1
CYSTOCENTESIS
Kelompok Va: Septi Rubiyani
B04061375
(
)
Septiani Purwanti H
B04062593
(
)
Bahtiar Hidayat H
B04062864
(
)
Khoirun Nisa’
B04063319
(
)
Ikrar Trisnaning H.U
B04063461
(
)
Bagian Bedah dan Radiologi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor 2010 BAB 1. PENDAHULUAN
2
A. Lata Latarr Belak lakang Cysto Cystocen centes tesis is adala adalah h suatu suatu tinda tindakan kan yang yang digun digunaka akan n oleh oleh dokter dokter hewan hewan untuk untuk mengkole mengkoleksi ksi urin dari hewan. hewan. Jarum Jarum ditusukk ditusukkan an ke vesica vesica urinaria kemudian sampel urin diambil. Cystocentesis dapat dilakukan pada hewan dengan posisi dorsal recumbency, lateral recumbency, atau oblique. Posi Posisi si dari dari hewa hewan n terg tergan antu tung ng dari dari pili piliha han n oper operat ator or saat saat mela melaku kuka kan n cystocentesis. Cystocentesis biasanya menggunakan jarum berukuran 25 – 22, dan spuid bervolume 3 ml, dengan posisi jarum saat pengambilan sampel urin 450. Cystoc Cystocent entesi esis s dilaku dilakukan kan untuk untuk mengam mengambi bill sampel sampel urin urin dari dari vesic vesica a urina urinaria ria untuk untuk pemeri pemeriksa ksaan an urina urinalys lysis, is, sepert sepertii adany adanya a kontam kontamin inasi asi dari dari bakteri, adanya ruptur sel, debris, atau infeksi saluran urinasi bagian bawah. Cystocente Cystocentesis sis juga dapat dapat dilakuka dilakukan n tanpa tanpa melakuka melakukan n pembedah pembedahan. an. Tehnik ini lebih mengurangi rasa sakit yang dialami oleh hewan. Abdomen dipalpasi untuk mengetahui posisi dari vesica urinaria dan ditahan agar tidak bergeser. Cystocentesis sebaiknya dilakukan pada biagian apex dari vesica urina urinaria ria.. Area Area dilak dilakuka ukann nnya ya cystoc cystocen entes tesis is harus haruslah lah bersih bersih dan steril steril,, sebelum dilakukan cystocentesis terlebih dahulu dibersihkan menggunakan antiseptik. Hal utama dari cystocentesis, jika sampel urin tidak diperoleh pada tusukan pertama, percobaan berikutnya dilakukan tusukan sekitar 1- 2 cm pada bagian cranial atau caudal dari tusukan yang pertama. B. Tujuan Mengetahui dan mampu mempraktekkan mempraktekkan cystocentesis sebagai usaha yang dilakukan dilakukan oleh dokter hewan hewan untuk untuk mengkole mengkoleksi ksi sampel sampel urin untuk pemeriks pemeriksaan aan urinalys urinalysis, is, seperti seperti adanya adanya kontamina kontaminasi si dari bakteri, bakteri, adanya adanya ruptur sel, debris, atau infeksi saluran urinasi bagian bawah, serta sebagai awalan sebelum melakukan cystotomi.
BAB 2. MATERIAL DAN METODE A. Sign Signal alem emen entt Hewa Hewan n Nama hewan Jenis Hewan Ras Jenis Kelamin Berat Badan
: : : : :
Totori Kucing Domestic House Cat (DHS) Cat (DHS) Betina 2 kg
3
Umur Warna Tanda khusus
: : :
6 Bulan Abu-abu, putih Ujung ekor bengkok
B. Baha Bahan n Pra Prakt ktik ikum um Bahan-bahan yang digunakan yaitu seekor kucing, alkohol 70%, NaCl fisiolog fisiologis, is, sediaan sediaan xilazine xilazine,, sediaan sediaan ketamine ketamine,, penisili penisilin, n, betadine, betadine, antibiot antibiotik ik oxytetracyclne, antibiotik amoxilin, sediaan atropin, revanol, benang catgut, dan benang silk. C. Alat Alat Prak Prakti tiku kum m Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu seperangkat alat bedah minor (4 buah towl clam, 2 buah pinset anatomis dan syrorgis, 1 gagang scalpel dan balde, 3 buah gunting, 4 buah tang arteri lurus anatomis, 2 buah tang arteri bengk bengkok ok anato anatomis mis,, 2 tang tang arter arterii lurus lurus syror syrorgis gis,, dan dan 1 buah buah needl needle e holde holder), r), perlengkapan operator dan asisten (2 buah penutup kepala, 2 buah masker, 4 buah buah sikat, sikat, 2 buah buah handuk handuk,, 2 pasan pasang g sarun sarung g tangan tangan,, dan 2 buah buah pakaia pakaian n bedah), needle berpenampang bulat, needle berpenampang segitiga, tampon, spoit spoit 3 ml, kain kain penutu penutup, p, lap, lap, koran koran,, tali, tali, timba timbanga ngan, n, alat alat cukur, cukur, pengg penggari aris, s, thermometer, dan stethoscope, dan stopwatch. D. Langka Langkah h Kerja Kerja Prakti Praktikum kum D.1. Persiapan Pra Operasi
1. Persiapan ruang operasi Ruang operasi dibersihkan dari kotoran dengan disapu (dibersihkan dari debu), kemudian disterilisasi dengan radiasi atau dengan desinfektan (alkohol 70%). 2. Pers Persia iapa pan n per peral alat atan an Satu set peralatan bedah minor disiapkan. Peralatan yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan ditata dalam wadah mulai dari needle holder, tang arteri, gunting, scalpel, pinset syrorgis, pinset anatomis, dan towl clamp. Kemudian wadah berisi peralatan tersebut dibungkus dengan dua lapis kain. Pertama, kain lapis lapis pertama pertama disiapkan disiapkan dan wadah wadah diposisikan diposisikan di tengah tengah kain dengan posisi posisi sejajar. Sisi kain yang dekat dengan tubuh kita dilipat hingga menutupi wadah dan ujung lainnya dilipat mendekati tubuh. Sisi kanan dilipat dilanjutkan dengan sisi yang kiri. Kain lembar kedua disiapkan, wadah yang sudah terbungkus kain lapis lapis pertama pertama diletakk diletakkan an di tengah tengah dengan dengan posisi posisi diagonal diagonal.. Ujung Ujung kain yang dekat dekat tubuh tubuh dilipa dilipatt hingg hingga a menutu menutupi pi peral peralata atan n (wada (wadah). h). Sisi Sisi kanan kanan dilip dilipat at
4
dilan dilanju jutka tkan n sisi sisi kiri. kiri. Ujung Ujung lain lainnya nya dili dilipat pat mendek mendekati ati tubuh tubuh dan diseli diselipka pkan. n. Peralata Peralatan n yang sudah terbungk terbungkus us dimasukk dimasukkan an ke dalam dalam autoklaf autoklaf pada suhu 100ºC selama 1 jam. Selanjutnya pembukaan bungkusan sebelum operasi. Bungkusan paling luar dibuka di belakang belakang meja/jauh meja/jauh dari meja operasi. operasi. Kemasan diletakkan diletakkan di meja. meja. Lipatan Lipatan ditarik ditarik ke arah tubuh pembuka. pembuka. Kemudian Kemudian dilanju dilanjutkan tkan dengan dengan menari menarik k masin masing-m g-masi asing ng ujung ujung lipat lipatan. an. Bungku Bungkusan san disera diserahka hkan n ke tim steril steril.. Bungkusa Bungkusan n diletakka diletakkan n ke meja steril/meja steril/meja alat. alat. Bungkusa Bungkusan n yang lebih dalam dalam dibuka oleh tim steril dengan menarik lipatan ke arah tubuh. Diikuti dengan ujung lipatan berikutnya kemudian kemudian kemudian diletakkan di atas meja alat yang steril. 3. Pers Persia iapa pan n obat obat-o -oba bata tan n Obat-obatan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
- Desinfektan
: Alkohol 70%
- Preanestesi
: Atropin sulfa ( dosis 0,025 mg/kg BB )
- Sedatif
: Xylazine ( dosis 2 mg/kg BB )
- Anestetik
: Ketamin ( dosis 10-15 mg/kg BB )
Anti pen penda dara raha han n - Anti
: Adon Adona, a, vit vitam amin in K ( dos dosis is 1-5 1-5 mg/ mg/kg kg BB BB )
infus - Cairan in
: Na NaCl Fi Fisiologis, Ri Ringer la laktat
- Antibiotik
: Oxytes ( dosis 14 mg/kg BB ), Amoxicillin Amoxicillin ( dosis 20 mg/kg BB PO selama 5 hari post operasi ), penicillin.
4. Persiapa Persiapan n perleng perlengkapa kapan n operator operator dan asisten asisten 1 Perlengkapan Perlengkapan yang dibutuhkan operator dan asisten 1, yaitu tutup kepala, masker, sikat tangan (2 buah per orang), handuk kecil, baju operasi, dan sarung tanga tangan. n. Perle Perleng ngkap kapan an-pe -perle rlengk ngkapa apan n terseb tersebut ut
diste disteril rilisa isasi si dengan dengan urutan urutan
tertentu. tertentu. Baju Baju operasi operasi dilipat dilipat sedemiki sedemikian an hingga hingga bagian bagian yang bersingg bersinggunga ungan n dengan dengan pasien pasien berada berada di dalam. dalam. Duk dilipat dilipat sedemikian sedemikian hingga hingga bagian bagian yang bersinggungan langsung dengan permukaan duk dilipat ke dalam. Baju operasi, duk serta perlengkapan yang lain kemudian dibungkus dengan dua lapis kain seperti membungkus peralatan dengan urutan dari bawah, yaitu sarung tangan yang sudah dibungkus dengan kertas/plastik/alumunium foil, baju operasi yang telah dilipat, handuk yang telah dilipat, dua sikat yang bersih, masker, dan yang tera terata tas s penu penutu tup p kepa kepala la.. Kemu Kemudi dian an perl perlen engk gkap apan an yang yang suda sudah h dibu dibung ngku kus s dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 60ºC selama 15-30 menit.
5
Pemak Pemakai aian an Perl Perlen engk gkap apan an
perle perlengk ngkap apan an
yang yang
tela telah h
diawa diawalili
dist dister eril ilis isas asii
dengan dengan pembuk pembukaa aan n dibu dibuka ka
bung bungku kusn snya ya
bungku bungkusan san.. seba sebaga gaim iman ana a
pembukaan bungkusan peralatan. Pertama operator dan asisten 1 mengenakan penutup kepala (untuk operator dan asisten 1 berambut panjang, rambut diikat dan dan dimasu dimasukka kkan). n). Kemud Kemudia ian n opera operator tor dan asiste asisten n 1 menge mengenak nakan an maske masker. r. Operator dan asisten 1 mencuci tangan dengan prosedur yang tepat. Pertama tangan kanan dan kiri dibasahi. Kemudian disikat dengan sikat yang sudah steril dan sudah diberi sabun dari ujung jari dan sela-sela jari hingga siku. Kemudian dibilas 10-15 kali, pembilasan juga dimulai dari ujung jari hingga siku. Setelah mencuci tangan kanan dan kiri keran ditutup menggunaka siku. Tangan operator dan asisten 1 dikeringkan dikeringkan dengan handuk. Masing-masing sisi handuk untuk satu tangan. tangan. Operator Operator dan asisten asisten 1 memakai memakai baju operasi, operasi, tangan operator operator dan asisten asisten 1 dimasukk dimasukkan an ke dalam dalam baju baju yang masih terlipat. terlipat. Kemudian Kemudian dengan dengan dibantu asisten yang steril baju operasi dikancingkan. Operator dan asisten 1 memakai sarung tangan. Tangan kanan dimasukkan ke dalam sarung tangan, hala yang harus diperhatikan adalah hindari tangan menyentuh bagian sarung tangan tangan yang akan bersingg bersinggunga ungan n dengan dengan pasien. pasien. Dilanju Dilanjutkan tkan mengenak mengenakan an sarung tangan di tangan kiri. Operator dan asisten 1 siap melakukan operasi. 5. Pers Persia iapa pan n Hew Hewan an Kuci Kucing ng
yang yang
akan akan
diop dioper eras asii
terl terleb ebih ih
dahu dahulu lu
dipe diperi riks ksa a
kond kondis isii
kesehata kesehatannya nnya.. Kucing Kucing diukur diukur suhu (suhu normal normal kucing kucing 38-39,2º 38-39,2ºC). C). Kucing Kucing dihitung dihitung frekuensi frekuensi nafas nafas dan frekuensi frekuensi jantungn jantungnya ya (frekuens (frekuensii denyut denyut jantung jantung norma normall kucin kucing g 120-1 120-130 30/me /meni nit, t, frekue frekuensi nsi nafas nafas normal normal kucing kucing 20-30/ 20-30/men menit) it).. Kucing Kucing ditimban ditimbang g berat berat badanny badannya. a. Kucing Kucing diperhati diperhatikan kan limfonod limfonodusny usnya a serta mukosanya. D.2. Operasi Kucing diberi sediaan pre medikasi. •
Atropin sulfas (0,25 mg)
Selang 10 menit, kucing diberi sediaan anestetikum •
Xylazine (2%)
6
•
Ketamin HCl (10%)
Setelah kucing teranestesi, Bagian abdomen kucing dicukur rambutnya dan didesinfe didesinfeksi ksi dengan dengan alkohol alkohol 70%, dilanju dilanjutkan tkan dengan dengan pemberia pemberian n iodium iodium tinctur. Pemberian Iodium tinctur diusap dari bagian tengah kemudian memutar ke arah luar dan harus harus searah. searah. keempat kakinya kakinya difiksir difiksir ke meja operasi. operasi. Kain penut penutup up dipas dipasan ang g pada pada hewa hewan n agar agar daerah daerah orien orientas tasii terli terlihat hat dan difik difiksas sasii menggu mengguna nakan kan towl towl clam. clam. Penyay Penyayata atan n dilaku dilakukan kan denga dengan n metode metode lapar laparoto otomi mi medianus posterior. Sayatan dibuat pada garis tengah 1 cm di anterior os pubis ke anterior sepanjang ± 3 cm. Unsur-unsur yang disayat dimulai dari kulit, lemak subcutis, subcutis, linea linea alba, alba, dan peritoneu peritoneum. m. Bladder/V Bladder/Vesik esika a urinaria urinaria (VU) dikeluar dikeluarkan kan dan dan
seke sekeli lili ling ngny nya a
dile dileta takk kkan an
tamp tampon on
kota kotak. k.
Cystocentesis
dilakukan
mengguna menggunakan kan spoit 1 ml dan jarum jarum berukura berukuran n 22 G pada dinding dinding dorsal dorsal yang sedikit vaskularisasi. Setelah urin dikeluarkan, bladder direposisi dengan bagian lokasi cystocentesis diselimuti menggunakan omentum. Penutupan sayatan pada dinding dinding abdomen abdomen diawali diawali jahitan jahitan pertama pertama untuk untuk menutup menutup sayatan sayatan peritone peritoneum um (bagian (bagian yang mengkilat) mengkilat) sekalig sekaligus us linea linea alba, alba, jahitan jahitan kedua kedua untuk untuk menutup menutup sayatan pada lemak subcutis dan jahitan ketiga untuk lapisan kulit. Lapis jahitan pertama menggunakan jahitan sederhana (simple ( simple suture), suture), kedua dengan jahitan bersambung (simple (simple continuous suture), suture), dan ketiga dengan jahitan subcutan. Ketiga penjahitan menggunakan benang yang bisa diserap/ absordable (catgut) 4/0. Penjahitan lapis pertama dan kedua menggunakan needle berpenampang melingkar, sementara pada kulit digunakan needle berpenampang segitiga. Hal-hal yang harus dikontrol pada waktu operasi, yaitu denyut jantung, frekuensi nafas, frekuensi denyut jantung, diameter pupil, temperatur, tekanan dara darah, h, warn warna a memb membra ran n muko mukosa sa,,
pend pendar arah ahan an,, dan dan rasa rasa nyer nyeri. i. Sela Selama ma
7
penya penyayat yatan an hingg hingga a penutu penutupan pan bagian bagian sayata sayatan n tidak tidak boleh boleh dibiar dibiarkan kan kerin kering g denga dengan n member memberii NaCl NaCl fisio fisiolog logis. is. Sebelu Sebelum m penja penjahit hitan an pada pada setia setiap p lapisn lapisnya ya ditetesi dengan antibiotik (penicillin) untuk menghindari menghindari terjadinya terjadinya infeksi. Jahitan ditu ditutu tupi pi kasa kasa dan dan perb perban an kemu kemudi dian an dipa dipaka kaik ikan an “gur “gurit ita” a” dari dari kain kain untu untuk k mengur menguran angi gi beban beban tubuh tubuh kucin kucing g pada pada bagia bagian n jahita jahitan n dan dan jahita jahitan n pun pun cepat cepat melekat. D.3. Perawatan Post Operasi 1. Peraw Perawata atan n kuci kucing ng Kucing Kucing diperiksa diperiksa kesehatannya kesehatannya dan diukur diukur lagi suhu, frekuensi frekuensi nafas, nafas, frekuensi denyut jantung, serta diameter pupil. Kemudian kucing diberi antibiotik. •
Oxytetracyclin (20%)
Diperhatikan Diperhatikan membran mukosa, limphonodus, limphonodus, dan selaput lendir. Selama 5 hari, kucing dimonitor suhu, frekuensi nafas, dan frekuensi denyut jantung pada pagi, pagi, siang siang,, dan dan malam. malam. Kucing Kucing diberi diberi makan makan dan dan minum minum serta serta antibi antibioti otik k Amoxicillin Amoxicillin (dosis 20 mg/kg BB PO selama 5 hari post operasi). •
Amoxicilin (25
mg
/mL)
Bila Bila perlu perlu pasie pasien n kucing kucing diberi diberikan kan obat obat untuk untuk menga mengatas tasii rasa rasa nyeri nyeri selama 1 sampai sampai 3 hari setelah operasi operasi serta antibiotik antibiotik topikal (bioplasenton). (bioplasenton). Plester dan perban diganti setelah 3 hari. 2. Pencu Pencuci cian an peral peralata atan n Alat setelah digunakan direndam dalam air yang diberi larutan pencuci. Disikat, Disikat, dimulai dimulai dari ujung yang paling steril (ujung (ujung yang pertama mengenai mengenai pasien). Dibilas dengan air yang mengalir sebanyak 10-15 kali (dimulai dari ujung yang pertama disikat). Dikeringkan dengan ditata di rak. Peralatan yang sudah kering kemudian disterilisasi disterilisasi lagi seperti di awal tadi.
8
3. Pencucia Pencucian n perlengk perlengkapan apan Masker Masker,, tutup tutup kepala kepala,, handu handuk k dan baju baju operas operasii yang yang telah telah selesa selesaii digunakan digunakan dilaundri/dicuci dilaundri/dicuci dengan sabun, dibilas dan dikeringkan. dikeringkan. PerlengkapanPerlengkapanperlengkapan tersebut kemudian disterilisasi sebagaimana proses pra operasi tadi. 4. Ruan Ruang g oper operas asii Ruang operasi kembali dibersihkan dari kotoran/debu dengan disapu dan disteril disterilisasi isasi baik dengan dengan radiasi radiasi atauoun atauoun mengguna menggunakan kan desinfek desinfektan tan berupa berupa alkohol 70%.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA DATA HASIL HASIL Tabel 1 Hasil pengamatan terhadap suhu, frekuensi jantung, frekuensi nafas, diameter pupil, warna mukosa, serta tonus otot pipi selama operasi Status
Menit Ke0
15
30
45
60
75
90
105
Suhu (oC)
38,6
38,3
36,1
35,9
35,7
35
34,9
34,3
Frek.jantung(x/menit)
100
120
128
104
100
92
92
104
Frek. Nafas(x/menit)
48
16
16
16
28
12
12
12
D Pupil (cm)
0,7
0,8
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
rose
rose
rose
rose
rose
rose
rose
rose
+
-
-
-
-
-
-
-
Mukosa Tonus otot pipi
Tabel 2 Hasil pengamatan terhadap suhu,frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas, nafsu makan, urinasi, urinasi, dan defekasi selama 5 hari postoperatif postoperatif
9
Pemeriksaan post operasi hari keI
parameter
II
III
IV
V
p
s
m
p
s
m
p
s
m
p
s
m
p
s
M
Nafas
48
-
40
48
40
40
44
48
44
44
44
44
24
36
40
Jantung
152
-
132
116
120
116
126
124
144
144
144
132
132
148
140
Suhu
39,4
-
39,8
39,5
40,1
39,5
39,5
39,1
39,1
38,1
38,8
39,2
38,2
39,2
-
Makan
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
4
-
-
3
2
2
2
-
2
2
2
3
3
2
Minum Urinasi Defekasi Skor feses Jahitan
basah
basah
kering
kering
kering
B. PEMBA PEMBAHA HASAN SAN Cystocentesis adalah suatu tindakan yang digunakan oleh dokter hewan untuk mengkoleksi urin dari hewan. Cystocentesis biasa dilakukan juga sebelum cystotomi cystotomi (penyaya (penyayatan tan dinding dinding bladder bladder)) bila bila kantung kantung kemih kemih (bladder (bladder/vesi /vesica ca urinaria urinaria)) penuh. penuh. Secara Secara anatomis anatomis bladder bladder terletak terletak pada pada bagian bagian hipogastr hipogastrium ium sehingga tindakan bedah diawali dengan laparotomi medianus posterior (lihat lampiran 3 gambar 4 (A)). Lokasi penyayatan yakni pada 1 cm di anterior os pubis sampai sepanjang 3 cm ke arah cranial atau tepat langsung pada posisi bladder. bladder. Cystocen Cystocentesis tesis dilakuk dilakukan an dengan dengan menarik menarik keluar keluar bladder bladder dari rongga rongga perut sehingga bila bila sayatan tidak tepat di posisi bladder bladder tentu akan menyulitkan. menyulitkan.
+ + + -
-
10
Sumber: http://www.biologycorner.c http://www.biologycorner.com/anatomy/digestiv om/anatomy/digestive/cat/cat01.jpg e/cat/cat01.jpg
Gambar 1 Anatomi organ dalam kucing.
Sayatan dimulai dari kulit, kemudian lemak subcutis yang dalam hal ini cukup tebal pada pasien (kucing bernama Totori). Setelah lapisan lemak subcutis dikua dikuakka kkan n terli terliha hatt garis garis putih putih yang yang diseb disebut ut linea linea alba, alba, linea linea alba alba kemudi kemudian an disayat disayat sekaligu sekaligus s dengan dengan peritoneu peritoneum. m. Omentum Omentum yang muncul ditarik ditarik keluar keluar untuk memudahkan eksplorasi. Setelah ditemukan, bladder langsung dikeluarkan untuk mendapatkan dinding dorsal. Dalam mencari bladder diperlukan kehatihatian agar tidak tertukar dengan organ lain yang posisinya berdekatan. Perlu dipa dipaha hami mi bahw bahwa a dind dindin ing g blad bladde derr pada pada umum umumny nya a tipi tipis s sehi sehing ngga ga tamp tampak ak transpara transparan n dengan vaskulari vaskularisasi sasi yang banyak. banyak.
Dinding Dinding bladder bladder terdiri atas
empat lapis, yaitu lapis serosa yang bersinggungan dengan organ-organ lain, lapisan lapisan muskular muskular,, lapisan lapisan submukos submukosa, a, serta serta lapis lapis mukosa mukosa yang berhadapan berhadapan dengan lumen bladder (Sahaja 2009). Cysto Cystotom tomii ataupu ataupun n cystoc cystocent entesi esis s sebai sebaikny knya a dilak dilakuka ukan n pada pada dindi dinding ng bagia bagian n dorsal dorsal bladde bladder. r. Hal ini ini berka berkaita itan n denga dengan n hukum hukum gravit gravitasi asi.. Bladd Bladder er merupaka merupakan n tempat tempat penampun penampungan gan urin, urin, berdasar berdasarkan kan hukum hukum gravitasi gravitasi cairan cairan tentunya akan mengumpul di ventral. Bila sayatan dilakukan pada dinding bagian ventral, ventral, tentu besar besar kemungk kemungkinan inan urin akan merembes merembes ke rongga rongga perut perut dan menyebabkan peritonitis. Namun berdasarkan Duncan (2002) cystotomi dapat dilak dilakuka ukan n pada pada dindi dinding ng bladde bladderr bagia bagian n ventra ventrall bila bila diper diperlu lukan kan identi identifik fikasi asi dan/atau kateterisasi uretra terbuka. Pada operasi kali ini dilakukan tindakan cystocetesis tanpa dilakukan cystotomi. Cystocentesis dilakukan pada dinding bladder bagian dorsal dengan vaskularisasi yang sedikit (lihat lampiran gambar 4 (B)). Dalam hal ini seharusnya cystocentesis cystocentesis dilakukan dengan spoit 3 ml, namun
11
karena keterbatasan alat maka digunakan spoit 1 ml. Di sekitar bladder diberi tamp tampon on agar agar urin urin tida tidak k
meng mengon onta tami mina nasi si rong rongga ga peru perutt
sehi sehing ngga ga dapa dapatt
menimbulakan peritonitis. Volume urin yang dikeluarkan sekitar 3,5 ml. Volume yang cukup sedikit ini dikarenakan pada saat bladder dikeluarkan, dikeluarkan, pasien urinasi. Dari hasil pengamatan, bladder pasien normal dan tidak terdapat kalkuli. Cyst Cystoc ocen ente tesi sis s sebe sebena narn rnya ya juga juga dapa dapatt dila dilaku kuka kan n tanp tanpa a mela melaku kuka kan n pembedahan. Tehnik ini lebih mengurangi rasa sakit yang dialami oleh hewan. Abdomen dipalpasi untuk mengetahui posisi dari vesica urinaria dan ditahan agar tidak bergeser. Cystocentesis sebaiknya dilakukan pada bagian apex dari vesica urinaria. Area dilakukannya cystocentesis haruslah bersih dan steril, sebelum dilakukan cystocentesis terlebih dahulu dibersihkan menggunakan antiseptik. Hal utama dari cystocentesis, jika sampel urin t idak diperoleh pada tusukan pertama, percobaan berikutnya dilakukan dilakukan tusukan sekitar 1- 2 cm pada bagian cranial atau caudal dari tusukan yang pertama. Cystot Cystotomi omi pada pada umunya umunya dilaku dilakukan kan untuk untuk mengel mengelua uarka rkan n kalkul kalkulii yang yang menyeb menyebabk abkan an penyu penyumba mbatan tan pada pada salura saluran n kencin kencing g dan dan biasan biasanya ya dibar dibareng engii denga dengan n biopsi biopsi mukosa mukosa serta serta kultur kultur.. Setel Setelah ah dilak dilakuka ukan n pembua pembuanga ngan n kalkul kalkulii melalui cystotomi, perlu dilakukan radiografi untuk memastikan semua kalkuli sudah benar-benar dihilangkan dihilangkan dari bladder (Cornell 2000). Selain itu, cystotomy juga dilakukan bila terdapat kista, untuk pengobatan kasus ureter ektopik, serta untuk diagnosa infeksi saluran kencing resisten (Duncan 2002). Sayatan diawali pada lapisan serosa sampai lapisan mukosa. Menurut Duncan (2002) penjahitan pada cystotomy bisa dilakukan dengan jahitan tunggal, ganda, bahkan triplet bergantung pada ketebalan dinding bladder. Bila dinding bladder cukup tebal maka hanya dilakukan jahitan tunggal, dan jahitan sebaiknya tidak menembus hingga ke lumen. Namun pada umumnya dilakukan jahitan ganda dengan lapis pertama pada seromuskular seromuskular menggunakan jahitan cushing diikuti cushing diikuti jahitan lambert . Bahka Bahkan n kadan kadang g dilaku dilakukan kan tiga lapi lapis s jahi jahitan tan,, dalam dalam
hal ini mukosa mukosa dijahit dijahit
tersendiri menggunakan jahitan bersambung (simple ( simple continuous suture). suture). Sebel Sebelum um dilak dilakuka ukan n penja penjahi hitan tan perito peritone neum um dan linea linea alba, alba, bladd bladder er direposisi dengan lokasi injeksi (cystocentesis) diselimuti dengan omentum untuk mempercepat persembuhan. Peritoneum dan linea alba dijahit dengan jahitan sederhana menggunakan benang catgut yang dapat diserap oleh tubuh serta jarum jarum (need (needle) le) berpe berpena nampa mpang ng bulat bulat untuk untuk jarin jaringa gan n lunak lunak (lihat (lihat lampir lampiran an 3 gambar 4 (C)). Jahitan selalu diawali dari ujung dan pangkal sayatan kemudian
12
tengah berlanjut hingga sayatan tertutup rapat. Selanjutnya dilakukan penjahitan lema lemak k subc subcut utis is kare karena na lapi lapisa san n lema lemak k yang yang cuku cukup p
teba teball deng dengan an simple
continuous suture yang tidak terlalu rapat. Pada lapis kulit dilakukan penjahitan subcutan menggunakan benang absordable dan jarum berpenampang segitiga (lihat (lihat lampi lampiran ran 3 gamba gambarr 4 (D)). (D)). Penjah Penjahita itan n subcut subcutan an (subcu (subcutic ticula ular) r) untuk untuk menutup sayatan pada kulit menurut Fick (2005) dapat mengurangi kemungkinan terjadinya inflamasi (peradangan) pada luka postoperatif dan menurut Frishman (1997) dari segi kosmetik jahitan subcutan terlihat lebih rapi dan estetis (lihat lampiran 3 gambar 4 (E)). Seperti halnya pada operasi laparotomi, pemberian antib antibiot iotik ik profil profilaks aksis is tidak tidak boleh boleh diabai diabaikan kan.. Pada Pada opera operasi si kali kali ini, ini, dilaku dilakukan kan pemberian antibiotik penicillin penicillin secara topikal t opikal pada sayatan sebelum dan sesudah penjahit penjahitan an peritone peritoneum um dan linea linea alba. alba. Juga pemberia pemberian n oxytetracy oxytetracyclin clin secara secara intramuskuler intramuskuler setelah selesai operasi. Berdasarkan data hasil pengamatan (lihat tabel 1, lampiran 1 gambar 2 (A)), suhu pasien saat operasi menurun. Hal ini memang normal terjadi karena rend rendah ahny nya a
akti aktivi vita tas s
meta metabo boli lism sme e
tubu tubuh h
akib akibat at
anes aneste tesi si..
Efek Efek
sedi sediaa aan n
anestetikum juga terlihat dari frekuensi denyut jantung dan nafas yang relatif menurun, menurun, serta adanya dilatasi dilatasi pupil pupil (lihat (lihat lampiran lampiran 1 gambar gambar 2 (B),(C),(D (B),(C),(D)). )). Untuk anestesi digunakan sediaan ketamine HCl sebagai sediaan anestetikum gener general al karen karena a sediaa sediaan n ini ini selai selain n onsetn onsetnya ya yang yang cepat cepat juga juga memil memiliki iki efek efek analg analgesi esik k (peng (penghil hilan ang g rasa rasa nyeri) nyeri),, dikomb dikombin inasi asikan kan denga dengan n xylazi xylazine ne untuk untuk memberi efek sedatif karena bersifat muscle relaxant yang relaxant yang tidak dimiliki ketamine HCl. Pada saat maintenance hanya diberikan sediaan ketamine HCl saja karena durasi xylazine cukup lama yakni sekitar 1-2 jam (Plumb 2005). Kondisi pasien postoperatif cukup baik. Pasien sadar pada menit ke-105 dari awal operasi dan dapat tengkurap pada menit ke- 110. Namun pada saat itu pasien masih mengalami hipotermi, sampai menit ke-120 suhu tubuhnya masih 34,7ºC. Tapi kondisi ini tidak berlangsung lama. Tubuh pasien cepat beradaptasi dan suhunya cenderung stabil hingga 5 hari postoperatif (lihat tabel 2; lampiran 2 gambar 3(A)). Frekuensi nafas serta denyut jantung memang tergolong tinggi jika diban dibandin dingka gkan n dengan dengan ukuran ukuran normal normal pada pada kucing kucing,, tapi tapi pada pada penguk pengukura uran n sebe sebelu lum m oper operas asii juga juga dida didapa patt nila nilaii yang yang hamp hampir ir sama sama deng dengan an kata kata lain lain dimungkinkan ini memang merupakan fisiologis kucing tersebut (lihat lampiran 2 gambar 3 (B), (C)).
13
Kondisi jahitan kulit dapat membuktikan bahwa jahitan subkutan memang lebih baik jika dibandingkan dengan jahitan sederhana. Lapisan kulit terlihat rapi dan dan este esteti tis. s. Namu Namun n pada pada jahi jahita tan n tamp tampak ak ada ada sedi sediki kitt benj benjol olan an,, mung mungki kin n dikar dikarena enakan kan jahit jahitan an pada pada lapisa lapisan n linea linea alba alba dan dan perito peritone neum um kuran kurang g baik. baik. Masalah Masalah penjahi penjahitan tan ini tidak mempenga mempengaruhi ruhi kesehata kesehatan n pasien pasien karena karena selain selain suhu,frekuensi nafas, dan frekuensi denyut jantung yang normal; nafsu makan kucing baik dan kucing juga tidak terlihat lemas. Pada hari ke-2 postoperatif kucing kucing konsis konsisten tensi si feses feses kucing kucing sempa sempatt agak agak lembe lembek, k, didug diduga a pakan pakan yang yang diberika diberikan n basi. basi. Kucing Kucing tidak tidak diberik diberikan an terapi terapi khusus khusus melaink melainkan an pengganti penggantian an pakan saja, dan kondisi ini tidak berlangsung lama.
SIMPULAN Cystocen Cystocentesis tesis dengan dengan bedah bedah dilakuk dilakukan an pada wilayah wilayah hipogastr hipogastrium ium dan diawali laparotomi medianus posterior. Cystocentesis sebaiknya dilakukan pada dinding bladder bagian dorsal dengan vaskularisasi yang sedikit. Cystocentesis merupakan cystotomi paling sederhana, yaitu mengeluarkan urin menggunakan spoit 3 ml dan jarum 25-22 G.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. Internal anatomy of Cat. [terhubung berkala] http://www.biologycorner.com/anatomy/digestive/cat/cat01.jpg (16 Maret 2010) Cornell KK. 2000. Cystotomy, partial cystectomy, and tube cystostomy. Abstract. Clinical Techniques in Small Animal Practice 15(1):11-16. Duncan LL. 2002. Small Animal Surgery . Missouri: Mosby. Frishm Frishman an GN, GN, T Schwa Schwartz rtz,, JW Hogan Hogan.. 1997. 1997. Closur Closure e of Pfann Pfannens enstie tiell skin skin incision incisions. s. Staples Staples vs. subcutic subcuticular ular suture. suture. Abstract. Abstract. J Re Repr prod od Me Med. d. 42(10):627-30. Fick JL, RE Novo, N Kirchhof. 2005. Comparison of gross and histologic tissue response responses s of skin incisions incisions closed closed by use of absorbab absorbable le subcutic subcuticular ular staples, staples, cutaneous cutaneous metal metal staples, staples, and polyglac polyglactin tin 910 suture suture in pigs. Abstract. American Abstract. American Journal of Veterinary Research 66(11):1975-1984. Sahaja. Sahaja. 2009. 2009. The anatomy, histology histology and developmen developmentt of the ureter, ureter, urinary urinary vesicle and urethra. [terhubung berkala] http://anatomytopics.wordpress.com http://anatomytopics.wordpress.com/2009/01/06/36-the /2009/01/06/36-the-anatomy-anatomyhistology-and-developme histology-and-development-of-the-ureter-uri nt-of-the-ureter-urinary-vesicle nary-vesicle-and-urethra/ -and-urethra/ (16 Maret 2010).
14
LAMPIRAN Lampiran I
(A)
(B)
(C)
(D)
Gamb Gambar ar 2 Graf Grafik ik hasi hasill Peng Pengam amat atan an su suhu hu (A), (A), freku frekuen ensi si deny denyut ut jant jantun ung g (B), B), frek frekue uens nsii naf nafas (C), C), dan dan diameter pupil pupil (D) saat operasi.
15
Lampiran 2
Suhu ( C) º
(A)
(B)
(C)
16
Gamb Gambar ar 3 Graf Grafik ik hasi hasill peng pengam amat atan an su suhu hu (A), (A), freku frekuen ensi si Lampiran 3 denyut jantung (B), frekuensi nafas (C) selama 5 hari postoperatif.
(A)
(B)
(C)
(D)
(E) (F)
Gambar 4 Proses Operasi: Laparotomi medianus posterior (A), (A), Cystoc Cystocent entesi esis s (B), (B), Penjahit Penjahitan an linea linea alba alba dan peritoneum (C), Penjahitan subkutan pada lapisan kulit (D), hasil penjahitan subkutan (E).