Terimakasih….
Penetapan Besi(II)
Sejumlah larutan yang mengandung besi (II) di asamkan, kemudian di tetrasi oleh larutan Kalium Dikromat dengan bantuan indicator Natrium Difenilaminasulfonat sampai terjadi perubahan warna menjadi biru violet.
Penetapan Kromium Dalam Suatu Garam Kromium(III)
Dalam jmlah tertentu garam Kromium (III) dioksidasikan oleh Dikromat dengan bantuan indicator asam N-Fenilantranilat sampai terjadi perubahan warna menjadi merah violet.
Catatan
Bobot ekivalen adalah 294, 18/6, atau 49,03.
Larutan indicator dibuat dengan melarutkan 0,3g garam natrium dalam 100ml air. Jika digunakan garam barium, larutkan 0,3g dalam 100ml air panas, tambahkan larutkan natrium sulfat 0,1 M berlebih, dan biarkan larutan sampai barium sulfat mengendap , lalu di saring atau dekantasikan larutan.
Prinsip kristal dikromat
Pembuatan Larutan Kalium Dikromat 0,1N
Timbang dengan tepat sekitar 4,9g Kalium Dikromat murni yang sudah dipanaskan dalam oven pada suhu 1400 – 1500C. Larutkan sampel dalam air di dalam beker 400ml dan pindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu volumetric 1 liter. Encerkan sampai tanda dan campur baik-baik larutan itu.
Standarisasi Larutan Kalium Dikromat 0,1 N Terhadap Besi
Dalam jumlah tertentu larutan besi di asamkan dengan cara mereduksikan ion besi(III) dengan timah(II) klorida lalu larutan di bilas ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. sekarang tambahkaan 250ml air, 5ml asam sulfat pekat, 5ml asan fosfat 85%, dan 8 tetes indicator Natrium Difenilaminasulfonat atau asam N-Fenilantranilat. Titrasikan perlahan-lahan dengan larutan dikromat dengan mengaduk labu tersebut dengan konstan. Larutan menjadi hijau, karena reaksi menghasilkan ion kromium(III). Bentuk teroksidasi indicator itu berwarna ungu atau lembayung. Dengan dihampirinya titik akhir, yang ditandai olh warna ungu sekejap, tambahkan dikromat itu setetes demi setetes sampai warna berubah secara permanen menjadi ungu. Pada saat TE mekanisme kawat besi sama dengan mekanisme Kalium Dikromat, sehingga konsentrasi dapat di hitung.
Jika menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
Adding hydroxide ions
remove these hydrogen ions
2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O
And the equilibrium moves to the left to replace them
Jika menambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
Adding hydrogen ions foroes the position of equilibrium to the right.
2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O
Penggunaan Kalium Dikromat
sebagai agen pengoksidasi pada kimia organic. Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik.
Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:
· Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
· Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
· Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat;
Keuntungan :
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan stabil yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan ini tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion klorida tidak berada pada konsentrasi yang sangat tinggi).
kalium dikromat(VI) tidak cukup kuat sebagai agen pengoksidasi, sehingga tidak akan mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium dikromat(VI).
Kerugian :
Kerugian yang paling utama adalah pada perubahan warna.
Larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat dimasukkan ke dalam reaksi, dan tidak dapat dideteksi perubahan warna ketika dituangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat.
Dengan larutan kalium dikromat(VI) dapat menggunakan indikator terpisah, dikenal dengan redox indicator. Warna berubah melalui kehadiran agen pengoksidasi.
Berikut beberapa contoh indikator – seperti difenil sulfonat.
Sampel dan Contoh soal
Zeolit adalah mineral dari alumina silikat yang terstuktur 3 dimensi yang berbentuk tetrahedron (sp3).
Kandungan Zeolit :
SiO2
66,49 %
Al2O3
13,44 %
Fe2O3
1,75 %
K2O
1,18 %
TiO2
1,40 %
MgO
1,67 %
CaO
2, 07 %
Na2O
0,87 %
Data Pengamatan :
Data Penimbangan Zeolit
Tabel Titrasi
Persamaan Reaksi :
2FeCl3 + SnCl2 --> 2FeCl2 + SnCl4
SnCl2 + 2HgCl2 --> Hg2Cl2 + SnCl4
K2Cr2O7 + 7H2SO4 + 6FeSO4 --> Cr2(SO4)3 + 7H2O + 3Fe2(SO4)3
Fe3+ + H3PO4 --> [Fe(HPO4)]- + 2H+
Massa Alat + Zat
1,1540 gram
Massa Alat
0,4031 gram
Massa Zat
0,7509 gram
Titrasi
1
2
Skala Akhir
3,50 ml
3,50 ml
Skala Awal
0,00 ml
0,00 ml
Volume
3,50 ml
3,50 ml
Warna Titik Akhir
Ungu
Ungu
Perhitungan kadar Fe
Mek Fe = mek K2Cr2O7
= [K2Cr2O7] x volume K2Cr2O7
= 0,05 N . 3,50 ml
= 0,175 mek
Massa Fe = mek Fe x BE Fe x pengenceran
= 0,175 mek x 56 x 250/25
= 98 mg = 0,0980 gram
% Fe = massa Fe/massa sample x 100%
= 0,0098 / 0,7509 x 100%
= 13,05 %
% Fe2O3 = Mr Fe2O3 / 2 Ar Fe x %Fe
= 160 / 112 x 13,05%
= 18,64 %
KESETIMBANGAN KROMAT(VI)-DIKROMAT(VI)
Ion dikromat(VI) yang berwarna jingga, Cr2O72-, sedangkan ion kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.Perubahan antara keduanya adalah sesuatu hal yang mudah.
Jika menambahkan asam sulfat encer pada larutan yang berwarna kuning maka larutan tersebut akan berubah menjadi berwarna jingga. Dan jika menambahkan natrium hidroksida ke dalam larutan jingga maka larutan tersebut berubah menjadi kuning.
Reaksi kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah
2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O
Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator.
Dikromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks
Dalam reaksinya terjadi perpindahan elektron atau perubahan bilangan oksidasi. Seperti yang diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi redoks dapat dilihat dari 2 hal berikut :
1. Terjadi perubahan bilok (bilangan oksidasi).
2. Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal ini, kalium dikromat selain berfungsi sebagai bahan baku juga sebagai oksidator).
DIKROMATOMETRI
Kesimpulan
K2Cr2O7 adalah zat yang stabil sehingga tidak perlu perlakuan khusus dalam penyimpanannya. Dikromatometri adalah analisis titrimetric dengan menggunakan larutan standar K2Cr2O7 . K2Cr2O7 bersifat oksidator akan tetapi lebih lemah dari KMnO4, K2Cr2O7 bhanya bersifat oksidator dalam suasana asam.
Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ oleh SnCl2 berlebih, kelebihan SnCl2 dioksidasi oleh HgCl2 membentuk SnCl4dan endapan putih Hg2Cl2, lalu Fe2+ dititrasi dengan K2Cr2O7 standar dengan menggunakan indicator Na-difenilaminsulfonat sampai TA. Pada saat Te, mek Fe2+ = mek K2Cr2O7 sehingga kadar Fe Total dapat dihitung
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
12/10/2017
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
12/10/2017
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
12/10/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
12/10/2017
#