USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
Materi : E.1. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI E.2. PROGRAM KERJA E.3. PERALATAN DAN BAHAN E.4. ORGANISASI DAN PERSONIL E.5. PENJADWALAN PEKERJAAN
Hal E - 1
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E.1. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI E.1.1. PENDEKATAN TEKNIS Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan berdasarkan pengalaman perusahaan Konsultan dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis, maka Konsultan bisa melakukan pendekatan - pendekatan dan pola pikir sebagai berikut. 1. Pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah ini memiliki 2 (dua) tipe pekerjaan yaitu non-teknis dan teknis. Pekerjaan non-teknis (seperti sosialisasi dan inventarisasi status lahan dan petani) harus berjalan bersamaan dengan kegiatan teknis (yaitu pemetaan lahan perluasan sawah). 2. Lahan sawah dan jaringan irigasi sawah
sudah ada ada pada daerah
perencanaan tersebut, yang perlu dilakukan didalam pekerjaan SID ini adalah identifikasi lahan disekitar lokasi/sawah eksisting tersebut untuk kepentingan perluasan/ekstensi lahan persawahan yang secara teknis memungkinkan untuk dilakukan. 3. Didalam
melakukan
perencanaan
perluasan
lahan
sawah,
perlu
dipertimbangkan beberapa hal (baik teknis maupun non teknis) sebagai berikut : o
Teknis :
Daerah perencanaan perluasan lahan tersebut secara topografi (relief / bentuk permukaan bumi) memungkinkan untuk diairi oleh irigasi teknis. Yaitu dengan pendekatan bahwa elevasi daerah
perencanaan
semestinya
lebih
rendah
dari
lokasi
saluran irigasi eksisting.
Daerah perencanaan berada pada sistem DAS pada wilayah dengan curah hujan cukup tinggi, ataupun memiliki sumber air (untuk irigasi) yang debit alirannya mampu untuk mengairi dan mencukupi kebutuhan air untuk seluruh lahan sawah (yaitu sawah eksisting berikut sawah perluasannya).
Daerah perencanaan tersebut tidak merupakan daerah genang permanen. Hal E - 2
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E.1. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI E.1.1. PENDEKATAN TEKNIS Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan berdasarkan pengalaman perusahaan Konsultan dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis, maka Konsultan bisa melakukan pendekatan - pendekatan dan pola pikir sebagai berikut. 1. Pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah ini memiliki 2 (dua) tipe pekerjaan yaitu non-teknis dan teknis. Pekerjaan non-teknis (seperti sosialisasi dan inventarisasi status lahan dan petani) harus berjalan bersamaan dengan kegiatan teknis (yaitu pemetaan lahan perluasan sawah). 2. Lahan sawah dan jaringan irigasi sawah
sudah ada ada pada daerah
perencanaan tersebut, yang perlu dilakukan didalam pekerjaan SID ini adalah identifikasi lahan disekitar lokasi/sawah eksisting tersebut untuk kepentingan perluasan/ekstensi lahan persawahan yang secara teknis memungkinkan untuk dilakukan. 3. Didalam
melakukan
perencanaan
perluasan
lahan
sawah,
perlu
dipertimbangkan beberapa hal (baik teknis maupun non teknis) sebagai berikut : o
Teknis :
Daerah perencanaan perluasan lahan tersebut secara topografi (relief / bentuk permukaan bumi) memungkinkan untuk diairi oleh irigasi teknis. Yaitu dengan pendekatan bahwa elevasi daerah
perencanaan
semestinya
lebih
rendah
dari
lokasi
saluran irigasi eksisting.
Daerah perencanaan berada pada sistem DAS pada wilayah dengan curah hujan cukup tinggi, ataupun memiliki sumber air (untuk irigasi) yang debit alirannya mampu untuk mengairi dan mencukupi kebutuhan air untuk seluruh lahan sawah (yaitu sawah eksisting berikut sawah perluasannya).
Daerah perencanaan tersebut tidak merupakan daerah genang permanen. Hal E - 2
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Lokasi perencanaan perluasan sawah tersebut memiliki jenis tanah dan sifat fisik-kimia (pH (keasaman tanah), kecukupan unsur makro dan mikro, bentuk dan ukuran butiran tanah) yang sesuai untuk tanaman padi.
o
Non Teknis :
Lokasi daerah perencanaan perluasan sawah tersebut sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah, yaitu sebagai lahan pertanian atau sawah abadi. Sehingga tidak tumpang tindih dengan rencana peruntukan tata ruang yang ada.
Lahan tersebut tidak merupakan lahan yang bersengketa, yaitu lahan yang sulit untuk dibebaskan dan diperuntukkan
/
dialihfungsikan sebagai lahan sawah.
Keterdapatan poetani penggarap sawah yang seimbang dengan luasan lahan sawah yang akan dicetak.
4. Mengingat usaha pencetakan sawah ini secara teknis harus mampu menjamin kecukupan dan terairinya seluruh lahan persawahan, maka perlu dilakukan pengukuran langsung di lapangan, yang diarahkan untuk :
Menetapkan titik ikat koordinat daerah perencanaan, yang nantinya digunakan sebagai referensi peta rencana. Titik-titik ikat ini kemudian difix-kan lokasinya sebagai patok-patok penanda (benchmark (BM)).
Melakukan pemetaan topografi skala detil, yang nantinya digunakan sebagai peta dasar bagi perencanaan jaringan irigasi dan perluasan sawah.
Merencanakan
jalur
rencana
saluran
irigasi
(tersier
dan
kuarter) pada lokasi rencana perluasan sawah, berikut letak dari
bangunan-bangunan
air
untuk
mengatur
dan
mengendalikan aliran airnya.
Mengukur dan memetakan blok-blok rencana sawah sesuai dengan rencana pola aliran dari saluran / jaringan irigasi tersebut. Dan pada titik-titik simpul utama utama blok rencana Hal E - 3
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
sawah diberikan patok-patok penanda yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi untuk mengenali lokasinya pada peta detil rencana perluasan sawah yang sudah dibuat.
5. Waktu untuk penyelesaian pekerjaan ini relatif sangat singkat, yaitu hanya ± 3,5 (tiga setengah) bulan saja, sedangkan untuk operasional teknis, penggambaran dan pengolahan peta-peta biasanya justru memakan lebih bayak waktu. Untuk mensiasati hal tersebut maka Konsultan akan mengefektifkan waktu / operasional pemetaan sepanjang sesuai dengan lingkup kegiatan. 6. Pendekatan pola pikir tersebut dapat dirumuskan secara singkat sebagai berikut :
Lahan sawah dan jaringan irigasi eksisting
Lahan yang kemungkinan bisa dijadikan sawah
Topografi /elevasi Hidrologi DAS (curah hujan, debit dan kapasitas aliran) Sifat fisik-kimia tanah Sesuai peruntukan RTRW Status lahan tidak sengketa Terdapat petani penggarap
Kajian teknis dan non teknis tidak layak
Lahan yang tidak bisa dijadikan sawah
layak
Data primer & sekunder
Rencana perluasan jaringan irigasi dan lahan sawah
Rencana Pengembangan dan Perluasan Lahan Sawah
Skema pola / alur pikir pada pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
7. Agar pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah ini dapat diselesaikan pada batas waktu yang telah ditetapkan, maka Hal E - 4
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Konsultan mendesain tahapan pekerjaan sebagai berikut :
7.1.
Kegiatan Persiapan Kegiatan ini dimulai setelah Konsultan menerima Surat Perintah Kerja
(SPK) dari Pengguna Jasa. Setelah diterimanya SPK tersebut, Konsultan melakukan koordinasi dan konsultansi dengan pihak Pengguna Jasa untuk mempersiapkan langkah awal yang sesuai dengan ketentuan dalam KAK. Kegiatan persiapan akan meliputi :
Mobilisasi personil, peralatan dan bahan,
Penyusunan rencana kerja detail,
Pengumpulan data sekunder dan informasi yan terkait dengan kegiatan,
Kajian awal,
Survei pendahuluan ke lokasi kegiatan,
Koordinasi awal dengan instansi terkait di lokasi kegiatan, serta
Diskusi awal dengan Direksi dan Tim Konsultan.
7.2.
Tahap Survei Lapangan dan Kolekting Data Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan data primer dari
kondisi eksisting lahan persawahan dan lahan rencana perluasan sawah. Yang dilakukan pada kegiatan survei lapangan yaitu :
survei topografi,
survei tanah (jenis, sifat, komposisi dan struktur tanah)
survei hidrologi dan hidrometri
Sedangkan yang dilakukan pada kegiatan kolekting data adalah mendata nama dan jumlah petani penggarap pada daerah perencanaan. Pelaksanaan survei dan koleting data ini dilaksanakan secara serentak (paralel) dikoordinir langsung oleh Ketua Tim. Kegiatan-kegiatan survei tersebut secara lebih jelas akan diuraikan dalam metodologi.
7.3.
Tahap Analisa Data Kegiatan ini dilaksanakan setelah didapat data dari hasil kegiatan survei
lapangan, mencakup : Hal E - 5
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Analisa data jenis tanah
Analisa data survei topografi dan penggambaran peta hasil survei.
7.4.
Kegiatan Analisa Hidrologi Kegiatan analisa Hidrologi meliputi kegiatan kajian ulang terhadap hasil
studi terdahulu. Kajian tersebut akan mencakup antara lain :
Analisa curah hujan
Perhitungan kapasitas air irigasi
Perhitungan kebutuhan air
Analisa keseimbangan air (Water Balance)
Optimasi saluran.
7.5.
Tahap Desain Pada tahap ini dilakukan perencanaan detail jaringan saluran irigasi dan
petak lahan perluasan sawah yang telah disetujui oleh Tenaga Ahli sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan di studio. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
Perencanaan tata letak saluran serta jaringan irigasi
Perencanaan tata letak bangunan air
Analisa kapasitas / volume air yang dapat dialirkan
Analisa berupa rekayasa teknis untuk lahan yang dapat diairi tetapi tanahnya tidak sesuai untuk laahn sawah
Analisa
berupa rekayasa teknis untuk lahan yang tidak dapat diairi
tetapi tanahnya sesuai untuk lahan sawah
7.6.
Tahap Penggambaran Pada tahap ini dilakukan penggambaran hasil analisis ke dalam
komputer
CAD
yang
dilakukan
oleh
Chief
Drafmen
dan
drafman.
Penggambaran akan mencakup peta situasi dan tata letak rencana saluran dan jaringan irigasi, blok petak-peta sawah, potongan melintang dan memanjang pada lahan rencana, peta jenis tanah, jalan eksisting dan rencana jalan, dan peta² terkait lainnya.
Hal E - 6
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
7.7.
Tahap Diskusi dan Penyelesaian Akhir Setelah kegiatan Diskusi/Presentasi Laporan Akhir, Konsultan melakukan
revisi-revisi sebagai tindak lanjut terhadap masukan-masukan yang diberikan dari Tim Teknis. Laporan Akhir yang telah direvisi akan menjadi laporan akhir final. Disamping itu pada tahap ini juga dilakukan finalisasi seluruh laporanlaporan dan gambar-gambar perencanaan yang menjadi tanggung jawab Konsultan. Untuk keperluan ini Team Leader akan mengkoordinasi seluruh kegiatan serta memeriksa hasil akhir sebelum diserahkan ke Pemberi Kerja.
Kegiatan-kegiatan
diatas
akan
dilaksanakan
sesuai
dengan
Bagan
Alir
Pelaksanaan Pekerjaan seperti terlihat pada gambar berikut.
Hal E - 7
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Pekerjaan Persiapan Mobilisasi personil peralatan & bahan Pengumpulan data sekunder Melakukan kajian awal & penyusunan RMK Survey pendahuluan Menyusun Laporan pendahuluan
Survey Topografi
Survey dan penyelidikan Tanah
Persiapan Pemasangan BM & CP Pengukuran Kerangka Horisontal Pengukuran Kerangka Vertikal Pengukuran potongan memanjang dan melintang serta situasi lahan, Pemetaan akses jalan dan rencana jalan Pengolahan data. Penggambaran dan penyajian dalam bentukpeta
Identifikasi sifat fisik dan kimiawi tanah (jenis dan komposisi tanah, kadar keasaman tanah (pH))
Survey Hidrologi dan Hidrometri Pengumpulan data curah hujan, debit, klimatologi, karakteristik DAS, tata guna lahan Pengukuran debit dan kapasitas saluran
Analisa Data Survey
Analisa data tanah Analisa data survey topografi & rencana perluasan petak sawah
Analisa Hidrologi Analisa data curah hujan dan debit serta iklim Analisa ketersediaan air pada saluran irigasi Optimasi Saluran Irigasi
Penggambaran
lay out saluran dan jaringan irigasi tata letak bangunan air Blok-blok sawah erluasan
Perhitungan Teknis
Perhitungan Kapasitas air Tipe, dimensi dan panjang saluran Luasan area (Ha) dari lahan sawah perluasan
Hasil Pekerjaan (Dokumen)
Penyusunan Laporan Kemajuan Pekerjaan Penyusunan Draft Laporan Akhir Penyusunan Laporan Akhir & Album Gambar Desain
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah.
Hal E - 8
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E.1.2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut: Persiapan
Sosialisasi & Koordinasi *)
Pengumpulan data primer dan sekunder
Pengolahan data primer dan sekunder Analisis sosial ekonomi pertanian Penentuan kelayakan calon lokasi **)
Pembuatan daftar petani pemilik / penggarap
Pengukuran dan pembuatan desain
Analisis harga satuan dan biaya konstruksi
Keterangan : * )
Output Pekerjaan : Pelaporan dan pencetakan dokumen
: dilakukan bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi.
** ) : dilakukan bersama dengan Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Hal E - 9
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Provinsi berdasarkanm hasil tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder, setelah berkoordinasi dengan instansi terkait.
Secara rinci, tahapan pekerjaan kegiatan survei, investigasi dan desain perluasan sawah adalah sebagai berikut : 1. Persiapan
Persiapan berupa penggandaan kuisioner/daftar pernyataan, penggandaan peta pendukung serta penyiapan bahan dan peralatan baik untuk pelaksanaan di lapangan maupun pengolahan data
2. Sosialisasi dan koordinasi
Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi dilakukan bersama dengan dinas pertanian kabupaten, dinas pertanian propinsi, instansi terkait dan masyarakat terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan sawah pada calon lokasi yang akan dikembangkan. Koordinasi dilakukan dengan Bappeda untuk kepastian RTRW, Dinas Kabupaten untuk kepastian kawasan, BPN untuk kejelasan status kepemilikan dan Dinas Pengairan untuk koordinasi sistem jaringan pengairan di lokasi yang direncanakan.
3. Pengumpulan data primer dan sekunder
Data primer berupa parameter dan karakteristik lahan yang akan digunakan sebagai acuan penentuan kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik tanah, status kepemilikan lahan, kedalaman gambut, nilai ekonomis vegetasi, kesediaan
petani,
daftar
nama
petani
dan
luas
kepemilikannya,
serta
pemetaan awal lokasi. Data sekunder berupa pola usaha tani analissi usaha tani, penyedian saprotan, pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di lokasi dan curah hujan baik harian atau bulanan selama satu tahun.
4. Tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder
Data hasil survei dan investigasi ditabulasi dan diolah untuk pembuatan laporan yang bertujuan untuk menentukan kelayakan calon lokasi
5. Penentuan kelayakan calon lokasi
Penentuan kelayakan calon lokasi dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi berdasarkan hasil tabulasi dan pengolahan data Hal E - 10
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
primer dan skunder. Calon lokasi dapat dinyatakan layak untuk perluasan sawah ialah calon yang memenuhi 8 ( delapan ) syarat pokok yaitu : a. Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali sawah tadah hujan. b. Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurangkurangnya satu kali dalam setahun. c. Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanam padi d. Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah rakyat (marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap oleh petani. e. Batas kepemilikan tanah jelas (tidak sengketa). f. Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan propgram/ proyek lain dan atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya g. Petani ada dan berdomisili di desa calon lokasi atau berdekatan dengan calon lokasi serta berkeinginan untuk bersawah. h. Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya tersedia
6. Pengukuran dan pembuatan desain
Pengukuran dan Pembuatan desain hanya dilakukan pada calan lokasi yang berdasarkan hasil survei dan investigasi dinyatakan layak untuk sawah. Pengukuran lapangan dilakukan dengan metode pengukuran terestrial. Untuk pengukuran kontrol horizontal ( x dan y) dilakukan dengan menggunakan theodolit atau GPS (Ketelitian pengukuran GPS yang dihasilkan kurang dari 1 m). untuk pengukuran kontrol vertikal (z atau tinggi) di lakukan dengan menggunakan waterpas. Hasil pengukuran lapangan selanjutnya diolah dan digunakan dalam pembuatan desain meliputi :
a. Penyediaan peta dasar teknis Peta dasar teknis merupankan peta dasr dalam peta dasar dalam pembuatan peta situasi calon lokasi, peta topografi dan peta rancang/desain yang berkoordinat global/nasional. Peta dasar teknis biasa berupa Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang mencangkup calon lokasi yang akan di desain. Hal E - 11
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
b. Pembuatan peta situasi calon lokasi skala 1 :1000 Peta situasi calon lokasi memuat data sebagai berikut :
Batas petak tersiercalon lokasi perluasan sawah
Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum di rencanakan menjadi petak-petak sawah
Peruntukan
lahan,
misalnya
persawahan,
hutan
lindung
dan
sebagainya.
Batas administrasi pemerintahan, misalnya batas kampung, desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya
Batas tataguna lahan/vegetasi lahan seprti hutan berat, hutan ringan, tegalan dan alang-alang.
Seluruh alur sungai, tata letak jaringan pengairan, bangunan irigasi, drainase dan bangunan lainnya
Tata letak jaringan jalan yang ada terutama jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa, dan jalan setapak ke lokasi perluasan sawah
c. Pembuatan peta topografi skla 1 :1000 Peta topografi memuat data sebagai berikut :
Jaring-jaring ukur serta titik –titik hasil pengukuran yang dilengkapi dengan nilai elevasinya.
Garis kontur, dengan interval kontur yang disesuaikan dengan kebutuhan desain, skala peta dan bentuk muka tanah
Batas-batas alam : desa sawah yang ada, areal yang dapat dikembangkan dan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta vagetasi lahan.
Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani pemilik dan luas pemilikannya.
Jaringan jalan usaha tani dan jaringan irigasi jika sudah ada
d. Pembuatan peta rancangan/desain skala 1:1000
Hal E - 12
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Pembuatan peta rancangan/desai pada daerah irigasi harus memuat data sebagai berikut :
Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat mungkin sejajar dengan garis kontur. Rancangan petak-petak sawah dibuat sesuai
dengan
batas
pemilikan
tanah
dengan
memperhatikan
keinginan petani.
Rancangan (desain ) petak-petak sawah dibuat maksimal 50m x 100m pada daerah yang datar.
Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah dengan memperhatikan sistem tata air di lokasi tersebut (jika ada atau direncanakan
untuk
daerah
irigasi),
sebagai
titik
ikat
dapat
digunakan tinggi muka air pada pintu saluran tersier.
Tata letak jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah.
Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor petak sawah per-petani dan luas petakan sawah.
Elevasi setiap sudut petak-petak sawah yang sudah di rancang.
Batas vegetasi lahan antara hutan berat, hutan ringan, tegalan dan alang-alang dan batas penggunaan lahan
Potongan melintang rencana land leveling
Pembuatan peta rancangan (desain ) pada daerah rawa harus memuat data sebagai berikut : 1. Tata letak (lay out) petak-petak sawah yang dirancang sesuai dengan batas pemilikan tanah dengan memperhatikan keinginan petani dan memperhatikan tinggi muka air pasang variasi ratarata harian dan pasang tertinggi pada bualan purnama, sehingga dapata diperkirakan lokais tersebut dapat diairi tetapi tidak tergenang 2. Tata letak (lay out) jaringan drainase tersier dan kuarter lengkap dengan saluran drainasenya, di dalam hamparan perluasan sawah. Jika tata letak jaringan tersier da kuarter belum ada, maka harus dibuat rancangan tata letaknya lengkap dengan saluran drainase dan pintupintu bagi maupun gorong-gorong.
Hal E - 13
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Tata letak (lay out) jalan usahatani di dalam hamparan perluasan sawah dengan ketentuan jalan usahatani dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya
berfungsi
sebagai
jalan,
tetapi
juga
berfungsi
sebagai
tanggul
pengaman air pasang. Untuk itu lebar minimal 3m dengan kemampuan daya dukung atas beban lebih kurang 1 ton.
7. Pembuatan daftar petani pemilik/penggarap Daftar nama petani pemilik dibuat pada setiap petak sawah, yang memuat : a. Nomor urut petani per petak sesuai dengan yang tercantum dalam peta topografi dan peta rancangan petak-petak sawah b. Luas pemilikan lahan setiap petani c. Jumlah dan luas petaka-petak swah yang di rancang setiap petani d. Rincian jenis vegetasi per pemilik lahan
8. Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah Perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah dilakukan berdasarkan hasil pengukuran dan pembuatan desain dengan mengacu pada satuan harga setempat
9. Pelaporan dan pencetakan output pekerjaan Keluaran (output) dihasilkan bentuk hardcopy dan softcopy (CD) dengan rincian sebagai berikut : 1. Buku data dan analisa survei dan investigasi, dicetak sebanyak 5 (lima) rangkap 2. Peta digital yang meliputi peta dasar teknis, pada situasi lokai skala 1 :1000, peta topografi skala 1:1000, dan peta rancangan/desain skala 1:1000 dalam format vektor 3. Pencetakan kartgrafis peta meliputi peta situasi lokasi, peta topografi, dan peta rancangan/desain, dicetak sebanyak 5 (lima) rangkap pada kertas ukuran A3 dengan skala peta menyesuaikan dengan ukuran kertas Hal E - 14
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
4. Tabel daftar petani pemilik/penggarap, dicetak sebanyak 5 (lima) rangkap 5. Tabel analisis dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah, dicetak sebanyak 5 (lima) rangkap 6. Laporan kegiatan meliputi laporan awal, laporan pertengahan dan laporan akhir, dicetak sebanyak 5 (lima) rangkap
E.1.3. METODOLOGI PEKERJAAN KEGIATAN-1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.
Mobilisasi personil, alat dan bahan.
Mobilisasi personil dilaksanakan sesuai dengan jadwal penugasan personil. Yang pertama dimobilisasi adalah Ketua Tim dan disusul dengan tenaga ahli lain sesuai jadwal. Selain personil juga akan dimobilisasi peralatan yang terdiri dari perangkat komputer, printer, scanner dan peralatan yang disyaratkan didalam kontrak. Konsultan akan membuat surat kepada pimpinan proyek tentang pemberitahuan mobilisasi personil dan peralatan ini.
1.2.
Menyusun Rencana Kerja Rinci
Rencana
kerja
rinci
perlu
disusun
berdasarkan
kerangka
acuan
kerja
dielaborasikan dengan usulan teknis dari Konsultan. Rencana kerja rinci terdiri dari
rencana
kegiatan
lapangan
dan
pekerjaan
kantor
yang
disusun
berdasarkan kegiatan-kegiatan pokok yang diuraikan lagi menjadi kegiatankegiatan turunannya.
1.3.
Melakukan Rapat Pendahuluan
Rapat pendahuluan dimaksudkan untuk melaporkan rencana kegiatan detail Konsultan dan meminta penjelasan lebih detail tentang lingkup kegiatan proyek sesuai dengan KAK yang dilaksanakan dengan Direksi. Juga sekaligus membahas rencana mobilisasi personil survey dan peralatan survey yang akan digunakan. Hal E - 15
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
1.4.
Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan setelah mobilisasi personil. Pengumpulan
data
(departemen
terkait)
dan
informasi
dan
daerah
dilaksanakan sebagai
bagian
pada dari
tingkat
pusat
kegiatan
survei
pendahuluan. Kegiatan Survei Pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal kondisi lapangan dan pengumpulan data, informasi yang terkait dari berbagai instansi. Data dan informasi yang dimaksud dapat berupa laporan studi, pengamatan visual di lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, pengumpulan peta dan kegiatan-kegiatan lain.
Data yang dikumpulkan meliputi : 1).
Data berupa peta :
Peta topografi dari Bakorsurtanal, skala 1 : 25.000.
Peta tata guna lahan, jenis tanah dan kemampuan lahan diambil dari Dinas Pertanian,
2).
Peta kepemilikan lahan dari BPN.
Data hidrologi meliputi :
Data
klimatologi
(suhu,
kelembaban,
kecepatan
angin,
jam-jaman
dan
lama
penyinaran) dari BMG setempat
Data
curah
hujan
harian
maksimum,
bulanan
(diutamakan dari catatan stasiun hujan otomatik ARR) dari dinas pengairan/BMG
3).
Data aliran sungai / pencatatan debit di Sungai
Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Data sosial ekonomi budaya & pertanian dari dinas pertanian setempat, kondisi lingkungan
4).
Data pemakaian air untuk irigasi dari Dinas Pertanian
5).
Data hasil investigasi yang pernah dilakukan (dari proyek),
Hal E - 16
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
6).
Laporan desain, laporan studi yang pernah dilakukan, serta literatur, buku-buku referensi yang berkaitan dengan perencanaan perluasan sawah.
Hal E - 17
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
KEGIATAN-2. PEKERJAAN SURVEI TOPOGRAFI
2.1.
MAKSUD DAN TUJUAN SURVEI
Survei topografi dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan peta yang digunakan untuk perencanaan perluasan lahan sawah. Peta situasi yang dimaksud adalah peta situasi skala 1 : 2000 untuk perencanaan petak tersier dan skala 1 : 1000 untuk perencanaan pencetakan sawah.
2.2.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan pengukuran topografi ini meliputi :
Pembuatan peta situasi yang dilengkapi dengan garis kontur dengan interval 0,25 m untuk daerah datar dan 0,50 m untuk daerah berbukit.
Pemasangan Bench Mark ( BM )
Pemasangan Control Point ( CP )
Pemasangan Patok kayu
Pengukuran kontrol horisontal dan vertikal
Pengukuran detail situasi dan keadaan topografi.
2.3.
METODE SURVEI TOPOGRAFI
2.3.1.Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan awal yang dibutuhkan untuk memperkirakan jangka waktu survei serta biaya. Orientasi lapangan dilaksanakan dengan berjalan bersama-sama (walk through) dengan anggota tim direksi ke lokasi perencanaan.
Hal E - 18
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
2.3.2.Pemasangan Titik Tetap (BM), Control Point dan patok -
Titik Kontrol Geodesi i. Titik kontrol geodesi yang merupakan kerangka dasar pemetaan
harus menggunakan titik kontrol yang telah terpasang dan dilakukan koreksi terhadap hasil pengukuran terdahulu.
ii. Apabila memerlukan tambahan maka konsultan harus memasang
titik kontrol baru. Titik kontrol geodesi dibuat dan pilar beton dengan ketentuan ukuran yang ada pada kriteria yang berlaku.
-
Pemasangan Patok Bench Mark (BM) i. BM dipasang setiap 250 Ha dan 2,5 km sepanjang jalur poligon
utama
dan
cabang
dan
perpotongan
jalur
poligon
diikat
deskripsinya dan diberi nomor urut.
ii. Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman dan
gangguan, baik gangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas umum. Lokasi benchmark ditempatkan pada tempat yang mudah dicari.
iii. BM yang dipasang terdiri dari 2 macam , yaitu :
BM besar
: 20 x 20 x 100 cm
BM kecil
: 10 x 10 x 80 cm
Tiap BM diberi baut diatasnya dan dibubuhi batu marmer ukuran 12 x 12. BM dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di permukaan tanah setinggi 20 cm.
iv. Bench Mark dibuat dan campuran semen, pasir dan kenikil
dengan perbandingan 1: 2 : 3. Kerangka benchmark dibuat dari besi tulangan berdiameter 8 mm, dan 6 mm. Bagian tengah
Hal E - 19
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
benchmark dipasang baut dengan panjang 10 cm berdiameter 1 cm.
v. Bench Mark dan CP diberi inisial/Nomor. Khusus untuk Bench
Mark inisial/nomor dibuat dari marmer dengan ukuran 12 cm x 12 cm, dengan sistem penomoran seperti yang telah ditentukan.
Spesifikasi Bench Mark
vi. Setiap benchmark dibuatkan deskripsinya, yang berisi :
Foto benchmark dari arah depan, sehingga inisial/nomor pada marmer dapat terlihat serta latar belakang foto diusahakan dapat terlihat dengan jelas sehingga akan mempermudah dalam identifikasi.
Sketsa situasi sekitar benchmark
Sketsa detail lokasi benchmark
Keterangan pemasang, tanggal pemasangan, nama desa, kecamatan dan kabupaten lokasi
Deskripsi seluruh BM dibuat dengan bentuk formulir yang terdapat pada lampiran dan selanjutnya dibuat table berikut :
No. Urut
No. BM
ME
MN
M Elev
Elevasi BM di
Muka Tanah
Ket
Hal E - 20
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
atas Tanah
Pemasangan
benchmark
terlebih
dahulu
dimintakan
persetujuan tim teknis.
Deskripsi benchmark dijilid menjadi buku tersendiri.
Setiap pengukuran hirisontal poligon perlu dipasang 3 buah patok tetap untuk mempermudah pemeriksaan.
Setiap bench mark (BM) harus diberikan tanda pengenal (reference point ), dan dipasang permanen agar dak mudah dicabut serta aman guna pelaksanaan konstruksi.
2.3.3.Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Maksud pengukuran titik kontrol horizontal adalah untuk membuat titik tetap yang mempunyai koordinat posisi bidang horizontal (x,y) sebagai kerangka dasar dan pemetaan. Pengukuran ini dilakukan dengan cara poligon. poligon harus tertutup dan melingkupi daerah yang dipetakan jika daerahnya cukup luas, poligon utama dibagi dalam beberapa kring tertutup. Maksimum sisi poligon 2,50 km. Usahakan sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang harus terikat pada poligon utama dan titik referensi yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalur poligon baik cabang atau utama melalui rencana saluran yang telah ada. BM dipasang ditempat yang aman dari gangguan binatang dan manusia. BM dipasang setiap 250 Ha dan perpotongan jalur poligon diikat deskripsinya dan diberi nomor urut. Titik poligon lainya selain BM adalah patok kayu berukuran 5 cm X 5 cm x 60 cm. Patok ini kemudian dicat dan diidentifikasi. Poligon utama maupun poligon cabang diukur dengan pita baja. Ketelitian linier poligon utama harus lebih kecil atau sama dengan 1 : 5.000, sedangkan poligon cabang harus lebih kecil dari atau sama dengan 1 : 2500.
Hal E - 21
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Poligon terdiri dari ppligon utama dan poligon cabang, sedangkan untuk pengukuran detail lapangan dengan poligon raai.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi poligon utama diantaranya adalah: a. Poligon
harus
meliputi
daerah
yang
akan
dipetakan
dan
merupakan kring tertutup b. Jika poligon terlalu besar, harus dibagi lagi dalam beberapa kring tertutup c. Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 2,5 km d. Pengukuran poligon harus diikatkan ke titik tetap yang telah ada (titik triangulasi, benchmark yang sudah ada), titik referensi yang digunakan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan e. Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut
5”
(empat bacaan sudut).
f. Kesalahan penutup sudut maksimum 10√N, di mana N banyaknya titik poligon. g. Semua benchmark yang dipasang maupun yang telah ada harus dilalui poligon. h. Alat ukur sudut yang harus digunakan Teodolit T2 Wild atau yang sejenis (dan pengukuran sudut dilakukan dengan titik nol yang berbeda 0o, 45o, 90o dan seterusnya). i. Pengukuran jarak dilakukan dengan EDM, dilakukan pulang pergi masing-masing 3 kali bacaan untuk muka dan belakang. j. Sudut vertikal dibaca dalam satu seri dengan ketelitian sudut 10"(dua kali bacaan) k. Pengamatan matahari dilakukan setiap titik (maksimal) sepanjang jalur poligon utama, cabang dan titik simpul. Pengamatan dilakukan pagi, sore, masing-masing 2 (dua) seri untuk pagi dan sore dan diusahakan pengamatan pada tinggi matahari yang
sama untuk pagi dan sore. Ketelitian azimut 15” l. Alat yang digunakan untuk pengamatan harus Prisma Reolof m. Ketelitian linier poligon 1: 10.000
Hal E - 22
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Poligon Cabang / Bantu a. Poligon cabang harus dimulai dari poligon utama diakhiri pada poligon utama. b. Poligon cabang dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 2,5 km. c. Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan satu seri dengan ketelitian sudut 20". d. Kesalahan penutup sudut .maksimum 20" √N, di mana N = banyaknya titik poligon. e. Semua benchmark yang dipasang maupun yang telah ada harus dilalui poligon. f. Diusahakan sisi poligon sama panjangnya. g. Alat ukur sudut harus digunakan teodolit T2 Wild, atau yang sejenisnya. h. Pengukuran jarak dilakukan dengan pita ukur baja, dilakukan pulang pergi masing- masing minimal 2 (dua) kali bacaan. i. Ketelitian linier poligon 1: 5.000.
2.3.4.Pengukuran Sipat Datar (Waterpass) a. Alat yang digunakan alat ukur sipat datar Automatic Level Ni.2, Nakl,.Nak2 / sejenis. b. Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sampai longgar. Sambungan
rambu
ukur
harus
lurus
betul.
Rambu
harus
menggunakan nivo. c. Sebelum melaksanakan pengukuran, alat ukur sipat datar harus dicek dulu garis bidiknya. Data pengecekan harus dicatat dalam buku ukur. d. Waktu pembidikan, rambu harus diletakan diatas alas besi. e. Bidikan rambu harus di antara interval 0,5m dan 2,75m (untuk rambu yang 3 m) f. Jarak bidikan alat ke rambu maksimum 50 m.
Hal E - 23
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
g. Usahakan pada waktu pembidikan, jarak rambu muka = jarak rambu belakang atau jumlah jarak muka = jumlah jarak belakang. . h. Usahakan jumlah jarak (slaag) per seksi selalu genap. i. Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang yakni: benang atas, benang bawah dan benang tengah. j. Pengukuran sipat datar harus dilakukan setelah benchmark dipasang. k. Semua benchmark yang ada mupun yang akan dipasang harus melalui jalur sipat datar apabila berada ataupun dekat dengan jalur sipat datar. l. Pada jalur yang terikat/tertutup, pengukuran dilakukan dengan cara pergi pulang, sedang pada jalur yang terbuka diukur dengan cara stan ganda (double stand) dan pergi pulang. m. Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 √D mm, dimana jumlah jarak dalam km.
2.3.5.Pengukuran Situasi Detail a. Alat yang digunakan adalah teodolit TO,atau yang sederajat ketelitiannya. b. Metode yang digunakan adalah Raai dan Voorsraal.
Hal E - 24
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
c. Ketelitian poligon raai untuk sudut 20 √n, di mana n = banyaknya titik sudut. Ketelitian finier poligon raai 1: 1000. d. Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia diambil sebagai titik detail, misalnya: bukit, lembah, alur, sadel dan lain-lain. e. Kerapatan
titik
detail
(±40
m
di
lapangan)
harus
dibuat
sedemikian rupa sehingga bentuk topografi dan bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan. f. Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi mutu yang baik dan peta. g. Penggambaran lahan rencana perluasan sawah tersebut. h. Pengukuran situasi harus dilebihkan sebesar ± 250 m dari batas yang telah ditentukan. i. Sudut poligon Raai dibaca 1 (satu) seri j. Ketelitian tinggi poligon Raai 10 cm √D (D dalam km)
2.3.6.Perhitungan a. Semua pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diulang untuk dapat diperbalki saat itu pula. b. Hitungan poligon & sipat datar digunakan hitungan perataan dengan metode yang ditentukan oleh Direksi. c. Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan
Salah penutup sudut poligon dan jumlah titiknya.
Salah linier poligon beseta harga toleransinya.
Jumlah jarak.
Salah penutup sipat datar beserta harga toleransinya.
Jumlah jarak.
d. Perhitungan dilakukan dalam proyeksi Tranverse Mercartor.
Hal E - 25
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
2.3.7.Ketelitian Penggambaran a. Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,3mm, diukur dari titik kontrol horisontal terdekat. b. Titik kontrol posisi horisontal tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,3 mm, diukur dari garis grid. c. Sembilan puluh persen (90%) dari penarikan garis kontur tidak boleh menyimpang lebih dari setengah kali interval kontur yang bersangkutan dari letak sebenarnya, yang diperhitungkan dari titik kontrol horisontal, sisanya 10% (sepuluh persen) tidak boleh menyimpang dari satu kali interval kontur yang bersangk utan. d. Pada sambungan lembar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan, saluran, sungai, harus tepat tersambung. e. Batas pergeseran yang dlperbolehkan maksimum 0,3 mm.
2.3.8.Penggambaran a. Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm. b. Gambar konsep (draft) harus dilakukan di atas kertas putih (Padalarang) yang telah disetujui Direksi. c. Semua BM dan titik triangulasi (titik pengikat) yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan koordinat. d. Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis angka elevasinya. . e. Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada di lapangan. f. Penarikan kontur lembah/alur atau sadel bukit harus ada data elevasinya. g. Detail penggambaran sungai harus lengkap terutama di sekitar lokasi rencana bendung. h. Garis sambungan (overlaap) peta sebesar 5 cm. Hal E - 26
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
i. Titik pengikat/referensi peta harus tereantum pada peta dan ditulis di bawah legenda. j. Gambar/peta situasi skala 1 : 2.000 digambar di atas kertas transparan stabil dengan ukuran A1 k. Pada peta situasi 1 : 2.000 pengukuran poligon utama dan poligon raai harus digambar. l. Gambar kampung dan sungai harus diberi nama yang jelas. m. Gambar kampung, sawah, rawa harus diberi batas. n. Peta ikhtisar skala 1: 10.000digambar pada kertas transparan stabil. o. Pada peta ikhtisar harus tereantum nama kampung, nama sungai, BM,
jalan,
jembatan
dan,
rencana
bendung
dan
lain-lain
tampakan yang ada di daerah pengukuran. p. Interval kontur cukup tiap 2,5 m untuk daerah datar dan 5 m untuk daerah berbukit q. Grid peta ikhtisar 1: 10.000 tiap 10 cm. r. Lembar peta harus diberi nomor urut yang jelas dan teratur. s. Format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. t. Sebelum pelaksanaan memulai penggambaran harus asistensi dahulu kepada Direksi (Bagian Pengukuran). u. Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon Raai digambar dengan sistem v. koordinat (tidak diperkenankan digambar dengan cara grafis).
Semua prossesing penggambaran dilakukan dengan menggunakan program komputer / CAD. Sistim koordinat menggunakan sesuai dengan sistim peta yang sudah ada atau menurut petunjuk pemberi tugas.
Penggambaran
dilakukan
diatas
kertas
ukuran
A1
atau
menyesuaikan dengan skala penggambaran peta yang diminta.
KEGIATAN-3 SURVEI HIDROLOGI Hal E - 27
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan untuk penanaman padi/palawija di lahan persawahan. Termasuk didalamnya adalah jumlah air yang diperlukan untuk mengganti kehilangan air di dalam saluran irigasi. Data meteorologi seperti temperatur udara, penyinaran matahari, kelembaban relatif dan kecepatan angin diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan air irigasi. Dalam
menghitung
kebutuhan
air
irigasi,
beberapa
faktor
yang
harus
diperhatikan adalah :
Penyiapan Lahan Air diperlukan dalam tahap persiapan lahan untuk mendapatkan tingkat kelembaban tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Perhitungan kebutuhan air berdasarkan pada kebutuhan untuk penggantian kehilangan air akibat penguapan dan perkolasi di persawahan yang telah dijenuhkan dalam periode persiapan lahan untuk 30 hari. Berdasarkan KP-01 kebutuhan air adalah 50 mm untuk kedalaman air 250 mm. Kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan dihitung sebagai :
LP
M
e k e k
1
dimana LP
:
kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari)
M
:
kebutuhan air untuk mengganti kehilangan akibat evaporasi dan perkolasi yang dihitung sebagai : M E0 P 1,1 ET0 P
k
:
adalah besaran yang dihitung sebagai : k M
T
:
jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S
:
kebutuhan air untuk penjenuhan (mm)
T S
Penggunaan Konsumtif Penggunaan
konsumtif
adalah
jumlah
air
yang
dibutuhkan
untuk
Hal E - 28
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
menggantikan air yang hilang karena penguapan. Air dapat menguap dari permukaan air atau dari tumbuhan. Kombinasi dari kedua penguapan diatas disebut evapotranspirasi. Penggunaan konsumtif dihitung sebagai : ETc
K c
ET0
dimana ETc
:
kebutuhan air untuk penggunaan konsumtif (mm/hari)
ET0
:
evapotranspirasi potensial yang dihitung menurut metode Penmann yang dimodifikasi (mm/hari)
Kc
:
koefisien tanaman, yang bergantung kepada jenis dan umur tanaman
Evapotranspirasi
dihitung
menurut
metode
Penmann yang
dimodifikasi
berdasarkan hubungan antara penguapan yang diukur dan faktor meteorologi yang mempengaruhinya. Evapotranspirasi dihitung dengan persamaan berikut. ET0
C w R n
(1 w) f (u) (e a
ed )
dimana ET0
:
evapotranspirasi potensial (mm/hari)
w
:
faktor bobot (weight factor ) yang bergantung kepada temperatur udara dan penyinaran matahari
Rn
:
radiasi tahunan yang ekivalen dengan penguapan
ea - ed :
perbedaan tekanan uap air pada temperatur udara rata-rata dengan tekanan uap air jenuh (mbar)
C
faktor koreksi yang bergantung kepada kondisi cuaca
:
Perkolasi dan Infiltrasi Infiltrasi adalah proses dimana air berpindah dari permukaan tanah ke lapisan bawah permukaan (daerah tidak jenuh). Perkolasi adalah proses dimana air berpindah dari daerah tidak jenuh ke daerah jenuh di lapisan bawah permukaan. Perkolasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain tekstur tanah dan kerembesan/permeabilitas tanah. Untuk keperluan desain, tingkat perkolasi
standar
sebesar
3
mm/hari
digunakan
untuk
memperkirakan
kebutuhan air di sawah.
Hal E - 29
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Penggantian Lapisan Air Pada saat penanaman padi, pengurangan air di sawah dilakukan untuk pemupukan, penggenangan dan pertumbuhan awal. Karena itu diperlukan penggantian lapisan air sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm selama sebulan atau dua bulan setelah transplantasi. Untuk palawija tidak diperlukan penggantian lapisan air.
Efisiensi Irigasi Efisiensi irigasi adalah rasio (perbandingan) antara debit air di sawah dan debit air di pintu intake irigasi. Kehilangan antara intake dan sawah terjadi akibat penguapan,
kebocoran
dan
infiltrasi.
Efisiensi
irigasi
diperlukan
untuk
menentukan efektifitas sistem irigasi dan pengelolaan dalam memenuhi kebutuhan konsumtif (evapotranspirasi) selama penanaman. Efisiensi irigasi juga bergantung kepada tingkat pertumbuhan tanaman dan kondisi cuaca. Pada dasarnya kehilangan yang mempengaruhi efisiensi irigasi terjadi pada saat air mengalir dari sumber ke persawahan dan selama pengelolaan sawah.
Curah Hujan Efektif Untuk padi, curah hujan efektif bulanan diambil sebesar 70 % dari curah hujan tahunan, sedangkan untuk palawija diambil sebesar 50 % dari curah hujan tahunan.
Pola Tanam Pola tanam berupa padi musim kemarau (Maret-I sampai Juli-I), padi musim kemarau/palawija
(Juli-I
sampai
November-I)
dan
padi
musim
hujan
(November-I sampai Maret-I).
Hal E - 30
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk kebutuhan konsumtif, penyiapan lahan, perkolasi, dan infiltrasi, penggantian lapisan air, dikurangi dengan curah hujan efektif seperti yang diberikan oleh rumus dibawah ini.
NFR ETc
LP P WLR R e
dimana NFR
:
kebutuhan air tanaman (mm/hari)
ETc
:
kebutuhan air konsumtif (mm/hari)
LP
:
kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari)
P
:
perkolasi (mm/hari)
WLR
:
penggantian lapisan air (mm/hari)
Re
:
curah hujan efektif (mm/hari)
Kebutuhan air di intake irigasi adalah kebutuhan air tanaman di sawah dibagi dengan efisiensi irigasi seperti yang diberikan oleh rumus di bawah ini. DR
NFR e
dimana DR
:
kebutuhan air di intake (mm/hari)
NFR
:
kebutuhan air tanaman (mm/hari)
e
:
efisiensi irigasi (%)
KEGIATAN-4 PERENCANAAN JARINGAN TERSIER
Perencanaan petak tersier harus sedemikian rupa sehingga untuk mengatur aliran air dari sumbernya ke petak-petak sawah diupayakan dengan sistem gravitasi, diperlukan pengembangan sistem irigasi di dalam petak tersier.
Hal E - 31
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Perencanaan jaringan irigasi tersier bertujuan :
Pengelolaan air dapat dilaksanakan dengan baik.
Operasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah oleh petani pemakai air
dengan biaya rendah
Karena O & P jaringan tersier sepenuhnya menjadi tanggung jawab petani pemakai air, perhatian dan keikut sertaan mereka selama perencanaan sangat diperlukan. Perencanaan jaringan tersier tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan jaringan induk. Petak tersier adalah petak dasar pada suatu jaringan irigasi. Petak ini adalah bagian dari jaringan irigasi yang mendapat air dari satu bangunan sadap tersier dan dilayani oleh satu saluran tersier. Petak sub tersier diterapkan apabila jaringan irigasinya terletak pada 2 administrasi desa atau lebih. Jaringan tersier adalah jaringan saluran yang melayani areal petak tersier, terdiri dari :
Jaringan bagi : membagi air dari sadap ke petak kuarter.
Jaringan pemakai : yang membawa air dari jaringan tersier ke petak sawah (jaringan kuarter)
Jaringan pembuang : yang membawa kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang utama
Hal E - 32
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E.2. PROGRAM KERJA E.2.1. Kegiatan dan Prosedur Perencanaan 1. Pengumpulan
data
dan
penyelidikan,
menyangkut
kegiatan-
kegiatan berikut : •
Inventarisasi keadaan topografi dengan cara mengadakan pengukuran topografi.
•
Inventarisasi fasilitas-fasilitas yang sudah ada, (saluran irigasi, jaringan irigasi, bangunan air, akses jalan), air yang tersedia serta daerah genangan. ²
•
Invertarisasi praktek-praktek irigasi dan cara-cara pembagian air yang ada sekarang.
•
Pengumpulan
data
hidrometeorologi,
untuk
menentukan
kebutuhan air untuk irigasi dan pembuangan. 2. Lay out pendahuluan, dibuat berdasar data-data yang didapat sebelumnya, yang meliputi :
Batas-batas petak tersier.
Daerah yang dapat diairi, dan
Trase saluran.
3. Untuk hal-hal seperti kepemilikan tanah, pengembangan sawah dsb, melibatkan instansi-instansi :
Pemerintah Daerah.
Agraria.
Pertanian
Hal E - 33
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Transmigrasi (bila di daerah transmigrasi)
4. Pengecekan Lay out pendahuluan, meliputi kegiatan berikut :
Konsultasi dengan Pemilik Pekerjaan untuk menjelaskan lay out rencana jaringan. Komentar dan keberatan-keberatan
harus
dipertimbangkan benar-benar, agar tidak menjadi hambatan dalam pengembangan maupun O & P jaringan nantinya.
Pengecekan dilapangan diperlukan karena petani belum terbiasa menggunakan
peta.
Dengan
menelusuri
sepanjang
saluran,
petani akan menunjukkan tempat-tempat yang mungkin dapat timbul masalah.
Lay out dapat berubah sesuai keinginan petani dan kelayakan teknis.
Kegiatan ini melibatkan Pemda, Pertanian dan Agraria.
Pengukuran detail dapat dimulai setelah lay out pendahuluan disepakati bersama.
5. Pengukuran detail, dilakukan setelah lay out disepakati, yang diukur adalah :
Potongan memanjang,
Potongan melintang, dan
Muka air rencana.
Jika
timbul
kesulitan
berkaitan
dengan
elevasi
yang
dapat
dipecahkan dengan cara memilih tata letak lain, sebaiknya dicek dilapangan bersama-sama para wakil petani. Jika kedua belah pihak telah sepakat, hasilnya dibicarakan dengan para petani melalui rapat pembinaan. Atas dasar pesetujuan umum secara tertulis serta persetujuan kepala desa, lay out dibuat final. Hal E - 34
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
6. Perencanaan detail, dilakukan berdasar lay out final Dari hasil pengukuran detail, demensi dan elevasi saluran dapat direncana dan digambar. Semua bangunan akan disesuaikan dengan standar yang ada. Perencanaan detail disajikan dalam sebuah buku perencanaan, yang memuat :
Penjelasan mengenai perencanaan, dan
Gambar-gambar perencanaan
Dengan diserahkannya buku perencanaan kepada Pemilik Pekerjaan dan pihak2 terkait, maka selesailah tahap perencanaan. Perencana dalam pelaksanaan masih diperlukan, karena mungkin timbul permasalahan yang memerlukan perubahan perencanaan.
Pendekatan dalam tahap perencanaan
− Sebelum
membuat
rencana
perlu
dicek
semua
usulan
petani,
dimintakan persetujuannya.
− Perencanaan dibuat selengkap mungkin, semua detail harus benar, tidak menunda masalah-masalah sampai ke tahap pelaksanaan. Untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dilapangan perencana harus hadir, dan secara teratur mendatangi lokasi pekerjaan untuk mengantisipasi kesulitan yang timbul.
− Sebelum pelaksanaan dimulai, dipastikan bahwa pekerjaan yang diusulkan
telah
dijelaskan
kepada
petani
dan
mendapatkan
dukungan. Kalau perlu diadakan penyesuaian sesuai hasil konsultasi terakhir.
− Berhati-hati jaringan,
dalam dapat
melakukan
menimbulkan
perubahan masalah
besar yang
pada
baru.
rencana Usahakan
Hal E - 35
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
menggunakan trase saluran yang pernah ada, sehingga kadangkadang harus meninggalkan standar yang ada.
E.2.2. Data yang Digunakan A. Pemetaan Topografi Peta ini harus mencakup :
−
Garis-garis kontur
−
batas-batas petak sawah (kalau ada peta ortofoto)
−
Tata guna tanah/lahan
−
Saluran irigasi / pembuang dan jalan-jalan yang sudah ada beserta bangunan-bangunannya
−
Batas-batas adminidtrasi desa / kampung
−
Rawa-rawa, dan kuburan
−
Bangunan-bangunan
−
Dan lain-lain. Skala peta dan interval garis kontur tergantung kepada keadaan medan : Definisi medan untuk topografi makro
Medan Sangat datar
Skala
Interval Kontur
< 0,25 %
1 : 5 000
0,25 m
Datar
0,25
–
1,00 %
1 : 5 000
0,50 m
Bergelembang
1,00
–
2,00 %
1 : 2 000
0,50 m
1 : 2 000
1,00 m
Terjal
B.
Kemiringan medan
> 0,25 %
Gambar-gambar Perencanaan dan Pelaksanaan Jaringan yang
sudah ada Pada daerah yang sudah ada jaringan (utama) irigasinya, diperlukan data-data Hal E - 36
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
debit dan tinggi muka air dalam saluran yang ada.
C. Genangan dan kekeringan secara teratur Pada daerah genangan yang terjadi setiap tahun, jaringan tersier baru akan dibuat kalau sudah ada perbaikan atau genangan teratasi. Sebaliknya apabila terjadi kekeringan karena kekurangan air, maka petani tidak akan bersemangat untuk mengelola jaringan tersiernya.
D. Pembagian air dipetak tersier
−
Sistem pembagian air yang akan diterapkan menjadi masalah pokok sebelum perencanaan jaringan tersier direncanakan. Pengaliran secara terus menerus, memerlukan pembagian air yang proporsional, besarnya bukaan pada box sebanding dengan luas areal dihilirnya. Efisiensi air sangat rendah.
−
Rotasi permanen, air irigasi dapat dikonsentrasikan dan bergilir pada petak kuarter, kapasitas saluran lebih tinggi, beaya O & P mahal dan rumit.
−
Kombinasi, perencanaan petak tersier dibuat sistem terus menerus, Pengaturan sistem rotasi dipakai bila debit air dibawah 60% debit rencana. Untuk ini memerlukan box bagi yang dapat mengatur pembagian secara proporsional dan secara rotasi.
E.2.3. Layout (Tata Letak) Petak Sawah Untuk menentukan layout petak petak sawah, perlu mempertimbangkan aspek-aspek sbb: •
Luas petak sawah
•
Batas-batas petak
•
Bentuk yang optimal
Hal E - 37
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012 •
Kondisi medan
•
Saluran dan jaringan irigasi yang sudah ada
•
Eksploitasi / operasi jaringan
Layout yang dihasilkan diharapkan / diupayakan :
−
Pembagian air harus adil, seimbang dan efisien
−
Penggunaan lahan untuk jaringan sekecil mungkin
−
Selalu dikonsultasikan dengan petani, dapat diterima petani
−
Rencana yang baik akan membuat lancar dalam pelaksanaan
A. Petak Sawah Tersier yang Ideal Petak sawah dikatakan ideal bila :
−
Tiap kepemilikan sawah mempunyai pengambilan dan pembuangan sendiri
−
Mudah mengangkut hasil pertanian, peralatan dan ternak ke jalan usaha tani
Karakterisrik petak sawah tersier yang ideal ;
−
6-8 kepemilikan sawah yang ada diorganisasi menjadi jalur / strip.
−
Air diberi dari saluran kuarter dan pembuangan ke sal pembuang kuarter
−
Jalan petani disepanjang saluran kuarter
−
Pembagian air proporsional dengan boks bagi yang dilengkapi dengan pintu-pintu untuk memungkinkan diadakan pergantian pengaliran antar kuarter.
Hal E - 38
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Petak sawah tersier yang ideal
Petak sawah tersier yang ideal Menurut pengalaman ukuran optimum petak tersier antara 50 sampai 100 ha Ukuran dapat ditambah sampai 150 ha kalau keadaan topografi memaksa. Petak tersier yang berukuran kecil efisiensi irigasi akan lebih tinggi karena :
−
Titik-titik pembagian air lebih sedikit
Hal E - 39
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
−
Saluran yang pendek menyebabkan kehilangan air lebih sedikit
−
Petani terlibat lebih sedikit, pengorgansasian lebih mudah dan kerja sama bisa lebih baik
−
Pengaturan air lebih baik, sesuai kondisi tanaman
−
Perencanaan lebih fleksibel berkaitan dengan batas desa.
B. Petak Sawah Kuarter yang Ideal Bentuk optimal petak sawah tersier adalah bujur sangkar. Ukuran petak sawah kuarter tergantung :
−
Ukuran sawah,
−
Keadaan topografi,
−
Tingkat teknologi yang dipakai.
−
Kebiasaan bercocok tanam,
−
Biaya pelaksanaan,
−
Sistem pembagian air.
Petani pemilik sawah dipetak kuarter sebaiknya < 30 orang. Luas petak < 15 ha, agar pembagian air dapat efisien. Ukuran optimum petak kuarter 8 – 15 ha. Aliran antar petak hendaknya dibatasi 8 sawah (max. 300 m)
Hal E - 40
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Bentuk Optimal Petak sawah Kuarter
Hal E - 41
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Jalur-jalur irigasi
C. Batas petak Batas petak tersier :
−
Didasarkan kondisi topografi
−
Satu petak tersier hendaknya berada dalam satu daerah administratif desa
−
Jika ada pada 2 administrasi desa di bagi menjadi 2 sub-tersier Hal E - 42
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
−
Batas tersier biasanya berupa saluran irigasi, saluran pembuang mengikuti kemiringan medan
−
Batas-batas sebaiknya mengikuti batas kepemilikan tanah
D. Identifikasi daerah-daerah yang tidak diairi Pada beberapa petak tersier ada daerah tak dapat diairi, sebab :
−
Tanah tidak cocok untuk pertanian
−
Muka tanah terlalu tinggi
−
Tak ada petani penggarap
−
Tergenang air
E. Trase saluran Daerah yang sudah diairi, diusahakan trase saluran mengikuti yang sudah ada, hanya disesuaikan dengan kebutuhan baru. Jika daerah irigasi baru maka kriteria umum akan sangat membantu. Yang ditetapkan terlebih dahulu biasanya saluran pembuang.
Saluran irigasi
−
Saluran tersier adalah pembawa air dari bangunan sadap ke boks tersier, ke boks tersier lainnya sampai ke bangunan terakhir.
−
Boks tersier membagi air ke saluran tersier sampai boks tersier berikutnya dan saluran kuarter
−
Boks kuarter akan membagikan air ke saluran kuarter
−
Saluran kuarter adalah saluran bagi umumnya dari boks bagi sampai saluran pembuang. Panjang maksimum diijinkan adalah 500 m.
−
Didaerah terjal biasanya saluran kuarter mengikuti garis tinggi, bila tidak mungkin dapat mengikuti kemiringan lahan dengan melengkapi bangunan terjun rendah sederhana Hal E - 43
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
−
Pada daerah bergelombang, saluran kuarter mengikuti tempat-tempat yang tinggi atau sejajar saluran tersier
−
Pada ujung-ujung saluran kuarter yang bertemu saluran pembuang biasanya ditempatkan bangunan
Saluran pembuang
−
−
Saluran pembuang berfungsi : •
Mengeringkan sawah
•
Membuang kelebihan air hujan
•
Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pembuang kuarter, biasanya merupakan saluran buatan yang merupakan garis tinggi pada medan terjal atau merupakan alur alamiah kecil pada medan bergelombang. Kelebihan air ditampung langsung dari sawah
−
Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari
saluran
pembuang kuarter dan sering merupakan batas petak tersier. Saluran pembuang tersier biasanya mengikuti kemiringan medan.
−
Diusahakan saluran irigasi dan saluran pembuang tidak bersebelahan karena saluran pembuang dapat mengikis dan merusak saluran irigasi.
−
Jika kemiringan hidrolis antara saluran irigasi dan saluran pembuang terlalu curam, saluran irigasi akan banyak kehilangan air karena perembesan, dan dapat meruntuhkan tanggul.
−
Usahakan kemiringan hidrolis < 1 : 4
Perkiraan jarak antara saluran irigasi dan pembuang
Hal E - 44
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Panduan untuk menentukan trase saluran baru :
−
Sedapat mungkin ikuti batas sawah
−
Rencanakan saluran irigasi pada punggung medan, saluran pembuang pada daerah rendah.
−
Hindari persilangan dengan saluran pembuang.
−
Saluran irigasi sebaiknya mengikuti kemiringan medan.
−
Saluran irigasi tidak boleh meliwati petak-petak tersier yang lain.
−
Batasi jumlah bangunan.
F. Lay out jaringan jalan Kegunaan :
−
Untuk inspeksi Jaringan tersier
−
Untuk lewat para petani, kendaraan, ternak agar tidak merusakkan jaringan.
−
Jalan ini dihubungkan dengan jaringan jalan desa yang sudah ada, bila perlu jalan desa dapat diperlebar dan diberi perkerasan jalan.
−
Jalan petani dipakai untuk langsung mencapai petak sawah guna mengangkut, peralatan pertanian, benih, pupuk dan hasil panen.
Ketentuan :
Hal E - 45
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
−
Jalan inspeksi pada saluran tersier sampai boks paling ujung dengan lebar 1,5 – 2,0 m, cukup untuk sepada motor.
−
Tergantung lay out petak tersier, jalan petani biasanya direncanakan disepanjang saluran kuarter.
−
Jalan masuk ke petak kuarter diperlukan lebar 1,5 m untuk lewat peralatan mesin pertanian, bila tidak direncanakan untuk peralatan cukup 1,0 m.
G. Lay out di berbagai tipe medan Layout pada medan terjal Layout pada medan agak terjal Layout pada medan bergelombang Layout pada medan datar
E.3. PERALATAN DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah ini harus didukung oleh ketersediaan peralatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan volume pekerjaan. Peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan SID Perluasan Sawah ini adalah : No
Peralatan
Jumlah
Keterangan
1
Teodolit, rambu ukur, prisma, distancemeter
6 unit
2
Waterpass
6 unit
3
GPS geodetik, akurasi < 1 meter
6 unit
4
Set computer-scanner-printer (ukuran A3)
6 unit
Untuk mengoptimalkan kerja, konsulta dappat melakukan inovasi sepanjang sesuai dengan tujuan pekerjaan yang akan dicapai
5
Software pengolah data GPS
6 unit
6
Software GIS atau pemetaan (CAD)
6 unit
7
Kamera digital
6 unit
8
pH-meter, untuk mengukur keasaman tanah
6 unit
Hal E - 46
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
Sedangkan bahan yang digunakan adalah : No
Bahan
Jumlah
Keterangan
1
Peta RBI Skala 1 : 25.000 untuk referensi posisi koordinat
?
2
Peta persil lahan (dari BPN)
?
3
Data kepemilikan lahan
?
Belum diketahui lokasi pasti dari kegiatan, sehingga tidak bisa dihitung jumlah dan kebutuhan datanya
4
Peta saluran & jaringan irigasi eksisting
?
5
Peta petak lahan eksisting
?
6
Data² pendukung lainnya
?
E.4. ORGANISASI DAN PERSONIL E.4.1. Personil Pelaksana Personil pelaksanan pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID) perluasan Sawah ini adalah terdiri dari : a.
Team Leader / Manager Proyek (…. to be name …..) Adalah seorang Sarjana S-1 Pertanian atau Sarjana Ekonomi dengan latar belakang pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis adalah minimal 6 tahun. Tugas dan tanggung jawab : a. Mengkoordinasi seluruh tugas tim tenaga ahli dan tenaga pendukung sebagai langkah persiapan pelaksanaan dan kelancaran pekerjaan. b. Melakukan kontrol dan koordinasi terhadap seluruh tenaga ahli serta tenaga penunjang yang dilibatkan dalam pekerjaan ini. c. Bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan pola pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama. d. Mengorganisir survey inventarisasi data/observasi lapangan. e. Bersama-sama dengan seluruh tenaga ahli bertanggung jawab dalam menyusun konsep pola pelaksanaan kegiatan dan rencana kerja konsultan. f. Bersama-sama dengan seluruh tenaga ahli bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan instansi dan dinas terkait. Hal E - 47
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
g.
Mengkoordinasi seluruh kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan peta rencana perluasan lahan sawah. Bersama-sama dengan seluruh tenaga ahli bertanggung jawab dalam menyusun pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan. Melakukan dan memimpin presentasi dalam setiap pembahasan laporan.
h. i.
b. Tenaga Ahli
TA. Sosial Ekonomi Pertanian (…. to be name …..) Adalah seorang Sarjana S-1 Pertanian atau Sarjana Ekonomi dengan latar belakang pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis adalah minimal 4 tahun.
TA. Pemetaan dan Konstruksi Lahan (…. to be name …..) Adalah seorang Sarjana S-1 Sipil atu Geodesi atau Geografi atau Ilmu Tanah atau Aumberdaya Lahan atau Kehutanan dengan latar belakang
pengalaman
kerja
pada
pekerjaan
sejenis
adalah
minimal 4 tahun.
TA. Cost & Quantity (…. to be name …..) Adalah
seorang
Sarjana
S-1
Sipil
dengan
latar
belakang
pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis adalah minimal 4 tahun.
c. Tenaga pendukung
Surveyor / Drafter : (S1 / D3/D1) Geografi / Pertanian / Geodesi/ Sipil/ Kehutanan, dengan pengalaman minimal 2 tahun.
Tenaga Administrasi :(S1 / D3/D1) atau SLTA
Hal E - 48
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E.4.2. Struktur Organisasi Pelaksana
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SKPD / UNITKERJA DINAS PEKERJAAN UMUM
Badan / Dinas / Instansi terkait Direktur Perusahaan
Team Leader
Tim Pengawas Konsultan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tim Teknis Pelaksana Kegiatan
Administrasi Operator Komputer
Tenaga Ahli Ekonomi Pertanian
Tenaga Ahli Pemetaan dan Konstruksi Lahan
Tenaga Ahli Cost & Quantity
Surveyor
Struktur Organisasi Penyedia Jasa Kegiatan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Hal E - 49
USULAN TEKNIS Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2012
E.4.3. Penjadwalan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung No .
Bulan 1
Personal
1
2
3
Bulan 2 4
1
2
3
Bulan 3 4
1
2
3
Bulan 4 4
1
2
3
4
A. Tenaga Ahli 1 2
3 4
Team Leader Ahli Ekonomi Pertanian Ahli Pemetaan dan Konstruksi Lahan Ahli Cost & Quality
B. Tenaga Pendukung 5 6
Surveyor Tenaga Administrasi
E.5. PENJADWALAN PEKERJAAN Kegiatan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah ini direncanakan dapat diselesaikan dapam waktu 3,5 (tiga setengah) bulan, dengan pentahapan dan jadwal pekerjaan sebagai berikut :
Hal E - 50