DIAGNOSIS BANDING BATUK
DIAGNOSIS
MANIFESTASI KLINIS
1. Tuberkulosis
Gejala umum:
•
Berat badan turun atau melnutrisi tanpa sebab
•
yang kelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penangan penanganan an gizi gizi
badan badan tidak naik dengan dengan adekuat adekuat Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas,
•
dapat disertai keringat malam Pembesara Pembesaran n kelenjar kelenjar limfe superfisialis superfisialis yang
•
Uji tuberkulin
Dika Dikata taka kan n (+) (+) bila bila indur induras asii ≥10m ≥10mm m (BCG scar -), ≥15mm (BCG scar +) •
Anorek Anoreksia sia denga dengan n gagal gagal tumbuh tumbuh dan berat berat
•
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Reaksi cepat BCG
Bila dalam dalam penyu penyuntik ntikan an BCG terjad terjadii reak reaksi si cepa cepatt beru berupa pa keme kemera raha han n dan dan indurasi ≥ 5mm (dalam 3-7 hari) maka dicurigai telah terinfeksi Myco terinfeksi Mycobacte bacterium rium tuberculosis
tidak tidak sakit, sakit, biasan biasanya ya multipl multiple, e, paling paling sering sering di
•
Lab:
daerah leher, axilla dan inguinal.
mung mungki kin n
LED
meningkat,
limfo limfosit sitos osis, is,
•
Batuk lama > 3 minggu
lekositosis ringan
•
Diare Diare persist persisten en yang yang tidak tidak sembuh sembuh denga dengan n
•
Radiologi: Radiologi: milier, milier, atelektasis, atelektasis,
infiltrat dengan pembesaran kelenjar
pengobata pengobatan n diare
hilus atau paratrakea paratrakeal, l, konsolidasi konsolidasi
Gejala spesifik: 1.
TBC ku kulit/skofuloderma
(lobus), kalsefikasi, kavitas
2.
TBC tulang dan sendi
•
•
anem anemia ia,,
Tulang Tulang punggung punggung (spondilitis) (spondilitis)::
Pemeriksaan BTA dari sputum
gibbus Tulang
•
panggul
(koksitis):
pincang Tulang lutut: pincang dan/atau
•
bengkak Tulang kaki dan tangan
•
3. •
TBC otak dan saraf Meningitis
Dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah, penurunan kesadaran 4.
2. Asma
•
Gejala mata
•
Konjungtivitis plyctenularis
•
Tuberkel
koroid
funduskopi) Batuk hebat,
hiperinflasi, interkostal,
(hanya
sesak,
ekspirasi
terlihat
dada
dengan
mengembang,
memenajang,
otot-otot
supraklavikuler,
sternokleidomastoideus ikut bergerak •
Suara mengi, ronki kering, ronki basah sedang
dan
•
Radilogi: emfisema paru
•
Menentukan
faktor
pencetus:
alergen:
inhalan,
dingin •
Menentukan
makanan,
obat-obatan,
suntikan,
sengatan •
Cara
pemeriksaan:
uji
kulit
(Scratch,
prick,
intradermal),
eliminasi-provokasi alergen, lain3. Pneumonia
•
Batuk, sesak nafas yang timbul tidak mendadak,
demam
lain (IgE, hitung eosinofil,dll) Lab: lekosit ↑, shif to the left •
•
Analisis gas darah: pO2 ↓ (ada
•
Dispneu, takipneu, nafas cuping hidung, sianosis
hipoksia), asidosis (respiratoir)
•
Retraksi dinding dada, perkusi sonor sampai
•
Radiologi:
bervariasi
dari
redup relatif, suara nafas vesikuler atau bronkial,
infiltrat ringan sampai bercak merat
ronki basah halus nyaring atau krepitasi
kedua
lapangan
paru
(bronkopneumonia), sarang-sarang infiltrat
setempat
bisa
berkonsolidasi sehingga memberi 4. Bronkitis akut
•
Terdiri dari 3 stadium: 1.
Stadium prodormal: 1-2 hari demam dan
gejala saluran pernapasan bagian atas. Gejala ini sering tidak nyata 2.
Stadium trakeobronkial: 4-6 hari, demam
biasanya tidak tinggi, batuk mula-mula non produktif kemudian timbul ekspektorasi (mulamula kering kemudian menjadi berdahak). Pada
bayangan lebih padat (masif) Lab: tidak ada yang spesifik •
•
Radiologi:
spesifik
tidak
ada
yang
anak besar sering purulen, pada anak kecil usaha untuk mengeluarkan sekret yang lengket dan kental dapat merangsang muntah, sekret yang tertelan dapat sebabkan muntah 3.
Stadium rekonvalesen: panas turun, batuk
berkurang kemudian sembuh. Pada stadium ini dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri •
Nyeri dada waktu batuk bila batuk berat
•
Gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring
•
Faring hiperemis bisa juga nampak
•
Ronki basah kasar merupakan tanda khas radang
di bronkus: bila lendir banyak dan tidak terlalu 5. Pertusis
lengket Kontak dengan penderita pertusis •
•
Terdiri dari 3 stadium: 1.
Stadium kataral: panas tidak tinggi, pilek,
•
Lab: lekositosis
•
Preparat
tenggorok: Bordetella pertusis (+)
konjungtiva merah, lakrimasi, batuk ringan
•
2.
toksin pertusis
Stadium paroksismal: batuk makin hebat
terutama malan hari menimbulkan Whoop diakhiri muntah, muka merah atau sianosis, mata menonjol,
lakrimasi,
lidah
menjulur,
apus
IgG
terhadap
hipersalivasi, apatis 3.
Stadium konvalesens: batuk berkurang,
muntah
berkurang, perdarahan
dapat terjadi ronki difus
konjungtiva,