Arus dan Tegangan Bolak-Balik A. Pengertian Arus dan Tegangan Bolak-Balik
Dalam zaman modern sekarang ini kebutuhan akan energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat pokok. Pada saat ini hampir semua perkantoran dan industri menggunakan energi listrik yang jumlahnya semakin lama semakin besar. Pemerintah pun berusaha untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dengan membangun pembangkit tenaga listrik. Dewasa ini telah banyak dibangun proyek proyek untuk Pembangkit Tenaga Listrik Negara dengan berbagai sumber tenaga yang digunakan untuk menjalankannya, misalnya PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Disel), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Panas Bumi), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dan sebagainya.
Pada umumnya semua tenaga listrik yang dihasilkan oleh berbagai sumber pembangkit tenaga listrik tersebut adalah berupa arus bolak-balik dan tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh generator yang digerakkan dengan energi yang berasal dari sumber daya alam. Arus dan tegangan bolak-balik yaitu arus dan tegangan listrik yang arahnya selalu berubah-ubah secara kontinu/periodik. Seperti telah dijelaskan pada bab terdahulu dalam hukum Faraday bahwa adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan akan menyebabkan timbulnya ggl induksi pada ujungujung kumparan dan jika antara ujung-ujung kumparan tersebut dihubungkan dengan sebuah kawat penghantar akan mengalir arus listrik melalui penghantar tersebut. Berdasarkan prinsip hukum Faraday inilah dibuat sebuah generator atau dinamo, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik (energi gerak) menjadi energi listrik.
Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk tegangan dan arus listrik sinus soidal , yang berarti besarnya nilai tegangan dan kuat arus
listriknya sebagai fungsi sinus yang sering dinyatakan dalam diagram fasor (fase vektor). Diagram fasor adalah menyatakan suatu besaran yang nilainya berubah vektor). secara kontinu, fasor dinyatakan dengan suatu vektor yang nilainya tetap berputar berlawanan dengan putaran jarum jam. Apabila generator tersebut dihubungkan dengan suatu penghantar R R dan menghasilkan tegangan maksimum sebesar V max max, maka tegangan dan arus listrik yang melewati penghantar tersebut penghantar tersebut dinyatakan :
sin sin
(a)
(1.1) (1.2)
(b)
Gambar 6.1 (a) Arus listrik melalui penghantar, (b) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu. Video Mengukur Arus Bolak-Balik: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja &uact=8&ved=0ahUKEwiqmbHCsO7KAhUJnZQKHYFLCm4QtwIIGzAA&url=ht tps%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3F tps%3A%2F%2Fwww .youtube.com%2Fwatch%3Fv%3Dp0Lkn6w v%3Dp0Lkn6wt50U&usg=AFQ t50U&usg=AFQ jCNE36ZXxsKV7VmeJfHJfqKZr1dMtQ&sig2=wNPgRU6ZxM4 jCNE36ZXxsKV7V meJfHJfqKZr1dMtQ&sig2=wNPgRU6ZxM4PsWZyhMdrg&bv PsWZyhMdrg&bv m=bv.113943164,bs.1,d.dGo.com
1.
Pengertian Sudut Fase dan Beda Fase dalam Arus Bolak-Balik
Arus dan tegangan bolak-balik (AC) dapat dilukiskan sebagai gelombang sinussoidal, jika besarnya arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan :
sin sin (+90°) Di mana lambang
(1.3)
t atau ( t + 90o) disebut sudut fase fase yang sering ditulis dengan
. Sedangkan besarnya selisih sudut sudut fase antara kedua gelombang tersebut
disebut beda fase. fase. Berdasarkan persamaan antara tegangan dan kuat arus listrik tersebut dapat dikatakan bahwa antara tegangan dan kuat arus listrik terdapat beda fase sebesar 90o dan dikatakan arus mendahului tegangan dengan beda fase sebesar 90o. Apabila dilukiskan dalam diagram fasor dapat digambarkan sebagai berikut
G ambar 6.2 6. 2 Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu dengan beda fase 90 o
2. Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-Balik
Nilai tegangan dan arus bolak-balik selalu berubah secara periodik sehingga menyebabkan, kesulitan dalam meng-adakan pengukurannya secara langsung. Oleh karena itu, untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak balik (AC = Alternating Current ) digunakan nilai efektif . Yang dimaksud dengan nilai efektif arus dan tegangan bolak balik yaitu nilai arus dan tegangan bolak-balik yang setara dengan arus searah yang dalam waktu yang sama jika mengalir dalam hambatan yang sama akan menghasilkan kalor yang sama. Semua alat-alat ukur listrik arus bolak-balik menunjukkan nilai efektifnya. Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat dinyatakan dalam persamaan :
0,707 0, 7 707 0 7 707 √ √
(1.4)
Dimana : V
=tegangan efektif
I
=kuat arus efektif
Vmax = tegangan maksimum Imax = Kuat arus maksimum
3. Nilai Rata-Rata Rata-Rata Arus Bolak-Balik Bolak-Balik
Nilai rata-rata arus bolak-balik yaitu nilai arus bolak-balik yang setara dengan arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama pada sebuah s ebuah penghantar yang sama. sam a. Hubungan antara nilai arus dan tegangan arus bolak balik dengan nilai arus dan tegangan maksimumnya dinyatakan dalam persamaan :
=
(1.5)
di mana : V r r = tegangan rata-rata I r r
= kuat arus rata-rata
V max max = tegangan maksimum I max max = kuat arus maksimum
4. Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik Bolak-Balik
Pada dasarnya alat ukur lisrik arus bolak-balik tidak menunjukkan nilai yang sesungguhnya, melainkan nilai efektifnya. Misalkan pada alat ukur amperemeter AC dan voltmeter AC, dari hasil pembacaan pada skala alat tersebut bukan merupakan nilai yang sesungguhnya, akan tetapi merupakan nilai efektifnya. Sedangkan untuk melihat nilai yang sesungguhnya, misalkan nilai maksimumnya atau untuk mengetahui tegangan puncak ke
puncak yang sering disebut Vp-p dapat digunakan alat ukur yang disebut dengan CRO yaitu singkatan dari Cathoda Rays Osciloskop. Osciloskop .
Pada layar CRO dapat terlihat bentuk grafik dari arus atau tegangan bolak-balik terhadap waktu. Pada prinsipnya pada sebuah CRO terdapat tombol pengatur vertikal (penguat tegangan) yang sering disebut Volt/Dive Volt/Dive dan tombol pengatur horisontal yang sering disebut sweeptime sweeptime yang menyatakan lamanya waktu sapuan ke arah horisontal. Misalkan tombol Volt/Dive menunjuk pada angka 1 Volt yang artinya tinggi 1 kotak dalam layar CRO tersebut menyatakan besarnya tegangan 1 Volt sedangkan jika tombol sweeptime menunjuk pada angka 20 ms yang berarti untuk menempuh satu kotak horisontal pada layar oskiloskop membutuhkan waktu 20 mili sekon. Misalkan sebuah tegangan sinusoidal arus bolak-balik pada layar oskiloskop terlihat bahwa 1 gelombang menempati 4 kotak ke arah horisontal dan 6 kotak ke arah vertikal (Perhatikan Gambar 6.3 (a) di bawah ini).
(a)
(b)
G am amba barr 6.3 (a) Tampilan pada layar osiloskop, (b) Pengukur arus dan tegangan. Apabila tombol pengatur vertikal menunjuk pada angka 2 Volt dan pengatur horisontal menunjuk angka 5 ms. Dapat diperoleh hasil pembacaan sebagai berikut.
V max max = 3 x 2 Volt = 6 Volt V P-P = 6 x 2 Volt = 12 Volt Periode = T = = 4 x 5 ms = 20 ms = 2.10 -2 s
Frekuensi = f = f = =
= 50 Hz
Sedangkan hasil pembacaan pada alat ukur arus atau tegangan bolak-balik dapat dinyatakan :
−
(6.6)
di mana : HP = hasil pembacaan alat ukur BU = Batas ukur yang digunakan
Link Video Mengukur Kuat Arus Arus : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source =web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi5kraUr7KAhWEGpQKHaJWDV4QtwIIHzAB&url=https%3A%2F %2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D_LHJYXGMgI0 &usg=AFQjCNGK68YNqZvoVL3DklZzOS0x_W6mjA&sig 2=oDfxDaOJ1msVj-vn-6gC5g.com
CONTOH SOAL
Soal Hitungan: 1.
Dalam suatu rangkaian arus bolak-balik, persamaan antara arus dan tegangan dinyatakan dalam persamaan I = Imax sin apa artinya!
P enye nyelesa lesaii an : Dalam rangkaian tersebut berlaku bahwa arus mendahului tegangan
°
dengan beda fase 45 .
t dan V = Vmax sin ( t -45o). Jelaskan
2.
Sebuah hambatan sebesar 50
dihubungkan dengan sumber teganganAC yang
memenuhi persamaan V = 200 sin 200t, tentukan besarnya arusrata-rata yang mengalir pada hambatan tersebut!
P enye nyelesa lesaii an : Dari persamaan tegangan diketahui bahwa V max max = 200 Volt, maka :
200 4 50
Maka,
2 3,2414 3,814 2,55 55 Jadi, arus rata-rata yang mengalir adalah 2,55 A. 3.
Dalam suatu hasil pembacaan ampermeter dan voltmeter masingmasing menunjukkan nilai 2 A dan 220 V. Tentukan berapa nilai kuat arus maksimum dan tegangan maksimumnya!
P enye nyelesa lesaii an : I max max = I = 2 x 1,41 = 2,82 A
V max max = V = 220 x 1,41 = 250,2 Volt
Soal Konsep:
1. Rumus fase dan beda fase ? 2. Sebutkan dan Jelaskan untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak balik (AC = Alternating = Alternating Current Current ) ? mengukur teganggan Arus? Arus? 3. Alat untuk mengukur
Penyelesaian:
1. Rumus: Fase gelombang φp = ft -x/λ = t/T - x/λ
Beda fase gelombang Δφ = φB - φA = Δx/λ
2. nilai efektif .
Nilai efektif arus arus dan tegangan bolak balik yaitu nilai arus dan
tegangan bolak-balik yang setara dengan arus searah yang dalam waktu yang sama jika mengalir dalam hambatan yang sama akan menghasilkan kalor kalor yang sama.
3. Amperemeter AC dan Voltmeter AC.
C. Rangkaian Arus Bolak-Balik
1.
Rangkaian Hambatan pada Arus Bolak-Balik
Rangkaian hambatan/resistor dalam arus bolak-balik (AC) berfungsi sebagai pembatas arus listrik yang masuk atau menurunkan potensial listrik dalam rangkaian sehingga antara arus dan tegangan pada hambatan tersebut dengan arus dan tegangan pada sumber tidak mengalami perubahan fase, yang artinya arus dan tegangan pada hambatan/resistor adalah sefase, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 6.4 (a) Rangkaian resistor dengan sumber tegangan AC, (b) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, (c) Diagram fasor rangkaian resistor murni.
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari hukum Ohm yaitu
sin sin maka
I = I max max sin
t
(1.7)
2. Rangkaian Induktor dalam Rangkaian Arus AC
Perhatikan gambar rangkaian induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber, sehimgga berlaku :
sin sin atau sin ∫ ∫ sin | cos dimana cossin( ) IL vωL sin( )
(1.8)
Jika sin ±1 IL Imx sn( ) atau IL Imx sn(90°)
(1.9)
Apabila kita lihat antara persamaan I persamaan I L (kuat arus dalam induktor) dengan V (tegangan (tegangan sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase sebesar 90 sebesar 90o atau
di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut sudut
fase 90o. Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan diagram fasor sebagai berikut :
Gambar 6.6 (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, (b) Diagram fasor rangkaian induktor murni.
Apabila kita perhatikan persamaan
= I max identik dengan dengan I I = = max identik
pada hukum Ohm, di
mana L merupakan suatu hambatan yang disebut dengan reaktansi induktif yang diberi lambang X lambang X L yang besarnya dinyatakan :
2
(1.10)
di mana : X L = reaktansi induktif (Ohm =
Ω)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
= frekuensi anguler/sudut (rad/s) f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan menyatakan kuat arus yang mengalir pada induktor, X L menyatakan reaktansi induktif, V max max menyatakan tegangan maksimum, dan V ef ef menyatakan tegangan efektif tegangan sumber arus AC berlaku hubungan :
(1.11)
(1.12)
Link Video Animasi Rangkaian RLC : https://blogfisikaku.wordpress.com/2011/02/14/animasi-fisika-rangkaian-rlc/.com
3.
Rangkaian Kapasitor dalam Arus AC
Dalam suatu rangkaian arus AC yang terdiri atas kapasitor mempunyai sifat bahwa antara tegangan dan arus memiliki beda fase, di mana arus mendahului tegangan dengan beda sudut fase sebesar 90o atau . Besarnya kuat arus listrik yang mengalir dalam kapasitor dapat dinyatakan dengan laju perpindahan muatan listrik pada keping kapasitor tersebut
, , ℎℎ sin cos cos cossin(+90°) sin(+ 2) Jika
sin(+ ±1 . Hal iniidentik dengan hukum Ohm bahwa .
Dimana
identik dengan sebuah hambatan yang disebut dengan reaktansi kapasitif yang
dilambangkan Xc yang besarnya dinyatakan :
(1.13)
di mana : XC = reaktansi induktif (Ohm = ) C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
= frekuensi anguler/sudut (rad/s) f = frekuensi linier (Hertz = Hz) Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifatbahwa arus mendahului tegangan dengan beda sudut fase fase sebesar sebesar 90o atau dan dan berlaku hubungan hubungan :
(1.14)
(1.15)
6. Rangkaian Seri RLC
(a) Gambar 1.16
(b)
(a) Rangkaian seri RLC, (b) Diagram fasor arus dan tegangan pada rangkaian seri RLC
Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor dan kapasitor yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Telah diterangkan bahwa pada rangkaian hambatan arus tegangan sefase, sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus, dan pada kapasitor arus mendahului tegangan. Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menggunakan diagram fasor sebagai berikut :
max R sin t = V max max sin t V R = I max
V L
=
I max X L
sin ( t + 90o) = V max sin ( t + 90o)
(1.16)
sin ( sin ( max XC sin max sin V C = I max ( t - 90o) = V max ( t - 90o) Jika sudut t kita pilih sebagai sumbu x , maka diagram fasor untuk untuk I , V R , V L , dan V C dapat digambarkan dengan Gambar (6.11). Dan besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menjumlahkan fasor dari V R , V L , dan V C menjadi :
+ ( )
(1.17)
di mana : V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt) V R = tegangan pada hambatan (volt) V L = tegangan pada induktor (volt) V C = tegangan pada kapasitor (volt) Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda sudut fase sebesar yang yang dapat dinyatakan dengan :
()
(1.18)
Besarnya arus yang melewati rangkaian RLC adalah sama, sehingga besarnya tegangan pada masing masing komponen R, L, dan C dapat dinyatakan : V R = I R , V L = I XL dan V C = I XC.
+ ( ) + ( ) 1 + ( ) + ( )
Berdasarkan hukum Ohm bahwa = R , akan tetapi dalam rangkaian arus AC besaran = Z yang disebut dengan impedansi rangkaian RLC yang disusun seri dinyatakan :
+ ( )
(1.19)
di mana : Z = impedansi rangkaian seri RLC (Ω) R = hambatan (Ω) XL = reaktansi induktif (Ω) XC = reaktansi kapasitif (Ω) Pada rangkaian seri RLC dapat mempunyai beberapa kemungkinan kemungkinan yaitu : a. Jika nilai XL > XC maka rangkaian akan bersifat seperti induktor, yaitu tegangan mendahului arus dengan beda sudut fase yang besarnya dinyatakan dengan
(− ) b. Jika nilai XL < XC maka rangkaian akan bersifat seperti kapasitor, yaitu tegangan ketinggalan terhadap arus dengan beda sudut fase yang besarnya dinyatakan dengan
() c.
(1.20)
Jika nilai XL = XC maka besarnya impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z = R) maka pada rangkaian akan terjadi resonansi yang disebut resonansi deret/seri yang besarnya frekuensi frekuensi resonansi dapat dicari yaitu :
(1.21)
C. Faktor Daya
Setiap alat-alat listrik seperti halnya lampu, seterika listrik, kompor listrik, ataupun alat-alat elektronik, misal-nya TV, radio, komputer jika dinyalakan/dihidupkan beberapa lama akan memerlukan energi listrik . Energi yang diperlukan tiap satu satuan waktu atau tiap detiknya disebut daya.
(a) Diagram fasor tegangan, (b) Diagram fasor impedansi Gambar 6.12
Besarnya daya pada rangkaian arus bolak-balik antara teori dengan hasil sesungguhnya dari hasil pembacaan alat ukur tidak sama, hal ini disebabkan adanya hambatan semu yang berasal dari induktor (X (XL) dan kapasitor (X (XC) yang disebut reaktansi re aktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Daya sesungguhnya yang timbul pada rangkaian arus listrik hanyalah pada hambatan murni saja (R (R). Perbandingan antara daya sesungguh-nya (Pss) dan daya semu yang menurun (P ( Psm) disebut faktor daya daya yang dinyata-kan dalam persamaan :
cos = I R (daya sesungguhnya) dan = I Z (daya semu) ℎ∶cos 2
2
(1.22)
Jadi daya sesungguhnya dalam rangkaian arus AC dapat dinyatakan sama dengan hasil perkalian daya hasil perhitungan teoritis dengan faktor daya yang secara umum dapat dituliskan :
cos (1.23) di mana : P = daya sesungguh sesungguhnya nya (watt) V = tegangan efektif (Volt) I = kuat arus efektif (A) cos = faktor daya
CONTOH SOAL
Soal Hitungan: 1. Suatu hambatan sebesar 5 sin
dihubungkan dengan sumber tegangan ACsebesar V = 20
t . Tentukan :
a. kuat arus maksimum yang melalui hambatan, b. kuat arus efektif yang melalui hambatan!
P enyele nyelesai saian an : Dari persamaan tegangan diketahui bahwa Vmax = 20 Volt sehingga :
a.
= 4 A
b. I b. I ef 0,707 I max ef = 0,707 I max = 0,707 x 4 = 2,828 A
2. Sebuah induktor mempunyai induktansi 0,05 H dihubungkan dengan sumber tegangan AC yang mempunyai tegangan V = 20 sin 120
t . Hitunglah :
a. reaktansi induktif, b. kuat arus maksimum yang mengalir pada induktor!
P enye nyelesa lesaii an : Dari persamaan tegangan diperoleh bahwa Vmax = 20 Volt dan f dan f = 60 Hz
a. X = L = 2 fL = 2 x 3,14 x 60 x 0,05 = 6,28 x 3 = 18,84 Ω 1,06 b. , 0 6
(120 = 2 f ) sehingga dapat dicari : L
3. Suatu hambatan murni sebesar 50 W dihubungkan dengan suatu sumber tegangan AC. Ternyata ampermeter yang terpasang pada rangkaian tersebut menunjukkan 2 A. Tentukan besarnya tegangan dan kuat arus maksimum dari sumber tegangan tersebut!
P enye nyelesa lesaii an : Hasil pengukuran ampermeter menunjukkan nilai arus efektifnya sehingga : I max max = I ef ef = 2 = 2 x 1,41 = 2,82 A V max max = I max max R = 2,82 x 50 Volt = 141 Volt
Soal Konsep: 1.
2.
Sebutkan Pengertian Daya ?
Daya disipasi maksimum dalam rangkaian RLC terjadi pada saat resonasi. Jelaskan pernyataan ini secara kualitati?
3.
Cara mecari besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC RLC dengan menggunakan diagram fasor yaitu?
Penyelesaian :
1. DAYA adalah Energi yangdiperlukan tiap satu satuan waktu atau tiap detiknya.
2. VR = Imax R sin t = Vmax sin t VL = Imax XL sin ( t + 90o) = Vmax sin ( t + 90o) VC = Imax XC sin ( t - 90o) = Vmax sin ( t - 90o)
3.
P = V i cos Φ P akan maksimum ketika Φ = 0 tan Φ = (xL - xC)/R tan 0 = (xL - xC)/R = 0 xL = xC kondisi harga reaktansi kapasitif = reaktansi induktif dinamakan resonansi. sehingga daya disipasi maksimum terjadi ketika rangkaian RLC mengalami resonansi.
SOAL AKHIR : 1. Perhatikan diagram rangkaian RLC berikut RLC berikut ini!
Kuat arus maksimum dari rangkaian adalah.. (1 µF = 10 -6 F) A. 1,3 A B. 1,5 A C. 2,0 A D. 2,4 A
E. 2√2 A 2.
Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut! Apabila impedansi rangkaian 250 Ω, maka
hambatan resistor (R) adalah…..
A. 50 Ω B. 200 Ω C. 400 Ω D. 600 Ω E. 800 Ω
3.
Perhatikan rangkaian rangkaian R-L-C seri berikut ini! Beda potensial ujung-ujung induktor
adalah….
A. 100 Volt B. 200 Volt C. 300 Volt D. 350 Volt E. 400 Volt
Penyelesaian:
1. Diketahui : (R) = 12 Ohm (L) = 0,075 H (C) = 500 µF = 500 x 10 -6 F = 5 x 10 -4 Farad (V) = Vo sin ωt = V o sin 2πft = 26 sin
200t
Ditanya : Kuat arus maksimum dari rangkaian ? Jawab : (X L ) = ωL = (200)(0,075) (200)(0,075) = 15 Ohm -4 -4 -1 1 (X C C ) = 1 / ωC = 1 / (200)(5 x 10 ) = 1 / (1000 x 10 ) = 1 / 10 = 10 = 10 Ohm
Resistor (R) = 12 Ohm IKuat arus (I) : I = V / Z = 26 Volt / 13 Ohm I = 2 Volt/Ohm
I = 2 Ampere Jawaban yang benar adalah C.
2. Diketahui :
Z = 250 Ω C = 8 m F = 8 x 10 -6 F L = 0,8 H V = 200 Volt
ω = 500 rad/s Ditanya : Hambatan resistor (R) Jawab :
Rumus impedansi total rangkaian :
Jawaban yang benar adalah B.
3. Diketahui : R = 40 W XL = 150 W XC= 120 W V = 100 Volt Ditanya : Beda potensial ujung-ujung induktor Jawab : Rumus impedansi total rangkaian :
Jawaban yang benar adalah C