STATION DERMATOLOGI (SPECIAL SENSORY-NON EMERGENCY)
Skenario : Seorang perempuan usia 28 tahun datang dengan keluhan bercak putih di bagian lengan kanan, punggung, leher, perut, dan kaki kiri. Soal : 1. Lakukan Anamnesis (Basic 7 dan Fundamental 4) 2. Lakukan Pemeriksaan fisik ( Status Lokalis, Saraf Perifer, fungsi/sensibilitas saraf) 3. Buatlah Pemeriksaan Penunjang ( Berikan ke dokternya) 4. Buat Diagnosis dan DD ( Berikan ke dokternya) 5. Lakukan Sikap Profesionalisme
Check-list
No spek yang dinilai Anamnesis – perkenalan, membina sambung rasa, melengkapi identitas pasien 1. Mengucap salam, memperkenalkan identitas pemeriksa dan mempersilahkan pasien duduk dengan dengan sopan (kontak mata, senyum, jabat tangan) “selamat pagi ibu perkenalkan saya dr.N yang bertugas disini, silahkan duduk, bu. Ada yang bisa saya bantu? ” (termasuk keluhan utama) 2. Jelaskan pada pasien bahwa anda perlu identitas lengkap pasien dan akan mencatat hasil anamnesis mereka. Menunjukan empati (verbal/prilaku/perhatian) dan Menjadi pendengar yang baik dan biarkan pasien menceritakan riwayatnya tanpa merasa di interupsi. “sebelumnya saya akan menanyakan identitas ibu terlebih dahulu dan saya juga akan mencatat semua wawancara dan pemeriksaan ibu hari ini.” - Nama lengkap - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pekerjaan - Tingkat pendidikan - Suku bangsa - Agama Anamnesis – basic basic 7 dan fundamental 4 3. Menanyakan keluhan utama yang menyebabkan pasien datang berobat (mengkroscek ulang keluhan utama). Anamnesis keluhan utama dengan pernyataan terbuka, biarkan pasien menceritakan keluhannya. - KU : bercak putih 4. Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang : - Onset: kapan mulai muncul bercak putih yang pertama tersebut? - Lokasi, penyebaran, kualitas, dan kuantitas lesi : Dimana / di bagian tubuh mana bercak putih tersebut muncul
Skor 0
1
2
3
1
pertama kali? Bagaimana penyebaran lesi berikutnya? Dimana saja muncul lesi serupa? Berapa jumlah bercak putih yang serupa? Bagaimana wujud bercak putih sejak awal muncul sampai beberapa lesi berikutnya? Apakah ada perubahan? Apa yang dirasakan pada bercak tersebut? Gatal, perih, terbakar, atau justru kehilangan sensasi? - Faktor yang mempengaruhi Apakah ada factor pencetus yang mempengaruhi bercak tersebut? Baik yang memperberat maupun meringankan keluhan pada bercak putih tersebut. - Gejala penyerta Apakah ada gejala atau keluhan lain yang dirasakan pasien? - Riwayat pengobatan sebelumnya Apakah pasien sudah pernah berobat ke dokter lain atau puskesmas sebelumnya? Diberi obat apa saja sebelumnya? Apakah pasien pernah membeli obat di warung atau toko obat sebelumnya? Obat apa saja yang ibu beli? Pengobatan oral dan topical (nama obat, dosis, frekuensi pemberian, lama pemberian obat, efek samping) 5. Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu: Apakah pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya? Bagaimana pengobatan sebelumnya? Apakah pasien dinyatakan sembuh atau tidak oleh dokter yang menangani sebelumnya? 6. Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga – riwayat kontak: Apakah ada keluarga di sekitar pasien yang mengalami keluhan serupa? 7. Menanyakan Riwayat Sosial : Bagaimana latarbelakang keadaan sosio-ekonomi pasien dan keluarganya? Apakah ada tetangga ada teman kerja pasien dengan keluhan serupa? 8. Menanyakan Riwayat Alergi : Apakah pasien memiliki riwayat alergi jika terpapar dengan suatu allergen? (cuaca, debu, makanan, obat) Pemeriksaan Fisik 9. Mencuci tangan 7 langkah dengan benar di tempat yang disediakan 10. Meminta kesediaan pasien untuk dilakukan pemeriksaan fisik 11. Menginstruksikan pasien dengan sopan 12. Inspeksi – status lokalis kulit Pastikan penerangan baik (bisa dibantu senter), lesi kulit harus diperhatikan beserta kerusakan kulit, gunakan lup - Lokasi - Efloresensi 13. Palpasi – pemeriksaan saraf perifer (jangan menyakiti pasien pada perabaan atau membuat kesan kurang baik) - Saraf yang diperiksa : N. Fasialis, N.Aurikularis magnus, N.Radialis, N.Ulnaris, N.Medianus, N.Poplitea lateralis, N.Tibialis Posterior - Bandingkan saraf tepi bagian kanan dan kiri - Ada/tidaknya pembesaran - Pembesaran regular/irregular, bergumpal - Perabaan keras/kenyal - Nyeri atau tidak, tanyakan pada pasien dan lihat mimic wajah 2
pasien - Sistematis (buku KUSTA) a. N. aurikularis magnus: Pasien disuruh menoleh ke samping semaksimal mungkin, dua jari pemeriksa diletakkan di atas persilangan jalannya saraf tersebut dengan arah otot, bila ada penebalan akan ditemukan jaringan seperti kabel atau kawat, dan evaluasi rasa nyeri. b. N. ulnaris Tangan yang diperiksa harus santai, sedikit fleksi dan sebaiknya diletakkan di atas satu tangan pemeriksa (versi lain tangan pasien dijabat oleh pemeriksa). Tangan yang lain meraba lekukan di bawah siku (sulkus nervi ulnaris) dan merasakan apakah ada penebalan atau tidak, serta evaluasi rasa nyeri. c. N. peroneus lateralis Pasien duduk dengan kedua kaki menggantung, diraba di sebelah lateral dari capitulum fibulae, biasanya sedikit ke posterior, raba apakah ada penebalan atau tidak dan evaluasi rasa nyeri. 14. Pemeriksaan sensibilitas (sensorik) - Menggunakan alat berupa kapas, jarum, dan tabung berisi air hangat dan dingin - Diperiksa pada bagian kulit yang sakit dan sehat - Memeriksa harus pada bagian tengah bercak - Dikatakan terganggu apabila salah dalam 3 kali pengulangan a. Rangsang raba - Menggunakan sepotong kapas yang dilancipkan ujungnya yang kemudian disinggungkan ke kulit pasien, baik yang sehat maupun yang sakit (pada tengah bercak) - Sebelumnya dilakukan dengan mata pasien terbuka dan jelaskan bahwa apabila kulit disinggung dengan pilinan kapas, pasien harus menunjukkan tempatnya dengan telunjuknya, setelah pasien mengerti maka dilakukan dengan mata tertutup, b. Rangsang nyeri - Menggunakan jarum yang memiliki ujung tajam dan ujung tumpul - Kedua bagian ujung jarum disentuhkan pada kulit pasien dan pasien harus membedakan mana yang tajam dan mana yang tumpul c. Rangsang suhu - Menggunakan dua tabung yang berisi air hangat (sebaiknya suhu 400C) dan air dingin (sekitar 20 0C) yang akan disentuhkan secara bergantian pada kulit yang dicurigai - Sebelumnya harus dipastikan bahwa pasien dapat membedakan rasa panas dan dingin (tes control) - Dilakukan dengan mata pasien tertutup dan pasien harus menyebutkan apakah rangsang panas atau dingin yang terasa di kulitnya 15. Pemeriksaan komplikasi: Fascies leonine, madarosis, saddle nose, lagoftalmus Pemeriksaan penunjang 16. Sediaan dari kerokan jaringan kulit o o
Pewarnaan dengan BTA ZIEHL NEELSON 3
o
Indeks bakteri menurut Ridley
0 : Tidak ada BTA dalam 100 LP
1+ : 1-10 BTA dalam 100 LP
2+ : 1-10 BTA dalam 10 LP
3+ : 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP
4+ : 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP
5+ : 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
6+ : > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
Diagnosis 17. Diagnosis banding Morbus Hansen Pitiriasis Alba Vitiligo Pitiriasis Versikolor (dapat disesuaikan dengan temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik) 18. Diagnosis kerja Morbus Hansen (tipe PB/MB) * sesuai dengan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik maupu penunjang Penatalaksanaan 19. Umum : Edukasi pada pasien: - MH atau Kusta merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung - MH atau kusta memiliki jangka waktu pengobatan yang cukup lama dan prognosis yang tergantung dari ketaatan pengobatan dan daya tahan tubuh pasien itu sendiri, serta edukasi mengenai kerusakan saraf, reaksi yang mungkin timbul, serta pencegahan kecacatan (tergantung scenario) 20. Khusus : regimen MDT - WHO a. MDT-PB lesi tunggal (dosis tunggal dan dimakan bersamaan) : - Dewasa : Rifampisin 600mg + Ofloksasin 400mg + Minosiklin 100mg - Anak 5-14 tahun : Rifampisin 300mg + Ofloksasin 200mg + Minosiklin 50mg Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan anak <5tahun b. MDT-PB: - Dewasa : Dapson 100 mg/hari + Rifampisin 600 mg/bulan, diawasi - Anak 10-14 tahun : Dapson 50 mg/hari + Rifampisin 450 mg/bulan, diawasi - Anak <10 tahun : Dapson 25 mg/hari + Rifampizin 300 mg/bulan, diawasi c. MDT-MB - Dewasa : Dapson 100 mg/hari + Rifampisin 600 mg/bulan, diawasi + Klofazimin 50 mg/hari dan 300 mg/bulan, diawasi - Anak 10-14 tahun : Dapson 50 mg/hari + Rifampisin 450 mg/bulan, diawasi + Klofazimin 50 mg selang sehari dan 150 mg/bulan, diawasi - Anak <10 tahun : Dapson 25 mg/hari + Rifampisin 300 mg/bulan, 4
diawasi + Klofazimin 50 mg 2 kali seminggu dan 100 mg/bulan, diawasi Prognosis 40. vitam : dubia functionam : dubia ad bonam Sanationam : dubia ad bonam Cosmeticam : dubia ad bonam Resep 41. Penulisan resep
5