“SEKOLAHNYA MANUSIA” FILSAFAT PENDIDIKAN
Disusun Oleh : 1. Raysa Rejeki ( 7162141015 ) 2. Ana N Sirumahombar ( 7163141002 ) 3. Bonur Erianti Sinaga ( 7163141008 ) 4. Laura P.B Siregar ( 7162141012 ) 5. Niga Virgonia Siregar ( ) 6. Wanrimar Rambe ( 7163141038 )
B REGULER
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah critical book report ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah critical book report ini kami tulis guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah “FILSAFAT PENDIDIKAN” pada semester 1 tahun 2016. Didalam pembuatan makalah critical book report ini diambil dari berbagai macam referensi yang merupakan salah satu sarana yang mana harapannya dapat membantu peserta didik memahami dan mendeskripsikan serta untuk mengemban gkan secara maksimal potensi yang dimiliki peserta didik, adapun pembahasan yang akan kita kritisi yaitu mengenai buku SEKOLAHNYA MANUSIA . Semoga dengan terselesaikannya makalah critical book report ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian. Penulis menyadari bahwa makalah critical book report ini belumlah sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah critical book report ini. Karena hanya Allah lah yang memiliki kesempurnaan di dunia ini, Lebih dan kurangnya saya mohon maaf. Wassalamualaikum wr.wb
Medan, Oktober 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................iii
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................iii 1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................iii 1.3 TUJUAN ........................................................................................................................iii 1.4 MANFAAT ....................................................................................................................iii BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................1 BAGIAN I ............................................................................................................................1
IDENTITAS BUKU dan RINGKASAN BUKU ..................................................................1 A. BUKU (UTAMA) ........................................................................................................1 BAGIAN II ..........................................................................................................................14
ANALISIS ISI BUKU ........................................................................................................ 14 A. KELEMAHAN dan KELEBIHAN BUKU (UTAMA) ..............................................14 BAGIAN III ........................................................................................................................16
PENUTUP ...........................................................................................................................16 A. KESIMPULAN ..........................................................................................................16 B. SARAN ......................................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................17
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Membangun sekolah, hakikatnya, adalah membangun keunggulan sumber daya manusia. Sayangnya, banyak sekolah yang sadar atau tidak, malah membunuh banyak potensi siswa-siswa didiknya. Buku ini berjudul SEKOLAHNYA MANUSIA, sebab setelah diteliti, banyak sekali sekolah dinegeri ini yang berpredikat S EKOLAH ROBOT. Mulai dari proses pembelajaran, target keberhasilan sekolah, sampai pada sistem penilaiannya. SEKOLAH MANUSIA adalah sekolah yang berbasis MI (multiple intelligences), yaitu sekolah yang menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa.
1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 apa yang dimaksud dengan special moment ? 1.2.2 bagaimanakah menurut para ahli mengenai teori multiple intelligences ? 1.2.3 apakah yang dimaksud dengan sekolah unggul ? 1.2.4 bagaimanakah strategi pembelajaran dengan multiple inteligences (MI) ? 1.2.5 bagaimanakah penilaian dan pelaporan dalam proses akhir pembelajaran ?
1.3 TUJUAN 1.3.1 Untuk memenuhi tugas makalah critical book report filsafat pendidikan. 1.3.2 Untuk memberikan informasi mengenai buku yang di kritisi. 1.3.3 Untuk mengulas beberapa kelebihan serta kekurangan dari buku yang di kritisi. 1.3.4 Untuk menambah rasa kepercayaan diri kelompok dalam bekerjasama mengkritisi buku ini.
1.4 MANFAAT 1.4.1 Dapat mengetahui makna special moment. 1.4.2 Dapat mengetahui teori multiple intelligences. 1.4.3 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sekolah unggul. 1.4.4 Dapat mengetahui strategi pembelajaran dengan multiple inteligences (MI). 1.4.5 Dapat mengetahui penilaian dan pelaporan dalam proses akhir pembelajaran.
iii
BAB II PEMBAHASAN
BAGIAN I A. IDENTITAS BUKU dan RINGKASAN BUKU 1 (UTAMA) :
IDENTITAS BUKU (BUKU UTAMA) : 1. Judul Buku
: Sekolahnya manusia (sekolah berbasis multiple intelligences di Indonesia)
2. Pengarang
: Munif Chatib
3. Penerbit
: Kaifa
4. Tahun Terbit : Februari 2012 5. Kota Terbit
: Gresik
6. Tebal Buku
: 188 halaman
8. ISBN
: 978-979-1284-28-8
RINGKASAN BUKU (UTAMA) : BAB 1 BUKAN MEREKA YANG BERMASALAH BAGIAN I
Sekolah yang Melompat Special Moment: Bukan Anak-anak itu yang Bermasalah Setiap insan terlahir kedunia ini dalam keadaan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Tidak ada seorang manusia pun didunia ini yang punya karakteristik yang benar-benar sama. Sayangnya tidak semua pihak menyadari keragaman karakter seorang tersebut. Dalam sistem pendidikan kita yang berseragaman, perbedaan kerap menjadi masalah bagi pihak
1
sekolah dan siswa. Sistem pendidikan ( atau sekolah ) di indonesia masih cenderung menyamaratakan standart kecerdasan satu siswa dengan siswa lainnya dengan penilaian metode dan parameter yang sempit, yaitu aspek koknitif saja.
Bercerita Mengembangkan Baca Anak yang tidak bisa menulis dan membaca membuat anak kurang percaya diri dan malu bergaul dengan teman sebayanya. Peran guru sangat penting dan kengan kesabaran dan perhatian dalam memberikan pembelajaran dengan multiple intelligences lewat pintu kecerdasan linguistik (bahasa).
Menulis Angka Latif adalah siswa yang duduk di kelas dua ia sama sekali tdak termotivasi untuk belajar, akibat ia tidak bisa mengenal angka dan penjumlahan, namun ia suka menggambar dan mewarnai dengan kesukaannya ini guru mengajarkannya matematika dengan mewarnai.
Cerita yang Menghilangkan Trauma Tami adalah siswi SD yang menderita trauma terhadap sebuah kejadian sekolah karena ia sering dipermalukan oleh teman-temannya di sekolah , namun peranan guru sangat penting di sini, dengan cara guru meminta tami untuk menceritakan materi pelajaran kepada temantemannya dengan cerita dan gaya bahasanya sendiri. Dengan cara ini tami yang dahulunya tertutup sekarang menjadi anak yang suka bergaul dengan teman-temannya. Dan masih banyak lagi hal-hal yang kerap menjadi masalah bagi pihak sekolah dan siswa.
BAB 2 PERSOALAN PENDIDIKAN DI INNDONESIA BAGIAN II
Sekolah Multiple I ntelligencgences Redefinisi kecerdasan, sebuah awal yang manusiawi
1. Kecerdasan Tidak di batasi Tes Formal
2
Kecerdasan seseorang tidak mungkin dibatasi oleh idikator-indikator yang ada dalam achievement test (tes formal). Kecerdasan manusia adalah berkembang (dinamis) bukan statis dan perkembangan potensi seorang anak akan menigkat karena pengoptimalan faktor lingkungan. IQ = MA/ CA x 100 MA adalah Mental Age dan CA adalah Chronological Age Kecerdasan seseorng tiddak ditentukan oleh IQ sesorang, tetapi kecerdasan s eseorang lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor yang melibatkan kecerdasan diri, disiplin, dan empati kesemuanya dikenal sebagai kecerdasan emosional.
2. Kecerdasan Itu Multidimensi Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari berbagiai informasi, tidak hanya kecerdasan variabel (berbahasa) atau kecerdasan llogika. Kecerdasan seseorang adalah proses kerja otak seseorang sampai orang itu menemukan kondisi akhiir terbaiknya.
3. Kecerdasan, Proses Discoveriing Ability Multiple intellegences memiliki metode diccovering ability artinya proses menemukan kemampuan seseorang dan Multiple intelligances menyarankan agar mempromoosikan kemampuan atau kelemahan anak. Dan apabila kondisi lingkungan seseorang kondusif dan selaras dengan kecenderungan kecerdasan yang dimilikinya, orang tersebut akan cepat menemukan kondisi akhir terbaik akibat dipicu oleh kondisi lingkungan terssebut. Karena perilaku kita sebagai baian dari lingkungan ternyata menjadi faktor yang signifikan untuuk proses discovering ability setiap orang dalam konsep miltiple intelligences.
KETIKA MULTIPLE INTELLIGENCES di TERAPKAN DI SEKOLAH
Tantangan da halangan dalam menerapkan multiple intelligences ke sekolah memang banyak diaalami. Pola penerapan teori yang berbeda-beda antaara satu sekolah daan sekolah lain yang enyebabkan model pembelajaran multiple intelligences di setiap sekolah memiliki karakteristik masing-masing. Tantangan dalam aplikasi multiple intelligenes didunia pendidikan indonesia yaitu : 1. Beberapa elemen sistem pendidikan kita masih kurang sejalan dengan “sistem pendidikan yang proporsioonal” 2. Pemahan yang salah tentang makna sekolah unggul di indonesia
3
3. Desaain kurikulum yang masih sentralistis 4. Penerapan kurikulum yang tidak sejalan dengan evaluasi hasil akhir pendidikan 5. Proses belajar yang menggunakan kreativitas tingkat tinnggi.
BAB 3 SOLUSI PENDIDIKAN DI INDONESIA MULTIPLE INTELLIGENCES BAGIAN III
I ndikator Sekolah Unggul “ The Best Input ” atau “ The Best Process” Sekolah di Indonesia sering membuat kesalahan dengan membuka pendaptaran yang besar sedangkan yang diterima hannya sedikit sehingga banyak siswa yang kecewa karna tidak masuk, sehingga dapat merusak mental siswa. Konsep MI yang menitik beratkan pada ranah keun ikan selalu menentukan kelebihan setiap Anak. Konsep ini percaya bahwa tidak ada anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. apabila kelebihan tersebut dapat dideteksi sedari Awal otomatis kelebihan anak itu jadi kecerdasan sang Anak. Atas dasar itu , seyogianya Sekolah menerima siswa barunyadalam kondisi apapun. Tugas sekolah untuk meneliti kondisi siswa secara psikologis dengan cara mengetahui kecerdasan siswa melalui metode Riset MULTIPLE INTELLIGENSCES RESEARCH (MIR). Pada dasarnya Sekolah unggul adalah sekolah yang focus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas pembelajaran tergantung pada Kualitas para guru yang bekerja disekolah tersebut. Apabila kualitas guru disekolah itu baik, maka mereka menjadi agen perubah siswa. Sekolah unggul adalah sekolah yang para gurunya mampu menjamin semua siswa akan didimbing kearah perubahan yang lebih baik. Bagaimanapun kualitas akademik dan moral yang mereka miliki. Dengan kata lain guru dapat mengubah murit yang mulanya bukuk menjadi lebih baik. Resiko bagi pengurus sekolah ialah mereka harus menerima keadaan siswanya apa adanya. Tanpa pandang bulu dan melakukan seleksi. Lantas bagaimana proses penerimaan siswa baru apabila tidak ada yang bodoh? 4
Bagaimana cara menilai perkembangan kemajuan siswa tersebut terutama kegiatan belajar mengajar? Pertanyaan itu dijawab yaitu: Setelah tiga tahun MIR diujicobakan di SMP YIMI Gresik yang menjadi sekolah yang unggul sekabupaten Gresik. Kesimpulannya, Sekolah Unggul adalah sekolah yang memanusiakan manusia . Dalam arti menghargai setiap potensi pada diri siswa. Kesimpulan Indikator sekolah unggul dari pengalaman saya adalah pemerataan unggul di setiap daerah akan lebih cepat terwujut apabila tidak ada seleksi yang bersifat kognitif untuk menentukan seorang siswa yang diinginkanya.
Multiple Intelligence research (MIR) MIR dan Gaya Belajar Anak Dalam proses pembelajaran harusnya kecepatan otak siswa menagkap imformasi dari guru ialah:1,287 Km/jam. Gaya mengajar guru pada dasarnya strategi transfer informasi yang diberikan guru ke siswanya. Sedangkan gaya belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa. kecerdasan yang diasah Nama
Kecerdasan Ganda
Kondisi terbaik dan umurnya
Iran
Spasial Visual
Hapal AlQuran dan maknanya. 5 Thn
Amerika
Logika, matematik Propesor 19 thn
Serikat
musical
Pandai berbicara 8 Bulan
Indonesia
Linguistik
Sarjana 18 Thn
Indonesia
Linguistic
Pedagang termuda kelas 2 SD
Indonesia
Musikal
Drumer termuda 7 Thn
Negarah
MIR dan Bakat Anak Para orang tua sering tidak tau apa bakat Dari Anaknya, setelah mempelajari Multiple Intelligence, saya bertambah yakin bahwa Potensi itu harus dipicu. Orang tua sebagai pendorong Internal. Dan paktor eksternal.
5
Fungsi Penting Hasil MIR
1. Sebagai dasar informasi tentang Kondisi Psikologis Kecerdasan Anak. 2. Sebagai anjuran kepada orang tua untuk melakukan berbagai aktivitas kebiasaan atau kegiatan kreatif yang disarankan untuk diterapkan pada anaknya guna memancing bakat anaknya.
BAB 4 STRATEGI PEMBELAJARAN MI (Multiple Intelligences) Kesalahan Penerapan MI di Sekolah MI Bukan Bidang Studi Penemuan Multiple intelligences yang awalnya merupakan teori kecerdasan dalam ranah psikologi. Ketika ditarik ke dunia edukasi , MI menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi apaun dalam semua bidang studi. Inti strategi pembelajaran ini adalah bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar mudah ditangkap oleh siswa.
Pendalaman tentang strategi pembelajaran ini akan menghasilkan kemampuan guru membuat siswa tertarik dan berhasil dalam belajar dalam waktu yang relatif cepat.
Tracking Tracking adalah pengelompokan siswa kedalam beberapa kelas berdasarkan kemampuan kognitifnya. Output tracking adalah pembagian kelas menjadi kelas untuk anak pintar dan kelas untuk anak bodoh. Virus ini merupakan virus yang terdapat di hampir semua sekolah, terutama sekolah favorit.
1. Merancang Strategi Pembelajaran Paradigma Pembelajaran Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
Modalitas Belajar Modalitas belajar adalah cara informasi masuk kedalam otak melalui indra yang kita miliki. Pada saat informasi tersebut akan ditangkap oleh indra, maka bagaimana informasi tersebut disampaikan (modalitas) berpengaruh pada kecepatan otak menangkap informasi dan kekuatan otak menyimpan informasi tersebut dalam in gatan atau memori.
6
Terdapat tiga macam modalitas : a. Visual : modalitas ini mengakses citra visual, warna , gambar, catatan, tabel, diagram, grafik, peta pikiran. b. Auditorial : modalitas ini mengakses segala jenis bunyi , suara, musik, nada, irama, cerita , dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mengedarkaan cerita lagu c. Kinestetik : modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktivitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain terkait
Membuat Produk Hasil Belajar Produk hasil belajar adalah hasil belajar yang melahirkan karya baru yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Yang termasuk produk hasil belajar adalah : 1. Benda/karya intelektual yang dapat di tampilkan. 2. penampilan 3. proyek edukasi
Menjadi Guru Multiple Intelligences Setiap unsur sekolah punya andil yang besar untuk menyukseskan konsep multiple intelligences. Elemen terpentig adalah guru.
Bersedia terus Belajar Dunia pendidikan dan sekolah adalah bidang ilmu yang terus berkembang (dinamis) seorang guru profesional tidak boleh tertinggal dalam dinamika perkembangan ilmu pendidikan tersebut. Program pembelajaran untuk guru yang harus dilakukan dan diikuti adalah : 1. Pelatihan umum dan khus yang terkait dengan pendidikan secara kontinu pelatihan ini dapat dilakukan oleh konsultan penddikan disekolah tersebut, megundang ahli pendidikan, atau mengikuti program pelatihan 2. Program bedah buku Salah satu kebiasaan yang sangat baik dan mendukung peningkatan kualitas guru di sekolah adalah penerapan program wajib bedah buku (resensi)
7
Membuat Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran ( Lesson Plan) adalah perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengajar. Kesalahan umum yang dilakukian oleh gurub adalah tidak pernah
membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu pada saat akan mengajar. Kualitas pembelajaran seseorang guru yang diawali dengan pembuatan rencana pembelajaran akan sangat berbeda dengan guru yang tidak membuat rencana pembelajaran sebelumnya. Selain itu, paradigmaguru tentang pentingnys membuat rencana pembelajaran juga harus disamakan.
PARADIGMA LAMA YANG SALAH
PARADIGMA BARU YANG BENAR
Guru mengajar = murid belajar
Proses guru mengajar tidak sama dengan proses murid belajar. Sebab MENGAJAR adalah dua proses yang berbeda
Perencanaan
mengajar
terletak
pada Perencanaan
mengajar
terletak
pada
bagaimana guru mengajar kemudian murid bagaimana murid bisa mengerti, barulah mengerti.
merancang bagaimana guru mengajar. CARA MURID MEMAHAMI
GURU
MENGAJAR
CARA
MURID GURU MENGAJAR
MEMAHAMI
Keuntungan guru mengajar dengan menggunakan rencana pembelajaran : 1. Renacana pembelajaran pada jenjang kompetensi secara otomatis tercatat di arsip 2. Record / arsip rencana pembelajaran akan menjadi bekal untuk guru yang bersangkutan menggunakannya untuk menyempurnaan pada tahu yn berikutnya 3. Dengan rencana pembelajaran, kualitas guru akan terkontrol dan tercatat (management Quality Control). Tugas mengevaluasi kualitas rencana pembelajaran dilakukan oleh konsultan, supervisor atau petugas yang ditunjukkan 4. Renacana pembelajaran merupakan siklus pertama dari sebuah proses pembelajaran yang profesional. 5. Rencana pembelajaran dapat mengukur kualitas pembelajaran dikelas yang berhubungan dengan hasil prestasi akademik siswa 6. Rencana pembelajaran akan memberikan waktu bagi guru untuk menganalisis bagaimana sebuah topik pembelajaran disampaikan dengan baik dan menarik
8
Dalam sebuah kuliahnya, Bobbi DePorter mengatakan : Proses belajar mengajar adalah sebuah pekerjaan seni yang prefosional dan membuat management Quality control dalam pembelajaran. Konsekuensi penerapan MQC adalah : 1. Lesson plan : guru harus membuat perencanaan pembelajaran 2. Konsultasi : guru harus mendiskusikan rencana pembelajaran kepada supervisor 3. Observasi : supervisor atau konsultan sebelum mengajar 4. Umpan balik : guru mrminta konsultan atau supervisor untuk menjelaskan hasil observasi terhadap proses belajar.
BAB 5 Penilaian Autentik Konsep Dasar Penilaian autentik memiliki model yang beragam. Pada penilaian autentik, apapun bentuk tes dan non-tes yang
diberikan, serta bagaimana cara memberikan penilaian sekaligus
pelaporan, punya konsep-konsep dasar.
Tes Berkualitas = Tes yang dapat dikerjakan Masih banyak guru yang beranggapan bahwa soal yang sulit adalah soal yang baik. Pandangan ini harus diluruskan. Cara tepat untuk membuat tes yang berkualita adalah model Open Book. Dengan cara ini, guru akan mengubah konten soal dari sulit menjadi soal yang menantang. Dengan open book, tidak mungkin guru akan membuat soal seperti: -Tahun berapakah perang di Pangeran Diponegoro terjadi? - sebutkan urutan-urutan proses pencernaan makanan Apabila soal tadi diberikan kepada siswa dengan model open book, dapat dipastikan semua akan menjawab dengan benar. Guru akan tertantang untuk membuat soal dengan Taksonomi Bloom tingkat tinggi, seperti berikut: - Apakah ada kemungkinan jarak matahari dan bumi berubah? - mengapa Pangeran Diponegoro memutuskan untuk meyerah kepada Belanda?
9
Soal model kedua sangat menantang siswa untuk dikerjakan. Meskipun dengan open book, daya kritis dan analisis akan sangat berperan dalam mencari jawaban.
Ability Test, Bukan Disability Test Secara filosofis, makna tes ini sangat tepat sebab tes memang bertujuan mengetahui
kemampuan siswa, bukan malah ketidakmampuannya. Tes kemampuan adalah tes yang mengandung konten dan instruksi yang mencerminkan k emampuan siswa dalam ranah yang lebih luas. Sementara itu, ciri-ciri Disability Test (tes ketidakmampuan) adalah ; a. Soal-soal yang diberikan menitikberatkan pada Unifamiliar test, yaitu soal-soal yang tidak bisa didapat dari proses belajar sehari-hari, baik konten maupun jenis sosial. b. Soal-soal
yang
tidak
punya
range/batasan
yang
sudah
disepakati.
contohnya, seorang guru mengatakan kepada siswanya untuk mempelajari BAB 1 sampai Bab 3 untuk tes minggu depan. Ternyata, soal yang dibuat oleh guru tersebut adalah Bab 4 dan Bab 5. Soal seperti ini dikategorikan sebagai Disability test.
Discovering Ability Discovering ability adalah aktivitas guru untuk menjelajahi kemampuan siswa pada saat hasil tes siswa tersebut dibawah standar ketuntasan. Discovering ability juga dapat diartikan meminta siswa menjawab soal yang sama dengan cara yang lain. Apabila discovering ability ini tidak berhasil, barulah dilakukan Remedial Test (tes pengulangan). Banyak sekali guru yang langsung melompat dengan memberikan remedial test kepada siswa dengan nilai dibawah standar tanpa melalui fase Discovering Ability.
Taksonomi Bloom 1. Pengetahuan
pengetahuan adalah ingatan materi atau bahan yang sudah pernah dipelajari (MENGINGAT). 2. Pengertian pengertian adalah kemampuan menangkap ARTI suatu materi atau informasi yang dipelajari. 3. Aplikasi Aplikasi adalah kemampuan MENERAPKAN materi atau informasi yang telah dipelajari kedalam suatu keadaan baru dan konkret dengan h anya medapat sedikit pengarahan.
10
4. Analisis analisis adalah kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. 5. Sintesis sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian atau komponen menjadi suatu bentuk yang lengkap dan unik. 6. Evaluasi evaluasi adalah kemampuan menentukan nilai suatu materi, pernyataan, laporan, cerita, atau lainnya untuk tujuan tertentu.
Konsep Ipsative Konsep ipsative yaitu perkembangan hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa itu sendiri sebelum dan sesudah mendapatkan materi pembelajaran. Penilaian autentik tidak mengenal ranking. Dengan ranking, hanya eksistensi siswa tertentu saja yang diargai, sedangkan yang lainnya tidak mendapat perhatian guru.
Metode Penilaian Autentik Alur penilaian autentik atau proses folio
Proses Folio penilaian berbasis proses
Aktivitas belajar proses belajar
Portofolio alat untuk merangkum/me-record penilaian pada proses pembelajaran
Kognitif
Psikomotorik
Afektif
Alat penilaian Autentik Penilaian kognitif a. tes lisan, berupa pertanyaan lisan yang digunakan untuk men getahui daya serap siswa
terhadap masalah yang berkaitan dengan kognitif.
11
b. Tes tertulis, dilakukan untuk mengungkap penguasaan siswa dalam aspek kognitif
mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, sampai evaluasi.
Penilaian Psikomotorik Alat penilaian ranah psikomotorik meliputi: a. Tes kertas dan pensil. Yang menjadi sasarannya adalah kemampuan siswa dalam menampilkan karya. Misal berupa desain grafis, dan kar ya sastra. b. Tes
identifikasi.
Ditujukan
untuk
mengukur
kemampuan
siswa
dalam
mengidentifikasi sesuatu. Misal kemampuan siswa menemukan unsure-unsur yang terkandung dalam sampah. c. Tes simulasi. Aktivitas yang mencontoh sebuah manajemen yang real untuk disimulasikan dalam kelas dengan batasan-batasan aturan yang berlaku sebenarnya. d. Tes work-sample and project. Penilaian yang dilakukan kepada siswa untuk menunjukkan apakah siswa mampu menggunakan alat sesungguhnya dalam hubungannya dengan materi pendidikan.
Penilaian Afektif Kompetensi ranah afektif meliputi peningkatan pemberian respons, sikap, apresiasi, penilaian, minat dan internalisasi. Penilaian utama bertujuan untuk mengetahui karakter siswa dalam proses pembelajaran dan hasil dari pembelajaran dapat dibagi menjadi: -penilaian afektif 1. Pada saat proses belajar berlangsung. Pemberi nilai dalam kondisi ini adalah
guru
kelas.
Outputnya
berbetuk
laporan
perkembangan
siswa.
- Penilaian afektif 2. Diluar proses belajar didalam sekolah. Pemberi nilai adalah guru yang berkesempatan memantau sikap siswa. Laporannya berbentuk buku poin, buku pintar, dan lain-lain. -Penilaian afektif 3. Diluar sekolah atau dirumah. Pemberi nilai adalah orangtua. Laporannya berbentuk buku penghubung atau penyambung. Penilaian afektif saat proses belajar adalah bagaimana sikap, respons, dan minat siswa terhadap proses belajar. Indicator penilaian afektif ini jumlahnya dapat bermacammacam,namun minimal harus memenuhi persyaratan indicator:; 1. Sikap siswa terhadap dirinya sendiri selama proses belajar 2. Sikap siswa dalam hubungan dengan guru selama proses belajar 3. Sikap siswa dalam hubungan dengan teman-temannya selama proses belajar
12
4. Sikap siswa dalam hubungan dengan lingkungannya selama proses belajar 5. Respon siswa terhadap materi pembelajaran
Keseimbangan Tiga ranah Penilaian yang dilakukan oleh guru harus memuat keseimbangan tiga ranah: kognitif, psikomotorik, dan afektif. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: -
Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai
-
Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas.
-
Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Hasil pelaporan dari tiga ranah tersebut sangat bergantung pada bagaimna sekolah membuat desain raport yang secara global memuat nilai rata-rata dari setiap ranah.
Penilaian Kompetensi memiliki batasan Pengukuran tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seorang siswa. Hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena siswa terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
13
BAGIAN II A. ANALISIS BUKU 1 (UTAMA)
KELEMAHAN dan KELEBIHAN BUKU (UTAMA) : Kelemahan : 1. kelengkapan isi buku pembanding kurang lengkap dari pada buku utama. 2. pembahasan dalam buku ini terbelit-belit sehingga susah untuk dipahami oleh peserta didik. 4. bahasanya terlalu rumit untuk dipahami sehingga pembaca sulit untuk memahaminya sehingga menjadikan pembaca harus mengulang agar bisa memahaminya.
Kelebihan : 1.penulis dalam menyajikan buku ini selalu disertai dengan sumber penulis memaparkan contoh yang konkret dari informasi tersebut mengenai special moment : bukan anak-anak itu yang bermasalah, jadi setiap teory ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber yang jelas. Hal ini menjadi nilai plus bagi buku ini ,penyertaan sumber dapat membuat pembaca yakin bahwa buku ini sangat dipercaya. 2. buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang cara mengajar yang baik. Buku ini juga bisa dijadikan sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan di semester berikutnya. 3. penulis memaparkan isi buku dengan menarik , dan pemilihan ukuran huruf, margin sesuai dengan jenjang usia. 4. cover buku sangat menarik dan mencerminkan isi buku mengenai gambaran peserta didik, sehingga pembaca tertarik untuk membaca buku ini. 5. dalam pemilihan jenis kertas, buku ini sudah layak untuk di konsumen karena pemilihan kertas sudah bagus sehingga tulisan tampak jelas untuk di baca.
14
6. di dalam buku ini disertai oleh gambar untuk memperjelas pembahasan sehingga mudah untuk diketahui secara langsung dan singkat oleh pembaca. 7. buku ini mengungkapkan fakta mengenai masalah pendidikan Indonesia.
15
BAGIAN III PENUTUP
A. KESIMPULAN Banyak menceritakan special moment, saat-saat istimewa, yaitu pengalaman dalam proses pembelajaran ketika seorang guru menemukan saat-saat yang berkesan dalam pekerjaannya. Sebuah aktivitas belajar yang mamp mengubah kesulitan pemahaman siswa karena berbagai hal, menjadi mudah dan akhirnya siswa tersebut bisa memahami dengan b aik materi yang diajarkan. Teori multiple intelligence yang di kembangkan oleh Howard Gedner sebagai landasan teori. Beberapa hal yang ditekankan adalah keberanian Gardener melakukan redefenisi tentang kecerdasan. Indikator sekolah unggul dengan pernyataan sekolah unggul adalah the best procces dan buka the best input. Artinya sekolah unggul harus menerima siswa dalam kondisi kognitif yang beragam. Strategi pembelajaran dengan multiple intelligence (MI). MI adalah strategi pembelajaran yang berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran dengan model dan kreativitas yang beragam. Proses akhir pembelajaran, yaitu penilaian dan pelaporan. Penilaian yang dipakai dalam melihat kompetensi siswa setelah memenuhi indikator hasil belajar yang sudah ditentukan adalah penilaian autentik.
B. SARAN Buku ini sudah cukup bagus dalam memaparkan dan mendeskipsikan isi buku, namun akan lebih baik lagi apabila penulis menggunakan bahasa yang baku dan tidak berbelit-belit agar pembaca dapat mudah memahami isi buku dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya manusia (sekolah berbasis multiple intelligences di Indonesia). Gresik : KAIFA.
17