LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
BETON (B7)
PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN (Pd. M-06-1996-03) 1.
Maksud dan Tujuan Percobaan a. Maksud
Pengujian ini bertujuan menentukan kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan sebagai acuan pengujian kuat lentur beton di laboratorium. b. Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat lentur beton guna keperluan perencanaan dan pelaksanaan.
2. Landasan Teori
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan. Selanjutnya melalui proses hidrasi akan membentuk massa padat. Campuran tersebut bilamana dituangkan dalam cetakan, kemudian dibiarkan maka akan mengeras seperti batuan. Salah satu sifat beton yang merugikan adalah sifat keruntuhan getasnya terhadap beban tarik dan momen lentur. Daktilitas beton yang rendah dapat mengakibatkan penurunan kekuatan tekan yang cepat pada kondisi sesaat setelah tercapainya beban maksimum, sehingga memungkinkan keruntuhan tiba-tiba pada elemen struktur beton. Dengan menggunakan prinsip keseimbangan statika dapat ditentukan besar momen dan geser yang terjadi pada setiap penampang balok yang bekerja menahan beban. Perhatian lebih lanjut tentunya menentukan kemampuan balok tersebut menahan beban dengan cara memperhitungkan tegangan-tegangan pada penampang balok sebenarnya rumit dan hasil perhitungan yang tepat dapat diperoleh berdasarkan teori elastisitas, akan tetapi dengan menggunakan asumsi-asumsi dan penyederhanaan tertentu d apat KELOMPOK 1 A1.01.2014
B.07-1
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
BETON (B7)
dikembangkan hubungan matematik cukup tepat untuk mengungkapkan tegangan-tegangan lentur dan geser tersebut.
3.
Peralatan
1)
Mesin uji lentur ( Hydraulics Concrete Beam Test )
2)
Cetakan balok beton (ukuran sesuai kebutuhan)
3)
Mesin pengaduk (molen) campuran.
4)
Timbangan ketelitian 0,01 gr kapasitas 20 kg,
5)
Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok perata dan talam.
Gambar B-07.1. Alat dan Contoh Sampel Percobaan Kuat Lentur Beton
3.
Benda Uji
Adukan beton untuk pembuatan benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan peralatan yang tidak menyerap air dan adukan beton harus diaduk lagi sebelum diisi ke dalam cetakan. Benda uji berupa balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm. Jumlah benda uji minimum 2 buah untuk setiap komposisi campuran.
KELOMPOK 1 A1.01.2014
B.07-2
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
4.
BETON (B7)
Prosedur Pelaksanaan
(1) Pembuatan benda uji a.
Jika pemadatan dengan tongkat pemadat, isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis setiap lapis berisi ⅓ isi cetakan
b.
Jika
pemadatan
dengan
menggunakan
vibrator (penggetar),
sebaiknya pengisian dilakukan sekaligus. c.
Ratakan permukaan dengan alat ruskam.
d.
Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan cetakan pada tempat jauh dari getaran.
e.
Setelah 24 jam buka cetakan benda uji.
f.
Rendam benda uji tersebut kedalam bak yang berisi air atau dibasahi dengan ditutup karung goni.
(2) Cara pengujian lentur a.
Ambil benda uji dari bak air, lalu dilap dengan menggunakan lap.
b.
Letakkan benda uji pada dua tumpuan dimana jarak kedua tumpuan maksimum 8/10 panjang balok.
c.
Letakkan beban ditengah-tengah bentang penyangga, kemudian mesin dijalankan sehingga jarum skala bergerak perlahan-lahan sampai benda uji patah, dimana kecepatan harus diatur dan dijaga antara 8 - 10 kg/cm 2 per menit (literatur lain 20 - 30 kg/detik).
d.
Kurangi kecepatan pembebanan pada saat-saat menjelang benda uji patah yang ditandai dengan jarum skala agak lambat, agar tidak terjadi kejut.
e.
Baca beban maksimum patah dan catat pada formulir. P ½P
½P d
b
⅓L
KELOMPOK 1 A1.01.2014
⅓L
⅓L
B.07-3
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
5.
BETON (B7)
Perhitungan
P L
Kuat lentur,
fr
Kuat lentur,
fr
b d 2 3 P a b d 2
( MPa )
...................
( MPa )
kondisi 1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . kondisi 2
Keterangan: f r
= Kuat lentur benda uji (MPa)
P
= Beban maksismum (N)
L
= Panjang bentang (mm)
b
= Lebar benda uji (mm)
d
= Tinggi penampang benda uji (mm)
a
= Jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang terdekat, diukur pada 4 tempat pada sisi tarik dari bentang (mm).
5.1. Contoh Perhitungan Untuk Benda Uji Balok (Balok 1):
- Umur benda uji
= 7 hari
- Lebar benda uji (b)
= 15 cm
- Tinggi benda uji (d)
= 15 cm
- Panjang benda uji (p)
= 60 cm
- Volume benda uji (V)
= pxbxd = 60 x 15 x 15 = 13500 cm3
- Berat benda uji (W)
= 33000 gr
- Berat isi beton
= =
W V 33000 13500
= 2,444 gr/cm
- Beban maksimum (P)
= 19000 N
- Jarak Bentang (L)
= 450 mm
KELOMPOK 1 A1.01.2014
3
B.07-4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
- Lebar tampang patah (b)
= 160 mm
- Tinggi tampang patah (d)
= 150 mm
- Kuat lentur benda uji ( f )
=
=
BETON (B7)
P x L (b x d 2 )
19000 x 450 160 x 150 2
= 2,375 MPa
5.2. Contoh Perhitungan Untuk Benda Uji Balok (Balok 2):
- Umur benda uji
= 7 hari
- Lebar benda uji (b)
= 15 cm
- Tinggi benda uji (d)
= 15 cm
- Panjang benda uji (p)
= 60 cm
- Volume benda uji (V)
= pxbxd = 60 x 15 x 15 = 13500 cm3
- Berat benda uji (W)
= 32750 gr
- Berat isi beton
= =
W V
32750 13500
= 2,426 gr/cm3
- Beban maksimum (P)
= 24000 N
- Jarak Bentang (L)
= 450 mm
- Lebar tampang patah (b)
= 152 mm
- Tinggi tampang patah (d)
= 150 mm
KELOMPOK 1 A1.01.2014
B.07-5
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI II
- Kuat lentur benda uji ( f )
=
=
BETON (B7)
P x L (b x d 2 )
24000 x 450 152 x 150 2
= 3,158 Mpa
- Nilai Kuat Lentur Rata-Rata =
=
= 2,766 MPa Catatan:
Kondisi 1
:
Bilamana benda uji patah di daerah pusat ⅓ jarak titik perletakan.
Kondisi 2
: Bilamana benda uji patah di luar daerah pusat ⅓ jarak titik perletakan, tetapi jarak antara tittik pembebanan dengan titik patah ≤ 5% bentang.
Kondisi 3
:
Bilamana benda uji patah di luar daerah pusat ⅓ jarak titik perletakan, tetapi jarak antara tittik pembebanan dengan titik patah > 5% bentang, hasil pengujian tidak digunakan.
7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan kuat lentur beton diperoleh nilai kuat lentur beton rata-rata adalah 2,766 MPa pada umur 7 hari atau mencapai
% kuat
tekannya pada umur tersebut.
KELOMPOK 1 A1.01.2014
B.07-6