CHAPTER 5: Velasquez ETHICS AND THE ENVIRONMENT ENVIRONMENT 1. Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya Polu si Udara Polu
- Polisi Global : gas rumah kaca sangat sulit dihentikan - Penyusutan ozon: ozon: menyebabkan munculnya beberapa ratus ribu penyakit kanker kulit baru. - Hujan asam: asam : berkaitan dengan pembakaran fosil (minyak, batu bara, dan gas alam) untuk memproduksi listrik menghasilkan kadar sulfur yang cukup tinggi dan masuk ke udara - Populasi udara yang umum: berbentuk umum: berbentuk racun yang masuk ke udara udara - Kualitas udara: udara: gas dan partikel yang keluar dari mobil dan proses industri yang mempengaruhi kualitas udara. - Biaya kesehatan karena rendahnya kualitas udara sangatlah tinggi dibutuhkan peningkatan kualitas udara untuk dapat dapat menyelamatkan penduduk. Polu si Ai r Polu
-
-
-
Sampah organik dalam air : air dan kadar oksigennya hilang dan tidak mampu mendukung kehidupan ikan dan organisme-organisme lain. Senyawa fosfor : menyumbat saluran air, menghancurkan kehidupan dalam air, menghabiskan oksigen dalam air, dan sangat mengurangi kejernihan air. Panas: Panas: suhu air yang berubah-ubah tidak dapat mendukung kehidupan organisme air karena sebagian besar organisme air hanya mampu beradaptasi pada suhu air yang stabil. Tumpahan minyak : kontaminasi dari tumpahan minyak sangat berbahaya bagi kehidupan laut, termasuk ikan, tunbuhan dan burung-burung laut dibutuhkan biaya yang besar untuk membersihkannya, serta berakibat buruk bagi industri pariwisata dan pemancingan. Persediaan air bawah tanah semakin tercemar : bahan pencemar air berkaitan dengan penyakit kanker, liver, ginjal, serta kerusakan sistem saraf pusat.
Polusi Tanah
- Zat beracun: bahan-bahan beracun: bahan-bahan yang menyebabkan kenaikan tingkat kematian ata u tidak bisa diubah atau menyebabkan sakita atau yang memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan. - Limbah padat: padat: sampah kota merupakan sumber polusi yang signifikan. Sampah yang tertimbun mulai banyak tersebar dan meresap ke dalam tanah, yang selanjutnya mencemari persediaan air di beberapa tempat/. - Limbah nuklir: 1) limbah tingkat tinggi memancarkan sinar gamma yang bisa menerobos segala jenis bahan pelingung. Belum diketahui apakah ada metode permanen untuk membuang limbah ini; 2) limbah transuranik berasal dari pemrosesan bahan bakar dan pemrosesan berbagai senjata militer. Hanya dikubur di parit yang dangkal; 3) limbah tingkat rendah pakaian yang terkontaminasi dan
peralatan-peralatan bekas yang digunakan dalamreaktor nuklir mulai dari penggalian sampai pengolahan uranium. uranium. Penyus sutan Spe Spesi es dan H abitat Penyu
-
Manusia membuat punah puluhan spesies binatang dan tumbuhan Para ahli memperkirakan bahwa kerusahan utan hujan di bumi mencapai tingkat 1% tiap tahun. Hilangnya habitat dan pengaruh polusi diperkirakan mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies.
Penyusutan Bahan Bakar F osil osil Penyusutan
-
Bahan bakar fosil mengalami penyusutan secara eksponensial. Jika terus dibiarkan, penyusutan eksponensial akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam waktu relatif singkat.
Penyusutan M in er al Penyusutan
-
Meskipun tingkat menambangan sebagian mineral penting telah mencapai puncaknya, namun tidak ada yang benar-benar habis dan semuanya masih terus ditambang. - Di masa mendatang beberapa jenis mineral akan semakin langka dan mahal yang memberikan pengaruh ekonomi yang cukup besar mada mas yarakat kita. - Batas-batas fisik sumber daya alam kita: meskipun banyak yang masih berlimpah, namun semuanya tidak bisa digali secara terus menerus. 2. Etika Pengendalian Polusi - Selama berabad-abad, lembaga bisnis diperbolehkan mengabaikan akibat-akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan alam, yang disebabkan karena beberapa persepsi, (1) para pelaku bisnis menganggap udara dan air adalah barang gratis atau tidak ada yang memiliki, sehinga perusahaan bisa menggunakannya tanpa perlu mengeluarkan biaya; (2) bisnis melihat lungkungan sebagai barang yang tidak terbatas. - Apabila semua perusahaan berpikir seperti itu, maka pengaruh-pengaruh yang tidak berarti dari masing-masing masing-masing perusahaan akan menjadi sangat berarti dan fatal. “Daya muat” air dan udara dengan cepat akan penuh, dan barang-barang barang -barang gratis serta tidak terbatas ini akan hancur dengan cepat. - Masalah polusi tidak hanya bersumber dari aktivitas bisnis, melainkan dari penggunaan produk oleh konsumen dan produk sampah manusia. Seperti yang bersumber dari kendaraan bermotor. - Fokus pembahasan disini adalah masalah-masalah etis yang muncul akibat polusi dari usaha komersial dan industri. Ekologi Eti ka Ekologi
- Siste Sistem m ekol ogi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang saling terkait dan saling bergantung. Dengan demikian, aktivitas dari salah satu bagiannya akan berpengaruh pada bagian lain. - Fakta bahwa kita hanya bagian dari sebuah sistem ekologi yang besar telah mendorong penulis untuk menegaskan bahwa kita perlu menghargai kewajiban moral untuk melindungi tidak hanya kesejahteraan umat, namun juga bagian-bagian sistem lain yang bukan manusia.
peralatan-peralatan bekas yang digunakan dalamreaktor nuklir mulai dari penggalian sampai pengolahan uranium. uranium. Penyus sutan Spe Spesi es dan H abitat Penyu
-
Manusia membuat punah puluhan spesies binatang dan tumbuhan Para ahli memperkirakan bahwa kerusahan utan hujan di bumi mencapai tingkat 1% tiap tahun. Hilangnya habitat dan pengaruh polusi diperkirakan mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies.
Penyusutan Bahan Bakar F osil osil Penyusutan
-
Bahan bakar fosil mengalami penyusutan secara eksponensial. Jika terus dibiarkan, penyusutan eksponensial akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam waktu relatif singkat.
Penyusutan M in er al Penyusutan
-
Meskipun tingkat menambangan sebagian mineral penting telah mencapai puncaknya, namun tidak ada yang benar-benar habis dan semuanya masih terus ditambang. - Di masa mendatang beberapa jenis mineral akan semakin langka dan mahal yang memberikan pengaruh ekonomi yang cukup besar mada mas yarakat kita. - Batas-batas fisik sumber daya alam kita: meskipun banyak yang masih berlimpah, namun semuanya tidak bisa digali secara terus menerus. 2. Etika Pengendalian Polusi - Selama berabad-abad, lembaga bisnis diperbolehkan mengabaikan akibat-akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan alam, yang disebabkan karena beberapa persepsi, (1) para pelaku bisnis menganggap udara dan air adalah barang gratis atau tidak ada yang memiliki, sehinga perusahaan bisa menggunakannya tanpa perlu mengeluarkan biaya; (2) bisnis melihat lungkungan sebagai barang yang tidak terbatas. - Apabila semua perusahaan berpikir seperti itu, maka pengaruh-pengaruh yang tidak berarti dari masing-masing masing-masing perusahaan akan menjadi sangat berarti dan fatal. “Daya muat” air dan udara dengan cepat akan penuh, dan barang-barang barang -barang gratis serta tidak terbatas ini akan hancur dengan cepat. - Masalah polusi tidak hanya bersumber dari aktivitas bisnis, melainkan dari penggunaan produk oleh konsumen dan produk sampah manusia. Seperti yang bersumber dari kendaraan bermotor. - Fokus pembahasan disini adalah masalah-masalah etis yang muncul akibat polusi dari usaha komersial dan industri. Ekologi Eti ka Ekologi
- Siste Sistem m ekol ogi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang saling terkait dan saling bergantung. Dengan demikian, aktivitas dari salah satu bagiannya akan berpengaruh pada bagian lain. - Fakta bahwa kita hanya bagian dari sebuah sistem ekologi yang besar telah mendorong penulis untuk menegaskan bahwa kita perlu menghargai kewajiban moral untuk melindungi tidak hanya kesejahteraan umat, namun juga bagian-bagian sistem lain yang bukan manusia.
- Jadi, eti ka ekol didasarkan pada gagasan bahwa bagian-bagian lingkungan yang didasarkan ekol ogi bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu se ndiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak. - Etika ekologi adalah sebuah etikan yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik intr insik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan mempertahankannya. - Terdapat bebe beber apa macam etik a ekol ekol ogi , versi yang paling populer mengklaim bahwa selain bagi manusia, binatang memiliki nilai intrinsik dan layak kita hargai dan kita lindungi. - Pengikut Pengikut utili tari tari an mengklaim bahwa rasa sakit yang dialami binatang haruslah dianggap setara dengan rasa sakit manusia. - Non-utilitarian mengklaim bahwa kehidupan setiap binatang memiliki nilai, terpisah dari kepentingan-kepentingan manusia. Karena nilai ini, setiap binatang memiliki hak-hak moral tertentu, salah satunya adalah diperlakukan dengan hormat. - Seju ml ah pakar etika mengkl mengkl aim bahwa adalah hal yang sewenang-wenang dan kedonistik jika kita membatasi tugas kita pada makhluk-makhluk yang bisa merasa sakit. Semua makhluk hidup termasuk tumbuhan memiliki “kepentingan “kepentingan untuk tetap hidup” hidup” dan dan pada akhirnya mereka berhak mendapatkan pertimbangan moral mereka sendiri. - Penu Penu li s lai n mengkl mengkl aim bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi bahkan spesies alam seperti danau, sungai, bahkan komunitas biotik memiliki hak atas “ integritas, stabilitas, dan keindahannya” keindahannya” tetap terjaga. - Pendekatan Pendekatan terh adap alam alam : ber t Schweitzer Schweitzer tentang “Penghormatan pada Kehidupan”, yang menyatakan (a) Al ber bahwa menjadi seseorang yang menghormati kehidupan berarti melihat kehidupan itu sendiri, dalam segala bentuknya, sebagai sesuatu yang bernilai, nilai yang menginspirasikan ketidaksediaan untuk merusak dan keinginan untuk menjaga. (b) Taylor: pendapatnya didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pu sat teleologi kehidupan”. kehidupan”. Sifat makhluk hidup yang berorientasi pada tujuan. Makhluk hidup memiliki “kebaikannya sendiri” yang perlu dihar gai. gkungan dan dan Pemba Pembatas tasan an M utlak H ak L in gkungan
- William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Dengan kata lain, lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua ingin miliki, namun sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan kita memilikinya. - M engapa , hak ini penting karena ngapa manusia manusia memil memil ik i hak in i? Menurut Blackstone memungkinkan dia untuk bisa menjalani kehidupan sebagaimana layaknya manusia, yang mengembangkan kapasitasnya sebagai makhluk rasional dan bebas. - Sejumlah negara bagian Amerika Serikat memberlakukan amandemen terhadap undang-undang mereka yang mengizinkan warga negara untuk memperoleh hak-hak
lingkungan, yang mirip dengan konsep hak lingkungan Blackstone . Peraturan peraturan pemerintah federal ini tidak didasark didasark an pada analisis biaya-keuntu biaya-keuntu ngan yang mengatakan bahwa perusahaan harus mengurangi polusi sejauh utilitarian keuntungannya lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan. Tetapi lebih menerapkan pembatasan mutlak atas ata s populasi, berapapun biaya yang dikeluarkan, yang mengacu pada hak-hak manusia. - Ar gumen memberikan sebuah dasar pemikiran untuk membatasi hakgumen Bl ackstone ackstone hak properti dalam cara-cara yang mutlak demi penegakan hak manusia atas lingkungan yang bersih. Argumen ini didasarkan pada teori Kant. - M asalah : gagal memberikan petunjuk tentang asalah u tama pandangan pandangan Bl ackstone ackstone sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan. - Karena adanya hambatan-hambatan yang muncul dari pelarangan mutlak yang disampaikan oleh Blackstone, pemerintah federal pada awal 1980-an mulai beralih pada metode-metode pengendalian polusi dan tidak menerapkan pelarangan mutlak Dengan demikian, peraturan berganti didasarkan pada pendekatan utilitarian terhadap lingkungan . Perusahaan diijinkan menambah pengeluaran bahan pencemar yang cukup mahal biaya penanganannya apabila mereka bersedia mengurangi jumlah bahan pencemar yang lebih murah penanganannya Pengendali ngendali an Par Par si al Uti li tari anisme dan Pe
- Utilitarianisme memberi suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh teori hak-hak lingkungan Blackstone lingkungan Blackstone.. - Berdasarkan Pende , jika suatu industri mencemari lingkungan, Pendekatan katan uti li tari anisme harga pasar komoditas-komoditasnya tidak lagi mencerminkan biaya sesungguhnya dalam proses produksi komoditas tersebut, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan alokasi sumber daya dan kesejahteraan ekonomi akan menurun. Jadi, pendekatan ini menekankan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat. Pr i badi vs Bi aya Sosi osi al Bi aya Pri
- Biaya pribadi : harga yang harus dibayarkan produsen untuk memproduksi satu kilowatt listrik. - Dar i sudut pandang , biaya untuk menghasilkan satu kilowatt listrik pandang masya masyarr akat tidak hanya mencakup biaya-boaya internal seperti bahan bakar, tenaga kerja dan peralatan, namun juga mencakup biaya-biaya eksternal untuk pembersihan dan perawatan kesehatan yang harus dibayar oleh orang-orang yang tinggal di sekitar pabrik. - Bi aya total (biaya internal dan biaya eksternal) adalah yang disebut biaya bi aya sos sosii al untuk memproduksi sati kilowatt listrik. - Biaya pribadi dan biaya sosial tidak selalu sedemikian berbeda seperti contoh produksi ini, namun tekadang keduanya tergabung. - Polusi merupakan satu masalah dasar dasar dalam perbedaan antara biaya pribadi dan biaya sosial. Hal ini dipermasalahan karena saat biaya pribadi untuk menghasilkan suatu produk berbeda dari biaya sosial yang terkait dengan produksinya, maka pasar tidak lagi memberikan harga yang tepat atas komoditas yang dihasilkan.
Konsekuensinya, pasar tidak lagi mampu mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat menurun. - Jadi, bila kita hanya menghitung biaya pribadi, komoditas listrik dihargai lebih rendah dan produksinya sangat tinggi. Yang berarti bahwa listrik tidak lagi mengalokasikan sumber daya dan dan mendistribusikan komoditas sedemikian rupa sehingga mampu memaksimalkan utilitasnya. - Jadi, polusi membebankan biaya eksternal, dan berarti bahwa biaya produksi (biaya produksi pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin optimal pada produsen dan hasilnya adalah menurunkan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip yang merupakan dasar sistem pasar. Penyelesaian : Tu gas-tu gas Per usahaan
- Berdasarkan pendekatan utilitarian, penyelesaian biaya eksternal dilakukan dengan cara memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam perhitungan (biaya ini ditanggung produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka), sehingga harga barang dapat ditetapkan secara akurat. - Beber apa cara u ntu k m engin ter nali sasi biaya ekster nal dari polusi : (1) Meminta pihak yang menyebabkan polusi untuk membayar ganti rugi, secara sukarela atau secara hukum, pada pihak-pihak yang dirugikan. Mekanisme ini dapat mendorong perusahaan untuk mencari cara-cara guna mengurangi polusi dengan tujuan untuk mengurangi biaya. Persoalannya: tidak selalu jelas siapa yang dirugikan oleh siapa. (2) Dengan mewajibkan perusahaan menjadi sumber polusi untuk menghentikan polusi dengan memasang alat-alat pengendalian sosial. Dengan demikian, biaya eksternal dari polusi lingkungan berarti diubah menjadi biaya internal perusahaan untuk memasang peralatan pengendalian polusi. Keadilan
Keadil an Di stri butif
- Cara utilitarian menangani polusi dengan menginternalisasikan biaya eksternal nampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif , sejauh keadilan distri buti f ter sebut mendukun g kesamaan h ak . - Namun, saat ini biaya-biaya eksternal polusi sebagian besar ditanggung oleh kaum miskin, yang disebut oleh beberapa pihak sebagai ketidakadilan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan lankah-langkah pengendalian polusi memberikan beban yang lebih berat pada kaum miskin dibandingkan kaum kaya. Contohnya pada perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok. - Sejumlah hasil penelitian mendukung klain tentang rasisme lingkungan, yang menyatakan bahwa tingkat polusi cenderung berkorelasi dengan ras, sehingga semakin tinggi proporsi kaum minoritas yang tinggal di suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan bahwa wilayah tersebut terkena polusi. Dengan demikian, polusi juga melanggar keadilan distributif Keadil an Retr ibuti f dan Kompensati f
- Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsisten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
- Keadilan distributif: pihak-pihak yang bertanggung jawab dan memperoleh keuntungan dari sesuatu yang merugikan wajib menanggung semua beban untuk memperbaikinya. - Keadil an k ompensati f: pihak-pihak yang dirugikan berhak memperoleh kompensasi dari pihak-pihak yang mengakibatkan kerugian tersebut. - Kedua pandangan ini mengimplikasikan bahwa: (a) biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi dan yang memperoleh keuntungan darinya; (b) keuntungan pengendalian polusi wajib diberikan kepada pihak-pihak yang menanggung biaya eksternal polusi. - I nternal isasi biaya ekster nal ju ga ter li hat memenuh i 2 syarat : (a) biaya pengendalian polusi ditanggung oleh pemegang saham dan konsumen, yang keduanya mendapat keuntungan dari perusahaan yang menyebabkan polusi; dan (b) keuntungan dari pengendalian polusi harus diberikan kepada pihak-pihak yang sebelumnya terkena pengaruh polusi perusahaan yang bersangkutan. Bi aya dan Keun tungan
- Teknologi pengendalian polusi berhasil mengembangkan metode-metode yang efektif, namun relatif mahal. Misalnya, sebenarnya perusahaan tidak perlu membeli alat untuk menghilangkan polusi jika nilai kegunaan ekonomi masyarakat akan menurun: biaya untuk menekan polusi lebih besar dari keuntungan yang diperoleh masyarakat sehingga mengakibatkan penyusutan nilai kegunaan sosial. - Biaya pengendalian sosial berbanding terbalik dengan keuntungan dari penggunaan alat pengendali polusi. - Th omas Kl ein memberi ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan: (a) Mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari usulan program dan juga orangorang atau sektor yang mengusulkan atau menerimanya. Mencatat transfer. (b) Mengevaluasi biaya dan keuntungan dalam kaitannya dengan nilainya terhadap pihak yang memberi dan menerima. Tolak ukur: nilai dari masing-masing unit marjinal terhadap pihak yang meminta atau yang memberikan seperti yang ditunjukkan dalam harga kompetitif. (c) Menambahkan biaya dan keuntungan untuk menentukan keuntungan sosial bersih dari suatu proyek atau program. - Klein mengusulkan agar perusahaan membentuk sebuah sistem akuntansi sosial yang secara rutin mengukur, mencatat, dan melaporkan pengaruh-pengaruh eksternal terhadap pihak manajemen dan pihak lain untuk menghindari penggunaan prosedur yang tidak beraturan dan mahal. - H ambatan dasar dalam pendekatan uti li tari an : o biaya dan keuntungan untuk menangani polusi akan cukup sulit dihitung apabila melibatkan kerugian terhadap kesehatan manusia bahkan kematian. Penilaian ini juga sulit dilakukan jika pengaruh-pengaruh polusi sifatnya tidak pasti sehingga otomatis akan sulit diprediksi. o Ada hambatan yang sangat besar untuk menilai risiko-risiko secara akurat. Menghitung risiko dari suatu peristiwa penting di masa mendatang tidak selalu menunjukkan pada kita nilai yang diberikan oleh masyarakat pada risiko tersebut setelah ditambah dengan risiko yang telah diterima.
o
Ketidakmampuan menilai keuntungan (audit sosial ) biasanya tidak lebih dari deskripsi kualitatif. Oleh sebab itu, tanpa adanya penilaian kuantitatif atas keuntungan, tidak akan pernah tahu apakah usaha yang dilakukan efektif di mata masyarakat.
- Penggunaan analisis utilitarian biaya-keuntungan kadang berdasarkan pada asumsi yang ti dak konsisten dengan hak-h ak moral masyar akat . Para pendukung utilitarian kadang mengasumsikan bahwa jika keuntungan dari suatu teknologi atau proses produksi jelas lebih tinggi dari biayanya, maka secara moral dibenarkan untuk “memaksa” orang-orang yang menolak agar melaksanakannya. - Dengan adanya masalah yang muncul dalam penggunaan pendekatan utilitarian terhadap masalah polusi, ada kemungkinan pendekatan-pendekatan alternatif tepat digunakan, seperti (1) pelarangan mutlak; (2) teori hak; (3) memilih proyek yang tidak mengandung risiko kerusakan fatal; (4) jika risiko tidak dapat diperkirakan, dapat mengidentifikasi pihak-pihak yang paling rentan menanggung beban, dan memilih melindunginya; (5) mengasumsikan bahwa hal paling buruk akan terjadi dan selanjutnya menetapkan pilihan yang memungkinkan kita untuk mengetahui kapan hal itu terjadi. Ek ologi Sosi al, Ekof emi ni sme, dan Kewaji ban unt uk M emeli har a
- Ek ologi sosi al menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi tersebut belum berubah, maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan. - Sistem hi er arki : satu kelompok berkuasa atas kelompok lain dan anggota kelompok yang berkuasa mendominasi anggota kelompok lain dan memanfaatkan mereka sebagai sarana untuk mencapai tujuan. - Menurut Bokchin , sistem hierarki dan dominasi mendorong munculnya mentalitas budaya yang mendukung dominasi dalam segala bentuk, termasuk dominasi atas alam. Jadi kerusakan lingkungan yang terjadi secara luas tidak bisa dihentikan sampai masyarakat kita menjadi tidak terlalu hierarkis, tidak terlalu mendominasi, dan tidak terlalu menindas. - Pemikiran feminis: menyatakan bahwa bentuk kierarki yang paling berkaitan dengan kerusakan lingkungan adalah dominasi pria atas perempuan. Akar dari krisis ekologi yang terjadi ada pada pola dominasi atas alam yang berkaitan erat dengan praktik-praktik sosial dan lembaga-lembaga dimana perempuan memiliki posisi lebih rendah dibandingkan kaum pria. Subordinasi atas apa yang feminin selanjutnya ditransfer ke alam, yang melihat sebagai subjek yang feminin (ibu pertiwi) dimana kaum perempuan dianggap lebih dekat. Jadi dominasi atas alam menyertai dominasi atas kaum perempuan, dan saat kaum perempuan dieksploitasi demi keuntungan kamu pria, hal yang sama juga terjadi pada alam. - Sebagian kaum ekof emi ni s: menyatakan bahwa perspektif dominasi dan hierarki maskulin yang merusak harus diganti dengan perspektif feminin yang lebih menekankan pada caring atau memberi perhatian. - Nel Noddin gs , pendukung pandangan etika memberi perhatian menyatakan bahwa kewajiban untuk memberi perhatian ini hanya ditujukan pada bagian-bagian alam yang hidup dan yang berkaitan dengan kita.
- Karen Warr en (kaum ekofiminis), membahas hubungan antara seseorang dengan batu atau gunung yang didakinya. Meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhatikan perspektif etika memberi perhatian. Alam harus dilihat sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan dengan dijaga dan dihormati. 3. Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis - Konversi mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang. Jadi persediaan untuk besok akan selalu menjadi baru bila kita bersedia melakukan langkah-langkah pencegahan. Konversi merupakan satu-satunya cara untuk menjamin persediaan bagi generasi mendatang. H ak Gener asi M endatang
- Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber daya bumi, maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut. - Beberapa penulis yang menyatakan salah j ik a ber piki r bahwa generasi mandatang memiliki hak, memberikan 3 alasan: juga (1) Karena mereka saat ini belum ada dan mungkin juga tidak akan pernah ada (2) Jika generasi mendatang punya hak, kita mungkin akan diarahkan menuju kesimpulan yang tidak masuk akal bahwa kita harus mengorbankan seluruh pweadaban demi mereka. (3) Kita dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki hak tertentu hanya jika kita tahu bahwa dia memiliki kepentingan tertentu yang dilindungi oleh hak tersebut. Keadil an bagi Generasi M endatang
- John Rawls : untuk menentukan cara yang adil dalam mendistribusikan sumber daya antargenerasi, masing-masing anggota generasi selayaknya menempatkan diri dalam “original position”, dan, tanpa mengetahui dari generasi mana mereka berasal. Jadi keadilan mewajibkan kita untuk menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih buruk dibandingkan dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya. - Uti li tariani sme mendukung pri nsip L ocke , bahwa masing-masing individu wajib memberikan warisan yang cukup dan baik bagi yang lain. - Attfield : mewariskan dunia dengan kapasitas output yang sama tidak berarti mewariskan dunia dengan sumber daya yang sama. Sebaliknya, mempertahankan kapasitas output bisa dicapai melalui konversi, pengelolaan kembali, atau inovasi teknologi. - Pendukung utilitarianisme : masing-masing generasi mempunyai tugas untuk memaksimalkan keuntungan-keuntungan masa depan dari tindakan mereka dan meminimalkan kerugian masa depan. - Wil li am Shepher d dan Clair Wil cox: alasan-alasan yang direpresentasikan oleh pilihan dalam pasar dan gagalnya harga pasar untuk memperhitungkan kelangkaan sumber daya masa mendatang adalah (1) akses beragam; (2) preferensi waktu dan myopia; (3) perkiraan yang tidak memadai; (4) pengaruh khusus; (5) pengaruh eksternal; (6) distribusi. Jadi satu-satunya cara untuk melakukan konversi demi masa
depan adalah menggunakan kebijakan konversi sukarela (atau diperkuat secara politik) Pertu mbuhan E konomi?
- Kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi harus ditinggalkan jika masyarakat ingin mampu menangani masalah penyusustan sumber daya telah banyak mendapat tantangan. - Karena sumber daya dunia terbatas, maka pada titik tertentu persediaannya akan habis. Jika negara-negara seluruh dunia masik menekankan pada usaha pertumbuhan ekonomi, maka diperkirakan institusi-institusi ekonomi besar mereka akan hancur, yang selanjutnya juga akan menghancurkan institusi politik dan sosial. CHAPTER 6 BUKU VELASQUEZ The Ethics of Consumer Production and Marketing 1. Pasar dan Perlindungan Konsumen - Banyak orang yang percaya bahwa konsumen secara otomatis terlindung dari kerugian dengan adanya pasar yang bebas dan kompetitif dan bahwa pemerintah atau pelaku bisnis tidak mengambillangkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi masalah ini. - Konsumen dikatakan “berdaulat penuh” “Konsumen, dengan cita rasa mereka seperti yang diekspresikan dalam pilihan atas produk, mengarahkan bagaimana sumber daya masyarakat disalurkan”. Saat konsumen menginginkan dan bersedia membayar untuk suatu produk, maka penjual memperoleh insentif untuk memenuhi keinginan mereka. Jika penjual menyediakan apa yang diinginkan konsumen, dia untung, namun jika tidak, ia akan rugi. - Dalam pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen , keamanan konsumen dilihat sebagai produk yang paling efisien bila disediakan melalui mekanisme pasar bebas dimana penjual memberikan tanggapan terhadap permintaan konsumen pasar menjamin bahwa produsen memberikan tanggapan secara memadai terhadap keinginan konsumen untuk memperoleh keamanan - Tetapi jika konsumen tidak menun ju kkan kesediaan untuk membayar lebih untuk produk yang lebih aman maka salah bila terdapat peraturan pemerintah untuk mewajibkan produsen meni ngkatkan keamanan produk mereka lebih tinggi dari permintaan konsumen interferensi pemerintah ini akan mengganggu pasar, membuatnya tidak adil , tidak menghargai h ak, dan ti dak efi sien.
-
Kritikus: menanggapi bahwa keuntungan yang diperoleh pasar bebas hanya terjadi bila
pasar memiliki tujuh karakteristik pasar persaingan sempurna. Kritik dari yang diberikan difokuskan pada 2 dari 7 karakteristik, yaitu: o Pasar dikatakan efisien jika kondisi ketiga terpenuhi, yaitu hanya jika para partisipan memiliki informasi lengkap dan sempurna tentang barang-barang yang mereka beli. Namun dalam kenyataannya hanya para ahli yang memiliki . Karena proses pengumpulan informasi ini cukup mahal, informasi lengkap konsumen mungkin tidak memiliki sumber daya untuk memperoleh informasi tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa mekanisme pasar perlu menciptakan pasar
-
-
-
informasi konsumen jika itu yang diinginkan konsumen. Namun karena pasar tidak dapat mendukung organisasi-organisasi yang memberikan informasi yang diperlukan konsumen, maka organi sasi bergantun g pada sumbangan suk arela atau bantuan pemerintah , karena adanya 2 alasan terkait sifat informasi konsumen, yaitu: a) Setelah informasi diberikan kepada seseorang yang membayarnya, informasi tersebut sangat mudah bocor ke orang lain yang tidak membayar, khususnya di zaman fotokopi. b) Konsumen sering tidak bersedia membayar untuk memperoleh informasi, karena mereka tidak tahu nilai kegunaannya sampai mereka mendapatkannya, dan bila sudah mendapatkannya mereka tidak mau membayar karena merasa sudah punya. o Kritik kedua atas argumen bahwa pasar bebas mampu menangani semua masalah konsumen, berdasarkan asumsi “semua pembeli dan penjual merupakan pemaksimal utilitas yang rasional”. Konsumen merupakan pemaksim al keggun aan rasional , yang berarti sebagai seseorang yang memiliki rangkaian preferensi yang didefinisikan dengan baik dan konsisten, dan yang selalu merasa pasti bahwa pilihan-pilihannya akan berpengaruh pada preferensi tersebut. Sayangnya hampir semua pilihan konsumen didasarkan pada perkiraan probabilitas yang kita buat dalam kaitannya dengan kemungkinan bahwa produk yang kita beli akan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Semua hasil penelitian menunjukkan bahwa kita cenderung kurang tepat, tidak rasional dan tidak konsisten saat menentukan pilihan berdasarkan perkiraan probabilitas. Jadi secara keseluruhan tidak terlihat bahwa kekuatan-kekuatan pasar mampu menghadapi semua pertimbangan konsumen tentang keamanan, bebas risiko, dan nilai. Konsumen harus dilindungin dengan menggunakan struktur hukum pemerintah dan juga inisiatif sukarela dari para pelaku bisnis yang bertanggung jawab. Sebagian tanggung jawab atas kecelakaan konsumen dibebankan pada konsumen itu sendiri. Konsumen sering menggunakan peralatan dimana mereka tidak memiliki keahlian, pengetahuan, atau pengalaman. Kecelakaan juga terjadi akibat adanya cacat dalam desain produk, dalam bahan bahannya, dan atau proses pembuatannya. Karena produsen sebagai pihak yang membuat produk, mengetahui dengan pasti cara kerja produk, maka dia selayaknya memberikan informasi tentang cara paling aman untuk menggunakan serta tindakan pencegahan yang perlu dilakukan. Pandangan kontrak menempatkan tanggung jawab yang lebih besar pada konsumen, sementara pandangan due care dan biaya sosial menempatkan sebagian besar tanggung jawab pada produsen.
2. Pandangan Kontrak Kewajiban Produsen Terhadap Konsumen - Menurut pandangan kontrak, hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual , dan kewajiban moral perusahaan dengan konsumen adalah seperti yang diberikan dalam hubungan kontraktual.
-
Saat konsumen membeli sebuah produk, konsumen secara sukarela menyetujui “kontrak penjualan” denga perusahaan. - Teori kontrak tentang tugas perusahaan terhadap konsumen didasarkan pada pandangan bahwa kontrak adalah sebuah perjanjian yang diwajibkan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan isi persetujuan. - Kant : seseorang berkewajiban melakukan sesuatu yang menurut perjanjian harus dilakukan karena kegagalan melaksanakan kewajiban merupakan tindakan yang a) tidak dapat diuniversalisasikan, dan b) memperlakukan orang lain sebagai sarana, bukan tujuan. - Teori Rawls : memberikan pembenaran, bahwa kebebasan kita diperluas oleh pengakuan atas hak dan melakukan apa yang disebutkan dalam perjanjian akan mampu memberikan jaminan bahwa isi perjanjian akan dipenuhi. - Ti ndakan m enyetuj ui kontr ak tu nduk pada beber apa batasan m oral sekun der : (1) Kedua belah pihak harus mengetahui sepenuhnya sifat perjanjian yang mereka buat (2) Kedua belah pihak tidak boleh dengan sengaja menyalahartikan fakta-fakta perjanjian pada pihak lain (3) Kedua belah pihak tidak boleh menyetujui perjanjian karena keterpaksaan atau pengaruh lain - Karena kebebasan mengimplikasikan tidak adanya paksaan, maka kontrak juga harus dibuat tanpa adanya paksaan atau pengaruh pihak lain. - Teori kontraktual kewajiban perusahaan terhadap konsumen mengklaim bahwa perusahaan memiliki 4 kewaji ban moral utama , yaitu kewajiban dasae untuk: (a) Mematuhi isi perjanjian penjualan, dan kewajiban sekunder (b) Memahami sifat produk (c) Menghindari misrepresentasi (d) Menghindari penggunaan paksaan atau pengaruh a. Kewajiban untuk Mematuhi - Kewajiban moral paling dasar perusahaan terhadap konsumen adalah kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan di belinya. - Pandangan kontrak juga menyatakan bahwa pihak penjual berkewajiban memenuhi klain yang dibuatnya tentang produk tersebut. Contoh: penjual memiliki kewajiban moral untuk memberikan suatu produk yang dapat dipakai secara aman untuk tujuantujuan umum ataupun khusus di mata konsumen, dengan bergantung pada penilaian penjual, memercayai bahwa produk tersebut dapat digunakan seperti yang dijanjikan. - Klaim terbuka ataupun klaim tidak langsung yang mungkin diberikan penjual tentang kualitas produknya mencakup berbagai bidang dan dipengaruhi oleh sej uml ah faktor . mengklasifikasikan bidang tersebut kedalam 4 variabel: F redr ick Stur divant (1) Reliabilitas dan keandalan: probabilitas bahwa suatu produk akan berfungsi seperti yang diharapkan konsumen. (2) Masa penggunaan: klaim atas periode dimana suatu produk berfungsi secara efektif seperti yang diharapkan oleh konsumen.
-
(3) Kemudahan pemeliharaan: klaim yang berkaitan dengan bagaimana cara memperbaiki suatu produk dan menjaganya agar tetap berfungsi dengan baik. Sering disebut dengan bentuk jaminan atau garansi. (4) Keamanan produk: mengacu pada tingkat risiko yang berkaitan dengan penggunaan suatu produk. Berdasarkan Teori kontraktual, penj ual memiliki kewajiban moral untuk memberikan produk yang risikonya tidak lebih besar dari yang dinyatakan kepada konsumen atau yang dikomunikasikan melalui klaim-klaim implisit saat memasarkan produk dengan tingkat risiko normal yang telah diketahui oleh konsumen.
b. Kewajiban untuk Mengungkapkan - Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen berkewajiban untuk mengungkapkan dengan tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ada juga yang mengatakan bahwa penjual juga perlu menjelakan konponen atau unur-unsur yang terdapat dalam suatu produk, karakteristik hasil kerjanya, biaya pengoperasian, tingkat prduksinya, serta standar-standar yang sesuai lainnya. - Perjanjian hanya dapat dikatakan dibentuk dengan bebas atau tanpa tekanan bila pembeli mengetahui alternatif yang tersedia. Semakin banyak yang diketahui pembeli tentang produk di pasar, dan semakin banyak perbandingan yang bisa dilakukan, maka perjanjian juga dapat dikatakan semakin bebas. - Kritik atas pandangan bahwa penjual harus memberikan berbagai macam informasi informasi adalah sesuatu yang mahal, jadi konsumen harus membayar untuk mendapatkannya dan harus melakukan kontrak untuk membeli informasi. Masalah informasi yang digunakan sebagai acuan untuk membuat keputusan melakukan kontrak merupakan jenis informasi yang agak berbeda dari produk yang diperjualbelikan. Jika konsumen harus melakukan tawar menawar untuk mendapatkan informasi, maka kontrak yang dihasilkan juga tidak bisa dikatakan bebas. c. Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah - Karena pilihan bebas merupakan elemen utama dalam kontrak, maka memberitahukan gambaran yang keliru tentang suatu komoditas adalah salah. - Jika seorang penjual melakukan misrepresentasi atas suatu komoditas dengan cara yang disengaja dengan tujuan untuk menipu pembeli, maka merupakan hal yang salah. - Jenis- jenis misrepresentasi hanya dibatasi oleh “tingkat” kelicikan orang yang melakukannya. d. Kewajiban untuk Tidak Memaksa - Orang sering bertindak irrasional karena pengaruh rasa takut atau tekanan emosional. - Karena ikatan kontrak mensyaratkan persetujuan sukarela atau bebas, maka penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin mendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan kepentingannya. - Penjual juga berkewajiban untuk tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan, ataupun faktor-faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan pilihan secara bebas.
e. Kelemahan Teori Kontrantual - Adanya kejanggalan asumsi yang mendasari, hingga muncul 3 keberatan - Keber atan per tama . Teori ini secara tidak realistis mengasumsikan bahwa perusahaan melakukan perjanjian secara langsung dengan konsumen.Kenyataannya perusahaan tidak pernah melakukan kontrak langsung dengn konsumen, jadi bagaimana bisa kita mengatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban kontraktual pada konsumen? Para pendukung melalui iklan, perusahaan membentuk hubungan kontraktual tidak langsung dengan para pengecer dan konsumen yang membeli produk. - Keber atan kedua. Teori kontrak difokuskan pada fakta bahwa sebuah kontrak sama dengan pedang bermata dua, yang berarti kontrak memungkinkan perusahaan dibebaskan dari kewajiban kontraktual dengan secara eksplisit menyangkal bahwa produk yang dijual bisa diandalkan, diperbaiki, aman dsb. Yang berarti mengimplikasikan bahwa jika konsumen memiliki banyak kesempatan untuk memeriksa produk serta pernyataan penolakan jaminan, dan dengan sukarela menyetujuinya, maka dia diasumsikan bertanggungjawab atas cacat atau kerusakan yang disebutkan dalam pernyataan penolakan serta semua kerusakan yang mungkin terlawati selama pemeriksaan. - Keber atan k eti ga. Mengkritik asumsi bahwa pembeli dan penjual adalah sama dalam perjanjian penjualan. Sama-sama ahli mengevaluasi suatu produk dan pembeli mampu melindungi kepentingan-kepentingan terhadap penjual. I deologi lai ssez-f air e ekonomi pasar adalah kompetitif, dan dalam pasar kompetitif kekuatan tawar-menawar pembeli sebanding dengan penjual. Dengan demikian cukup adil bila masing-masing diberi kesempatan untuk saling “mengungguli” dan tidak adil bila memberi batasan. Ideologi ini melagirkan doktr i n caveat emptor biarkan pembeli melindungi dirinya sendiri. 3. Teori Due Care - Teori Due Care kewajiban perusahaan terhadap konsumen didasarkan pada gagasan bahwa pembeli dan konsumen tidak saling sejajar dan kepentingankepentingan konsumen sangat rentan terhadap tujuan-tujuan perusahaan yang dalam hal ini memiliki pengetahuan dan keahlian yang tidak dimiliki konsumen. Karena produsen berada dalam posisi yang menguntungkan, mereka berkewajiban untuk menjamin bahwa kepentingan konsumen tidak dirugikan oleh produk yang mereka tawarkan. Doktrin caveat emptor diganti dengan doktr in caveat vendor biarkan penjual yang harus memerhatikan. - Pandangan due care menyatakan bahwa karena konsumen harus bergantung pada keahlian produsen, maka produsen tidak hanya berkewajiban untuk memberikan produk yang sesuai dengan klaim yang dibuatnya, namun juga wajib berhati-hati untuk mencegah agar orang lain tidak terluka oleh produk tersebut sekalipun perusahaan secara eksplisit menolak pertanggungjawaban seperti ini dan pembeli menerima penolakan tersebut. - Perusahaan yang lebih ahli dan mengetahui produk mereka, memiliki kewajiban untuk mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa produk mereka aman saat keluar dari pabrik dan konsumen mempunyai hak untuk memperoleh jaminan ini.
-
Kegagalan mengambil langkah merupakan pelanggaran atas kewaji ban moral dalam memberikan perhatian dan juga terhadap hak komsumen untuk memperoleh perhatian. - Eti ka member i per hati an adanya pandangan bahwa seseorang harus memerhatikan orang lain yang memiliki hubungan dengannya, khususnya hubungan ketergantungan, seperti antara anak dan ibunya. Etika ini menekankan bahwa seseorang harus berusaha mengetahui kebutuhan dan karakteristik dari orang yang menjalin hubungan dengannya untuk memastikan bahwa perhatiannya diarahkan pada kebutuhan dan kualitas-kualitas dari orang tersebut. - Kaum util itarian mendukung etika memberi perhatian yang sejajar dengan prinsip due care ini diterima, maka kesejahteraan semua orang akan menjadi lebih baik. - Prinsip ini muncul berdasarkan Teori Kant karena tampak mengikuti perintah kategoris (mutlak) bahwa orang-orang harus diperlakukan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai sarana, yang berarti mereka memiliki hak positif untuk ditolong saat mereka tidak mampu menolong diri sendiri. - Rawls semua orang “sesungguhnya” setuju pada prinsip ini karena mampu memberikan dasar bagi lingkungan sosial yang aman. a. Tugas untuk Memberikan Perhatian - Seorang produsen tidak bisa dikatakan secara moral lalai apabila ada orang lain yang dirugikan oleh produknya jika kerugian tersebut tidak bisa diperkirakan atau dicegah sebelumnya. - Tanggungj awab produsen berdasarkan teori due care: o Desain: produsen bertanggungjawab karena mengetahui dengan baik desain produk, dan juga bertanggungjawab melakukan penelitian yang ekstensif untuk mengungkapkan semua risiko yang mungkin terjadi dalam penggunaan suatu produk dalam berbagai kondisi pemakaian. o Produksi: manajer produksi perlu mengawasi proses pemanufakturan untuk menyingkirkan produk-produk yang cacat, mengidentifikasi kelemahan yang muncul selama produksi, dan langkah-langkah “ekonomi” lain yang tidak terjadi selama proses pemanufakturan yang dapat mempengaruhi hasil akhir produk dibutuhkan pengendali an mu tu. o Informasi: produsen perlu melampirkan label, peringatan, atau instruksi pada produk yang memberitahu pemakai tentang semua bahaya penggunaan atau penyalahgunaan suatu produk dan yang memungkinkan mereka menjaga diri. b. Kelemahan Teori “Due Care” - H ambatan utama tidak ada metode yang jelas untuk menentukan kapan seseorang atau produsen memberikan perhatian yang memadai. Peraturan util itarian semakin besar kemungkinan risikonya dan semakin besar populasi yang mungkin diragukan, maka semakin besar pula kewajiban perusahaan. - H ambatan kedua muncul karena teori ini mengasumsikan bahwa produsen mampu menemukan risiko-risiko yang muncul dalam penggunaan sebuah produk sebelum konsumen membeli dan menggunakannya. Kenyataannya, dalam masyarakat dengan inovasi teknologi yang tinggi, produk baru yang kerusakannya tidak bisa dideteksi sebelum dipakai selama beberapa tahun atau beberapa dekade, akan terus disalurkan
-
ke pasar. Jadi siapa yang harus menanggung biaya kerugian akibat penggunaan produk yang keruakannya tidak dapat dideteksi oleh produsen apa lagi konsumen? teori due care terlihat paternalistik : mengaumsikan bahwa Hambatan ketiga produsen adalah pihak yang mengambil keputusan penting bagi konsumen mengenai tingkat risiko yang layak diterima konsumen. Namun muncul pertanyaan apakah keputusan ini seharusnya diberikan kepada konsumen yang bisa memutuskan bagi dirinya sendiri apakah ingin membayar biaya tambahan untuk produk dengan risiko rendah.
4. Pandangan Biaya Sosial tentang Kewajiban Perusahaan - Menyatakan bahwa perusahaan harus membayar biaya kerugian yang diakibatkan oleh semua kerusakan atau cacat produk, sekalipun perusahaan telah memberikan semua perhatian dan dalam proses pembuatannya telah mengambil langkah untuk memperingatkan konsumen tentang kemungkinan bahayanya. - Teori ini merupakan versi yang lebih tegas dari caveat vendor - Teori ini menjadi dasar dari doktrin hukum pertanggungjawaban penuh , yang dibentuk dari argumen-argumen utilitarian. - Ar gumen uti li tari an mengatakan bahwa biaya- biaya “eksternal” dari kerugian yang diakibatkan dari cacat dalam desain sebuah produk merupakan bagian dari biaya yang harus ditanggung masyarakat dalam memproduksi dan menggunakan suatu produk semua biaya dii nternal i sasi kan . - Internalisasi biaya akan mengarahkan pada penggunaan sumber daya yang lebih efisien (1) Karena harga jual merefleksikan semua biaya dalam proses produksi dan penggunaan barang, dan kekuatan pasar akan menjamin bahwa jumlah produk yang beredar tidak terlalu banyak, dan sumber daya yang ada digunakan dengan lebih baik. (2) Karena perusahaan harus menanggung semua biaya, maka mereka akan memberikan perhatian lebih besar sehingga tingkat kecelakaan akan berkurang. (3) Internalisasi biaya kecelakaan memungkinkan perusahaan mendistribusikan biaya sosial ke semua pemakai produk dan tidak membebankan kerugian tersebut kepada individu yang mungkin tidak mampu menanggungnya. - Asumsi u ti li tari an tentang efi siensi menggunakan sumber daya yang efisien adalah penting bagi masyarakat, sehingga biaya sosial harus dialokasikan dengan cara yang dapat memanfaatkan sumber daya dengan lebih baik. Jadi perusahaan menanggung biaya sosial yang diakibatkan oleh kerusakan atau cacat dalam produk meskipun tidak ada hubungan kontraktual antara perusahaan dan pemakai. Masalah dengan Pandangan Biaya Sosial - Kr itik u tama tentang kewajiban perusahaan, dikatakan pandangan biaya sosial dianggap tidak adil. Tidak adil karena melanggar norma-norma keadilan kompensatif. Keadil an k ompensati f seseorang wajib memberikan ganti rugi pada pihak yang dirugikan hanya jika mampu memperkirakan dan melakukan tindakan untuk
-
-
-
-
mencegahnya. Jadi, dengan memaksa perusahaan membayar ganti rugi atas akibat yang tidak bisa mereka perkirakan atau cegah, teori biaya sosial memperlakukan perusahaan secara tidak adil. Kr itik Kedua asumsi biaya sosial adalah membebankan semua biaya kerugian pada perusahaan, akan mengurangi jumlah kecelakaan konsumen tidak dibebani tanggungjawab, maka akan mendorong konsumen untuk bertindak ceroboh, yang mengakibatkan kenaikan jumlah kecelakaan. fokus pada beban finansialpada perusahaan dan asuransi. Tidak hanya Kr itik ketiga jumlah tuntutan “pertanggungjawaban penuh” yang naik, namun nilai ganti rugi yang diberikan juga semakin tinggi memunculkan krisis dalam industri asuransi karena perusahaan-perusahaan asuransi inilah yang harus membayar ganti rugi yang diajukan perusahaan perusahaan asuransi rugi besar. Pembel a teor i biaya sosi al dalam realita, nilai tuntutan yang diajukan konsumen tidaklah besar. Perusahaan asuransi dan industri asuransi secara keseluruhan tetap mendapat keuntungan. Biaya asuransi yang tinggi disebabkan oleh fator-faktor lain selain kenaikan jumlah klaim pertanggungjawaban. Kesimpulan secara umum teori ini merupakan suatu usaha untuk memahami masalah mengalokasikan biaya kerugian antara dua pihak yang secara moral tidak bersalah (perusahaan yg tidak dapat memperkirakan/ mencegah kecelakaan, dan konsumen yang tidak mampu menjaga diri dari kecelakaan yang tidak diketahui sebelumnya). Namun masalah ini tidak memiliki solusi yang “adil”.
5. Etika Iklan - Biaya iklan harus ditutup dari harga yang dibayar konsumen utuk produk-produk yang mereka beli: konsumen yang membayarnya. Namun menurut sebagian dari konsumen, sangat sedikit yang mereka dapat dari iklan. - Pembel a i ndustr i per ik lanan iklan memiliki fungsi dasar memberikan informasi kepada konsumen tentang produk-produk yang tersedia- sebuah jasa yang menguntungkan. a. Definisi - Iklan sering tidak memuat banyak informasi objektif, karena fungsi utamanya bukan untuk memberikan informasi yang sifatnya tidak bias. F un gsi sesun gguhn ya untuk menjual semua produk kepada para calon pembeli, dan informasi dalam iklan sifatnya hanya sebagai tambahan dari fungsi dasar dan ditentukan oleh fungsi dasar. - Definisi dalam kaitannya dengan hubungan antara pembeli-penjual: iklan komersial dapat didefinisikan sebagai jenis komunikasi tertentu antara penjual dan calon pembeli. Komunikasi ini berbeda dengan komunikasi lain dalam 2 hal: (1) Iklan ditujukan kepada khalayak ramai, yang pesannya berbeda dari yang disampaikan kepada individu dipastikan memiliki pengaruh yang luas. (2) Iklan dimaksud untuk mendorong sebagian orang yang melihat atau membaca untuk membeli produk. Dan dikatakan dapat memenuhi tujuan dalam 2 cara: (a) Menciptakan keinginan dalam diri konsumen untuk membeli produk (b) Menciptakan keyakinan dalam diri konsumen bahwa produk tersebut merupakan sarana untuk memenuhi keinginan yang ada dalam diri konsumen.
-
Aspek etis dari ik lan dikelompokkan menurut sejumlah karakteristik, pengaruh sosial,
pembentukan keinginan dalam diri konsumen, dan pengaruhnya pada keyakinan konsumen. b. Pengaruh Sosial Iklan - Iklan memberikan sejumlah pengaruh buruk pada masyarakat: menurunkan citarasa, merupakan pemborosan sumber daya, dan menciptakan monopoli. (1) Pengaru h Psik oogi s I kl an
- Kritik iklan merendahkan citarasa publik dengan cara menyajikan tampilantampilan yang menjengkelkan dan secara estetis tidak menyenangkan. Memang disayangkan bahwa iklan tidak disesuaikan dengan norma-norma estetika kita, namun ini tidak berarti iklan melanggar norma etis. - Kritik iklan merendahkan citarasa konsumen dengan sicara bertaap dan tidak kentara menanamkan nilai-nilai dan gagasan materialistik tentang bagaimana kebahagiaan bisa dicapai. Akibatnya usaha pribadi dialihkan dari tujuan dan sasaran “nonmaterialistik”, yang dalam hal ini lebih mampu meningkatkan kebahagiaan, dan disalurkan ke konsumen material. - Kelemahan kritik masih belum pasti apakah iklan benar-benar memberikan pengaruh psikologis yang luas seperti yang dikatakan. Maka iklan tidak bisa dikatakan menciptakan nilai dalam masyarakat, tetapi hanya merefleksikannya. (2) I kl an dan Pemborosan
- Kritik iklan merupakan pemborosan. Pakar ekonomi membedakan bia ya produksi dan biaya penjualan. Biaya produksi biaya sumber daya yang digunakan untuk memproduksi atau meningkatkan kualitas suatu produk. Biaya penjualan biaya tambahan atas sumber daya yang tidak ditunjukkan untuk mengubah produk, namun diinvestasikan pada usaha-usaha untuk membujuk calon konsumen agar membeli produk tersebut. - Menurut kritikus biaya sumber daya yang digunakan iklan pada dasarnya adalah “biaya penjualan”. Jadi sumber daya yang digunakan untuk iklan “terbuang sia -sia” karena digunakan tanpa memberikan tambahan kegunaan dalam hal apapun. - Tanggapan lain iklan berperan menciptakan kenaikan permintaan yang menguntungkan atas semua produk memungkinkan dilakukan produksi masal hasilnya, perluasan ekonomi secara bertahap, dimana produk dihasilkan dengan tingkat efisiensi yang semakin tinggi dan semakin murah iklan menambah utilitas konsumen dengan berperan menciptakan konsumen yang lebih besar memotivasi produktivitas dan efisiensi yang lebih besar, dan struktur harga lebih rendah. - Meskipun iklan merupakan pemacu konsumsi yang efektif, beberapa penulis mengatakan bahwa ini bukan merupakan suatu berkeh. Kebutuhan sosial yang paling mendesak saat ini adalah mencari cara menurunkan konsumsi. Jadi klaim bahwa iklan mendorong tingkat konsumsi yang lebih besar tidaklah menguntungkan. (3) I kl an dan Kekuatan Pasar
- Nicholas Kaldor usaha iklan yang masif dari perusahaan-perusahaan modern memungkinkan mereka mencapai dan mempertahankan monopoli (atau oligopoli) atas pasar. Jadi usaha yang masif tersebut digunakan untuk memperkenalkan produk
c. -
-
-
d. -
-
-
mereka menciptakan “loyalitas” konsumen perusahaan mampu mengendalikan sebagian besar pasar, perusahaan kecil tidak mampu masuk pasar. - Hubungan iklan dengan kekuatan pasar industtri yang lebih terkonsentrasi dan kurang kompetitif akan menunjukkan tingkat pengeluaran untuk iklan yang tinggi, sementara industri yang kurang terkonsentrasi dan lebih kompetitif menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah. Iklan dan Pembentukan Keinginan Konsumen John K. Galbr aith iklan bersifat manipulatif: iklan dimaksud untuk menciptakan keinginan dalam diri konsumen untuk tujuan penyerapan output industri. Gailbraith membedakan 2 keinginan: (1) keinginan yang memiliki dasar ‘fisik’ , seperti keinginan untuk memperoleh makanan dan tempat tinggal; dan (2) keingi nan yang memiliki ‘asal usul psikologis’, seperti keinginan seseorang akan barang yang ‘membuatnya merasa berprestasi, setara dengan tetangganya, dll’. Jadi iklan digunakan untuk menciptakan keinginan-keinginan psikis yang bertujuan untuk memastikan bahwa orang-orang membeli apa yang diproduksi, atau menyerap output sistem industri yang semakin besar. Produksi tidak dilakukan untuk melayani kebutuhan manusia, namun keinginan manusia-lah yang diatur agar melayani kebutuhan produksi. Jika pandangan Galbraith benar iklan melanggar hak individu untuk memilih bagi dirinya sendiri: iklan memanipulasi konsumen. Namun masih belum jelas apakah pandangan ini benar. Sehingga belum jelas apakah keinginan psikis dapat dimanipulasi oleh iklan dalam cara yang diasumsikan Galbraith. F .A. Von H ayek “penciptaan” keinginan psikis tidak muncul dari iklan Iklan tentang mainan anak-anak yang dimodelkan menurut tokoh super hero atau mainan tentara mendorong muncunya perilaku agresif dan kekerasan dalam diri anakanak yang memang sangat mudah dipengaruhi dan dimanipulasi, sehingga termasuk dalah ik lan yang ti dak eti s melanggar hak konsumen untuk diperlakukan sebagai makhluk hidup yang bebas dan rasional. Iklan dan Pengaruhnya pada Keyakinan Konsumen Sebagian besar kritik terhadap iklan difokuskan pada aspek-aspek penipuan dari iklan modern penipuan dapat terdiri dari beberapa bentuk, dengan menggunakan rekayasa, pernyataan para ahli yang tidak benar, menyisipkan kata dijamin, menuliskan harga yang tidak benar, tidak menunjukkan cacat produk, meremehkan produk pesaing, atau menggunakan nama merek yang mirip dengan nama yang telah terkenal. Tradisi etis telah lama mengecam penipuan dalam iklan karena dianggap melanggar hak konsumen yang memilih bagi dirinya sendiri ( Argumen Kant ) dan karena menciptakan ketidakpercayaan publik atas iklan sehingga meniadakan utilitas iklan dan bahkan bentuk-bentuk komunikasi lain ( argumen util itarian ) Komun i kasi mel ibatkan 3 aspek
(1) Orang yang menciptakan komunikasi: pembuat iklan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara moral atas kesalahan menggambarkan sesuatu (misrepresentasi) apabila hal tersebut merupakan akibat yang tidak dapat diperkirakan dari kecerobohan penerimanya.
(2) Media: media secara moral bertanggungjawab atas pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan, termasuk untuk tidak “menyesatkan”. (3) Penerima: masalah yang muncul adalah sampai seberapa besar kemampuan konsumen untuk menyaring bias-bias yang terdapat di hampir semua iklan? Sayangnya kita tidak tahu banyak tentang seberapa besar konsumen mampu menyaring pesan-pesan iklan yang hampir selalu besar-besaran. 6. Privasi Konsumen - Kemajuan pemrosesan komputer, database perangkat lunak, dan teknologi komunikasi memunculkan kemampuan baru untuk mengumpulkan, memanipulasi, dan menyebarkan informasi untuk memungkinkan terjadinya invasi besar-besaran terhadap privasi konsumen serta menciptakan kemungkinan terjadinya hal-hal yang merugikan akibat informasi yang salah. - Hak untuk memperoleh privasi adalah hak untuk tidak diganggu. Hak seseorang untuk memutuskan apa, pada siapa, dan berapa banyak informasi tentang dirinya yang boleh diungkapkan pada pihak lain. - 2 jeni s privasi : (1) Privasi psikologis berkaitan dengan kehidupan diri seseorang, yang diantaranya termasuk pikiran dan rencana, keyakinan dan nilai-nilai pribadi, perasaan, dan keinginan melanggar, berarti menyerang orang tersebut (2) Privasi fisik berkaitan dengan aktivitas fisik seseorang. - Fungsi ‘ protekti f atau per li ndun gan ’ dar i pri vasi : (1) Privasi menjamin bahwa orang lain tidak mendapat informasi tentang diri ki ta yang jika terungkap akan membuat diri kita malu, mjd bahan tertawaan, direndahkan, dll (2) Mencegah orang lain ikut campur tangan dalam rencana kita karena memang mereka tidak memiliki nilai-nilai yang sama seperti yang kita yakini. (3) Melindungi orang-orang yang kita cintai agar keyakinan mereka pada kita tidak terguncang. (4) Melindungi individu dari ajakan untuk melakukan yang merugikan diri sendiri. - Fungsi ‘kemungkinan’ dari privasi : (1) Memungkinkan seseorang menjalin persahabatan, cinta, dan kepercayaan dengan orang lain. (2) Memungkinkan terbentuknya hubungan-hubungan profesional tertentu. (3) Memungkinkan seseorang mempertahankan peran sosialnya. (4) Memungkinkan orang-orang menentukan siapa mereka dengan memberikan dalam cara mereka menampilkan diri di masyarakat dan cara dimana masyarakat melihat mereka. - Jadi jelas bahwa pertimbangan kita atas privasi cukup penting untuk dapat mengakuinya sebagai hak yang dimiliki semua orang, termasuk konsumen. - Hak privasi konsumen perlu diimbangi dengan kebutuhan bisnis yang sah. Beberapa pertimbangan diusulkan sebagai kunci untuk menyeimbangkan kebutuhan bisnis dengan hak privasi, diantaranya (1) relevansi, (b) pemberitahuan, (c) persetujuan, (d) ketepatan, (e) tujuan, dan (f) penerima dan keamanan.
BAB 7 Buku Velasquez The Ethics of Job Discrimination
Pendahuluan Perdebatan yang terus berlanjut tentang ras dan gender sebagian besar difokuskan pada bidang bisnis. Diskusi tentang diskriminasi telah masuk ke dalam masalah-masalah etis: istilah-istilah keadilan, kesamaan hak, rasisme, hak, dan diskriminasi selalu ada dalam setiap perdebatan. Bab ini akan menganalisis berbagai sisi masalah etis, yang diawali dengan memperlajari sifat dan tingkat diskriminasi, dan dilanjutkan denghan pembahasan tentang aspek-aspek perilaku diskriminatif dalam ketenagakerjaan dan diakhiri dengan pembahasan mengenai program-program tindakan afirmatif. Sifat Diskriminasi Pekerjaan
Di skr imi nasi j eni s kelamin masih merajalela. Selama awal tahun 1990-an, para peneliti di
Urban Institute menerbitkan hasil penelitian di mana mereka membandingkan beberapa pria kulit hitam dengan pria kulit putih, dengan menyamakan tingkat keterbukaan, semangat, pembicaraan, karakteristik fisik, pakaian, dan pengalaman kerja.
membedakan satu objek dari objek lainnya, suatu tindakan yang Di skr imi nasi adalah secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Tetapi dalam pengertian modern, istilah secara moral tidak netral: karena biasanya mengacu pada tindakan yang membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara m oral tercela.
Melakukan diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan (atau serangkaian keputusan) yang merugikan pegawai (atau calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanya prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tertentu. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan 3 elemen dasar : 1) keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih (atau calon pegawai) karena bukan didasarkan pada kemampuan yang dimiliki. 2) keputusan yang sepenuhnya (atau sebagian) diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotip yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar terhadap kelompok tertentu dimana pegawai tersebut berasal. 3) keputusan (serangkaian keputusan) yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan-kepentingan pegawai, mungkin melibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperoleh kenaikan pangkat, atau gaji yang lebih baik.
Diskriminasi tenaga kerja di Amerika secara historis pada umumnya ditujukan pada berbagai macam kelompok, diantaranya agama, etnis, ras, dan seksual. Bentuk-Bentuk Diskriminasi: Aspek Kesengajaan dan Aspek Institusional 1. Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak dari seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan terinstitusionalisasi) dskriminasi karena adanya prasangka pribadi. 2. Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dan sebuah dan sadar melakukan kelompok yang terinstitusionalisasi , yang dengan sengaja diskriminasi berdasarkan prasangka pribadi para anggotanya.
3. Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku yang terpisah (tidak dan tidak sadar melakukan terinstituionalisasi) dari seseorang yang secara ti dak sengaj a idskriminasi terhada orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik stereotip tradisional drai masyarakat. 4. Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian drai rutinitas sistemiatis dari memasukkan prosedurorgani sasi peru sahaan atau kelompok yang secara ti dak sengaj a prosedur formal yang mendiskriminasikan kaum perempuan atau kelompok minoritas. Tingkat Diskriminasi Indikator pertama diskriminasi muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa mempertmbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka.
Ada 3 per bandingan yang bisa membukti kan distr ibu si semacam itu: 1) perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dan kelompok lain. 2) perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama. 3) perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
Per bandingan Pengh asil an Rata-Rata
Perbandingan penghasilan memberikan indikator paling sugestif aats diskriminasi. Perbandingan penghasilan juga mengungkapkan adanya berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan gender.
Per bandingan Kelompok Penghasil an Rendah
Kelompok penghasilan terendah di Amerika terdiri dari orang-orang yang penghasilan per tahunnya di bawah tingkat kemiskinan. Dalam kaitannya dengan tingkat penghasilan yang lebih rendah untuk perempuan, juga tidaklah mengejutkan bila keluarga-keluarga yang dikepalai oleh perempuan lebih banyak yang termasuk di bawah tingkat kemiskinan dibandingkan dengan yang dikepalai oleh pria.
Per bandingan Pekerj aan yang Di mi nati
Pekerjaan-pekerjaan yang lebih diminati dimiliki oleh orang-orang kulit putih sementara yang kurang diminati dimiliki oleh orang-orang kulit hitam, demikian juga pekerjaan pekerjaan dengan gaji yang tinggi dimiliki oleh kaum pria, dan sisanya untuk kaum perempuan. Tenaga kerja perempuan dan minoritas tetap menghadapi hambatan- hambatan besar di . 1) sebagian besar tenaga kerja perempuan diarahkan menuju pekerjaanpasar ker ja pekerjaan “perempuan” yang gajinya lebih kecil dibandingkan pekerjaan “pria”. 2) saat tenaga kerja perempuan memperoleh kemajuan karier, mereka menghadapi hambatan (yang disebut dinding kaca ) saat mereka berusaha meraih jabatan manajemen tinggi. 3) perempuan yang sudah menikah dan ingin punya anak, berbeda dengan pria yang sudah menikah dan ingin punya anak, saat dia menghadapi hambatan-ha,batan besar dalam perkembangan karier mereka. yang memasuki pasar kerja dalam jumlah besar juga Anggota kelompok minoritas menghadapi hambatan-hambatan penting. Saat mereka memasuki pasar kerja, mereka
mendapati bahwa sebagian besar pekerjaan yang ada mensyaratkan tingkat keahlian dan pendidikan yang jauh lebih tinggi dari yang mereka miliki. Kelompok minoritas saat ini merupakan kelompok dengan tingkat keahlian dan tingkat pendidikan pali ng rendah. lebih jauh lagi, muncul hambatan lain yaitu 42% pegawai perempuan yang bekerja di pemerintahan federal melaporkan bahwa mereka mengalami pelecehan seksual yang tidak diinginkan. Diskriminasi: Utilitas, hak, dan Keadilan Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dibagi menjadi 3 kelompok: 1) , yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan argumen util itarian sumber daya manusia secara tidak efisien. 2) argumen hak , yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar HAM. 3) argum en k eadil an , yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat. Utilitas Argumen utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika peker jaan diber i kan dengan ber dasar kan kompetensi . Untuk memastikan agar pekerjaan bisa dilaksanakan seproduktif mungkin, maka semuanya harus diberikan pada individu-individu yang keahlian dan kepribadiannya merupakan yang paling kompeten bagi pekerjaan ters ebut.
Diskriminasi terhadap para pencari kerja berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau
karakteristik-karakteristik lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan adalah ti dak ef isien dan ber tentangan dengan pr in sip-pr in sip uti li tari an . Argumen utilitarian dihadapkan pada 2 keberatan : 1) jika argumen ini benar, maka pekerjaan haruslah diberikan dengan dasar kualifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika dalam suatu situasi tertentu, kesejahteraan masyarakat akan menjadi lebih baik dengan memberikan pekerjaan berdasarkan faktor yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, maka para pendukung argumen utilitarian akan mengatakan bahwa dalam situasi-situasi semacam i tu, pekerjaan tidak perlu diberikan dengan berdasakan kualifikasi pekerjaan, namun berdasarkan pada faktor lain. 2) argumen utilitarian juga harus menjawab tuntutan penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari keberadaan bentuk-bentuk diskriminasi seksual tertentu. Hak Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia. Yang Hal ini berkaitan dengan teori Kant .
M asi ng-masin g indivi du memi l ik i hak mor al un tuk diper laku kan sebagai seorang yang merdeka dan sejajar dengan semu a orang l ain , dan bahwa semua individu memiliki
kewajiban moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain sebagai individu yang merdeka dan sejajar.
Ti ndakan diskri mi nasi melanggar pri nsip hak ter sebut dalam 2 cara : 1) diskriminasi
didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok tertentu dianggap lebih rendah dibandingkan kelompok lain. 2) diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah.
Sejumlah argumen Kanti an , yang berkaitan dengan argumen di atas menyatakan bahwa diskriminasi salah karena orang yang melakukan diskriminasi tidak ingin perilakunya diuniversalkan. Keadilan Kelompok argumen non-utilitarian kedua melihat diskriminasi sebagai pelanggaran . John Rawls menyatakan bahwa prinsip-prinsip keadilan atas pri nsip-pri nsip keadil an yang menjelaskan “original position” yang paling penting adalah prinsip kesamaan hak untuk memperoleh kesempatan.
Diskriminasi melanggar prinsip tersebut dengan cara menutu p kesempatan bagi k aum mi nor i tas untu k m enduduki posi si -posi si ter tentu dalam sebuah l embaga sehingga otomatis berarti mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan orang lain.
Pendekatan lain terhadap moralitas diskriminasi juga melihat diskr imi nasi sebagai salah satu bentuk keti dakadil an , mendasarkan pandangannya pada “ prinsip keadilan formal ”: individu-individu yang setara dalam segala hal yang berkaitan dengan, misalnya pekerjaan haruslah diperlakukan secara sama sekalipun mereka berbeda dalam aspekaspek yang tidak relevan lainnya. Praktik Diskriminasi Ti ndakan-tin dakan yang dianggap diskr imi natif adalah sebagai berikut: 1. Rekrutmen : perusahaan-perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada referensi verbal para pegawai saat ini dalam merekrut pegawai baru cenderung merekrut pegawai dari kelompok ras dan seksual yang sama dnegan yang terdapat dalam perusahaan. 2. Screening (seleksi): kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 3. Kenaikan pangkat : proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas. 4. Kondi si peker jaan : pemberian gaji dikatakan diskriminatif jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama. 5. PH K : memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin jelas merupakan diskriminasi. Pelecehan Seksual Kaum perempuan merupakan korban dari salah satu bentuk diskriminasi yang terangterangan dan koersif: mereka menghadapi kemungkinan pelecehan seksual.
Pada tahun 1978, Equal Employment Commission mempublikasikan serangkaian pedoman untuk mendefinisikan pelecehan seksual dan menetapkan apa yang menurut mereka sebagai tindakan yang melanggar hukum, diantaranya: 1) sikap tunduk terhadap tindakan tersebut secara eksplisit ataupun implisit dikaitkan dengan situasi atau syaratsyarat kerja seseorang. 2) sikap tunduk atau penolakan terhadap tindakan digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan yang berpengaruh pada individu yang bersangkutan. 3) tindakan tersebut bertujuan mengganggu pelaksanaan pekerjaan seserang atau menciptakan lingkungan kerja yang diwarnai kekhawatiran, sikap permusuhan, atau penghinaan.
Namun, ada aspek-aspek ter tentu dalam pedoman yang perl u dibahas lebih jauh: 1) pedoman tersebut tidak hanya melarang tindakan pelecehan seksual, namun juga tindakan yang menciptakan lingkungan kerja yang diwarnai kekhawatiran, sikap permusuhan, dan penghinaan. Hal itu berarti perusahaan dianggap bersalah melakukan pelecehan seksual apabila mencipatakan lingkungan kerja yang memusuhi terhadap perempuan sekalipun tidak terjadi insiden-insiden khusus ataupun pelecehan seksual yang sesungguhnya . 2) pada pedoman dinyatakan bahwa kontak verbal dan fisik yang sifatnya seksual merupakan pelecehan seksual apabila berpengaruh buruk pada prestasi kerja seseorang. Hal ini berarti bahwa apa yang dianggap sebagai pelecehan seksual bergantung pada penilaian yang sepenuhnya subjektif dari korban. Selain itu pelanggaran tindakan verbal pada akhirnya akan melanggar kebebasan berbicara. 3) karakteristik penting yang perlu dicatat pada pedoman adalah seorang penguasa dikatakan bersalah atas pelecehan seksual sekalipun dia tidak tahu dan tidak mungkin bisa mengerti apa yang terjadi, dan sekalipun dia secara eksplisit melarangnya. Di Luar Ras dan Jenis Kelamin: Kelompok Lain dalam Employment Act tahun 1967 melarang diskriminasi terhadap Age Di scri min ation pegawai yang lebih tua berdasarkan usia, sampai mereka berusia 65 tahun.
Meskipun para pegawai tua dan yang menderita cacat setidaknya memiliki perlindungan hukum terhadap diskriminasi, namun perlindungan semacam ini tidak atau jarang diberikan pada para pegawai yang memiliki preferensi seksual yang tidak lazim.
Banyak perusahaan yang juga menerapkan kebijakan yang melarang perekrutan tenaga kerja yang kelebihan ber at badan . Tindakan Afirmatif untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang melakukan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih representatif dalam perusahaan dengan member i kan pr efer ensi pada . kaum per empuan dan kelompok mi nor itas
Inti program tindakan afirmatif adalah sebuah penyeli dik an yang mendetail atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan. Program tindakan afirmatif secara umum dikritik dengan alasan bahwa dalam upaya memperbaiki kerugian akibat diskriminasi masa lalu, program-program itu sendiri juga menjadi diskriminatif, baik rasial ataupun seksual. Program ti ndakan afir matif dianggap sebagai diskr im in asi terhadap para kul it puti h karena menggunakan karakteristik-karakteristik yang tidak relevan (ras atau jenis kelamin) dalam mengambil keputusan, dan ini melanggar keadilan karena tidak mengindahkan prinsip-prinsip kesamaan hak dan kesempatan. Ar gumen yang digunakan untu k membenark an program-program ti ndakan afi rm atif
dalam menghadapi kecaman di atas dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian: 1) menginterpretasikan perlakuan preferensial yang diberikan pada kaum perempuan dan minoritas sebagai suatu bentuk kompensasi atas kerugian yang mereka alami di masa lalu. 2) menginterpretasikan perlakuan preferensial sebagai suatu sarana guna mencapai tujuantujuan sosial tertentu.
Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif, sebagai salah satu bentuk kompensasi didasarkan pada konsep keadilan kompensatif . Keadilan kompensatif mengimplikasikan bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang dirugikan secara sengaja. Program tindakan afrmatif diinterpretasikan sebagai salah satu bentuk ganti ru gi yang diber i kan kaum pri a kul it puti h kepada per empuan dan kelompok mi nor itas karena telah merugikannya dengan cara tidak adil mendiskriminasikan mereka di masa lalu. argumen yang mendukung tindakan afirmatif yang didasarkan pada prinsip Kelemahan kompensasi adalah prinsip ini mensyaratkan kompensasi hanya dari individu-individu yang secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya pada individu-individu yang dirugikan.
Program tindakan afr matif ti dak adil karena pihak yang memperoleh keuntungan dari
program ini bukanlah individu-individu yang dirugikan di masa lalu, dan orang-orang yang membayar ganti rugi juga bukan individu yang melakukan tindakan tersebut.
Sejumlah penulis berusaha menanggapi kritik terhadap argumen tindakan afirmatif sebagai kompensasi dengan mengklaim bahwa pada dasanya semua orang ku lit hi tam yang hi dup saat in i di r ugik an oleh diskri mi nasi yang dil akukan oleh semua orang kul it
yang memperoleh keuntungan dari tindakan tersebut. putih Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial
Rangkaian argumen kedua yang diajukan untuk mendukung program tindakan afirmatif didasarkan pada gagasan bahwa program- program ter sebut secar a mor al mer upakan i nstrum en yang sah untuk mencapai tu ju an-tuj uan yang secara moral juga sah. Jika para penentang argumen tersebut menyatakan bahwa program ti ndakan afirmatif tidak adil karena mendistribusikan keuntungan dengan berdasarkan kriteria yang tidak relevan seperti ras, maka kaum utilitarian bisa menjawab bahwa kebutuhan, bukan ras, merupakan kriteria untuk mendistribusikan keuntungan dari program tindakan
. afirmatif
Hambatan utama yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas program tindakan afirmatif: 1)berkaitan dengan persolanan apakah biaya sosial dari program tindakan afirmatif lebih besar dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh. 2) para penentang program tindakan afirmatif mempertanyakan asumsi bahwa ras merupakan indikator kebutuhan yang tepat. Meskipun argumen-argumen utilitarian yang mendukung program tindakan afirmatif cukup meyakinkan, namun argumen yang paling tegas dan paling persuasif untuk mendukung program tersebut dapat dibagi menjadi 2 bagian: 1) mereka menyatakan bahwa tujuan yang diharapkan oleh program tindakan afirmatif adalah keadlian yang merata. 2) mereka menyatakan bahwa program tindakan afirmatif secara moral merupakan cara yang sah untuk mencapai tujuan. Tujuan program tindakan afirmatif : 1) mendistribusikan keuntungan dan beban
masyarakat yang konsisten dengan prinsip-prinsip keadilan distributif, dan yang mampu menghapuskan dominasi ras atau jenis kelamin tertentu atas kelompok pekerjaan penting. 2) menetralkan bias (baik yang disadari ataupun tidak) untuk menjamin hak yang sama
untuk memperoleh kesempatan bagi kaum perempuan dan minoritas. 3) menetralkan kelemahan kompetitif yang saat ini dimiliki oleh kaum perempuan dan minoritas saat mereka bersaing dengan pria kulit putih, agar mereka memperoleh posisi awal yang sama untuk bersaing dengan pria kulit putih.
Cara dimana program ti ndakan afi rm atif ber usaha mencapai tuj uan masyarakat yang adalah memberikan preferensi pada kaum perempuan dan minoritas yang adil berkualifikasi, dibandingkan pria kulit putih yang berkualifikasi, dalam upaya merekrut dan memberikan kenaikan pangkat serta program-program pelatihan bagi para perempuan dan kaum minoritas agar mereka lebih berkualifikasi untuk melakukan pekerjaan tertentu. Ada 3 alasan yang diaju kan u ntu k menunj ukk an bahwa cara tersebut ti dak sah : 1)
sering dikatakan bahwa tindakan afirmatif merupakan “diskriminasi” terhadap pria kulit putih. 2) kadang dikatakan bahwa perlakuan preferensial melanggar prinsip keadilan karena menggunakan karakteristik yang tidak relevan untuk membuat keputusan kepegawaian. 3) sejumlah kritikus menyatakan bahwa program tindakan afirmatif sesungguhnya malah merugikan kaum perempuan dan minoritas karena program itu mengimplikasikan bahwa kaum perempuan dan minoritas sangat lebih rendah dibandingkan pria kulit putih sehingga mereka perlu bantuan khusus agar bisa bersaing.
terhadap program tindkaan afirmatif ditanggapi dalam beberapa cara: 1) Keber atan ketiga
meskipun banyak anggota kelompok minoritas yang mengakui bahwa tindakan afirmatif melibatkan biaya-biaya tertentu, namun mereka juga yakin bahwa keuntungannya masih lebih besar dari biayanya. 2) program-program itu didasarkan pada asumsi inferioritas kaum perempuan atau minoritas, namun pengakuan atas fakta bahwa keputusan yang diambil para kulit putih, disadari atau tidak memiliki bias yang menguntungkan pria kulit putih lain. 3) meskipun ada sebagian kaum minoritas yang merasa direndahkan oleh adanya program tindakan afirmatif, namun sebagian besar kaum minoritas merasa jauh lebih direndahkan oleh rasisme, baik yang terbuka ataupun terselubung, yang ingin dihapuskan melalui program tindakan afirmatif. 4) menunjukkan prefernsi pada kelompok tertentu akan menjadikan anggota kelompok tersebut merasa rendah adalah kesan yang sama sekali keliru: selama beraba-abad kulit putih diuntungkan oleh diskriminasi rasial dan seksual tanpa kehilangan kebanggan diri. Penerapan Tindakan Afirmatif dan penanganan Kenseragaman Para pendukung pr ogram ti ndakan af ir matif menyatakan bahwa kr iteria l ain selai n r as dan jenis kelamin perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalm program tindakan afirmatif: 1) jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan pada perekrutan pegawai yang tidak berkualifikasi dan meungkin akan menurunkan produktivitas. 2) banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang lain. 3) program tindakan afirmatif, jika dilanjutkan, akan membuat negara kita menjadi negara yang lebih diskriminasi.
Pedoman berikut diusulkan sebagai salah satu cara untuk memasukkan berbagai pertimbangan ke dalam program tindakan afirmatif ketika kaum minoritas kurang terwakili dalam suatu perusahaan: 1) kelompok minoritas dan bukan minoritas wajib direkrut/ dipromosikan hanya jika mereka telah mencapai tingkat kompetensi minimum atau mampu mencapai tingkat tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 2) jika
kualifikasi calon dari kelompok minoritas hanya sedikit lebih rendah (atau sama atau lebih tinggi) dibandingkan yang bukan dari kelompok minoritas, maka calon tersebut harus lebih diutamakan. 3) jika calon dari kelompok minortitas dan bukan minoritas sama-sama berkualifikasi atas suatu pekerjaan, namun calon dari kelompok bukan minoritas jauh lebih berkualifikai maka, (a) jika pelaksanaan pekerjaan tersebut berpengaruh langsung pada kehidupan/ keselamatan orang lain/memiliki pengaruh penting pada efisiensi seluruh perusahaan maka calon dari kelompok bukan minoritas yang lebih jauh berkualifikasi harus lebih diutamakan; (b) jika pekerjaan tersebut tidak berkaitan langsung dengan aspek keselamatan dan tidak memiliki pengaruh penting terhadap efisiensi seluruh perusahaan, maka calon dari kelompok minoritas harus lebih diutamakan. 4) preferensi juga harus diberikan pada calon dari kelompok minoritas hanya jika jumlah pegawai minoritas dalam berbagai tingkat jabatan dalam perusahaan tidak proporsional dengan ketersediaan dalam populasi. Gaji yang Sebanding untuk Pekerjaan yang Sebanding Tidak seperti program tindakan afirmatif, program nilai sebanding tidak berusaha menempatkan lebih banyak pegawai perempuan dalam jabatan-jabatan dengan gaji yang tinggi. Tetapi, ber usaha m ember ik an gaji yang lebi h ti nggi bagi pegawai per empuan dalam peker jaan mereka saat in i . Program nilai sebanding diawali dengan memperkirakan nilai setiap pekerjaan terhadap suatu organisasi dan memasti kan bahwa pekerj aan dengan ni lai yang sebanding gaji nya j uga sebandi ng . Tidak peduli apakah pasar tenaga kerja eksternal memberi gaji yang sama atau tidak untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Program nilai sebanding menilai setiap pekerjaan menurut tingkat kesulitan, persyaratan keahlian, pengalaman, akuntabilitas, risiko, persyaratan pengetahuan, tanggung jawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap layak memperoleh kompensasi. dasar yang mendukung program nilai sebanding didasarkan pada prinsip Argumen keadlilan . Para pendukung program tersebut menyatakan bahwa sekarang pekerjaan-
pekerjaan yang dijalani kaum perempuan oleh pasar kerja dibayar kebih rendah dibandingkan pekerjaan kaum pria meskipun kedua pekerjaan tersebut memiliki tanggung jawab dan persyaratan keahlian yang sebanding.
1) Argumen utama yang menentang program nilai difokuskan pada kelayakan pasar sebagai penentu gaji . Penentang program menyatakan bahwa tidak ada cara yang objektif untuk mengevaluasi apakah suatu pekerjaan sebanding dengan pekerjaan lain selain menggunakan penilaian pasar kerja yang dalam hal ini merupakan gabungan dari ratusan evaluasi dari pembeli dan penjual. 2) Jika pasar kerja membayar orang-orang yang melakukan pekerjaan tertentu dengan gaji r endah , ini kar ena ju ml ah per sediaan tenaga kerja yang menginginkan pekerjaan tersebut r elati f l ebih besar dari pada permintaan. 3) Terakhir, para penentang program ini mengatakan bahwa pekerj aan pri a yang gaji nya l ebih besar j uga ter buka bagi kaum per empuan . Para penduku ng program ni l ai sebanding menjawab kritik tersebut dengan mengatakan bahwa 1) pasar k er j a tidak objek . Pekerjaan perempuan digaji lebih kecil karena pasar kerja yang ada saat ini diskriminatif: mereka memberikan gaji lebih kecil pada pekerjaan pekerjaan perempuan hanya karena pekerjaan tersebut ditangani oleh pegawai perempuan.
2) Pekerjaan perempuan yang gaji nya kecil bukan k arena banyaknya tenaga ker ja yang tersedia, namun merupakan indikasi bahwa kaum perempuan oleh para pelaku pasar kerja masih dilihat sebagai individu yang kurang cakap, kurang keahlian, dan kurang . Karena adanya bias subjektif dan diskriminasi, para memil ik i komitmen dibandin g pr ia pembeli di pasar kerja tidak memberi nilai yang tepat bagi pekerjaan-pekerjaan yang ditangani kaum perempuan. Jadi, pasar kerja bukan merupakan indikator skala kelayakan gaji yang tepat bagi pekerjaan-pekerjaan kaum perempuan. BAB 8 Buku Manual G Velasquez Ethics and The Employee
Pendahuluan Tidak semua orang merasakan pengalaman yang sama dalam suatu organisasi. Terdapat berbagai karakteristik problematis dari organisasi bisnis diantaranya pengasingan yang dialami oleh pegawai yang menjalankan pekerjaan ynag monoton, perasaan tertekan yang muncul dari masalah otoritas, tanggung jawab yang harus diterina manajer, taktik kekuasaan yang dipakai oleh manajer yang sangat berambisi dalam karier, dan tekanan yang dialami bawahan dan atasan saat mereka berusaha melaksanakan pekerjaan dnegan baik. Bab ini akan membahas masalah-masalah tersebut dan masalah lain yang muncul dalam kehidupan organisasi bisnis. Organisasi Rasional
Model organisasi bisnis yang rasional, yang lebih tradisional, mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur hubungan formal (yang didefinisikan secara eksplisit dan digunakan cara terbuka) yang bertujuan mencapai tujuan teknis atau ekonomi dengan efisiensi maksimal. E. H . Schein mendefinisikan organisasi sebagai koordinasi rasional atas aktivitas-aktivitas
sejumlah individu untuk mencapai tujuan atau sasaran eksplisit bersama, melalui pembagian tenaga kerja dan fungsi dan melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
M odel organi sasi r asi onal mengasumsikan bahwa sebagian besar informasi dikumpulkan
dari tingkat operator, naik melalui sejumlah tingkat manajemen formal, yang masingmasing mengumpulkan informasi serupa, sampai akhirnya mencapai manajemen tertinggi.
Yang mengikat lapisan atau tingkat organisasi dan yang mengatur semua individu tersebut ke dalam tujuan organisasi dan hierarki formal adalah kontrak. Model tersebut mengasumsikan pegawai sebagai agen yang secar a bebas dan sadar telah setuj u u ntuk menerima otoritas formal organisasi dan berusaha meraih tujuan organisasi, dan sebagai gantinya mereka memper oleh dukun gan dalam bentuk gaji dan kondisi kerja yang baik. Tan ggung j awab eti s dasar yang muncul dari aspek-aspek rasional organisasi difokuskan
pada 2 kewajiban moral: 1) kewajiban pegawai untuk mematuhi atasan dalam organisasi, mencapai tujuan-tujuan organisasi, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang mengancam tujuan tersebut. 2) kewaji ban atasan un tuk m ember ik an gaji yang adil dan kondisi kerja yang baik.
Kewajiban Pegawai terhadap Perusahaan
Kewaji ban mor al utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan
menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Pandangan-pandangan tradisional tentang kewajiban pegawai pada perusahaan membentuk apa yang disebut “ hukum agensi ” atau dengan kata lain, peraturan yang menetapkan kewajiban-kewajiban hukum dari “agen” (pegawai) kepada “pimpinan” mereka. Konflik Kepentingan Konflik kepentingan dalam bisnis muncul saat seorang pegawai atau pejabat suatu perusahaan melaksanakan tugasnya, namun dia memiliki kepentingan-kepentingan pribadi terhadap hasil dari pelaksanaan tugas tersebut yang 1) mungkin bertentangan dengan kepentingan perusahaan dan 2) cukup substansial sehingga kemungkinan mempengaruhi penilaiannya sehingga tidak seperti yang diharapkan perusahaan.
Konf li k k epenti ngan ti dak selal u ber kaitan dengan masalah u ang . Konflik kepentingan
juga bisa muncul apabila pejabat atau pegawai su atu perusahaan juga bekerja atau menjadi konsultan perusahaan luar yang menjadi rekan atau pesaing perusahaan yang pertama.
Konf li k k epenti ngan bisa ber si fat aktu al atau potensial . Konfik kepentingan aktual
terjadi saat seseorang melaksanakan kewajibannya dalam suatu cara yang mengganggu perusahaan dan melakukannya demi kepentingan pribadi. Konflik kepentingan potensial terjadi saat seseorang, karena didorong oleh kepentingan pribadi, bertindak dalam suatu cara yang merugikan perusahaan.
Konf li k k epenti ngan potensial bi sa eti s maupun ti dak eti s , tergantung pada kemungkinan
dimana penilaian pegawai dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan.
Untuk menghindari masalah, banyak perusahaan yang: 1) menentukan jumlah saham perusahaan pemasok yang boleh dibeli pegawai, 2) menentukan hubungan dengan pesaing, pembeli, atau pemasok yang dilarang perusahaan, 3) mewajibkan pejabat penting untuk mengungkapkan semua investasi finansial luar mereka. Konflik kepentingan dapat muncul dari berbagai macam situasi dan aktivitas. 2 jenis situasi dan aktivitas yang perlu mendapat perhatian adalah suap dan pemberian. Suap dan pemerasan komersial. Suap komersial adalah sesuatu yang diberikan atau ditawarkan pada seorang pegawai oleh orang dari luar perusahaan dengan tujuan agar saat pegawai itu melakukan transaksi binsnis perusahaan, dia akan melakukan sesuatu yang menguntungkan orang tersebut atau perusahaan orang tersebut. Pemberian. M ener im a pember i an bisa menj adi ti ndakan yang eti s dan ti dak eti s . Vincent Barry mengajukan faktor-faktor berikut yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi moralits untuk menerima suatu pemberian: 1) apa nilai pemberian tersebut? 2) apa tujuan pemberian tersebut? 3) bagaimana situasi saat pemberian tersebut diberikan? Atau apakah pemberian itu diberikan secara terbuka? 4) apa pekerjaan atau jabatan orang yang menerima pemberian? 5) apa praktik bisnis yang diterima di wilayah tersebut? 6) apa hukumnya?
Pencuarian Pegawai dan Komputer
Tindakan pegawai yang mencari tambahan keuntungan pribadi atau menggunakan sumber daya perusahaan untuk dirinya sendiri merupakan tindakan pencurian karena keduanya berarti mengambil atau menggunakan properti milik orang lain (perusahaan) tanpa persetujuan pemilik yang sah. , yang tidak jelas adalah bentuk – bentuk Eti ka dari bentuk-bentuk pencuri an r elatif jelas pencurian modern: pencurian yang melibarkan informasi dan penggunaan komputer.
Pencurian komputer. Tindakan memeriksa, menggunakan, atau menyalin informasi atau program komputer merupakan pencurian. Disebut pencurian karena informasi yang dikumpulkan dalam bank data komputer oleh suatu perusahaan dan program komputer yang dikembangkan atau dibeli perusahaan merupakan properti dari perusahaan yang bersangkutan. Properti terdiri dari sejumlah hak yang terikat dengan aset yang dapat dikenali. Informasi atau program komputer semacam itu merupakan properti perusahaan, dan hanya perusahaan yang berhak atas penggunaan atau keuntungan-keuntungan. M er ampas hak atas proper ti , termasuk penggun aannya, mer upakan salah satu bentu k
. pencur ian proper ti sehi ngga otomatis ju ga tidak etis
Rahasia dagang. Informasi kepemilikan atau rahasia perdagangan terdiri dari informasi non-publik yang 1) menyangkut aktivitas, teknologi, perencanaan, kebijakan, atau catatan suatu perusahaan dan yang, jika diketahui pesaingnya, akan berpengaruh secara material pada kemampuan perusahaan untuk bersaing secara komersial dengan para pesaingnya, 2) dimiliki perusahaan karena dikembangkan oleh perusahaan, untuk digunakan sendiri, dari sumber daya yang dimilikinya atau dibeli dari pihak lain dengan dananya sendiri, 3) ditunjukkan oleh perusahaan melalui perintah yang eksplisit, langkah-langkah pengamanan, atau perjanjian kontraktual dengan pegawai bahwa perusahaan tidak ingin ada orang luar yang diizinkan memilikinya. Namun demikian, keahlian yang diperoleh pegawai dari bekerja di sutu perusahaan tidak termasuk rahasia perdagangan karena rahasia perdagangan terdiri dari informasi, bukan keahlian.
I nsider Tr adin g
Insider trading merupakan tindakan membeli dan menjual saham perusahaan berdasarkan informasi orang dalam perusahaan. Informasi dari dalam atau dari orang dalam suatu perusahaan merupakan informasi rahasia yang tidak dimiliki publik di luar perusahaan, namun memiliki pengaruh material pada harga saham perusahaan. Insider trading adalah ilegal. I nsider trading j uga tidak etis , bukan hanya karena ilegal, namun juga orang yang melakukannya berarti mencuri informasi dan memperoleh keuntungan yang tidak adil dari anggota masyarakat lain. Namun, sejumlah pihak menyatakan bahwa insider trading secara sosial menguntungkan dan menur ut pri nsip uti li tari an, tindakan tersebut tidak dilar ang, malah dianjur kan . 1) orang dalam dan teman-temannya membawa informasi dari dalam perusahaan menuju pasar saham dan dengan melakukan jual beli berdasarkan informasi tersebut, menawar harga saham lebih tinggi (atau lebih rendah) sehingga harga saham naik (atau turun) untuk merefleksikan nilai sesungguhnya dari saham tersebut. Jasi, insider trading merupakan tindakan yang ber manf aat un tuk m enyampaik an in f ormasi dari dalam menuj u k e pasar saham sehingga memastikan bahwa nilai pasar dari saham-saham tersebut merefleksikan
dengan lebih akurat nilai saham yang sesungguhnya dan otomatis menciptakan pasar yang lebih efisien. 2) insider trading tidak merugikan siapapun . Saat seseorang menjual sahamnya, itu karena dia butuh uang pada saat itu. Tidak masalah apakah mereka menjual pada insider atau orang lain, dia akan memperoleh uang senilai harga pasar dari sahamnya. Jadi, insider tidak hanya tidak merugikan orang-orang yang menjual saham kepadanya, namun juga memberikan keuntungan bagi orang-orang yang menjual saham kepadanya di saat-saat berikutnya. 3) tidak benar j i ka in sider diun tun gkan atas orang lai n yang tidak memi li ki akses atas in for masi yang dimilikinya dari dalam organisasi. Faktanya, banyak orang yang membeli dan menjual saham di pasar saham yang memiliki informasi yang lebih baik dari orang lain.
Tetapi, orang-orang yang mengklaim bahwa insider trading tidak etis menyatakan bahwa para pendukung insider trading mengabaikan beberapa fakta penting tentang insider trading . 1) informasi yang dimiliki pelaku insider trading bukan informasi yang merupakan miliknya. Jadi insider yang mengambil informasi dari dalam perusahaan dan menggunakannya untuk memperkaya diri sendiri berarti mencuri apa yang bukan miliknya. Pelaku insider tr ading mel anggar hak-h ak mor al dari semua pemegam , khususnya yang secara tidak sadar menjual saham kepadanya. 2) i nf ormasi yang saham dimil ik i in sider sama sekali tidak fair . Karena informasi itu adalah informasi yang dia curi, berarti berbeda dengan informasi yang dimiliki para pakar bursa saham atau analis. Informasi yang dimiliki insider dianggap tidak fair karena merupakan hasil curian dari orang lain (pemiliki perusahaan) yang melakukan investasi dan akhirnya menghasilkan informasi tersebut. 3) tidak benar bahwa tidak ada seorang pun yang dir ugi kan ol eh . Insider trading memiliki 2 pengaruh pada pasar saham yang merugikan in sider trading semua orang di pasar saham pada khususnya dan masyarakat pada umumnya: (a) insider trading mengurangi ukuran pasar . Ukuran pasar yang kecil memberikan sejumlah pengaruh buruk termasuk penurunan likuiditas saham, naiknya variabilitas harga saham, penurunan kemampuan pasar untuk mendistribusikan risiko, penurunan efisiensi pasar, dan penurunan perolehan utilitas yang diambil pedagang. (b) insider trading mengakibatkan kenaikan bi aya pembeli an dan penj ual an saham (atau biaya transaksi). Semakin banyak insider yang muncul, semakin tinggi pula biaya yang dinaikkan, dan semakin tinggi biaya pertukaran saham. I nsider tr ading mel anggar h ak, keadil an, dan uti li tas masyarakat . Masalah tersebut terus
diperdebatkan dan belum terselesaikan sepenuhnya. Namun hukum tentang insider trading telah ditetapkan, meskipun cakupannya masih kurang jelas. SEC telah mengajukan tuntutan atas kasus-kasus insider trading , dan keputusan pengadilan dalam kasus-kasus tersebut cenderung menyatakan sebagai tindakan ilegal. Kewajiban Perusahaan terhadap Pegawai Kewaji ban mor al dasar per usahaan ter hadap pegawai , menurut pandangan rasional adalah member ikan kompensasi yang secara suk arel a dan sadar telah mereka setujui sebagai imbalan atas jasa mereka. ada 2 masalah yang berkaitan dengan kewajiban ini: kelayakan gaji dan kondisi kerja pegawai.
Gaji
Dar i sudut pandang pegawai, gaji adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
dan keluarganya. Dari sudut pandang pengusaha atau per usahaan, gaji adalah biaya produksi yang harus ditekan agar harga produk tidak terlalu tinggi dari kemampuan pasar.
Kelayakan gaji sebagian bergantung pada dukungan yang diberikan masyarakat, kebebasan pasar kerja, kontribusi pegawai, dan posisi kompetitif perusahaan. Faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan gaji dan upah: 1) gaji dalam
industri dan wilayah tempat seseorang bekerja, 2) kemampuan perusahaan, 3) sifat pekerjaan, 4) peraturan upah minimum. 5) hubungan dengan gaji lain, 6) kelayakan negosiasi gaji, dan 7) biaya hidup lokal. Kondisi Kerja: Kesehatan dan Keamanan Pada tahun 1970, Kongres menetapkan Occupational Safety and Health Act dan membentuk Occupational Safety and Health Administration (OSHA) untuk sejauh mungkin menjamin bahwa awal OSHA sudah menghadapi banyak kontroversi.
Risiko memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaan. Sejauh mereka 1) memperoleh kompensasi penuh dalam menghadapi risiko tersebut dan 2) secara suk arel a dan sadar menerimanya dan memperoleh kompensasi sebagai imbalannya, maka kita bisa mnegasumsikan bahwa pengusaha atau peru sahaan telah ber ti ndak secara etis . Masalahnya adalah dalam banyak pekerjaan yang berbahaya, syarat-syarat berikut tidak terpenuhi: 1) gaji atau upah dikatakan gagal memberikan nilai kompensasi yang proporsional terhadap risiko pekerjaan jika pasar tenaga kerja dalam suatu industri tidak kompetitik atau bila pasar tidak mempertimbangkan risiko-risiko tersebut karena emang belum diketahui. 2) pegawai mungkin menerima risiko tanpa mengetahuinya karena mereka tidak memiliki akses ke informasi tentang risiko-risiko tersebut. 3) pegawai mungkin menerima risiko karena putus asa, karena mereka tidak dapat mendapatkan pekerjaan dalam industri-industri yang kurang beresiko, atau karena mereka tidak memiliki informasi tentang alternatif-alternatif yang tersedia bagi mereka. Apabila ada salah satu dari ketiga kondisi di atas yang tidak terpenuhi, maka kontrak antara perusahaan dan pegawai dikatakan tidak fair.
Secara khusus: 1) perusahaan wajib menawarkan gaji yang merefleksikan prevalensi risiko-premi dalam pasar tenaga kerja yang serupa, namun kompetitif. 2) untuk menjamin pegawai terhadap bahaya yang diketahui, perusahaan perlu memberikan program asuransi kesehatan yang sesuai. 3) perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang bahaya kesehatan yang terdapat dalam suatu pekerjaan dan menyebarkan informasi tersebut ke seluruh pegawai. Kondisi Kerja: Kepuasan Kerja Pandangan r asi onal tentang organisasi menempatkan nilai yang tinggi pada masalah efisiensi: semua pekerjaan dan tugas didesain untuk mencapai tujuan perusahaan seefisien mungkin. Apabila efisiensi dicapai melalui spesialisasi, maka pandangan rasional tentang organi sasi cenderu ng memasuk kan peker j aan-peker j aan yang sangat spesifi k .
Pekerjaan dapat dispesialisasikan dalam 2 dimensi. Secara horisontal dengan membatasi jangkauan tugas dalam suatu pekerjaan dan meningkatkan repetisi atau pengulangan dalam cakupan tugasnya. Pekerjaan juga bisa dispesialisasikan secara vertikal dengan
membatasi jangkauan pengawasan dan pengambilan keputusan atas kegiatan-kegiatan dalam suatu pekerjaan.
yang dialami oleh para pegawai yang sangat terspesialisasi seperti Kecel akaan ker j a menciptakan satu masalah penti ng tentan g keadil an bagi pegawai.
Kerugi an dari spesi ali sasi mungkin tidak hanya ti dak adil , namun juga sering berkaitan
dengan ti dak adanya kebebasan .
Spesialisasi pekerjaan yang berlebihan memang tidak baik karena alasan lain, yaitu bahwa cara tersebut memberikan beban yang ti dak adil pada pekerja. Juga terdapat bukti bahwa cara tersebut ti dak menduku ng efi siensi . Hackman, Oldham, Jansen, dan Purdy menyatakan bahwa ada 3 determi nan kepuasan : arti yang dialami, tanggung jawab dialami, dan pengetahuan akan hasil. kerja Untuk mengetahui ketiga determinan tersebut, pekerjaan haruslah diperluas sepanjang 5 dimensi berikut: keragaman keahlian, identitas tugas, arti penting tugas, otonomi, dan umpan balik. Pemecahan masalah ketidakpuasaan kerj a adalah dengan memperluas cakupan kegiatan
dari pekerjaan-pekerjaan yang snagat terspesialisai: memperluas pekerjaan secara horisontal dengan memberikan tugas-tugas yang lebih beragam pada pegawai dan memperdalam pekerjaan secara vertikal dengan memberikan kontrol yang lebih besar pada pegawai atas tugas-tugas tersebut. Organisasi Politik Para pegawai dalam organisasi sering terlibat dalam berbagai intrik , persaingan memperoleh sumber daya organisasi, membentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bermusuhan, perlakuan pengawasan yang sewenang-sewenang, berebut memperoleh kesempatan kemajuan karier, saling berdebat tentang apa dan bagaimana tujuan organisasi yang sesungguhnya, serta berselisih tentang stategi untuk mencapai tujuan tersebut.
yang diakibatkannya, Un tuk m emahami per il aku-per i laku ter sebut ser ta masalah etis kita perlu beralih pada model kedua yaitu model yang tidak terlalu fokus pada aspek-aspek rasional, namun lebih menekankan pada aspek politik: model polit ik organi sasi .
Tidak seperti model rasional, model politik organisasi tidak hanya melihat pada garis kewenangan dan komunitas dalam organisasi ataupun mengasumsikan bahwa semua perilaku organisasi secara rasional didesain untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran ekonomi seperti keuntungan atau produktivitas. Dalam model poli tik , in dividu dil ih at berk umpul membentuk koali si yang selanjutnya
saling bersaing satu sama lain memperebutkan sumber daya, keuntungan, dan pengaruh. Dengan demikian, tuj uan or ganisasi menjadi tu j uan yang di bentu k oleh koal isi yang pali ng kuat dan pali ng domin an .
Realita dasar organisasi, menurut model tersebut bukanlah otoritas formal atau hubungan kontraktual, namun kekuasaan kemampuan individu untuk mengubah perilaku pihak lain menuju cara yang diinginkan tanpa harus mengubah perilaku mereka sendiri menuju cara yang tidak diinginkan. Jika kita memfokuskan pada kekuasaan sebagai dasar realita organisasional, maka utama yang akan kita temui saat kita mengamati suatu organisasi permasalahan etis adalah masalah yang berkaitan dengan akuisisi dan pelaksanaan kekuasaan. M asalah etis
difokuskan bukan pada kewajiban kontraktual perusahaan dan pegawai, namun utama pada hambatan- hambatan mor al terhadap penggun aan kekuasaan di dal am organsasi .
Etika perilaku organisasional yang dilihat dari perspektif model politik difokuskan pada pertanyaan: apa batasan moral, jika ada, pada pelaksanaan kekuasaan dalam organisasi? Bagian ini kita akan membahas 2 pertanyaan: apa, jika ada, batasan moral pada kekuasaan manajer yang dapat diterapkan pada pegawai? Apa, jika ada, batasan moral pada kekuasaan pegawai yang dapat diterapkan pada pegawai lain? Hak Pegawai Pemerintah dibagi menjadi 4 bagian. 4 bagian tersebut juga menjadi karakteristik hierarki manajerial yang terdapat di perusahaan-perusahaan besar: 1) seperti kota, negara bagian, atau pemerintah federal, para manajer tinggi tertinggi di sebuah perusahaan merupakan lembaga pembuat keputusan yang tersentralisasi, 2) para manajer in i memil ik i kekuasaan dan otoritas yang diakui secara hukum atas para pegawai dimana kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan mereka untuk memecat, menurunkan dan menaikkan , dan otoritas yang didasarkan pada hukum agensi yang siap mendukung dan pangkat melaksanakan keputusan-keputusan manajerial, 3) keputusan para manajer menentukan distribusi atas pendapatan , statu s, dan kebebesan diantara konstitusional perusahaan, 4) melalui hukum agensi dan kontrak, melalui akses ke lembaga pemerintah, dan melalui kemampuan ekonomi yang diperoleh, para manajer perusahaan besar secara efektif juga memiliki monopoli kekuasaan seperti pemerintah politik.
pandangan tentang hak pegawai ini adalah bahwa ada beberapa Keberatan utama perbedaan penting antara kekuasaan manajer perusahaan dengan kekuasaan pejabat pemerintah, dan perbedaan itu mengurangi validitas argumen bahwa kekuasaan manajer haruslah dibatasi oleh hak pegawai, yang dalam hal ini serupa dnegan hak sipil yang membatasi kekuasaan pemerintah. 1) kekuasaan pejabat pemerintah didasarkan pada persetujuan, sementara kekuasaan manajer perusahaan didasarkan pada kepemilikan. 2) kekuasaan manajer perusahaan, tidak seperti pejabat pemerintah, secara efektif dibatasi oleh serikat kerja. 3) sementara seorang warga negara bisa melarkian diri dari keuasaan pemerintah dengan biaya yang besar, namun seorang pegawai bisa melepaskan diri dari kekuasaan manajemen dengan relatif mudah.
Para penduku ng hak- hak pegawai menanggapi ketiga keberatan tersebut dalam seumlah
cara: 1) aset perusahaan tidak lagi dikendalikan oleh para pemilik pribadi, aset tersebut dikuasai oleh sekelompok pemegang saham yang beragam dan hampir tidak memiliki kekuasaan. 2) meskipun sebagian pegawai menjadi anggota serikat pekerja, namun banyak yang tidak menjadi anggota serikat pekerja, dan mereka-mereka yang tidak menjadi anggota serikat pekerja memiliki hak-hak moral yang tidak dihormati oleh manajer. 3) mengubah pekerjaan kadang sama sulitnya dengan mengubah kewarganegaraan, khususnya bagi pegawai yang telah menguasai keahlian tertentu yang hanya dapat digunakan dalam organisasi tertentu. Hak Privasi hak individu untuk menentukan apa, dengan siapa, dan seberapa H ak pri vasi meru pakan banyak informasi tentang dirinya yang boleh diungkapkan pada orang lain.
Metode-metode untuk memperoleh, menyimpan, mengambil kembali, menyusun, dan mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan komputer memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan informasi tentang para pegawai, seperti catatan medis, sejarah kredit, catatan kriminal, penangkapan oleh polisi, informasi FBI, dan sejarah kepegawaian. yaitu privasi yang berkaitan dnegan pemikiran, Ada 2 jenis privasi : 1) pri vais psi kologis rencana, keyakinan, nilai, perasaan, dan keinginan seseorang. 2) pri vasi f isik yaitu yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas fisik seseorang khususnya yang mengungkapkan kehidupan pribadi seseorang dan aktivitas-aktivitas fisik yang secara umum dianggap sebagai aktiviatas pribadi. : memungkinkan kita melindungi informasi tentang diri kita yang Pri vasi melindungi ki ta bisa membuat kita merasa malu, melindungi kita agar orang lain tidak ikut campur dalam kehidupan kita, memungkinkan kita melindungi orang-orang yang kita cintai agar tidak mengetahui sesuatu tentang diri kita yang mungkinmenyakitkan bagi mereka, dan secara umum melindungi reputasi kita.
Pri vas juga memungkin kan k ita m enjal in keakraban sehingga kita bisa mengembangkan
hubungan cinta persahabatan, dan kepercayaan; memungkinkan kita menjaga hubungan dengan para profesional seperti dokter, pengacara, dan psikiater; memungkinkan kita melaksanakan peran sosial pribadi yang berbeda dari peran publik; dan memungkinkan kita menentukan identitas diri dengan mengendalikan cara dimana masyarakat dan individu-individu tertentu melihat diri kita.
Ada 3 elemen yang per lu diper ti mbangkan saat mengumpulkan informasi yang mungkin mengancam hak privasi pegawai: relevansi, persetujuan, dan metode. Relevansi. Perusahaan harus membatasi penyelidikan terhadap pegawai hanya pada bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan masalah yang dihadapi. Persetujuan. Pegawai harus diberi kesempatan untuk memberikan atau tidak memberikan persetujuan sebelum perusahaan melakukan penyelidikan atas aspek-aspek pribadi dalam hidupnya. Metode. Perusahaan perlu membedakan antara metode-metode penyelidikan yang sifatnya biasa dan dapat diterima, serta metode-metode lainnya. Metode biasa mencakup aktivitas pengawasan yang biasanyaa digunakan untuk mengawasi pekerjaan pegawai. Metode tidak biasa termasuk penggunaan peralatan-peralatan tersembunyi seperti mikrofon, kamera rahasia, penyadap, detektor kebohongan, tes inventarisasi kepribadian, dan matamata. Penggunaan peralatan seperti itu hanya dibenarkan bila syarat-syarat berikut telah terpenuhi: 1) perusahaan menghadapi masalah yang hanya bisa dipecahkan melalui penggunaan alat-alat tersebut. 2) masalah yang dihadapi cukup serius dan perusahaan memiliki alasan kuat bahwa penggunaan alat-alat itu akan mampu memecahkannya. 3) masa penggunaan peralatan semacam itu tidak boleh diperpanjang di luar waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi peaku kejahatan atau setelah dketahui bahwa peralatan tersebut tidak bekerja dengan baik. 4) semua informasi yang diungkapkan, namun tidak secara langsung relevan dengan tujuan penyelidikan, wajib diabaikan dan dihancurkan. 5) tingkat kegagalan penggunaan peralatan juga perlu dipertimbangkan, dan semua informasi yang diperoleh dari suatu peralatan yang tingkat kegagalnnya telah diketahui perlu
diverifikasi dengan menggunakan metode-metode independen yang diketahui tidak memiliki tingkat kegagalan yang sama. Kebebasan Suara Hati
Pegawai yang memi li ki per asaan tanggung j awab mor al , yang menemukan bahwa
perusahaan melakukan sesuatu yang merugikan masyarakat, biasanya akan merasa perlu melakukan sesuatu agar perusahaan menghentikan aktivi tas-akti vitas yang mer ugi kan tersebut dengan melapork annya pada atasan .
Hak atas kebebasan suara hati berasal dari kepentingan individu untuk berpegang pada keyakinan religius atau moralnya. Individu yang memil ik i keyaki nan r eli gius atau moral biasanya melihat h ak i ni sebagai sesuatu yang mengik at secara mu tl ak dan hanya dapat dilampaui dengan akibat-akibat psikologis yang cukup berat. H ak atas kebebasan suar a hati m elindun gi kepenti ngan- kepenti ngann ya dengan
mewajibkan individu yang bersangkutan untuk tidak bekerja sama dalam aktivitas- akti viats yang secara sadar dian ggapnya salah . Whistleblowing Whistleblowing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang anggota atau mantan anggota suatu organisasi untuk mengungkapkan kesalahan atau aktivitas merugikan yang dilakukan organisasi yang bersangkutan.
Whistleblowing bisa bersifat internal maupun eksternal. Jika suatu pelanggaran hanya dil apor kan pada pih ak-pih ak yang lebih tin ggi dalam or ganisasi , maka tindakan tersebut adalah whistleblowing internal. Apabila pelanggaran dil apor kan pada indi vidu ekster nal atau lembaga-lembaga seper ti agen pemeri ntah , surat kabar, atau kelompok-kelompok kepentingan publik, maka tindakan tersebut merupakan whi stl eblowin g ekster nal . Kadang dikatakan bahwa whistleblowing eksternal adalah salah karena pegawai
memiliki kewajiban
kontraktual
untuk
loyal
pada
perusahaan
dan
menjaga
. Pada saat seorang pegawai menerima suatu pekerjaan, kerah asi aan semua aspek bisni s menurut argumen tersebut, pegawai berarti secara implisit setuju menjaga kerahasiaan semua aspek bisnis dan berusaha semampunya untuk menjaga kepentingan perusahaan. Tindakan whi stl eblowin g melan ggar per janj ian ter sebut dan otomatis juga melanggar hak peru sahaan .
Meskipun sebagian dari apa yang dikatakan benar, namun kesimpulannya salah. Persetujuan dan kontrak dianggap batal jika mengharuskan seseorang melakukan sesuatu yang immoral. Jadi, ji ka seor ang pegawai memil i ki k ewaj i ban mor al agar oran g lain dan satu-satunya cara agar orang lain tidak dirugikan adalah dengan tidak dirugikan melaku kan wh i stleblowing, maka k ontr ak kerj a ter sebut ti dak bisa mewaji bkan pegawai yang ber sangkutan untu k di am saja .
Jadi, whistleblowing ekstenal dibenarkan jika memang diperlukan untuk mencegah kesalahan dimana seseorang secara moral berkewajiban mencegahnya, atau jika tindakan tersebut memberikan keuntungan dimana seseorang memiliki hak atau kewajiban moral untuk melakukannya. Hak pegawai atas kebebasan berbicara dibatasi oleh hak perusahaan untuk mewajibkan para pegawai menjaga kerahasiaan perusahaan dan berusaha mencapai tujuan-tujuan
perusahaan, dengan syarat mereka tidak dipaksa melakukan sesuatu yang melanggar moral.
Whistleblowing
eksternal
hanya
dapat
dibenarkan
jika
cara-cara
lain
seperti
whistleblowing internal untu mencegah terjadinya sesuatu telah dicoba dan tidak berhasil , dan hanya jika kerugian yang dicegah lebih serius dibandingkan dengan kerugian
yang dialami pihak lain.
Whi stl eblowin g ekstenal secara mor al di benar kan j ik a : 1) ada bukti yang jelas, kuat, dan
cukup komprehensif bahwa suatu organisasi melakukan aktivitas yang melanggar hukum atau berakibat serius pada pihak lain. 2) usaha-usaha lain telah dilakukan untuk mencegahnya melalui whistleblowing internal dan gagal. 3) dapat dipastikan bahwa tindakan whistleblowing eksternal mampu mencegah kerugian tersebut. 4) pelanggaran tersebut cukup serius dan lebih buruk dibandingkan akibat tindakan whistleblowing pada diri seseorang, keluarganya, dan pihak-pihak lain.
Whistleblowing hanyalah sarana untuk mencapai tujuan-tujuannya untuk memperbaiki atau mencegah suatu tindakan yang merugikan. Jadi,seseorang hanya berkewajiban melakukan tindakan tersebut dalam artian bahwa dia memiliki kewajiban untuk mencapai tujuan tersebut. Jelasnya seseorang memiliki kewajiban moral untuk melakukan whistleblowing eksternal hanya jika dia memiliki kewajiban moral untuk mencegah suatu tindakan yang merugikan. Seseorang memil i ki kewaji ban melaku kan whi stl eblowin g apabil a : 1) orang tersebut
memiliki kewajiban untuk mencegah terjadinya pelanggaran, baik karena itu merupakan bagian dari tanggung jawab profesionalnya atau karena tidak ada orang lain yang mampu atau bersedia mencegahnya. 2) pelanggaran tersebut bisa mengakibatkan kerugian serius terhadap kesejahteraan masyarakat, mengakibatkan ketidakadilan pada seseorang atau suatu kelompok, atau merupakan pelanggaran serius terhadap hak-hak moral seseorang atau banyak orang.
Banyak perusahaan yang menerapkan program-program yang memberikan saluran dan prosedur yang mendukung whistleblowing internal, contohnya FMC mendirikan ethic hotline.
Untuk menjamin bahwa pegawai tidak dihukum karena menggunakan pelayanan tersebut, perusahaan menerapkan kebijakan bahwa semua pengawas yang melakukan aksi balas dendam kepada pegawai yang melapor suatu pelanggaran akan dihukum. Hak untuk Berpartisipasi dan Manajemen Partisipatif Dalam suatu demokrasi, pengambil an keputusan biasanya memi li ki 2 kar akter isti k: 1) keputusan yang berpengaruh pada kelompok ditetapkan oleh mayoritas anggotanya. 2) keputusan ditetapkan setelah dilakukan diskusi yang menyeluruh, bebas, dan terbuka.
Tujuan-tujuan demokrasi perlu diterapkan dalam organisasi bisnis. 1) Sebagian
menyatakan bahwa mengizinkan pegawain untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan suatu organisasi merupakan suatu perintah etis. Para pegawai diizinkan menyampaikan kritik secara terbuka, memperoleh informasi yang tepat tentang keputusan-keputusan yang akan berpengaruh pada mereka, menyampaiakan usulan, dan memprotes keputusan. 2) langkah kedua menuju demokrasi organisasional adalah dengan memberikan bukan hanya untuk berkonsultasi, namun juka hak untuk membuat keputsuan
tentang aktivitas-aktivitas kerja mereka. 3) mengizinkan pegawai berpartisipasi dalam pengambilan keputusan-keputusan besar yang berpengaruh pada operasi perusahaan secara umum.
Demokrasi organisasional yang seutuhnya, belum populer di Amerika. Sebagian alasannya mungkin adalah pegawai belum mnunjukkan minat yang besar untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan. Alasan yang lebih penting adalah ideologi Amerika dengan tajam membedakan antara kekuasaan dalam organisasi politik dengan kekuasaan dalam organisasi ekonomi. Sejumlah teori manajemen mendesak manajer menerapkan gaya kepemimpinan yang disebut pemi mpin par ti sipati f , berdasarkan pri nsip util i tari an bahwa gaya kepemi mpin an i ni akan meni ngkatkan k epuasan pegawai dan mendukun g ki nerj a dan pr odukti viats
. perusahaan
Salah satu teori paling awal, misalnya teori Douglas McGregor, menggambarkan 2 teori atau rangkaian asumsi yang dapat dibentuk manajer atas para pegawai. Teori X , manajer mengasumsikan bahwa pegawai adalah or ang-or ang yang malas dan egois,lebih suka dipi mpi n, r esisten dan memerl uk an penghargaan, hu kuman, dan pengawasan untuk bisa bekerja guna mencapai tujuan-tujuan organisasional. Teori Y , manajer mengasumsikan bahwa pegawai i ngi n dan mampu mengembangkan k apasi tas un tuk menerima tanggung jawab, memiliki kesiapan untuk mendukung tujuan-tujuan organisasional, dan mampu menentukan bagi diri sendiri cara terbaik apa yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut serta bersedia mencurahkan usaha untuk mencapainya. Teori Y, menur ut M cGregor akan menciptakan organi sasi yang lebih ef ekti f sekali gus lebih pr odukti f . Teori selanjutnya adalah teori dari Raymond Miles. M odel tr adi si onal mengasumsikan bahwa sebagian besar pegawai tidak suka bekerja , tidak ingin atau tidak mampu menjadi kreatif atau mengarahkan diri sendiri, dan lebih mempertimbangkan berapa banyak yang mereka peroleh dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan. Model kedua adalah model “hubungan manusia” yang mengasumsikan bahwa sebagian besar pegawai ingin menjadi bagian dari sesuatu dan ingin diakui, merasa berguna dan penting, dan bahwa pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut lebih peting dibandingkan apa yang mereka peroleh. Model terakhir adalah “sumber daya manusia” yang mengasumsikan bahwa sebagain besar pegawai merasa senang dengan pekerjaan mereka, mereka ingin memberikan sumbangan pada tujuan yang telah ditetapkan bersama , dan mereka ingin menjadi kreatif dan bertanggung jawab serta memiliki pengarahan diri dan pengendalian diri yang lebih baik dibandingkan saat ini. M il es menyatakan bahwa k epuasan pegawai dan
efektivitas
serta
produktivitas
organisasional
akan
berkembang
dengan
mener apkan manajemen sumber daya manu sia .
Teori lain yang dikembangkan oleh Rensis Likert mengajukan 4 sistem demokrasi: sistem 1 otori ter eksploit atif , sistem 2 otori ter yang baik , sistem 3 konsultatif , dan sistem 4 . Likert menyatakan bahwa sistem 4 yang memasukkan tingkat partisipasi partisipatif pegawai paling tinggi, kemungkinan besar akan menghasilkan efektivitas dan produktivitas paling tinggi. Ji ka gaya manajemen parti si patif seper ti yang diusulk an oleh M cGregor, M il es, dan L ik er t benar -benar membuat organi sasi semaki n efekti f dan
produktif , maka berdasarkan pri nsip uti li tarian, manajer memil ik i kewajiban moral untuk menerapkan gaya kepemimpinan semacam itu . Para kritikus pendekatan
partisipatif terhadap manajemen menyatakan bahwa orang berbeda-beda dan tidak semuanya ingin atau mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen, dan bahwa organisasi dan tugas-tugas organisasional berbeda-beda dan tidak semuanya cocok dengan gaya manajemen partisipatif. Jika ini benar, maka argumen utilitarian yang mendukung manajemen partisipatif palng-paling hanya mampu menunjukkan bahwa manajer memiliki kewajiban untuk menggunakan gaya manajemen partisipatif apabila orang-orang dan konteks organisasionalnya sendiri. Hak dan Proses yang Layak dan PHK Sepihak Doktrin PHK sepihak didasarkan pada asumsi bahwa sebagai pemilik perusahaan,
pengusaha memiliki hak untuk memutuskan siapa yang bekerja padanya sejauh pegawai bebas mener im a atau menolak peker jaan yang diberi kan .
Doktr in PH K sepih ak banyak m endapat k ecaman . 1) pegawai sering tidak bebas untuk
menerima atau menolak pekerjaan tanpa menderita kerugian karena banyak diantara mereka yang tidak bisa memperoleh pekerjaan lain. 2) pegawai biasnya melakukan usaha yang sungguh-sungguh untuk memberikan kontribusi pada perusahaan, namun mereka melakukannya dengan harapan perusahaan akan memperlakukan mereka dengan adil dan sungguh-sungguh. 3) pegawai berhak diperlakukan dengan hormat sebagai individu yang bebas dan sederajat.
Untuk alasan-alasan tersebut, sebuah kecenderungan baru muncul dan secara bertahap menggantikan doktrin PHK sepihak, yang menyatakan bahwa pegawai memiliki hak atas proses yang layak. H al yang pali ng penti ng bagi pagawai adalah hak atas proses yang layak. Proses yang
layak mengacu pada proses yang adi l saat para pembuat keputusan menetapkan sanksi pada bawahan. Bidang paling penting dimana proses yang layak memainkan peran adalah mendengarkan keluhan. Trotta dan Gudenberg mengidentifikasi beberapa karakteristik berikut sebagai komponen penting dalam proses penanganan keluhan: 1) tidak sampai lima langkah penanganan, tergantung ukuran organisasi. 2) satu catatan tertulis atas keluhan saat melewati tingkat pertama. 3) rute alternatif untuk menangani masalah sehingga pegawai bisa melewatu penyelia jika diinginkan. 4) batas waktu untuk setiap langkah sehingga pegawai memiliki perkiraan kapan memperoleh jawanban. 5) izin bagi pegawai untuk meminta satu atau dua rekan kerja menemaninya saat wawancara atau dengar pendapat. Hak Pegawai dan Penutupan Pabrik Ada beberapa faktor yang ber kai tan dengan per ubahan k apasi tas pabr ik asi Ameri ka yang ber ali h ke negara asing . 1) gaji pekerja kasar cenderung jauh lebih murah di negaranegara lain. 2) sejumlah pesaing luar negeri melakukan investasi untuk peralatan-peralatan yang lebih efisien, menjalin hubungan yang lebih produktif antara perusahaan-pegawai , menerapkan peraturan kerja yang lebih kooperatif, dan melaksanakan program-program lain yang mampu meningkatkan produktivitas secara relatif terhadap tingkat produksi Amerika. 3) pihak pemerintah dan sejumlah industri manufaktur luar negeri memberikan perencanaan, subsidi keuangan, perlindungan tarif, tingkat pajak yang menguntungkan,
sementara pemerintah Amerika hanya melakukan sedikit langkah dalam arah tersebut. Faktor- faktor tersebut mengubah Amerika dari ekonomi “pemanufakturan” menuju “ekonomi jasa” .
Hilangmya daya saing tentu saja bukan satu-satunya alasan penutupan pabrik. Pabrik pabrik yang ditutup karena produk mereka sudah ketinggalan zaman. Apapun penyebabnya, penutupan pabrik membebankan biaya yang tinggi pada pegawai dan . komun it as mer eka mengimplikasikan bahwa kerugian yang diakibatkan dari PHK Prinsip utilitarian , dan ini selanjutnya berarti biaya penutupan pabrik harus ditanggung har uslah ditekan oleh pihak-pihak yang memiliki sumber daya lebih besar dan juga pihak – pihak yang paling sedikit dirugikan dari tindakan tersebut.
William Diehl menyampaikan 8 langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan pengaruh-pengaruh merugikan dari penutupan pabrik : 1) pemberitahuan sebelumnya, 2) pesangon, 3) jaminan kesehatan, 4) pensiun awal, 5) transfer, 6) pelatihan kembali, 7) pembelian oleh pegawai, dan 8) pembayaran pajak lokal. Serikat Pekerja dan Hak untuk Berorganisasi
Hak pekerja untuk berorganisasi dalam serikat pekerja berasal dari hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang bebas dan sederajat. Serikat pekerja secara umum dilihat sebagai sarana untuk menyeimbangkan kekuasaan perusahaan besar sehingga para pekerja dapat saling membantu guna mencapai negosiasi yang seimbnag dalam perusahaan. Pekerja tidak hanya berhak membantuk serikat pekerja, namun serikat pekrja juga berhak melakukan pemogokan. Pemogokan serikat pekerja secara moral dibenarkan sejauh hal itu tidak melanggar ketentuan perjanjian untuk tidak mogok dan sejauh pemogokan tersebut tidak melanggar hak-hak moral pihak lain.
Ada banyak faktor yang berkaitan dengan penurunan keanggotaan serikat pekerja, termasuk kenaikan jumlah pekerja kerah putih dan pekerja perempuan, perubahan dari industri manufaktur menuju industri jasa, dan turunnya kepercayaan publik terhadap serikat pekerja. Penyebab utamanya adalah meningkatnya penolakan terhadap serikat pekerja oleh manajer dan bertambahnya penggunaan taktik-taktik ilegal untuk mengalahkan usaha-usaha serikat pekerja. Politik Organisasional Organisasi juga memiliki kantung-kantung dan saluran kekuasaan informasi: sumber-sumber kekuasaan yang tidak terlihat dalam bagan organisasional dan penggunaan kekuasaan yan samar dan mungkin tidak dianggap sah. Kita sekarang beralih pada bagian penting dalam organisasi: politik organisasional. Taktik Politik dalam Organisasi Taktik politik adalah proses dimana individu atau kelompok menggunakan taktik-taktik kekuasaan yang diebentuk secara non-formal untuk mencapai tujuannya sendiri.
Hak yang sama untuk menjalin hubungan secara bebas yang membenarkan pembentukan dan keberadaan perusahaan juga mendasari organisasi pekerja yang kita sebut serikat pekerja.