PEDOMAN PELAYANAN IGD
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang. Belakang. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana. Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RS Bhayangkara Hasta Brata Batu khususnya. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di IGD harus berdasarkan berdasarkan standar standar pelayanan Gawat Darurat RS Bhayangkara Hasta Brata Batu.
B.Ruang Lingkup Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi : 1. Pasien dengan kasus True Emergency. Yaitu pasien yang tiba – tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya. 2. Pasien dengan kasus False Emergency. Yaitu pasien dengan : – Keadaan – Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat – Keadaan – Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya. – Keadaan – Keadaan tidak gawat dan tidak darurat. C. Batasan Operasional 1. Instalasi Gawat Darurat. Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin. 3. Triage. Adalah pengelompokan pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya. pemindahannya. 4. Prioritas. Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul. 5. Survey Primer. Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa. 6. Survey Sekunder. Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – – perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi. 7. Pasien Gawat darurat. Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. 8. Pasien Gawat Tidak Darurat. Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut.
9. Pasien Darurat Tidak Gawat. Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal. 10. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat. Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya. 11. Kecelakaan ( Accident ). Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial. Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut : 1. Tempat kejadian : a. Kecelakaan lalu lintas. b. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga. c. Kecelakaan di lingkungan pekerjaan. d. Kecelakaan di sekolah. e. Kecelakaan di tempat – – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi, perbelanjaan, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain – lain. lain. 2. Mekanisme kejadian: Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi. 3. Waktu kejadian a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time ) b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain. – lain. 12.Cidera. 12. Cidera. Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan. 13.Bencana. 13. Bencana. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu : Susunan saraf pusat. Pernafasan. Kardiovaskuler. Hati. Ginjal. Pancreas.
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh
Trauma / cedera, Infeksi, Keracunan ( poisoning ) Degerenerasi ( failure), Asfiksi, Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and electrolit ), Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – – 6 ), sedangkan kegagalan sistim/organ sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh : 1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat. 2. Kecepatan meminta pertolongan. 3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan. 4. Ditempat kejadian 5. Dalam perjalanan ke rumah sakit. 6. Pertolongan selanjutnya secara tepat di rumah sakit. D. Landasan Hukum : 1. Undang – Undang – undang undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Pelayanan Gawat Darurat 4. Undang – Undang – undang undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 5. Undang – Undang – undang undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
BAB 2 STANDAR KETENAGAAN.
A. Kualifikasi SDM. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah : Nomor
Nama Jabatan
1
Kualifikasi Formal
As Men Pelayanan Pelayanan Keperawatan
2
Ka Ru IGD
3
Ka Instalasi Gawat Darurat
4
Perawat Pelaksana IGD
5
Dokter IGD
Keterangan
SKp / SKM /
D III Keperawatan
BLS/BTCLS/PPGD BLS/BTCLS/PPGD
Dokter Umum
ACLS/ATLS
D III Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
Dokter Umum
ACLS/ATL
6 TPK SMU – B. Distribusi Ketenagaan Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu : 1. Untuk Dinas Dinas Pagi :yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS. Kategori : 1 orang Ka Ru, 1 orang Pelaksana 2. Untuk Dinas Sore :yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS. Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shift. 1 orang Pelaksana. 3. Untuk Dinas Malam : yang bertugas sejumlah sejumlah 2 ( dua ) orang orang dengan standar minimal bersertifikat BLS. Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shift. 1 orang Pelaksana
Pengaturan Jaga. 1. Pengaturan Jaga Perawat IGD. a. Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang (Karu) IGD dan disetujui oleh Asisten Manajer Pelayanan Keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana IGD setiap satu bulan. c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui). d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan. e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti. f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu Karu IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu IGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka KaRu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama. g. Apabila ada tenaga perawat tiba – – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu IGD akan mencari perawat pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di asrama. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat IGD sesuai SOP terlampir). 2. Pengaturan Jaga Dokter IGD a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka Instalasi Gawat Darurat dan disetujui oleh Manajer Pelayanan. b. Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai. c. Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka : Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.( menggantikan.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter IGD sesuai SOP terlampir). Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.( menggantikan.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter IGD sesuai SOP terlampir). 3. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Manager Pelayanan b. Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai. c. Apabila dokter dokter konsulen jaga jaga karena sesuatu sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Manager Pelayanan atau ke petugas sekretariat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti. Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Manager Pelayanan atau ke petugas sekretariat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Manager Pelayanan wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai SOP terlampir).
BAB III STANDAR FASILITAS.
A. Denah Ruangan ( Buat Gambar Denah )
B. Standar Fasilitas 1. Fasilitas & Sarana. IGD RS Bhayangkara Hasta Brata Batu berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari ruangan Triase, ruang resusitasi , ruang tindakan bedah, ponek, ruangan tindakan non bedah bedah dan ruangan ruangan observasi, ruang dekontaminasi. Ruangan resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , ruangan tindakan bedah terdiri dari satu (1 ) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah bedah terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur, ruangan observasi terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur, tidur, ruang dekomtaminasi dekomtaminasi terdapat terdapat di sisi luar UGD 2. Peralatan. Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan kegawatan jantung seperti seperti monitor dan defribrilator. Alat – Alat – alat alat untuk ruang resusitasi : 1. Mesin suction ( 1 set ), 2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set ), 3. Laringoskope Laringoskope anak & dewasa ( 1 set ), ), 4. Spuit semua ukuran ( masing – masing – masing masing 10 buah ).
5. Oropharingeal Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan ).Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah ). ). 6. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus & penghalang ( 1 buah ). 7. Gunting besar (1 buah ). 8. Defribrilator ( 1 buah ). 9. Monitor EKG ( 1 buah ). 10. Trolly Emergency yang berisi alat – alat – alat alat untuk melakukan resusitasi ( 1 buah ) 11. Papan resusitasi ( 1 buah ). 12. Ambu 12. Ambu bag ( 1 buah ). 13. Stetoskop ( 1 buah ). 14. Tensi meter ( 1 buah ) 15. Thermometer ( 1 buah ). 16. Tiang Infus ( 1 buah ).
Alat – Alat – alat alat untuk ruang tindakan bedah.
Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set ). Verban segala ukuran : –
4 x 5 em ( 5 buah ),
– 4 x10 em ( 5 buah ). Vena seksi set ( 1 set ). Extraksi kuku set ( 2 set ). Hecting set ( 5 set ). Benang – Benang – benang benang / jarum segala jenis dan ukuran: – Cat gut 2/0 dan 3/0 3/0 ( 1 buah ), – Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah ), – Jarum ( 1 set ).
Lampu sorot ( 1 buah ). Kassa ( 1 tromel ). Cirkumsisi set ( 1 set ). Ganti verban set ( 3 set ). Stomach tube / NGT : – Nomer 12 ( 3 buah ); – Nomer 16 ( 3 buah ); – Nomer 18 ( 2 buah ).. Spekulum hidung ( 2 buah ). Spuit sesuai kebutuhan : – 5 – 5 cc ( 5 buah ), – 2.5 – 2.5 cc ( 5 buah ). Infus set ( 1 buah ). Dower Catheter segala ukuran : – : – Nomer Nomer 16 ( 2 buah ),- Nomer 18 ( 2 buah ). Emergency lamp ( 1 buah ). Stetoskop ( 1 buah ) Tensimeter ( 1 buah ) Thermometer ( 1 buah ) Elastis verban sesuai kebutuhan :- 6 inchi ( 1 buah ),- 4 inchi ( 2 buah ),- 3 inchi ( 1 buah ). Tiang infus ( 2 buah )
Alat – Alat – alat alat untuk ruang tindakan non bedah :
Stomach tube / NGT : – Nomer – Nomer 16 ( 2 buah ),- Nomer 18 ( 2 buah ),- Nomer 12 ( 3 buah ). Urine bag ( 3 buah ). Otoscope ( 1 buah buah ) Nebulizer ( 1 buah ) Mesin EKG ( 1 buah ) Infus set ( 1 buah ) IV catheter semua nomer ( 1 set ) Spuit sesuai kebutuhan : – 1 cc
( 5 buah ),
– 2.5 – 2.5 cc ( 5 buah ), – 5 cc
( 5 buah ),
– 10 – 10 cc ( 5 buah ), – 20 – 20 cc ( 3 buah ), – 50 – 50 cc ( 3 buah ), Tensimeter ( 1 buah ). Stetoskop ( 1 buah ). Thermometer ( 1 buah ). Tiang infus ( 1 buah ).
Alat – Alat – alat alat untuk ruang observasi :
Tensi meter ( 1 buah ). Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah ). Termometer ( 1 buah ).
Stetoskop ( 1 buah ). Standar infus ( 1 buah ). Infus set ( 1 set ). IV catheter segala ukuran ( 1 set ). Spuit sesuai kebutuhan : – 1 cc
( 5 buah ),
– 2.5 cc ( 5 buah ), – 5 cc ( 5 buah ), – 10 cc ( 5 buah ), – 20 cc ( 3 buah ), – 50 cc ( 3 buah ).
Alat – Alat – alat alat dalam trolly emergency :
Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD RS. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD RS.
Alat – Alat – alat alat kesehatan.
Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah ). Oropharingeal airway : – : – Nomer Nomer 3 ( 2 buah ),- Nomer 4 ( 2 buah ). Laringoscope dewasa & anak ( 1 set ).
Magyl forcep. Face mask ( 1 buah ) Urine bag non steril ( 5 buah ). Spuit semua ukuran. Infus set ( 1 set). Endotracheal tube ( dewasa & anak ) : – Nomer – Nomer 2.5 ( 1 buah ), – Nomer – Nomer 3 ( 1 buah ), – Nomer – Nomer 4 ( 1 buah ), – Nomer – Nomer 7 ( 1 buah ), – Nomer – Nomer 7.5 ( 1 buah ), – Nomer – Nomer 8 ( 1 buah ). Slang oksigen sesuai kebutuhan Stomach tube / NGT : – Nomer 16 16 ( 2 buah ). – Nomer 18 18 ( 2 buah ). – Nomer 12 12 ( 3 buah ).
IV catheter sesuai kebutuhan : – Nome – Nomerr 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah ). – Nomer – Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah ). – Nomer – Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah ).
Suction catheter segala ukuran : – Nomer – Nomer 10 ( 3 buah ). – Nomer – Nomer 12 ( 2 buah )
Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )
Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RSSS saat ini memiliki 2 ( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
Perlengkapan Ambulance Ac Sirine Lampu rotater Sabuk pengaman Sumber listrik / stop kontak Lemari untuk alat medis Lampu ruangan Wastafel
Alat & Obat untuk Ambulance.
Tabung Oksigen ( 1 buah ) Mesin suction ( 1 buah )
Monitor EKG 1 buah ) Stretcher ( 1 buah ) Scope ( 2 buah ) Piala ginjal ( 5 buah ) Tas Emergency yang berisi : Obat – Obat – obat obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf ) Senter ( 2 buah ) Stetoskop ( 3 buah ) Tensimeter ( 1 buah ) Piala ginjal ( 5 buah ) Oropharingeal air way Gunting verban ( 2 buah ) Tongue Spatel ( 1 buah ) Reflex hummer ( 2 buah ) Infus set ( 1 buah ) IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 ) Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah ).
Standar Obat IGD RS
OBAT LIVE SAVING
Injeksi
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1.
Adona AC 10 ml
2.
Alupent
3.
Aminophilin Ampul
4
Atropin sulfat
5.
Buscopan
Ampul
14
Anti spasmodics
6
Catapres
Ampul
3
Other Anti hypertensives
7
Cedation
Ampul
5
Anti emetics
8
Cortidex
Ampul
6
Corticosteroid Corticosteroid Hormones
9
Diazepam
Ampul
5
Minor Transquillizer
10
Dicynone
Ampul
5
Haemostatics Haemostatics
11
Dormicum
Asmpul
12
Ephinephrin Ampul
13
Lasik Ampul
14
Lidocain Lidocain
15
Metro clopramide
Ampul
5
Anti emetik
16
Nicholin 250 mg
Ampul
2
Neuroprotector Neuroprotector
17
Nicholin 100 mg
Ampul
2
Neoroprotector Neoroprotector
18
Naotropil 1 gr
Ampul
5
Neuroprotector Neuroprotector
19
Novalgin
Ampul
5
Analgetik
20
Orodexon
Ampul
4
Anti inflamasi
21
Phenobarbital Phenobarbital
22
Pethidine
23
Pulmicortn Naspv
Ampul
Ampul
6
Anti asthmatic dan COPD preparations
14
Anti asmatic dan COPD preparations 125
Ampul
Anastetic Anastetic lokal
2 2
Ampul
Asnastetic lokal & general
Diuretics 94
Ampul
Anti spasmodics
Hypnotics dan sedatives 2
Ampul
Haemostatic Haemostatic
2
Ampul
16
Jenis Oba
Sedatif
Sedatif 8
Broncodilator Broncodilator
24
Ranitidine
Ampul
5
Antacida
25
Remopain
Ampul
5
Analgetik
26
Renatoc
Ampul
2
Antacida Antacida
27
Toradol 50 mg
28
Panadol
Ampul
5
Analgetik Analgetik
29
Transamin
Ampul
7
Haemostatics Haemostatics
30
Valium
Ampul
14
Sedatif
31
Vit k
32
Tramal 100 mg
33
ATS 1500 u Ampul
10
34
Vaksin Engerik B-In-1
Tube 3
Vaksinasi hepatitis
35
Vaccin Engerik o,5 ml
Tube 2
Vaksinasi hepatitis
36
Kallium clorida
Flacon
6
37
Meylon 25 ml
Flacon
9
38
Meylon 100 ml
Flacon
1
Ampul
Ampul
2
1
Analgetik
Anti perdarahan
Ampul
1
Analgetik
Anti tetanus
Elektrolit
Tablet
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Jenis Obat
1.
Adalat 5 mg Tablet
10
Anti hypertensi/ Betabloker
2.
Adalat 10 mg
Tablet
10
Anti hypertensi / Betabloker
3.
Cedocard 5 mg
Tablet
8
Anti anginal
4.
Nitrobat
Tablet
10
Nitrogliserida
Jumlah
c. Cairan Infus No
Nama Obat
Satuan
1.
Asering
Kolf
2.
Dextrose 5 % 250 ml
Kolf
2
3.
Dextrose 5 % 500 ml
Kolf
8
4
Dextrose 10 % 500ml
Kolf
5
5.
Dextrose In Saline 0,225
Kolf
2
6.
Dextrose 0,5 Darrow
Kolf
3
7.
Kaen 3 B
Kolf
1
8.
Kaen 3 A
Kolf
1
9.
Larutan 2 A Kolf
7
10.
Manitol 250 cc
Kolf
2
11.
Nacl 0,9 % 250 ml Kolf
1
12.
Nacl 0,9 % 500 ml Kolh
5
13.
Nacl 3 %
14.
Ringer Dextrose
Kolf
4
1 Kolf
6
Jenis Obat
15
Ringer Lactat
Kolf
13
16.
Ringer Solution
Kolf
2
17.
Dex 40 % 25 ml
Flalon 6
# Suppositoria No
Nama Obat
Satuan
1.
Amicain Supp
2.
Primperan sup Child
Supp 3
Anti emetik
3.
Primperan Sup Adult
Supp 1
Anti emetik
4.
Paracetamol Sup
Supp 1
Anti piretik, Analgetik
5.
Propyretic 160 mg Supp 1
Anti piretik, Analgetik
6.
Proris Sup
7.
Stesolid 5 mg rect
Tube 5
Sedatif
8.
Stesolid 10 mg rect Tube 7
Sedatif
Supp 2
Supp 6
OBAT PENUNJANG Injeksi
Jumlah
Jenis Obat
Anti emetik
Anti piretik , Analgetik
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1.
Cedantron
Ampul
5
2.
Calsium gluconas
3.
Zantadin
Ampul
5
Antasida
4.
Lanoxin
Ampul
2
Cardiac drugs
5.
Neurobion 5000
6.
Papaverin
Ampul
12
Anti spasmudics
7.
Sotatik Sotatik
Ampul
8
Anti emetik
8
Cortison Asetat
Flacon
4
Anti inflamasi
9.
Kanamycin 1 gr
Flacon
10
Antibiotik
10.
Procain Penicillin
Flacon
2
Antibiotik
Ampul
Antiemetik 3
Ampul Ampul
Jenis Obat
5
Vitamin (elektrolit)
Vitamin
Obat tablet
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Jenis Obat
1.
Aspilet
Tablet
7
Anti coagulans, anti trombotics trombotics
2.
Inderal
Tablet
5
Beta – Beta –Blockers Blockers
3.
Inopamil
Tablet
5
4.
Isorbid Isorbid
Tablet
2
Cardiac drugs
5.
Merislon
Tablet
2
Anti vertigo
6.
Propanolol
Tablet
3
Beta Blockers
7.
Strocain
Tablet
5
Antacid& Antiulcerant
8.
Norit Tablet
9.
Ponstan
2
Analgetic& Antipiretic
15 Tablet
BAB IV – IV – TATA TATA LAKSANA PELAYANAN.
#TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD Petugas Admission Perangkat Kerja Status Medis
Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian admission ( SPO – SPO – IGD IGD – – 002 002 ) Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti untuk mencari identitas pasien Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan status untuk diisi oleh dokter IGD yang bertugas. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan pertolongan pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung jawab melakukan pendaftaran di bagian admission
# TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
Petugas Penanggung Jawab Petugas Operator Dokter / perawat IGD Perangkat Kerja Pesawat telpon Hand phone
III. Tata Laksana Laksana Sistim Sistim Komunikasi Komunikasi IGD
Antara IGD dengan dengan unit lain dalam dalam RS Sumber Sejahtera adalah adalah dengan nomor nomor extension masing-masing unit ( SPO – SPO – IGD IGD – – 026 026 ) Antara IGD dengan dengan dokter konsulen konsulen / rumah sakit lain / yang yang terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone langsung dari IGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki oleh dokter jaga atau melalui bagian operator ( SPO – SPO – IGD IGD – – 027 027 ) Antara IGD dengan dengan petugas ambulan ambulan yang berada berada dilapangan dilapangan menggunakan menggunakan pesawat telephone dan handphone ( SPO – IGD – IGD – – 025 025 ) Dari luar RS Sumber Sejahtera dapat langsung melalui operator
#TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
–Petugas –Petugas Penanggung Jawab
–
Dokter jaga IGD
–Perangkat –Perangkat Kerja
– – Stetoscope
– – Tensimeter
–
Status medis
# Tata Laksana Pelayanan Triase IGD
Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission ( SPO – IGD – IGD – – 002 002 ) Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan prioritas penanganan.
Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu yaitu mengancam jiwa / mengancam mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan ditempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan ditempatkan diruang non bedah
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT
Petugas Penangung Jawab
–
Dokter jaga IGD
Perangkat Kerja
–
Formulir Persetujuan Tindakan
Tata Laksana Informed Consent
Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada pada pasien / keluarga keluarga pasien pasien ( SPO – SPO – IGD IGD – – 009 009 )disaksikan oleh perawat pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh perawat. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
# TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
Petugas Penanggung Jawab
–
Perawat IGD
–
Supir Ambulan
Perangkat Kerja
– – Ambulan
–
Alat Tulis
# Tata Laksana Laksana Transportasi Transportasi Pasien Pasien IGD
Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RS Sumber Sejahtera sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi IGD ( SPO- IGD – 022 – 022 ) Perawat IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
# TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
Petugas Penanggung Jawab Perawat Admission Dokter jaga IGD Perangkat Kerja Stetoscope Tensi meter Alat Tulis
# Tata Laksana Pelayanan False Emergency
Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian admission ( SPO – SPO – IGD IGD – – 002 002 ) Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian admission. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
# TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
Petugas Penanggung Jawab
Petugas Rekam Medis Dokter jaga IGD
Perangkat Kerja Formulir Visum Et Repertum IGD
#. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian ( SPO – SPO – IGD IGD – – 030 030 ) Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang menangani pasien terkait Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian
#TATALAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )
Petugas Penanggung Jawab
Dokter jaga IGD Petugas Satpam
Perangkat Kerja
Senter Stetoscope EKG Surat Kematian
# Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )
Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD ( SPO – IGD – IGD – – 029 029 )
Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian umum / keamanan
# LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT
– Petugas – Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD
Perangkat Kerja Ambulan Handphone
# Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD RS Sumber Sejahtera. Isi informasi mencakup : Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda – tanda tanda vital ) Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, defibrillator ) Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care ( SPO – IGD – IGD – – 024 024 )
Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas ambulan. #TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN
Petugas Penanggung Jawab
Dokter IGD Perawat IGD
Perangkat Kerja Ambulan Formulir persetujuan tindakan Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistim Rujukan IGD
Alih Rawat Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein ( SPO – IGD – IGD – – 020 020 ) Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi RS Sumber Sejahtera / ambulan 118 sesuai kondisi pasien Pemeriksaan Diagnostik
Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan diagnostik, diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS Sumber Sejahtera
Spesimen
Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas laboratorium Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju
BAB V – V – LOGISTIK LOGISTIK
…
BAB VI – VI – KESELAMATAN KESELAMATAN PASIEN.
# Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan asuhan pasien lebih aman. aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien Pelaporan dan analisis insiden Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit Meningkatnya akuntabilitas akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit Terlaksananya program-program program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Hak pasien Mendidik pasien dan keluarga Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Mendidik staf tentang keselamatan pasien Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu suatu kejadian yang tidak diharapkan, diharapkan, yang mengakibatka mengakibatkan n cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu suatu kesalahan akibat akibat melaksanakan melaksanakan suatu tindakan tindakan ( commission ) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
Karena “ keberuntungan” Karena “ pencegahan ” Karena “ peringanan ”
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan kesalahan yang terjadi terjadi dalam proses proses asuhan medis yang yang mengakibatkan mengakibatkan atau atau berpotensi mengakibatkan mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu suatu KTD yang mengakibatkan mengakibatkan kematian kematian atau cedera cedera yang serius; biasanya biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan dengan keseriusan cedera yang yang terjadi ( seperti, seperti, amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
TATA LAKSANA
Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien Melaporkan pada dokter jaga IGD Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga Mengobservasi Mengobservasi keadaan umum pasien Mendokumentasikan Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”
BAB VII – VII – KESELAMATAN KESELAMATAN KERJA.
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 – 49 – 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara – negara – negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap pengidap HIV di Indonesia Indonesia terus meningkat, meningkat, dengan dengan peningkatan peningkatan kasus yang yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan kesakitan hepatitis C dimasyarakat dimasyarakat menurut perkiraan perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak tidak dapat dikenali dikenali secara klinis karena tidak tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyebaran penyakit tersebut diatas diatas memperkuat keinginan keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Kewaspadaan Umum “ atau atau “Universal Precaution” Precaution” yaitu dimulai dimulai sejak dikenalnya dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”. Precaution”.
Tindakan yang beresiko terpajan Cuci tangan yang kurang benar. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
C. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
Cuci tangan guna mencegah infeksi silang Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII – VIII – PENGENDALIAN PENGENDALIAN MUTU;
Idikator mutu yang digunakan di RS Sumber Sejahtera dalam memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan.
This entry was posted in 04.PP - Pelayanan Pasien, Pedoman Pelayanan and tagged darurat, IGD by admin. Bookmark the permalink. Cari Dokumen / Artikel disini ! Search Artikel Lain :
SELAMAT NATAL Panduan Restrain (Pembatasan) pada Pasien Hak Pasien di Rumah Sakit. Pedoman Audit Medis : 495/MENKES/SK/2005 495/MENKES/SK/2005 Acuan Panduan Praktek Praktek Klinis Neurologi Neurologi (PPK) Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi SPO LABORATORIUM – LABORATORIUM – PENYIMPANAN PENYIMPANAN SPECIMEN PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK SPO – SPO – RUJUKAN RUJUKAN PASIEN KELUAR RS (IGD) Kebijakan Bag. ICU ( Intensive Care Unit) Selamat Datang di Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Anti Inflamasi ASESMEN AWAL PASIEN RAWAT INAP INAP PALIATIF ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) PANDUAN BANTUAN HIDUP DASAR Kumpulan Askep Keperawatan (dalam bentuk naratif) PANDUAN JANGAN LAKUKAN RESUSITASI (DO-NOT-RESUSCITATE/DNR) Contoh : FALSAFAH, VISI, MISI DAN TUJUAN PELAYANAN KEPERAWATAN SOP – SOP – MENGUKUR MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR Menteri Kabinet Kerja Jokowi Panduan Kode Biru atau “Code Blue” Kegawatdaruratan Medis Merencana kegiatan (Program Kerja) Pokja keperawatan Panduan Praktek Klinis (PPK) BEDAH – BEDAH – HERNIA HERNIA INGUALIS KERANGKA ACUAN PROGRAM (TOR) – (TOR) – KESEHATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI – AKREDITASI – 3. 3. Kebijakan & Pedoman/Panduanokumen Pedoman/Panduanokumen Akreditasi
PANDUAN PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN KODE MERAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI TENTANG MANAJEMEN RISIKO Tanpa Akreditasi, Izin Rumah Sakit Bisa Dicabut SOP Komite Medis – Medis – VERIFIKASI VERIFIKASI LEGALITAS BERKAS PENGAJUAN KREDENSIAL Penyusunan Program – Program – dr. dr. Luwiharsih, msc. PEMERIKSAAN DENYUT NADI SOP IBU ANAK – ANAK – MEMANDIKAN MEMANDIKAN BAYI PANDUAN SKRINING PASIEN Contoh Pedoman Pelaksanaan Persetujuan tindakan Kedokteran KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RS PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI RADIOLOGI SOP Keperawatan – Keperawatan – MEMBERIKAN MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA PERIZINAN RUMAH SAKIT | Permenkes NOMOR 147/MENKES/PER/I/2010 Daftar Referensi Buku Akreditasi 16 Pelayanan UU 44 Th 2009 Ttg. Rumah Sakit Berbicara dengan bahasa pasien Selamat Idul Fitri MENKES LANTIK DEWAN PENGAWAS RS BLU DAN KOMISI AKREDITASI RS HIGIENE VULVA 03 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname SOP IBU ANAK – ANAK – MENIMBANG MENIMBANG BERAT BADAN KLIEN BAYI / ANAK SOP – SOP – MEMASANG MEMASANG INFUS SOP SURAT MASUK RS SPO – SPO – PEMASANGAN PEMASANGAN GELANG PASIEN RAWAT INAP
Categories
00-Khusus / Perdana 01-APK – 01-APK – Akses Akses Pelay. & Kontiunitas 02.HPK – 02.HPK – Hak Hak Px & Keluarga 03.AP – 03.AP – Asesmen Asesmen Pasien 04.PP – 04.PP – Pelayanan Pelayanan Pasien 05.PAB – 05.PAB – Pelay. Pelay. Anestesi & Bedah 06.MPO – 06.MPO – Penggunaan Penggunaan Obat 07.PPK – 07.PPK – Pend. Pend. Px & Keluarga 08.PMKP – 08.PMKP – Mutu Mutu & Keselamatan Px 09-PPI – 09-PPI – P. P. Pengendalian Infeksi 10.TKP – 10.TKP – T T Kelola & Kepemimpinan 11.MFK – 11.MFK – Manaj. Manaj. Fas. & Keselamatan 12.KPS – 12.KPS – Kualifikasi Kualifikasi & Pend. Staf 13.MKI – 13.MKI – Manaj. Manaj. Kom. Informasi 14.SKP – 14.SKP – Sasaran Sasaran Keselamatan Px. 15.MDGS Ponek Administrasi Manajemen Akreditasi 2012 Artikel Kesehatan Kesehatan Artikel Lainnya Lainnya Gawat Darurat Intensive Care (ICU) Kebijakan Kebijakan RS Keperawatan
Panduan Panduan Praktek Klinis Pedoman Pelayanan Pedoman Pengorganisasian Pelayanan Medis Pemasaran Rumah Sakit Persetujuan Tindakan Medik PKRS – PKRS – Prom. Prom. Kesehatan RS Program Kegiatan Regulasi RI rekam medis SPO – SPO – Stand. Stand. Prosedur Operasional Uncategorized
Artikel Terkait Akreditasi : 06.MPO - Managemen & Penggunaan Obat akreditasi anak askep case manager cuci tangan dokumen akreditasi gawat darurat darurat gizi ibu icu IGD IPS kebijakan keperawatan kesehatan keselamatan pasien Klinis komite medik komite medis kredensial Laboratorium medis panduan Pedoman pedoman pelayanan perbaikan sarana PKRS PMKP ppk PPKlinis prasarana program program kerja Prosedur protap radiologi rekam medis rumah sakit sampah Sarana SOP spo standart profesi tindakan medis Translate Select Language▼
Widget by seo.uk.net D O
W N L O A D Cari Dokumen / Artikel disini ! Search Categories
00-Khusus / Perdana 01-APK – 01-APK – Akses Akses Pelay. & Kontiunitas 02.HPK – 02.HPK – Hak Hak Px & Keluarga 03.AP – 03.AP – Asesmen Asesmen Pasien 04.PP – 04.PP – Pelayanan Pelayanan Pasien 05.PAB – 05.PAB – Pelay. Pelay. Anestesi & Bedah 06.MPO – 06.MPO – Penggunaan Penggunaan Obat 07.PPK – 07.PPK – Pend. Pend. Px & Keluarga 08.PMKP – 08.PMKP – Mutu Mutu & Keselamatan Px 09-PPI – 09-PPI – P. P. Pengendalian Infeksi 10.TKP – 10.TKP – T T Kelola & Kepemimpinan 11.MFK – 11.MFK – Manaj. Manaj. Fas. & Keselamatan 12.KPS – 12.KPS – Kualifikasi Kualifikasi & Pend. Staf 13.MKI – 13.MKI – Manaj. Manaj. Kom. Informasi 14.SKP – 14.SKP – Sasaran Sasaran Keselamatan Px. 15.MDGS Ponek
Administrasi Manajemen Akreditasi 2012 Artikel Kesehatan Kesehatan Artikel Lainnya Lainnya Gawat Darurat Intensive Care (ICU) Kebijakan Kebijakan RS Keperawatan Panduan Panduan Praktek Klinis Pedoman Pelayanan Pedoman Pengorganisasian Pelayanan Medis Pemasaran Rumah Sakit Persetujuan Tindakan Medik PKRS – PKRS – Prom. Prom. Kesehatan RS Program Kegiatan Regulasi RI rekam medis SPO – SPO – Stand. Stand. Prosedur Operasional Uncategorized
Copyright © 2018 Akreditasi Rumah Sakit Indonesia All Rights Reserved. Theme: Catch Flames by Catch Themes
Home Dokumen _ Cara Mendapatkan Mendapatkan Contoh Dokumen _ 01. Panduan Praktek Klinis (NEW) PPK – PPK – Kebidanan Kebidanan dan Kandungan PPK – PPK – Orthopaedi Orthopaedi PPK – PPK – PENYAKIT PENYAKIT DALAM PPK Bedah PPK Bedah – Bedah – Apendiksitis Apendiksitis Akut PPK BEDAH – BEDAH – BATU BATU EMPEDU PPK BEDAH – BEDAH – HERNIA HERNIA INGUALIS PPK Kesehatan Jiwa / Psikiatri PPK Mata PPK Rehab Medis 02. Kebijakan Rumah Sakit Kebijakan Unit di RS 03.Pedoman Pelayanan & Pengorganisasian Pedoman Pengorganisasian IGD 04. Panduan CONTOH PANDUAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION) Panduan Keselamatan Pasien Panduan Pengelolaan Linen 21. Dokumen HPK Hak Pasien – Pasien – Keluarga Keluarga 01 Formulir Penyimpanan Harta Milik Pasien – HPK – HPK 02 Prosedur Second Opinion – Opinion – HKP HKP 03. Form Second Opinion
04. Form Permintaan Privasi – Privasi – HPK HPK 05. Contoh Form Second Opinion 06. FORM GENERAL CONSENT 22. Materi KPS – KPS – Kualifikasi Kualifikasi Pimpinan & Staf CekList Dok. Standart Profesi Kesehatan UU & KMK ICD-10 Tata Naskah Undang-Undang Terkait Rumah Sakit Daftar Judul Kebijakan RS untuk Akreditasi RS 2012 Daftar Judul Standar Operasional Prosedur – Prosedur – SOP SOP Daftar Pedoman Pengorganisasian & Pelayanan RS DAFTAR PANDUAN AKREDITASI RS VER 2012 Patient Care Perdana Tatalaksana Akreditasi RS Program Khusus K1. HPK – HPK – Hak Hak Pasien Keluarga K2. SKP – SKP – Sasaran Sasaran Keselamatan Pasien K3. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) K4. KPS (Kualifikasi Pimpinan dan Staf) Instrumen 2012 1.Pelayanan I.1. APK ( Akses Pelayanan & Kontinuitas) Telusur APK Kebijakan APK
I.2. HPK (Hak Pasien & Keluarga) (*Perdana) Telusur HPK Manajemen Telusur HPK Medik Kebijakan HPK I.3. AP (Asesmen Pasien) Telusur AP KEBIJAKAN AP I.4. PP (Pelayanan Pasien) Telusur PP Kebijakan PP I.5. PAB (Pelayanan Anestesi & Bedah) Telusur PAB Kebijakan PAB I.6. MPO (Manajemen & Penggunaan Obat) Telusur MPO Kebijakan MPO I.7. PPK (Pendidikan Px & Keluarga) Telusur PPK KEBIJAKAN PPK 2.Manajemen II.1. PMKP (Peningkatan Mutu & Keselamatan Px.) Telusur PMKP Kebijakan PMKP FMEA – FMEA – Failure Failure Mode Effect Analisys (KARS) Indikator Klinis – Klinis – Peningkatan Peningkatan Mutu PMKP Indikator Manajemen – Manajemen – Peningkatan Peningkatan Mutu – Mutu – PMKP PMKP
Penyusunan Pedoman PMKP – PMKP – PPT PPT Penyusunan PROGRAM PMKP II.2. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ) Telusur PPI Manajemen Telusur PPI Perawat KEBIJAKAN PPI II.3. TKP (Tata Kelola, Kepemimpinan, Pengarahan) KEBIJAKAN TKP Telusur TKP Manajemen II.4. MFK (Manajamen Fasilitas & Keselamatan) KEBIJAKAN MFK Telusur MFK II.5. KPS (Kualifikasi & Pendidikan Staf) KEBIJAKAN KPS Telusur KPS Manajemen Telusur KPS Medik Telusur KPS Perawat II.6. MKI (Manajemen Komunikasi & Informasi) Telusur MKI Manajemen Telusur MKI Medik Telusur MKI Perawat KEBIJAKAN MKI PETUNJUK TEKNIS PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT Dokumen Rekam Medis 3.SKP* KEBIJAKAN SKP
Telusur SKP (Perawat) III.1. KIP (Ketepatan Identifikasi Pasien) III.2. PKE (Peningkatan (Pe ningkatan Komunikasi yg Efektif) III.3. PKO (Peningkatan Keamanan Obat) III.4. TO (Tepat Operasi) III.5.PRI (Pengurangan Resiko Infeksi) III.6. PRPJ (Pengurangan Resiko Pasien Jatuh) 4.MDGS Telusur MDGS (Perawat) 1. MDGS Ibu dan anak KEBIJAKAN PONEK 2. MDGS HIV / AIDS 3. MDGS : TB DOTS Buku TB DOTS Th. 2011 KEBIJAKAN PONEK Makalah TB-DOT Versi 2018 @Youtube HCM Bab 1 – 1 – Dasar-Dasar Dasar-Dasar Case Management ( Manajemen Kasus ) Definisi & Tujuan Hospital Case Management Download + Donasi Akre-USB Download dg. Donasi TB-Dots Video
Workshop Akre 2012 About IKLAN
DOWNLOAD MATERI Akreditasi Rumah Sakit Klik Disini ! DOWNLOAD MATERI Akreditasi Rumah Sakit Klik Disini ! Quick Box Popup Powered By : XYZScripts.com ← Buku
Saku IKP – IKP – Keselamatan Keselamatan Pasien. ← MANUAL PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN – KEDOKTERAN – KONSIL KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA