RS SELARAS
BAB I DEFINISI
A. Pengertian
1. Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. 2. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung ,anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung. 3. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut tindakan kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif, preventif, diagnostik, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien. 4. Tindakan Invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien. 5. Tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi adalah tindakan medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan. 6. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. perundang-undangan. 7. Persetujuan Tindakan Medik atau Inform Informed ed consen consentt dalam profesi kedokteran adalah perset persetujua ujuan n dari pasien pasien terhada terhadap p tindaka tindakan n medic medic yang akan akan dilakuk dilakukan an terhada terhadap p diriny dirinya. a. Persetujuan diberikan setelah pasien tersebut diberikan penjelasan yang lengkap dan objektif tentang diagnosis penyakit ,upaya penyembuhan,tujuan dan pilihan tindakan yang akan dilakukan. 8. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit. 9. Gangguan Mental adalah sekelompok gejala psikologis atau perilaku yang secara klinis menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam fungsi kehidupan seseorang mencakup Gangguan Mental Berat, Retardasi Mental Sedang, Retardasi Mental Berat, Dementia Senilis.
RS SELARAS
Penandatanganan formulir informed concent maupuan informed refusal sangat penting dilakukan baik sebagai terpenuhinya etika kedokteran namun juga secara hukum. Tetapi jauh lebih penting adalah diskusi antara dokter dengan pasien sebelum terjadinya pernyataan pasien dalam bentuk tanda tangan informed concent maupuan informed refusal . Ketika dokter atau dokter gigi mendapatkan persetujuan tindakan kedokteran ,maka harus diartikan bahwa persetujuan tersebut terbatas pada hal-hal yang telah disetujui. Dokter atau dokter gigi tidak boleh bertindak melebihi lingkup persetujuan tersebut, kecuali dalam dalam keadaan darurat, yaitu dalam rangka menyelamatkan nyawa nyawa pasien atau mencegah kecacatan. Oleh karena itu sangat penting diupayakan agar persetujuan juga mencakup apa yang harus dilakukan jika terjadi peristiwa yang yang tidak diharapkan dalam pelaksanaan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi ters ebut.
B. Tujuan
Tujuan dari informed consent ini sendiri adalah : 1. Bagi pasien adalah untuk menentukan sikap atas tindakan medis yang mengandung resiko atau akibat yang bakal tidak menyenangkan pasien. 2. Bagi dokter adalah sebagai sarana untuk memperoleh legitimasi (pengesahan) atas tindakan medis yang akan dilakukan yang berakibat terciptanya suatu hubungan hukum antara dokter dengan pasien.
RS SELARAS
BAB II TATA LAKSANA
A. Persetujuan Tindakan Kedokteran
Dalam menetapkan dan Persetujuan Tindakan Kedokteran harus memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut: 1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan. 2. Persetujuan tindakan kedokteran dapat diberikan secara tertulis maupun lisan. 3. Persetujuan tindakan kedokteran diberikan setelah pasien mendapat penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan. 4. Setiap tindakan kedokteran k edokteran yang mengandung men gandung risiko tinggi harus memperoleh persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. persetujuan. 5. Tindakan kedokteran yang tidak termasuk dalam ketentuan sebagaimana dimaksud poin 4,dapat diberikan dengan persetujuan lisan. 6. Persetujuan tertulis tindakan kedokteran dibuat dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir khusus yang dibuat untuk itu. 7. Dalam hal persetujuan lisanyang diberikan sebagaimana dimaksud pada tindakan kedokteran dianggap meragukan,maka dapat dimintakan persetujuan tertulis. 8. Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran. 9. Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran diputuskan oleh dokter atau dokter gigi dan dicatat didalam rekam medik. 10. Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteran, dokter atau dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat. 11. Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik kembali oleh yang memberi persetujuan sebelum dimulainya tindakan. 12. Pembatalan persetujuan tindakan kedokteran harus dilakukan secara tertulis oleh yang memberi persetujuan. 13. Segala akibat yang timbul dari pembatalan persetujuan tindakan kedokteran, menjadi tanggung jawab jawa b yang membatalkan persetujuan. 14. Memperoleh Informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter atau dokter gigi. 15. Pelaksanaan Persetujuan Tindakan kedokteran dianggap benar jika memenuhi persyaratan dibawah ini: a. Persetujuan atau Penolakan Tindakan Kedokteran diberikan dib erikan untuk tindakan kedokteran yang dinyatakan secara spesifik (The (The Consent must be for what will be actually performied) b. Persetujuan Tindakan Kedokteran diberikan tanpa paksaan (Voluntary) (Voluntary) Persetujuan Tindakan Kedokteran diberikan oleh (pasien) sehat
RS SELARAS
B. Penjelasan
1. Informasi atau Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga terdekat,baik diminta maupun tidak diminta. 2. Informasi tentang tindakan medik harus diberikan oleh dokter, dengan informasi yang selengkap-lengkapnya, keculai bila dokter menilai bahwa informasi yang diberikan dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi . 3. Dalam hal informasi tidak bisa diberikan kepada pasien maka dengan persetujuan pasien dokter dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi seorang perawat/ paramedis sebagai saksi. 4. Informasi yang diberikan meliputi a. Diagnosa yang telah ditegakkan b. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut. d. Konsekuensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain e. Resiko resiko yang harus diinformasikan, 1) Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut, 2) Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. 3) Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan kedokteran, dokter yang akan melakukan tindakan juga harus memberikan penjelasan 5. Penjelasan kemungkinan perluasan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud dalam point 3), merupakan dasar daripada persetujuan 6. Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar,penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar. 7. Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehatan pasien dapat meliputi: Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan meliputi: 8. Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostik, terapeutik,ataupun rehabilitatif. 9. Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang m ungkin terjadi. 10. Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan tindakan yang direncanakan. 11. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-masing alternative tindakan. 12. Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat akibat risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga lainnya. 13. Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua risiko dan
RS SELARAS
b. Prognosis tentang fungsinya (adfunctionam) c. Prognosis tentang kesembuhan (adsanationam). (1) Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara lain. (2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau dokter gigi yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama,dan tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan. (3) Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan,maka dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi didampingi oleh seorang seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi. (4) Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 diberikan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien atau salah satu dokter dokter atau dokter gigi gigi dari tim dokter yang merawatnya. a. Tenaga kesehatantertentu dapat membantu memberikan memberikan penjelasansesuaidengan kewenangannya. (5) Tenaga kesehatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien. a. Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan kemungkinan perluasan tindakan kedokteran kedokteran juga harus diberikan penjelasan. b. Perluasan tindakan kedokteran yang tidak terdapat indikasi sebelumnya, hanya dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. c. Setelah perluasan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukan, dokter dokter atau dokter gigi gigi harus memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga terdekat. C. Pemberi Informasi 1.
Dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan tindakan untuk memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara benar dan layak. Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan penerimaan persetujuan, namun tanggung jawab tetap berada pada dokter pemberi delegasi untuk memastikan bahwa persetujuan diperoleh secara benar dan layak. 2. Jika seorang dokter akan memberikan informasi dan menerima persetujuan pasien atas nama dokter lain, maka dokter tersebut harus yakin bahwa dirinya mampu menjawab secara penuh pertanyaan apapun yang diajukan pasien berkenaan dengan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya ,untuk memastikan bahwa persetujuan
RS SELARAS
D. Penerima Informasi dan Pemberi Persetujuan
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. Ditinjau dari segi usia, maka seseorang dianggap kompeten apabila berusia18 tahun keatas atau telah pernah menikah. Sedangkan anak-anak yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum berusia 18 tahun dapat membuat persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak berisiko tinggi apabila mereka dapat menunjukkan me nunjukkan kompetensinya dalam membuat keputusan. Alasan hokum yang mendasarinya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan KUH Perdata maka seseorang yang berumur 21 tahun atau lebih atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa dan oleh karenanya dapat memberikan persetujuan. 2. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun2002tentang Perlindungan Anak maka setiap orang yang berusia18 tahun atau lebih dianggap sebagai orang yang sudah bukan anak-anak. Dengan demikian mereka dapat diperlakukan sebagaimana orang dewasa yang kompeten,dan oleh karenanya dapat memberikan persetujuan. 3. Mereka yang yang telah berusia berusia 16 16 tahun tetapi belum belum 18 tahun memang masih tergolong anak menurut hukum, namun dengan menghargai hak individu untuk berpendapat sebagaimana juga diatur dalam UU 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak , maka mereka dapat diperlakukan seperti orang dewasa dan dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran tertentu, khususnya yang tidak berisiko tinggi. Untuk itu mereka harus dapat menunjukkan kompetensinya dalam menerima informasi dan membuat keputusan dengan bebas. Selain itu, persetujuan atau penolakan mereka dapat dibatalkan dibat alkan oleh orang tua atau wali w ali atau penetapan pengadilan.
nf or med C onsent nsent E. Kompetensi Pasien dan/atau Keluarga yang menandatangani I nfo nformed R efusa fu sall. atau I nformed Seseorang dianggap kompeten untuk memberikan persetujuan apabila: 1.
2.
Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis. Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.
RS SELARAS
3.
Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yangcukup yangcukup lama dan mampu menganalisisnya dan menggunakannya untuk membuat keputusan secara bebas. Terhadap pasien yang mempunyai kesulitan dalam menahan informasi atau yang kompetensinya hilang timbul (intermiten), harus diberikan semua bantuan yang pasien perlukan untuk mencapai mencapai pilihan/keputusan yang terinformasi. Dokumentasikan semua keputusan yang pasien buat saat pasien kompeten, termasuk diskusi yang terjadi. Setelah beberapa waktu, saat pasien kompeten lagi. Keputusan tersebut harus didiskusikan lagi dengan pasien untuk memastikan keputusannya konsisten. F. Persetujuan Pada Individu Yang Tidak Kompeten
Keluarga terdekat atau pengampu pasien, dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran bagi orang orang dewasa lain yang tidak kompeten.Yang kompeten.Yang dimaksud keluarga terdekat adalah: 1. Suami/istri 2. Orangtua yang sah 3. Anak yang kompeten (lihat keterangan umur dan kompetensi diatas) 4. Saudarakandungyangkompeten (lihat keterangan umur dan kompetensi diatas) Didalam hal tidak ada kesepakatan didalam keluarga, maka dianjurkan agar Dokter mempersilahkan keluarga untuk bermufakat dan hanya menerima persetujuan atau penolakan yang yang sudah disepakati bersama. Dokter dan Rumah Sakit Selaras tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan hubungan kekeluargaan pembuat persetujuan dengan pasien, demikian pula penentuan mana yang lebih sah mewakili pasien dalam hal terdapat lebih dari satu istri atau suami atau anak. Dokter dan Rumah Sakit Selaras berhak memperoleh pernyataan yang benar dari pasien atau keluarganya. Pada pasien yang tidak mau menerima informasi, perlu dimintakan siapa yang ditunjuk oleh pasien tersebut sebagai wakil dalam menerima informasi dan membuat keputusan apabila pasien menghendakinya demikian, misalnya wali atau keluarga terdekatnya. Demikian pula pada pasien yang tidak mau menandatangani formulir persetujuan, padahal ia menghendaki menghendaki tindakan tersebut dilakukan. Pada pasien yang tidak kompeten yang menghadapi keadaan gawat darurat medis, sedangkan yang sah mewakilinya memberikan persetujuan tidak ditemukan, maka Dokter dan Rumah Sakit Selaras dapat melakukan tindakan kedokteran demi kepentingan terbaik pasien. Dalam hal demikian, penjelasan dapat diberikan kemudian.
G. CaraPemberianInformasi
RS SELARAS
g.
b. Dapat menggunakan alat bantu,seperti leaflet atau bentuk publikasi lain apabila hal itu dapat membantu memberikan informasi yang bersifat rinci. Berdasarkan informasi yang terakhir,dapat ia bawa pulang dan digunakan untuk berpikir lebih lanjut, tetapi jangan sampai mengakibatkan tidak ada diskusi. c. Apabila dapat membantu, tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder. d. Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan (distress (distress ) agar diberikan dengan cara yang sensitive dan empati. e. Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi f. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami informasi yang diberikan, dan kesempatan bertanya H. Tindakan Yang Berisiko Tinggi Yang Memerlukan Persetujuan Tertulis.
KSM BEDAH 1. MATA 1. Katarak Ektraksi 2. Bedah Filtrasi (Glukoma) 3. Eviserasi 4. Insisi hordeolum/kalazion 5. Eksisi granuloma 6. Ekstirpasi karpus alienum 7. Eksisi pterysium (CLG atau Bare Sklera) 8. Eksisi Tumor Palpetra 9. Rekonstruksi Palpetra 10. Hechting Konjungtiva, Kornea,Sclera 2. KSM Bedah Syaraf 1. Tumor Otak 2. PErdarahan Intra Cranial (EDH,SDH, ICH) 3. KElainan Vascular (Hemangioma/Aneurisma/Aura) 4. Tumor Myelum 5. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) 6. Canal Stenosis Cervical / Lumbal / Thoracal 7. Fraktur Depressed Calvaria 8. Fraktur Tulang BElakang / Spinal Trauma / Sinal Cord Injury 9. Kelainan Congenital ( Hidrosepalus/Meningocepal/myelocepal) 10. Kelainan Infeksi (Meningitis/encephalitis (ABSES)
3. THT 1. Evakuasi Serumen 2. Tampon Telinga
RS SELARAS
7. Ambil benda asing Hidung 8. Ambil Benda Asing Telinga 9. Ambil duri di Tonsil 10. Laringoskop Indirek 4. Bedah Umum 1. Tiroidectomi 2. Apendicitis 3. Herniotomi 4. Explorasi 5. Debridement & Jahit Luka 6. Open Biopsi 7. Vesikolitotomi 8. Sirkumsisi 9. Eksisi soft Tisuetumor 10. Pasang Thorax drain 11. Hemoroidektomi 12. Plate & wire Fraktur tulang wajah
5. Kebidanan dan Kandungan 1. SC 2. Histerectomi 3. Operasi Kista Ovarium 4. Operasi Kontrasepsi Wanita Mantap 5. Kuratase 6. Tindakan Circlage 7. Operasi Kista bartholine 8. Tindakan drip Oksitosin 9. Tindakan Vakum Extraksi 10. Tindakan / pertolongan persalinan Sungsang 11. Operasi KET 6. Bedah Orthopedi 1. ORIF 2. Pemasangan gips & reposisi 3. Debridement 4. Pemasangan eksternal fixsasi 5. Operasi ganti sendi 6. Operasi rekonstruksi tulang 7. Operasi amputasi 8. Pelepasan implant ORIF 9. Pelepasan implant external fixsasi 10. Operasi tulang belakang
RS SELARAS
7. Bedah Plastik 1. Operasi bibir sumbing 2. Trauma maxillofacial 3. Luka bakar 4. Transplantasi kulit 5. Rekonstruksi pasca pengangkatan tumor 6. Tumor jinak pada kulit 7. Hemangioma 8. Bedah estetik 9. Hipospadia 10. Kelainan bawaan tangan 8. Bedah Digestif
9. Bedah Urologi
KSM Non Bedah
1. Patologi Klinik 1. BMP (Bone Maarrow Puncture) 2. Transfusi Darah 3. Sebelum Test HIV 2. Fisioterapi dan Rehabilitasi Medik 1. Dry Needing 2. Injeksi Botulinum Toxin/Phenol (Khusus untuk kondidi Spastisitas) 3. Injeksi Intraartikular 4. Injeksi MTPS (Injeksi Trigger Point) 5. Injeksi Sensitivity Spinal Segmental 6. Spray & Strecth 7. Taping & Strapping 3. Radiologi 1. BNO + IVP 2. Colon _inloop 3. Lopografi 4. Uretro Cystografi 5. Appendicogram 6. CT-Scan Otak dengan Kontras 7. CT-Scan Abdomen dengan Kontras 8. CT-Scan Thorax dengan Kontras 9. CT-Scan Sinus Paranasal dengan Kontras 10. CT-Scan Vertebrae dengan Kontras 11. Cholesistografi 12. OMD/Upper GI
RS SELARAS
3. Test Treadmill 4. Pungsi Cairan Pleura 5. Biopsi Aspirasi Jarum Halus 6. Pleurodesis 7. Biopsi Pleura 8. Penyuntikan Intra-Artikular 9. Aspirasi Cairan Sendi/Artrosentesis 10. Biopsi Ginjal 11. Peritoneal Dialisis Akut 12. Peritoneal Dialisis Mandiri Berkesinambungan 13. Pungsi Sumsum Tulang 14. Biopsi Sumsum Tulang 15. Transfusi Darah 16. Plebotomi 17. Tes Tempel (Patch Test) 18. Tes Tusuk (Skin Prick Test) 19. Kolonoskopi 20. Pemasangan Selang Nasogastrik 21. Esofago-Gastro-Duodenoskopi 22. Biopsi Aspirasi Jarum Halus 23. Parasentesis Abdomen 5. Kesehatan Anak 1. Pemasangan NGT 2. Pemasangan Infus 3. Pemberian Obat 6. Syaraf 1. Lumbal pungsi 7. Jiwa
1. Fiksasi 2. Surat keterangan sehat jiwa/tidak 3. Surat pengampuan (terutama pada pasca demensia) 8. Anestesia 1. Anestesi Umum 2. Anestesi regional dengan spinal blok 3. Anestesi regional dengan epidural 4. Anestesi local dengan blok perifer 5. Pemasangan infuse vena dalam 6. Pemasangan vena sentral 7. Pemasangan alat bantu nafas dengan endotracheal tube 8. Pemasangan alat bantu nafas dengan ventilator 9. Analgesia epidural untuk persalinan 10. Analgesia epidural untuk pain management # GIGI DAN MULUT 1. Drainase abses dan / incisi abses
RS SELARAS
6. 7. 8. 9. 10.
Kuretase Gingiva Replantasi Gigi Tindakan Prostodonsi ( Valplast, Gigi Tiruan Lengkap, Mahkota Porselain) Pencabutan Gigi dengan Komplikasi Tindakan Estetika Gigi (Whitening, Veenering, Pearching)
RS SELARAS
BAB III DOKUMENTASI
1. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh seluruh penyelenggara Rumah Sakit Selaras dengan menggunakan format yang sudah disediakan oleh Rekam Medis. 2. Penjelasan yang diberikan oleh dokter atau tim medis tentang pengobatan atau tindakan, pendokumentasian dilakukan dengan format Persetujuan atau Penolakan Tindakan atau Pengobatan setelah pasien, keluarga, atau wali mendapatkan penjelasan dari dokter atau tim medis. 3. Formulir Informed Concent atau Informed Refusal tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak disertai saksi. 4. Seluruh isian dokumen rekam medis disimpan di Unit Rekam Medis dan diserahkan dalam waktu 2 x24 jam bila memungkinkan. 5. Apabila Persetujuan atau Penolakan dilakukan oleh orang yang bukan merupakan keluarga dekat atau wali pasien maka harus menggunakan Surat Kuasa.
RS SELARAS
BAB IV PENUTUP
Dengan ditetapkannya ditetapkannya buku Panduan Informed Consent dan Informed Refusal Refusal kepada Pasien dan Keluarga, maka setiap karyawan Rumah Sakit Selaras dapat melaksanakan prosedur pemberian penjelasan kepada paseien dan keluarga secara baik dan benar serta melayani pasien dengan memuaskan.
RS SELARAS
RS SELARAS
TIM HPK