CASE REPORT SESSION:
LUKA BAKAR
Drasthya Zarisha Elisabeth P.Hutajulu
Metha Dian P. Noorazimah binti Aminuddin
Identitas Pasien Keterangan Umum Nama Usia Jenis kelamin Status Agama Pekerjaan Alamat •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
TMRS Tanggal Pemeriksaan
: Tn. H : 33 tahun : Laki-laki : Menikah : Islam : Karyawan pabrik percetakaan : Kampung Cijati, Sarimukti, Bandung Barat : 17/04/2013 : 22/04/2013
Anamnesis Keluhan utama: Luka bakar api pada tubuh 6 jam SMRS pasien sedang bekerja di percetakan, kemudian bahan bahan di percetakan (bensin) terbakar dan menyambar ke arah pasien. Pasien berusaha melarikan diri dari arah api, namun ketika pasien berusaha memadamkan api di dalam ruangan api malah menyambar pasien. Riwayat keluhan serak (-), riwayat nyeri tenggorokan (-), riwayat pingsan (-), riwayat mual dan muntah (-). Pasien dibawa ke RSUD Cibabat kemudian dirujuk ke RSHS.
Pemeriksaan Fisik Status Generalis (22/04/2013) Kesadaran : Compos mentis Nadi : 84x/menit Respirasi : 20x/menit Tekanan darah: 120/90 mmHg Suhu : 36,5 Kepala : konjunktiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Pupil : isokor, diameter 3 mm Leher : tidak teraba membesar Dada : Bentuk dan gerak simetris Paru-paru : VBS kanan sama dengan VBS kiri Jantung : BJ regular murni S1:S2 Perut : datar, lembut, BU (+), NT (-), NL (-), DM (-) Hati : tidak ada kelainan Limpa : tidak ada kelainan Kemaluan : tidak ada kelainan •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Observasi Harian 18/04/2013
19/04/2013
20/04/2013
S: tidak ada keluhan
S: tidak ada keluhan
S: tidak ada keluhan
O: CM, N= 80x/m,
O: CM, N= 76x/m,
O: CM, N= 80x/m,
RR=20x/m, T=afebris A: post Necrotomy Debridement POD 1 P: IVFD RL 20 gtt/m
RR=20x/m, T=afebris A: post Necrotomy Debridement POD 2 P: terapi dilanjutkan
Ceftriaxone 1x2 gr I.V Ketorolac 2x1 amp I.V Ranitidine 2x1 amp I.V GV 1x/hari 21/04/2013
22/04/2013
S: tidak ada keluhan
S: tidak ada keluhan
O:CM, N=80x/m,
O:CM, N=84x/m, RR=
RR=16x/m, T=afebris A:post Necrotomy Debridement POD 4 P: terapi dilanjutkan
20x/m, T=afebris A: post Necrotomy Debridement POD 5 P:Terapi dilanjutkan Necrotomy Debridement ulang Ambil darah untuk
pemeriksaan lab lengkap, albumin dan protein total
RR=16x/m, T=afebris A: post Necrotomy Debridement POD 3 P: terapi dilanjutkan
Status Lokalis •
•
•
•
•
a/r ekstremitas superior dekstra luka bakar ± 5% grade IIA a/r lumbal dekstra luka bakar ± 1% grade IIA a/r ekstremitas inferior dekstra luka bakar ± 7% grade IIA a/r ekstremitas inferior sinistra luka bakar ± 3% grade IIA a/r aksilaris dekstra luka bakar ± 1% grade IIB
: : : : :
Foto Klinis (post-ND)
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium (Pre-op: 17/04/2013) PT: 12,9 detik INR: 0,88 APTT: 20,4 detik Hb: 15.3 g/dL Ht: 43% Leukosit: 14,700/mm 3 Trombosit: 234,000/mm3 •
•
•
•
•
•
•
SGOT: 28 SGPT: 26 Ureum: 21 Kreatinin: 0.85 GDS: 102 Natrium: 141 Kalium: 3,6
•
•
•
•
•
•
•
Pemeriksaan Laboratorium (Post op: 22/04/013) Hb: 12,2 g/dL Albumin: 2,5 g/dL Ht: 35% Protein total: 4.8 g/dL Leukosit: 8,500/mm3 Eritrosit: 3,67 juta/µL Trombosit: 189,000/mm3
Foto Rontgen Thoraks Cor tidak membesar Sinuses dan diafragma normal Pulmo: hilli normal, corakan bronkovaskular normal, Tidak tampak bercak normal Kesan: Tidak tampak TB paru aktif Tidak tampak kardiomegali
Diagnosis Kerja •
DK/ luka bakar grade IIA 16% a/r ekstremitas superior dekstra, ekstremitas inferior dekstra dan sinistra, lumbal dekstra + luka bakar grade IIB 1% a/r aksilaris dekstra
Penatalaksanaan •
R/ IVFD RL Ceftriaxone Ketorolac 2x1 amp I.V Ranitidine 2x1 amp I.V GV 1x/hari Observasi TNRS Pencegahan kontraktur (Rehabilitasi Medik)
Prognosis Quo ad vitam: ad bonam Quo ad functionam: ad bonam
Pembahasan Anamnesis: Adanya riwayat tersambar api yang berasal dari terbakarnya bensin di tempat bekerja Pemeriksaan fisik Adanya luka bakar, luasnya dihitung menggunakan Rules of Nine •
a/r ekstremitas superior dekstra a/r lumbal dekstra a/r ekstremitas inferior dekstra a/r ekstremitas inferior sinistra a/r aksilaris dekstra
: luka bakar ± 5% grade IIA : luka bakar ± 1% grade IIA : luka bakar ± 7% grade IIA : luka bakar ± 3% grade IIA : luka bakar ± 1% grade IIB
Pembahasan Kedalaman luka bakar, diklasifikasikan menjadi: Grade IIA (Superficial partial thickness): Luka bakar yang superfisial Kulit yang terkena meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis Kulit tampak kemerahan, terdapat edema dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I Ditandai dengan adanya bullae yang muncul beberapa jam setelah terjadi luka bakar Bila bula disingkirkan akan terlihat luka berwarna merah muda yang basah Luka sangat sensitif dan akan menjadi pucat bila terkena tekanan Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu (bila tidak terkena infeksi), tapi warna kulit tidak akan seperti sebelumnya
Pembahasan Grade IIB (Deep partial thickness) Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dermis Disertai dengan bula Permukaan luka berbercak merah muda dan putih karena variasi dai vaskularisasi pembuluh darah (bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah Luka akan sembuh dalam 3-9 minggu Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium Kimia darah Faktor pembekuan darah Hematologi rutin Radiologi Kesan: tidak tampak TB paru aktif Tidak tampak kardiomegali
Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini? Primary survey Airway Breathing Circulation Disability Exposure and Environment Secondary Survey Resusitasi cairan: (menggunakan rumus Baxter/Parkland)
BB x % luka bakar x 4 cc/24 jam Cara pemberian: 8 jam pertama: ½ jumlah cairan 16 jam selanjutnya: ½ jumlah cairan sisa nya Perawatan luka bakar: Necrotomy debridement Membersihkan bagian yang mengalami kematian jaringan (nekrosis) hingga Nampak dasar luka. Hal ini dilakukan agar menginduksi proses perbaikan Pemberian analgesic Pada fase akut dari luka bakar, perlu diberikan analgesik secara intravena dengan dosis kecil perlahan dinaikkan hingga cukup tetapi tidak menginduksi hipotensi. Pemberian anti-tetanus Luka bakar merupakan luka yang rentan terhadap infeksi tetanus sehingga sangat dianjurkan untuk diberi suntikan anti tetanus sebagai pencegahan. Pemberian antibiotic Pemberian obat anti-ulserasi lambung Perbaikan nutrisi Merupakan terapi yang penting karena adanya pengeluaran energi yang berlebih dan hilangnya sejumlah nitrogen dari dalam tubuh. Dibutuhkan diet yang tinggi protein untuk mengganti banyaknya protein yang hilang karena jaringan rusak yang luas. Kebutuhan kalori yang harus diasup antara lain: Karbohidrat Protein Lemak Vitamin dan Mineral
Terima Kasih