J urnal urnal K eseha sehattan B akti Tuna Tunas H usa usada V olume olume 12 No N o 1 Agustus Ag ustus 2014 Hubungan tingkat pengetahuan pengetahuan keluarga klien tentang tentang pencegahan dekubitus dekubitus terhadap kejadian dekubitus pada pasien bedrest total di RS Dr. Soekardjo Tasikmalaya Kota Tasikmalaya”. Wawan Rismawan, S.Kep., Ns., M.Sc.
Abstrak Hasil penelitian menunjukkan insidens decubitus di Indonesia sebesar 33.3%, angka ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan insidens decubitus di ASEAN yang hanya berkisar 2.1-31.3%. Jenis penelitian yang sedang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik Asosiatif dengan desain penelitian crosssectional. Maka crosssectional. Maka dari itu penelitian ini mengambil populasi pada pasien bedrest total di RS Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada penyakit typoid, stroke, trauma abdomen, trauma tulang belakang, post operasi laparatomy dan pos t operasi craniotomy dengan lama bedrest total selama lebih dari 3 hari. Penelitian ini menggunakan tekhnik non probability sampling (purposive) (purposive) yang berarti yaitu tekhnik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Instrumen yang akan kita teliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Maka penelitian pe nelitian ini akan menggunakan pengujian instrumen dengan uji validitas menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Penelitian ini akan menggunakan analisis univariate dan bivariate. Hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyakan keluarga klien tidak mengerti pencegahan decubitus 87% dan kejadian decubitus 87,1 % dan terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga klien terhadap kejadian decubitus.
sample, clinical setting, dan variable
PENDAHULUAN
Insidensi
dan
pravelensi
lainnya (Saldy, 2011)
terjadinya dekubitus di Amerika tergolong masih
cukup
mendapatkan tenaga
tinggi
perhatian
kesehatan.
dan dari
Hasil
Penelitian di Indonesia dilaporkan
perlu
dari Annas, HA cit Purwaningsih (2000)
kalangan
menyebutkan bahwa dari 78 orang pasien
penelitian
tirah baring yang dirawat di RSUP Dr.
menunjukan bahwa insidensi terjadinya
Wahidin
dekubitus bervariasi, tapi secara umum
sebanyak 12 orang (15,8%) mendapatkan
dilaporkan bahwa 5-11% terjadi ditanan
dekubitus.
perawtan acute care, 15-25% ditatanan
melakukan penelitian yang menghitung
perawat jangka panjang atau longterm
angka kejadian dekubitus pada pasien
care, dan 7-12% ditatanan perawatan
tirah baring di RS Muwardi Surakarta,
rumah/homecare rumah/homecare (Mukti, (Mukti, 2002)
pada bulan Oktober 2002 angka kejadian
Hasil
penelitian
Sudirohusodo,
Setyajati
Makasar
(2001)
juga
menunjukkan
dekubitus sebanyak 38,18%. Penelitian
insidens decubitus di Indonesia sebesar
tentang angka kejadian dekubitus juga
33.3%, angka ini sangat tinggi bila
dilakukan oleh Purwaningasih (2000) di
dibandingkan dengan insidens decubitus
Ruang Al, B1, C1, D1 dan ruang B3
di ASEAN yang hanya berkisar 2.1-
IRNA I RSUP DR. sardjito pada bulan
31.3%.
Oktober 2001, didapatkan hasil dari 40
Namun
angka
insidens
dan
prevalensi decubitus masih simpang siur.
pasien
tirah
baring,
angka
insidens
Hal ini disebabkan perbedaan metodelogi,
mencapai 40%. Angka ini relative tinggi 112
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
dan akan semakin meningkatkan jika tidak
berfungsi diluar tempat tidur ini sebagai
dilakukan upaya dalam mencegahnya
akibat dari berbagai gangguan fungsi
atas,
Berdasarkan latar belakang di
(gerak, bernafas, pengendalian syaraf). Ini
maka
sebagai
peneliti
tertarik
untuk
akibat
dari
penyakit
melakukan penelitian dengan rumusan
tinggi), kelemahan ( lumpuh).
“Bagaimana
Penyebab Bedrest
pengetahuan
hubungan keluarga
tingkat
klien
tentang
Berbagai
(panas
kondisi
pencegahan dekubitus terhadap kejadian
menyebabkan
dekubitus pada pasien bedrest total di RS
diantaranya gangguan sendi dan tulang,
Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.”
penyakit reumatik seperti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan
pengetahuan kejadian
pergerakan, penyakit saraf, adanya stroke,
klien
tentang
penyakit parkinson dan gangguan saraf
terhadap
kejadian
tepi
juga
menimbulkan
pergerakan
Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
immobilisasi,
dan
TINJAUAN TEORI
dan
Immobilisasi atau tirah baring adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara aktif atau bebas yang
mengganggu
pergerakan (aktivitas). Imobilisasi secara merupakan
bergerak
secara
pembatasan fisik
dengan
untuk tujuan
mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan
sesak
tinggal ditempat tidur untuk jangka waktu yang lama dan diharuskan. Kata "istirahat" berkenaan dengan hal ini agak kurang tepat karena kita selalu berfikiran bahwa ini diartikan dengan istirahat malam yang baik. Pada tirah baring sebenarnya bukan yang
sukarela.Individu
jantung
atau atau
dilakukan tak
secara
nafas
ketika
beraktivitas,
gangguan penglihatan, rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu bila ada gangguan
penglihatan
karena
ada
kekhawatiran terpeleset, terbentur atau tersandung, masa penyembuhan, pasien yang masih lemah setelah menjalani operasi
atau
penyakit
berat
tertentu
memerlukan bantuan untuk berjalan atau banyak
Tirah baring diartikan sebagai
sesuatu
penyakit
jantung
pernafasan akan menimbulkan kelelahan
Pengertian Bedrest
fisik,
gangguan
mengakibatkan
penyakit
pernafasan,
kondisi
pengapuran
tulang atau patah tulang akan menghambat
dekubitus pada pasien bedrest total di RS
karena
immobilisasi,
tingkat
keluarga
dekubitus
terjadinya
dapat
istirahat,
immobilisasi
tirah
baring
berkepanjangan
atau dapat
membawa akibat-akibat yang merugikan bagi fisik maupun psikologis. konsep immobilisasi merupakan hal yang relatif, dalam
arti
pergerakan
tidak total
saja
tetapi
kehilangan juga
terjadi
penurunan aktivitas dari normalnya.
dengan wajar 113
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Diperlukan fisioterapi dan mungkin
Dampak Bedrest Bagi Fisik
Dampak dari immobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem tubuh, seperti
perubahan
pada
tubuh,
ketidakseimbangan
kaos kaki khusus 5)
Luka tekan
metabolisme
Untuk
cairan
tekan ini pasien yang mengalami
dan
mencegah
terjadinya
elektrolit, gangguan dalam kebutuhan
immobilisasi
nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal,
posisinya (miring kanan-kiri) sekitar
perubahan sistem pernafasan, perubahan
setiap dua jam.
kardiovaskular,
perubahan
muskuloskeletal,
sistem
perubahan
kulit,
perubahan eliminasi (buang air besar dan
harus
luka
diubah-ubah
Macam Penyakit Yang Diharuskan Bedrest Total
1). Cedera tulang : penyakit rheumatik
kecil). vertigo (pusing tujuh keliling)
seperti pengapuran tulang atau patah
Upaya Pencegahan Akibat Bedrest
tulang
Beberapa upaya dapat dilakukan pengasuh
pasien
untuk
mencegah
timbulnya penyakit akibat immobilisasi. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh
1)
parkinson, paralisis, dan gangguan saraf,
tapi
juga
menimbulkan
mengakibatkan imobilisasi
minum
cukup
pergerakan
dan
3). Penyakit jantung dan pernafasan, akan menimbulkan kelelahan dan sesak
banyak cairan
nafas ketika beraktivitas. Akibatnya
Sembelit
pasien dengan gangguan pada organ-
Mengkonsumsi makanan tinggi serat
organ
seperti sayur dan buah, serta minum
mobilisasinya. Ia cenderung lebih
cukup dapat membantu mencegah
banyak duduk dan berbaring
atau
paling
kemungkinan
tidak
mengurangi
timbulnya
masalah
sembelit akibat immobilisasi Infeksi paru
tersebut
akan
mengurangi
4). Gips orthopedik dan bidai 5). Penyakit kritis yang memerlukan istirahat 6). Menetap lama pada posisi gravitasi
Perubahan posisi dan tepuk-tepuk
berkurang, seperti saat duduk
dada atau punggung secara teratur
atau berbaring
dapat
4)
2). Penyakit saraf : stroke, penyakit
Infeksi saluran kemih
untuk
akan
menghambat pergerakan
gangguan
dimotivasi
3)
tentu
perawat adalah sebagai berikut :
Pada keadaan tersebut pasien harus
2)
(fraktur)
membantu
memindahkan
7). Keadaan tanpa bobot diruang hampa,
sputum tersebut sehingga mudah
yaitu pergerakan tidak dibatasi,
dikeluarkan
namun
Masalah sirkulasi atau aliran darah
gravitasi.
tanpa
melawan
gaya
114
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
dari 2-3 jam, maka kulit akan mati, yang
Pengertian Dekubitus
Dekubitus
pada
dimulai pada lapisan kulit paling atas
oleh
(epidermis). Penyebab dari berkurangnya
tekanan yang berlangsung lama dan terus
aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika
menerus (Doh, 1993 dalam Martin, 1997).
tekanan menyebabkan terputusnya aliran
Istilah dekubitus diambil dari kata Latin
darah,
decumbere, yang artinya berbaring.Ini
kekurangan oksigen pada mulanya akan
merupakan
tampak
jaringan
kulit
adalah yang
luka
disebabkan
luka yang terjadi karena
maka
kulit
merah
yang
dan
mengalami
meradang
lalu
tekanan atau iritasi kronis. Keadaan ini
membentuk luka terbuka (ulkus). Gerakan
terjadi pada kulit punggung pasien yang
yang normal akan mengurangi tekanan
selalu terbaring di tempat tidur atau yang
sehingga darah akan terus mengalir. Kulit
sulit bangkit dari ranjang perawatan dalam
juga
waktu
berfungsi
yang
lama.
Dekubitus
mengakibatkan kerusakan atau kematian
memiliki
lapisan
sebagai
lemak
bantalan
pelindung
terhadap tekanan dari luar.
kulit sampai jaringan di bawah kulit,
Risiko
bahkan menembus otot bahkan sampai
dekubitus ditemukan pada :
mengenai tulang. Hal ini disebabkan
yang
tinggi
terjadinya
ulkus
1) Orang-orang yang tidak dapat bergerak
adanya penekanan pada suatu bagian
(misalnya
tubuh yang berlangsung terus menerus
dipasung)
misalnya karena tekanan dari tempat tidur,
2) Orang-orang
kursi roda, gips, pembidaian atau benda
merasakan
keras lainnya sehingga peredaran darah di
merupakan suatu tanda yang secara
sekitar
yang
normal mendorong seseorang untuk
mengakibatkan kerusakan atau kematian
bergerak. Kerusakan saraf (misalnya
kulit dan jaringan sekitarnya. Bagian
akibat cedera, stroke, diabetes) dan
tubuh yang sering mengalami ulkus atau
koma bisa menyebabkan berkurangnya
luka dekubitus adalah bagian dimana
kemampuan untuk merasakan nyeri
daerah
itu
terhenti,
terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut,
lumpuh,
yang
kekurangan
punggung dan kepala bagian belakang.
tidak
nyeri,
3) Orang-orang
tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu,
sangat
lemah
mampu
karena
yang
nyeri
mengalami
gizi
(malnutrisi)
memiliki
lapisan
lemak
Lokasi yang sering terkena dekubitus
pelindung
dan
adalah daerah tumit, siku, kepala bagian
mengalami
belakang, dan daerah sekitar bokong.
karena kekurangan zat-zat gizi yang
Penyebab Dekubitus
penting
Kulit kaya akan pembuluh darah
sebagai
kulitnya
pemulihan
tidak
tidak
sempurna
4) Gesekan dan kerusakan lainnya pada
yang mengangkut oksigen ke seluruh
lapisan
kulit
paling
luar
bisa
lapisannya. Jika aliran darah terputus l ebih
menyebabkan terbentuknya ulkus. Baju 115
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
yang terlalu besar atau terlalu kecil,
3)
Kelembaban
kerutan pada seprei atau sepatu yang
Kelembaban
bergesekan
karena
yang
disebabkan
dengan
kulit
bisa
cedera
pada
kulit.
mengakibatkan terjadinya maserasi
Pemaparan oleh kelembaban dalam
pada jaringan kulit. Jaringan yang
jangka panjang (karena berkeringat, air
mengalami maserasi akan mudah
kemih
mengalami
erosi.
permukaan kulit dan memungkinkan
kelembaban
juga
terbentuknya ulkus.
kulit mudah terkena pergesekan
Faktor Risiko Dekubitus
(friction) dan perobekan jaringan
menyebabkan
1)
atau
tinja)
merusak
dapat
Selain
itu
mengakibatkan
Faktor risiko terjadinya dekubitus
(shear). Inkontinensia alvi lebih
antara lain, yaitu :
signifikan
Mobilitas dan aktivitas
luka tekan daripada inkontinensia
Mobilitas adalah kemampuan untuk
urin karena adanya bakteri dan
mengubah dan mengontrol posisi
enzim pada feses dapat merusak
tubuh sedangkan aktivitas adalah
permukaan kulit
kemampuan Pasien
2)
bisa
inkontinensia
yang
untuk
berpindah.
berbaring
terus
4)
dalam
Tenaga yang merobek (shear) Merupakan kekuatan mekanis yang
menerus di tempat tidur tanpa
meregangkan
mampu
jaringan,
untuk
merubah
posisi
perkembangan
dan
pembuluh
merobek darah
serta
berisiko tinggi untuk terkena luka
struktur jaringan yang lebih dalam
tekan. Imobilitas adalah faktor yang
yang berdekatan dengan tulang
paling signifikan dalam kejadian
yang menonjol.
luka
yang
Contoh yang paling sering dari
dilakukan Suriadi (2003) di salah
tenaga yang merobek ini adalah
satu rumah sakit di Pontianak juga
ketika pasien diposisikan dalam
menunjukan
mobilitas
posisi semi fowler yang melebihi 30
merupakan faktor yang signifikan
derajat. Pada posisi ini pasien bisa
untuk perkembangan luka tekan
merosot
Penurunan sensori persepsi
mengakibatkan tulangnya bergerak
Pasien dengan penurunan sensori
ke bawah namun kulitnya masih
persepsi akan mengalami penurunan
tertinggal. Ini dapat mengakibatkan
untuk
nyeri
oklusi dari pembuluh darah, serta
akibat tekanan diatas tulang yang
kerusakan pada jaringan bagian
menonjol. Bila ini terjadi dalam
dalam seperti otot, namun hanya
durasi yang lama, pasien akan
menimbulkan
mudah terkena luka tekan
pada permukaan kulit
tekan.
Penelitian
bahwa
merasakan
sensari
ke
bawah,
sedikit
sehingga
kerusakan
116
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
5)
Pergesekan (friction) Pergesekan
6)
terjadi
ketika
Tekanan arteriolar yang rendah
dua
Tekanan arteriolar yang rendah
permukaan bergerak dengan arah
akan mengurangi toleransi kulit
yang berlawanan. Pergesekan dapat
terhadap tekanan sehingga dengan
mengakibatkan abrasi dan merusak
aplikasi tekanan yang rendah sudah
permukaan
kulit.
mampu
Pergesekan bisa terjadi pada saat
menjadi
penggantian sprei pasien yang tidak
dilakukan oleh Nancy Bergstrom
berhati-hati
(1992) menemukan bahwa tekanan
Nutrisi
sistolik dan tekanan diastolik yang
Hipoalbuminemia, kehilangan berat
rendah
badan, dan malnutrisi umumnya
perkembangan luka tekan
epidermis
diidentifikasi
sebagai
faktor
9)
mengakibatkan iskemia.
jaringan
Studi
berkontribusi
yang
pada
Stress emosional
predisposisi untuk terjadinya luka
Depresi dan stress emosional kronik
tekan. Menurut penelitian Guenter
misalnya pada pasien psikiatrik juga
(2000) stadium tiga dan empat dari
merupakan
luka
perkembangan dari luka tekan
tekan
berhubungan berat
7)
8)
pada
orangtua
dengan
penurunan
badan,
risiko
untuk
Merokok
kadar
Nikotin yang terdapat pada rokok
albumin, dan intake makanan yang
dapat menurunkan aliran darah dan
tidak mencukupi
memiliki
Usia
endotelium
Pasien yang sudah tua memiliki
Menurut hasil penelitian Suriadi
risiko yang tinggi untuk terkena
(2002)
luka tekan karena kulit dan jaringan
signifikan antara merokok dengan
akan
perkembangan terhadap luka tekan
berubah
rendahnya
10)
faktor
seiring
dengan
penuaan. Penuaan mengakibatkan
11)
efek
toksik
terhadap
pembuluh
ada
darah.
hubungaan
yang
Temperatur kulit
kehilangan otot, penurunan kadar
Menurut hasil penelitian Sugama
serum albumin, penurunan respon
(1992)
inflamatori, penurunan elastisitas
merupakan faktor yang signifikan
kulit, serta penurunan kohesi antara
dengan risiko terjadinya luka tekan.
epidermis dan dermis. Perubahan ini berkombinasi dengan faktor
peningkatan
temperatur
Stadium Luka Dekubitus
Menurut
NPUAP
(National
penuaan lain akan membuat kulit
Pressure Ulcer Advisory Panel) pada
menjadi
gambar 1, luka dekubitus dibagi menjadi
berkurang
toleransinya
terhadap tekanan, pergesekan, dan
empat stadium, yaitu :
tenaga yang merobek
Stadium I 117
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Adanya perubahan dari kulit yang
Adanya lubang yang dalam serta
dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan
saluran sinus. Pencegahan Dekubitus
tampak salah satu tanda sebagai berikut :
Upaya
pencegahan
dekubitus
perubahan temperatur kulit (lebih dingin
menurut berbagai ahli secara garis besar
atau lebih hangat), perubahan konsistensi
meliputi
jaringan
lunak),
penggunaan alat atau sarana dan penataan
perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada
lingkungan perawatan serta pendidikan
orang yang berkulit putih, luka mungkin
kesehatan (Basta, 1991; Mc. Farland,
kelihatan
yang
1993; Bell & Mathew, 1993; Ortwitch,
menetap. Sedangkan pada yang berkulit
1995 dalam Noviaestari, 1997) serta
gelap, luka akan kelihatan sebagai warna
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
merah yang menetap, biru atau ungu
yang adekuat (Kozier, 1991)
(lebih
keras
sebagai
atau
kemerahan
Stadium II
mobilisasi,
Pencegahan
perawatan
dekubitus
kulit,
dapat
Hilangnya sebagian lapisan kulit
dilakukan dengan mengkaji risiko individu
yaitu epidermis atau dermis, atau
terhadap kejadian dekubitus atau luka
keduanya. Cirinya adalah lukanya
tekan. kajian risiko dapat digunakan untuk
superficial, abrasi, melepuh, atau
mengetahui skor risiko, diantara skala
membentuk lubang yang dangkal.
yang
Jika kulit terluka atau robek maka
Norton.
akan timbul masalah baru, yaitu
kelompok yang berisiko tinggi terhadap
infeksi.
memperlambat
kejadian luka tekan. Orang tua dengan
penyembuhan ulkus yang dangkal
usia lebih dari 60 tahun, bayi dan
dan bisa berakibat fatal terhadap
neonatal, pasien injury tulang belakang,
ulkus yang lebih dalam
pasien dengan bedrest adalah kelompok
Infeksi
Stadium III
sering
digunakan
adalah
Mengidentifikasi
skala
kelompok-
yang mempunyai risiko tinggi terhadap
Hilangnya
lapisan
kulit
secara
kejadian luka tekan, Mengkaji keadaan
lengkap, meliputi kerusakan atau
kulit secara teratur, Pengkajian kulit
nekrosis dari jaringn subkutan atau
setidaknya sehari sekali, Mengkaji semua
lebih dalam, tapi tidak sampai pada
daerah
fascia. Luka terlihat seperti lubang
setidaknya
yang dalam
kemerahan dan daerah diatas tulang yang
Stadium IV
diatas
tulang
sehari
yang
sekali,
menonjol
Kulit
yang
menonjol seharusnya tidak dipijat karena
Hilangnya
lapisan
kulit
secara
pijatan yang keras dapat mengganggu
lengkap dengan kerusakan yang
perfusi
luas, nekrosis jaringan, kerusakan
mobilitas, Untuk pasien yang lemah,
pada
lakukanlah
otot,
tulang atau tendon.
ke
jaringan,
perubahan
Mengkaji status
posisi.
Ketika 118
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
menggunakan
posisi
lateral,
hindari
dengan PH seimbang, Hindari menggosok
tekanan secara langsung pada daerah
kulit
trochanter. Untuk menghindari luka tekan
mengakibatkan
di daerah tumit, gunakanlah bantal yang
Pembersih perianal yang mengandung anti
diletakkan dibawah kaki bawah. Bantal
mikroba topikal dapat digunakan untuk
juga dapat digunakan pada daerah berikut
mengurangi jumlah mikroba di daerah
untuk mengurangi kejadian luka tekan
kulit perianal, Gunakalah air yang hangat
yaitu di antara lutut kanan dan lutut kiri,
atau sabun yang lembut untuk mencegah
diantara mata kaki, dibelakang punggung,
kekeringan
dan
Meminimalkan
pelembab pada pasien setelah dimandikan
terjadinya tekanan, Hindari menggunakan
untuk mengembalikan kelembaban kulit,
kassa yang berbentuk donat di tumit.
Bila pasien menggunakan diaper, pilihlah
Perawat rumah sakit di Indonesia masih
diaper yang memiliki daya serap yang
sering menggunakan donat yang dibuat
baik, untuk mengurangi kelembapan kulit
dari kasa atau balon untukmencegah luka
akibat
tekan. Menurut hasil penelitian Sanada
nutrisi, Pasien dengan luka tekan biasanya
(1998) ini justru dapat mengakibatkan
memiliki serum albumin dan hemoglobin
region yang kontak dengan kasa donat
yang lebih rendah bila dibandingkan
menjadi
dengan mereka yang tidak terkena luka
dibawah
kepala,
iskemia,
meminimalkan (friction)
dan
Mengkaji
terhadap tenaga
dan
pergesekan
yang
merobek
dengan
tekan, meliputi
keras
pada
kulit,
kulit,
inkontinensia,
berat
dapat
trauma
pada
Mengkaji
karena
Mengkaji
status badan
Berikanlah
nutrisi pasien,
status
yang intake
(shear), Bersihkan dan keringkan kulit
makanan, nafsu makan, ada tidaknya
secepat mungkin setelah inkontinensia.
masalah dengan pencernaan, gangguan
Kulit
pada gigi,
yang
lembab
mudahnya
terjadi
mengakibatkan pergesaran
riwayat pembedahan
atau
dan
intervensi keperawatan atau medis yang
perobekan jaringan. Pertahankan kepala
mempengaruhi intake makanan, Mengkaji
tempat tidur pada posisi 30 atau di bawah
dan memonitor luka tekan pada setiap
30 derajat untuk mencegah pasien merosot
penggantian balutan luka, Deskripsi dari
yang
terjadinya
luka tekan meliputi lokasi, tipe jaringan
Mengkaji
(granulasi, nekrotik, eschar), ukuran luka,
yang
eksudat (jumlah, tipe, karakter, bau), serta
dapat
ada tidaknya infeksi, Stadium dari luka
Lakukanlah
tekan, Kondisi kulit sekeliling luka, Nyeri
latihan untuk melatih kandung kemih
pada luka, Mengkaji faktor yang menunda
(bladder
yang
status penyembuhan, Penyembuhan luka
Bersihkanlah
sering kali gagal karena adanya kondisi-
setiap kali lembab dengan pembersih
kondisi seperti malignansi, diabetes, gagal
dapat mengakibatkan
perobekan
jaringan,
inkontinensia, disebabkan menyebabkan
Kelembaban
oleh
maserasi.
training)
mengalami
inkontinensia
pada
inkontinesia,
pasien
119
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
jantung,
gagal
Medikasi
ginjal,
seperti
pneumonia,
steroid,
4)
Segera bersihkan feses atau urin dari
agen
kulit karena bersifat iritatif terhadap
imunosupresif, atau obat anti kanker juga
kulit. Cuci dan keringkan daerah
akan mengganggu penyembuhan luka,
tersebut dengan segera
Mengevaluasi penyembuhan luka, Luka
5)
tekan stadium II seharusnya menunjukan
Laporkan adanya area kemerahan dengan segera
penyembuhan luka dalam waktu 1 sampai
6)
Jaga agar kulit tetap bersih dan kering
2 minggu. Pengecilan ukuran luka setelah
7)
Jaga agar linen tetap kering, bersih
2 minggu juga dapat digunakan untuk
dan bebas dari kerutan atau tidak
memprediksi penyembuhan luka. Bila
kusut dan benda keras
kondisi luka memburuk, maka evaluasi luka
secepat
parameter
mungkin,
untuk
8)
Menggunakan
penyembuhan
khusus
luka
Tindakan
Dalam
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah: 1)
dengan menggunakan lotion sedikit
bedak
tabur
yang
mengandung calamine, zinc, camphor yang bermanfaat untuk mencegah kerusakan kulit akibat garukan karena
sekali.
gatal
Ketika
merubah
hindari
dengan linen atau alat-alat lain
setiap
10
menit
11) Lakukan latihan ROM minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktur
Anjurkan pasien untuk duduk di kursi roda
untuk
mengurangi tekanan. Bila penderita
12) Periksa kesesuaian dan penggunaan penahan atau restrein 13) Periksa selang NGT dan kateter
dapat duduk, dapat didudukkan di
untuk
kursi.
tersebut tidak pada posisi yang dapat
Gunakan
bantalan
untuk
penyangga ke 2 kaki dan bantal-
3)
tekanan atau
Rubah posisi pasien sedikitnya 2 jam
pergesekan seperti menggeser pasien
2)
yang
Masase sekitar daerah kemerahan
10) Beri
Mencegah Dekubitus
daerah-daerah
gesekan 9)
Keperawatan
pada
berisiko mengalami
termasuk dimensi luka, eksudat, dan jaringan luka.
Mandikan pasien dan beri perhatian
memastikan
bahwa
selang
menyebabkan iritasi
bantal kecil untuk menahan tubuh
14) Gunakan kasur busa, kasur kulit, atau
penderita. Bila memungkinkan ganti
kasur perubah tekanan. Jika pasien
posisi tidur penderita setiap hari
harus menjalani tirah baring dalam
dengan cara mengganjalnya dengan
waktu yang lama, bisa digunakan
bantal atau bantalan busa
kasur khusus, yaitu kasur yang diisi
Anjurkan masukan nutrisi yang tepat
dengan air atau udara.
dan cairan yang adekuat
120
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
probabilitas yang tidak sama (Hidayat,
Metodologi Penelitian
Jenis
penelitian
yang
sedang
2007).
Penelitian
ini
menggunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah
tekhnik non probability sampling yang
Analitik
Asosiatif
dengan
desain
berarti yaitu tekhnik penentuan sample
penelitian
observatif,
Populasi
adalah
dengan pertimbangan tertentu. Tekhnik ini
universum. Universum itu dapat berupa
bisa
orang, benda, gejala, atau wilayah yang
pengambilan sampel dengan menentukan
ingin diketahui oleh peneliti. Populasi
terlebih dahulu jumlah sample yang
dapat dibedakan menjadi dua kategori,
hendak diambil, kemudian pengambilan
yaitu populasi target (target population)
sample
dan populasi survei (survey population)
tujuan-tujuan
(Danmin, 2003). Maka dari itu penelitian
menyimpang dari ciri-ciri sample yang
ini mengambil populasi pada pasien
ditetapkan. Teknik pengumpulan data
bedrest total di RSUD Kota Tasikmalaya
terdiri dari wawancara, observasi, angket
pada penyakit typoid, stroke, trauma
atau
abdomen, hepatitis, diabetes mellitus,
otobiografi, sosiometri (Susanto, 2008).
osteomelitis,
Penelitian
gastrointestinal,
trauma
diartikan
sebagai
dilakukan
dengan
tertentu,
kuesioner,
yang
suatu
berdasarkan
asalkan
study
kami
proses
tidak
dokumenter,
rencanakan
tulang belakang, post operasi laparatomy
menggunakan teknik pengumpulan data
dan post operasi craniotomy dengan lama
wawancara dan observasi. Instrumen yang
bedrest total selama lebih dari 3 hari.
akan digunakan dalam peneltian ini yang
Sampel merupakan bagian populasi yang
kita teliti akan menggunakan pedoman
akan diteliti atau sebagian jumlah dari
wawancara
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Wawancara terdiri dari 10 pertanyaan
(Hidayat, 2007). Maka dari itu penelitian
yang dapat mengukur tingkat pengetahuan
ini mengambil pada pasien bedrest total di
yaitu : Tidak Mengerti bila jumlah skor
RSUD Kota Tasikmalaya pada penyakit
24-30 poin, kurang mengerti adalah umlah
typoid, stroke, trauma abdomen, hepatitis,
skor 17-23 poin, mengerti adalah jumlah
diabetes
osteomelitis,
skor 10-16 poin. Untuk Observasi terdiri
gastrointestinal, trauma tulang belakang,
dari beberapa stadium yaitu : Stadium I
post operasi laparatomy dan post operasi
artinya ulserasi terbatas pada epidermis
craniotomy dengan lama bedrest total
dan dermis dengan eritema pada kulit.
selama lebih dari 3 hari. Penarikan sampel
Penderita dengan sensibilitas baik akan
non probability sampling adalah tekhnik
mengeluh nyeri, stadium ini biasanya
pengambilan
tidak
reversible dan dapat sembuh dalam 5-10
memberikan peluang yang sama dan
hari, Stadium II artinya ulserasi mengenai
setiap anggota populasi, yang bertujuan
dermis, epidermis dan meluas ke jaringan
tidak untuk generalisasi yang berasas pada
adiposa terlihat eritema dan indurasi.
mellitus,
sampel
dengan
dan
pedoman
observasi,
121
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15
Penelitian
ini
menggunakan
hari, Stadium III artinya uerasi meluas
univariate dan bivariate.
analisis
sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot HASIL DAN PEMBAHASAN
sudah mulai terganggu dengan adanya
Analisis Univariat
edema dan inflamasi, infeksi akan hilang
Berdasarkan hasil penelitian yang
struktur fibril. Biasanya sembuh dalam 3-8
dilakukan terhadap Pasien di RS tentang
minggu, Stadium IV artinya ulserasi dan
hubungan tingkat pengetahuan keluarga
nekrosis meluas mengenai fasia, otot serta
klien
sendi. Dapat sembuh dalam 3-6 bulan. Uji
dekubitus
bedrest total di RSUD Kota Tasikmalaya
reabilitas. Analisis data merupakan bagian
adalah sebagai berikut :
yang sangat penting untuk mencapai
Gambaran Pengetahuan Keluarga Klien
tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab penelitian
pencegahan
terhadap kejadian dekubitus pada pasien
instrumen terdiri dari uji validitas dan uji
pertanyaan-pertanyaan
tentang
tentang Pencegahan Dekubitus di RSUD
yang
dr. Soekardjo Tasikmalaya Tahun 2014
mengungkap fenomena (Nursalam, 2008)
Table 4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan keluarga klien tentang pencegahan decubitus di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya Tahun 2014 Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Persentasi
Tidak mengerti Kurang mengerti Mengerti Jumlah
27 4 0 31
87% 23% 0% 100%
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
(87%) dan tidak ada yang mengerti
distribusi frekuensi responden tentang
tentang decubitus.
tingkat
pengetahuan
keluarga
klien
tentang pencegahan decubitus sebagian besar tidak mengerti sebanyak 77 orang
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga klien tentang kejadian dekubitus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Table 4.2 Gambaran Pengetahuan Keluarga Klien tentang Kejadian Decubitus Di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tingkat pengetahuan
Kejadian Dekubitus Tidak ada
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
Mengerti
0
0
0
0
0
Kurang mengerti Tidak mengerti
2 9
2 15
0 1
0 1
0 1
122
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
distribusi
tentang
frekuensi
pengetahuan
Untuk
responden
keluarga
tingkat
mengetahui
pengetahuan
hubungan
keluarga
klien
klien
tentang pencegahan dekubitus terhadap
sebagian
kejadian dekubitus pada pasien bedrest
besar tidak mengerti 27 orang (87,1%),
total di RSUD Kota Tasikmalaya dengan
kurang mengerti 4 orang (12, 9%) dan
melakukan
yang tidak mengerti sama sekali tidak ada.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
tentang kejadian dekubitus
pendekatan
tabulasi
silang
Tabel 4.3. Tabulasi silang antara Pengetahuan Keluarga Klien tentang Pencegahan Dekubitus terhadap Kejadian Dekubitus di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2014 Kejadian Dekubitus Pencegahan Dekubitus
Tidak Ada
Stadi um I
Stadi um II
Stadi um III
Stadi um IV
Tidak Mengerti
9
15
1
1
1
27
87,1%
Kurang Mengerti
2
2
0
0
0
4
12,9%
Mengerti
0
0
0
0
0
0
0%
11
17
1
1
1
31
100%
value
= 0,045
Total
2
= 4,020 = 0,05
Pada tabel 4.3 diketahui bahwa
keluarga
klien
tentang
pencegahan
jika pengetahuan keluarga klien tentang
dekubitus terhadap
pencegahan
pada pasien bedrest total di RSUD Kota
decubitus
tidak
mengerti
maka akan terdapat kejadian decubitus pada
keluarga
pengetahuan
tersebut
keluarga
87,1%, klien
kejadian dekubitus
Tasikmalaya Tahun 2014.”.
jika
kurang
mengerti tentang pencegahan decubitus
Pembahasan
1.
Gambaran
pengetahuan
keluarga
maka akan terdapat kejadian decubitus
klien tentang pencegahan decubitus
sebanyak 12,9%, dan jika pengetahuan
di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun
keluarga
2014.
klien
tentang
pencegahan
decubitus telah mengeti maka kejadian decubitus 0%.
bahwa
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan chi square diperoleh bahwa value
sebesar
Hasil penelitian menunjukkan
(0,045)
lebih
kecil
mengerti
sebagian tentang
besar
tidak
pencegahan
decubitus sebanyak 27 orang (87%). Hasil temuan dari penelitian
dibandingkan dengan nilai alpha (), yaitu
bahwa kejadian decubitus salah
0,045 < 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha
satunya terjadi karena faktor
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ketidaktahuan keluarga klien
terdapat hubungan tingkat pengetahuan
tentang pencegahan decubitus. 123
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Untuk mencegah terjadinya luka
besar
tekan ini pasien yang mengalami
perawatan kulit, penggunaan alat
immobilisasi harus diubah-ubah
atau
posisinya (miring kanan-kiri)
lingkungan
sekitar setiap dua jam.
pendidikan kesehatan (Basta, 1991;
Menurut Doh (1993) dalam
meliputi
sarana
mobilisasi,
dan
penataan
perawatan
serta
Mc. Farland, 1993; Bell & Mathew,
Martin (1997) jika aliran darah
1993;
Ortwitch,
1995
dalam
terputus lebih dari 2-3 jam, maka
Noviaestari, 1997) serta pemenuhan
kulit akan mati, yang dimulai pada
kebutuhan cairan dan nutrisi yang
lapisan kulit paling atas (epidermis).
adekuat (Kozier, 1991)
Penyebab dari berkurangnya aliran
Uraian di atas menjelaskan
darah ke kulit adalah tekanan. Jika
bahwa jika klien ataupun keluarga
tekanan menyebabkan terputusnya
klien
aliran
pencegahan decubitus maka tidak
darah,
mengalami
maka
kulit
kekurangan
yang
oksigen
yang
akan
tidak
mengetahui
melakukan
tindakan
pada mulanya akan tampak merah
pencegahan
dan meradang lalu membentuk luka
sehingga besar kemungkinan akan
terbuka
menyebabkan decubitus.
(ulkus).
Gerakan
yang
normal akan mengurangi tekanan
2.
decubitus
Gambaran
Pengetahuan
sehingga darah akan terus mengalir.
tentang
Kejadian
Kulit juga memiliki lapisan lemak
RSUD
Dr.
yang berfungsi sebagai bantalan
Tasikmalaya
pelindung terhadap tekanan dari luar.
1993
untuk
merubah
distribusi
gambaran
seseorang seperti harapan klien
RSUD
dr.
ataupun
Tasikmalaya
agar
di
Kota
frekuensi
pengetahuan kejadian
klien
Dekubitus
Soekardjo
tentang
keluarga
perilaku
Klien
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Menurut Notoatmodjo tahun
tersebut
klien
dekubitus
soekardjo
di
Kota
yaitu menunjukan
melakukan pencegahan decubitus
bahwa keluag klien yang tidak
maka
mengerti jenis kejadian decubitus
seseorang
melangkahi
3
tersebut tahapan
harus dari
6
tahapan proses pengetahuan yaitu
sebanyak 27 orang (87,1%). Hasil
temuan
dilapangan
seseorang harus mengetahui tentang
menjelaskan bahwa keluarga klien
decubitus, memahami permasalahan
tidak mengetahui tentang kejadian
decubitus dan mengaplikasikannya.
decubitus,
Upaya pencegahan dekubitus
dari
ciri-ciri
sampai
masuk kepada stadium decubitus.
menurut berbagai ahli secara garis 124
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Menurut Notoatmodjo (2002)
Hasil
temuan
dilapangan
bahwa
dengan
pengetahuan dapat diperoleh
didapat
melalui beberapa faktor yang dapat
ditemukannya
digolongkan menjadi dua bagian
keluarga
yaitu cara tradisional dan cara
pencegahan dan kejadian decubitus
modern, tidak hanya perawat yang
tentunya
harus tahu tentang kejadian
peningkatan kasus decubitus.
decubitus tetapi klien dan keluarga
kenyataan tidak
akan
banyak
mengetahui
mengakibatkan
Sejalan dengan ini bahwa
klien pun harus mengetahuinya
dengan
sehingga dapat melakukan deteksi
mengenai penyakit yang dialami
dini kejadian decubitus.
atau yang akan terjadi sangatlah
Menurut Nursalam (2008)
penting
pemberian
pengetahuan
sehingga klien
ataupun
kejadian yang dapat ditimbulkan
keluarga klien akan melakukan
dari imobilisasi mempunyai ciri-ciri
tindakan sesuai harapan perawat.
nyeri, Kelemahan otot, Atropi Otot,
Dalam
penelitian
Kerusakan jaringan kulit
dijelaskan
(dekubitus) dan g angguan nutrisi.
seseorang dapat dipengaruhi oleh
Hubungan tingkat
bahwa
ini
pengetahuan
perilaku
terhadap
atau
objek.
suatu
pengetahuan keluarga klien tentang
stimulus
Tingkat
pencegahan dekubitus terhadap
pengetahuan seseorang cenderung
kejadian dekubitus pada pasien
berpengaruh positif terhadap sikap
bedrest total di RSUD Kota
dan perilaku yang sesuai. Perilaku
Tasikmalaya.”
mungkin tidak dapat berubah secara
Hasil perhitungan terhadap
langsung sebagai respons terhadap
penelitian dengan menggunakan chi
pengetahuan tapi efek kumulatif
square diperoleh
bahwa
value
dari peningkatan kesadaran (Depkes
sebesar
lebih
kecil
RI, 2001).
(0,045)
dibandingkan dengan nilai alpha
Pengetahuan
merupakan
(), yaitu 0,045 < 0,05. Maka Ho
domain yang sangat penting untuk
ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
terbentuknya tindakan seseorang.
disimpulkan
terdapat
Namun tingkat pengetahuan yang
pengetahuan
baik belum tentu diikuti oleh sikap
keluarga klien tentang pencegahan
dan perilaku yang baik. Karena
dekubitus
menurut
hubungan
bahwa tingkat
terhadap
kejadian
Notoatmodjo
(2003)
dekubitus pada pasien bedrest total
sebelum orang mengadopsi perilaku
di RSUD Kota Tasikmalaya.”
baru di dalam diri orang tersebut terjadi
proses
yang
berurutan 125
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
sehingga terbentuk suatu perilaku
Diharapkan dapat mengevaluasi
baru
semua
yaitu
dalam
mencegah
kejadian decubitus. KESIMPULAN DAN SARAN
disimpulkan
dilakukan,
membuat
kebijakan
untuk
perbaikan
yang
bahwa
keluarga
di
Gambaran
dan
klien
tentang
melakukan
Diharapkan dapat meneliti lebih lanjut
bahwa sebagian besar tidak mengerti
mengenai
upaya
peningkatan kesehatan klien dan
tentang pencegahan decubitus sebanyak
upaya
27 orang (87%), Gambaran Pengetahuan
pencegahan
kejadian
lainnya
selama
penyakit
Klien tentang Kejadian Dekubitus di
perawatan.
RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
meningkatkan
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi klien
untuk
3. Peneliti
Tasikmalaya Tahun 2014 menunjukkan
pengetahuan
RSU
pelayanan paripurna.
pencegahan decubitus di RSUD Kota
gambaran
telah
melibatkan peran serta semua unit
Hasil penelitian yang telah dilakukan
pengetahuan
yang
berkesinambungan
Kesimpulan
dapat
kegiatan
pengetahuan
dan
keterampilan bidan.
tentang
kejadian dekubitus di RSUD dr. soekardjo
DAFTAR PUSTAKA
Kota Tasikmalaya
Denim.2003.sejarah dan metodologi riset
yaitu menunjukan
bahwa keluag klien yang tidak mengerti
keperawatan, Jakarta, EGC
jenis kejadian decubitus sebanyak 27
Nursalam. 2003 konsep dan penerapan
orang (87,1%) tingkat
dan terdapat hubungan
pengetahuan
keluarga
metodologi
klien
tentang pencegahan dekubitus terhadap
penelitian
keperawatan. salemba Jakarta Notoatmodjo. 1997 prinsip-prinsip ilmu
kejadian dekubitus pada pasien bedrest
kesehatan
masyarakat.
total di RSUD Kota Tasikmalaya.”
cipta Jakarta
rineka
Arikunto. 2002. prosedur penelitian suatu
Saran
1. Bagi Perawat Ruangan Diharapkan
melakukan
pendekatan praktek edisi 5. rineka asuhan
keperawatan yang komprehensif mencakup
cipta Jakarta Nursalam. 2008 konsep dan penerapan
bio-psiko-sosio-
metodologi
penelitian
spiritual melalui upaya preventif,
keperawatan.
Salemba
promotif,
maret 2008. edisi 2
kuratif
rehabilitative. 2. Bagi Rumah Sakit
dan Jurnal
universitas
Indonesia.
ilmu medika.
2010
pengaruh posisi miring 30 derajat terhadap
kejadian
luka
tekan 126
J urnal Kesehatan Bakti Tunas H usada Volume 12 No 1 Agustus 2014
grade 1(non blanchabe erythema)
Jurnal
kesmadaska.
2010
hubungan
pada pasien stroke di siloam
tingkat pengetahuan dan sikap
hospitalis.
fakultas
ilmu
dengan perilaku perawat dalam
keperawatan
program
pasca
upaya pencegahan dekubitus di
keperawatan
rumah sakit cakra husada klaten
sarjana
ilmu
peminatan keperawatan medikal
volume 1.
bedah. Depok
127