Nama : Nur Alivia Arianda NIM
: 3425141811
Kelas : Biologi 2014
ANNELIDA A. PENGANTAR
Hewan filum Annelida (Latin : annul atau annelus = cincin atau gelang; Yunani : eidos = bentuk) dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen dengan metamerisme sebagai ciri utamanya : pembagian rongga tubuh. Sistem persarafan, peredaran darah dana sitem ekskresinya metameric. Saluran pencernaannya lengkap, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis maupun insang pada somit tertentu. Organ reproduksi hermaprodit (kelas Oligechaeta dan Hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa atau berumah dua (kelas Arhiannelida dan Polychaeta) dengan melalui fase larva trokofor. Caing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, tubuhnya bersegmen-segmen. Mereka hidup didalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup liang, beberapa bersifat komenesal pada hewab akuatis dan ada juga yang bersifat parasite pada Vertebrata. Disamping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil dari sekresi dari epidermis, sudah mempunyai sistem nervousum, sistem cardiovasculare tertutup dan sudah ada rongga tubuh (coelom). Anggoita kelas Polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut. Cara hidupnya bersembunyi menyebabkan mereka luput dari pengamatan biasa. Panjang P anjang tubuh umunya kurang dari da ri 10 cm dengan garis tengah 2-10 mm. Penghuni kedalaman laut umunya hanya mencapai panjang 3 m ( Eunice Eunice sp.). Warna tubuhnya banyak yang menarik. Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris tubuh identic dengan kecuali bagian kepala dan ekor. Polychaeta dibagi menjadi dua kelompok yaitu Errantia dan Sedentaria. Penggolongan itu didasarkan perkembangan bagian-bagian anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok. Polychaeta Errantia memiliki tubuh bersegmen banyak yang serupa (metameric), mempunyai kepala yang ditandai sejumlah palpus, antenna dan siri tentakel (tentacular (tentacular cirri). cirri). Hewan-hewan itu hidup bergerak bebas dan biasanya pemangsa. Kerena itu, ciri khas kelompok ini adalah adanya rahang yang kuat dan acap kali bersusunan kompleks, yang dapat dijadikan citi penentu jenis. Jumlah segmen tubuh hewan Sedentaria relative terbatas dibandingkan dengan Errantia. Anggota badan bagian anterior dapat tidak ada, tapi pun dapat ada, yang mirip dengan hewan Errantia. Pada umumnya bagian anterior termodifikasi menjadi lubang mulut yang dikelilingi insang, sedangkan pada bagian tengah membentuk bagian abdomen yang parapodianya pendek,
sesuai cara hidupnyayang menggali ataupun membentuk tabung. Hewan kelompok ini tergolong pemakan endapan dan penyaring. Anggota kelas Oligochaeta mencakup cacing tanah, jenis-jenis yang hidup di air tawar dan air laut. Metamerisme cukup berkembang, malau parapodia sudah tereduksi. Seperti halnya Polychaeta, organ ekskresi Oligochaeta adalah metanefridium yang tersusun segmental sepanjang tubuh. Hewan kelas ini mempunyai satu struktur reproduksi yang khas , yaitu Clitellum. Clitellum. Jumlah segmen yang membentuk clitellum dan clitellum dan letak clitellum tergantung jenisnya, ada yang 2, 6 atau 7, tapi pun ada yang sampai 60 segmen. Hewan-hewan ini hermafrodit. Perkawinan melalui kopulasi dan pemindahan sperma berlangsung respirokal. Fertilisasi dan pembentukan individu baru terjadi dalam cocoon yang cocoon yang di hasilkan clitellum. Anggota kelas Hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan terrestrial. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah penghisap darah, bagian terbesar diantaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Ukuran panjangnya dari 1 cm sampai 2 ataupun 5 cm, walau ada yang mecapai 12 cm, bahkan 30 cm. Metamerisme sudah sangat tereduksi, segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (biasanya lebih besar) termodifikasi menjadi alat hisap. Jumlah segemn tetap, yaitu 34 walau lapisan cincin sekunder diluarnya menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitellum dibentuk segmen-segmen IX, X atau XI.
B. CIRI-CIRI
Tubuh hewan Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-segmen, serta memiliki alat penggerak berupa rambut-rambut kaku atau setae pada tiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-bagian tubuhnya yang menonjol ke lateral atau pada lobi lateralis yang disebut parapodia. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin terletak diatas epitelium yang bersifat glanduler. Dinding tubuh dan saluran pencernaan dengan lapisan otot sirkuler dan longitudinal, sudah mempunyai rongga tubuh atau coelom dan umunya terbagi oleh septa, saluran pencernaan lengkap, tubule memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Sistem kardivaskuler adalah sistem tertutup, pembuluh-pembuluh darah membujur, dengancabang kecil (kapiler) pada tiap segmen (metamer), plasma darah mengandung hemoglobin. Respirasi pada kulit atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang nepridia pada tiap segmen. Sistem nervousum terdiri atas sepasang ganglia pada tiap segmen, terdapat juga sel-sel tangoreseptor dan fotoreseptor. Kebanyakan bersifat hermafrodit dan perkembangan secara langsung atau bersifat gonochoristis dan perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa spesies. Salah satu contoh Annelida adalah Lumbricus adalah Lumbricus terrestris (cacing tanah).
C. KLASIFIKASI
Filum Annelida terdiri dari tiga kelas yaitu : 1) Kelas Polychaeta 2) Kelas Polychaeta 3) Kelas Hirudinae. a. Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segemen, baik bagian luar maupun bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, hidupnya di laut, segmen tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae (poli=banyak, setae=rambut-rambut kaku). Setae terjadi dari bagian dinding tubuh yang special yang dinamakan parapodia, umumnya jelas mempunyai kepala yang dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hamper bersifat gonochoristis dengan gonad memamnjang diseluruh tubuh dan fertilisasi internal, perkembangan melalui stadium larva, larva disebut trochopora. Contoh : Neanthes, : Neanthes, Chartopterus¸ Arenicola, Spirorbis, Serpula, Nereis. Penggolongan Polychaeta kedalah dua kelompom (yaitu Errautia dan Sedentaria) bersifat artifisial, secara filogenetik sejumlah suku lebih baik dipandang sebagai serangkaian bangsa dengan ciri yang sedikit banyak berbeda satu dari lainnya. b. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta adalah meliputi cacing tanah dan beberapa spesies yang hidup dalam air tawar. Oligochaeta tubuhnta jelas bersegmen-segmen, jumlah setae sedikit. Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia, jarang mempun yai insang, prostomium kecil, bentuk kerucut, tanpa mata ataupun tentakel, organ reproduksi hermaprodit, susunan gonad dann saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas, sejumlah segmen membentuk clitellum untuk clitellum untuk mensekresikan cocoon, cocoon, habitat umumnya air tawar ataupun terrestrial, beberapa hidup di lingkungan estuary penggolongan ke dalam suku didasarkan perbedaan susunan organ-organ reprod uktif dan saluran-saluran serta setae hewan.
Bangsa Plesiopora kelompok Plesiothecata
Bukaan vasa differensia pada segmen langsung kebelakang segmen yang pengandung testes, spermathecae berada dalam segmen testicular atau berada proksimal dengannya. Contoh : Aelosoma : Aelosoma : Nais : Tubifex
Bangsa Plesiopora kelompok Prosothecata Bukaan vasa deferensia pada segmen langsung di belakang segmen yang mengandung testes, spermathecae anterior terhadap segmen testicular. Contoh : Enchytraeus. : Enchytraeus.
Bangsa Prosopora Bukaan vasa deferensia pada segmen testicular, bila ada dua segmen testicular, maka bukaan berada pada segmen yang mengandung pasangan posterior testes. Contoh : Lumbriculus ; Branchiobdella. Bangsa Opisthopora Bukaan vasa deferentia pada segmen posterior sesudah segmen testicular. Berbagai jenis cacing tanah tergolong bangsa ini. Contoh : Lumbriculus : Lumbriculus ; Pheretima ; Eisenia.
c. Kelas Hirudinea
Tubuh Hirudinae pada keadaan diam atau istirahat berbentuk langsing atau oval dan memipih kearah dorsoventral. Pada permukaan tubuhnya terdapat banyak lekukan-lekukan atauannuli atau annuli dan dan tidak terdapat setae (kecuali pada Acanthobdella) atau parapodia, pada ujung anterior dan ujung posterior beberapa segmen mengalami beberapa perubahan bentuk alat penghisap (batil isap). Dengan demikian pada tubuh seekor lintah terdapat dua batil isap, yaitu satu diujung anterior yang terletak disekitar mulut dan satu lagi terletak di ujung posterior. Batil penghisap ini berguna untuk melekatkan diri pada permukaan tubuh hewan atau manusia yang akan dihisap darahnya. Jaringan mesenchim dinding coelom membentuk tonjolan-tonjolan kecil atau villi ke dalam rongganya atau coelomnya. Hirudinae kebanyakan bersifat hermaprodit dan pada Hirudinae terdapat clitellum dan embrio berkembang didalam cocoon. Kelas Hirudinea dapat dibagi menjadi beberapa familia, diantaranya yaitu : 1. Familia Achanthobdellidae
Familia ini merupakan peralihan antara Oligochaeta dan Hirudinea dan hanya ada 1 genus yaitu Achantobdellia. Familia ini mempunyai setae. Contoh : Achanthobdella : Achanthobdella 2. Familia Rhynchobdellidae
Rhyncobdellidae hidup di air laut dan di dalam air tawar, darah tidak berwarna, proboscis dapat di tonjolkan, tidak mempunyai rahang.. Lintah denga proboscis yang eversible, mulut kecil, ditengah batil isap oral. Kelompok Glossiphonlid hidup di air tawar dan Kelompok Piscicolid hidup sebagai parasite ikan. Contoh : Glossiphonia
3. Familia Gnathobdelliae
Gnathobdelliae ada yang bersifat aquatic yaitu dalam air tawar dan ada juga yang bersifat terrestrial, darah berwarna merah, tanpa proboscis, tetapi umunya memiliki rahang. Linth bergigi tiga buah, mulut lebar hampir menyatu dengan bibir batil isap oral, biasanya bermata 5 pasang. Contoh : Hirudinaria; : Hirudinaria; Hirudo; Haemopsis 4. Familia Pharyngobdellidae
Mirip dengan Gnathobdellida, tetapi faring tidak bergigi, bermata 6-8 pasang, kebanyakan berhabitat air tawar, pemakan larva insekta dan moluska. Contoh : Erpobdella. : Erpobdella.
D. HABITAT
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat-saat saat-saat yang tertentu saja. Pada siang hari, mereka tidak pernah keluar ke permukaan tanah kecuali jika saat itu hujan, yang cukup menggenangi liang itu. Mereka akan keluar terutama pada pagi hari sesudah hujan. Dalam keadaan normal mereka akan pergi ke permukaan tanah pada malam hari. Dalam keadaan yang sangat dingin atau kering mereka masuk kedalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki (+/- 240 cm), dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan diatasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.
E. MORFOLOGI DAN ANATOMI
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris terrestris panjang silindris, dengan +/- 2/3 bagian posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Tubuh bersegmen-segmen dan jelas ada annuli external bersesuaian dengan jumlah segmen dalam, yaitu +/150 segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh permukaan atas (facies dorsalis) berwarna merah sampai biru kehijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas, permukaan bawah (fasies ventralis) lebih pucat , umunya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostimium, yang tidak merupakan segmen yang sebenarnya, bagian ventral mulut dibatasai
dengan peristomium,yang merupakan segmen pertama. Anus terletak pada ujung segmen terakhir. Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit ialah clitellium. Clitellium ini jelas pada bagian dorsal dan lateral, dimana disini tidak terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir, 2 pasang lateral dan 2 pasang lainnya di ventro lateral. Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah. Yang digerakan oleh muskulus retractor. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang-lubang muara keluar dari berbagai alat atau organ dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut, ialah mulut berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama, anus terletak pada segmen terakhir, lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens pada segmen ke 15, lubang muara oviduct terletak pada segmen ke 14, lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori yang terletak diantara segmen ke 9 dan ke 10 dan diantara segmen ke 10 dan ke 11, recptakulum seminalis ialah tempat penyimpanan sperma, pori ini tidak mudah terlihat, pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom, pori ini terletang di medio dorsal pada tepi anterior pada tiap segmen, segmen ke 8 atau ke 9 sampai ujung posterior tubuh, sepasang nephridiophor merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada tiap segmen kecuali segmen terakhir dan 3 segmen pertama. Jika tubuh cacing dipotong membujur melalui dinding tubuh bagian dorsal maka akan nampak bahwa diantara saluran pencernaan dan dinding tubuh terdapat rongga tubuh atau coelom. Coelom ini terbagi menjadi bagian-bagian kecil oleh septa. Bagian-bagian kecil ini disebut segmen, tetapi diantara segmen 1 dan 2 tidak terdapat septum, sedang diantara segmen ke 3 dan 4 septumnya tidak lengkap, demikian juga septum diantara segmen ke 17 dan 18. Dinding coelom dibatasi oleh suatu epitelium yang disebut peritoneum. Suatu cairan yang tidak berwarna mengisi coelom ini dan mengalir dari satu segmen ke segmen yang lain. Saluran pencernaan lurus dan menembus septa. Di sebelah dorsal saluran pencernaan terdapat aorta dorsalis, sedangkan disebelah ventralnya terdapat saluran aorta ventralis.
F. FISIOLOGI 1. Kelas Oligochaeta Oligochaeta berasal dari kata olygos yang berarti sedikit dan chaeta yang berarti rambut. Oligochaeta memilikisedikit rambut pada tiap ruas-ruas tubuhnya serta tidak memiliki parapodia. Ciri-ciri umum dari kelas Oligochaeta adalah sebagai beri kut. 1. Badan panjang, silindris dengan ujung memipih
2. Terdapat prostomium pada ujung anterior 3. Memiliki segmen-segmen 4. Memiliki klitelium pada segmen 31 sampai 37. 5. Tubuh ditutupi oleh kutikula 6. Hidup di tanah lemba atau air tawar 7. Memiliki sedikit seta
a. Sistem Gerak (Lokomosi)
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu Statum circulare adalah lapisan otot seblah luar dan Stratum longitudinale yaitu lapisan otot sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah sehingga cacing tersebut bergerak. Dinding intestine juga mempunyai lapisan otot yaitu stratum longitudinale. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga musculi di dalam dinding-dinding pembuluh darah, didalam pipa-pipa muscular pada nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada pharyng juga ada musculi yaitu musculi yang melekatkan faring ke dinding tubuh. Setae digerakkan oleh dua berkas otot yaitu musculus protactor yang mendorong setae keluar, dan muskulus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh. b. Sistem Respirasi Cacing tanah bernapas dengan kulitnya sebab kulitnya bersifat lembab, tipis dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
c. Sistem Pencernaan Makanan Saluran pencernaan makanan cacing tanah sudah lengkap dan sudah terpisah dari sistem cardiovascular. Saluran pencernaan ini terdiri atas mulut, faring, esophagus, proventrikulus, intestine, dan anus. Mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris atau rongga bukal. Faring terdapat didalam segmen ke 4 dan ke 5, bersifat muscular dan berguna untuk menghisap partikel partikel makanan. Esophagus terletak diujung faring memanjang dari segmen ke 6 sampai segmen ke 14. Proventrikulus merupakan bagian ujung esophagus yang membesar dan dibagian ini makanan disimpan, dinding proventrikulus tipis. Ventriculus merupakan lanjutan kearah belakang dari proventrikulus terletak di dalam segmen ke 17 dan ke 18, bersifat muscular dan berguna untuk mencernakan makanan. Intestine adalah merupakan lanjutan ke ujung dari ventrikulus. Dinding intestine bagian dorsal melekuk ke dalam lumen intestine dan bagian ujung lekukan ini membesar sehingga terjadilah bangunan sebagai kantong. Bangunan ini disebut typhlosole. Typhlosole ini berguna untuk memperluas permukaan intestine, sehingga dapat mengabsorbsi sari-sari makanan lebih ban yak. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing-cacing tanah itu mencari makanannya diluar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur yang terdapat pada dinding esophagus itu. Cairan ini bersifat alkalis, tetapi fungsinya yang tepat belum diketahui. Mungkin cairan ini menetralkan makanan-makanan yang bersifat asam. Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventrikulus yang merupakan tempat penyimpangan makanan yang bersifat sementara. Selanjutnya makanan masuk ke dalam ventrikulus. Di sini makanan dicernakan menjadi partikel-partikel halus. Dari ventrikulus, kemudian partikel-partikel makanan akan dicernakan lebih lanjut ke dalam intestine. Di dalam intestine, partikel-partikel makanan akan dicernakan lebih lanjut sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat di absorbsi oleh dinding intesitin tersebut. Dinding intestine mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim. Karena pengaruh enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol dan asam amino yang siap untuk diabsordsi. Senyawa-senyawa inilah yang di absobsi oleh dinding intestine dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian tubuh. Pada saat cacing tanah mengambil makanan melalui mulutnya, ikut juga termakan sejumlah partikel-partikel tanah. Kemudian sisa-sisa makanan beserta partikel-partikel tadi di keluarkan melalui anus ndan diletakkan di atas permukaan tanah di dekat liang tempat cacing itu berada. Sisa-sisa ini berbentuk kelompok-kelompok kecil dari partikel-partikel tanah. d. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi atau peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran tertutup. Pembahasan sistem cardiovascular meliputi: benda yang diedarkan yaitu darah, saluran yang dilalui yaitu pembuluh darah, peredaran darah, fungsi darah dan limpa.
Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri dari aorta dorsalis, aorta ventralis. Aorta dorsalis terletak disebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit transparan. Di daerah esophagus 5 pasang cabang-cabang aorta dorsalis membesar dan berfungsi sama dengan cor (jantung) pada hewan tingkat tinggi. Jantung cacing ini mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta ventralis, yang terletak di sebelah ventral trucus nervosus. Disamping kedua aorta tersebut terdapat 3 pembuluh darah yaitu 2 pembuluh yang masing-masing terletak di lateral trucus nervosus dan 1 pembuluh di sebelah ventral trucus itu. Kelima pembuluh darah tersebut dengan banyak cabang-cabang dan beberapa rongga limpa membentuk sistem kardiovaskuler cacing tanah. Darah dalam aorta dorsalis terdorong oleh kontraksi dinding aorta itu. Di dalam aorta ini terdapat banyak valvula yang berfungsi untuk mencegah mengalirnya kembali darah itu dari ujung anterior. Dari aorta dorsalis darah mengalir ke dalam cor atau jantung, kemudian ke aorta ventralis. Didalam jantung juga terdapat valvula sehingga darah hanya mengalir ke satu arah saja. Dari aorta ventralis drah mengalir menuju ke nephridia. Karena cacing tanah mempergunakan kulitnya sebagai alat respirasi makan CO2 dikeluarkan dan O2 diambil oleh darah yang mengalir dalam kapiler-kapiler dalam kulit. Darah dari dinding tubuh aatau kulit. Melalui pembuluh darah parietalis masuk kedalam aorta dorsalis. Darah berfungsi mengangkut oksigen, sari-sari makanan, sisa metabolism dan substansi lain. Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat carbon dioksida, carbon dioksida keluar melalui kulit sedangkan oksigen dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oksihemoglobin. Dalam proses respirasi, jaringan-jaringan memerlukan adanya oksigen. Darah mengalir dari dinding tubuh ke kapiler-kapiler dalam jaringan-jaringan. Pertukaran zat-zat antara darah dan jaringan terjadi dalam rongga limpa yang sangat kecil. Darah juga mengangkut substansi lain seperti sekresi kelenjar-kelenjar. Plasma darah dan beberapa korpuskula membentuk limpa, yang keluar dari aliran darah melalui kapiler menuju ke jaringan. Limpa mengangkut oksigen darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut karbondioksida dan sisa metabolism masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler darah. e. Sistem Ekskresi
Sistem ekresi cacing tanah berupa nephridia. Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia kecuali pada 3 segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.
Tiap nepridium terdiri atas suatu bangunan berbentuk corong dan bersilia yang disebut nephrostoma dan saluran atau pipa yang berkelok-kelok. Jika silia itu bergetar, maka menimbulkan aliran cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa metabolism dari coelom masuk ke dalam saluran ekskresi. Kemudian cairan ini keluar dari tubuh cacing melalui nepridioporus, yaitu sebuah lubang kecil yang merupakan muara keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada permukaan ventral tubuh cacing. Diantara nephrostoma dan saluran ekskresi terdapat sekat yang disebut septum intersegmental. d. Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah terletak disebelah dorsal faring di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas ganglion cerebrale yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan komisura, berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cereberale terletak disebelah dorsal faring di dalam segmen ke tiga. Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang menginnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel-sel tersebut, cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari faring. Saraf ini disebut komisura circum pharyngeal yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis. e. Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya tedapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar. f.
Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifa hermaprodit. Sepasang ovarium menghasilkan ovum dan terletak di dalam segmen ke 13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen ke 13 dan infundibulumnya bersilia. Oviduct tadi melalui septum yang terletak diantara segmen ke 13 dan ke 14 dan di dalam segmen ke 14 membesar membentuk kantong telur. Testes atau ductus spermaticus atau vasa deferensia masing-masing ada dua pasang, sedangkan vasikula seminalisnya ada 3 pasang. Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding vasikula seminalis. Ductus spermaticus muali dari testes bagian ujung dan melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke 15 dan pada segmen ini juga ductus itu bermuara keluar.
Spermatozoa yang telah meninggalkan testes, akan masuk ke dalam vasikula seminalis dan selanjutnya terseimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersfat hermaprodit tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Diantara segmen-segmen ke 9 dan 10, 10 dan 11 terdapat reseptaculum seminalis yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain. g. Cara Kopulasi
Dua ekor cacing tanah saling berdekatan. Kemudian saling merapatkan diri pada bagian ventral segmen-segmen ke 9 sampai ke 11. Dalam keadaan ini cacing membentuk pipa lendir pada tiap-tiap cacing itu mengeluarkan spermatozoanya dari vasicula seminalisnya. Spermatozoa dari cacing pertama melalui pipa lendir tadi masuk ke reseprakulum seminalis cacing kedua dan begitu juga sebaliknhya. Kemudia masing-masing cacing tadi saling memisahkan diri dengan tetap membawa bagian pipa lendirnya. Didalam pipa lendir ini cacing mengeluarkan suatu substansi yang kemudia membentuk cocoon atau kantong. Cocoon ini kemudian tergelincir di atas segmen ke 14 dan menerima ovum. Selanjutnya di atas segmen ke 9-11 menerima spermatozoa. Akhirnya cocoon tergelincir di atas kepala cacing dan mengeras. Di dalam cocoon ini, spermatozoa membuahi ovum. Ovum yang telah dibuahi ini, lama kelamaan akan mengalami perkembangan lebih lanjut, sehingga nanti jika sudah menetas akan keluarlah cacing muda. h. Regenerasi Kebanayak avertebrata mempunyai kemampuan regenerasu dan begitu pula dengan cacing tanah dari genus Lumbricus dan Pheretima. Pheretima. Kemampuan regenerasi ini tergantung pada bagian tubuh cacing yang di potong. Bila seekor cacing tanah dipotong menjadi dua bagian, maka pada potongan bagian anterior akan segera terbentuk ekor baru , sedangkan pada potongan bagian posterior akan terbentuk kepala baru, tetapi prosesnya lebih lambat. Banyak segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi, umumnya lebih sedikit daripada jumlah segmen yang hilang. Contohnya bila segmen ke 18 dari bagian-bagian dipisahkan, ternyata hanya segmen ke 1 sampei ke 5 yang mengalami regenerasi. 2. Kelas Polychaeta
Polychaeta (poly= banyak; setae= bulu-bulu kaku) mencakup jenis-jenis cacing yang memiliki banyak bulu-bulu kaku (setae) pada tubuhnya. Ciri utama yang dimiliki oleh Polycharta adalah sebagai berikut. 1. Kepala memiliki tentakel, mata dan mulut 2. Panjang tubuh berkisar antara 5-10 cm dan diameter 2-10 mm. 3. Setiap somit dengan sepasang parapodia. 4. Kelamin terpisah (gonad tidak permanen). 5. Memiliki larva trokofor.
1. Habitat Nereis
hidup virens
dalam liang yang biasanya berupa liang pasir. Hewan ini
membenamkan diri dalam pasir dan hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga dapat ditemukan berenang-renang dalam air laut.
2. Ciri Morfologi
Tubuh Nereis Tubuh Nereis virens terdiri virens terdiri atas somit-somit eksternal dan interla serta berbentuk pipih. Caput terlihat jelas serta memiliki badan yang tertutup oleh kutikula dan memiliki sejumlah besar seta. Pada bagian lateral dari hewan ini terdapat parapodium yang digunakan dalam respirasi dan sebagai alat gerak.
Tiap-tiap parapodium mmempunyai dua tonjolan, yakni
notopodium di bagian doral dan neuropodium di bagian ventral.
3. Fisiologi a. Sistem Muscular dan Gerak
Sistem
muscular
Nereis
virens virens terletak di bawah epidermis dan terdiri dari dua lapisan, yakni stratum cyrculare di bagian luar dan stratum longitudinal pada bagian dalam. Nereis virens juga memiliki lapisan
otot
intestinum.
pada
dinding
Hewan ini bergerak
dengan menggunakan parapodia
b. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada Nereis pada Nereis virens virens terdiri atas rongga mulut yang memiliki rahang yang bersifat kitin dan pharynx yang bersifat muskuler, esophagus, ventriculus, intestinum dan anus. Nereis anus. Nereis virens berrsifat virens berrsifat carnivore.
c.
Sistem Peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembulkuh darah ventral. Pembuluh darah ini dihubungkan dengan pembuluh darah transversal pada tiap segmen. Darah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.
d. Sistem Respiratorium
Nereis virens bernapas dengan kulitnya. Pertukaran gas berlangsung melalui kulitnya yang tipis dan menganding banyak pembuluh-pembuluh kapiler. Respirasi terjadi secara difusi, diman oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari tubuh. Pertukaran ini dipacu oleh perbedaa konsentrasi kedua gas tersebut di dalam dan di luar tubuh.
e. Sistem Ekskretorium
Sistem eskresi
berupa sepasang nefridium pada tiap
segmen. Setiap nefridiuum terdiri ats sinsitium dariprotoplasma yang mengandung tubulus nefridium yang panjangberkelok-kelok dan mengandung silium. Tubulus ini menembus septum yangt berhubungan dengan nefrostom pada sisi anterior septum dan nefridospor pada sisi posterior septum.
f.
Sistem saraf
System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf ventral,dan sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang saraf lateral.
g. Sistem Reproduksi
Nereis virens bersifat virens bersifat diesius, dimana alat kelamin jantan dan betina terpisah. Gonad hanya berkembang pada musim perkawinan. Gonad terdapat pada semua segmen,kecuali pada bagian ujung anterior badan. Ova dan spermatozoa terdapat di bagian tepi selom.
3. Kelas Hirudinae
Hirudinea meliputi jenis cacing yang tidak memiliki seta dan hidup di air ataupun daratan. Ciri-ciri umum dari kelas ini adalah adalah sebagai berikut. 1. Tidak memiliki seta (bulu-bulu kaku) 2. Habitat perairan maupun daratan 3. Hidup sebagai predator atau parasit
4. Memiliki tali saraf sentral dengan ganglion segmental 5. Nefridium dan gonad terdapat segmental 6. Tidak melewati tahap larva 7. Memiliki organ kopulatori dan lubang di daerah medioventral Contoh Spesies:
H ir udo medicinali medicinali s
1. Habitat
Hirudo medicinalis memiliki habitat di tanah lembab di daratan. Hewan ini umumnya aktif pada malam hari. Namun, ia dapat pula aktif pada siang hari terutama jika ada rangsangan mangsa.
2. Ciri Morfologi
Badan dari Hirudo medicinalis medicinalis ketika istirahat berbentuk memanjang atau oval, dan biasanya pipih dorsoventral. Tubuh hewan ini bersifat sangat fleksibel dan dapat mengendur, berkerut ataupun melebar. Tubuh terdiri atas 34 somit. Dari luar tampak adanya alur-alur transversal yang membagi segmen menjadi banyak annulus. Pada bagian ujung posterior terdapat alat pengisap, bulat yang terbentuk dari tujuh somit. Dinding tubuh diselimuti oleh kutikula otot dan otot diagonal yang sangat halus. Di bawah kutikula terdapat epitel yang yang diantarai oleh kelenjar lendir.
3. Fisiologi a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring otot dengan kelenjar uniseluler dan biasanya mengandung belalai
atau rahang tanduk, esophagus yang pendek, tembolok yang panjang
dengan 20 pasang kantung lateral atau sekum, usus, rectum yang pendek, dan anus yang bermuara di bagian dorsal di muka alat pengisap posterior.
b. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran terdiri atas sinus dorsal, ventral dan dua sinus
lateral yang
dihubungkan secara menyilang. Sinus dorsal terdapat pada sisi dorsal saluran pencernaan. Sinus lateral terdapat di daerah lateral saluran pencernaan dan sinus ventral terletak di8 bawah saluran pencernaan. Cairan homoecoel dalam sinus lateral dan dorsal mengalir dari bagian posterior kea rah depan, sedangkan pada sinus ventral darah mengalir dari depan ke posterior.
c.
Sistem Respirasi
Pernapasan dilakukan secara difusi dengan menggunakan anyamana kapiler di bawah epidermis . d. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi berupa 17 pasang nefridium dengan cabang-cabang, atau mempunyai nefrostom tertutup. Enam pasang nefridium terletak dalam segmen proteskel, sedangkan lainnya terdapat segmen testikal. Limbah berupa ammonia dan sedikit urea.
e. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion dorsal, sepasang konektif yang berhubungan dengan tali saraf ventral yang mempunyai ganglion segmen. Empat ganglion di bagian depan dan tujuh pasang ganglion di bagian posterior menyatu.
f.
Sistem Reproduksi
Lintah bersifat monoesius. Sistem reproduksi jantan meliputi 4-12 pasang testis di bawah tembolok. Setiap testis berhubungan dengan vas deferns yang yang menujuu anterior, yang yang bermuara di penis medial yang berhubungan dengan kelenjar aksesori. Alat kelamin betina terdiri atas dua ovary, oviduk yang berhubungan dengan sebuah kelenjar albumin, dan vagina medial bermuara di belakang porus jantan.
G. Peranan Annelida dalam Kehidupan
1. Beberapa jenis Annelida dapat digunakan Sebagai sumber protein hewani. 2. Cacing
tanah
(Lumbricus
terrestris)
dapat
menguraikan
menggemburkan tanah. 3. Sebagai penyeimbang ekosistem 4. Beberapa Annelida dapat merugikan dengan mengisap darah.
sampah
sehingga
dapat