BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi. Berbagai alat pendukung, seperti alat penerangan, motor penggerak, peralatan rumah tangga, dan mesin-mesin industri dapat difungsikan jika ada energi. Namun, seperti yang yang telah diketahui, terdapat dua kelompok besar energi yang didasarkan pada pembaharuan. Dua kelompok tersebut adalah energi terbarukan dan energi yang tersedia terbatas di alam. Energi terbarukan ini meliputi energi matahari, energi air, energi listrik, energi nuklir, energi minyak bumi dan gas sedangkan energi yang tersedia terbatas dialam meliputi energi yang berasal dari fosil/energi mineral dan batubara. Pada dasarnya, pemanfaatan energi – energi tersebut sudah dilakukan sejak dahulu. Kelangkaan energi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara lain. Pasalnya, populasi manusia yang terus bertambah setiap tahun mengakibatkan permintaan terhadap energi juga meningkat. Di indonesia terdapat potensi sumber energi terbarukan yang masih belum di manfaatkan secara optimal. Apalagi di negara kita ini masih bergantung kepada sumber energi fosil yang ketersediaannya terbatas di alam. Sumber energi terbarukan yang ada di indonesia contohnya yaitu energi angin, energi air, energi matahari, energi gelombang pasang surut, energi panas bumi dll. Melihat kondisi kondis i tersebut maka saat ini sangat diperlukan dip erlukan pengetahuan peng etahuan tentang ten tang apa itu energi terbarukan, sumber-sumber energi terbarukan, sekaligus masalah yant timbul dari pemanfaatan energi terbarukan agar didapatkan solusi atau kebijakan tentang pemanfaatan energi tersebut. terse but. 1.2
Rumusan Masalah Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini, diantaranya: 1. Apa yang dimaksud dengan energi terbarukan? 2. Apa saja yang dapat menjadi sumber utama energi terbarukan? 3. Apa saja contoh teknologi dari pemanfaatan energi terbarukan? 4. Apa saja dampak yang timbul dari pemanfaatan energi terbarukan?
1.3
Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui informasi tentang pengertian energi terbarukan, sumber-simber utama energi terbarukan, contoh teknologi dari sumber tersebut, masalah dan cara mengatasi masalah yang dapat ditimbulkan dari pemanfaatan enrgi terbarukan. terbar ukan.
Page 1
Energi Dan Lingkungan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Energi Terbarukan 2.2.1
Definisi Energi Energi adalah kemampuan melakukan kerja. Disebut demikian karena setiap kerja yang dilakukan sekecil apapun dan seringan apapun tetap membutuhkan energi. Menurut KBBI energi didefiniskan sebagai daya atau kekuatan yang diperlukan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi merupakan bagian dari suatu benda tetapi tidak terikat pada benda tersebut. Energi bersifat fleksibel artinya dapat berpindah dan berubah. Berikut beberapa pendapat ahli tentang pengertian energi; 1. Energi adalah kemampuan membuat sesuatu terjadi (Robert L. Wolke) 2. Energi adalah kemampuan benda untuk melakukan usaha (Mikrajuddin) 3. Energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki oleh suatu benda (Pardiyono) 4. Energi adalah sebuah konsep dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting dalam analisis teknik (Michael J. Moran), dll Dari berbagai pengertian dan definisi energi diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum energi dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang dimilki oleh suatu benda sehingga mampu untuk melakukan kerja. 2.2.2
Definisi Energi Terbarukan
Energi terbarukan merupakan energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti energi yang berasal tenaga angin, tenaga matahari, tenaga air, biomasa dan panas bumi. Energi terbarukan mulai menarik perhatian masyarakat dan pemangku kebijakan sebagai sumber energi alternatif setelah peristiwa krisis minyak dunia pada tahun 1973. Penggunaan energi dengan sumber terbarukan kemudian berkembang pesat pada saat United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dibentuk oleh PBB sebagai gerakan untuk mengurangi gas rumah kaca. Lembaga ini terus konsisten menyuarakan pengalihan menuju energi yang ramah lingkungan melalui Millenium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikeluarkan oleh PBB.
2.2.3
Jenis Energi 1. Energi yang berasal dari fosil Energi yang berasal dari fosil adalah energi yang kesediaan sumbernya di alam terbatas, sumber energi yang berasal dari fosil adalah batu bara, minyak bumi, dan gas alam. 2. Energi terbarukan Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya. (wikipedia)
Page 2
Energi Dan Lingkungan
2.3 Sumber Energi terbarukan 2.3.1
Sumber utama
2.3.1.2 E nergi Surya Energi surya adalah energi yang dikumpulkan secara langsung dari cahaya matahari. Tentu saja matahari tidak memberikan energi yang konstan untuk setiap titik di bumi, sehingga penggunaannya terbatas. Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan daya dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika cahaya matahari tidak tersedia. Tenaga surya dapat digunakan untuk:
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya Memanaskan gedung secara langsung Memanaskan gedung melalui pompa panas Memanaskan makanan Menggunakan oven surya
2.3.1.3 Tenaga Angin Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan materi (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin. Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik maupun energi listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin; ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut[5]. Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan seperti lepas pantai dan dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk dibangun"ladang angin".
Page 3
Energi Dan Lingkungan
BAB III PEMBAHASAN 3.1
Contoh Teknologi Sumber Energi Terbarukan
3.1.1
Energi Surya
Panel Surya (Surya sell)
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal. Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.
Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk memperbesar total daya output. (Gambar :”The Physics of Solar Cell”, Jenny Nelson)
Page 4
Energi Dan Lingkungan
Struktur Sel Surya
Sesuai dengan perkembangan sains&teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula. Sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).
Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai semikonduktor. (Gambar:HowStuffWorks)
Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri dari : 1. Substrat/Metal backing Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO). 2. Material semikonduktor Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Page 5
Energi Dan Lingkungan
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip pn junction dan sel surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel sur ya”. 3. Kontak metal / contact grid Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif. 4.Lapisan antireflektif Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali. 5.Enkapsulasi / cover glass Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran. Cara kerja sel surya
Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron). (Gambar : eere.energy.gov) Page 6
Energi Dan Lingkungan
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipen, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna pn junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar : sun-nrg.org)
Page 7
Energi Dan Lingkungan
3.1.2
Tenaga Angin (Bayu)
Turbin Tenaga Angin
Turbin angin memanfaatkan energi angin sebagai penggeraknya. Berdasarkan hukum kekekalan energi disebutkan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, energi hanya dapat berubah bentuk. Setiap benda yang bergerak, seperti udara yang bergerak mengandung energi yang disebut energi kinetic. Jika kecepatan udara berkurang maka energi kinetiknya berkurang, namun energi tersebut tidak hilang, hanya berubah menjadi energi lain. Pada turbin angin, angin yang mengenainya akan berkurang kecepatannya, dan diubah menjadi energi bentuk lain yaitu energi mekanik. Turbin yang dihubungkan dengan generator akan menghasilkan energi listrik. Jumlah energi kinetic angin dapat dihitung dengan rumus berikut : Ek = ½ mV2 , dimana m = massa (dalam kg), v = kecepatan (dalam m/s). Sedangkan daya angin yang melintas tegak lurus pada turbin adalah : P = ½ ρV3A , dimana : P = daya angin (watt), ρ = rho = kerapatan udara (dalam kg/m3), (1,225 kg/m3, udara permukaan laut), v = kecepatan angin , m/s , A = Π r2 = luas lingkaran rotor dalam m2, Π = phi = 3,1416. r = radius rotor , m. Suatu turbin angin akan mengurangi kecepatan angin dan merubah energi kinetiknya, namun tidak semua energi kinetic tersebut dapat diubah. Ahli fisika jerman, Albert Betz pada tahun 1919 menemukan batas tertinggi besar energi kecepatan angin yang dapat ditangkap, yaitu sebesar 16/27 atau sekitar 59 %. Namun secara prakteknya turbin angin yang ada hanya dapat menghasilkan energi lebih rendah dari nilai hipotetis maksimum tersebut. Daya actual yang diperoleh turbin angin adalah sebagai berikut : P = Cp η ½ ρ V 2 A Terdapat 2 parameter baru yang ditambahkan, yaitu : Cp = koefisien daya turbin η = eta = efisiensi mekanik & elektrikal turbin. Nilai Cp harus lebih rendah dari batas Betz. Pada prakteknya nilai tersebut tergantung pada kecepatan angin, turbulensi dan kondisi operasi; contoh nilai tersebut sekitar 44 % untuk turbin skala komersil pada kecepatan angin 10 m/s. Sedangkan kisaran η sekitar 90 %.
Bagi an-bagian Turbin Angin Turbin angin yang akan mengubah gerakan angin menjadi putaran poros turbin, putaran turbin tersebut dihubungkan dengan generator setelah putarannya diubah oleh gearbox. Listrik yang dihasilkanselanjutnya dialirkan ke trafo. Trafo akan menaikkan tegangan listrik dan disalurkan ke jaringan distribusi. Rotor atau bagian yang berputar turbin terdiri dari sudu (rotor blade) dan poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan poros generator oleh roda gigi pada gearbox sehingga putarannya sesuai dengan kebutuhan. Komponen-komponen poros turbin, gearbox, generator, termasuk system control, rem dan bantalan-bantalan terlindung dari cuaca pada rumah turbin generator (nacelle) yang juga berfungsi untuk mengurangi kebisingan mekanik Komponen nacelle dan sudu turbin disangga oleh menara yang merupakan struktur baja yang kuat untuk menahan beban berat, beban putar dan angin besar. Untuk PLTB Page 8
Energi Dan Lingkungan
berkapasitas besar menara tersebut biasanya berbentuk tabung dan dilengkapi tangga untuk akses pemeliharaan turbin dan generator. Selain sebagai penyangga, adanya menara juga akan memungkinkan turbin terpapar pada aliran angin yang lebih cepat yang berada pada lapisan atas. Pada kaki menara atau tower dilengkapi fondasi dari beton yang diperkuat baja tulangan. Pada daerah rawa atau di lepas pantai, fondasi harus ditopang tiang pancang.
K omponen Lainnya : Komponen utama turbin angin adalah sudu turbin, gearbox, generator dan rumah. Namun agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien, maka dewasa ini umumnya turbin-turbin ukuran medium dan besar yang dioperasikan secara komersil, umumnya dilengkapi dengan peralatan-peralatan tambahan sebagai berikut : a. Yaw (pengatur arah poros turbin) mempunyai fungsi untuk memutar arah turbin sehingga berhadapan pada sudut 90 º menyongsong angin datang. Dengan posisi tersebut maka energy yang angin yang diterima akan maksimal. Jika kecepatan angin yang terlalu tinggi, maka yaw dapat mengubah arah rotor turbin agar terhindar dari kerusakan. b. Up-wind turbin : Adakalanya arah angin yang datang tidak parallel dengan permukaan laut, pada turbin yang modern dilengkapi dengan pengatur sudut yang akan menyongsong arah angin. c. Cut-in speed : adalah kecepatan angin minimum dimana turbin mulai menghasilkan atau membangkitkan tenaga listrik. Biasanya produksi energy listrik diatur mulai kecepatan angin lebih besar dari 4 m/ detik. d. Cut-out speed : adalah kecepatan angin maksimum dimana turbin harus shut-down dan mengubah arah untuk melindungi dari kerusakan akibat terlalu cepatnya aliran angin. Biasanya cut-out speed diatur pada kecepatan 25 m/ detik. e. Variable-speed turbine : beberapa turbin dilengkapi pengatur elektronik yang memungkinkannya dapat mengoptimalkan daya output dengan mengatur kecepatannya, contohnya antara 10 sd 20 rpm. Type lainnya variasinya hanya kecil atau tidak dapat diatur sama sekali. Turbin dengan variable speed akan menaikkan kecepatannya jika kecepatan angin meningkat untuk mengoptimalkan efisiensi aerodinamiknya f. Variable-blade pitch : turbin yang dapat mengatur sudut sudunya (pitch) sehingga dapat mengoptimalkan unjuk kerjanya.
Page 9
Energi Dan Lingkungan
Perkembangan Teknologi Pembangkit listrik tenaga bayu merupakan pemanfaatan energy terbarukan yang berkembang sangat pesat pada decade terakhir. Selain dari segi kapasitasnya, teknologi PLTB juga maju dengan sangat pesat. Kemajuan teknologi tersebut mencakup kapasitas pembangkit listrik, turbin kecepatan rendah, efisiensi serta teknologi konstruksi PLTB di lepas pantai. a. Kapasitas PLTB : Kapasitas satu unit pembangkit listrik tenaga bayu sekarang semakin meningkat. Pada skala komersil sekarang dikenal 3 ukuran, yaitu untuk skala residensial, medium dan komersil. Skala residensial memiliki kapasitas di bawah 30 kW dengan diameter turbin 1 – 13 meter dan tinggi menara antara 18 sampai 37 meter. PLTB ukuran medium memiliki kapasitas antara 30 sampai 500 kW, dengan diameter turbin 13 – 30 meter dan tinggi menara antara 35 – 50 meter. Sedangkan untuk skala komersil kapasitasnya antara 500 kW sampai 2 MW, diameter turbin 47 – 90 meter, sedangkan tinggi menara antara 50 sampai 80 meter. Namun berbagai perusahaan di Eropa, Amerika, India dan China terus mengembangkan untuk memproduksi turbin angin dengan ukuran lebih besar mencapai kapasitas 5 MW per turbinnya. b. Turbin kecepatan rendah Mengingat kecepatan angin pada berbagai tempat tidak sama, maka untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin aliran angin, termasuk yang berkecepatan rendah, maka saat ini berbagai penelitian dilakukan untuk penyempurnaan desain LSWT (low speed wind turbine). Pengembangkan untuk meningkatkan performance LSWT dilakukan dengan penyempurnaan aspek aerodinamika turbin angin. c. Efisiensi Untuk meningkatkan efisiensi PLTB sehingga dapat memanfaatkan energy angin yang ada, maka diterapkan berbagai teknologi seperti teknologi material untuk medapatkan material yang cocok bagi sudu turbin, poros dan generator. Teknologi pengaturan atau control, berupa pengaturan yaw, up-wind, cut-in speed, cut-out speed, variable-speed dan variable-blade pitch, d. Konstruksi lepas pantai Pengembangan teknologi konstruksi PLTB di lepas pantai merupakan kegiatan yang sangat banyak dilakukan oleh negara-negara maju dalam pengembangan tenaga bayu. Hal tersebut disebabkan karena angin yang bertiup di daratan mempunyai banyak hambatan geografis, sehingga kecepatan dan intensitasnya lebih kecil dari angin yang bertiup di laut atau lepas pantai. Dengan demikian pengembangan teknologi untuk memasang PLTB di lepas pantai atau laut semakin maju, yaitu dengan semakin besarnya ukuran PLTB per unitnya. Pengembangan teknologi tersebut juga mencakup metoda konstruksi fondasi, transmisi kabel laut, hydrodynamic load dan struktur tower.
Page 10
Energi Dan Lingkungan
3.2 Prospek Pembangkit Tenaga Listrik
3.2.1
PLTS Kupang
Gambar PLTS Kupang Potensi energi baru terbarukan memiliki peluang yang cukup menjanjikan bagi masa depan kelistrikan di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Saat ini ada total 7,5 MW PLTS yang tersebar di wilayah NTT. Salah satu PLTS yang terdapat di NTT adalah yang berlokasi di Dusun Bajaneke, Desa Oelpuah, Kupang, NTT. Dengan kapasitas sebesar 5 MW terbesar se-Indonesia, pembangkit milik PT Lembaga Elektronik Nasional (LEN) tersebut membantu PLN mengatasi defisit di sistem Timor, di mana pemadaman bergilir selama siang hari bisa diatasi sejak akhir Desember 2016 lalu, awal beroperasinya PLTS ini. Ribuan modul surya membentang di atas lahan seluas 7,5 ha, dengan satu modul menghasilkan listrik sekitar 230 watt. Energi ini kemudian dijual ke PLN dengan harga US$ 25 sen per kWh dengan masa kontrak 20 tahun, yang akan didistribusikan ke konsumen sesuai kebutuhan.
Setiap harinya, PLTS Oelpuah beroperasi dari jam 07.30 WITA, hingga jam 17.00 WITA, dengan rata-rata produksi sekitar 3-4 MW, karena tergantung kondisi cuaca. Meski membutuhkan biaya investasi yang cukup mahal, namun potensi yang besar dari sumber daya yang dimiliki sudah sewajarnya patut dilirik. Belum lagi dengan beroperasinya PLTS ini, juga turut mendukung program energi ramah lingkungan. Mulai sejak Desember beroperasi, pembangkit ini telah menghasilkan energi sekitar 5.113 MW. Dengan jumlah sebesar itu, apabila dikonversi, maka setara dengan menanam 18.124 pohon, mencegah emisi CO2 dari PLTD sebanyak 3,6 juta ton, dan menghemat 1,5 juta bahan bakar solar untuk PLTD.
Page 11
Energi Dan Lingkungan
3.2.2 PLTB Sidrap
Gambar PLTB Sidrap PLTB Sidrap adalah proyek energi terbarukan dengan skala besar yang dilaksanakan oleh Independent Power Producer (IPP). PLTB Sidrap yang terletak di Kabupaten Sidenreng Rappang di Sulawesi Selatan. Pembangunan gedung pusat perawatan dan teknis PLTB Sidrap juga telah dirampungkan. Adapun proyek pembangkit dengan kincir angin ini digarap oleh investor asal Amerika Serikat, yakni UPC Renewables, bekerja sama dengan PT Binatek Energi Terbarukan. Sejak ditandatangani pada Agustus 2015 lalu, penyelesaian PLTB diperkirakan sesuai target pada Februari 2018 mendatang. Dari sisi nilai investasi proyek ini menelan investasi sebesar 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,99 triliun (dengan kurs dolar Rp 13.300). PLTB Sidrap merupakan pembangkit tenaga angin pertama dan terbesar di Indonesia yang memanfaatkan lahan kurang lebih 100 hektar. PT Sidrap Bayu Energi menggunakan turbin angin dari Siemens Gamesa Renewable Energy dengan kapasitas 2.5MW per turbin. Dengan memiliki 30 Wind Turbin Generator (WTG) atau kincir angin, PLTB Sidrap akan menghasilkan listrik sebesar 75 Mega Watt (MW) dan diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada 70.000 pelanggan di wilayah Sulsel.
3.3 Dampak yang timbul dari Pemanfaatan Teknologi Sumber Energi Terbarukan 1. Dampak yang timbul pada PLTS
Panel surya membutuhkan lahan yang luas. Dari data yang diperoleh dari situs resmi Itjen ESDM pada tahun 2013, panel surya yang memiliki keefisienan 15-20% membutuhkan lahan seluas 1,2 hektar untuk menghasilkan energi sebesar 1 MW yang
Page 12
Energi Dan Lingkungan
dimana 1 unit PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) di Kamojang dapat menghasilkan energy sebesar 55 MV.
Panel surya dapat berbahaya bagi lalu lintas udara. Panel surya tidak dapat menyerap sinar matahari secara menyeluruh. Sinar matahari yang tidak terserap tersebut terpantul dan terkosentrasi ke atas. Sinar yang dipantulkan tersebut sangatlah panas dan mengganggu lingkungan sekitar, terutama ekosistem udara. Sinar yang panas tersebut dapat membuat hewan-hewan yang terkena sinar pantulan panel surya mati kepanasan. Selain mengganggu ekosistem udara, panel surya juga dapat jalur penerbangan pesawat-pesawat yang lewat.
Panel surya dapat mengurangi pasokan air yang ada. Sistem tenaga surya seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) memerlukan air untuk pembersihan konsentrator dan reciever secara rutin, begitu juga dengan pendinginan turbin dan generator sehingga air yang dibutuhkan untuk pengoprasian dan pemeliharaan panel surya jumlahnya besar. Walau system tenaga surya menggunakan sumber air bawah tanah untuk mengurangi penggunaan air permukaan yang ada, akan tetapi penggunaan sumber air bawah tanah dapat mempengaruhi ekosistem di beberapa lokasi yang gersang karena makhluk hidup yang ada di gurun menggunakan sumber air bawah tanah, contohnya kaktus.
Panel surya bersifat beracun. Sementara sistem tenaga surya mungkin tidak menghasilkan sisa pembakaran dan gas rumah kaca selama menghasiilkan energy (listrik), akan tetapi pada proses manufaktur (pembuatan) panel surya menggunakan beberapa bahan beracun sperti polysilicon. Untuk setiap ton polysilicon yang dibuat, yaitu bahan yang membentuk jantung panel surya, menciptakan empat ton silikon tetraklorida beracun. Selain itu, pembuatan panel surya menggunakan sesuatu yang disebut tetrafluoride nitrogen, yang merupakan gas rumah kaca 17.000 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Jika panel surya rusak dan limbahnya tidak diproses dengan baik maka kerusakan lingkungan tidak dapat terhindarakan.
2. Dampak yang terjadi pada PLTB
Tidak mudah diprediksi. Sama seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga air juga tidak mudah diprediksi. Meskipun sumber terbarukan, akan tetapi sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus. Memerlukan biaya yang tinggi. Kelemahan yang kedua adalah memerlukan biaya yang cukup tinggi. Seperti yang kita ketahui biasanya pembangkit listrik yang satu ini dibangun di tempat yang jauh dari sumber beban. Dan tentu saja semua itu membutuhkan transmisi dengan biaya yang cukup tinggi. Page 13
Energi Dan Lingkungan
Biaya perawatan tinggi. Selain itu, biaya perawatan atau cost maintenance turbin angin juga sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan turbin angin memiliki beberapa bagian yang mudah rusak seiring dengan berjalannya waktu. Ancaman bagi kehidupan liar. Kenapa bisa dikatakan sebagai ancaman bagi kehidupan liar? Ini karena burung yang terbang bebas dapat terbunuh dan terluka jika terbang menuju ke arah turbin angin tersebut. Membutuhkan turbin angin yang banyak. Berikutnya adalah membutuhkan turbin yang banyak. Untuk menghasilkan listrik yang sama dengan pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin angin yang banyak, dengan begitu dibutuhkan pula area yang luas.
Page 14
Energi Dan Lingkungan
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki oleh suatu benda. Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir se mua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan energi yang cukup. Untuk menghindari krisis energi yang dikarenakan keterbatasan energi di alam di perlukanlan energi terbarukan. Energi terbarukan adalah adalah energi yang berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin. Dengan adanya energi terbarukan diharapkan kebutuhan manusia akan sumber energi tidak akan berkurang. 4.2
Saran Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sumber energi maka energi terbarukan harus lebih dikembangkan. Namun dalam pengembangannya harus ada aspek – aspek yang perlu di perhatikan, salah satunya adalah lingkungan. Pengembangan terhadap energi terbarukan harus mempertimbangkan dampak – dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, penggunaan terhadap energi pun harus diperhatikan. Hemat energi berarti mencegah terjadinya krisis energi.
Page 15
Energi Dan Lingkungan