II.
EFISIENSI SA SALURAN IR IRIGASI
A. Pend Pendah ahul ulua uan n 1. Latar atar Bela Belak kang ang Irig Irigas asii adal adalah ah usah usahaa peny penyed edia iaan an dan dan peng pengat atur uran an air air untu untuk k
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan merupakan tempat media pertumbuhan pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila apabila ada air, baik baik bertindak sebagai pelaku (subje (subjek) k) atau atau air sebaga sebagaii media media (objek (objek). ).
Proses Prosespro proses ses utama utama yang yang
men!iptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi tanah hanya dapat dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. air. "leh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan. #ir merupa merupakan kan salah salah satu $aktor $aktor penunj penunjang ang kehidu kehidupan pan semua semua makhluk hidup, termasuk tanaman. %anaman membutuhkan air agar dapat tumbuh tumbuh dan berpro berproduk duksi si dengan dengan baik. baik. #ir #ir yang yang dibutu dibutuhka hkan n tanama tanaman n berasal dari air hujan maupun air irigasi. &ebutuhan tanaman akan air diguna digunakan kan untuk untuk mengga mengganti nti air yang yang hilang hilang akibat akibat pengua penguapan pan,, baik baik penguapan yang melalui permukaan tanaman maupun permukaan tanah atau e'apotranspirasi. &ebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh jenis dan umur tanaman itu sendir sendiri. i. &elebi &elebihan han atau kekura kekuranga ngan n air pada pada lahan lahan pertan pertanian ian akan akan bersi$at buruk bagi tanaman, sehingga pemberian irigasi dan draenase sangat diperlukan. %anaman %anaman yang suka air akan tumbuh optimal pada lahan dengan kondisi air yang berlimpah, sedangkan tanaman yang tidak suka air akan layu atau bahkan mati. $is $isie iens nsii salu salura ran n irig irigas asii peti peting ng untu untuk k dipe dipela laja jari ri agar agar dapa dapatt mena menadi dika kan n
salu salura ran n
irig irigas asii
menj menjad adii
lebi lebih h
e$is e$isie ien. n.
Prak Prakti tiku kum m
ini ini
memberi memberikan kan tambah tambahan an penget pengetahu ahuan an tentan tentang g berbag berbagai ai ma!am ma!am salura saluran n irigasi. Berbagai saluran irigasi yang dikunjungi akan membuat mahasiswa mengetahui bentuk saluran irigasi se!ara langsung.
. %ujuan juan Prak Prakti tiku kum m
51
52
%ujuan dari praktikum Pengelolaan #ir tentang $isiensi Saluran Irigasi ini diharapkan mahasiswa terampil menghitung e$isiensi penyaluran air irigasi. B. Tinjauan Pustaka 1. Pengukuran dengan Current meter Berdasarkan asalnya, saluran terbuka dapat digolongkan menjadi saluran alami dan saluran buatan. Saluran terbuka dapat berbentuk saluran, talang, terjunan, dan sebagainya. Bentuk penampang saluran yang biasa dipakai untuk saluran tanah yang tidak dilapis adalah bentuk trapesium. Bentuk persegi panjang biasa dipakai untuk saluran yang dibangun dengan bahan yang mantap seperti pasangan batu padas, logam dan kayu. Penampang segitiga dipakai untuk saluran yang ke!il, selokan, dan penelitian di laboratorium. Sedangkan penampang lingkaran dipakai untuk saluran pembuang air kotor dan goronggorong yang berukuran sedang maupun ke!il (*ardiyatmo ++). #liran yang diterima detecting unit akan terba!a pada counter unit, yang terba!a pada counter unit dapat merupakan jumlah putaran dari propeller maupun langsung menunjukkan ke!epatan aliran, aliran dihitung terlebih dahulu dengan memasukkan dalam rumus yang sudah dibuat oleh pembuat alat untuk tiap tiap propeller . Pada jenis yang menunjukkan langsung, ke!epatan aliran yang sebenarnya diperoleh dengan mengalihkan $a!tor koreksi yang dilengkapi pada masingmasing alat bersangkutan. Propeler pada dete!ting unit dapat berupa - mangkok, bilah dan sekrup. Bentuk dan ukuran propeler ini berkaitan dengan besar ke!ilnya aliran yang diukur (Sutomo +1). Penggunaan current meter pengetahuan mengenai distribusi ke!epatan ini amat penting. *al ini bertalian dengan penentuan ke!epatan aliran yang dapat dianggap mewakili ratarata ke!epatan pada bidang tersebut. /ari hasil penelitian 0United Stated Geological Survey aliran air di saluran (stream) dan sungai mempunyai karakteristik distribusi ke!epatan
sebagai
berikut- a) &ur'a
distribusi ke!epatan
pada
penampang melintang berbentuk parabolik. b) Lokasi ke!epatan maksimum berada antara +,+2 s3d +,2 h kedalam air dihitung dari
53
permukaan aliran. !) &e!epatan ratarata berada 4 +,5 kedalaman dibawah permukaan
air. d) &e!epatan ratarata 4 62 7 ke!epatan
permukaan. e) 8ntuk memperoleh ketelitian yang lebih besar dilakukan pengukuran se!ara mendetail kearah 'erti!al dengan menggunakan integrasi dari pengukuran tersebut dapat dihitung ke!epatan rataratanya (*iroshiku ++5). . Pengukuran dengan Pelampung Pengukuran debit se!ara tidak langsung adalah pengukuran debit yang
dilakukan
dengan
rumus Manning atau Chezy.
menggunakan Pengukuran
rumus
hidrolika
dilakukan
misal
dengan
!ara
mengukur parameter hidraulis sungai yaitu luas penampang melintang sungai, keliling basah, dan kemiringan garis energi. 9aris energi diperoleh dari bekas banjir yang teramati di tebing sungai. 8ntuk pos duga air yang sudah dilengkapi dengan pelskal khusus garis energi dapat diba!a dari pelskal khusus tersebut. Pengambilan sampel sedimen terlarut dilakukan
setelah
pengukuran
debit
selesai.
Penentuan
bagian
penampang sungai tempat pengambilan sampel dapat digunakan dengan metode Equal Discharge Increment (EDI dan Equal !idth Increment (E!I" :etode Equal
Discharge
Increment dilakukan
dengan
!ara
membagi debit pengukuran menjadi bagian yang sama sejumlah sampel yang akan diambil. :etode Equal !idth Increment dilakukan dengan !ara membagi lebar penampang sungai menjadi beberapa bagian yang sama tergantung dari jumlah sampel yang akan diambil. ;ertikal pengambilan sampel terletak pada tengah tengah dari bagian penampang tempat pengambilan sampel.
64
!) 8ntuk keperluan iuran pelayanan air irigasi diperlukan alat ukur untuk menetapkan jumlah air yang telah digunakan dan besarnya iuran air yang harus dibayar oleh pemakai air tersebut (Sukirno 1DFD). Beberapa saluran irigasi yang ada dalam suatu sistem irigasi sebagai berikut a. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petakpetak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir. b. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petakpetak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir. !. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju petakpetak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir. Berdasarkan hasil pengamatan dan setelah dilakukan perhitungan diperoleh data pada saluran primer ratarata ?in sebesar 11,12 m 3det, dan ?out sebesar D,D m3det. Saluran sekunder diperoleh data ? in sebesar +,D5 m3det dan pada ?out sebesar +,6FF5 m3det, sementara pada saluran tersier diperoleh data ?in sebesar +,+= m3det dan ? out sebesar +,+D m3det. Berdasarkan perhitungan debit diatas dapat dihitung e$isiensi masingmasing saluran irigasi tersebut. $isiensi saluran primer didapatkan data sebesar 117, saluran sekunder sebesar 7, sementara e$isiensi saluran tersier diketahui sebesar +,D27. *al ini disebabkan karena besarnya luas atau lebarnya dari saluran primer dibandingkan saluran tersier dan sekunder, sehingga debit air yang dihasilkan paling besar di saluran primer. %etapi e$isiensinya paling besar pada saluran tersier Saluran tersier memiliki ukuran saluran irigasi yang ke!il dan arusnya lebih pelan, hal inilah yang menjadikan manajemen saluran tersier lebih mudan dan akhirnya menyebabkan air pada saluran tersier menjadi lebih e$isien. Saluran sekunder mengalami nilai negati'e berarti air
65
yang masuk dan air yang kurang tidak termanagement dengan baik. Banyak air yang terbuang karena debit air antara output dan input tidak seimbang. Perbedaan pengukuran dengan metode apung dan !urrent meter disebabkan karena beberapa $aktor yakni - pada metode pelampung angin sangat berpengaruh besar terhadap !epat atau lambatnya pelampung bergerak, apabila semakin kuat angin yang menghembus pelampung maka semakin !epat pula pelampung bergerak dan juga kuatnya angin berhembus juga mempengaruhi arah gerak pelampung mengikuti arah angin sehingga mengakibatkan jalannya pelampung tidak lurus dan jarak yang ditempuh bertambah karena berbelokbeloknya pelampung dan sebaliknya ketika hembusan angin tidak kuat maka gerak pelampung yang dipengaruhi arus air menjadi lebih stabil. F. %esi!&ulan dan Saan 1 &esimpulan #dapun beberapa kesimpulan dari praktikum ini antara lain a $isiensi paling e$ekti$ terjadi pada saluran tersier yaitu +,D27.
Semakin besar nilai e$isiensi, berarti semakin besar kee$ekti$ann saluran b
tersebut atau tidak adanya air yang terbuang. :etode yang digunakan lebih e$isien metode !urrent meter karena lebih
akurat dan tidak mengikuti arah angin. ! Saluran yang paling e$isien adalah saluran tersier3 Saran Saran pada praktikum ini adalah sebaiknya jadwal praktikum lebih diperjelas dan di beri tahu mekanisme praktikumnya. "AFTAR PUSTA%A
#riyanto /P ++6. Pengukuran $isiensi Saluran Irigasi dengan :etode Pelampung. %urnal Ilmu &ertanian. =()- 1= Bayu raharja +11. Pengukuran /ebit #ir. http'rahar)a*ayu"$ordpress"com " /iakses tanggal 1 Cuni +1.
52
*iroshiku # ++5. %he $i!ien!y o$ Irrigation in Paddy Hield 8sing ew /elhi- II Press Lubis C, Soewarno, dan Suprihadi B ++. .idrologi Sungai. Cakarta /epartemen Pekerjaan 8mum. >anako S ++=. ater Irrigation $i!ien!y in %he Paddy Hield. %ournal o# -griculture" (1)-1+ Soetjipto 1DD. Dasar/dasar dan &ra+te+ Irigasi" P%. rlangga, Cakarta Sukirno *arjodinono 1DF2. Ilmu I+lim dan &engairan" Bandung - Bina