam PP (ppst prandial). e. Dan lain-lain PEMERIKSAAN STATUS ANASTESI Pemeriksaaan status fisik untuk dilakukan pembiuasan dilakukan untuk keselamatan selama pembedahan. Sebelum dilakukan anastesi demi kepentingan pembedahan, pasien akan mengalami pemeriksaan status fisik yang diperlukan untuk menilai sejauh mana resiko pembiusan terhadap diri pasien. Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah pemeriksaan dengan menggunakan metode ASA (American Society of Anasthesiologist). Pemeriksaan ini dilakukan karena obat dan teknik anastesi pada umumnya akan mengganggu fungsi pernafasan, peredaran darah dan sistem saraf. Berikut adalah tabel pemeriksaan ASA. ASA grade Status fisik Mortality (%) I Tidak ada gangguan organik, biokimia dan psikiatri. Misal: penderita dengan herinia ingunalis tanpa kelainan lain, orang tua sehat, bayi muda yang sehat 0,05 II Gangguan sistemik ringan sampai sedang yang bukan diseababkan oleh penyakit yang akan dibedah. Misal: penderita dengan obesitas, penderita dengan bronkitis dan penderita dengan diabetes mellitus ringan yang akan mengalami appendiktomi 0,4 III Penyakit sistemik berat; misalnya penderita diabetes mellitus dengan komplikasi pembuluh darah dan datang dengan appendisitis akut. 4,5 IV Penyakit/gangguan sistemik berat yang menbahayakan jiwa yang tidak selalu dapat diperbaiki dengan pembedahan, misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard 25
V Keadaan terminal dengan kemungkinan hidup kecil, pembedahan dilakukan sebagai pilihan terakhir. Misal: penderita syok berat karena perdarahan akibat kehamilan di luar rahim pecah. 50 INFORM CONSENT Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu Inform Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi). Meskipun mengandung resiko tinggi tetapi seringkali tindakan operasi tidak dapat dihindari dan merupakan satu-satunya pilihan bagi pasien. Dan dalam kondisi nyata, tidak semua tindakan operasi mengakibatkan komplikasi yang berlebihan bagi klien. Bahkan seringkali pasien dapat pulang kembali ke rumah dalam keadaan sehat tanpa komplikasi atau resiko apapun segera setelah mengalami operasi. Tentunya hal ini terkait dengan berbagai faktor seperti: kondisi nutrisi pasien yang baik, cukup istirahat, kepatuhan terhadap pengobatan, kerjasama yang baik dengan perawat dan tim selama dalam perawatan. Inform Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhdap pasien wajib untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun tindakan yang dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga mengetahui manfaat dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. ?Pasien maupun keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersut akan mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala macam prosedur pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Jika petugas belum menjelaskan secara detail, maka pihak pasien/keluarganya berhak untuk menanyakan kembali sampai betulbetul paham. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena jika tidak meka penyesalan akan dialami oleh pasien/keluarga setelah tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran
keluarga. Berikut ini merupakan contoh? form inform consent : PERNYATAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS/OPERASI NAMA PASIEN : (L/P) No. RM : UNIT RAWAT?? : Saya yang bertnda tangan di bawah ini : Nama : ................. ................. Umur : .................. .................. tahun Jenis kelamin? : ................ Alamat : ................. ................. Suami/istri/ayah/ibu /keluarga٭ /keluarga٭ dari pasien yang bernama : ......................... ....................................... ........................... ............... .. 1. Menyatakan? SETUJU/TIDAK SETUJU٭ SETUJU٭ bahwa pasien tersebut akan dilakukan tindakan medis operasi dalam rangka penyembuhan pasien. 2. Saya mengerti dan memahami tujuan serta resiko/komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan medis/operasi yang dilakukan terhadap pasien dan oleh karena itu bila terjadi sesuatu diluar kemapuan dokter sebagai manusia dan dalam batas-batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupun Rumah Sakit. 3. Saya juga menyetujui dilakukannya tindakan pembiusan baik lokal maupun umum dalam kaitannya dengan tindakan medis/operasi tersebut. Saya juga mengerti dan memahami tujuan dan kemungkinan resiko akibat pembiusan yang dapat terjadi sehingga bila terjadi sesuatu diluar kemampuan dokter sebagai manusia ddan dalam batasbatas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupu Rumah sakit. Yogyakarta, ........................2007 ........................2007 Mengetahui, Saya yang menyatakan, Dokter yang merawat, Suami/istri/ayah/ibu /keluarga٭ /keluarga٭ ____________________________________________________ (tanda tangan dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap)
Saksi dari Rumah Sakit, Saksi dari keluarga,
_____________________________________________________ (tanda tangan dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap) ٭ coret yang tidak perlu
III. PERSIAPAN MENTAL/PSIKIS Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya pen tingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis(Barbara C. Long) Contoh perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan/ketakutan antara lain: 1. Pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan. 2. Pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat mengalami menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi terpaksa harus ditunda Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga akan memberikan respon yang berbeda pula, akan tetapi sesungguhnya perasaan takut dan cemas selalu dialami setiap orang dalam menghadapi pembedahan. Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain : a. Takut nyeri setelah pembedahan b. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal (body image) c. Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti) d. Takut/cemas mengalami kondisi yang dama dengan orang lan yang
mempunyai penyakit yang sama. e. Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas. f. Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi. g. Takut operasi gagal. Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih. Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Disamping itu perawat perlu mengkaji hal-hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung/support system. Untuk mengurangi dan mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat menanyakan hal-hal yang terkait dengan persiapan operasi, antara lain : • Pengalaman operasi sebelumnya • Pengertian pasien tentang tujuan/alasan tindakan operasi • Pengetahuan pasien tentang persiapan operasi baik fisik maupun penunjang. • Pengetahuan pasien tentang situasi/kondisi kamar operasi dan petugas kamar operasi. • Pengetahuan pasien tentang prosedur (pre, intra, post operasi) • Pengetahuan tentang latihan-latihan yang harus dilakukan sebelum s ebelum operasi dan harus dijalankan setalah operasi, seperti : latihan nafas dalam, batuk efektif, ROM, dll. Persiapan mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan keluarganya. Sehingga tidak jarang pasien menolak operasi yang sebelumnya telah disetujui dan biasanya pasien pulang tanpa operasi dan beberapa hari kemudian datang lagi ke rumah sakit setalah merasa sudah siap dan hal ini berarti telah menunda operasi yang mestinya sudah dilakukan beberapa hari/minggu yang lalu. Oleh karena itu persiapan mental
pasien menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan didukung oleh keluarga/orang terdekat pasien. Persiapan mental dapat dilakukan dengan bantuan keluarga dan perawat. Kehadiran dan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien. Keluarga hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan dukungan pasien dengan katakata yang menenangkan hati pasien dan meneguhkan keputusan pasien untuk menjalani operasi. Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai cara: 1. Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan tempat kamar operasi, dll. Dengan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien mejadi lebih siap menghadapi operasi, meskipun demikian ada keluarga yang tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan operasi yang akan dialami pasien. 2. Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas. Misalnya: jika pasien harus puasa, perawat akan menjelaskan kapan mulai puasa dan samapai kapan, manfaatnya untuk apa, dan jika diambil darahnya, pasien perlu diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah yang dilakukan, dll. Diharapkan dengan pemberian informasi yang lengkap, kecemasan yang dialami oleh pasien akan dapat diturunkan? dan mempersiapkan mental pasien dengan baik 3. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi. 4. Mengoreksi pengertian yang saah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien. 5. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre
medikasi, seperti valium dan diazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi. Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi, petugas kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien merasa lebih tenang. Untuk memberikan ketenangan pada pasien, keluarga juga diberikan kesempatn untuk mengantar pasien samapi ke batas kamar operasi dan diperkenankan untuk menunggu di ruang tunggu yang terletak di depan kamar operasi. OBAT-OBATAN PRE MEDIKASI Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat-obatan permedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Obat-obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau diazepam. Antibiotik profilaksis biasanya di berikan sebelum pasien di operasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di berikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca beda 2- 3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien. C. PERSIAPAN PASIEN DI KAMAR OPERASI Persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dimulai sejak pasien masuk ke ruang perawatan sampai saat pasien berada di kamar operasi sebelum tindakan bedah dilakukan. Persiapan di ruang serah terima diantaranya adalah prosedur administrasi, persiapan anastesi dan kemudian prosedur drapping. Di dalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan terhdap pasien yaitu berupa tindakan drapping yaitu penutupan pasien dengan menggunakan peralatan alat tenun (disebut : duk) steril dan hanya bagian yang akan di incisi saja yang dibiarkan terbuka dengan memberikan zat desinfektan seperti povide iodine 10% dan alkohol 70%. Prinsip tindakan drapping adalah: • Seluruh anggota tim operasi harus bekerja sama dalam pelaksanaan
prosedur drapping. • Perawat yang bertindak sebagai instrumentator harus mengatahui dengan baik dan benar prosedur dan prinsip-prinsip drapping. • Sebelum tindakan drapping dilakukan, harus yakin bahwa sarung tangan tang digunakan steril dan tidak bocor. • Pada saat pelaksanaan tindakan drapping, perawat bertindak sebagai omloop harus berdiri di belakang instrumentator untuk mencegah kontaminasi. • Gunakan duk klem pada setiap keadaaan dimana alat tenun mudah bergeser. • Drape yang terpasang tidak boleh dipindah-pindah sampai operasi selesai dan harus di jaga kesterilannya. • Jumlah lapisan penutup yang baik minimal 2 lapis, satu lapis menggunkan kertas water prof atau plastik steril dan lapisan selanjutnya menggunakan alat tenun steril. Teknik Drapping : • Letakkan drape di tempat yang kering, lantai di sekitar meja operasi harus kering • Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa, harus teliti dan memepertahankan prinsip steril • Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steril • Pegang drape sedikit mungkin • Jangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape/alat tenun steril tanpa perlindungan gaun operasi. • Jaga kesterilan bagian depan gaun operasi, berdiri membelakangi daerah yang tidak steril. • Jangan melempar drape terlalu tinggi saat memasang drape (hatihati menyentuh lampu operasi) • Jika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi. Maka perawat omloop bertugas menyingkirkan alat tenun tersebut. • Hindari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang belum tertutup. • Setelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian kepala meja operasi, jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu. • Jika ragu-ragu terhdap kesterilan alat tenun, lebih baik alat tenun tersebut dianggap terkontaminasi.
Tindakan keperawatan pre operetif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna. KEPERAWATAN INTRA OPERATIF ________________________________________________________ _____________________ A. PENDAHULUAN Keperawatan intra operatif merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh perawat difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik fisiologis maupun psikologis pada diri pasien. Untuk itu keperawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi. Untuk menghasilkan hasil terbaik bagi diri pasien, tentunya diperlukan tenaga kesehatan yang kompeten dan kerja sama yang sinergis antara masing-masing anggota tim. Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga kelompok besar, meliputi pertama, ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di meja
operasi, kedua ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan dan yang ketiga adalah perawat intra operatif. Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan (well being) pasien. Untuk itu perawat intra operatif perlu mengadakan koordinasi petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan. Peran lain perawat di ruang operasi adalah sebagai RNFA (Registered Nurse First Assitant). Peran sebagai RNFA ini sudah berlangsung dengan baik di negara-negara amerika utara dan eropa. Namun demikian praktiknya di indonesia masih belum sepenuhnya tepat. Peran perawat sebagai RNFA diantaranya meliputi penanganan jaringan, memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan instrumen, jahitan bedah dan pemberian hemostatis. Untuk menjamin perawatan pasien yang optimal selama pembedahan, informasi mengenai pasien harus dijelaskan pada ahli anastesi dan perawat anastesi, serta perawat bedah dan dokter bedahnya. bedahnya . Selain itu segala macam perkembangan yang berkaitan dengan perawatan pasien di unit perawatan pasca anastesi (PACU) seperti perdarahan, temuan yang tidak diperkirakan, permasalahan cairan dan elektrolit, syok, kesulitan pernafasan harus dicatat, didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan staff PACU. B. PRINSIP-PRINSIP UMUM a. Prinsip asepsis ruangan Antisepsis dan asepsis adalah suatu usaha untuk agar dicapainya keadaan yang memungkinkan terdapatnya kuman-kuman pathogen dapat dikurangi atau ditiadakan, baik secara kimiawi, tindakan mekanis atau tindakan fisik. Termasuk dalam cakupan tindakan antisepsis adalah selain alat-alat bedah, seluruh sarana kamar operasi, semua implantat, alat-alat yang dipakai personel operasi (sandal, celana, baju, masker, topi dan lain-lainnya) dan juga cara membersihkan/melakukan desinfeksi dari kulit/tangan b. Prinsip asepsis personel Teknik persiapan personel sebelum operasi meliputi 3 tahap, yaitu : Scrubbing (cuci tangan steril), Gowning (teknik peggunaan gaun operasi), dan Gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril). Semua anggota tim operasi harus memahami konsep tersebut diatas untuk
dapat memberikan penatalaksanaan operasi secara asepsis dan antisepsis sehingga menghilangkan atau? meminimalkan angka kuman. Hal ini diperlukan untuk meghindarkan bahaya infeksi yang muncul akibat kontaminasi selama prosedur pembedahan (infeksi nosokomial). Disamping sebagai cara pencegahan terhadap infeksi nosokomial, teknik-teknik tersebut juga digunakan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan terhadap bahaya yang didapatkan akibat prosedur tindakan. Bahaya yang dapat muncul diantranya penularan berbagai penyakit yang ditularkan melalui cairan tubuh pasien (darah, cairan peritoneum, dll) seperti HIV/AIDS, Hepatitis dll. c. Prinsip asepsis pasien Pasien yang akan menjalani pembedahan harus diasepsiskan. Maksudnya adalah dengan melakukan berbagai macam prosedur yang digunakan untuk membuat medan operasi steril. Prosedurprosedur itu antara lain adalah kebersihan pasien, desinfeksi lapangan operasi dan tindakan drapping. d. Prinsip asepsis instrumen Instrumen bedah yang digunakan untuk pembedahan pasien harus benar-benar berada dalam keadaan steril. Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah perawatan dan sterilisasi alat, mempertahankan kesterilan alat pada saat pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa singgung dan menjaga agar tidak bersinggungan dengan benda-benda non steril. C. FUNGSI KEPERAWATAN INTRA OPERATIF Selain sebagai kepala advokat pasien dalam kamar operasi yang menjamin kelancaran jalannya operasi dan menjamin keselamatan pasien selama tindakan pembedahan. Secara umum fungsi perawat di dalam kamar operasi seringkali dijelaskan dalam hubungan aktivitasaktivitas sirkulasi dan scrub (instrumentator). Perawat sirkulasi berperan mengatur ruang operasi dan melindungi keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah dan memeriksa kondisi di dalam ruang operasi. Tanggung jawab utamanya meliputi memastikan kebersihan, suhu yang sesuai, kelembapan, pencahayaan, menjaga peralatan tetap berfungsi dan ketersediaan berbagai material yang dibutuhkan
sebelum, selama dan sesudah operasi. Perawat sirkuler juga memantau praktik asepsis untuk menghindari pelanggaran teknik asepsis sambil mengkoordinasi perpindahan anggota tim yang berhubungan (tenaga medis, rontgen dan petugas laboratorium). Perawat sirkuler juga memantau kondisi pasien selama prosedur operasi untuk menjamin keselamatan pasien. Aktivitas perawat sebagai scrub nurse ?termasuk melakukan desinfeksi lapangan pembedahan dan drapping, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan peralatan khusus yang dibutuhkan untuk pembedahan. Selain itu perawat scrub ?juga membantu dokter bedah selama prosedur pembedahan dengan melakukan tindakantindakan yang diperlukan seperti mengantisipasi instrumen yang dibutuhkan, spon, kassa, drainage dan peralatan lain serta terus mengawasi kondisi pasien ketika pasien dibawah pengaruh anastesi. Saat luka ditutup perawat harus mengecek semua peralatan dan material untuk memastikan bahwa semua jarum, kassa dan instrumen sudah dihitung lengkap Kedua fungsi tersebut membutuhkan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan perawat tentang anatomi, perawatan jaringan dan prinsip asepsis, mengerti tentang tujuan pembedahan, pemahaman dan kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan untuk bekerja sebagai anggota tim yang terampil dan kemampuan untuk menangani segala situasi kedaruratan di ruang operasi. D. AKTIVITAS KEPERAWATAN SECARA UMUM Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal, yaitu : a. Safety Management b. Monitoring Fisiologis c. Monitoring Psikologis d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care Safety Management Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan diantaranya adalah : 1. Pengaturan posisi pasien Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan kenyamanan
pada klien dan memudahkan pembedahan. Perawat perioperatif mengerti bahwa berbagai posisi operasi berkaitan dengan perubahanperubahan fisiologis yang timbul bila pasien ditempatkan pada posisi tertentu. Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang operasi adalah: a. Daerah operasi b. Usia c. Berat badan pasien d. Tipe anastesi e. Nyeri : normalnya nyeri dialami oleh pasien yang mengalami gangguan pergerakan, seperti artritis. Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi. Hal-hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan pengaturan posisi pasien meliputi : a. Kesejajaran fungsional Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama operasi. Operasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula. Contoh : • Supine (dorsal recumbent) : hernia, laparotomy, laparotomy eksplorasi, appendiktomi, mastectomy atau pun reseksi usus. • Pronasi : operasi pada daerah punggung dan spinal. Misal : Lamninectomy • Trendelenburg : dengan menempatkan bagian usus diatas abdomen, sering digunakan untuk operasi pada daerah abdomen bawah atau pelvis. • Lithotomy : posisi ini mengekspose area perineal dan rectal dan biasanya digunakan untuk operasi vagina. Dilatasi dan kuretase dan pembedahan rectal seperti : Hemmoiroidektomy • Lateral : digunakan untuk operasi ginjal, dada dan pinggul. . b. Pemajanan area pembedahan -Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping
c. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi Posisi pasien di meja operasi selama prosedur pembedahan harus dipertahankan sedemikian rupa. Hal ini selain untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis dan mencegah terjadinya injury. 2. Memasang alat grounding ke pasien 3. Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien selama operasi sehingga pasien kooperatif. 4. Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti : cairan infus, oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat. Monitoring Fisiologis Pemantauan fisiologis yang dilakukan meliputi : 1. Melakukan balance cairan Penghitungan balance cairan dilakuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien. Pemenuhan balance cairan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cairan yang masuk dan yang ya ng keluar (cek pada kantong kateter urine) kemudian melakukan koreksi terhadap imbalance cairan yang terjadi. Misalnya dengan pemberian cairan infus. 2. Memantau kondisi cardiopulmonal Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan secara kontinu untuk melihat apakah kondisi pasien normal atau tidak. Pemantauan yang dilakukan meliputi fungsi pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen, perdarahan dll. 3. Pemantauan terhadap perubahan vital sign Pemantauan tanda-tanda vital penting dilakukan untuk memastikan kondisi klien masih dalam batas normal. Jika terjadi gangguan harus dilakukan intervensi secepatnya. Dukungan Psikologis (sebelum induksi dan bila pasien sadar) Dukungan psikologis yang dilakukan antara lain : 1. Memberikan dukungan emosional pada pasien 2. Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi 3. Mengkaji status emosional klien
4. Mengkomunikasikan status emosional klien? kepada tim kesehatan (jika ada perubahan) Pengaturan dan Koordinasi Nursing Care Tindakan yang dilakukan antara lain : 1. Memanage keamanan fisik pasien 2. Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis D. TIM OPERASI Setelah kita tahu tentang aktivitas keperawatan yang dilakukan di kamar operasi, maka sekarang kita akan membahas anggota tim yang terlibat dalam operasi. Anggota tim operasi secara umum dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu anggota tim steril dan anggota tim non steril. Berikut adalah bagan anggota tim operasi. Steril : a. Ahli bedah b. Asisten bedah c. Perawat Instrumentator (Scub nurse) Non Steril : a. Ahli anastesi b. Perawat anastesi c. Circulating nurse d. Teknisi (operator alat, ahli patologi dll.) Surgical Team Perawat steril bertugas : a. Mempersiapkan pengadaan alat dan bahan yang diperlukan untuk operasi b. Membatu ahli bedah dan asisten saat prosedur prosedu r bedah berlangsung c. Membantu persiapan pelaksanaan alat yang dibutuhkan seperti jatrum, pisau bedah, kassa dan instrumen yang dibutuhkan untuk operasi. Perawat sirkuler bertugas : a. Mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi aktivitas keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. b. Mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman c. Menyiapkan bantuan kepada tiap anggota tim menurut kebutuhan. d. Memelihara komunikasi antar anggota tim di ruang operasi. e. Membantu mengatasi masalah yang terjadi.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan pada tahap intra operatif yang biasanya muncul adalah: Resiko
−
infeksi b.d prosedur invasif (luka incisi)
-Resiko injury b,d kondisi lingkungan eksternal misal struktrur lingkungan, pemajanan peralatan, instrumentasi dan penggunaan obat-obatan anastesi. F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi tindakan? keperawatan yang bisa dilakukan antara lain : 1. Memberikan dukungan emosional Kesejahteraan emosional pasien harus dijaga selama operasi. Sebelum dianastesi perawat bertanggung jawab untuk membuat pasien nyaman dan tidak cemas. Bila pasien sadar atau bangun selama prosedur pembedahan. Perawat bertugas menjelaskan prosedur tindakan yang dilakukan, memberikan dukungan psikologis dan menyakinkan pasien. Ketika pasien sadar dari pengaruh anastesi, penjelasan dan pendidikan kesehatan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan terhadap semua pasien, terutama pada operasi dengan deng an sistem anastesi lokal maupun regional. Pemantauan kondisi pasien akan mempengaruhi kondisi fisik dan kerja sama pasien. 2. Mengatur posisi yang sesuai untuk pasien Posisi yang sesuai diperlukan untuk memudahkan pembedahan dan juga untuk menjamin keamanan fisiologis pasien. Posisi yang diberikan pada saat pembedahan disesuaikan dengan kondisi pasien. Lihat keterangan di atas. 3. Mempertahankan keadaan asepsis selam pembedahan Perawat bertanggung jawab untuk mempertahankan keadaan asepsis selama operasi berlangsung. Perawat bertanggung jawab terhadap kesterilan alat dan bahan yang diperlukan dan juga bertanggung jawab terhdap seluruh anggota tim operasi dalam menerapkan prinsip steril. Jika ada sesuatu yang diangggap tidak steril menyentuh daerah steril, maka instrumen yang terkontaminasi harus segera diganti. 4. Menjaga kestabilan temperatur pasien Temperatur di kamar operasi dipertahankan pada suhu standar kamar operasi dan kelembapannya diatur untuk mengahmabat pertumbuhan
bakteri. Pasien biasanya merasa kedinginan di kamar operasi jika tidak diberik selimut yang sesuai. Kehilangan panas pada pasien berasal dari kulit dan daerah yang terbuka untuk dilakukan operasi. Ketika jaringan tidak tertutup kulit akan terekspose oleh udara, sehingga terjadi kehiilangan panas akan berlebihan. Pasien harus dijaga sehangat mungkin untuk meminimalkan kehilangan panas tanpa menyebabkan vasodilatasi yang justru menyebabkan bertambahnya perdarahan. 5. Memonitor terjadinya hipertermi malignan Monitoring kejadian hipertermi maligan diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kerusakan sistem saraf pusat atau bahkan kematian. Monitoring secara kontinu diperlukan untuk menentukan tindakan pencegahan dan penanganan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang dapat merugikan pasien. 6. Membantu penutupan luka operasi Langkah terakhir dalam prosedur pembedahan adalah penutupan luka operasi. Penutupan luka dilakukan lapis demi lapis dengan denga n menggunakan benag yang sesuai dengan jenis jaringan. Penutupan kulit menggunakan benang bedah untuk mendekatkan tepi luka sampai dengan terjadi penyembuhan luka operasi. Luka yang terkontaminasi dapat terbuka seluruhnya atau sebagian saja. Ahli bedah memilih metode dan tipe jahitan atau penutupan luka beedasarkan daerah operasi, ukuran dan dalamnya luka operasi serta usia dan kondisi pasien. Setelah luka operasi dijahit kemudian dibalut dengan kassa steril untuk mencegah kontaminasi luka, mengabsorpsi drainage, dan membantu penutupan incisi. Jika penyembuhan luka terjadi tanpa komplikasi, jahitan biasanya bisa dibuka setelah 7 sampai dengan 10 hari tergantung letak lukanya. 7. Membantu drainage Drain ditempatkan pada luka operasi untuk mengalirkan darah, serum,debris dari tempat operasi yang bila tidak dikeluarkan dapat memperlambat penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya infeksi. Ada beberapa tipe drain bedah yang dipilih berdasarkan ukuran luka. Perawat bertanggung jawab mengkaji bahwa drain berfungsi dengan baik. Darain bisaasanya dicabut bila produk drain
sudah berkurang dalam jumlah yang signifikan. Dan bentuk produk sudah serous, tidak dalam bentuk darah lagi. 8. Memindahkan pasien dari ruang opersai ke ruang pemulihan/ICU Sesudah operasi, tim operasi akan memberikan pasien pakain yang bersih, kemudian memindahkan pasien dari meja operasi ke barankard. Selama pembedahan ini tim operasi meghindari membawa pasien pasien tanpa pakaian, karena disamping memalukan bagi pasien juga merupakan salah satu predisposisi terrjadinya kehilangan panas, infeksi respirasi dan shock, mencegah luka operasi terkontaminasi serta kenyamanan pasien. Hindari juga memindahkan pasien dengan tiba-tiba dan perubahan posisi yang terlalu sering yang merupakan predisposisi terjadinya hipotensi. Perubahan posisi pada pasien harus dilakukan secara bertahap, misalnya dari litotomi ke posisi horizontal kemudian kearah supinasi dan lateral. Saat memindahkan pasien post operasi harus dilakukan ekstra hati-hati dan mendapatkan bantuan yang adekuat dari staff. Sesudah memindahkan pasien ke barnkard, pasien ditutup dengan selimut dan dipasang sabuk pengaman. Pengaman tempat tidur (side rail) harus selalu dipasang untuk keamanan pasien, karena pasien biasanya akan mengalami periode gelisah saat dipindahkan dari ruang operasi. H. KOMPLIKASI Komplikasi selama operasi bisa muncul sewaktu-waktu selama tindakan pembedahan. Komplikasi yang paling sering muncul adalah hipotensi, hipotermi dan hipertermi malignan. Hipotensi Hipotensi yeng terjadi selama pembedahan, biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan tertentu (hipotensi di induksi). Hipotensi ini memang diinginkan untuk menurunkan tekanan darah pasien dengan tujuan untuk menurunkan jumlah perdarahan pada bagian yang dioperasi, sehingga menungkinkan operasi lebih cepat dilakukan dengan jumlah perdarahan yang sedikit. Hipotensi yang disengaja ini biasanya dilakukan melalui inhalasi atu suntikan sun tikan medikasi yang mempengaruhi sistem saraf simpatis dan otot polos perifer. Agen anastetik inhalasi yang biasa digunakan adalah halotan. Oleh karena adanya hipotensi diinduksi ini, maka perlu kewaspadaan perawat untuk selalu memantau kondisi fisiologis pasien, terutama
fungsi kardiovaskulernya agar hipotensi yang tidak diinginkan tidak muncul, dan bila muncul hipotensi yang sifatnya malhipotensi bisa segera ditangani dengan penanganan yang adekuat. Hipotermi Hipotermia adalah keadaan suhu tubuh dibawah 36,6 oC (normotermi : 36,6 ? 37,5 oC). Hipotermi yang tidak diinginkan mungkin saja dialami pasien sebagai akibat suhu rendah di kamar operasi (25 ? 26,6 oC), infus dengan cairan yang dingin, inhalasi gas-gas dingin, kavitas atau luka terbuka pada tubuh, aktivitas otot yang menurun, usia lanjut atau obat-obatan yang digunakan (vasodilator, anastetik umum, dan lainlain). Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hipotermi yang tidak diinginkan adalah atur suhu ruangan kamar operasi pada suhu ideal? (25 ? 26,6 oC) jangan lebih rendah dari suhu tersebut, caiaran intravena dan irigasi dibuat pada suhu 37 oC, gaun operasi pasien dan selimut yang basah harus segera diganti dengan gaun dan selimut yang kering. Penggunaann topi operasi juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotermi. Penatalaksanaan pencegahan hipotermi ini dilakukan tidak hanya pada saat periode intra operatif saja, namun juga sampai saat pasca operatif. Hipertermi Malignan Hipertermi malignan sering kali terjadi pada pasien yang dioperasi. Angka mortalitasnya sangat tinggi lebih dari 50%. Sehingga diperlukan penatalaksanaan yang adekuat. Hipertermi malignan terjadi akibat gangguan otot yang disebabkan oleh agen anastetik. Selama anastesi, agen anastesi inhalasi (halotan, enfluran) dan relaksan otot (suksinilkolin) dapat memicu terjadinya hipertermi malignan. Ketika diinduksi agen anastetik, kalsium di dalam kantong sarkoplasma akan dilepaskan ke membran luar yang akan menyebabkan terjadinya kontraksi.? Secara normal, tubuh akan melakukan mekanisme pemompaan untuk mengembalikan kalsium ke dalam kantong sarkoplasma. Sehingga otot-otot akan kembali relaksasi. Namun pada orang dengan hipertermi malignan, mekanisme ini tidak terjadi sehingga otot akan terus berkontraksi dan tubuh akan a kan mengalami hipermetabolisme. Akibatnya akan terjadi hipertermi malignan dan kerusakan sistem saraf pusat.
Untuk menghindari mortalitas, maka segera diberikan oksigen 100%, natrium dantrolen, natrium bikarbonat dan agen relaksan otot. lakukan juga monitoring terhadap kondisi pasien meliputi tanda-tanda vital, EKG, elektrolit dan analisa gas darah. KEPERAWATAN POST OPERATIF _________________________________________________ A. PENDAHULUAN Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pasien pad pada a keadaa keadaan n equlibr equlibrium ium fisiol fisiologis ogis pasien, pasien, men menghi ghilan langkan gkan nyeri nyeri dan pence pen cegah gahan an komp kompli lika kasi si.. Pe Pengk ngkaj ajia ian n yang yang cerma cermatt da dan n inte interv rvens ensii seger segera a membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman. nyaman. Upaya Upaya yang yang dap dapat at dilakuk dilakukan an dia diarah rahkan kan unt untuk uk men mengant gantisi isipas pasii dan mencegah masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penan pen anga ganan nan yang yang cepa cepatt da dan n akur akurat at sangat sangat dibut dibutuhk uhkan an unt untuk uk me menc nceg egah ah komplikasi yang memperlama perawatan di rumah sakit atau membayakan diri pasie pasien. n. Me Memp mper erha hati tika kan n ha hall ini, ini, asuha asuhan n keper keperaw awat atan an post post op oper erat atif if sam sama a pentingnya
dengan
prosedur
pembedahan
itu
sendiri.
B. TAHAPAN KEPERAWATAN POST OPERATIF Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah : 2. Pemindahan Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan perawatan pasca
anastesi (recovery room). 3. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery room). 4. Transportasi pasien ke ruang rawat 5. Perawatan di ruang rawat
1. PEMINDAHAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI KE RUANG PEMULIHAN.
Pemin Pem indah dahan an pa pasi sien en da dari ri kama kamarr op oper eras asii ke ruang ruang pe pemu muli liha han n atau atau un unit it perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care unit) memerlukan pertimbanganpertimbangan-perti pertimbanga mbangan n khusus. Pertimbang Pertimbangan an itu diantaranya diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan. Letak incisi bedah harus selalu dipertimbang dipertimbangkan kan setiap setiap kali pasien pasca operatif dipidahkan. dipidahkan. Banyak luka ditutup dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih lanjut. Selain itu pasien diposisikan diposisikan sehingga ia tidak berbaring berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase. Hipote Hipotensi nsi arteri arteri yang yang serius serius dap dapat at terjad terjadii ket ketika ika pasien pasien dig digera erakkan kkan dari dari sat satu u posisi ke posisi lainnya. Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari posisi lateral lateral ke posisi terlentang. terlentang. Bahkan memi memindahkan ndahkan pasien yang telah dianastesi dianastesi ke brankard dapat menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. Untuk itu pasien harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. Segera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat tidur, gaun pasin yang basah (karena darah atau cairan lainnnya) harus segera diganti dengan gaun yang kering untuk menghin meng hindar darii kontami kontaminasi nasi.. Selama Selama perjal perjalanan anan transpo transporta rtasi si terseb tersebut ut pasien pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury. Selain hal tersebut diatas untuk memper mem pertah tahank ankan an keam keamanan anan dan kenyama kenyamanan nan pasien pasien.. Selang Selang dan perala peralatan tan drainase harus ditangani dengan cermat agar dapat berfungsi dengan optimal. 2. PE PERA RAWA WATA TAN N POST POST ANAS ANASTE TESI SI DI RUANG RUANG PE PEMU MULI LIHA HAN N (REC (RECOV OVER ERY Y ROOM). Setela Set elah h selesai selesai tindak tindakan an pem pembeda bedahan, han, paseie paseien n harus harus dirawa dirawatt sem sement entara ara di ruang ruang pul pulih ih sadar sadar (recov (recovery ery room : RR) sampai kondisi kondisi pasien pasien sta stabil bil,, tidak tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan
(bangsal
perawatan).
PACU atau RR bia biasany sanya a terlet terletak ak berdek berdekata atan n den dengan gan ruang ruang operasi operasi.. Hal ini disebab disebabkan kan unt untuk uk mem memper permud mudah ah akses akses bag bagii pasien pasien unt untuk uk (1) perawat perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operatif (perawat anastesi) (2) ahli anastesi dan ahli bedah (3) alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya.
Alat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. Jenis peralatan yang ada diantaranya adalah alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. Selain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika dan alatalat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti : apparatus tekanan darah, darah, perala peralatan tan parent parentera eral, l, pla plasma sma ekspand ekspander, er, set intrav intravena, ena, set pem pembuk buka a jahit jahitan, an, def defibr ibrila ilator tor,, kat katete eterr ven vena, a, torniq torniquet uet.. Bah Bahanan-bah bahan an bal baluta utan n bed bedah, ah, narko narkoti tika ka da dan n me medi dika kasi si kegaw kegawat atda daru rura rata tan, n, set set kat katet eter eris isas asii dan pe pera rala lata tan n drainase. Selain alat-alat tersebut diatas, pasien post operasi juga harus ditempatkan pada tempat tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi pasien, seperti : pemindahan darurat. Dan dilengkapi dengan kelengkapan yang digunakan untuk mempermudah perawatan. Seperti tiang infus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak penyimpanan catatan catatan medis dan perawatan. perawatan. Pasien tetap berada berada dal dalam am PACU PACU samp sampai ai pul pulih ih sepenuhn sepenuhnya ya dari dari peg pegaru aruh h ana anaste stesi, si, yaitu yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernafasan pernafasan adekuat, saturasi oksigen minimal minimal 95% dan ting tingka katt kesada kesadara ran n yang yang ba baik ik.. Krit Kriter eria ia pe peni nilai laian an yang yang digun digunaka akan n un untu tuk k menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari PACU adalah : Fungs Fungsii pu pulm lmona onall yang yang tida tidak k te terg rgang anggu, gu, Hasil Hasil oksim oksimet etri ri na nadi di me menu nunj njukk ukkan an satura sat urasi si oksigen oksigen yang yang adekuat adekuat.. TandaTanda-tan tanda da vital vital sta stabil bil,, termas termasuk uk tek tekanan anan darah, Orientasi pasien
−
terhadap tempat, waktu dan orang Haluaran urine tidak
kurang dari 30 ml/jam, Mual dan muntah dalam kontrol, Nyeri minimal. TUJUAN PERAWATAN PASIEN DI PACU adalah :
1. Me Memp mper erta taha hanka nkan n jala jalan n na nafa fas s me menga ngatu turr posis posisi, i, me mema masan sang g sucti suction on da dan n pemasangan mayo/gudel. 2. Me Memp mper erta taha hanka nkan n vent ventil ilasi asi/o /oks ksige igena nasi si
Vent Ve ntil ilas asii da dan n oksi oksige genas nasii da dapa patt
dipertahankan dipertahankan dengan pemberian pemberian bantua bantuan n nafas melalui ventilaot mekanik atau nasal kanul.
3. Mem Memper pertah tahaka akan n sirkul sirkulasi asi darah. darah. Mem Mempert pertaha ahankan nkan siruka sirukais is darah darah dap dapat at dilakukan dengan pemberian caiaran plasma ekspander
4.
Obse serrvasi
kead adaa aan n
umum um,,
obs bse ervas asii
vom omiitus
dan
drainas ase e
Keada Kea daan an um umum um da dari ri pa pasi sien en harus harus diob diobse serv rvas asii un untu tuk k me meng nget etah ahui ui keada keadaan an pasien, seperti kesadaran dan sebagainya. Vomitus atau muntahan mungkin saja saja te terj rjadi adi akib akibat at pe pena naga garu ruh h an anas aste tesi si sehi sehing ngga ga pe perl rlu u dipan dipanta tau u kondi kondisi si vomitu vom itusny snya. a. Selain Selain itu drainase drainase sangat sangat pent penting ing unt untuk uk dilaku dilakukan kan obeserv obeservasi asi terkait dengan kondisi perdarahan yang dialami pasien.
5. Balance cairan. Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien klien.. Cair Cairan an ha haru rus s ba bala lanc nce e unt untuk uk me mence ncegah gah kom kompl plik ikasi asi lanj lanjut utan, an, seper seperti ti dehidrasi akibat perdarahan atau justru kelebihan cairan yang justru menjadi beban bagi jantung dan juga mungkin terkait dengan fungsi eleminasi pasien.
6.
Mempertahanakn
kenyamanan
dan
mencegah
resiko
injury
Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman dan pasang side railnya. Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan intervensi keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan medi terkait dengan agen pemblok nyerinya.
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat anastesi di ruang PACU adalah :
1. Jenis pembedahan. Jenis pembedahan yang berbeda tentunya akan berakibat pada jenis perawatan post anastesi yang berbeda pula. Hal ini sangat terkait dengan jenis posisi yang akan diberikan pada pasien.?
2. Jenis Jenis anastes anastesi. i. Perlu Perlu dip diperh erhati atikan kan ten tentan tang g jen jenis is anastes anastesii yang yang dib diberi erikan, kan, karena hal ini penting untuk pemberian posisi kepada pasien post operasi. Pada
pasien dengan anastesi spinal maka posisi kepala harus agak ditinggikan ditinggikan untuk mencegah depresi otot-otot pernafasan oleh obat-obatan anastesi, sedangkan untuk pasien dengan anastesi umum, maka pasien diposisika supine dengan posisi kepala sejajar dengan tubuh.
3. Ko Kondi ndisi si pa pato tolo logi gis s klie klien. n. Ko Kond ndis isii pa pato tolo logi gis s klie klien n sebel sebelum um op oper eras asii ha haru rus s diperh dip erhati atikan kan den dengan gan baik unt untuk uk mem memberi berikan kan inform informasi asi awal awal terkai terkaitt den dengan gan perawatan post anastesi. Misalnya : pasien mempunyai riwayat hipertensi, maka jik jika a pa pasc sca a op oper eras asii te teka kana nan n da dara rahn hnya ya ting tinggi gi,, tida tidak k ma masa sala lah h jika jika pa pasi sien en dipi dipind ndahk ahkan an ke ruan ruang g pe pera rawat watan an asalk asalkan an kondi kondisi sinya nya stab stabil il.. Tida Tidak k perlu perlu menunggu terlalu lama.
4. Juml Jumlah ah pe perd rdar arah ahan an intr intra a op oper erat atif if.. Pe Pent ntin ing g ba bagi gi pe pera rawa wata ta RR un untu tuk k mengetahui apa yang terjadi selama operasi (dengan melihat laporan operasi) terutama jumlah perdarahan yang terjadi. Karena dengan mengetahui jumlah perdarahan akan menentukan transfusi yang diberikan.
5. Pem Pember berian ian tranf tranfusi usi selama selama ope operas rasi. i. Apakah Apakah selama selama operasi operasi pasien pasien telah telah diberi dib erikan kan transf transfusi usi ata atau u bel belum, um, jum jumlah lahnya nya berapa berapa dan sebagai sebagainya. nya. Hal ini diper diperlu luka kan n unt untuk uk me mene nent ntuka ukan n apa apaka kah h pasie pasien n ma masi sih h layak layak un untu tuk k dibe diberi rika kan n transfusi ulangan atau tidak.
6. Jumlah Jumlah dan jen jenis is terapi terapi cairan selama selama operasi operasi.. Jum Jumlah lah dan jen jenis is cairan cairan operasi operasi harus harus dip diperh erhati atikan kan dan dih dihitu itung ng dib dibandi andingka ngkan n deng dengan an keluar keluaranny annya. a. Keluaran urine yang terbatas < 30 ml/jam kemungkinan menunjukkan gangguan pada fungsi ginjalnya.?
7. Kom Kompli plikas kasii selama selama pem pembed bedaha ahan. n. Kom Kompli plikas kasii yang yang pal paling ing sering sering munc muncul ul adalah hipotensi, hipotermi dan hipertermi malignan. Apakah ada faktor penyulit dan sebagainya.
3. TRANSPORTASI PASIEN KE RUANG RAWAT . Transportasi Transportasi pasien bertujuan bertujuan untuk mentransfer mentransfer pasien menuju ruang rawat dengan mempertahankan kondisi tetap stabil. Jika anda dapat tugas mentransfer pasien, pastikan pastikan score post anastesi 7 atau 8 yang menunjukkan menunjukkan kondisi pasien sudah cukup stabil. Waspadai hal-hal berikut : henti nafas, vomitus, aspirasi selama transportasi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat transportasi klien : a.Perenca Perencanaan naan Pem Pemind indaha ahan n klien klien merupak merupakan an prosedu prosedurr yang dip dipers ersiap iapkan kan
semuanya dari sumber daya manusia sampai dengan peralatannya. b. Sumber daya manusia (ketenagaan) bukan sembarang orang yang bisa
melakuk mel akukan an prosed prosedur ur ini. ini. Orang Orang yang bol boleh eh mel melakuk akukan an proses proses transf transfer er pasien pasien ada adalah lah orang orang yang yang bisa men menanga angani ni keadaan keadaan kegawat kegawatdar darura uratan tan yang mungkin terjadi sselama transportasi. Perhatikan juga perbandingan ukuran tubuh pasien dan perawat. Harus seimbang. c.Eguipment (peralatan) Peralatan yang dipersipkan untuk keadaan darurat,
misa misall : ta tabu bung ng oksig oksigen, en, samp sampai ai seli selimu mutt tamb tambah ahan an un untu tuk k me mence ncega gah h hipote hip oterm rmii harus harus dip dipers ersiap iapkan kan den dengan gan len lengka gkap p dan dal dalam am kondis kondisii siap siap pakai. d. Prosedur Untuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian radiologi
dulu dul u dan sebaga sebagainya inya.. Seh Sehing ingga ga hend hendakny aknya a sekali sekali jalan jalan saja. saja. Prosedu Prosedurrprosedur pemindahan pasien dan posisioning pasien harus benar-benar diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan pasien. e.Passage (jalur lintasan) Hendaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan
yang paling singkat. Ekstra waspada terhadap kejadian lift yang macet dan sebagainya.
4. PERAWATAN DI RUANG RAWAT . Ketika Ket ika pasien pasien sudah sudah men mencap capai ai ban bangsal gsal,, mak maka a hal yang yang harus harus kita kita lakukan lakukan,, yaitu : a. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan kom kompli plikas kasi. i. Beg Begitu itu pasien pasien tiba tiba di ban bangsa gsall lan langsun gsung g mon monito itorr kondisi kondisinya nya.. Pemerikasaan ini merupakan pemmeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah post operasi. b. Manajemen Luka. Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. c. Mob Mobili ilisasi sasi din dini. i. Mob Mobili ilisasi sasi din dinii yang yang dap dapat at dilakuk dilakukan an mel melipu iputi ti ROM, ROM, naf nafas as dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler
dan
mengeluarkan
sekret
dan
lendir.
d. Rehabilitasi. Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala. e. Dischar Discharge ge Planni Planning. ng. Merenc Merencanak anakan an kepula kepulanga ngan n pasien pasien dan mem member berika ikan n informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya post operasi. Ada 2 macam discharge planning : a. Untu Untuk k pe pera rawa watt : be beri risi si po poin intt-po poin intt disc discahr ahrge ge plan planin ing g yang yang dibe diberi rikan kan
kepada klien (sebagai dokumentasi) . b. Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih
detail. Contoh nota discharge planning pada pasien post tracheostomy. : 1.
Untuk
perawat
:
pece ceg gahan
infek eks si
pad pa da
area
stoma.
2. Untuk klien : tutup lubang operasi di leher dengan kassa steril (sudah disiapkan) . Dalam merencanakan kepulangan pasien, kita harus mempertimbangkan 4 hal berikut:
1. Home care preparation. Memodifikasi lingkungan rumah sehingga tidak mengganggu kondisi klien. Contoh : klien harus diatas kursi roda/pakai alat bantu jalan, buat agar lantai rumah tidak licin. Kita harus juga memastikan ada yang merawat klien di rumah. 2. Client/family education. Berikan edukasi tentang kondisi klien. Cara merawat luka dan hal-hal yang harus dilakukan atau dihindari kepada keluarga klien, terutama orang yang merawat klien. 3. Psychososial preparation Tujuan dari persiapan ini adalah untuk memastikan hubungan interpersonal sosial dan aspek psikososial klien tetap terjaga. 4. Health care resources Pastikan bahwa klien atau keluarga mengetahui adanya pusat layanan kesehatan yang terdekat dari rumah klien, seperti rumah sakit, puskesmas dan lain-lain. Jadi jika dalam keadaan darurat bisa segera ada pertolongan.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul? pada saat pasca operasi a. Impaired gas exchange r.t residual effect of anasthesia b. Ineffective airway clearance r.t increased secretion c. Pain r.t surgical incision and positioning during surgery d. Impaired skin integerity r.t surgical woud, drains abd wound infection e. Potensial injury r.t effect of anasthesia, sedation and immobility f. Fluid volume deficit r.t fuid loss during surgery g. Altered patterns of urinary elimation (decreased) r.t anasthesia agent and immobility h. Activity intolerance r.t surgery and prolonged bed rest i. Selfcare deficit r.t surgical wound, pain adn treatment regimen j. Knowledge deficit r.t lack of information about treatment regimen
Masalah kolaboratif : a. Perubahan perfusi jaringan sekunder terhadap hipovolemia dan vasikontriksi b. Hipovolemia c. PK : infeksi d. Dan lain-lain
D. INTERVENSI KEPERWATAN Secara umum intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien psot operasi meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Memastikan fungsi pernafasan yang optimal 2. Meningkatkan ekspansi paru 3. Menghilangkan ketidaknyamanan pasca operatif : nyeri 4. Menghilangkan kegelisahan 5.menghilangkan mual dan muntah 6. Menghilangakn distensi abdomen 7. Menghilangkan cegukan 8. Mempertahankan suhu tubuh normal 9. Menghindari cedera 10. Mempertahankan status nutrisi yang normal 11. Meningkantkan fungsi urinarious yang normal 12. Meningkatkan eliminasi usus 13.Pengaturan posisi 14. Ambulasi 15.Latihan di tempat tidur E. KOMPLIKASI POST OPERASI
1. Syok Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik, syok nerogenik jarang terjadi. Tanda-tanda syok secara klasik adalah sebagai berikut : Pucat Kulit dingin, basah Pernafasan cepat
Sianosis pada bibir, gusi dan lidah Nadi cepat, lemah dan bergetar Penurunan tekanan darah Urine pekat Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi obat, penggantian cairan per IV dan juga terapi pernafasan. Terapi obat yang diberikan meliputi obat-obatan kardiotonik (natrium sitroprusid), diuretik, vasodilator dan steroid. Cairan yang digunakan adalah cairan kristaloid sperti ringer laktat dan koloid seperti terapi komponen darah, albumin, plasma. Terapi pernafasan dilakukan dengan memantau gas darah arteri, fungsi pulmonal dan juga pemberian oksigen melalui intubasi atau nasal kanul. Intervensi mandiri keperawatan meliputi : Dukungan psikologis, Pembatasan penggunaan energi, Pemantauan reaksi pasien terhadap pengobatan Peningkatan periode istirahat. Pencegahan hipotermi dengan menjaga tubuh pasien agar tetap hangat karena hipotermi mngurangi oksigenasi jaringan Melakukan perubahan posisi pasien tiap 2 jam dan mendorong pasien untuk melakukan nafas dalam untuk meningkatkan fungsi optimal paru Pencegahan komplikasi dengan memonitor pasien secara ketat selama 24 jam. Seperti edema perifer dan edema pulmonal.
2. Perdarahan Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien syok. Pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai kaki membentuk sudut 20 derajat dari tempat tidur sementara lutut harus dijag tetap lurus. Penyebab perdarahan harus dikaji dan diatasi. Luka bedah harus selalu diinspeksi terhadap perdarahan. Jika perdarahan terjadi, kassa steril dan balutan yang kuat dipasangkan dan tempat perdarahan ditinggikan pada posisi ketinggian jantung. Pergantian cairan koloid disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Trombosis vena profunda Trombosis vena profunda adalah trombosis yang terjadi pada pembuluh darah vena bagian dalam. Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis.
4. Retensi urin Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus pembedahan rektum, anus dan vagina. Atau juga setelah herniofari dan pembedahan pada daerah abdomen bawah. Penyebabnya adalah adanya spasme spinkter kandung kemih. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemasangan kateter untuk membatu mengeluarkan urine dari kandung kemih.
5. Infeksi luka operasi (dehisiensi, evicerasi, fistula, nekrose, abses) Infeksi luka psot operasi seperti dehiseinsi dan sebaginya dapat terjadi karena adanya kontaminasi luka operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di ruang perawatan. Pencegahan infeksi penting dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip steril. 6. Sepsis Sepsis merupakan komplikasi serius akibat infeksi dimana kuman berkembang biak. Sepsis dapat menyebabkan kematian bagi pasien karena dapat menyebabkan kegagalan multi organ.
7. Embolisme Pulmonal Embolsime dapat terjadi karena benda asing (bekuan darah, udara dan lemak) yang terlepas dari tempat asalnya terbawa di sepanjang aliran darah. Embolus ini bisa menyumbat arteri pulmonal yang akan mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan sesak nafas, cemas dan sianosis. Intervensi keperawatan seperti ambulatori pasca operatif dini dapat mengurangi resiko embolus pulmonal.
8. Komplikasi Gastrointestinal Komplikasi pada gastrointestinal paling sering terjadi pada pasien yang mengalami pembedahan abdomen dan pelvis. Komplikasinya meliputi obstruksi intestinal, nyeri dan juga distensi abdomen.
DAFTAR PUSTAKA Effendy, Christantie, 2002, Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah : Preoperatif Nursing, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta. Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti, 2005, Kiat Sukses menghadapi Operasi, Sahabat Setia, Yogyakarta. Shodiq, Abror, 2004, Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta. Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi, EGC, Jakarta Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:? Brunner Suddarth, Vol. 1, EGC, Jakarta Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press, Surabaya.