b. Buku Pembanding (Buku Kedua)
Judul Buku
: Pendidikan Bahasa Indonesia
Pengarang
: Drs. Sanggup Barus, M.Pd. dkk
Penerbit
: UNIMED Press
Tahun Terbit
: 2014
Kota Terbit
: Medan
ISBN
: 976-602-7938-06-9
2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU A. Buku Utama Bab 1 : Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro Teks akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis. Seperti jenis buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah sub genre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro. Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, kita harus menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, kita akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan akademik kita. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, kita harus membaca dan mencipta teks akademik. Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis (Lihat misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis itu (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu. Kita, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu secara akademik berdasarkan argumen yang kuat. Sebagai kata-kata sehari-hari, sederhana, padat, objektif, dan logis memang mudah dipahami. Seperti terdaftar di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara denotatif, sederhana berarti “bersahaja, tidak berlebih-lebihan, atau tidak banyak seluk beluknya (kesulitan dsb)”; padat berarti “sangat penuh hingga tidak berongga, padu atau mampat”; objektif berarti “mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi”; dan logis berarti “sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk akal”
(Pusat
Bahasa,
3rd
Ed.,
2001:793,
809,
1008).
3
Bab 2 :Menjelajah Dunia Pustaka Sebagai insan akademik, Anda tentu harus membaca karya-karya ilmiah, antaralain buku. Pada saat Anda membaca buku, Anda harus mencernanya dengan seksamaagar Anda dapat memahami isinya. Di pihak lain, Anda perlu mengomunikasikanpemahaman Anda itu dalam berbagai bentuk untuk keperluan presentasi atau menulis,seperti proposal penelitian, laporan penelitian, artikel ilmiah, tugas akhir, atau skripsi. Teks ulasan juga disebut teks review. Ulasan pada umumnya ditulis dalam bentukartikel, sehingga teks ulasan dapat disebut artikel ulasan. Di lingkungan kita, karenaulasan biasanya dibuat terhadap buku, teks ulasan dinamakan ulasan buku, resensi buku,atau timbangan buku. Sesungguhnya, ulasan tidak harus dibuat terhadap buku, tetapijuga dapat dibuat untuk karya-karya lain seperti artikel, karya sastra (cerpen, novel,drama, dan puisi), serta karya seni (musik, tari, kriya, lukis, pertunjukan, dan film).Bahkan ulasan dapat dibuat terhadap sebuah peristiwa, misalnya olah raga ataukegiatan sosial lainnya. Ulasan merupakan teks yang berfungsi untuk menimbang,menilai, dan mengajukan kritik terhadap karya atau peristiwa yang diulas tersebut(Gerot & Wignell, 1994; Hyland & Diani, 2009). Dalam menulis teks ulasan buku tidak sekedar menguraikan isi buku yang diulas saja, tetapi juga harus menjelaskan bagaimana buku tersebut dapat memenuhi tujuan atau fungsi sosialnya. Sebagai sebuah genre, teks ulasan buku berisi deskripsi atau evaluasi terhadap buku itu. Ulasan buku memaparkaan tujuan buku ditulis, menguraikan strukturnya, menjelaskan gaya penulisannya, dan meletakkan isinya kedalam konteks yang lebih luas dengan cara membandingkannya dengan buku-buku lain yang sejenis. Untuk menghasilkan ulsan yang baik, diperlukan prosedur yang mengandung langkah-langkah operasional. Langkah-langkah itu adalah dapat diuraikan sebagai berikut :
4
a. Mencari buku yang diulas Buku yang akan diulas sebaiknya buku yang menjadi bidang minat. Hal ini diharapkan dapat mempermudah karena bidang itu bukan bidang yang asing. Selain itu, hasil ulasannya dapat membantu proses studi. b. Membaca secara kritis Sebelum membuat ulasan, membaca dengan teliti dan kritis perlu dilakukan. Bagian- demi bagian perlu dibaca, termasuk bab pendahuluan. Orang sering mengira bahwwa bab pendahuluan tidak penting, padahal bab diuraikanlah logika dan arah penulisan buku itu, wilayah dan aliran ilmu yang dianut, tujuan penulisan dan pembaca yang ditargetkan. c. Membuat ringkasan Meringkas adalah menyatakan kembali buku yang dibaca dengan lebih singkat dengan mengungkapkan pokok-pokoknya saja. Ringkasan itu akan dimasukkan ke dalam Tahapan Tafsiran isi. Oleh sebab itu, ringkasan hendaknya mencakup isi buku secara keseluruhan. d. Menentukan kriteria penilaian Kriteria penilaian ditentuka berdasarkan cakupan isi buku yang diulas, kedalamannya, kualitasnya, gaya penulisannya, atau pokok-pokok yang menjadi perhatian khusus. Dengan menetapkan kriteria penilaian, arah penulisan ulasan buku yang anda buat terasa jelas. e. Mencari buku pembanding dan referensi untuk rujukan Pembanding yang dapat digunakan adalah buku-buku atau bahan-bahan sejenis yang sudah terbit sebelumnya, baik yang ditulis oleh orang lain maupun oleh orang lain maupun oleh penulis yang bukunya sedang diulas. Referensi diperlukan untuk mempertajam penilaian , agar penilaian seimbang dan tidak sepihak. f.
Menulis ulasan yang dimaksud Dalam menulis ulasan buku, pengulas hendaknya selalu berpegang kepada struktur teks dengan tahapan-tahapan yang menjadi kerangka teks. Nama-nama tahapan itu tdak harus menjadi judul judul bagian ulasan yang ditulis, tetapi esensi isi dan genre yang digunakan untuk merealisasikan masing-masing tahapan itu terungkap.
5
Bab 3 : Mendesain Proposal Penelitian dan Proposal Kegiatan Proposal
pada dasarnya adalah sebuah
usulan,rencan,atau tawaran. Akan tetapi, kini kata
proposal lebih sering digunakan daripada ketiga kata yang lain itu. Dalam bahasa inggris, kata proposal diberi makna “ something (such as a plan or suggestion) that is pretend to a person or group of people to consider atau the act of presenting a plan, suggestion,etc to a peson or group of people” Proposal penelitian atau proposal kegiatan dinyatakan layak apabila dirancang dengan baik dan mengikuti kelaziman yang telah disepakati dalam tradisi akademik di Indonesia. Untuk itu, proposal harus disusun secara objektifI, sistematis dan terencana dalam mengeksplorasi masalah, serta harus diungkapkan secara akurat dan berterima dalam hal gaya penulisannya. Yang pertama terkait dengan isi, dan yang kedua terkait dengan formulasi bahasa. Hal penting yang hendaknya diperhatikan dalam mendesain proposal sebagai genre makro adalah bahwa seluruh isi dan gagasan dalam proposal seharusnya disampaikan dengan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu,proposal hendaknya disusun dengan genre mikro yang tepat pula. Dengan buku ini anda membuktikan bahwa bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan ilmiah yang logis, termasuk dalam mendesain proposal. Secara umum proses penelitian memuat unsur-unsur yang terdiri atas (1) latar belakang dilakukannya penelitian; (2) rumusan masalah dan tujuan penelitian; (3) manfaat atau pentingnya penelitian; (4) tinjauan teoretis yang menguraikan acuan teori utama (grand theory) dan elaborasinya, serta keterkaitannya dengan berbagai hasil oenelitian terdahultu; (5) kerangka piker atau bingkai acuan (frame of refrence) dalam melakukan penelitian terhadap masalah itu; (6) asumsi atau hipotesis yang akan diuji; (7) sumber data atau subjek penelitian; (8) instrument pengumpulan data yang akan digunakan; (9) metode atau prosedur penelitian;(10) teknik analisis data yang akan dilakukan; dan (11) daftar pustaka sementara (Ali,2011)
6
Bab 4 : Melaporkan Hasil Penelitian dan Hasil Kegiatan Laporan penelitian atau laporan kegiatan yang dimaksudkan adalah laporan pada umumnya yaitu bahwa setelah peneliti atau pelaksana kegiatan melaksanakan penelitian atau kegiatan, mereka harus menyusun laporan. Melaporkan hasil penelitian atau hasil kegiatan (termasuk pengolahan dan analisi data) dalam bentuk tulisan yang berereima tidaklah mudah. Sering sekali peneliti atau pelaksana kegiatan mengabaikan pentingnya penulisan laporan, baik dari segi kebahasaan maupun dari segi ketepatan waktu pelaporan. Abstrak merupakan bagian yang sangat penting dalam laporan penelitian. Kenyataan itu tampak jelas pada definisi yang dikemukakan oleh the american National Standards Institute. Pada laporan penelitian, abstrak adalah genre mikro yang berisi ringkasan seluruh penelitian yang dilaporkan.pada konteks ini, abstrak juga disebut ringkasana atau intisari. Pada laporan penelitian, pendahuluan merupakan tahapan yang berfungsi untuk menyatakan latar belakang penelitian yang telah dilaksanakan, permasalahan yang diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pentingnya masalah itu diteliti, dan pendekatan /metode /teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tahapan landasan teori dan tinjauan pustaka berisi dua hal. Yang pertama, adalah landasan teorii yang berfungsi untuk menyampaikan ulasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, dan yang kedua adalah tinjauan pustaka yang berfungsi untuk menyatakan perbandingan antara penelitian yang dilaporkan itu dan penelitian-penelitian sebelumnya. Tahapan metodologi penelitian berisi sajian tentang pendekatan, metode, dan teknik penelitian yang diterapka pada penelitian yang dilaporkan, termasuk langkah-langkah yang ditempuh. Bab penutup merupakan tahapan terakhir pada struktur teks laporan penelitian. Tahapan ini biasanya mengandung dua unsur, yaitu simpulan dan saran. Selain kedua unsur itu, implikasi penelitian juga sering dimasukkan kedalam tahapan tersebut. Pada dasarnyaa, simpulan merupakan ringkasan dari temuan penelitian. Di pihak lain, simpulan harus segaris dengan tujuan penelitian , karena dari simpulan diketahui bahwa tujuan penelitian itu tercapai atau tidak. Selanjutnya, berdasarkan temuan-temuan penelitian tersebut, saran diajukan. Saran berisi masukan tentang tindakan yang seharusnya dilakukan , baik secara teoretis maupun praktis. Adapun implikasi adalah konsekuensi logis yang timbul sebagai akibat dari temuan-temuan tersebut. Saran dan implikasi tampak sebagai dua hal yang tumpang tindih, sehingga impliksai sering disisipkam kedalam saran. Daftar pustaka dan lampiran tidak dimasukkan kedalam struktur teks laporan penelitian, meskipun dua hal itu penting. Peneliti (termasuk penulis) hendaknya memasukkan kedalam daftar pustaka semua sumber (yang berupa buku, artikel ilmiah/jurnal, atau terbitan lain) yang digunakan sebagai acuan dalam
7
membuat laporan penelitian. Aspek yang juga perlu dicermati adalah bahwa peneliti hendaknya memilih secara konsisten salah satu model penulisan sesuai dengan konvensi yang berlaku.
Bab 5 : Menngaktualisasikan diri Melalui Artikel Ilmiah Artikel ilmiah merupakan salah satu jenis teks akademik. Hal yang paling utama pada konvensi penulisan adalah struktur teksnya. Sementara itu, pada umumnya, formulasi struktur teks partikel konseptual atau artikel nonpenlitian lebih bervariasi. Struktur teks partikel konseptual lebih fleksibel daripada struktur teks partikel penelitian. Untuk mnghemaat ruang, artikel tersebet ditata dengan judul dan subjudul yang hanya memanfaatkan sedikit kata. Selain judulnya singkat, bagian yang diberi subjudul biasanya hanyalah bagian isi yang dianggap sangat penting, dan bagian pendahuluan atau penutup tidak pernah diberi subjudul. Artikel ilmiah merupakan salah satu genre. Sebagai genre makro, artikel ilmiah mengandung genre mikro yang terletak pada tahapan-tahapan atau bab-babdi dalamnya. Masalah timbul apabila penulis artikel ilmiah tidak menempatkan genre mikro sesuai dengan tempatnya. Alasannya adalah bahwa nama-nama genre mikro pada setiap tahapan itu mengemban fungsi retoris tertentu. Struktur teks artikel penelitian adalah abstrak-pendahuluan-tinjauan pustaka-pembahasan-simpulan. Baik struktur teks pada artikel penelitian maupun struktur teks pada artikel konseptual belum mencakup judul artikel, daftar pustaka, dan lampiran. Ketiga hal itu dibicarakan di bawah ini, bukan dalam rangka hubungan genre karena semua itu tidak mengandung genre mikro yang mengemban fungsi retoris tertentu, melainkan dalam rangka formulasi artikel penelitian atau partikel konseptual secara keseluruhan.
8
B. Buku Kedua
Bab 1 : Bahasa Pengembang Kepribadian Dengan pelajaran bahasa Indonesia sebagai pengembang kepribadian, mahsiswa diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadian. Mahasiswa yang berkompetensi berbahasa Indonesia secara aktif dan pasif akan mampu mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara runtut, logis, dan lugas. Hal ini menandakan kemampuan mengorganisasi karakter dirinya terkait dengan potensi daya piker, emosi, dan harapannya. Kemudian diekspresikan dalam berbagai bentuk kar ya ilmiah, sepert karya ilmiah, makalah ilmiah, proposal, penulisan skripsi, dan laporan ilmiah. Fungsi Pendidikan Bahsa Indonesia sebagai mata kuliah pengembang kepribadian diarahkan kepada kompetensi berbahasa baku dengan baik dan benar secara lisan tulis. Fungsi in mencakup berbagai aspek, yaitu : (1) Mengembangkan kemampuan / kompetensi berkomunikasi ilmiah; (2) Mengembangkan kemampuan akademis; (3) Mengembangkan berbagai sikap, seperti sikap ilmiah, sikap paradigmatic dalam mengembangkan pola-pola berpikir sikap terpelajar; (4) Mengembangkan kecerdasan berbahasa; (5) Mengembangkan kepribadian terutama dalam menciptakan kreativitas baru yang terkait dengan pengalaman, pengetahuan, dan situasi baru yang dihadapi serta kemampuan mengekspresikannya; (6) Mengembangkan kompetensi berkomunikas antarpribadi sehingga memantapkan perkembangan pribadi; (7) Mengembangkan kemampuan sebagai lambing bangsa dan Negara.
Bab 2 : Bahasa Indonesia Baku dan Pemakaiannya dengan Baik dan Benar Bahasa Indonesia baku adalah bahasa yang telah dikodifikasi atau ditetapkan, diterima atau difungsikan sebagai model oleh masyarakat secara luas. Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus. Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu : (1) Pemersatu, Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau menghubungkan pentutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. (2) Penanda Kepribadian, Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa yang lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat persaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku. 9
(3) Penambah Wibawa, berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui perolehan bahasa baku. (4) Kerangka Acuan, dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur pemakaian bahsa Indonesia secara benar. Norma atau kaidah bahsa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi pemakaian bahasa yang menarik perhatian yang karena bentuknya yang khas.
Bab 3 : Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaiman menggambarkan lambing-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara lambing-lambang itu dalam suatu bahasa.ejaan ada dua macam, yaitu ejaan fenetis dan ejaan fomenis. Ejaan fenetis adalah ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa dengan huruf, setelah mengukur dan mencatatnya dengan alat pengukur bunyi bahasa (diagram). Ejaan fomenis adalah ejaan yang berusaha menyatakan setiap fonem dengan satu lambing ataau satu huruf, sehingga jumlah lambing yang diperlukan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah llambang dalam ejaan fenetis. Dengan usia yang relative masih muda, bahasa Indonesia sudah tiga kali mengalami system ejaan, system ejaan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : (1) Ejaan Ch.A.Van Ophuysen Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1901 sampai yahunn 1947. Ejaan ini merupakan warisan dari ejaan bahasa Melayu yang menjadi dasar dan asal bahasa Indonesia. (2) Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1947 sampai dengan tahun 1972. (3) Ejaan Bahasa Indonesia Indonesia yang Disempurnakan Ejaan ini mulai berlaku pada tahun 1972 sampai sekarang. Penamaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, biasa disingkat menjadi Ejaan yang Disempurnakan atau EYD.
Adapun motif lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ialah sebagai berikut : (1) Menyesuaikan ejaan bahasa Indonesia dengan perkembangan bahasa Indonesia, (2) Membina ketertiban dqalam penulisan huruf dan tanda baca, (3) Memulai usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh, dan (4) Mendorong pengembang bahasa Indonesia.
10
Bab 4 : Diksi Diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (cocok penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (seperti diharapkan) (KBBI:1994). Diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa. Dalam memilih kata-kata ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu persyatan ketepatan dan kesesuaian. Tepat,artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan keadaan pembaca. Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan (a) kaidah kelompok kata/frase, (b) kaidah makna kata, (c) kaidah lingkungan sosial, (d) kaidah karangmengarang. Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling mendukung sehingga karangan atau tutur yang disampaikan kepada pembaca/ pendengar bernilai serta berbobot. Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/ frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, lazim, dan benar. (1) Tepat pemilihan kata dengan menempatkannya pada kelompoknya. Unsur tepat ini memungkinkan ,
pembentukan kelompok baru dan berhubungan dengan unsur lain. (2) Seksama, makna kata harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak disampaikan. Unsur seksama lebih ditekankan pada unsur kelompok katanya. (3) Lazim, kata itu sudah menjadi milik bahsa Indonesia. Kelompok kata atau pun pengelompokkan kata yang seperti itu memang sudah lazim dan dibiasakan dalam bahsa Indonesia. (4) Benar, pilihan kata itu harus mempunyai bentuk yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
11
Bab 5 : Kalimat Efektif Kalimat efektif didefenisikan sebagai kalimat yang secra tepat mewakili pikiran dan keingina penulis yang disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Syarat-syarat dalam membuat kalimat efektif adalah sebagai berikut : (1) Kesepadanan dan Kesatuan, hubungan timbal balik anatara subyek dengan predikat, antara predikat dengan obyek serta keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi.serta setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran. (2) Kesejajaran, pengunaan bentuk bahasa-bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dipakai dalam susunan serial. (3) Penekanan dalam Kalimat, setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikran ini biasanya lain ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. (4) Kehematan, menyangkut soal gramatika dan makna kata.. kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. (5) Kevariasian, kelincahan dalam penulisan tergambar oleh struktur kalimat yang dipergunakan.
Bab 6 : Paragraf Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dala m paragaraf tersebut, mulai dari kalimat mengenal, kalimat utama, kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraph dapat dibedakan sebagai berikut : (1) Paragr af Pembuka, berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. (2) Paragr af Penghubung, berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. (3) Paragr af Penutup, mengakhiri sebuah karangan yang berisi kesimpulan dari paragraph penghubung. Paragraf yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni sebagai berikut : (1) Kesatuan, tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran atau satu tema. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema atau pikiran tersebut. (2) Koherensi atau Kepaduan, , satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. (3) Perincian dan Urutan Pikiran, perincian dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang, menurut proses, ddan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.
12
(4) Letak Kalimat Utama, penempatan kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraph bermacam-macam. Ada paragraph dimulai dengan peristiw-peristiwa atau perician-perincian, kemudian ditutup dengan yang merupakan kalimat utama. (5) Pengembangan Paragraf, dalam sebuah paragraf terdapat satu pikiran utama dan bebrapa pikiran penjelas. Bab 7 : Penulisan Karya Ilmiah Karya ilmiah adalah karangan yang pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan-penemuan di falamnya berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya berdasarkan rasio. Yang termasuk kedalam jenis karya ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis, disertasi, dsb. Kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap pra penulisan ialah memilih topik. Setelah diperoleh topic yang relevan, topic itu dinyatakan dalam suatu judul karya ilmiah. Dalam karya ilmiah, judul harus tepat menunjukkan topiknya. Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh, penulis belum bias mulai menulis. Dia harus menentukan maksud dan tujuannya menggarap topik tadi. Setelah itu, penulis membuat rumusan mengenai masalah dan tujuan yang dicapai dengan topik tadi. Rumusan itu dinamai dengan tema. Untuk penulisan sebuah karya ilmiah pengumpulan bahan sudah dapat dilakukan sebelum proses penulisan dimulai samapai pada waktu penulisan. Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang relevan digunakan untuk mencaoai tujuan penulisan.
13
BAB III KEUNGGULAN BUKU
3.1. Keterkaitan Antar Bab 3.1.1. Buku Utama a. Bab 1 membahas tentang teks akademi dalam genre makro. Dimulai dari menganalisi teks akademik hingga membangun teks akademik dijelaskan dengan rinci b. Bab 2 mencakup tentang segala pustaka yang merupakan bagian dari ulasan buku. c. Bab 3 menjabarkan tentang proposal mulai dari membangun konteks teks proposal sampai membuat proyek tentang teks proposal. d. Bab 4 menjelaskan tentang hasil penelitian dan hasil kegiatan yang bersambung dengan bab 5 yang menjelaskan tentang aktualisasi diri melalui artikel ilmiah. 3.1.2. Buku Kedua a. Bab 1 membahas tentang Bahasa Pengembang Kepribadian. Dimulai dari pengertian bahasa hingga hubungan bahasa dengan pengembangan kepribadian dijelaskan dengan rinci b. Bab 2 mencakup tentang segala Bahasa baku dan pemakaiannya. c. Bab 3 menjabarkan tentang ejaan bahasa Indonesia mulai dari pengertian ejaan sampai pemakaian tanda baca, bersambung dengan bab 4 yang menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan diksi. d. Bab 5 menjelaskan tentang kalimat efektif bersambung dengan bab 6 yang menjelaskan tentang paragraf, dari bab 1 sampai bab 6 diakhiri dengan pembelajaran dengan penulisan karya ilmiah.
3.2. Kemuktahiran Isi Buku Pada buku ini pemaparan cukup mutakhir dan hal yang merupakan tujuan pengarang pada buku yang berjudul Bahasa Indonesia. Penulis menjelaskan segala hal yan terdapat pada subbab dengan rinci disertai dengan penjelasan serta gambar yag ikut memperjelas segala yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia. 14
BAB IV KELEMAHAN BUKU
4.1. Keterkaitan Antar Bab Pada buku utama dan buku kedua ada saja kata atau kalimat yang tidak bias dibaca. Juga contoh yang disertakan sedikit sulit dimengerti oleh para mahasiswa.
4.2 Kemutakhiran Isi Buku Kemutakhiran bab dua pada buku ini tidak baru lagi karena pada buku sebelumnya yang berhubungan dengan bab sebelumnya. Dan juga kalimat pada buku kurang jelas sehingga membuat pembaca kurang dapat memahami kalimat tersebut.
15
BAB V IMPLIKASI
5.1. Teori Semua teori yang tercantum dalam buku ini merupakan suatu ajaran,arahan dan bimbingan yang sangat erat kaitannya untuk diterapkan dalam segala hal.
5.2 Pemahaman Mahasiswa Penulis cukup memahami isi dan tujuan dari pengarang buku yaitu menjelaskan bahasa Indonesia dengan bahasa yang sederhana dan penyampaiannya yang komplit.
5.3.Analisis Mahasiswa Gambar merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah buku dimana gambar berfungsi sebagai penguat teori yang terdapat pada buku dan bertujuan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi buku. Pada buku ini gambar tidak ditampilkan sehingga mengurangi nilai kemutakhiran buku dan kesesuaian antara teori yang terdapat didalam buku .
16
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Buku ini layak dibaca karena didalamnya memuat Ilmu tentang Bahasa Indonesia sehingga membuat pembaca mendapatkan ilmu pengetahuan atau wawasan lebih tentang Bahasa Indonesia terutama mahasiswa Teknik Sipil. Didalam kedua buku ini banyak memberi informasi tentangsegala hal yang berhubungan dengan bahasa sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menegerjakan tugas akhirnya. 6.2.Saran Buku ini sebaiknya memiliki cover yang lebih menarik lagi dan disertai gambar sehingga mengandung banyak rasa penasaran pembaca dan penjelasan dari buku ini sebaiknya tidak terlalu singkat dan lebih memberikan informasi yang lebih dalam yang berkaitan dengan judul buku.
17
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal pembelajaran dan Kemahasiswaan,2016.“ Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”,RISTEKDIKTI,Jakarta. Barus,Sanggup.2014. “ Pendidikan Bahsa Indonesia”,UNIMED Press,Medan.
18