contoh proposal permohonan bantuan pengadaan sapi
Sabtu, 25 Mei 2013
contoh proposal permohonan bantuan pengadaan hewan ternak " sapi
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN MODAL
USAHA BUDIDAYA TERNAK SAPI
TAHUN 2013
KELOMPOK TERNAK
" BAROKAH "
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
KELOMPOK TERNAK
" BAROKAH "
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
Suci, 15 Mei 2013
No : 002/KT-B/X/2013
Lamp : 1 Bendel Kepada
Perihal : Permohonan Bantuan Modal Yth. Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Usaha Ternak Sapi cq. Kepala Biro Bina Produksi
Propinsi Jawa Tengah
Di
SEMARANG
Dengan hormat
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan. Sebagian besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta mendukung dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan Kelompok Ternak " Barokah"
Salah satu bidang usaha Kelompok Ternak " Barokah " adalah peternakan sapi. Kesulitan yang kami hadapi tidak adanya daya beli hewan ternak dan juga modal untuk pengadaan hewan ternak. Oleh karena itu kami sepakat untuk mengajukan bantuan dana untuk pengadaan hewan ternak sapi kepada Gubernur Jawa Tengah.
Demikian Proposal ini kami ajukan, untuk digunakan sebagaimana mestinya dan kiranya dapat menjadikan periksa adanya. atas perhatiannya kami kelompok ternak" Barokah " mengucapkan terima kasih
Mengetahui Hormat kami
Kepala Desa SUCI Ketua
_________________ Khamim
Mengetahui
Camat suci PPL Peternakan
KecamatanSuci
_______________ ________________
Kepala Dinas Peternakan Dan Perikanan
Kabupaten uci
______________________
KELOMPOK TERNAK
" BAROKAH "
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
A. Latar Belakang
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan. Sebagian besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta mendukung dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan Kelompok Ternak " Barokah"
Kelompok Ternak " Barokah " dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan antara sesama petani yang ada di Dusun suci, Desa suci, Kecamatan suci. Prinsip yang digunakan adalah musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak ini adalah membantu peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Untuk mengangkat taraf ekonomi para peternak, maka kelompok ternak "Barokah" baru-baru ini mengadakan program peternakan yang dalam hal ini adalah ternak pengembangan sapi. Karena sapi memiliki nilai jual tinggi di pasar dan dalam hal pemeliharaan tidak memerlukan biaya terlalu banyak.
Kesulitan yang dialami adalah sulitnya pengadaan hewan ternak sapi karena keterbasan modal. Hal tersebut terjadi karena perekonomian para petani yang tergolong menengah ke bawah, hal tersebut diperparah dengan turunnya harga komoditas pertanian.
B. Maksud dan Tujuan
Dengan dipenuhinya pengadaan hewan ternak sapi dari pemerintah, maka :
1. Akan meningkatkan kesejahteraan petani
2. Mendukung program pemerintah mengentaskan kemiskinan
3. Meningkatkan rasa kebersamaan kelompok dan semangat gotong royong.
4. Mensejajarkan taraf hidup petani dengan masyarakat lainnya.
C. Pelaksanaan
Nama dari kegiatan ini adalah :
Nama : Barokah
Alamat : Dusun suci Desa suci Kecamatan suci Kab.suci
D. Susunan Pengurus
Ketua : Khamim
Sekretaris : Muh. Munib
Bendahara : Akhmad Nuryanto
E. Penutup
Demikian proposal bantuan modal usaha ternak sapi ini kami sampaikan . atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.
suci , 15 Mei 2013
Ketua Sekretaris
Khamim Muh. Munib
KELOMPOK TERNAK
" BAROKAH "
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
RENCANA ANGGARAN BELANJA ( RAB )
USAHA KEGIATAN TERNAK SAPI
KELOMPOK TERNAK " BAROKAH "
No
Uraian
Volume
satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1
Pengadaaan indukan
20
Ekor
8.000.000
160.000.000
2
Vitamin
20
Botol
15.000
300.000
3
Obat-obatan
10
Botol
15.000
150.000
4
Rehab Perluasan Kandang
2.500.000
5
Peralatan Penunjang
1.000.000
Jumlah
163.950.000
Swadaya
2.450.000
Bantuan Yang Akan diterima
161.500.000
Terbilang : " Seratus juta enam puluh satu juta lima ratus ribu rupiah ''
Suci, 15 Mei 2013
Ketua Sekretaris
KHAMIM MUH. MUNIB
KELOMPOK TERNAK
" BAROKAH "
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
BERITA ACARA MUSYAWARAH
Dengan demakin sulitnya perekonomian global yang utamanya hasil tani di dusun kami bahkan beberapa petani di dusun kami merasa kehilangan pekerjaan/ penghasilan dari kegiatanbercocok tanam. Maka untuk meningkatkan/ mengembalikan hasil tani kami berencana dan mencoba dengan terobosan baru yakni dibidang peternakan.
Kelompok Ternak " Barokah " dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan antara sesama petani yang ada di Dusun suci Desa Suci, Kecamatan Suci. Prinsip yang digunakan adalah musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak ini adalah membantu peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Maka sesuai hasil musyawarah Kelompok Ternak "Barokah" yang diadakan pada tanggal 10 maret 2012 dari pukul 20.00 WIB sampai selesai, yang bertempat di kediaman Ketua Kelompok Ternak "Barokah" dan dihadiri seluruh anggota kelompok ternak, rapat mengagendakan pencarian dana dengan mengajukan Proposal Bantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah untuk pengadaan hewan ternak sapi.
Demikian proposal ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Suci, 15 Mei 2013
Ketua Sekretaris
KHAMIM MUH. MUNIB
Kelompok Ternak "Kandang Mandiri"
REP " 11 March 2011 " 11:45 Dibaca: 1690 Komentar: 3 1
Jum'at, 11 Maret 2011
Dedi Iskandar, S.Pd
"Ternyata mengubah paradigma masyarakat tidak semudah yang kita bayangkan," begitu ujar Dedi Iskandar, S.Pd, sambil senyum-senyum. Rupanya ia masih ingat ketika rapat perdana pembentukan Kelompok Ternak yang diberinya nama "Kandang Mandiri", pada hari Sabtu, 27 Maret 2010, di rumahnya, Blok M (Mejasem), Desa Kaliwedi Lor, Kecamatan Kaliwedi, Cirebon.
Berawal dari secara iseng memanfaatkan rumput untuk memenuhi kebutuhan pakan domba, yang tumbuh di lahan lapangan sepak bola Desa Kaliwedi Lor secara bersama dengan beberapa peternak domba, Bulkin, Cholid, Drajat dan Karta. Mereka sadar betapa sulitnya mendapatkan rumput, maka dari itu, agar mudah mendapatkan rumput tersebut mereka berkeinginan untuk melestarikannya. Kemudian mereka melakukan pemupukan, sedangkan biayanya mereka tanggung bersama (patungan). Setelah beberapa waktu berjalan tercetus keinginan untuk membentuk suatu kelompok ternak dengan tujuan agar menghasilkan keuntungan dan kelangsungan berternak.
Menurut Dedi, demikian panggilan akrabnya, suatu hari mereka menemuinya, dan mereka mengutarakan keinginannya untuk membentuk kelompok, "Kata mereka, dengan adanya wadah (kelompok) diharapkan bisa mengembangkan kemampuannya dalam berternak domba, juga mereka menginginkan ada pemasukan untuk tambahan biaya hidup, apalagi panen padi belakangan kurang menjanjikan," jelas Dedi.
Diakui oleh Dedi, bahwa dirinya tidak punya pengalaman dalam mengelola ternak. Selama ini, memang banyak berkecimpung dalam organisasi, tetapi lebih banyak di organisasi PMR (Palang Merah Remaja) SMP Negeri Gegesik, dimana selama ini sebagai guru (TIK) merangkap Pembina PMR. "Tetapi mereka tetap meminta saya untuk memfasilitasi. Maka dengan kemampuan apa adanya saya sanggupi." Dedi mengalah demi warga.
Keterangan gambar dari kiri ke kanan: Bapak Bulkin (Ketua), BapakSuranto (Sekretaris I) sedang memimpin rapat perdana.
Akhirnya pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 keinginan tersebut dibuktikan dengan dilaksanakan rapat perdana yang dihadiri oleh beberapa warga peternak. Mereka yang hadir kebanyakan telah mempunyai keahlian dalam memelihara domba, baik secara tradisional maupun secara modern dengan penggunaan konsentrat sebagai pakan tambahan. Rapat perdana ini mendapat respon sangat baik dari para peternak. Rupanya mereka benar-benar membutuhkan informasi cara beternak domba yang baik sehingga bukan lagi menjadi sekedar hobby melainkan menjadi sumber penghasilan pokok bagi warga setempat.
Kronologi Pendirian
Karena merasa ada tanggung jawab, maka Dedi Iskandar, S.Pd, pada hari Senin, 29 Maret 2010 ia berkunjung ke Dinas Pertanian di Sumber, Cirebon, bagian Peternakan. Ia bertemu dengan Bapak Herman. Dalam pertemuan itu beliau menjelaskan tentang peternakan domba khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. Kemudian beliau menunjuk ke bagian Pos Kesehatan Hewan (POSKESWAN) yang berhubungan dengan kesehatan hewan ternak. Informasi yang didapat di Poskeswan berasal dari Bapak Romy. Setelah mendapatkan informasi dari Dinas Pertanian dan Poskeswan selanjutnya ia mendatangi Kantor BP5K yang menangani masalah Pembentukan Kelompok. Di kantor BP5K ini Dedi bertemu Bapak Darsita. Beliau memberikan petunjuk tentang bagaimana tata cara membentuk suatu kelompok ternak.
Suasana rapat anggota
Ternyata di setiap desa maupun kecamatan telah ada kantor perwakilan yang menangani masalah pembentukan kelompok tani, namun karena ketidaktahuan kami mengenai prosedur pembentukan kelompok ini kami langsung menuju ke Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Untuk di kecamatan telah ada yang namanya UPT TANBUNNAKHUT dan UPT BP3K yang menangani masalah pembentukan kelompok, pembinaan kelompok, serta informasi lainnya.
Oleh-oleh dari kunjungan ke Dinas Pertanian, Poskeswan, dan Kantor BP5K kami sampaikan kepada masyarakat peternak yang dituangkan dalam rapat anggota pada hari Rabu, tanggal 31 Maret 2010.
Kunjungan PPL Kecamatan
Keterangan: Dari kiri ke kanan pejabat Dinas Pertanian dan paling kanan Sekretaris Desa Kaliwedi Lor, Ecih Sukaesih, S.Pd
Hari Jumat, 2 April 2010 kami mendapat kunjungan dari PPL Kecamatan yaitu Bapak Tarmin. Kedatangan beliau setelah mendapat informasi tentang rencana pembentukan kelompok ternak langsung dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Selanjutnya Bapak Tarmin memberikan informasi secara jelas tentang prosedur pembentukan kelompok.
Minggu, 4 April 2010 kamipun mengadakan rapat anggota lagi untuk membahas nama kelompok ternak. Awalnya disetujui oleh anggota bernama "SUBUR JAYA", namun setelah dilakukan cek ricek ternyata nama SUBUR JAYA telah banyak digunakan, khususnya untuk kelompok tani, sehingga namapun diganti ke konsep awal yaitu "Kandang Mandiri" dengan asumsi bahwa kelompok ini beranggotakan peternak-peternak dengan kandang masih masing-masing atau belum disatukan dalam suatu kandang kawasan. Selain itu dibahas tentang rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok.
Pengukuhan Kelompok Ternak "Kandang Mandiri"
Rabu, 14 April 2010 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kelompok "Kandang Mandiri", karena pada hari itu dilakukan Pengukuhan dan Pengesahan Kelompok Ternak "Kandang Mandiri" Desa Kaliwedi Lor, yang dihadiri oleh unsur UPT TANBUNNAKHUT, UPT BP3K, UPT POSKESWAN, dengan Susunan Pengurus Bapak Bulkin sebagai Ketua; Sekretaris I, Bapak Suranto; Sekretaris II, Dedi Iskandar, S.Pd; Bendahara Bapak Iman.
Begitulah awal mereka menyamakan visi dan misi yang tergabung dalam kelompok ternak "Kandang Mandiri".
Kunjungan ke Pasar Ternak
Untuk memperkenalkan kepada para anggota kelompok ternak "Kandang Mandiri" tentang sistem niaga peternakan, sharing antar kelompok dan instansi serta strategi kesehatan hewan khususnya, pada hari Selasa, 18 Mei 2010, Pukul 06.00 WIB Dedi membawa anggotanya ke pasar ternak Tanjungsari, Sumedang. Rombongan ini terdiri dari perwakilan PPL wilayah Bapak Tarmin dan Bapak Saproni, sedangkan dari Pengurus dan Kelompok yaitu Bapak Bulkin, Suranto, Karta, Iman, dan Dedi Iskandar sendiri.
Pukul 09.00 WIB, mereka sampai di pasar ternak Tanjungsari, hal pertama yang dilakukan ialah bertemu Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah Tanjungsari, yaitu Bapak Abdul Kholik, S.Pt. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan dan memberikan paparan mengenai perkembangan domba di daerah Tanjungsari. Pasar ternak Tanjungsari ini terletak di tempat yang sangat strategis dan merupakan pasar ternak terbesar di jawa barat, aktifitas pasar ternak dimulai sejak dini hari sampai dengan sekitar Pkl. 14.00 WIB.
Abdul Kholik, S.Pt Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah Tanjungsari, Sumedang
Abdul Kholik mengatakan, bahwa tak beda jauh dengan wilayah kabupaten yang lainnya, "Untuk wilayah Sumedang sendiri memang banyak bertebaran kelompok-kelompok ternak yang bermunculan, namun tak sedikit pula yang akhirnya gulung tikar karena manajemen kelompok dan dinamika kelompok yang tidak berjalan sebagaimana mestinya," ujarnya. Lebih lanjut ia mengatakan, banyak anggotanya yang memanfaatkan kepentingan pribadi di dalam pembentukan kelompok, sehingga ketika kelompok terbentuk maka anggota kelompok yang masih awam yang akan terkena imbas gagalnya sebuah kelompok. Beliau juga menyampaikan bahwa dalam melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok yang ada menggunakan tiga metode yang dijalankan yaitu Pembinaan Aktif, Pembinaan Pasif,dan Pembinaan Berimbang.
Pada metode Pembinaan Pasif, maka pihak Penyuluh hanya diam di tempat, di kantor pelayanan, dan peternak sendiri yang datang ke kantor pelayanan seperti yang sekarang ini terjadi ketika hari pasar ternak, maka pembeli dan penjual yang ingin membawa pulang ternaknya terlebih dahulu menyempatkan diri mampir ke kantor pelayanan untuk melakukan suntik multivitamin ataupun obat cacing. Sedangkan pada metode Pembinaan Aktif , maka pihak pelayanan yang door to door mendatangi lokasi kelompok masing-masing dan menerima aspirasi langsung dari peternak mengenai kelompoknya masing-masing, dan metode yang ketiga adalah metode Pembinaan Berimbang ialah antara peternak dan penyuluh, "Ada kalanya penyuluh mendatangi lokasi kelompok dan peternakpun tak segan untuk berkunjung ke kantor pelayanan." Jelasnya.
Setelah lama berbincang dengan Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah Tanjungsari beserta staf, kamipun melanjutkan kegiatan pengamatan langsung ke lokasi pasar ternak yang berada persis di sebelah kantor UPTD, dan yang pasti kesempatan tersebut tidak ditinggalkan oleh anggota kelompok kami untuk sekedar mejeng dengan domba jantan punya orang laen.
Pejabat Dinas Pertanian, suasana pasar ternak
Kegiatan dilanjutkan mengunjungi kandang yang ada di sekitar lokasi pasar ternak, hal ini dilakukan untuk membuka wawasan anggota kelompok ternak "Kandang Mandiri" tentang bagaimana kandang yang baik dan sehat itu? Karena selama ini hampir 90% peternak yang ada dalam membuat kandang tidak melihat dari segi kesehatan baik bagi hewan ternak maupun peternak.
Bulkin (Kiri) sedang pegang Kambing, (tengah) petugas Dinas Pertanian dan Pengurus Kandang Mandiri, dan (kanan) peragaan menyuntik kambing.
Itulah hasil kunjungan di lokasi Pasar Ternak Tanjungsari, Sumedang. Banyak ilmu yang diperoleh terutama untuk kepentingan kelompok. Diharapkan cara berpikir mereka sudah mulai terbuka, dan sedikit demi sedikit akan berkembang, sehingga memelihara hewan ternak tidak lagi sekedar hobi melainkan sebagai peluang bisnis demi peningkatan perekonomian.
Laporan: Andry Lionettha Dst.
AKTA pendirian Kelompok Swadaya Tani-Madani (Kestan Madani)
21042012
ANGGARAN DASAR KELOMPOK SWADAYA TANI-MADANI
(AD Kestan-Madani)
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN RUANG LINGKUP KEANGGOTAAN
PASAL 1
1. Kelompok ini bernama : Kelompok Swadaya Tani-Madani yang untuk selanjutnya disebut : Kestan-Madani.
2. Kestan-Madani berkedudukan di jalan Setia Budi Kelurahan Berohol Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi.
3. Ruang Lingkup keanggotaan ini adalah petani dan peternak yang tinggal di kelurahan Berohol dan atau mendapat rekomendasi khusus dari pengurus.
BAB II
LANDASAN DAN AZAS
PASAL 2
1. KESTAN-Madani Berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. KESTAN-Madani berazaskan Pancasila, Kekeluargaan, Kebersamaan/Keguyuban, dan Keserasian.
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN
PASAL 3
1. Visi
Terciptanya Keberdayaan dan Kemandirian Petani dalam mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat.
2. Misi
a. Meningkatkan kebersamaan antar petani
b. Meningkatkan Kesejahteraan taraf hidup masyarakat khususnya para petani.
c. Membangun perekonomian masyarakat di bidang pertanian
d. Membangkitkan semangat bertani bagi masyarakat luas.
e. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan-pelatihan, penyuluhan dan penempahan ketrampilan agar para petani lebih berdaya-guna dan mandiri.
3. Tujuan
Kestan Madani bertujuan sebagai berikut
1. Mengembangkan informasi-informasi yang berkaitan dibidang pertanian bagi para petani
2. Membangun dan Memupuk Rasa Kekeluargaan, Kebersamaan/Keguyuban dan Keserasian antar petani
3. Membangun Keberdayaan dan Kemandirian dalam rangka peningkatan sumber daya manusia serta peningkatan taraf perekonomian para petani.
4. Ikut mensukseskan program pemerintah dalam bidang pertanian sebagai upaya ketahanan pangan masyarakat.
BAB III
USAHA
PASAL 3
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Kestan-madani menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Mengembangkan usaha pembuatan Pupuk Cair Organik sebagai salah satu upaya untuk membantu para petani dalam bidang tanaman
2. Pemasaran hasil-hasil produksi dibidang pertanian
3. Mengelola dan Mengembangkan dan memasarkan hasil-hasil pertanian.
4. Mengelola dan Mengembangkan usaha peternakan dan perikanan
5. Mengembangkan usaha-usaha budidaya tanaman hortikultura
6. Menjalin mitra kepada Pemerintah Local, Pihak sponsorship, Donatur yang bersifat tidak mengikat,dan Kaum-Kaum Peduli/ Stakeholder dibidang pertanian, serta BUMN maupun BUMS dan lain sebagainya.
7. Mengadakan usaha-usaha lainnya yang menyangkut kepentingan anggota kelompok maupun masyarakat.
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN SYARAT KEANGGOTAAN
PASAL 4
KEANGGOTAAN
1. Anggota Kestan-Madani dibentuk untuk masa bakti 4 (Empat) Tahun, dengan tiap tahun dilakukan evaluasi dan dapat dilakukan penggantian (reshuffle) dan atau dapat dipilih ulang melalui tata cara pemilihan yang disepakati secara bersama.
2. Sistem pemilihan anggota Kestan-Madani adalah melalui sistem demokrasi terbuka yang dapat dipertanggung jawabkan secara bersama.
PASAL 5
SYARAT KEANGGOTAAN
Adapun yang diterima menjadi anggota Gapoktan ini ialah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Merupakan Petani dan peternak yang tinggal di kelurahan berohol dan atau dapat diizinkan dari pihak yang berprofesi lain jika dan hanya jika telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan khusus oleh pengurus.
2. Mempunyai kepentingan dan cita-cita yang sama.
3. Menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Keterntuan yang berlaku di Kestan-Madani.
4. Mengisi format permohonan pengajuan untuk menjadi anggota Kestan-Madani
PASAL 5
1. Petani dan Peternak yang menjadi Anggota Kestan-Madani harus mengajukan permintaan permohonan kepada pengurus (bagi yang tidak ikut dalam musayawarah pembentukan)
2. Pengurus secara musyawarah dan mufakat mempertimbangkan permohonan tersebut dan membicarakannya dalam rapat internal pengurus Kestan-Madani.
3. Pemohon yang diterima akan didaftarkan dalam buku daftar anggota kepengurusan.
4. Bila pengurus menolak permohonan untuk menjadi anggota maka yang bersangkutan dapat meminta pertimbangan pada rapat anggota berikutnya.
5. Kestan-Madani dapat menerima anggota luar biasa.
6. Penjelasan tentang kriteria anggota luar diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 6
Keanggotaan dinyatakan berakhir bilamana :
1. Meninggal dunia
2. Berhenti atas kehendak sendiri baik secara lisan maupun tulisan.
3. diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan
4. melakukan perbuatan tercela yang tidak sesuai dengan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku di NKRI.
5. Diberhentikan dengan tidak hormat/dipecat karena perbuatan yang dapat merugikan nama baik kelompok dan pengurus serta melakukan tindakan penyalahgunaan, penyelewengan dan ketidak-terbukaan yang berkaitan dengan keuangan organisasi.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
PASAL 7
HAK ANGGOTA
Setiap anggota mempunyai hak antara lain :
1. Mendapatkan hak yang sama dan seimbang yang tercermin dalam AD/ART dan Peraturan lain yang diatur dan disepakati bersama.
2. Hak untuk berbicara baik lisan dan tulisan, memilih dan dipilih, mengeluarkan pendapat dan menghargai pendapat yang lain dalam bingkai etika dan norma-norma kebersamaan dan keselarasan.
3. Mendapatkan sisa hasil usaha dari usaha yang dikelola secara bersama.
4. Melakukan pengawasan (monitoring) terhadap perjalanan Organisasi dan Usaha-usaha Organisasi.
5. Memberikan kritik dan saran baik lisan dan tulisan demi perbaikan dan keberlanjutan organisasi.
PASAL 8
KEWAJIBAN ANGGOTA
Setiap anggota mempunyai kewajiban antara lain :
1. Untuk hadir secara aktif mengambil bahagian dalam pertemuan/rapat/musyawarah Kestan-Madani
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Kestan-Madani.
2. Tunduk dan patuh kepada Anggaran dasar, Anggaran rumah Tangga, Peraturan Khusus dan atau Peraturan Tambahan serta Hasil Keputusan Rapat Anggota.
3. Mengelola, mengembangkan dan memlihara usaha-usaha Kestan Madani berdasarkan prinsip-prinsip Transparansi dan akuntabilitas.
4. Membayar Iuran Wajib Anggota (IWA) yang besarannya disepakati secara bersama.
BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
PASAL 9
1. Kestan-Madani memiliki struktur pengurus yang terdiri dari :
– Ketua, Sekretaris, Bendahara I dan Bendahara II.
2. Kestan-Madani dapat membentuk Dewan Penasehat, Dewan Pengawas, Dewan Pakar dan lain sebagainya apabila dianggap sangat perlu demi jalannya organisasi.
3. Kestan-Madani memiliki unit-unit pendukung organisasi antara lain :
– Unit Humas, Unit Pengembangan SDM, Unit Pengelolaan Teknis Produksi dan Unit Pemasaran Produksi.
4. Kestan-Madani dapat membentuk unit-unit lainnya yang dianggap perlu dan disesuaikan dengan kebutuhan bersama.
BAB VII
RAPAT ANGGOTA KESTAN-Madani
PASAL 10
Adapun bentuk-bentuk rapat didalam Kestan-Madani antara lain :
1. Rapat Besar (Rabes), dilakukan setiap 4 (empat) tahun sekali untuk memilih ketua, sekretaris dan bendahara pada akhir masa jabatan.
2. Rapat Kerja (Raker), dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk membahas rencana kerja organisasi.
3. Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun untuk mengadakan evaluasi organisasi serta melakukan penilaian kinerja unit-unit yang ada dalam Kestan madani dan atau merekomendasikan sesuatu yang dianggap penting/urgen dan membicarakannya sebagai salah satu upaya rencana kerja tindak lanjut yang bersesuaian dengan kondisi yang ada.
4. Rapat Koordinasi Anggota (RKA) dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam sebulan untuk melakukan pengkoordinasian sesama pengurus, unit-unit pendukung dan anggota organisasi.
BAB VIII
PENGAWASAN
PASAL 11
1. Kestan-Madani berkewajiban melakukan pengawasan atas dirinya, dan atau telah tertuang dalam Bab V pasal 7 butir 4.
2. Dewan Pengawas dibentuk melalui Rapat Anggota Tahunan. Dewan Pengawas merupakan unsur-unsur yang memiliki criteria-kriteria antara lain : Jujur, Amanah, Terbuka, dan Bertanggung Jawab.
3. Dewan Pengawas berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
BAB IX
SUMBER PENDANAAN KESTAN-Madani
PASAL 12
Sumber-sumber dana/keuangan Kestan-madani diperoleh dari :
1. Pihak Donatur
2. Kaum-Kaum Peduli/Stakeholder
3. Sponsorship yang tidak mengikat.
4. Iuran Wajib Anggota (IWA)
5. Bantuan dari Pemerintah Daerah, Pihak BUMN dan atau BUMS
6. Kegiatan-kegiatan lain oleh lembaga sendiri yang sah.
BAB X
PEMBUBARAN
PASAL 13
1. Pembubaran Kestan-Madani dapat dilakukan melalui :
a. Keputusan rapat anggota
b. Keputusan Pemerintah.
2. Dalam hal Kestan-Madani dibubarkan maka seluruh kekayaan dan inventaris yang dimiliki dimusyawarahkan secara mufakat bersama seluruh pengurus dan anggota yang terkait.
BAB XI
PENUTUP
PASAL 14
1. Hal-hal lain yang belum ditulis dan ditetapkan dalam anggaran dasar, akan diatur dalam anggaran rumah tangga serta aturan-aturan tambahan yang disepakati secara musyawarah dan mufakat.
2. Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Berohol
Pada Tanggal : 09 Februari 2011
____________________
Fahri Hidayat Lubis
_____________________
Agus Salim Amar
____________________
Adi Sumarmo
_____________________
Pahrul Lubis
Mengetahui :
Kepala Kelurahan Berohol
KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo- Prop.Jateng
Email:
[email protected] –
[email protected] - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================
SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU KALIKAJAR
Pelindung : Bpk. Lurah Kalikajar
Pembina : Bpk. Bramantyo (PDP Peternakan Kec.Kalikajar)
Bpk Ir. Mahargono (Disnakan Kab.Wonosobo)
Alamat : Dukuh Lengkongsari RT01/RW10 Kel.Kalikajar
Kecamatan Kalikajar – Kabupaten Wonosobo
Ketua : Ir.Imam Taufiq
Sekretaris : Pawit Asrofi
Bendahara : Rohmat
KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar- Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email:
[email protected] –
[email protected] - http://tanimaju12.blogspot.com/
=======================================================================
ANGGARAN DASAR KELOMPOK TANI TANI MAJU
LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR
BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani "Tani Maju"
Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani "Tani Maju" adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian dan peternakan serta kegiatan agribisnis pertanian
Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani "Tani Maju" adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi istri sebelah kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani "Tani Maju" didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari 01/10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani "Tani Maju" berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani "Tani Maju" bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota kelompok tani "Tani Maju" adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani "Tani maju" didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian dalam meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada saat itu belum banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-sendiri, dan para pendiri tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing
Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani "Tani Maju" ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara pembentukan kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan Kalikajar serta Kepala kelurahan kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN
Keuangan kelompok tani "Tani Maju" berasal dari:
1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Hasil usaha kelompok
BAB VII
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan
Kalikajar 3 Juni 2012
Kelompok Tani "Tani Maju:
Ketua Sekretaris
TTD TTD
Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI
KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email:
[email protected] –
[email protected] - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELOMPOK TANI TANI MAJU
LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR
BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani "Tani Maju" sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:
2. Ketentuan lain tentang lambang ditetapkan oleh pengurus
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani "Tani Maju" berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala kegiatan organisasi
BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani "Tani Maju" dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian
BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus
Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan serah terima dengan pengurus yang baru
BAB V
MUSYAWARAH
1. Pertemuan rutin diadakan 2(dua) bulan sekali secara bergilir
2. Pertemuan diadakan untuk menyusun rencana kegiatan,mengevaluasi kegiatan
3. Peserta pertemuan adalah pengurus, anggota dan nara sumber yang diundang
4. Setiap pertemuan dicatat dalam notulen pertemuan, dan absensi peserta
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar Rp.2.000,00 dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga
Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam kebijakan organisasi
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun
Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan
Kalikajar 3 Juni 2012
Kelompok Tani "Tani Maju:
Ketua Sekretaris
TTD TTD
Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI
KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo- Prop.Jateng
Email:
[email protected] –
[email protected] - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================
SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU KALIKAJAR
Pelindung : Bpk. Lurah Kalikajar
Pembina : Bpk. Bramantyo (PDP Peternakan Kec.Kalikajar)
Bpk Ir. Mahargono (Disnakan Kab.Wonosobo)
Alamat : Dukuh Lengkongsari RT01/RW10 Kel.Kalikajar
Kecamatan Kalikajar – Kabupaten Wonosobo
Ketua : Ir.Imam Taufiq
Sekretaris : Pawit Asrofi
Bendahara : Rohmat
KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar- Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email:
[email protected] –
[email protected] - http://tanimaju12.blogspot.com/
=======================================================================
ANGGARAN DASAR KELOMPOK TANI TANI MAJU
LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR
BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani "Tani Maju"
Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani "Tani Maju" adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian dan peternakan serta kegiatan agribisnis pertanian
Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani "Tani Maju" adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi istri sebelah kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani "Tani Maju" didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari 01/10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani "Tani Maju" berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani "Tani Maju" bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota kelompok tani "Tani Maju" adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani "Tani maju" didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian dalam meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada saat itu belum banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-sendiri, dan para pendiri tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing
Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani "Tani Maju" ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara pembentukan kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan Kalikajar serta Kepala kelurahan kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN
Keuangan kelompok tani "Tani Maju" berasal dari:
1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Hasil usaha kelompok
BAB VII
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan
Kalikajar 3 Juni 2012
Kelompok Tani "Tani Maju:
Ketua Sekretaris
TTD TTD
Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI
KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email:
[email protected] –
[email protected] - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELOMPOK TANI TANI MAJU
LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR
BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani "Tani Maju" sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:
2. Ketentuan lain tentang lambang ditetapkan oleh pengurus
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani "Tani Maju" berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala kegiatan organisasi
BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani "Tani Maju" dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian
BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus
Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan serah terima dengan pengurus yang baru
BAB V
MUSYAWARAH
1. Pertemuan rutin diadakan 2(dua) bulan sekali secara bergilir
2. Pertemuan diadakan untuk menyusun rencana kegiatan,mengevaluasi kegiatan
3. Peserta pertemuan adalah pengurus, anggota dan nara sumber yang diundang
4. Setiap pertemuan dicatat dalam notulen pertemuan, dan absensi peserta
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar Rp.2.000,00 dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga
Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam kebijakan organisasi
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun
Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan
Kalikajar 3 Juni 2012
Kelompok Tani "Tani Maju:
Ketua Sekretaris
TTD TTD
Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI
AD ART KELOMPOK TANI TERNAK KARYA MEGE JAYA
ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA
KELOMPOK TANI TERNAK "KARYA MEGA JAYA"
DESA BUMIREJO KECAMATAN PURING
BAB I
NAMA KELOMPOK TANI TERNAK
"KARYA MEGA JAYA"
Adalah Kelompok tani ternak yang terorganisasi.
Pasal I
TEMPAT
Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" yang bekedudukan di Desa Bumirejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen.
Pasal 2
ASAS DAN JATIDIRI
Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
1. Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 dan Hukum Pemerintahn yang berlaku.
Pasal 3
TUJUAN
1. Bidang peternakan pengemukan dan pembibitan / budidaya ternak.
2. Perekonomian, meningkatkan perekonomian anggota.
3. Koperasi penjualan,simpan, pinjam.
BAB II
ORGANISASI BAGIAN PERTAMA
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Susunan Organisasi Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" terdiri dari:
1. Rapat Anggota
2. Rapat Pengurus dan Anggota
3. Rapat Akhir Tahun Laporan Kerja
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 5
1. Susunan Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
2. Pengurus dalam ayat (1) pasal ini dipilih oleh anggota.
3. Dan dilantik oleh Petugas Dinas Peternakan Kecamatan.
Pasal 6
Masa Jabatan Pengurus Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" adalah:
1. Masa jabatan pengurus adalah 5 tahun
2. Dalam reorganisasi pengurus pertama dapat dipilih kembali dan seterusnya.
BAB IV
PERSYARATAN MENJADI PENGURUS
Pasal 7
Ayat 1.
Persyaratan menjadi pengurus Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" adalah warga Indonesia yang sudah menjadi anggota.
Ayat 2.
Anggota Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" tidak memandang agama, suku ras dan kelompok atau golongan apaun.
Pasal 8
Pengurus bertanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 Anggaran Dasar
BAB V
TUGAS-TUGAS PENGURUS
Pasal 9
Ketua Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" mempunyai tugas:
1. Melaksanakan ketentuan anggaran dasar dan anggaran dasar rumah tangga keputusan-keputusan dan kebijakan lain yang ditetapkan
2. Memimpin rapat anggota dan rapat pengurus.
3. Ketua kelompok dalam tugas bertanggungjawab kepada rapat anggota.
Pasal 10
Sekretaris Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" mempunyai tugas:
1. Membantu ketua kelompok dibidang tata usaha yang meliputi
a. Surat menyurat
b. Kerasipan
c. Ekspedisi surat
d. Pendataan Anggota
e. Notulen
f. Inventaris Kekayaan Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua.
3. Sekretaris dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab langsung kepada ketua Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
Pasal 11
Bendahara Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" mempunya tugas :
1. Membantu ketua ketua kelompok dalam bidang keuangan yaitu :
a. Menghimpun dan menyimpan uang.
b. Mengeluarkan uang sesuai ketentuan yang ada, berdasarkan rapat pengurus dan, atau rapat anggota.
BAB 12
HAK-HAK ANGGOTA
Pasal 12
Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" mempunya hak sebagai berikut :
1. Berhak memilih, dan atau dipilih menjadi pengurus.
2. Mengeluarkan pendapat pada setiap kegiatan, dan atau pada rapat anggota.
3. Ikut serta mendukung program kerja yang telah ditentukan pada rapat anggota.
4. Memdapat pelayanan dari pengurus Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
BAB VII
KEKAYAAN DAN PENDAPATAN
Pasal 13
Kekayaan dan pendapatan Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" yaitu :
1. Setiap anggota diwajibkan menyerahkan modal sebesar Rp. 10.000,- sebagai uang operasional pendirian Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
2. Iuran Wajib sebesar Rp 4.000,- setiap bulan sebagai KAS Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
3. Usaha lain yang sah, dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
BAB VIII
KEWAJIBAN
Pasal 14
1. Setiap anggota diwajibkan mempunyai kandang
2. Setiap anggota memelihara ternak.
3. Setiap anggota wajib memberi pakan ternak sendiri, dan atau berkelompok / bersama dengan mengadakan lahan penghijauan.
Pasal 15
1. Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" menyelenggaran rapat-rapat sebagai berikut:
a. Rapat anggota diadakan setiap bulan bertempat di sekretariat Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
b. Apabila ada sesuata kepentingan Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA" yang mendesak rapat anggota dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, dengan sarat paserta memenuhi forum.
c. Rapat laporan pertanggungjawaban diselenggaran setahun sekali, terhitung mulainya tanggal berdirinya Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
Pasal 16
Pengunduran diri Anggota atau Pengurus harus sudah bebas administrasi keuangan / hutang, dan berhak meneriman simpanan pokok.
1. Pengunduran diri harus melalui surat tertulis.
2. Pengunduran diri secara lesan tidak berhak menerima simpanan pokok.
3. Penghentian anggota tidak terhormat jika :
a. Merlangar anggaran dasar rumah tangga Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
b. Tidak pernah mengikuti kegiatan selama 9 kali kegiatan berturut turut.
c. Terkena teguran 3x, dan Surat peringatan 1 sampai 3.
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASARM RUMAH TANGGA
Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
Pasal 17
Perubahan anggaran dasar dapat dilaksanakan dengan keputusan rapat anggota, dan memenuhi syarat sahnya forum.
BAB X
PENUTUP
Pasal 18
Hala-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat ditambah atas pesrsetujuan rapat Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
Bumirejo, 10 November 2009
Kelompok Tani Ternak "KARYA MEGA JAYA"
Ketua I Sekretaris I
S I T O SUTARYO
Ketua II Sekretaris II
HADI SUMARTO ADIB MASHURI
Mengetahui:
Kepala Desa Bumirejo
FUAD WAHYUDI
AD-ART Kelompok
ANGGARAN DASAR ( AD )
KELOMPOK TANI "MANDIRI SEJAHTERA"
DESA : SELUMAR
KECAMATAN : SIJUK
KABUPATEN : BELITUNG
PASAL 1. IDENTITAS
1. Nama Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA
2. Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" didirikan pada tanggal : 06 FEBRUARI 2012
3. Kedudukan kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" : DESA AIR SELUMAR
4. Sifat kelompok : - Mandiri
- Kegotong Royongan
- Membangun Usaha Bersama melalui wadah kelompok
PASAL 2. LANDASAN
1. Azas kelompok berdasarkan Pancasila
2. Tujuan jangka panjang kelompok tani adalah membangun kualitas kesejahteraan hidup bersama untuk masa kini dan masa depan melalui usaha-usaha pertanian di lahan kering dan di lahan basah.
PASAL 3. KEGIATAN
1. Pemanfaatan lahan usaha dengan menerapkan usaha supaya konservasi tanah dan air sekaligus meningkatkan produksi pertanian.
a. Pemanfaatan lahan kering
b. Pemanfaatan lahan pertanian
c. Meningkatkan produksi pertanian
2. Mengembangkan usaha pertanian sistem terpadu.
3. Mengembangkan usaha bersama yang memberikan manfaat dan meningkatkan ekonomi.
4. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan tujuan dasar pertanian.
PASAL 4. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan kelompok tani bersifat terbuka. Dalam arti setiap orang dapat menjadi anggota baru dengan mendaftar terlebih dahulu. Calon anggota yang mendaftar dapat diterima dengan keputusan Ketua dengan memperhatikan 2/3 dari seluruh anggota.
2. Yang menjadi anggota kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" adalah yang ikut menandatangani pembentukan kelompok tani dan yang mendaftar sesudah kelompok tani terbentuk.
PASAL 5. ORGANISASI
1. Organisasi kelompok tani disusun atas dasar kepentingan bersama melalui forum musyawarah untuk mufakat.
2. Organisasi kelompok tani dibina oleh ketua dan seluruh anggota kelompok tani dengan bimbingan aparat pemerintahan yang terkait.
PASAL 6. MUSYAWARAH
1. Musyawarah kelompok tani membentuk dan menyusun :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kesepakatan seluruh anggota.
b. Rencana Definitif Kelompok per tahun anggaran.
c. Usaha bersama untuk kepentingan kesinambungan kelompok tani.
d. Musyawarah maupun pertemuan sesuai kepentingan.
PASAL 7. KEDAULATAN
1. Kekuasaan tertinggi terletak pada musyawarah anggota.
2. Musyawarah anggota dilakukan atas undangan Ketua.
3. Anggota dapat mengusulkan untuk mengadakan musyawarah anggota dengan dukungan 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota Kelompok Tani "BERSAMA" (dibuktikan dengan daftar hadir peserta musyawarah).
PASAL 8 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Perubahan anggaran dasar Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dilakukan dengan diusulkan paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota,dan dihadiri paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota kelompok tani dan anggaran dasar yang baru harus disetujui paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari anggota yang menghadiri rapat perubahan anggaran dasar dengan bukti tertulis.
PASAL 9. KEUANGAN
Keuangan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang menjadi kekayaan kelompok tani bersumber dari :
1. Uang pangkal dan iuran anggota sesuai dengan hasil musyawarah.
2. Sumbangan dari pemerintah maupun swasta dan donatur lainnya.
3. Usaha lain yang dilakukan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" baik inisiatif dari dalam Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" maupun dari luar Kelompok Tani.
4. Pinjaman dari pemerintah maupun swasta dan pinjaman lainnya atas kesepakatan seluruh anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
PASAL 10. MASA BERLAKU KELOMPOK TANI
1. Masa berlaku Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" terbatas paling sedikit sebanyak 1/3 dari jumlah awal anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dan harus diadakan rapat anggota untuk maksud pembentukan kelompok tani yang baru.
2. Periode Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" selama 4 tahun dalam satu periode kepengurusan. Kepengurusan awal saat pembentukan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" berdasarkan kesepakatan anggota.
3. Pemilihan Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dilakukan dengan pemungutan suara yang dilakukan oleh seluruh anggota. Setiap anggota memiliki satu hak suara.
4. Kepengurusan yang dipilih adalah Posisi Ketua.
5. Yang berhak menjadi calon Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" adalah anggota kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" dan harus mendapat dukungan tertulis sebanyak ½ (setengah) dari seluruh jumlah anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
6. Calon Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang memperoleh suara terbanyak saat pemilihan otomatis menjabat Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
7. Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" terpilih membentuk kepengurusan kelompok tani. Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" terdiri atas :
- Satu orang menjabat Ketua
- Satu orang menjabat Wakil Ketua
- Satu orang menjabat Sekretaris
- Satu orang menjabat Bendahara
8. Kepengurusan yang terbentuk wajib memberikan laporan pertanggung jawaban satu kali dalam satu tahun selama masa kepengurusan. Dan diadakan pada setiap bulan kedua belas terhitung sejak pelantikan. Dan dilanjutkan pada bulan keduabelas terhitung sejak laporan pertanggung jawaban terakhir.
9. Materi laporan pertanggung jawaban yang diberikan adalah dalam hal materi keuangan dan kegiatan operasional dari Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
PASAL 11. MENGUNDURKAN DIRI
1. Untuk setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela dari Keanggotaan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dikenakan biaya sebesar uang pangkal dan 20% (dua puluh persen) dari kekayaan rata-rata anggota kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA".
2. Untuk setiap anggota kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang keluar dengan tidak hormat tidak memperoleh hak sebagai anggota dan kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" tidak memiliki kewajiban apa pun terhadap yang bersangkutan.
PASAL 12 TAMBAHAN
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA"
PASAL 13 MASA BERLAKU
Anggaran Dasar Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Desa Selumar
Tanggal : 06 Februari 2012
Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA
Ketua
KUSMA RETMAN
Sekretaris
SYAHRUL RUDI
Bendahara
A. RAHMAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART )
KELOMPOK TANI "MANDIRI SEJAHTERA"
DESA : SELUMAR
KECAMATAN : SIJUK
KABUPATEN : BELITUNG
PASAL 1. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" bersifat terbuka. Dalam arti siapa saja dapat mengajukan diri mendaftar untuk menjadi anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
2. Yang menjadi anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" adalah yang ikut menandatangani pembentukan kelompok.
3. Setiap pendaftar baru dapat menjadi anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" atas persetujuan Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dengan memperhatikan masukan 2/3 dari seluruh anggota dan menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
4. Setiap anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" wajib :
- Menggarap lahan pertanian.
- Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
5. Syarat menjadi anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA":
a. Mengajukan permohonan pendaftaran.
b. Mendapat persetujuan menjadi anggota dari Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dengan memperhatikan persetujuan dari 2/3 dari seluruh anggota.
c. Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
d. Menggarap lahan pertanian pribadi.
e. Membayar uang pangkal satu kali saat mendaftar dan iuran setiap bulan (besarnya sesuai musyawarah anggota) sebelum tanggal 15 setiap bulan.
f. Wajib mengikuti setiap musyawarah yang dilakukan dan disepakati oleh kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
g. Memupuk,membina,dan menjaga kelangsungan organisasi Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
h. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,dan peraturan lain yang berlaku dalam Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
i. Dapat menjaga kepentingan dan informasi internal Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
j. Setiap bukti pelanggaran kewajiban anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang dilakukan oleh setiap orang anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dikeluarkan dari keanggotaan secara tidak hormat dan kehilangan semua haknya sebagai anggota.
k. Setiap anggota yang keluar dengan sukarela wajib menyerahkan Uang pangkal dan 20% dari kekayaan rata-rata yang dimiliki setiap anggota atas kekayaan yang dimiliki Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
6. Setiap anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" berhak :
a. Mengetahui dan memperoleh setiap bantuan donasi maupun pinjaman baik berupa materi maupun program yang diperoleh Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang besarnya sesuai kesepakatan bersama. Informasi yang datang dapat ditanyakan dan diperoleh kepada Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dalam bentuk tertulis pada saat memberikan iuran. Setiap Pengurus yang melanggar bagian ini diberi sanksi penggantian posisi oleh Ketua.
b. Mengeluarkan pendapat dan usulan untuk kemajuan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
c. Dipilih sebagai Pengurus Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA". Dalam hal dipilih menjadi Pengurus,Ketua terpilih berwenang penuh memilih pengurus Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA"
d. Memilih dan dipilih sebagai Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".Dalam hal pencalonan Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
e. Ketua terpilih berhak penuh menentukan Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
f. Memperoleh satu berkas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
g. Memiliki dan memanfaatkan kekayaan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang besarnya ditentukan sama rata dengan anggota Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang lain.
h. Setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela berhak memperoleh kekayaan rata-rata seluruh anggota atas kekayaan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dengan dikurangi uang pangkal dan 20% dari kekayaan rata-rata anggota kelompok tani.
i. Menuntut pelaksanaan program kerja berjalan dari Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang belum di kerjakan di program kerja tahun sebelumnya.
PASAL 2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS
1.Tugas dan tanggung jawab Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA":
a. Melaksanakan visi dan misi saat kampanye.
b. Membentuk Kepengurusan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang terdiri dari :
- Satu orang menjabat Wakil Ketua
- Satu orang menjabat Sekretaris
- Satu orang menjabat Bendahara
c. Ketua kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" berhak mengganti posisi kepengurusan kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA"
d. Menyusun program Kerja dalam setahun selama masa periode Kepengurusan.
e. Ketua terpilih wajib melaksanakan visi dan misi saat pencalonan. Setiap bukti pelanggaran yang dilakukan Ketua terpilih dalam melaksanakan visi dan misi saat pencalonan dapat mengakibatkan yang bersangkutan keluar tidak hormat dari keanggotaan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dan wajib mempertanggung jawabkan kebijakan saat masih menjabat di muka hukum.
f. Bila terjadi hal seperti tersebut di atas (nomor 4),Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" mengadakan Musyawarah Anggota sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" untuk memilih Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" yang baru.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban setiap 12 bulan terhitung sejak terpilih sebagai Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
h. Bertanggung jawab dan berhak penuh atas keseluruhan fungsionalisasi maupun tata kelola operasional organisasi Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
i. Mewakili Kelompok Tani untuk segala kegiatan dan hal yang terkait atas keberadaan kelompok tani.
j. Memimpin kegiatan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
k. Menandatangani urusan surat menyurat.
l. Memberi teguran kepada anggota yang lalai memenuhi kewajibannya.
m. Tugas-tugas lain sesuai dengan kapasitasnya.
2. Tugas dan tanggung jawab Wakil Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" sesuai arahan Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
b. Mewakili ketua bila berhalangan
3. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA":
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" sesuai arahan Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
b. Memegang Buku Inventaris dan Kegiatan Operasional Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
c. Membuat daftar hadir dan notulen rapat.
d. Mewakili ketua bila berhalangan.
4. Tugas dan tanggung jawab Bendahara Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA":
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" sesuai arahan Ketua Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
b. Memegang Buku Rekening Tabungan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
c. Membukukan segala uang pemasukan dan pengeluaran Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
d. Menginventarisir segala aset milik kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA".
PASAL 3 KEKAYAAN KELOMPOK TANI "MANDIRI SEJAHTERA"
1. Yang menjadi kekayaan kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" adalah uang pangkal (yang dibayar sekali saat mendaftar menjadi anggota), uang iuran (yang dibayar sekali dalam sebulan), dan sisa hasil usaha yang dilakukan kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA".
2. Uang pangkal dan iuran anggota,besarnya ditentukan dalam peraturan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
3. Setiap anggota kelompok tani "MANDIRI SEJAHTERA" berhak memiliki kekayaan kelompok tani. Besarnya masing –masing adalah jumlah total kekayaan kelompok tani dibagi rata dengan jumlah keseluruhan anggota.
4. Hal-hal mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" wajib dicatat dan dipertanggung jawabkan dalam laporan pertanggung jawaban pengurus.
5. Honor/jasa untuk pengurus ditentukan dalam peraturan Kelompok Tani dalam forum musyawarah anggota yang diadakan saat Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA".
PASAL 4 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
1. Anggaran rumah tangga Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" bersifat terbuka dan dapat dilakukan perubahan.
2. Perubahan anggaran rumah tangga Kelompok Tani "MANDIRI SEJAHTERA" dilakukan dengan diusulkan paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota,dan dihadiri paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota kelompok tani dan anggaran rumah tangga yang baru harus disetujui paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari anggota yang menghadiri rapat perubahan anggaran rumah tangga dengan bukti tertulis.
Ditetapkan di : Desa Selumar
Tanggal : 06 Februari 2012
Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA
Ketua
KUSMA RETMAN
Sekretaris
SYAHRUL RUDI
Bendahara
A. RAHMAN
Proposal Ternak Sapi
KELOMPOK PETERNAKAN
MADANI
Kampung Lapang, Desa Cipada, Kecamatan Cikalong wetan,
Kabupaten Bandung Barat
PROPOSAL PENGEMBANGAN
KELOMPOK PETERNAKAN
SAPI POTONG
Dibuat oleh : Hendrayana. SPt
Email :
[email protected]
2010
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baik
KELOMPOK PETERNAKAN MADANI
Dikarenakan masih sangat besarnya potensi peternakan sapi di Indonesia, maka kami kelompok Ternak "MADANI" yang dibentuk sejak Juni 2007 berupaya mengembangkan peternakan sapi yang berlokasi di Kampung Lapang, Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat. Selama ini kelompok kami lebih fokus terhadap peternakan Domba sedangkan untuk ternak Sapi baru dimulai tahun 2008 dengan 10 ekor. Adapun pengurus Kelompok Ternak "MADANI" terdiri dari :
1. Ketua : Tatang Ramdani
2. Sekretaris : Saepudin
3. Bendahara : Udung
Sedangkan untuk pendamping/fasilitator/manajer program selama 2007 hingga sekarang adalah : Hendrayana. SPt
MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagai suatu rencana pengembangan, maka pengajuan proposal ini mempunyai maksud dan tujuan diantaranya :
1. Membantu Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional 2014
2. Mengembangkan potensi peternakan sapi pada kelompok
3. Memberdayakan masyarakat kecil
KONSEP AGRIBISNIS PETERNAKAN BERBASIS KELOMPOK PEMBERDAYAAN
Untuk memberikan arah yang jelas dan gambaran pelaksanaan agribisnis peternakan, maka ditetapkan Visi dan Misi pemberdayaan peternakan sebagai berikut :
a. VISI :
"Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan agribisnis peternakan berwawasan lingkungan"
b. MISI :
" Mewujudkan peternak yang produktif, sukses dan sejahtera serta peternakan yang ramah lingkungan"
Dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Membentuk SDM Peternak yang profesional, unggul dan berdaya saing.
2. Menumbuhkembangkan ekonomi berkeadilan yang mempunyai basic agribisnis peternakan di pedesaan dalam wujud kelembagaan.
3. Inovasi pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan efisiensi kegiatan agribisnis dan industri biologi peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menciptakan pasar input dan pasar output guna menunjang perguliran ekonomi peternak dalam kelompok untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak peternak dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil ternak.
Memperhatikan Visi dan Misi tersebut, maka keberhasilan program peternakan, tidak dapat hanya diukur dalam kemampuannya meningkatkan produksi saja, tetapi juga harus berkemampuan untuk meningkatkanpemberdayaan masyarakat peternak dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
V. POLA OPERASIONAL PEMBERDAYAAN PETERNAKAN
Suatu kebijakan yang berupa upaya – upaya real dalam rangka pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM) menuju kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan peternakan dan buruh tani difokuskan pada peningkatan kinerja yang efektif dan efisien terhadap investasi yang dikelolanya serta diarahkan guna mampu mencapai penghasilan sekurang-kurangnya dapat memenuhi standar biaya hidup minimum (Minimum living Cost).
Mekanisme pemberdayaan masyarakat miskin dimulai dari adanya survey lokasi sebagai studi kelayakan mitra, atau dari pengajuan proposal yang masuk kepada lembaga. Survey dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kedhuafaan dan kemauan serta kemampuan mitra dalam kinerja baik sebagai peternak atau sebagai petani secara umum. Setelah penentuan lokasi maka diadakan mekanisme pengenalan lembaga donor untuk lebih meningkatkan kepercayaan antara keduabelah pihak (lembaga – peternak) disamping adanya sebuah motivasi akan pentingnya berkelompok, yang disebut TCM (training calon mitra). Sebagai fokus pemberdayaan adalah individu-individu yang dahulunya terpisah dalam pemikiran, perasaan dan aturan, semenjak TCM akan dipersatukan dalam bentuk kelompok ternak dengan branding nama kelompok yang berbeda di tiap daerah.
Oleh karena itu, pemberdayaan peternakan lebih ditekankan untuk meningkatkan mutu dan peran Sumber Daya Manusia (SDM) peternak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Begitu pentingnya peran SDM sebagai salah satu komponen pemberdayaan peternakan, maka kebijakan pemberdayaan peternakan harus dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang muncul terkait hal tersebut.
Selama ini, kelompok peternak hanya dipandang sebagai suatu objek (target groups) untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program dari berbagai institusi, baik pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, ataupun institusi lainnya. Biasanya, kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh institusi-instusi tersebut lebih bersifat sentralistik atau top down dan seragam. Kegiatan yang sentralistik tersebut menyebabkan kreativitas lokal tidak dapat muncul karena telah dirancangnya kegiatan tersebut sedemikian rupa. Di samping itu, belum tentu program atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan kelompok pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan peternak pada umumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sumberdaya lokal berupa potensi peternak dan pakan ternak yang berlimpah, dan sekaligus untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian yang ada, untuk membuat lapangan pekerjaan agribisnis peternakan pada segment hulu (upstream agribusiness), padasegment usaha budidaya ternak (on farm agribusiness) dan pada usaha agribisnis di segment hilir (down-stream agribusiness), maka pengembangan kegiatan di awali dengan adanya mekanisme penggemukan Ternak (Fatening) pada kelompok untuk menggeliatkan pendapatan peternak, tahap berikutnya adanya breeding pada unit kelompok yang nantinya dikembangkan menjadi pusat perbibitan ternak pedesaan (Village Breeding Center), yang juga dapat diikuti dengan pengembangan di sektor pariwisata agribisnis, bersifat edukasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga potensi lokal dapat lebih berkembang dan dikenal oleh stakeholder dalam skala luas (Empowering ProductPackaging).
Pengembangan kegiatan tersebut, sangat memerlukan dukungan dari berbagai stakeholders terkait. Agribisnis perbibitan peternakan ini ke depan mempunyai prospek yang sangat cerah, sehingga akan terus dipacu, karena usaha ini merupakan kegiatan agribisnis di segment hulu, yang diharapkan mampu untuk menggerakkan usaha-usaha agribisnis peternakan yang lain pada segment on farm, downstream agribusiness dan kegiatan trading pada market komersil.
Pengembangan kawasan - kawasan pusat perbibitan ternak ini, perlu didesain untuk dapat dikembangkan menjadi kegiatan agribisnis peternakan unggulan daerah, dalam rangka mewujudkan wilayah kelompok mitra sebagai sumber bibit berbagai jenis ternak yang berkualitas dan terbesar di provinsi Jawa Barat maupun di tingkat Nasional. Hal ini dalam mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional.
Pada tahap berikutnya lebih ditekankan pada aspek pemasaran melalui jaringan pasar yang sengaja dibuat, untuk lebih memaksimalkan peran strategis dari kelompok. Selama ini kelompok telah bekerjasama dengan yayasan, bandar dan pihak konsumen individu dalam pemasaran sapi. Utamanya waktu Idul Adha, pada tahun 2008 kelompok dapat memasarkan 13 ekor Sapi dan tahun 2009, 24 ekor .
Gambar 1. Mekanisme pemberdayaan peternakan berbasis komunitas di pedesaan
Aturan Umum Kelompok Pemberdayaan Peternakan
Teknis Pelaksanaan :
1. Pembentukan Kelompok
Prosedur pembentukan kelompok dimulai dari survey lapangan/analisis kelayakan petani peternak dengan mengacu pada kriteria sebagai berikut:
a. Dapat mengusahakan atau telah memilki kandang ternak
b. Bekerja sambilan atau utama dengan penghasilan rendah dan manajemen tradisional (tergolong Dhuafa)
c. Amanah dan Mampu serta berkeinginan kuat mengembangkan usaha Sapi potong.
d. Bersedia menjadi mitra anggota dalam kelompok hasil kesepakatan bersama.
e. Mengikuti Training Calon Mitra (TCM) yang diselenggarakan oleh pemilik program.
2. Aturan Perguliran dana kelompok
Bentuk kerjasama adalah Syirkah Mudlorobah, dengan :
1. Manajer Program sebagai Shohibul Maal (Pemilik Modal), dan
2. Mitra pemberdayaan sebagai Mudlorib (pengelola modal)
Pembagian hasil keuntungan Shohibul Maal dengan Modloorib terjadi setiap ada penjualan Ternak (baik penggemukan atau perbibitan), untuk nisbahnya sebagai berikut ;
1. Manajer program sebagai Shohibul Maal menggulirkan kembali 40 % dari keuntungan bersih dengan porsi sebagai berikut : 20% untuk penambahan modal, 7,5% untuk obat & vitamin ternak, 7,5% untuk operasional kelompok dan 5% untuk kegiatan kelompok.
2. Mitra peternak sebagai Mudlorib memperoleh sebesar 60 % dari keuntungan bersih.
4. Pengguliran dana kembali
a. Uang hasil penjualan domba dilaporkan kepada Manajer kelompok dalam bentuk cash.
b. Uang hasil penjualan setelah dipotong bagian mitra (Modal + 40%) jika masih di tangan mitra/belum disetorkan maka tidak boleh di pinjam oleh mitra.
c. Pengguliran dana kembali dilakukan dengan menambahkan hasil keuntungan dan uang pokok pembelian.
d. Mekanisme pengadaan sampai penjualan Sapi dilakukan seperti aturan sebelumnya dengan Akad baru.
Selanjutnya dana bergulir akan diatur oleh Lembaga Keuangan mikro kelompok.
5. Kerugiaan dari usaha diatur sebagai berikut :
1. Kerugian akibat kelalaian Shohibul Maal dan hal-hal diluar kendali serta kerugiaan yang diakibatkan faktor alam menjadi tanggungan pihak Shohibul Maal
2. Kerugiaan akibat kelalaian Mudlorib menjadi tanggungan Mudlorib (mitra peternak).
3. Apabila terdapat kematian atau kehilangan maka mitra peternak harus secepatnya melaporkan penyebabnya kepada pengurus kelompok serta membuat berita acaranya.
4. Pengurus kelompok harus melakukan investigasi penyebab kematian atau kehilangan kepada mitra peternak.
5. Surat peringatan akan dikeluarkan kepada mitra peternak membiarkan musibah begitu saja tanpa ada penanganan terlebih dahulu.
6. Surat peringatan akan diberikan dua kali dan apabila terjadi untuk ketiga kalinya maka Sapi yang ada pada mitra akan dialihkan kepada anggota lain, tanpa pembagian laba rugi.
6. Aturan Pengadaan Sapi
a. Jumlah
Jumlah Sapi untuk mitra peternak ditentukan berdasarkan hasil survey dan kesanggupan peternak (kapasitas kandang). Keputusan akhir jumlah Sapi tiap mitra berada ditangan Manajer kelompok.
b. Harga
Harga Sapi saat pembelian ditentukan melalui mekanisme tawar menawar dengan pihak penjual yang melibatkan pihak manajer kelompok dengan mitra peternak.
7. Aturan Pemeliharaan
a. Waktu Produksi
1. Waktu penggemukan Sapi jantan dimulai saat umur pembeliaan dan ditambah minimal 6 bulan masa produksi di kandang mitra.
2. Waktu pembibitan Sapi betina dimulai saat umur pembeliaan dengan cara kawin alami ataupun kawin suntik (IB).
3. Atau sesuai dengan kesepakatan mitra dengan kelompok
b. Kesehatan
Kesehatan ternak Sapi saat pemeliharaan menjadi tanggung jawab mitra dengan mendapatkan pendampingan dari Manajer kelompok untuk penanganan masalah kesehatan yang tidak bisa ditangani sendiri oleh mitra.
c. Pakan dan obat-obatan
Pengadaan pakan untuk ternak Sapi disediakan dan diusahakan oleh mitra peternak sendiri. Sedangkan obat-obatan disediakan oleh peternak dengan memanfaatkan obat tradisional yang ada dilingkungan mitra peternak dan menggunakan dana kelompok dari bagi hasil (7,5%).
8. Aturan Penjualan
a. Pemasaran hasil produksi ternak diutamakan diusahakan bersama pengurus dan Manajer kelompok dengan memanfatkan peluang pasar yang tersedia.
b. Harga jual ternak hasil produksi disesuaikan dengan kondisi (umur,bobot hidup,bobot karkas, dll) saat terjadi penjualan.
9. Infak
Setelah transaksi penjualan, uang hasil keuntungan dibagi sesuai kesepakatan maka masing – masing pihak harus mengeluarkan infak yang jumlahnya sukarela.
10. Pertemuan Kelompok
Kelompok diharuskan mengadakan pertemuan rutin guna membahas hal-hal yang berkaitan tentang masalah kelompok dan pengajian kelompok. Waktu pertemuan disepakati bersama oleh anggota kelompok.
11. Mekanisme Pinjam Potong
Mitra anggota kelompok diperkenankan meminjam uang kepada kelompok sebatas perkiraan jumlah keuntungan (60%), jika nanti terjadi penjualan ternak dan keuntungan mitra otomatis akan dipotong disaat terdapat keuntungan hasil penjualan.
Untuk itu, maka keberadaan pemberdayaan peternakan yang semula hanya dititik beratkan pada usaha budidaya ternak, harus dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang berwawasan industri biologi peternakan yang dapat dikendalikan oleh peternak. Sehingga komponen pemberdayaan peternakan menjadi :
(1) Peternak sebagai subjek pemberdayaan, harus lebih diberdayakan untuk dapat me-ningkatkan penghasilan dan kesejahteraannya;
(2) Ternak sebagai objek yang harus diusahakan untuk dapat ditingkatkan produksi dan produktivitasnya;
(3) Lahan sebagai basis ekologi budidaya ternak harus dapat dilestarikan fungsi kesu-buran hamparan dan fungsi hidrologinya;
(4) Teknologi dan pengetahuan peternakan sebagai cara inovasi untuk meningkatkan efisiensi usaha tani-ternak perlu selalu ditingkatkan, diperbaharui dan dimodernisasi, serta harus disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku agribisnis peternakan.
(5) Pengolahan, pemasaran dan perdagangan produk– produk agribisnis peternakan yang berkualitas tinggi dengan harga layak dan terjangkau konsumen.
Program pemberdayaan agribisnis berbasis peternakan secara operasional merupakan suatu proses pembangunan melalui pengembangan wilayah berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya. Arah pemberdayaan agribisnis peternakan seharusnya sudah mengakomodir lokal spesifik dengan menggerakkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha. Pada awalnya pemberdayaan agribisnis peternakan dapat difasilitasi dan diintroduksi oleh pihak lembaga, kemudian untuk selanjutnya ditumbuhkembangkan oleh masyarakat di kawasan tersebut. Sehingga kawasan agribisnis peternakan tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai pusat berbagai pertumbuhan ekonomi wilayah. Selanjutnya dalam hal ini pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator.
Dari Kelompok Peternak Menjadi Kelembagaan Peternak
Berikut diuraikan mengenai definisi kelembagaan agribisnis, peternak, dan kelembagaan peternak sebagai berikut:
1. Kelembagaan agribisnis adalah lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan agribisnis yang dimulai dari subsistem sarana dan prasarana produksi, subsistem budidaya, subsistem pengolahan, dan subsistem pemasaran. Misalnya, lembaga pemerintah, koperasi, lermbaga penelitian, dan sebagainya.
2. Peternak adalah pelaku usaha agribisnis yang sumber penghasilannya berasal dari pengelolaan usaha agribisnis peternakan baik usaha monokultur (peternakan saja) ataupun polikultur (terpadu dengan usaha agribisnis komoditas lainnya)
3. Kelembagaan peternak adalah organisasi yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri yang didasari atas kesamaan kepentingan di bidang peternakan dan memiliki aturan dan administrasi tentang kegiatan peternak dan recording ternak.
Pengembangan kelembagaan peternak ditujukkan untuk kemandirian dan ketangguhan kelompok peternak sebagai subyek pemberdayaan dan mampu mengangkat perekonomian rakyat. Pada umumnya, usaha yang dilakukan oleh kelembagaan peternak bersumber pada ketrampilan yang dimiliki kelompok, modal sendiri dan seadanya. Sehingga dengan adanya pembinaan dan pemberdayaan kelembagaan peternak diharapkan terjadi keterpaduan usaha mulai dari penanganan budidaya sampai pada pemasaran hasilnya. Oleh karena itu, upaya yang dapat ditempuh untuk pemberdayaan kelembagaan peternak tersebut dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mendorong dan membimbing para peternak yang semula berusaha sendiri (usaha rumah tangga) agar mampu bekerjasama dibidang ekonomi secara berkelompok. Usaha tetap dijalankan di masing-masing keluarga, sedangkan aspek yang dikerjasamakan dalam kelompok seperti pengadaan sarana produksi, penjualan hasil produksi, pasar ternak kelompok, dan upaya mendapatkan pendanaan dapat diusahakan dalam kelompok. Anggota kelompok terdiri dari para peternak yang saling mempercayai, saling kenal satu sama lain, dan mempunyai kepentingan bersama sehingga akan tumbuh kerjasama yang kompak dan serasi.
2. Menumbuhkan gabungan kelompok yang usahanya sejenis atau sering juga disebut sebagai asosiasi. Tujuan dari ditumbuhkannya gabungan kelompok ini adalah untuk mengembangkan sistem dan usaha agribisnis, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi para anggotanya.
Gambar 2. Transformasi kelompok dari kelembagaan sosial menuju kepada kelembagaan ekonomi
Kegiatan agribisnis peternakan dikembangkan dengan konsep pemberdayaan kawasan terpadu dengan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, diawali dengan menerapkan kegiatan agribisnis inti pengembangan : seperti pengandangan ternak secara koloni (Wisma Ternak), khususnya pada kegiatan budidaya peternakan penggemukan dan perbibitan Sapi potong. Selanjutnya dengan telah terwujudnya inti pengembangan pada kawasan-kawasan peternakan tersebut, akan menjadi tantangan untuk dapat menumbuhkan kreasi-kreasi penerapan teknologi, guna pengembangan kegiatan agribisnis peternakan yang telah ada, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat peternak setempat.
Dalam keterbatasan yang dilematis tersebut diperlukan jalan keluar yang bijaksana dengan membangun paradigma baru, yaitu sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis dan berkesinambungan, ini sering juga disebut sustainable mix farming atau mix farming.
Sistem mix-Farming, ini diarahkan pada upaya memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan atau hasil ikutannya, dimana setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dengan sistem ini diharapkan pemberdayaan dan pemanfaatan lahan marginal di seluruh daerah (kabupaten/kota) dapat lebih dioptimalkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam hal kecukupan pangan dengan cara mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi misalnya tanaman pangan, pakan dan ternak, juga dapat memanfaatkan hasil samping atau hasil ikutan peternakan seperti kompos (manure), dimana dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dan limbah pertaniannya dapat dipakai sebagai pakan ternak.
Sehubungan hal tersebut di atas konsep pemberdyaan pertanian-peternakan harus dirumuskan secara komprehenship, dimana dapat mengantisipasi berbagai tantangan, seperti pasar global dan otonomi daerah, salah satu model yang dapat mengantisipasi tantangan pasar global adalah pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan (sustainable mixed –farming) dengan berbagai industri peternakan. Bagi masyarakat pedesaan ternak-ternak seperti kerbau, sapi potong, sapi perah, kambing, domba, memilki peranan strategis karena ternak-ternak tersebut dapat digunakan sebagai tabungan hidup, sumber tenaga kerja bagi ternak kerbau dan sapi potong. Ternak juga dapat dipakai sebagai penghasil pupuk organik dimana sangat baik untuk meningkatkan produksi pertanian, selain itu ternak juga dapat dijadikan dalam meningkatkan status sosial.
Dalam prespektif ekonomi makro, peternakan merupakan sumber pangan yang berkualitas, misalnya daging ataupun susu merupakan bahan baku industri pengolahan pangan, di mana dapat menghasilkan abon, dendeng, bakso, sosis, keju, mentega ataupun krim dan juga dapat menghasilkan kerajinan-kerajinan kulit tanduk ataupun tulang. Jadi dari semua kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian dan peternakan dapat menciptakan lapangan kerja.
Itulah barang kali suatu kajian di mana merupakan tuntutan dari semangat pemberdayaan pertanian-peternakan yang disesuaikan dengan permintaan pasar sehingga pengembangan sistem pertanian-peternakan terpadu sangatlah menjanjikan, meskipun tetap harus memperhatikan aspek agro ekosistem wilayah dan sosio kultur masyarakatnya.
Kelembagaan Pemasaran
Keberhasilan usaha ternak tidak hanya ditentukan ketersediaan aspek teknologi peternakan, akan tetapi juga dipengaruhi aspek sosial ekonomi, antara lain pasar. Pasar komoditi mempunyai fungsi sebagai jembatan untuk mempertemukan antara kepentingan produsen (peternak) dengan konsumen. Di dalam proses pemasaran komoditi terdapat tiga fungsi utama yaitu fungsi transaksi (jual-beli), fungsi fisik (pengangkutan, pengolahan, penyimpanan), dan fungsi pelancar (standarisasi dan grading, penanggulangan risiko, pembiayaan dan informasi pasar). Berjalan tidaknya fungsi-fungsi tersebut tergantung pada kelembagaan yang melekat dalam fungsi itu. Jika dalam pemasaran terdapat kelembagaan yang kurang berfungsi akan menyebabkan tidak tercapai pemasaran yang efisien yang dicirikan antara lain biaya pemasaran yang tinggi dan distribusi marjin yang tidak merata. Tidak tercapainya pemasaran yang efisien dapat dipandang sebagai indikator adanya permasalahan dalam kelembagaan pemasaran.
Kelembagaan pasar input dan output memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan usaha ternak rakyat. Keberadaan kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak itu akan dapat memecahkan masalah dalam usaha ternak. Kelembagaan merupakan fenomena sosial ekonomi yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih pelaku interaksi sosial ekonomi mencakup dinamika aturan-aturan yang berlaku dan disepakati bersama oleh para pelaku interaksi, disertai dengan analisis mengenai hasil akhir yang diperoleh dari interaksi yang terjadi.
Secara empiris, kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak di lapangan kondisinya beragam pada setiap kelompok, demikian halnya dengan usaha ternak rakyat itu sendiri yang bervariasi antar petani ternak di setiap lokasi. Pertanyaannya adalah bagaimana sebenarnya profil kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak rakyat. sejauhmanakah peran kelembagaan pemasaran input dan output dalam mendukung keberhasilan usaha ternak. Serta faktor-faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja kelembagaan pemasaran tersebut.
Keberhasilan usaha ternak utamanya ditinjau dari peningkatan pendapatan peternak sangat tergantung pada pembentukan harga yakni proses negosiasi antara peternak dengan calon pembeli. Pembentukan harga dalam transaksi ternak ditentukan oleh mekanisme pasar atau kekuatan permintaan dan penawaran, karena sifat dari pasar ternak yang bebas. Di dalam prakteknya pembentukan harga tidak terlepas dari keterlibatan perantara, baik perorangan maupun lembaga pemasaran atau pelaku pemasaran lainya.
Peran perantara dalam pemasaran ternak dicerminkan pedagang pengumpul/Bandar. Keberadaan pedagang pengumpul/Bandar ini mempengaruhi pembentukan harga karena dalam melakukan pembelian ternak kepada peternak berpatokan pada standar harga yang ditetapkan pedagang besar. Pedagang pengumpul selalu berusaha menekan harga dari peternak agar mendapatkan marjin keuntungan yang besar. Oleh karena itu meskipun di dalam prakteknya pembentukan harga antara pedagang pengumpul dengan peternak dilakukan melalui negosiasi, peternak tetap saja sebagai penerima harga ("price taker") yang menerima harga jual lebih rendah dari pada taksiran harga, sehingga nilai tambah yang diperoleh tetap kecil.
Kondisi demikian tidak terlepas dari dua hal yakni :
(a) pasar ternak cenderung bersifat oligopoly sehingga pihak pedagang berperan dominan dalam penentuan harga dan
(b) adanya kebiasaan petani menjual dalam kondisi terdesak kebutuhan uang tunai, sehingga berapapun yang ditawarkan pembeli disetujui.
Adanya dominasi pedagang disatu sisi dan kebutuhan peternak yang mendesak, memperkuat domain pedagang dan memperlemah petani peternak yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya nilai tambah yang diperoleh peternak dari usaha ternaknya.
Keterlibatan lembaga pemasaran dalam pergerakan produk dari produsen kepada konsumen juga mempengaruhi proses pembentukan harga, karena masing-masing lembaga pemasaran berupaya mendapatkan keuntungan sebagai marjin usaha. Marjin terjadi karena biaya-biaya pemasaran (pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, dan lainlain) dan keuntungan lembaga pemasaran.
Pasar Swadaya Mitra Kelompok
Kelompok diharapkan mendirikan pasar kelompok input dan output untuk mendukung berputarnya dana mitra kelompok. Mitra merupakan pemegang saham dari pendirian pasar kelompok yang diwakilkan kepada lembaga keuangan kelompok. Proses perguliran dana kelompok sebagian besar tidak hanya pada asset yang berupa ternak, namun juga bergulir dalam wujud pasar kelompok yang dikelola melalui lembaga keuangan,sehingga nantinya dapat menjadi sumber lain pendapatan mitra dari pengelolaan pasar kelompok.
Seluruh mitra menanamkan sahamnya kepada lembaga keuangan pengelola pasar berupa satu ekor Sapi dengan harga sekitar Rp. 8.000.000, jika di kelompok jumlah mitra 20 orang maka dana yang terkumpul tersebut digunakan sebagai modal awal pendirian pasar swadaya mitra. Pengelolaan dilakukan oleh lembaga keuangan yang professional sehingga setiap tahun saat perkumpulan mitra, hasil dari pengelolaan pasar (retribusi keluar masuk ternak, penjualan sapronak, dll) dapat dibagi merata kepada mitra pemegang saham.
Untuk meningkatkan kinerja pemasaran input dan output usaha ternak diperlukan dorongan untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak peternak dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil ternak.
TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN SAPI
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan sapi adalah adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas adalah pemilihan pakan ternak yang tidak sesuai dengan sistem pengemukan sapi modern.
Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai makanan pokok untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intentif dan produktifitas menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi sangat diperlukan.
Teknologi pembibitan Sapi potong yang digunakan adalah dengan kawin suntik (IB) yang bekerjasama dengan dinas peternakan setempat untuk pelaksanaannya. Pemilihan bibit unggul Sapi potong, sehingga keturunannya menjadi unggul dalam proses penggemukan kelak.
RENCANA PEMBANGUNAN KANDANG SAPI
VIII. KEBUTUHAN MODAL
1. KEBUTUHAN MODAL USAHA PENGGEMUKAN DAN PEMBIAKAN TERNAK SAPI POTONG
Kebutuhan Modal untuk usaha peternakan sapi potong dan pembiakan sapi dengan konsep berbasis agribisnis secara global digunakan untuk Investasi Kandang dan Alat, Pembelian ternak serta biaya operasional.
Secara rinci kebutuhan modal tersebut digambarkan dalam Tabel sbb :
A. INVESTASI KANDANG DAN ALAT
1
Pembangunan kandang
Rp 15,000,000.00
2
Perlengkapan kandang
Rp 5,000,000.00
3
Pengelolaan HMT dan Tanaman pangan
Rp 3,000,000.00
4
Peralatan pengomposan
Rp 2,000,000.00
5
Instalasi listrik dan air
Rp 8,000,000.00
TOTAL
Rp 33,000,000.00
B. PEMBELIAN HEWAN TERNAK
1
Sapi induk 30 ekor (per ekor Rp.9.000.000)
Rp 270,000,000.00
2
Sapi bakalan 10 ekor (per ekor Rp.6.000.000)
Rp 60,000,000.00
TOTAL
Rp 330,000,000.00
C. BIAYA OPERASIONAL SELAMA 120 HARI
1
Pakan Konsentrat sapi induk
Rp 27,000,000.00
(120 harix5kgx30ekorxRp.1.500)
2
Pakan konsentrat sapi bakalan
Rp 10,200,000.00
(120 harix5kgx10ekorxRp.1.700)
3
Vitamin dan Obat-obatan
Rp 2,000,000.00
4
Pendampingan
Rp 6,000,000.00
5
Pengolahan kompos
Rp 1,800,000.00
6
Listrik, komunikasi, transportasi
Rp 3,000,000.00
7
Administrasi
Rp 4,000,000.00
TOTAL
Rp 54,000,000.00
TOTAL MODAL YANG DIBUTUHKAN
(Modal A + Modal B + Modal C)
Rp 417,000,000.00
2. ANALISIS KELAYAKAN USAHA
Asumsi dasar yang dipergunakan dalam melakukan analisis kelayakan usaha antara lain :
1. Jumlah sapi bakalan yang dibeli
10 ekor
2. Jumlah sapi induk yang dibeli
30 ekor
3. Harga sapi bakalan / ekor
6.000.000
4. Harga sapi induk / ekor
9.000.000
5. Rata-rata PBB harian
0.95kg/ekor/hari
6. Siklus Pemeliharaan sapi penggemukan
120 hari ( 4 bulan)
7. Harga jual sapi penggemukan
8.500.000
8. Harga jual pedet umur 4 bulan
4.000.000
9. Biaya operasional (tetap dan tidak tetap/siklus)
113,366,666.67
10. Harga jual kompos/kg
400
11. Penyusutan investasi kandang dan alat
10 tahun
Dari analisa rugi laba yang dilakukan, menghasilkan laba pertahun sebesar 10,10% dan B/C rasio sebesar 1,12 sehingga memiliki tingkat keuntungan yang besar. Dengan begitu, usaha yang akan dilaksanakan di kelompok ternak MADANI Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat ini 'layak' untuk dilaksanakan.
PERTANIAN TERPADU (Integrasi ternak dan tanaman)
Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering kita sebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang dilahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian untuk makan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Sistem produksi ternak sapi yang dikombinasi dengan lahan-lahan pertanian disesuaikan dengan jenis tanaman pangan yang diusahakan. Ternak yang kita pelihara tidak mengganggu tanaman yang kita usahakan, bahkan mendukung. Dalam hal ini tanaman pangan sebagai komponen utamanya dan ternak menjadi komponen keduanya. Misalnya ternak kita beri makan dari hasil limbah (jerami) dari sawah,limbah buangan sayuran atau ternak dapat digembalakan di pinggir atau pada lahan yang belum ditanami dan pada lahan setelah pemanenan hasil, sehingga ternak dapat memanfaatkan limbah tanaman pangan, gulma, rumput, semak dan hijauan pakan yang tumbuh di sekitar tempat tersebut. Sebaliknya ternak dapat mengembalikan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah melalui urin dan kotoran padatnya.
Sebenarnya pertanian terpadu telah dilakukan oleh para petani kita. Petani dapat memanfaatkan limbah tanamannya (misal jerami) sebagai pakan hewannya sehingga tidak perlu mencari pakan lagi, petani juga dapat menggunakan tenaga sapi untuk pengolahan tanah, dan ternak sapi dapat digunakan sebagai investasi (tabungan) yang sewaktu-waktu membutuhkan dapat dijual untuk keperluan yang medesak.
Oleh karena itu upaya ini dapat digalakan pada tingkat petani baik dalam rangka penggemukan ataupun dalam perbanyakan populasi, serta produksi susu. Dengan meningkatnya populasi ternak sapi akan mampu menjamin ketersediaan pupuk kandang di lahan pertanian. Sehingga program pertanian organik dapat terlaksana dengan baik, kesuburan tanah dapat terjaga, dan pertanian bisa berkelanjutan..
Sistem tumpangsari tanaman dan ternak dipraktekkan di daerah perkebunan. Tujuan sistem ini adalah untuk pemanfaatan lahan secara optimal. Di dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan sebagai komponen utama dan tanaman rumput dan ternak yang merumput di atasnya merupakan komponen kedua. Keuntungan-keuntungan dari sistem ini antara lain : (1) Dari tanaman perkebunannya dapat menjamin tersedianya tanaman peneduh bagi ternak, sehingga dapat mengurangi stress karena panas, (2) meningkatkan kesuburan tanah melalui proses kembaliya air seni dan kotoran padatan ke dalam tanah, (3) meningkatkan kualitas pakan ternak, serta membatasi pertumbuhan gulma, (5) meningkatkan hasil tanaman perkebunan dan (6) meningkatkan keuntungan ekonomis termasuk hasil ternaknya.
PENUTUP
Usaha penggemukan sapi potong dengan skala usaha 10 ekor selama 120 hari per periode dan pembiakan sapi 10 ekor selama 1-2 tahun, yang terkonsep secara agribisnis terpadu memiliki peluang pengembangan yang sangat luas. Ditinjau dari sisi peluang pasar yang cukup terbuka lebar, ditinjau dari sisi profit yang cukup menguntungkan serta dari sisi kemanfaatan yang cukup besar dan menjanjikan, baik bermanfaat bagi kelompok tani, masyarakat dan lingkungan sekitar.
Demikian proposal PENGEMBANGAN KELOMPOK PETERNAKAN SAPI POTONG ini disusun, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam pelaksanaan program
Ketua Kelompok Peternakan MADANI Pendamping Kelompok
Tatang Ramdani Hendrayana, SPt
LAMPIRAN
CONTOH PERJANJIAAN KERJASAMA BAGI HASIL PENGGEMUKAN SAPI
AKAD BAGI HASIL
PENGGEMUKAN TERNAK SAPI
.....................................................
DENGAN
ANGGOTA KELOMPOK TERNAK
MADANI
Pada hari ini,...................,tanggal............bulan.......................tahun 2010, bertempat di...........................................................Kab.Bandung Barat, telah dilakukan AKAD KERJASAMA BAGI HASL PENGGEMUKAN TERNAK SAPI antara pihak-pihak:
I. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan penyandang dana / pemberi modal bantuan/ usaha yang untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
II. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan pengelola modal usaha dalam Kelompok Ternak MADANI untuk selanjutnya disebut sebagaiPIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak telah bersepakat untuk melakukan kerjasama penanganan usaha penggemukan sapi dalam Kelompok Ternak. Kesepakatan tersebut sebagai berikut :
Pasal 1
Obyek Kesepakatan
1. Ruang lingkup perjanjian ini meliputi dasar kerjasama pembiayaan usaha bagi hasil antara kedua belah pihak, yaitu pihak pertama sebagai pemodal (Shahibul maal), Pihak kedua mitra pengelola modal(Mudharib) yang tergabung dalam Kelompok Ternak MADANI
2. Modal usaha yang digunakan untuk pembiayaan anggota kelompok yang sebesar Rp.....................................................................................................................................
Terbilang(.................................................................................................................. .
3. Pembiayaan ini digunakan untuk penggemukan.......ekor Sapi
4. Dalam hal keuntungan usaha, KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk berbagi hasil dengan nishbah 40 % (pihak pertama) : 60 % (pihak kedua) dari keuntungan usaha (setiap penjualan), setelah dikurangi biaya operasional lapangan (pengadaan dan penggemukan Sapi).
5. Usaha yang berkaitan dengan pemeliharaan berlokasi di Desa Cipada Kec. Cikalong Wetan, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.
Pasal 2
Penentuan Laba Bersih
1. Yang dimaksud laba bersih adalah laba kotor setelah dikurangi dengan biaya pakan dan biaya pembelian sapi (operasional kelompok).
2. Yang dimaksud laba kotor adalah selisih harga antara harga jual Sapi dengan harga beli Sapi
.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
A. Kewajiban Pihak Pertama
Menyiapkan investasi dan pendanaannya.
Menangani masalah administrasi dan keuangan dari usaha.
Melakukan pemantauan dan evaluasi program serta penjagaan kualitas layanan/pemeliharaan.
Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai kemampuan.
B. Hak Pihak Pertama
1. Mendapatkan pelayanan dan informasi terhadap pemeliharaan dan manajemen kandang pada umumnya (tata laksana kandang).
2. Mendapatakan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
C. Kewajiban Pihak Kedua
1. Menyiapkan kandang bersama seluruh anggota hingga siap operasional.
2. Menangani masalah operasional usaha, perawatan kandang, penyediaan pakan dan aspek pemeliharaan lainnya.
3. Melakukan pengadaan Sapi
4. Menjalankan prosedur standart pengelolaan dan manajemen usaha.
5. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai kemamapuan.
D. Hak Pihak Kedua
1. Mendapat bagi hasil penjualan, berupa pembayaran tunai sebagaimana disepakati kedua belah pihak.
2. Mendapatkan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
Pasal 4
Masa Berlaku
Kesepakatan ini berlaku sejak tanggal.............bulan....................tahun 2010, Sampai tanggal........., bulan....................tahun 20
Pasal 5
Kekuatan hukum
Kesepakatan ini tertulis diatas kertas bermaterai, dan ditandatangani kedua belah pihak sehingga memiliki kekuatan hukum dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar gerak usaha.
Pasal 6
Force Majure
1. Yang dimaksud force majure adalah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerjasama ini, yang diluar kekuasaan kedua belah pihak, seperti bencana alam, huru hara, kerusuhan dan keadaan darurat yang secara resmi dikeluarkan pemerintah
2. Apabila terjadi Force Majure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 1 (satu) bulan setelah terjadi force majure, dan untuk ini PIHAK KEDUA tidak dikenakna kewajiban atau denda apapun juga
Pasal 7
Perselisihan
Apabila terjadi perbedaan dalam menafsirkan kesepakatan ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui musyawarah yang didasari oleh nilai-nilai Islam.
Pasal 8
Tambahan
Apabila ada hal-hal yang belum dan perlu diatur secara tersendiri akan dibuat aturan tambahan yang isi dan jiwanya sejalan dengan kesepakatan ini, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kesepakatan ini.
Pasal 9
Penutup
Demikian kesepakatan ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai, cukup untuk digunakan sebagaimana mestinya oleh para pihak yang berkepentingan. Apabila terjadi kekeliruan di kemudian hari akan dilakukan perbaikan seperlunya.
Bandung Barat,............................2010
Pihak Pertama, Pihak Kedua,
Diposkan oleh hanyausaha di 17.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!