SURAT KUASA Nomor: 050/SK-PT.BRM/IX/2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : DONNY PANGABDI Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST Perusahaan Jabatan : Direktur CV. BINTANG GEMILANG Dalam hal ini bertindak dan atas nama perusahaan berdasarkan Akte Perubahan terakhir No. 39.Tanggal 24 Januari 2012, Oleh Notaris : RITA NOVITASARI, S.H., M.Kn., yang selanjutnya disebut Pemberi Kuasa. Memberi kuasa kepada : Nama Alamat Jabatan
: CUNDRA GUNAWAN : Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST : Wakil Direktur CV. BINTANG GEMILANG
Yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk : 1. Menandatangani Surat Penawaran 2. Menandatangani Pakta Integritas 3. Menandatangani Surat Perjanjian 4. Menandatangani Surat Sanggahan 5. Menandatangani Surat Sanggahan Banding 6. Menandatangani Jaminan Penawaran 7. Menandatangani Dokumen Penawaran Untuk Pekerjaan : Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) 8 (delapan) Paket : Surat Kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
Penerima Kuasa
Barabai, 16 September 2016 Pemberi Kuasa
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
DONNY PANGABDI Direktur
SURAT PENAWARAN
Nomor Lampiran
: 038/SP-CV.BG/IX/2016 : 1 Berkas
Barabai, 16 September 2016
Kepada Yth. : Pokja 41 ULP Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun Anggaran 2016 di Barabai Perihal
: Penawaran Pekerjaan : Paket
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) : 8 (delapan)
Sehubungan dengan Pengumuman Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan Nomor : 03-8/KPJB-DAK SPP/ULP-POKJA 41/2016, tanggal 09 September 2016 dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan ( serta adendum Dokumen Pengadaan ), dengan ini kami mengajukan penawaran untuk : Pekerjaan Paket sebesar
(
: Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) : 8 (delapan) : Rp 767.658.000,00
TUJUH RATUS ENAM PULUH TUJUH JUTA ENAM RATUS LIMA PULUH DELAPAN RIBU ) RUPIAH
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Penawaran ini berlaku selama 27 (dua puluh tujuh) hari kalender sejak batas akhir pemasukan dokumen penawaran, yaitu 16 September 2016 sampai dengan tanggal 12 Oktober 2016 Sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Pengadaan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan : 1. File/scan daftar kuantitas dan harga; 2. File/scan Dokumen penawaran teknis, yang terdiri dari : a. Metoda Pelaksanaan; b. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan; c. Daftar Personil Inti; d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan; e. Spesifikasi Teknis. f. Analisa harga satuan pekerjaan; g. Analisa teknis satuan pekerjaan; h. Daftar harga satuan dasar upah; i. Daftar harga satuan dasar Bahan; j. Hasil pemindaian ( scan ) surat keterangan kondisi dan keberadaan alat beserta invoice ( asli, tandatangan dan cap perusahaan ) untuk alat milik sendiri dan surat keterangan dukungan/sewa untuk alat yang bukan milik sendiri; k. Formulir Pra RK3K; 3. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan : a. Hasil pemindaian ( scan ) surat pernyataan telah meninjau lokasi pekerjaan ( asli, tandatangan dan cap perusahaan ); b. Hasil pemindaian ( scan ) surat pernyataan tidak sedang dalam permasalahan berkaitan dengan pengadilan ( asli, tandatangan dan cap perusahaan ); c. Hasil pemindaian ( scan ) surat pernyataan Surat pernyataan bukan pegawai negeri sipil ( asli, tandatangan dan cap perusahaan );
d. Hasil pemindaian ( scan ) Surat pernyataan kinerja baik ( asli, tandatangan dan cap perusahaan ); e. Hasil pemindaian ( scan ) surat pernyataan personil inti yang ditawarkan ( asli, tandatangan dan cap perusahaan ); f. Hasil Pemindaian (Scan) Asli Dukungan Bank; 4. Dokumen Kualifikasi (diisikan pada SPSE); Dengan disampaikannya surat penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PROGRAM KEGIATAN PEKERJAAN PAKET LOKASI
: : : : :
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan Jembatan Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun Anggaran 2016 Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) 8 (delapan) JEMBATAN BATU TANGGA - NATEH 02
NO.
JUMLAH HARGA ( Rp )
URAIAN
I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
25.000.000,00
II
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
-
III
PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH
-
DAN LAPIS PONDASI ATAS IV
PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN
-
V
BANGUNAN BAWAH (SUB STRUKTUR)
-
VI
BANGUNAN ATAS (SUPER STRUKTUR)
667.385.304,20
VII
PEKERJAAN CAT DAN LAIN-LAIN
(1)
JUMLAH
(2)
PPN 10%
(3)
TOTAL
(4)
DIBULATKAN
Terilang :
5.486.102,34 10% ( 1 ) (1)+(2) (3)
697.871.406,54 69.787.140,65 767.658.547,19 767.658.000,00 (a)
TUJUH RATUS ENAM PULUH TUJUH JUTA ENAM RATUS LIMA PULUH DELAPAN RIBU RUPIAH
Terdiri dari : Fisik
=
100 / 110 x ( a )
=
Rp.
697.870.909,09
PPN 10% ( Dipungut )
=
10 / 110 x ( a )
=
Rp.
69.787.090,91
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PROGRAM KEGIATAN PEKERJAAN PAKET LOKASI
NO
I
II
: : : : :
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan Jembatan Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun Anggaran 2016 Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) 8 (delapan) JEMBATAN BATU TANGGA - NATEH 02
URAIAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN 1 Mobilisasi 2 Pembongkaran Jembatan Lama
ANALISA
UNIT
-
Ls Ls
PERKIRAAN VOLUME
1,00 1,00
HARGA SATUAN (Rp)
20.000.000,00 5.000.000,00 SUB JUMLAH
JUMLAH (Rp)
20.000.000,00 5.000.000,00 25.000.000,00
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
III PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS 1 Lapis Pondasi Bawah Klas C - Badan Jalan - Bahu Jalan 2 Lapis Pondasi Bawah (LPB) - Telford 3 Lapis Pondasi Atas/Makadam Ikat Basah Klas B 4 Lapis Pondasi Atas/Makadam Ikat Basah Klas A IV
PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN
V
BANGUNAN BAWAH (SUB STRUKTUR)
VI
BANGUNAN ATAS (SUPER STRUKTUR) 1 Pengadaan plat bordes (checkered plate) 8 mm 2 Pengadaan plat baja t=5 mm 3 Pengadaan baja L 100.100.7 4 Pengadaan baja UNP 150x75x6,5x10 5 Pabrikasi/pengolahan baja lantai jembatan 6 Erection 7 Baut Ø 12 - 2" + Mur + 2 Washer
VII PEKERJAAN CAT DAN LAIN-LAIN 1 Pengecatan baja jembatan 2 Pengecatan parapet
K.514 K.514 K.516A K.522 K.520A
m³ m³ m³ m³ m³
-
SUB JUMLAH
-
188.305,82 188.305,82 262.766,46 251.268,98 352.182,04 SUB JUMLAH
-
SUB JUMLAH
-
SUB JUMLAH
-
-
kg kg kg kg kg kg kg
8.509,06 2.842,05 7.909,44 2.968,56 19.260,55 22.229,11 150,48
14.090,00 14.090,00 14.090,00 14.090,00 14.090,00 3.400,00 47.960,00 SUB JUMLAH
119.892.655,40 40.044.484,50 111.444.009,60 41.827.010,40 271.381.149,50 75.578.974,00 7.217.020,80 667.385.304,20
2 K.6 + K.23 -
m2 Ls
131,76 1,00
30.252,75 1.500.000,00 SUB JUMLAH
3.986.102,34 1.500.000,00 5.486.102,34
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
METODE PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PEKERJAAN PAKET LOKASI
: : : : :
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan Jembatan Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun Anggaran 2016 Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) 8 (delapan) JEMBATAN BATU TANGGA - NATEH 02
UMUM Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan penyiapan material, peralatan, dan tenaga kerja yang dimobilisasi secara bertahap sesuai urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan, membuat barak sebagai tempat pekerja dan gudang peralatan. Melakukan stack out lapangan dengan memasang STA untuk memastikan panjang penanganan, membuat rekayasa lapangan dan membuat shop drawing bila diperlukan. Proses mobilisasi mulai pembuatan papan nama sampai mobilisasi pearlatan serta tenaga kerja diperlukan waktu 7 hari Kerja. ada beberapa persiapan yang kami lakukan sebelum dan pada saat mobilisasi antara lain :
A. URAIAN TUGAS DARI PERSONIL INTI 1
Kepala Pelaksana Pekerjaan Jembatan - Mengawasi pekerjaan para pelaksana dan mandor apakah sudah sesuai dengan gambar kerja dan kontrak. - Memeriksa hasil opname borongan dan harian proyek yang telah dibuat oleh pelaksana. - Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan kontrak. - Memberi laporan semua hasil kegiatan pekerjaan proyek. ` - Memberikan pengarahan dan masalah teknik kepada para pelaksana. - Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan proyek yang bersifat khusus (disesuaikan dengan kondisi dan keadaan dilapangan).
2
Petugas K3 - Melakukan identifikasi, evaluasi, pengendalian resiko, dalam pelaksanaan K3. - Melaksanakan K3 di tempat kerja, yang mampu menjelaskan teknik pencegahan dan penangulangan kecelakaan kerja. - Mengelola dan menjalankan organisasi P2K3.
3
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jembatan - Sebagai teknisi yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan/terlaksananya pekerjaan-pekerjaan dilapangan. - Harus berada dilapangan pada setiap saat. - Harus menguasai gambar bestek beserta detailnya. - Mengawasi pekerjaan para mandor, apakah sudah sesuai bestek dan gambar bestek. - Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para mandor apabila ada masalah-masalah teknik didalam pelaksanaan pekerjaan. - Mengadakan opname dengan para mandor sesuai dengan volume pekerjaan yang sudah terlaksana. - Melayani permintaan material sesuai RAB dari para mandor dan mengatur pemakaian/penggunaan material di lapangan. - Memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana.
4
Quality/Quantity Engineer - Membuat rekayasa lapangan agar pekerjaan yang akan di laksanakan dilapangan sesuai dengan konstruksi yang diperlukan. - Memperkirakan waktu pelaksanaan pekerjaan tiap item pekerjaan agar dapat selesai sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. - Memperkirakan segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
5
Administrasi & Keuangan - Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi dilapangan. - Membuat semua laporan – laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan - Membuat pelaporan keuangan di lapangan - Mengurus keuangan kepada pemilik proyek. - Mengurus tagihan kepada pemilik proyek
6
Logistik - Mengatur keberadaan material-material proyek yang berada di camp/quarry. - Menerima pengiriman barang-barang/material dari para supplier. - Mengirim material dari camp/quarry sesuai bon pengeluaran barang yang telah di tanda tangani pelaksana, mandor dan kepala pelaksana. - Bertanggung jawab terhadap semua bahan material / peralatan yang diperlukan dilapangan untuk menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan.
B. URAIAN PENYELESAIAN PEKERJAAN I. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1 Mobilisasi Mobilisasi/pengiriman peralatan di jadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman/dalam base camp dan dekat di lokasi proyek agar mudah digunakan dalam Volume Total = 1,00 Ls a.
b.
c.
d.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 1,00 : 1,00 = 1,00 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 1,00 hari =
1,00
hari =
0,14
minggu
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Pekerja - Kasar
1,00 3,00
orang/hari orang/hari
x x
1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= =
1,00 3,00
orang/hari orang/hari
MATERIAL Alat-Alat Kerja
0,70
Set
x
1,00
Kelompok Kerja
=
0,70
Set
PERALATAN
( 3 set )
1,00
minggu
1,00
Set
2 Pembongkaran Jembatan Lama Jembatan lama dibongkar terlebih dahulu, bahan bongkaran yang bisa dipergunakan diamankan. Volume Total = 1,00 Ls a.
URAIAN : 1 Membongkar konstruksi jembatan lama
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Pembongkaran dilakukan dengan tenaga manusia
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh peke 1,00 : 36,57 = 0,03 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 0,03 hari
=
TENAGA KERJA Mandor Lapangan Pekerja - Kasar
1,00 5,00
orang/hari orang/hari
x x
1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja
MATERIAL Alat-Alat Kerja
0,30
set
x
1,00
Kelompok Kerja
d.
e.
f.
( 3 set )
: 1,00
hari =
0,14
minggu
1,00
minggu
= =
1,00 5,00
orang/hari orang/hari
=
0,30
Set
1,00
Set
1,00
minggu
1,00
minggu
orang/hari orang/hari orang/hari
PERALATAN
IV. BANGUNAN ATAS (SUPER STRUKTUR) 1 Pengadaan plat bordes (checkered plate) 8 mm Volume Total = 8.509,06 kg Penyediaan bahan Plat bordes (checkered plate) dilokasi pekerjaan a.
URAIAN : 1 Pengiriman material Plat bordes (checkered plate) oleh leveransir. 2 Pekerja menempatkan Plat bordes (checkered plate) ke tempat yang aman dan berdekatan dengan titik yang akan menggunakan material ini 3 Pekerja memotong dan melas/menyambung bahan Plat bordes (checkered plate) sebagai bagian dari konstruksi jembatan dengan mengacu pada bestek dan gambar rencana yang ada
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan Plat bordes (checkered plate) yang datang kelokasi sudah sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan 2 Jumlah bahan Plat bordes (checkered plate) yang datang sudah sesuai dengan permintaan dan tidak ada yang dalam kondisi rusak/cacat
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 8.509,06 : 1.215,58 = 7,00 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 7,00 hari =
d.
e.
f.
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Besi MATERIAL Plat lantai kendaraan (Deck) Alat-Alat Kerja ( 3 set )
1,00 1,00 5,00
1.215,58 0,70
7,00
hari =
orang/hari orang/hari orang/hari
x x x
1,00 1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
1,00 1,00 5,00
kg Set
x x
1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= =
1.215,58 0,70
kg/hari Set
1,00
Set
1,00
minggu
1,00
minggu
orang/hari orang/hari orang/hari
1,00
Set
PERALATAN
2 Pengadaan plat baja t=5 mm Volume Total = 2.842,05 Penyediaan bahan plat baja t=5 mm dilokasi pekerjaan
kg
a.
URAIAN : 1 Pengiriman material plat baja t=5 mm oleh leveransir. 2 Pekerja menempatkan plat baja t=5 mm ke tempat yang aman dan berdekatan dengan titik yang akan menggunakan material ini 3 Pekerja memotong dan melas/menyambung bahan plat baja t=5 mm sebagai bagian dari konstruksi jembatan dengan mengacu pada bestek dan gambar rencana yang ada
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan plat baja t=5 mm yang datang kelokasi sudah sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan 2 Jumlah bahan plat baja t=5 mm yang datang sudah sesuai dengan permintaan dan tidak ada yang dalam kondisi rusak/cacat
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 2.842,05 : 406,01 = 7,00 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 7,00 hari =
d.
e.
f.
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Besi MATERIAL Clamp tiang sandaran Ø 10 mm + 2 M 2 Washer Alat-Alat Kerja ( 3 set ) PERALATAN
1,00 1,00 5,00
406,01 0,70
7,00
hari =
orang/hari orang/hari orang/hari
x x x
1,00 1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
1,00 1,00 5,00
kg
x
1,00
Kelompok Kerja
=
406,01
Set
x
1,00
Kelompok Kerja
=
0,70
kg/hari Set
3 Pengadaan baja L 100.100.7 Volume Total = 7.909,44 kg Penyediaan bahan pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanized welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) dilokasi pekerjaan a.
URAIAN : 1 Pengiriman material pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanized welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) oleh leveransir. 2 Pekerja menempatkan pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanized welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) ke tempat yang aman dan berdekatan dengan titik yang akan menggunakan material ini 3 Pekerja memotong dan melas/menyambung bahan pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanized welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) sebagai bagian dari konstruksi jembatan dengan mengacu pada bestek dan gambar rencana yang ada
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanized welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) yang datang kelokasi sudah sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan 2 Jumlah bahan pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanized welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) yang datang sudah sesuai dengan permintaan dan tidak ada yang dalam kondisi rusak/cacat
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 7.909,44 : 1.129,92 = 7,00 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 7,00 hari =
d.
e.
f.
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Besi
1,00 1,00 5,00
MATERIAL Pipa sandaran Ø 2" (Black & galvanize 1.129,92 welded steel pipe MEDIUM + Penutup/Dop) Alat-Alat Kerja ( 3 set ) 0,70
7,00
hari =
minggu
x x x
1,00 1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
1,00 1,00 5,00
kg
x
1,00
Kelompok Kerja
=
1.129,92
Set
x
1,00
Kelompok Kerja
=
0,70
Set
1,00
Set
2.968,56
1,00
minggu
1,00
minggu
orang/hari orang/hari orang/hari
1,00
Set
kg/hari
kg
URAIAN : 1 Pengiriman material baja UNP 150x75x6,5x10 oleh leveransir. 2 Pekerja menempatkan baja UNP 150x75x6,5x10 ke tempat yang aman dan berdekatan dengan titik yang akan menggunakan material ini 3 Pekerja memotong dan melas/menyambung bahan baja UNP 150x75x6,5x10 sebagai bagian dari konstruksi jembatan dengan mengacu pada bestek dan gambar rencana yang ada
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan baja UNP 150x75x6,5x10 yang datang kelokasi sudah sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan 2 Jumlah bahan baja UNP 150x75x6,5x10 yang datang sudah sesuai dengan permintaan dan tidak ada yang dalam kondisi rusak/cacat
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 2.968,56 : 424,08 = 7,00 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 7,00 hari =
f.
orang/hari orang/hari orang/hari
1,00
orang/hari orang/hari orang/hari
a.
e.
minggu
PERALATAN
4 Pengadaan baja UNP 150x75x6,5x10 Volume Total = Pengadaan baja UNP 150x75x6,5x10
d.
1,00
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Besi MATERIAL Pengadaan baja UNP 150x75x6,5x10 Alat-Alat Kerja ( 3 set )
1,00 1,00 5,00
424,08 0,70
7,00
hari =
orang/hari orang/hari orang/hari
x x x
1,00 1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
1,00 1,00 5,00
kg Set
x x
1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= =
424,08 0,70
kg/hari Set
PERALATAN
5 Pabrikasi/pengolahan baja lantai jembatan Volume Total = 19.260,55 kg 6 Erection Volume Total = 22.229,11 kg Pabrikasi/pengolahan baja lantai jembatan (erection) dilokasi pekerjaan a.
URAIAN : 1 Semua material profil dan plat baja untuk rangka jembatan termasuk pagar dan tiang pagar, baut-baut dan plat sambungan sudah dibentuk sesuai dengan bestek dan gambar rencana 2 Pekerja memasang semua elemen struktur jembatan sesuai posisinya pada gambar rencana sehingga menjadi satu kesatuan sebagai sebuah jembatan 3 Pekerja memasang semua elemen jembatan dengan menggunakan sambungan berupa baut-baut dan plat sambungan dan juga dengan pekerjaan las-lasan.
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan profil dan plat baja untuk rangka jembatan yang datang kelokasi sudah sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan 2 Jumlah bahan profil dan plat baja untuk rangka jembatan yang datang sudah sesuai dengan permintaan dan tidak ada yang dalam kondisi rusak/cacat
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 41.489,66 : 829,79 = 50,00 hari - Dikerjakan 2 Kelompok kerja = 25,00 hari =
d.
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Besi
1,00 1,00 5,00
orang/hari orang/hari orang/hari
x x x
2,00 2,00 2,00
25,00
hari =
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
3,57
2,00 2,00 10,00
minggu
orang/hari orang/hari orang/hari
4,00
minggu
e.
f.
MATERIAL Pengadaan plat bordes (checkered pla Pengadaan plat baja t=5 mm Pengadaan baja L 100.100.7 Pengadaan baja UNP 150x75x6,5x10 Baut Ø 12 - 2" + Mur + 2 Washer Alat-Alat Kerja ( 3 set ) PERALATAN Alat las
1.215,58 406,01 1.129,92 424,08 150,48 0,70
1,00
7 Baut Ø 12 - 2" + Mur + 2 Washer Volume Total =
150,48
kg kg kg kg kg Set
x / / / / x
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = = = = =
2.431,16 203,00 564,96 212,04 75,24 1,40
Buah
x
2,00
Kelompok Kerja
=
2,00
buah
0,14
minggu
orang/hari orang/hari orang/hari
URAIAN : 1 Pengiriman material Baut Ø12 mm - 2" + Mur + 2 Washer oleh leveransir. 2 Pekerja menempatkan Baut Ø12 mm - 2" + Mur + 2 Washer ke tempat yang aman dan berdekatan dengan titik yang akan menggunakan material ini 3 Pekerja memotong dan melas/menyambung bahan Baut Ø12 mm - 2" + Mur + 2 Washer sebagai bagian dari konstruksi jembatan dengan mengacu pada bestek dan gambar rencana yang ada
b.
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan Baut Ø12 mm - 2" + Mur + 2 Washer yang datang kelokasi sudah sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang disyaratkan 2 Jumlah bahan Baut Ø12 mm - 2" + Mur + 2 Washer yang datang sudah sesuai dengan permintaan dan tidak ada yang dalam kondisi rusak/cacat
c.
JUMLAH HARI : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 150,48 : 150,48 = 1,00 hari - Dikerjakan 1 Kelompok kerja = 1,00 hari =
e.
f.
TENAGA KERJA Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Besi MATERIAL Baut Ø 12 - 2" + Mur + 2 Washer Alat-Alat Kerja ( 3 set )
1,00 1,00 5,00
150,48 0,70
2,00
Set
1,00
minggu
1,00
Set
kg
a.
d.
kg/hari kg/hari kg/hari kg/hari kg/hari Set
1,00
hari =
orang/hari orang/hari orang/hari
x x x
1,00 1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
1,00 1,00 5,00
kg Set
x x
1,00 1,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= =
150,48 0,70
kg/hari Set
PERALATAN
Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Plat Baja Konvensional - Plat Bordes Pada Lantai Kendaraan V. PEKERJAAN CAT DAN LAIN-LAIN 1 Pengecatan baja jembatan Volume Total = 131,76 m² a. Uraian 1 Setelah baja jembatan terpasang maka di lakukan proses pengecatan. 2 Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan, seluruh permukaan baja jembatan yang akan di cat harus disiapkan / dibersihkan permukaannya, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. 3 Pengecatan harus dilaksanakan hanya bilamana keadaan cuaca yang disetujui direksi teknik, seluruh permukaan tersebut harus kering dan temperaturnya tidak boleh kurang dari 3 0C diatas titik embun. b.
Anggapan/Asumsi 1 Harus dilakukan pengecatan dasar terlebih dahulu 2 Finishing cat menggunakan cat besi 3 Pekerjaan Pengecatan dinyatakan selesai apabila pelapisan akhir dengan menggunakan cat baja/besi sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan diterima oleh Deriksi Teknik.
c.
Jumlah Hari Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 131,76 : 15,00 = 8,78 hari - Dikerjakan 2 Kelompok kerja = 4,39 hari =
5,00
hari =
0,71
minggu
1,00
minggu
d.
e.
f.
Tenaga Kerja Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan Kepala Tukang Tukang Cat Material Cat dasar Cat baja/besi Alat-Alat Kerja ( 3 set ) Peralatan -
1,00 4,00 5,00 15,00 15,00 0,70
orang/hari orang/hari orang/hari
x x x
2,00 2,00 2,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
2,00 8,00 10,00
orang/hari orang/hari orang/hari
m² m² Set
x x x
2,00 2,00 2,00
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
30,00 30,00 1,40
m²/hari m²/hari Set
2,00
Set
2 Pengecatan parapet Volume Total = 1,00 Ls a. Uraian 1 Setelah Parapet terpasang maka di lakukan proses pengecatan. 2 Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan, seluruh permukaan Parapet yang akan di cat harus disiapkan / dibersihkan permukaannya, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. 3 Pengecatan harus dilaksanakan hanya bilamana keadaan cuaca yang disetujui direksi teknik, seluruh permukaan tersebut harus kering dan temperaturnya tidak boleh kurang dari 3 0C diatas titik embun. b.
Anggapan/Asumsi 1 Harus dilakukan pengecatan dasar terlebih dahulu 2 Finishing cat menggunakan cat beton 3 Pekerjaan Pengecatan dinyatakan selesai apabila pelapisan akhir dengan menggunakan cat beton sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan diterima oleh Deriksi Teknik.
c.
Jumlah Hari Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan 1,00 : 15,00 = 0,07 hari - Dikerjakan 2 Kelompok kerja = 0,03 hari = Tenaga Kerja Tiap Kelompok Kerja terdiri dari : Mandor Lapangan 1,00 orang/hari x 2,00 Kepala Tukang 4,00 orang/hari x 2,00 Tukang Cat 5,00 orang/hari x 2,00 Material Cat dasar 15,00 m² x 2,00 Cat beton 15,00 m² x 2,00 Alat-Alat Kerja ( 3 set ) 0,70 Set x 2,00 Peralatan -
d.
e.
f.
1,00
hari =
0,14
minggu
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
2,00 8,00 10,00
orang/hari orang/hari orang/hari
Kelompok Kerja Kelompok Kerja Kelompok Kerja
= = =
30,00 30,00 1,40
m²/hari m²/hari Set
1,00
minggu
2,00
Set
Demikian usulan Metode Pelaksanaan ini dibuat sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan, serta tidak menutup kemungkinan metode ini mengalami perubahan berdasarkan keadaan dilapangan. Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN PROGRAM KEGIATAN PEKERJAAN PAKET LOKASI
: : : : :
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan Jembatan Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun Anggaran 2016 Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) 8 (delapan) JEMBATAN BATU TANGGA - NATEH 02
NO.
URAIAN
BULAN 1 ( MINGGU )
BOBOT (%)
1
2
1,19
1,19
I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
3,58
II
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
0,00
III
PEKERJAAN KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS
0,00
IV
PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN
0,00
V
BANGUNAN BAWAH (SUB STRUKTUR)
0,00
VI
BANGUNAN ATAS (SUPER STRUKTUR)
95,63
VII
PEKERJAAN CAT DAN LAIN-LAIN
3
4
5
BULAN 2 ( MINGGU )
6
7
8
9
BULAN 3 ( MINGGU )
10
11
12
% 100%
1,19
50%
11,95
11,95
11,95
11,95
11,95
11,95
11,95
0,79
11,95
0,39
0,39
0% Jumlah Bobot Kemajuan Pekerjaan
100,00 (%)
Kemajuan Pekerjaan Kumulatif ( % )
1,19
1,19
11,95
11,95
11,95
11,95
11,95
11,95
11,95
12,35
0,39
1,19
1,19
2,39
14,34
26,30
38,25
50,20
62,16
74,11
86,07
98,41
98,81
100,00
1,19
2,39
14,34
26,30
38,25
50,20
62,16
74,11
86,07
98,41
98,81
100,00
Catatan : Kurva - S dan grafik digambarkan. Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
90 Hari Kalender
DAFTAR PERSONIL INTI No
Nama
Tempat dan Tanggal Lahir
Pendidikan dan Tahun Kelulusan
Jabatan Dalam Proyek
Profesi Keahlian
Pengalaman Kerja (tahun)
Nomor SKA/SKT/Ijazah
Ket.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
RESSI RISMAN
Amuntai, 6 September 1988
S1 Teknik Sipil, Tahun 2012
3 tahun
No. 0296908, Tahun 2015
SKA
2
SEANDY SUSILO, S.Kom
Banjarmasin, 29 Mei 1988
S1 Sistem Informasi Tahun 2005
Petugas K3
Ahli K3 Konstruksi Muda
3 tahun
No. 0280041 Tahun 2015
SKA
3
INDAH PUSPITA SARI
Kandangan, 3 Desember 1981
S1 Teknik Sipil, Tahun 2006
Pelaksana Lapangan Pek. Jembatan
Pelaksana Pekerjaan Jembatan - Kelas I
5 tahun
No. 0169022, Tahun 2015
SKT
4
SRI ANITA DEWI
Birayang Jati Jangkang, 26 Nopember 1986
S1 Teknik Sipil, Tahun 2009
Quality/Quantity Engineer
5 tahun
32832/H8/PS.08/S1/2009
IJAZAH
5
M. MUHIDDIN
Barabai, 4 Mei 1978
SMEA Tahun 1996
Administrasi & Keuangan
5 tahun
No. 15 OB om 0083361 Tahun 1996
IJAZAH
6
ABDURAHIM
Mahela, 10 Maret 1968
STM Bangunan, Tahun 1987
Logistik
5 tahun
No. 15 OC ou 0010434 Tahun 1987
IJAZAH
Kepala Pelaksana Ahli Teknik Jembatan Pekerjaan Muda Jembatan
Ahli Quality/Quantity Engineer Pek. Jembatan Ahli Administrasi & Keuangan Pek. Jembatan Ahli Logistik Pekerjaan Jembatan
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
DAFTAR PERALATAN UTAMA No.
Jenis Peralatan
Jumlah
Kapasitas
Merk dan tipe
Tahun pembuatan
Serial Number (No. Seri Alat)
Kondisi (%)
Lokasi Alat
Bukti Kepemilikan
Ket.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
DA 9477 EA
Baik
Barabai
BPKB
Milik Sendiri
1
Flat bed truck 5 ton
1
5 Ton
120 HP
Mitsubishi
2003
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SPESIFIKASI TEKNIS
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB I PERSYARATAN UMUM
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
SPESIFIKASI UMUM BAB 1 – PERSYARATAN UMUM
BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN 1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini. Ruang lingkup pekerjaan me;iputi semua atau salah satu yang berikut ini : (1)
Perbaikan jalan dan penambahan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu.
(2)
Pelapisan
ulang
atau
pembuatan
kembali
lapis
kedap
permukaan
perkerasan, termasuk semua pekerjaan persiapan permukaan atau perataan yang diperlukan. (3)
Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru
seperti
yang
ditunjukkan
pada
gambar-gambar
proyek
dan
sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan. (4)
Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan dokumen kontrak.
(5)
Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa lapisan dan gorong-gorong..
(6)
Perbaikan struktur yang diberi berat maupun yang irngan untuk jembatanjembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di lapangan.
BAB 1.2 MOBILISASI 1.2.1 Umum (1)
Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
(2)
Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.
(3)
Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi. (4)
Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi (1)
Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.
(2)
Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraqikan sebelumnya harus dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
1.2.3 Penyiapan Lapangan (1)
Kontraktor akan mengusai lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek.
(2)
Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut: a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan PeraturanPeraturan Provinsi. b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant) konstruksi. c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi pelaksanaan.
(3)
Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi, serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.
1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 1.3 PENGUJIAN LAPANGAN 1.3.1 Umum (1)
Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah DIreksi Teknik
(2)
Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh labolatorium kabupaten atau Provinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh DIreksi Teknik. Pengujian khusus di labolatorium pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan peningkatannya bila diperlukan oleh Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi
1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran Kontraktror harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian “Pengendalian Mutu” yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat pengujian.
BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.4.1 Umum (1)
Uraian Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalam yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan meng-organisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi proyek.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(2)
Pemeriksaan Lapangan Sebelum pematokan dan pengukuan di lapangan (setting out). Kontraktor harus memperlajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemerikasaan daerah proyek, dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, daerah milik jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat ada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari pada sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.
(3)
Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
(4)
Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan dijadikan acuan.
(5)
Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.
1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja (1)
Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu. Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelu digunakan di lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekwensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu”, dalam Prakonstruksi.
Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau di labolatorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekwensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu”, atas permintaan Direksi
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
(2)
Desain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direks Teknik.
(3)
Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor (1)
Kontraktor harus menunjuk seorang pemimpin lapangan untuk mengarahkan dan mengatur pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan Kontraktor serta bertanggung jawab bagi pengadaan bahanbahan yang sesuai dengan persyaratan kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman lapangan paling sedikit 10 tahun pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli bidang sipil yang mampu. Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan, per-syaratan ini tidak diharuskan dan tergantung kepada konfirmasi/persetujuan tertulis Pimpinan Proyek.
(2)
Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu dan berpengalaman ntuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk pengawasan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
1.4.4 Pengendalian Lingkungan (1)
Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syaratsyarat desain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air di sekitarnya akan ditaati.
(2)
Kotraktor
tidak
boleh
menggunakan
kendaraan-kendaraan
yang
memancarkan suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah pengendalian kontraktor.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(3)
Kontraktor harus menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat rumah sakit.
(4)
Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, kontraktor harus melakukan penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
1.4.5 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan (1)
Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan dijadikan sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.
(2)
Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk memungkinkan desain, survai perkerasan, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan
(3)
Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambargambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
(4)
Untuk
pekerjaan-pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pelebaran
dan
pembangunan baru, penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada profil dengan skala dan ukuran oleh Direksi Teknik. Serta garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli beserta tiga copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
yang diperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua copy yang sudah ditanda-tangani dikembalikan kepada Kontraktor. (5)
Pekerjaan-pekerjaan
jembatan
harus
ditata
di
lapangan
di
bawah
pengendalian dan pengaturan penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan di bawah pengawasan Direksi Teknik.
(6)
Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua instrument yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan. Tidak aka nada pembayaran terpisah untuk
BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN 1.5.1 Uraian Umum (1)
Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaa yang harus diselenggarakan beserta cara-cara yang diguna-kan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-persyaratan.
(2)
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam sfesifikasi-sfesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik
1.5.2 Jaminan Kualitas (1)
Selama Pengadaan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(2)
Selama Pelaksanaan Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barangbarang dan pekrjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
(3)
Tanggung Jawab Kontraktor Adalah tanggung jawab kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai
bahan-bahan,
kecakapan
kerja
atau
kedua-keduanya
sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknis atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.
(4)
Standar-Standar Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar yang icantumkan di bawah: • BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA • STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII) • PERSYARATA UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI-1982) • PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI-2-1971) • PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI1982) • AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND TRANSPORTATION OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2) • ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS • BS = BRITISH STANDARS INSTITUTION • MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN 1.6.1 Umum (1)
Uraian Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut: a. Mematuhi standard an spesifikasi yang digunakan
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik. c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregar harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
(2)
Penyerahan a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi. b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis abhwa bahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui. c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan-bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.
1.6.2 Sumber Bahan-Bahan (1)
Sumber-sumber a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam Dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik. b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi. c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahanbahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatif dengan daerah sekelilingnya.
(2)
Persetujuan a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik. b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.
1.6.3 Penyimpanan Bahan (1)
Umum Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahanbahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh DIreksi Teknik Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercxampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
(2)
Penumpukan Agregat a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehinga tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter. b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan partisikayu. c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering.
(3)
Penyimpanan Bahan-Bahan Aspal Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah. Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut: i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum. ii. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus ditumpuk di atas sisinya dengan lubang pengisian sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu penyimpanan. iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang. Drum-drum tersebut harus digulingkan secara teratur.
(4)
Penanganan dan Penyimpanan Semen Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan penumpukan yang rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan. Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.
(5)
Bahan-Bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan Direksi Teknik akan memberikan etunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan di inggir jalan dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas. Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan bila perlu tanah tersebut diratakan dengan grader. Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapih menurrut ukuran mal, dengan sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan. Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) di atas dan dibentuk kedalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan)
1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran (1)
Royalty Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan dan sumber bahan, misalnya sewa, royalty (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-baan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.
(2)
Pekerjaan-Pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis secara tertulis. b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.
BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN 1.7.1 Umum (1)
Uraian Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek (atau oleh Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
satu perubahan dalam Struktur Harga Satuan Item Pembayaran atau suatu perubahan dalam Besarnya Kontrak, Perintah Perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
(2)
Perintah Perubahan dan Addenda Harus Mematuhi hal-hal Berikut: a. Perintah Perubahan Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang diparaf oleh Kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan, dalam satu formulir standard dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.
b.
Addenda Satu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan. Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak
dan
untuk
semua
perubahan-perubahan
kontraktual
dan
perubahan teknis yang besar tanpa memandang apakah perubahanperubahan tersebut terjadi untuk struktur Harga atau Besarnya Kontrak.
(3) a.
Penyerahan-Penyerahan Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa
untuk
menerima
perubahan
dalam
pekerjaan
dan
yang
bertanggung jawab untuk memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahan-perubahan tersebut. b.
Pimpinanproyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas.
c.
Kontraktor akan membantu setiaqp pengajuan untuk usulan lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
1.7.2 Prosedur Awal (1)
Pimpinan Proyek dapat mengawali “Perintah Perubahan” (change order) dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan: a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek tersebut. b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang merinci perubahan yang diusulkan. c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan tersebut. d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun Suatu Harga Satuan atau Lump Sum tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam suatu Addendum. Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak merupakan satu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahan tersebut, atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju..
(2)
Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik, berisi a. Uraian perubahan yang diajukan b. Pernyataan alas an untuk membuat usulan perubahan c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada. d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub kontraktor yang terpisah, jika ada. e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.
1.7.3 Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order) (1)
Isi masalah dalam “Perintah Perubahan” berdasarkan pada: a. Permintaan Pimpinan Proyek dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui bersama, atau; b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pimpinan Proyek.
(2)
Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan” tersebut dan menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(3)
“Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan, penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
(4)
“Perintah Perubahan” tersebut akan menetapkan dasar pembayaran dan suatu
penyesuaian
waktu
yang
diperlukan,
sebagai
akibat
adanya
perubahan, dan dimana perlu akan menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun Jumlah yang telah dirundingkan di antara Pimpinan Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu Addendum.
(5)
Pimpinan Proyek akan menandatangani dan menetapkan tanggal “Perintah Perubahan”
sebagai
otorisasi
bagi
Kontraktor
untuk
melaksanakan
perubahan tersebut.
(6)
Kontraktor akan menandatangani dan memeri tanggal “Perintah Perubahan” untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
1.7.4 Pelaksanaan Addenda (1)
Isi masalah satu addenda berdasarkan: a. Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban Kontraktor b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh Pimpinan Proyek.
(2)
Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.
(3)
Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tambahan maupun penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
(4)
Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
(5)
Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.
BAB 1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK 1.8.1 Umum (1)
Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan rekaman semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.
(2)
Penyerahan-Penyerahan
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
a. Kontraktor
akan
menyerahkan
kepada
Direksi
Teknik
untuk
persetujuannya rekaman proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal lain menurut perintah Pimpinan Proyek. Persetujuan DIreksi Teknik terhadap dokumen ini diperlukan untuk persetujuan pembayaran. b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuannya Dokumen Rekaman Proyek Akhir (Final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat Penyelesaian Utajma, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut: •
Tanggal
•
Nomor dan jadwal proyek
•
Nama dan alamat Kontraktor
•
Nomor dan judul masing-masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan akurat
•
Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa
1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek (1)
Perangkat Dokumen Proyek Dengan memenangkan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap semua Dokumen dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya, yang berkaitan dengan Kontrak. Dokumen tersebut akan meliputi: • Persyaratan Umum Kontrak • Gambar Rencana Kontrak • Spesifikasi • Addenda • Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada) • Catatan Pengujian Lapangan
(2)
Penyimpanan Dokumen Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang samapai pekerjaan selesai, serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman Prooyek Akhir (final). Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN 1.9.1 Umum (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu atau tidak disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian proyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan. Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “ Pekerjaan Harian” dapat termasuk segala sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilisasi, pengujian (testing), perbaikan dari lapisan perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya.
(2)
Penyerahan Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan Harian” Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan material. Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar. Pada akhir dari setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang digunakan atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan Direksi Teknik pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai otem pembayaran dan kuantitas yang diajukan. Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 di bawah ini.
1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan (1)
Bahan-Bahan Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada bab-bab yang terkait pada spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang ditetapkan secara terinci dimanapun pada spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(2)
Peralatan Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari bab-bab yang terkait pada spesifikasi ini dan harus disetujui untuk digunakan oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian (1) a.
Pengesahan Pekerjaan Harian “Pekerjaan Harian” dapat diminta sevara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknik mengeluarkan sevara tertulis suatu otorisasi kerja harian.
b.
Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang
diperbaiki
untuk
menentukan
rincian
pekerjaan,
da
akan
menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak, jika ada. c.
Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi Pekerjaan Harian sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontaktoe untuk melanjutkan pekerjaan.
(2)
Pelaksanaan Pekerjaan Harian Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuanketentuan dari bab-bab yang terkait pada spesifikasi ini menentukan penempatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan, pengujian dari mjutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak memuaskan. Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak ditentukan diamanapun pada spesifikasi in, maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) a.
Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan beserta data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan harian atas dasar swakelola, ahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah keterangan tambahan seperti: i.
Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
ii.
Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang dipekerjakan.
iii.
Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja pada Pekerjaan Harian.
iv.
Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan Konstruksi pada Pekerjaan Harian.
v.
Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk atau jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan “Perintah Perubahan”.
b.
Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagihan Pekerjaan Harian dari Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pemabayaran.
1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian (1) a.
Pengukuran dan Pembayaran Bahan-Bahan Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-ahan yang sebenarnya dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan (invoice) dari leveransi dan laporan-laporan Pekerjaan harian yang telah disetujui.
b.
Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah sesuai harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana yang diperkuat dengan surat tagihan dari levenasir yang mana harganya ditambah 15%. Pembayaran semacam ini harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk harga-harga berikut ini: i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan. ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, perlindungan dan penanganan secara umum. iii. Yang terbuang iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya yang berhubungan. v. Keuntungan
c.
Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekejaan Harian harus dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran “Material untuk Pekerjaan Harian” yang tercatat pada Daftar Penawaran.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(2) a.
Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah “Pekerjaan Harian” harus dibuat berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut. i.
Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas kesejahteraan, biaya-biaya lainnya yang ditetapkan pada “Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia : Pedoman untuk Investor Asing” (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja.
ii.
Pemakaian dan pemeliharaan perkasas manual.
iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan. iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan. v. Keuntungan.
(3) a.
Pengukuran Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan harian, baik yang disewa atau kepunyaan Kontraktor, harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dari peralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukkan pad Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi enuh untuk biaya-baiay berikut ini: i.
Sopir, operator dan pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang ditunjukkan di atas untuk tenaga kerja.
ii.
Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
iii. Overhauls, perbaikan dan penggantian. iv. Waktu idle (tidak bekerja)dan waktu perjalanan di lapangan. v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor lapangan dan semua biaya overhead lainnya. vi. Biaya pengangkutan ked an dari lapangan vii. Keuntungan.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
KONTRAK NO
: ____________________
NAMA KONTRAK
: ____________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN
ITEM PEMBAYARAN 1.9.1
TANGGAL :
:
URAIAN
MATERIAL
SATUAN VOLUME
HARGA SATUAN
TOTAL HARGA Rp.
Material untuk pekerjaan harian (yang terdaftar pada Daftar Penawaran)
(1)
________
(2)
________
(3)
________
(4)
________ SUB TOTAL
Tambahan 15% atas biaya (Bab 1.9.4 (1)) Total tagihan untuk material Saya menyatakan bahwa materialdi atas sudah dikirim ke lapangan dan dmasukkan dalam Pekerjaan Harian
Ditanda tangani,
Kontraktor
Catatan : Tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir
Disahkan,
Direksi Teknik
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
KONTRAK NO
: ____________________
NAMA KONTRAK
: ____________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN :
ITEM
URAIAN
PEMBAYARAN 1.9.1
TANGGAL :
MATERIAL
SATUAN VOLUME
HARGA SATUAN
TOTAL HARGA Rp.
Daftar Tenaga Kerja Kontraktor yang dipekerjakan berdasarkan Kontrak
(1)
Mandor
(2)
Tenaga Kerja Trampil
(3)
Tenaga Kerja Tidak Trampil
(4)
Tukang
Saya menyatakan bahwa materialdi atas sudah dikirim ke lapangan dan dmasukkan dalam Pekerjaan Harian
Ditanda tangani,
Kontraktor
Disahkan,
Direksi Teknik
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
KONTRAK NO
: ____________________
NAMA KONTRAK
: ____________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN ITEM PEMBAYARAN
:
URAIAN
TANGGAL :
MATERIAL
SATUAN VOLUME
TOTAL HARGA HARGA SATUAN Rp.
DIPINDAHKAN KE DEPAN 1.9.1
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN HARIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Dump truck 3-4 m3 Flat bed truck 3-4 ton Water tanker 3.000 – 4.500 Ltr Motor grader min 100 HP Wheel loader 78 – 100 HP Track loader 75 – 100 HP Excavator 80 – 140 HP Crane capacity 10 – 15 ton Steel wheel roller 6-9 ton (unballasted) Vibratory roller 5-8 ton (tanpapembeban) Vibratory compactor 1.5 – 3.0 HP Compressor 4.000 – 6.000/min Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual untuk semprot udara Sand-blasting equipment Pressure-grouting equipment Internal concrete vibrator External concrete vibrator Concrete mixer 0.3 – 0.6 m3 Water pump 70 – 100 mm
(13) (14) (15) (16) (17) (18)
Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam
Jam Jam Jam Jam Jam Jam
TOTAL HARGA UNTUKPERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN HARIAN
Saya menyatakan bahwa materialdi atas sudah dikirim ke lapangan dan dmasukkan dalam Pekerjaan Harian
Ditanda tangani,
Disahkan,
Kontraktor
Direksi Teknik
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 2 DRAINASE
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 2 – DRAINASE
BAB 2.1 UMUM 2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase (1)
Pekerjaan
drainase
jalan
yang
dimaksudkan
disini
akan
terdiri
daripembangunan saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta sarana drainase lainnya. (2)
Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainase tersebut harus diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur perkerasan dan bahu jalan.
2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan (1)
Pekerjaan yang dicakup di bawah Bab 2 – Drainase akan meliputi saluransaluran, gorong-gorong dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuang dengan Gambar Renacan dan Perencanaan,garis batas, ketinggian dan ukuran-ukuran yang ditunjukkannya, dan mematuhi spesifikasi in.
(2)
Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi dengan pasangan batu atau beton, yang mana yang ditentukan dalam kontrak.
(3)
Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-gorong pipa tidak bertulang, ataupun pipa baja bergelombang, yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.
(4)
Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, diding sayap, lapis bantaran, lubang tangkapan, tanggul pemecah aliran, yang dibangun dengan pasangan batu atau pekerjaan batu dengan siar, beton bertulang, beton tidak bertulang, atau bronjong, yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.
2.1.3 Kepatuhan Kepada Perintah/Petunjuk Direksi Teknik (1)
Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum digunakan. Kualitas kecakapan kerja harus berdasarkan kepada pemeriksaan methoda pelaksanaan dan persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai.
(2)
Direksi teknik dapat memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau gorong-gorong yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.
(3)
Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang dari peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor harus melakukan suatu koreksi dan perbaikan-perbaikan sebagaimana
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
diperintahkan oleh Direksi Teknik,. Sebagian atau seluruh biaya yangterjadi untuk memenuhi perintah Direksi teknik dan untuk melaksanakan perbaikanperbaikan yang diperlukan harus dipikul oleh Kontraktor.
BAB 2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN 2.2.1 Umum Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembungan benda-benda dari saluran tepi jalan ataupun darikanal-kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang saluran tanah yang ada untuk periakan atau peningkatan kondisi asli, dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal saluran pasangan batu atau beton.
2.2.2 Bahan-Bahan Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam spesifikasi ini: • Pasangan batu dengan pasir
-
Bab 8.1
• Konstruksi Beton
-
Bab 7.1
• Timbunan butiran yang dipilih
-
Bab 3.2
• Tanah stabilisasi
-
Bab 3.4
• Drainase Porous
-
Bab 2.7
• Pasangan batu kosong (Rip-Rap) • Bronjong
-
Bab 8.2 -
Bab 8.3
2.2.3 Persyaratan Desain Drainase Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potonga melintang dan standar yang ditunjukkan pada gambar-gambar standar atau menurut petunjuk lain oleh Direksi teknik untuk mengikuti kondisi setempat. Persyaratan desain minimum harus memenuhi ketentuan berikut • Lebar dasar saluran minimum
50 cm
• Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan formasi perkerasan • Kelandaian memanjang minimum
50 cm 1200
2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan (1)
Saluran tanah Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan, harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari saluran yang
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
memotong bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong-gorong, dan disingkirkan dari daerah kerja sehingga Direksi teknik puas. Saluran tanah harus dipotong dan dirapihan mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya, sampai elevasi dan profil akhir yang harus diselesaikan sehingga memuaskan Direksi Teknik.
(2)
Saluran-Saluran dilapisi Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki. Pasangan batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan menurut petunjuk Direksi tekik. Pasangan baru harus dibangun menurut spesifikasi dalam Bab 2.4. Spesifikasi ini dengan dibuatkan persyaratan untuk penyatuan pekerjaan lama dan pekerjaan baru. Batu-batu dari pasangan lama hanya dapat dipakai jika disetujui oleh Direksi Teknik.
Rongga di belakang/di bawah pasangan harus diisi denga urugan butiran terpilih, dipadatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, lubang pelepasan yang abru harus dibuatkan seperti dan bilamana diminya oleh Direksi Teknik.
(3)
Perbaikan Kerusakan Saluran karena Gerusan Kerusakan saluran karena gerusan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut i. Daerah rusak harus dipotong kembali sampai tanah dasar yang keras dan pekerjaan perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakan menurut petunjuk umum untuk rehabilitasi di atas ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi mencapai bentuk dan profil yang disetujui dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan cara-cara alternatif perbaikan sebagai berikut. •
Pekerjaan stabilisasi tanah atau pembentukan ulang dengan bahan-bahan berbutir
•
Pelapisan baru untuk saluran tersebut
•
Perbaikan denganpasangan batu kosong atau bronjong
Pekerjaan cetakan dan penunjangan dari kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan semua tanah-tanah serta bahan-bahan lain lebihan dibuang dari tempat tersebut.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
2.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan (1)
Rehabilitasi drainase tepi jalan harus diukur dalam meter panjang saluran tanah yang dibersihkan dan direhabilitasiyang disetujui oleh Direksi Teknik.
(2)
Rehabilitasi saluran yang dilapisi harusdiukur dalam meter panjang saluran dilapisi, dibersihkan, diperbaiki dan direhabilitasi sampai disetujui oleh Direksi Teknik. Semua pengukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk seluruh pekerjaan yang dilakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran. Tidak disediakan secara terpisah untuk setiap galian atau urugan yang dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam item pembayaran untuk rehabilitasi atau ke dalam pekerjaan tambahan yang dicatat dalam item (3) di bawah.
(3) Pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan saluran karena gerusan atau erosi akan diukur dan dibayar di bawah bab lain spesifikasi ini. Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dibatasi hanya sampai item berikut, dan dalam kecocokan yang benar dengan perintah Direksi Teknik dan akan mencakup semua galian dan urugan tambahan yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan sehingga memuaskan Direksi Teknik. •
Pekerjaan stabilisasi tanah
-
item pembayaran 3.4.1
•
Bahan filler
-
item pembayaran 2.7.1
•
Pasangan batu kosong (Rip-rap)
-
item pembayaran 8.2.1
•
Bronjong
-
item pembayaran 8.3.1
2.2.6 Dasar Pembayaran Volume-colume seperti yang diberikan di atas akan dibayar pada harga-harga kontrak per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan pemabayaran ini akan merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanaan semua pekerjaan termasuk pembersihan, pembuangan, pembentukan kembali saluran dank anal-kanal sampai elevasi, garis dan profil yang disetujui, beserta pemotongan dan perbaikanlapisan, pasangan-pasangan dan timbunan rongga-rongga saluran, berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan rehabilitasi. Nomor Item
URAIAN
Satuan Pengukuran
2.2.1
Rehabilitasi Saluran Tanah
meter panjang
2.2.2
Rehabilitasi Saluran dilapisi
meter panjang
Pembayaran
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA 2.3.1 Umum (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat dan profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di lapangan. Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau menjaga selokan atau saluran irigasi yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaanpekerjaan kontrak, memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan memperkecil erosi.
(2)
Toleransi Ukuran
a. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda dari yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik. b. Ketinggian terakhir pada dasar salurn tidak boleh berbeda lebih daei 2 cm pada setiap titik, dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin aliran air yang bebas tanpa terjadi empangan pada waktu aliran lambat.
2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan\ (1)
Penyiapan Lapangan Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali, beserta dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus dipatok di lapangan oleh kontraktor, sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.
(2) a.
Galian Saluran Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing samping harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti petunjuk yang lain divberikan oleh Direksi teknik di lapangan.
b.
Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat pembuangan yang disetujui oleh Direksi Teknik. Garis dan profil akhir saluran harus diselesaikan sampai disetujui oleh Direksi teknik serta setiap penyesuaian atau setiap perbaikan pekerjaan untuk embetulkan kerusakan-kerusakan
atau
penyimpangan-penyimpangan
dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi Teknik.
harus
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(3)
Jalan Air yang Ada
a.
Kali kecil ataukanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
b.
Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal sebagai hasil dari pekerjaan-pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah diselesaikan atau pada waktu seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.
c.
Bila jalan air yang ada harusdipindahkan dikarenakan pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak, alinyemen baru jalan air tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada, terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.
2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan a. Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume tanah yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi Teknik, yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan drainase. b. Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar. c.
Bila ditemukan/digali batu-batu (seperti dinyatakan dalam Bab 3.1.1 (2))., batu tersebut harus diukur dan dibayar sebagai sebagai Galian batu di bawah item pembayaran 3.1.2 spesifikasi ini.
2.3.4 Dasar Pembayaran Volume-volume yang diberikan seperti di atas akan diabayar atas Harga Kontrak per satuan pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga
dan
pembayaran
tersebut
merupakan
kompensasi
penuh
untuk
melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat, gari dan profil akhir. Nomor Item Pembayaran
URAIAN
2.3.1
Rehabilitasi Saluran Tanah
Satuan Pengukuran
meter kubik
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 2.4 SALURAN DILAPISI 2.4.1 Umum (1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi saluran yang ada dan memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar-gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan. Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal irigasi atau jalan air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak.
(2) a.
Toleransi Ukuran Ketinggian final dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentutakan pada setiap titik dan harus cukup halus serta bentuknya rata untuk menjamin aliran air yang bebas.
b.
Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh berbeda lebih dari 5 cm dari yang ditentukan pada setiap titik.
c.
Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari permukaan normal.
d.
Ketebalan pasangan batu halus seperti yang ditunjukkan pada gambar standard an tidak boleh kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis.
(3)
Penjadwalan Pekerjaan Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah tempat-tempat sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.
(4)
Contoh-Contoh Bahan Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan pasangan batu, harus diperiksa dan disetujui Direksi Teknik, sebelum pekerjaan dimulai.
(5)
Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacatcacat dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa ada biaya tambahan. 2.4.2 Bahan-Bahan (1)
Urugan kembali dengan bahan terpilih untuk pelapisan saluran Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu maksimum 20 mm, semuanya seperti ditentukan pada Bab 2.7
(2)
Bahan filler Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filler ataupun lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan pada Bab 2.7
(3) a.
Pasangan batu dengan Siar Batu Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar ataubatu sumber (quarry) kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagai pasangan batu, semuanya seperti ditentukan pada Bab 8.1 spesifikasi ini untuk pasangan batu dengan siar.
b.
Adonan (Mortar) Adonan terdiri dari semen Portland (P.C.) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali lain oleh Direksi Teknik.
c.
Kelas beton K125 Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasar dari pasangan batu harus dari kelas K125 yang sesuai dengan spesifikasi bab 7.1 spesifikasi ini.
2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan (1)
Penyiapan Lapangan Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran yang harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang tangkapan dan kuala yangberkaitan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi teknik, serta
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai.
(2) a.
Pelaksanaan Pelapisan pasangan Batu dengan Siar Persiapan Pondasi i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang baik ddan memadai dapat diperoleh. ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan lantai kerja yang disetujui harus diletakkan dan diapatkan di tempatnya. iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, dasar pondfasi untuk pelapisan pekerjaan batu harus nirmal )tegak lurus) atau dipotong bertangga tegak lurus kepada permukaan dinding. iv. Bila ditunjukkan pada Gambar Rencana, atau diminta lain oleh Direksi Teknik, satu pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.
b.
Pemasangan dan Penyelesaian Akhir Pekerjaan Batu dengan Siar Setelah disetujui penyiapan pekerjaan p[ondasi, pelapisan pasangan batu dengan siar akan dibangun sebagaimana ditentuakn dalam Bab 8.1 spesifikasi ini.
c.
Pemasangan Urugan i. Urugan kembali dengan bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam lapisan yang merata di bawah pasangan batu atau dimana saja sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. ii. Bahan alas filler sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam lapisan tidak melebihi 15 cm tebvalnya dan sesuai dengan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Teknik.
(3)
Penyiapan Jalan Air yang Ada
a.
Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat persetujuan dari Direksi teknik
b.
Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang baik, Kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mengurug kembali dan memperbaiki galian tersebut.
c.
Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau galian-galian lainnya harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian pembangunan.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(4)
Relokasi Jalan Air Bila
stabilisasi
tanggul
atau
pekerjaan-pekerjaan
permanen
lainnya
diperlukan untuk kontrak tersebut menyebabkan penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau secara sebagian penyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan air tersebut harus direlokasi (dipindahkan) untuk menjamin alirantidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara kemiringan dasar kanal yang ada dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak terjadi gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik di sekitarnya.
2.4.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di bawah bab ini. Akan tetapi pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan dibayar di bawah item pembayaran dari spesifikasi-spesifikasi yang terpisah berikut ini. (1)
Galian untuk pembangunan saluran baru dilapisi atau rekonstruksi saluran yang ada harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai Galian Drainase di bawah item pembayaran 2.3.1 spesifikasi ini.
(2)
Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 8.1.1 spesifikasi ini
(3)
Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filler harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran 2.7.1 spesifikasi ini.
(4)
Beton dalam pondasi atau penoang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai beton tidak bertulang di bawah item pembayaran 7.1.2 spesifikasi ini.
BAB 2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON 2.5.1 Umum (1) Uraian Pekerjaan
ini
terdiri
dari
perbaikan,
perpanjangan,
penggantian
atau
pembangunan baru gorong-gorong pipa beton bertuilang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala, bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan-pekerjaan pelindung yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan Gambar Rencana dan spesidikasi ini dan lokasnya ditunjuk oleh Direksi Teknik.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
(2) Pengaturan (pematokan) di lapangan dan lokasi pekerjaan a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan dan Kontraktor harus melakukan suatu pekerjaan survai
tambahan
sebagaimana
diminta
oleh
Direksi
Teknik,
untuk
menentukan persyaratan gorong-gorong mengenai ketinggian dan garis batas. b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pekerjaan
yang
ditunjukkan
dalam
dokumen
kontrak
dan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk suatu pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin ditemukan di lapangan selama pekerjaan rehabilitasi drainase.
(3) Penjadwalan pekerjaan a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan. b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai seluruh pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.
(4) Contoh-Contoh Bahan a. Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk agregat beton, pasir beton, penulangan beton, cetakan pipa beton,harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan sebelum digunakan di lapangan.
2.5.2 Bahan-Bahan (1) Beton Beton yang digunakan setiap pekerjaan structural yang diuraikan dalam bagian ini harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1 spesifikasi ini untuk kolom-kolom beton berikut : • Kelas K225 : Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang • Kelas K175 : Pelat pondasi dan dinding-dinding • Kelas KI125 : Pondasi beton massa dan pembungkus pipa gorong-gorong
(2) Baja Tulangan untuk Beton
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.2 spesifikasi ini.
(3) Pipa Beton a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik untuk pencetakan di lapangan. b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No. M170 dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. c. Pipa-pipa beton takbertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No.M86 (Tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. Pipa beton tak bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm. d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, kontraktor dapat mencetak pipa beton tidak bertulang di lapangan, yang kontruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi ini serta dengan cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.
(4) Pasangan Batu. Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong serta struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu Bab 7.4 spesifikasi ini. Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknis sebelum diguanakan di lapangan.
(5) Bahan Alas (Dasar) Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa dan, struktur lainnya terdiri dari, kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan Bab 2.7 spesifikasi ini.
(6) Urugan kembali Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali disekeliling pipa dan di belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan Bab 3.3 “urugan” dari spesifikasi ini.
2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan (1) Penyiapan lapangan a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1. “Galian” dan persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam spesifikasi ini. b. Bahan –bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan persyaratan Bab 2.7
(2) Pemasangan Pipa Gorong- Gorong
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten a. Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur di bagian yang tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan. b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian lidah bawah masing-masing bagian berikutnya harus diplester dipermukaan bagian dalam dengan adukan semen, dengan ketebalan yang cukup untuk menyatukan permukaan dalam pipayang berbalasan tepat dan rata. Pada saat yang sama separuh bagian atas lidah dari pipa berikutnya harus diplester sama dengan adukan. c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih tersisa harus didisi dengan adukan dan adukan tambahan yang cukup harus digunakan sehingga rongga sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam sambungan harus disapu dan diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selama 2 hari sampai Direksi Teknik mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.
(3) Pengurugan dan Pemadatan a. Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus dilaksanakan sebagaimana ditentukan secara rinci dalam Bab 3.2 “urugan” menggunakan bahan –bahan yang terpilih yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahanbahan tersebut harus terdiri dari tanah atau kerikil bebas dari gumpalan lempung dan benda tumbuh-tumbuhan serta batu-batu yang tidak tertahan pada saringan 25 mm. b. Urugan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 0,30 m di atas puncak pipa dan satu jarak minimum satu setengah diameter dan sumbu pipa pada kedua sisi kecuali dalam parit. Perhatian khusu harus diberikan untuk urugan kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik. c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal paling sedikit 60 cm di aatas puncak pipa. Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalkan urugan kembali tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup minimum 30 cm di atas puncak pipa. Walaupun demikian kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap kerusakan akibat dari operasi tersebut.
(4) Beton Pembungkus Pipa Pipa- pipa harus dibungkus dengan beton yang sesuai dengan rincian yang diberi pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Jika ketebalan penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan maksimum atau kurang dari ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.
(5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, bangunan lapis lindung pelimpah dan bangunan pelindung gerusan yang berkaitan dengan bangunan gorong-gorong yang tidak diperlukan untuk memikul beban structural yang berat harus di bangun dengan pasangan batu dengan siar (Bab 8.1) Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun menggunakan pasangan batu plesteran (Bab 7.4) (6) Memperpanjang Gorong-gorong yang Ada
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten Biala perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala, dinding sayap atau bangunan bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian –bagian tersebut harus dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari kerusakan kerusakan pipa atau elemen elemen structural yang harus tinggal. Jika terjadi kerusakan pada gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus diganti atas beban biaya kontraktor.
2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan. (1)
Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa beton berupa jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau diperpanjang diukur dari ujung ke ujung pipa.
(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini. (3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran terpisah nomor 3.1.2. Akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya pekerjaan tersebut harus dianggap sebagai sudah dimasukkan dalam pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong pipa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk gorong-gorong dan untuk berbagai bahan bahan pembangunan yang digunakan. (4) Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat dibawah item pembayaran yang terpisah nomor 2.7.1
2.6.5
Dasar Pembayaran Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas , akan di bayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing-masing item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan dan pemasangansemua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahanbahan, pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
URAIAN
2.5.1
GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG (1) Diameter dalam, 60 cm (2) Diameter dalam, 80 cm (3) Diameter dalam, 100 cm (4) Diameter dalam, 120 cm GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA TULANG (1) Diameter dalam, 60 cm (2) Diameter dalam, 80 cm
2.5.2
Satuan Pengukuran Meter panjang Meter panjang Meter panjang Meter panjang
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 3
PEKERJAAN TANAH
BAB 3
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
PEKERJAAN TANAH
BAB 3.1 GALIAN 3.1.1. Umum 1)
Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan. b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan selokan. Pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau bangunan bangunan lainnya. Untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah selimut (bagian atas). Untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi atau pun pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran persyaratan bab ini berlaku untuk semua pekerjaan galian yang dilaksanankan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk pekerjaanpekerjaan yang dilaksanakan dalam bab bab lain dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori:
2)
(i)
Galian Biasa
(ii)
Galian Batu
Definisi
a. Galian batu terdiri dari penggalian batu batu besar dengan volume setengah meter kubik, atau lebih besar atau macam-macam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam pendapat direksi teknis tidak praktis untuk digali tanpa menggunakan peralatanpneumatik, bor atau peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam pendapat direksi dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh penggaruk hidrolis yang ditarik atau bulldozer. b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa
3)
Toleransi Ukuran
Garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai dengan Subbab 3.1.1 (8)
4)
Pemeriksaan di Lapangan
Untuk setiap pekerjaan galian yang di bayar di bawah bab ini, ketinggian dan garis batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknis sebelum kontraktor memulai pekerjaan,
Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau pondasi dipadatkan. Kontrkator harus memberikan hal tersebut kepada direksi Teknik, dan tidak
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten ada bahan alas dasar atau bahan lainnya boleh dipasang sampai direksi teknis telah menyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.
5) Penjadwalan Pekerjaan Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus dilaksanakan dengan cara menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu linjtas pada setiap waktu. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambarrincian semua bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan, eperti penyanggan, penguatan, cofferdam, dinding pemutus aliran rembesan (cut off) dan bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik atas gambar-gambar, sebelum melakukan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh bangunan bangunan yang diusulkan tersebut.
6)
Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian
Semua bahan-bahan yang cocok yang digali di dalam batas batas dan lingkup kerja proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi badan jalan atau untuk urugan kembali. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, bentukan akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang yang menurut pendapat direksi teknis akan menghalangi pemadatan bahan lapisan di atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan permanen. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan yang tidak disetujui Direksi Teknis menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok, termasuk pengangkutannya dan mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan tersebut ditempatkan.
7)
Pengamanan Pekerjaan Galian
Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin disekitarnya harus dijaga sepenuhnya. Serta harus dipasang penyangga dan penguat yang memadai bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara lain dapat menjadi tidak stabil. Bila diperlukan, kontraktor harus menopang struktur struktur disekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh pekerjaan galian. Alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud –maksud semacam tidak diijinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian pondasi, terkecuali pipa-pipa atau struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.
Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau sarana-sarana lain yang mengeluarkan air dari galian harus didesain secara baik dan cukup kuat untuk
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten menjamin tidak terjadi roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir pada struktur. Bilamana kontraktor akan menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk penggalian batu, bahan peledak harus disimpan, ditangani dan digunakan dengan pengamanan yang paling tinggidan sesuai dengan peraturan hukum pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah setiap penggunaan peledak yang tidak pada tempatnya, harus menjamin bahaya penanganan peledak tersebut dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga kerja atau lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan, sebagai tambahan harus diberi marka/tanda peringatan pada malam hari dengan drum di cat putih (atau semacamnya) dengan lampu merah sehingga memuaskan Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di bawah permukaan yang ditemukan dan harus bertanggung jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
8)
Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub bab 3.1.1 (3) diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut: Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang dengan galian berikutnya. Daerah yang terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih atau bahan pondasi bawah / pondasi atas yang mana yang dapat diterapkan sehingga memuaskan direktur teknik.
3.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan (1)
Prosedur Umum
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-bahan di bawah dan diluar batas galian yang ditentukan sebelumnya. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi adalah lepas-lepas atau lunak secara lain tidak cocok menurut pendapat Direksi Teknik, bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok sepeerti diperintahkan Direksi Teknik. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan, atau di atas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata dan halus. Tidak ada runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan yang disetujui oleh Direksi Teknik. Setiap bahan bahan diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tebing 5,0 m yang sesuai dengan gambar standar. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dibuatkan saluran cut off(penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi di lapangan. Daerah yang baru selesai digali secepatnya harus dilindungi juga dengan penempatan lempengan rumput atau tanaman lain yang disetujui. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menjaga galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, peralatan dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari daerah-daerah di sekitar galian.
(2)
Galian untuk Struktur dan Pipa
Parit untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton, dan galian-galian untuk pondasi jembatan dan struktur lainnya, harus dari satu ukuran yang memungkinkan pemasangan bahan-bahan dengan baik, pemeriksaan pekerjaan dan memadatkan kembali urugan urugan dibawah dan disekitar pipa atau bangunan yang bersangkutan. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh dilakukan sebelum pendukung (footing tersebut dipasang).
(3) Penggalian untuk Bahan Galian a. Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam DMJ (Daerah Milik Jalan) atau dimana saja, harus digali sesuai dengan ketentuan ketentuan Spesifikasi ini. b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan daerah galian yang ada harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum suatu operasi galian dimulai. c. Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut mungkin menggangu drainase asli atau drainae yang didesain. d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan di atas sisi jalan yang lebih tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi genangan. e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian. f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh kontraktor harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.
(4) Pembuangan Bangunan Sementara. a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti tanggul sementara atau penyangga penguat harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesainya struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu telah dilaksanakan. b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap menjadi milik kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi Teknik, disatukan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar dibawah item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air (aliran) tersebut. 3.1.3
Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran. Banyak pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan di ukur atau di bayar dibawah Bab ini. Dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab dari spesifikasi ini) pekerjaan tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk item-item konstruksi yang bersangkutan. Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini, diuraikan sebagai berikut: a. Penggalian yang dilaksanakan diluar garis batas, profil dan potongan melintang yang disetujui, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana galian yang kelewat tersebut diperlukan untuk item-item pekerjaan berikut: i. ii. iii.
Pembuangan bahan-bahan lunak atau tak sesuai Pembuangan batu atau bahan-bahan sejenis lainnya Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yang runtuh yang sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direktur Teknik.
b. Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (bab 2.3) akan diukur secara terpisah di bawah item pembayaran 2.3.1 3.1.4
Dasar Pembayaran
Volume galian yang diukur seperti di atas akan di bayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang tercantum di bawah, yang harga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan galian yang diperlukan seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.
Nomor Item URAIAN Pembayaran 2.2.1 Rehabilitasi Saluran Tanah 2.2.2 Rehabilitasi Saluran dilapisi
Satuan Pengukuran Meter panjang Meter panjang
BAB 3.2 URUGAN 3.2.1
Umum
(1) Uraian a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan kembali parit atau galian disekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan sisi disetujui. b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filler pilihan sebagai alas dasar untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam bab 2.7 spesifikasi-spesifikasi ini.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten (2) Definisi a.
Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan Bab ini diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori. i. Urugan biasa untuk pematang ii.Urugan pilihan untuk pematang
b.
Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga dimana stabilisasi tanggul, talud yang terjadi atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian dan pemadatan yang tertentu.
Urugan yang diperlukan untuk tutjuan umum seperti diuraikan pada sub bab 2.2.1 (1) di alas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan sebagai urugan biasa untuk pematang.
(3) Toleransi Ukuran Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau tiga sentimeter lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam. Dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan air permukaan yang bebas. Permukaan akhir talud (timbunan) pematang tidak boleh berbeda dari garis profile yang ditentukan lebih dari 10 cm.
(4) Contoh Bahan Kontraktor harus mnyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagi urugan: i.
Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii.
Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan. a.
Bagian baru (timbunan) pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar, kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
b.
Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di bawah kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.
(6) Perbaikan Urugan yang tidak Memuaskan atau tidak Stabil a.
Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1(3) di atas harus diperbaiki dengan membuat lepas permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
b.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban seperti ditentukan dalam sub Bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, yang diikuti dengan penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.
3.2.2
c.
Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batasbatas kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub Bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering dengan penggarukkan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pekerjaan sebentarbentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukuptidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut. Direksi teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti dengan bahan yang cocok dan kering.
d.
Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat bahan spesifikasi ini, dapat meliputi persyaratan pencampuran dengan bahan lain yang cocok disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan atau pembuanagn serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.
Bahan- Bahan
(1) Sumber Pengadaan Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan Bab 1.6 “Bahan-bahan dan Penyimpanan” dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah harus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145 untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan plastisitas.
(2) Syarat- Syarat Kualitas Urugan biasa untuk pematang i.
Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan tanah atau bahan berbutir-butir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan di bawah sub Bab 3.2.1(2). ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk menyingkirkan penggunaan tanah expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified. (3) Urugan Pilihan untuk Pematang i.
ii.
iii.
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa di atas dan yang juga jika diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki nilai minimum 10 %. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang akan terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran lempung/kerikil dengan indek plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10%. Bilamana harus dilakukan pemadatan di bawah kondisi banjir atau kondisi jenuh urugan pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6 %.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten 3.2.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan a. Sebelum menempatkan urugan di atas suatu lapangan, semua operasi pemotongan dan pembersihan termasuk pengisian lubang lubang disebabkan pembongkaran akar-akar harus diselesaikan sesuai dengan spesifikasi dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan. c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang di atas timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan. (2) Penimbunan Urugan a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan dilebarkan dalam lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam Sub Bab 3.2.1 (3) spesifikasi ini. Bilamana lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan tersebut sedapat mungkin harus sama ketebalannya. b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada umumnya tidak diizinkan khususnya selama musim hujan. c. Pengurugan di atas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara sistematis serta sedapat mungkin segera sesudah pemasangan pipa atau struktur tersebut. Perhatian nharus diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu yang cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk mendapatkan kekuatan yang memadai sebelum pengurugan. Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan di sekeliling pipa atau di dalam 30 cm urugan tanah dasar yang langsung di bawah permukaan formasi perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan dimasukkan dalam urugan tersebut d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapihkan menurut sudut talud rencana dan bagi tebing yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana,serta dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai. e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dipasang rumput, dan disusun dalam posisi di atas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi teknik. (3) Pemadatan Urugan a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Diraksi teknik sampai kepada persyaratan kepadatan berikut: i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 45 % kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10 % bahanbahan yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan bahan yang oversize (kelewat besar) tsb seperti diperintahkan oleh direksi teknik.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten ii.Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, di bawah permukaan tanah dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-78). iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik, pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB 0103.76) dan jika hasil suatu pengujian menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki pekerjaantersebut sesuai dengan sub bab 3.2.1(6). Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m. b.
Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada di dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke tengah dalam satu cara dimana msing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama. d. Jika bahan urugan harus disampaikan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur. e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disekitar ujung satu jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan sampai bangunan atas dipasang. f.
Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang memuaskan dibawah dan disamping pipa-pipa, untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.
(4) Persyaratan Pemadatan untuk Urugan Batu Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat palingsedikit 20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang nampak di bawah lindasan peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan pecahan pecahan sebelum dipasang lapis berikutnya. Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm puncak pematang dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm dimaukkan di dalam lapis bagian atas ini.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan, mendapatkan tingkat pemadatan yang sesuai. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan kepadatan yang ditentukan, satu pengujian lapangan harus dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan pemadatan dan kadar air diubah –ubah sampai kepadatan yang diperlukan didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan dan kadar air darisemua peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten 3.2.4 Pengendalian Mutu (1) Tes Laboratorium Tes untuk syarat kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua duanya untuk sumber pengadaan dan test di tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk dapat memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini. Tabel 3.2.1 TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN PENGUJIAN RUJUKAN TEST JENIS AASHTO BINA MARGA Menentukan distribusi PB 0201-76 Analisa saringan agregat T27 ukuran partikel Agregat halus dan kasar kasar dan halus Test plastisitas untuk PB 0109-76 T80 Penentuan batas cair batas cair dan indeks PB 0110-76 T90 dan batas plastik plastisitas PB 0111-76 T09 Hubungan kadar air Test standar kepadatan menggunakan palu 2.5 kg PB 0113-76 T 103 CBR (California Bearing Menentukan nilai dukung Ratio) relatif urugan padat
(2) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian. Tabel 3.2.2 Persyaratan Pengendalian Lapangan Test Pengendalian a. Pengujian kerapatan urugan padat di lapangan (Test Kerucut Pasir) (AASHTO T.191) (PB 0103-76)
b. Penentuan CBR lapangan urugan padat
3.2.5
Prosedur - Untuk menentukan hubungan kerapatan dan kadar air pada pemasangan - Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3 bahan timbunan sampai kedalaman penuh - Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah formasi jalan, harus diuji setiap 200 m panjang jalan - Untuk urugan kembali di sekeliling struktur atau di dalam parit goronggorong, paling sedikit satu test untuk setiap bagian urugan kembali selesai di pasang. - Dengan menggunakan Dinamic Cone Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta oleh Direksi Teknis
Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Apabila dimasukkan dalam daftar penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah, dan tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter kubik bahan padat yang dipasang dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik. Dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus dibawah kontrak. (2) Volume yang harus di ukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur dilapangan sebelum suatu urugan telah disampaikan pada garis batas, kelandaian dan permukaan yang disetujui atau diterima. Cara perhitungan berupa cara luas rata-rata dan menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter, terkecuali dinyatakan lain untuk kontrak khusus.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten (3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan sejenis yang dibangun diatas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik diharapkan, marka-marka (patok) penurunan harus dipasang dan di survei bersamasama oleh Direksi Teknik dan kontraktor. Volume urugan kemudian akan ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan. (4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui, termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan dilapangan selama pelaksanaan. (5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran beton, saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, bahan-bahan tersebut harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di bawah bab 2.7 spesifikasi ini. (6) Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja untuk mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan. 3.2.6
Dasar Pembayaran Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan di atas, (betapa pun jaraknya pengangkutan) akan di bayar per satuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, harga-harga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan memasang, memadatkan, menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain yang diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.
Nomor Item URAIAN Pembayaran 3.2.1 Urugan biasa untuk timbunan 3.2.2 Urugan pilihan untuk timbunan
Satuan Pengukuran Meter kubik Meter kubik
BAB 3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR 3.3.1
Umum
(1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah pondasi jalan, dalam keadaan siap menerima struktur perkerasan atau bahu jalan. Tanah dasar tersebut meluas sampai lebar penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada gambar, dan dapat dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan pilihan, galian batu atau diatas bahan filler porous.
(3) Toleransi Ukuran a.
Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu centimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur dilapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang ditetapkan atau ditunjuk pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragan untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten (4) Penjadwalan Pekerjaan a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah tanah dasar harus diselesaikan dan dapat berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat atau pun sebagian hasil banjir dari daerah sekitarnya. b.
Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan padat sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.
(5) Pengendalian Lalu Lintas a.
Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan umum kontrak dan sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi lalu lintas yang diizinkan lewat di atas tanah dasar, selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus melarang lalu lintas tersebut, bilamana mungkin dengan menyediakan satu jalan pengalihan atau pembangunan setengah lebar.
(6) Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar yang Tidak Memuaskan a.
Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 3.1.1 (8) “Galian”, dan 3.2.1 (6) “Urugan”, harus diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan (berkaitan).
b. Kontraktor akan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi teknik, setiap alur bekas roda, gundukan dan kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap tanah dasar yang sudah selesai. c.
3.3.2
Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi teknik, setiap kerusakan tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau atau dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan untuk pembayaran di bawah bab ini, terkecuali direksi menganggap kerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian kontraktor.
Bahan – Bahan Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk timbunan biasa, timbunan pilihan, atau galian tanah dasar yang ada. Bahanbahan yang digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti diperintahkan Direksi Teknik dan harus dipasang seperti yang ditetapkan pada bab 3.1 dan 3.2
3.3.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1 dan 3.2 spesifikasi ini b. Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam untuk memeriksa punggung atau kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh direksi teknik ketinggian lapangan harus diberikan dengan alat survei ketinggian. (2) Pemadatan tanah Pemadatan lapisan tanah dibawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang diberikan pada sub bab 3.3.3 spesifikasi ini
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten I.
II.
3.3.4
Lapisan – lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang, dan sampai permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Pengendalian Mutu Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan dilapangan dan daya dukung harus dilakukan setiap 200 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan spesifikasi sub bab 3.2.4. CBR minimum untuk tanah dasar harus 5% dan bila hal ini tidak dapat dicapai, perlu dipasang lapis pondasi bawah atau bahan timbunan pilihan sampai ketebalan yang diperintahkan Direksi Teknik. (lihat Bab 5.1 Lapis Pondasi bawah).
3.3.5
Cara Pengukuran Pekerjaan Luas penyiapan tanah dasar yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah meter persegi permukaan yang dipadatkan dan dibentuk. Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah bab spesifikasi ini, untuk penyiapan tanah dasar mengenai pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbaikan lubang, bagian amblas atau pecahnya ujung-ujung (pinggiran) jalan.
3.3.6
Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan diukur seperti dilakukan di atas akan di bayar per satuan pengukuran harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, yang tenaga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya biaya yang diperlukan dalam penyelesaian penyiapan tanah dasar yang seperti di uraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran 3.3.1
URAIAN Penyiapan Tanah dasar
Satuan Pengukuran Meter persegi
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAB 4
BAHU JALAN
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten
BAGIAN 4 BAHU JALAN
BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN 4.1.1 Umum (1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada termasuk pembersihan tumbuhan, pemotongan, perapian, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm di atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik. b.
Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1 % terhadap kemiringan melintang rencana.
(3) Pemeriksaan di Lapangan Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah bab ini, garis batas, kelandaian dan dimensi akan di aturdi lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum kontraktor memulai pekerjaan.
4.1.2
Bahan-Bahan
(1) Sumber Bahan a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi, kualitas, dan volume sumber bahan atau quarry. b.
Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi Sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu ukuran maksimum 37.5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari 10% terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi teknik.
c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperolehserta tergantung kepada ketentuan-ketentuan Kontrak dan Instruksi Direksi Teknik. Bahu jalan dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37.5 mm dan dengan kandungan lempung-lumpur plastisitas rendah, yang mampu menghambat pertumbuhan tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang stabil. (2) Pengujian dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan yang ada harus diuji sampai memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini. Semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten 4.1.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dan bahu jalan yang ada, rumput, alangalang, semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali. (2) Pembentukan kembali a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk lagi menggunakan tenaga kasar, traktor atau motorgrader seperti yang diminta oleh Direksi Teknik. b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motor grader atau traktor yang dipasangi dengan satu pisau grader dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan buangan bahan bahan lebihan. (3) Pemadatan Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Bab 3.3 Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.
4.1.4
Cara Pengukuran
(1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu jalan. Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut. (2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai dengan gambar dan spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh direksi teknik. Penghitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik. (3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan di bayar di bawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknik. (4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang dilaksanankan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk rehabilitasi bahu jalan. 4.1.4
Dasar Pembayaran Volume yang ditentukan seperti di atas akan di bayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh tumbuhan dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja, bahanbahan dan peralatan yang diperlukan
Nomor Item Pembayaran
URAIAN
Satuan Pengukuran
4.1.1
Rehabilitasi Bahu Jalan
Meter Persegi
BAB 4.2 4.2.1
BAHU JALAN BARU
Umum
(1) Uraian Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengankutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru diatas satu lapis tanah dasar yang sudah disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh Direksi Teknik. (2) Toleransi Ukuran a.
Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung, dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1 % terhadap kemiringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi perkerasan yang berhubungan. (3) Contoh-contoh Bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini. b.
Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.
(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas a.
Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu.
b. Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat diluar lintasan jalan dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub bab 1.6.3 (5) (5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan a.
Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perduli dipasang atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.
b.
Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten perbaikan atau penggantian atas beban biaya kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik. 4.2.2
Bahan – Bahan
(1) Persyaratan umum Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan pondasi bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai dengan Bab 5.1 spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalam daftar penawaran untuk kontrak tertentu. (2) Gradasi Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 Persyaratan Gradasi untuk pondasi bawah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini. (3) Syarat – syarat Kualitas Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2 (3) spesifikasi ini.
4.2.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada dan perapihan tepi jalan kendaraaan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan –pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 3 Pekerjaan Tanah untuk penyiapan tanah dasar c. Selama penggalian untuk bahu jalan harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh Kontraktor. d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh di bangun pada waktu yang bersamaan harus dibangun satu sisi dulu baru berikutnya pada sisi yang lain. e.
Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
(2) Penghamparan dan Pemadatan bahan Bahu Jalan. a.
Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah sub Bab 5.1.3 spesifikasi ini.
b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, kontraktor harus membuat lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran maksimum lebih besar dari 37.5 mm. 4.2.4
Pengendalian Mutu Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan pondasi bawah di bawah subbab 5.1.4 Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
PETUNJUK TEKNIS NO. 023/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten 4.2.5
Cara Pengukuran dan Pembayaran Tidak ada cara pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah bab ini. Galian bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik, penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan penempatan, pemadatan dan penyelesaian bahu jalan, akan dianggap sepenuhnya telah di bayar dan dimasukkan di bawah berbagai item pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatankegiatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup:
i. Galian ii. Penyiapan tanah dasar iii. Pondasi bawah kelas A/B
: di bawah item pembayaran 3.1.1/2 : di bawah item pembayaran 3.3.1 : di bawah item pembayaran 5.1.1/2
SPESIFIKASI UMUM BAB V LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS BAB 5.1 5.1.1
LAPIS PONDASI BAWAH
Umum
(1) Umum Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan baban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan. Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari pengadaan, memproses, mengangkut, menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. Catatan : Suatau lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah dasar 24% atau lebih.
(2) Toleransi Ukuran a.
Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.
b.
Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Contoh Bahan a.
Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harusdisertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.
b.
Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar persyaratan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan di atas.
(4) Lalu Lintas Apabila satu jalan pengalihan (alternative) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah
dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan a.
Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b.
Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukan ketidak-teraturan atau cacat karena penangan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.
5.1.2
Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum a.
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir dan lempung alami (C) seperti yang pada gambar rencana dan dicantumkandalam Daftar Penawaran 1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digradasi dan semuanya lolos saringan 3” atau 75,00 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 di bawah ini. 2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62,5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 di bawah ini. 3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang lolos saringan 1,5” atau 37,5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1 berikut.
b.
Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas debu, zat organic, serta bahanbahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas, bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.
c.
Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.
(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah
Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan Kelas C diberikandalam Tabel 5.1.1 di bawah ini.
TABEL 5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH UKURAN SARINGAN Mm 75.0 62.5 37.5 25.0 10.0 9.5 4.75 2.30 1.18 0.60 0.125 0.075
KELAS A ( <75 mm ) 100 60 - 90 46 - 78 40 - 70 24 - 56 13 - 45 6 - 36 2 - 22 2 - 18 0 - 10
% LOLOS ATAS BERAT KELAS B ( < 62,5 mm ) 100 67 - 100 40 - 100 25 - 80 16 - 66 10 - 55 6 - 45 3 - 33 0 - 20
KELAS C
Maks. 100
Maks. 80
Maks. 15
(3) Syarat-Syarat Kuantitas Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 5.1.2
TABEL 5.1.2 SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH URAIAN Batas Cair Indeks Plastisitas Ekivalen Pasir (Bahan Halus Plastis) CBR terendam Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) 5.1.3
BATAS TEST Maksimum 35% 4% - 12% Minimum 25 Minimum 30% Maksimum 40%
Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapis Tanah Dasar a.
Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah” Bab 3.3. semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100%kepadatkan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-001-78 (AASHTO T99, Standard Proctor)
b.
Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu lintas serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.
(2) Penampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah
a.
Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan yang bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisanlapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain yang diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b.
Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan pemadatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
c.
Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.
(3) Penghamparan dan Pemadatan a.
Penghamparan akhir LPB sampai sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatic atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
b.
Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan, bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagianbagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian amblas yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar. Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.
c.
Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan
mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).
(4) Pengendalian Lalu Lintas a.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan kerikil aelama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tesebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternative) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b.
Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lembaran batu karena lalu lintas.
c.
Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
5.1.4
Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium untuk LPB Batu Pecah a.
Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi.
b.
Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).
c.
Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahanbahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang, menurut batas ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH TEST Analisa saringan Agregat Halus dan Kasar Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis Hubungan kepadatan kadar air
RUJUKAN AASHTO BINA MARGA T 27
PB 0201 - 76
T 89
PB 0109 - 76
T 90
PB 0110 - 76
CBR
T 193
PB 0111 - 76
Ketahanan terhadap Abrasi, Agregat Kasar
T 96
PB 0206 - 76
TIPE Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar Test Plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas Test Standar Proctor menggunakan pemukul 2,5 kg Menentukan nilai daya dukung lapis pondasi bawah Test agregat kasar < 37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles
(2) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN TEST PENGENDALIAN Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah
PROSEDUR Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. dilakukan untuk setiap 200 m, panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.
b.
Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T 191, PB 0103 - 70
Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum
c.
Penentuan CBR di tempat lapis tanah dasar
Dengan menggunakan DCI, dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.
a.
5.1.5
Cara pengukuran
(1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.
(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana ditunjukan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh “Perintah Perubahan” (Change
Order),
dikalikan
dengan
panjang
sebenarnya
yang
dipasang.
Setiap
penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab 5.1.1 (2). 5.1.6
Dasar pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas di bayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk Item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran 5.1.1 5.1.2 5.1.3 BAB 5.2 5.2.1
URAIAN Lapis Pondasi Bawah Kelas A Lapis Pondasi Bawah Kelas B Lapis Pondasi Bawah Kelas C
Satuan Pengukuran meter kubik meter kubik meter kubik
LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT
Umum
(1) Uraian Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di tas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemprosesan, pengangkutan, penghamparan penyiraman dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.
(2) Toleransi Ukuran a.
Bahan agregat lapisn pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20 cm atau ketebalan kurang, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan desain seperti ditunjukan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b.
Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukan pada Gambar Rencana, tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk dan permukaan harus rata dan seragam.
c.
Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter kurang dari yang ditunjukan pada gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
d.
Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar panjang 3,0 m yang diletakan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1, 5 cm.
(3) Contoh Bahan a.
Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.
b.
Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta persetujuan seperti di atas.
c.
Bilamana Direksi Teknik mengaanggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-
bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi atas pada pekerjaan di lapangan.
(4) Lalu Lintas Apabila satu jalan pengalihan (altenatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalau lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Atas Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan i.
Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk digunakan sebagai bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukan ketidakteraturan atau kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.
5.2.2
Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum a.
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.
b.
Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran.
c.
Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan batuan batu bata pecah atau tercerai berai, kotor, mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang tercerai berai bila secara alternative dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.
(2) Macadam Ikat Basah Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi : a.
Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu bidang pecah.
b.
Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau debu crusher.
c.
Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1:5) maksimum 5%.
(3) Gradasi Lapis Pondasi Atas Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi atas Kelas A dan kelas B diberikan dalam Tabel 5.2.1 dan Tabel 5.2.2 berikut :
TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS
TABEL 5.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS
PONDASI ATAS KELAS A
PONDASI ATAS KELAS B, MAKADAM
UKURAN SARINGAN MM 37,5 19,0 9,5 4,75 2,36 1,10 0,60 0,425 0,075
LOLOS ATAS BERAT % 100 64 – 81 42 – 60 27 – 45 18 – 33 11 – 25 0 – 10 0-8
IKAT BASAH UKURAN SARINGAN MM Aggr. Kasar/pokok 75,0 62,5 50,0 37,5 25,0 19,0 Aggr. halus/ pengisi 9,5 4,75 2,36 1,18 0,425 0,15 0,075
LOLOS ATAS BERAT 100 93 – 100 35 – 70 0 – 15 0–5 100 70 – 95 45 – 65 33 – 60 22 – 45 10 - 21
(4) Syarat-Syarat Kualitas Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi syarat kualitas pada Tabel 5.2.3.
TABEL 5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS JENIS PENGUJIAN
KELAS A
BATAS UJIAN KELAS B Agregat Kasar Agregat Halus Maks. 35% Tidak Perlu 4 – 12% Tidak Perlu Min. 30% Tidak Perlu Min. 55% Min. 55% Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu Mak. 40%
Mak. 25% Batas cair Mak. 8% Indeks Plastisitas Min. 35% Ekivalensi Pasir Min. 60% California Bearing Ratio (direndum) Tidak Perlu Penyerapan Air Mak. 40% Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila direksi menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus. 5.2.3
Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah a.
Jika lapis pondasi atas harus diletakan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas
b.
Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.
(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas a.
Agregat L.P.A Kelas A i.
Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah disiapkan dalam volume yang cukup untuk penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.
ii.
Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu campuran yang merata dengan batas kelembaban yang optimum sebagaimana ditentukan dibawah spesifikasi.
iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.
b.
Macadam Ikat Basah – Kelas B i.
Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapis dengan Makadam harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.
ii.
Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang samping pinggir (lebar ± 30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas tidak terdorong ke pinggir.
iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm, ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah pemadatan. iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering sekali diperiksa selama penghamparan agregat-agreagat. Jika diperlukan bahan harus ditambah atau dikurangi.
(3) Pembersihan dan Pemadatan a.
Agregat LPA Kelas A i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan L.P.A. bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatic atau mesingilas bergetar. ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian superelevasi miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas. Setiap ketidak-teraturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul. Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk mekanikal (stamper). iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-75).
b.
Makadam Ikat Basah – Kelas B i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih mudah dan lebih baik waktu penggilasan.
ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus penggilasan harus dimulai dari bagian pinggir, diteruskan kea rah tengah menurut suatu arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian superelevasi, tikungan dan tanjakan yang tajam, pamadatan dimulai pada bagian yang rendah sejajar dengan as jalan menuju bagian tinggi. Mesin harus kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap gilasan harus menutupi sebagian dari pada yang sebelumnya kirakira 20 cm. Kecepatan mesin harus sekitar 1,5 km/jam pada masa permulaan pemadatan dan dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir pemadatan. Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara butir yang satu dengan butir yang lainnnya. Oleh karena itu pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas. iii. Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok langsung dari truk-truk atau dan tempat penimbunan. Untuk membantu bahan halus mengisi rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkandi atas bahan pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam rongga di antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukandari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air di atas tidak hilang melalui aluralur selokan. Penggilasan dengan mesin gilas roda besar dilakukan selama penghamparan bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3 km/jam. Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga di antara agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga. iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm, Sandcone untuk test kepadatan tidak dapat dilaksanakan. Tabel 5.2.4 akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin gilas.
(4) Pengendalian Lalu Lintas a.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b.
Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lembaran batu lalu lintas.
c.
Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS
ALAT PEMADAT Mesin gilas beroda besar
Mesin gilas dengan ban pneumatic
Mesin gilas bergetar
5.2.4
KATEGORI Ton/m, lebar 2,25 – 2,70 2,71 – 5,50 Lebih dari 5,50 Beban roda (ton) 2,01 – 2,50 2,51 – 4,00 4,01 – 6,00 6,01 – 8,00 8,01 – 12,00 Lebih dari 12,00 Beban static (ton/m) 0,27 – 0,45 0,46 – 0,70 0,71 – 1,25 1,26 – 1,80 1,81 – 2,30 2,31 – 2,90 2,91 – 3,6 3,61 – 4,3 4,31 – 5,00
AGREGAT GRADASI BAIK Tebal maksimum Minimum Jumlah lapisan yang di Lintasan padatkan (cm) 12,5 12,5 12,0
10 8 8
12,5 12,5 12,5 15,0 15,0 17,5
12 10 10 8 8 8
7,5 7,5 12,5 15,0 15,0 17,5 20,0 22,5 25,0
16 12 12 8 4 4 4 4 4
Pengendalian Mutu
(1) Persyaratan Pengujian Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab 5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut – Pengujian Laboratorium. Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji yang diberikan di dalam Tabel 5.2.5.
(2) Pengujian Laboratorium Bahan agregat L.P.A harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik yang sesuai dengan batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetepkan pada Sub Bab 5.2.2 Spesifikasi ini.
TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS TEST Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis Bagian Halus Yang Plastis di dalam Agregat Bergradasi dan Tanah Hubungan Kelembaban Kepadatan California Bearing Ratio (direndam) Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar Ketahanan Agregat Kasar terhadap Abrasi
RUJUKAN AASHTO BINA MARGA
TIPE Memenuhi distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar Pengujian plastisitas untuk batas cair dan Indeks Plastisitas Pengujian Ekivalen pasir untuk menunjukan perbandingan bagian halus dan lempung Ujian Standar Proctor menggunakan pemukul 2,5 kilogram Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat
T 27
PB 0201 - 76
T 89 T 90
PB 0109 – 76 PB 0110 - 76
T 175
-
T 90
PB 0111 - 76
T 193
PB 0113 - 76
T 85
PB 0103 - 76
Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja
T 96
PB 0206 - 76
Pengujian untuk agregat < 37,5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)
(3) Pengendalian Lapangan Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN a.
TEST PENGENDALIAN Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi atas
PROSEDUR Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang
b.
i.
Test pemadatan lapis pondasi atas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T 191 PB 0403 – 76
Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkandengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban – kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jalan.
ii.
Test pemadatan dengan penggilasan percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan)
Pemeriksaan Visual setiap hari dan pengujian dilakukanuntuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat).
5.2.5
Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan kompensasi lainnya dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas (Pemilik Proyek) harus
bebas dari setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran. (2) Jumlah yang harus dibayar merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas yang terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Pehitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang disesuaikan oleh “perintah perubahan” (change order) dikalikan dengan panjang terpasang sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik. Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 5.2.1 (2).
5.2.6
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam meyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagan ini. Nomor Item Pembayaran 5.2.1 5.2.2
BAB 5.3 5.3.1
URAIAN Lapis Pondasi Atas Kelas A Lapis Pondasi Atas Makadam Ikat Basah Kelas B
Satuan Pengukuran meter kubik meter kubik
LAPIS PONDASI BAWAH (TELFORD)
Ketentuan Umum
(1) Lapis pondasi bawah agregat adalah bagian konstruksi perkerasan yang terletak tanah dasar dan pondasi atas, yang terdiri dari LPB dan Telford (batu pecah). (2) Dalam kedudukannya sebagai bahan konstruksi pekerjaan jalan, pondasi bawah agregat mempunyai nilai konstruksi.
5.3.2
Lingkup Pekerjaan
Pemasangan LPB Telford pada seluruh bagian badan jalan.
5.3.3
Persyaratan Bahan
(1) Bahan yang digunakan untuk pondasi bawah harus dapat dipasang sebagaimana yang tercantum dalam gambar rencana. (2) Bahan pondasi harus bebas dari kotoran, bahan organik dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat memberikan lapisan kuat dan mantap. Bahan pondasi bawah yang terdiri dari LPB batu pecah (20-25 cm).
(3) Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki daya tahan yang kuat (awet). (4) Batu-batu tersebut harus berbentuk batu pecah dan harus dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin salning yang rapat bila dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang telah ditetapkan.
5.3.4
Pedoman Pelaksanaan
(1) Sebelum pemasangan dan penyusunan lapis pondasi bawah dimulai, terlebih dahulu permukaan dasar harus dipadatkan sesuai ketentuan pemadatan dengan tingkat kepadatan yang disetujui oleh Direksi Teknik. (2) Pemasangan lapisan pondasi bawah yang terdiri dari batu belah yang dikerjakan setelah pasir dihampar di atas lapisan dasar setebal 5 cm kemudian batu belah ukuran 20-25 cm disusun berdiri dan rapat. (3) Pemasangan yang berongga di sini dengan batu pecah ukuran 5-7 cm dan pasir urug. Bagian-bagian pasangan yang tak beraturan disisip kembali agar permukaan menjadi rata. (4) Setelah pemasangan lapis pondasi bawah selesai dikerjakan lalu dipadatkan atau diratakan dengan menggunakan mesin sesuai dengan yang disyaratkan. Pada bagian yang harus dilakukan pemadatan dimulai dari bagian tepi seterusnya bergeser ke bagian tengah sejajar dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung terus sampai seluruh permukaan terpadatkan secara merata. (5) Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah dan bergeser ke arah bagian yang tinggi. (6) Apabila pada suatu tempat terjadi ketidakwajaran atau penurunan, pada tempat tersebut harus dilakukan pembongkaran, penggantian dan penambahan bahan atas biaya kontraktor dan dipadatkan kembali sampai mencapai kepadatan yang seragam dan rata dengan permukaan yang telah sesuai dipadatkan di sekitarnya. (7) Pengawas dapat memberikan petunjuk tambahan begitu juga dengan mutu dan jumlah. Mutu pekerjaan juga harus diperiksa kembali oleh pengawas. Bila terjadi ketidaksesuaian dengan persyaratan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan biaya akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.3.5
Pengendalian Mutu
(1) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 5.3.1 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN a.
b.
TEST PENGENDALIAN Ketebalan dan keseragaman jenis lapis pondasi bawah
PROSEDUR Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari, dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang
Penentuan CBR di tempat lapis tanah dasar
Dengan menggunakan DCP, dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan. (Nilai CBR sesuai dengan SKBI 2.3.26.1987/SNI 031732-1989)
5.3.6
Cara Pengukuran
(1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalti dan kompensasi lain kepada pemilik lahan atau penyewa tanah untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut. (2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan sesuai dengan gambar serta spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan sebagaimana ditunjukan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh “Perintah Perubahan” (change order) dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang.
5.3.7
Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar persatuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini. Nomor Item Pembayaran
URAIAN
Satuan Pengukuran
5.3
Lapis Pondasi Bawah (Telford)
Meter Kubik
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
DIVISI 7 STRUKTUR SEKSI 7.1 BETON
7.1.1
UMUM 1)
2)
Uraian a)
Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
c)
Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d)
Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
Penerbitan Detil Pelaksanaan Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini
a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)
Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas Rekayasa Lapangan Pasangan batu dengan mortar Gorong-gorong dan Drainase Beton Drainase Porous Excavation Timbunan Baja Tulangan Adukan Semen Pembongkaran Struktur
7-1
:
Seksi 1.8 : Seksi 1.9 : Seksi 2.2 : Seksi 2.3 : Seksi 2.4 : Seksi 3.1 : Seksi 3.2 : Seksi 7.3 : Seksi 7.8 : Seksi 7.15
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
4)
Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.1.1.(6) di bawah ini.
5)
Toleransi
a)
b)
c)
Toleransi Dimensi : Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. Panjang keseluruhan lebih dari 6 m Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan Toleransi Bentuk : Persegi (selisih dalam panjang diagonal) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m
e)
10 mm 12 mm 15 mm 20 mm
± 10 mm ± 10 mm ± 20 mm
Toleransi Alinyemen Vertikal : Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding
± 10 mm
Toleransi Ketinggian (elevasi) : Puncak lantai kerja di bawah pondasi Puncak lantai kerja di bawah pelat injak Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang
± 10 mm ± 10 mm ± 10 mm
f)
Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g)
Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan : Selimut beton sampai 3 cm Selimut beton 3 cm - 5 cm Selimut beton 5 cm - 10 cm
6)
- 0 dan + 10 mm
Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) : Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana Kedudukan permukaan horizontal dari rencana Kedudukan permukaan vertikal dari rencana
d)
+ 5 mm + 15 mm
Standar Rujukan
Standar Industri Indonesia (SII) : SII-13-1977 (AASHTO M85 - 75)
:
Semen Portland.
7-2
0 dan + 5 mm - 0 dan + 10 mm ± 10 mm
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Standar Nasional Indonesia (SNI) : PBI 1971
:
Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.
SK SNI M-02-1994-03 (AASHTO T11 - 90)
:
Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21 - 87)
:
Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton.
SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90)
:
Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23 - 90)
:
Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan.
SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27 - 88)
:
Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.
SNI 03-2417-1991 (AASHTO T96 - 87)
:
Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.
SNI 03-3407-1994 (AASHTO T104 - 86)
:
Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
SK SNI M-01-1994-03 (AASHTO T112 - 87)
:
Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah Dalam Agregat.
SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126 - 90)
:
Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium.
SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141 - 84)
:
Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.
:
Quality of Water to be used in Concrete.
AASHTO : AASHTO T26 - 79 7)
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dari Spesifikasi ini.
b)
Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c)
Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
7-3
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
8)
d)
Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
e)
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.4.(1) di bawah.
Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.
9)
Kondisi Tempat Kerja Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana :
10)
a)
Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam.
b)
Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.
c)
Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
b)
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.(4), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi : i)
Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;
ii)
Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
iii)
Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;
Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7-4
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
c)
7.1.2
Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan ketentuan dari Pasal 2.2.1.(8).(b) dari Spesifikasi ini.
BAHAN 1)
2)
Semen a)
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b)
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
Air Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
3)
Ketentuan Gradasi Agregat a)
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3). Tabel 7.1.2 (1) Ketentuan Gradasi Agregat Ukuran Ayakan ASTM (mm) 2” 1 1/2” 1” 3/4” 1/2” 3/8” No.4 No.8 No.16 No.50 No.100
50,8 38,1 25,4 19 12,7 9,5 4,75 2,36 1,18 0,300 0,150
Halus
Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat Kasar
100 95 - 100 45 - 80 10 - 30 2 - 10
7-5
100 95 -100 35 - 70 10 - 30 0-5 ----
100 95 - 100 25 - 60 0 -10 0-5 ---
100 90 - 100 20 - 55 0 - 10 0-5 ---
100 90 - 100 40 - 70 0 - 15 0-5 ---
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
4)
Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor
Sifat-sifat Agregat a)
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b)
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang berhubungan. Tabel 7.1.2.(2) Sifat-sifat Agregat
Sifat-sifat
Metode Pengujian
Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles pada 500 putaran Kekekalan Bentuk Batu terhadap Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat setelah 5 siklus Gumpalan Lempung dan Partikel yang Mudah Pecah Bahan yang Lolos Ayakan No.200
SNI 03-2417-1991
5)
Batas Maksimum yang diijinkan untuk Agregat Halus Kasar 40 %
SNI 03-3407-1994
10 %
12 %
SK SNI M-01-1994-03
0,5 %
0,25 %
SK SNI M-02-1994-03
3%
1%
Batu Untuk Beton Siklop Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya, keras dan awet dan bebas dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh pengaruh cuaca.. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatannya dengan beton.
7.1.3
PENCAMPURAN DAN PENAKARAN 1)
Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 7.1.3.(1).
2)
Campuran Percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3) di bawah.
7-6
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Tabel 7.1.3.(1) Batasan Proporsi Takaran Campuran Mutu Beton K600 K500 K400
K350
K300
K250 K175 K125 3)
Ukuran Agregat Maks.(mm) 37 25 19 37 25 19 37 25 19 37 25 19 -
Rasio Air / Semen Maks. (terhadap berat) 0,375 0,45 0,45 0.45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,50 0,50 0,50 0,57 0,60
Kadar Semen Min. (kg/m3 dari campuran) 450 356 370 400 315 335 365 300 320 350 290 310 340 300 250
Ketentuan Sifat-sifat Campuran a)
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 7.1.3.(2), atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-199603 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141). Tabel 7.1.3 (2) Ketentuan Sifat Campuran
Mutu Beton K600 K500 K400 K350 K300 K250 K225 K175 K125
Kuat Tekan Karakteritik Min. (kg/cm2) Benda Uji Kubus Benda Uji Silinder 15 x 15 x 15 cm3 15cm x 30 cm 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari 325 500 390 600 325 500 260 400 285 400 240 330 250 350 210 290 215 300 180 250 180 250 150 210 150 225 125 190 115 175 95 145 80 125 70 105
“SLUMP” (mm) Digetarkan Tidak Digetarkan 20 - 50 20 - 50 20 - 50 20 - 50 20 - 50 20 - 50 20 - 50 30 - 60 20 - 50
50 - 100 50 - 100 50 - 100 50 - 100 50 - 100 50 - 100
Catatan : bila menggunakan concrete pump slump bisa berkisar antara 75 + 25 mm
7-7
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
4)
b)
Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
c)
Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel 7.1.3.(2), maka Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakantindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.(10) di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dipertanyakan lebih kecil dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan dalam Pasal 7.1.6.(2).(c).
d)
Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian yang berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
e)
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, terkecuali bila Kontraktor dan Direksi Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.
Penyesuaian Campuran a)
Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability) Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7-8
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
Penyesuaian Kekuatan Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c)
Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Kontraktor.
5)
6)
Penakaran Agregat a)
Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b)
Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
Pencampuran a)
Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
b)
Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
c)
Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d)
Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e)
Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-struktural.
7-9
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.1.4
PELAKSANAAN PENGECORAN 1)
Penyiapan Tempat Kerja a)
Kontraktor harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.
b)
Kontraktor harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
c)
Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
d)
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
e)
Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
f)
Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah di bawah pondasi. Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Acuan a)
Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b)
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
7 - 10
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
c)
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.
d)
Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Pengecoran a)
Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b)
Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
c)
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d)
Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
e)
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
f)
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g)
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h)
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
7 - 11
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
4)
i)
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
j)
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya
k)
Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
Sambungan Konstruksi (Construction Joint) a)
Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
b)
Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c)
Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
d)
Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
e)
Kontraktor harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
7 - 12
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
f)
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
g)
Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan pada tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar.
Konsolidasi a)
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b)
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c)
Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d)
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e)
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f)
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g)
Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel 7.1.4.(5). Tabel 7.1.4.(5) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam Kecepatan Pengecoran Beton (m3 / jam) 4 8 12 16 20
7 - 13
Jumlah Alat 2 3 4 5 6
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
6)
Beton Siklop Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas K175 dengan batu-batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop. Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup (coping).
7.1.5
PENGERJAAN AKHIR 1)
2)
Pembongkaran Acuan a)
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
b)
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.
Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa) a)
Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
b)
Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
c)
Bilaman Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
7 - 14
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus) Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
4)
a)
Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
b)
Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
c)
Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
Perawatan Dengan Pembasahan a)
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b)
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor.
c)
Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
d)
Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
7 - 15
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
7.1.6
Perawatan dengan Uap a)
Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapatkan kekuatan yang tinggi pada permulaannya. Bahan tambah (aditif) tidak diperkenankan untuk dipakai dalam hal ini kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
b)
Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini: i)
Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan di luar.
ii)
Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 380C selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 65 0C dengan kenaikan temperatur maksimum 14 0C / jam secara ber-sama-sama.
iii)
Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak boleh melampaui 5,5 0C.
iv)
Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11 0C per jam.
v)
Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11 0C lebih tinggi dari temperatur udara di luar.
vi)
Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu jenuh dengan uap air.
vii)
Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.
c)
Kontraktor harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca luar.
d)
Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.
PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN 1)
Pengujian Untuk Kelecakan (Workability) Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
7 - 16
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Pengujian Kuat Tekan a)
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat benda uji, yang pertama harus diuji pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.
b)
Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak (random).
c)
Kuat Tekan Karakteristik Beton (⌠ bk) diperoleh dengan rumus berikut ini : ⌠bk = ⌠bm - K.S
⌠ = bm
n ©⌠ ii = l
adalah kuat tekan rata-rata
n n © ( ⌠ i ⌠ bm)
S
=
i=l n 1
adalah standar deviasi
⌠ i = hasil pengujian masing-masing benda uji n = jumlah benda uji K = 1,645 untuk 20 sampel rancangan campuran dan untuk persetujuan pekerjaan. d)
Pada pengujian kuat tekan beton tidak boleh lebih dari 1 (satu) harga diantara 20 harga (5%) hasil pengujian, terjadi kurang dari ⌠’bk .
e)
Tidak boleh satupun harga pengujian kuat tekan beton rata-rata dari 4 sampel kubus berturut-turut kurang dari ⌠’bm,4 ε (⌠’bk + 0.8225 S)
f)
Setelah diperoleh 20 hasil pengujian kuat tekan ( misalnya 4 sampel kelompok pertama hingga 4 sampel kelompok kelima) dan dihitung harga rata-rata ⌠bm dan standar deviasi S maka harus dipenuhi : ⌠’bk ε (⌠bm + 1.645 S)
g)
Dalam hal pengedalian di lapangan pengujian kuat tekan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (misal 4 sampel dari 5 kelompok) dengan menggunakan grafik kontrol (control chart) yang terdiri dari garis terendah 7 - 17
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
hingga garis tertinggi berturut-turut adalah garis batas spesifikasi, batas kontrol dan garis tengah. Batas Spesifikasi adalah garis yang menunjukkan kuat tekan karaketeristik yang dipersyaratkan. Batas Kontrol adalah kuat tekan karakteristik dalam kelompok (⌠’bk,n = ⌠’bk + K.S), sedangkan Garis Tengah adalah garis yang menunjukkan kuat tekan rata-rata. ⌠’bm
⌠’bm,n
Garis Tengah
0,8225 S ⌠’bk, n
Batas Kontrol
0,8225 S ’bk
Batas Spesifikasi 1
2
3
4
5 Kelompok
h)
3)
Apabila hasil pengujian kuat tekan rata-rata kelompok ⌠’bm,n < ⌠’bk,n (sekali) maka kontraktor harus melakukan upaya untuk memperbaiki mutu beton, bila hasil pengujian kuat tekan kelompok rata-rata berikutnya ⌠’bm,n < ⌠’bk,n (kedua kali) maka berarti kontraktor tidak mampu mencapai ⌠’bk yang dipersyaratkan, dan pekerjaan beton yang sudah dilakukan harus ditolak.
Pengujian Tambahan Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi : a) b) c) d)
7.1.7
Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji lainnya; Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan; Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton; Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran a)
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water-stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
b)
Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
c)
Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab) 7 - 18
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
beton Pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran untuk beton sebagai acuan.
2)
3)
d)
Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam pada Seksi lain dalam Spesifikasi ini.
e)
Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton Struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui untuk K175 atau K125. Bilamana beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki a)
Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.1.(10) di atas, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
b)
Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
Dasar Pembayaran a)
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b)
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Seksi ini. Nomor Mata Pembayaran 7.1.(1) 7.1.(2) 7.1.(3) 7.1.(4) 7.1.(5) 7.1.(6) 7.1.(7) 7.1.(8)
Uraian
Beton K500 Beton K400 Beton K350 Beton K300 Beton K250 Beton K175 Beton Siklop K175 Beton K125
7 - 19
Satuan Pengukuran Meter Kubik Meter Kubik Meter Kubik Meter Kubik Meter Kubik Meter Kubik Meter Kubik Meter Kubik
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.2 BETON PRATEKAN
7.2.1
UMUM 1)
Umum Pekerjaan ini harus terdiri dari fabrikasi struktur beton pratekan pracetak, bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit dan tiang pancang pracetak yang dibuat sesuai dengan Spesifikasi ini mendekati garis, elevasi, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang pancang, pelat dan elemen struktur dari beton pracetak, yang dibuat dengan cara pre-tension (penegangan sebelum pengecoran) maupun post-tension (penegangan setelah pengecoran). Pekerjaan ini juga termasuk pemasangan semua elemen pratekan pracetak. Ketentuan dari Seksi 7.1 dan 7.3 harus digunakan pada Seksi ini dengan tambahan Artikel berikut ini.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b)
3)
Beton Baja Tulangan
: :
Seksi 7.1 Seksi 7.3
Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, campuran beton yang dihasilkan, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.(4) dan 7.3.1.(5), bersama dengan standar rujukan berikut ini :
4)
AASHTO M203 - 90
:
AASHTO M204 - 89
:
Steel Strand Uncoated Seven-Wire Stress-Relieved for Prestressed Concrete Uncoated Stress-Relieved Wire for Prestressed Concrete.
Toleransi a)
Balok dan Papan i)
Toleransi Dimensi Panjang total setiap unit dari pusat ke pusat perletakan tidak boleh berbeda lebih dari 0,06 % panjang yang disyaratkan, dengan perbedaan maksimum sebesar 15 mm. Jarak lubang dari pusat ke pusat untuk tulangan melintang, batang atau kabel tidak boleh berbeda lebih dari 6 mm dari posisi yang ditentukan sebagaimana yang diukur dari sumbu melintang unit tersebut.
ii)
Toleransi Bentuk Lebar total kurang dari 600 mm Lebar total lebih besar dari 600 mm Tinggi total
7 - 20
: ± 3 mm : ± 5 mm : ± 5 mm
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
iii)
Lokasi Rongga Diukur vertikal dari puncak : ± 10 mm Diukur melintang dari sumbu memanjang unit terse- : ± 5 mm but
iv)
Ketidaksikuan Penampang melintang : bidang-bidang yang berdampingan tidak boleh tidak siku lebih dari 5 mm per meter atau total 4 mm. Penampang memanjang : lereng ujung bidang tidak boleh menyimpang dari yang disyaratkan berikut ini :
v)
Panjang total bidang sampai 400 mm
:
± 5 mm
Untuk dimensi lebih besar dari 400 mm
:
± 15 mm per meter sampai maksimum 12 mm untuk keseluruhan.
Lendutan Nilai kelendutan unit sejenis yang digunakan pada bentang yang sama harus terletak dalam rentang maksimum 20 mm untuk kondisi dan perawatan yang sama, dan sebagainya.
vi)
Kelengkungan Sumbu memanjang tidak boleh menyimpang dalam arah melintang dari suatu garis lurus yang menghubungkan titik pusat ujung-ujung elemen lebih dari 6 mm atau 0,06 % panjang yang ditentukan, dipilih yang lebih besar.
vii)
Puntir Rotasi sudut setiap penampang relatif terhadap suatu penampang ujung harus tidak boleh lebih dari 5 mm per meter untuk tepi yang sedang diperiksa.
viii) Kabel Lubang keluar kabel dalam acuan Selimut kabel b)
± 2 mm ± 5 mm
: :
Tiang Pancang i)
Toleransi Dimensi Dimensi penampang Panjang total Penyimpangan dari garis lurus Ketidaksikuan pangkal Selimut tulangan (termasuk kabel) Lubang keluar kabel dalam acuan dan pelat 7 - 21
: : : : : :
± 6 mm ± 25 mm 1 mm per meter panjang 2 mm dalam lebar pangkal + 5 mm, - 3 mm ± 2 mm
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Kabel pada umumnya ii)
:
± 1,5 mm
Sepatu Tiang dan Penghubung Sambungan Pra-fabrikasi Sepatu dan sambungan tiang, bilamana penghubung tiang diperkenankan, harus disambung dengan kuat pada tiang pancang, di tengah-tengah dan segaris dengan sumbu tiang pancang.
iii)
Panjang Cetakan Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, maka tiang pancang harus dicor dengan panjang utuh tanpa sambungan.
5)
Sistem Pra-tegang Sistem pra-tegang yang akan digunakan harus dipilih oleh Kontraktor dengan memenuhi semua ketentuan di dalamnya dan atas persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pada umumnya tidak terdapat perubahan pada posisi sentroid gaya pra-tegang total sepanjang elemen tersebut dan pada besar gaya pra-tegang efektif akhir sebagaimana yang diuraikan dalam Gambar.
6)
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus menyerahkan rincian sistim, peralatan dan bahan yang hendak digunakan dalam operasi pra-tegang. Rincian tersebut harus meliputi metode dan urutan penegangan, rincian lengkap untuk baja pra-tegang, perkakas penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi prategang. Malahan rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja tulangan yang bukan pra-tegang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
b)
Bilamana sistim pra-tegang yang diusulkan oleh Kontraktor memerlukan modifikasi dalam jumlah, bentuk atau ukuran baja tulangan, maka Kontraktor harus menyerahkan gambar dan perhitungan yang cukup terinci untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Baja tulangan yang disediakan tidak boleh kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar.
c)
Suatu sertifikat persetujuan (perjanjian) resmi untuk sistim pra-tegang harus diserahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan setiap kabel prategang. Sertifikat persetujuan ini harus dikeluarkan oleh suatu lembaga pengujian yang resmi. Sebaliknya Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan sedemikian hingga diperoleh suatu sertifikat persetujuan dari laboratorium pilihan Direksi Pekerjaan atas biaya Kontraktor. Semua peraturan yang berhubungan dengan sertifikat persetujuan ini selanjutnya harus tunduk pada persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d)
Untuk setiap jenis elemen pra-tegang Kontraktor harus menyerahkan 2 set semua detil gambar kerja, disiapkan secara khusus untuk Kontrak, kepada Direksi Pekerjaan untuk peninjauan ulang. Setelah peninjauan ulang, 3 set harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, untuk digunakan selama pelaksanaan. Detil gambar kerja harus meliputi judul pekerjaan, nama struktur seperti ditunjukkan dalam Gambar, dan nomor Kontrak. Kontraktor tidak boleh mengecor setiap elemen yang akan dipra-tegangkan sebelum peninjauan ulang detil gambar kerja terinci selesai.
7 - 22
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7)
Pengawasan Kontraktor harus menempatkan team khusus sesuai dengan metode pra-tegang yang diusulkan untuk kepentingan Direksi Pekerjaan, bebas dari biaya, termasuk sekurangkurangnya seorang ahli kepala, untuk menyediakan keahlian dan perintah yang diperlukan selama operasi pra-tegang.
7.2.2
BAHAN 1)
Beton Beton harus dibuat memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 sesuai dengan mutu yang digunakan. Mutu beton untuk tiap jenis unit harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
2)
Acuan Acuan untuk unit pracetak harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dan dengan ketentuan tambahan dalam seksi ini. Acuan harus terbuat dari logam atau kayu yang dilapisi logam, atau kayu lapis yang kedap air, dan harus cukup kuat sehingga tidak akan melendut melebihi batas-batas toleransi selama pengecoran. Penutup (seal) harus dipasang pada sambungan acuan untuk mencegah kehilangan pasta semen. Penumpulan acuan harus dilakukan pada semua sudut dan harus lurus dan sesuai dengan bentuk dan garis yang tepat. Pembentuk rongga harus dipasang dengan kencang dan harus dibungkus dengan pita penutup berperekat sebagaimana yang diperlukan untuk mencegah masuknya adukan.
3)
Grouting Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, berdasarkan percobaan penyuntikan (grouting), maka bahan penyuntikan harus terdiri dari semen portland biasa dan air. Rasio air - semen haruslah serendah mungkin sesuai dengan sifat kelecakan (workability) yang diperlukan tetapi tidak akan pernah melebihi 0,45. Bahan tambah (aditif) dapat digunakan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan plasticizer yang umum diperdagangkan untuk penyuntikan (grouting) harus digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Bahan ini tidak boleh mengandung chlorida, nitrat, sulfat atau sulfida.
4)
Baja Tulangan Batang baja dan tulangan anyaman harus sesuai dengan Seksi 7.3. dari Spesifikasi ini.
7 - 23
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
Baja Pra-tegang a)
Untaian kawat (strand) pra-tegang harus terdiri dari 7 kawat (wire) dengan kuat tarik tinggi, bebas tegangan, relaksasi rendah dengan panjang menerus tanpa sambungan atau kopel sesuai dengan AASHTO M203 - 90. Untaian kawat tersebut harus mempunyai kekuatan leleh minimum sebesar 16.000 kg/cm2 dan kekuatan batas minimum dari 19.000 kg/cm2.
b)
Kawat (wire) pra-tegang harus terdiri dari kawat dengan kuat tarik tinggi dengan panjang menerus tanpa sambungan atau kopel dan harus sesuai dengan AASHTO M204 - 89.
c)
Batang logam campuran dengan kuat tarik tinggi harus bebas tegangan kemudian diregangkan secara dingin minimum sebesar 9.100 kg/cm2. Setelah peregangan dingin, maka sifat fisiknya akan menjadi sebagai berikut :
i)
Kekuatan batas tarik minimum
:
10.000 kg/cm2.
Kekuatan leleh minimum, diukur dengan perpanjangan 0,7% menurut metode pembebanan tidak boleh kurang dari
:
9.100 kg/cm2.
Modulus elastisitas minimum
:
25.000.000 kg/cm2
Pemuluran (elongation) min. setelah runtuh (rupture) dihitung rata-rata terhadap 20 batang
:
4 %.
Toleransi diamater
:
+ 0,76 mm. - 0,25 mm
Pemasokan Kawat baja kaut tarik tinggi atau batang baja kuat tarik tinggi yang akan digunakan dalam pekerjaan pra-tegang harus dipasok dalam gulungan berdiameter cukup besar agar dapat mempertahankan sifat-sifat yang disyaratkan dan akan tetap lurus bila dibuka dari gulungan tersebut. Bahan harus dalam kondisi baik, tidak tertekuk atau bengkok. Bahan tersebut harus bebas dari karat, kotoran, bahan lain yang lepas, minyak, gemuk, cat, lumpur atau bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki tetapi juga tidak licin karena digosok.
ii)
Pemberian Tanda Kabel harus disimpan dalam kelompok-kelompok menurut ukuran dan panjangnya, diikat dan diberi label yang menunjukkan ukuran kabel dalm gulungan.
iii)
Penyimpanan Bahan kabel, kawat, batang baja, jangkar, selongsong harus disimpan di bawah atap yang kedap air, diletakkan terpisah dari permukan tanah dan harus dilindungi dari setiap kemungkinan kerusakan.
7 - 24
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
6)
Penjangkaran Penjangkaran harus mampu menahan paling sedikit 95% kuat tarik minimum baja prategang, dan harus memberikan penyebaran tegangan yang merata dalam beton pada ujung kabel pra-tegang. Perlengkapan harus disediakan untuk perlindungan jangkar dari korosi. Perkakas penjangkaran untuk semua sistem pasca-penegangan (post-tension) akan dipasang tepat tegak lurus terhadap semua arah sumbu kabel untuk pasca-penegangan. Jangkar harus dilengkapi dengan selongsong atau penghubung yang cocok lainnya untuk memungkinkan penyuntikan (grouting).
7)
Selongsong Selongsong yang disediakan untuk kabel pasca-penegangan harus dibentuk dengan bantuan selongsong berusuk yang lentur atau selongsong logam bergelombang yang digalvanisasi, dan harus cukup kaku untuk mempertahankan profil yang diinginkan antara titik-titik penunjang selama pekerjaan penegangan. Ujung selongsong harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gerak bebas pada ujung jangkar. Sambungan antara ruas-ruas selongsong harus benar-benar merupakan sambungan logam dan segera harus ditutup sampai rapat dengan menggunakan pita perekat tahan air untuk mencegah kebocoran adukan. Selongsong harus bebas dari belahan, retakan, dan sebagainya. Sambungan harus dibuat dengan hati-hati dengan cara sedemikian hingga saling mengikat rapat dengan adukan. Selongsong yang rusak harus dikeluarkan dari tempat kerja. Lubang udara harus disediakan pada puncak dan pada tempat lainnya dimana diperlukan sedemikian hingga penyuntikan adukan semen dapat mengisi semua rongga sepanjang seluruh panjang selongsong sampai penuh.
8)
Pekerjaan Lain-lain Air yang digunakan untuk pembilasan selongsong harus mengandung baik kapur sirih (kalsium oksida) maupun kapur tohor (kalsium hidro-oksida) dengan takaran 12 gram per liter. Udara bertekanan, yang digunakan untuk meniup selongsong, harus bebas dari minyak.
7.2.3
PENGUJIAN 1)
Umum Kawat, untaian, rakitan jangkar dan batang untuk pekerjaan pra-tegang harus ditandai dengan sejumlah nomor dan diberi label untuk keperluan identifikasi sebelum diangkut ke tempat kerja. Contoh yang diserahkan harus mewakili jumlah bahan yang akan disediakan dan untuk kawat dan untaian harus mempunyai induk gulungan (master roll) yang sama. Contoh untuk pengujian harus diserahkan pada waktunya sehingga hasilnya dapat diterima dengan baik sebelum waktu pekerjaan penegangan yang dijadwalkan.
7 - 25
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Untaian (Strand) Untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-tension) Contoh dengan panjang sekurang-kurangnya 2,5 meter harus diserahkan, yaitu contoh yang diambil dari setiap gulungan.
3)
Untaian (Strand), Kawat atau Batang Untuk Penegangan Setelah Pengecoran (Post Ten-sion). Panjang kawat yang cukup untuk membuat sebuah kabel paralel biasa dengan panjang 1,5 meter, terdiri dari jumlah kawat yang sama sebagaimana kabel yang akan disediakan, harus diserahkan.
4)
Untaian (strand) dilengkapi dengan penyetelan
:
sebuah untaian dengan panjang 1,5 meter antara ujung-ujung penyetelan, harus diserahkan.
Batang dilengkapi dengan ujung berulir
:
sebuah batang dengan panjang 1,5 meter antara ujung-ujung uliran, harus diserahkan.
Rakitan Jangkar Bilamana rakitan jangkar tidak disertakan dalam contoh penulangan, maka dua rakitan harus diserahkan, lengkap dengan pelat distribusi, untuk setiap jenis dan ukuran yang akan digunakan.
5)
Penerimaan Sebelumnya Bilamana sistim pra-tegang yang akan digunakan telah diuji sebelumnya dan disetujui oleh Pemilik atau instansi lain yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, maka contoh tidak perlu diserahkan asalkan tidak terdapat perubahan dalam bahan, rancangan atau rincian yang sebelumnya telah disetujui.
7.2.4
PELAKSANAAN UNIT-UNIT 1)
Umum a)
Tempat Pencetakan Lokasi setiap tempat pencetakan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Acuan Unit Acuan Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang dalam pekerjaan akhir atau perkakas cetak lainnya yang akan membatasi regangan memanjang dalam elemen acuan harus dilepas sesegera mungkin setelah pengecoran beton sedemikian rupa sehingga pergerakan akibat penyusutan atau perubahan temperatur beton dapat dikendalikan. Bilamana diperlukan rongga dalam beton, maka pembentuk rongga beton harus terpasang kaku dengan cara yang sedemikian hingga tidak terjadi pergeseran yang cukup besar dalam segala arah selama pelaksanaan pengecoran.
7 - 26
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Bilamana pembentuk rongga beton diikat pada kabel prategang, maka pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa pola untaian tidak mengalami distorsi akibat gaya apung dari rongga tersebut. Semua pencegahan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada acuan selama pengecoran. c)
Perlengkapan Pra-tegang Perlengkapan penarik kabel harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan dan harus dikalibrasi sebagai unit yang lengkap oleh suatu laboratorium yang disetujui setiap enam bulan (atau lebih sering jika diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan) agar memberikan korelasi antara gaya yang diberikan pada kabel dan bacaan yang ditunjukkan oleh alat ukur tekanan. Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter tidak kurang dari 150 mm, satu untuk membaca lendutan akibat penegangan dan yang satunya untuk membaca pembebanan selama operasi penegangan akhir. Alat pengukur tekanan harus akurat sampai ketelitian 1 % kapasitas penuh. Sertifikat kalibrasi harus disimpan di kantor kerja pada tempat pengecoran dan disediakan untuk Direksi Pekerjaan atas permintannya.
d)
Perakitan Kabel Pra-tegang Kabel pra-tegang harus dirakit sesuai dengan petunjuk yang diikutsertakan dalam sertifikat persetujuan pabrik. Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang harus diperiksa terhadap korosi. Karat lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu dengan lap kain guni atau wol baja halus dan setiap jenis minyak harus dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Suatu lapisan karat yang tipis tidak dianggap merusak asalkan baja tersebut tidak nampak keropos setelah dibersihkan dari karat. Baja yang sangat berkarat atau baja yang keropos harus ditolak dan dikeluarkan dari tempat kerja. Benda asing yang melekat pada baja harus dihilangkan setelah pra-tegang atau sebelum penempatan dalam selongsong. Bilamana baja prategang untuk pekerjaan penegangan sebelum pengecoran (pre-tension) dipasang sebelum pengecoran pada unit tersebut, atau bilamana tidak disuntik dalam waktu 10 hari sejak pemasangan, maka baja tersebut harus mengikuti ketentuan di atas untuk perlindungan terhadap korosi dan ditolak jika berkarat. Dalam hal ini, bahan penghambat korosi harus digunakan dalam selongsong setelah pemasangan kabel. Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama pemasangan maupun pengecoran.
e)
Selimut Beton Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah atau 3,0 cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin.
7 - 27
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
f)
Pengecoran Beton Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 24 jam sebelum permulaan operasi pengecoran beton yang dijadwalkan agar Direksi Pekerjaan dapat memeriksa persiapan pekerjaan tersebut. Beton tidak boleh dicor sampai Direksi Pekerjaan telah memeriksa dan menyetujui pemasangan baja tulangan, selongsong, jangkar, dan baja pra-tegang. Selongsong yang retak atau robek harus diganti. Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini. Beton harus digetar dengan hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat, selongsong, atau baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis, penggetar luar yang ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menambah getaran di bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan bahwa semua selongsong tidak rusak hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
g)
Perawatan Perawatan dengan uap air dapat digunakan sesuai dengan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1.
2)
Pra-penegangan (Pre-stressing) a)
Umum Tidak ada penegangan yang boleh dilaksanakan tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Operasi penegangan harus dilaksanakan di bawah pengawasan dari seorang ahli yang disediakan oleh pabrik dari peralatan akan digunakan, oleh suatu tim sangat berpengalaman dalam menggunakan peralatan tersebut dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
b)
Penegangan Kabel i)
Keselamatan Kerja Selama proses penarikan kabel tidak diperbolehkan seorangpun berdiri di muka dongkrak. Pengukuran atau kegiatan lainnya harus dilaksanakan dari samping dongkrak atau tempat lainnya yang cukup aman. Sesaat sebelum penarikan kabel, tanda-tanda yang cukup jelas harus terpasang pada kedua ujung unit tersebut untuk memperingatkan orang agar tidak mendekati tempat tersebut.
ii)
Peralatan Sebelum pekerjaan penegangan, peralatan harus diperiksa, dikalibrasi atau diuji, sebagaimana dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan. Dynamometer dan alat ukur lainnya harus mempunyai toleransi sampai 2 %. Alat pengukur tekanan harus disesuaikan dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Alat pengukur tekanan ini juga harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan rusak bila terjadi penurunan tegangan secara mendadak.
7 - 28
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Untuk maksud pencatatan, jika dipandang perlu,dapat dipasang lebih dari satu alat pengukur tekanan. c)
Data-data Yang Harus Dicatat i)
Umum Baik untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension) maupun Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension), harus dilakukan pencatatan data-data berikut ini : Nama dan nomor pekerjaan Nomor balok/gelagar Tanggal selesainya pengecoran Tanggal diberikannya gaya pra-tegang
ii)
Kabel Untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension) Data-data berikut ini harus dicatat : Pabrik pembuatnya, toleransi dan nomor dynamometer, alat pengukur, pompa dan dongkrak. Besarnya gaya yang dicatat oleh dynamometer. Tekanan pompa atau dongkrak dan luas piston. Pemuluran terakhir segera setelah penjangkaran.
iii)
Kabel Untuk Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension) Data-data berikut ini yang harus dicatat : Pabrik pembuatnya, toleransi, jenis dan nomor dynamometer, alat pengukur, pompa dan dongkrak. Identifikasi kabel. Gaya awal pada saat penegangan awal. Gaya akhir dan pemuluran pada saat penegangan akhir. Gaya dan pemulura pada selang waktu tertentu jika dan bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pemuluran setelah dongkrak dilepas. Salinan catatan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah setiap operasi penegangan.
7.2.5.
METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION) 1)
Landasan Gaya Pra-tegang Landasan untuk mendukung gaya pra-tegang selama operasi pra-tegang harus dirancang dan dibuat untuk menahan gaya-gaya yang timbul selama operasi pra-tegang. Landasan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi slip pada jangkar tidak menyebabkan kerusakan pada landasan. Landasan harus cukup kuat sehingga tidak terjadi lendutan atau kerusakan akibat beban terpusat atau beban mati dari unit-unit yang ditunjang.
7 - 29
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Penempatan Kabel Kabel harus ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus dipasang sedemikian hingga tidak bergeser selama pengecoran beton. Pada penempatan kabel, perhatian khusus harus diberikan agar kabel tidak menyentuh acuan yang telah diminyaki. Bilamana terlihat tanda-tanda minyak pada kabel, maka kabel harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain yang dibasahi minyak tanah atau bahan yang cocok lainnya. Bilamana memungkinkan, penegangan kabel hendaknya dilaksanakan sebelum acuan diminyaki. Jangkar harus diletakkan pada posisi yang dikehendaki dan tidak bergeser selama pengecoran beton.
3)
Besarnya Gaya Penegangan Yang Dikehendaki Kecuali ditentukan lain dalam Gambar, gaya penegangan yang diperlukan adalah sisa gaya kabel pada tengah-tengah setiap unit segera setelah semua kabel dijangkar pada abutment dari landasan dan berada dalam posisi lendutan akhir. Perbedaan gaya penegangan adalah 5 persen dari gaya yang diperlukan. Besar gaya penegangan yang diberikan harus dapat sudah termasuk pengurangan gaya akibat slip pada perkakas jangkar, masuknya baji (wedge draw-in) dan kehilangan akibat gesekan (friction losses). Cara penarikan kabel termasuk pemasangan dan penempatan setiap garis lengkung kabel, perhitungan yang menunjukkan gaya-gaya pada jangkar dan setiap titik lendutan, dan perkiraan kehilangan gaya akibat gesekan, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum dimulainya pembuatan elemen-elemen. Kontraktor harus melaksanakan percobaan operasi penegangan untuk memperoleh besarnya tahanan geser yang diberikan alat pelengkung (hold down) dan juga memastikan bahwa masuknya baji yang disebutkan masih konsisten dengan jenis dongkrak dan teknik yang diusulkan. Kabel harus dilengkungkan bilamana ditunjukkan dalam Gambar, dengan perkakas yang cukup kuat untuk memegang kabel dalam posisi yang sesuai, terutama selama pengecoran dan operasi penggetaran. Kecuali disebutkan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka alat pelengkung (hold down) harus diletakkan memanjang dalam 200 mm dan vertikal dalam 5 mm dari lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar. Alat pelengkung (hold down) harus dirancang sedemikian hingga pelengkung (deflectors) yang dalam keadaan kontak langsung dengan untaian (strand) berdiameter tidak kurang dari diameter kabel atau 15 mm, mana yang lebih besar. Pelengkung (deflectors) harus dibuat dari bahan yang tidak lebih keras dari baja mutu 36 sesuai dengan ketentuan dari AASHTO M183. Kontraktor harus menyerahkan perhitungan yang menunjukkan bahwa alat pelengkung telah dirancang dan dibuat untuk menahan beban terpusat yang diakibatkan dari gaya prategang yang diberikan. Cara penarikan kabel harus dapat menjamin bahwa gaya yang diperlukan dihasilkan dari semua kabel di tengah-tengah bentang setiap unit, terutama bilamana lebih dari satu kabel atau satu unit ditarik dalam suatu operasi penarikan.
7 - 30
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Beton tidak boleh dicor lebih dari 12 jam setelah peraikan kabel. Bilamana waktu ini dilampaui, maka Kontraktor harus memeriksa apakah kebutuhan gaya tarik kabel masih dipertahankan. Bilamana penegangan ulang diperlukan, maka perpanjangan kabel yang terjadi harus ditahan dengan menggunakan pelat pengunci (shims) tanpa mengganggu baji yang telah tertanam. Pengukuran pemuluran, hanya boleh dilaksanakan setelah Direksi Pekerjaan memeriksa perhitungan dan menentukan bahwa sistem tersebut telah memenuhi ketentuan. Bacaan alat pengukur tekanan dari dongkrak harus digunakan sebagai pembanding penguluran pemuluran. Bilamana bacaan tekanan dongkrak dan pengukuran pemuluran berbeda lebih dari 3 %, Direksi Pekerjaan harus diberitahu sebelum pengecoran dimulai, dan jika dipandang perlu, kabel harus diuji ulang dan peralatan dikalibrasi ulang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 4)
Prosedur Pra-tegang Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman di bidangnya. Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata. Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya 100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada kabel. Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan. Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan. Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka kabel harus ditandai pada kedua ujungnya, ujung yang ditarik dan ujung yang mati serta pada kopel (bila digunakan), sedemikian hingga slip dan masuknya kabel (draw-in) dapat diukur. Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama, maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan kelompok kabel tersebut ditarik kembali. Sebagai alternatif, jika kabel yang slip tidak lebih dari dua, penarikan kelompok kabel dapat diteruskan sampai selesai dan kabel yang kendor ditarik kemudian. Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan prategang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai. Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi.
5)
Pemindahan Gaya Pra-tegang a)
Persetujuan Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan usulan terinci cara pemindahan gaya pra-tegang untuk mendapat persetujuan sebelum pemindahan gaya dimulai.
7 - 31
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
Ketentuan Kekuatan Beton Tidak ada kabel yang dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan yang lebih besar dari 85 % kuat tekan beton berumur 28 hari yang disyaratkan dalam Gambar dan didukung dengan pengujian benda uji standar yang dibuat dan dirawat sesuai dengan unit-unit yang dicor. Bilamana, setelah 28 hari, kuat tekan beton gagal mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan, maka kabel segera dilepaskan dan unit beton tersebut harus ditolak.
c)
Prosedur Semua kabel harus diperiksa sebelum dilepas untuk memastikan bahwa tidak terdapat kabel yang kendur. Bilamana terdapat kabel yang kendur, maka Kontraktor harus segera memberitahu Direksi Pekerjaan sehingga Direksi Pekerjaan dapat memeriksa unit tersebut dan menentukan apakah unit tersebut dapat dipakai terus atau harus diganti. Semua kabel harus diberi tanda pada kedua ujung balok pratekan, agar dapat dilakukan pencatatan bilamana terjadi slip atau masuknya kabel (draw-in). Pelepasan kabel harus secara berangsur-angsur dan tidak boleh terhenti pada waktu pelepasannya. Dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pelepasan kabel dapat dilakukan dengan pemanasan, asalkan ketentuan berikut ini dilaksanakan : i)
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan rincian cara pemindahan gaya pra-tegang termasuk panjang kabel bebas di antara unitunit, panjang kabel bebas pada kedua ujung landasan, tempat-tempat dimana kabel akan diberikan pemanasan, rencana pemotongan kabel dan pelepasan alat untuk kabel yang dilengkungkan, cara pemanasan kabel dan peralatan yang diusulakan untuk digunakan.
ii)
Pemanasan harus dilaksanakan merata pada seluruh panjang kabel dalam waktu yang cukup untuk menjamin bahwa seluruh kabel telah regang (relax) sepenuhnya sebelum dilakukan pemotongan. Beton tidak boleh dipanaskan secara berlebihan, dan pemanasan tidak boleh dilakukan langsung pada setiap bagian kabel yang berjarak kurang dari 10 cm dari permukaan beton unit tersebut.
iii)
Direksi Pekerjaan harus hadir dalam setiap pelepasan kabel dengan pemanasan. Setelah gaya pra-tegang telah dipindahkan pada unit-unit, kabel-kabel antara unit-unit harus bekerja baik sepanjang garis dari titik pelepasan. Setelah gaya pra-tegang dipindahkan seluruhnya pada beton, kelebihan panjang kabel harus dipotong sampai ujung permukaan unit dengan pemotong mekanis. Setiap upaya harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada beton.
7 - 32
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
6)
Masuknya (Draw-in) Kabel Yang Diijinkan. Masuknya kabel pada setiap kabel tidak boleh melampaui 3 mm pada setiap ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar. Bilamana masuknya kabel melampaui toleransi maksimum maka pekerjaan tersebut harus ditolak.
7.2.6
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION) 1)
Persetujuan Kecuali disebutkan lain dalam Gambar, Kontraktor dapat menentukan prosedur prategang yang dikehendakinya, dimana prosedur dan rencana pelaksanaan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum setiap pekerjaaan untuk unit penegangan setelah pengecoran dimulai.
2)
Penempatan Jangkar Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton. Bilamana ditentukan dalam Gambar bahwa plat baja digunakan sebagai jangkar, maka bidang permukaan beton yang kontak langsung dengan plat baja tersebut harus rata, daktil (ducktile) dan diletakkan tegak lurus terhadap arah gaya pra-tegang. Jangkar pelat baja dapat ditanam pada adukan semen sebagaimana yang disetujui atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, jangkar harus ditutup dengan beton dengan tebal paling sedikit 3 cm.
3)
Penempatan Kabel Lubang jangkar harus ditutup untuk menjamin bahwa tidak terdapat adukan semen atau bahan lainnya masuk ke dalam lubang selama pengecoran. Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas untuk menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra-tegang yang diberikan.
4)
Kekuatan Beton Yang Diperlukan Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan. Bilamana unit-unit terdiri dari elemen-elemen yang disambung, kekuatan yang dipindahkan ke bahan sambungan paling sedikit harus sama dengan kekuatan yang dipindahkan pada unit beton.
7 - 33
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
Besarnya Gaya Pra-tegang Yang Diperlukan Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kecuali disebutkan lain dalam Gambar, Direksi Pekerjaan akan menentukan prosedur yang diambil setelah pengamatan kondisi dan ketelitian yang dapat dicapai oleh kedua prosedur tersebut. Direksi Pekerjaan akan menentukan perkiraan pemuluran dan tekanan dongkrak. Kontraktor harus menetapkan titik duga untuk mengukur perpanjangan dan tekanan dongkrak samapai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehilangan gaya akibat gesekan dan penjangkaran. Besar gaya total dan perpanjangan yang dihitung harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penegangan dimulai. Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel pra-tegang tidak boleh melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80 %. Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Gaya dalam kabel harus diperoleh dari pembacaan pada dua buah arloji atau alat pengukur tekanan yang menyatu dengan peralatan tersebut. Perpanjangan kabel dalam gaya total yang disetujui tidak boleh melampaui 5 % dari perhitungan perpanjangan yang disetujui. Bilamana perpanjangan yang diperlukan tidak dapat dicapai maka gaya dongkrak dapat ditingkatkan sampai 75 % dan beban yang ditetapkan untuk kabel. Bilamana perbedaan pemuluran antara yang diukur dengan yang dihitung, lebih dari 5 %, maka tidak perlu dilakukan penarikan lebih lanjut sampai perhitungan dan peralatan tersebut diperiksa. Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana penegangan pada kabel dilakukan dengan pendongkrakan pada kedua ujungnya, maka tarikan ke dalam (pull-in) pada ujung yang jauh dari dongkrak harus diukur dengan akurat dengan memperhitungkan kehilangan gaya untuk perpanjangan yang diukur pada ujung dongkrak. Bilamana pekerjaan pra-tegang telah dilakukan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan, maka kabel harus dijangkarkan. Tekanan dongkrak kemudian harus dilepas dengan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari goncangan terhadap jangkar atau kabel tersebut. Bilamana tarikan ke dalam (pull-in) kabel pada penjangkaran akhir lebih besar dari yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka beban harus dilepas secara bertahap dengan kecepatan tetap dan penarikan kabel dapat diulangi.
6)
Prosedur Penarikan Kabel a)
Umum Semua pekerjaan penarikan kabel harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
7 - 34
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Pelepasan dongkrak harus bertahap dan menerus. Penarikan kabel harus sesuai dengan urutan yang telah ditentukan dalam Gambar. Pemberian gaya pra-tegang sebagian (partially prestressed) hanya boleh diberikan bilamana ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pemberian gaya prategang yang melampaui gaya maksimum yang telah dirancang untuk mengurangi gesekan dapat diijinkan asal sepengetahuan dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, untuk mengatasi penurunan gaya yang diperlukan. Dalam keadaan apapun, perhatian khusus harus diberikan agar kabel tidak ditarik melebihi 85 % dari kekuatan maksimumnya, dan dongkrak tidak dipaksa sampai melebihi batas kapasitas maksimumnya. Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian kabel yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki, karat/korosi, sisa-sisa adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatannya dengan pekerjaan penjangkaran. Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat segera diketahui dan diambil langkah-langkah seperlunya. Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang akan digunakan untuk setiap prosedur. Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai pengukuran pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan menghendaki untuk menentukan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama proses penegangan, data bacaan dynamometer dan pengukuran pemuluran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan.. Bilamana slip terjadi pada satu kabel atau lebih dari sekelompok kabel, Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan untuk menaikkan pemuluran kabel yang belum ditegangkan asalkan gaya yang diberikan tidak akan melebihi 85 % kekuatan maksimumnya. Bilamana kabel slip atau putus, yang mengakibatkan batas toleransi yang diijinkan dilampaui, kabel tersebut harus dilepas, atau diganti jika perlu, sebelum ditarik ulang. b)
Penarikan Kabel Dengan 2 Dongkrak Umumnya operasi pra-tegang harus dilaksanakan dengan dongkrak pada setiap ujung secara bersama-sama. Setiap usaha yang dilakukan untuk mencatat semua gaya pada setiap dongkrak selama operasi penarikan kabel harus diteruskan sampai gaya yang diperlukan pada dongkrak tercapai atau sampai jumlah pemuluran sama dengan jumlah pemuluran yang diperlukan. Penegangan pada salah satu ujung harus dilakukan untuk menentukan kehilangan gesekan (friction loss), jika diperintahkan oleh Direksi Pekejaan. Kedua dongkrak dihubungkan pada kedua ujung dari setiap kabel. Salah satu dongkrak diberikan perpanjangan paling tidak 2,5 cm sebelum dongkrak lainnya dihubungkan. Kabel yang masih kendor harus dikencangkan, dan kabel yang pertama-tama ditegangkan adalah pada dongkrak yang tidak diberi perpanjangan (disebut leading jack).
7 - 35
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Dongkrak yang tidak diberi gaya (disebut trailing jack) harus dipasang sedemikian hingga gaya yang dipindahkan pada ujung ini dapat dicatat. Penegangan ujung ini harus dilanjutkan sampai pemuluran mendekati 75 % dari total pemuluran yang diperkirakan pada ujung trailing jack. Penegangan kemudian dilanjutkan dengan memberi gaya hanya pada trailing jack, sampai pada kedua dongkrak tersebut tercatat gaya yang sama. Kedua dongkrak selanjutnya dikerjakan dengan mempertahankan gaya yang sama pada kedua dongkrak, sampai mencapai besar gaya yang dikehendaki. c)
Penegangan Dengan 1 Dongkrak Bilamana ditunjukkan dalam Gambar bahwa kabel harus ditarik pada satu ujung (biasanya bentang pendek), maka hanya satu dongkrak yang digunakan. Setelah kabel ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk mengukur pemuluran masuknya kabel (draw-in).
7)
Lubang Penyuntikan (Grouting Hole) Lubang penyuntikan harus disediakan pada jangkar, pada titik atas dan bawah profil kabel dan pada titk-titik lainnya yang cocok. Jumlah dan lokasi titik-titik ini harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan tetapi tidak boleh lebih dari 30 meter pada bagian dari panjang selongsong. Lubang penyuntikan dan lubang pembuangan udara paling tidak harus berdiameter 10 mm dan setiap lubang harus ditutup dengan katup atau perlengkapan sejenis yang mampu menahan tekanan 10 kg/cm2 tanpa kehilangan air, suntikan atau udara.
8)
Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir Setelah Pemberian Gaya Pra-tegang Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara bertekanan. Peralatan pencampur harus dapat menghasilkan adukan semen dengan kekentalan yang homogen dan harus mampu memasok secara menerus pada peralatan penyuntikan. Peralatan penyuntikan tersebut harus mampu beroperasi secara menerus dengan sedikit variasi tekanan dan harus mempunyai sistim untuk mengalirkan kembali adukan bilamana penyuntikan sedang tidak dijalankan. Udara bertekanan tidak boleh digunakan. Peralatan tersebut harus mempunyai tekanan tetap yang tidak melebihi 8 kg/cm2. Semua pipa yang disambungkan ke pompa penyuntikan harus mempunyai suatu lengkung minimum, katup dan sambungan penyesuai antar diameter. Semua pengatur arus ke pompa harus disetel dengan saringan 1,0 mm. Semua peralatan, terutama pipa, harus dicuci sampai bersih dengan air bersih setelah setiap rangkaian operasi dan pada akhir operasi setiap hari. Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Peralatan tersebut harus mampu mempertahankan tekanan pada selongsong yang telah disuntik sampai penuh dan harus dilengkapi dengan katup yang dapat terkunci tanpa kehilangan tekanan dalam selongsong. Pertama-tama air dimasukkan ke dalam alat pencampur, kemudian semen. Bilamana telah dicampur sampai merata, jika digunakan, maka aditif akan ditambahkan. Pengadukan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu kekentalan yang merata. Rasio air semen pada campuran tidak akan melebihi 0,45 menurut takaran berat kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pencampuran tidak boleh dilakukan secara manual.
7 - 36
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Penyuntikan harus dikerjakan dengan cukup lambat untuk menghindari timbulnya segregasi adukan. Cara penyuntikan adukan harus sedemikian hingga dapat menjamin bahwa seluruh selongsong terisi penuh dan penuh di sekeliling kabel. Grouting harus dapat mengalir dari ujung bebas selongsong sampai kekentalannya ekivalen dengan grouting yang disuntikkan. Lubang masuk harus ditutup dengan rapat. Setiap lubang grouting harus ditutup dengan cara yang serupa secara berturut-turut dalam arah aliran. Setelah suatu jangka waktu yang semestinya, maka penyuntikan selanjutnya harus dilaksanakan untuk mengisi setiap rongga yang mungkin ada. Setelah semua lubang ditutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan pada 8 kg/cm2 paling tidak selama satu menit. Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu 1 hari setelah penyuntikan. Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end block).
7.2.7
PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BETON PRACETAK 1)
Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil, maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari. Cat tahan cuaca harus digunakan dalam menandai unit-unit tersebut. Data yang ditandakan pada semua unit harus mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran. Malahan pelat pracetak harus mempunyai data yang digoreskan pada permukaan atas segera setelah pengecoran. Juga tiang pancang harus mempunyai tanda ukuran panjang yang jelas dan permanen di sepanjang panjang tiang, dengan interval satu meter yang diukur dari ujung tiang panjang.
2)
Penanganan dan Pengangkutan Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau melalui lubang-lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi tegak. Titik angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyangga dan penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari permukaan tanah. Unit-unit beton pracetak yang rusak akibat penyimpanan dan penanganan yang tidak sebagaimana mestinya harus diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri. Bilamana cara pengangkatan dan pengangkutan gelagar tidak disebutkan dalam Gambar, maka Kontraktor harus menyerahkan cara yang diusulkan kepada Direksi Pekerjaan. Setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor harus mengikuti cara yang telah disetujui.
7 - 37
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
Penyimpanan Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20 % dari ukuran panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.
4)
Baja Pra-tegang (Pre-stressing Steel) Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain dari korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan. Baja pra-tegang yang telah mengalami kerusakan fisik pada setiap saat harus ditolak. Baja pra-tegang harus dibungkus dalam peti kemas atau bentuk pengiriman lainnya untuk melindungi baja tersebut dari kerusakan fisik. Bahan pencegah korosi harus dimasukkan ke dalam kemasan atau bentuk lainnya, atau bila diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, dapat digunakan langsung pada baja pra-tegang. Bahan pencegah korosi tidak boleh mempunyai pengaruh yang merusak pada baja pra-tegang atau beton atau kekuatan ikat (bond strength) baja pada beton. Kemasan atau bentuk lainnya yang rusak oleh berbagai sebab harus segera diganti atau diperbaiki hingga mencapai kondisi semula. Kemasan atau bentuk lainnya harus ditandai dengan jelas dengan suatu keterangan bahwa kemasan berisi baja pra-tegang berkekuatan tinggi, dan perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan, jenis macam dan jumlah bahan pencegah korosi yang digunakan (termasuk tanggal sewaktu dimasukkan), petunjuk pengamanan dan petunjuk penggunaan.
7.2.8
PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL 1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen pracetak di lapangan. Unit-unit ini harus difabrikasi sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini.
2)
Perakitan Segmen Pracetak Penanganan unit-unit pracetak dalam pelaksanaan balok pracetak segmental selama operasi pemasangan harus sesuai dengan ketentuan Pasal 7.2.7 dari Spesifikasi ini. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan detil rancangan acuan, metode pemasangan dan perakitan untuk mendapat persetujuan paling sedikit 4 minggu sebelum tanggal memulai perakitan segmen-segmen ini. Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang. Kontraktor harus merancang sistem penyangga untuk menyalurkan semua beban yang mungkin terjadi, dan harus menyertakan perlengkapan untuk menyesuaikan posisi setiap segmen selama perakitan. Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.2.1.(4) dari Spesifikasi ini.
7 - 38
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
Sambungan Beton Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi kecuali bilamana dimodifikasi di bawah ini. Kadar semen tidak kurang dari 450 kg atau tidak lebih dari 500 kg per meter kubik beton. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka ukuran efektif maksimum harus 10 mm. Sambungan beton harus mempunyai kekuatan yang sama dengan beton tersebut sebelum diberi gaya pra-tegang seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.2.6.(4) dari Spesifikasi ini. Bahan untuk beton harus dipilih dengan teliti dan sesuai dengan proporsi rancangan campuran untuk memperoleh beton sambungan dengan kekuatan yang disyaratkan dan warna yang serupa dengan segmen-segmen tersebut. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan maka Kontraktor harus menyerahkan contoh usulan sambungan beton yang telah dirawat untuk membandingkan warna beton sambungan dan beton semula. Sambungan beton antara segmen-segmen harus ditempatkan dalam cetakan yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan ini. Cetakan harus kaku, kedap air, diperkaku dan diikat bersama agar posisi dan bentuknya selama pengecoran beton tidak berubah. Ketepatan cetakan terhadap segmen-segmen harus sedemikian hingga diperoleh sambungan yang kedap air, tepat (pas) dengan permukaan yang bersebelahan. Cetakan harus sedemikian hingga permukaan yang halus dan rata dapat diperoleh. Bilamana diperlukan, pembukaan sementara pada acuan harus dilakukan untuk memudahkan pengecoran dan pemadatan beton yang memadai, terutama di sekeliling dan di bawah selongsong dan jangkar. Sambungan antara segmen-segmen harus diisi penuh dengan beton yang dipadatkan dengan kuat tekan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Permukaan yang akan diisi beton harus dikasarkan sampai mencapai permukaan yang padat dan keras. Sebelum pengecoran, permukaan tersebut harus dibersihkan dari semua kotoran dan bendabenda asing lainnya. Beton sambungan harus dilaksanakan dengan pengawasan Direksi Pekerjaan dan setiap beton sambungan yang dilaksanakan tanpa pengawasan Direksi Pekerjaan atau dilaksanakan tidak memenuhi ketentuan harus dibongkar oleh Kontraktor dan harus dibuat lagi tanpa tambahan biaya. Perhatian khusus harus diberikan selama pengecoran dan pemadatan beton agar setiap kerusakan pada selongsong dapat dihindarkan. Alat penggetar tidak boleh bersentuhan langsung dengan selongsosng. Bilamana selongsong rusak selama pengecoran, seluruh atau sebagian pengecoran beton ini dapat ditolak oleh Direksi Pekerjaan. Setelah pengecoran beton, permukaan atas dari sambungan harus diratakan sampai sama dengan permukaan atas segmen-segmen yang bersebelahan dan harus ditutup agar terhindar dari pengeringan dini. Beton sambungan harus dirawat dengan satu cara atau lebih seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.1.5 dari Spesifikasi ini selama minimum 7 hari.
7 - 39
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
4)
Pengecoran Ceruk Jangkar Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
5)
Kerusakan Unit-unit Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, yang akan menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau diperbaiki oleh Kontraktor. Biaya untuk perbaikan ini, atau penyingkiran atas unit-unit yang ditolak, dan semua biaya untuk mengganti unit-unit ini di lapangan harus menjadi beban Kontraktor.
7.2.9
PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN 1)
Penerimaan Unit-unit Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan. Kontraktor bertanggungjawab atas semua kerusakan yang terjadi pada unit-unit setelah barang tiba di tempat.
2)
Tumpuan untuk Unit-unit a)
Unit-unit Yang Diletakkan di atas Landasan Neoprene atau Elastomer Bilamana unit-unit akan diletakkan di atas perletakan neoprene atau elastomer, maka bantalan tersebut harus diletakkan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar dan harus ditahan pada posisinya dengan merekatkan permukaan beton yang berkontak langsung dengan perletakan, menggunakan bahan perekat yang disetujui untuk mencegah pergeseran perletakan selama pemasangan unit-unit.
b)
Unit-unit Yang Ditanamkan Pada Adukan Semen Bilamana Gambar menunjukkan bahwa unit-unit harus ditanamkan pada adukan semen, maka suatu lajur adukan semen harus disiapkan di atas struktur bagian bawah jembatan segera sebelum pemasangan unit-unit beton pratekan. Adukan semen harus dibuat dengan campuran 1 semen portland dan 3 pasir ditambah dengan bahan aditif yang disetujui, ditempatkan dengan lebar yang ditunjukkan dalam Gambar dan tebal sekitar 10 mm, sehingga membentuk lajur tumpuan yang rata. Unit-unit beton pratekan harus diletakkan pada bangunan bawah jembatan yang telah disiapkan dalam posisi yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap kelebihan adukan semen harus dibuang.
3)
Pengaturan Posisi Unit-unit Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja harus dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung, agar dapat menjamin penempatan lubang dengan tepat.
7 - 40
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.2.10
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran a)
Unit Beton Pratekan Pracetak Kuantitas yang diukur untuk pembayaran, harus merupakan jumlah aktual unitunit beton struktur pracetak pratekan, kecuali tiang pancang, dari berbagai jenis dan ukuran yang dipasang di tempat, selesai dikerjakan dan diterima. Setiap unit harus mencakup beton, baja tulangan, acuan dan baja pra-tegang bersama dengan selongsong, jangkar, pelat, mur, alat pengangkat, dan bahan-bahan lain yang terdapat di dalamnya atau disertakan pada unit-unit tersebut. Fabrikasi dan pemancangan tiang pancang harus diukur terpisah sesuai dengan Seksi 7.6 dari Spesifikasi ini
b)
Pekerjaan Cor Langsung Di Tempat Dengan Penegangan Setelah Pengecoran (post-tension) Beton harus diukur sesuai dengan Seksi 7.1. dan baja tulangan harus diukur sesuai dengan Seksi 7.3. serta baja pra-tegang harus diukur sebagai berat baja pra-tegang teoritis dalam kilogram yang ditunjukkan dalam Gambar. Pengukuran ini harus diambil sebagai berat dari untaian (strand) atau batang (bar) yang diukur antara tepi luar penjangkaran, dan tidak boleh mencakup berat selongsong, jangkar, dan sebagainya.
c)
Unit-unit yang Ditolak Unit-unit yang telah ditolak karena beton tidak memenuhi ketentuan, rusak selama penanganan, penyimpanan, pengangkutan atau pemasangan, atau untuk setiap alasan lainnya tidak boleh diukur untuk pembayaran.
2)
Pembayaran a)
Unit Beton Pratekan Pracetak Kuantitas unit beton pratekan yang diterima, selesai dikerjakan dan di tempat, diukur sebagaimana ditentukan di atas, harus dibayar dengan Harga Penawaran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran tersebut harus dianggap kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan termasuk beton, acuan, baja tulangan, baja prategang, selongsong, jangkar, kopel, spiral, pembagi (spacers), penyangga kabel pra-tegang, penarikan kabel, penyuntikan dan pekerjaan penyelesaian akhir, dan semua penanganan, penyimpanan, penandaan, pengangkutan dan pemasangan dari unit-unit, termasuk semua tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan semua biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
b)
Beton Cor Di Tempat, Penegangan Setelah Pengecoran Beton harus dibayar menurut Seksi 7.1. dan Baja Tulangan harus dibayar menurut Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini
7 - 41
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Untaian kawat (strand) atau batang pra-tegang, yang diukur seperti disyaratkan di atas, harus dibayar dengan Harga Penawaran untuk Mata Pembayaran, per kilogram di tempat, ditarik dan diterima, sebagaimana yang terdapat di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran tersebut harus dianggap kompensasi penuh untuk baja prategang, selongsong, jangkar, kopel, spiral, penyangga untuk kabel pra-tegang, penarikan kabel, penyuntikan dan pekerjaan penyelesaian akhir, termasuk semua tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan semua biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.2.(1)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 16 meter
Buah
7.2.(2)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 20 meter
Buah
7.2.(3)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 22 meter
Buah
7.2.(4)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 25 meter
Buah
7.2.(5)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 28 meter
Buah
7.2.(6)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 30 meter
Buah
7.2.(7)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 31 meter
Buah
7.2.(8)
Unit Pracetak Gelagar Tipe I bentang 35 meter
Buah
7.2.(9)
Baja Prategang
7.2.(10)
Pelat Berongga (Hollow Slab) Pracetak bentang 21 meter
7.2.(11)
Beton Diafragma K350 termasuk pekerjaan penegangan setelah pengecoran (post-tension)
7 - 42
Kilogram Buah
Meter Kubik
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.3 BAJA TULANGAN
7.3.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Penerbitan Detil Pelaksanaan Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal telah selesai menurut Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b)
4)
5)
Rekayasa Lapangan Beton
: :
Seksi 1.9 Seksi 7.1
Standar Rujukan A.C.I. 315
:
AASHTO M31M - 90
:
AASHTO M32 - 90 AASHTO M55 - 89 AWS D 2.0
: : :
Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced Concrete Structures, American Concrete Institute. Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete Reinforcement. Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement. Welded Steel Wire Fabrics for Concrete Reinforcement. Standards Specifications for Welded Highway and Railway Bridges.
Toleransi a)
Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315.
b)
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut : i)
3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
ii)
Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7.3.1 untuk beton yang terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
iii)
7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya.
7 - 43
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Tabel 7.3.1 Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai Ukuran Batang Tulangan yang akan diselimuti (mm) Batang 16 mm dan lebih kecil Batang 19 mm dan 22 mm Batang 25 mm dan lebih besar 6)
7)
8)
Tebal Selimut Beton Minimum (cm) 3,5 5,0 6,0
Penyimpanan dan Penanganan a)
Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan.
b)
Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
b)
Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, harus atas biaya Kontraktor.
b)
Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan : i)
Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315;
ii)
Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau Gambar Kerja Akhir (Final Shop Drawing);
iii)
Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab lain.
7 - 44
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
9)
c)
Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
d)
Kontraktor harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telah dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
Penggantian Ukuran Batang Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
7.3.2
BAHAN 1)
Baja Tulangan a)
Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar dan memenuhi Tabel 7.3.2.(1) berikut ini : Tabel 7.3.2 (1) Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan
b)
2)
Mutu
Sebutan
U24 U32 U39 U48
Baja Lunak Baja Sedang Baja Keras Baja Keras
Tegangan Leleh Karakteristik atau Tegangan Karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2 (kg/cm2) 2.400 3.200 3.900 4.800
Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan.
Tumpuan untuk Tulangan Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K250 seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
7 - 45
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
Pengikat untuk Tulangan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi AASHTO M32 - 90.
7.3.3
PEMBUATAN DAN PENEMPATAN 1)
2)
Pembengkokan a)
Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokanbengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b)
Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
Penempatan dan Pengikatan a)
Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
b)
Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.(5) di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c)
Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
d)
Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
e)
Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
f)
Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
g)
Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak akan terekspos.
7 - 46
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.3.4
h)
Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
i)
Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja).
j)
Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
2)
Cara Pengukuran a)
Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.
c)
Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.
Dasar Pembayaran Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
7 - 47
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.3.(1)
Baja Tulangan U24 Polos
Kilogram
7.3.(2)
Baja Tulangan U32 Polos
Kilogram
7.3.(3)
Baja Tulangan U32 Ulir
Kilogram
7.3.(4)
Baja Tulangan U39 Ulir
Kilogram
7.3.(5)
Baja Tulangan U48 Ulir
Kilogram
7.3.(6)
Anyaman Kawat Yang Dilas (Welded Wire Mesh)
Kilogram
7 - 48
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.4 BAJA STRUKTUR
7.4.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini mencakup struktur baja dan bagian baja dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri dari pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan dari struktur. Pekerjaan akan mencakup penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi dan pengecatan logam struktur sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Logam struktur harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai dengan Spesifikasi ini dan dengan Gambar.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini. a) b) c) d) e) f) g)
3)
Beton Baja Tulangan Pemasangan Jembatan Rangka Baja Sambungan Ekspansi Perletakan Pembongkaran Struktur Pengembalian Kondisi Jembatan
: : : : : : :
Seksi 7.1 Seksi 7.3 Seksi 7.5 Seksi 7.11 Seksi 7.12 Seksi 7.15 Seksi 8.5
Pengendalian Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.4.1.(5) di bawah.
4)
Toleransi a)
Diameter Lubang Lubang pada elemen utama Lubang pada elemen sekunder
b)
+ 1,2 mm - 0,4 mm + 1,8 mm - 0,4 mm
: :
+ 0,4 mm + 0,6 mm
Alinyemen Lubang Elemen utama, dibuat di bengkel Elemen sekunder, dibuat di lapangan
c)
: :
Gelagar Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan + 0,2 mm per meter panjang balok atau + 6 mm, dipilih yang lebih kecil.
7 - 49
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm per meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm. Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam gelagar susun : maksimum 3 mm. Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang dilas akan ditentukan dengan pengukuran penyimpangan pangkal flens terhadap bidang badan (web) pada pertemuan sumbu badan (web) dengan permukaan luar dari pelat flens. Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 1/200 dari lebar flens total atau 3 mm. dipilih yang lebih besar. Ketidakrataan dari landasan atau dudukan : Ditempatkan pada penyuntikan (grouting) Ditempatkan di atas baja, adukan liat
: maksimum 3,0 mm. : maksimum 0,25 mm.
Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk balok dan gelagar yang dilas, diukur pada sumbu badan (web), harus sebagaimana berikut ini : Untuk ketinggian hingga 90 cm Untuk ketinggian di atas 90 cm hingga 180 cm Untuk ketinggian di atas 180 cm
d)
: + 3 mm : + 5 mm. : + 8 mm. - 5 mm.
Batang Desak Panjang (Struts) Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing-masing flens ke segala arah : panjang / 1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.
e)
Permukaan Yang Dikerjakan Dengan Mesin Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
5)
Standar Rujukan AASHTO M160M - 90
:
AASHTO M164M - 90 AASHTO M169 - 83 AASHTO M183M - 90 ASTM A233 ASTM A307 AWS D20
: : : : : :
General Requirements for Rolled Steel Plates, Shapes, Sheet Piling and Bar for Structural Use. High Strength Bolts for Structural Steel Joints. Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Structural Steel Mild Steel, Arc Welding Electrode Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A) Standard Specification for Welded Highway and Railway Bridges
7 - 50
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
6)
7)
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus menyerahkan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar bahan kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan. Bilamana laporan pengujian pabrik ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor untuk melaksanakan pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat-sifat lain dari baja pada suatu lembaga pengujian yang disetujui. Laporan pengujian ini harus diserahkan dengan atau sebagai pengganti sertifikat pabrik.
b)
3 (tiga) salinan dari semua gambar kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas nama Kontraktor harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui. Persetujuan ini tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap pekerjaan dalam Kontrak ini.
c)
Kontraktor harus menyerahkan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan termasuk semua gambar kerja dan rancangan untuk pekerjaan sementara yang diperlukan. Data yang diserahkan sebagaimana yang diperlukan harus meliputi tanggal untuk kunjungan bengkel, pengiriman dan pemasangan, usulan pembongkar struktur lama, metode pemasangan, penunjang dan pengaku sementara untuk gelagar selama pemasangan, detil sambungan dan penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau di luar jembatan lama dan setiap keterangan yang berkaitan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
d)
Kontraktor harus memberitahu kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum memulai pembongkaran struktur lama atau pemasangan struktur baja yang baru.
Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan Pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk di atas balok pengganjal atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan dengan tanah dan dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana pekerjaan baja ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk semua lapis harus berada dalam satu garis. Bahan harus dilindungi dari korosi dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel pabrik maupun di lapangan. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.
8)
Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
Pekerjaan baja yang rusak selama penyimpanan, penanganan atau pemasangan harus diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap bahan atau sambungan yang rusak sebelum diperbaiki harus ditolak dan segera disingkirkan dari pekerjaan.
b)
Elemen baja dengan dimensi di luar toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.4.1.(4) tidak akan diterima untuk digunakan dalam pekerjaan.
7 - 51
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
9)
Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.4.1.(8) di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua pekerjaan baja struktur yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
7.4.2
BAHAN 1)
Baja Struktur Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau dilas harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M183M - 90 : Structural Steel. Baja lainnya harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 dan tegangan tarik minimum sebesar 4000 kg/cm2. Baja struktur untuk gelagar komposit harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 3500 kg/cm2 dan tegangan tarik minimum sebesar 4950 kg/cm2. Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
2)
Baut, Mur dan Ring a)
Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307 Grade A, dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).
b)
Baut, Mur dan Ring dari Baja Geser Tegangan Tinggi Baut, mur dan ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari AASHTO M164M - 90 dengan tegangan leleh minimum 5700 kg/cm2 dan pemuluran (elongation) minimum 12 %.
c)
3)
Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari AASHTO M164M - 90. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
Paku Penghubung Geser Yang Dilas Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari AASHTO M169 - 83 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015, 1018 atau 1020, baik baja "semi-killed" maupun "fully killed".
4)
Bahan Untuk Keperluan Pengelasan Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas baja yang memenuhi ketentuan dari AASHTO M183 - 90, harus memenuhi ketentuan dari ASTM A233.
7 - 52
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
Sertifikat Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatanya. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan. Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagianbagian yang dirol, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing) jembatan dan galvanisasi.
7.4.3
KECAKAPAN KERJA 1)
Fabrikasi Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.4.1.(4). Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat paking, jika diperlukan, untuk menjamin agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang berdampingan yang tidak melampaui 1 mm untuk baut geser tegangan tinggi dan 2 mm untuk jenis sambungan lainnya. Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses rolling maupun kombinasi toleransi akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang diijinkan di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian yang tidak curam dari 1 : 4.
2)
Pemotongan Pemotongan harus dilaksanakan dengan akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.
3)
Lubang Untuk Paku Keling dan Baut a)
Lubang untuk Paku Keling, Baut Anti-Benam (counter-sunk) dan Baut Hitam (tidak termasuk toleransi rapat, baut silinder (turned barrel bolt) dan baut geser tegangan tinggi) : Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal paku keling atau baut. Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau dilubangi kecil dengan alat pons kemudian diperbesar.
7 - 53
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Bilamana beberapa pelat atau komponen membentuk suatu elemen majemuk, pelat-pelat tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau baut penyetel dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi, atau sebagai alternatif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan berulang-ulang, pelat atau komponen dapat dilubangi secara terpisah dengan menggunakan jig atau mal. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang. b)
Lubang Untuk Toleransi Rapat dan Baut Silinder. Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal baut batang (shank) atau silinder (barrel), memenuhi toleransi + 0,15 mm dan – 0,0 mm. Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder harus digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya diperbesar setelah perakitan. Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan maka bagianbagian yang terpisah harus dibor melalui jig baja dan diperbesar jika diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang.
c)
Lubang Untuk Baut Geser Tegangan Tinggi. Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali disyaratkan lain. Pada umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk baut sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal untuk baut yang lebih besar. Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak minimum dari pusat lubang sampai tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus 1,7 kali diameter nominal baut, sedangkan untuk tepi pelat yang diroll atau dipotong dengan las, harus 1,5 kali diameter nominal baut. Lubang persiapan harus dibor terlebih dahulu, kemudian bagian-bagian baja dirakit dan lubang diperbesar sampai diameter yang ditentukan. Bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi lubang harus ditumpulkan sampai 0,5 mm. Setiap bekas tanda pada tepi permukaan bidang kontak dari ring, baut dan mur harus dihilangkan. Pasak pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke dalam lubang untuk memudahkan pengaturan posisi dari elemen-elemen baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebut tidak rusak.
4)
Pengaku (Stiffer) Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens dimana beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku yang tidak dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau disyaratkan lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi.
7 - 54
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.4.4
PELAKSANAAN 1)
Perakitan di Bengkel Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel sebelum dikirim ke lapangan.
2)
Sambungan Dengan Baut Standar (selain Baut Geser Tegangan Tinggi) Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan (proof load) harus mempunyai mur tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan dimana bidang kontak mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Baut harus mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur. Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu "snap" harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut. Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang dari 38 cm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan. Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali ditentukan lain.
3)
Baut Geser Tegangan Tinggi a)
Umum Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagianbagian yang akan dibaut harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap bahan yang dapat didesak lainnya. Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk yang berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak pabrik yang keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk sebagaimana mestinya.
b)
Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang berdekatan dengan sekeliling elemen-elemen baja harus dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, gemuk, cat dasar, dempul atau benda-benda asing lainnya. Setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, atau kerusakan lain yang akan menghambat elemen-elemen tersebut untuk duduk sebagaimana mestinya atau akan mempengaruhi gaya geser di antara elemen-elemen tersebut harus dihilangkan. Permukaan bidang kontak harus dikerjakan sampai mencapai suatu kekasaran yang cocok. Tidak ada sambungan yang akan dibuat sampai permukaan yang akan dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
7 - 55
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
c)
Baut Tarik Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan ketebalan pelat pada elemen-elemen yang akan dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan dan bahwa elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang kontrak yang rapat. Perkakas pengencang baik kunci torsi maupun mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus digunakan untuk mengencangkan baut-baut. Setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus disesuaikan sebelum setiap baut digunakan dalam pekerjaan. Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4)
Pengelasan Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan tentang persiapan pemukaan-permukaan yang akan disambung harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui atau detil yang ditunjukkan dalam Gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dajulu oleh Direksi Pekerjaan. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana perbaikan dengan pengelasan diperlukan, maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan. Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “run-on” dan “run-off” pada bagian ujung elemen.
5)
Pengecatan dan Galvanisasi Semua permukaan baja lainnya harus dicat sesuai dengan ketentuan dari Seksi 8.5 dari Spesifikasi ini. Semua komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragma dan sejenisnya harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan ASTM A123 – 89.
6)
Pengangkutan Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus disediakan oleh Kontraktor dengan tandatanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya. Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian hingga dapat diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tanpa mengalami tegangan, deformasi, atau kerusakan lainnya yang berlebihan.
7 - 56
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Baut dengan panjang dan diamater yang sama, dan mur yang trelepas dari baut atau ring harus dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut, ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari setiap kemasan. 7)
Peralatan dan Perancah Kontraktor harus menyediakan setiap perkakas dan perancah yang diperlukan untuk penanganan pekerjaan yang sebagaimana mestinya. Perlengkapan ini termasuk pengaku sementara, semua perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan baut penyetel. Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara sebagaimana mestinya agar dapat melaksanakan pemasangan elemen-elemen dengan tenaga yang permanen.
8)
Perakitan Pekerjaan Baja a)
Komponen Yang Difabrikasi Oleh Kontraktor Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar dan setiap tanda yang sesuai harus diikuti. Bahan harus dikerjakan dengan hati-hati sedemikian hingga tidak terdapat bagian-bagian yang bengkok, patah, atau kerusakan lainnya. Penggunaan palu yang dapat melukai atau mengubah posisi elemen-elemen tidak boleh dilakukan. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam kontak permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit. Kecuali dipasang dengan cara kantilever, maka ruas-ruas rangka baja harus dipasang dengan suatu cara sedemikian hingga dapat memperoleh lendutan balik (camber) yang sebagaimana mestinya. Setiap penguncian sementara harus dibiarkan sampai sambungan tarik telah dibaut dan semua lubang pada titik buhul telah dijepit dan dibaut. Baut permanen untuk sambungan elemen-elemen tekan tidak boleh dimasukkan atau dikencangkan sampai seluruh bentangan berayun. Sambungan (splices) dan penyambungan di lapangan (field connections) harus mempunyai setengah jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen (pin) silindris untuk pemasangan (setengah baut dan setengah pin) sebelum dibaut dengan baut tegangan tinggi. Sambungan (splices) dan penyambung (connections) yang akan dilewati lalu-lintas selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi sebanyak 3/4-nya.
b)
Komponen Yang Disediakan Pemilik Komponen yang disediakan oleh pemilik harus dipasang dengan ketat sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang disediakan pabrik pembuatnya.
7.4.5
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Pengukuran a)
Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai di tempat dan diterima. Untuk menghitung berat nominal dari baja roll atau besi tuang, maka bahan-bahan tersebut dianggap mempunyai berat volume 7.850 kilogram per meter kubik.
7 - 57
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Berat logam lainnya harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja yang telah selesai dikerjakan, terdiri dari pelat, bagian-bagian yang dirol, penghubung geser (shear connector), pengaku, penjepit, paking, pelat sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya kelonggaran untuk keuntungan sampingan dan penyimpangan yang diijinkan lainnya atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat las, fillet, baut, mur, ring, kepala paku keliling dan lapisan pelindung. Tidak ada pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut dan lubang paku keling dan sebagainya dengan luas kurang dari 0,03 m2. b)
2)
Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan baja struktur.
Pembayaran Kuantitas pekerjaan baja struktur akan ditentukan sebagaimana disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Penawaran per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk pemasokan, fabrikasi dan pemasangan bahan, termasuk semua tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.4.(1)
Baja Struktur, Titik Leleh 2500 kg/cm2, penyediaan dan pemasangan.
Kilogram
7.4.(2)
Baja Struktur, Titik Leleh 2800 kg/cm2, penyediaan dan pemasangan.
Kilogram
7.4.(3)
Baja Struktur, Titik Leleh 3500 kg/cm2, penyediaan dan pemasangan.
Kilogram
7 - 58
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.5 PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA
7.5.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi dari Spesifikasi ini akan terdiri dari pemasangan struktur jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya yang dibeli sebelumnya oleh Pemilik, di atas pondasi yang telah dipersiapkan di tempat yang telah dirancang oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan pemasangan akan mencakup sebagaimana yang diperlukan, penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok lepas, pemasangan perletakan, pra-perakitan, peluncuran dan penempatan posisi akhir struktur jembatan, pencocokan komponen lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan dapat juga mencakup, jika diperintahkan demikian oleh Direksi Pekerjaan, pencatatan bahan pokok lepas dari suatu lokasi penyimpanan yang ditentukan. dan penyediaan bahan lantai dari kayu yang cocok jika komponen lantai tidak merupakan bagian dari bahan yang dipasok oleh Pemilik.
2)
Penerbitan Detil Pelaksanaan Detil perakitan dan pemasangan, termasuk semua manual, denah penandaan dan daftar komponen yang diperlukan, untuk setiap struktur jembatan rangka baja yang termasuk dalam cakupan kerja dalam Kontrak di mana tidak terdapat detil yang dimasukkan dalam Dokumen Lelang, akan diterbitkan untuk Kontraktor setelah peninjauan rancangan awal selesai dikerjakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l)
4)
Mobilisasi dan Demobilisasi Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas Rekayasa Lapangan Bahan dan Penyimpanan Jadwal Pelaksanaan Beton Baja Tulangan Adukan Semen Pasangan Batu Pembongkaran Struktur Pengembalian Kondisi Jembatan Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan
: : : : : : : : : : : :
Seksi 1.2 Seksi 1.8 Seksi 1.9 Seksi 1.11 Seksi 1.12 Seksi 7.1 Seksi 7.3 Seksi 7.8 Seksi 7.9 Seksi 7.15 Seksi 8.5 Seksi 10.1
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus menyerahkan rincian jadwal pekerjaan dan perlengkapan pengendalian lalu lintas untuk semua jembatan rangka rangka baja yang akan dipasang dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjan sebelum memulai operasi pemasangan.
7 - 59
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
5)
Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan bahwa pemasokan kayu untuk lantai jembatan, termasuk dalam cakupan pekerjaan dari Kontraktor, maka Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan yang diusulkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Akan tetapi, setiap persetujuan yang diberikan oleh Direksi tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor untuk memasok semua bahan yang baru sesuai dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi ini.
Perbaikan Terhadap Komponen Jembatan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Komponen struktur jembatan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dirakit dan/atau dipasang sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam hal lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat termasuk penggantian komponen yang rusak atau hilang dan pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan pelapisan permukaan yang rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjan. Pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebagai akibat adanya komponen yang rusak atau hilang karena kelalaian Kontraktor, seluruhnya harus dimasukkan sebagai beban Kontrator.
6)
Pemeliharaan Komponen Jembatan Yang Memenuhi Ketentuan Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap komponen jembatan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.5.1.(5) di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua struktur jembatan rangka baja yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
7)
Jadwal Pekerjaan Setelah penerbitan detil pelaksanaan untuk tiap jembatan rangka baja yang termasuk dalam cakupan Kontrak, Kontraktor harus menjadwalkan program pekerjaannya sedini mungkin dalam Periode Pelaksanaan. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari operasi pemasangan untuk setiap jembatan harus digabungkan dalam jadwal pelaksanaan Kontraktor, revisinya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan resmi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.12 dari Spesifikasi ini.
8)
Pengendalian Lalu Lintas Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas, dengan ketentuan tambahan berikut ini : Bilamana pemasangan struktur jembatan rangka baja memerlukan pembongkaran atau penutupan seluruh jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan terhadap lalu lintas.
7 - 60
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.5.2
BAHAN 1)
Umum Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik dan disimpan dalam satu depot penyimpanan berbagai peralatan Pemilik atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain. Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap stukrtur jembatan yang diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik. Sistem tersebut dapat termasuk atau tidak termasuk komponen lantai jembatan dan dapat dipasang dengan salah satu cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
2)
a)
Perakitan awal seluruh komponen utama struktur jembatan termasuk beban pengimbang (counter-balance) yang cocok, pada penyangga sementara yang telah disiapkan, dengan demikian struktur yang terpasang dapat secara bertahap diluncurkan dari satu ujung jembatan ke ujung jembatan lainnya.
b)
Perakitan bertahap komponen utama struktur jembatan dimulai dari struktur rangka jangkar yang telah dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung jembatan.
Bahan Yang Disediakan oleh Pemilik Bahan yang disediakan oleh Pemilik akan mencakup seluruh elemen, komponen, perletakan, perkakas dan peralatan yang memungkinkan Kontraktor untuk merakit dan memasang struktur jembatan rangka baja menurut prosedur yang disarankan oleh pabrik pembuatnya. Bahan-bahan yang disediakan untuk jembatan akan dipasang dengan dua prosedur pokok pemasangan jembatan akan termasuk, tapi tidak boleh dibatasi, seperti berikut ini : a)
Pemasangan Dengan Cara Peluncuran Seluruh panel rangka utama termasuk batang-batang penulangan jika diperlukan, semua trasom, ikatan angin, pengaku vertikal, alat penggaru, patok dan perletakan sendi bersama dengan semua perlengkapan pengaku, pengangkat, penyambung, perangkat penyambung antar struktur rangka (linking steel), perkakas kecil untuk merakit dan komponen peluncuran tambahan seperti rol perakitan, rol peluncur, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan bahan untuk perakitan kerangka pengimbang dan ujung peluncuran (launching nose).
b)
Pemasangan Dengan Perakitan Bertahap Seluruh kerangka utama termasuk bagian elemen-elemen batang, diagonal, gelagar melintang, pengaku (bracing), patok, balok (stringer), pelat buhul, pelat sambungan, sandaran (railing), perletakan jenis neoprene, bersama dengan seluruh penyambung yang diperlukan, perangkat penyambung antar struktur rangka, dongkrak hidrolik, perkakas kecil untuk merakit dan bahan untuk perakitan struktur rangka jangkar.
7 - 61
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Tergantung pada rancangan patent dari struktur jembatan rangka baja yang akan dipasang, Pemilik juga dapat menyediakan bahan untuk pemasangan seluruh lantai jembatan, termasuk semua unit lantai pra-fabrikasi, kerb, klem, baut dan perlengkapan lainnya, atau dapat menyediakan semua balok (stringer) baja yang diperlukan, perletakan dan perlengkapan untuk pelaksanaan acuan lantai untuk penempatan lantai kayu yang akan dilintasi kendaraan. Bilamana suatu lantai kayu untuk lintasan kendaraan disediakan, maka papan dan kerb dari kayu akan dipasok oleh Kontraktor. 3)
Pemeriksaan, Pengumpulan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Jembatan Seluruh bahan yang disediakan oleh Pemilik akan diperoleh Kontraktor pada satu depot penyimpanan peralatan atau lebih yang telah ditentukan dan disebutkan dalam dokumen lelang. Kontraktor harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah terima yang tepat pada waktunya, pengangkutan dan pengiriman yang aman ke lokasi pekerjaan atas seluruh bahan yang disediakan oleh Pemilik. Kontraktor harus memeriksa dan mengawasi kuantitas dan kondisi seluruh bahan yang akan disediakan oleh Pemilik terhadap daftar pengapalan dari pabrik pembuatnya sebelum menerima bahan tersebut dan harus melaporkan dan mendapatkan kepastian dari wakil Pemilik di depot penyimpanan bahan atas setiap kerusakan atau kehilangan setiap bahan yang ditemukan. Kontraktor harus menandatangani surat pengiriman begitu selesai pemeriksaan dan pencatatan, dan selanjutnya harus bertanggung jawab atas kehilangan setiap bahan dalam penanganannya. Bahan yang disediakan oleh Pemilik yang hanya digunakan untuk sementara selama operasi pemasangan, seperti bahan untuk struktur rangka jangkar (anchor frame), struktur rangka pengimbang (counter-balance frame), perancah ujung peluncuran (launching nose framework), rol perakitan, rol peluncuran, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan perkakas perakitan lainnya, harus diinventarisasikan secara terpisah pada saat diserahterimakan kepada Kontraktor. Kontraktor harus mengembalikan semua bahan tersebut pada Pemilik dalam keadaan baik setelah operasi pemasangan selesai.
4)
Penanganan dan Penyimpanan Seluruh bahan harus disimpan sesuai dengan ketentuan Seksi 1.11 Spesifikasi ini dengan ketentuan tambahan berikut : a)
Seluruh bagian struktur baja dan bentuk lainnya harus ditempatkan di atas penyangga kayu atau penahan gelincir di atas gudang atau tempat penyimpanan ayng mempunyai drainase yang memadai.
b)
Bagian struktur berbentuk balok I atau profil kanal harus disimpan dengan bagian badan (web) balok dalam posisi tegak untuk mencegah tergenangnya air dan tertahannya kotoran pada bagian badan (web) balok tersebut.
c)
Semua komponen sejenis harus disimpan di suatu tempat untuk kemudahan pengenalan dan selama penyimpanan semua komponen harus diletakkan sedemikian rupa sehingga semua tanda pengapalan pada komponen tersebut dapat ditemukan tanpa menggeser atau memindah komponen yang bersebelahan.
7 - 62
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
d)
5)
Seluruh baut dan perlengkapan kecil harus disimpan dalam penampung atau kaleng di lokasi yang kering dan tidak terekspos cuaca.
Penggantian Komponen Yang Hilang Atau Rusak Berat Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, komponen yang hilang atau rusak berat seperti yang dicatat menurut Pasal 7.5.2.(3) belum diterima dari Pemilik, maka harus disediakan oleh Kontraktor. Dalam hal ini, Kontraktor harus menjamin bahwa semua komponen baru yang dipasok terdiri dari bahan yang setara atau lebih baik dari spesifikasi pabrik aslinya, dan semua komponen fabrikasi dibuat, diselesaikan dan ditandai dengan teliti sesuai dengan dimensi dan toleransi seperti ditunjukkan dalam gambar kerja dari pabrik aslinya. Penggantian komponen harus dilaksanakan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Sebagai tambahan, Direksi Pekerjaan dapat meminta sertifikat bahan atau bukti pendukung lainnya atas sifat-sifat bahan yang dipasok bila dianggap perlu.
6)
Perbaikan Komponen Yang Agak Rusak Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka komponen yang dicatat menurut Pasal 7.5.2.(3) di atas dalam keadaan agak rusak saat diterima dari Pemilik harus diperbaiki oleh Kontraktor. Perbaikan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus dibatasi pada pelurusan pelat-pelat yang bengkok dan komponen minor lainnya, perbaikan retak yang bukan karena kelelahan di bengkel dengan pengelasan dan pengembalian kondisi lapisan permukaan yang rusak. Pekerjaan perbaikan tersebut harus dilaksanakan pada bengkel yang disetujui sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan dengan ketentuan berikut ini : a)
Pelurusan Bahan Yang Bengkok Pelurusan pelat dan komponen minor dari bentuk-bentuk lainnya harus dilaksanakan menurut cara yang tidak akan menyebabkan keretakan atau kerusakan lainnya. Logam tidak boleh dipanaskan kecuali kalau diijinkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana dilakukan pemanasan maka temperatur tidak boleh lebih tinggi dari warna “merah cherry tua” yang dihasilkan. Bilamana pemanasan telah disetujui untuk pelurusan komponen yang melengkung atau bengkok, logam harus didinginkan selambat mungkin setelah pekerjaan pelurusan selesai. Setelah pendinginan selesai permukaan logam harus diperiksa dengan teliti apakah terjadi keretakan akibat pelurusan tersebut. Bahan yang retak tidak boleh digunakan dan seluruh bahan harus diganti sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Perbaikan Hasil Pengelasan Yang Retak Hasil pengelasan yang retak atau rusak pada komponen yang dilas di bengkel harus dikupas, disiapkan dan dilas ulang dengan teliti menurut standar pengelasan yang ditentukan pabrik pembuatnya sesuai dengan mutu atau mutu-mutu bahan yang akan dilas. Prosedur pengelasan yang akan dipakai untuk pekerjaan perbaikan harus dirancang sedemikian hingga dapat memperkecil setiap distorsi pada elemen komponen yang sedang diperbaiki, agar toleransi fabrikasi yang ditentukan pabrik pembuatnya dapat dipertahankan.
7 - 63
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
c)
Perbaikan Lapisan Permukaan Yang Rusak Sebagian besar komponen baja yang disediakan oleh Pemilik mempunyai penyelesaian akhir pada permukaan dengan galvanisasi celup panas. Bilamana permukaan bahan yang dipasok terdapat lapisan yang dalam keadaan rusak, maka pengembalian kondisi pada tempat-tempat yang rusak harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyiapan permukaan dan pengecatan yang diuraikan dalam Pasal 8.5.5 dari Spesifikasi ini, untuk perbaikan permukaan yang digalvanisasi dengan proses celup panas.
7)
Pemasokan Bahan Lantai Kayu Jika disebutkan dalam gambar pabrik pembuat jembatan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus melengkapi semua bahan kayu seperti papan lantai, papan lintasan kendaraan dan kerb. Kayu gergajian yang utuh untuk bahan lantai jembatan secara umum harus memenuhi ketentuan bahan, penyimpanan dan kecakapan kerja untuk batang kayu (lumber) dan kayu (timber) sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 8.5.4.(4), 8.5.4.(5) dan 8.5.4.(6) dari Spesifikasi ini. Semua kayu harus dipasok dalam keadaan sudah dipotong dan sudah dilubangi menurut ukuran yang diberikan dalam gambar kerja dari pabrik pembuat jembatan. Kecuali diperintah lain menurut Pasal 7.5.2.(5) di atas, baut, pasak, ring penutup dan perangkat keras penghubung lainnya untuk memasang lantai kayu tidak boleh dipasok oleh Kontraktor.
7.5.3
PELAKSANAAN 1)
Umum Perakitan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja, baik dengan peluncuran maupun dengan prosedur pelaksanaan pemasangan bertahap, harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan teliti sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh masing-masing buku petunjuk perakitan dan pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan ketentuan umum yang disyaratkan di sini. Atas permintaan Kontraktor, dukungan teknis tambahan oleh personil Pemilik yang berpengalaman, dapat dikirim ke lapangan dalam periode terbatas, untuk memberi pengarahan kepada insinyur dan teknisi pemasangan dari Kontraktor tentang prinsipprinsip perakitan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja. Struktur jembatan rangka baja yang disediakan oleh Pemilik dirancang untuk dirakit dan dipasang di lapangan hanya dengan menggunakan baut penghubung. Pengelasan di lapangan yang tidak diijinkan kecuali secara jelas diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Pekerjaan Sipil Pekerjaan sipil untuk abutment dan pier yang mungkin terbuat dari kayu, pasangan batu atau beton sesuai dengan Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dengan Spesifikasi ini atau spesifikasi lainnya yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Semua pekerjaan sipil harus selesai di tempat dan diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum operasi perakitan dimulai.
7 - 64
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
Penentuan Titik Pengukuran dan Pekerjaan Sementara Kontraktor harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit jembatan yang cocok untuk merakit suatu rangka jangkar untuk pengimbang dimana pemasangan dengan cara perakitan bertahap akan dikerjakan, atau, bilamana pemasangan dengan cara peluncuran, struktur jembatan rangka baja yang telah lengkap bersama dengan struktur rangka pengimbang dan ujung peluncur. Semua penyangga dan kumpulan balok-balok kayu sementara dan/atau pondasi beton yang disediakan oleh Kontraktor untuk pemasangan rol perakit, rol peluncuran, rol pendaratan atau jangkar dan penyangga struktur rangka jangkar harus ditentukan titik pengukurannya dengan akurat dan dipasang pada garis dan elevasi yang benar sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar pemasangan dari pabrik pembuatnya. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa seluruh rol dan penyangga sementara terpasang pada elevasi yang benar agar sesuai dengan bidang peluncuran yang telah dihitung sebelumnya dan/atau karakteristik lendutan untuk panjang bentang jembatan yang akan dipasang.
4)
Pemasangan Perletakan Jembatan Perletakan jembatan dapat berupa jenis perletakan elastomerik atau perletakan sendi yang terpasang pada plat perletakan dan balok kisi-kisi. Tiap jenis perletakan harus dipasang pada elevasi dan posisi yang benar dan harus pada perletakan yang rata dan benar di atas seluruh bidang kontak. Untuk perletakan jembatan yang dipasang di atas adukan semen, tidak boleh terdapat beban apapun yang diletakkan di atas perletakan setelah adukan semen terpasang dalam periode paling sedikit 96 jam, perlengkapan yang memadai harus diberikan untuk menjaga agar adukan semen dapat dipelihara kelembabannya selama periode ini. Adukan semen harus terdiri dari satu bagian semen portland dan satu bagian pasir berbutir halus.
5)
Perakitan Komponen Baja Komponen baja harus dirakit dengan akurat sesuai dengan tanda yang ditunjukkan pada gambar kerja pabrik pembuat jembatan dan sesuai dengan prosedur urutan pemasangan yang benar yang dirinci dalam prosedur pemasangan. Selama perakitan bahan-bahan harus ditangani dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak terdapat bagian yang melengkung, retak atau kerusakan lainnya. Pemaluan yang dapat melukai atau menyebabkan distorsi terhadap elemen-elemen tidak diijinkan. Sebelum perakitan semua bidang kontak harus dibersihkan, bebas dari kotoran, minyak, kerak yang lepas, bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, bintik-bintik, dan cacat lainnya yang akan menghambat pemasangan yang rapat atas komponen-komponen yang dirakit. Baut penghubung harus dipasang dengan panjang dan diameter yang benar sebagaimana yang ditunjukkan dalam daftar baut dari pabrik pembuat jembatan. Ring harus ditempatkan di bawah elemen-elemen (mur atau kepala baut) yang berputar dalam pengencangan. Bilamana permukaan luar bagian yang dibaut mempunyai kelandaian 1 : 20 terhadap bidang tegak lurus sumbu baut, maka ring serong yang halus harus dipakai untuk mengatasi ketidaksejajarannya. Dalam segala hal, hanya boleh terdapat satu permukaan tanpa kelandaian, elemen yang diputar harus berbatasan dengan permukaan ini.
7 - 65
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
6)
Prosedur Pemasangan Urutan pemasangan harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan prosedur pemasangan yang diberikan dalam buku petunjuk dari pabrik pembuat jembatan. Kontraktor harus melaksanakan operasi pemasangan dengan memperhatikan seluruh ketentuan keselamatan umum dan harus memastikan bahwa struktur jembatan stabil dalam setiap tahap dalam proses pemasangan. Untuk jembatan yang dipasang dengan prosedur peluncuran, Kontraktor harus mengambil seluruh langkah pengamanan yang diperlukan untuk memastikan bahwa selama seluruh tahap pemasangan struktur jembatan aman dari pergerakan bebas pada rol. Pergerakan melintasi rol selama operasi peluncuran harus dikendalikan setiap saat. Seluruh bahan pengimbang (counter-weight) dan perancah sementara pekerjaan baja atau kayu untuk rangka pendukung pengimbang harus dipasok oleh Kontraktor. Beban pengimbang harus diletakkan dengan berat sedemikian rupa sehingga faktor keamanan untuk stabilitas yang benar seperti yang diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan. Operasi pemasangan dengan peluncuran atau perakitan bertahap harus dilaksanakan sampai struktur jembatan rangka baja terletak di atas lokasi perletakan akhir. Kontraktor kemudian harus memulai operasi pendongkrakan dengan menggunakan peralatan dongkrak hidrolik dan kerangka dongkrak yang disediakan oleh Pemilik. Struktur jembatan harus didongkrak sampai elevasi yang cukup untuk memungkinkan penyingkiran seluruh balol-balok kayu sementara, rol penyangga dan penyambung antar struktur rangka (link sets) sebelum diturunkan sampai kedudukan akhir jembatan. Operasi pendongkrakan harus dilaksanakan denagn teliti sesuai dengan prosedur pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan Kontraktor harus mengikuti urutan dengan benar dari pemasangan dan penggabungan komponen-komponen khusus selama operasi ini.
7.5.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran a)
Pemasangan Struktur Jembatan Rangka Baja Pemasangan struktur jembatan rangka baja harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah total kilogram struktur baja yang selesai dikerjakan di tempat dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Berat masing-masing komponen harus diambil dari gambar kerja dan daftar komponen dari pabrik pembuat jembatan. Berat total struktur yang diukur untuk pembayaran harus dihitung sebagai berat semua komponen masing-masing baja yang digunakan dalam pemasangan struktur akhir, termasuk bagian-bagian baja fabrikasi, pelat, perletakan jembatan semi permanen, baut, mur, ring dan pengencang lainnya, dan lantai pra-fabrikasi lainnya, bilamana lantai ini termasuk dalam rancangan. Berat komponen baja yang digunakan selama operasi pemasangan yang bukan berasal dari bagian struktur akhir, termasuk komponen dan perlengkapan untuk struktur rangka pengimbang, rangka penjangkaran, kerangka pendong-
7 - 66
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
krak, ujung peluncur, rol perakit dan sejenisnya tidak boleh dimasukkan dalam berat yang diukur untuk pembayaran. Bilaman lantai kayu disebutkan dalam gambar pelaksanaan atau oleh Direksi Pekerjaan, berat perlengkapan perangkat keras untuk lantai kayu tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran untuk pemasangan. b)
Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Pengangkutan dan pengiriman dari semua bahan yang disediakan oleh Pemilik harus diukur dan dibayar dalam jumlah total kilogram. Pengukuran dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh kepada Kontraktor untuk pemeriksaan dan pencatatan seluruh bahan pada satu depot penyimpanan yang disebutkan dalam dokumen lelang atau lebih, untuk pengangkutan dan pengiriman bahan ke lokasi pekerjaan, termasuk semua operasi pemuatan dan penanganan selama pengangkutan, dan untuk pengembalian komponen yang hanya digunakan untuk sementara dalam kondisi yang baik ke depot penyimpanan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemasangan struktur jembatan rangka baja selesai.
c)
Pemasokan Komponen Pengganti Penggantian komponen yang hilang atau yang sangat rusak berat, jika ditentukan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.5.2.(5), tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Kompensasi untuk pemasokan setiap komponen pengganti harus dibuat berdasarkan Baja Struktur sesuai dengan ketentuan Seksi 7.4 dari Spesifikadi ini.
d)
Perbaikan Komponen Yang Rusak Perbaikan komponen yang rusak, bilamana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.5.2.(6), tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Kontraktor akan menerima kompensasi untuk setiap pekerjaan perbaikan komponen yang rusak sesuai dengan ketentuan pengukuran dan pembayaran untuk pengembalian kondisi komponen baja sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 8.5.6 dari Spesifikasi ini.
e)
Lantai Kayu Jembatan Lantai kayu jembatan, bilamana diperlukan dalam gambar pelaksanaan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Kompensasi untuk penyediaan, pemotongan, pengeboran, perawatan, penempatan, pemasangan dan penyelesaian lantai kayu harus sesuai dengan ketentuan dari Pasal 8.5.6 pada Spesifikasi ini.
2)
Dasar Pembayaran Kuantitas untuk pengangkutan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja sebagaimana yang ditentukan di atas harus dibayarkan menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk pemeriksaan, pencatatan, pengangkutan, pengiriman, pembongkaran, penanganan dan penyimpanan semua bahan yang dipasok oleh Pemilik, untuk perlengkapan dan penentuan titik pengukuran pekerjaan sementara, pemasangan perletakan jembatan semi permanen, perakitan dan pemasangan
7 - 67
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
komponen baja untuk struktur jembatan, pembongkaran kembali dan pengembalian ke tempat penyimpanan Pemilik untuk pemasangan pekerjaan baja sementara, rol, dongkrak dan perkakas khusus dan untuk penyediaan semua pekerja, peralatan, perkakas lain dan keperluan lainnya yang diperlukan atau yang biasa untuk penyelesaian pekerjaan pemasangan yang sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan dalam Seksi dari Spesisfikasi ini.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.5.(1)
Pemasangan Jembatan Rangka Baja
Kg
7.5.(2)
Pengangkutan Bahan Jembatan
Kg
7 - 68
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.6 TIANG PANCANG
7.6.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan. Pekerjaan ini mencakup jenis-jenis tiang pancang berikut ini : Tiang Kayu, termasuk Cerucuk. Tiang Baja Struktur Tiang Pipa Baja Tiang Beton Bertulang Pracetak Tiang Beton Pratekan, Pracetak Tiang Bor Beton Cor Langsung Di Tempat Tiang Turap Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
2)
Tiang Uji (Test Pile) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melaksanakan tiang uji, bilamana dianggap perlu untuk mengetahui dengan pasti daya dukung dari jenis pondasi pada setiap jembatan. Kontraktor akan melengkapi dan melaksanakan tiang uji pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Semua pengujian tiang uji harus dilaksanakan dengan pengawasan Direksi Pekerjaan. Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tiang uji harus diuji dengan pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan dari Pasal 7.6.1.(3) dari Spesifikasi ini. Setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pemancangan tiang uji harus dilanjutkan sampai diperintahkan untuk dihentikan. Pemancangan tiang uji melampaui ke dalaman telah ditentukan diperlukan untuk menunjukkan bahwa daya dukung tiang pancang masih terus meningkat. Kontraktor selanjutnya harus melengkapi sisa tiang pancang dalam struktur yang belum diselesaikan. Dalam menentukan panjang tiang pancang, Kontraktor harus mengikuti daftar panjang tiang pancang yang diperkirakan untuk sisa panjang yang harus diselesaikan dalam struktur. Jumlah tiang pancang yang diuji akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi jumlah ini tidak kurang dari satu atau tidak lebih dari empat untuk setiap jembatan. Tiang uji dapat dilaksanakan di dalam atau di luar keliling pondasi, dan dapat menjadi bagian dari pekerjaan yang permanen.
7 - 69
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
3)
Pengujian Pembebanan (Loading Test) Percobaan pembebanan harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan detil gambar peralatan pembebanan yang akan digunakannya kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga memungkinkan penambahan beban tanpa menyebabkan getaran terhadap tiang uji. Bilamana cara yang disetujui ini membutuhkan tiang (jangkar) tarik, tiang tarik semacam ini harus dari jenis dan diameter yang sama dengan pipa yang permanen dan harus dilaksanakan di lokasi pipa permanen tersebut. Tiang dan selongsong pipa yang dindingdindingnya tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban percobaan bila dalam keadaan kosong, harus diberi penulangan yang diperlukan dan beton yang dicor sebelum dilakukan pembebanan. Beban-beban untuk pengujian pembebanan tidak boleh diberikan sampai beton memcapai kuat tekan minimum 95 % dari kuat tekan beton berumur 28 hari. Bilamana Kontraktor menghendaki lain, Kontraktor dapat menggunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi (high-early-strength-cement), jenis III atau IIIA untuk beton dalam tiang pengujian pembebanan dan untuk tiang tarik. Peralatn yang disetujui dan cocok untuk mengukur beban tiang dan penurunan tiang pancang dengan akurat dalam setiap peningkatan beban harus disediakan oleh Kontraktor Peralatan tersebut harus mempunyai kapasitas kerja tiga kali beban rancangan untuk tiang yang akan diuji yang ditunjukkan dalam Gambar. Titik referensi untuk mengukur penurunan (settlement) tiang pancang harus dipindahkan dari tiang uji untuk menghindari semua kemungkinan gangguan yang akan terjadi. Semua penurunan tiang pancang yang dibebani harus diukur dengan peralatan yang memadai, seperti alat pengukur (gauges) tekanan, dan harus diperiksa dengan alat pengukur elevasi. Peningkatan lendutan akan dibaca segera setelah setiap penambahan beban diberikan dan setiap interval 15 menit setelah penambahan beban tersebut. Beban yang aman dan diijinkan adalah 50 % beban yang telah diberikan selama 48 jam secara terus menerus menyebabkan penurunan tetap (permanent settlement) tidak lebih dari 6,5 mm yang diukur pada puncak tiang. Beban pengujian harus dua kali beban rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar. Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan adalah beban rancangan tiang pancang. Beban pada tiang pancang dinaikkan sampai mencapai dua kali beban rancangan dengan interval tiga kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus dalam interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penambahan penurunan kurang dari 0,12 mm dalam interval waktu 15 menit akibat penambahan beban sebelumnya. Bilamana kekuatan tiang uji untuk mendukung beban pengujian diragukan, penambahan beban harus dikurangi sampai 50 % masing-masing beban pengujian, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan agar kurva keruntuhan yang halus dapat digambar. Beban pengujian penuh harus dipertahankan pada tiang uji dalam waktu tidak kurang dari 48 jam. Kemudian beban ditiadakan dan penurunan permanen dibaca. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, pembebanan diteruskan melebihi 2 kali beban rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10 ton sampai tiang runtuh atau kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui. Tiang pancang dapat dianggap runtuh bila penurunan total akibat beban melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi 6,5 mm.
7 - 70
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Setelah pengujian pembebanan selesai dilaksanakan, beban-beban yang digunakan harus disingkirkan, dan tiang pancang, termasuk tiang tarik dapat digunakan untuk struktur bilamana oleh Direksi Pekerjaan dianggap masih memenuhi ketentuan untuk digunakan. Tiang uji yang tidak dibebani harus digunakan seperti di atas. Jika setiap tiang pancang setelah digunakan sebagai tiang uji atau tiang tarik dianggap tidak memenuhi ketentuan untuk digunakan dalam struktur, harus segera disingkirkan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau harus dipotong sampai di bawah permukaan tanah atau dasar pondasi telapak, mana yang dapat dilaksanakan. Jumlah dan lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk tiang dengan diameter lebih dari 600 mm jumlah ini tidak boleh kurang dari satu dan tidak lebih dari tiga untuk setiap jembatan; untuk tiang dengan diameter kurang dari dan sampai dengan 600 mm jumlah tiang tidak boleh kurang dari satu untuk setiap 30 tiang. Kontraktor harus membuat laporan untuk setiap pengujian pembebanan. Laporan ini harus meliputi dokumen-dokumen berikut ini : Denah pondasi Lapisan (stratifikasi) tanah Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan Gambar diameter piston dongkrak Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan ordinat untuk penurunan (settlement) dalam desimal mm. Tabel yang menunjukkan pembacaan alat pengukur tekanan dalam atmosfir, beban dalam ton, penurunan dan penurunan rata-rata dimana semua itu merupakan fungsi dari waktu (tanggal dan jam). Bilamana kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang, diketahui kurang dari beban rancangan, maka tiang pancang harus diperpanjang atau diperbanyak sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 4)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan dengan Seksi Ini a) b) c) d) e) f) g)
5)
Galian Urugan Beton Beton Pratekan Baja Tulangan Baja Struktur Pembongkaran Struktur
:
Seksi 3.1 : Seksi 3.2 : Seksi 7.1 : Seksi 7.2 : Seksi 7.3 : Seksi 7.4 : Seksi 7.15
Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus dipantau dan dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.4 dari Spesifikasi ini.
6)
Toleransi a)
Lokasi Kepala Tiang Pancang Tiang pancang harus ditempatkan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Penggeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan tidak boleh melampaui 75 mm dalam segala arah.
7 - 71
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
Kemiringan Tiang Pancang Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 dalam 50).
c)
d)
Kelengkungan (Bow) i)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung di tempat harus tidak boleh melampaui 0,01 dari panjang suatu tiang pancang dalam segala arah.
ii)
Kelengkungan lateral tiang pancang baja tidak boleh melampaui 0,0007 dari panjang total tiang pancang.
Tiang Bor Beton Cor Langsung Di Tempat Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) harus 0 sampai + 5% dari diameter nominal pada setiap posisi.
e)
Tiang Pancang Beton Pracetak Toleransi harus sesuai dengan Pasal 7.2.1.(4).(b) dari Spesifikasi ini
7)
Standar Rujukan AASHTO M133 - 86 AASHTO M168 - 84 AASHTO M183 - 90 AASHTO M202 - 90 ASTM A252
8)
: : : : :
Preservatives and Pressure Treatment Process for Timber. Wood Products Structural Steel. Steel Sheet Piling. Steel Pipe
Pengajuan Kesiapan Kerja Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal sebagai berikut : a)
Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.
b)
Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan peralatan yang akan digunakan.
c)
Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang menunjukkan kapasitas tiang pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Kontraktor.
d)
Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode pemberian beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang diusulkan.
Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.
7 - 72
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
9)
Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Semen, agregat dan baja tulangan harus disimpan sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini. Unit-unit beton bertulang atau pratekan dan unitunit baja harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20 % dari ukuran panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.
10)
7.6.2
Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.6.1.(6) telah dilampaui, maka Kontraktor harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan dengan biaya sendiri.
b)
Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang semestinya atau dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c)
Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan dikerjakan atas biaya Kontraktor, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi berikut ini : i)
Penarikan kembali tiang pancang yang rusak dan penggantian dengan tiang pancang baru atau lebih panjang, sesuai dengan yang diperlukan.
ii)
Pemancangan tiang pancang kedua sepanjang sisi tiang pancang yang cacat atau pendek. Perpanjangan tiang pancang dengan cara penyambungan, seperti yang telah disyaratkan di bagian lain dari Seksi ini, untuk memungkinkan penempatan kepala tiang pancang yang sebagaimana mestinya dalam pur (pile cap).
BAHAN 1)
Kayu Kayu untuk tiang turap, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, harus diberi bahan pengawet. Tiang turap harus terbuat dari kayu yang digergaji atau ditebang, dengan sudut-sudut persegi. Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang. Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan AASHTO M133 - 86.
7 - 73
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar. 2)
Beton Beton harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.1. Bilamana beton akan dicor di dalam air, seperti halnya dengan tiang beton cor langsung di tempat, maka beton harus dicor dengan cara tremie dan harus mempunyai slump yang tidak kurang dari 15 cm serta kadar semen minimum 400 kg per meter kubik beton.
3)
Baja Tulangan Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.3
4)
Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Tiang pancang beton pratekan pracetak harus memnuhi ketentuan dari Seksi 7.3.
5)
Tiang Pancang Baja Struktur Baja harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.4 dan AASHTO M183 - 90.
6)
Pipa Baja Pipa baja yang akan diisi dengan beton harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252 Grade 2. Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan dari AASHTO M183 - 90 (ASTM A36). Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak boleh kurang dari 4,8 mm. Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk dipancang dengan metode yang ditentukan tanpa distorsi. Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling ujung tiang pancang.
7)
Sepatu dan Sambungan Tiang Pancang Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
8)
Turap Baja Turap baja harus memenuhi ketntuan dari AASHTO M202 - 90.
7.6.3
TURAP 1)
Umum Umumnya ketentuan yang mengatur pemancangan tiang pancang penahan beban harus berlaku juga untuk turap. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
7 - 74
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Turap Kayu Tiang pancang kayu sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar baik yang dipotong dari bahan yang utuh (solid) maupun dibuat dari tiga papan yang diikat jadi satu dengan kokoh. Ujung bagian bawah tiang pancang harus diruncingkan agar dapat mendesak ke dalam sedemikian hingga tiang-tiang yang berdekatan mempunyai ikatan yang rapat. Puncak tiang pancang harus dipotong pada suatu garis lurus pada elevasi yang telah ditunjukkan dan harus diperkaku dengan balok yang ditumpang-tindihkan dan disambung pada semua sambungan dan sudut-sudut. Balok-balok pengaku sebaik-nya dipasang untuh antara sudut-sudut dan harus dibaut di dekat puncak tiang pancang.
3)
Turap Beton Dinding turap beton harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar.
4)
Turap Baja Turap baja harus mempunyai jenis dan berat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana dipasang dalam struktur yang telah selesai, turap baja harus kedap air pada sambungannya. Pengecatan turap baja harus memenuhi ketentuan Pasal 8.5.5 dari Spesifikasi ini.
7.6.4
TIANG PANCANG KAYU 1)
Umum Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
2)
Pengawetan Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh sebelum pemancangan tiang pancang yang tidak diawetkan.
3)
Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
7 - 75
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan. 4)
Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
5)
Pemancangan Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
6)
Penyambungan Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
7.6.5
TIANG PANCANG BETON PRACETAK 1)
Umum Tiang pancang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang pancang yang luar biasa diperlukan. Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemancangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau pengaruh korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang dari 50 mm.
7 - 76
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Penyambungan Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan. Bilamana perpanjangan tiang pancang tidak dapat dihindarkan, Kontraktor harus menyerahkan metode penyambungan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Tidak ada penyambungan tiang pancang sampai metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Direksi Pekerjaan.
3)
Perpanjangan Tiang Pancang Perpanjangan tiang pancang beton pracetak dilaksanakan dengan penyambungan tumpang tindih (overlap) baja tulangan. Beton pada kepala tiang pancang akan dipotong hingga baja tulangan yang tertinggal mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan. Perpanjangan tiang pancang beton harus dilaksanakan dengan menggunakan baja tulangan yang sama (mutu dan diameternya) seperti pada tiang pancang yang akan diperpanjang. Baja spiral harus dibuat dengan tumpang tindih sepanjang 2 kali lingkaran penuh dan baja tulangan memanjang harus mempunyai tumpang tindih minimum 40 kali diameter. Bilamana perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat sedemikian hingga tinggi jatuh pengecoran beton tak melebihi 1,50 m. Sebelum pengecoran beton, kepala tiang pancang harus dibersihkan dari semua bahan lepas atau pecahan, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen yang tipis. Mutu beton yang digunakan sekurang-kurangnya harus beton K400. Semen yang digunakan haruslah dari mutu yang sama dengan yang dipakai pada tiang panjang yang akan disambung, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran. Perpanjangan tiang pancang akan dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang pancang yang akan disambung. Bilamana tiang pancang akan diperpanjang setelah operasi pemancangan sedang berjalan, kepala tiang pancang direncanakan tertanam dalam pur (pile cap), maka perpanjangan baja tulangan yang diperlukan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana tidak disebutkan dalam Gambar, maka panjang tumpang tindih baja tulangan harus 40 kali diameter untuk tulangan memanjang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
4)
Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau mempunyai sumbu yang sama (co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus jenis tanah seperti batu, kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang mungkin dapat merusak ujung tiang pancang beton. Sepatu tersebut dapat terbuat dari baja atau besi tuang. Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan. Luas ujung sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton pada bagian tiang pancang ini masih dalam batas yang aman seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7 - 77
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
Pembuatan dan Perawatan Tiang pancang dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.1 dan Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini. Waktu yang diijinkan untuk memindahkan tiang pancang harus ditentukan dengan menguji empat buah benda uji yang telah dibuat dari campuran yang sama dan dirawat dengan cara yang sama seperti tiang pancang tersebut. Tiang pancang tersebut dapat dipindahkan bilamana pengujian kuat tekan pada keempat benda uji menunjukkan kekuatan yang lebih besar dari tegangan yang terjadi pada tiang pancang yang dipindahkan, ditambah dampak dinamis yang diperkirakan dan dikalikan dengan faktor keamanan, semuanya harus berdasarkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Ruas tiang pancang yang akan terekspos untuk pemandangan yaitu tiang-tiang rangka pendukung, harus diselesaikan sesuai dengan Pasal 7.1.5.(3). Tidak ada tiang pancang yang akan dipancang sebelum berumur paling sedikit 28 hari atau telah mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan. Acuan samping dapat dibuka 24 jam setelah pengecoran beton, tetapi seluruh tiang pancang tidak boleh digeser dalam waktu 7 hari setelah pengecoran beton, atau lebih lama sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perawatan harus dilaksanakan selama 7 hari setelah dicor dengan mempertahankan tiang pancang dalam kondisi basah selama jangka waktu tersebut. Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik seperempat panjangnya atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana tiang pancang tersebut akan dibuat 1,5 m lebih panjang dari pada panjang yang disebutkan dalam Gambar, Direksi Pekerjaan akan memerintahkan menggunakan baja tulangan dengan diameter yang lebih besar dan/atau memakai tiang pancang dengan ukuran yang lebih besar dari yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap tiang harus ditandai dengan tanggal pengecoran dan panjangnya, ditulis dengan jelas dekat dekat kepala tiang pancang. Kontraktor dapat menggunakan semen yang cepat mengeras untuk membuat tiang pencang. Kontraktor harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan atas penggunaan jenis dan pabrik pembuat semen yang diusulkan. Semen yang demikian tidak boleh digunakan sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Periode dan ketentuan perlindungan sebelum pemancangan harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
6)
Pengupasan Kepala Tiang Pancang Beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian sehingga beton yang tertinggal akan masuk ke dalam pur (pile cap) sedalam 50 mm sampai 75 mm atau sebagaimana ditunjukkan di dalam Gambar. Untuk tiang pancang beton bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup panjang sehingga dapat diikat ke dalam pur (pile cap) dengan baik seperti yang ditunjuk-kan dalam Gambar. Untuk tiang pancang beton pratekan, kawat pra-tegang yang tertinggal setelah pengupasan harus dimasukkan ke dalam pur (pile cap) paling sedikit 600 mm. Penjangkaran ini harus dilengkapi, jika perlu, dengan baja tulangan yang dicor ke dalam bagian atas tiang pancang. Sebagai alternatif, pengikatan dapat dihasilkan dengan baja tulangan lunak yang dicor ke dalam bagian atas dari tiang pancang pada saat pembuatan. Pengupasan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pecahnya atau kerusakan lainnya pada sisa tiang pancang. Setiap beton yang retak atau cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan beton baru yang direkatkan sebagaimana mestinya dengan beton yang lama.
7 - 78
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Sisa bahan potongan tiang pancang, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak perlu diamankan, harus dibuang sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
7.6.6
TIANG PANCANG BAJA STRUKTUR 1)
Umum Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250 dengan kadar semen seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.1.3.(1).
2)
Perlindungan Terhadap Korosi Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruasruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.
3)
Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).
4)
Perpanjangan Tiang Pancang Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.
5)
Sepatu Tiang Pancang Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasar tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.
7 - 79
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.6.7
PEMANCANGAN TIANG 1)
Umum Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar. Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan kepala tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai mencapai ke dalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk sekurangkurangnya 60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas daya dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan bawah jembatan bilamana dianggap perlu. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel. Untuk tiang pancang beton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel. Berat palu pada jenis gravitasi sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, tetapi sama sekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, dan minimum 2 ton untuk tiang pancang beton. Untuk tiang pancang baja, berat palu harus dua kali berat tiang beserta topi pancangnya. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau diesel yang disetujui, harus mampu memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3 mm untuk setiap pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui, yang digunakan oleh Kontraktor. Enerji total alat pancang tidak boleh kurang dari 970 kgm per pukulan, kecuali untuk tiang pancang beton sebagaimana disyaratkan di bawah ini.
7 - 80
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Alat pancang uap, angin atau diesel yang dipakai memancang tiang pancang beton harus mempunyai enerji per pukulan, untuk setiap gerakan penuh dari pistonnya tidak kurang dari 635 kgm untuk setiap meter kubik beton tiang pancang tersebut. Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contohcontoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud : Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang. Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang dalam terjadi pada setiap penumbukan. Bilamana tiang pancang diperkirakan sekonyong-konyongnya akan mendapat penolakan akibat batu atau tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya. Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.7.(7). Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus dapat diketahui, bila memungkinkan, sebelum pemancangan dilanjutkan. Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang berumur kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan dengan menggunakan palu yang memenuhi ketentuan minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Kontraktor harus menyediakan palu yang lebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya sendiri. 2)
Penghantar Tiang Pancang (Leads) Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga dapat memberikan kebebasan bergerak untuk palu dan penghantar ini harus diperkaku dengan tali atau palang yang kaku agar dapat memegang tiang pancang selama pemancangan. Kecuali jika tiang pancang dipancang dalam air, penghantar tiang pancang, sebaiknya mempunyai panjang yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi tiang pancang panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring sebaiknya digunakan untuk pemancangan tiang pancang miring.
3)
Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang (Followers) Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat mungkin harus dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
7 - 81
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
4)
Tiang Pancang Yang Naik Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala tiang pancang harus diukur dalam interval waktu dimana tiang pancang yang berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai ke dalaman atau ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini tidak diperlukan.
5)
Pemancangan Dengan Pancar Air (Water Jet) Pemancangan dengan pancar air dilaksanakan hanya seijin Direksi Pekerjaan dan dengan cara yang sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kapasitas daya dukung tiang pancang yang telah selesai dikerjakan, stabilitas tanah atau keamanan setiap struktur yang berdekatan. Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel semprot haruslah sekedar cukup untuk melonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang pancang, bukan untuk membongkar bahan tersebut. Tekanan air harus 5 kg/cm2 sampai 10 kg/cm2 tergantung pada kepadatan tanah. Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan, untuk mengalirkan air yang tergenang pada permukaan tanah. Sebelum penetrasi yang diperlukan tercapai, maka pancaran harus dihentikan dan tiang pancang dipancang dengan palu sampai penetrasi akhir. Lubang-lubang bekas pancaran di samping tiang pancang harus diisi dengan adukan semen setelah pemancangan selesai.
6)
Tiang Pancang Yang Cacat Prosedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami tegangan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton, pembelahan, pecahnya dan kerusakan kayu, atau deformasi baja. Manipulasi tiang pancang dengan memaksa tiang pancang kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan tak akan diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.6.1.(10) dan sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi semula, atau tiang pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
7)
Catatan Pemancangan (Calendering) Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
8)
Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus dinamis (Hiley). Kontraktor dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
7 - 82
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Pu
efWH = --------------------------S + (C1 + C2 + C3)/2
X
W + n2Wp ------------W+P
dimana : Pu Pa ef
: : :
W Wp n
: : :
H
:
S C1 C2
: : :
C3 N
: :
Kapasitas daya dukung batas (ton) Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton) Efisiensi palu ef = 1,00 untuk palu diesel ef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrol Berat palu atau ram (ton) Berat tiang pancang (ton) Koefisien restitusi n = 0,25 untuk tiang pancang beton Tinggi jatuh palu (m) H = 2 H’ untuk palu diesel (H’ = tinggi jatuh ram) Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (m) Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m) Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang tiang pancang (m) Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan (m) Faktor Keamanan
Nilai C1 + C2 + C3 harus diukur selama pemancangan.
7.6.8
TIANG BOR BETON COR LANGSUNG DI TEMPAT 1)
Umum Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian penetrometer untuk bahan di lapangan harus dilakukan selama penggalian dan pada dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan ini harus selalu dilakukan pada tiang bor pertama dari tiap kelompok.
2)
Pengeboran Tiang Bor Beton Lubang-lubang harus dibor sampai ke dalaman seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Semua lubang harus diperiksa, bilamana diameter dasar lubang kurang dari setengah diameter yang ditentukan, pekerjaan tersebut akan ditolak. Sebelum pengecoran beton, semua lubang tersebut harus ditutup sedemikian rupa hingga keutuhan lubang dapat terjamin. Dasar selubung (casing) harus dipertahankan tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm di bawah permukaan beton selama penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Sampai ke dalaman 3 m dari permukaan beton yang dicor harus digetarkan dengan alat penggetar. Sebelum pengecoran, semua bahan lepas yang terdapat di dalam lubang bor harus dibersihkan. Air bekas pengeboran tidak diperbolehkan masuk ke dalam lubang.
7 - 83
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Sebelum pengecoran, semua air yang terdapat dalam lubang bor harus dipompa keluar. Selubung (casing) harus digetarkan pada saat pencabutan untuk menghindari menempelnya beton pada dinding casing. Pengecoran beton dan pemasangan baja tulangan tidak diijinkan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 3)
Pengecoran Beton Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 7.1 Dimanapun beton digunakan harus dicor ke dalam suatu lubang yang kering dan bersih. Beton harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa, seperti yang telah diuraikan dalam Pasal 7.1.4.(3).(h). Pengaliran harus diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang. Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana kondisi tanah kemungkinan besar akan memburuk akibat terekspos. Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi muka air tanah, tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras.
4)
Pengecoran Beton di Bawah Air Bilamana pengecoran beton di dalam air atau lumpur pengeboran, semua bahan lunak dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah disetujui harus digunakan. Cara tremie harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong di atasnya. Pipa harus diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai di atas elevasi air/lumpur. Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremie harus kedap air, dan harus berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan beton yang dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton dan air.
5)
Penanganan Kepala Tiang Bor Beton Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur di atasnya.
6)
Tiang Bor Beton Yang Cacat Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sesuai dengan Pasal 7.6.(10)
7 - 84
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.6.9
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Pengukuran a)
Cerucuk Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Dinding Turap Dinding turap kayu, baja atau beton yang permanen, harus diukur sebagai jumlah dalam meter persegi yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Luas dinding turap merupakan panjang turap yang diukur dari ujung turap sampai elevasi bagian pucak turap yang dipotong, dikalikan dengan panjang struktur yang diukur pada elevasi bagian puncak turap yang dipotong. Batang tarik, tiang jangkar atau balok, balok ganjal dasar dan sebagainya yang ditunjukkan dalam Gambar tidak akan diukur untuk pembayaran. Dinding turap sementara, dalam bahan apapun untuk cofferdam, pengendalian drainase, penahan lereng galian atau penggunaan tidak permanen lainnya tidak akan diukur untuk pembayaran, tetapi harus dianggap telah dicakup dalam berbagai mata pembayaran untuk galian, drainase, struktur dan lain-lain.
c)
Penyediaan Tiang Pancang Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak (bertulang atau pratekan) harus diukur dalam meter kubik dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Tiang pancang baja diukur dalam kilogram dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan panjang yang diukur adalah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Kuantitas dalam meter kubik atau kilogram yang akan dibayar, termasuk panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan menurut pendapat Kontraktor. Tiang pancang yang disediakan oleh Kontraktor, termasuk tiang uji tidak diijinkan untuk menggantikan tiang pancang yang telah diterima sebelumnya oleh Direksi Pekerjaan, yang ternyata kemudian hilang atau rusak sebelum penyelesaian Kontrak selama penumpukan atau penanganan atau pemancangan, dan akan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk disingkirkan dari tempat pekerjaan atau dibuang dengan cara lain. Bilamana perpanjangan tiang pancang diperlukan, panjang perpanjangan akan dihitung dalam meter kubik atau kilogram, dan akan diukur untuk pembayaran. Baja tulangan dalam beton, penyetelan, sepatu dan penyambungan bilamana diperlukan, acuan tidak akan diukur untuk pembayaran.
7 - 85
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Bilamana Kontraktor mengecor tiang pancang beton pracetak lebih panjang dari yang diperlukan, sebagaimana seluruh panjang baja tulangan untuk memudahkan pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian beton yang harus dibongkar agar supaya batang baja tulangan itu dapat dimasukkan ke dalam struktur yang mengikatnya. d)
Pemancangan Tiang Pancang Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah pur (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam tanah.
e)
Tiang Bor Beton Cor Langsung Di Tempat Pengukuran tiang bor beton cor langsung di tempat harus merupakan jumlah aktual dalam meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima sebagai suatu struktur. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan, sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong seperti ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan.
f)
Pelaksanaan Tiang Bor Beton Cor Langsung Di Tempat Yang Berair Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap tiang bor beton cor langsung di tempat yang dilaksanakan di bawah air harus dihitung dalam meter panjang, dari ujung tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong bilamana kepala tiang bor berada di bawah permukaan air normal. Bilamana elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong di atas permukaan air normal, panjang yang dihitung harus dari ujung tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi permukaan air normal.
g)
Tiang Uji Tiang uji akan diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan pemancangan seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.6.9.(1).(c) dan 7.6.9.(1).(d) di atas.
2)
Pembayaran Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
7 - 86
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.6.(1)
Pondasi Cerucuk, Penyediaan & Pemancangan
Meter Panjang
7.6.(2)
Dinding Turap Kayu Tanpa Pengawetan
Meter Persegi
7.6.(3)
Dinding Turap Kayu Dengan Pengawetan
Meter Persegi
7.6.(4)
Dinding Turap Baja
Meter Persegi
7.6.(5)
Dinding Turap Beton
Meter Persegi
7.6.(6)
Penyediaan Tiang Pancang Kayu Tanpa Pengawetan.
Meter Kubik
7.6.(7)
Penyediaan Tiang Pancang Kayu Dengan Pengawetan.
Meter Kubik
7.6.(8)
Penyediaan Tiang Pancang Baja
7.6.(9)
Penyediaan Tiang Pancang Beton Bertulang Pracetak
Meter Kubik
7.6.(10)
Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak
Meter Kubik
7.6.(11)
Pemancangan Tiang Pancang Kayu
Meter Panjang
7.6.(12)
Pemancangan Tiang Pancang Pipa Baja : Diameter 400 mm
Meter Panjang
7.6.(13)
Pemancangan Tiang Pancang Pipa Baja : Diameter 500 mm
Meter Panjang
7.6.(14)
Pemancangan Tiang Pancang Pipa Baja : Diameter 600 mm
Meter Panjang
7.6.(15)
Pemancangan Tiang Pancang Beton Pracetak : 30 cm x 30 cm atau diameter 300 mm
Meter Panjang
7.6.(16)
Pemancangan Tiang Pancang Beton : 40 cm x 40 cm atau diameter 400 mm
Meter Panjang
7.6.(17)
Pemancangan Tiang Pancang Beton : 50 cm x 50 cm atau diameter 500 mm
Meter Panjang
7.6.(18)
Tiang Bor Beton, diameter 600 mm
Meter Panjang
7.6.(19)
Tiang Bor Beton, diameter 800 mm
Meter Panjang
7.6.(20)
Tiang Bor Beton, diameter 1000 mm
Meter Panjang
7 - 87
Kilogram
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.6.(21)
Tiang Bor Beton, diameter 1200 mm
Meter Panjang
7.6.(22)
Tiang Bor Beton, diameter 1500 mm
Meter Panjang
7.6.(23)
Tambahan Biaya untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(11) s/d 7.6.(17) bila Tiang Pancang Beton dikerjakan di Tempat Yang Berair.
Meter Panjang
7.6.(24)
Tambahan Biaya untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(18) s/d 7.6.(22) bila Tiang Bor Beton dikerjakan di Tempat Yang Berair.
Meter Panjang
7.6.(25)
Pengujian Pembebanan Pada Tiang Dengan Diameter sampai 600 mm.
Buah
7.6.(26)
Pengujian Pembebanan Pada Tiang Dengan Diameter di atas 600 mm.
Buah
7 - 88
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.7 PONDASI SUMURAN
7.7.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Jenis dan dimensi sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam Gambar.
2)
Penerbitan Detil Pelaksanaan Detil pelaksanaan untuk pondasi sumuran terbuka dari beton bertulang yang tidak termasuk dalam Dokumen Lelang akan disiapkan oleh Direksi Pekerjaan dan diterbitkan untuk Kontraktor setelah peninjauan kembali rancangan telah selesai dikerjakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini
3)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b) c) d)
4)
: : : :
Rekayasa Lapangan Galian Beton Baja Tulangan
Seksi 1.9 Seksi 3.1 Seksi 7.1 Seksi 7.3
Toleransi Pekerjaan pondasi sumuran terbuka harus memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.(4) dari Spesifikasi ini.
5)
Standar Rujukan Standar Rujukan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.(6) dari Spesifikasi ini digunakan.
6)
Pengajuan Kesiapan Kerja Pengajuan kesiapan kerja seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini, digunakan.
7)
Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Penyimpanan dan perlindungan bahan seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini, digunakan.
8)
Kondisi Tempat Kerja Kondisi tempat kerja seperti disyaratkan dalam Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini, digunakan.
7 - 89
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.7.2
BAHAN Bahan yang digunakan harus sama dengan yang ditunjukkan dalam Gambar. Dinding sumuran dibuat dari beton bertulang. Pekerjaan beton dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dan 7.3.2. Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka mutu beton adalah K250 dan mutu baja U-24. Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka bahan pengisi pondasi sumuran adalah beton siklop yang harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1
7.7.3
PELAKSANAAN Pondasi sumuran harus dibuat memenuhi ketentuan dimensi dan fungsinya, dengan mempertimbangkan kondisi pelaksanaan yang diberikan. 1)
Unit Beton Pracetak Unit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana mestinya. Cetakan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat dari logam. Cetakan harus kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Unit beton pracetak yang telah selesai dikerjakan harus bebas dari segregasi, keropos, atau cacat lainnya dan harus memenuhi dimensi yang disyaratkan. Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai 70 persen dari kuat tekan beton rancangan dalam 28 hari. Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton tersebut mengeras paling sedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan kuat tekan mencapai 85 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
2)
Dinding Sumuran dari Unit Beton Pracetak Beton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang terbawah. Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan, beton pracetak berikutnya harus dipasang di atasnya dan disambung sebagimana mestinya dengan adukan semen untuk memperoleh kekakuan dan stabilitas yang diperlukan. Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelah penyambungan selesai dikerjakan.
3)
Dinding Sumuran Cor Di Tempat Cetakan untuk dinding sumuran yang dicor di tempat harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka laing sedikit 3 hari setelah pengecoran. Beton harus dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penurunan tidak boleh dimulai paling sedikit 7 hari setelah pengecoran atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton mencapai 70 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
4)
Galian dan Penurunan Bilamana penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini : a)
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undangundang keselamatan kerja, dan sebagainya.
7 - 90
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
c)
Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan menggunakan beban berlapis (superimposed loads), dan mengurangi ketahanan geser (frictional resistance), dan sebagainya.
d)
Cara mengurangi ketahanan geser : Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat penurunan dinding sumuran, maka disarankan untuk melakukan upaya untuk mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di sekelilingnya.
e)
Sumbat Dasar Sumuran Dalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :
f)
i)
Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremies atau pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi muka air dalam sumuran.
ii)
Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran beton untuk sumbat dasar sumuran.
Pengisian Sumuran Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
g)
Pekerjaan Dinding Penahan Rembesan (Cut-Off Wall Work) Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus mampu menahan gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air selama proses penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan sumuran selesai dikerjakan.
h)
Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah bertekanan (pneumatic breakers). Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran ini. Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulanagan.
i)
Pengendalian Keselamatan Dalam melaksanakan pembuatan pondasi sumuran, standar keselamatan yang tinggi harus digunakan untuk para pekerja dengan ketat mematuhi undangundang dan peraturan yang berkaitan.
7 - 91
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.7.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran Kuantitas sumuran yang disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dalam Spesifikasi ini diukur untuk pembayaran, haruslah jumlah panjang sumuran dalam meter seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Satuan pengukuran untuk penurunan sumuran haruslah jumlah meter panjang penurunan yang diterima, diukur dari tumit sumuran sampai sisi dasar pondasi telapak. Tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran yang akan dilakukan untuk penggalian, pemompaan, acuan dan setiap pekerjaan sementara untuk pembuatan sumuran, dimana semua pekerjaan tersebut dipandang telah termasuk dalam pengukuran dan pembayaran sumuran.
2)
Pembayaran Pembayaran untuk yang disebutkan di atas harus dilakukan dengan Harga Satuan Kontrak menurut Mata Pembayaran yang terdafatar di bawh dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, bahan, peralatan, perkakas, galian untuk penurunan termasuk pembuangan bahan yang digali, pembongkaran (jika diperlukan) bagian atas sumuran untuk memperoleh elevasi yang disyaratkan, penghubung, sambungan dan semua pekerjaan kecil dan sementara yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.7.(1)
Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250 cm
Meter Panjang
7.7.(2)
Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 300 cm
Meter Panjang
7.7.(3)
Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm
Meter Panjang
7.7.(4)
Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 400 cm
Meter Panjang
7.7.(5)
Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250 cm
Meter Panjang
7.7.(6)
Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 300 cm
Meter Panjang
7.7.(7)
Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm
Meter Panjang
7.7.(8)
Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 400 cm
Meter Panjang
7 - 92
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.8 ADUKAN SEMEN
7.8.1
UMUM 1)
Uraian Pekrejaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk penggunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu atau struktur lain sesuai dengan Spesifikasi ini.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b) c) d) e)
3)
Pasangan Batu Dengan Mortar Gorong-gorong dan Drainase Beton Beton Pasangan Batu Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Seksi 2.2 : Seksi 2.3 : Seksi 7.1 : Seksi 7.9 : Seksi 7.10
Standar Rujukan AASHTO M45 - 89 AASHTO M85 - 89 ASTM C207 ASTM C476
7.8.2
:
: : : :
Aggregate for Masonry Mortar Portland Cement Hydrated Lime Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry
BAHAN DAN CAMPURAN 1)
2)
Bahan a)
Semen harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M85.
b)
Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45
c)
Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM C207
d)
Air harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 7.1.2.(2) dari Spesifikasi ini
Campuran a)
Adukan Semen Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.
7 - 93
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
b)
7.8.3
PENCAMPURAN DAN PEMASANGAN 1)
2)
7.8.4
Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.
Pencampuran a)
Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
b)
Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c)
Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.
Pemasangan a)
Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.
b)
Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.
DASAR PEMBAYARAN Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam Harga Kontrak yang telah dimasukan dalam berbagai mata pembayaran.
7 - 94
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.9 PASANGAN BATU
7.9.1
UMUM 1)
2)
Uraian a)
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry) dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang disyaratkan masing-masing dalam Seksi 2.2 dan 7.10.
Penerbitan Detil Pelaksanaan Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.
3)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)
Rekayasa Lapangan : Selokan dan Saluran Air : Pasangan Batu Dengan Mortar : Gorong-gorong dan Drainase Beton : Drainase Porous : Galian : Timbunan : Beton : Adukan Semen : Pasangan Batu Kosong dan Bronjong : Pemeliharaan Rutin untuk Perkerasan, Bahu Jalan, Drai- : nase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan
7 - 95
Seksi 1.9 Seksi 2.1 Seksi 2.2 Seksi 2.3 Seksi 2.4 Seksi 3.1 Seksi 3.2 Seksi 7.1 Seksi 7.8 Seksi 7.10 Seksi 10.1
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
4)
Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, Jadwal Kerja, Kondisi Tempat Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Rusak Ketentuan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini harus digunakan.
7.9.2
BAHAN 1)
2)
Batu a)
Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b)
Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
c)
Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
Adukan Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini.
3)
Drainase Porous Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
7.9.3
PELAKSANAAN PASANGAN BATU 1)
Persiapan Pondasi a)
Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Seksi 3.1, Galian.
b)
Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.
c)
Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2.4, Drainase Porous.
d)
Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
7 - 96
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
3)
4)
Pemasangan Batu a)
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
b)
Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c)
Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
Penempatan Adukan a)
Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b)
Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
c)
Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi a)
Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b)
Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.
c)
Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan.
7 - 97
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
7.9.4
Pekerjaan Akhir Pasangan Batu a)
Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
b)
Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c)
Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d)
Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.(4) dari Spesifikasi ini.
e)
Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Seksi 3.2, Timbunan, atau Seksi 2.4, Drainase Porous.
f)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Pengukuran untuk Pembayaran a)
Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b)
Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.
c)
Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, seperti yang disebutkan dalam Pasal 2.4.4 dari Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
7 - 98
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Dasar Pembayaran Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
Nomor Mata Pembayaran 7.9
Uraian
Pasangan Batu
7 - 99
Satuan Pengukuran Meter Kubik
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.10 PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG
7.10.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini. Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng galian, dan permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan terhadap erosi dikehendaki.
2)
Penerbitan Detil Pelaksanaan Detil pelaksanaan untuk pasangan batu kosong dan bronjong yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal selesai dikerjakan menurut Seksi 1.9 Spesifikasi ini.
3)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b) c) d) e)
4)
Rekayasa Lapangan Selokan dan Saluran Air Drainase Porous Galian Timbunan
: : : : :
Seksi 1.9 Seksi 2.1 Seksi 2.4 Seksi 3.1 Seksi 3.2
Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-2417-1991
:
Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mersin Abrasi Los Angeles.
: : :
Zinc Coated Wire Fencing Uniformity of Coating, Dreece Test Salt Spray Exposure Test
AASHTO : AASHTO M279 - 89 ASTM A 239 ASTM B 117 5)
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.10.2.(2) di bawah.
b)
Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
7 - 100
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.10.2
BAHAN 1)
Kawat Bronjong a)
Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas 1, dan ASTM A239. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2.
b)
Karakteristik kawat bronjong adalah : Tulangan tepi, diameter Jaringan, diameter Pengikat, diameter Kuat Tarik Perpanjangan diameter
2)
: : : : :
5,0 mm, 6 SWG 4,0 mm, 8 SWG 2,1 mm, 14 SWG 4200 kg/cm2 10% (minimum)
c)
Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.
d)
Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
Batu Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat sebagai berikut : a)
Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.
b)
Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
c)
Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
d)
Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi. 3)
Landasan Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal 2.4.2.(1), dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong.
4)
Adukan Pengisi (Grout) Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton K175 seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.
7 - 101
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.10.3
PELAKSANAAN 1)
Persiapan Galian harus memenuhi ketentuan dari Seksi 3.1, Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan Pasal 2.4.3 dari Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2)
3)
Penempatan Bronjong a)
Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b)
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpu pada anyaman.
c)
Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d)
Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus dibuat berselang seling.
Penempatan Pasangan Batu Kosong Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu kosong harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian parit di tumit lereng. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan sesuai dengan panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus terhadap permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang disyaratkan. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut, tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar harus juga ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah selesai.
4)
Penimbunan Kembali Seperti ketentuan dari Seksi 3.2, Timbunan.
7 - 102
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
5)
Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan. Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil, sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu tersebut. Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari setelah selesai dikerjakan.
7.10.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Dasar Pembayaran Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian dan penimbunan kembali, untuk pemasokan, pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.
Uraian
Nomor Mata Pembayaran
Satuan Pengukuran
7.10.(1)
Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan
Meter Kubik
7.10.(2)
Pasangan Batu Kosong
Meter Kubik
7.10.(3)
Bronjong
Meter Kubik
7 - 103
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.11 SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT)
7.11.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini akan terdiri dari pemasokan dan pemasangan sambungan lantai yang terbuat dari logam atau elastomer, dan setiap bahan pengisi (filler) dan penutup (sealer), untuk sambungan antar struktur sesuai dengan Gambar dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) b) c)
3)
Beton Beton Pratekan Baja Struktur
: : :
Seksi 7.1 Seksi 7.2 Seksi 7.4
Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan diawasi seperti yang dirinci dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.11.1.(4).
4)
5)
6)
Standar Rujukan AASHTO M120 - 80 AASHTO M153 - 84
: :
AASHTO M173 - 84 AASHTO M213 - 81
: :
AASHTO M220 - 84
:
Steel for Expansion Joint Class A. Preformed Sponge Rubber Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Strucrural Construction. Concrete Joint Sealer, Hot Poured Elastic Type. Preformed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (nonextruding and resilient bituminous type) Preformed Elastomeric Compression Joint Seals for Concrete.
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus menyerahkan rincian dari semua bahan pengisi (filler) sambungan dan penutup (seal) yang diusulkan untuk digunakan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
b)
Bilamana sambungan jenis patent yang diusulkan, maka Kontraktor harus menyerahkan rincian sambungan yang lengkap untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, termasuk gambar kerja dan sertifikat pabrik pembuatnya untuk produk dan bahan yang digunakan di dalamnya. Rincian setiap modifikasi terhadap pekerjaan struktur harus juga diserahkan.
Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
Bahan pengisi sambungan (joint filler) yang belum mengisi celah sambungan sampai penuh sebelum penutupan (sealing) harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan pengisi sampai penuh.
7 - 104
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7)
b)
Penutup (sealer) yang gagal mengeras, mengalir atau bergelembung harus dikeluarkan dan diganti.
c)
Sambungan jenis patent yang dan rusak sebelum, selama atau sesudah pemasangan yang disebabkan oleh kelalaian dalam penanganan, penyimpanan, pemasangan atau operasi selanjutnya di lapangan harus dikeluarkan dan diganti. Semua sambungan tersebut harus diperiksa pada saat tiba di tempat kerja dan setiap kerusakan harus dilaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bagaimanapun juga, Kontraktor harus bertanggungjawab untuk melindungi dan menjaga keamanan sambungan tersebut selama periode Kontrak.
Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.11.1.(6) di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua sambungan ekspansi yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
7.11.2
BAHAN 1)
Struktur Sambungan Ekspansi (Expansion Joint Structure) Jenis struktur sambungan ekspansi tergantung pada jumlah pergerakan lantai yang diperlukan dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Sambungan pelat atau siku, sambungan baja bergerigi (steel finger joint) dan sambungan berpenutup neoprene harus mempunyai bentuk yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bagian baja dan baut jangkar harus sesuai dengan AASHTO M120 Kelas A. Bagian logam harus dilindungi terhadap korosi.
2)
Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler) Bahan pengisi sambungan harus dari jenis kenyal yang tidak dikeluarkan pracetak (premoulded non-extruding resilient type), sesuai dengan AASHTO M153 - 84 atau AASHTO M213 - 81.
3)
Penutup Sambungan (Joint Sealer) Bahan untuk penutup sambungan horisontal harus sesuai dengan AASHTO M173 - 84 : Hot Poured Elastic Sealer, Sebagai alternatif, penutup dari bitumen karet yang dicor panas seperti Expandite Plastic Grade 99 atau yang sejenis dapat digunakan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sambungan vertikal dan miring harus ditutup dengan sambungan Expandite Plastic, dempul bitumen, Thioflex 600 dua bagian persenyawaan polysulfida, atau bahan sejenis yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Persenyawaan dasar sambungan (joint priming compound) harus sebagaimana yang disarankan oleh pabrik bahan penutup yang dipilih untuk digunakan. Bahan sambungan untuk dasar (primer) dan penutup (sealer) sambungan harus dicampur dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
7 - 105
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
4)
Waterstops Jenis dan bahan waterstops harus terinci dalam Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5)
Bahan-bahan Lain Semua bahan lainnya yang diperlukan untuk sambungan harus sesuai dengan Gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7.11.3
PELAKSANAAN 1)
Penyimpanan Bahan Bahan sambungan yang dikirim ke lapangan harus disimpan, ditutupi, pada landasan di atas permukaan tanah. Bahan ini harus selalu dilindungi dari kerusakan dan bilamana ditempatkan harus bebas dari kotoran, minyak, gemuk atau benda-benda asing lainnya.
2)
Pengisi Sambungan Pracetak dan Penutup Sambungan Elastis Sambungan pada lantai, dinding dan sebagainya harus dibentuk dengan akurat memenuhi garis dan elevasi sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan pengisi sambungan harus digunakan dalam lembaran yang sebesar mungkin. Luas yang lebih kecil dari 0,25 m2 harus dibuat dalam satu lembaran. Bahan tersebut harus dipotong dengan perkakas yang tajam untuk memberikan tepi yang rapi. Tepi yang kasar atau tidak teratur tidak diperkenankan. Bahan tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terpasang dengan kokoh dalam rongga dan terekat dengan baik pada satu tepi dari beton, menggunakan paku tembaga, jika perlu, untuk memastikan bahwa bahan tidak terlepas selama operasi pelaksanaan berikutnya atau pergerakan dari struktur. Bahan pengisi (filler) sambungan tidak boleh diisi sampai melebihi rongga yang seharusnya diisi dengan penutup (sealer) kecuali bilamana lembaran bahan pengisi yang terpisah digunakan sebagai cetakan. Ukuran celah sambungan ekspansi harus sesuai dengan temperatur rata-rata jembatan pada saat pemasangan. Temperatur ini harus ditentukan sesuai dengan pengaturan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penutup sambungan harus sedikit cembung atau sedikit cekung terhadap permukaan sambungan pada saat mengeras. Penutup sambungan harus dikerjakan sampai penyelesaian yang halus dengan menggunakan sebuah spatula atau alat yang sejenis. Pencampuran, penggunaan dan perawatan semua bahan jenis patent harus memenuhi ketentuan pabrik pembuatnya.
3)
Struktur Sambungan Ekspansi Sambungan harus dapat meredam gonjangan dan suara dan merupakan struktur yang kedap air. Struktur sambungan ekspansi harus dipasang sesuai dengan Gambar dan petunjuk pabrik pembuatnya. Ukuran celah harus sesuai (compatible) dengan temperatur jembatan rata-rata pada saat pemasangan. Temperatur ini harus ditentukan sesuai dengan pengaturan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Posisi semua baut yang dicor di dalam beton atau semua lubang bor yang dibuat dalam beton harus ditentukan dengan akurat dengan menggunakan mal. Uliran skrup harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari karat. Jalan alih harus disediakan dan dipelihara untuk melindungi semua sambungan ekspansi dari beban kendaraan sampai sambungan ini diterima dan Direksi Pekerjaan mengijinkan pembongkaran jalan alih tersebut.
7 - 106
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.11.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran Suatu pengukuran struktur sambungan ekspansi akan berupa jumlah meter panjang sambungan yang selesai dipasang di tempat dan diterima. Waterstops, bahan pengisi sambungan ekspansi pracetak, penutup sambungan pracetak, dan penutup sambungan elastis yang dituang tidak akan diukur jika tidak ditentukan dalam mata pembayaran yang terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Bahan pengisi sambungan untuk sambungan konstruksi pada pelebaran lantai jembatan akan diukur dan dibayar secara terpisah pada Mata Pembayaran 7.11.(5).
2)
Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus dianggap kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, tenaga kerja, perkakas, peralatan dan biaya tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan. Semua jenis sambungan lainnya akan dibayar dengan memasukkannya ke dalam harga satuan untuk mata pembayaran lainnya dimana sambungan tersebut dikerjakan atau dimana sambungan itu dihubungkan dan tidak dibayar dalam mata pembayaran yang terpisah.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.11.(1)
Expansion Joint Tipe Asphaltic Plug
Meter Panjang
7.11.(2)
Expansion Joint Tipe Rubber 1 (celah 21 - 41 mm)
Meter Panjang
7.11.(3)
Expansion Joint Tipe Rubber 2 (celah 32 - 62 mm)
Meter Panjang
7.11.(4)
Expansion Joint Tipe Rubber 3 (celah 42 - 82 mm)
Meter Panjang
7.11.(5)
Joint Filler untuk Sambungan Konstruksi
Meter Panjang
7.11.(6)
Expansion Joint Tipe Baja Bersudut
Meter Panjang
7 - 107
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.12 PERLETAKAN (BEARING)
7.12.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini akan terdiri dari penyediaan dan pemasangan landasan logam atau elastrometrik untuk menopang gelagar atau pelat seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Bekaitan Dengan Seksi Ini a) b) c)
3)
Beton Beton Pratekan Baja Struktur
: : :
Seksi 7.1 Seksi 7.2 Seksi 7.4
Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus sesuai dengan Standar Rujukan dalam Pasal 7.12.1.(5) di bawah ini.
4)
Toleransi a)
Penempatan Perletakan Perletakan, baut pengunci dan dowel pelengkap harus diletakkan sedemikian hingga sumbunya berada dalam rentang + 3 mm dari posisi yang seharusnya. Elevasi permukaan perletakan tunggal atau permukaan rata-rata dari perletakan yang lebih dari satu pada setiap penyangga harus berada dalam rentang toleransi + 0,0001 kali jumlah bentang-bentang yang bersebelahan dari suatu gelagar menerus tetapi tidak melebihi + 5 mm.
b)
Permukaan Beton Permukaan beton untuk penempatan langsung dari perletakan tidak boleh melampaui lebih dari 1/200 dari sebuah bidang datar rencana untuk perletakan dan ketidakrataan setempat tersebut tidak boleh melampaui 1 mm tingginya.
c)
Landasan Perletakan Perletakan harus dilandasi pada seluruh bidang dasarnya sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah pemasangan, tidak boleh terdapat rongga atau bintik-bintik yang nyata pada landasan. Bahan landasan harus mampu meneruskan beban yang diberikan struktur tanpa kerusakan. Permukaan yang akan diberi adukan semen untuk landasan harus disiapkan sebagaimana mestinya sampai suatu keadaan yang sesuai (compatible) dengan adukan semen yang dipilih. Permukaan atas dari setiap bidang landasan di luar perletakan harus mempunyai kelandaian yang menurun dari perletakan.
7 - 108
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
d)
Penyetel Berulir Penyetel berulir harus dikencangkan sampai merata untuk menghindari tegangan berlebihan pada suatu bagian perletakan. Bilamana terdapat getaran yang cukup berarti, maka pengencang yang digunakan haruslah dari jenis yang tahan getaran
e)
Ukuran Perletakan Toleransi dimensi perletakan harus memenuhi Tabel 7.12.1.(1). Tabel 7.12.1.(1) Toleransi Dimensi Total Perletakan Yang Diijinkan Jenis Perletakan Elastomer dengan ketebalan atau tinggi sampai 200 mm Elastomer dengan ketebalan atau tinggi di atas 200 mm Selain Elastomer
f)
Toleransi Ukuran Total Bidang Datar Tebal atau Tinggi + 6 mm + 1 mm - 3 mm + 6 mm + 5% - 3 mm + 3 mm + 3 mm
Sifat Sejajar Permukaan Luar Bilamana dirancang sejajar, maka toleransi bagian atas perletakan yang sejajar, sebagai titik duga, harus 0,2 % dari diameter untuk permukaan bundar dalam bidang datar dan 0,2 % dari sisi yang lebih panjang untuk permukaan segi panjang dalam bidang datar.
g)
Perletakan Rol (Roller Bearing) i)
Umum Toleransi mendatar pelat rol diukur dari segala arah harus 0,025 mm untuk panjang sampai dengan dan termasuk 250 mm dan 0,01 % dari panjang dalam arah pengukuran untuk panjang di atas 250 mm. Kekasaran permukaan permukaan rol tidak boleh melampaui 0,8 mikron.
ii)
Rol Silinder Toleransi kesilinderan harus 0,025 mm. Toleransi ukuran rol tunggal terhadap diamater nominalnya harus + 0,5 mm dan - 0,0 mm. Toleransi ukuran rol berganda terhadap diamater nominalnya harus + 0,08 mm dan - 0,0 mm.
iii)
Rol Bukan Silinder Permukaan kurva harus mempunyai toleransi profil atau permukaan 0,3 % dari radius yang dimaksudkan. Toleransi ukuran terhadap tinggi pada sumbu perletakan harus + 0,5 mm dan - 0,0 mm. Toleransi sifat sejajar antara garis lengkung (chord line) yang menghubungkan ujung-ujung dasar permukaan rol sebagai titik duga harus 1 mm. Toleransi kepersegian antara bidang yang melewati pusat-pusat permukaan rol sebagai titik duga dan, puncak dan dasar garis penghubung yang menghubungkan ujungujung permukaan rol harus 1 mm.
7 - 109
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
h)
Perletakan Goyang (Rocker Bearing) Toleransi mendatar pelat yang berpasangan dengan rocker harus 0,075 mm untuk ukuran panjang sampai dengan dan termasuk 250 mm dan 0,03 % dari panjang untuk ukuran panjang di atas 250 mm. Toleransi profil dan permukaan untuk panjang permukaan dimana dapat terjadi kontak harus 0,025 mm. Kekasaran permukaan untuk permukaan yang bergoyang (rocking surface) harus tidak melebihi 0,8 mikron.
i)
Perletakan Sendi (Knuckle Bearing) Perletakan sendi silinder dan berbentuk bola : Toleransi mendatar dan profil permukaan untuk perletakan sendi silinder dan toleransi profil permukaan untuk perletakan sendi berbentuk bola harus 0,0002 x h mm atau 0,24 mm, dipilih yang lebih besar, dimana x adalah panjang tali (chord) (dalam mm) antara ujung-ujung dari permukaan PTFE (dalam mm) dalam arah rotasi dan h adalah proyeksi dari PTFE (dalam mm) di atas puncak ceruk (recess) yang mengikat, untuk PTFE yang terikat, atau ketebalan (dalam mm) untuk PTFE yang direkat. Toleransi ukuran terhadap radius permukaan kurva pada perletakan yang telah selesai harus 3 % dari radius yang dimaksudkan. Kekasaran permukaan dari permukaan geser logam yang melengkung tidak boleh melebihi 0,5 mikron. Bilamana PTFE membentuk salah satu permukaan kontak maka harus memenuhi ketentuanketentuan yang diberikan dalam (j).
j)
Perletakan Bidang Geser (Plane Sliding Bearing) Toleransi mendatar dari lembaran PTFE harus 0,2 mm untuk diamater atau diagonal adalah kurang dari 800 mm dan 0,025 % dari diamater atau diagonal tersebut untuk dimensi yang lebih besar atau sama dengan 800 mm. Pada permukaan PTFE yang terbuat lebih dari satu lapis PTFE maka ketentuanketentuan tersebut di atas akan berlaku untuk diameter diagonal dari dimensi lingkaran atau empat persegi panjang sekeliling PTFE yang digoreskan. Toleransi dimensi pada lembaran PTFE disyaratakan dalam Tabel 7.12.1.(2). Tabel 7.12.1.(2) Toleransi Dimensi pada Lembaran PTFE Diamater atau Diagonal (mm) < 600
Toleransi pada Dimensi Bidang (mm) + 1,0
> 600 dan < 1200 > 1200
+ 1,5 + 2,0
Toleransi Ketebalan (mm) PTFE yang dicePTFE yang ruk (recessed) direkat + 0,5 + 0,1 - 0,0 - 0,0 + 0,2 + 0,6 - 0,0 - 0,0 Tidak digunakan + 0,7 - 0,0
Celah antara tepi lembaran PTFE dan tepi ceruk (recess) yang diikat dalam segala hal tidak boleh melebihi 0,5 mm atau 0,1 % dari dimensi bidang datar lembaran PTFE yang sesuai, dalam arah yang diukur, dipilih yang lebih besar. Toleransi profil pada proyeksi yang ditetapkan dari PTFE di atas ceruk (recess) diikat harus memenuhi Tabel 7.12.1.(3).
7 - 110
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Tabel 7.12.1.(3) Toleransi Profil. Dimensi Maksimum dari PTFE (diamater atau diagonal) (mm) > 600 > 600 dan < 1200 > 1200 dan < 1500
Toleransi pada Proyeksi yang ditetapkan di atas Ceruk (recess) (mm) + 0,5 -0 + 0,6 -0 + 0,8 -0
Semua pengukuran atas lembaran PTFE harus dilakukan pada temperatur 20 oC sampai 25 oC. Permukaan-permukaan Yang Berpasangan : Untuk permukaan-permukaan yang berpasangan dengan PTFE, maka toleransi mendatar dalam semua arah harus 0,0002.L.h mm, dimana L adalah panjang (dalam mm) permukaan PTFE dalam arah yang diukur dan h adalah proyeksi PTFE (dalam mm) di atas puncak ceruk (recess) yang terikat untuk PTFE yang terikat, atau ketebalan (dalam mm) untuk PTFE yang terikat, atau tebal (dalam mm) untuk PTFE yang direkat. Kekasaran lajur permukaan geser logam tidak boleh melebihi 0,15 mikron. k)
Perletakan Elastomer (Elastomeric Bearing) i)
Sifat Sejajar Toleransi sifat sejajar untuk sumbu penulangan pelat terhadap dasar perletakan sebagai titik duga harus 1% dari diamater, untuk pelat bulat dalam bidang datar, atau 1% dari sisi yang lebih pendek untuk pelat empat persegi panjang dalam bidang datar.
ii)
Ukuran Toleransi ukuran terhadap dimensi bidang datar pelat untuk perletakan elastomer dengan penulangan pelat harus + 3 mm dan - 1 mm. Toleransi ukuran terhadap ketebalan lapisan penutup bagian atas dan bawah untuk membungkus perletakan elastomer harus antara + 20 % dan - 0 % dari ketebalan nominal, atau 1 mm, dipilih yang lebih kecil. Toleransi ukuran terhadap masing-masing ketebalan lapisan dalam perletakan elastomer harus + 20% dari nilai ketebalan nominalnya, atau 3 mm, dipilih yang lebih kecil. Toleransi ukuran terhadap ketebalan lapisan penutup sisi yang membungkus perletakan elastomer harus + 3 mm dan - 0 mm.
l)
Perletakan Blok Berongga (Pot Bearing) Toleransi ketepatan antara piston dan blok berongga harus + 0,75 mm sampai + 1,25 mm. Pedoman kekasaran permukaan geser logam tidak boleh melebihi 0,5 mikron.
7 - 111
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Lubang penyetelan pada pelat perletakan. Bilamana toleransi yang diperlukan pada posisi untuk titik pusat lubang-lubang penyetelan harus sebagaimana dirinci atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 5)
6)
7)
Standar Rujukan AASHTO M102 - 88 AASHTO M105 - 85 AASHTO M163 - 89
: : :
AASHTO M169 - 83 AASHTO M183 - 90
: :
Carbon Steel forging or General Industrial Use. Gray Iron Castings. Corrosion-resistant Iron-Chromium, Iron-Chromium-Nickel and Nickel-based Castings for General Application. Cold-finished Carbon Steel Bars and Shafting. Structural Steel.
AASHTO M192 - 86 AASHTO M251 - 90 ASTM A47 ASTM D3183
: : : :
Steel Castings for Highway Bridges. Laminated Elastomeric Bridge Bearings. Mild Castings (Grade No 35019). Elastomeric Bearings.
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus menyerahkan rincian jenis perletakan yang diusulkan untuk digunakan bersama dengan sertifikat pabrik yang menunjukkan bahwa bahan yang digunakan sesuai dengan Spesifikasi ini. Bilamana bahan Jika ini disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan cara penempatan dan pemasangan, dengan memperhitungkan ketentuan toleransi dan temperatur pemasangan. Rincian juga harus menunjukkan setiap perubahan detil pada bangunan bawah (sub-structure) dan bangunan atas jembatan dimana perletakan tersebut akan ditempatkan, untuk menentukan lokasi dan menyetel perletakan tersebut.
b)
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan yang diusulkan pada Direksi Pekerjaan untuk disetujui. Bahan yang dipasok akan dibandingkan dengan bahan yang telah disetujui. Setiap perubahan mutu, bentuk atau sifat-sifat fisik dari bahan yang telah disetujui akan mengakibatkan ditolaknya bahan tersebut oleh Direksi Pekerjaan.
Penyimpanan dan Pengamanan Bahan Setelah pengiriman perletakan tiba di tempat maka perletakan tersebut harus diperiksa untuk menjamin bahwa perletakan tersebut sesuai dengan yang diperlukan dan tidak mengalami kerusakan selama pengiriman dan penanganan. Kerusakan pada perletakan harus segera diberitahukan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis. Perletakan harus disimpan di gudang lapangan yang kedap di atas permukaan tanah dan harus selalu dilindungi dari kerusakan akibat cuaca maupun fisik serta harus bebas dari akumulasi debu, kotoran, minyak, gemuk, kelembaban dan benda-benda lainnya yang tidak dikehendaki. Untuk menghindari terjadinya resiko elektrolisis, maka kontak antara bahan-bahan yang tidak sejenis harus dihindarkan. Dalam hal ini, baja lunak dan baja tahan karat adalah tidak sejenis. Kontak langsung antara tembaga, nikel dan logam paduannya (misalnya kuningan dan perunggu) dengan aluminium, dan aluminium dengan baja harus dihindarkan. Tembaga dapat dipengaruhi oleh kontak langsung dengan beton.
7 - 112
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
8)
9)
Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
Perletakan yang tidak memenuhi toleransi dimensi tidak boleh dipasang dalam pekerjaan, kecuali dapat ditunjukkan dengan pengujian dan perhitungan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, bahwa kinerja perletakan tidak terganggu dengan dimensi di luar toleransi yang diijinkan dan tidak ada beban tambahan yang dilimpahkan pada bangunan atas atau bagian bangunan bawah jembatan. Bilamana pengujian dan perhitungan ini tidak dapat dibuktikan, maka perletakan yang tidak memenuhi toleransi dimensi harus disingkirkan dari tempat kerja dan diganti.
b)
Perletakan yang dipasang tidak memenuhi toleransi pemasangan yang memperhitungkan pengaruh temperatur, harus dibongkar dan bilamana tidak mengalami kerusakan dapat dipasang kembali atas persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c)
Perletakan yang rusak selama penanganan, pemasangan, termasuk pelepasan dan pemasangan kembali sesuai dengan (b) di atas, atau selama operasi lanjutan, harus disingkirkan dari tempat kerja dan diganti.
Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.12.1.(8) di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua perletakan yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
7.12.2
BAHAN 1)
Baja untuk Perletakan a)
Lapisan Pelat Baja Lapisan penulangan pelat baja untuk bantalan perletakan harus memenuhi AASHTO M183 - 90. Tepi-tepi pelat harus dikerjakan dengan rapi untuk menghindari penakikan. Pelat harus terbungkus penuh dalam elastomer untuk mencegah korosi.
b)
Perletakan Logam Perletakan logam harus berupa perletakan blok berongga (pot), geser (sliding), rol (roller), sendi (knuckle), goyang (rocker), yang disetel atau perletakan lainnya sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus memenuhi spesifikasi AASHTO yang berkaitan.
2)
Elastomer untuk Perletakan Elastomer yang digunakan dalam perletakan jembatan harus mengandung baik karet alam maupun karet chloroprene sebagai bahan baku polymer. Karet yang diolah kembali atau karet vulkanisir tidak boleh digunakan. Bahan elastomer, sebagaimana yang ditentukan dari pengujian, harus memenuhi ketentuan Tabel 7.12.2.(1) berikut ini.
7 - 113
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Tabel 7.12.2.(1) Ketentuan Bahan Elastomer Pengujian Kuat Tarik Pemuluran sampai putus Pengaturan Tekan, 22 jam pada 67oC Kuat Sobek Kekerasan (Shore A) Ketahanan terhadap Ozone, regangan 20 %, 100 jam pada 38 + 10 °C Kekakuan pada temperatur rendah, Modulus Young pada 35 oC Kerapuhan pada temperatur rendah, 5 jam pada - 40 oC
Metode ASTM D 412 D 412 D 395 (metode B) D 624 (Die C) D 2240 D 1149 (kecuali 100 + 20 bagian per 100.000.000) D 797 D 736
Ketentuan min.169 kg/mm2 min.350 % maks.25 % min.13 kg/cm2 65 + 5 Tidak ada keretakan
maks.350 kg/cm2 Memenuhi
Setelah pengujian percepatan penuaan (aging) sesuai dengan ASTM D573 selama 70 jam pada 100oC, maka elastrometer tidak boleh menunjukkan kemunduran yang melebihi Tabel 7.12.2.(2) berikut ini : Tabel 7.12.2.(2) Kemunduran Elastomer Setelah Pengujian Percepatan Penuaan Kuat tarik, % perubahan Pemuluran sampai putus Kekerasan
maks.15 50 % (tetapi tidak kurang dari 300 % pemuluran total bahan) maks.10 angka
Pelekatan antara elastomer dengan logam harus sedemikian rupa hingga bilamana diuji untuk pemisahan, tidak terjadi kerusakan pada elastomer atau antara elastomer dengan logam. Bahan polymer dalam paduan elastomer harus berupa neoprene dan tidak boleh kurang dari 60 % volume total perletakan.
7.12.3
PEMASANGAN 1)
Umum Perletakan harus ditandai dengan jelas tentang jenis dan tempat pemasangan pada saat tiba di tempat kerja. Alat-alat penanganan yang cocok harus disediakan sebagaimana diperlukan. Alat-alat penjepit sementara harus digunakan untuk menjaga orientasi bagian-bagian dengan tepat, tetapi tidak boleh digunakan untuk menyandang atau menggantung perletakan kecuali dirancang khusus untuk maksud tersebut. Agar permukaan yang bergerak tidak terkena kotoran, maka umumnya perletakan tidak akan dilepas setelah keluar dari pabrik. Akan tetapi, bilamana oleh suatu alasan, perletakan tersebut perlu dilepas, maka pelepasan ini hanya boleh dilaksanakan di bawah pengawasan seorang ahli dan bantuan dari pabrik pembuatnya harus didatangkan. Perletakan jenis elastomer tidak boleh dilepas.
7 - 114
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Pemindahan beban bangunan atas jembatan pada perletakan tidak akan diperkenankan sampai kekuatan landasan telah cukup untuk menahan beban yang diberikan. Alat-alat pengjepit sementara harus disingkirkan pada waktu yang cocok sebelum perletakan tersebut diperlukan untuk menahan gerakan. Perhatian khusus harus diberikan pada setiap penanganan yang diperlukan untuk lubang-lubang yang terekspos pada saat pelepasan penjepit transit sementara. Bilamana lubang-lubang penyetelan akan digunakan kembali, maka bahan yang dipilih untuk mengisinya tidak hanya memberikan perlindungan terhadap kerusakan, tetapi juga merupakan bahan yang mudah dapat dikeluarkan tanpa merusak uliran manapun. Bilamana diperlukan, pengaturan yang cocok harus dilaksanakan untuk menampung pergerakan termal dan deformasi elastis dari bangunan atas jembatan yang belum selesai. Bilamana penyangga sementara di bawah pelat dasar perletakan disediakan, maka penyangga tersebut harus tahan tekanan menurut beban rancangan atau dikeluarkan sewaktu bahan landasan telah mencapai kekuatan yang diperlukan. Setiap rongga yang ditinggalkan sebagai akibat dari pengeluaran tersebut harus diperbaiki dengan menggunakan bahan yang sejenis dengan bahan landasan. Baji perancah baja dan bantalan karet cocok untuk penyangga sementara di bawah pelat dasar perletakan. Untuk menampung rangkak dan penyusutan beton ditambah pergerakan akibat terperatur pada bangunan atas jembatan, maka perletakan harus disetel sebelumnya sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. 2)
Landasan Perletakan Pemilihan bahan landasan harus berdasarkan cara pemasangan perletakan, ukuran celah yang akan diisi, kekuatan yang diperlukan dan waktu pengerasan (setting time) yang diperlukan. Dalam pemilihan bahan landasan, maka faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan : jenis perletakan; ukuran peletakan; pembebanan pada perletakan; urutan dan waktu pelaksanaan; pembebanan dini; ketentuan geser (friction); pengaturan dowel; ruangan untuk mencapai perletakan; tebal bahan yang diperlukan; rancangan dan kondisi permukaan pada lokasi perletakan; penyusutan bahan landasan. Komposisi dan kelecakan (workability) bahan landasan harus dirancang berdasarkan pengujian dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas. Dalam beberapa hal, mungkin perlu melakukan percobaan untuk memastikan bahan yang paling cocok. Bahan yang umum digunakan adalah adukan semen atau resin kimiawi, adukan encer (grout) dan kemasan kering. Penggunaan bahan seperti timbal, yang cenderung meleleh di bawah tekanan beban, meninggalkan bintik-bintik besar, harus dihindarkan. Untuk menjamin agar pembebanan yang merata pada perletakan dan struktur penyangga, maka perlu digarisbawahi bahwa adalah setiap bahan landasan, baik di atas maupun di bawah perletakan, harus diperluas ke seluruh daerah perletakan.
3)
Penyetelan Perletakan Selain Elastomer Untuk mengatasi getaran dan benturan yang kebetulan, maka penyetelan harus dilaksanakan. Sambungan geser atau baut jangkar harus dipasang dengan akurat dalam ceruk yang dicetak di dalam struktur dengan menggunakan mal dan rongga yang tertinggal dalam ceruk harus diisi dengan suatu bahan yang mampu menahan beban yang berkaitan. Baut toleransi rapat harus dipasang dengan menggunakan perletakan sebagai mal. Dalam hal yang khusus ini, pencegahan harus diambil untuk mencegah pengotoran perletakan selama pemasangan baut.
7 - 115
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Perletakan yang akan dipasang pada penyangga sementara harus ditanam dengan kokoh pada struktur dengan baut jangkar atau cara lain untuk mencegah gangguan selama operasi-operasi berikutnya. Cara pengencangan baut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengubah bentuk perletakan. Akhirnya, rongga di bawah perletakan harus diisi sepenuhnya dengan bahan landasan. Tempat-tempat yang sulit harus dihindari, misalnya paking sementara penahan getaran harus dikeluarkan dan digunakan ring pegas. Sebagai alternatif, perletakan dapat disetel langsung pada pelat landasan logam yang ditempatkan ke dalam atau ditanamkan pada permukaan struktur penyangga. Hanya adukan semen tipis untuk landasan yang boleh digunakan dan jika selain adukan resin sintesis yang digunakan untuk maksud ini, maka adukan resin sintesis harus ditempatkan dalam suatu ceruk yang cocok untuk ditulangi pada semua sisi. Bilamana bangunan bawah jembatan terbuat dari baja maka perletakan dapat langsung dibaut padanya. Dalam hal ini, perlengkapan harus disediakan untuk menjamin bahwa garis dan elevasi berada dalam rentang toleransi yang diijinkan. Bilamana perletakan telah dipasang sebelumnya (pre-setting) maka pabrik pembuatnya harus diberitahu pada waktu pemesanan sedemikian hingga perlengkapan lainnya dapat disediakan untuk pergerakan dari bagian-bagian yang berkaitan. Bilamana memungkinkan, maka pemasangan sebelumnya harus dihindarkan. 4)
Penyetelan Perletakan Elastomer Perletakan elastomer dapat diletakkan langsung pada beton, asalkan berada dalam toleransi yang disyaratkan untuk kedataran dan kerataan. Sebagai alternatif, perletakan tersebut harus diletakkan pada suatu lapisan bahan landasan.
5)
Perletakan Yang Menunjang Lantai Beton Cor Langsung Di Tempat Bilamana perletakan dipasang sebelum pengecoran langsung lantai beton, maka acuan sekitar perletakan harus ditutup dengan rapi untuk mencegah kebocoran adukan encer. Perletakan, terutama permukaan bidang kontak, harus dilindungi sepenuhnya selama operasi pengecoran. Pelat geser harus ditunjang sepenuhnya dan perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah pergeseran, pemindahan atau distorsi perletakan akibat beban beton yang masih basah di atas perletakan. Setiap adukan semen yang mengotori perletakan harus dibuang sampai bersih sebelum mengeras.
6)
Perletakan Yang Menyangga Unit-unit Beton Pracetak atau Baja Suatu lapisan tipis adukan resin sistesis harus ditempatkan antara perletakan dan balok. Sebagai alternatif, perletakan dengan pelat perletakan sisi luar dapat dibaut pada pelat jangkar, pada soket yang tertanam dalam elemen pracetak, atau pada pelat tunggal yang dibuat dengan mesin di atas elemen baja.
7.12.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran Kuantitas perletakan logam akan dihitung berdasarkan jumlah setiap jenis perletakan yang dipasang dan diterima.
7 - 116
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Kuantitas bantalan perletakan akan dihitung berdasarkan jumlah tiap jenis, ukuran dan ketebalan bantalan yang selesai dikerjakan di tempat dan diterima. Perletakan strip akan diukur sebagai jumlah meter panjang yang selesai dikerjakan di tempat dan diterima. 2)
Pembayaran Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas untuk jenis tertentu yang ditentukan harus dibayar dengan harga satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan semua bahan termasuk pelat baja penahan getaran, plin beton, landasan adukan semen, lapisan perekat epoxy, dowel, batang jangkar, semua tenaga kerja, perkakas, peralatan, biaya tak terduga dan lainnya yang diperlukan atau yang lazim untuk penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.12.(1)
Perletakan Logam
Buah
7.12.(2)
Perletakan Elastomerik Jenis 1 (300 x 350 x 36)
Buah
7.12.(3)
Perletakan Elastomerik Jenis 2 (350 x 400 x 39)
Buah
7.12.(4)
Perletakan Elastomerik Jenis 3 (400 x 450 x 45)
Buah
7.12.(5)
Perletakan Strip
7 - 117
Meter Panjang
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.13 SANDARAN (RAILING)
7.13.1
UMUM 1)
Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja untuk jembatan dan pekerjaan lainnya seperti galvanisasi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut pemegang, dan sebagainya, sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan memenuhi Spesifikasi ini.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Bekaitan Dengan Seksi Ini a) b) c)
3)
Beton Baja Struktur Adukan Semen
: : :
Seksi 7.1 Seksi 7.4 Seksi 7.8
Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.13.1.(5)
4)
Toleransi Diameter lubang Tiang Sandaran
Sandaran (railing) Kelengkungan Tampak
5)
Standar Rujukan AASHTO M111 - 87 AASHTO M160 - 90 AASHTO M183 - 90 ASTM A307 AWS D210
6)
: + 1 mm, - 0,4 mm : Akan dipasang baris demi baris serta ketinggian, tiang-tiang harus tegak dengan toleransi tidak melampaui 3 mm per meter tinggi. : Panel sandaran yang berbatasan harus segaris satu dengan lainnya dalam rentang 3 mm. : Sandaran harus memenuhi kurva jembatan. Kurva ini dapat dibentuk dengan serangkaian tali antara tiang. : Sandaran harus menunjukkan penampilan yang halus dan seragam jika dalam posisi akhir.
: : : : :
Galvanizing.. General Requirement for Delivery of Structural Steel. Structural Steel. Mild Steel Nuts and Dolts. Welded Highway and Steel Bridges.
Pengajuan Kesiapan Kerja a)
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja untuk disetujui Direksi Pekerjaan untuk setiap jenis sandaran baja yang akan dipasang. Fabrikasi tidak boleh dimulai sebelum gambar kerja disetujui.
b)
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik pembuat sandaran baja yang menunjukkan mutu baja, pengelasan, dan sebagainya.
7 - 118
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7)
Penyimpanan dan Penanganan Bahan Bagian-bagian baja harus ditangani dan disimpan dengan hati-hati dalam tempat tertentu, rak atau landasan, dan tidak boleh bersentuhan langsung dengan permukaan tanah serta harus dilindungi dari korosi. Bahan harus dijaga agar bebas dari debu, minyak, gemuk dan benda-benda asing lainnya. Permukaan yang dicat harus dilindungi baik di bengkel maupun di lapangan. Sekrup-sekrup harus dilindungi dari kerusakan.
8)
9)
Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan a)
Selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan atau pemasangan, setiap sandaran yang mengalami kerusakan berat seperti melengkung atau penyok, harus diganti. Sandaran yang mengalami kerusakan pada pengelasan harus dikembalikan ke bengkel untuk diperbaiki pengelasannya dan digalvanisasi ulang.
b)
Sandaran yang mengalami kerusakan pada galvanisasi atau pengecatan harus dikembalikan ke bengkel dan diperbaiki sampai baik. Kerusakan kecil pada pekerjaan cat mungkin dapat diperbaiki di lapangan, sesuai dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7.13.1.(8) di atas, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua sandaran jembatan yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
7.13.2
BAHAN 1)
Baja Bahan untuk sandaran jembatan harus baja rol dengan tegangan leleh 2800 kg/cm2 memenuhi AASHTO M183 - 90 atau standar lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Atas perintah Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menguji baja rol di instasi pengujian yang disetujui bilamana tidak terdapat sertifikat pabrik pembuatnya.
2)
Baut Pemegang (Holding Down Bolt) Baut pemegang harus berbentuk U dan berdiameter 25 mm memenuhi ASTM A307 atau, bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan, setara dengan Baut Jangkar Dengan Perekat Epoxy (Epoxy Bonded Stud Anchor Bolts). Paku jangkar jenis lainnya tidak diijinkan. Semua baut pemegang harus diproteksi terhadap korosi atau digalvanisasi.
7.13.3
PERALATAN 1)
Umum Fabrikasi umumnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.4 Baja Struktur. Sandaran harus difabrikasi di bengkel yang disetujui. Sambungan pada panel yang berbatasan harus sangat tepat (match-marked) untuk maksud pemasangan.
7 - 119
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Pengelasan Pengelasan harus dilaksanakan oleh tenaga yang trampil, dengan cara yang ahli, mengetahui detil semua sifat-sifat bahan. Lapisan yang terekspos harus dikupas, digosok, dikikir dan dibersihkan untuk mendapatkan penampilan yang bersih sebelum digalvanisasi. Pelat dasar harus dilas ke tiang-tiang untuk menghitung setiap ketinggian yang diberikan dalam Gambar dan dengan cara yang sedemikian hingga tiang-tiang ini akan tegak jika dalam posisi akhir.
3)
Galvanisasi Semua bagian baja harus digalvanisasi sesuai dengan AASHTO M111 - 90 Galvanizing., kecuali jika galvanisasi ini telah mempunyai tebal minimum 80 mikron. Pekerjaan pengeboran dan pengelasan harus sudah selesai sebelum galvanisasi. Agar kondensasi uap air dapat lolos setelah fabrikasi sebelum galavanisasi, pipa harus dilengkapi dengan lubang yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap penambahan lubang yang diperlukan untuk pengaliran atau diperlukan untuk galvanisasi harus diletakkan dalam posisi yang sedemikian hingga tidak langsung tampak dan tidak mengurangi kapasitas pipa terhadap beban. Pipa harus digalvanisasi luar dan dalam. Setelah galvanisasi elemen-elemen sandaran selesai, pengelasan atau pengeboran tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Perbaikan galvanisasi, selanjutnya akan dilaksanakan (setelah semua karat, uap air, galvanisasi yang mengelupas, minyak dan benda-benda asing lainnya telah dibersihkan) dengan 3 lapis cat dasar serbuk seng (zinc dust) yang bermutu tinggi dan awet seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7.13.4
PELAKSANAAN Pemasangan harus sesuai dengan Seksi 7.4 Baja Struktur. Sandaran harus dipasang dengan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar. Sandaran harus disetel dengan hati-hati sebelum dimatikan agar dapat memperoleh sambungan yang tepat, alinyemen yang benar dan lendutan balik (camber) pada seluruh panjang. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan harus diperoleh sebelum sandaran dimatikan. Kontraktor akan memberitahukan Direksi Pekerjaan bilamana pemeriksaan dan persetujuannya diperlukan.
7.13.5
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran Sandaran baja harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang sandaran dari jenis yang ditunjukkan dalam Gambar, selesai di tempat dan diterima. Pengukuran harus dilaksanakan sepanjang permukaan elemen-elemen sandaraan antara pusat-pusat tiang tepi dan harus termasuk semua tiang-tiang bagian tengah, penyangga sandaran dan elemen-elemen ujung. Tidak ada pembayaran tersendiri yang dibuat untuk pelat dasar, baut pemegang, panel-panel yang dimasukkan dan setiap perlengkapan lain yang diperlukan untuk menyelesaikan sandaran. Untuk tangga, pengukuran dilaksanakan dalam meter panjang yang diambil sepanjang permukaan atas pegangan (hand rail).
7 - 120
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Dasar Pembayaran Kuantitas sandaran baja diukur seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran yang demikian harus dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan sandaran, tiangtiang tepi dan bagian tengah, penyangga sandaran, pelat dasar, baut pemegang, panelpanel yang dimasukkan, panel dan perlengkapan ujung, ditambah pengiriman, pemasangan, penanganan permukaan dan penyediaan semua pekerja, peralatan, perkakas dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran 7.13
Uraian
Sandaran (Railing)
7 - 121
Satuan Pengukuran meter panjang
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.14 PAPAN NAMA JEMBATAN 7.14.1
UMUM 1)
Uraian Arti dari papan nama jembatan dalam Spesifikasi ini adalah papan monumen yang menerangkan nama, jumlah, lokasi jembatan yang dipasang di parapet jembatan. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan dan pemasangan papan nama jembatan dalam bentuk dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar.
2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Bekaitan Dengan Seksi Ini a) b)
7.14.2
Adukan Semen Pasangan Batu
: :
Seksi 7.8 Seksi 7.9
BAHAN Bahan yang digunakan adalah marmer. Marmer ini harus diukir lambang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, dan nama jembatan yang telah disetujui secara tertulis, jumlah dan lokasi jembatan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7.14.3
PERALATAN Peralatan yang digunakan untuk memasang papan nama jembatan harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
7.14.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Pengukuran Kuantitas yang dibayar adalah jumlah aktual papan nama jembatan yang telah selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
2)
Dasar Pembayaran Kuantitas yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan semua keperluan lainnya atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti disyaratkan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran 7.14
Uraian
Papan Nama Jembatan
7 - 122
Satuan Pengukuran Buah
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7.15 PEMBONGKARAN STRUKTUR
7.15.1
UMUM 1)
2)
Uraian a)
Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian, dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong, tembok kepala dan apron, bangunan dan struktur lain yang dibongkar sehingga memungkinkan pembangunan atau perluasan atau perbaikan struktur yang mempunyai fungsi yang sama seperti struktur yang lama (atau bagian dari struktur) yang akan dibongkar.
b)
Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh Direski Pekerjaan menurut Pasal 7.15.1.(1).(a) di atas, yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan atas bahan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan Seksi Lain Yang Bekaitan Dengan Seksi Ini a) b) c) d) e)
3)
Pemeliharaan Lalu Lintas Rekayasa Lapangan Beton Pasangan Batu Pengembalian Kondisi Jembatan Lama
: : : : :
Seksi 1.8 Seksi 1.9 Seksi 7.1 Seksi 7.9 Seksi 8.5
Pengajuan Kesiapan Kerja Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan harus segera diukur segera setelah pekerjaan pembongkaran dan suatu catatan tertulis yang memberikan data lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan.
4)
Kewajiban Kontraktor untuk Mengamankan Bahan dan Struktur Lama Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap jembatan atau gorong-gorong memerlukan pembongkaran lantai, gelegar, tembok kepala, atau bagian struktur lainnya, pembongkaran semacam ini harus dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan. Setiap kerusakan atau, kehilangan, bagian yang diamankan atau dilepas sementara, atau setiap kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan akibat kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki kembali atas biaya Kontraktor.
5)
Pengaturan Pembuangan Sisa Bahan Bangunan Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan Pemilik Tanah dan menanggung semua biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk bahan yang diamankan.
7 - 123
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
6)
Pengaturan Lalu Lintas Jembatan, gorong-gorong dan struktur lain yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar arus lalu lintas dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Pemeliharaan Lalu Lintas.
7.15.2
PROSEDUR PEMBONGKARAN 1)
2)
7.15.3
Pelepasan Struktur a)
Jembatan baja dan jembatan kayu, bila disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa menimbulkan kerusakan.
b)
Jembatan kayu dengan bentang lebih besar dari 2,0 m atau bagian yang perlu disesuaikan atau terganggu karena Pekerjaan harus dilepas seperlunya dengan dan dipasang kembali dengan bahan semula. Struktur kayu di atas dua tumpuan dengan bentang kurang dari 2,0 m yang yang menghalangi kegiatan Pekerjaan harus dibongkar dengan hati-hati dan diserahkan kepada Pemilik atau dipindahkan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pembongkaran Struktur a)
Terkecuali diperintahkan lain, bangunan bawah jembatan dari struktur lama harus dibongkar sampai dasar sungai asli dan bagian yang tidak terletak pada sungai harus dibongkar paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah aslinya. Bilamana bagian struktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau sebagian dalam batas-batas untuk struktur baru, maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya untuk memudahkan pembangunan struktur yang diusulkan dan setiap lubang atau rongga harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Peledakan atau operasi lainnya yang diperlukan untuk pembongkaran terhadap struktur lama atau penghalang, yang dapat merusak struktur baru, harus selesai dikerjakan sebelum penempatan setiap pekerjaan baru di sekitarnya, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
PEMBUANGAN BAHAN BONGKARAN 1)
Bahan Yang Diamankan a)
Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan menjadi milik Kontraktor.
b)
Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan.
c)
Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (rip rap) dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
7 - 124
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
2)
Bahan Yang Dibuang Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamanakan dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7.15.4
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1)
Cara Pengukuran Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harus berdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik, kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja, pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam meter persegi dan pembongkaran batangan baja dalam meter panjang. Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat penyimpanan atau pembuangan yang melebihi 5 km harus dibayar per kubik meter per kilometer.
2)
Dasar Pembayaran Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk semua pekerja, peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti disyaratkan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.15.(1)
Pembongkaran Pasangan Batu
Meter Kubik
7.15.(2)
Pembongkaran Beton
Meter Kubik
7.15.(3)
Pembongkaran Beton Pratekan
Meter Kubik
7.15.(4)
Pembongkaran Bangunan Gedung
Meter Persegi
7.15.(5)
Pembongkaran Rangka Baja
Meter Persegi
7.15.(6)
Pembongkaran Balok Baja (Steel Stringers)
Meter Panjang
7.15.(7)
Pembongkaran Lantai Jembatan Kayu
Meter Persegi
7.15.(8)
Pembongkaran Jembatan Kayu
Meter Persegi
7.15.(9)
Pengangkutan Hasil Bongkaran yang melebihi 5 km
7 - 125
Meter Kubik per km
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7. 16 PERKERASAN JALAN BETON
7.16.1
UMUM (1)
(2)
Uraian a)
Pekerjaan yang ditetapkan dalam Pasal ini terdiri dari Konstruksi Perkerasan jalan Beton semen portland diberi tulangan sebagaimana disyaratkan, diatas badan jalan yang telah dipersiapkan dan diterima sesuai dengan spesifikasi ini, menurut garis-garis ketinggian, kelandaian, ukuran, penampang melintang dan penyelesaian akhir yang diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b)
Kelas beton yang digunakan minimal harus K-350 sesuai dengan Seksi 7.1.
c)
Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1 Pekerjaan Beton harus berlaku pada bab ini. Tetapi bila berlawanan dengan persyaratan-persyaratan bab ini, maka persyaratan-persyaratan ini yang berlaku.
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini (a) (b) (c) (d) (e)
(3)
Persiapan Tanah Dasar (Subgrade Preparation) Lapis Pondasi Agregat Wet Lean Concrete Pekerjaan Beton Baja Tulangan
: : : : :
Seksi 3.3 Seksi 5.1 Seksi 7.17 Seksi 7.1 Seksi 7.3
Toleransi (a)
Toleransi-toleransi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pada umumnya hal ini harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian (levelling) dan penggunaan “Crown template dan straight edge” berukuran panjang 3 meter. Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat (slab) harus diadakan dengan jarak antara maksimum 10 meter dari poros ke poros. Tabel 7.16.1 Variasi yang diperkenankan dalam Pelat Perkerasan jalan Beton Pemeriksaan
Pelat perkerasan jalan sebagai Wearing Course (lapis aus) + 6 mm - 0 mm + 10 mm - 5 mm
Pelat perkerasan sebagai Base Course (lapis pondasi atas) + 10 mm - 0 mm ± 15 mm - 5 mm
Diukur dengan straight edge Panjang 3 m
± 4 mm
± 6 mm
Camber
± 6 mm
± 10 mm
0,1
0,1
Ketebalan Dari Ketinggian rencana
% Kelandaian dalam 30 m
7 - 126
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(4)
Jaminan Kualitas Kualitas dari bahan-bahan yang disediakan, campuran yang dihasilkan, kualitas pekerjaan dan hasil akhir harus dimonitor dan diawasi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.16.1.(5) dibawah ini.
(5)
Standar Rujukan Standar Rujukan yang terdaftar dalam Seksi 7.1.1.(6) dan 7.3.1.(4) harus berlaku pada Seksi ini dengan tambahan – tambahan berikut. AASHTO T 97 AASHTO M 54 AASHTO M 254
(6)
: Kekuatan Lentur Beton : Batang Baja. Jaring Batang Baja Tulangan yang difabrikasi untuk beton : Batang Dowel berlapis Plastik, Jenis A
Pengajuan Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(7) harus berlaku.
(7)
Penyimpanan dan Pengamanan Bahan – Bahan Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(8) harus berlaku.
(8)
Kondisi Tempat Pekerjaan Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(9) harus berlaku.
(9)
Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Persyaratan-persyaratan Pasal 7.1.1(10) harus berlaku.
7.16.2
BAHAN - BAHAN (1)
(2)
Semen (a)
Semen harus merupakan semen portland Jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M 85.
(b)
Kecuali diperkenankan lain oleh Direksi Pekerjaan maka hanya produk dari pabrik untuk satu jenis merek semen portland tertentu harus digunakan di proyek.
Air Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan, atau penggunaan–penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan–bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO T 26. Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
(3)
Persyaratan Gradasi Agregat
7 - 127
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.2 (3) Spesifikasi ini. Sekali cocok gradasi yang sesuai, termasuk daerah gradasi agregat halus, telah ditentukan dan disetujui, maka gradasi tersebut hanya boleh diubah dengan izin tertulis dari Direksi Pekerjaan. (4)
Sifat Agregat Persyaratan – persyaratan Pasal 7.1.2 (4) harus berlaku pada Seksi ini.
(5)
Bahan Tambahan Penggunaan Plastisator, bahan-bahan tambahan untuk mengurangi air atau bahan tambahan lainnya tidak akan diijinkan kecuali dengan izin tertulis dari Direksi Pekerjaan. Jika digunakan, bahan yang bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calsium Chlorida tidak boleh digunakan.
(6)
Membran Kedap Air Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125 mikron. Dimana diperlukan tumpang tindih (overlap) antar lapis bawah tersebut, maka tumpang tindih ini harus sekurang-kurangnya 300 mm. Air tidak boleh tergenang diatas membran, dan membran harus kedap air waktu beton dicor. Suatu lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton bertulang yang menerus.
(7)
Tulangan Baja (a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(8)
Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja berprofil/berulir sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Pada umumnya tulangan baja harus memenuhi Seksi 7.3 Spesikasi ini. Tulangan anyaman kawat baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan ASSHTO M 55. Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran datar dan merupakan jenis yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.. Jaringan batang baja harus memenuhi persyaratan ASSHTO M 54. Bagianbagiannya harus berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Batang baja untuk Dowel harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan ASSHTO M 31. Batang-batang Dowel berlapis plastik yang memenuhi ASSHTO M 254 dapat digunakan. Batang pengikat (Tie-Bar) harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan ASSHTO M 31.
Bahan–Bahan Untuk Sambungan (a)
Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan ASSHTO M 153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Bahan-bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali jika diijinkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Dimana ujungujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya
7 - 128
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
dengan jepretan kawat (Stapling) atau penyambung/pengikat yang baik lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. (b)
7.16.3
Bahan penutup sambungan (joint sealent) harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen karet grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan primer sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan penyegel yang bersangkutan.
PENCAMPURAN DAN PENAKARAN (1)
Disain Campuran Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditetapkan dalam B.S P.114. Untuk beton K-350 batasan kadar semen yang diberikan dalam Tabel 7.1.3.(1) harus ditetapkan. Perbandingan sebenarnya antara air bebas terhadap semen untuk agregat dalam keadaan permukaan kering harus ditentukan berdasarkan syarat-syarat kekuatan dan kemudahan pengerjaan tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 0,55 berdasarkan massa.
(2)
Campuran Percobaan Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran-campuran percobaan, dengan disaksikan Direksi Pekerjaan. Dengan menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan dalam pekerjaan. Campuran percobaan dapat dianggap dapat diterima asal memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam Pasal 7.16.3 (3) dibawah ini.
(3)
Persyaratan Sifat Campuran (a)
Mutu beton minimal harus dari kelas K-350 kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar atau diarahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
(b)
Kuat tekan karakteristik beton harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tabel 7.1.3.(3). Sebagai kemungkinan lain, jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka kekuatan beton harus diawasi dengan menggunakan cara pengujian “the thirdpoint“ dalam hal mana kuat lentur karakteristik harus tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2.
(c)
Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan yang sesuai untuk mencapai pemadatan penuh dengan instalasi yang digunakan, dengan tanpa pengaliran yang tak semestinya. Slump optimum sebagaimana diukur dengan cara pengujian ASSHTO T 199 harus tidak kurang dari 20 mm dan tidak lebih besar dari 60 mm. Slump tersebut harus dipertahankan dalam batas toleransi ± 20 mm dari slump optimum yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tersebut tidak boleh digunakan untuk pelat-pelat perkerasan beton.
7 - 129
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(4)
Kekuatan Beton Beton harus mempunyai suatu kekuatan lentur karakteristik sebesar minimal 45 kg/cm2 pada umur 28 hari bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15 cm, kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar 350 kg/cm2 pada umur 28 hari. Persyaratan Seksi 7.1.3.(c) sampai 7.1.3.(e) juga termasuk harus berlaku pada Seksi ini kecuali persyaratan Tabel 7.1.3.(3) pada Pasal 7.1.3.(e) harus dihilangkan. Kekuatan beton 7 hari harus sebesar 0,7 x kekuatan lentur karakteristik.
(5)
Penyesuaian Campuran Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.3 (4) harus berlaku pada Seksi ini.
(6)
Penakaran Agregat Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.3 (5) harus berlaku pada Seksi ini.
(7)
Pencampuran Persyaratan-persyaratan Seksi 7.1.3 (6) harus berlaku pada Seksi ini dengan pengecualian ayat (e). Beton yang dicampur secara manual tidak boleh digunakan.
7.16.4
METODE KONSTRUKSI (1)
Persiapan Lokasi Pekerjaan Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan melintang dan elevasi-elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dengan bantuan suatu pola/template bergigi yang berjalan pada acuan tepi perkerasan. Bahan harus disisihkan/dibuang atau ditambah, sebagaimana diperlukan, agar semua bagian badan jalan memiliki elevasi yang benar. Badan jalan tersebut kemudian dipadatkan secara seksama dan diperiksa kembali dengan pola/template tersebut. Beton tidak boleh ditempatkan/dihampar pada bagian badan jalan yang belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Jika badan jalan terganggu setelah penerimaan, maka badan jalan tersebut harus dibentuk kembali dan dipadatkan tanpa pembayaran tambahan untuk operasi ini. Badan jalan yang telah selesai harus dalam kondisi halus dan padat sewaktu beton ditempatkan. Badan jalan tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan lepas atau bahan yang merusak lainnya. Jika beton tersebut tidak ditempatkan diatas suatu membran kedap air dan jika badan jalan tersebut kering pada waktu beton tersebut akan ditempatkan, maka badan jalan tersebut harus disiram sedikit dengan air, untuk mendapatkan suatu permukaan yang lembab. Cara penyiraman tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk genangan-genangan air. Jika suatu membran kedap air digunakan maka membran tersebut harus ditempatkan setelah badan jalan yang bersangkutan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap membran yang digelar sebelum memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan harus disingkirkan untuk memungkinkan pengecekan dan pemeriksaan badan jalan oleh Direksi Pekerjaan.
(2)
Acuan dan Rel Sisi
7 - 130
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan dipegang/dimantapkan dengan menggunakan tidak kurang dari 3 paku penjepit untuk setiap 3 meter panjang, 1 penjepit dipasang pada setiap sisi dari setiap sambungan. Bagian-bagian acuan harus disambung menjadi satu dengan kokoh dengan suatu sambungan terkunci yang bebas dari gerakan segala arah. Sambungan-sambungan antara bagian-bagian acuan harus dibuat tanpa terputus-putus di permukaan puncaknya. Acuan-acuan harus dibersihkan dan diminyaki segera sebelum setiap penggunaan. Rel-rel atau permukaan lewatan harus dijaga tetap bersih didepan roda-roda dari setiap mesin penyelesai/finishing. Roda-roda mesin penghampar dan penyelesai tidak boleh langsung berjalan pada permukaan atas acuan-acuan sisi. Rel-rel harus diikatkan pada acuan-acuan tersebut, atau harus ditunjang secara terpisah. Acuan dan rel sisi harus dipasang dan ditunjang sedemikian rupa sehingga permukaan akhir pelat yang diselesaikan memenuhi Pasal 7.16.5.(4) dan pinggiran pelat tersebut dimanapun tidak boleh lebih dari 5 mm diluar alinyemen vertikal. Acuan-acuan dan rel harus dipasang pada posisinya selambat-lambatnya tengah hari kerja sebelum pembetonan berlangsung. Pada waktu tersebut Kontraktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan panjang acuan dan rel yang telah dipasang. Direksi Pekerjaan akan memberi informasi kepada Kontraktor mengenai segala kekurangan dalam acuan. Jika tidak ada pemberitahuan mengenai adanya kekurangan-kekurangan maka Kontraktor berhak untuk meneruskan pekerjaan yang bersangkutan dengan pembetonan untuk sepanjang acuan tersebut setiap waktu setelah jam 6 (enam) pagi pada hari berikutnya. Dalam kejadian diketemukan adanya kekurangan-kekurangan oleh Direksi Pekerjaan maka Kontraktor harus memperbaiki dan mengulangi pemberitahuan tersebut. Setelah pemberitahuan ulang diberikan sebelum hari kerja yang bersangkutan berakhir dan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, Kontraktor dapat diizinkan untuk mulai melaksanakan pekerjaan perkerasan yang bersangkutan pada jam 10 pagi hari berikutnya. Setiap pemberitahuan kembali yang diberikan setelah jam 6 pagi harus diberlakukan sebagai pemberitahuan permulaan, kecuali Direksi Pekerjaan atas kebijaksanaannya memperkenankan pelaksanaan perkerasan tersebut lebih awal. Kegagalan memberitahu Direksi Pekerjaan mengenai kesiapan acuan pada tengah hari sehari sebelum hari pembetonan yang diusulkan dapat mengakibatkan Direksi Pekerjaan menangguhkan izin untuk memulai pembetonan. (3)
Tulangan Baja Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga luas penampang melintang efektif tulangan baja dalam arah membujur tidak kurang dari yang diperlihatkan dalam Gambar. Kuantitas dan distribusi tulangan harus dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan dengan adanya bak kontrol, kotak permukaan, persimpangan atau pelat-pelat yang berukuran lebar atau panjang yang tidak normal. Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan beton tebal selimut pelat beton yang bersangkutan adalah 60 ± 10 mm dari permukaan akhir pelat dan ini berakhir sekurang-kurangnya 40 mm dan tidak lebih dari 80 mm dari tepi pelat-pelat yang bersangkutan pada semua sambungan beton kecuali pada sambungan membujur dan sambungan konstruksi. Tulangan baja harus dipasang diatas batang-batang Dowel dan batang-batang Tie-bar terlepas dari toleransi-toleransi penempatan tulangan baja. Pada sambungan-sambungan melintang antara lembar-lembar anyaman tulangan baja, batang tulangan melintang dari lembar yang satu harus terletak dalam anyaman yang
7 - 131
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
telah diselesaikan/dipasang sebelumnya dan panjang lewatan (panjang bagian yang tumpang tindih) harus tidak kurang dari 450 mm. Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang dipabrikasi yang telah disetujui harus dipasang pada badan jalan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan, dan batang-batang tulangan melintang harus diikat, dijepit atau dilas pada penunjang tersebut bila saling berpotongan. Panjang lewatan pada ujung-ujung batang tulangan harus tidak kurang dari 40 kali diameter tulangan atau seperti diperlihatkan dalam Gambar. (4)
Penempatan Beton (a)
Pembatasan Pencampuran Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau penerangan alamiah tidak mencukupi, kecuali suatu sistem penerangan buatan yang cocok dan disetujui dioperasikan. Beton harus hanya dicampur sejumlah yang diperlukan untuk penggunaan saat itu. Kontraktor harus bertanggung jawab dalam membuat beton dengan konsistensi yang disyaratkan. Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara lain biasanya tidak diperkenankan. Tetapi bila beton dikirim dalam truk pencampur atau truk pengaduk, maka penambahan air dapat diberikan pada bahan-bahan takaran (batch materials) dan pencampuran tambahan dilaksanakan untuk menaikkan slump guna memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan, bila diizinkan oleh Direksi Pekerjaan, asalkan semua operasi ini dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari 45 menit sejak dimulainya pencampuran agregat dan semen yang bersangkutan serta perbandingan (ratio) air – semennya tidak dilampaui.
(b)
Penakaran , Pengangkutan , dan Pencampuran Beton Penakaran, pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan – persyaratan Seksi 7.1.
(c)
Pengecoran (i)
Sebagai tambahan persyaratan Pasal 7.16.4(2), Kontraktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai suatu pengecoran beton atau meneruskan pengecoran beton jika operasi-operasi telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan tertulis tersebut harus termasuk lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan, kelas beton, dan tanggal serta waktu pengecoran beton.
(ii)
Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan, tidak ada beton boleh dicor, bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencampuran dan pengecoran. Beton yang tidak dicor pada posisi akhirnya dalam acuan setelah 30 menit sejak air ditambahkan pada campuran yang bersangkutan tidak boleh digunakan.
(iii)
(iv)
Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.
7 - 132
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(5)
(v)
Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi/pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor ke dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran beton dan tidak diijinkan untuk mengalirkan campuran beton lebih dari satu meter setelah pengecoran.
(vi)
Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang baru dicor menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya sementara yang baru dicor masih plastis.
Penghamparan Beton dengan Mesin Pada umumnya beton harus dihampar dengan mesin beralat penggetar, yang dirancang untuk menghilangkan pra-pemadatan sebagai akibat pengendapan beton dari berbagai ketinggian atau ketebalan. Mesin tersebut harus dirancang untuk mencegah segregasi dari beton yang dicampur. Beton tersebut harus diendapkan secara merata sampai suatu ketinggian sedikit lebih tinggi dari ketebalan yang disyaratkan dan kemudian harus dicetak secara mekanis menjadi sesuai dengan permukaan yang benar. Rancangan mesin penghampar dengan corong curah, yang dipasang pada rel harus sedemikian rupa sehingga elevasi permukaan beton yang dicetak adalah sama untuk kedua arah lintasan. Perlengkapan juga harus dibuat untuk penghamparan dengan ketebalan yang berbeda dalam arah lebar perkerasan jalan, dan untuk menyesuaikan penghamparan dengan cepat akibat adanya variasi-variasi ini. Mesin penghampar harus mampu mencetak beton dengan tinggi/elevasi permukaan yang tepat untuk konstruksi berlapis tunggal atau dua. Beton untuk pelat-pelat bertulang harus dihampar dalam satu atau dua lapisan mengikuti persyaratan-persyaratan berikut : (a)
(b)
Beton dihampar dalam satu lapisan (i)
Suatu pola (jig) berjalan harus digunakan untuk mempertahankan tulangan pada posisinya atau tulangan tersebut harus ditunjang dengan penunjangpenunjang logam pabrikasi atau ditanamkan dalam beton yang belum dipadatkan dengan cara mekanis.
(ii)
Cara penunjangan tulangan harus mempertahankan tulangan yang bersangkutan dalam pelat beton padat pada suatu kedalaman dibawah permukaan akhir seperti yang ditetapkan dalam Pasal 7.16.4(3) dan beton tersebut harus dipadatkan secara seksama di sekeliling tulangan tersebut.
Beton dihampar dalam dua lapisan (i)
Lapisan pertama harus dihampar dengan suatu elevasi sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan selanjutnya lapisan yang bersangkutan akan menunjang tulangan pada beton yang telah dipadatkan pada suatu kedalaman dibawah permukaan akhir.
(ii)
Setelah tulangan ditempatkan pada posisinya harus ditutup dengan beton.
7 - 133
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(6)
Pemadatan dan Penyelesaian dengan Mesin Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan menggunakan vibrasi permukaan, harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga memiliki elevasi yang tepat dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar atau perlengkapan berputar, dan kemudian harus memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu kombinasi vibrasi dan penumbukan mekanis. Peralatan tersebut kemudian harus menyelesaikan permukaan beton tersebut dengan menggunakan suatu batang perata yang bergoyang melintang atau miring. Suatu batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang bergoyang secara melintang atau miring harus disediakan setelah setiap mesin pembentuk sambungan melintang dalam keadaan basah. Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus membentangi seluruh lebar pelat yang bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari 170 kg/m. Batang ini harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya harus dikontrol berdasarkan tinggi rata-rata dari sekurang-kurangnya 4 titik yang ditempatkan secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya 3,5 meter dari rel penunjang, balok, atau pelat, pada setiap sisi dari pelat beton yang sedang diperkeras. Bilamana perkerasan jalan beton dibangun dengan lebih dari satu lintasan menggunakan mesin dengan roda-roda ber-flens, maka pelat-pelat yang berdampingan berikutnya harus dibangun dengan menyangga mesin tersebut pada rel-rel yang beralas rata yang berbobot tidak kurang dari 15 kg/meter diletakkan diatas beton yang telah diselesaikan untuk menunjang roda-roda ber-flens, atau menggantikan roda-roda ber-flens tersebut pada satu sisi mesin dengan roda-roda tanpa flens bertapal karet. Rel (track) bertapal karet, yang dapat berjalan diatas permukaan beton yang telah diselesaikan juga dapat diterima. Bilamana digunakan roda-roda tanpa flens atau rel bertapal karet, maka permukaan pelat beton yang dilewati harus segera dibersihkan dan disikat secara seksama di depan mesin untuk membersihkan semua lumpur dan serpihan pasir/kerikil. Roda-roda tanpa flens harus berjalan cukup jauh dari tepi pelat untuk menghindari kerusakan pada pinggiran pelat yang bersangkutan.
(7)
Pemadatan dan Penyelesaian dengan Balok Vibrasi Terkendali Bilamana pelat-pelat berukuran kecil atau tidak beraturan, atau bila tempat kerja yang bersangkutan sedemikian terbatas sehingga menyebabkan penggunaan cara-cara yang tetapkan dalam Pasal 7.16.4(3) dan 7.16.4(4) menjadi tidak praktis, dan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, maka beton harus dicor secara merata tanpa prapemadatan atau segregasi dan dipadatkan dengan cara berikut ini. Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrasi harus dicetak dengan suatu permukaan sedemikian sehingga permukaan setelah semua udara yang terkandung dikeluarkan dengan pemadatan berada di atas acuan-acuan sisi. Beton tersebut harus dipadatkan dengan menggunakan sebuah balok penggetar/pemadat dari kayu bertapal baja berukuran tidak kurang dari lebar 75 mm dan tebal 225 mm, dengan suatu masukan energi tidak kurang daripada 250 watt/meter lebar pelat, balok penggetar tersebut diangkat dan digerakkan maju ke muka dengan sedikit demi sedikit tidak melebihi ukuran lebar balok tersebut. Kalau tidak, suatu alat pemadat balok kembar bervibrasi dengan kekuatan tenaga yang ekivalen dapat digunakan. Bila tebal lapisan beton yang dipadatkan melebihi 200 mm, maka tambahan vibrasi bagian dalam (internal vibrating) secukupnya harus diberikan meliputi seluruh lebar pelat untuk menghasilkan pemadatan sepenuhnya. Setelah setiap 1,5 m panjang pelat dipadatkan, balok vibrasi harus ditarik kembali 1,5 m, kemudian perlahan-lahan didorong maju sambil melakukan penggetaran diatas permukaan yang telah dipadatkan untuk memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
7 - 134
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Kemudian permukaan tersebut harus diratakan menggunakan sebuah alat straight-edge penggaruk dengan panjang mata pisau tidak kurang dari 1,8 m sekurang-kurangnya 2 lintasan. Jika permukaan tergaruk secara meluas oleh alat straight-edge tersebut, yang menunjukkan ketidakrataan permukaan, maka suatu lintasan balok bervibrasi harus dilakukan, diikuti dengan lintasan lanjutan menggunakan alat straight-edge penggaruk.
7.16.5
PEKERJAAN PENYELESAIAN (1)
Penyelesaian Permukaan Selama Konstruksi Awal Perkerasan Jalan Beton Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan lintasan terakhir dari balok finishing dan sebelum penerapan media perawat, permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan. Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan sebuah sapu kawat yang lebarnya kurang dari 450 mm. Berkas kawat sapu yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang 100 mm terbuat dari kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dari 2 baris berkas-berkas kawat yang berjarak antar sumbu 20 mm dan berkasberkas dalam satu baris harus berjarak 10 mm pusat ke pusat dan dipasang ditengahtengah celah antara berkas-berkas pada baris lainnya. Berkas-berkas tersebut masingmasing harus diganti bila berkas yang terpendek telah aus menjadi 90 mm.
(2)
Perawatan Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai, perawatan beton harus dimulai. Permukaan terbuka dari beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengaruh matahari, angin, dan hujan dengan menggunakan rangka-rangka yang ditutup dengan bahan-bahan yang bersifat merefleksi panas dan hujan. Setiap rangka harus dipasang segera setelah penyelesaian perlakuan permukaan beton yang bersangkutan dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga permukaan beton tidak terganggu. Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan waktu tercepat/terawal pada saat mana permukaan tersebut dapat menahan penghamparan bahan yang bersifat menyimpan lengas. Bahan ini harus berupa dua lapisan kain goni (burlap) atau dua lembaran katun, atau selapis pasir atau bahan bersifat sangat menyerap lainnya yang disetujui. Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar tetap basah untuk jangka waktu tidak kurang dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang menjamin bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada permukaan beton. Kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika penyediaan air tidak cukup baik untuk perawatan dan pengecoran, atau bila bahan perawatan lainnya tidak cukup tersedia dilokasi pekerjaan. Bila penggunaan suatu membran (suatu lapisan tipis) senyawa perawat disetujui oleh Direksi Pekerjaan maka harus sesuai dengan ASSHTO M 148, jenis 2. Senyawa tersebut harus digunakan pada permukaan yang telah diselesaikan dengan menggunakan mesin penyemprot yang telah disetujui.
(3)
Pembongkaran Acuan Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah mengeras dalam waktu sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut harus dibongkar dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada perkerasan jalan.
7 - 135
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Segera setelah acuan dibongkar, maka ujung-ujung semua siar muai (sambungan ekspansi) dan seluruh lebar bagian yang akan terbuka harus dibersihkan dari beton untuk seluruh tebal pelat yang bersangkutan. Setiap daerah yang menunjukkan adanya sedikit keropos harus ditambal dengan adukan yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian agregat halus berdasarkan berat. Bila Direksi Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos yang ada sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka Kontraktor harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya dengan bahan yang dapat diterima atas biayanya sendiri. Bagian yang dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter. (4)
Persyaratan Permukaan Setelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan selanjutnya harus diuji untuk diperiksa kebenarannya (trueness), dengan menggunakan straight-edge berukuran 3 meter yang disetujui dan diletakkan diatas permukaan yang bersangkutan pada posisi yang berurutan dan saling meliputi (overlap) 1,5 meter melintasi seluruh permukaan. Setiap bagian permukaan yang jika diuji dalam arah membujur, menunjukkan suatu perbedaan atau menyimpang dari alat pengujian lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari 8 mm harus diberi tanda dan segera digerinda dengan suatu alat gerinda yang disetujui sampai perbedaan tersebut tidak lebih dari 4 mm. Perhatian khusus harus diberikan bila memeriksa sambungan melintang untuk menjamin bahwa kriteria ini terpenuhi. Bila perbedaan atau penyimpangan terhadap alat pengujian lebih dari 8 mm, maka perkerasan harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri. Bagian-bagian yang dibongkar tersebut harus sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter dan untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang bersangkutan. Penyimpangan permukaan maksimum yang diperbolehkan dibawah alat sraight-edge 3 meter yang ditempatkan dalam segala arah beton yang akan dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh melebihi 10 mm.
(5)
Pengamanan Perkerasan Jalan Kontraktor harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang sesuai dan harus memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu lintas umum serta para pegawainya, dan wakil-wakilnya melintasi perkerasan yang baru dibangun sampai perkerasan tersebut dibuka untuk penggunaan. Perintang-perintang ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas umum pada setiap jalur yang dimaksudkan untuk tetap dibuka. Kontraktor harus memelihara rambu-rambu dan lampulampu pengatur yang secara jelas menunjukkan setiap jalur yang terbuka untuk umum. Dimana lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, Kontraktor harus membangun penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang bersangkutan atas biayanya sendiri, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dimana suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungan dengan pelat atau jalur yang sedang ditempatkan, Kontraktor harus menyediakan, memasang dan kemudian memindahkan pagar pengaman sementara sepanjang garis pembagi yang telah ditetapkan yang harus dipertahankan disitu sampai pelat beton yang bersangkutan dibuka untuk lalu lintas. Perencanaan operasi Kontraktor harus sedemikian rupa untuk meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau jalur-jalur lalu lintas umum. Bila ruang bebas antar jalur-jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional Kontraktor terbatas, maka harus digunakan peralatan khusus yang dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan daerah dalam lebar pelat beton yang sedang ditempatkan tanpa mengganggu jalur umum manapun.
7 - 136
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(6)
Pembukaan Untuk Lalu-lintas Direksi Pekerjaan akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka untuk lalu lintas. Dalam segala hal, jalan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil terhadap sampel yang dicetak dan dilapisi pengawet menurut AASHTO T 23 mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang dari 90 % kekuatan minimum umur 28 hari, sebagaimana ditentukan pada Spesifikasi ini, ketika ditest dengan third point method. Bila tidak ada test, perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan sudah sempurna.
7.16.6.
SAMBUNGAN (JOINT) Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.
(1)
Sambungan Memanjang (longitudinal joints) Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus dengan sambungan memanjang memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang disetujui, untuk mencegah perubahan atau dimasukkan tabung kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya. Bila tertera dalam Gambar dan bila lajur perkerasan yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk "keyway" (takikan) sepanjang sambungan konstruksi. Tie bars, kecuali yang terbuat dari baja rel, dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus acuan dari lajur yang dilaksanakan dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton pada lajur yang berdekatan dihamparkan atau sebagai pengganti tie bars yang dibengkokkan dapat digunakan 2 batang tie bar yang disambung (two-piece connectors). Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari takikan 1 alur ke bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan alat mekanikal atau dibuat secara manual dengan ukuran dan garis sesuai Gambar, sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ini harus diisi dengan kepingan (filler) material yang telah tercetak (premolded) atau dicor (poured) dengan material penutup sesuai yang disyaratkan. Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang (transverse joint), bila ada. Sambungan memanjang gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat dengan pemotongan beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai kedalaman, lebar dan garis sesuai Gambar. Untuk menjamin pemotongan sesuai dengan garis pada Gambar, harus digunakan alat bantu atau garis bantu yang memadai. Sambungan memanjang ini harus digergaji sebelum berakhimya masa perawatan beton, atau segera sesudahnya sebelum peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki perkerasan beton baru tersebut. Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan sambungan harus segera diisi dengan material penutup (sealer) sesuai dengan yang disyaratkan.
7 - 137
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Sambungan memanjang tipe sisip permanen (longitudínal permanent ínsert type joínts) harus dibentuk dengan menempatkan lembaran plastik yang tidak akan bereaksi secara kimiawi dengan bahan kimia beton. Lebar lembaran ini harus cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah dengan kedalaman sesuai Gambar. Sambungan dengan bentuk bidang lemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong (digergaji). Ketebalan kepingan tidak boleh kurang dari 0,5 mm dan harus disisipkan memakai alat mekanik sehingga dijamin tetap berada pada posisi yang tepat. Ujung atas lembaran ini harus berada dibawah permukaan akhir (fíníshed surface) perkerasan sesuai yang tertera pada Gambar. Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena pekerjaan fíníshíng pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan garis sumbu (centre líne) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan kerataannya. Alat pemasangan mekanik harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan sedemikian rupa agar beton yang terganggu kembali rata sepanjang pìnggiran kepingan tanpa menimbulkan segregasi. (2)
Sambungan Ekspansi Melintang (transverse expansion joints) Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler) harus menerus dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan subgrade dan takikan sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (pre-form joint filler) harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui Direksi Pekerjaan. Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinyemen yang semestinya, selama penghamparan dan penyelesaian beton. Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya menurut garis lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka diantara unit-unit yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
7 - 138
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(3)
Sambungan Kontraksi Melintang (transverse contraction joints) Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan/alur dengan pemotongan permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada Gambar juga harus mencakup pasangan alat transfer beban (load transfer assemblies). (a)
Sambungan kontraksi kepingan melintang (transverse strip contraction joints) Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang kepingan sebagaimana tertera pada Gambar.
(b)
Takikan/alur (formed grooves) Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat kedalam beton yang masih plastis. Alat tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton didekatnya, kecuali bila alat itu memang dirancang untuk tetap terpasang pada sambungan.
(c)
Sambungan gergajian (sawn contraction joints) Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang tercantum pada Gambar, dengan gergaji beton yang disetujui. Setelah sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus dibersihkan. Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dari 18 jam setelah pemadatan akhir beton. Sambungan harus dibuat/dipotong sebelum terjadi retakan karena susut. Bila perlu, penggergajian dapat dilakukan pada waktu siang dan malam dalam cuaca apapun. Penggergajian harus ditangguhkan bila didekat tempat sambungan ada retakan. Penggergajian harus dihentikan bila retakan terjadi didepan gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian, maka pembuatan sambungan kontraksì harus dibuat dengan takìkan/alur sebelum beton mencapai pengeringan tahap awal sebagaimana dijelaskan di atas. Secara umum, penggergajian harus dilakukan berurutan.
(d)
Sambungan kontraksi acuan melintang (transverse formed contraction joints) Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal 7.16.6(1) untuk sambungan memanjang acuan (longitudínal form joínts).
(4)
Sambungan Konstruksi Melintang (transverse construction joints) (a)
Perkerasan jalan beton bertulang biasa Sambungan-sambungan darurat pada perkerasan beton hanya boleh dipasang bila terjadi kerusakan mesin atau cuaca yang merugikan dan tidak boleh dibangun/dibuat kurang dari 3 m dari suatu sambungan ekspansi atau kontraksi. Sambungan-sambungan darurat tersebut harus dibentuk dengan bantuan suatu bagian acuan yang dibor dan dibelah (splít cross) melalui mana tulangan biasa
7 - 139
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
dan batang-batang pengikat harus lewat. Tulangan biasa harus diperpanjang melewati sambungan sekurang-kurangnya sepanjang 500 mm. Batang-batang pengikat harus berdiameter 12 mm dan sepanjang 1 m, dipasang berjarak antara 600 mm pada tengah tebal pelat. Sebagai tambahan tulangan biasa harus diperpanjang secukupnya untuk memungkinkan tulangan panel berikutnya saling melewati dan terikat sepenuhnya. Sebagai pilihan, sambungan-sambungan darurat dalam bentuk sambungan-sambungan kontraksi dapat diadakan tidak kurang 2,5 m dari suatu sambungan melintang yang dikonstruksi sebelumnya di mana tidak ada beton yang berdampingan telah dihampar/dicor. Setiap pelat berdampingan berikutnya yang diikat harus mempunyai suatu sambungan segaris dengan sambungan darurat tersebut. Jika beton yang berdampingan telah dihampar maka setiap sambungan darurat harus segaris dan sesuai dengan sambungan dalam beton itu. Sambungan-sambungan yang dibuat pada akhir kerja, yang bukan sambungansambungan darurat, harus merupakan sambungan kontraksi atau sambungan ekspansi. (b)
Perkerasan beton bertulang menerus Lokasi sambungan-sambungan konstruksi harus diusulkan oleh kontraktor dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Sambungan-sambungan tersebut harus dibuat dalam suatu garis lurus, tegak lurus atau sejajar dengan sumbu memanjang jalur kendaraan dan di konstruksi sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar.
(5)
Sambungan Membujur Sambungan-sambungan membujur harus dibuat antara tepi-tepi jalur lalu lintas atau sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Lebar maksimum pelat tidak boleh lebih dari 4,50 m antara sambungan-sambungan membujur atau antara sambungan membujur dan tepi perkerasan. Batang-batang pengikat harus dipasang atau disisipkan tegak lurus terhadap garis sambungan membujur, dan sambungan tersebut disegel sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 6.3.6(7). Batang-batang tersebut harus berdiameter 12 mm, 1 meter panjang berupa batang berulir yang bertegangan leleh tinggi. Batang-batang tersebut harus dipasang secara horizontal pada tengah-tengah tebal pelat dengan jarak antara 600 mm. Bila perkerasan dibangun dengan lebar lebih dari lebar satu jalur dalam satu operasi, maka suatu crack inducer berupa batang tipis dari kayu atau bahan sintetis atau pelat tipis yang disetujui harus dipasang dengan kokoh pada badan jalan sepanjang garis sambungan dalam batas toleransi horizontal ± 5 mm, dan dicetak kedalam dasar pelat yang bersangkutan. Suatu alur harus dibuat pada puncak pelat tersebut, dan ditempatkan vertikal diatas sumbu pelat tipis tersebut dengan suatu batas toleransi horizontal 12 mm. Alur ini tidak boleh menyimpang dari garis umum sambungan-sambungan yang bersangkutan. Kedalaman gabungan alur dan crack inducer harus berada pada seperempat dan sepertiga ketebalan pelat yang bersangkutan dan perbedaan antara kedalaman alur puncak dan tinggi crack inducer pada dasar harus tidak lebih besar dari 12 mm. Jika alur-alur dibuat dengan menggergaji, maka kedalaman alur tersebut harus antara seperempat dan sepertiga ketebalan pelat, dan puncak batang pengikat harus sekurang-kurangnya 20 mm dibawah dasar alur tersebut, crack inducer dapat ditiadakan. Bila suatu crack inducer digunakan dalam perkerasan beton bertulang yang dikonstruksi
7 - 140
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
dalam 2 atau 3 lebar jalur dalam satu operasi, maka Kontraktor dapat menggantikan batang-batang pengikat dan tulangan biasa dengan lembar-lembar anyaman baja tulangan khusus yang diperpanjang paling sedikit 600 mm pada tiap sisi sambungan yang bersangkutan, membentuk tulangan memanjang sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak dan tulangan melintang berdiameter 8 mm dengan jarak antara 200 mm. Lembaran anyaman tulangan tersebut harus diletakkan pada elevasi tulangan lainnya. Bila suatu jalur kendaraan beton bertulang 3 jalur dikonstruksi dalam 2 lebar pelat, maka sambungan membujur antara pelat-pelat tersebut harus berada pada sumbu jalur kendaraan dan harus dikonstruksi dengan batang-batang pengikat sebagaimana ditetapkan diatas. Setiap pelat yang dikonstruksi harus mempunyai lembar anyaman baja tulangan khusus yang ditempatkan secara sentral dari jenis yang ditetapkan untuk perkerasan yang dikonstruksi selebar 2 atau 3 jalur dalam satu operasi. Panjang tulangan melintang dalam lembar anyaman baja tulangan khusus tersebut harus 600 mm lebih panjang dari pada sepertiga lebar pelat . (6)
Alur Pada Sambungan Alur-alur dipermukaan beton pada sambungan-sambungan harus dibentuk dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Alur-alur tersebut dapat dibentuk pada waktu beton masih dalam keadaan plastis atau digergaji setelah beton mengeras. Bagian alur yang akan ditutup/disegel harus mempunyai sisi yang benar-benar vertikal dan sejajar, kecuali jika cetakan-cetakan khusus digunakan pada waktu beton dalam keadaan plastis, untuk ini garis sumbu cetakan harus vertikal. Alur-alur harus ditutup/disegel sesuai dengan Pasal 7.16.6 (7). Jika alur-alur tersebut dibuat dengan digergaji, maka kontraktor harus membentuknya sebagai berikut : (a)
Sambungan kontraksi Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman yang disyaratkan oleh Pasal 7.16.6 (3) dan harus mempunyai lebar yang memadai tidak lebih dari 20 mm.
(b)
Sambungan ekspansi (i)
Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman dan lebar penuh yang diperlukan untuk segel seperti diperlihatkan dalam Gambar, atau
(ii)
Dua celah digergaji, masing-masing satu sepanjang tiap tepi dari bahan pengisi sambungan sampai kedalaman segel, dan bahan diantara celahcelah tersebut dibuang. Jarak keseluruhan antara tepi-tepi bagian luar dari kedua celah tersebut harus merupakan lebar segel yang disyaratkan.
Penggergajian awal harus diselesaikan secepat mungkin dan selalu dalam batas waktu 18 jam dari setelah pemadatan akhir beton. Alur-alur sambungan ekspansi dan sambungan konstruksi yang lebih lebar dari 5 mm harus disegel permanen atau sementara sebelum lalu lintas menggunakan perkerasan yang bersangkutan. Celah-celah yang kurang lebar harus digergaji sampai lebar dan kedalaman penuh yang disyaratkan dan segera dipasangi segel permanen. Bila alur dibentuk/dicetak, Kontraktor harus memperagakan hingga memuaskan
7 - 141
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Direksi Pekerjaan bahwa permukaan akhir yang melalui sambungan tersebut dapat diperoleh dalam batas toleransi yang bersangkutan. Alat pembentukan harus meliputi sebuah pelat vibrasi horizontal dengan lebar sekurang-kurangnya 300 mm melintasi garis sambungan, atau alat yang sejenis, untuk menjamin bahwa beton sepenuhnya dipadatkan kembali pada tempatnya, dan menggunakan sebuah batang perata yang cukup lebar untuk menjamin permukaan akhir akan memuaskan. Bila alur-alur yang dibentuk lebih lebar dari 12 mm, maka cara pembentukan yang dipakai adalah dengan menyisihkan dari pelat volume beton yang perlu dipindahkan untuk membentuk alur tersebut. Alat pembentuk tidak boleh dipasang pada mesin penghampar beton beracuan geser, jika mesin tersebut harus berhenti untuk membentuk sambungan tersebut. Jika timbul tonjolan-tonjolan kasar pada waktu alur-alur dibuat, maka bagian-bagian tersebut harus digerinda untuk membentuk suatu radius kira-kira 6 mm atau suatu pembulatan sudut tepi pelat selebar kira-kira 6 mm. Bila perkerasan dikonstruksi selebar dua atau tiga jalur dalam satu operasi, maka sambungan atau sambungan-sambungan membujur dapat dibentuk dengan menyisipkan didepan batang perata alat pelapis beton, suatu batang tipis yang dibentuk sebelumnya yang disetujui dari suatu alat penyalur yang diperlengkapi alat pemadat bervibrasi. Batang tipis tersebut harus cukup kaku untuk memungkinkan batang tersebut ditempatkan secara vertikal dan cukup dalam sehingga kedalaman total batang tipis dan crack inducer akan berada antara seperempat dan sepertiga ketebalan pelat yang bersangkutan. Cara penempatan batang tipis tersebut harus menjamin bahwa letaknya vertikal, sesuai dengan alinyemen yang benar, pada kedalaman yang cukup untuk memungkinkan dilintasi oleh balok finishing atau mesin pengalur beton plastis, dan dalam posisi yang benar. Beton yang dipindahkan oleh batang tipis tersebut harus dipadatkan dengan layak kedalam pelat dalam batas toleransi-toleransi permukaan yang diizinkan dalam Pasal 7.16.5.(4). Bila pelat-pelat tepinya berbatasan, maka suatu batang tipis yang dibentuk sebelumnya yang disetujui harus dipasang pada tepi pelat beton yang telah mengeras membentuk sambungan membujur. Bila perkerasan dari bahan lentur dan pelat beton berbatasan dalam arah membujur pada elevasi permukaan jalan, maka suatu alur selebar 10 mm dan sedalam 20 sampai 25 mm harus dibentuk atau digergaji, kemudian disegel/ditutup sesuai dengan Pasal 7.16.4(7) dengan menuang suatu bahan segel yang cocok untuk kedua perkerasan tersebut. (7)
Penyegelan (Penutup Alur) Sebelum lalu lintas diperkenankan mempergunakan perkerasan jalan dan sebelum penyegelan permanen, alur-alur harus dibersihkan dari setiap kotoran atau bahan lepas dan harus dilindungi dengan memasukkan suatu kepingan penyegel sementara sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sebagai alternatif dalam hal sambungan dibentuk dimana suatu bahan pengisi sementara atau pembentuk digunakan, maka bahan tersebut dapat dibiarkan pada posisinya sampai sambungan-sambungan siap untuk penyegelan permanen. Penyegelan permanen sambungan-sambungan harus dilaksanakan dalam waktu 28 hari sejak pengecoran beton. Segera sebelum penyegelan permanen, sambungan harus dibersihkan dari segala kotoran, bahan lepas, penyegelan sementara atau bahan pengisi lainnya harus dibuang. Sisi-sisi dari bagian alur yang akan disegel harus dikikis/dirapikan dengan gerinda, gergaji atau semprotan pasir kering (dry sand blasting). Alur tersebut harus didempul sementara sebelum penyemprotan pasir. Sebagai tambahan atau untuk membuang senyawa penyegel yang lama, pancaran air bertekanan tinggi atau penyemprotan air dan pasir dapat digunakan. Permukaan-permukaan alur tersebut harus
7 - 142
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
kering pada waktu penyegelan. Ketebalan minimum segel-segel harus sesuai dengan rincian-rincian dalam gambar. Jika dalamnya alur melampaui ketebalan segel, alur tersebut dapat didempul sampai kedalaman yang disyaratkan dengan suatu bahan dempul yang dapat dipadatkan dari jenis yang tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi oleh senyawa penyegel yang akan digunakan. Setiap tepi-tepi alur-alur tersebut yang pecah harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Pekerjaan dengan menggunakan suatu bahan yang disetujui, yang cocok harmonis dengan bahan penyegel, sebelum bahan penyegel tersebut digunakan. Alur-alur yang dipersiapkan kemudian harus diberi lapisan awal dan disegel dengan senyawa-senyawa yang dituangkan sesuai dengan Pasal 7.16.2(8). Senyawa penyegel yang harus dituang panas harus dipanaskan secara tidak langsung dan dikendalikan dengan thermostat serta dilengkapi dengan sebuah pengaduk sampai suatu temperatur tidak lebih tinggi dari temperatur pemanasan yang aman yang disarankan oleh pabrik pembuat yang bersangkutan. Senyawa penyegel ini tidak boleh dipanaskan pada temperatur tersebut untuk suatu perioda waktu lebih lama dari waktu pemanasan yang aman yang dinyatakan oleh pabrik pembuatnya. Alat pelebur penuang harus dibersihkan setiap akhir hari kerja dan setiap bahan yang telah dipanaskan dan tidak dipakai harus dibuang. Bahan penyegel harus dituang sampai pada suatu permukaan antara 3 mm dan 6 mm dibawah permukaan beton yang bersangkutan, kecuali jika ditentukan lain dalam kontrak. (8)
Perawatan Bak Kontrol dan Selokan Tutup-tutup bak kontrol, selokan/saluran dan rangka-rangkanya harus dipisahkan dari pelat perkerasan utama dan ditempatkan pada pelat-pelat yang terpisah. Pelat-pelat tersebut harus lebih besar dari bagian luar lubang bak kontrol ditambah suatu beton yang mengelilinginya yang kurang dari 150 mm di bawah dasar perkerasan jalan beton. Posisi dari bak kontrol, selokan dan sambungan-sambungan pada perkerasan jalan beton harus disesuaikan relatif satu sama lainnya sedemikian rupa sehingga pelat-pelat bak kontrol dan selokan harus berdampingan dengan suatu sambungan, atau tepi dari pelat perkerasan, atau kalau tidak terletak dalam batas tengah-tengah pelat. Bila ini tidak mungkin, maka tulangan khusus harus ditempatkan di sekeliling ceruk (recess) selokan atau bak kontrol. Ceruk-ceruk bak kontrol dan selokan harus dibentuk dengan pengecoran pelat utama terhadap kotak acuan. Tepi-tepi kotak harus vertikal dan mengikuti elevasi dan ketebalan pelat. Acuan tersebut harus dibongkar bila beton di sekeliling tutup bak kontrol atau selokan akan dicor. Bahan pengisi sambungan setebal 20 mm yang dibentuk sebelumnya harus dipasang pada tepi pelat yang terbuka, tebal pelat disediakan untuk kesempatan bagi kedalaman alur penyegel, kalau tidak ceruk-ceruk (recesses) tersebut dapat digergaji setelah beton tersebut mengeras. Suatu alur penyegel harus dibuat langsung di atas bahan pengisi sambungan pra-bentuk dan disegel sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7.16.6.(8). Tulangan harus ditempatkan pada posisi yang diperlihatkan dan beton dicor dengan tangan dalam ruang antara pelat utama dan kerangka bak kontrol. Beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan kekuatan yang diberikan dalam Pasal 7.16.3.(3), dan campuran tersebut harus dimodifikasi untuk memungkinkan pemadatan penuh dengan cara-cara yang dipakai.
7 - 143
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(9)
Alat Transfer Beban (load transfer devices) Bila digunakan dowel (batang baja polos), maka harus dipasang sejajar dengan perrnukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai pengikat/penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan. Ujung dowel harus dipotong agar permukaannya rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal atau pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar, agar bagian tersebut tidak ada lekatan dengan beton, penutup (selubung) dowel dari PVC atau logam yang disetujui Direksi Pekerjaan harus dipasang pada setiap batang dowel pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan dowel dan bagian ujung yang tertutup harus tahan air. Sebagai pengganti dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bísa diletakkan dalam seluruh ketebalan perkerasan dengan alat mekanik yang disetujui Direksi Pekerjaan.
(10)
Menutup Sambungan (sealing joint) Sambungan harus ditutup segera sesudah selesai proses perawatan (curing) beton dan sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas, termasuk kendaraan Kontraktor. Sebelum ditutup, setiap sambungan harus dibersihkan dari material yang tidak dikehendaki, termasuk bahan perawatan (membrane curing compound) dan permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi dengan material penutup. Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus sesuai dengan yang tertera pada Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. Material penutup harus diaduk selama pemanasan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan secara tidak merata. Waktu dituangkan, jangan sampai material ini tumpah pada permukaan beton yang terbuka. Kelebihan material pada permukaan beton harus segera díbersihkan. Penggunaan pasir atau material lain sebagai pelindung material penutup tidak diperbolehkan.
7.16.7
PENGENDALIAN KUALITAS DILAPANGAN (1)
Umum Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas beton memenuhi Spesifikasi dan tanggung jawab ini tidak dapat dihilangkan dengan pengujian yang telah dilaksanakan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
(2)
Pengujian Untuk Sifat Kemudahan Pengerjaan Satu atau lebih pengujian ‘Slump’ sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan untuk setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian tersebut tidak akan dianggap telah dilaksanakan kecuali telah disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakil–wakilnya.
(3)
Pengujian Kekuatan Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kekuatan untuk setiap 20 meter kubik atau sebagian dari padanya, beton yang dicor. Setiap pengujian harus
7 - 144
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
termasuk pembuatan tiga contoh yang identik untuk diuji pada umur 3, 7, dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor dalam satu hari memberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh-contoh harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara sembarangan. Contoh pertama dari contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada umur 7 dan 28 hari. (4)
Pengujian Tambahan Kontraktor harus melaksanakan suatu pengujian tambahan yang mungkin diperlukan untuk menetapkan kualitas bahan-bahan, campuran atau pekerjaan beton yang telah selesai, sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan ini dapat meliputi : (i) (ii) (iii)
7.16.8
Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan sclerometer atau alat penguji lainnya. Pengambilan dan pengujian inti beton. Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi Pekerjaan.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN (1)
Pengukuran (a)
Perkerasan jalan beton (i)
Beton untuk perkerasan jalan harus diukur dalam jumlah meter kubik yang telah ditempatkan dan diterima dalam pekerjaan sesuai dengan ukuranukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Volume yang diukur harus merupakan hasil perkalian dari lebar jalur kendaraan yang diukur tegak lurus terhadap garis sumbu jalur kendaraan yang bersangkutan, dikalikan dengan panjang jalur kendaraan yang diukur sepanjang garis sumbunya dikalikan dengan tebal lapis perkerasan tegak lurus dasar badan jalan. Tidak ada pengurangan akan diadakan untuk lubang-lubang yang luasnya kurang dari satu meter persegi.
(ii)
Kuantitas yang diukur tidak termasuk daerah dimana perkerasan jalan beton lebih tipis dari ketebalan yang ditetapkan, daerah pelat yang sudut tepinya pecah atau retak yang tidak dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan atau daerah-daerah dimana beton tidak mencapai kekuatan karakteristiknya.
(iii)
Ketebalan perkerasan jalan beton yang diukur untuk pembayaran dalam segala hal harus merupakan ketebalan nominal rencana sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Dalam hal Direksi Pekerjaan menyetujui atau menerima suatu lapisan yang lebih tipis yang cukup menurut alasanalasan teknis, maka pembayaran untuk perkerasan jalan beton tersebut diadakan dengan menggunakan suatu harga satuan yang diubah sama dengan : Harga satuan penawaran x
Ketebalan nominal yang diterima Ketebalan nominal rencana
Tidak ada penyesuaian harga satuan semacam itu dapat diadakan untuk perkerasan yang diterima dengan ketebalan-ketebalan melebihi ketebalan
7 - 145
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
nominal rencana yang diperlihatkan dalam Gambar, kecuali jika penambahan ketebalan tersebut telah diperintahkan secara khusus atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis sebelum perkerasan jalan beton yang bersangkutan dihampar. (iv)
(b)
Di mana pembetulan terhadap perkerasan jalan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.16.1(9) dan 7.1.1(9), maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran harus sesuai dengan apa yang seharusnya akan dibayar seandainya pekerjaan semula telah dapat diterima. Tidak ada pembayaran yang diperlukan untuk pembetulan tersebut.
Tulangan (i)
Tulangan baja akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah kilogram yang dipasang ditempat yang bersangkutan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram tersebut harus dihitung dari panjang batang yang sebenarnya dipasang, atau luas sebenarnya dari anyaman baja tulangan yang dipasang, dan berat satuan dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi untuk luas anyaman yang disetujui. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus berdasarkan berat nominal yang diberikan oleh pabrik baja yang bersangkutan atau, jika Direksi Pekerjaan memerintahkan demikian, berdasarkan pengujian-pengujian penimbangan sebenarnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor terhadap contoh-contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan. Bila batang-batang berukuran lebih besar dipakai sebagai pengganti atas permintaan Kontraktor, maka batang-batang tersebut harus diukur seakanakan batang tersebut sama dengan yang diperlihatkan dalam Gambar. Sambungan-sambungan yang ditambahkan oleh Kontraktor demi kepentingannya tidak akan diukur.
(ii)
Jepitan, ikatan dudukan, penunjang, batang dowel, batang pengikat (tiebar), pemisah atau bahan lainnya yang digunakan untuk menempatkan atau mengikat baja tulangan supaya tetap ditempat, tidak boleh termasuk dalam berat untuk pembayaran.
(iii)
(c)
Panjang lewatan dan sambungan-sambungan kecuali secara khusus diperlihatkan dalam Gambar, tidak akan diukur untuk pembayaran. Sambungan Sambungan-sambungan pada perkerasan jalan beton termasuk batang dowel dan batang pengikat (tie-bar), tidak boleh diukur untuk pembayaran, biayanya dianggap telah termasuk dalam harga Penawaran untuk Beton.
(d)
Membran kedap air Membran kedap air, bila digunakan harus diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter persegi yang sesungguhnya dihampar dibawah perkerasan jalan beton. Luas yang diukur harus sama dengan luas untuk beton yang dihampar diatasnya sebagaimana ditetapkan dalam pasal 7.16.8.(1) (a)-(i). Panjang lewatan dan bahan yang ditempatkan diluar daerah perkerasan jalan beton tidak akan diukur untuk pembayaran.
7 - 146
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(2)
Pembayaran Kuantitas beton yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas, dibayar menurut harga penawaran per satuan pengukuran untuk jenis pembayaran yang diberikan dibawah ini dan tercantum dalam daftar harga penawaran. Harga-harga dan pembayaran tersebut harus dianggap merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua beton mutu K350, besi tulangan sambungan melintang dan memanjang, membran kedap air, agregat dan semen, untuk pencampuran, penempatan, perataan, penyelesaian, perawatan dan perlindungan beton, untuk menyediakan, menempatkan, dan membongkar acuan-acuan serta perisai-perisai batang pengikat, untuk melengkapi dan menempatkan semua bahanbahan untuk pembuatan sambungan, untuk menggergaji dan menyegel sambungansambungan dan sebagainya, dan semua tenaga kerja, peralatan serta pengeluaran tambahan lainnya.
Nomor Mata Pembayaran 7.16.(1)
Uraian Perkerasan Jalan Beton
7 - 147
Satuan Pengukuran Meter Kubik
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
SEKSI 7. 17 WET LEAN CONCRETE
7.17.1
UMUM (1)
Uraian Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, material, dan pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan perata (leveling course) dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete, termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat, pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidental yang berkaitan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi, dan instruksi Direksi Pekerjaan.
(2)
Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini (a) (b) (c) (d)
(3)
Persiapan Tanah Dasar (Subgrade Preparation) Lapis Pondasi Agregat Pekerjaan Beton Perkerasan Jalan Beton
: : : :
Seksi 3.3 Seksi 5.1 Seksi 7.1 Seksi 7.16
Lapisan Alas Bila wet lean concrete ini ditentukan untuk levelling course, maka sebelum dilaksanakan, lapisan alas harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas, atau bahan asing lainnya, dan diperiksa kepadatannya, kerataan finishing dan permukaannya oleh Direksi Pekerjaan. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana perintah Direksi Pekerjaan. Tidak ada pembayaran langsung untuk pekerjaan pembongkaran, perbaikan, atau rekonstruksi ini, karena merupakan tanggung jawab Kontraktor.
(4)
Lapisan Alas Pasir (sand bedding) Bila wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton itu harus diletakkan di atas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 4 cm. Pasir alam yang tertinggal (tidak lolos) saringan No.200 dan yang fraksi halusnya nonplastis, dapat digunakan. Pasir dengan kadar air yang memadai dihamparkan diatas subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata harus dapat dipadatkan dengan roller yang paling besar yang dapat dipakai. Sebelum pengerjaan wet lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air.
7.17.2
BAHAN Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan minimal mutu beton K-125 pada Pasal 7.1.2 dalam Spesifikasi ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian wet lean concrete, dan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7.17.3
PENCAMPURAN DAN PENAKARAN
7 - 148
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam kondisi kering jenuh (saturated surface dry condition) harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton menurut Seksi ini, dan untuk menjaga konsistensi campuran. Perbandingan itu tidak boleh kurang dari 1 : 2 : 4.
7.17.4 METODE KONSTRUKSI (1)
Cetakan (acuan) Wet lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.
(2)
Sambungan Sambungan memanjang harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan memanjang perkerasan beton yang akan dihampar diatasnya. Sambungan konstruksi melintang dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada hari itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar.
(3)
Pencampuran, Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan Wet lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan menurut ketentuan Pasal 7.1.3 dan 7.1.4.
7.17.5 PEKERJAAN PENYELESAIAN (1)
Finishing Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang benar, wet lean concrete harus dilepas (floating) sampai permukaan rata dan tidak ada permukaan yang lebih rendah atau pun daerah yang terbuka. Kemudian permukaan harus diuji dengan paling sedikit dua kali geseran mal datar (straight-egde) dengan panjang mal tidak kurang dari 1,8 m.
(2)
Perawatan Beton (Curing) Wet lean concrete harus segera dirawat, setelah finishing selesai, untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari. Perawatan untuk permukaan harus dilakukan dengan salah satu metode berikut : (a)
Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan dengan lembaran plastik kedap air, dijaga tidak lepas dari permukaan, dan dengan sambungan yang saling menindih (overlap) sekurang-kurangnya 300 mm dan dijaga sedemikian rupa untuk mencegah penguapan.
(b)
Seluruh permukaan disemprot merata dengan bahan white pigmented curing compound.
(c)
Seluruh permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan.
7 - 149
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
7.17.6 PENGENDALIAN KUALITAS DILAPANGAN (1)
Pengujian Kekuatan Untuk ini harus disediakan silinder uji tekan beton (compressive strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang dibuat dari beton material wet lean concrete yang diambil di lapangan. Satu silinder mewakili 50 m kubik wet lean concrete yang dihamparkan, dan tidak kurang dari tiga silinder harus dibuat setiap hari.
(2)
Ketentuan Kuat Pecah Beton (crushing strength) Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok (group) contoh (specimen) yang diambil pada setiap pelaksanaan pekerjaan tidak boleh kurang dari 30 kg/cm2. Bila rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari satu kelompok diantara lima kelompok yang berurutan ternyata kurang dari 30 kg/cm2, maka kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, sampai hasilnya menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi syarat. Bila ketentuan-ketentuan kuat pecah beton diikuti, nilai kuat pecah beton yang rendah belum tentu menyebabkan hasil pekerjaan ditolak.
(3)
Kerataan Permukaan Wet lean concrete harus dibentuk dan diselesaikan sesuai dengan garis, landai dan penampang permukaan seperti tertera pada Gambar Rencana. Penyimpangan pada permukaan yang sudah selesai tidak boleh lebih dari 3 cm dari elevasi yang direncanakan. Penyimpangan permukaan ini juga tidak boleh lebih dari 1 cm pada mal datar (straight edge) 3 m ketika diterapkan sejajar dengan dan tegak lurus dari garis sumbu (centre line) badan jalan. Mal datar harus dipergunakan dengan cara overlap ½ dari panjangnya. Perbedaan penyimpangan dari elevasi yang dikehendaki untuk lapisan perata (levelling course) untuk perkerasan beton antara dua titik dalam 20 m, tidak boleh lebih dari 1,5 cm.
(4)
Pemeliharaan Peralatan atau pun kendaraan lalu lintas, termasuk kendaraan untuk keperluan pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah selesai, selama 7 hari pertama masa perawatan. Setelah masa perawatan, peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk meneruskan pekerjaan diperbolehkan memasuki daerah wet lean concrete. Wet lean concrete harus dijaga agar selalu dalam kondisi baik, sebelum menghamparkan lapisan berikutnya. Kerusakan akibat apa pun harus diperbaiki dengan mengganti lapisan pada daerah itu, atas tanggungan biaya Kontraktor sendiri.
7.17.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
7 - 150
SPESIFIKASI UMUM DESEMBER 2006
(1)
Metode Pengukuran Jumlah wet lean concrete untuk levelling course akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi dari levelling course itu, yang telah diselesaikan dan disetujui sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerjaan. Alas pasir akan dibayar berdasarkan jumlah meter persegi lapisan alas yang sudah selesai dan setujui. Untuk penambahan kandungan semen atau untuk kelebihan ketebalan lapisan dari ketebalan minimum tidak ada tambahan pembayaran.
(2)
Dasar Pembayaran Jumlah wet lean concrete dan lapisan alas pasir, yang telah ditentukan di atas, akan dibayar menurut Harga Kontrak untuk masing-masing butir pembayaran di bawah ini. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan, termasuk pembuatan lapisan alas pasir, pencampuran, persiapan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pekerjaan penyelesaian (finishing), pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan lain yang diperlukan, sesuai dengan Gambar Rencana, Spesifikasi dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan Pengukuran
7.17 (1)
Wet Lean Concrete
Meter Persegi
7.17 (2)
Sand Bedding (t = 4 cm)
Meter Persegi
7 - 151
BAB 8 PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU 8.1 KONSTRUKSI KAYU BARU 8.1.2 Uraian Pekerjaan terdiri dari pelaksanaan semua konstruksi kayun baru yang berhubungan dengan jembatan kecuali untuk pekerjaan pancang kayu yang diuraikan pada bab 5.2 dan dinding tiang turap kayu yang diuraikan pada bab 4.5. 8.1.3 Bahan a. Mutu Kayu Semua kayu yang digunakan untuk pekerjaan jembatan harus sesuai dengan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961dan disetujui oleh Direksi Teknik. Kayu harus klas I atau klas II ( seperti disyaratkan dalam gambar). Kayu yang ditetapkan diatas tidak boleh digunakan pada lokasi permanen yang terbuka tanpa pengawetan yang cukup kecuali disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk konstruksi sementara, kayu tidak memenuhi Spesifikasi boleh digunakan, dengan persetujuan lebih dahulu oleh Direksi Teknik. b. Penyimpanan Kayu yang dikirim ke lokasi pekerjaan harus ditumpuk dan diatur pada tempat tertentu dan tidak diperbolehkan menyentuh tanah. Kayu bulat harus ditimbun dengan cara sedemikian sehingga setiap batang kayu bebas terhadap batang yang berdekatan dengan suatu jarak tidak kurang dari 7 cm. Kayu gergajian harus ditimbun serupa dengan kayu bulat atau diatur tegak lurus pada lapis bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan untuk mencegah perubahan bentuk kayu. Kayu pada setiap lapis dipisahkan dari kayu-kayu yang berdampingan dengan jarask horizontal paling sedikit 2 cm. Semua kayu yang ditumpuk pada tempat pekerjaan harus dilindungi dengan baik dan jika kayu tersebut rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, kayu tersebut akan ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor.
8.1.4 Pelaksanaan a. Pelaksanaan Semua pekerjaan kayu jembatan harus dilaksanakan dengan cara yang sebaik-baiknya. Kayu bulat tidak boleh diberikan atau ditentukan mengenai banyaknya pemotongan, serutan, atau sambungansambungan, maka masalah tersebut harus dikemukakan pada Direksi Teknik untuk penentuannya. Semua sambungan harus dibuat dengan rapi agar diperoleh suatu sambungan yang tepat tanpa menggunakan pasak atau pengikat. Kecuali disyaratkan atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, maka sepotong kayu tidak boleh ada sambungan, ujung-ujungnya harus dipotong tegak dan bidang kontak harus berhubungan dengan baik. Semua lubang untuk baut dan sambungan-sambungan lain harus dibor dengan teliti. Semua lubang pen dan sambungan-sambungan kayu harus dibentuk dengan tepat dan rapat.
Lubang-lubang untuk baut harus dilubangai dengan mata bor yang diameternya 1 ½ mm lebih besar dari diameter baut, kecuali lubang-lubang untuk bautpada lantai jembatan yang harus mempunyai diameter yang sama dengan baut-bautb yang digunakan. Lubang-lubang untuk paku jembatan yang berbentuk bujur sangkar harus mempunyai diameter yang ukurannyasama dengan tebal tangkai paku. Dalam hal ini gambar rencana menunjukkan penggunaan alur, maka baut harus ditempatkan sedemikian sehinggaalur dapat bergerak mengikuti arah susutnya kayu. Balok dengan penampang bujur sangkar/persegi panjang harus dipasang sedemikian sehingga bagianbangian yang paling jauh dari galihn harus menghadap keluar. Galih semua balok persegi/ bujur sangkar harus ditempatkan sehingga menghadap kebawah. Semua tebal lantai jembatan yang tidak rata harus diratakan sampai seluruhnya rata (level) sepanjang sisi kiri dan kanan jembatan, sehingga pemasangan yang kokoh dapat dicapai untuk masing-masing balok kerb. Tepi gelagar yang bulat harus dibuat rata untuk mendapatkan suatu permukaan yang datar paling sediki8t 15 cm pada papan lantai atau gelagar-gelagar melintang. b. Sambungan yang diikat dengan besi Kecuali diisyaratkan lain pada Gambar Rencana maka semua baut, paku-paku jalur, plat, cincin penutup baut dan pekerjaan besi lainnya harus berup baja lunak yang digalvanisasi. Semua pekerjaan besi sebelum digunakan, harus disapu dan dibersihkan dan dicelup dengan minyak atau bahan lain seperti yang disetujui oleh Direksi Teknik. Baut harus mempunyai kepala yang bentuknya baik, bujur sangkar atau bulat, dengan mur berbentuk bujur sangkar mempunyain ulir “whitworth” dengan ukuran standart. Dimana panjang ulir paling sedikit 4 kali diameter bautnya. Semua mur harus cocok betul-betul tanpa toleransi. Panjang baut seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana harus menunjukkan panjang yang diperkirakan dan Kontraktor harus menyediakan baut dengan panjang yang tepat seperti yang diperlukan. Ujung-ujung baut tidak boleh lebih dari setengah diameter yang tertanam melampaui mur. Cincin penutup bujur sangkar harus digunakan dibawah semua mur dan baut. Jika baut ditempatkan dalam lubang yang bulat atau bujur sangkar, baut harus dilengkapi juga dengan cincin penutup. Semua lekuk kepala baut yang terbenam harus diisi dengan campuran aspal pasir untuk mencegah masuknya air. Ukuran cincin penutup baut harus sesuai dengan table berikut :
DIAMETER (INCHI) ½ 5/8 ¾ 7/8 1 1½
Tabel 8.1 UKURAN BAUT DAN RING TEBAL LUAR 1/8 1½ 3/16 2 3/16 2½ ¼ 3 ¼ 3½ 5/16 4
DIAMETER LUBANG 9/16 11/16 13/16 1 1 1/8 1 3/8
Catatan pemasangan ganjalan kayu di bawah baut atau maur tidak diizinkan c. Perlindungan di daerah pasang surut Kolom-kolom pada daerah pasang surut harus dilindungi seperti yaqng ditunjukkan pada Gambar Rencana terhadap organisme laut dengan menggunakan pembungkus beton atau menggunakan bahan pencegah lain yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Perlindungan dengan “Petroleum Jelly” Ujung-ujung semua pekerjaan jembatan kayu harus dilapisi dengan “Petrolium Jelly” yang dipanaskan dengan bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik sesudah setelah kayu diserahkan ditempat pekerjaan. Ujung-ujung setiap batang yang telah dipotong menurut ukuran yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan juga harus diperlakukan dengan cara yuang sama seperti yang tersebut diatas. e. Minyak pengawet kayu Kecuali pada bagian-bagian yang memerlukan pengecatan, pelapisan dengan tir atau pengawet dengan “petroleum jelly” maka semua permukaan kayu harus diberi 2 lapis creosote sebelum pemasangan pada posisinya. Setiap pekerjaan penyelesaian pada sambungan kayu harus diberi perhatian khusus dengan mengawetkan kedua ujung sambungan itu dengan minyak creosote. Semua bagian yang ditutup dengan minyak creosote harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan pengecatan dan masing-masing bagian tidak boleh diminyaki selama atau segera sesudah hujan atau selama permukaan kayu masih lembeb/ basah. Setiap pemakaian minyak creosote pada bagian yang sama harus diberi waktu selang paling sedikit 48 jam. Semua lubang baut yang dibor sesudah pengawetan harus diawetkan dengan minyak creosote dengan menggunakan alat penyemprot lubang bor bertekanan yang telah disetujui. Setiap lubang yang belum terisi, sesudah diberi minyak creosote, harus disumbat dengan sumbat creosote. f. Penggunaan ter pada lantai kayu Permukaan atas lantai jembatan harus diberi lapis terbatubara (keolter), yang akan dipakai pada kondisi panas, sesudah itu disiram dengan lapisan tipis pasir kasar dan bersih. Pengecatan dan ter tidak boleh dipakai selama atau segera sesudah hujan atau selain permukaan kayu masih basah. 8.1.5 Cara Pengukuran Kuantitas pekerjaan kayu yang dibayar ialah jumlah meter kubik pekerjaan kayu yang sudah dipasang, diawetkan dan telah diselesaikan sesuai dengan spesifikasi serta diterima oleh Direksi Teknik. 8.1.6 Cara Pembayaran Jumlah yang ditentukan seperti yang telah diuraikan diatas, harus dibayar dengan harga satuan pada kontrak tiap satuan yang diukur untuk mata persyaratan seperti daftar dibawah yang harga dan pembayarannya harus dibayar penuh untuk gaji, bahan, alat/ peralatan dan lain-lain yang perlu untuk mencapai pekerjaan berkualitas terbaik.
NOMOR 8.1.1
8.1.2
8.1.3
8.14
KONSTRUKSI KAYU BARU MATA PEMBAYARAN DAN URAIAN Menyediakan, membuat dan memasang gelaga atau rangka jembatan kayu kelas I (mutu kayu awet) Menyediakan, membuat dan memasang papan lantai kayu dan jalur roda kelas I (mutu kayu awet) Menyediakan, membuat dan memasang kepala jembatan, dinding sayap dan pilar kelas I (mutu kayu awet) Kayu untuk pagar pengaman dan tonggak kelas I (mutu kayu awet)
SATUAN PENGUKURAN Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Kubik
Meter Kubik
8.2 PERBAIKAN KONSTRUKSI KAYU 8.2.1 Uraian Pekerjaan yang tercakup pada bab ini berupa perbaikan kerusakan/ cacat pada konstruksi jembatan kayu yang ada (sebagian dari pengawetan ulang yang diuraikan pada bab 8.3), sperti perbaikan setempat pada bagian-bagian kayu yang rusak atau busuk (bagian-bagian lainnya atau seluruh batang). Akan dimasukkan pada hal-hal mengenai pembuangan bagian-bagian yang rusak, penggantian dan penyedian kayu yang baru serta pemasungan semua sengkang baja yang diperlukan, plat dan baut. Untuk seluruh perbaikan setempat lain-lainnya semacam itu. Direksi Teknis akan mengeluarkan instruksi termasuk semua gambar yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. 8.2.2 Bahan Bahan dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan uraian untuk konstruksi kayu baru di dalam spesifikasi ini. 8.2.3 Pelaksanaan a. Cara Memperbaiki Pemakaian konstruksi kayu yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan umum dan keterampilan kerja yang diuraikan dalam bab 8.1 Semua komponen kayub yang rusak termasuk baut, ring, dan perangkat perangkat keras lainnya harus diganti seperti yang ditunjukkan pada gambar khusus atau petunjuk Direksi Teknis. b. Tindakan Pencegahan Keamanan Kontraktor harus sepenuhnya mengambil tindakan pencegahan melindungi stabilitas konstruksi dan kekuatan konstruksi jembatan selama pekerjaan perbaikan termasuk keamanan setiap lalu lintas yang menggunakan jembatan, apabila perlu perhitungan konstruksi harus dibuat untuk menentukan kekuatan dan kemampuan bermacam-macam batang-batang jembatan. c. Pekerjaan Sementara Perancah sementara yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan biasanya termasuk pada pekerjaan pengawetan ulang. Semua pekerjaan sementara seperti penyokong sementara dan lain-lain harus disediakan oleh Kontraktor sebagai bagian pekerjaan ini. 8.2.4 Cara Pengukuran Kuantitas dari komponen kayu yang diganti dan diukur untuk pembayaran ialah jumlah meter kubik kayu yang dipasang ditempat dan selesai. Perangkat keras seperti paku, baut, pasak, cincin penutup, plat, dan sengkang baja skrup “log” harus diukur secara terpisah untuk pembayaran dan berdasarkan berat dalam kilogram yang dipasang. Semua harus sesuai dengan spesifikasi dan telah diterima oleh Direksi Teknik. 8.2.5 Cara Pembayaran Jumlah yang ditentukan seperti yang diuraikan diatas, harus dibayar dengan harga satuan pada kontrak tiap satuan yang diukur untuk mata pembayaran seperti daftar dibawah yang harga dan pembayaran harus dibayar penuh untuk gaji, bahan, alat/ peralatan dan pekerjaan lain-lain yang perlu untuk mencapai pekerjaan berkualitas baik.
NOMOR 8.2.1 8.2.2
PERBAIKAN KONSTRUKSI KAYU MATA PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN PENGUKURAN Mengganti komponen kayu (mutu kayu awet) Meter Kubik Perangkat-perangkat untuk perbaikan kayu (di galvanis) Kilogram
8.3 PENGAWETAN ULANG KONSTRUKSI KAYU YANG ADA 8.3.1 Uraian Pekerjaan yang tercakup pada bab ini termasuk pembersihan dan persiapan permukaan untuk pengawetan guna melindungi terhadap cuaca dan penggunaan suatu lapisan baru bahan pengawet baru pada konstruksi jembatan kayu lama, termasuk semua perancah yang diperlukan. 8.3.2 Bahan Bahan yang digunakan sebagai pengawet kayu harus : Untuk permukaan kayu konstruksi umumnya mutu yang disetujui Untuk permukaan lantai 8.3.3 Persiapan Permukaan Permukaan yang ada akan dirawat harus dibersihkan seluruhnya dengan membuang semua debu dan benda-benda lepas serta benda-benda asing lainnya sampai Direksi Teknik merasa puas. Semua belahanbelahan dan lubang-lubang yang dapat menahan air harus disumbat dengan sumbat creosote (potonganpotongan kayu yang direndam dengan minyak creosote). Banyaknya pekerjaan penyumbatan yang diperlukan pada setiap lokasi yang diberikan akan berbeda-beda dan oleh karena itu Kontraktor sebelum memasukkan penawaran harus memeriksa jembatan sendiri untuk menentukan banyaknya pekerjaan yang diperlukan. 8.3.4 Penggunaan Bahan Pengawet Semua permukaan kayu(kecuali permukaan atas lantai jembatan) harus disikat dan dilapisi dengan dua kali pemberian minyak creosote panas. Permukaan atas lantai jembatan harus diberi lapisan ter batubara panas (koolter) yang setelah itu disiram dengan lapisan tipis lapisan pasir kasar yang bersih. Bahan pengawet (minyak creosote dan ter) harus dioleskan dengan menggunakan sikat serta kayu yang diawetkan harus betul-betul kering. Tidak boleh melapisi dengan bahan pengawet pada waktu cuaca berawan, lembab dan hujan. 8.3.5 Pekerjaan Sementara Semua pekerjaan pembersihan, persiapan, pengecatan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya hrus dilaksanakan dengan aman, efisien, dan teratur serta gangguan terhadap lalu lintas seminim mungkin. Perancah atau pekerjaan sementara lainnya harus disediakan oleh Kontraktoruntuk memberikan jalan masuk yang menyenangkan dan aman ke semua bagian konstruksi yang memerlukan pengawetan. Pekerjaan semacam itu harus dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan praktek semua pelaksanan yang biasa dilakukan sehubungan dengan ketentuan-ketentuan mengenai keamanan staff pelaksana dan masyarakat yang menggunakan jembatan, dan harus dalam segala hal memuaskan Direksi Teknik. 8.3.6 Cara Pengukuran Kuantitas dan permukaan yang diawetkan yang akan dibayar ialah jumlah meter persegi permukaan kayu yang telah diawetkan dan diselesaikan sesuai dengan spesifikasi dan diterima oleh Direksi Teknik.
8.3.7 Cara Pembayaran Jumlah yang ditentukan seperti diuraikan diatas harus dibayar dengan harga satuan pada bagi tiap satuan yang diukur untuk mata pembayaran seperti daftar dibawah dimana harga merupakan pembayaranpenuh untuk gaji, bahan, alat/ peralatan dan pekerjaan lain-lain yang perlu untuk mencapai pekerjaan berkualitas baik. NOMOR 8.3.1 8.3.2
MATA PEMABAYARAN DAN URAIAN Pengawetan ulang kayu dengan dua lapis minyak creosote panas Pengawetan ulang lantai kayu dengan ter batubara panas dan pasir
SATUAN PENGUKURAN Meter persegi Meter persegi
8.3 JEMBATAN DARURAT Apabila memang diperlukan untuk suatu proyek tertentu, Kontraktor harus membuat sebuah jembatan darurat yang disetujui oleh Direksi dengan lebar minimal 3,50 meter, dari konsturksi dan bahan yang tahan dan cukup kuat untuk beban dan apabila bentangnya lebih panjang dari 10 meter diperhitungkan atsa beban dengan memperhatikan jarak berderet minimal 5 meter. Pemeliharaan jembatan darurat tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor untuk selama digunakan. 8.4 JALAN SIMPANG SEMENTARA Kontraktor harus membuat, memelihara , dan membongkar kembali pada akhir kegunaannya apabila memang diperlukan jalan simpang yang cukup baik untuk dilewati lalu lintas selama jembatan baru belum bias dilewati. Persiapan-persiapan sehubungan dengan pembuatan jalan simpang tersebut harus dikerjakan oleh Kontraktor, termasuk izin/ ganti rugi/ sewa tanah (bila ada) dan gangguan fasilitas umum lainnya dimana Direksi harus diberi tahu dan memberikan izin pada tiap tahap dari pekerjaan itu. 8.5 PENGATURAN LALU LINTAS SEMENTARA Agar lalu lintas umum ataupun yang ketempat pekerjaan berjlan lancar dan aman, Kontraktor harus mengusahakan dan memelihara pada tempat-tempat yang tepat didalam maupun disekitar proyek : tandatanda lalu lintas, lampu-lampu, papan-papan peringatan, rintangan-rintangan dan kelengkapan lain termasuk tenaga yang diperlukan untuk mengatur lalu lintas sehari 24 jam, sesuai dengan petunjuk Direksi untuk mengarahkan lalu lintas dan demi keselamatannya. 8.6 PERKUATAN KONSTRUKSI Yang dimaksud dengan perkuatan konstruksi adalah usaha untuk memberikan konstruksi tambahan pada konstruksi yang telah ada agar dalam rangka pengangkatan alat-alat berat, perlengkapan material untuk pelaksanaan proyek (bila dianggap perlu/ membahayakan) konstruksi tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya. 8.13 GAMBAR RENCANA Gambar rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi pada alignment, seksi, dan detail-detail gambar mungkin akan diadakan dalam masa pelaksanaan. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan spesifikasi-spesifikasi lain yang berhubungan dengan itu, tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar dan spesifikasi-spesifikasi. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan Kontraktor diharuskan mengajukan
kepada Direksi secara tertulis. Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimana dimensi-dimensi dalam gambar dapat dihitung dengan teliti, tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar-gambar rencana tersebut pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk Direksi. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh Direksi dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis. Kedudukan permukaan jalan/ jembatan yang telah selesai harus sesuai dengan kedataran, kemiringan, penampang dan dimensi seperti yang tercantum dalam gambar rencana, kecuali bila Direksi menentukan lain. Perubahan/ perbaikan tersebut akan diberikan secara tertulis/ digambar oleh Direksi. 8.14 PEMATOKAN a. Kontraktor mengerjakan pematokan untuk menentukan as dan peil jembatan sesuai dengan Gambar Rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu, dan kontraktor harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 jam sebelumnya, sehingga Direksi dapat mempersiapkan segala peralatan yang perlu untuk melakukan pengawasan. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Kontraktoruntuk kemudian disetujui oleh Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai dasar pembayaran. b. Kontraktor wajib : seperti yang disebut dalam kontrak untuk menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengawasan/ pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh Direksi atau dipasang sendiri oleh Kontraktor harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik. Apabila ada tanda-tanda yang rusak segera diganti dengan yang baru dan yang disetujui pemasangannya kembali oelh Direksi. Tidak suatu pekerjaan lainpun boleh dimulai pada bagian itu sampai semua pematokan yang diperlukan telah selesai dan disetujui oleh Direksi. c. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari Gambar Rencana, Kontraktor harus mengajukan 3 lembar gambar Penampang dari daerah yang dipatok itu. Direksi akan membubuihkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/ revisi pada satun lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi. 8.15 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN a.
Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila Direksi memerlukan tentang tempat tempat asal material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
b.
Dalam keadaan apapuntidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepda Direksi dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu agar Direksi mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu persiapan pekerjaan tersebut.
PELAKSANAAN PONDASI CERUCUK KAYU 8.2.1 UMUM Tata cara ini mencakup ketentuan bahan, dan cara-cara pelaksanaan pembuatan pondasi cerucuk mini pile : Pengertian 1) Cerucuk Kayu adalah susunan tiang kayu dengan ukuran sisi antara 8 dan 15 cm yang dimasukkan ke dalam tanah sehingga berfungsi sebagai pondasi. 8.2.2 KETENTUAN 8.2.2.1 Bahan 1) Kulit kayu untuk bahan cerucuk tidak perlu dikupas 2) Cerucuk kayu yang digunakan dapat berupa batang kayu atau hasil olahan dengan spesifikasi pada :
Uraian Diameter Panjang Kelurusan Kekuatan Tegangan
Tabel 1 Persyaratan Cerucuk Kayu Persyaratan Minimum 8 cm, maksimum 15 cm Minimum 3,5 m, maksimum 6 m Cukup lurus, tidak belok dan bercabang Minimum kelas kuat III PKKI 1973 Minimum Was kuat III untuk mutu A PKKI 1973
8.2.2.2 Pelaksanaan 1) Pemancangan cerucuk kayu menggunakan alat pancang cerucuk (minimal 100 kg) 2) Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi 3) Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan diberi tanda dengan menggunakan patok-patok 8.2.2.3 Penyiapan Tanah Dasar Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan 2) Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB) 8.2.2.4
Pemancangan Cerucuk dengan Alat Pancang 1) Runcingkan bagian ujung bawah cerucuk kayu agar mudah menembus kedalam tanah 2) Siapkan alat pancang tiang cerucuk dengan kedudukan yang dapat menjangkau pekerjaan pemancangan seefektip mungkin 3) Siapkan tiang cerucuk pada kedudukan rencana 4) Pasang tiang cerucuk berikut topi pemukulnya pada alat pancang, dan pastikan tiang berdiri tegak lurus agar dapat dipukul dengan stabil 5) Pukul tiang dengan alat pancang pada ujung atas cerucuk yang sudah diberi topi sampai kedalaman rencana
8.2.3
CARA PENGUKURAN
8.2.3.1 Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pengambilan bahan bagi pelaksanaan pondasi cerucuk. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut. 8.2.3.2
8.2.4
Volume yang dibayar merupakan jumlah meter panjang yang dipancang masuk ke dalam tanah dan sesuai dengan gambar serta spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan. DASAR PEMBAYARAN
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum dibawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pelaksanaan pondasi cerucuk yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini. NOMOR ITEM PEMBAYARAN URAIAN SATUAN PENGUKURAN 8.2 Pelaksanaan pondasi Meter Panjang cerucuk/pancangan galam 1 PEKERJAAN PENGECATAN 1.1 Umum Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan seluruh pelapisan permukaan baja struktur termasuk penyiapan/ pembersihan permukaan, pelapisan cat dasar dan pelapisan cat akhir sesuai spesifikasi dan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan. 1.2 Pekerjaan Pengecatan a. Sebelum baja struktur dirakit lakukan proses pengecatan b. Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan, seluruh permukaan baja struktur yang akan dicat harus disiapkan/ dibersihkan permukaannya atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik c. Pengecatan harus dilaksanakan hanya bilamana keadaan cuaca yang disetujuai Direksi Teknik, seluruh permukaan tersebut harus kering dan temperaturnya tidak boleh kurang lebih dari 3 ºC diatas titik ombun d. Setelah seluruh permukaan baja struktur yang akan dicat harus disiapkan/ dibersihkan permukaannya sesegera mungkin diberi lapisan cat dasar (cat meni) lapisan pertama e. Bila lapisan cat dasar (cat meni) selesai dikeringkan, konstruksi baja struktur dapat dirakit f. Bilamana perakitan konstruksibaja struktur selesai dirakit, seluruh permukaan baja struktur yang akan dicat harus disiapkan/ dibersihkan permukaannya kembali. g. Bila disetujui Direksi Teknis, segera dilakukan pelapisan akhir dengan menggunakan cat anti karat sejenis MARINE COAT h. Pekerjaan pengecatan dinyatakan selesai apabila pelapisan akhir dengan menggunakan cat anti karat sejenis MARINE COAT sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan diterima oleh DIreksi Teknik. i. Untuk pengecatan struktur kayu tahapan pelaksanaannya seperti diatas pelapisan akhir menggunakan cat kllap. VII. PEDOMAN/ PETUNJUK LAINNYA SEBAGAI ACUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Selain petunjuk pelaksanaan diatas, acuan lainnya yang perlu diketahui dan pahami sebagai bahan referensi dalam tahapan-tahapan pelaksanaan adalah sebai berikut :
1.2 Buku Petunjuk Teknis No. 016/T/Bt/1995 dari Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga 1.3 Buku Peraturan Muatan Indonesia 1970 NI 18 1.4 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PPKI 1961 Buku acuan tersebut diatas juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari petunjuk pelaksanaan yang telah diuraikan diatas untuk kelancaran pelaksanaan dilapangan.
7.18
PELAKSANAAN PONDASI CERUCUK MINI PILE
7.18.1. UMUM Tata cara ini mencakup ketentuan bahan, dan cara-cara pelaksanaan pembuatan pondasi cerucuk mini pile : Pengertian 1) Cerucuk Mini pile adalah susunan tiang mini pile dengan ukuran sisi 20 x 20 cm (type kotak) yang dimasukkan ke dalam tanah sehingga berfungsi sebagai pondasi.
7.18.2 KETENTUAN 7.18.2.1
Bahan Cerucuk mini pile yang digunakan memiliki persyaratan mutu beton minimal K-350
7.18.2.2
Pelaksanaan 1) Pemancangan cerucuk mini pile menggunakan alat pancang cerucuk (minimal 100 kg) 2) Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi. 3) Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan diberi tanda dengan menggunakan patok-patok.
7.18.2.3
Penyiapan Tanah Dasar Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan. 2) Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB) .
7.18.2.4
Pemancangan Cerucuk dengan Alat Pancang 1) Siapkan alat pancang tiang cerucuk dengan kedudukan yang dapat menjangkau pekerjaan pemancangan seefektip mungkin. 2) Siapkan tiang cerucuk pada kedudukan rencana. 3) Pasang tiang cerucuk berikut topi pemukulnya pada alat pancang, dan pastikan tiang berdiri tegak lurus agar dapat dipukul dengan stabil. 4) Pukul tiang dengan alat pancang pada ujung atas cerucuk yang sudah diberi topi sampai kedalaman rencana.
7.18.3 CARA PENGUKURAN 7.18.3.1 Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pengambilan bahan bagi pelaksanaan pondasi cerucuk. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut. 7.18.3.2
Volume yang dibayar merupakan jumlah meter panjang yang dipancang masuk ke dalam tanah dan sesuai dengan gambar serta spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan.
7.18.4. DASAR PEMBAYARAN Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada harga yang dimasukan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di
bawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pelaksanaan pondasi cerucuk yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini. NOMOR ITEM PEMBAYARAN 7.18
URAIAN Pelaksanaan pondasi cerucuk mini pile
SATUAN PENGUKURAN Meter Panjang
ANALISA
HARGA SATUAN JADI PEKERJAAN PROPINSI KABUPATEN
No.
: KALIMANTAN SELATAN : HULU SUNGAI TENGAH
JENIS ALAT
Tahun 2016
KODE
UNIT
HARGA SATUAN (Rp)
1
PENYEDIAAN KERIKIL SUNGAI (TAK DISARING) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.012
m3
108.635,16
2
MENYEDIAKAN KERIKIL SUNGAI (TERSARING) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.016 A
m3
162.853,37
3
PRODUKSI KERIKIL PECAH TERSARING (ALAT) MEMPERGUNAKAN KERIKIL SUNGAI (MENGGUNAKAN ALAT)
K.017
m3
261.387,82
4
LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) PRODUKSI DAN SUPLAI (MENGGUNAKAN BURUH)
K.020 A
tonne
843.587,06
5
GALIAN TANAH UNTUK KONSTRUKSI (MENGGUNAKAN BURUH)
K.224
m3
49.426,00
6
PENIMBUNAN DAN PEMADATAN (UNTUK JEMBATAN & GORONG-GORONG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.225
m3
211.901,87
7
KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH (LPB) KELAS C (MENGGUNAKAN ALAT)
K.514
m3
188.305,82
8
LAPIS PONDASI ATAS KLAS A AGREGAT PECAH TERSARING ( MENGGUNAKAN ALAT )
K.520 A
M3
352.182,04
9
KONSTRUKSI LAPIS PONDASI ATAS (LPA) KELAS B (MENGGUNAKAN ALAT)
K.522
m3
251.268,98
10
LAPIS PENETRASI MAKADAM 5 CM (LAPEN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.618 A
m2
70.007,21
11
PERANCAH (BEGISTING) UNTUK BETON BERTULANG (MENGGUNAKAN BURUH)
K.710
m2
88.664,00
12
PENULANGAN BETON (MEMOTONG, MEMBENGKOK DAN MEMASANG BESI TULANGAN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.715
kg
12.952,20
13
BETON NON STRUKTUR KELAS K.125
K.720
m3
699.648,89
14
BETON STRUKTUR/UNTUK KONSTRUKSI KELAS K.175 (KELAS A)
K.725
m3
794.843,83
15
KONTRUKSI PASANGAN BATU (MENGGUNAKAN BURUH)
K.810
m3
577.425,70
16
BETON STRUKTUR KELAS K.225 (MENGGUNAKAN ALAT)
K.722
m3
808.131,09
17
MENGHAMPAR DAN MEMADATKAN LATASIR (MENGGUNAKAN BURUH)
K.638 B
m²
58.678,22
18
PASANGAN GORONG-GORONG PIPA BETON D= 60 CM (PRACETAK TAK BERTULANG, TANPA DINDING KEPALA) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.122
M
722.638,87
19
PEMBUATAN PIPA BETON BERTULANG DIAMETER 60 CM X 1.0 M, (MENGGUNAKAN BURUH)
K.115
M
377.538,70
20
DINDING SAYAP GORONG-GORONG PASANGAN BATU (SATU PASANG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.139
M3
732.606,76
21
GALIAN TEBING DAN PENYIAPAN TANAH DASAR (MENGGUNAKAN ALAT)
K.321 A
M3
49.415,65
22
MEMBENTUK BAHU JALAN KERAS (MENGGUNAKAN BURUH)
K.410 A
M3
210.737,45
23
PENYEDIAAN KERIKIL SUNGAI (TAK DISARING) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.013 A
M3
158.238,58
24
MEMBERSIHKAN PARIT SAMPING (MENGGUNAKAN BURUH)
K.424
M
7.653,64
25
KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH (LPB) - TELFORD (MENGGUNAKAN BURUH)
K.516 A
M3
262.766,46
No.
JENIS ALAT
KODE
UNIT
HARGA SATUAN (Rp)
26
MEMPRODUKSI LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON) (MENGGUNAKAN ALAT/MESIN)
K.035
tonne
1.088.600,66
27
MEMPRODUKSI DAN MENGANGKUT ASPAL BETON (MENGGUNAKAN ALAT/AMP)
K.040
tonne
860.597,09
28
PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LATASTON (LASBUTAG) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.636
M2
80.538,65
29
MENGHAMPAR LAPIS PERMUKAAN ASPAL BETON (LASTON) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.641
M2
108.966,21
30
MEMPRODUKSI CAMPURAN ASPAL BETON UNTUK LAPIS PONDASI ATAS (LASTON ATAS) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.026
tonne
800.619,29
31
MEMBUAT PARIT GALIAN TANAH (MENGGUNAKAN BURUH)
K.110 A
M3
53.361,11
32
MENGHAMPAR LAPIS PONDASI ATAS ASPAL BETON (LASTON ATAS) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.528
m3
1.942.967,22
33
PENIMBUNAN DAN PEMADATAN (UNTUK JEMBATAN & GORONG-GORONG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.225 A
m3
161.321,66
34
PENYIAPAN TANAH DASAR (MENGGUNAKAN ALAT)
K.342 A
m2
811,23
35
PENIMBUNAN BADAN JALAN (MENGGUNAKAN ALAT)
K.311 A
m3
112.412,66
36
PENIMBUNAN DAERAH RAWA (MENGGUNAKAN ALAT)
K.230 A
m3
21.701,93
37
MENGHAMPAR DAN MEMADATKAN LATASIR (MENGGUNAKAN BURUH)
K.638 A
m²
37.945,05
38
BRONJONG PENAHAN (MENGGUNAKAN BURUH)
K.815 A
m3
264.805,20
39
PENAMBALAN JALAN ASPAL (MENGGUNAKAN BURUH)
K.880 A
m2
143.822,89
40
PERATAAN KEMBALI BADAN/PERMUKAAN JALAN (MENGGUNAKAN ALAT)
K.860 A
m2
3.559,75
41
PENIMBUNAN DAN PEMADATAN (UNTUK BRONJONG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.225 B
m3
150.974,67
42
GALIAN TANAH (MENGGUNAKAN ALAT)
K.111
m2
29.461,47
43
LAPIS PENETRASI MAKADAM 5 CM (LAPEN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.618 D
m2
73.535,21
44
LAPIS PENETRASI MAKADAM 5 CM (LAPEN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.618 E
m2
73.774,96
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
HARGA SATUAN ALAT PROPINSI KABUPATEN
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
: KALIMANTAN SELATAN : HULU SUNGAI TENGAH
JENIS ALAT
Bulldozer Motor grader Hydolic excavator 0,9 m3 Stone Crusher 50 T/H Screening plant 80 HP Loader wheeled Roller 3 wheel 8 T Tandem roller 8 T Self Vibrator Roller 10 T Vibrator roller 1 T Plate vibrator tamper 0,8 T Concrete vibrator Asphalt sprayer towed 350 L Water tank truck 4000L Asphalt mixing plant 50 T/H Dump truck 5 ton Flat bed truck 5 ton Concrete mixer 250 L Pneumatic roller 8 - 15 T Asphalt sprayer 1000 L Asphalt finisher 6 T Compressor 125 CFM Pump water 2L/M
Tahun 2016
KODE
UNIT
E.001 E.010 E.020 E.031 E.040 E.052 E.080 E.081 E.082 E.087 E.088 E.089 E.154 E.182 E.155 E.212 E.221 E.251 E.084 E.153 E.157 E.301 E.341
Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam
HARGA SATUAN (Rp)
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
354.416,61 466.292,50 378.166,20 588.447,24 211.103,87 320.766,04 209.754,66 189.270,56 274.528,04 31.040,96 9.956,01 10.626,54 26.775,53 173.006,18 828.615,00 224.910,40 180.528,19 16.751,02 192.550,98 73.883,96 225.985,41 84.712,29 17.854,24
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
850.000.000
UMUR KERJA
:
8
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Bulldozer
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.001
9.600 300
TANGGAL 16 September 2016
TENAGA
( HP ) :
105
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,20483
1 hari :
4 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
850.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,20483
x x
1 Jam / Thn 0,000833333 ) =
130.579,13
=
23.375,00
=
153.954,13
= = =
106.176,00 15.939,00 78.347,48
=
200.462,48
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 850.000.000 1.200 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
105,00 105,00 130.579,13
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
153.954,13
+
200.462,48
=
354.416,61 /jam
Atau
=
4,00
x
354.416,61
=
1.417.666,44 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
940.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Motor grader
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.010
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
125
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
940.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
187.648,44
=
20.680,00
=
208.328,44
= = =
126.400,00 18.975,00 112.589,06
=
257.964,06
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 940.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
125,00 125,00 187.648,44
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
208.328,44
+
257.964,06
=
466.292,50 /jam
Atau
=
5,00
x
466.292,50
=
2.331.462,50 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
1.400.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Stone Crusher 50 T/H
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.031
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
95
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 1.400.000.000
x
Faktor CRF
x
0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
279.476,40
=
30.800,00
=
310.276,40
= = =
96.064,00 14.421,00 167.685,84
=
278.170,84
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
Harga Jam/thn
=
0,033
x
1.400.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
95,00 95,00 279.476,40
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
310.276,40
+
278.170,84
=
588.447,24 /jam
Atau
=
5,00
x
588.447,24
=
2.942.236,20 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
540.000.000
UMUR KERJA
:
8
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Screening plant 80 HP
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.040
12.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
80
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,20483
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
540.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,20483
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
66.364,92
=
11.880,00
=
78.244,92
= = =
80.896,00 12.144,00 39.818,95
=
132.858,95
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 540.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
80,00 80,00 66.364,92
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
78.244,92
+
132.858,95
=
211.103,87 /jam
Atau
=
5,00
x
211.103,87
=
1.055.519,35 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
650.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Loader wheeled
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.052
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
85
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
650.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
129.756,90
=
14.300,00
=
144.056,90
= = =
85.952,00 12.903,00 77.854,14
=
176.709,14
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 650.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
85,00 85,00 129.756,90
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
144.056,90
+
176.709,14
=
320.766,04 /jam
Atau
=
5,00
x
320.766,04
=
1.603.830,20 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
410.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Roller 3 wheel 8 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.080
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
60
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
410.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
81.846,66
=
9.020,00
=
90.866,66
= = =
60.672,00 9.108,00 49.108,00
=
118.888,00
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 410.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
60,00 60,00 81.846,66
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
90.866,66
+
118.888,00
=
209.754,66 /jam
Atau
=
5,00
x
209.754,66
=
1.048.773,30 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
350.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Tandem roller 8 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.081
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
60
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
350.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
69.869,10
=
7.700,00
=
77.569,10
= = =
60.672,00 9.108,00 41.921,46
=
111.701,46
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 350.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
60,00 60,00 69.869,10
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
77.569,10
+
111.701,46
=
189.270,56 /jam
Atau
=
5,00
x
189.270,56
=
946.352,80 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
550.000.000
UMUR KERJA
:
3
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Self Vibrator Roller 10 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.082
4.500 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
35
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,41993
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
550.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,41993
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
138.576,90
=
12.100,00
=
150.676,90
= = =
35.392,00 5.313,00 83.146,14
=
123.851,14
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 550.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
35,00 35,00 138.576,90
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
150.676,90
+
123.851,14
=
274.528,04 /jam
Atau
=
5,00
x
274.528,04
=
1.372.640,20 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
60.000.000
UMUR KERJA
:
6
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Vibrator roller 1 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.087
7.200 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
10
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,24668
1 hari :
4 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 60.000.000
x
Faktor CRF
x
0,24668
x x
1 Jam / Thn 0,000833333 ) =
11.100,60
=
1.650,00
=
12.750,60
= = =
10.112,00 1.518,00 6.660,36
=
18.290,36
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 60.000.000 1.200 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
10,00 10,00 11.100,60
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
12.750,60
+
18.290,36
=
31.040,96 /jam
Atau
=
4,00
x
31.040,96
=
124.163,84 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
8.000.000
UMUR KERJA
:
6
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Plate vibrator tamper 0,8 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.088
4.500 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
5
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,24668
1 hari :
3 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 8.000.000
x
Faktor CRF
x
0,24668
x x
1 Jam / Thn 0,001333333 ) =
2.368,13
=
352,00
=
2.720,13
= = =
5.056,00 759,00 1.420,88
=
7.235,88
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 8.000.000 750 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
5,00 5,00 2.368,13
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
2.720,13
+
7.235,88
=
9.956,01 /jam
Atau
=
2,50
x
9.956,01
=
24.890,03 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
7.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Concrete vibrator
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.089
2.400 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
4
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
2 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 7.000.000
x
Faktor CRF
x
0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,001666667 ) =
3.493,46
=
385,00
=
3.878,46
= = =
4.044,80 607,20 2.096,08
=
6.748,08
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 7.000.000 600 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
4,00 4,00 3.493,46
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
3.878,46
+
6.748,08
=
10.626,54 /jam
Atau
=
2,00
x
10.626,54
=
21.253,08 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
36.000.000
UMUR KERJA
:
6
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Asphalt sprayer towed 350 L
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.154
4.500 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
7
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,24668
1 hari :
3 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 36.000.000
x
Faktor CRF
x
0,24668
x x
1 Jam / Thn 0,001333333 ) =
10.656,58
=
1.584,00
=
12.240,58
= = =
7.078,40 1.062,60 6.393,95
=
14.534,95
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 36.000.000 750 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
7,00 7,00 10.656,58
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
12.240,58
+
14.534,95
=
26.775,53 /jam
Atau
=
2,50
x
26.775,53
=
66.938,83 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
115.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Water tank truck 4000L
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.182
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
115
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
115.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
22.956,99
=
2.530,00
=
25.486,99
= = =
116.288,00 17.457,00 13.774,19
=
147.519,19
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 115.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
115,00 115,00 22.956,99
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
25.486,99
+
147.519,19
=
173.006,18 /jam
Atau
=
5,00
x
173.006,18
=
865.030,90 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
250.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Dump truck 5 ton
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.212
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
120
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
250.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
49.906,50
=
5.500,00
=
55.406,50
= = =
121.344,00 18.216,00 29.943,90
=
169.503,90
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 250.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
120,00 120,00 49.906,50
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
55.406,50
+
169.503,90
=
224.910,40 /jam
Atau
=
5,00
x
224.910,40
=
1.124.552,00 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
120.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Flat bed truck 5 ton
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.221
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
120
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
120.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
23.955,12
=
2.640,00
=
26.595,12
= = =
121.344,00 18.216,00 14.373,07
=
153.933,07
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 120.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
120,00 120,00 23.955,12
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
26.595,12
+
153.933,07
=
180.528,19 /jam
Atau
=
5,00
x
180.528,19
=
902.640,95 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
Concrete mixer 250 L
HARGA
:
15.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.251
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
10
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 15.000.000
x
Faktor CRF
x
0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
2.994,39
=
330,00
=
3.324,39
= = =
10.112,00 1.518,00 1.796,63
=
13.426,63
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 15.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
10,00 10,00 2.994,39
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
3.324,39
+
13.426,63
=
16.751,02 /jam
Atau
=
5,00
x
16.751,02
=
83.755,10 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
7.200.000
UMUR KERJA
:
2
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Pump water 2L/M
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.341
1.500 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
8
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,59559
1 hari :
3 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 7.200.000
x
Faktor CRF
x
0,59559
x x
1 Jam / Thn 0,001333333 ) =
5.145,90
=
316,80
=
5.462,70
= = =
8.089,60 1.214,40 3.087,54
=
12.391,54
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 7.200.000 750 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
8,00 8,00 5.145,90
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
5.462,70
+
12.391,54
=
17.854,24 /jam
Atau
=
2,50
x
17.854,24
=
44.635,60 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
750.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Hydolic excavator 0,9 m3
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.020
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
105
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
750.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
149.719,50
=
16.500,00
=
166.219,50
= = =
106.176,00 15.939,00 89.831,70
=
211.946,70
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 750.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
105,00 105,00 149.719,50
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
166.219,50
+
211.946,70
=
378.166,20 /jam
Atau
=
5,00
x
378.166,20
=
1.890.831,00 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
2.500.000.000
UMUR KERJA
:
8
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Asphalt mixing plant 50 T/H
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.155
9.600 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
125
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,20483
1 hari :
4 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 2.500.000.000
x
Faktor CRF
x
0,20483
x x
1 Jam / Thn 0,000833333 ) =
384.056,25
=
68.750,00
=
452.806,25
= = =
126.400,00 18.975,00 230.433,75
=
375.808,75
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
Harga Jam/thn
=
0,033
x
2.500.000.000 1.200 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
125,00 125,00 384.056,25
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
452.806,25
+
375.808,75
=
828.615,00 /jam
Atau
=
4,00
x
828.615,00
=
3.314.460,00 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
420.000.000
UMUR KERJA
:
10
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Pneumatic roller 8 - 15 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.084
15.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
95
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,18062
1 hari :
5 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
420.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,18062
x x
1 Jam / Thn 0,000666667 ) =
45.516,24
=
9.240,00
=
54.756,24
= = =
96.064,00 14.421,00 27.309,74
=
137.794,74
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 420.000.000 1.500 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
95,00 95,00 45.516,24
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
54.756,24
+
137.794,74
=
192.550,98 /jam
Atau
=
5,00
x
192.550,98
=
962.754,90 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
105.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Asphalt sprayer 1000 L
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.153
4.800 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
25
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
4 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
105.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,000833333 ) =
26.200,91
=
2.887,50
=
29.088,41
= = =
25.280,00 3.795,00 15.720,55
=
44.795,55
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 105.000.000 1.200 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
25,00 25,00 26.200,91
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
29.088,41
+
44.795,55
=
73.883,96 /jam
Atau
=
4,00
x
73.883,96
=
295.535,84 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
HARGA
:
470.000.000
UMUR KERJA
:
5
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Asphalt finisher 6 T
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.157
6.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
47
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,28085
1 hari :
4 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
Harga alat
x
:(
0,9
x
470.000.000
x
=
0,033
x
=
0,033
x
Faktor CRF 0,28085
x x
1 Jam / Thn 0,000833333 ) =
98.999,63
=
12.925,00
=
111.924,63
= = =
47.526,40 7.134,60 59.399,78
=
114.060,78
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
Harga Jam/thn 470.000.000 1.200 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
47,00 47,00 98.999,63
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
111.924,63
+
114.060,78
=
225.985,41 /jam
Atau
=
4,00
x
225.985,41
=
903.941,64 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
KODE BIAYA ALAT UNTUK PERHITUNGAN ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE | 63 |
KABUPATEN HST
JENIS ALAT
:
Compressor 125 CFM
HARGA
:
90.000.000
UMUR KERJA
:
4
22.
Depresiasi
Lain - lain
DISIAPKAN OLEH CV. BINTANG GEMILANG
Tahun (1 tahun :
A. BIAYA PEMILIKAN (OWNERSHIP COSTS) : 1.
KODE | 07 |
E.301
3.000 300
TANGGAL 16-Sep-16
TENAGA
( HP ) :
20
FAKTOR jam hari ;
( CRF ) :
0,33271
1 hari :
3 jam kerja)
(Rp./jam)
:(
90%
x
:(
0,9
x
Harga alat 90.000.000
x
Faktor CRF
x
0,33271
x x
1 Jam / Thn 0,001333333 ) =
35.932,68
=
3.960,00
=
39.892,68
= = =
20.224,00 3.036,00 21.559,61
=
44.819,61
:
Asuransi 3% tahun + PPn 10%
=
0,033
x
=
0,033
x
Harga Jam/thn 90.000.000 750 Sub TOTAL
B. BIAYA OPERASI (OPERATION COSTS)
:
(Rp./jam)
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas tiap HP : Diesel = Bensin = Pelumas = Harga : Solar/Minyak
0,158 0,167 0,006
Diesel Bensin Pelumas
liter/HP/jam liter/HP/jam liter/HP/jam
= Rp = Rp = Rp
Bahan bakar Pelumas Perbaikan & spareparts ( 60% x depresiasi )
6.400,00 /liter 6.400,00 /liter 25.300,00 /liter 0,158 0,006 0,600
x x x
20,00 20,00 35.932,68
x x
Sub TOTAL TOTAL BIAYA PEMILIKAN DAN OPERASI ALAT : A +B
=
39.892,68
+
44.819,61
=
84.712,29 /jam
Atau
=
2,50
x
84.712,29
=
211.780,73 /hari
6.400,00 25.300,00
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Buldozer membuat timbunan kerikil ditepi sungai. 2 Wheel loader mengisi truk dari timbunan. 3 Dump truck mengangkut kerikil sungai tidak disaring kelokasi penimbunan atau pekerjaan.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Kerikil berpasiran alami Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Bulldozer Loader wheeled Dump truck 5 ton
KODE
PENYEDIAAN KERIKIL SUNGAI (TAK DISARING) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.012
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16 September 2016
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan alat berat (160 m3/hari). 2 Wheel loader mengisi 3 truck/jam (6 jam kerja). 3 Pengangkutan jarak 10 km dari sumber. 4 Pengambilan material dengan dipungut pembayaran ganti, rugi royalti yang berlaku. 5 Volume yang diukur berdasarkan 5 tonne/truck lepas (BJ = 1.5). 6 1.0 trip/jam/tr. 7 Penggunaan alat bantu rata-rata 1 set untuk 1 orang perbulan.
JUMLAH ORANG 1,00 2,00 8,00 1,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
160,00 0,40
JUMLAH
1,00 1,00 8,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN m3 set
HARI KERJA
1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 8,00 1,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
MR.42 M.170
17.100,00 82.200,00
KODE
E.001 E.052 E.212
JAM KERJA
3,00 6,00 48,00
HARGA (Rp./jam)
354.416,61 320.766,04 224.910,40
BIAYA (Rp.) 80.500,00 200.200,00 500.800,00 47.700,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
160
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
829.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
2.736.000,00 32.880,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
2.768.880,00 SUB JUMLAH (Rp)
1.063.249,83 1.924.596,24 10.795.699,20
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
108.635,16
13.783.545,27 17.381.625,27
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Buldozer menimbun stock disungai. 2 Loader mengangkat muatan truck. 3 Kerikil disaring di instalasi penyaringan sesuai ukuran yang dikehendaki. 4 Dump truck mengangkut kerikil ke sungai yang disaring kelokasi penimbunan atau pekerjaan.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Kerikil sungai (tidak disaring) Kerikil berpasiran alami Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Bulldozer Screening plant 80 HP Loader wheeled Dump truck 5 ton
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MENYEDIAKAN KERIKIL SUNGAI (TERSARING) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.016 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan alat berat (60 m3/hari). 2 Wheel loader mengisi 6 truck/jam (6 jam kerja). 3 Pengangkutan pada jarak 10 km dari sumber. 4 Pengambilan material dipungut pembayaran ganti rugi yang berlaku. 5 Volume yang diukur berdasarkan 5 tonne/truck lepas BJ = 1.5. 6 1.0 trip/jam/tr 7 Penggunaan alat bantu rata-rata 1 set untuk 1 orang perbulan. 8 Kapasitas, screening rata-rata 18 ton/jam, dengan ditambah bagian halus 20 % dan terjadi oversize 30 %.
JUMLAH ORANG 1,00 3,00 4,00 4,00 4,00
JUMLAH
67,50 12,50 0,20
JUMLAH
1,00 1,00 1,00 4,00
HARI
1 1 1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 m3 set
HARI KERJA
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 3,00 4,00 4,00 4,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00 56.300,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
MR.12 MR.42 M.170
20.500,00 17.100,00 82.200,00
KODE
E.001 E.040 E.052 E.212
JAM KERJA
3,00 4,00 5,00 16,00
HARGA (Rp./jam)
354.416,61 211.103,87 320.766,04 224.910,40
BIAYA (Rp.) 80.500,00 300.300,00 250.400,00 190.800,00 225.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
60
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
1.047.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.383.750,00 213.750,00 16.440,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.613.940,00 SUB JUMLAH (Rp)
1.063.249,83 844.415,48 1.603.830,20 3.598.566,40
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
162.853,37
7.110.061,91 9.771.201,91
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Buldozer membuat timbunan dipinggir disungai. 2 Wheel loader memuat ke truck yang membongkar batu ditempat penyaringan. 3 Batu over size dipecah mesin. 4 Hasil pecahan batu dicampur kembali dengan batu dari sungai yang lolos saringan.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Kerikil sungai (tidak disaring) Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Bulldozer Stone Crusher 50 T/H Loader wheeled Dump truck 5 ton
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PRODUKSI KERIKIL PECAH TERSARING (ALAT) MEMPERGUNAKAN KERIKIL SUNGAI (MENGGUNAKAN ALAT)
K.017
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan alat berat (60 m3/hari), material diolah dua kali. 2 Batu diambil dari sungai & diangkut ketempat pemecahan batu. 3 33.3 % batu lolos saringan pada mesin dengan produksi 15 tonne/jam. 4 70 % batu yang sudah dipecah dicampur kembali dengan batu dari sungai yang lolos saringan. 5 Volume yang diukur berdasarkan 5 tonne/truck (lepas), 1.0 trip/tr, BJ = 1,5. 6 Jarak angkut dari tempat sumber ke tempat pekerjaan 10 km. 7 Rata-rata umur alat bantu 1 bulan orang per set.
JUMLAH ORANG 1,00 3,00 4,00 4,00 4,00
JUMLAH
80,00 0,20
JUMLAH
1,00 1,00 1,00 4,00
HARI
1 1 1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 set
HARI KERJA
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 3,00 4,00 4,00 4,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00 56.300,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
MR.12 M.170
20.500,00 82.200,00
KODE
E.001 E.031 E.052 E.212
JAM KERJA
6,00 6,00 6,00 24,00
HARGA (Rp./jam)
354.416,61 588.447,24 320.766,04 224.910,40
BIAYA (Rp.) 80.500,00 300.300,00 250.400,00 190.800,00 225.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
60
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
1.047.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.640.000,00 16.440,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.656.440,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.126.499,66 3.530.683,44 1.924.596,24 5.397.849,60
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
261.387,82
12.979.628,94 15.683.268,94
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Semua material dikirim leveransir 2 Produksi dengan menggunakan tenaga buruh 3 Dump truck membongkar langsung di lokasi pekerjaan
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Alat-alat kerja (3 set) Tempat masak aspal Kayu bakar
PERALATAN
P E R A L A T A N
Dump truck 5 ton
KODE
LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) PRODUKSI DAN SUPLAI (MENGGUNAKAN BURUH)
K.020 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 LATASIR dibuat di tempat masak aspal produksi 25 tonne/hari 2 Aspal dipanaskan lebih dahulu agar sudah siap saat dimulai 3 Biaya produksi termasuk pengangkutan s/d 10 km 4 Produksi dimuat ke dalam dump truck 5 ton dan dikirim ke tempat pekerjaan
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 10,00 1,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
11,25 1.800,00 0,20 0,24 10,00
JUMLAH
1,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 Kg set bh m3
HARI KERJA
1
KODE
L.061 L.091 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 10,00 1,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 62.600,00 47.700,00 68.900,00
80.500,00 62.600,00 477.000,00 68.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.041 M.061 M.170 M.308 M.070
95.900,00 9.500,00 82.200,00 528.000,00 117.900,00
KODE
JAM KERJA
E.212
4,00
HARGA (Rp./jam)
224.910,40
PEKERJA BIAYA (Rp.)
25
SATUAN
tonne
HARGA SATUAN Rp.
689.000,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.078.875,00 17.100.000,00 16.440,00 126.720,00 1.179.000,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
19.501.035,00 SUB JUMLAH (Rp)
899.641,60
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
843.587,06
899.641,60 21.089.676,60
per
tonne
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
GALIAN TANAH UNTUK KONSTRUKSI (MENGGUNAKAN BURUH)
K.224
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Penggalian tanah dengan tenaga manusia (50 m3/hari). 2 Tanah galian disingkirkan sejauh minimal 30 m dari lubang galian.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Terampil Pekerja - Kasar
Alat-alat kerja (3 set)
JUMLAH ORANG
JUMLAH
10,00
PERALATAN
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan tenaga manusia. 2 Kapasitas kerja kelompok 50 m3/hari. 3 Kedalaman rata-rata galian s/d 3 m. 4 Untuk jenis tanah berbatu, harga satuan pekerjaan K.224 dikalikan dengan faktor 1,5.
1,00 2,00 30,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
JUMLAH
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN set
HARI KERJA
KODE
L.061 L.106 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 30,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 68.900,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
BIAYA (Rp.)
SUB TOTAL (Rp.)
80.500,00 137.800,00 1.431.000,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
1.649.300,00 SUB TOTAL (Rp.)
822.000,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
822.000,00 SUB JUMLAH (Rp)
P E R A L A T A N PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
50
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
49.426,00
... 2.471.300,00
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Struktur dibersihkan dari bahanbahan organik. 2 Timbun kembali bagian belakang struktur. 3 Padatkan dengan stamper dan mesin gilas bergetar (stamper).
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Kerikil sungai tidak tersaring Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Vibrator roller 1 T Plate vibrator tamper 0,8 T
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENIMBUNAN DAN PEMADATAN (UNTUK JEMBATAN & GORONG-GORONG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.225
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan timbunan dikirim ke lapangan oleh leveransir. 2 Timbunan dipadatkan berlapis tebal 10 cm.
JUMLAH ORANG 1,00 10,00 3,00
JUMLAH
20,00 0,30
JUMLAH
1,00 1,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN m3 set
HARI KERJA 1 2
KODE
L.061 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 10,00 3,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 47.700,00 56.300,00
80.500,00 477.000,00 168.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
K.012 M.170
108.635,16 82.200,00
KODE
E.087 E.088
JAM KERJA 5,00 10,00
HARGA (Rp./jam) 31.040,96 9.956,01
PEKERJA BIAYA (Rp.)
15
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
726.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
2.172.703,16 24.660,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
2.197.363,16 SUB JUMLAH (Rp)
155.204,80 99.560,10
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
211.901,87
254.764,90 3.178.528,06
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Kerikil ditimbun sepanjang jalan oleh leveransir. 2 Grader menghampar kerikil dan ukuran yang besar dipisah. 3 Pemadatan menggunakan mesin gilas dan truck air.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Kerikil sungai tidak tersaring Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Motor grader Self Vibrator Roller 10 T Water tank truck 4000L
KODE
KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH (LPB) KELAS C (MENGGUNAKAN ALAT)
K.514
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan alat berat. 2 Kerikil ditimbun disepanjang jalan oleh leveransir. 3 Material kerikil kali tanpa disaring dikirimkan leveransir sampai tempat pekerjaan. 4 6 % kerikil dengan ukuran lebih (oversize), yang tersingkirkan saat penghamparan dengan grader. 5 Dihampar setebal 15 cm dipadatkan menjadi 10 cm padat. 6 Hasil kerja 1200 m2 perhari (max 300 meter).
JUMLAH ORANG 1,00 2,00 1,00 6,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
160,00 0,20
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN m3 set
HARI KERJA 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 1,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
K.012 M.170
108.635,16 82.200,00
KODE
JAM KERJA
E.010 E.082 E.182
5,00 5,00 5,00
HARGA (Rp./jam) 466.292,50 274.528,04 173.006,18
BIAYA (Rp.) 80.500,00 200.200,00 62.600,00 286.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
120
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
629.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
17.381.625,27 16.440,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
17.398.065,27 SUB JUMLAH (Rp)
2.331.462,50 1.372.640,20 865.030,90
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
188.305,82
4.569.133,60 22.596.698,87
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Kerikil disuplai dan ditimbun di sepanjang jalan oleh leveransir. 2 Menghampar denga grader. 3 Pemadatan dengan mesin gilas bergetar dengan tangki air dan mesin gilas roda baja.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Alat-alat kerja (3 set) Kerikil sungai tersaring
P E R A L A T A N
Motor grader Self Vibrator Roller 10 T Water tank truck 4000L
KONSTRUKSI LAPIS PONDASI ATAS (LPA) KELAS B (MENGGUNAKAN ALAT)
K.522
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan alat berat. 2 Kerikil ditimbun disepanjang jalan oleh leveransir. 3 Dihampar dan dipadatkan hingga didapat tebal padat 10 cm. 4 Hasil kerja menghampar dan memadatkan 1500 m2/hari ( 4 m x 375 m ).
JUMLAH ORANG
JUMLAH
0,20 200,00
PERALATAN
KODE
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
1,00 2,00 1,00 4,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
set m3
HARI KERJA 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 1,00 4,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170 K.016A
82.200,00 162.853,37
KODE
JAM KERJA
E.010 E.082 E.182
5,00 5,00 5,00
HARGA (Rp./jam) 466.292,50 274.528,04 173.006,18
BIAYA (Rp.) 80.500,00 200.200,00 62.600,00 190.800,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
150
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
534.100,00 SUB TOTAL (Rp.)
16.440,00 32.570.673,03
MATERIAL BIAYA (Rp.)
32.587.113,03 SUB JUMLAH (Rp)
2.331.462,50 1.372.640,20 865.030,90
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
251.268,98
4.569.133,60 37.690.346,63
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Semprotkan aspal tack coat 0.8 l/m3. 2. Hamparkan agregat pokok 3 - 5, 25 m2/m3 dan padatkan. 3. Hamparkan split 2-3 ; 45 m2/m3 & padatkan. 4. Semprotkan aspal (2.5 kg/m2). 5. Hamparkan agregat pengunci split 1-2 ; 90 m2/m3 dan padatkan. 6. Semprotkan aspal 1.5 kg/m & gilas taburkan psr rata-rata 400 m2/m3. PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Batu kali (kecil disaring 3 - 5 cm) Batu kali (kecil disaring 2 - 3 cm) Batu kali (kecil disaring 1 - 2 cm) Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Roller 3 wheel 8 T Asphalt sprayer towed 350 L Flat bed truck 5 ton
KODE
LAPIS PENETRASI MAKADAM 5 CM (LAPEN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.618 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga buruh. 2. Harga material (agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup, aspal) adalah harga di lokasi proyek. 3. Volume aspal cair untuk tack coat/prime coat 0.8 lt/m2. 4. Tebal lapisan penetrasi ± 5 cm. 5. Agregat dikirim sampai tempat pekerjaan oleh leveransir.
JUMLAH ORANG 2,00 2,00 1,00 66,00 2,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
HARI
3 3 3 3 3
VOLUME SATUAN
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 6,00 6,00 3,00 198,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00 68.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
BIAYA (Rp.) 483.000,00 600.600,00 187.800,00 9.444.600,00 413.400,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
56,00 31,00 15,50
m3 m3 m3
M.014 M.014 M.014
165.600,00 165.600,00 165.600,00
9.273.600,00 5.133.600,00 2.566.800,00
6.270,00 450,00 8,10
kg liter set
M.061 M.065 M.170
9.500,00 7.600,00 82.200,00
59.565.000,00 3.420.000,00 665.820,00
HARI KERJA
KODE
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
3 3 3
E.080 E.154 E.221
JAM KERJA 15,00 15,00 15,00
HARGA (Rp./jam) 209.754,66 26.775,53 180.528,19
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1400
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
11.129.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
80.624.820,00 SUB JUMLAH (Rp)
3.146.319,90 401.632,95 2.707.922,85
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
70.007,21
6.255.875,70 98.010.095,70
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pengadaan bahan oleh leveransir. 2. Tukang kayu memotong dan membuat acuan/perancah. 3. Tukang kayu membongkar acuan/perancah setelah disetujui oleh direksi.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Kepala Tukang Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Baja, paku-paku jembatan Acuan dari kayu Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PERANCAH (BEGISTING) UNTUK BETON BERTULANG (MENGGUNAKAN BURUH)
K.710
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Kelompok tukang kayu memasang 100 m2 dalam 5 hari kerja. 2. 1/3 material dapat dipakai kembali. 3. Pengadaan bahan oleh leveransir. 4. Untuk 1 m3 beton digunakan 40 lbr playwood untuk : 120 cm x 240 cm x 1.7 5. Tukang kayu membongkar perancah.
JUMLAH ORANG 1,00 4,00 7,00 3,00
JUMLAH
20,00 3,00 3,00
JUMLAH
HARI
5 5 5 5
VOLUME SATUAN kg m3 set
HARI KERJA
KODE
L.061 L.073 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 5,00 20,00 35,00 15,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 80.500,00 47.700,00 56.300,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.166 M.180 M.170
23.900,00 1.205.100,00 82.200,00
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
BIAYA (Rp.)
SUB TOTAL (Rp.)
402.500,00 1.610.000,00 1.669.500,00 844.500,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
4.526.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
478.000,00 3.615.300,00 246.600,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
4.339.900,00 SUB JUMLAH (Rp)
PERALATAN TOTAL (Rp.)
... 8.866.400,00
P E R A L A T A N
VOLUME / QUALITY :
100
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
88.664,00
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pemotongan dan pembengkokan dan perakitan tulangan dilakukan ditempat pekerjaan bersama-sama persiapan pekerjaan beton.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Kepala Tukang Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Tulangan baja dan kawat baja Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENULANGAN BETON (MEMOTONG, MEMBENGKOK DAN MEMASANG BESI TULANGAN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.715
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. 200 kg tulangan jadi disiapkan dalam 1 hari. 2. Besi untuk tulangan dikirim ke tempat pekerjaan oleh leveransir. 3. Batang-batang tulangan dibengkok ditempat pekerjaan. 4. Penyusutan tulangan dihitung 10% dan pemakaian kawat baja dihitung 1%.
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 2,00 2,00
JUMLAH
225,00 0,20
JUMLAH
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
kg set
HARI KERJA
KODE
L.061 L.073 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 2,00 2,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 80.500,00 47.700,00 56.300,00
80.500,00 80.500,00 95.400,00 112.600,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.167 M.170
9.800,00 82.200,00
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
PEKERJA BIAYA (Rp.)
SUB TOTAL (Rp.)
369.000,00 SUB TOTAL (Rp.)
2.205.000,00 16.440,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
2.221.440,00 SUB JUMLAH (Rp)
PERALATAN TOTAL (Rp.)
... 2.590.440,00
P E R A L A T A N
VOLUME / QUALITY :
200
SATUAN
kg
HARGA SATUAN Rp.
12.952,20
per
kg
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
BETON NON STRUKTUR KELAS K.125
K.720
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pemasok mengirim material 2. Acuan dan tulangan besi beton dipasang 3. Beton diaduk di lokasi pekerjaan 4. Beton dicor dan digetar sampai padat
PEKERJA
P E K E R J A
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Bahan-bahan dasar dikirim kelokasi pekerjaan oleh pemasok. 2. Dipakai agregat pecah dan tersaring yang termurah. 3. Dicor 5,75 m3/hari dengan 48 adukan/6 jam/hari 4. Adukan 1 Pc : 3 Ps : 4 Kr (yaitu 1=7); semen 250kg/m3; air=130kg/m3;2359kg/m 5. Anggap tiap adukan membutuhkan : 3/4 zak (20,8 liter lepas) semen portland; 62,5 liter pasir; 83,3 liter kerikil dan 15,6 liter air. 6. Tidak termasuk acuan dan tulangan besi beton yang sudah dipasang 7. Beton massa dipakai untuk kepala jembatan/struktur beton tidak bertulang 8. Sesuai peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 N.I.2)
JUMLAH ORANG
HARI
KODE
JUMLAH HARI-ORANG
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
1,00
4
L.061
4,00
80.500,00
322.000,00
Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
12,00 2,00
4 4
L.101 L.106
48,00 8,00
47.700,00 68.900,00
2.289.600,00 551.200,00
Agregat halus/pasir bersih Portland cement (dalam kantong) Alat-alat kerja (3 set) Kerikil pecah tersaring
PERALATAN
P E R A L A T A N
KODE | 07 |
Mandor Lapangan
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
Concrete vibrator Concrete mixer 250 L Pump water 2L/M
PEKERJA BIAYA (Rp.)
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
12,00 144,00
m3 40 kg
M.041 M.080
95.900,00 46.100,00
1.150.800,00 6.638.400,00
1,92 16,00
set m3
M.170 K.017
82.200,00 261.387,82
157.824,00 4.182.205,12
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
HARI KERJA 4 4 4
KODE
E.089 E.251 E.341
JAM KERJA 24,00 24,00 8,00
HARGA (Rp./jam) 10.626,54 16.751,02 17.854,24
MATERIAL BIAYA (Rp.)
23
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
3.162.800,00 SUB TOTAL (Rp.)
12.129.229,12 SUB JUMLAH (Rp)
255.036,96 402.024,48 142.833,92
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
699.648,89
799.895,36 16.091.924,48
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Material dikirim oleh leveransir. 2. Pasang begisting (lihat K 211). 3. Pengadukan beton ditempat pekerjaan. 4. Adukan beton dituang ditempat yg dikehendaki dan digetar supaya padat.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Portland cement (dalam kantong) Alat-alat kerja (3 set) Kerikil pecah tersaring
PERALATAN
P E R A L A T A N
Concrete vibrator Concrete mixer 250 L Pump water 2L/M
KODE
BETON STRUKTUR/UNTUK KONSTRUKSI KELAS K.175 (KELAS A)
K.725
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Keperluan material dikirim ke tempat pekerjaan oleh leveransir. 2. Produksi 6,4 m3/hari-6 jam, 9 campuran/jam. 3. Campuran beton 1:2:3 (atau 1=5). 4. Untuk 1 m3 dibutuhkan 10,2 PC (40 kg/zak) atau 480 kg PC/m3. 5. Perancah langsung dipasang di tempat. 6. Tidak termasuk pekerjaan pembesian. 7. Dipakai agregat pecah dan tersaring.
JUMLAH ORANG 1,00 12,00 2,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
1 1 1
KODE
L.061 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 12,00 2,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 47.700,00 68.900,00
80.500,00 572.400,00 137.800,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
3,00 48,00 0,60 4,60
m3 40 kg set m3
M.041 M.080 M.170 K.017
95.900,00 46.100,00 82.200,00 261.387,82
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
E.089 E.251 E.341
5,00 5,00 5,00
10.626,54 16.751,02 17.854,24
1,00 1,00 1,00
1 1 1
PEKERJA BIAYA (Rp.)
6
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
790.700,00 SUB TOTAL (Rp.)
287.700,00 2.212.800,00 49.320,00 1.202.383,97
MATERIAL BIAYA (Rp.)
3.752.203,97 SUB JUMLAH (Rp)
53.132,70 83.755,10 89.271,20
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
794.843,83
226.159,00 4.769.062,97
per
m3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
KONTRUKSI PASANGAN BATU (MENGGUNAKAN BURUH)
K.810
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Material disiapkan dilokasi oleh leveransir. 2. Pekerja membawa batu pecah ketempat tukang batu pekerja. 3. Tukang batu memasang batu pecah dengan adukan pasir semen.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Kepala Tukang Pekerja - Kasar
Batu quarry/batu besar (ukuran crusher) Agregat halus/pasir bersih Portland cement (dalam kantong) Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Pump water 2L/M
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Dilakukan untuk pekerjaan gorong-gorong, jembatan, dinding penahan tanah dan struktur lainnya yang menggunakan konstruksi pasangan batu. 2. Material-material dikirim ke tempat pekerjaan oleh leveransir. 3. Tidak termasuk galian/timbunan. 4. Bagian M 170 diperbolehkan pakai bambu.
JUMLAH ORANG 1,00 4,00 12,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
HARI
1 1 1
KODE
L.061 L.073 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 4,00 12,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 80.500,00 47.700,00
80.500,00 322.000,00 572.400,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
5,00 1,20 19,00 0,70
m3 m3 40 kg set
M.010 M.041 M.080 M.170
165.600,00 95.900,00 46.100,00 82.200,00
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
E.341
2,00
17.854,24
1,00
1
PEKERJA BIAYA (Rp.)
5
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
974.900,00 SUB TOTAL (Rp.)
828.000,00 115.080,00 875.900,00 57.540,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.876.520,00 SUB JUMLAH (Rp)
35.708,48
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
577.425,70
35.708,48 2.887.128,48
per
m3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
BETON STRUKTUR KELAS K.225 (MENGGUNAKAN ALAT)
K.722
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pemasok mengirim material. 2. Acuan tulangan besi beton dipasang. 3. Pengadukan beton ditempat pekerjaan. 4. Adukan beton dituang ditempat yg dikehendaki dan digetar supaya padat.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
Agregat halus/pasir bersih Portland cement (dalam kantong) Alat-alat kerja (3 set) Kerikil pecah tersaring
PERALATAN
P E R A L A T A N
Concrete vibrator Concrete mixer 250 L Pump water 2L/M
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Keperluan material dikirim ke tempat pekerjaan oleh leveransir. 2. Dipakai agregat pecah dan tersaring. 3. Dicor 6,17 m³/hari dengan 54 adukan / 6 jam / hari. 4. Adukan 1Pc:2Ps:3Kr (1:5) semen 350 kg/m³, air 160 kg/m³ 5. Anggap tiap adukan 1 zak (27,8 liter lepas), semen 55,6 liter pasir 83,3 kerikil 18,3 air. 6. Tidak termasuk pekerjaan acuan dan tulangan besi beton yang dipasang. 7. Beton bertulang dipakai untuk pilar, gorong2, dinding penahan dll. 8. Sesuai peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 N.I.2).
JUMLAH ORANG 1,00 12,00 2,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
HARI
6 6 6
KODE
L.061 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 6,00 72,00 12,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 47.700,00 68.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
18,00 324,00 2,88 27,00
m3 40 kg set m3
M.041 M.080 M.170 K.017
95.900,00 46.100,00 82.200,00 261.387,82
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
1,00 1,00 1,00
6 6 6
E.089 E.251 E.341
JAM KERJA 36,00 36,00 12,00
HARGA (Rp./jam) 10.626,54 16.751,02 17.854,24
BIAYA (Rp.) 483.000,00 3.434.400,00 826.800,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
37
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
4.744.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.726.200,00 14.936.400,00 236.736,00 7.057.471,14
MATERIAL BIAYA (Rp.)
23.956.807,14 SUB JUMLAH (Rp)
382.555,44 603.036,72 214.250,88
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
808.131,09
1.199.843,04 29.900.850,18
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Membersihkan permukaan aspal lama 2. Melapisi dengan tack coat 3. Taburkan pasir aspal dengan alat bantu 4. Gilas dan padatkan dengan tandem roller
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set) Campuran LATASIR Kayu bakar
PERALATAN
P E R A L A T A N
Tandem roller 8 T
KODE
MENGHAMPAR DAN MEMADATKAN LATASIR (MENGGUNAKAN BURUH)
K.638 B
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Memakai tenaga orang ( 400 m²/hari ) 2. Campuran dikirim ke tempat pekerjaan 3. Tack coat 0,5 l/m². 4. Rata-rata tebal lapisan padat 3 cm
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 12,00 2,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 12,00 2,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 68.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
192,00 60,00 0,24 22,50 3,00
m3 40 kg set tonne m3
M.061 M.065 M.170 K.020A M.070
9.500,00 7.600,00 82.200,00 843.587,06 117.900,00
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
E.081
5,00
1,00
1
HARGA (Rp./jam) 189.270,56
BIAYA (Rp.) 80.500,00 100.100,00 572.400,00 137.800,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
400
SATUAN
m²
HARGA SATUAN Rp.
890.800,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.824.000,00 456.000,00 19.728,00 18.980.708,94 353.700,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
21.634.136,94 SUB JUMLAH (Rp)
946.352,80
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
58.678,22
946.352,80 23.471.289,74
per
m²
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Digali jalur gorong² lebar 1.0 m dan kedalaman 1.0 m dibawah permukaan tanah dasar. 2. Pengadakan gorong-gorong sampai ditempatnya. 3. Menempatkan pipa di tempat goronggorong. 4. Timbun dan padatkan sampai dipermukaan tanah dasar. 5. Jika tambahan/penggantian goronggorong dibutuhkan pekerja extra. PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Kerikil sungai tidak tersaring Pipa beton bertulang D=60 cm Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Plate vibrator tamper 0,8 T
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PASANGAN GORONG-GORONG PIPA BETON D= 60 CM (PRACETAK TAK BERTULANG, TANPA DINDING KEPALA) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.122
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga manusia (tidak termasuk kepala gorong-gorong). 2. Menggunakan pipa beton bertulang 8 m, dipasang dalam 4 hari. 3. Dasar gorong-gorong dan timbunan sampai dibawah perkerasan digunakan material pilihan. 4. Pengiriman bahan-bahan sampai ketempat pekerjaan. 5. Tidak termasuk galian dan pemadatan ulang dari perkerasan yang ada.
JUMLAH ORANG 1,00 5,00 2,00
JUMLAH
8,00 8,00 0,80
JUMLAH
1,00
HARI
4 4 4
VOLUME SATUAN
m3 m set
HARI KERJA 2
KODE
L.061 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 4,00 20,00 8,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 47.700,00 56.300,00
322.000,00 954.000,00 450.400,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
K.012 K.115 M.170
108.635,16 377.538,70 82.200,00
KODE
E.088
JAM KERJA 10,00
HARGA (Rp./jam) 9.956,01
PEKERJA BIAYA (Rp.)
8
SATUAN
M
HARGA SATUAN Rp.
1.726.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
869.081,26 3.020.309,59 65.760,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
3.955.150,86 SUB JUMLAH (Rp)
99.560,10
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
722.638,87
99.560,10 5.781.110,96
per
M
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Membersihkan tempat cetakan. 2. Tukang besi membuat tulangan melingkar. 3. Psg cetakan melingkari tulangan. 4. Tuang adukan beton kedalam cetakan dan digetar. 5. Membuat pipa ke truck dengan wheel loader.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Kepala Tukang Operator - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Tulangan baja dan kawat baja Alat-alat kerja (3 set) Agregat halus/pasir bersih Portland cement (dalam kantong) Kerikil pecah tersaring
PERALATAN
P E R A L A T A N
Loader wheeled Concrete vibrator Concrete mixer 250 L Pump water 2L/M
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PEMBUATAN PIPA BETON BERTULANG DIAMETER 60 CM X 1.0 M, (MENGGUNAKAN BURUH)
K.115
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Beton kelas K175 diaduk di tempat kerja. 2. Kapasitas pengecoran 6.4 m3/hari. 3. Diameter dalam pipa 60 cm, luar 76 cm, panjang 1 m. 4. Berat tulangan 16.9 kg per m pipa, hasil kerja 50 kg/hari orang. 5. Buka dan bersihkan cetakan kap 9 pasang perhari ; 4 pasang dari 2 orang. 6. Pipa jadi berat 420 kg.
JUMLAH ORANG 2,00 1,00 1,00 20,00 4,00
HARI
1 1 1 1 1
KODE
L.061 L.073 L.081 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 2,00 1,00 1,00 20,00 4,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 80.500,00 100.100,00 47.700,00 56.300,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
608,40 7,00 3,00 48,00 4,60
kg set m3 40 kg m3
M.167 M.170 M.041 M.080 K.017
9.800,00 82.200,00 95.900,00 46.100,00 261.387,82
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
E.052 E.089 E.251 E.341
5,00 5,00 5,00 5,00
1,00 1,00 1,00 1,00
1 1 1 1
HARGA (Rp./jam) 320.766,04 10.626,54 16.751,02 17.854,24
BIAYA (Rp.) 161.000,00 80.500,00 100.100,00 954.000,00 225.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
36
SATUAN
M
HARGA SATUAN Rp.
1.520.800,00 SUB TOTAL (Rp.)
5.962.320,00 575.400,00 287.700,00 2.212.800,00 1.202.383,97
MATERIAL BIAYA (Rp.)
10.240.603,97 SUB JUMLAH (Rp)
1.603.830,20 53.132,70 83.755,10 89.271,20
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
377.538,70
1.829.989,20 13.591.393,17
per
M
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Gali tanah untuk dinding dan dasar kaki kedua sisi (13 m3). 2. Buat 2 dinding kepala pasang batu. 3. Timbun kembali dengan bahan urugan yang baik (3 m3). 4. Buang hasil galian yang tidak terpakai.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil Tukang
M A T E R I A L
Portland cement (dalam kantong) Agregat halus/pasir bersih Alat-alat kerja (3 set) Timbunan konstruksi Batu kali (besar)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Pump water 2L/M
KODE
DINDING SAYAP GORONG-GORONG PASANGAN BATU (SATU PASANG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.139
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Tebal rata-rata dinding 45 cm. 2. Volume seluruhnya 8 m3. 3. Bahan dikirim sampai ketempat pekerjaan. 4. Dinding berdiri pada plat pasangan batu tebal 25 cm. 5. Lihat gambar standart D 1/2.
JUMLAH ORANG 1,00 3,00 1,00 1,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
6 6 6 6
KODE
L.061 L.101 L.106 L.079
JUMLAH HARI-ORANG 6,00 18,00 6,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 47.700,00 68.900,00 68.900,00
483.000,00 858.600,00 413.400,00 413.400,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
30,40 2,00 1,00 3,00 8,00
40 kg m3 set m3 m3
M.080 M.041 M.170 K.225 M.013
46.100,00 95.900,00 82.200,00 211.901,87 168.200,00
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
E.341
2,00
17.854,24
1,00
1
PEKERJA BIAYA (Rp.)
8
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
2.168.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.401.440,00 191.800,00 82.200,00 635.705,61 1.345.600,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
3.656.745,61 SUB JUMLAH (Rp)
35.708,48
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
732.606,76
35.708,48 5.860.854,09
per
M3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Penggalian dengan bulldozer 2. Hasil galian dibuang dengan truck sejauh 1 km. 3. Permukaan tanah dibentuk dan dirapihkan dengan grader.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pembantu Operator Sopir - Terampil Pembantu Sopir Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Alat-alat kerja (3 set)
P E R A L A T A N
Hydolic excavator 0,9 m3 Motor grader Dump truck 5 ton
GALIAN TEBING DAN PENYIAPAN TANAH DASAR (MENGGUNAKAN ALAT)
K.321 A
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan peralatan berat (200 m3/hari). 2. 20 % terbuang ditempat. 3. 80 % diangkut dan dibuang dengan truck. 4. 2,5 rit pp/jam/truck. 5. Jarak 1 rit pp < 2 km. 6. Tidak termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.
JUMLAH ORANG
JUMLAH
0,24
PERALATAN
KODE
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
1,00 2,00 2,00 4,00 4,00 6,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
1,00 1,00 4,00
HARI
1 1 1 1 1 1
VOLUME SATUAN
set
HARI KERJA 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.089 L.091 L.099 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 2,00 4,00 4,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 62.600,00 50.100,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
E.020 E.010 E.212
JAM KERJA 5,00 5,00 20,00
HARGA (Rp./jam) 378.166,20 466.292,50 224.910,40
BIAYA (Rp.) 80.500,00 200.200,00 125.200,00 250.400,00 200.400,00 286.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
200
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
1.142.900,00 SUB TOTAL (Rp.)
19.728,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
19.728,00 SUB JUMLAH (Rp)
1.890.831,00 2.331.462,50 4.498.208,00
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
49.415,65
8.720.501,50 9.883.129,50
per
M3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MEMBENTUK BAHU JALAN KERAS (MENGGUNAKAN BURUH)
K.410 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Bahan timbunan yang baik dihampar dengan tenaga orang. 2. Pemadatan bahu jalan dengan mesin gilas bergetar.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Kerikil sungai tanpa disaring Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Vibrator roller 1 T
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga orang (96 m3/hari, pemadatan 960 m bahu jalan). 2. Material pilihan dikirim sampai tempat pekerjaan oleh leveransir. 3. Leveransir meletakkan material timbunan sepanjang bahu jalan. 4. 10 cm timbunan padat dibutuhkan pada 1 m lebar bahu jalan. 5. Penghamparan timbunan dengan tenaga manusia. 6. Pemadatan dengan mesin gilas getar kecil.
JUMLAH ORANG 1,00 32,00 1,00
JUMLAH
115,20 2,23
JUMLAH
1,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 set
HARI KERJA 1
KODE
L.061 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 32,00 1,00
KODE
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 47.700,00 56.300,00
HARGA (Rp./unit)
K.013A M.170
158.238,58 82.200,00
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
E.087
5,00
31.040,96
BIAYA (Rp.) 80.500,00 1.526.400,00 56.300,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
96
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
1.663.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
18.229.084,49 183.306,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
18.412.390,49 SUB JUMLAH (Rp)
155.204,80
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
210.737,45
155.204,80 20.230.795,29
per
M3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Truck diisi dengan tenaga manusia disungai. 2. Truck mengangkut kerikil kelokasi pekerjaan atau penimbunan. 3. Muatan dibongkar dengan tenaga manusia.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Sopir - Terampil Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Kerikil berpasiran alami Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Flat bed truck 5 ton
KODE
PENYEDIAAN KERIKIL SUNGAI (TAK DISARING) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.013 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga manusia (60 m3/hari). 2. Muatan 5 truk perjam (1 m3/orang/hari). 3. Material dikirim ke lokasi pekerjaan atau penimbunan. 4. Jarak angkut 10 km, 72 menit per trip, 5 trip/hari/truck. 5. Pengambilan material dengan dipungut pembayaran ganti rugi royalti yang berlaku. 6. Volume yang diukur berdasarkan 3 tonne/truck (lepas BJ = 1.5). 7. Penggunaan alat bantu rata-rata 1 set untuk 1 orang perbulan.
JUMLAH ORANG 1,00 6,00 30,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
60,00 1,00
JUMLAH
6,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 set
HARI KERJA 1
KODE
L.061 L.091 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 6,00 30,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
MR.42 M.170
17.100,00 82.200,00
KODE
E.221
JAM KERJA 36,00
HARGA (Rp./jam) 180.528,19
BIAYA (Rp.) 80.500,00 375.600,00 1.431.000,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
60
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
1.887.100,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.026.000,00 82.200,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.108.200,00 SUB JUMLAH (Rp)
6.499.014,84
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
158.238,58
6.499.014,84 9.494.314,84
per
M3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MEMBERSIHKAN PARIT SAMPING (MENGGUNAKAN BURUH)
K.424
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Bersihkan saluran samping dan gorong-gorong dari kotoran/sampah dan tumbuh-tumbuhan. 2. Buang sampah/kotoran tersebut dengan menggunakan truck, dimuat oleh tenaga orang.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Sopir - Terampil Pekerja - Kasar
Alat-alat kerja (3 set)
P E R A L A T A N
JUMLAH ORANG
JUMLAH
1,20
PERALATAN
Flat bed truck 5 ton
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga manusia. 2. Membersihkan sampah, kotoran yang menyumbat, tumbuh-tumbuhan dari dan gorong-gorong. 3. Pembuangan runtuhan sejauh 1 km. 4. Penggunaan alat bantu 1 bulan-orang. 5. Kapasitas 1.0 rit pp/jam/truck.
1,00 2,00 36,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
JUMLAH
2,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN
set
HARI KERJA 1
KODE
L.061 L.091 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 36,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
E.221
JAM KERJA 10,00
HARGA (Rp./jam) 180.528,19
BIAYA (Rp.) 80.500,00 125.200,00 1.717.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
500
SATUAN
M
HARGA SATUAN Rp.
1.922.900,00 SUB TOTAL (Rp.)
98.640,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
98.640,00 SUB JUMLAH (Rp)
1.805.281,90
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
7.653,64
1.805.281,90 3.826.821,90
per
M
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Material disiapkan dilokasi pekerjaan. 2. Menghampar pasir setebal 5 cm. 3. Batu pecah berukuran besar (10 - 15 cm) disusun berdiri. 4. Batu pecah yang lebih kecil mengisi rongga diatasnya sehingga rata kemudian dipadatkan/digilas dengan mesin gilas.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Batu quarry/batu besar (ukuran crusher) Batu split 5 - 7 cm Bahan timbunan/pengikat pilihan Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Vibrator roller 1 T
KODE
KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BAWAH (LPB) - TELFORD (MENGGUNAKAN BURUH)
K.516 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga manusia, 2. Material-material dikirim ke tempat pekerjaan oleh leveransir. 3. Batu sudah dipecah. 4. Dipadatkan sampai tebal 20 cm. 5. Produksi 200 m3/hari
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 48,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
180,00 40,00 70,00 6,00
JUMLAH
1,00
HARI
3 3 3
VOLUME SATUAN
m3 m3 m3 set
HARI KERJA 1
KODE
L.061 L.081 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 3,00 3,00 144,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.010 M.022 M.040 M.170
165.600,00 238.000,00 70.700,00 82.200,00
KODE
E.087
JAM KERJA 12,00
HARGA (Rp./jam) 31.040,96
BIAYA (Rp.) 241.500,00 300.300,00 6.868.800,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
200
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
7.410.600,00 SUB TOTAL (Rp.)
29.808.000,00 9.520.000,00 4.949.000,00 493.200,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
44.770.200,00 SUB JUMLAH (Rp)
372.491,52
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
262.766,46
372.491,52 52.553.291,52
per
M3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Semua material dikirim oleh leveransir. 2. Loader menjaga bin tetap penuh. 3. Hasil produksi 100 t/hari. 4. Pengangkutan dengan dump truck tertutup dengan terpal.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Mekanik - Terampil Operator - Terampil Operator - Semi Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Portland cement (dalam kantong) Alat-alat kerja (3 set) Kerikil sungai (tidak disaring)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Loader wheeled Asphalt mixing plant 50 T/H Dump truck 5 ton Bulldozer Stone Crusher 50 T/H
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MEMPRODUKSI LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON) (MENGGUNAKAN ALAT/MESIN)
K.035
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. HRS dari AMP dengan produksi 100 t/hari. 2. Dipakai agregat pecah tersaring. 3. Aspal dipanaskan duluan agar siap pada waktunya. 4. Biaya produksi termasuk pengangkutan sejauh 10 km dari HMP. 5. Produksi dimuat dengan truck 5 ton, diantar ketempat pekerjaan. 6. Rata-rata umur alat bantu 1 bulan 1 orang/set. 7. Spec. BM No. 12/PT/1983 (tabel 3.3).
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 3,00 2,00 5,00 5,00 6,00
JUMLAH
38,00 9.000,00 100,00 0,20 14,00
JUMLAH
1,00 1,00 5,00 1,00 1,00
HARI
1 1 1 1 1 1 1
KODE
L.061 L.071 L.081 L.082 L.091 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 3,00 2,00 5,00 5,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 80.500,00 100.100,00 71.900,00 62.600,00 47.700,00 56.300,00
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
m3 kg 40 kg set m3
M.041 M.061 M.080 M.170 MR.12
95.900,00 9.500,00 46.100,00 82.200,00 20.500,00
HARI KERJA
KODE
1 1 1 1 1
E.052 E.155 E.212 E.001 E.031
JAM KERJA 6,00 5,00 28,00 1,00 1,00
HARGA (Rp./jam) 320.766,04 828.615,00 224.910,40 354.416,61 588.447,24
BIAYA (Rp.) 80.500,00 80.500,00 300.300,00 143.800,00 313.000,00 238.500,00 337.800,00 PEKERJA BIAYA (Rp.)
100
SATUAN
tonne
HARGA SATUAN Rp.
1.494.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
3.644.200,00 85.500.000,00 4.610.000,00 16.440,00 287.000,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
94.057.640,00 SUB JUMLAH (Rp)
1.924.596,24 4.143.075,00 6.297.491,20 354.416,61 588.447,24
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
1.088.600,66
13.308.026,29 108.860.066,29
per
tonne
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Semua material dikirim oleh liveransir. 2. Loader menjaga bin tetap penuh. 3. Produksi 20 t/jam - 5 jam/hari. 4. Dump truck memuat dan membongkar sampai screeder.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Mekanik - Terampil Operator - Terampil Operator - Semi Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Portland cement (dalam kantong) Alat-alat kerja (3 set) Kerikil sungai (tidak disaring)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Loader wheeled Asphalt mixing plant 50 T/H Dump truck 5 ton Bulldozer Stone Crusher 50 T/H
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MEMPRODUKSI DAN MENGANGKUT ASPAL BETON (MENGGUNAKAN ALAT/AMP)
K.040
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Memakai alat berat (100 t/hari). 2. Memakai agregat pecah tersaring. 3. AMP didirikan didekat penimbunan material. 4. Aspal dipanaskan lebih dulu agar aspal sudah siap saat dimulai. 5. Hasil diangkut dengan truck 5 t dan dikirim sampai spreader. 6. Harga produksi termasuk pengiriman sejauh 10 km. 7. Rata-rata umur alat bantu 1 bulan/orang/set. 8. Spesifikasi BM No. 13/PT/B/1983.
JUMLAH ORANG 2,00 1,00 3,00 3,00 6,00 6,00 7,00
JUMLAH
30,00 6.330,00 100,00 0,20 33,50
JUMLAH
1,00 1,00 6,00 1,00 1,00
HARI
1 1 1 1 1 1 1
KODE
L.061 L.071 L.081 L.082 L.091 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 2,00 1,00 3,00 3,00 6,00 6,00 7,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 80.500,00 100.100,00 71.900,00 62.600,00 47.700,00 56.300,00
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
m3 kg 40 kg set m3
M.041 M.061 M.080 M.170 MR.12
95.900,00 9.500,00 46.100,00 82.200,00 20.500,00
HARI KERJA
KODE
1 1 1 1 1
E.052 E.155 E.212 E.001 E.031
JAM KERJA 7,00 5,00 34,00 2,00 2,00
HARGA (Rp./jam) 320.766,04 828.615,00 224.910,40 354.416,61 588.447,24
BIAYA (Rp.) 161.000,00 80.500,00 300.300,00 215.700,00 375.600,00 286.200,00 394.100,00 PEKERJA BIAYA (Rp.)
100
SATUAN
tonne
HARGA SATUAN Rp.
1.813.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
2.877.000,00 60.135.000,00 4.610.000,00 16.440,00 686.750,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
68.325.190,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.245.362,28 4.143.075,00 7.646.953,60 708.833,22 1.176.894,48
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
860.597,09
15.921.118,58 86.059.708,58
per
tonne
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pengiriman material sampai ke bin preader. 2. Material dihampar dengan mesin spreader, dipadatkan dengan mesin gilas roda baja dan roda ban pneumatic.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set) Campuran Lataston
PERALATAN
P E R A L A T A N
Tandem roller 8 T Pneumatic roller 8 - 15 T Asphalt sprayer 1000 L Asphalt finisher 6 T Compressor 125 CFM
KODE
PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LATASTON (LASBUTAG) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.636
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan alat berat 1500 m2/hari. 2. Asbuton campuran panas dikirim oleh leveransir ketempat pekerjaan. 3. BJ Asbuton padat 2.2 ton/m3. 4. Spec-BM No. 12/DT/B/1983. 5. Rata-rata tebal Lapisan 3 cm.
JUMLAH ORANG 1,00 4,00 12,00 8,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 4,00 12,00 8,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 68.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
450,00 300,00 0,50 100,00
kg Lt set tonne
M.061 M.065 M.170 K.035
9.500,00 7.600,00 82.200,00 1.088.600,66
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
E.081 E.084 E.153 E.157 E.301
5,00 5,00 5,00 5,00 4,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1 1 1 1 1
HARGA (Rp./jam) 189.270,56 192.550,98 73.883,96 225.985,41 84.712,29
BIAYA (Rp.) 80.500,00 400.400,00 572.400,00 551.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
1500
SATUAN
M2
HARGA SATUAN Rp.
1.604.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
4.275.000,00 2.280.000,00 41.100,00 108.860.066,29
MATERIAL BIAYA (Rp.)
115.456.166,29 SUB JUMLAH (Rp)
946.352,80 962.754,90 369.419,80 1.129.927,05 338.849,16
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
80.538,65
3.747.303,71 120.807.970,00
per
M2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pengisian material sampai bin dari spreader. 2. Material dihamparkan dengan spreader dan dipadatkan dgn mesin gilas roda baja dan roda ban pneumatic. 3. Suhu pemadatan awal min 110°, pemadatan akhir 60°.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set) Campuran Lataston
PERALATAN
P E R A L A T A N
Roller 3 wheel 8 T Tandem roller 8 T Pneumatic roller 8 - 15 T Asphalt sprayer 1000 L Asphalt finisher 6 T Compressor 125 CFM
KODE
MENGHAMPAR LAPIS PERMUKAAN ASPAL BETON (LASTON) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.641
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan peralatan. 2. Hotmix dikirim leveransir sampai ke spreader. 3. BJ padat 2.25 t/m3 tebal padat 5 cm. 4. Produksi 900 m2 padat. 5. Disemprot tack coat 0.4 l/m2. 6. Spec BM no.B/PT/BM.
JUMLAH ORANG 1,00 4,00 12,00 8,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 4,00 12,00 8,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 68.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
0,90 350,00 300,00 0,80 100,00
m3 kg Lt set tonne
M.041 M.061 M.065 M.170 K.040
95.900,00 9.500,00 7.600,00 82.200,00 860.597,09
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
E.080 E.081 E.084 E.153 E.157 E.301
5,00 5,00 5,00 3,00 5,00 4,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1 1 1 1 1 1
HARGA (Rp./jam) 209.754,66 189.270,56 192.550,98 73.883,96 225.985,41 84.712,29
BIAYA (Rp.) 80.500,00 400.400,00 572.400,00 551.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
900
SATUAN
M2
HARGA SATUAN Rp.
1.604.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
86.310,00 3.325.000,00 2.280.000,00 65.760,00 86.059.708,58
MATERIAL BIAYA (Rp.)
91.816.778,58 SUB JUMLAH (Rp)
1.048.773,30 946.352,80 962.754,90 221.651,88 1.129.927,05 338.849,16
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
108.966,21
4.648.309,09 98.069.587,67
per
M2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Semua material dikirim leveransir. 2. Loader menjaga bin tetap penuh. 3. Produksi mesin 100 t/hari. 4. Dimuat dengan dump truck ditutup terpal untuk menjaga temperator.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Mekanik - Terampil Operator - Terampil Operator - Semi Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Alat-alat kerja (3 set) Kerikil sungai (tidak disaring)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Loader wheeled Asphalt mixing plant 50 T/H Dump truck 5 ton Bulldozer Stone Crusher 50 T/H
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MEMPRODUKSI CAMPURAN ASPAL BETON UNTUK LAPIS PONDASI ATAS (LASTON ATAS) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.026
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. ATB dibuat di AMP, produksi 100 t/hari. 2. Dipakai agregat pecah tersaring. 3. Aspal dipanaskan duluan agar siap pada waktunya. 4. Biaya produksi termasuk pengangkutan sampai 10 km dari AMP. 5. Dimuat dalam dump truck 5 t dan dikirim ketempat pekerjaan. 6. Rata-rata umur alat bantu 1 bulan (orang) set. 7. Spesifikasi BM. No. 03/PT/B/1983.
JUMLAH ORANG 2,00 1,00 4,00 3,00 6,00 7,00 7,00
JUMLAH
HARI
1 1 1 1 1 1 1
VOLUME SATUAN
KODE
L.061 L.071 L.081 L.082 L.091 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 2,00 1,00 4,00 3,00 6,00 7,00 7,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 80.500,00 100.100,00 71.900,00 62.600,00 47.700,00 56.300,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
BIAYA (Rp.) 161.000,00 80.500,00 400.400,00 215.700,00 375.600,00 333.900,00 394.100,00 PEKERJA BIAYA (Rp.)
25,00 5.900,00
m3 kg
M.041 M.061
95.900,00 9.500,00
2.397.500,00 56.050.000,00
0,20 47,00
set m3
M.170 MR.12
82.200,00 20.500,00
16.440,00 963.500,00
JUMLAH
2,00 1,00 7,00 1,00 1,00
HARI KERJA 1 1 1 1 1
KODE
E.052 E.155 E.212 E.001 E.031
JAM KERJA 9,00 5,00 35,00 4,00 4,00
HARGA (Rp./jam) 320.766,04 828.615,00 224.910,40 354.416,61 588.447,24
MATERIAL BIAYA (Rp.)
100
SATUAN
tonne
HARGA SATUAN Rp.
1.961.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
59.427.440,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.886.894,36 4.143.075,00 7.871.864,00 1.417.666,44 2.353.788,96
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
800.619,29
18.673.288,76 80.061.928,76
per
tonne
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
MEMBUAT PARIT GALIAN TANAH (MENGGUNAKAN BURUH)
K.110 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Gali parit. 2. Pembuangan hasil galian menggunakan truck.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar
Alat-alat kerja (3 set)
JUMLAH ORANG
JUMLAH
1,50
PERALATAN
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga manusia 100 m/hari. 2. Dimensi saluran : lebar bawah = 0.50 m. lebar atas = 1.30 m. kedalaman = 0.6 m (vol = 0.54 m3/m). 3. 25 % hasil galian dibuang setempat. 4. Hasil galian dibuang sejauh 2 km. 5. Menggali dan membuang dihitung ; 1.5 m3/hari - orang 6. Penggunaan alat bantu 1 bulan - orang.
1,00 36,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
JUMLAH
HARI
1 1
VOLUME SATUAN set
HARI KERJA
KODE
L.061 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 36,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
BIAYA (Rp.)
SUB TOTAL (Rp.)
80.500,00 1.717.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
1.797.700,00 SUB TOTAL (Rp.)
123.300,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
123.300,00 SUB JUMLAH (Rp)
P E R A L A T A N PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
36
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
53.361,11
... 1.921.000,00
per
M3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Permukaan jalan dibersihkan dan kering. 2. Siram aspal pengikat pada tara 0,5 l/m2. 3. ATB dihampar dgn aspal finisher. 4. Temperatur ATB 80°C dan tidak kurang dari 60°C.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set) Campuran Laston Atas
PERALATAN
P E R A L A T A N
Roller 3 wheel 8 T Pneumatic roller 8 - 15 T Asphalt sprayer 1000 L Asphalt finisher 6 T Compressor 125 CFM
KODE
MENGHAMPAR LAPIS PONDASI ATAS ASPAL BETON (LASTON ATAS) (MENGGUNAKAN ALAT)
K.528
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan alat berat. 2. ATB dihampar dan dipadatkan ketebalan 10 cm. 3. Spesifikasi BM no-03/PT/1983.
JUMLAH ORANG 1,00 4,00 12,00 8,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 4,00 12,00 8,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 68.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
0,60 135,00 90,00 0,50 100,00
m3 kg liter set tonne
M.041 M.061 M.065 M.170 K.026
95.900,00 9.500,00 7.600,00 82.200,00 800.619,29
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
E.080 E.084 E.153 E.157 E.301
5,00 5,00 3,00 5,00 4,00
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1 1 1 1 1
HARGA (Rp./jam) 209.754,66 192.550,98 73.883,96 225.985,41 84.712,29
BIAYA (Rp.) 80.500,00 400.400,00 572.400,00 551.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
45
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
1.604.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
57.540,00 1.282.500,00 684.000,00 41.100,00 80.061.928,76
MATERIAL BIAYA (Rp.)
82.127.068,76 SUB JUMLAH (Rp)
1.048.773,30 962.754,90 221.651,88 1.129.927,05 338.849,16
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
1.942.967,22
3.701.956,29 87.433.525,05
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Struktur dibersihkan dari bahanbahan organik. 2 Timbun kembali bagian belakang struktur. 3 Padatkan dengan stamper dan mesin gilas bergetar (stamper).
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Bahan timbunan/pengikat pilihan Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Vibrator roller 1 T Plate vibrator tamper 0,8 T
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENIMBUNAN DAN PEMADATAN (UNTUK JEMBATAN & GORONG-GORONG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.225 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan timbunan dikirim ke lapangan oleh leveransir. 2 Timbunan dipadatkan berlapis tebal 10 cm.
JUMLAH ORANG 1,00 10,00 3,00
JUMLAH
20,00 0,30
JUMLAH
1,00 1,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN m3 set
HARI KERJA 1 2
KODE
L.061 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 10,00 3,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 47.700,00 56.300,00
80.500,00 477.000,00 168.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.040 M.170
70.700,00 82.200,00
KODE
E.087 E.088
JAM KERJA 5,00 10,00
HARGA (Rp./jam) 31.040,96 9.956,01
PEKERJA BIAYA (Rp.)
15
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
726.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.414.000,00 24.660,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.438.660,00 SUB JUMLAH (Rp)
155.204,80 99.560,10
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
161.321,66
254.764,90 2.419.824,90
per
m3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENYIAPAN TANAH DASAR (MENGGUNAKAN ALAT)
K.342 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Pembentukan dasar jalan dengan grader. 2. Dipadatkan dengan mesin gilas.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pembantu Operator Pekerja - Kasar
Alat-alat kerja (3 set)
P E R A L A T A N
JUMLAH ORANG
JUMLAH
0,16
PERALATAN
Motor grader
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan alat berat (8 m x 500 m/hari). 2. Damija dibersihkan dari semak. 3. Lebar dasar jalan 8 m. 4. Hasil kerja menyiapkan dasar jalan 500 m/hari.
1,00 1,00 1,00 4,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
JUMLAH
1,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
set
HARI KERJA 1
KODE
L.061 L.081 L.089 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 1,00 4,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
JAM KERJA
E.010
6,00
HARGA (Rp./jam) 466.292,50
BIAYA (Rp.) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 190.800,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
4000
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
434.000,00 SUB TOTAL (Rp.)
13.152,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
13.152,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.797.755,00
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
811,23
2.797.755,00 3.244.907,00
per
m2
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENIMBUNAN BADAN JALAN (MENGGUNAKAN ALAT)
K.311 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Material dihampar lapis demi lapis
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan peralatan berat (120 m3/hari). 2. Harga material galian berdasarkan harga dilokasi pekerjaan.
2. Setiap lapis dipadatkan minimum 4x lintasan dengan mesin Vibrator Roller
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pembantu Operator Pekerja - Kasar Sopir - Terampil
1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
MATERIAL
M A T E R I A L
Urugan pilihan Alat-alat kerja (3 set)
JUMLAH
144,00 0,16
PERALATAN
P E R A L A T A N
JUMLAH ORANG
Motor grader Vibrator roller 1 T
JUMLAH
1,00 1,00
HARI
1 1 1 1 1
VOLUME SATUAN m3 set
HARI KERJA 1 1
KODE
L.061 L.081 L.089 L.101 L.091
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00 62.600,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.050 M.170
73.200,00 82.200,00
KODE
JAM KERJA
E.010 E.087
5,00 5,00
HARGA (Rp./jam) 466.292,50 31.040,96
BIAYA (Rp.) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 143.100,00 62.600,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
120
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
448.900,00 SUB TOTAL (Rp.)
10.540.800,00 13.152,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
10.553.952,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.331.462,50 155.204,80
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
112.412,66
2.486.667,30 13.489.519,30
per
m3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENIMBUNAN DAERAH RAWA (MENGGUNAKAN ALAT)
K.230 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Urugan dikirim sampai ketempat pekerjaan. 2. Menghampar dan memadatkan.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar
Alat-alat kerja (3 set)
P E R A L A T A N
JUMLAH ORANG
JUMLAH
3,00
PERALATAN
Hydolic excavator 0,9 m3
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan peralatan berat (120 m3/hari). 2. Material pilihan untuk timbunan dikirim ke tempat pekerjaan sejauh 10 km oleh leveransir. 3. Pemadatannya mendekati pemadatan untuk L.P.B.
1,00 1,00 6,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
JUMLAH
1,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN
set
HARI KERJA
1
KODE
L.061 L.081 L.101
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
JAM KERJA
E.020
5,00
HARGA (Rp./jam)
378.166,20
BIAYA (Rp.) 80.500,00 100.100,00 286.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
120
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
466.800,00 SUB TOTAL (Rp.)
246.600,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
246.600,00 SUB JUMLAH (Rp)
1.890.831,00
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
21.701,93
1.890.831,00 2.604.231,00
per
m3
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Membersihkan permukaan aspal lama 2. Melapisi dengan tack coat 3. Taburkan pasir aspal dengan alat bantu 4. Gilas dan padatkan dengan tandem roller
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set) Campuran LATASIR Kayu bakar
PERALATAN
P E R A L A T A N
Vibrator roller 1 T
KODE
MENGHAMPAR DAN MEMADATKAN LATASIR (MENGGUNAKAN BURUH)
K.638 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Memakai tenaga orang ( 400 m²/hari ) 2. Campuran dikirim ke tempat pekerjaan 3. Tack coat 0,5 l/m². 4. Rata-rata tebal lapisan padat 2 cm
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 8,00 1,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
HARI
1 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 8,00 1,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 68.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
128,00 40,00 0,16 15,00 2,00
m3 40 kg set tonne m3
M.061 M.065 M.170 K.020A M.070
9.500,00 7.600,00 82.200,00 843.587,06 117.900,00
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
E.087
4,00
31.040,96
1,00
1
BIAYA (Rp.) 80.500,00 100.100,00 381.600,00 68.900,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
400
SATUAN
m²
HARGA SATUAN Rp.
631.100,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.216.000,00 304.000,00 13.152,00 12.653.805,96 235.800,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
14.422.757,96 SUB JUMLAH (Rp)
124.163,84
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
37.945,05
124.163,84 15.178.021,80
per
m²
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
BRONJONG PENAHAN (MENGGUNAKAN BURUH)
K.815 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Gali muka tanah untuk tempat bronjong. 2. Rangkai dan bentuk anyaman bronjong. 3. Isi anyaman kawat dengan batu. 4. Anyaman dibuat kokoh dengan ikatan kawat. 5. Timbun kembali hingga mantap.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil Pekerja - Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Batu kali (besar) Baja, anyaman bronjong Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Batu dikirim kelapangan oleh leveransir. 2. Anyaman bronjong dikirim kelapangan oleh leveransir.
JUMLAH ORANG 1,00 30,00 4,00 2,00
JUMLAH
25,00 25,00 1,65
JUMLAH
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 kg set
HARI KERJA
KODE
L.061 L.101 L.103 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 30,00 4,00 2,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 47.700,00 56.300,00 68.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.013 M.162 M.170
168.200,00 16.200,00 82.200,00
KODE
JAM KERJA
HARGA (Rp./jam)
BIAYA (Rp.)
SUB TOTAL (Rp.)
80.500,00 1.431.000,00 225.200,00 137.800,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
1.874.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
4.205.000,00 405.000,00 135.630,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
4.745.630,00 SUB JUMLAH (Rp)
PERALATAN TOTAL (Rp.)
... 6.620.130,00
P E R A L A T A N
VOLUME / QUALITY :
25
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
264.805,20
per
m3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENAMBALAN JALAN ASPAL (MENGGUNAKAN BURUH)
K.880 A
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Menggali persegi sampai LPA, lubang yang akan ditambal. 2. Gantikan LPA tersebut dan padatkan. 3. Sapu bersih permukaan. 4. Semprotkan dengan prime coat dan ditutup lapis permukaan baru.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil Operator - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Alat-alat kerja (3 set) Kerosine Kayu bakar Kerikil pecah tersaring
PERALATAN
P E R A L A T A N
Vibrator roller 1 T Flat bed truck 5 ton
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Rata-rata kedalam 10 cm. 2. Termasuk pengadaan material. 3. Rata-rata hasil kerja kelompok 200 m2/minggu. 4. Penggunaan alat bantu 1 bulan-orang.
JUMLAH ORANG 1,00 1,00 8,00 2,00 1,00
HARI
3 3 3 3 3
KODE
L.061 L.091 L.101 L.106 L.082
JUMLAH HARI-ORANG 3,00 3,00 24,00 6,00 3,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 62.600,00 47.700,00 68.900,00 71.900,00
JUMLAH
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
0,50 17,50 0,32 17,50 3,00 4,00
m3 kg set Liter m3 m3
M.041 M.061 M.170 M.065 M.070 K.017
95.900,00 9.500,00 82.200,00 7.600,00 117.900,00 261.387,82
JUMLAH
HARI KERJA
KODE
JAM KERJA
E.087 E.221
5,00 5,00
1,00 1,00
2 3
HARGA (Rp./jam) 31.040,96 180.528,19
BIAYA (Rp.) 241.500,00 187.800,00 1.144.800,00 413.400,00 215.700,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
35
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
2.203.200,00 SUB TOTAL (Rp.)
47.950,00 166.250,00 26.304,00 133.000,00 353.700,00 1.045.551,28
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.772.755,28 SUB JUMLAH (Rp)
155.204,80 902.640,95
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
143.822,89
1.057.845,75 5.033.801,03
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Grader membuat lintasan pemotongan 2 kali dan lintasan penyebaran 3 kali.
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Sopir - Terampil
M A T E R I A L
Alat-alat kerja (3 set)
P E R A L A T A N
Motor grader Water tank truck 4000L
PERATAAN KEMBALI BADAN/PERMUKAAN JALAN (MENGGUNAKAN ALAT)
K.860 A
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan alat berat. 2. Mandor melakukan juga pengawasan pekerjaan lain dengan baik. 3. Hasil kerja grader 2 km/hari.
JUMLAH ORANG
JUMLAH
0,30
PERALATAN
KODE
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
1,00 1,00 2,00 1,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
1,00 1,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
set
HARI KERJA 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.091
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 1,00 2,00 1,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 62.600,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
JAM KERJA
E.010 E.182
5,00 5,00
HARGA (Rp./jam) 466.292,50 173.006,18
BIAYA (Rp.) 80.500,00 100.100,00 95.400,00 62.600,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
1000
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
338.600,00 SUB TOTAL (Rp.)
24.660,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
24.660,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.331.462,50 865.030,90
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
3.559,75
3.196.493,40 3.559.753,40
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1 Struktur dibersihkan dari bahanbahan organik. 2 Timbun kembali bagian belakang struktur. 3 Padatkan dengan stamper dan mesin gilas bergetar (stamper).
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil
MATERIAL
M A T E R I A L
Bahan timbunan/pengikat pilihan Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Plate vibrator tamper 0,8 T
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
PENIMBUNAN DAN PEMADATAN (UNTUK BRONJONG) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.225 B
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Bahan timbunan dikirim ke lapangan oleh leveransir. 2 Timbunan dipadatkan berlapis tebal 10 cm.
JUMLAH ORANG 1,00 10,00 3,00
JUMLAH
20,00 0,30
JUMLAH
1,00
HARI
1 1 1
VOLUME SATUAN m3 set
HARI KERJA
2
KODE
L.061 L.101 L.103
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 10,00 3,00
UPAH (Rp./org/hari)
BIAYA (Rp.)
80.500,00 47.700,00 56.300,00
80.500,00 477.000,00 168.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.040 M.170
70.700,00 82.200,00
KODE
E.088
JAM KERJA
10,00
HARGA (Rp./jam)
9.956,01
PEKERJA BIAYA (Rp.)
15
SATUAN
m3
HARGA SATUAN Rp.
726.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
1.414.000,00 24.660,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1.438.660,00 SUB JUMLAH (Rp)
99.560,10
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
150.974,67
99.560,10 2.264.620,10
per
m3
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
KODE
GALIAN TANAH (MENGGUNAKAN ALAT)
K.111
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Galian dengan alat berat 2. Buang hasil galian
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Pekerja - Kasar Sopir - Terampil
Alat-alat kerja (3 set)
P E R A L A T A N
JUMLAH ORANG
JUMLAH
0,60
PERALATAN
Motor grader Loader wheeled Dump truck 5 ton
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1 Menggunakan peralatan berat 500 m/hari 2 Dibuang sejauh 1 km 3 3 rit pp/jam/truck
1,00 2,00 16,00 4,00
MATERIAL
M A T E R I A L
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
JUMLAH
1,00 1,00 4,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
set
HARI KERJA 1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.101 L.091
JUMLAH HARI-ORANG 1,00 2,00 16,00 4,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 47.700,00 62.600,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
M.170
82.200,00
KODE
E.010 E.052 E.212
JAM KERJA 6,00 7,00 24,00
HARGA (Rp./jam) 466.292,50 320.766,04 224.910,40
BIAYA (Rp.) 80.500,00 200.200,00 763.200,00 250.400,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
400
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
1.294.300,00 SUB TOTAL (Rp.)
49.320,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
49.320,00 SUB JUMLAH (Rp)
2.797.755,00 2.245.362,28 5.397.849,60
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
29.461,47
10.440.966,88 11.784.586,88
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Semprotkan aspal tack coat 0.8 l/m3. 2. Hamparkan agregat pokok 3 - 5, 25 m2/m3 dan padatkan. 3. Hamparkan split 2-3 ; 45 m2/m3 & padatkan. 4. Semprotkan aspal (2.5 kg/m2). 5. Hamparkan agregat pengunci split 1-2 ; 90 m2/m3 dan padatkan. 6. Semprotkan aspal 1.5 kg/m & gilas taburkan psr rata-rata 400 m2/m3. PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Batu split 3 - 5 cm Batu kali (kecil disaring 2 - 3 cm) Batu kali (kecil disaring 1 - 2 cm) Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Roller 3 wheel 8 T Asphalt sprayer towed 350 L Flat bed truck 5 ton
KODE
LAPIS PENETRASI MAKADAM 5 CM (LAPEN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.618 D
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga buruh. 2. Harga material (agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup, aspal) adalah harga di lokasi proyek. 3. Volume aspal cair untuk tack coat/prime coat 0.8 lt/m2. 4. Tebal lapisan penetrasi ± 5 cm. 5. Agregat dikirim sampai tempat pekerjaan oleh leveransir.
JUMLAH ORANG 2,00 2,00 1,00 66,00 2,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
HARI
3 3 3 3 3
VOLUME SATUAN
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 6,00 6,00 3,00 198,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00 68.900,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
BIAYA (Rp.) 483.000,00 600.600,00 187.800,00 9.444.600,00 413.400,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
56,00 31,00 15,50
m3 m3 m3
M.023 M.014 M.014
253.800,00 165.600,00 165.600,00
14.212.800,00 5.133.600,00 2.566.800,00
6.270,00 450,00 8,10
kg liter set
M.061 M.065 M.170
9.500,00 7.600,00 82.200,00
59.565.000,00 3.420.000,00 665.820,00
HARI KERJA
KODE
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
3 3 3
E.080 E.154 E.221
JAM KERJA 15,00 15,00 15,00
HARGA (Rp./jam) 209.754,66 26.775,53 180.528,19
MATERIAL BIAYA (Rp.)
1400
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
11.129.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
85.564.020,00 SUB JUMLAH (Rp)
3.146.319,90 401.632,95 2.707.922,85
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
73.535,21
6.255.875,70 102.949.295,70
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Semprotkan aspal tack coat 0.8 l/m3. 2. Hamparkan agregat pokok 3 - 5, 25 m2/m3 dan padatkan. 3. Hamparkan split 2-3 ; 45 m2/m3 & padatkan. 4. Semprotkan aspal (2.5 kg/m2). 5. Hamparkan agregat pengunci split 1-2 ; 90 m2/m3 dan padatkan. 6. Semprotkan aspal 1.5 kg/m & gilas taburkan psr rata-rata 400 m2/m3. PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar Pekerja - Terampil
M A T E R I A L
Batu split 3 - 5 cm Batu kali (kecil disaring 2 - 3 cm) Batu kali (kecil disaring 1 - 2 cm) Agregat halus/pasir bersih Bitumen (Asphalt) Kerosine Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Roller 3 wheel 8 T Asphalt sprayer towed 350 L Flat bed truck 5 ton
KODE
LAPIS PENETRASI MAKADAM 5 CM (LAPEN) (MENGGUNAKAN BURUH)
K.618 E
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan tenaga buruh. 2. Harga material (agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup, aspal) adalah harga di lokasi proyek. 3. Volume aspal cair untuk tack coat/prime coat 0.8 lt/m2. 4. Tebal lapisan penetrasi ± 5 cm. 5. Agregat dikirim sampai tempat pekerjaan oleh leveransir.
JUMLAH ORANG 2,00 2,00 1,00 66,00 2,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
56,00 31,00 15,50 3,50 6.270,00 450,00 8,10
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
HARI
3 3 3 3 3
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101 L.106
JUMLAH HARI-ORANG 6,00 6,00 3,00 198,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari) 80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00 68.900,00
VOLUME SATUAN
KODE
HARGA (Rp./unit)
m3 m3 m3 m3 kg liter set
M.023 M.014 M.014 M.041 M.061 M.065 M.170
253.800,00 165.600,00 165.600,00 95.900,00 9.500,00 7.600,00 82.200,00
HARI KERJA
KODE
3 3 3
E.080 E.154 E.221
JAM KERJA 15,00 15,00 15,00
HARGA (Rp./jam) 209.754,66 26.775,53 180.528,19
BIAYA (Rp.) 483.000,00 600.600,00 187.800,00 9.444.600,00 413.400,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
1400
SATUAN
m2
HARGA SATUAN Rp.
11.129.400,00 SUB TOTAL (Rp.)
14.212.800,00 5.133.600,00 2.566.800,00 335.650,00 59.565.000,00 3.420.000,00 665.820,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
85.899.670,00 SUB JUMLAH (Rp)
3.146.319,90 401.632,95 2.707.922,85
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
73.774,96
6.255.875,70 103.284.945,70
per
m2
DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. HULU SUNGAI TENGAH BIDANG BINA MARGA
PROPINSI : KALIMANTAN SELATAN
KODE | 63 |
URAIAN : 1. Agregat pecah tersaring ditimbun sepanjang jalan oleh pemasok 2. Grader menghampar agregat 3. Jalan disiram air dengan truk air 4. Pemadatan dengan mesin gilas bergetar 10 ton
PEKERJA
P E K E R J A
Mandor Lapangan Operator - Terampil Sopir - Terampil Pekerja - Kasar
M A T E R I A L
Kerikil pecah tersaring Bahan timbunan/pengikat pilihan Alat-alat kerja (3 set)
PERALATAN
P E R A L A T A N
Motor Grader Self Vibrator Roller 10 T Water Tank Truck 4000L
KODE
LAPIS PONDASI ATAS KLAS A AGREGAT PECAH TERSARING ( MENGGUNAKAN ALAT )
K.520 A
KABUPATEN : HULU SUNGAI TENGAH
KODE | 07 |
DISIAPKAN OLEH : CV. BINTANG GEMILANG
TANGGAL : 16-Sep-16
ANGGAPAN / ASUMSI : 1. Menggunakan alat berat (150m3/hari) 2. Material di timbun di sepanjang jalan oleh pemasok' 3. Dikirim batu quarry/kerikil sungai pecah tersaring 4. Dihampar dan dipadatkan sampai tebal padat 10 cm 5. Dihampar dan dipadatkan 1000m2/hari 6. Gradasi agregat lapis pondasi atas klas A semua harus melalui saringan 37,5 mm sesuai rev.Spek. Umum
JUMLAH ORANG
1,00 2,00 1,00 6,00
MATERIAL
ANALISA BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH
177,00 19,00 0,24
JUMLAH
1,00 1,00 1,00
HARI
1 1 1 1
VOLUME SATUAN
m3 m3 Set
HARI KERJA
1 1 1
KODE
L.061 L.081 L.091 L.101
JUMLAH HARI-ORANG
1,00 2,00 1,00 6,00
UPAH (Rp./org/hari)
80.500,00 100.100,00 62.600,00 47.700,00
KODE
HARGA (Rp./unit)
K.017 M.040 M.170
261.387,82 70.700,00 82.200,00
KODE
JAM KERJA
E.010 E.082 E.182
5,00 5,00 5,00
HARGA (Rp./jam)
466.292,50 274.528,04 173.006,18
BIAYA (Rp.)
80.500,00 200.200,00 62.600,00 286.200,00
PEKERJA BIAYA (Rp.)
150
SATUAN
M3
HARGA SATUAN Rp.
629.500,00 SUB TOTAL (Rp.)
46.265.644,14 1.343.300,00 19.728,00
MATERIAL BIAYA (Rp.)
47.628.672,14 SUB JUMLAH (Rp)
2.331.462,50 1.372.640,20 865.030,90
PERALATAN TOTAL (Rp.)
VOLUME / QUALITY :
SUB TOTAL (Rp.)
352.182,04
4.569.133,60 52.827.305,74
per
M3
DAFTAR ANALISA BOW PROPINSI KABUPATEN
ANALISA
E.2
E.4
E.7
E.10
E.13
E.17
: :
KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI TENGAH
URAIAN
1 potong Meruncing Tiang 0,4 Tukang kayu 0,04 Tukang kayu kepala 0,2 Pekerja 0,01 Mandor
1 pasang Membuat Pen dan Lobang 0,6 Tukang kayu 0,06 Tukang kayu kepala
| 63 | | 07 | HARGA SATUAN
HARGA BAHAN
JUMLAH
27.560,00 3.220,00 9.540,00 805,00 41.125,00 20.562,50 10.281,25 4.112,50
41.125,00 20.562,50 10.281,25 4.112,50
68.900,00 80.500,00
41.340,00 4.830,00 46.170,00
46.170,00
41.340,00 4.830,00 23.850,00 1.207,50 71.227,50 47.485,00
71.227,50 47.485,00
13.780,00 1.610,00 15.390,00
15.390,00
68.900,00 80.500,00 47.700,00 80.500,00 E.13 = 1/2 E.13 = 1/4 E.13 = 1/14 E.13 =
2.756,00 322,00 85.860,00 3.622,50 92.560,50 46.280,25 23.140,13 6.611,46
92.560,50 46.280,25 23.140,13 6.611,46
68.900,00 80.500,00 47.700,00 80.500,00 E.17 = 1/3 E.17 =
55.120,00 6.440,00 47.700,00 2.012,50 111.272,50 37.090,83
111.272,50 37.090,83
1 m¹ Memaku / Meratakan Kepala Papan Bendung 0,2 Tukang kayu 68.900,00 0,02 Tukang kayu kepala 80.500,00
1 m¹ Memancang Papan Bendung 0,8 Tukang kayu 0,08 Tukang kayu kepala 1 Pekerja 0,025 Mandor
UPAH KERJA
Tahun 2016
68.900,00 80.500,00 47.700,00 80.500,00 E.2 = 1/2 E.2 = 1/4 E.2 = 1/10 E.2 =
1 m¹ Mengerjakan Papan Bendung dengan Lidah Alur 0,6 Tukang kayu 68.900,00 0,06 Tukang kayu kepala 80.500,00 0,5 Pekerja 47.700,00 0,015 Mandor 80.500,00 E.7 = 2/3 E.7 =
1 m¹ Menumbuk Tiang 0,04 Tukang kayu 0,004 Tukang kayu kepala 1,8 Pekerja 0,045 Mandor
TAHUN
ANALISA
F.8
F.1
F.3
URAIAN
HARGA SATUAN
1 m² Mengerjakan Papan Lantai, Rel Ban dan Siring 0,5 Tukang kayu 68.900,00 0,05 Tukang kayu kepala 80.500,00 0,2 Pekerja 47.700,00 0,01 Mandor 80.500,00
1 m³ Pekerjaan Suai, Leger, Sloof, Balok Roda 15 Tukang kayu 68.900,00 0,15 Tukang kayu kepala 80.500,00 5 Pekerja 47.700,00 0,25 Mandor 80.500,00
1 m³ Pekerjaan Balok Sandaran / Balok Pemikul 24 Tukang kayu 68.900,00 2,4 Tukang kayu kepala 80.500,00 8 Pekerja 47.700,00 0,4 Mandor 80.500,00 F.3 = 1/2 F.3 =
2 K.6 + K.23 10 m² Pekerjaan mengecat kilap 2 x ulang 2,6 Kg. Cat Kilap 0,5 Ltr Minyak Cat 0,07 Kepala Tukang 0,7 Tukang Cat 0,5 Pekerja 0,025 Mandor
85.000,00 3.600,00 80.500,00 68.900,00 47.700,00 80.500,00 1 m² =
I.2
1 kg Pabrikasi baja konstruksi 1 Ls Alat bantu 1 Ls Pekerjaan las 0,006 Kepala Tukang 0,06 Tukang Besi 0,06 Pekerja 0,003 Mandor
1.000,00 2.500,00 80.500,00 68.900,00 47.700,00 80.500,00
UPAH KERJA
HARGA BAHAN
JUMLAH
34.450,00 4.025,00 9.540,00 805,00 48.820,00
48.820,00
1.033.500,00 12.075,00 238.500,00 20.125,00 1.304.200,00
1.304.200,00
1.653.600,00 193.200,00 381.600,00 32.200,00 2.260.600,00 1.130.300,00
2.260.600,00 1.130.300,00
221.000,00 1.800,00 5.635,00 48.230,00 23.850,00 2.012,50 79.727,50 7.972,75
222.800,00 22.280,00
302.527,50 30.252,75
500,00 500,00 483,00 4.134,00 2.862,00 241,50 7.720,50
1.000,00
8.720,50
HARGA SATUAN BAHAN / MATERIAL PROPINSI KABUPATEN
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
: KALIMANTAN SELATAN : HULU SUNGAI TENGAH
JENIS MATERIAL
Batu gunung royalty Batu quarry/batu besar (ukuran crusher) Kerikil sirtu Kerikil sungai (tidak disaring) Batu kali (besar) Batu kali (kecil disaring) Batu split 10 - 15 cm Batu split 7 - 10 cm Batu split 5 - 7 cm Batu split 3 - 5 cm Batu split 2 - 3 cm Batu split 1 - 2 cm Batu split 0,5 - 1 cm Gorong-gorong beton pipa Ø 60 cm - 1 m (tanpa tulangan) Gorong-gorong beton pipa Ø 80 cm - 0,5 m (tanpa tulangan) Gorong-gorong beton pipa Ø 100 cm - 0,5 m (tanpa tulangan) Bahan timbunan/pengikat pilihan Agregat halus/pasir bersih Kerikil berpasiran alami Urugan pilihan Bitumen (Asphalt) Bitumen (Asbuton) Flux oil Kerosine Kayu bakar Portland cement (dalam kantong) Kapur hidrasi Batu kapur bongkahan Cat untuk pekerjaan baja jembatan (marine coating) Baja, gulungan ukuran ringan (kawat beton) Baja, anyaman bronjong Baja, baut-baut Baja, profil Baja struktur (galvanisasi) Baja, paku-paku jembatan Tulangan baja dan kawat baja Alat-alat kerja (3 set) Acuan dari kayu Kayu struktural Solar Premium Minyak pelumas Aspal Emulsi Kayu galam Ø 8 - 10 cm panjang 4 m Balok ulin 2 - 4 m Balok ulin 5 - 6 m
| 63 | | 07 |
Tahun 2016
KODE
SATUAN
MR.10 M.010 MR.11 MR.12 M.013 M.014 M.020 M.021 M.022 M.023 M.024 M.025 M.026 M.031 M.033 M.035 M.040 M.041 MR.42 M.050 M.061 M.062 M.063 M.065 M.070 M.080 M.081 M.082 M.090 M.161 M.162 M.163 M.164 M.165 M.166 M.167 M.170 M.180 M.181 M.183 M.184 M.185 M.064 M.300 M.301
M3 3 M M3 3 M M3 3 M 3 M 3 M 3 M M3 M3 3 M M3 1 M M1 1 M 3 M M3 M3 M3 kg ton liter liter M3 40 kg M3 M3 kg kg kg kg kg kg kg kg set 3
M 3 M liter liter liter liter batang M3 M3
HARGA SATUAN ( Rp )
66.100,00 165.600,00 20.500,00 20.500,00 168.200,00 165.600,00 219.700,00 226.900,00 238.000,00 253.800,00 263.000,00 263.000,00 263.000,00 212.200,00 99.100,00 212.200,00 70.700,00 95.900,00 17.100,00 73.200,00 9.500,00 9.427.200,00 5.400,00 7.600,00 117.900,00 46.100,00 261.400,00 196.400,00 85.000,00 12.800,00 16.200,00 47.960,00 14.090,00 27.500,00 23.900,00 9.800,00 82.200,00 1.205.100,00 2.367.800,00 6.400,00 6.400,00 25.300,00 6.500,00 7.700,00 5.749.400,00 8.591.900,00
No.
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
JENIS MATERIAL
Balok ulin 7 m Balok ulin 8 - 9 m Balok ulin > 9 m Papan ulin Paku Kerikil Sirtu Baja Anyaman Bronjong (pabrikasi) uk. 1 x 1 x 2 m Tempat masak aspal Ijuk Kayu galam Ø 10 - 12 cm panjang 5 m - 6 m Minyak Cat Beugel U - 20/40 Ring Kodok + Ring Plat + Mur Baut Beugel Rel Ban Erection
KODE
SATUAN
M.302 M.304 M.305 M.303 M.306 M.307 M.308 -
M3 3 M 3 M M3 kg
HARGA SATUAN ( Rp )
3
M unit unit m2 batang liter buah Set buah kg
10.291.300,00 12.491.000,00 13.433.700,00 5.909.700,00 15.900,00 89.700,00 348.100,00 528.000,00 17.300,00 13.800,00 3.600,00 21.600,00 7.700,00 56.700,00 3.400,00
Catatan : Harga satuan di atas tanpa / tidak termasuk pajak Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
HARGA SATUAN UPAH PROPINSI KABUPATEN
: KALIMANTAN SELATAN : HULU SUNGAI TENGAH
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
URAIAN
Mandor Lapangan Mekanik - Terampil Mekanik - Semi Terampil Kepala Tukang Tukang Operator - Terampil Operator - Semi Terampil Pembantu Operator Sopir - Terampil Sopir - Pribadi Pembantu Sopir Pekerja - Kasar Pekerja - Semi Terampil Pekerja - Terampil
| 63 | | 07 |
Tahun 2016
KODE
SATUAN
L.061 L.071 L.072 L.073 L.079 L.081 L.082 L.089 L.091 L.092 L.099 L.101 L.103 L.106
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
HARGA SATUAN ( Rp )
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
80.500,00 80.500,00 71.900,00 80.500,00 68.900,00 100.100,00 71.900,00 62.600,00 62.600,00 59.500,00 50.100,00 47.700,00 56.300,00 68.900,00
SURAT KETERANGAN Kondisi Dan Keberadaan Alat
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Dengan ini Menerangkan bahwa peralatan yang akan digunakan pada Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Jumlah Unit Status Kepemilikan Lokasi Alat Kondisi Alat
: : : : :
Flat bed truck 5 ton 1 Unit Milik Sendiri Barabai Baik
Ket : *) 1. Invoice dari alat yang akan digunakan diperlihatkan pada waktu pembuktian kualifikasi (tahun alat dan kapasitas harus ada kesesuaian dengan daftar peralatan utama). 2. Jika alat yang disebutkan adalah sewa maka pihak penyewa harus melampirkan surat dukungan alat dari pemilik alat dan memberikan data diri dari pemilik alat tersebut untuk memudahkan verifikasi data. Nama pemilik alat : Nama Perusahaan : Jabatan : Alamat : No. Telp/HP : -
Demikian Surat Keterangan ini saya buat dengan sebenar – benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K) Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Bertindak untuk dan atas nama, Nama Perusahaan Alamat Telepon kantor Nomor/tanggal SBU Nomor/tanggal IUJK
: : : : :
CV. BINTANG GEMILANG Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST (0517) 41177 0139602 / 25 Agustus 2014 1.003439.6307.2.0275 / 10 September 2014
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Pra-Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (PRA-RK3K) ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan saya bertindak sebagai Direktur Perusahaan tersebut diatas siap dan besedia untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja selama pekerjaan kontrak ini berlangsung dan apabila terjadi kecelakaan terhadap pekerja, di luar dari pekerjaan kontrak ini, maka bukan tanggung jawab dari pihak perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K) PROGRAM KEGIATAN PEKERJAAN PAKET LOKASI
NO
: : : : :
Pembangunan Jalan dan Jembatan Pembangunan Jembatan Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun Anggaran 2016 Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP) 8 (delapan) JEMBATAN BATU TANGGA - NATEH 02
JENIS/TYPE PEKERJAAN
2 1 1. Pekerjaan Tanah a. Galian Tanah Biasa - Galian Seluas L=1,5m,T=2m
b. Urugan / Timbunan
c. Galian 2. Pekerjaan Rangka Jembatan a. Bangunan Bawah Jembatan
b. Bangunan Atas Jembatan
3. Pekerjaan Kontruksi Beton a. Pasangan Batu b. Pengecoran
4. Pekerjaan Box Culvert b. bangunan Baru Box Culvert
5. Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah dan Lapisan Pondasi Atas
6. Pekerjaan Pelapisan Permukaan Perkerasan
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
PENGENDALIAN RESIKO K3
3
4
a. Tertimbun Longsoran -> luka Berat b. Terjatuh kelubang -> luka berat a. Kecelakaan Dengan Alat Berat yang sedang Bekerja -> luka berat/mati a. Tertimbun Longsoran -> luka Berat/mati
a. Buat Turap Penahan tanah b. Buat Pagar Pelindung a. Buat Pagar Pelindung b. Buat Pemberitahuan ada pekerjaan alat berat a. Buat Turap Penahan tanah
a. Tertimpa rangka menara pylon -> a. Buat Bekisting Penahan rangka luka Berat b. Terjatuh kelubang pondasi -> luka b. Buat Pagar Pelindung berat a. Jatuh pada saat memasang baut jembata. Pakai Sabuk Pengaman dan besi gantungan jembatan -> (safety belt) luka berat/mati b. Luka gores, sobek akibat b. Menempatkan bahan/material gesekan dan tertusuk benda pada tempat yang aman tajam lainnya dan benar a. Tertimpa Batu Gunung -> luka ringan/Berat b. Kecelakaan Dengan Mesin Concrete Mixer-> Luka Berat
a. Pastikan Batu yang digunakan sesuai ukuran b. Pastikan bagian mesin yang berbahaya tertutup rapat dan baut-baut mesin kencang semua
a. Tertimpa alat Pancang/ crane Terguling -> luka berat/mati b. Kecelakaan Dengan Mesin Concrete Mixer-> Luka Berat
a. Pastikan alat pancang/ crane layak pakai b. Pastikan bagian mesin yang berbahaya tertutup rapat dan baut-baut mesin kencang semua
a. Kecelakaan Dengan Alat Berat yang sedang Bekerja -> luka berat/mati b. Kecelakaan Lalulintas -> luka ringan/berat/mati a. Kecelakaan Dengan Alat Berat yang sedang Bekerja -> luka berat/mati b. Kecelakaan Lalulintas -> luka ringan/berat/mati
a. Buat Pemberitahuan ada pekerjaan alat berat b. Buat Pagar Pelindung
a. Buat Pemberitahuan ada pekerjaan alat berat b. Buat Pagar Pelindung
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
DOKUMEN LAINNYA
SURAT PERNYATAAN
TELAH MENINJAU LOKASI PEKERJAAN DAN MENYEPAKATI VOLUME YANG DISIMPULKAN SAAT PENJELASAN/AANWIJZING Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : 1. Telah melakukan peninjauan lokasi Pekerjaan
: Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Paket
: 8 (delapan)
sehingga benar – benar telah mengetahui situasi dan kondisi lokasi pekerjaan, serta keadaan lingkungannya. 2. Telah menyepakati volume yang disampaikan saat penjelasan/aanwijzing Pekerjaan
: Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Paket
: 8 (delapan)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila ternyata saya langgar saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN
Tidak Sedang Dalam Permasalahan Berkaitan Dengan Pengadilan Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Bertindak untuk dan atas nama, Nama Perusahaan Alamat Telepon kantor Nomor/tanggal SBU Nomor/tanggal IUJK
: : : : :
CV. BINTANG GEMILANG Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST (0517) 41177 0139602 / 25 Agustus 2014 1.003439.6307.2.0275 / 10 September 2014
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa : 1. Perusahaan tersebut diatas tidak sedang dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usaha tidak sedang dihentikan dan tidak sedang menjalani hukuman pidana. 2. Pimpinan / Direksi perusahaan belum pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite professional perusahaan/perorangan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia tidak diikutsertakan dalam proses pelelangan dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Bukan Pegawai Negeri Sipil
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Adalah benar-benar bukan Pegawai Negeri Sipil dan saya bekerja penuh waktu pada perusahaan : Nama Perusahaan Alamat Telepon kantor Nomor/tanggal SBU Nomor/tanggal IUJK
: : : : :
CV. BINTANG GEMILANG Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST (0517) 41177 0139602 / 25 Agustus 2014 1.003439.6307.2.0275 / 10 September 2014
Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan saya sanggup dituntut dimuka pengadilan apabila semua keterangan yang diberikan tidak benar. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN
Kinerja Baik Dan Tidak Masuk Daftar Sanksi Perusahaan/Daftar Hitam Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Bertindak untuk dan atas nama, Nama Perusahaan Alamat Telepon kantor Nomor/tanggal SBU Nomor/tanggal IUJK
: : : : :
CV. BINTANG GEMILANG Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST (0517) 41177 0139602 / 25 Agustus 2014 1.003439.6307.2.0275 / 10 September 2014
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa : 1. Perusahaan tersebut diatas selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak dan mempunyai kinerja baik dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Perusahaan tersebut di atas tidak masuk dalam Daftar sanksi perusahaan/Hitam Perusahaan di suatu instansi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia tidak diikutsertakan dalam proses pelelangan dan dikenakan sanksi (pasal pemalsuan data) sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Personil Inti Yang Ditawarkan
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Nama Jabatan Alamat
: RESSI RISMAN : Kepala Pelaksana Pekerjaan Jembatan : Jl. Cendrawasih Kota anjarmasin
Adalah benar bahwa personil yang saya tawarkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan / LDP untuk Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Personil Inti Yang Ditawarkan
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Nama Jabatan Alamat
: SEANDY SUSILO, S.Kom : Petugas K3 : J. Negara No.91 Rt.01 Rw.01 Kel. Gambah Dalam, Kec. Kandangan
Adalah benar bahwa personil yang saya tawarkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan / LDP untuk Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Personil Inti Yang Ditawarkan
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Nama Jabatan Alamat
: INDAH PUSPITA SARI : Pelaksana Lapangan Pek. Jembatan : Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah
Adalah benar bahwa personil yang saya tawarkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan / LDP untuk Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Personil Inti Yang Ditawarkan
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Nama Jabatan Alamat
: SRI ANITA DEWI : Quality/Quantity Engineer : Jl.Perintis Kemerdekaan No.3 Rt.3 Rw.2 Kel. Benawa Tengah, Barabai
Adalah benar bahwa personil yang saya tawarkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan / LDP untuk Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Personil Inti Yang Ditawarkan
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Nama Jabatan Alamat
: M. MUHIDDIN : Administrasi & Keuangan : Jl. Sultan Adam Gg. Berlian Rt.22 Rw.2 Kel. Surgi Mufti, Banjarmasin Utara
Adalah benar bahwa personil yang saya tawarkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan / LDP untuk Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
SURAT PERNYATAAN Personil Inti Yang Ditawarkan
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Alamat Nama Perusahaan Jabatan dalam Perusahaan
: : : :
CUNDRA GUNAWAN Jl. Perintis Kemerdekaan RT.6/III No.63 Barabai Kab. HST CV. BINTANG GEMILANG Wakil Direktur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Nama Jabatan Alamat
: ABDURAHIM : Logistik : Jaranih Rt.3 Rw.3 Kel. Jaranih Kec. Pandawan
Adalah benar bahwa personil yang saya tawarkan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan / LDP untuk Pekerjaan
:
Paket
: 8 (delapan)
Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
DOKUMEN ISIAN KUALIFIKAS
MODAL KERJA
Surat Keterangan Dukungan Bank Surat dukungan keuangan dari Bank : Nomor Tanggal Nama Bank Nilai
: : : :
943/PEL/BRB/SDB/2016 14 September 2016 Bank KalSel Cab. Barabai Rp 83.093.000,00
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur
PAKTA INTEGRITAS Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama
: CUNDRA GUNAWAN : Wakil Direktur : CV. BINTANG GEMILANG
dalam rangka pengadaan untuk : Pekerjaan
: Pembangunan Jembatan dengan Konstruksi Baja (DAK Reguler SPP)
Paket
: 8 (delapan)
dengan ini menyatakan bahwa : 1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); 2. Akan melaporkan kepada APIP Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang bersangkutan dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini; 3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.
Barabai, 16 September 2016 Penawar, CV. BINTANG GEMILANG
CUNDRA GUNAWAN Wakil Direktur