KATA PENGANTAR
Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya,
Pusat Data dan dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2011 kembali
menerbitkan Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Pertanian Volume V Nomor 7/ Juli 2011 ini berisi data dan analisis analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian, indeks harga konsumen (IHK) perkotaan, inflasi dan nilai tukar tukar petani (NTP) periode bulanan. Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan institusi penyedia data lainnya. Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang.
Jakarta, Juli 2011 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Ir. M. Tassim Billah, MSc.
KATA PENGANTAR
Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya,
Pusat Data dan dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2011 kembali
menerbitkan Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Pertanian Volume V Nomor 7/ Juli 2011 ini berisi data dan analisis analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian, indeks harga konsumen (IHK) perkotaan, inflasi dan nilai tukar tukar petani (NTP) periode bulanan. Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan institusi penyedia data lainnya. Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang.
Jakarta, Juli 2011 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Ir. M. Tassim Billah, MSc.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I.
BAB II.
PENJELASAN UMUM ...................... ........... ..................... ..................... ...................... ...................... ...................... ...................... ............... .... 1
1.1.
Ekspor Impor ............................................ .................................................................. ............................................ ................................. ........... 1
1.2.
Indeks Harga Konsumen/Inflasi.......................................... ................................................................. ............................. ...... 1
1.3.
Nilai Tukar Petani (NTP) .......................................... ................................................................. ........................................ ................. 3
EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN ...................... ........... ...................... ...................... ...................... ............... .... 5
2.1.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian............................. ............................. 5
2.2.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan.......... 7
2.3.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura Hortikultura.................. 9
2.4.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan Perkebunan ................ 12
2.5.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan ................. 15
BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI ...................... ........... ..................... .................. ........ 19
3.1.
Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia Bulan Juni 2011 ................................ ...................................................... ............................................. .............................................. ........................... .... 19
3.2.
Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan ............................................ ................................................................... ............................... ........ 20
3.3.
Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan ............... 21
BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) ..................... .......... ...................... ...................... ...................... ..................... ..................... ............... .... 23
4.1.
Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan Mei – Juni 2011.............. 23
4.2.
Indeks Harga Harga yang yang Diterima Diterima Petani (IT) (IT) ............................................ ......................................................... ............. 24
4.3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) .......................................... .......................................................... ................ 24
4.4.
Nilai Tukar Petani (NTP) .......................................... ................................................................. ...................................... ............... 25
4.5.
Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia............................. Indonesia............................. 27
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB I. PENJELASAN UMUM
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian edisi Volume V Nomor 7, Juli 2011 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi:
1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Maret – April 2011. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Juni 2011. 3. Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan Mei – Juni 2011.
1.1. Ekspor Impor
Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Penyajian
data
perkembangan
ekspor
impor
komoditas
pertanian
ini
dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan.
1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi
Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar 284-441 komoditas.
IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari
gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
1
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu:
Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging
dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya.
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi,
minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol.
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal,
bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga.
Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak,
barang pribadi dan sandang lain.
Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani,
perawatan jasmani dan kosmetika.
Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursus-
kursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga.
Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi,
komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan.
Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari : l n l n 1
x10 0
l n 1
Dimana : In
= Indeks bulan n;
In-1 = Indeks bulan n-1 Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point .
2
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
1.3. Nilai Tukar Petani (NTP)
Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan.
Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen ( farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan.
IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula
Laspeyres yang
dikembangkan.
NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase.
NTP
IT
IB
x 100%
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
3
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
2.1.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian
Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan April 2011 secara umum mengalami peningkatan sebesar 74,25% dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,37 juta ton menjadi 2,39 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor dari sub sektor perkebunan, sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan. Seiring dengan peningkatan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan April 2011 juga mengalami peningkatan dari US$ 2,82 milyar menjadi US$ 3,78 milyar atau naik sebesar 33,69%. Sementara, volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan April 2011 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, turun sebesar 6,97%, yaitu dari 2,23 juta ton menjadi 2,07 juta ton, begitu juga nilai impornya turun sebesar 3,86%, yaitu dari US$ 1,74 milyar menjadi US$ 1,67 milyar. Penurunan volume impor komoditas pertanian tersebut disebabkan menurunnya impor komoditas hampir di semua sub sektor kecuali sub sektor perkebunan. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan April 2011 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 312,82 ribu ton, demikian pula dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 2,11 milyar. Surplus nilai neraca perdagangan komoditas pertanian bulan April 2011 menunjukkan pertumbuhan meningkat sebesar 93,74% dibandingkan bulan Maret 2011. Perkembangan ekspor impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
5
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.1. Ekspor-Impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Maret-April 2011
No
Sub Sektor
1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca
Maret 2011
April 2011
74.292.186 94.978.811 1.547.409.986 1.399.468.742 -1.473.117.800 -1.304.489.931
Pertumbuhan Apr thd Mar (%)
27,84 -9,56 -11,45
49.230.566 707.964.031 -658.733.465
52.136.135 621.799.534 -569.663.399
5,90 -12,17 -13,52
30.140.129 237.276.589 -207.136.460
29.260.916 174.493.885 -145.232.969
-2,92 -26,46 -29,89
40.958.925 182.593.037 -141.634.112
38.339.739 144.779.134 -106.439.395
-6,39 -20,71 -24,85
1.186.609.303 340.230.569 846.378.734
2.165.175.981 404.836.427 1.760.339.554
82,47 18,99 107,98
2.587.338.639 743.980.055 1.843.358.584
3.522.438.579 810.033.866 2.712.404.713
36,14 8,88 47,14
78.285.691 103.505.740 -25.220.049
96.592.864 94.388.554 2.204.310
23,39 -8,81 -108,74
147.418.288 261.035.158 -113.616.870
163.802.272 227.391.799 -63.589.527
11,11 -12,89 -44,03
1.369.327.309 2.228.422.884 -859.095.575
2.386.008.572 2.073.187.608 312.820.964
74,25 -6,97 -136,41
2.824.946.418 1.738.042.863 1.086.903.555
3.776.716.725 1.671.001.088 2.105.715.637
33,69 -3,86 93,74
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
6
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
2.2.
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan
Nilai ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2011 mencapai US$ 52,14 juta atau meningkat 5,90% dibandingkan bulan sebelumnya. Demikian pula, volume ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan meningkat 27,84%, yakni dari 74,29 ribu ton menjadi 94,98 ribu ton. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini adalah komoditas gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 36,91 juta di bulan April 2011. Pada periode bulan Maret – April 2011, volume ekspor gandum/meslin olahan tersebut meningkat cukup signifikan yakni sebesar 91,10%, dan nilainya meningkat sebesar 28,19% dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas lainnya yang menyumbang ekspor tanaman pangan terbesar adalah ubi kayu olahan, kedele olahan, dan kacang tanah olahan. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Maret - April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor sub sektor tanaman pangan menurut komoditas, Maret - April 2011
No
Komoditas
Maret
April
Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Wijen Biji Lena Sagu Tanaman Pangan Lainnya Total
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume
Nilai
41.597 64.758 42.350 63.977 1,81 -1,21 24.841 23.378 2.101 1.468 -91,54 -93,72 5.458 13.697 0 0 36.063.121 28.791.727 68.916.567 36.908.925 91,10 28,19 247.750 558.732 110.712 40.939 -55,31 -92,67 174.202 31.999 55.572 9.578 -68,10 -70,07 293.730 303.826 301.558 416.410 2,67 37,06 265.570 688.311 259.694 750.771 -2,21 9,07 91.217 77.772 156 112 -99,83 -99,86 731.978 1.034.982 614.196 792.557 -16,09 -23,42 365.331 300.778 485.471 382.065 32,89 27,03 6.491.745 1.717.687 845.432 259.449 -86,98 -84,90 28.593.600 15.204.154 22.435.844 12.075.948 -21,54 -20,57 344 194 76.000 84.680 21.993,02 43.549,48 0 0 0 0 463.573 191.999 289.928 80.286 -37,46 -58,18 438.129 226.572 543.230 268.970 23,99 18,71 74.292.186 49.230.566 94.978.811 52.136.135 27,84 5,90
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2011 mengalami penurunan sebesar 12,17% dibandingkan bulan sebelumnya, yakni dari US$ 707,96 juta menjadi US$ 621,80 juta. Demikian pula dari sisi volume impor komoditas Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
7
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 9,56% yakni dari 1,55 juta ton menjadi 1,40 juta ton. Pada bulan April 2011, komoditas impor utama sub sektor ini adalah gandum meslin yang mencapai US$ 190,47 juta, jagung mencapai US$ 139,38 juta, kedele sebesar US$ 116,52 juta, beras sebesar US$ 106,89 juta, gandum/meslin olahan sebesar US$ 33,75 juta, dan kacang tanah sebesar US$ 22,45 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor sub sektor tanaman pangan menurut komoditas, Maret – April 2011 Maret No
Komoditas Volume (kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
April
Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Wijen Biji Lena Sagu Tanaman Pangan Lainnya Total
Nilai (US$)
Volume (kg)
597.917.105 300.882.467 203.903.335 5.000 13.370 2.500 450.545.924 174.204.247 461.088.410 79.897.705 43.127.732 63.742.766 265.953.020 80.447.897 441.068.018 10.203.275 5.389.091 13.259.812 31.540.122 31.521.545 22.501.795 194.611 377.124 202.653 86.187.360 55.649.790 188.544.769 2.698.904 3.538.036 2.421.585 1.397 2.573 2.168 926 415 0 15.492.600 8.888.282 1.575.129 605.232 340.574 648.323 53.542 25.903 2.716 6.104.607 3.542.525 504.604 8.656 12.460 159 1.547.409.986 707.964.031 1.399.468.742
Nilai (US$) 106.889.207 7.400 190.468.742 33.754.448 139.382.736 7.114.233 22.448.761 381.464 116.523.042 3.139.823 4.046 0 883.032 394.574 4.732 402.814 480 621.799.534
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume -65,90 -50,00 2,34 -20,22 65,84 29,96 -28,66 4,13 118,76 -10,28 55,19 -89,83 7,12 -94,93 -91,73 -98,16 -9,56
Nilai -64,47 -44,65 9,34 -21,73 73,26 32,01 -28,78 1,15 109,39 -11,26 57,25 -90,07 15,86 -81,73 -88,63 -96,15 -12,17
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2011 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 569,66 juta yang berarti mengalami penurunan defisit sebesar 13,52% dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan April 2011, hampir semua komoditas tanaman pangan mengalami defisit kecuali gandum meslin olahan, kacang tanah olahan, ubi jalar, ubi kayu segar dan olahan, dan tanaman pangan lainnya yang sedikit mengalami surplus neraca perdagangan. Defisit neraca perdagangan terbesar pada bulan April 2011 terjadi pada komoditas gandum/ meslin yang mencapai US$ 190,47 juta, disusul kemudian oleh jagung yang mencapai US$ 139,34 juta, kedele sebesar US$ 116,52 juta dan beras sebesar US$ 8
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
106,82 juta. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Komoditas
Maret Volume (kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Wijen Biji Lena Sagu Tanaman Pangan Lainnya Total
April Nilai (US$)
Volume (kg)
-597.875.508 -300.817.709 - 203.860.985 19.841 10.008 -399 -450.540.466 -174.190.550 -461.088.410 -43.834.584 -14.336.005 5.173.801 -265.705.270 -79.889.165 -440.957.306 -10.029.073 -5.357.092 -13.204.240 -31.246.392 -31.217.719 -22.200.237 70.959 311.187 57.041 -86.096.143 -55.572.018 -188.544.613 -1.966.926 -2.503.054 -1.807.389 363.934 298.205 483.303 6.490.819 1.717.272 845.432 13.101.000 6.315.872 20.860.715 -604.888 -340.380 -572.323 -53.542 -25.903 -2.716 -5.641.034 -3.350.526 -214.676 429.473 214.112 543.071 -1.473.117.800 -658.733.465 -1.304.489.931
Pertumbuhan Apr thd Mar (%)
Nilai (US$)
Volume
Nilai
-106.825.230 -5.932 -190.468.742 3.154.477 -139.341.797 -7.104.655 -22.032.351 369.307 -116.522.930 -2.347.266 378.019 259.449 11.192.916 -309.894 -4.732 -322.528 268.490 -569.663.399
-65,90 -102,01 2,34 -111,80 65,96 31,66 -28,95 -19,61 118,99 -8,11 32,80 -86,97 59,23 -5,38 -94,93 -96,19 26,45 -11,45
-64,49 -159,27 9,35 -122,00 74,42 32,62 -29,42 18,68 109,68 -6,22 26,76 -84,89 77,22 -8,96 -81,73 -90,37 25,40 -13,52
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
2.3.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura
Total nilai ekspor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan April 2011 mencapai US$ 38,34 juta atau mengalami penurunan sebesar 6,39% dibandingkan bulan Maret 2011. Demikian pula dari sisi volume ekspor komoditas sub sektor hortikultura turun sebesar 2,92%, yaitu dari 30,14 ribu ton menjadi 29,26 ribu ton. Komoditas yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan April 2011 adalah manggis sebesar US$ 1,60 juta, tanaman hidup lainnya sebesar US$ 658,09 ribu, kubis/kol segar atau dingin sebesar US$ 294,27 ribu, kentang segar sebesar US$ 184,07 ribu, dan turmeric/curcuma segar US$ 144,25 ribu. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
9
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.5. Ekspor sub sektor hortikultura menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Komoditas
Maret
April
Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) A.
SAYURAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bawang merah segar Bawang putih segar Bawang bombay segar Kentang segar Kentang bibit Tomat segar/dingin Bunga kol Kubis/kol segar atau dingin K ubis segar atau dingin lainnya Kacang kapri Wortel Jamur
B
BUAH-BUAHAN
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Mangga Manggis Jeruk Segar Mandarin segar Buah anggur segar Durian Apel Nenas Pir dan kwini Pisang segar
C
TANAMAN HIAS
24 Tanaman anggrek 25 Tanaman hidup lainnya D
Volume -94,12 -12,33 12,11 -30,13 9,95 -34,97 -5,97 -78,15 -99,86 27,82
Nilai
158.506 21.176 1.999 512.634 0 121.554 0 1.605.838 158.687 108.700 27.850 19.952
67.912 4.794 7.152 249.887 0 89.902 0 422.364 83.520 53.273 9.748 91.290
9.327 18.565 2.241 358.194 0 133.646 0 1.044.235 149.219 23.750 40 25.502
4.175 3.130 3.037 184.070 0 92.807 0 294.267 82.500 11.566 16 96.229
-93,85 -34,71 -57,54 -26,34 3,23 -30,33 -1,22 -78,29 -99,84 5,41
54.781 1.572.860 0 0 0 0 0 17 0 4
91.823 1.210.406 0 0 0 0 0 9 0 10
21.347 2.111.816 0 0 0 0 0 30 0 3
48.324 1.601.064 0 0 0 0 0 185 0 12
0 375.389
0 982.015
0 301.534
0 658.092
-19,67
-32,99
100.892 86.907 143.460 144.253 24.817.115 35.029.105 29.260.916 38.339.739
-27,90 -15,22 -1,09 -2,92
22,71 -49,74 -5,93 -6,39
-61,03 -47,37 34,27 32,27 76,47 1.955,56 -25,00 20,00
TANAMAN BIOFARMAKA
25 Jahe 26 Turmeric (Curcuma) E
Pertumbuhan Apr thd Mar (%)
HORTIKULTURA LAINNYA
Total
139.931 70.822 169.205 287.017 25.091.046 37.236.981 30.140.129 40.958.925
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan April 2011 mencapai US$ 144,78 juta atau mengalami penurunan sebesar 20,71% dibandingkan bulan sebelumnya, demikian pula dari sisi volume mengalami penurunanan sebesar 26,46%,
yaitu dari
237,28 ribu ton menjadi 174,49 ribu ton. Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan April 2011 adalah bawang putih segar (US$ 18,87 juta), apel (US$ 18,18 juta), mandarin segar (US$ 17,39 juta), pir dan kwini (US$ 10,62 juta), serta bawang merah segar (US$ 9,62 juta). Sementara, pertumbuhan nilai impor yang cukup signifikan terjadi pada komoditas durian yang mencapai 686,46%. Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Maret – April 2011 disajikan pada Tabel 2.6. 10
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.6. Impor sub sektor hortikultura menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Komoditas
Maret Volume (kg)
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 C 24 25 D 25 26 E
SAYURAN Bawang merah segar Bawang putih segar Bawang bombay segar Kentang segar Kentang bibit Tomat segar/dingin Bunga kol Kubis/kol segar atau dingin Kubis segar atau dingin lainnya Kacang kapri Wortel Jamur BUAH-BUAHAN Mangga Manggis Jeruk Segar Mandarin segar Buah anggur segar Durian Apel Nenas Pir dan kwini Pisang segar TANAMAN HIAS Tanaman anggrek Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA Total
Pertumbuhan Apr thd Mar (%)
April
Nilai (US$)
Volume (kg)
Nilai (US$)
Volume
Nilai
42.154.687 31.759.636 15.511.833 3.390.777 200.000 0 23.233 11.088 6.500 945.628 4.256.148 65.849
2 0.579.694 23.574.025 6.773.263 2.290.152 167.990 0 19.568 9.959 7.596 384.908 2.128.053 81.262
2 0.241.024 24.748.855 9.267.137 5.062.995 0 159 15.079 50.693 8.628 12.845 3.289.573 58.389
9.623.836 18.867.695 3.987.248 3.560.514 0 737 16.445 28.432 9.894 12.023 1.645.943 110.587
-51,98 -22,07 -40,26 49,32 -35,10 357,19 32,74 -98,64 -22,71 -11,33
-53,24 -19,96 -41,13 55,47 -15,96 185,49 30,25 -96,88 -22,65 36,09
376.592 0 1.712.590 37.525.932 4.425.500 331.017 20.631.602 4.139 16.337.597 150.325
300.556 0 1.247.561 33.672.337 9.050.582 470.124 17.880.147 1.313 13.037.006 55.100
131.995 0 1.884.760 19.287.063 4.027.245 2.597.430 20.652.293 3.370 13.259.236 88.659
95.308 0 1.383.015 17.392.348 8.533.654 3.697.334 18.179.152 1.285 10.621.319 33.486
-64,95 10,05 -48,60 -9,00 684,68 0,10 -18,58 -18,84 -41,02
-68,29 10,86 -48,35 -5,71 686,46 1,67 -2,13 -18,53 -39,23
0 8.724
0 53.540
80 91.049
467 36.906
943,66
-31,07
715.832 747.622 902.452 672.629 26,07 1.058 27.357 112.371 79.561 10.521,08 56.730.302 50.033.322 48.700.505 46.189.316 -14,15 237.276.589 182.593.037 174.493.885 144.779.134 -26,46
-10,03 190,83 -7,68 -20,71
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Pada bulan April 2011, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit sebesar US$ 106,44 juta namun mengalami penurunan defisit sebesar 24,85% dibandingkan bulan Maret 2011. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar yakni bawang putih segar mencapai US$ 18,86 juta, apel (US$ 18,18 juta), mandarin segar (US$ 17,39 juta), pir dan kwini (US$ 10,62 juta) serta bawang merah segar (US$ 9,62 juta). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Maret - April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
11
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.7. Neraca perdagangan sub sektor hortikultura menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Komoditas
Maret Volume (kg)
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 C 24 25 D 25 26 E
SAYURAN Bawang merah segar Bawang putih segar Bawang bombay segar Kentang segar Kentang bibit Tomat segar/dingin Bunga kol Kubis/kol segar atau dingin Kubis segar atau dingin lainnya Kacang kapri Terung Jamur BUAH-BUAHAN Mangga Manggis Jeruk Segar Mandarin segar Buah anggur segar Durian Apel Nenas Pir dan kwini Pisang segar TANAMAN HIAS Tanaman anggrek Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA Total
April
Nilai (US$)
Volume (kg)
Nilai (US$)
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume
Nilai
-41.996.181 -31.738.460 -15.509.834 -2.878.143 -200.000 121.554 -23.233 1.594.750 152.187 -836.928 -4.228.298 -45.897
-20.511.782 -23.569.231 -6.766.111 -2.040.265 -167.990 89.902 -19.568 412.405 75.924 -331.635 -2.118.305 10.028
-20.231.697 -24.730.290 -9.264.896 -4.704.801 0 133.487 -15.079 993.542 140.591 10.905 -3.289.533 -32.887
-9.619.661 -18.864.565 -3.984.211 -3.376.444 0 92.070 -16.445 265.835 72.606 -457 -1.645.927 -14.358
-51,82 -22,08 -40,26 63,47 9,82 -35,10 -37,70 -7,62 -101,30 -22,20 -28,35
-53,10 -19,96 -41,12 65,49 2,41 -15,96 -35,54 -4,37 -99,86 -22,30 -243,18
-321.811 1.572.860 -1.712.590 -37.525.932
-208.733 1.210.406 -1.247.561 - 33.672.337
-110.648 2.111.816 -1.884.760 - 19.287.063
-46.984 1.601.064 -1.383.015 - 17.392.348
-65,62 34,27 10,05 -48,60
-77,49 32,27 10,86 -48,35
-331.017 -20.631.602 -4.122 -16.337.597 -150.321
-470.124 -17.880.147 -1.304 - 13.037.006 -55.090
-2.597.430 -20.652.293 -3.340 -13.259.236 -88.656
-3.697.334 -18.179.152 -1.100 -10.621.319 -33.474
684,68 0,10 -18,97 -18,84 -41,02
686,46 1,67 -15,64 -18,53 -39,24
0 366.665
0 928.475
-80 210.485
-467 621.186
-42,59
-33,10
-575.901 -676.800 -801.560 -585.722 168.147 259.660 31.089 64.692 -31.639.256 -12.796.341 -23.883.390 -11.160.211 -207.136.460 -141.634.112 -145.232.969 -106.439.395
39,18 -81,51 -24,51 -29,89
-13,46 -75,09 -12,79 -24,85
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
2.4.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan
Selama bulan Maret - April 2011 volume ekspor komoditas perkebunan mengalami peningkatan signifikan sebesar 82,47% yaitu dari 1,19 juta ton menjadi 2,17 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 36,14% yakni dari US$ 2,59 milyar menjadi US$ 3,52 milyar.
Peningkatan ekspor komoditas ini yang
menyebabkan kinerja perdagangan sektor pertanian pada bulan April mengalami peningkatan. Peningkatan volume ekspor pada periode ini cukup signifikan dipengaruhi oleh meningkatnya volume ekspor minyak sawit, disamping ada beberapa komoditas lain
12
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
yang juga mengalami peningkatan seperti kelapa, karet, lada, pinang, dan makanan dari gula.
Pada bulan April 2011, hasil perkebunan primer yang masih menjadi andalan
ekspor Indonesia karena mempunyai realisasi ekspor terbesar adalah minyak sawit yang mencapai 1,55 juta ton atau setara dengan US$ 1,48 milyar. Disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar 246,67 ribu ton (US$ 1,22 milyar) dan kelapa sebesar 177,32 ribu ton (US$ 204,69 juta). Sementara hasil perkebunan manufaktur yang banyak diekspor Indonesia adalah produk dari karet (ban, dll) sebesar 43,61 ribu ton (US$ 193,16 juta), produk dari kapas sebesar 11,74 ribu ton (US$ 72,68 juta), dan makanan dari gula sebesar 9,99 ribu ton (US$ 22,62 juta).
Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan
Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor sub sektor perkebunan menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Maret
Komoditas
Volume (kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Tebu Pinang Jambu mete Makanana dari gula Produk dari karet Produk dari kapas Lainnya Total
Nilai (US$)
April Volume (kg)
Pertumbuhan Apr thd Mar (%)
Nilai (US$)
Volume
91.710.874 87.182.002 177.317.712 204.686.266 226.311.559 1.178.244.304 246.672.284 1.216.993.976 609.380.843 613.025.837 1.551.832.417 1.480.165.517 46.864.422 117.923.704 35.579.768 97.518.860 7.308.664 15.788.268 6.195.698 13.387.327 4.876.668 23.557.434 5.496.675 27.612.463 9.499.750 61.085.673 8.607.894 59.281.693 33.377.962 113.527.656 16.250.403 61.811.846 1.947.349 5.522.893 1.742.775 6.041.226 4.640.123 6.138.516 4.158.310 5.524.792 15.139.544 864.893 9.016.320 452.956 42.576.931 7.631.980 8.804.123 2.551.286 15.719.377 12.541.830 18.108.963 13.971.944 1.584.343 3.511.131 198.950 1.570.382 9.042.956 21.251.396 9.988.363 22.619.243 44.125.083 193.521.384 43.607.419 193.162.050 15.061.321 86.325.902 11.735.743 72.676.904 7.441.534 39.693.836 9.862.164 42.409.848 1.186.609.303 2.587.338.639 2.165.175.981 3.522.438.579
93,34 9,00 154,66 -24,08 -15,23 12,71 -9,39 -51,31 -10,51 -10,38 -40,45 -79,32 15,20 -87,44 10,45 -1,17 -22,08 32,53 82,47
Nilai 134,78 3,29 141,45 -17,30 -15,21 17,21 -2,95 -45,55 9,39 -10,00 -47,63 -66,57 11,40 -55,27 6,44 -0,19 -15,81 6,84 36,14
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Maret – April 2011 mengalami peningkatan dari sisi volumenya sebesar 18,99%, dan dari sisi nilainya sebesar 8,88%.
Komoditas yang
dominan diimpor oleh Indonesia adalah tebu. Realisasi impor tebu pada bulan April 2011
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
13
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
mencapai 262,33 ribu ton atau setara dengan US$ 198,40 juta, disusul kemudian oleh kapas sebesar 54,53 ribu ton (US$ 184,90 juta) dan karet sebesar 27,19 ribu ton (US$ 95,49 juta). Untuk produk perkebunan manufaktur, Indonesia banyak mengimpor produk dari kapas sebesar 15,31 ribu ton (US$ 149,21 juta) serta produk dari karet (ban, dll) sebesar 16,26 ribu ton atau setara US$ 84,51 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Maret - April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Impor sub sektor perkebunan menurut komoditas, Maret – April 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Komoditas Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Tebu Pinang Jambu mete Makanana dari gula Produk dari karet Produk dari kapas Lainnya Total
Maret
April Volume (kg)
Volume (kg)
Nilai (US$)
Nilai (US$)
191.866 34.466.888 79.086 2.970.083 846.014 400.568 6.255.526 5.215.725 58.538.946 79.725 0 193.662.273 15.000 111.132 1.535.177 16.067.709 12.848.221 6.946.630 340.230.569
111.674 116.453 140.626 115.451.286 27.190.289 95.490.334 206.512 101.503 423.245 7.763.273 1.708.936 4.809.080 1.576.123 1.293.372 1.989.012 772.128 219.689 236.120 28.339.964 9.042.657 48.833.083 19.096.126 4.979.467 19.133.335 180.095.512 54.527.430 184.897.980 112.569 119.604 171.528 0 19.995 12.713 147.392.261 262.333.349 198.401.948 77.250 15.000 77.250 763.350 507.115 1.049.884 4.256.641 1.990.766 4.535.357 94.494.840 16.262.786 84.509.079 129.394.061 15.312.433 149.209.383 14.076.485 9.095.583 16.113.909 743.980.055 404.836.427 810.033.866
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume -39,31 -21,11 28,35 -42,46 52,88 -45,16 44,55 -4,53 -6,85 50,02 35,46 0,00 356,32 29,68 1,21 19,18 30,94 18,99
Nilai 25,93 -17,29 104,95 -38,05 26,20 -69,42 72,31 0,19 2,67 52,38 34,61 0,00 37,54 6,55 -10,57 15,31 14,47 8,88
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan mengalami surplus. Selama periode Maret – April 2011, terjadi peningkatan surplus neraca perdagangan, baik dari sisi volume dan nilai masing-masing sebesar 107,98%, dan 47,14%. Selama periode bulan April 2011, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,48 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 1,12 milyar dan kelapa sebesar US$ 204,55 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan dan terbesar adalah pada komoditas tebu yang mencapai US$ 195,85 juta 14
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
dan kapas sebesar US$ 178,86 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Komoditas
Maret Volume (kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Tebu Pinang Jambu mete Makanana dari gula Produk dari karet Produk dari kapas Lainnya Total
Nilai (US$)
April Volume (kg)
Nilai (US$)
91.519.008 87.070.328 177.201.259 204.545.640 191.844.671 1.062.793.018 219.481.995 1.121.503.642 609.301.757 612.819.325 1.551.730.914 1.479.742.272 43.894.339 110.160.431 33.870.832 92.709.780 6.462.650 14.212.145 4.902.326 11.398.315 4.476.100 22.785.306 5.276.986 27.376.343 3.244.224 32.745.709 -434.763 10.448.610 28.162.237 94.431.530 11.270.936 42.678.511 -56.591.597 -174.572.619 -52.784.655 -178.856.754 4.560.398 6.025.947 4.038.706 5.353.264 15.139.544 864.893 8.996.325 440.243 -151.085.342 -139.760.281 -253.529.226 -195.850.662 15.704.377 12.464.580 18.093.963 13.894.694 1.473.211 2.747.781 -308.165 520.498 7.507.779 16.994.755 7.997.597 18.083.886 28.057.374 99.026.544 27.344.633 108.652.971 2.213.100 -43.068.159 -3.576.690 -76.532.479 494.904 25.617.351 766.581 26.295.939 846.378.734 1.843.358.584 1.760.339.554 2.712.404.713
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume 93,62 14,41 154,67 -22,84 -24,14 17,89 -113,40 -59,98 -6,73 -11,44 -40,58 67,81 15,22 -120,92 6,52 -2,54 - 261,61 54,89 107,98
Nilai 134,92 5,52 141,46 -15,84 -19,80 20,15 -68,09 -54,80 2,45 -11,16 -49,10 40,13 11,47 -81,06 6,41 9,72 77,70 2,65 47,14
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
2.5.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan
Volume ekspor sub sektor peternakan pada bulan April 2011 dibandingkan dengan bulan Maret 2011 mengalami peningkatan sebesar 23,39% yakni dari 78,29 ribu ton menjadi 96,59 ribu ton. Demikian juga dari sisi nilai ekspor naik dari US$ 147,42 juta menjadi US$ 163,80 juta atau naik 11,11%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan April 2011 adalah komoditas lemak yang mencapai US$ 81,58 juta, disusul kemudian oleh makanan olahan sebesar US$ 32,63 juta, produk yang dapat dimakan dari hewan sebesar US$ 18,05 juta, dan kulit sebesar US$ 14,20 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
15
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.11. Ekspor sub sektor peternakan menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Komoditas
Maret Volume (kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kuda Sapi Babi Unggas Primata Burung Daging sapi segar/dingin bentuk karkas Karkas dan 1/2 karkas dari anak biri-biri Daging dan jeroan kalkun Daging dan jeroan bebek, angsa dan ayam guinea Daging dan sisanya dapat dimakan Kodok Daging dan sisanya dapat dimakan (olahan) Susu dan kepala susu Telur Madu Produk yang dapat dimakan dari hewan Yoghurt Mentega Keju Bulu dan kulit unggas Tulang Produk hewani tidak untuk konsumsi manusia Lemak Makanan olahan Obat hewan Kulit Ulat sutra Wol Total
Nilai (US$)
900 600 15 684 2.639.980 5.411.995 0 0 21.264 219.034 786 21.251 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 287.378 1.459.071 50.678 106.905 3.147.038 7.432.431 0 0 29.177 282.275 64.046 16.541.724 15.101 23.701 1.013.856 1.850.852 16.901 54.484 112.923 168.726 4.330 26.874 81 115 54.579.823 64.207.732 15.203.663 32.094.273 30.457 2.109.481 974.818 15.184.160 0 0 92.476 221.920 78.285.691 147.418.288
April Volume (kg)
Nilai (US$)
0 0 0 0 2.779.760 5.122.841 0 0 18.655 144.929 2.213 45.056 102 1.313 200 87 8 114 0 0 16.803 22.455 319.058 1.542.306 26.477 40.736 2.940.731 6.376.737 0 0 17.287 296.221 86.503 18.053.320 18.976 25.466 765.343 1.283.534 60.995 223.681 88.447 107.202 2.399 15.157 19 45 73.655.728 81.581.912 14.798.185 32.626.397 29.867 1.987.574 920.661 14.203.794 0 0 44.447 101.395 96.592.864 163.802.272
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume 5,29 -12,27 181,55 11,02 -47,75 -6,56 -40,75 35,06 25,66 -24,51 260,90 -21,67 -44,60 -76,54 34,95 -2,67 -1,94 -5,56 -51,94 23,39
Nilai -5,34 -33,83 112,02 5,70 -61,90 -14,20 4,94 9,14 7,45 -30,65 310,54 -36,46 -43,60 -60,87 27,06 1,66 -5,78 -6,46 -54,31 11,11
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Perkembangan volume dan nilai impor sub sektor peternakan bulan April 2011 dibandingkan bulan Maret 2011 mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,81% dan 12,89%. Pada bulan April 2011, realisasi nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 58,37 juta, diikuti oleh makanan olahan sebesar US$ 46,93 juta, kulit sebesar US$ 45,46 juta, sapi sebesar US$ 17,96 juta dan produk yang dapat dimakan dari hewan sebesar US$ 12,55 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12.
16
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.12. Impor sub sektor peternakan menurut komoditas, Maret – April 2011
No
Maret
Komoditas
Volume (kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kuda Sapi Babi Unggas Primata Burung Daging sapi segar/dingin bentuk karkas Karkas d an 1/2 karkas d ari anak b iri- biri Daging dan jeroan kalkun Daging d an j ero an b eb ek, an gsa d an ayam gu inea Daging dan sisanya dapat dimakan Kodok Daging dan sisanya dapat dimakan (olahan) Susu dan kepala susu Telur Madu Produk yang dapat dimakan dari hewan Yoghurt Mentega Keju Bulu dan kulit unggas Tulang Pro du k h ewani tidak un tu k ko nsu msi manu sia Lemak Makanan olahan Obat hewan Kulit Ulat sutra Wol Total
Nilai (US$)
April Volume (kg)
Nilai (US$)
0 0 0 0 9.885.967 26.053.992 6.891.640 17.956.152 0 0 0 0 1.114 78.628 62 3.647 0 0 0 0 0 0 81 2.488 4.815.957 16.827.678 2.454.423 8.588.674 2 .512 .82 9 5.3 79. 685 1.68 9.5 14 3. 059 .73 4 23.802 61.451 13.455 41.729 2 4.38 0 25 .306 57.6 58 79 .18 5 0 0 0 0 0 0 18.444 86.303 2.000 20.386 20.260 161.580 20.789.683 74.846.917 14.892.182 58.368.562 62.599 284.408 113.250 532.173 89.315 335.086 282.543 972.899 8.176.711 14.571.312 7.371.699 12.548.035 0 0 0 0 2.249.702 10.577.220 2.267.663 9.724.052 2.068.690 9.491.698 1.638.366 7.536.456 345.150 2.988.823 885.965 4.479.928 0 0 0 0 69 3.76 2 6 00.6 59 39 3.9 27 338 .777 561.085 1.244.935 441.269 791.565 45.320.840 46.685.862 49.258.582 46.934.248 527.728 3.974.025 172.684 3.438.690 4.949.256 39.932.878 5.143.822 45.463.547 15.500 90.383 24.852 84.552 389.670 6.963.826 356.213 6.198.823 103.505.740 261.035.158 94.388.554 227.391.799
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume -30,29 -94,43 -49,04 - 32 ,76 -43,47 1 36 ,5 0 913,00 -28,37 80,91 216,34 -9,85 0,80 -20,80 156,69 - 43 ,22 -21,35 8,69 -67,28 3,93 60,34 -8,59 -8,81
Nilai -31,08 -95,36 -48,96 -43 ,12 -32,09 21 2,91 692,60 -22,02 87,12 190,34 -13,89 -8,07 -20,60 49,89 -43 ,60 -36,42 0,53 -13,47 13,85 -6,45 -10,99 -12,89
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Maret – April 2011 mengalami defisit dari sisi nilai, dan cenderung mengalami penurunan sebesar 44,03%. Sementara, dari sisi volume mengalami surplus sebesar 2,2 ribu ton karena meningkatnya volume ekspor beberapa komoditas penyusunnya. Defisit neraca perdagangan pada bulan April mencapai US$ 63,59 juta. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yakni sebesar US$ 51,99 juta, disusul oleh kulit sebesar US$ 31,26 juta dan sapi sebesar US$ 17,96 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan terbesar di bulan April dialami komoditas lemak sebesar US$ 80,79 juta. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan bulan Maret – April 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
17
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.13. Neraca perdagangan sub sektor peternakan menurut komoditas, Maret – April 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Komoditas Kuda Sapi Babi Unggas Primata Burung Daging sapi segar/dingin bentuk karkas Karkas dan 1/2 karkas dari anak biri-biri Daging dan jeroan kalkun Daging dan jeroan bebek, angsa dan ayam guinea Daging dan sisanya dapat dimakan Kodok Daging dan sisanya dapat dimakan (olahan) Susu dan kepala susu Telur Madu Produk yang dapat dimakan dari hewan Yoghurt Mentega Keju Bulu dan kulit unggas Tulang Produk hewani tidak untuk konsumsi manusia Lemak Makanan olahan Obat hewan Kulit Ulat sutra Wol Total
Maret
April
Volume (kg) Nilai (US$) 900 600 -9.885.952 -26.053.308 2.639.980 5.411.995 -1.114 -78.628 21.264 219.034 786 21.251 -4.815.957 -16.827.678 -2.512.829 -5.379.685 -23.802 -61.451 -24.380 -25.306 0 0 287.378 1.459.071 48.678 86.519 -17.642.645 -67.414.486 -62.599 -284.408 -60.138 -52.811 -8.112.665 1.970.412 15.101 23.701 -1.235.846 -8.726.368 -2.051.789 -9.437.214 -232.227 -2.820.097 4.330 26.874 -693.681 -600.544 54.018.738 62.962.797 -30.117.177 -14.591.589 -497.271 -1.864.544 -3.974.438 -24.748.718 -15.500 -90.383 -297.194 -6.741.906 -25.220.049 -113.616.870
Volume (kg) Nilai (US$) 0 0 -6.891.640 -17.956.152 2.779.760 5.122.841 -62 -3.647 18.655 144.929 2.132 42.568 -2.454.321 -8.587.361 -1.689.314 -3.059.647 -13.447 -41.615 -57.658 -79.185 16.803 22.455 300.614 1.456.003 6.217 -120.844 -11.951.451 -51.991.825 -113.250 -532.173 -265.256 -676.678 -7.285.196 5.505.285 18.976 25.466 -1.502.320 -8.440.518 -1.577.371 -7.312.775 -797.518 -4.372.726 2.399 15.157 -393.908 -338.732 73.214.459 80.790.347 -34.460.397 -14.307.851 -142.817 -1.451.116 -4.223.161 -31.259.753 -24.852 -84.552 -311.766 -6.097.428 2.204.310 -63.589.527
Pertumbuhan Apr thd Mar (%) Volume Nilai -30,29 -31,08 5,29 -5,34 -94,43 -95,36 -12,27 -33,83 171,25 100,31 -49,04 -48,97 -32,77 -43,13 136,50 212,91 4,61 -0,21 -87,23 -239,67 -32,26 -22,88 80,91 87,12 341,08 1181,32 -10,20 179,40 25,66 7,45 21,56 -3,28 -23,12 -22,51 243,42 55,06 -44,60 -43,60 -43,21 -43,60 35,54 28,31 14,42 -1,94 -71,28 -22,17 6,26 26,31 60,34 -6,45 4,90 -9,56 -108,74 -44,03
Sumber : BPS, diolah Pusdatin
18
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia Bulan Juni 2011
IHK gabungan 66 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Perkembangan IHK umum gabungan 66 kota pada bulan Juni 2011 mengalami peningkatan dibandingkan bulan Mei 2011, yaitu dari 125,81 menjadi 126,50 atau terjadi inflasi sebesar 0,55%. Peningkatan IHK atau inflasi tersebut terjadi pada semua kelompok penyusun IHK umum. Berdasarkan perbandingan IHK bulan Juni 2011 terhadap IHK bulan Mei 2011 terjadi inflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,27%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,41%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,30%, kelompok sandang sebesar 0,57%, kelompok kesehatan sebesar 0,41%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,18%, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15%. Apabila dilihat selama periode tahun ini (Januari-Juni 2011), lebih dikenal dengan istilah inflasi tahun kalender , terjadi inflasi umum sebesar 1,06%. Inflasi juga terjadi di hampir semua kelompok penyusun IHK, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar dengan laju inflasi sebesar 2,13%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,95%, kelompok sandang sebesar 2,43%, kelompok kesehatan sebesar 2,87%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,00%, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,90%, kecuali kelompok bahan makanan mengalami penurunan harga atau deflasi sebesar 1,05%. Perkembangan IHK gabungan 66 kota di Indonesia pada bulan Juni 2011 secara rinci disajikan pada Tabel 3.1.
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
19
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 66 kota di Indonesia, Juni 2011 Perubahan (%) No.
Kelompok/Sub Kelompok
IHK Juni 2011
Satu Bulan
Tahun kalender
(Juni thd Mei'11) (Juni'11 thd Des'10) I
II
U M U M/TOTAL BAHAN MAKANAN
126,50 145,84
0,55 1,27
-1,05
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya
147,47 140,15 142,89 148,15 133,77 153,33 169,11 148,08 157,91 138,33 121,48
1,29 2,77 0,90 0,89 2,13 1,25 0,35 1,13 -0,07 0,31 0,58
-1,61 0,44 5,28 7,40 2,86 -1,30 3,43 2,73 -22,54 5,80 1,84
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
135,41
0,41
2,13
Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol
136,02 132,27 136,28
0,32 -0,19 1,24
2,00 0,02 4,53
122,13
0,30
1,95
120,24 134,17 113,75 118,37
0,27 0,35 0,24 0,30
2,57 0,77 1,40 2,10
129,84
0,57
2,43
Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain
117,89 111,54 113,80 169,65
0,34 0,19 0,49 0,87
2,14 0,97 1,24 4,11
KESEHATAN
119,18
0,41
2,87
Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika
118,72 118,45 123,24 119,84
0,36 0,37 0,84 0,40
2,89 2,55 3,69 3,11
119,04
0,18
1,00
128,40 114,80 107,90 111,39 111,30
0,09 0,78 0,21 0,13 0,38
0,63 1,63 0,71 1,42 2,53
107,06
0,15
0,90
111,29 87,34 134,07 109,31
0,15 -0,05 0,68 0,00
1,33 -0,52 1,49 0,12
III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR
Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga IV SANDANG
V
VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
Pendidikan Kursus-kursus / Pelatihan Perlengkapan / Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
Transpor Komunikasi Dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan
1,06
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
3.2. Perkembangan IHK Gabungan 66 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan
Perkembangan IHK kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2011 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan bulan Mei 2011, yaitu dari 144,01 menjadi 145,84. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya inflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,27%. Penyusun IHK kelompok bahan makanan terdiri dari sub kelompok : (1) padipadian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan 20
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Pada bulan Juni 2011, inflasi terjadi pada semua sub kelompok penyusun bahan makanan, kecuali sub kelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar 0,07%. Inflasi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,29%, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,77%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,90%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,89%, sub kelompok telur, susu dan hasilhasilnya sebesar 213%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1,25%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,35%, sub kelompok buah-buahan sebesar 1,13%, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,31% dan bahan makanan lainnya sebesar 0,58%. Sub kelompok yang mengalami kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mencapai 2,77% dan yang terendah pada sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,31%. Apabila dilihat selama periode tahun ini (Januari-Juni 2011), lebih dikenal dengan istilah inflasi tahun kalender , terjadi deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,05%. Penyusun kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi tertinggi yakni sub kelompok bumbu-bumbuan hingga mencapai 22,54%, sedangkan deflasi terendah terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya yaitu sebesar 1,61%. Sementara terdapat 7 (tujuh) sub kelompok yang mengalami inflasi, dimana sub kelompok ikan diawetkan mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 7,40% dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya yaitu sebesar 0,44%, seperti terlihat pada Tabel 3.1.
3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan
Periode bulan Juni 2011 kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1.27% terhadap bulan Mei 2011. Inflasi kelompok bahan makanan tersebut memberikan andil positif terhadap inflasi umum sebesar 0,2978%. Hampir semua sub kelompok memberikan andil positif terhadap inflasi kelompok bahan makanan dengan kisaran antara 0,0040% hingga 0,0778%, kecuali sub kelompok bumbu-bumbuan andil negatif yaitu sebesar 0,0027%. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya selama bulan Juni 2011 mengalami inflasi sebesar 1.29% yang disusun oleh komoditas beras, ketela pohon,
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
21
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
mie kering instant dan tepung terigu. Semua komoditas tersebut memberikan andil positif terutama beras hingga mencapai 0,0717%, kecuali ketela pohon yang memberikan andil negatif sebesar 0,0002%. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum secara rinci disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan, Juni 2011
No.
Kelompok / Sub Kelompok
Andil (%)
UMUM
0,5500
Bahan Makanan
0,2978
Padi-Padian, Umbi-Umbian Dan Hasilnya
0,0719
- 101001 BERAS
0,0717
- 101007 KETELA POHON
-0,0002
- 101011 MIE KERING INSTANT
0,0001
- 101022 TEPUNG TERIGU
0,0003
2
Daging-Dagingan Dan Hasil-Hasilnya
0,0778
3
Ikan Segar
0,0409
4
Ikan Dikeringkan/Diawetkan
0,0063
5
Telur, Susu Dan Hasil-Hasilnya
0,0468
6
Sayur-Sayuran
0,0287
7
Kacang-Kacangan
0,0015
8
Buah-Buahan
0,0220
9
Bumbu-Bumbuan
-0,0027
10
Lemak Dan Minyak
0,0040
11
Bahan Makanan Lainnya
0,0006
1
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
22
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP)
4.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Bulan Mei - Juni 2011
Perkembangan nilai tukar petani (NTP) nasional berdasarkan tahun dasar 2007, pada bulan Juni 2011 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,28% yaitu dari 104,50 menjadi 104,79.
Peningkatan tersebut dikarenakan
meningkatnya indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya yang dikeluarkan. Sementara, indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,63% yaitu dari 137,38 naik menjadi 138,25. Demikian pula dengan indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan dari 131,46 menjadi 131,92 atau naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,35%, seperti tersaji pada Gambar 4.1.
160,00
120,00
80,00
40,00
0,00 IT
IB
NTP
Mei
137,38
131,46
104,50
Juni
138,25
131,92
104,79
Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Mei - Juni 2011
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
23
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4.2. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)
Pada periode bulan Juni 2011 Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 1,12%, yakni dari 136,13 menjadi 137,66. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks harga padi sebesar 1,36%, dan indeks harga palawija naik sebesar 0,65%. IT nasional sub sektor hortikultura jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami penurunan yaitu dari 143,98 menjadi 143,53 atau turun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,31%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks harga sayur-sayuran sebesar 1,02%, sedangkan indeks harga buah-buahan hanya mengalami sedikit peningkatan sebesar
0,18%.
Sebaliknya, IT tanaman perkebunan rakyat mengalami
peningkatan yaitu dari 141,17 menjadi 141,82 atau naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,46%. Pada periode bulan Juni 2011, IT sub sektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,35%, yakni dari 130,33 menjadi 130,78 yang dipengaruhi meningkatnya indeks harga ternak besar sebesar 0,43%, indeks harga ternak kecil sebesar 0,11%, indeks harga unggas sebesar 0,31%, dan indeks harga hasil ternak sebesar 0,17%. Sementara IT sub sektor perikanan juga mengalami peningkatan yaitu dari 135,82 menjadi 136,42, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga ikan hasil penangkapan sebesar 0,07%, dan indeks harga ikan hasil budidaya sebesar 0,55%.
Perkembangan
indeks penyusun IT secara rinci disajkan pada Tabel 4.1.
4.3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)
Pada periode bulan Juni 2011, indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,39% yakni dari 133,12 menjadi 133,64 sebagai akibat naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,44% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,02%. IB nasional sub sektor hortikultura jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga mengalami peningkatan dari 131,80 menjadi 132,25 atau naik sebesar 0,34%. Peningkatan ini terjadi
24
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
dikarenakan indeks biaya konsumsi rumah tangga naik sebesar 0,40%, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,06%. Peningkatan IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat yaitu dari 130,59 menjadi 130,95 atau naik dengan rata-rata pertumbuhan 0,28%, yang dipengaruhi naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,33% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,07%. IB sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 128,79 menjadi 129,25 atau naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,36%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,44%, dan indeks harga biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,17%.
Demikian pula, IB sub sektor
perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 127,38 menjadi 127,72 atau naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,27% yang dipengaruhi naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,29% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,23%. Perkembangan indeks penyusun IB secara rinci tersaji pada Tabel 4.1.
4.4. Nilai Tukar Petani (NTP)
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, pada bulan Juni 2011, NTP tertinggi adalah pada sub sektor hortikultura yang disusul berturut-turut oleh sub sektor tanaman perkebunan, perikanan, tanaman pangan dan peternakan.
Apabila dibandingkan dengan bulan
sebelumnya maka nilai tukar petani (NTP) nasional untuk sub sektor hortikultura pada bulan Juni 2011 mengalami penurunan dari 109,24 menjadi 108,53 atau turun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,65%. Pada periode yang sama, NTP sub sektor perkebunan rakyat mengalami peningkatan dari 108,01 menjadi 108,30 atau naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,19%. NTP sub sektor perikanan mengalami peningkatan dari 106,63 menjadi 106,81 atau naik sebesar 0,17%. Sementara, NTP sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan dari 102,26 menjadi 103,01 atau naik sebesar 0,73%. Sedangkan NTP sub sektor peternakan tidak mengalami perubahan jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 101,19. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor periode Mei - Juni 2011 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
25
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 4.1.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Mei - Juni 2011 (2007=100) Rincian
Tanaman Pangan A. Indeks harga yang diterima Petani - Padi - Palawija B. Indek harga yang dibayar petani - Konsumsi rumah tangga - BPPBM C. Nilai Tukar Petani Hortikultura A. Indeks harga yang diterima Petani - Sayur - Buah B. Indek harga yang dibayar petani - Konsumsi rumah tangga - BPPBM C. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat A. Indeks harga yang diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat B. Indek harga yang dibayar petani - Konsumsi rumah tangga - BPPBM C. Nilai Tukar Petani Peternakan A. Indeks harga yang diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak B. Indek harga yang dibayar petani - Konsumsi rumah tangga - BPPBM C. Nilai Tukar Petani Perikanan A. Indeks harga yang diterima Petani - Budidaya - Penangkapan B. Indek harga yang dibayar petani - Konsumsi rumah tangga - BPPBM C. Nilai Tukar Petani
Mei '11
Juni '11
Pertumbuhan (%)
136,13 131,71 145,20 133,12 134,50 127,84 102,26
137,66 133,50 146,15 133,64 135,09 127,86 103,01
1,12 1,36 0,65 0,39 0,44 0,02 0,73
143,98 145,70 142,99 131,80 133,70 123,40 109,24
143,53 144,21 143,25 132,25 134,24 123,47 108,53
-0,31 -1,02 0,18 0,34 0,40 0,06 -0,65
141,17 141,17 130,59 133,38 121,36 108,10
141,82 141,82 130,95 133,82 121,44 108,30
0,46 0,46 0,28 0,33 0,07 0,19
130,33 122,93 141,66 134,31 139,29 128,79 132,90 120,92 101,19
130,78 123,46 141,81 134,74 139,53 129,25 133,48 121,13 101,19
0,35 0,43 0,11 0,32 0,17 0,36 0,44 0,17 0,00
135,82 137,45 124,13 127,38 133,93 116,54 106,63
136,42 138,20 124,22 127,72 134,32 116,81 106,81
0,44 0,55 0,07 0,27 0,29 0,23 0,17
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
26
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4.5. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia
Pada bulan Juni 2011 indeks yang diterima petani (IT) jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya 2011 mengalami peningkatan di 25 (dua puluh lima) provinsi Indonesia, Peningkatan IT terbesar terjadi di provinsi Lampung sebesar 1,29%, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah masingmasing sebesar 0,07%.
Penurunan IT terjadi di 7 (tujuh) provinsi Indonesia dengan
penurunan terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,54%, penurunan terkecil di provinsi Sumatera Barat sebesar 0,03%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia secara rinci tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Mei - Juni 2011 (2007=100) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Provinsi
Lampung Jawa Timur Jawa Tengah Bangka Belitung Jawa Barat Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Selatan DI. Yogyakarta Maluku Jambi Sumatera Selatan Papua Sulawesi Utara Sulawesi Barat Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tengah Banten Maluku Utara Papua Barat Nusa Tenggara Timur Nanggroe Aceh Darussalam Kalimantan Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Sumatera Barat Kepulauan Riau Kalimantan Selatan Sumatera Utara Riau Bali Bengkulu
Mei' 11
Juni '11
152,63 137,65 134,45 116,48 141,15 137,97 130,08 141,43 143,61 140,97 123,13 139,68 129,03 133,47 137,16 127,73 132,58 137,53 132,10 130,14 138,36 131,53 124,52 132,81 133,98 139,60 126,52 140,77 137,70 130,64 137,71 144,20
154,60 139,19 135,95 117,51 142,20 138,99 131,02 142,34 144,47 141,65 123,63 140,14 129,37 133,79 137,47 127,99 132,85 137,79 132,32 130,33 138,56 131,68 124,65 132,90 134,07 139,55 126,45 140,55 137,35 130,16 137,13 143,41
Pertumbuhan (%) 1,29 1,12 1,12 0,89 0,74 0,74 0,72 0,65 0,59 0,49 0,40 0,33 0,27 0,24 0,23 0,20 0,20 0,19 0,17 0,15 0,14 0,12 0,10 0,07 0,07 -0,03 -0,06 -0,16 -0,25 -0,37 -0,43 -0,54
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Volume V, Nomor 7 /Juli 2011
27
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Juni 2011 bila dibandingkan bulan sebelumnya terjadi peningkatan di 26 (dua puluh enam) provinsi di Indonesia, dengan peningkatan IB terbesar terjadi di Bengkulu sebesar 0,83% dan peningkatan terkecil terjadi di Maluku Utara sebesar 0,04%. Sedangkan penurunan IB terjadi di 6 (enam) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Sulawesi Selatan sebesar 0,29% dan penurunan terkecil terjadi di Riau sebesar 0,04%. Perkembangan IB per provinsi di Indonesia secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Perkembangan IB per Provinsi Indonesia Bulan Mei – Juni 2011 (2007=100) Provinsi
Bengkulu Jawa Timur Banten Jawa Tengah DI. Yogyakarta Kalimantan Barat Sumatera Utara Sulawesi Tenggara Nusa Tenggara Barat Sumatera Selatan Maluku Kalimantan Tengah Papua Sumatera Barat Lampung Papua Barat Bangka Belitung Nusa Tenggara Timur Sulawesi Barat Kalimantan Selatan Kepulauan Riau Nanggroe Aceh Darussalam Gorontalo Jawa Barat Bali Maluku Utara Riau Jambi Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Timur Sulawesi Selatan
Mei' 11
Juni '11
138,59 135,18 131,94 129,06 125,56 128,98 132,33 127,62 132,36 125,82 134,11 131,93 127,51 130,93 125,63 126,39 117,74 135,16 130,81 129,64 121,53 126,47 124,65 136,17 128,47 130,86 124,10 127,66 133,26 129,00 126,60 131,91
139,73 136,05 132,67 129,78 126,25 129,53 132,85 128,13 132,88 126,30 134,59 132,41 127,95 131,37 126,03 126,70 118,02 135,48 131,10 129,92 121,72 126,66 124,83 136,33 128,56 130,91 124,06 127,58 133,08 128,82 126,36 131,53
Pertumbuhan (%) 0,83 0,64 0,56 0,55 0,55 0,43 0,40 0,40 0,39 0,38 0,36 0,36 0,34 0,33 0,32 0,24 0,24 0,24 0,22 0,22 0,16 0,15 0,14 0,12 0,06 0,04 -0,04 -0,06 -0,13 -0,14 -0,19 -0,29
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juni 2011 di 16 (enam belas) provinsi. Peningkatan terbesar terjadi di
28
Volume V, Nomor 7 / Juli 2011