Rabith Rabithah ah Syaikh Syaikh Pulau Pulau Sembil Sembilan: an: Doa Sirrul Sirrul Jalil Jalil Asy-Sya Asy-Syadzi dzily ly
http:/ http://ra /rabit bithah hahsya syaikh ikhpul pulaus ausemb embila ilan.b n.blogs logspot pot.co .co.id .id/20 /2010/ 10/11 11/do /doa-s a-sirr irrulul-ja. ja... ..
…Doa Sirrul Jalil Asy-Syadzil Asy-Syadzily y
Berikut adalah tarjamah daripada Doa Sirrul Jalil Syaikh Maulana Ali Asy-Syadzily. Dari amalan doa berikut berikut dimaksud dimaksud untuk ikhtiar penjagaan diri serta perlindungan perlindungan yang bersifat bathiniyah dari berbagai ancaman atau serangan musuh. Setidaknya, sebagai ikhtiar penjagaan diri dan keluarga kita, serta keamanan rumah tempat tempat tinggal kita, dengan doa, tasbih dan dzikrullah. . Paling tidak, dahulu pada masa awal syiar Islam para Waliyullah, atau alim ulama dan musafir sufi yang melazimkan suluk Thariqah Asy-Syadziliyyah di berbagai wilayah negeri Semenanjung Malaka, atau mengiringi mengiringi perjuangan Dakwah Islamiyah Islamiyah Dewan Mulia Wali Songo di tanah Jawa pada era Kasulthanan Demak Bintoro, pada masa pemerintahan Raden Patah. Sekitar rentang tahun 1400 akhir hingga sekitar tahun 1500 akhir. Ada sebuah riwayat dalam Sirah Waliyul Tsaniy Al Jawi yang mengisahkan bahwa terdapat seorang musafir musafir sufi yang bernama Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadz Asy-Syadzily ily dari negeri seberang, seberang, yang dikisahkan menjadi sahabat dekat dari Kanjeng Sunan Kali Jogo, Kanjeng Sunan Muria dan menjadi sahaba sahabatt dekat dekat dari Syaik Syaikh h Mau Maulan lana a Abdul Abdul Jalil, Jalil, atau atau Kanjen Kanjeng g Syaikh Syaikh Lem Lemah ah Abang. Abang. Dalam Dalam perjalanan pulang dari negeri Jedah dan Madinah, dikisahkan bahwa Kanjeng Sunan Kali Jogo atau Syaikh Maulana Sahid Abdurrahman dengan menumpang sebuah kapal dagang milik saudagar dari negeri Persia berlabuh di Bandar Pelabuhan Palembang. Palembang. Dan di Bandar Pelabuhan Palembang itulah, Kanjeng Sunan Kali Jogo berkenalan dengan seorang musafi musafirr yang yang baru baru tiba tiba perjal perjalana ananny nnya a dari neg negeri eri Baghdad Baghdad,, atau atau Iraq Iraq ini sebaga sebagaii rangkai rangkaian an pengembaraan pengembaraan suluk bathinnya. bathinnya. Musafir Musafir misterius misterius tersebut tersebut kemudian kemudian saling berkenalan berkenalan dengan dengan Kanjeng Sunan Kali Jogo dengan menyebutkan nama Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily sebagai putera seorang Mufti dari Kasulthanan Langkat yang sedang pergi mengembara mencari saudara sepupunya yang bernama Syaikh Maulana Ali Asy-Syadzily di negeri Cirebon, Jawa. Dan Kanjeng Sunan Kali Jogo menyebutkan diri bernama Syaikh Malaya Jati dari negeri Demak di Jawa. Setelah Setelah berbincang-b berbincang-bincan incang, g, ternyata ternyata keduanya keduanya sama-sama sama-sama merupakan santri suluk bathin dari Mursyid Suluk yang sama, yakni Syaikh Maulana Ahmad bin Hasan At-Tabrizy dari negeri Baghdad Iraq yang menetap di Pulau Upih, pulau kecil terpencil yang berada di Selat Malaka. Sehingga, keduanya menjadi kian akrab selayaknya sebagai saudara. Rupanya, Kanjeng Sunan kali Jogo sedang sedang men menyel yelesa esaika ikan n sebuah sebuah karyany karyanya a yang yang bertaj bertajuk uk Suluk Suluk Dew Dewa a Ruci, Ruci, sebgai sebgai rekam rekaman an perjalanan bathin pengembaraanya menunaikan ibadah Haji ke negeri Makkah Al Mukaramah, serta berziarah berziarah kehadapan kehadapan Maqam Kanjeng Kanjeng Nabi Muhammad Muhammad Rasulullah Rasulullah di Madinah Madinah Al Munawarah. Munawarah. Sementara, Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily juga sedang menyelesaikan karya suluknya yang bertajuk Kanzul Sirrul Jalil dengan menggunakan nama samaran Syaikh Maulana Abdul Jalil, atau lebih lazim dikenal sebagai Hang Sakran.
Akhirn Akhirnya, ya, keduan keduanya ya pergi pergi bersam bersama a ke Cirebo Cirebon n den dengan gan men menump umpang ang kapal kapal dag dagang ang seoran seorang g saudagar saudagar muslim dari Palembang Palembang ke Bandar Bandar Pelabuhan Pelabuhan Muara Jati. Dan dari Bandar Pelabuhan Pelabuhan Muara Jati, keduanya kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan jalan kaki untuk menemui Kanjeng Kanjeng Sunan Sunan Gunung Jati, atau Syaikh Syaikh Maulana Maulana Madhkur Syarif Hidayatulla Hidayatullah h di Pesantren Gunung Sembung, Sembung, Cirebon. Selama dalam perjalanan perjalanan keduanya keduanya saling saling bertukar bertukar fikiran fikiran atau berittihad berittihad tentang tentang ilmu pengetahuan pengetahuan tashawuf, tashawuf, serta saling bertukar pengalaman pengalaman dan berbagai berbagai doa-doa doa-doa khususnya. Beriqrar persaudaraan dengan kalimat syahadatain sebagai adab para pengembara suluk bathin yang lazhim dilakukan sebagai inisisiasi suluk tasawuf. salah satunya adalah Doa Sirrul Jalil disampaikan oleh Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily kepada Kanjeng Sunan Kali Jogo, sementara Kanjeng Sunan Kali Jogo memberikan Doa sapu Jagad kepada sahabat perjalanannya itu. Setelah berjumpa dengan Kanjeng Sunan Gunung Jati yang berdudukan berdudukan pula sebagai sebagai Sulthanul Sulthanul Auliya wal Quthubul Waliy, Waliy, bahkan bahkan Imam Thareqah Thareqah AsySyad Syadzi zili liyy yyah ah sela selain in pula pula menj menjad adii Imam Imam Ghau Ghaust st Thar Thariq iqah ah Qadi Qadiri riyy yyah ah,, Imam Imam Thar Thariq iqah ah Naqsabandiyyah, Imam Thariqah Thariqah Syatariyyah serta Imam Thariqah Thariqah Kubrawiyyah. Kanjeng Sunan Gunung Jati kemudian meminta Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily menemani perjalanan pulang Kanjeng Sunan Kali Jogo ke Demak Bintoro.
1 f4
12/05/2018 11 33
abithah Syaikh Pulau Sembilan: Doa Sirrul Jalil Asy-Syadzily
http://rabithahsyaikhpulausembilan.blogspot.co.id/2010/11/doa-sirrul-ja...
Singkat cerita, Kanjeng Sunan Kali Jogo memboyong Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily untuk ikut bersamanya kembali ke Kadilangu, Demak dan dipertemukan dengan putranya, yakni Kanjeng Sunan Muria, atau Syaikh Maulana Umar Sa'id di Pegunungan Muria arga Jembangan. Hingga akhirnya, Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily menjadi penasehat spitritual pribadi Kanjeng Sunan Muria dan bermukim di tenag hutan rimba disebelah utara Gunung Muria yang bernama Alas Rahtawu. Itulah awal munculnya legenda tentang Pertapan Mbah Hasan Sadzali yang dikenal masyarakat Kudus dan Demak hingga kini. Dalam blog ini pula, kebetulan pada saat jelang acara Haul Kanjeng Sunan Kali Jogo di Kadilangu Demak pada tahun 1999 silam, saya pernah bermudzakarah dalam suluk bersama Mursyid Halaqah-11 Makhtab Kanjeng Sunan Giri Prapen Wali Songo Al Jawi, yakni KH. Muhammad Hartaya Ainul Yaqin dari Ponpes Sunan Giri Prapen Temanggung, Jawa Tengah. Terlampir pula beberapa foto petilasan dari keberadaan Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily, serta sanad silsilahnya hingga bertaut pada hadrat Syaikh Maulana Abu Hasan Ali Asy-Syadzily dan bersambung hingga Bani Asyaraf Hasani. Semoga kebenaran tidak akan terkubur zaman! Untuk tautan risalah, sejarah hikayat, karya sastra, atau suluk mudzakarah mengenai kisah Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily, Insya Allah akan saya sajikan pada lain kesempatan. Bagi Pembaca mulia yang mempunyai dukungan informasi atau data terkait dengan suluk Wali Songo, monggo dipersilahkan share bersama di blog ini, terima-kasih sebelumnya. Hingga pada zaman penyerangan Sulthan Agung Hanyakrakusuma dari Kasulthanan Islam Mataram [Yogyakarta] dengan segenap laskarnya ke Benteng VOC di Batavia dibawah kekuasaan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen. Sekitar rentang pertengahan tahun 1600 hingga awal tahun 1700 akhir. Dalam suatu perjalanan mudzakarah di Halaqah-15 Mudzakarah wali Songo Al Jawi di Yogyakarta, saya memperoleh informasi bahwa Kanjeng Sulthan Agung hanyakrakusumo juga mengamalkan ilmu Hizib Syadzily dengan gelar ijazah kauniyahnya, yakni Syaikh Maulana Muhammad Qawiyyatul Kubra Al Matarami Al Jawi. Hal tersebut sebagai sarana bathiniyah untuk berjuang menegakkan Panji Islam serta persatuan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa, khususnya dalam rangka menyatukan kekuatan pribumi melawan pendudukan pemerintahan VOC Hindhia Belanda yang berpusat di Kastil De Batavia, atau Benteng Sunda Kelapa kini di wilayah Kota Tua, Jakarta Utara. Dan juga beberapa bangsawan ningrat Kraton Mataram banyak yang mengamalkan suluk Thariqah Asy-Syadziliyah dari sanad wasilah Kanjeng Sunan Kali Jogo kepada Sulthan Pajang Hadi Wijaya, Ki Gedhe Mataram, Ki Ageng Giring, Ki Penjawi, Ki Juru Martani, dan Kanjeng Panembahan Senopati. Beberapa ilmu Hizib Syadziliyyah diamalkan sebagai upaya penjagaan dan perlindungan bagi diri maupun wilayah Mataram pada masa t ersebut. Atau era perlawanan Laskar Fisabilillah dibawah kepimpinan Kanjeng Pangeran Diponegoro dalam Perang Sabilillah melawan Kolonialis VOC pemerintahan Hindhia Belanda di Bumi Mataram, bahkan terus meluas menjadi Parang Jawa hingga ke berbagai wilayah di Jawa Timur dan Jawa Barat. Terjadi pada rentang tahun 1825 sampai dengan tahun 1840 an. kanjeng Gusti Pangeran Anta Wirya atau lebih dikenal kemudian sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Diponegoro juga mengamalkan beberapa ilmu Hizib dalam perjuangannya, bahkan beliau memperoleh ijazah suluk bathinnya dengan gelar Syaikh Maulana Abdul Hamid Al Matarami. Dan beberapa Alim Ulama dari keluarga besar Nahdhliyin Nahdhlatul Ulama juga menggunakan berbagai ilmu Hizib, Aurad, atau doa rahasia guna perlindungan diri, keluarga, atau melindungi keselamatan ummat. Berikut adalah adab doa Sirrul Jalil Asy-Syadzily sebagaimana amalan dari Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily yang berpusara di Pertapan Alas Rahtawu Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah, antara lain : Pertama-tama dengan mengucap kalimat Bismillah dilanjutkan dengan membaca iqrar kalimat Syahadatain : Bismillaahir Rahmaanir Rahiim Asyhaduan laa ilaha ilallaahu wa asyhadu ana Muhammadur Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallaam.. Kedua dengan membaca kalimat Tasbihan, sebanyak mungkin dan seikhlas mungkin dalam mensucikan Asma Allahu Azza wa Jalla : Hasbunallaah wa ni'mal wakiil Ketiga dilanjutkan dengan membaca Doa Sirrul Jalil berikut : Allaahumma
2 f4
12/05/2018 11 33
Rabithah Syaikh Pulau Sembilan: Doa Sirrul Jalil Asy-Syadzily
http://rabithahsyaikhpulausembilan.blogspot.co.id/2010/11/doa-sirrul-ja...
Inii as-aluka bis sirridz-dzaati Wa bi dzaatis-sirrii Huwa Anta Wa Anta huwa Laa ilaaha illaa Anta Ihtajabtu bi Nurillaahi Wa bi nuuri 'Arsyillaahi Wa bi kullismin Huwa lillaahi Min 'aduwwiy wa 'Aduwwillaahi Wa min syarri kulli Khalqillaahi Bi mi'ati alfi laa hawla wa laa quwwata illa billaahi Khatamtu 'alaa nafsiy wa diiniy wa ahliy wa waladiy wa jamii'i maa a'thaaniy Rabbiy Bi khataamillaahil qudduusil manii'il ladzii khatama bihii 'alaa aqthaaris samaawaati wal 'ardhli Hasbunalllaahu wa ni'mal wakiil Wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi 'aliyyil 'adzhiim Wa shallallaahu 'alaa Sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallama Ya Allah.. Sesungguhnya aku memohon kepadaMu Dengan Rahasia Dzat dan Dzat Rahasia Yang Dia itu adalah Engkau Dan engkau adalah Dia Tiada tuhan selain Engkau Aku melindungi diriku dengan Cahaya Allah Dengan Cahaya Arasy Allah Dengan setiap Nama Milik Allah Dari musuhku dan musuh Allah Dan dari setiap kejahatan makhluk Allah Dengan berjuta-juta Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah Tiada daya upaya dan tiada daya kekuatan apapun yang mampu menandingi kekuatan milik Allah Aku segel perlindungan diriku dan agamaku dan keluargaku dan anak-anakku serta seluruh apa-apa yang telah diberikan Tuhanku kepadaku dengan segel perlindungan Allah yang Maha Suci lagi Maha Kokoh yang digunakan untuk memberi cap segel seluruh penjuru langit dan bumi Kiranya cukuplah bagiku Allah sebagai sebaik-baik wakil Dan tiada daya upaya dan tiada kekuatan apapun yang mampu menandingi kekuatan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung Dan shalawat Allah serta salam Kepada Pemimpin kami Muhammad Dan kepada seluruh keluarganya Dan para sahabatnya Dalam perkembangannya, Doa Sirrul Jalil Asy-Syadzily ini kemudian meluas menjadi referensi doadoa harian yang lazim di amalkan oleh masyarakat Muslim, khususnya dari golongan Ahlus Sunnah wal Jama'ah, atau para Sufi pencinta suluk Wali Songo. Semoga berbagai tradisi serta warisan luhur Wali Songo atau para Alim Ulama pendahulu kita tiada pupus terabaikan peradaban dan zaman, khususnya dalam satu tujuan menjaga kehormatan Ukhuwah Islamiyah dan aqidah Dinul Islam sepanjang zaman. Semoga Gusti Allahu Azza wa Jalla lindungi kita dari perpecahan dan fitnah, dan semoga Islam menjadi wasilah persaudaraan bathin kita ber sama. Demikian sekilas riwayat tentang bagaimana sanad Doa Sirrul Jalil dari Syaikh Maulana Abdul Jalil dilazimkan di tanah Jawa pada kurun waktu sekitar pertengahan tahun 1500 an, atau masa pemerintahan Raden Patah di Kasulthanan Demak Bintoro.
3 f4
12/05/2018 11 33
Rabithah Syaikh Pulau Sembilan: Doa Sirrul Jalil Asy-Syadzily
http://rabithahsyaikhpulausembilan.blogspot.co.id/2010/11/doa-sirrul-ja...
Semoga bermanfaat, terima-kasih. *Bani Maulana Al Daly Asy-Syadzily Al Jawi, Ismu Dzulkaidah 2010.
4 f4
12/05/2018 11 33