BAB I PENDAHULUAN
Dendrologi menurut Harlow dan Harrar (1969) didefinisikan sebagai: Ilmu Ilmu yang yang memp mempel elaj ajar arii tent tentan ang g poho pohon n atau atau ilmu ilmu yang yang memp mempel elaj ajar arii takson taksonomi omi tumbuh tumbuhan an berkay berkayu u termas termasuk uk pohon, pohon, perdu perdu dan liana. liana. Taks Takson onom omii
memp mempel elaj ajar arii
klas klasif ifik ikas asi, i,
tata tatana nama ma
(nom (nomen encl clat atur ure) e)
dan dan
identifikasi obyek-obyek yang bersifat alami. Berkait dengan sifatnya yang alami maka dendrologi tidak sekedar mempelajari hal-hal yang bersifat morf morfol olog ogis is teta tetapi pi juga juga memp mempel elaj ajar arii penyeb penyebara aranny nnya. a. Dengan Dengan demik demikian ian
habi habita tatt
suat suatu u poho pohon n dan dan
lingku lingkup p ilmu ilmu penget pengetah ahuan uan yang
dipelajari meliputi lapangan lapangan dan laboratorium. laboratorium. Dengan acuan definisi dendrologi seperti di atas, maka ada beberapa istilah yang perlu dikenal definisinya terlebih dahulu agar batasannya menjadi jelas dan tidak ipertentangkan pada bahasan-bahasan selanjutnya. Beberapa istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Klasifikasi: Klasifikasi: peny penyus usun unan an bers bersis iste tem m dala dalam m kelo kelomp mpok ok atau atau golo golong ngan an menurut kaidah atau standar yang ditetapkan (Kamus Bahasa Indonesia).
Klasifikasi: Klasifikasi: penggolongan menurut jenis (A Glossary of Botanic Terms)
Nomenclature: Nomenclature: tata nama: nama: perangkat peraturan penamaan dalam ilmu (botan (botani) i) besert beserta a kumpul kumpulan an nama nama yang yang dihasi dihasilka lkanny nnya a (Kamus (Kamus Bahasa Bahasa Indonesia).
Identifikasi: Identifikasi: proses proses penge pengenal nalan/ an/pen penent entuan uan karakt karakteris eristik tik obyek obyek (alam (alami) i) (Kamus Bahasa Indonesia).
Pohon: Pohon: tumbuh tumbuhan an yang yang mempun mempunyai yai akar, batang batang dan tajuk tajuk yng jelas jelas dengan tinggi minimum 5 m (Dengler)
Pohon: Pohon: tumbuhan berkayu yang mempunyai satu batang pokok yang jelas serta tajuk yang bentuknya jelask, yang tingginya tidak kurang dari 8 feet (Baker)
Pohon: Pohon: tumbuhan berkayu yang berumur tahunan dengan batang utama tunggal yang jelas (PROSEA)
1
Perdu: Perdu: tumbuhan berkayu yang bercabang-cabang tumbuh rendah dekat deng dengan an perm permuk ukaa aan n tana tanah h dan dan tida tidak k memp mempun unya yaii bata batang ng yang yang tega tegak k (Kamus Bahasa Indonesia).
Perdu: Perdu: tumbuh tumbuhan an berka berkayu yu yang yang memil memiliki iki strukt struktur ur lebih lebih kecil kecil dari dari pada pada pohon (A Glossary of Botanic Terms)
Perdu: Perdu: tumb tumbuh uhan an berk berkay ayu u yang yang berc bercab aban ang g dari dari pang pangka kaln lnya ya,, semu semua a cabang setara (PROSEA)
Herba: Herba: tumbuhan (pendek, kecil) yang mempunyai batang basah karena meng mengan andu dung ng bany banyak ak air air dan dan tida tidak k memp mempun unya yaii kayu kayu (Kam (Kamus us Baha Bahasa sa Indonesia).
Herba: Herba: tumbuhan yang tidak memiliki batang berkayu di atas permukan tanah.
Liana: tumb tumbuh uhan an berk berkay ayu u yang yang hidu hidup p deng dengan an cara cara meli melili litt bata batang ng tumbuhan lainnya.
Ruang lingkup Dendrologi •
Mengenal Mengenal karakterist karakteristik/sif ik/sifat at morfologi morfologi pohon: pohon: habitus, habitus, batang, batang, tajuk, tajuk, kulit batang, kayu, getah, getah, daun, bunga, bunga, buah, biji.
•
Persebaran jenis
•
Habitat/ekologi
•
Manfaat: komersil/non komersil
• Anatomi kayu •
Mengenal klasifikasi tumbuhan
•
Kunci determinasi.
•
Koleksi
•
Herbarium
Peranan dendrologi dalam kehutanan Seti Setiap ap ilmu ilmu yang yang dipe dipela laja jari ri past pastil ilah ah memi memilik likii arti arti bagi bagi kehi kehidu dupa pan n manusia di muka bumi ini, begitu juga dengan dendrologi. Meskipun secara keilmuan dendrologi dekat sekali dengan ilmu murni seperti halnya taksonomi, namun ternyata dendrologi memiliki arti sangat penting di bidang kehutanan.
2
•
Penge Pengenal nalan an jenis, jenis, dengan dengan penge pengetah tahuan uan tentan tentang g ciri-c ciri-ciri iri morfol morfologi ogis s yang telah dipelajari dalam ilmu ini, maka dendrologi sangat berperan dalam menentukan antara lain jenis-jenis pohon komersial dan non komersial.
•
Ekol Ekolog ogi, i, misa misaln lnya ya untu untuk k dapa dapatt memi memili lih h jeni jenis s yang yang tepa tepatt untu untuk k dike dikemb mban angk gkan an peng penget etah ahua uan n
dala dalam m
suat suatu u
kawa kawasa san, n,
erat erat
kait kaitan anny nya a
deng dengan an
apak apakah ah habi habita tatt
kawa kawasa san n
ters terseb ebut ut sesu sesuai ai deng dengan an
sifat/kebutuhan satu jenis pohon untuk tumbuh dan berkembang. •
Inventarisasi/cruising Inventarisasi/cruising , kegiatan ini sangat sangat mengandalkan mengandalkan kemampuan seseorang untuk mengenali setiap jenis pohon yang ada di wilayah kerjanya agar dapat mengetahui potensinya secara tepat.
•
Pemuliaan, hasil yang optimal pada kegiatan pemuliaan akan dicapai apabila pengetahuan tentang jenis dan sifat-sifatnya dapat diketahui dengan pasti. Kesalahan yang fatal dapat terjadi jika misalnya terjadi kekeliruan mengenal jenis tanaman sehingga 2 tanaman yang akan disilangkan berbeda karakter genetiknya (contoh: berbeda genus atau species).
•
Biosis Biosistem temati atik, k,
ilmu ilmu ini antara antara lain lain mengem mengemban bangka gkan n penge pengetah tahua uan n
tentan tentang g takson taksonomi omi secara secara moleku molekuler ler.. Untuk Untuk bisa bisa mempel mempelaja ajarin rinya ya dengan baik dan benar maka pengetahuan tentang anatomi tumbuhan sedik sedikit it banyak banyak diperl diperluka ukan, n, selain selain itu juga juga diperl diperluka ukan n penget pengetahu ahuan an tentang populasi suatu jenis (contoh) dan sebagainya. •
Landscape, Landscape , untu untuk k dapa dapatt mena menata ta area areall deng dengan an baik baik dipe diperl rluk ukan an penge ngetahu tahua an
ten tentan tang
arsit rsite ektur ktur
pohon hon
yang ang
mel meliput iputii
bent bentu uk
percabangan, struktur batang, bentuk tajuk dan sebagainya. •
Konservas Konservasi, i, pengetahu pengetahuan an tentang tentang jenis sangat sangat diperlukan diperlukan misalnya misalnya saja pada suatu kasus pencarian jenis-jenis tumbuhan langka untuk dikonservasi.
•
dan masih banyak lagi contoh tentang peranan dendrologi.
3
BAB II MORFOLOGI BAGIAN VEGETATIF
Daun (folium (folium)) adalah bagian dari tubuh tumbuhan yang merupakan alat vegetatif berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan tersebut. Fungsi daun dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: 1. Alat fotosintes fotosintesa/pen a/pengolah golahan an zat-zat zat-zat makan makanan an 2. Alat Alat transp transpiras irasi/p i/peng enguap uapan an air air 3. Alat Alat respir respirasi asi/pe /perna rnafas fasan an 4. Alat resorpsi/p resorpsi/penga engambila mbilan n zat-za zat-zatt makan makanan an Berdas Berdasark arkan an bagia bagian-b n-bagi agiann annya ya,, daun daun dapat dapat dibagi dibagi menjad menjadii 2 yaitu yaitu daun daun lengka lengkap p dan daun daun tidak tidak lengka lengkap. p. Daun Daun dikata dikatakan kan lengka lengkap p apabil apabila a memiliki helaian, tangkai dan pelepah. pelepah. Contohnya pada bambu (Bambusa ( Bambusa sp.). Sedangkan jika ada salah satu atau lebih bagian daun yang tidak ada maka maka daun daun terseb tersebut ut dikata dikatakan kan tidak tidak lengka lengkap. p. Daun Daun tidak tidak lengka lengkap p dapat dapat berupa daun yang hanya memiliki: 1. Tangkai dan helaian saja, contoh: Meranti (Shorea (Shorea spp.) 2. Pelepah dan helaian saja, contoh: Jagung (Zea (Zea mays) mays) 3. Helaian tanpa pelepah dan tangkai, contoh: Tempuyung (Sonchus ( Sonchus oleraceus) oleraceus) 4. Tangkai saja, umumnya bila terjadi hal ini tangkai menjadi pipih dan melebar sehingga menyerupai helaian. Daun semu seperti ini sering disebut dengan filodia. filodia. Contoh: Acacia Contoh: Acacia spp. spp.
4
Selain ketiga bagian di atas, daun pada tumbuhan seringkali memiliki alat tambahan atau alat pelengkap yang dapat berupa: 1. Daun penumpu penumpu (stipula), stipula), biasan biasanya ya berupa berupa sepasa sepasang ng organ organ yang yang menye menyerup rupai ai daun daun kecil kecil terlet terletak ak di pangka pangkall tangka tangkaii daun, daun, berfun berfungsi gsi untuk melindungi kuncup daun. 2. Selaput Selaput bumbung bumbung (ochrea), ochrea), beru berupa pa sela selapu putt tipi tipis s yang yang menu menutu tup p (melingkari) pangkal ruas batang, fungsinya hampir sama dengan daun penumpu yaitu melindungi kuncup daun 3. Lidah-lidah (ligula) ligula) selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara pelepah dan helaian daun, fungsinya untuk mencegah air hujan agar tidak masuk ke dalam ketiak daun. Umumnya lidah-lidah ini ada pada tumbuhan rumput (Poaceae (Poaceae). ). Berdasarkan letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi: 1. Daun penumpu bebas (stipulae liberae) liberae) 2. Daun penumpu melekat pada kanan kiri pangkal daun (stipulae adnatae) adnatae) 3. Daun penumpu berlekatan menjadi satu berada di dalam ketiak daun (stipula intrapetiolaris) intrapetiolaris) 4. Daun Daun penump penumpu u berlek berlekata atan n menjad menjadii satu, satu, berada berada berha berhadap dapan an (melingkari) dengan tangkai daun (stipula antidroma) antidroma) 5. Daun penumpu antar tangkai daun (stipula interpetiolaris) interpetiolaris)
A. Daun tunggal Daun tunggal adalah daun yang hanya memiliki satu helaian pada satu tangkai daun. Sifat-sifat daun tunggal yang harus diperhatikan adalah: 1. Bentu Bentuk k daun/ daun/ba bangu ngun n daun daun 2. Ujung da daun 3. Pangk ngkal dau daun n 4. Tepi Tepi hela helaia ian n daun daun 5. Pert Pertul ulan anga gan n daun daun 6. Dagi Daging ng/k /ket eteb ebal alan an daun daun 7. Perm Permuk ukaa aan n hela helaia ian n daun daun 5
1. Bent Bentuk uk/b /ban angu gun n dau daun n a. Bagian Bagian terleb terlebar ar di di tengah tengah helaian helaian daun daun 1. Bulat, Bulat, jika rasio panjang : lebar = 1 : 1 2. Perisai Perisai (peltatus) (peltatus),, bentuk bentuk daun daun bulat bulat tetapi tetapi ujung ujung tangka tangkaii daun daun menancap pada bagian tengah helaian daun 3. Jorong (ovalis/elliptic), (ovalis/elliptic), jika rasio panjang : lebar = 1,5 – 2 : 1 4. Memanjang (oblong), (oblong), jika rasio panjang : lebar = 2,5 – 3 : 1 5. Lanset, Lanset, jika rasio panjang : lebar = 3 < 5 : 1
b. Bagian Bagian terleba terlebarr di bawah bawah tengah tengah helaian helaian daun 1. Bulat telur (ovatus (ovatus)), contoh: Eucalyptus deglupta 2. Segi tiga (triangularis (triangularis)), yaitu bentuk segitiga sama kaki, contoh: Myrabilis jalapa 3. Delta (deltoideus (deltoideus)), yaitu bentuk segitiga sama sisi, contoh: Antigonon leptopus 4. Belah ketupat (rhomboideus (rhomboideus)), contoh: ujung daun Pachyrrhizus erosus 5. Jantung (cordatus (cordatus)), yaitu bentuk daun bulat telur yang pangkal daunnya berlekuk, contoh: Gmelina arborea 6. Ginjal (reinformis (reinformis)), contoh: Centella asiatica 7. Anak panah (sagittatus (sagittatus)), contoh: Sagittaria sagittifolia
6
8. Tombak (hastatus (hastatus)), yaitu bentuk anak panah yang kanan kiri tangkainya mendatar, contoh: Monochoria hastata 9. Bertelinga (auriculatus (auriculatus)), jika bagian kiri kana pangkal tangkai daun memiliki organ yang berbentuk menyerupai telinga, contoh: Campnosperma auriculata
c. Bagian Bagian terleba terlebarr di atas atas tengah tengah-teng -tengah ah helaian helaian daun 1. Bulat telur terbalik ((abovatus abovatus)), contoh: Manilkara kauki 2. Jantung terbalik (abcordatus (abcordatus)), contoh: Sida retusa 3. Pasak/segitiga terbalik (cuneatus (cuneatus)), contoh: anak daun Marsilea crenata 4. Sudip/solet (spathulatus (spathulatus)), seperti bentuk bulat telur terbalik tetapi bagian bawah memanjang, contoh Elephantopus scaber
7
d. Semu Semua a bagi bagian an sam sama a leba lebar r 1. Garis (linearis (linearis)), yaitu bentuk daun yang pipih dan sangat panjang, contoh: keluarga rumput-rumputan (Poaceae ( Poaceae)) 2. Pita (ligulatus (ligulatus)), serupa dengan bentuk garis tetapi helaiannya lebih panjang, congoh Zea mays 3. Peda Pedang ng (ensiformis) ensiformis), yait yaitu u bent bentuk uk daun daun sepe sepert rtii gari garis s teta tetapi pi hela helaia iann nnya ya lebi lebih h teba teball di bagi bagian an teng tengah ah seda sedang ng tepi tepiny nya a tipi tipis, s, contoh: Agave contoh: Agave cantala 4. Paku/dabus (subulatus (subulatus)), yaitu bentuk daun kecil, silinder, ujung runcing, kaku, contoh: Araucara contoh: Araucara cunninghamii cunninghamii 5. Jarum (acerosus (acerosus)), yaitu seperti bentuk paku tetapi lebih kecil dan panjang, contoh: Pinus merkusii
2. Ujung da daun a. Runcing Runcing (acutus) (acutus),, jika jika pert pertem emua uan n kedu kedua a tepi tepi hela helaia ian n lang langsu sung ng memben membentuk tuk sudut sudut runcin runcing g kurang kurang dari dari 90o, contoh contoh:: Eucalyptus deglupta b. Meruncing (acuminatus), (acuminatus), jika pertemuan kedua tepi helaian daun membentuk ekor sehingga lebih panjang dari yang seharusnya (bila langsung bertemu), contoh: Gmelina arborea
8
c. Tumpu Tumpull (obtus (obtusus) us),, jika jika pert perte emuan muan ked kedua tep tepi hela helaia ian n daun daun membentuk sudut tumbul atau lebih dari 90 o, contoh: Barringtonia asiatica d. Membulat (rotundatus), (rotundatus), jika jika pertem pertemuan uan kedua kedua tepi tepi helai helaian an daun daun sama sama seka sekali li tidak tidak memb memben entu tuk k sudu sudutt atau atau memb memben entu tuk k busu busur r lingkaran, contoh: Manilkara kauki e. Rompang Rompang (truncatus (truncatus)), jika jika pert pertem emua uan n kedu kedua a tepi tepi hela helaia ian n daun daun menyerupai garis rata, contoh: Anacardium contoh: Anacardium occidentale occidentale f. Terbel Terbelah ah (retus (retusu) u),, jik jika perte rtemuan muan kedua edua tep tepi helaia laian n daun membentuk lekukan, contoh: Sida retusa g. Berduri Berduri (mucronatus (mucronatus)), jika jika pert pertem emua uan n kedu kedua a tepi tepi hela helaia ian n daun daun tertutup oleh organ yang runcing dan keras seperti duri, contoh: Agave sp.
3. Pang angkal kal dau daun n a. Runc Runcin ing g
(acu (acutu tus) s),,
umumnya
terdapat
pada
daun
bentuk
memanjang, lanset dan lain-lainnya. b. Meruncing Meruncing (acuminat (acuminatus) us),, umum umumny nya a diju dijump mpai ai pada pada daun daun bent bentuk uk bulat telur terbalik atau sudip
9
c. Tumpul (obtusus), (obtusus), umumnya dijumpai pada daun bentuk bulat telur atau jorong d. Membulat (rotundatus), (rotundatus), umumnya ditemui pada daun bentuk bulat, bulat telur atau jorong. e. Rompang Rompang rata (truncatus (truncatus)), dijump dijumpai ai pada pada daun daun bentuk bentuk tombak tombak,, delta atau segitiga f. Berlekuk (emarginatus), (emarginatus), dijumpai pada bentuk daun ginjal, jantung atau anak panah.
4. Tepi daun a. Rata Rata (int (integ eger er)), contoh: Mangifera indica b. Bert Bertor oreh eh (di (divi visu sus) s) 1. Toreh Toreh merde merdeka ka,, yait yaitu u tore torehh-to tore reh h pada pada tepi tepi daun daun yang yang tida tidak k mempengaruhi bentuk a. Bergerigi (serratus), serratus), jika jika sinu sinus s dan dan angu angulu lus s memi memilik likii sudu sudutt keruncingan yang sama, contoh: Lantana camara b. Ber Bergeri gerig gi gan ganda (biserratus), biserratus), jika gerigi yang ada angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi c. Bergigi (dentatus (dentatus), ), jika sinus tumpul dan angulusnya runcing, contoh: Pluchea indica d. Beringgit (crenatus), crenatus), jika jika sinu sinusn snya ya runc runcin ing g dan dan angu angulu lusn snya ya tumpul, contoh: Kalanchoe pinnata e. Berombak (repandus ( repandus), ), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, contoh: Antigonon contoh: Antigonon leptopus
10
2. Toreh Toreh yang yang memp mempeng engaru aruhi hi bentu bentuk k a.
Berlekuk (lobatus (lobatus), ), jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjang pertulangan daun
Berlekuk menyirip, menyirip, jika lekuk tepi mengikuti pertulangan daun yang menyirip, contoh: Artocarpus contoh: Artocarpus elasticus
Berlekuk Berlekuk menjari menjari , jika jika lekuk lekuk tepi tepi mengik mengikuti uti pertul pertulang angan an daun daun yang menjari, contoh: Gossypium sp.
b.
Bercangap (fissus (fissus), ), jika jika dala dalamn mnya ya tore toreh h kira kira-k -kir ira a sete seteng ngah ah panjang pertulangan daun
Bercangap menyirip, menyirip, contoh: Artocarpus contoh: Artocarpus communis communis
Bercangap menjari , contoh: Ricinus communis
c.
Berbagi ( partitus), partitus), jika jika dala dalamn mnya ya tore toreh h lebi lebih h dari dari sete seteng ngah ah panjang pertulangan daun
Berbagi menyirip, menyirip, contoh: Artocarpus contoh: Artocarpus communis
Berbagi menjari , contoh: Manihot utilissima
11
5. Pert Pertul ulan anga gan n daun daun Berdasarkan urutan besar kecilnya tulang daun dibedakan menjadi 3 macam: a. Ibu tulang tulang daun daun, tula tulang ng terb terbes esar ar di teng tengah ah hela helaia ian n daun daun yang yang merupakan terusan dari tangkai daun b. Tulang daun sekunder tulang cabang , cabanga dari ibu tulang daun c. Tulang Tulang daun daun tertie tertierr urat urat daun daun, cabang cabang-ca -caban bang g dari dari tulan tulang g daun daun sekunder, ukuran tulangnya sangat kecil sehingga sering disebut dengan urat daun.
12
Berdasarkan susunan pertulangan daunnya dibedakan menjadi: a. Pertulangan daun menyirip (penninervis), (penninervis) , memiliki satu ibu tulang daun dengan tulang-tulang daun sekunder yang keluar dari ibu tulang daun ini sehingga menyerupai susunan tulang ikan. Umum dijumpai pada daun-dau daun-daun n tumbuhan tumbuhan Dicotyledoneae, Dicotyledoneae, cont contoh oh:: Diospyros Diospyros celebica celebica,, Dipterocarpus sp., sp., dan sebagainya. b. Pertulangan daun menjari (palminervis), (palminervis), jika dari ujung tangkai daun munc muncul ul
tula tulang ng-tu -tula lang ng daun daun
yang yang
ters tersus usun un
berp berpen enca carr
sehi sehing ngga ga
menyerupai jari-jari tangan. Ukuran besarnya tulang daun umumnya paling ling
besar sar
kecil/ il/pendek.
yang ang
di
Umum
teng tenga ah, dijumpai
semak makin ke sam samping ing pada
daun-da -daun
sema semak kin tumbuhan
Dicotyledoneae, Dicotyledoneae, contoh: Ricinus communis, communis, Cecropia peltata c. Pertulanga Pertulangan n daun melengkung melengkung (cerninerv (cerninervis) is),, jika jika tulang tulang-tu -tulan lang g daun daun muncul dari ujung tangkai daun kemudian memencar mengikuti tepi daun dan kembali menyatu pada ujung helaian daun. Banyak dijumpai pada tumbuh-tu tumbuh-tumbuh mbuhan an Monocotyledoneae dan beber beberapa apa anggot anggota a Dicotyledoneae, Dicotyledoneae, cont contoh oh:: Melaleuca Melaleuca leucaden leucadendron dron,, Cinnamommum javanicum d. Pertulanga Pertulangan n daun sejajar sejajar (rectinervi (rectinervis) s),, serupa serupa dengan dengan pertul pertulang angan an daun melengkung tetapi umumnya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang
13
memp mempun unya yaii helai helaian an daun daun pita pita atau atau garis garis sehi sehing ngga ga tula tulang ng-t -tul ulan ang g daunn unnya
tam tampak pak
luru lurus, s,
contoh ntoh::
Agathis
dammara, dammara,
keluar luarg ga
Cyperaceae, Cyperaceae, keluarga Poaceae
6. Dagi Daging ng/k /ket eteb ebal alan an daun daun a.
Tipis seperti selaput (membraneus), (membraneus), contoh : Santalum album
b.
Tipis seperti kertas (chartaceus), (chartaceus), contoh : Musa paradisiaca
c.
Tipis lunak (herbaceous), (herbaceous), contoh: Nasturtium officinale
d.
Seperti kulit (coriaceus), (coriaceus), contoh: Callophyllum inophyllum
e.
Tipis, kaku seperti perkamen (perkamenteus) ( perkamenteus),, contoh: Cocos nucifer
f.
Berdaging (carnocus), (carnocus), contoh: Aloe contoh: Aloe sp.
7. Perm Permuk ukaa aan n dau daun n a. Licin (laevis), (laevis), dapat dikelompokkan menjadi: b. Gundul (glabler), (glabler), contoh: Eugenia aquea c. Kasap (scaber), (scaber), contoh: Tectona grandis d. Berkerut (rugosus), (rugosus), contoh: Stachytarpheta indica e. Berbingkul-bingkul (bullatus), (bullatus), serupa berkerut tetapi kerutannya lebih besar, contoh: Antigonon contoh: Antigonon leptopus f. Berbulu (pilosus), (pilosus), jika bulu-bulunya halus dan jarang-jarang, contoh: Nicotiana tabacum g. Berbulu halus rapat (villosus), (villosus), jika bulunya halus dan rapat sehingga bila diraba seperti beludru, contoh: Kibatalia vilosa
14
h. Berbulu kasar (hispidus), (hispidus), jika bulu-bulunya kaku sehingga bila diraba terasa kasar, contoh: Dioscorea hispida h. Bersisik (lepidus), (lepidus), contoh: permukaan bawah daun durian (Durio zibethinus)
B. Daun majemuk (folium (folium compositum) compositum) Daun majemuk adalah daun yang memiliki helaian daun lebih dari satu, helaian-helaian daun ini duduk pada cabang-cabang cabang-cabang tangkai daun. Tumbuhan yang berdaun majemuk memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1. Anak Anak daun daun munc muncul ul bers bersam amaa-sa sama ma sehi sehing ngga ga apab apabil ila a gugu gugurr juga juga akan akan bersamaan pula 2. Pada umumnya umumnya anak anak daun daun seumur seumur dan dan ukuranny ukurannya a sama 3. Pertu Pertumb mbuh uhan anny nya a terb terbat atas as (tid (tidak ak berta bertamb mbah ah panj panjan ang) g) oleh oleh kare karena na itu ujungnya tidak memiliki kuncup 4. Tidak terdapat terdapat kuncu kuncup/tun p/tunas as di ketiak ketiak anak anak daun daun
Bagian-bagian daun majemuk antara lain: 1. Ibu tangkai daun ( petiolus petiolus communis) communis), bagian dari daun majemuk yang merupakan tempat duduknya helaian-helaian daun, dalam hal ini masingmasing helaian daun disebut dengan anak daun. Ibu tangkai daun adalah bagian tulang daun yang merupakan terusan dari tangkai daun 2. Tangkai anak daun ( petiololus) petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun secara langsung 3. Anak daun (foliolum) foliolum) 4. Pelepah/upih daun (vagina) vagina), yaitu bagian di bawah tangkai daun yang lebar dan biasanya memeluk batang. Pelepah daun hanya dapat dijumpai pada beberapa tumbuhan saja, contoh: Areca contoh: Areca catechu
15
Menur Menurut ut susuna susunan n anak anak daun daun pada pada ibu tangka tangkainy inya, a, daun daun majemu majemuk k dapat dibedakan menjadi: 1. Daun majemuk menyirip ( pinnatus) pinnatus), jika anak daun tersusun seperti sirip di kanan kiri ibu tangkai 2. Daun majemuk menjari ( menjari ( palmatus) palmatus), jika anak daun tersusun menyebar seperti jari-jari tangan 3. Daun majemuk bangun kaki ( kaki ( pedatus) pedatus), serupa dengan daun majemuk menjari tetapi 2 anak daun paling tepi duduk pada tangkai yang menyatu 4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus) pinnatus), jika anak daun tersusun menyirip tetapi cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari-jari
16
Daun majemuk menyirip (pinnatus) Daun majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi: 1. Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliolatus) unifoliolatus), umumnya daun sepert sepertii ini terjad terjadii jika jika salah salah satu satu anak anak helaia helaian n daun daun tingga tinggall satu satu saja, saja, contoh: Citrus maxima 2. Daun majemuk menyirip menyirip genap genap (abrupte abrupte pinnatus pinnatus)), umumnya anak daun berpasang-pasangan berpasang-pasangan dan pada ujung ibu tangkai daun tidak terdapat anak daun (ujung (ujung ibu tangkai tangkai daun bebas/terputu bebas/terputus), s), contoh: contoh: Swietenia macrophylla 3. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus) imparipinnatus), jika pada ujung ibu tangkai daun terdapat satu helaian anak daun, contoh: Melia azedarach
Berdas Berdasark arkan an susuna susunan n anak anak daun daun pada pada ibu tangka tangkai, i, daun daun majemu majemuk k menyirip dapat dibedakan menjadi: 1. Daun Daun majem majemuk uk menyi menyirip rip deng dengan an anak daun berpasang-pasangan, berpasang-pasangan , jika susunan anak daun berhadapan, contoh: Khaya antotheca 2. Daun Daun majem majemuk uk meny menyirip irip denga dengan n anak daun berseling , jika susunan anak daun bergantian/berseling, contoh: Dalbergia latifolia 3. Daun Daun majem majemuk uk meny menyirip irip denga dengan n anak daun berselang-seling , jika anakanak daun pada ibu tangkai daun berselang-seling antara pasangan anak daun yang kecil dengan yang besar, contoh: Solanum lycopersicum
Berdas Berdasark arkan an letak letak anak anak daun daun pada pada caban cabang g ibu tangka tangkainy inya, a, daun daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menjadi: 1. Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus) bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang ibu tangkai daun tingkat satu 2. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus) tripinnatus), jika anak daun duduk pada cabang ibu tangkai daun tingkat dua 3. Majemuk menyirip ganda empat (tetrapinnatus) tetrapinnatus), jika anak daun duduk pada cabang ibu tangkai daun tingkat tiga
17
Berdas Berdasark arkan an ada dan tidakn tidaknya ya helaia helaian n anak anak daun daun pada pada ujung ujung ibu tangkai, daun majemuk menyirip ganda dibedakan menjadi: 1. Majemuk menyirip ganda sempurna, sempurna , jika tidak ada helaian anak daun yang duduk pada ujung ibu tangkai daun, contoh: Leucaena leucocephala 2. Majemuk menyirip ganda tidak sempurna, sempurna , jika ada helaian anak daun yang duduk pada ujung ibu tangkai daun, contoh: Melia azedarach
Daun majemuk menjari ( palmatus) palmatus) Daun Daun maje majemu muk k menj menjar arii adal adalah ah daun daun maje majemu muk k yang yang semu semua a anak anak daunnya daunnya tersusun memencar memencar pada ujung ibu tangkai tangkai daun seperti jari-jari tangan. Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dibedakan menjadi: 1. Majemuk menjari beranak daun dua (bifoliolatus), (bifoliolatus) , jika pada ujung ibu tangkai daun terdapat dua anak daun, contoh: Cynometra ramifolia 2. Majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliolatus), (trifoliolatus) , jika pada ujung ibu tangkai daun terdapat tiga anak daun, contoh: Hevea brasiliensis 3. Majemuk Majemuk menjari menjari beranak beranak daun lima (quinquefo (quinquefoliolat liolatus) us),, jika jika pada pada ujung ibu tangkai daun terdapat lima anak daun, contoh: Gynandropsis pentaphylla 4. Majemuk Majemuk menjari menjari beranak beranak daun tujuh (septemfoliolat (septemfoliolatus) us),, jika pada ujung ibu tangkai daun terdapat tujuh anak daun, contoh: Ceiba pentandra
18
Daun majemuk bangun kaki ( pedatus) pedatus) Daun Daun majemu majemuk k ini memil memiliki iki bentuk bentuk sepert sepertii daun daun majemu majemuk k menjari menjari,, tetapi dua anak daun paling tepi tidak duduk pada ibu tangkai seperti yang lain lain melain melainka kan n duduk duduk pada pada tangk tangkai ai anak anak daun daun yang yang ada di sampin sampingny gnya a (menyatu). Contoh: Arisaema Contoh: Arisaema filiforme
Daun majemuk campuran (digitatopinnatus (digitatopinnatus)) Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda yang memiliki caban cabang-c g-caba abang ng ibu tangk tangkai ai daun daun memenc memencar ar sepert sepertii jari-ja jari-jari ri tanga tangan n yang yang terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang-cabang ibu tangkai daun ini memiliki anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contoh: Mimosa pudica.
Duduk/susunan Duduk/susunan daun Adakalanya jarak antar daun cukup lebar sehingga antar daun terdapat ruang yang cukup luas yang disebut dengan internodia. internodia. Sedangkan tempat duduknya daun atau tempat menempelnya pangkal tangkai daun pada batang disebut nodus. nodus. Adapun setiap tumbuhan yang jenisnya sama akan memiliki susu susuna nan/ n/du dudu duk k daun daun yang yang sama sama,, yang yang khas khas sehi sehing ngga ga kada kadang ng-k -kad adan ang g susu susuna nan n daun daun ini ini dapa dapatt dija dijadi dika kan n ciri ciri peng pengen enal al.. Untu Untuk k memp memper ermu muda dah h pengamat pengamatan an susunan/d susunan/duduk uduk daun, daun, arah tangkai tangkai daun dari cabang/ra cabang/ranting nting dapat dilihat dari ujung atau pangkal cabang sejajar mata memandang.
19
Berd Berdas asar arka kan n juml jumlah ah daun daun dala dalam m satu satu ruas ruas,, susu susuna nan n daun daun dapa dapatt dibedakan menjadi: 1. Tiap ruas terdapat satu daun a. Tersebar, Tersebar, jika jika arah arah tangkai tangkai daun daun ke segala segala arah/leb arah/lebih ih dari 2 arah, arah, contoh: Manilkara kauki 1) Roset akar , jika jarak antar daun sangat pendek sehingga tampak bergerombol di pangkal batang dekat dengan permukaan tanah 2) Roset daun, daun, serupa dengan roset akar tetapi letaknya pada ujung batang b. Berseling Berseling,, jika arah tangka tangkaii daun membentu membentuk k bidang bidang sejajar/2 sejajar/2 arah, contoh: Diospyros celebica 2. Tiap ruas terdapat dua daun Umumnya tumbuhan yang memiliki dua daun dalam tiap ruasnya mempunyai susunan/duduk daun bersilang berhadapan. Contoh: Tectona grandis 3. Tiap ruas terdapat lebih dari 2 daun Tumbuhan yang memiliki lebih dari dua daun dalam setiap ruasnya disebut mempunyai susunan/duduk daun berkarang. Contoh: Alstonia Contoh: Alstonia scholaris
20
Sejarah singkat klasifikasi tumbuhan •
Theophrastus - Yunani (372-287 SM): mendeskripsi dan
menggolongkan ± 480 jenis tumbuhan berdasarkan tipe berkayu dan tanpa kayu (herbaceous) •
Bapak Botani
Caesalpino - Italia (1519 - 1603): klasifikasi berdasarkan sifat dan
struktur biji tumbuhan. •
Carolus Linnaeus - Swedia (1707-1778): - klasifikasi dengan ‘sistem generatif’ menggunakan jumlah dan posisi benangsari dan putik - Buku Genera Plantarum dan Species Plantarum
•
Biolog Biologii Moder Modern: n: Charle Charles s Darwin Darwin (1859) (1859):: publik publikasi asi buku buku ‘Origi ‘Origin n of
Species’ mengenai sistem filogenetik berdasarkan evolusi tumbuhan dengan stru strukt ktur ur bung bunga a sede sederh rhan ana a dike dikena nali li dan dan digo digolo long ngka kan n
ke dala dalam m
jeni jenis s
prim primit itif/ if/ku kuno no seda sedang ngka kan n tumb tumbuh uhan an deng dengan an stru strukt ktur ur bung bunga a yang yang lebi lebih h kompleks digolongkan ke dalam jenis tumbuhan saat ini. BAB III MORFOLOGI BAGIAN GENERATIF
A. BUNGA (Flos) (Flos) Bunga merupakan alat perkembangbiakan atau organ generatif pada suatu suatu tumbuhan. tumbuhan. Bunga dikelompo dikelompokkan kkan berdasarkan berdasarkan jumlahnya jumlahnya menjadi 2 tipe yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. majemuk. Bunga tunggal adalah bila pada satu tangkai hanya terdapat 1 bunga saja, sedangkan bunga majemuk adalah jika pada satu tangkai terdapat lebih dari satu bunga. Bunga majemuk dapat dikatakan sebagai perbungaan (inflorescensia ( inflorescensia)) apabila bunga-bunga tersusun dalam suatu rangkaian/karangan bunga. Karangan bunga memiliki bermacam-macam bentuk antara lain bulir, tandan, bongkol, malai, payung, dan lain-lain. Berdasarkan letaknya maka bunga dikatakan flos terminalis jika bunga terletak/muncul pada ujung ranting/cabang, dan dikatakan flos lateralis/axilaris jika lateralis/axilaris jika bunga terletak/muncul terletak/muncul pada ketiak daun. 21
Bagian-bagian bunga tunggal Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: 1.
Tangkai bunga ( pedicellus), pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang.
2.
Dasar bu bunga (receptaculum (receptaculum), ), yaitu ujung tangkai bunga yang melebar dan mendukung bagian-bagian bunga yang lain.
3.
Perhiasan bu bunga ( perianthium), perianthium), yaitu yaitu bagian bagian bunga bunga yang yang merupa merupakan kan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran, dibedakan menjadi 2 yaitu kelopak (caly ( caly x) x) dan mahkota (corolla (corolla). ). Apabila Apabila pada satu bunga bunga kelop kelopak ak dan mahkot mahkota a tidak tidak dapat dapat dibeda dibedakan kan maka maka perhia perhiasan san bunga disebut dengan tenda bunga ( perigonium). perigonium).
4.
Alat kelamin bunga yang berupa benang sari (stamen) stamen) dan puti putik k ( pistillum). pistillum).
Ikhtisar bagian-bagian bunga adalah sebagai berikut: Kelopak Perhiasan bunga Mahkota Bunga Benangsari Alat kelamin bunga Putik
Gambar skema bunga dengan bagian yang lengkap sebagai berikut:
22
Gambar 27. Bagian-bagian bunga
Perhiasan bunga ( perianthium): perianthium):
-
Kelo Kelopa pak k (calyx ), ) , ters tersus usun un oleh oleh daun daun-d -dau aun n kelop kelopak ak yang yang dise disebu butt sepala. sepala. Pada beberapa tumbuhan seringkali kelopak tidak hanya terdiri dari satu lingkaran saja, kelopak tambahan disebut dengan epicalyx . Sifat daun kelopak:
-
•
Berlekatan (gamosepalus (gamosepalus): ): berbagi, bercangap, berlekuk.
•
Berlepasan (polysepalus (polysepalus))
Mahko Mahkota ta (corolla), corolla), tersus tersusun un oleh oleh daun-d daun-dau aun n mahkot mahkota a yang yang disebu disebutt petala. petala. Sifat daun mahkota:
-
•
Berlekatan
•
Lepas/bebas
•
Tidak ada
Tenda bunga ( perigonium), perigonium), tersusun oleh daun-daun tenda bunga yang disebut tepala. tepala. Menurut bentuk dan warnanya, tenda bunga dibedakan menjadi: •
Serupa kelopak (calycinus (calycinus), ), jika warna hijau seperti kelopak.
•
Seru Serupa pa mahk mahkot ota a (corollinus), corollinus), jika jika berwa berwarn rnaa-wa warn rnii sepe sepert rtii mahkota.
Alat kelamin bunga, dibedakan dibedakan menjadi 2 yaitu:
23
- Alat kelamin jantan (androecium), androecium), terdiri terdiri atas sejumlah sejumlah benang benang sari (stamen). stamen). Benang sari terdiri atas 4 bagian yaitu tangkai sari ( filament ), ), kepala sari (anthera (anthera), ), penghubung ruang sari (connectivum ( connectivum)) dan ruang sari dengan serbuk sari ( pollen). pollen).
- Alat kelamin betina (gynaecium), gynaecium), terd terdiri iri atas atas puti putik k ( pistillum). pistillum). Putik Putik terdiri atas 4 bagian yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stylus ( stylus), ), ruang/bakal buah (ovarium) ovarium) dan bakal biji (ovulum ( ovulum). ). Ruang/bakal buah terdiri dari satu atau beberapa daun buah (carpellum ( carpellum). ).
Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dibedakan menjadi:
-
Bunga Bunga lengkap lengkap (sempurna (sempurna)), apabil apabila a terdir terdirii dari dari kelopa kelopak, k, mahko mahkota, ta, benang sari dan putik.
-
Bunga tidak lengkap (tidak sempurna), sempurna) , apabila salah satu bagian bunga tidak ada. o
Bunga berkelamin satu (uniseksualis (uniseksualis))
o
Tidak mempunyai perhiasan bunga (bunga ( bunga telanjang) telanjang)
o
Perhiasan bunga berupa tenda bunga/3 lingkaran bagian bunga.
Berdasarkan alat kelamin bunga, dibedakan menjadi:
-
Bunga berkelamin dua (banci, ( banci, biseksuil) biseksuil)
-
Bunga berkelamin satu (uniseksuil (uniseksuil))
-
o
Bunga jantan (flos (flos masculus), masculus), jika tanpa putik
o
Bunga betina (flos (flos femineus), femineus), jika tanpa benang sari
Bunga mandul/tak berkelamin (aseksuil ( aseksuil))
Berdas Berdasark arkan an keber keberad adaan aan bunga bunga pada pada satu satu pohon pohon/tu /tumbu mbuhan han,, dibeda dibedaka kan n menjadi:
-
Tumb Tumbuh uhan an beru beruma mah h satu satu (monoecius), monoecius), jik jika pada satu satu ind individ ividu u terdapat bunga jantan dan bunga betina. Contoh: jati, sengon, dsb.
-
Tumbuh Tumbuhan an beruma berumah h dua (dioecius), jika pada pada satu satu indivi individu du hanya hanya dioecius), jika terdapat bunga dengan satu kelamin. Contoh: melinjo, kiputri, dsb.
24
-
Tumbuh Tumbuhan an poliga poligam m (polygamus), polygamus), jika jika pada pada satu satu indi indivi vidu du terd terdap apat at bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama.
Simetri bunga: garis bayangan yang membagi bunga menjadi 2 bagian yang sama bentuk dan ukurannya.
-
Aktinomorfik (simetri banyak)
-
Zigomorfik (simetri satu/setangkup tunggal)
-
Asimetri (tidak memiliki garis simetri)
-
Bilateral simetri/disimetris (mempunyai 2 garis simetri)
Dasar bunga sebagai pendukung bagian bunga: - Antofor
: pendukung tajuk/mahkota
- And Andrrofor ofor
: pen pend duku ukung be benan nang sa sari
- Ginofor
: pendukung putik
- Cak Cakra ram m
: pen penin ingg ggia ian n das dasar ar bung bunga a yan yang g berb berben entu tuk k cak cakra ram m
Bentuk dasar bunga (receptaculum (receptaculum): ):
-
Rata
-
Kerucut
-
Cawan
-
Mangkuk
Berdasarkan letak perhiasan bunga terhadap bakal buah, dibedakan menjadi:
-
Hipogin, Hipogin, jika perhiasan bunga tertanam lebih rendah dari bakal buah.
-
Perigin, Perigin, jika perhiasan bunga tertanam sama tingginya dengan bakal buah.
-
Epigin, Epigin, jika perhiasan bunga tertanam lebih lebih tinggi dari bakal bakal buah.
Beberapa istilah penyerbukan:
-
Antogami, Antogami, jika penyherbukan dilakukan oleh bunga itu sendiri
-
Geitonogami, Geitonogami, jika penyerbukan dilakukan oleh bunga lain atau bunga tetangga tetapi masih dalam dalam satu pohon. 25
-
Allogami, Allogami, jika penyerbukan dilakukan oleh bunga lain yang sejenis tetapi dari pohon yang berlainan.
-
Bastar , jika penyerbukan dilakukan oleh bunga yang berbeda jenisnya atau berbeda pada tingkat sub species atau varietas.
B. PERBUNGAAN (Inflorescensia (Inflorescensia)) Perb Perbun unga gaan an atau atau bung bunga a maje majemu muk k adal adalah ah jika jika pada pada satu satu tang tangka kaii memilik memilikii banyak banyak bunga. bunga. Bunga Bunga majemu majemuk k terba terbagi gi menjad menjadii bebera beberapa pa sifat, sifat, antara lain: 1. Bung Bunga a maje majemu muk k tak tak berb berbat atas as,, jika jika ibu tangka tangkaii bung bunga a ( peduncullus) peduncullus) tumbuh terus. 2. Bunga Bunga majemuk majemuk berbatas berbatas,, jika ibu tangkai tangkai bunga bunga tidak tidak tumbuh terus. terus. 3. Bung Bunga a majem majemuk uk cam campu pura ran n (inflorescensia (inflorescensia mixta), mixta), jika memperlihatkan kedua sifat di atas (berbatas dan tidak berbatas).
Bagian-bagian bunga majemuk: A. Bersifat seperti batang atau cabang a. Ibu tangkai tangkai bunga bunga/tang /tangkai kai perbunga perbungaan an ( pedunculus), pedunculus), yaitu organ perpanjangan dari cabang/ranting yang mendukung keseluruhan rangkaian/karangan bunga. b. Tan Tangka gkai bun bunga ( pedicellus), pedicellus), yaitu organ/tangkai yang langsung mendukung bunga. c. Dasar bu bunga (receptaculum/discus (receptaculum/discus), ), yaitu bagian ujung tangkai bunga bunga yang yang meleb melebar/ ar/mem memben bengka gkak k yang yang menduk mendukung ung semua semua bagian bunga. B. Bersif Bersifat at seper seperti ti daun daun a. Daun Daun pe pelin lindung dung (bractea (bractea), ), yaitu organ yang menyerupai daun sesungguhnya, namun memiliki ukuran lebih kecil, berada pada bata batas s anta antara ra tang tangka kaii perb perbun unga gaan an deng dengan an caba cabang ng/r /ran anti ting ng.. Contoh: Tectona grandis
26
b. Daun tan tangkai (bracteole), bracteole), yaitu organ yang menyerupai daun beru beruku kura ran n keci kecil, l, lang langsu sung ng melin melindu dung ngii bung bunga, a, pada pada bung bunga a majemuk. Contoh: Tectona grandis c. Selu Selud dang ang bung bunga a (spatha ( spatha), ), yaitu organ yang melindungi bunga pada waktu masih kuncup. Contoh: Cocos nucifera d. Daun Daun pe pemba mbalut lut (bractea (bractea involucralis), involucralis), yaitu organ menyerupai daun daun yang yang berf berfun ungs gsii meli melind ndun ungi gi mahk mahkot ota a bung bunga. a. Cont Contoh oh:: Helianthus annus e. Kelo Kelop pak tamb tambahan han (epicalyx ), ), yaitu yaitu lingk lingkara aran n kelopa kelopak k di luar luar kelopak yang sebenarnya (ada 2 lingkaran kelopak). Contoh: Hibiscus tiliaceus f. Daun Daun-d -dau aun n ke kelop lopak (sepala (sepala), ), yaitu organ menyerupai daun yang menyusun lingkaran kelopak. g. Daun Daun-d -dau aun n mah mahkota ota ( petala), petala), yaitu yaitu organ organ menyer menyerupa upaii daun, daun, umumnya berwarna-warni, yang menyusun lingkaran mahkota. h. Daun Daun-d -dau aun n tend tenda a bung bunga a (tepala (tepala), ), yaitu organ menyerupai daun yang menyusun tenda bunga. i.
Benang sari (stamen), stamen), yaitu alat kelamin jantan pada tumbuhan.
j.
Putik ( pistillum), pistillum), yaitu alat kelamin betina pada tumbuhan.
Bunga Bunga majemuk majemuk tidak berbatas berbatas dibedaka dibedakan n menjadi menjadi beberapa beberapa bentuk/tip bentuk/tipe, e, antara lain: 1. Tandan (racemus), racemus), bung bunga a memp mempun unya yaii tang tangka kaii nyat nyata a ( pedicellus), pedicellus), duduk
pada
ibu
tangkai
perbungaan
( peduncullus). peduncullus).
Cont Conto oh:
flamboyant, kaliandra, dsb. 2. Bulir ( Bulir (spica), spica), bunga tidak bertangkai, duduk langsung pada ibu tangkai bunga. Contoh: kayu putih, akasia, dsb. 3. Untai (amentum), amentum), menyerupa menyerupaii bulir tetapi tetapi pada satu karanga karangan n bunga hanya terdiri dari bunga-bunga berkelamin tunggal/tangkai perbungaan hanya mendukung bunga-bunga berkelamin tunggal. 4. Payung (umbrella), umbrella), ibu tangkai bunga tidak bercabang, bunga-bunga terletak terletak pada ujung ibu tangkai tangkai dan masing-masing masing-masing bunga memiliki memiliki
27
tangkai yang sama panjangnya, sehingga menyerupai paying. Contoh: ekaliptus, dsb. 5. Bongkol (capitulum), capitulum), ibu ibu tang tangka kaii bung bunga a tidak tidak berc bercab aban ang, g, bung bunga a langs langsung ung duduk duduk pada pada ujung ujung ibu tangka tangkaii yang yang membes membesar. ar. Contoh Contoh:: lamtoro, petai, dsb. 6. Tongkol (spadix ), ), sepe seperti rti buli bulirr teta tetapi pi tang tangka kaii perb perbun unga gaan an besa besar, r,
tebal dan seringkali berdaging. 7. Periuk (hypanthodium), hypanthodium), ada 2 bentuk perbungaan periuk yaitu: - Ujung tangkai perbungaan menebal dan berdaging membentuk spt gada, bunga duduk di seluruh permukaan gada. - Ujung tangkai perbungaan menebal dan berdaging, membentuk badan yang yang
menyer menyerupa upaii periuk periuk.. BungaBunga-bun bunga ga duduk duduk di dalam dalam periuk periuk (tidak (tidak
tampak). 8. Cawan (corymbus) corymbus) Ujung tangkai perbungaan melebar membentuk spt
cawan dan bunga-bunga duduk di atasnya. 9. Malai
( panicula), panicula),
ibu ibu
tang tangka kaii
bung bunga a
berc bercab aban angg-ca caba bang ng seca secara ra
monopodial, cabang ibu tangkai bercabang-cabang lagi dan berakhir dengan bunga. Contoh: mindi, mangga, dsb. 10. Malai rata, rata, system perbungaan seperti malai, tetapi bunga-bunganya terletak diujung cabang yang sama tinggi sehingga membentuk satu bidang. Contoh: jambu mete, dsb. 11. Payung majemuk, karangan bunga keseluruhan berbentuk payung, tetapi tetapi pada setiap cabangny cabangnya a mendukun mendukung g sekelompo sekelompok k bunga bunga yang tersusun dalam bentuk payung yang lebih sederhana. 12.Bulir 12. Bulir majemuk majemuk
28
Gambar 28. Beberapa bentuk/tipe perbungaan
Bunga majemuk berbatas dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain: 1. Anak payun payung g menggarpu, menggarpu, bentuk bentuk karanga karangan n bunga sepert sepertii malai tetapi tetapi system system perca percaban bangan ganny nya a mengga menggarpu rpu atau atau selalu selalu berca bercaban bang g dua. dua. Contoh: jati, dsb. 2. Sekrup 3. Sabit 4. Tangga 5. Kipas
Bunga Bunga majemu majemuk k campur campuran an dapat dapat merupa merupakan kan kombin kombinasi asi dianta diantara ra bentu bentukkbentuk karangan bunga. Contoh:
29
-
Bung Bunga a kena kenari ri (Canarium Canarium commune commune), ), merupa merupakan kan gabung gabungan an antara antara bunga malai yang ujungnya berupa bunga sekrup.
-
Bunga johar (Cassia (Cassia siamea), siamea), merupakan gabungan antara ibu tangkai seperti malai tetapi cabang-cabangnya cabang-cabangnya seperti malai rata.
-
Bunga
soka
(Ixor Ixora a
palu paludo dosa sa), ),
kese keselu luru ruha han n
bung bunga a
meru merupa paka kan n
rangkaian rangkaian malai rata tetapi tetapi bagian-ba bagian-bagian giannya nya berupa berupa susunan susunan anak payung menggarpu.
Berdasarkan letak perbungaan, dibedakan menjadi:
-
Terminalis, Terminalis, jika jika perbun perbunga gaan an terlet terletak ak di ujung ujung rantin ranting/a g/anak nak caban cabang. g. Contoh: jati, kaliandra
- Axillaris/lateralis, Axillaris/lateralis, jika jika perb perbun unga gaan an terle terleta tak k di ketia ketiak k daun daun.. Cont Contoh oh:: melina, flamboyan
-
Campuran (terminalis (terminalis dan lateralis), lateralis), jika perbungaan terletak di ujung maupun di ketiak daun. Contoh: sengon, sono
30
C. BUAH BUAH (FR (FRUC UCTU TUS) S) Buah merupakan hasil proses fertilisasi atau pembuahan, pada proses ini bakal buah buah akan berkembang berkembang menjadi menjadi buah, buah, sedangkan sedangkan bakal biji akan berke berkemba mbang ng menja menjadi di biji. biji. Namun Namun pada pada beber beberapa apa kasus, kasus, ada buah buah yang yang terbentuk tanpa didahului oleh proses penyerbukan dan pembuahan. Kasus seperti ini disebut dengan buah partenocarpi. partenocarpi.
Tipe-tipe buah Buah dikelompo dikelompokkan kkan menjadi menjadi dua berdasark berdasarkan an asalnya asalnya yaitu buah sejati (fructus nodus) dan buah semu (fructus spurius). spurius). Buah sejati terbentuk murni dari bakal buah, sedangkan buah semu terbentuk dari bagian-bagian lain lain bung bunga a atau atau gabu gabung ngan an anta antara ra baka bakall buah buah dan dan bagi bagian an lain lain bung bunga. a. Berdasarkan terbentuknya, buah dibedakan menjadi 2 yaitu: - Buah tunggal, jika buah berasal dari satu bakal buah - Buah majemuk, jika buah berasal dari banyak bakal buah
Dalam proses proses pembentu pembentukan kan buah, buah, kadang-ka kadang-kadang dang terdapat terdapat bagianbagianbagian bunga yang tidak gugur, misalnya: 1. Daun Daun peli pelind ndun ung g (spatha (spatha), ), contoh: kulit jagung. 2. Daun kelopak kelopak (sepala (sepala), ), contoh: contoh: sayap buah buah meranti, meranti, pembungku pembungkus s buah jati. 3. Tang Tangka kaii put putik ik (stylus), stylus), contoh: organ di tengah mahkota buah jambu. 4. Kepa Kepala la puti putik k (stigma), stigma), contoh: organ penanda jumlah biji pada buah manggis.
Pada buah semu yang terjadi dari bakal buah dan bagian-bagian lain bunga, ada beberapa buah yang bentuknya menjadi berubah dengan adanya bagian lain bunga yang ikut berkembang sehingga menjadi lebih menarik. Misalnya: 1. Tangkai Tangkai bunga bunga yang membes membesar ar dan menjadi menjadi bagian bagian dari buah. buah. Contoh: Contoh: jambu mete. 2. Dasar Dasar bunga bunga bers bersam ama. a. Conto Contoh: h: Ficus glomerata 31
3. Dasar Dasar bunga bunga pada bunga bunga tunggal. tunggal. Contoh: Contoh: Fragraea 4. Kelop Kelopak ak bunga. bunga. Conto Contoh: h: merant meranti, i, jati. jati. 5. Tenda Tenda bunga bunga dan ibu tangkai tangkai bunga. bunga. Contoh: Contoh: nangk nangka. a.
Beberapa tipe buah yang penting di kehutanan: 1. Tipe bu buah semu tunggal, tunggal, buah yang terbentuk dari satu bakal buah dan dan bagi bagian an lain lain bung bunga a sepe seperti rti tang tangka kaii bung bunga, a, tang tangka kaii bung bunga a ini ini berkembang menjadi berdaging sehingga berbentuk seprti buah yang sesungguhnya. sesungguhnya. Contoh: jambu mete 2. Tipe buah semu majemuk, majemuk, buah yang terbentuk dari banyak bakal buah dan bagian lain bunga. Contoh: nangka 3. Tipe bu buah samara, samara, buah sejati tunggal kering, terdiri dari satu bakal biji, keras, tidak pecah dan memiliki sayap. Contoh: buah dari famili Dipterocarpaceae 4. Tipe bu buah nux, nux, buah sejati, tunggal, terdiri dari satu bakal biji, keras, tidak pecah. Contoh: buah dari famili Fagaceae 5. Tipe bu buah folikel, folikel, buah sejati, tunggal, kering; mempunyai banyak biji, bila bila tua pecah pecah menuru menurutt satu satu kampuh kampuhny nya. a. Contoh Contoh:: buah buah dari dari famili famili Apocynaceae Apocynaceae 6. Tipe bu buah polong, polong, buah sejati, tunggal, kering; mempunyai banyak biji, bila bila tua pecah pecah menuru menurutt dua kampuh kampuhnya nya.. Conto Contoh: h: buah buah dari dari famili famili Fabaceae/Leguminosae 7. Tipe bu buah kendaga 3, 3, buah sejati, tunggal, kering, banyak biji; bila tua pecah menurut 3 kampuhnya. Contoh: karet 8. Tipe buah kapsul/kotak sejati, sejati, buah sejati, tunggal, kering, banyak biji; bila bila tua pecah pecah menuru menurutt lima lima kampu kampuhny hnya. a. Contoh Contoh:: buah buah dari dari famili famili Meliaceae 9. Tipe buah buni/bacca, buni/bacca, buah buah seja sejati ti,, tung tungga gal, l, berd berdag agin ing. g. Buah Buah ini ini memiliki kulit yang berlapis 2, lapisan dalam berdaging dan terdapat biji, lapisan kulit luar tipis. ti pis. Contoh: buah dari famili Sapotaceae 10.Tipe buah buah batu/drupe, batu/drupe, buah buah sejati sejati,, tungga tunggal, l, berdag berdaging ing;; kuliat kuliat buah buah terd terdir irii dari ari 3 lap lapisa isan yaitu aitu lap lapisan isan luar luar/t /tip ipis is (exocarp), exocarp), lapi lapisa san n
32
teng tengah ah/t /teb ebal al
bers berser erab abut ut
(mesocarp) mesocarp)
dan
lapisa isan
dalam/keras
(endocarp). endocarp). Contoh: mangga, kelapa, dsb.
Ikhtisar buah
tunggal semu majemuk
Buah
1 biji kering banyak biji tunggal kulit 2 lapis sejati
berdaging kulit 3 lapis majemuk
33